DAFTAR PUSTAKA
Banks, J. (1998). Handbook of Simulation. Wiley Interscience, USA Brenner, N. (2006). http://www.geo.tudelft.nl/frs/isprs/filtertest/ [10 maret 2008] Burtch, R. (2002). LIDAR Principle and Aplication. Surveying Engeenering Departement. Christian, M. dan MacKinnon, F. (2001). LIDAR Data Processing. Lawrencetown, NS: Applied Geomatics Research Group, Centreof Geographic Sciences. Dwi, Y. (2007). Airborne Laser Hydrography. ITB Gaynor, S. (2007). Lidar Technology the basics. Leica Geosystem, 2007 Google, Inc. (2008). http://earth.google.com.[20 April 2008] Guerin,S. (2007). Methododology used to determine coastal flooding due to sea level rise. Redfish group, USA Gunawan, B. (2001). Kenaikan Muka Air Laut dan Adaptasi Masyarakat. Lokakarya Pengelolaan Lingkungan, Bandung. Karvak. (2007). Perencanaan Jalur Sutet dan Analisa Topografi Detail menggunakn Teknologi Foto Udara, LIDAR, dan batimetrik. Jakarta. LIDAR Research. (2002). http://www.airbornelasermapping.com. [10 maret 2008] Lohani, B. (1996). Airborne Altimetric LIDAR: Principle, Data Coleection, Processing and Applications. Department of Civil Engineering, India. Lousiana. (2008). http://atlas.lsu.edu. [10 maret 2008] MacKinnon, F. (2003). Flood Risk Mapping Using LIDAR. AGRG Publication MacKinnon, F. (2004). Three Dimensional Flood Modeling with High Resolution LIDAR. Graduate Thesis, Applied Geomatics Research Group, Centre of Geographic Sciences. Miller, D. (2006). Using Airborne LIDAR Bathymetry to Map Shallow Water. Fugro Palagos. Santoso, B. (2004). Pengantar Fotogrametri I. Diktat kuliah, ITB. Stucker, H. (2001). Application of LIDAR Data to Studies Of Coastal Change Hazard. USGS Publication, St Peterburg.
53
Thompson, N. (1996). Methodology Used to Determine Coastal Flooding due to Sea Level Rise. Coastal Impact study, USA. Wilson, J. (2005). Integrated Airborne Bathymetric LIDAR and Multibeam Echosounder. Fugro Palagos. .
54
LAMPIRAN
55
Lampiran 1 Tahap-Tahap Pembuatan DEM
Tahap-tahap pembuatan DEM dari data LIDAR adalah sebagai berikut: 1.
Tentukan daerah studi kasus yang diinginkan. Daerah yang digunakan sebagai studi kasus adalah New Orleans di USA.
2.
Download dan ekstrak data LIDAR di alamat website http://atlas.lsu.edu. Format data LIDAR yang tersedia adalah format DEM USGS.
3.
Konversi data LIDAR yang tersedia ke format grid dengan menggunakan software ArcGIS dan ArcCatalog. Tahapannya: •
Klik ”Red Toolbox” icon
•
Pilih ”Convertion Tools” kemudian ”To Raster” dan terakhir pilih ”DEM to Raster”
•
Masukan data DEM USGS yang telah didownload tersebut
56
•
Format data LIDAR sekarang telah berubah menjadi format Arc GRID
4.
Tampilkan data LIDAR yang telah dikonversikan tersebut di ArcGIS.
5.
Atur tampilan data sehingga lebih menarik dan jelas dengan menggunakan menu : effect, layer properties (symbology, unigue values, dan clasifikasi.
6.
Lakukan proses analiss spasial.
57
7.
Lakukan proses 3D analysis di ArcScene, tahapanya: •
Buka ArcScene
•
Masukan data LIDAR
•
Pilih Layer Properties
•
Klik Base Heights
•
Klik Obtain height for layer from surface
•
Set Z Unit Convertion pada angka 15
•
Klik OK
58
Lampiran 2 Tahap-Tahap Penentuan Area Perluasan Banjir
Tahap-tahap pemodelan Perluasan Banjir dengan menggunakan software Global Mapper adalah sebagai berikut: 1. Buka file data LIDAR yang tersedia. Data yang ada tidak perlu di konversi ke format lain, hal tersebut dikarenakan Global Mapper memiliki kemampuan membaca berbagai format data termasuk format DEM USGS. 2. Lakukan proses editing sehingga tampilan peta akan lebih baik. Proses editing bisa dilakukan dengan cara mengklik Tools kemudian klik Configuration. 3. Lakukan seleksi untuk menentukan daerah yang berada di atas dan di bawah datum vertikal dengan menggunakan perintah Tools, Configuration dan Verical Option. Kemudian tentukan nilai ketinggian airnya.
