176
DAFTAR PUSTAKA Anwar,A.,dan Tiro,M.1996.Sistem Transportasi di Kawasan Metropolitan Jakarta dan Implikasinya Kepada Kesejahteraan Golongan Masyarakat Kecil. Jurnal Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Perdesaan PS.PWD IPB Bogor, 1 (2/12): 93-127. Arikunto,S.1993. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Banister,D.1995.Transport and Urban Development. E & FN Spon. London. [Bapedalda] Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah Kota Makassar. 2001-2005. Laporan Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kota Makassar. Makassar [Bappeda] Badan Pembangunan Daerah Kota Makassar. 2003. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar. Makassar. Baro,R. 2002. Penataan Ruang di Sulawesi Selatan: Studi Hukum Empiris Penegakan Prinsip Pertimbangan Lingkungan di Kawasan Minasamamata [Disertasi]. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Makassar: 119-121. Berck,P., Helfand, G.E. and Kim,H.J.1999. Spatial Variation in Benefits and Cost, or Why Pollution Isn’t Always for Sale. Paper for Workshop on MarketBased Instruments for Environmental Protection.AERE.Harvard University. Michigan: pp.1-36. Berling-Wolff,S. and Wu,J. 2004. Modeling Urban Landscape Dynamics: A Review. Ecological Research 19:119-129. Bernard,M.J. and Collins,N.E. 2001. Shared, Small, Battery-Powered Electric Cars as a Component of Transportation System Sustainability. Annual Report of Transportation Research Board Meeting. January. New York. pp.1-10. [BKTRN] Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional. 2003. Deklarasi Berlin tentang Kota Masa Depan. Jakarta. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2004-2006. Makassar Dalam Angka 2003-2005. Makassar. Cartwright,T.J. 1993. Modeling The World in A Spreadsheet: Environmental Simulation on A Microcomputer. The John Hopkins University Press. London. Chavarria,S. 2002. Transportation System Management in Champaign, Illinois. Department of Urban and Regional Planning University of Illinois. Urbana Champaign: pp.1-7. Davidson,O. 2001. Climate Change and Technology Transfer. Energy and Development Research Centre. University of Cape Town. Tasmania.
177
Deakin,E. 2001. Sustainable Development and Sustainable Transportation: Strategies for Economic Prosperity, Environmental Quality, and Equity. Working Paper 2001-03 for the Califronia Futures Network. UCLA. Berkeley: pp.5-17. Dicken,P. 1990. Location in Space: Theoretical Perspective in Economic Geography (3rd Edition). Harper Collins Publishers. New York. Dikun,S. 2002. Urban Transport Reforms. Paper Presented at the Seminar on City of Makassar Urban Transport in August 5,2002. PAJ Indonesia. Makassar: pp.1-10. Dios,O.J. and Willumsen,L.G. 1990. Modelling Transport. John Wiley & Sons Inc..New York. Ditjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Indonesia Highway Capacity Manual (IHCM). Jakarta. Ditjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur. Jakarta. Edwards,J.D.(Editor). 1992. Transportation Planning Handbook. Prentice Hall. New Jersey. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem. IPB Press. Bogor. Fauzi,A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 229-249. Gunadi,P.1996. Peran dan Penerapan GIS dalam Manajemen Jalan Kota. Prosiding Seminar Peran dan Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Manajemen Perkotaan Masa Depan FMP-URDI-BPPT.Jakarta.pp.139-153. Hensher,D.A. and Button,K.J. 2003. Handbook of Transport and Environment. Elsevier. New York. Hong,K.L. 2005. Road Pricing Modeling for Hyper-Congestion. Transportation Research Part B: Methodological Elsevier, New York. 39 (9 November 2005): 769-795. Kusbiantoro,B.S. 2004. Peran Transportasi terhadap Perkembangan dan Pertumbuhan Kota. Makalah Seminar Nasional Transportasi HMS FTUNDIP. Semarang: pp.1-10. Laheij,G.M.H., Post, J.G. and Ale, B.J.M. 2000. Standard Methods for Land-Use Planning to Determine the Effects on Societal Risk. Journal of Hazardous Materials. Elsevier. New York.71:269-282. [LP ITB-KPBB-YHL UMI]. Lembaga Penelitian Institut Teknologi BandungKomite Penghapusan Bensin Bertimbal-Yayasan Hijau Lestari Universitas Muslim Indonesia. 2006. Pengaruh Timbal terhadap Kesehatan Anak di Kota Bandung dan Makassar. Laporan Penelitian. Bandung.
