52
DAFTAR PUSTAKA Amer, H. dan Mehlhorn. 2006. Larvacidal effects of varios essential oils against Aedes, Anopheles, and Culex larvae (Diptera, Culicidae). J.Parasitol. Res. 99 (4): 121-128. Aprianto, A. 2002. Studi Perilaku Menggigit Nyamuk Anopheles di Desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo DIY. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Arifin, M.Z. 1989. Evaluasi di Laboratorium Potensi Ikan Gapi (Poecilia reticulata) sebagai pengendali Hayati Larva Anopheles aconitus Donitz [Tesis] ENKIPB.Bogor. Bappeda Kabupaten Lombok Barat. 2007. Profil Kecamatan Batulayar. Batulayar. Boewono, T.B. 1986. Pengaruh Penempatan Ternak Kerbau dan Sapi Terhadap Investasi Nyamuk Dalam Rumah. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Boewono, T.B. dan Ristiyanto. 2004. Studi Bio Ekologi Vektor Malaria di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Simposium Nasional Hasil-hasil Litbangkes. Balitbangkes Depkes RI. Bonne-Wepster, J. dan N.H Swellengrebel, 1953. The Anopheline mosquitoes oh the Indo-Australian region. Royal Tropical Institute Amsterdam. Burkot, G., dan De Foliart. 1984. Identification of Mosquito Bloods Meals by EnzymeLinked Immunosorbent Assay . Am. J.Trop.Med. Hyg. Brown, A.W.A. 1951. Studies of responses of the female Aedes mosquito. Part IV.Field experiments on Canadian species. Bull. Entomol. Res. 42 : 575-582 Bruce-Chwatt, L.J. 1985. Essential Malariologi. 2 nd edition. William Heinemann Medical Books Ltd.London. Burgess, L. dan A.W.A Brown. 1957. Studies on responses of the famale Aedes Mosquito. Part VIII. The attactivens of beef blood to Aedes aegypti. Bull. Entomol. Res. 48 : 783-793. BMKG. 2009. Data Curah Hujan, Suhu dan Kelembaban. Station Meteorologi Selaparang Mataram. BPMPD Kabupaten Lombok Barat. 2008. Daftar Isian Potensi Desa Lembah Sari. Desa Lembah Sari
53
Clement, A.N. 1963. The Physiologi of Mosquito. Mac Millan Company. New York. Daykin, P.N., F.E Kellogy dan R.H Wright. 1965. Host-finding and repulsion of Aedes aegypti. Can. Entomol. 93 :239-263. Depkes RI. 1987. Ekologi Vektor dan Beberapa Aspek Perilaku. Jakarta. Depkes RI. 1999. Modul Epidemiologi Malaria. Direktorat PPBB Ditjen PPM & PLP.Jakarta. Depkes RI. 2003. Survei Dinamika Penularan Malaria. Dit.Jen. PPM & PLP, Jakarta. Depkes RI. 2007a. Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Dit.Jen. PP & PL, Jakarta. Depkes RI. 2007b. Survei Entomologi Malaria. Dit.Jen. PP & PL, Jakarta. Depkes RI. 2007c. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria. Dit.Jen. PP & PL, Jakarta. Depkes RI. 2007d. Pedoman Vektor Malaria di Indonesia. Dit.Jen. PP & PL, Jakarta. Depkes RI. 2009. Pidato Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pada Peringatan Hari Malaria Sedunia Ke-2. 25 April 2009. Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat. 2008. Laporan Tahunan Program Dalkit & PL. Sub Bidang P2 & PL Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat. Dinas Kesehatan Propinsi NTB 2008. Laporan Tahunan Program Malaria. Subdin P2 Penyakit Dinas Kesehatan Propinsi NTB. Effendi A. 2002. Studi Komunitas nyamuk Anopheles di Daerah Kokap Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Eldrige, B.F. dan J.D. Edman, 2004. Medical entomology A Texbook on Public Health and Veterinary Problems Caused by Arthropods. Kluwer Academic Publishers, Nederlands. Frances, S.P., R.D. Copper, R.K. Gupta dan M. Debboun. 2003. Efficacy of a New SelfSupporting Low-Profile Bednet for Personal Protection Againts Anopheles farauti (Diptera:Culicidae) in a Village in Papua New Guinea. J. Med. Entomol. 40 (1) : 6872. Gandahusada, S., W.Pribadi, dan D.Herry. 2000. Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hadi, H. 2001. Perilaku Manusia dan Lingkungan Sebagai Faktor Resiko Kejadian Malaria di Provinsi Jawa Tengah. BKM. XVII (4) : 197-157. Harijanto, P.N. 2000. Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan penanganan. Penerbit Buku Kedokteran EBC. Jakarta.