4. Naikkan level ketinggian air secara berturut-turut dari level ketinggian 0, 0.5, 1, dan 1.5 meter. Hasilnya akan diperoleh gambaran dua dan tiga dimensi dari daerah-daerah yang tergenang dan tidak tergenang oleh air laut.
59
Untuk tampilan 3D, klik view
3Dview
Kemudian naik level air secara berturut-turut dari level ketinggian -1, 0, 1, 2 m, dan seterusnya dengan mengklik icon di bawah ini.
Sehingga muncul 3D View Properties.
60
Lampiran 3 Tahap-Tahap Pembuatan Animasi Banjir
Tahap-tahap pembuatan animasi banjir dengan menggunakan software 3DSMAX, adalah sebagai berikut: 1. Sediakan dua peta dasar, yaitu: peta hitam putih (gray scale) yang berfungsi sebagai peta dasar ketinggian dalam 3DSMAX,
dan peta bewarna yang
berfungsi sebagai peta overlay untuk memperindah tampilan dari DEM tersebut. Dua peta dasar tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.1. Peta dasar dalam pembuatan animasi
2. Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat DEM. Tahapannya adalah sebagai berikut: a. Buatlah kotak di viewport perpective dengan ukuran 1242 x 1416. Dengan jumlah segmen 200 untuk masing-masing panjang dan lebar.
61
b. Masukan peta gray scale dengan menggunakan perintah
Create
displace dan masukan peta hitam putih tersebut dengan mengatur parameter strength dan decay. Hasilnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
b. Lakukan proses overlaping dengan menggunakan peta bewarna yang telah tersedia. Klik menu Rendering
Material/ Map browser, sehingga
tampilan DEM akan terlihat seperti gambar di bawah ini.
c. Atur ketinggian dari DEM tersebut. Proses ini berfungsi agar 3DSMAX bisa membaca ketinggian dari DEM tersebut.
62
3. Tahap kedua adalah membuat bidang sebagai daerah berair. Klik panel Create Geometry
Box kemudian atur ukurannya sehingga menyamai ukuran
DEM yaitu 1242 X 1416.
4. Setelah DEM dan bidang berair telah tersedia, langkah selanjutnya adalah menampilkan detail objek dengan menggunakan menu kamera.
kamera
berfungsi untuk memeberikan gambaran secara jelas dari DEM dalam berbagai arah. Klik panel Cerate
camera
Free. Atur tampilan kamera
sehingga bisa menangkap objek dari berbagai arah.
5. Setelah DEM dan bidang berair telah tersedia, langkah selanjutnya adalah melakukan animasi. Animasi pertama yang dilakukan adalah animasi kamera. Animasi ini berfungsi untuk memberikan gambaran secara detail dari DEM
63
dalam berbagai arah. Animasi selanjutnya adalah animasi kenaikan muka air. Untuk memulai animasi, aktifkan tombol Auto Key. Dan kini bar time slider bewarna merah. Time slider yang dibutuhkan untuk animasi banjir ini adalah 0 sampai 1100.
Geser time slider ke frame yang diinginkan, atur kamera dan ketinggian air dengan menggunakan perintah select and Move sehingga tampilannya berbeda dari sebelumnya. Jika sudah selesai sampai 1100 frame maka matikan tombol Auto Key.
6. Kini animasi akan dibuat file format AVI. Klik
Rendering Render, maka
akan tampil kotal dialog Render Scene, atur parameternya.
7. Hasilnya akan ada di file AVI yang bisa di jalankan dengan media player lainnya.
64
Lampiran 4 Tahap-Tahap Pemodelan Banjir di Google Earth
Tahap-tahap pengerjaannya adalah sebagai berikut: 1. Siapakan peta dasar yang memiliki format PNG. Masing-masing untuk level banjir -1, 0, dan 1 meter. 2. Pada menu searching, ketik daerah yang akan dituju, yaitu: New Orleans. 3. Atur sudut pandang dan ukuran peta sehingga memperlihatkan kenampakan 3D dari bangunan dan objek-objek lainnya dengan menggunakan menu di
bawah ini.
4. Overlaykan peta dasar tersebut dengan menggunakan perintah Add
Image
overlay
5. Atur dan masukan nilai batas koordinat peta tersebut serta lakukan pengaturan tampilan image pada menu transparancy
65