178
Maarif,S.M. 2000. Strategi Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Hijau Produktif di DKI Jakarta. Jurnal Mimbar Sosek. Jurusan Ilmu Sosek Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 3(2/8): 16-34. Manikam,A. 2003. Penataan Angkutan Umum dan Dampaknya bagi Pengguna, Operator dan Jaringan Jalan: Studi Kasus Kota Makassar [Tesis]. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta. Mansyur,U. 1998. Kajian Karakteristik Tundaan di Ruas Jalan Jenderal Sudirman-Dr.Ratulangi Kotamadya Makassar [Tesis]. Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana ITB. Bandung. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT.Grasindo. Jakarta. Matsumoto,S. 1998. Urban Transportation Options for Enhanced Accessibility and Sustainability in Indonesia. Makalah Simposium I Forum Transportasi Perguruan Tinggi Indonesia. ITB. Bandung: pp.33-42. Miro,F. 2005. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Erlangga. Jakarta. Miyamoto,K., Udomsri, R., Sathyaprasad, S. and Ren,F. 1996. A Decision Support System for Integrating Land Use, Transport and Environmental Planning in Developing Metropolises. Computer, Environment, and Urban Systems Elsevier Science Ltd. Britain.20 (4/5): 327-338. Mohan,D. and Tiweeri,G. 1998. Sustainable Transport Systems: Linkages between Environmental Issues. Public Transport, Non-Motorised Transport and Safety,Economic and Political Weekly.Elsevier Science Ltd. Britain. XXXIV(25/6):1580-1596. [MPW-MMDCB-JICA]. Ministry of Public Works - Mamminasata Metropolitan Development Cooperation Board - Japan International Cooperation Agency. 2005a. The Study on Implementation of Integrated Spatial Plan for The Mamminasata Metropolitan Area, South Sulawesi Province in Indonesia (Inception Report). Jakarta. [MPW-MMDCB-JICA]. Ministry of Public Works - Mamminasata Metropolitan Development Cooperation Board - Japan International Cooperation Agency. 2005b. The Study on Implementation of Integrated Spatial Plan for The Mamminasata Metropolitan Area, South Sulawesi Province in Indonesia (Progress Report). Jakarta. Najid, S.H.T., Tamin, O.Z. dan Sjafruddin, A. 2001. Analisis Kebutuhan Model Interaksi Tata Guna Lahan dan Transportasi: Studi Kasus Kotamadya Bandung.Makalah Simposium IV FSTPT Univ.Udayana.Denpasar: pp.1-10. Oetomo,A. 1997. Administrasi dan Institusi Pembangunan (PL-607), Materi Perkuliahan Program Magister PWK ITB. Bandung. Park,S.O. 1997. Industrial Restructuring for the Sustainable City in the Era of Globalization. International Journal of Urban Sciences. The University of Seoul. Seoul. 1(1). 47-67.