54
Hasan, M. 2006. Efek Pemaparan Insektisida Deltametrin pada Kerbau terhadap Angka Gigitan Nyamuk Anopheles vagus pada Manusia [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Hardey J., G.Gibson. dan T.D.Wyatt. 2000. Insect Behaviors Associated. With Associated Finding di dalam Woiwod IP. Rothamsted IACR dan Reynolds, editor. Insect Movement : Mechanism and Consequences. Hulley and Cumming 1988. dalam S,Chadijah., Labatjo., T.A. Garjito., Y,Wijaya, dan Y.Udin. 2006. Efektifitas Diagnosis Mikroskopis Malaria Di Puskesmas Donggala, Puskesmas Lembasada, dan Puskesmas Kulawi, Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Ekologi Kesehatan 5 (1) : 385 – 394. Jastal, Yunus dan Lili. 2001. Fauna nyamuk Anopheles pada beberapa tempat di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Media Penel. Pengemb. Kes. 11(2) : 14-20. Jastal. 2005. Perilaku nyamuk Anopheles Menghisap Darah di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Juliawati, R. 2008. Studi Perilaku Nyamuk Anopheles dan Kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di Sekitar Pusat Reintroduksi Orang Utan Nyaru Menteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. [Tesis] PEK-IPB.Bogor. Kazwaini, M dan Santi. 2006. Tempat Perindukan Vektor Terhadap Kejadian Malaria. Jurnal Kesling Unair, Vol 2 No.2. Januari 2006 : 173-182. Lestari, E. W., M.Sukirno, Suyitno dan S. Sukowati. 1999. Bionomi Vektor Malaria di Indonesia. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan. Laporan tahunan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Mahmud. 2002. Studi Perilaku Beristirahat Nyamuk Anopheles Maculatus (Theobald) dan Balabacensis (Baisas) di Desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo DIY. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Martens, W.J.M. 1995. Potensial Impact of Global Climate Change on Malaria Risk. Environmental Health Perspective. Volume 103. 458-464. Mattimu, A. 1989. Potensi Ikan Mujair Oreochromis Mossambicus (Petters) untuk Pengendalian Hayati Larva Anopheles aconitus Donitz. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Nadesul, H. 1998. Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan Malaria. Puspa Swara. Jakarta. Nagasaki University. 2003. Practice of malaria Entomology. Institute of Tropical Department of Vector Ecology & Environment Medicine Nagasaki University. Najera, S.J.A. dan M.Zaim. 2003. World Health Organization Communicable Disease Control, Prevention and Eradication, WHO Pesticide Evaluation Scheme (WHOPES). Malaria Vector Control. Decision Making Criteria and Prosedure for Judiccious Use of Incsecticides. WHO/CDS/WHOPES/2002.5 Rev.1
55
NAMRU-2. 2007. Buku Panduan Pelatihan Diagnosis Mikroskopi Malaria. Departemen Parasitologi Medis. Jakarta. Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. O’Connor C.T, dan Soepanto. 1979. Kunci bergambar nyamuk Anopheles betina di Indonesia. Depkes R.I, Dit. Jen. PIM dan PLP. Jakarta. Pradono, D.I., U.K. Hadi, A. Riyadhi dan Saputera. 2007. Bioprospeksi Tanaman Obat Kamandrah (Croton tiglium L.) : Studi Agrobiofisik dan Pemanfaatannya Sebagai Larvasida Hayati Pencegah Demam Berdarah Dengue. Balitbang Pertanian. Deptan. Bogor. Prahasta, E. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung. Pribadi, W. dan S,Sungkar., 1994. Malaria. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Priyadi, D., I.S. Noer dan Djuchaifah. 1987. Populasi dan Aktivitas Beberapa Jenis Nyamuk di Daerah Proyek PLTA Cirata. Bul. Penelitian Kesehatan. 19 (3) : 18-27. Puskesmas Gunung Sari. 2009. Buku Register Pasien. Laboratorium PKM Gunung Sari. Puskesmas Meninting. 