DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2007. ______. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Abdurrachman, Oemi. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT Citra. Aditya Bakti. 2001. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press, 2007. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006. ______. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Persada, 2003. Coulson, Colin-Thomas. Public Relations. Pedoman Praktis untuk PR. Jakarta: Bumi Aksara, 2002. Cutlip, M.Scott., Center, Allen H., Brom, Glen M. Effective Public Relations, Edisi Kesembilan, Cetakan 3, Jakarta: Kencana, 2009. ______. Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Jakarta: Prenada Media Group, 2006. Danan Djaja H. R. Peranan Humas dalam Perusahaan, Bandung: Alumni Bandung, 2005. Davis, Anthony. Everything You Should Know About Public Relations. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo-Gramedia, 2003. Ducel, G., Fabry, J., and Nicolle, L. Prevention of hospital-acquired infections; A Practical Guide, 2nd edition. Geneva: World Health Organization, 2002. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2007 ______. Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya 2003. Gregory, Anne. Perencanaan dan Manajemen, Kampanye Public Relations. Jakarta: Erlangga, 2000. Jefkins, Frank dan Daniel, Yadin. Public Relations Fifth Edition, 2004. Khasali, Rhenald, Manajemen Public Relations, Jakarta: Raja Grafindo, 2003. Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. 2006. Kusumastuti, Frida. Dasar- Dasar Humas. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002.
Larson, U. Charles. Komunikasi Iklan Sebagai Media Kampanye. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. 1992. Maria Rumanti, Sr. Assumpta. Dasar - dasar Public Relations, Teori dan Praktik. Jakarta : Grasindo, 2005. Moleong, Lexy, J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2006. ______. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2007. Morrisan. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009. Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007. Rachmadi F., PR dalam Teori dan Praktek Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. _____. Public Relations dalam Teori dan Praktek; Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan, Jakarta: Pustaka Utama, 1997. Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2009. Ronald D. Smith. Strategic Planning For Public Relations, London : Lawrence Erlbaum Associates, 2002. Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008. _____. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. _____. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. _____. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002. Tubbs, Stewart L., dan Sylvya Moss. Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung : Penerbit PT. Rosda Karya, 2005. Umar, Husein. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002. Venus, Antar. Manajemen Kampanye Panduan Teoritiis & Praktis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004. Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2004 hal 6.
Artikel dan Jurnal Perdalin, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilita Pelayanan Kesehatan lainnya, Jakarta: DEPKES RI, 2007. hal 1-2. Marwoto, Agus Bady., Hari Kusnanto., dan Dwi Handono, Analisis Kinerja Perawat dalam Pengendalian Infeksi nosokomial di Ruang IRNA I RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Working Paper Series No. 8, First Draft, 2007.
Narasumber / Informan Wawancara dengan Dr. Tonny Loho DMM, Sp., Pk., selaku Ketua PPI (Pencegahan dan Pengendali Infeksi), Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat, Rabu, 21 Desember 2011. Wawancara dengan Ibu Luisa Susana, Kepala DIKLAT, Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat, Kamis, 22 Desember 2011. Wawancara dengan Imelda M. Ambarita SKep., selaku sekretaris Pencegahan dan Pengendali Infeksi (PPI), Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat, Jumat 23 Desember 2011. Wawancara dengan Ibu Nelly Nainggolan SKP, Staff ahli Gizi, Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat, 24 Desember, 2011
Internet / Web Company Profil Rumah Sakit Grha Kedoya dalam www.rsgrhakedoya.com/2011 http://health.kompas.com/read/2010/11/12/09165512/Dokter.Lupa.Cuci.Tangan.Pasien.Teranca m. http://semutmanis.wordpress.com/2009/10/30/variabel-dan-fokus-penelitian/ Djoko Widodo, Ketua Perdalin dalam http://health.kompas.com/read/2010. Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri http://health.kompas.com/read/2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan
Kesehatan
(Menkes)
dalam
LAMPIRAN 1 TRANSKRIP WAWANCARA PADA NARASUMBER DALAM KAMPANYE CUCI TANGAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA JAKARTA BARAT PERIODE 2011 - 2012
A. Pelaksanaan Wawancara Hari
: Rabu
Tanggal
: 21 Desember 2011
Tempat
: Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat
Jam
: 01.00 – 01.25 WIB
B. Data Informan Kunci Nama
: Dr Tonny Loho DMM, Sp.,Pk.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Posisi Jabatan
: Ketua PPI (Pencegahan dan Pengendali Infeksi) Rumah Sakit Grha Kedoya
C. Isi Wawancara 1. Apakah awal berdirinya Rumah Sakit Grha Kedoya telah ada divisi Public Relations atau koordinator program? Jawab : “Semenjak beroperasional bulan Desember 2010 dengan nama RS Bedah Grha Kedoya hingga diresmikan menjadi ``RS Grha Kedoya``, rumah sakit ini dapat dikatakan rumah sakit yang masih baru ya, sehingga untuk divisi public relations belum ada sampai sekarang ini, dan sebagai penggantinya maka pelaksanaan peran public relations dirangkap oleh departemen Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang dikepalai oleh Luisa Susana”
2. Apakah yang menjadi alasan dilakukannya kampanya cuci tangan di Rumah Sakit Grha Kedoya?
Jawab : “Selama ini, kesadaran tenaga medis dalam menjaga kebersihan tangan di Rumah Sakit ini masih relatif rendah. Hal ini menurut hasil riset yang menunjukkan bahwa pada triwulan II tahun 2011 adalah terjadi infeksi 8,90%, sedangkan pada triwulan III sebesar 5,5%. Dan setelah dilakukan kampanye cuci tangan didapatkan data angka kejadian infeksi pada triwulan IV tahun 2011 berkurang menjadi 3,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa pentingnya dilakukannya kampanye cuci tangan di Rumah Sakit ini”.