179
Pemerintah Republik Indonesia.1992a. Undang-Undang No.14/1992 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan. Jakarta. _________.1997. Undang-Undang No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. _________. 1999. Undang-Undang No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jakarta. _________. 2004a. Undang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan di Daerah. Jakarta. _________. 2004b. Undang-Undang No.38/2004 tentang Jalan. Jakarta. _________. 2007. Undang-Undang No.26/2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta. _________. 1999. Peraturan Pemerintah No.41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta. Pemerintah Kota Makassar. 2005a. Pemerintah Kota Makassar Menuju Tertib Lalulintas dan Angkutan Jalan Melalui Wahana Tata Nugraha. Makassar. _________. 2005b. Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005-2016. Makassar. Pignataro,L.J. 1973. Traffic Engineering: Theory and Practice. Prentice-Hall Inc. New Jersey. Pirngadie,B.H. 2001. Strategi Penanggulangan Pencemaran Udara dari Sektor Transportasi. Makalah Simposium IV FSTPT Udayana. Denpasar: pp.1-7. Poernomosidhi,P.,I.F. 2006. Penajaman Penyusunan RTRW Kawasan Tertentu Metropolitan: Catatan Pengantar Kawasan Kedungsepur (KDS). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta: pp.1-10. Purwaamijaya,I. 2005. Analisis Kemampuan Lahan di Kecamatan-Kecamatan yang Dilalui Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung Jawa Barat[Disertasi]. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB.Bogor. Rahmania,U. 2000. Analisis Perkembangan Transportasi dan Sistem Interaksi Spasial di Kota Bogor [Tesis]. Program Studi Pengembangan Wilayah dan Pedesaan IPB. Bogor. Riyanto,B. 2007. Permasalahan Manajemen Sistem Transportasi Kota Sedang dan Kecil. Makalah Seminar Sehari Transportasi Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Pakuan. Bogor. Rosyidi,A. 2004. Pembangunan Kota Berkelanjutan: Belajar dari Curitiba. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. ITB. Bandung.15 (3/12): 16-31. Saaty,T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik dalam Situasi yang Komples (Terjemahan). Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
180
Santosa,I. 2005. Model Penyebaran Pencemar Udara dari Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Volume Terhingga: Studi Kasus Kota Bogor [Disertasi]. PS.Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB. Bogor. Santosa,B.P. dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi. Yogyakarta. Sitorus,S.R.P. 2004. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan. Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan Departemen Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Soegijoko,B.T. 1991. Pengembangan Kota dan Sistem Angkutan Umum. Makalah Seminar Nasional Transportasi, Lingkungan, dan Perkembangan Kota Teknik Planologi ITB. Bandung: pp.1-14. Sterner,T. 2003. Policy Instruments for Environmental and Natural Resource Management. RFF Press. Washington. Sujarto,D. 2001. Pilihan Strategis: Suatu Teknik Pengambilan Keputusan dalam Perencanaan Wilayah dan Kota. ITB. Bandung. Sunyoto,D. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat: Ringkasan dan Kasus. Amara Books. Yogyakarta. Sutriadi,R. 2006. Pengendalian Kota Besar dan Metropolitan, Implikasinya terhadap Transportasi yang Berkelanjutan dalam Kusumantoro,I.P. et al. (Editors). Essays in Sustainable Transportation: A Handbook in Honor of Prof.Dr.BS.Kusbiantoro. KK-PPK, SAPPK ITB. Bandung: 259-282. Tamin,O.Z.1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB.Bandung _________. 2005. Beberapa Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan di Kota-Kota Besar Indonesia. URDI. 4. URDI. Jakarta. _________. 2007. Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota-Kota Besar di Indonesia. Makalah Seminar Sehari Transportasi Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Pakuan. Bogor. Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. ITB. Bandung. _________. 2002. Pengelolaan Lalulintas dan Angkutan Jalan. ITB. Bandung. Wegener,M. 1996. Reduction of CO2 Emissions of Transport By Reorganisation of Urban Activities. In Hayashi,Y. dan Roy,J. (Editors.). Transport, LandUse and Environment. Kluwer Academic Publishers. Boston: pp.103-124. Zubair,H. 2000. Daya Dukung Lingkungan dan Pembangunan Daerah. Paper Lokakarya Pemberdayaan BAPEDALDA. Makassar: pp.1-5.
181
DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY) AHP
: Analytical Hierarchy Process, merupakan satu model yang fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok-kelompok untuk membentuk gagasangagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi (dugaan) mereka sendiri dan menghasilkan pemecahan dan menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai-nilai pribadi kedalam satu cara yang logis.
APILL
: Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.
AUP
: Angkutan Umum Penumpang merupakan angkutan yang diperuntukkan bagi penumpang dan bukan barang.