2009. Laporan Bulanan Program Malaria. Koordinator P2M PKM Meninting. Rao, T.R.1981. The Anophelines of India. India Council of Medical Research, New Delhi. Rattanarithikul, R., E. Konishi dan K.J. Linthicum. 1996. Observations on nocturnal biting activity and host preference of Anophelines collected in southern in Thailand. J. Am. Mosq. Ctrl. Assoc. 12 (1) : 52-57. Rozendaal, J.A. 1997. Vector Control. Methods for Use by Individuals and Communities. WHO, Genewa. Royati, I. 2005. Pengaruh Penebaran Ikan Nila terhadap Penurunan Kepadan Jentik Anopheles di Lagun Kerandangan Desa Senggigi Kabupaten Lombok Barat. Skripsi FMIPA.Unizar. Riyanti, F. 2002. Studi Perilaku beristirahat Nyamuk Anopheles di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Salam, A. 2005. Komunitas Nyamuk Anopheles di Desa Alat Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah kalimantan Selatan [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Sarafino, E.P. 1998. Health Psychology Biopsychosocial interaction, 3th ed.Jhon Wiley & Sons, New York.
56
Service, M.W. 1976. Mosquito Ekology. Field Sampling Method. Applied science publishers LTD. London. Sigit, S.H. dan U.K. Hadi. 2006. Hama Permukiman Indonesia Pengenalan, Biologi & Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman FKH-IPB. Bogor. Situmeang, R.K. 1991. Studi Perilaku Nyamuk Anopheles Sundaicus Rodentwalt di Desa Sukaresik Pangandaran Jawa Barat dan Dampak Pemberantasan Tempat Perindukannya. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Sujatmiko. 2000. Pengaruh Konsentrasi Subletal Insektisida BPMC terhadap Biologi Anopheles aconitus Donitz [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Sukowati, S. 2000. Pengembangan Model Pemberantasan Malaria di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Balitbang Depkes. Sukowati, S. 2004. Pengaruh Perubahan Lingkungan Terhadap Penyakit Tular Nyamuk di Indonesia. Warta PPBB. Edisi Desember 2004. Dir PPBB Depkes RI. Hal 14-17. Sukowati, S. 2009. Masalah Keragaman Spesies Vektor Malaria dan Cara Pengendaliannya di Indonesia. Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang Entomologi. Balitbangkes Depkes RI. Susana, D. 2005. Dinamika Penularan Malaria di Ekosistem Persawahan, Perbukitan, dan Pantai (Studi di Kabupaten Jepara, Purworejo dan Kota Batam). Disertasi Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat. FKMUI. Jakarta. Suprapto, G. 2009. Perilaku Anopheles punctulatus Donitz dan kaitannya dengan epidemiologi malaria di Desa Dulanpokpok Kabupaten FakFak Papua Barat. Makalah Seminar Tesis Pascasarjana. IPB-Bogor. Suwasono, H., Widiarti, S.Nalim., dan Anwar. 2005. Fluktuasi Padat Populasi A. balabacensis dan A. maculatus di Daerah Endemis Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Artikel disajikan pada Seminar Ilmiah dan Kongres Nasional Biologi XI, Jakarta, 24 – 27 Juli 1995. Universitas Indonesia 2005. Modul Praktikum : Sistem Informasi Geografis. Tim Labsig.FMIPA-UI. Wardana, A. 2003. Pengaruh Pemakaian Kelambu Berinsektisida dalam menurunkan angka kesakitan Malaria di dusun Kerandangan Desa Senggigi Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat. Skripsi FKM.UNTB. WHO. 1969. Parasitology of Malaria. Technical Report Seies No. 433 Geneva. WHO. 1975. Depelopment in Malaria Immunology. WHO.Research Report. Geneva. Wensdorfer, G. dan W.H. Wensdorfer. 1998. Malaria Principles and Practice of Malariology, Social and Economic Aspects of Malaria and its Control. Churchill Livingstone Edinbergh, London.