3. Apakah kekuatan dan kelemahan dari Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Jika dilihat dari sumber daya manusia yaitu karyawan Rumah Sakit Grha Kedoya memiliki karyawan cukup banyak, dan untuk mendukung pelaksanaan kampanye tersebut, kami didukung oleh beberapa departemen, misalnya: departemen kesehatan, PERDALIN, departemen diklat, dan adanya dukungan dari badan kesehatan dunia (WHO), yang memang menganjurkan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian transmisi infeksi mikroorganisme dilingkungan Rumah Sakit. Sementara untuk kelemahan ya, saya rasa karena Rumah Sakit ini termasuk masih baru, sehingga SDM dalam rumah sakit difokuskan untuk pemberian pelayanan, oleh karenanya masih ditemukan tenaga medis yang masih lalai untuk menjaga kebersihan tangan mereka”
4. Apakah peluang dan ancaman yang dimiliki Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab :Untuk peluang kedepan berhubungan dengan kampanye ini, diharapkan akan terus berjalan lancar karena dilihat dari tingkat kepatuhan karyawan atau tenaga medis juga sudah cukup baik dan mau melaksanakan hand hygiene sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, mereka juga memiliki respon yang positif terhadap pelaksanaan kampanye ini. Sementara untuk ancamannya saya rasa karena adanya rutinitas yang cukup padat dan adanya program kampanye lain yang mungkin membuat tenaga medis kurang fokus dalam melaksanakan kampanye ini”.
5. Sudah berapa kali Rumah Sakit Grha Kedoya mengadakan kampanye Cuci Tangan?
Jawab : “sampai saat ini baru sekali, dan tentunya hal ini diharapkan dapat berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya ya...”
6. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Tujuan utamanya adalah untuk membudayakan kebersihan tangan di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya, kedua, untuk mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme pathogen antar pasien, atau dari pasien ke tenaga medis”
7. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan yang dilakukan sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Iya sudah, jadi kampanye tersebut merupakan salah satu bentuk penelitian dan pengembangan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang inovatif dan menyeluruh, artinya kampanye yang ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan pada setiap petugas di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya sehingga infeksi nosokomial di Rumah Sakit ini dapat dikendalikan”.
8. Siapakah sasaran kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Untuk sasaran kampanye ini tentunya ya semuanya, khususnya pihak internal seperti dokter, perawat, radiographer, petugas laborat, dan semua yang terkait”.
9. Apa inti pesan dari kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Inti pesan diadakan kampanye ini berupa ajakan yaitu “SUDAHKAH TANGAN ANDA BERSIH?, JAGALAH KESEHATAN DAN CUCILAH TANGAN ANDA”. Selain itu ajakan untuk senantiasa melakukan 5 momen penting, yaitu 1) sebelum kontak dengan pasien, 2) sebelum tindakan asepsis, 3) setelah terkena cairan tubuh pasien, 4) setelah kontak dengan pasien, dan 5) setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien”.
10. Siapa yang menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak sasaran?
Jawab : “Salah satunya ya, saya sendiri selaku ketua PPI atau pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah sakit ini juga ikut berpartisipasi dan ikut serta dalam penyampaian pesan kampanye tersebut”.
11. Apa pesan tersebut mudah diterima khalayak sasaran? Jawab : “Saya rasa cukup mudah ya, karena dari keseluruhan peserta diselain diberikan seminar mengenai cara-cara cuci tangan dengan benar, mereka juga disuruh mempratekannya satu-persatu dan hal ini diharapkan akan menjadikan mereka terbiasa untuk melakukannya”.
12. Dilihat dari pengetahuan karyawan terutama dokter dan perawat, mereka sudah mengerti cuci tangan, dan mengapa perlu dilakukan kampanye Cuci Tangan bagi mereka? Jawab : “Kalau dibilang mengerti mungkin ya, akan tetapi seiring dengan kesibukannya memberikan pelayanan akan menjadikan mereka suatu kebiasaan lupa dengan mencuci tangannya, maka dari itu perlunya kampanye ini dilakukan adalah untuk melihat tingkat kepatuhan petugas dalam hal kebersihan tangannya”
13. Apa saja strategi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Saya rasa cukup banyak ya strategi yang digunakan dalam kampanye ini, misalnya, memberikan seminar yang tujuannya agar sasaran mengetahui tentang pentingnya cuci tangan, kemudian dengan memberikan simulasi cara cuci tangan yang benar, dan menggabungkan antara keduanya yaitu dengan seminar dan simulasi”.
14. Media apa saja yang bisa digunakan dalam pelaksanaan kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab : “Untuk taktik program itu sendiri, program ini menggunakan media cetak seperti spanduk, banner dan flip chart, selain itu juga membagikan brosur mengenai simulasi cara mencuci tangan dengan benar kepada seluruh peserta kampanye”.
15. Berapa lama kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya diadakan? Jawab : “Karena kampanye cuci tangan ini termasuk kampanye jangka panjang sehingga pelaksanaanya dilakukan selama satu tahun penuh, yaitu di tahun 2011 sampai dengan tahun 2012”
16. Siapa saja sumber daya yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Untuk Sumber Daya Manusia yang membantu pelaksanaan kampanye tersebut misalnya dari ketua DIKLAT yakni Ibu Luisa Susana, Imelda Ambarita selaku sekretaris Pencegahan dan Pengendali Infeksi (PPI) dan serta saya sendiri selaku kepala Pencegahan dan pengendalian Infeksi”
17. Adakah bagian lain yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan? Jawab : “Ada, yaitu Luisa Susana selaku kepala DIKLAT, Ibu Imelda Ambarita selaku Sekretaris PPI dan pihak PT B.Braun”
18. Siapa yang menjadi narasumber dan pengisi acara dalam kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab :”Untuk narasumber dan pengisi acara yakni saya sendiri selaku ketua Pencegahan dan Pengendali Infeksi, Luisa Susana, Imelda Ambarita dan dari pihak PT B.Braun”
19. Perlengkapan apa saja yang mendukung kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab : “Cukup banyak ya, misalnya dengan menggunakan LCD layar pada saat seminar untuk memberikan pengetahuan secara langsung kepada peserta mengenai bagaimana tata cara mencuci tangan dengan benar dan langsung mempraktekannya, sound system, laptop, dan alat praga atau alat praktek cuci tangan”