AUPNB
: Angkutan Umum Penumpang Non-Bus merupakan angkutan skala kecil yang melayani antara kawasan dalam kota dan antar kota sekitar kota inti/pusat.
A/O
: Asal pergerakan/ Origin suatu perjalanan yang juga merupakan area atau kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif (yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik yang sama/ cluster) yang di dalamnya terdapat unsur maksud perjalanan seperti daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, dan masyarakat.
Bappeda
: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan institusi tingkat kota dan kabupaten yang membidangi perencanaan dan pembangunan.
BLK
: Balai Latihan Kerja merupakan institusi tingkat kota yang membidangi kegiatan ketenagakerjaan dan industri.
BPS
: Biro Pusat Statistik merupakan institusi tingkat kota yang membidangi sumber data dan informasi potensi.
BPN
: Badan Pertanahan Nasional merupakan institusi tingkat kota yang membidangi pertanahan/agraria kota.
CBD
: Central Business Districts merupakan pusat kegiatan bisnis dan jasa suatu kota.
CO
: Karbon Monoksida atau senyawa yang sangat beracun dan tidak berwarna serta hampir tidak berbau sehingga sangat membahayakan kehidupan dan merupakan hasil pembakaran dari kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar bensin dan solar.
Dishub
: Dinas Perhubungan (DLLAJ) merupakan institusi tingkat kota yang membidangi lalulintas dan penyediaan rambu-rambu di suatu kota/kabupaten.
182
Dispenda
: Dinas Pendapatan Daerah merupakan institusi tingkat kota yang membidangi pajak dan pembiayaan pembangunan kota.
DLHK
: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan merupakan institusi tingkat kota yang membidangi masalah lingkungan kebersihan, pertamanan, dan pemakaman umum.
DPU
: Dinas Pekerjaan Umum merupakan institusi tingkat kota yang membidangi pembangunan sarana dan prasarana kota.
DSS
: Decision Support Systems merupakan salah satu bagian dari sistem informasi manajemen yang mendukung pengambilan keputusan dan berfungsi mentransformasi data dan informasi menjadi alternatif keputusan dan prioritasnya.
IHCM
: Indonesian Highway Capacity Manual merupakan pedoman manual perhitungan kapasitas jalan berstandar Indonesia.
JPEG
: Format gambar atau foto metadata yang ditandai dengan EXIF standard termasuk yang lain adalah JPG/JPEG, GIF, BMP, WMF dan EMF.
KIMA
: Kawasan Industri Makassar merupakan kawasan yang dibangun dan dilengkapi dengan prasarana dasar kegiatan industri.
KPBB
: Komite Penghapusan Bensin Bertimbal merupakan oganisasi Kementerian Lingkungan Hidup yang bergerak di bidang pencemaran.
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan lembaga nir laba atau Non Government Organization.
Mamminasata
: Makassar Maros Sungguminasa Takalar merupakan kota kabupaten dalam kawasan metropolitan di Kawasan Timur Indonesia.
Megapolitan
: Suatu kota yang sangat besar di kawasan metropolis dan merupakan nama yang diberikan kepada sistem kota yang bersifat kompleks serta sebagai kota besar dan berpenduduk berjuta-juta yang terdiri atas banyak metropolis.
Metropolitan
: Kota pusat kegiatan tertentu yang besar dan penting baik sebagai ibukota negara maupun pusat kegiatan konomi termasuk wilayah kota berikut daerah pengaruh sekitarnya; kadangkala disebut sbg "core region" atau "kutub pertumbuhan", berupa kota besar sbg pusat pertumbuhan dg berbagai kegiatan di bidang ekonomi, sosial, industri, perdagangan dan administrasi, bersama-sama daerah pengaruhnya memiliki potensi yg tinggi utk perkembangan ekonomi masa depan.
183
MKT/TDM
: Manajemen Kebutuhan Transportasi/Transportation Demand Management merupakan manajemen transportasi berbasis permintaan.
MMG
: Makassar, Maros, dan Gowa merupakan nama kota kabupaten yang berdekatan atau sekitar(hinterand).