57
Winarno. 1989. Evaluasi di Laboratorium Potensi Ikan Kepala Timah (Aplocheilus panchax hamilton Bucahanan) Sebagai Pengendali Hayati Larva Anopheles aconitus Donitz. [Tesis] ENK-IPB.Bogor. Yudhastuti, Friaraiyatini dan Soedjajadi. 2005. Pengaruh Lingkungan dan Perilaku masyarakat terhadap kejadian malaria di Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalteng. Jurnal Kesling. 2 (2) : 121-128. Zahiri, N.S., B.A. Federico dan M.S. Mulia. 2004. Laboratory and Simulated Field Evaluation of a New Recombinationt of Bacillus thuringiensis Subs. Israelensis and Bacillus sphaericus againts Culex Mosquito Larvae (Diptera: Culicidae). J. Med.Entomol. 41 (3): 423-429.
Lampiran 1
58
Hasil Kegiatan MBS (Mass Blood Survey) yang dilaksanakan tanggal 2 April 2009 di dusun Kedondong Atas Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat
Kelompok Umur
(-) Negatif
Hasil Pemeriksaan Sampel Darah (+)P.falciparum (+) P.vivax (+) Mixed
Total Sampel
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita
Pria
Wanita
0 -11 Bln
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12 - 23 Bln
-
2
-
-
-
-
-
-
2
2 – 9 Thn
6
4
2
2
-
-
-
2
16
10 - 14 Thn
8
13
2
-
-
-
-
-
23
> 15 Thn
29
41
2
1
1
-
-
1
75
Jumla h
43
60
6
3
1
-
-
3
116
Lampiran 2
59
60 Lampiran 3
61
Lampiran 4
Uji Normalitas data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kepadatan nyamuk Indeks curah hujan (ekor/bulan) N
4
4
Mean
14.6650
9.1025
Std. Deviation
2.97035
14.03313
Absolute
.339
.413
Positive
.216
.413
Negative
-.339
-.277
Kolmogorov-Smirnov Z
.677
.826
Asymp. Sig. (2-tailed)
.749
.502
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Uji Hubungan Kepadatan nyamuk dengan Indeks curah hujan Correlations Kepadatan nyamuk (ekor/bulan) Kepadatan nyamuk (ekor/bulan)
Indeks curah hujan
Pearson Correlation
Indeks curah hujan 1.000
Sig. (2-tailed)
-.963
*
.037
N
4.000
4
Pearson Correlation
-.963
*
1.000
Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.037 4
4.000
62
Uji Normalitas data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kepadata n Jumlah
nyamuk
nyamuk
Jumlah
(umpan
tertangkap
kasus
orang
dengan
malaria di Kelembaba
umpan orang Puskesma (ekor/bulan) N a
Normal Parameters
n udara
Suhu udara
magoon
(o/o)
(oC)
sapi)
4
4
4
3.8325
8.00
77.00
26.75 14.6650
2.25496
2.582
2.582
.957 2.97035
Absolute
.163
.151
.151
.283
.339
Positive
.163
.151
.151
.283
.216
Negative
-.146
-.151
-.151
-.217
-.339
.325
.301
.301
.567
.677
1.000
1.000
1.000
.905
.749
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
s (orang)
dan
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
4
4
a. Test distribution is Normal.