20. Bagaimana cara mengevaluasi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jawab : “Yaitu dengan melakukan audit, audit ini dilakukan oleh bagian infection prevention controle nurse, dimana audit ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepatuhan dari para petugas khususnya dokter dan perawat dalam hal kebersihan tangan sebelum memberikan pelayanan, misalnya sebelum dan setelah kontak dengan pasien, setelah terkena darah atau cairan tubuh pasien, dan setelah menyentuh peralatan yang ada dilingkungan pasien”
21. Apakah pelaksanaan evaluasi dilakukan pada tiap akhir kegiatan atau secara menyeluruh (tiap tahun)? Jawab :”untuk pelaksanaan evaluasi kami melakukannya tiga bulan ke masing-masing unit perawatan, sementara untuk sarana dan prasarana cuci tangan kami melakukannya setiap 6 bulan sekali, dimana pencacatan dan pelaporan evaluasi biasanya saya terima untuk saya lanjutkan ke komite medic dan komite keperawatan”
22. Selama kampanye Cuci Tangan berlangsung, bagaimana respon atau aksi khalayak sasaran? Jawab : “Ya tentunya semua peserta antusias dan setuju sekali ya, bahwa tujuannya untuk membudayakan kebersihan tangan di lingkup Rumah Sakit Grha Kedoya, karena mereka sebenarnya juga sudah mengerti arti penting dari membiasakan atau menjaga cuci tangan itu sendiri, apalagi ditambah adanya program kampanye ini, saya rasa mereka akan berkomitmen untuk mensukseskan program ini di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya”
23. Apakah mereka menjadi lebih care atau peduli setelah mengetahui tentang Cuci Tangan ? Jawab :”Pastinya ya, karena jika dilihat dari hasil evaluasi tingkat kepatuhan dari para petugas khususnya dokter dan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mereka sudah melakukan kebersihan tangan sebelum memberikan pelayanan, misalnya sebelum dan setelah kontak dengan pasien, setelah terkena darah atau cairan tubuh pasien, dan setelah menyentuh peralatan yang ada dilingkungan pasien”
24. Apakah ada sangsi bagi peserta yang tidak mengikuti kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jawab : “Saat ini kami belum memberikan sangsi, dan hal ini saya rasa menjadi salah satu kelemahan dari program ini ya, kami hanya support agar selalu berpartisipasi dengan cara mengingatkan saja, karena dalam pelaksanaan evaluasi peserta yang mengikuti kampanye akan memperoleh reward, dengan harapan hal ini dapat memotivasi mereka untuk membudayakan kebersihan tangan mereka sebagai wujud kepatuhan terhadap program yang telah dilakukan”
25. Apakah ukuran keberhasilan Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Saya rasa cukup berhasil dan memuaskan ya, jika dilihat dari tingkat kepatuhan melaksanakan kebersihan tangan sebesar 75% dari seluruh ruang inap, ICU, UGD, Hemodialisa dan Itermediate. Selain itu, sudah keberhasilan dapat juga dilihat dari evaluasi-evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi pada sarana dan prasarana hand hygiene selama 6 bulan sekali pada masing-masing unit keperawatan. Dan kami saat ini akan terus menerus untuk mengevaluasi guna memperoleh kesadaran dari petugas medis untuk membudayakan kebersihan tangan mereka sebelum dan setelah kontak dengan pasien” 26. Apakah Rumah Sakit Grha Kedoya biasa mereview seluruh kegiatan yang sudah diajukan khususnya pada kampanye Cuci Tangan? Jawab : “Pasti ya, kita selalu melakukan mereviewnya dari seluruh kegiatan kampanye yang dilakukan, karena hal ini sangat penting untuk mengetahui kesalahan-kesalahan ataupun kekurangan-kekurangan dalam kegiatan kampanye, dari hasil review inilah nanti kita dapat mengetahui langkah apa yang akan perlu ditingkatkan guna mencapai keberhasilan program dan tingkat kepatuhan dari pihak internal yang berpartisipasi”
27. Siapa yang bertugas mereview seluruh kegiatan yang sudah dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab :”Yang pertama tentu saja dari pihak infeksi prevention control nurse, kemudian saya sendiri selaku ketua PPI, kemudian komite medic dan komite keperawatan, serta
diharapkan dari seluruh partisipan yang berada dilingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya”
28. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan kampanye Cuci Tangan tersebut pernah mendapatan kendala atau gangguan ? Jawab : “Untuk kendala yang ditemukan antara lain; pertama adanya kesibukan dalam melakukan pelayanan terhadap pasien sehingga terlupakan akan mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan pasien, kedua adanya ketidakhadiran peserta kampanye pada saat dilakukan, ketiga kurangnya menyeluruh dalam pemasangan hand scrub dibagian tertentu, atau belum adanya sangsi bagi peserta yang tidak mengikuti program kampanye cuci tangan ini”.
LAMPIRAN II TRANSKRIP WAWANCARA PADA NARASUMBER DALAM KAMPANYE CUCI TANGAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA JAKARTA BARAT PERIODE 2011 - 2012
D. Pelaksanaan Wawancara Hari
: Kamis
Tanggal
: 22 Desember, 2011
Tempat
: Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat
Jam
: 10.00 – 10.20 WIB
E. Data Informan II
F.
Nama
: Ibu Luisa Susana
Jenis Kelamin
: Perempuan
Posisi Jabatan
: Kepala DIKLAT Rumah Sakit Grha Kedoya
Isi Wawancara 1. Apakah awal berdirinya Rumah Sakit Grha Kedoya telah ada divisi Public Relations atau koordinator program?
Jawab : “Sejak berdirinya RS Grha Kedoya ini belum ada ya untuk divisi Public Relation dalam Rumah Sakit ini, hal ini kemungkinan ya karena Rumah Sakit ini masih baru, sehingga untuk peran public relations itu saya selaku kepala departemen Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ditunjuk untuk menggantikan peran tersebut”
2. Apakah yang menjadi alasan dilakukannya kampanya cuci tangan di Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : Alasan dilakukannya kampanye ini adalah karena kesadaran tenaga medis termasuk dokter dan perawat dalam menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien masih rendah. Selain itu, menurut hasil riset yang dilakukan Perhimpunan
Pengendalian
Ciptomangunkusumo
(RSCM)
Infeksi
Indonesia
menunjukkan,
(Perdalin)
tingkat
di
kepatuhan
Rumah
Sakit
para
dokter
membersihkan tangan masih di bawah 40 persen, sedangkan kepatuhan para perawat rata-rata mencapai 60 persen. Sehingga hal ini menjadi acuan bagi Rumah Sakit ini untuk melakukan kampanye cuci tangan.