MMDCB
: Mamminasata Metropolitan Development Cooperation Board merupakan badan kerjasama kawasan metropolitan Makassar Maros Sungguminasa dan Takalar.
MPE
: Metode Perbandingan Eksponensial merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak dan digunakan sebagai pembantu individu dalam pengambilan keputusan.
MPU
: Mobil Penumpang Umum termasuk angkutan kota.
NO2
: Gas nitrogen bersumber dari kegiatan pembakaran temperatur tinggi kendaraaan bermotor dengan konsentrasi di udara bersih kurang dari 0,004 ppm dan berdampak pada manusia, khususnya iritasi pada paru-paru dan bahkan pada konsentrasi 100 – 500 ppm dapat menyebabkan kematian.
O2
: Oksidan merupakan polutan sekunder yang dihasilkan dari reaksi fotokimia di udara pada waktu siang hari antara jam 11.00 – 15.00 pada siang hari dan sore hari dan terkonsentrasi pada daerah perkotaan yang padat lalulintas dan industri.
Paksawan
: Orang/kaum yang terbatas preferensinya dalam pemilihan dan penggunaan moda angkutan.
Paratransit
: Moda kendaraan perpindahan yang fleksibel.
Pb
: Timbal diudara dalam bentuk partikulat yang keberadaannya bersumber dari hasil proses pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor.
PDRB
: Produk Domestik Regional Bruto merupakan indikator ekonomi daerah kota dan kabupaten.
PHF
: Tingkat pelayanan jalan merupakan volume per kapasitas jalan rencana ruas jalan.
PKN
: Pusat Kegiatan Nasional merupakan kota hirarkhi satu dalam konteks ekonomi dan pembangunan serta pusat wilayah sekitarnya.
Poligon
: Suatu area yang diikat oleh garis tertutup (unsur spasial).
Polwiltabes
: Kepolisian Wilayah Kota Besar setingkat kota/ kabupaten.
PP
: Perjalanan Pergi Pulang atau Peraturan Pemerintah (tergantung konteks yang mengikutinya)
184
Raster
: Data spasial berupa deskripsi onyek ruang langsung berdasarkan area yang sama dengan bentuk termuda dalam penyajian data geometri yang dikumpulkan melalui penyiaman (scanning) dan berbentuk pixel sebagai struktur dasarnya.
RTRW
: Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan salah satu produk dalam penyusunan tata ruang baik berskala nasional, provinsi, kabupaten dan kota.
SIG
: Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem yang terdiri dari perangkat lunak, data, manusia, organisasi dan pengaturannya berupa pengumpulan, penyimpanan, penganalisaan, dan penyebaran informasi tentang daerah-daerah di permukaan bumi.
SMP
: Satuan Muatan Penumpang/CPU car passenger unit merupakan satuan pengukuran untuk berbagai kelompok jenis kendaraan dalam menghitung volume/ kapasitas.
SO2
: Sulfur dioksida dilingkungan akibat aktifitas sehari-hari pembakaran bahan bakar minyak dan berdampak pada kesehatan manusia dan produktifitas tanaman.
STNK
: Surat Tanda Nomor Kendaraan merupakan tanda pendaftaran pajak kendaraan.
Subway
: Jalan bebas hambatan untuk kendaraan cepat.
TMS
: Transportation Management Systems merupakan sistem pengelolaan transportasi berbasis kebutuhan (demand).
TPAU
: Tempat Pemberhentian Angkutan Umum yang ditetapkan oleh pemerintah tetapi tidak harus berupa bangunan.
TSP
: Partikel debu yang terdapat di udara mempunyai ukuran yang bervariatif (0,1 micro meter s/d 25 micro meter)
T/D
: Tujuan perjalanan/ destination merupakan area atau kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif (yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik yang sama/ cluster) yang di dalamnya terdapat unsur maksud perjalanan seperti daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, dan masyarakat.
UMI
: Universitas Muslim Indonesia merupakan perguruan Tinggi swasta di Kota Makassar.
V/C ratio
: Rasio volume (kendaraan) per kapasitas (ruas jalan).
YHL
: Yayasan Hijau Lestari merupakan LSM peduli lingkungan.