Uji hubungan Jumlah nyamuk tertangkap umpan orang dengan jumlah kasus malaria Correlations Jumlah nyamuk tertangkap dengan
Jumlah nyamuk tertangkap dengan umpan orang
Pearson Correlation
umpan orang
Jumlah kasus malaria di Puskesmas
(ekor/bulan)
(orang)
1.000
Sig. (2-tailed)
.725 .275
(ekor/bulan) N
4.000
4 1.000
Jumlah kasus malaria di
Pearson Correlation
.725
Puskesmas (orang)
Sig. (2-tailed)
.275
N
4
4.000
63
Uji hubungan kelembaban udara dengan kepadatan nyamuk umpan orang dan magoon sapi Correlations Kepadatan nyamuk (umpan orang Kelembaban udara (o/o) Kelembaban udara (o/o)
Pearson Correlation
dan magoon sapi)
1.000
-.608
Sig. (2-tailed)
.392
N Kepadatan nyamuk (umpan Pearson Correlation orang dan magoon sapi)
Sig. (2-tailed)
4.000
4
-.608
1.000
.392
N
4
4.000
Uji hubungan suhu udara dengan kepadatan nyamuk umpan orang dan magoon sapi Correlations Kepadatan nyamuk (umpan orang dan magoon sapi) Kepadatan nyamuk (umpan Pearson Correlation orang dan magoon sapi)
Suhu udara (oC)
Suhu udara (oC)
1.000
Sig. (2-tailed)
-.743 .257
N
4.000
4
Pearson Correlation
-.743
1.000
Sig. (2-tailed) N
.257 4
4.000
Lampiran 5
64
KUESIONER Pengetahuan dan Kebiasaan Masyarakat Mengenai Penyakit Malaria Di Dusun Kedondong Atas Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat Nama : Umur : Sex :
Pendidikan Pekerjaan
: :
A. PENGETAHUAN Gejala Malaria 1. Apakah bapak ibu pernah mendengar tentang penyakit malaria ? 1. Pernah 2. Tidak pernah 2. Dari mana mendengarnya ? (bisa lebih dari satu jawaban) 5. Dari TV 1. Tahu sendiri 6. Dari sekolah 2. Dari petugas kesehatan 7. Dari kader desa 3. Sanak Keluarga 8. Lain-lain sebutkan……… 4. Dari radio 3. Jika tidak apakah bapak/ibu pernah mendengar tentang penyakit dengan tanda-tanda demam, menggigil, pucat, mual, napsu makan berkurang ? 1. Ya 2. Tidak 4. Apa nama penyakit tersebut di daerah ini ? 1. Malaria 2. Lainnya, sebutkan ………….. 5. Bagaimana tanada-tanda orang sakit malaria ? (bisa lebih dari satu jawaban, dan jangan disebutkan) 1. Sakit kepala, Pusing 6. Perut sebelah kiri bengkak 2. Demam menggigil 7. Mual 3. Muka pucat 8. Pegal-pegal 4. Lemas 9. Lain-lain, sebutkan 5. Napsu makan kurang 10. Tidak tahu 6. Apa penyebab penyakit malaria ? (bisa lebih dari satu jawaban) 1. Nyamuk malaria 4. Lain-lain sebutkan………… 2. Makanan 5. Tidak tahu 3. Setan/roh halus 7. Bila pernah sakit malaria, apakah bisa kena lagi ? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak Tahu
65
8. Apakah nyamuk malaria bisa dimusnahkan/diberantas ? 1. Bisa 2. Tidak bisa, mengapa ……?
Penularan Malaria 9. Apakah penyakit malaria bisa menular ? 1. Bisa 2. Tidak 10. Melalui apa penyakit malaria bisa di tularkan ? 1. Gigitan nyamuk 2. Tidak 11. Apakah semua nyamuk dapat menularkan malaria ? 1. Ya 2. Tidak 12. Apakah bapak/ibu mengetahui tanda-tanda nyamuk malaria ? 1. Menungging waktu menggigit 4. Warnanya lain 2. Lebih kecil dari nyamuk lain 5. Lain-lain sebutkan………… 6. Tidak tahu 3. Lebih besar dari nyamuk lain 13. Apa nama sebutan nyamuk di daerah ini ? …………….. 14. Kapan baiasanya nyamuk malaria menggigit ? 3. Tidak tahu 1. Malam hingga dini hari 2. Siang hari 15. Menurut bapak /ibu dimana biasanya nyamuk malaria menggigit ? 1. Di dalam rumah 2. Tidak tahu 2. Di luar rumah 16. Tempat nyamuk berkembang biak 1. Di parit-parit/ saluran irigasi 2. Di genangan air hujan 3. Di sawah 4. Di tambak
5. Di lagoon 6. Lain-lain, sebutkan 7. Tidak tahu
Pencegahan Penyakit Malaria 17. Apakah penyakit malaria dapat di cegah ? Bisa b. Tidak tahu Tidak bisa 18. Bagaimana cara mencegah penyakit malaria ? (bisa lebih dari satu jawaban) 1. Minum obat dari Puskesmas/dokter 4. Lain-lain, sebutkan……. 2. Minum jamu/obat tradisional 5. Tidak tahu Menghindari gigitan nyamuk
66
19. Bagaimana cara menghindari gigitan nyamuk malaria ? (bisa lebih dari satu jawaban, jangan disebutkan biarkan responden yang menyebutkan) 1. 2. 3. 4. 5.