3. Apakah kekuatan dan kelemahan dari Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Kami memiliki didukung cukup banyak ya,, misalnya dari departemen kesehatan, PERDALIN, managemen Rumah Sakit dan adanya dukungan dari badan kesehatan dunia (WHO), yang memang saat ini menganjurkan untuk pelaksanaan kampanye mengenai kebersihan tangan di lingkup Rumah Sakit. Sedangkan kelemahan Rumah Sakit ini, ya karena Rumah Sakit ini tergolong masih baru, dan belum adanya juga divisi yang memang khusus untuk Public Relation”
4. Apakah peluang dan ancaman yang dimiliki Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : Peluang Rumah Sakit ini kedepan saya rasa cukup baik ya, hal ini dilihat dari tingkat kepatuhan karyawan yang memiliki respon positif untuk melaksanakan program kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Dan untuk ancamannya, karena adanya rutinitas petugas medis dalam memberikan pelayanan terhadap banyaknya pasien sehingga masih adanya kelalaian untuk menjaga kebersihan tangan mereka”.
5. Sudah berapa kali Rumah Sakit Grha Kedoya mengadakan kampanye Cuci Tangan? Jawab: “Untuk pelaksanaan kampanye ini, sampai saat ini baru sekali ya..karena rumah sakit ini baru beroperasi tahun ini.”
6. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Dilihat dari tujuannya, menurut saya ada dua macam ya, yaitu tujuan umum dan khusus. Untuk tujuan umumnya yaitu untuk membudayakan kebersihan tangan di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya. Sedangkan tujuan khususnya yakni untuk mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme pathogen antar pasien, atau dari pasien ke tenaga medis, dan untuk memberikan pengetahuan kepada sasaran ya, selain itu juga untuk melihat tingkat kepatuhan dari tenaga medis itu sendiri”.
7. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan yang dilakukan sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Iya saya rasa sudah sesuai ya, karena kampanye ini dilakukan untuk membudayakan suatu kebersihan tangan dalam memberikan pelayanan, sehingga untuk menghindari pasien terinfeksi nosokomial, selain itu juga akan mempercepat rawat inapnya di Rumah Sakit”.
8. Siapakah sasaran kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Utamanya kepada tenaga medis dulu ya,,seperti dokter, perawat, dan pegawaipegawai di rumah sakit, selain itu juga pengunjung rumah sakit, untuk ikut bepartisipasi dalam kampanye ini”.
9. Apa inti pesan dari kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Intinya adalah berupa ajakan untuk selalu menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien yaitu berbunyi “SUDAHKAH TANGAN ANDA BERSIH?, JAGALAH KESEHATAN DAN CUCILAH TANGAN ANDA”. Selain itu
ajakan untuk senantiasa melakukan 5 momen penting, yaitu 1) sebelum kontak dengan pasien, 2) sebelum tindakan asepsis, 3) setelah terkena cairan tubuh pasien, 4) setelah kontak dengan pasien, dan 5) setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien”.
10. Siapa yang menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak sasaran? Jawab: “Penyampaian pesan kampanye dilakukan oleh pihak PT B.Braun dan saya sendiri yang juga ikut berpartisipasi dan mensupport jalannya kampanye ini”.
11. Apa pesan tersebut mudah diterima khalayak sasaran? Jawab: “Mudah, cukup mudah kok, hanya memberikan pengetahuan hanya saja untuk melakukan secara rutin atau membiasakan inilah yang mungkin masih sering lupa”.
12. Dilihat dari pengetahuan karyawan terutama dokter dan perawat, mereka sudah mengerti cuci tangan, dan mengapa perlu dilakukan kampanye Cuci Tangan bagi mereka? Jawab: “Ya mereka pasti sudah mengerti ya, tapi saya rasa untuk membudidayakan cuci tangan ini harus dilakukan sejak awal, mengingat kesibukan para tenaga medis dalam memberikan pelayanan”
13. Apa saja strategi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “strategi yang digunakan pertama, yaitu dengan memberikan seminar yang tujuannya agar sasaran mengetahui tentang pentingnya cuci tangan, kedua yaitu dengan memberikan simulasi cara cuci tangan yang benar,”.
14. Media apa saja yang bisa digunakan dalam pelaksanaan kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab: “Sedangkan taktiknya adalah dengan menggunakan media cetak seperti spanduk, banner dan flip chart, selain itu juga membagikan brosur mengenai simulasi cara mencuci tangan dengan benar kepada seluruh peserta kampanye”.
15. Berapa lama kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya diadakan? Jawab: “kurang lebih selama sudah setahun ya.”
16. Siapa saja sumber daya yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Cukup banyak ya, dari Ketua PPI (Pencegahan dan Pengendali Infeksi) sendiri yaitu Bapak Dr. Tonny Loho; Ibu Imelda Ambarita, selaku kepala IPCN Pencegahan dan Pengendali Infeksi (PPI) dan serta saya sendiri selaku kepala unit DIKLAT di Rumah Sakit ini”
17. Adakah bagian lain yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan? Jawab: “tentu ada ya, yaitu Tim P3K dan pihak PT B.Braun”
18. Siapa yang menjadi narasumber dan pengisi acara dalam kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab:”dari pihak PT B.Braun untuk narasumber dan pengisi acara saya sendiri ya, selaku ketua DIKLAT”
19. Perlengkapan apa saja yang mendukung kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab: “Untuk perlengkapan kampanye itu sendiri, yaitu menggunakan LCD layar pada saat seminar, selain itu laptop, sound system, dan peralatan cuci tangan”
20. Bagaimana cara mengevaluasi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jelaskan? Jawab: “salah satunya adalah melakukan audit, oleh bagian infection prevention controle nurse, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan petugas dalam hal kebersihan tangan sebelum dan setelah memberikan pelayanan kepada pasien”
21. Apakah pelaksanaan evaluasi dilakukan pada tiap akhir kegiatan atau secara menyeluruh (tiap tahun)?
Jawab:”Jadi setiap tiga bulan sekali atau triwulan kita melakukan evaluasi ke masingmasing unit perawatan dan hasilnya nanti diserahkan kepada ketua PPI yang selanjutnya diserahkan ke komite medic dan komite keperawatan”
22. Selama kampanye Cuci Tangan berlangsung, bagaimana respon atau aksi khalayak sasaran? Jawab: “Mereka cukup senang ya, karena memberikan pengetahuan bagi mereka mengenai dasar-dasar mencuci tangan dengan benar dan arti penting dari cuci tangan tersebut”
23. Apakah mereka menjadi lebih care atau peduli setelah mengetahui tentang Cuci Tangan ? Jawab:”iya hal ini terlihat dari perilaku mereka selama evaluasi dilakukan, mayoritas mereka melakukan cuci tangan sebelum atau sesudah kontak dengan para pasien, selain itu banyak juga mereka yang merekomendasikan pentingnya cuci tangan ini kepada para pasien”
24. Apakah ada sangsi bagi peserta yang tidak mengikuti kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jawab: “Tidak ada sangsi ya, hanya saja kami memberikan penghargaan bagi yang sudah melaksanakan atau membudidayakan kampanye ini, jika tidak ya mungkin hanya diberikan masukan atau support agar senantiasa melakukan kepatuhan terhadap kebersihan tangan”
25. Apakah ukuran keberhasilan Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Keberhasilan kampanye ini, ya tentunya dapat terlihat setelah adanya hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan para tenaga medis sudah meningkat sebesar 75% dan hal ini sesuai hasil evaluasi dibeberapa ruang inap, ICU, UGD, Hemodialisa dan Itermediate. Selain itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman para petugas atau khalayak dari program ini mengenai cara-cara mencuci tangan
dengan benar. Dan dengan keberhasilan ini diharapkan dapat ditingkatkan lagi untuk program kedepannya”
26. Apakah Rumah Sakit Grha Kedoya biasa mereview seluruh kegiatan yang sudah diajukan khususnya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab: “itu pasti ya, karena mereview kegiatan kampanye itu, bagi kita akan dapat memberikan pengetahuan serta mengetahui kesalahan-kesalahan ataupun kekurangankekurangan dalam kegiatan kampanye, dari hasil review inilah nanti kita dapat mengetahui langkah apa yang akan perlu ditingkatkan guna mencapai keberhasilan program”
27. Siapa yang bertugas mereview seluruh kegiatan yang sudah dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab:”Sebenarnya semua perlu mereview ya, karena hal ini manfaatnya juga bagi pribadi masing-masing petugas medis, jadi tidak ada salahnya kalau mereview kegiatan ini, sedangkan dalam pelaksanaannya yaitu dari pihak infeksi prevention control nurse dan pelaksana public relations di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya ini”
28. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan kampanye Cuci Tangan tersebut pernah mendapatan kendala atau gangguan ? Jawab: “hasil evaluasi kampanye menunjukkan bahwa masih adanya kendala yaitu pada para petugas ya, apa mungkin karena tingkat kesibukannya tinggi dalam memberikan pelayanan kepada pasien sehingga lalai atau mungkin hanya kurang terbiasa saja, selain itu mungkin masih adanya bagian-bagian tertentu yang belum dipasang hand scrub, sehingga mereka enggan melakukan cuci tangan”.
LAMPIRAN III TRANSKRIP WAWANCARA PADA NARASUMBER DALAM KAMPANYE CUCI TANGAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA JAKARTA BARAT PERIODE 2011 - 2012
G. Pelaksanaan Wawancara Hari
: Jumat
Tanggal
: 23 Desember 2011
Tempat
: Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat
Jam
: 11.00 – 11.20 WIB
H. Data Informan III Nama
: Imelda M. Ambarita SKep
Jenis Kelamin
: Perempuan
Posisi Jabatan
: Kepala sekretaris Pencegahan dan Pengendali Infeksi (PPI) Rumah Sakit Grha Kedoya
I.
Isi Wawancara 1. Apakah awal berdirinya Rumah Sakit Grha Kedoya telah ada divisi Public Relations atau koordinator program? Jawab : “Sampai saat ini belum ada ya, karena rumah sakit ini dapat dikatakan masih baru sehingga untuk divisi public relations masih digantikan oleh departemen Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)”
2. Apakah yang menjadi alasan dilakukannya kampanya cuci tangan di Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : Alasan utamanya yaitu kesadaran dari tenaga medis masih rendah, serta menurut studi di beberapa negara menunjukkan bahwa tingkat kebiasaan mencuci atau membersihkan tangan di kalangan pekerja kesehatan di rumah sakit masih di bawah 50 persen.
3. Apakah kekuatan dan kelemahan dari Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Kekuatan yang dimiliki Rumah Sakit ini yang pertama adalah memiliki banyak
karyawan cukup. Kedua, adanya dukungan dari beberapa departemen, seperti: departemen kesehatan, departemen diklat, PERDALIN, dan adanya dukungan dari badan kesehatan dunia (WHO). Sedangkan kelemahannya, menurut saya pribadi adalah masih banyaknya peserta kampanye yang tidak hadir dan kesadaran khalayak untuk mencuci tangan masih rendah”
4. Apakah peluang dan ancaman yang dimiliki Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : Menurut saya untuk peluang yang dimiliki Rumah Sakit ini berhubungan dengan pelaksanaan kampanye adalah adanya keberhasilan kampanye, kenapa demikian karena dilihat dari hasil evaluasi yang diperoleh bahwa mayoritas karyawan sudah dinilai memiliki tingkat kepatuhan, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan hand hygiene sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Sedangkan ancamannya saya rasa karena adanya banyak program kampanye lain sehingga khalayak kurang fokus. Misalnya, program Bebas Rokok di lingkungan Rumah Sakit dan lain-lain dan Sangsi yang kurang tegas bagi yang tidak mengikuti program membuat sikap mengabaikan program kampanye cuci tangan”.
5. Sudah berapa kali Rumah Sakit Grha Kedoya mengadakan kampanye Cuci Tangan? Jawab: “Sampai saat ini baru sekali ya,,karena ini pada dasarnya kampanye untuk jangka panjang...”
6. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Tujuannya adalah untuk membudayakan tingkat kepatuhan petugas kesehatan, seperti para dokter, perawat dan seluruh karyawan Rumah Sakit Grha Kedoya mengenai pentingnya kebersihan cuci tangan, guna mencegah terjadinya infeksi nosokomial”
7. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan yang dilakukan sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “sudah, sudah sesuai ya,, karena pada prinsipnya itu untuk meningkatkan pelayanan yang berupa kebersihan tangan, jadi kalau para perawat atau tenaga medis
melalukannya, hal tersebut merupakan proses pelayanan kepada pasien, dan dengan tangan bersih termasuk tingkat pencegahan terjadinya infeksi”
8. Siapakah sasaran kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “ini semuanya ya,,termasuk pasien, pengunjung, dokter, perawat dan semuanya,, yang melakukan kontak langsung dengan pasien, termasuk ahli gizi, social bakti, tenagatenaga ahli Rumah Sakit yang kontak dengan pasien”.