Tidur menggunakan kelambu Membakar obat nyamuk Menyemprot dengan obat nayamuk Menggunakan minyak gosok Membuat asap-asapan
6. Memasang kasa pada lubang ventilasi dan jendela 7. Bila keluar malam menutup baju dengan baju panjang 8. Lain-lain sebutkan…………
20. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyamuk di sekitar rumah? ( bisa lebih dari satu jawaban) 3. Lain-lain, sebutkan……. 1. Membersihkan lingkungan 2. Membakar pron-pron (daun-daunan) 4. Tidak tahu B. SIKAP DAN PERILAKU (Kebiasaan sehari-hari) 21. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya tenaga kesehatan untuk malaria (JMD) di dusun ini ? 1. Ya, mengapa ……………. 2. Tidak 22. Apakah bapak/ibu setuju diambil darahnya untuk pemeriksaan malaria ? 1. Setuju 2. Tidak setuju, alasannya ……. 23. Apakah bapak/ibu setuju ada kegiatan bersama atau gotong royong untuk memberantas malaria ? 1. Setuju 2. Tidak setuju, alasannya ……. 24. Apakah bapak/ibu atau anggota keluarga ada yang sering keluar pada malam hari? 1. Ya, jam berapa ……. Ke mana……… 2. Tidak ada 25. Waktu keluar pada malam hari, apakah memakai jaket/sarung/baju panjang ? 1. Ya 2. Tidak 26. Bila tidur malam apakah biasa menggunakan kelambu ? 1. Ya 2. Tidak 27. Dari mana mendapatkan kelambu tersebut ? 1. Diberi petugas kesehatan 2. Membeli sendiri Rp…….. 3. Lainnya, sebutkan ……… 28. Apakah kelambu diberi obat (insectisida) 1. Ya 2. Tidak 29. Apakah kelambu yang diberi obat tersebut sudah digunakan ? 1. Ya. Siapa yang menggunakan ……… 2. Tidak, mengapa ………. ?
Lampiran 6
67
68
69
Daerah aliran sungai pada saat musim kemarau di Desa Lembah Sari yang merupakan tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Anopheles
Daerah aliran sungai pada saat musim hujan di Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar yang merupakan tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Anopheles
Daerah hutan/perkebunan di desa Lembah Sari yang merupakan tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Anopheles
70
TITIK KOORDINAT TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN NYAMUK ANOPHELES DI SUNGAI DUSUN KEDONDONG ATAS DESA LEMBAH SARI KECAMATAN BATULAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT PENGAMBILAN DATA BULAN JULI 2009 Titik Koordinat
TITIK LOKASI
Hulu Sungai Titik 1 Titik2 Titik 3 Titik4 Titik5 Titik6 Titik7 Titik8 Titik9 Titik10 Titik 11 Titik12 Titik13 Titik14 Titik15 Titik16 Titik17 Titik18 Titik19 Titik20 Titik21 Titik22 Sumber Data : Data Primer 2009
Keberadan Jentik
X
Y
Ada
399119,5768 399123,9119 399121,4028 399229,4504 399273,0749 399240,1949 399325,4970 399339,7471 399339,7471 399376,4856 399409,4230 399456,2811 399599,7885 399613,6081 399693,8300 399700,7822 399710,4589 400059,3085 400059,3085 400059,3085 400059,3085 400081,6192 400106,2964
9062341,1546 9062244,0581 9062181,2625 9062117,7835 9062121,5285 9062033,4264 9062036,9267 9062012,0117 9062012,0117 9061903,2757 9061860,8983 9061788,0246 9061766,4252 9061806,5874 9061777,0727 9061790,8327 9061987,9710 9061875,3330 9061875,3330 9061875,3330 9061875,3330 9061827,8232 9061857,0930
A A A
Tdk Ada
TA A TA A A TA TA A A A TA A TA TA TA A TA A A A
71
72
73
74
75
76
77
78
79