9. Apa inti pesan dari kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Intinya berupa ajakan yaitu “SUDAHKAH TANGAN ANDA BERSIH?, JAGALAH KESEHATAN DAN CUCILAH TANGAN ANDA” hal ini bertujuan untuk menurunkan angka infeksi nosokomial dengan melakukan 5 momen penting, yaitu 1) sebelum kontak dengan pasien, 2) sebelum tindakan asepsis, 3) setelah terkena cairan tubuh pasien, 4) setelah kontak dengan pasien, dan 5) setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien”.
10. Siapa yang menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak sasaran? Jawab: “kalau saya sebagai publiknya, untuk memberikan pengetahuan kepada mereka dan semacam penelitian ke seluruh bagian, termasuk melakukan program cuci tangan”.
11. Apa pesan tersebut mudah diterima khalayak sasaran? Jawab: “saya rasa cukup mudah ya,, karena cuci tangan merupakan tindakan yang penting, itu juga menurut karyawan yang sudah melakukan. Dan hal ini berarti sudah cukup terjadi kesadaran untuk melukan cuci tangan, sehingga kita akan terhindar dari infeksi nosokomial, HIV AIDS, dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu dapat dihindari dengan melakukan cuci tangan”.
12. Dilihat dari pengetahuan karyawan terutama dokter dan perawat, mereka sudah mengerti cuci tangan, dan mengapa perlu dilakukan kampanye Cuci Tangan bagi mereka?
Jawab: “sebenarnya kalau mengerti itu mungkin ya.. karena itu semua dilakukan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan dan pencegahan” 13. Apa strategi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “ini strateginya banyak ya,, dalam melakukan kampanye yaitu untuk memberikan pengetahuan ke khalayak, jadi khalayak sudah diberikan beberapa brosur atau yang berupa panduan bagaimana cara-cara mencuci tangan dengan benar dan manfaat atau arti penting dari membiasakan diri mencuci tangan, selain itu, strategi yang digunakan adalah dengan melakukan seminar serta simulasi atau praktek dalam mencuci tangan”
14. Media komunikasi apa saja yang bisa digunakan dalam pelaksanaan kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab: “yah kalau kita sekarang belum maksimal ya,,karena saya sendiri baru melakukan semacam komitmen, yaitu setiap karyawan memberikan tanda tangannya berkomitmen untuk melakukan cuci tangan dan itu adalah suatu bentuk pelaksanaan kampanye cuci tangan, meskipun ikut sibuk mereka akan secara otomatis akan lebih berhasil”.
15. Berapa lama kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya diadakan? Jawab: “Untuk pelaksanaan kampanye yaitu dilakukan setahun penuh yaitu tahun 2011 sampai dengan 2012, dan itu sudah termasuk seminar dan selebihnya dilakukan pemasangan dan pembagian media komunikasi baik itu brosur, spanduk, dan lain-lain”
16. Siapa sumber daya yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “yang membantu pelaksanaan kampanye tersebut yakni Ketua PPI (Pencegahan dan Pengendali Infeksi), bapak Dr. Tonny Loho, Ibu Luisa Susana, dan saya sendiri selaku sekretaris PPI” 17. Adakah relawan Rumah Sakit Grha Kedoya yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan? Jawab: “Pada saat itu cukup banyak ya.. ada dari Tim P3K, dari PT B.Braun, Tim Patient Safety First”.
18. Siapa yang menjadi narasumber dan pengisi acara dalam kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab:”ya tentunya Dr. Tonny Loho selaku ketua Ketua PPI (Pencegahan dan Pengendali Infeksi) dan dari pihak PT B Braun selaku pelaksana kampanye, yang memberikan pengetahuan pada peserta mengencai cuci tangan tersebut, sehingga peserta bisa melihat langsung tata cara cuci tangan yang benar”
19. Perlengkapan apa saja yang mendukung kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab: “yang utama dalam seminar tersebut menggunakan LCD layar ya, dan ada juga rekaman yang digunakan sebagai trial mengenai langkah-langkah cuci tangan, termasuk Laptop, Sound system, Mix, dan lighting, dan seluruh peserta disuruh mempraktekannya satu persatu”
20. Bagaimana cara mengevaluasi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jawab: “yang kita lakukan yaitu dengan melakukan audit, khususnya audit pengunjung, jadi langsung memantau seluruh ruangan dan juga memberitahukan ada tidaknya tingkat kepatuhan dari para karyawan khususnya dokter dan perawat”
21. Apakah pelaksanaan evaluasi dilakukan pada tiap akhir kegiatan atau secara menyeluruh (tiap tahun)? Jawab:”dilakukan tiga bulan, jadi setelah tiga bulan kita evaluasi dan melakukan presentasi apakah ada peningkatan kepatuhan para karyawan”
22. Selama kampanye Cuci Tangan berlangsung, bagaimana respon atau aksi khalayak sasaran? Jawab: “Saya rasa ini cukup berhasil ya, dilihat selama kami melakukan pemantauan, para karyawan langsung melakukan program kampanye cuci tangan yang dijalankan, ya
pertama kali itu menemukan bahwa rata-rata masih dibawah 60% dari tingkat kepatuhan”
23. Apakah mereka menjadi lebih care atau peduli setelah mengetahui tentang Cuci Tangan ? Jawab: ”iya karena kita melakukan secara intensif untuk membuka wawasan dasar standar kuman-kuman yang ada di Rumah Sakit, setelah itu kita evaluasi kembali dengan melakukan kegiatan tingkat kepatuhan”
24. Apakah ada sangsi bagi peserta yang tidak mengikuti kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jawab: “untuk saat ini kita belum memberikan sangsi, karena sangsikan berkaitan dengan managemen, kita memberikan sangsi atau support kepada mereka aja, kalau melakukan memperoleh reward begitu juga sebaliknya, bagi yang tidak melakukan atau melaksanakan ya tidak memperoleh reward tersebut”
25. Apakah ukuran keberhasilan Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: ‘Salah satunya adalah penurunan terjadinya infeksi nosokomial, jadi kalau pada pasien-pasien yang sakit serius, kita liat tidak ada penularan kepada karyawan sewaktu mereka chek-up, hal ini menunjukkan hasil bagus, dalam arti tidak terjadi penularan lagi kepada pasien yang baru”
26. Apakah Rumah Sakit Grha Kedoya biasa mereview seluruh kegiatan yang sudah diajukan khususnya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab: “iya, kita selalu malakukan analisa dan evaluasi setiap kegiatan, setiap tiga bulan kita melakukan evaluasi, dan bila ada kesalahan kita selalu memberikan solusi mengenai bagaimana cara mencuci tangan yang benar, maksudnya adalah untuk meningkatkan pendidikan memberikan reflek, pada seluruh pengunjung juga bisa berpartisipasi”
27. Siapa yang bertugas mereview seluruh kegiatan yang sudah dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab:”pasien, karena pasien terkait dengan itu, yang terutama adalah seluruh yang berada dilingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya”
28. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan kampanye Cuci Tangan tersebut pernah mendapatan kendala atau gangguan ? Jawab: “biasanya karena ada kondisi kesibukan melakukan pelayanan kepada pasien, sehingga tenaga medis lalai, selain itu belum adanya sangsi bagi peserta yang tidak mengikuti seminar ya..”.
LAMPIRAN IV TRANSKRIP WAWANCARA PADA NARASUMBER DALAM KAMPANYE CUCI TANGAN RUMAH SAKIT GRHA KEDOYA JAKARTA BARAT PERIODE 2011 - 2012
J. Pelaksanaan Wawancara Hari
: Sabtu
Tanggal
: 24 Desember 2011
Tempat
: Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat
Jam
: 10.30 – 11.00 WIB
K. Data Informan IV Nama
: Ibu Nelly Nainggolan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Posisi Jabatan
: Staf Ahli Gizi Rumah Sakit Grha Kedoya Jakarta Barat
L. Isi Wawancara 29. Apakah awal berdirinya Rumah Sakit Grha Kedoya telah ada divisi Public Relations atau koordinator program? Jawab : “Belum, belum ada divisi untuk posisi Public relation dalam Rumah Sakit ini, karena Rumah Sakit ini masih baru dan untuk merekrutmen seorang public relation mungkin harus melalui perekrutaan yang selektif, sehingga untuk peran public relations dalam rumah sakit ini untuk sementara dirangkap oleh departemen Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)”
30. Apakah yang menjadi alasan dilakukannya kampanya cuci tangan di Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : Alasannya yaitu adanya tingkat kebiasaan mencuci atau membersihkan tangan di kalangan pekerja kesehatan di rumah sakit ini masih rendah. Selain itu, kampanye dilakukan adalah karena adanya upaya meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan menjaga kebersihan tangan dan mencegah infeksi”.
31. Apakah kekuatan dan kelemahan dari Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab : “Untuk kekuatan yaitu rumah sakit ini memiliki banyak dukungan misalnya dari departemen kesehatan, PERDALIN, managemen Rumah Sakit dan adanya dukungan dari badan kesehatan dunia (WHO). Sedangkan kelemahan pelaksanaan kampanye Rumah Sakit ini, saya rasa karena masih banyaknya peserta kampanye yang tidak hadir, kesadaran khalayak untuk mencuci tangan masih rendah dan masih sering ditemuinya kelalaian oleh peserta kampanye dalam evaluasi”
32. Apakah peluang dan ancaman yang dimiliki Rumah Sakit Grha Kedoya?
Jawab : Peluang yang dimiliki Rumah Sakit berhubungan pelaksanaan kampanye ini, saya rasa adanya kemajuan jika dilihat dari tingkat kepatuhan karyawan yang memiliki respon positif untuk melaksanakan program kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien. Dan untuk ancamannya, karena adanya rutinitas pekerjaan karyawan yang terlalu padat dan sangsi yang kurang tegas bagi yang tidak mengikuti program membuat sikap mengabaikan program kampanye cuci tangan”.
33. Sudah berapa kali Rumah Sakit Grha Kedoya mengadakan kampanye Cuci Tangan? Jawab: “Selama ini baru sekali, saya mengikuti program ini..”
34. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Tujuan utamanya untuk membudayakan kebersihan tangan di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya. Sedangkan tujuan lainnya yakni untuk mencegah terjadinya transmisi infeksi nosokomial antar pasien, atau dari pasien ke tenaga medis”.
35. Apakah tujuan kampanye Cuci Tangan yang dilakukan sesuai dengan visi misi Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Sudah, karena hal ini merupakan salah satu upaya atau untuk perbaikan pelayanan di Rumah Sakit Grha Kedoya ini, yaitu berupa pencegahan infeksi nosokomial dengan cara membiasakan cuci tangan”.
36. Siapakah sasaran kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Sasaran utama yaitu para petugas medis seperti dokter, perawat, maupun pegawai-pegawai di rumah sakit ini”.
37. Apa inti pesan dari kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Inti dari program ini menurut saya adalah untuk membudidayakan cuci tangan, yang berupa ajakan yaitu “SUDAHKAH TANGAN ANDA BERSIH?, JAGALAH
KESEHATAN DAN CUCILAH TANGAN ANDA”. Dan ajakan untuk senantiasa melakukan 5 momen penting, yaitu 1) sebelum kontak dengan pasien, 2) sebelum tindakan asepsis, 3) setelah terkena cairan tubuh pasien, 4) setelah kontak dengan pasien, dan 5) setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien”.
38. Siapa yang menyampaikan pesan tersebut kepada khalayak sasaran? Jawab: “Saat itu, dari pihak PT B.Braun dan ketua PPI bapak Dr. Tonny Loho yang ikut mensupport jalannya kampanye ini”.
39. Apa pesan tersebut mudah diterima khalayak sasaran? Jawab: “Cukup mudah ya, karena pesan dalam kampanye tersebut didukung dengan strategi dan taktik yang baik, misalnya dengan seminar dan adanya spanduk-spanduk yang mempermudah karyawan untuk membudidayakan program cuci tangan ini”.
40. Dilihat dari pengetahuan karyawan terutama dokter dan perawat, mereka sudah mengerti cuci tangan, dan mengapa perlu dilakukan kampanye Cuci Tangan bagi mereka? Jawab: “Ya mereka pasti sudah mengerti ya, tapi saya rasa untuk membudidayakan cuci tangan ini harus dilakukan sejak awal, mengingat kesibukan para tenaga medis dalam memberikan pelayanan”
41. Apa saja strategi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “strateginya yaitu dengan seminar yang tujuannya agar sasaran mengetahui tentang pentingnya cuci tangan, kedua yaitu dengan memberikan simulasi cara cuci tangan yang benar”.
42. Media apa saja yang bisa digunakan dalam pelaksanaan kampanye Cuci Tangan tersebut?
Jawab: “yaitu menggunakan media cetak seperti spanduk, banner dan flip chart, selain itu juga membagikan brosur pada pasien dan pengunjung”.
43. Berapa lama kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya diadakan? Jawab: “Untuk pelaksanaanya kampanye tersebut dilakukan dalam waktu setahun penuh yaitu termasuk pemasangan spanduk, pembagian brosur mengenai kampanye cuci tangan di Rumah Sakit ini.”
44. Siapa saja sumber daya yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Sumber Daya Manusia pelaksana kampanye cuci tangan tersebut adalah ketua Pencegahan dan Pengendali Infeksi bapak Dr. Tonny Loho; lalu Ibu Luisa Susana selaku kepala DIKLAT di Rumah Sakit ini, dan Ibu Imelda Ambarita selaku sekretaris PPI juga turut menjadi narasumber”
45. Adakah bagian lain yang membantu pelaksanaan kampanye Cuci Tangan? Jawab: “tentu ada ya, yaitu Luisa Susana selaku kepala Diklat, Tim P3K dan pihak PT B.Braun”
46. Siapa yang menjadi narasumber dan pengisi acara dalam kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab:”dari pihak PT B.Braun dan kepala PPI yaitu bapak Dr. Tonny Loho”
47. Perlengkapan apa saja yang mendukung kampanye Cuci Tangan tersebut? Jawab: “Untuk perlengkapan kampanye itu sendiri, yaitu menggunakan audio visual OHP pada saat seminar untuk memberikan pengetahuan secara langsung kepada peserta mengenai bagaimana tata cara mencuci tangan dengan benar dan langsung mempraktekannya, sound system, dan alat praga atau alat praktek cuci tangan”
48. Bagaimana cara mengevaluasi kampanye Cuci Tangan yang dilakukan?
Jawab: “salah satunya adalah melakukan audit, oleh bagian infection prevention control nurse, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan petugas dalam hal kebersihan tangan sebelum dan setelah memberikan pelayanan kepada pasien”
49. Apakah pelaksanaan evaluasi dilakukan pada tiap akhir kegiatan atau secara menyeluruh (tiap tahun)? Jawab:”Jadi setiap tiga bulan sekali atau triwulan kita melakukan evaluasi ke masingmasing unit perawatan dan hasilnya nanti diserahkan kepada ketua PPI yang selanjutnya diserahkan ke komite medic dan komite keperawatan”
50. Selama kampanye Cuci Tangan berlangsung, bagaimana respon atau aksi khalayak sasaran? Jawab: “Kami cukup setuju ya, walaupun mayoritas dari karyawan sudah mengetahui manfaat mencuci tangan, akan tetapi masalah yang saya rasa adalah bagaimana mereka itu diajarkan dan diberi pengetahuan tata cara mencuci tangan dengan benar, dan yang paling penting adalah bagaimana mereka membiasakan atau membudayakan kebersihan cuci tangan itu sendiri, dengan melaksanakan hal tersebut saya yakin program kampanye cuci tangan Rumah Sakit Grha Kedoya ini akan sukses.”
51. Apakah mereka menjadi lebih care atau peduli setelah mengetahui tentang Cuci Tangan? Jawab: iya hal ini terlihat dari perilaku mereka selama evaluasi dilakukan, mayoritas mereka melakukan cuci tangan sebelum atau sesudah kontak dengan para pasien, selain itu banyak juga mereka yang merekomendasikan pentingnya cuci tangan ini kepada para pasien”
52. Apakah ada sangsi bagi peserta yang tidak mengikuti kampanye Cuci Tangan yang dilakukan? Jawab: “Tidak ada sangsi ya, hanya saja kami memberikan penghargaan bagi yang sudah melaksanakan atau membudidayakan kampanye ini, jika tidak ya mungkin hanya
diberikan masukan atau support agar senantiasa melakukan kepatuhan terhadap kebersihan tangan”
53. Apakah ukuran keberhasilan Cuci Tangan Rumah Sakit Grha Kedoya? Jawab: “Keberhasilan kampanye ini, ya tentunya dapat terlihat setelah adanya hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan para tenaga medis sudah meningkat walaupun belum menyeluruh ya,, selain itu belum adanya temuan penurunan infeksi nosokomial, baik itu antar pasien, pasien ke tenaga medis atau sebaliknya”
54. Apakah Rumah Sakit Grha Kedoya biasa mereview seluruh kegiatan yang sudah diajukan khususnya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab: “itu pasti ya, karena mereview kegiatan kampanye itu, bagi kita akan dapat memberikan pengetahuan serta mengetahui kesalahan-kesalahan ataupun kekurangankekurangan dalam kegiatan kampanye, dari hasil review inilah nanti kita dapat mengetahui langkah apa yang akan perlu ditingkatkan guna mencapai keberhasilan program”
55. Siapa yang bertugas mereview seluruh kegiatan yang sudah dilakukan Rumah Sakit Grha Kedoya pada setiap kampanye Cuci Tangan? Jawab:”Sebenarnya semua perlu mereview ya, karena hal ini manfaatnya juga bagi pribadi masing-masing petugas medis, jadi tidak ada salahnya kalau mereview kegiatan ini, sedangkan dalam pelaksanaannya yaitu dari pihak infeksi prevention control nurse dan pelaksana public relations di lingkungan Rumah Sakit Grha Kedoya ini”
56. Apakah dalam pelaksanaan kegiatan kampanye Cuci Tangan tersebut pernah mendapatan kendala atau gangguan? Jawab: “hasil evaluasi kampanye menunjukkan bahwa masih adanya kendala yaitu pada para petugas ya, apa mungkin karena tingkat kesibukannya tinggi dalam memberikan pelayanan kepada pasien sehingga lalai atau mungkin hanya kurang terbiasa saja”