DAFTAR PUSTAKA Abdullah, P., A.S. Alisjahbana, N. Effendi dan Boediono. 2002. Daya Saing Daerah: Konsep dan Pengukurannya di Indonesia. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta. Ackoff, R.L. 1991. Beyond Prediction and Preparation. J. Management Studies, 20(1):59-69. Adelman, I. 1984. Beyond Export-Led Growth. World Development Report, Vol. 12(9): 937-949. Adiyatna, H. 1995. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Pengembangan Produk Unggulan Agroindustri Komoditi Hortikultura BuahBuahan Olah-an (Studi Kasus di Jawa Barat). Tesis pada
Program Studi
Teknologi In-dustri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Adrizal. 1995. Sistem Penunjang Keputusan untuk Investasi Agroindustri. Tesis pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Agustedi. 2001. Rekayasa Model Perencanaan dan Pembinaan Agroindustri Hasil Laut Orientasi Ekspor dengan Pendekatan Wilayah. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Ahza, A.B. dan H.R.M.A. Wirakartakusumah. 1997. Potensi dan Kendala Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Menunjang Industri Pangan yang Memiliki Daya Saing. Dalam Prosiding Seminar Teknologi Pangan, Denpasar, 16-17 Juli 1997. Alagh, Y.K. 1989. Farm-Industry Linkages. In U.K. Srivastava and S. Vathsala (eds.). Agro-Processing: Strategy for Acceleration and Exports. Oxford and IBH Publishing Co. Pvt. Ltd., New Delhi, India. Alam, D. 1996. Perencanaan Pembangunan Industri dan Perdagangan. Prisma, Tahun XXV( No. Khusus): 93 - 103. Amanto, B.S. 1999. Kajian Wilayah Pengembangan Agroindustri Perikanan Rakyat di Daerah Maluku. Tesis pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Aminullah, E. 2004. Berpikir Sistemik untuk Pembuatan Kebijakan Publik, Bisnis, dan Ekonomi. Penerbit PPM, Jakarta. Amirin, T.M. 1996. Teori Sistem. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anonim. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54. Arfan, M. 2001. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Agroindustri Minyak Kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Skripsi pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. Arifin, B. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia: Telaah Struktur, Kasus, dan Alternatif Strategi. Penerbit Erlangga, Jakarta. ----------. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Buku Kompas, Jakarta. Argyris. 1985. Strategy Change and Defensive Routines. Pitman., Marshfield, USA. APO. 2000. Promotion of Rural-Based Small Industries in Asia and the Pacifik. Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Japan. Arief, S. 1998. Dari Prestasi Pembangunan sampai Ekonomi Politik: Kumpulan Karangan. UI-Press, Jakarta. Austin, J.E. 1992.
Agroindustrial Project Analysis Critical Design
Factors. Johns Hopkins University Press, Baltimore, US. Azis, M. A. 1993. Kebijakan Operasional Mempercepat Pengembangan Agroindustri Hortikultura, Khususnya Buah-Buahan Tropis. Dalam M.A. Azis (ed.). Agroindustri Buah-Buahan Tropis. Bangkit, Jakarta. Aziz, I. J. 1997. Pengantar. Dalam S. Nazara. Analisis Input Output. Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Badan Agribisnis. 1995. Sistem, Strategi dan Program Pengembangan Agribisnis. Badan Agribisnis, Departemen Pertanian, Jakarta. Baka, L.R. 2001. Rekayasa Sistem Pengembangan Agroindustri Perkebunan Rakyat dengan Pendekatan Wilayah. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Balitbangda Propinsi Jambi. 2002. Kajian Pengembangan Industri Hilir CPO di Propinsi Jambi. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Jambi. Bappeda. 1999. Rencana Tindak (Action Plan) Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Propinsi Jambi. Badan Perencana Pembangunan Daerah Propinsi Jambi. ----------. 2000a. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jambi: Peninjauan Kembali dan Penyempurnaan. Badan Perencana Pembangunan Daerah Propinsi Jambi. ----------. 2000b. Kawasan Sentra Produksi Propinsi Jambi. Badan Perencana Pembangunan Daerah Propinsi Jambi. Basdabella, S. 2001. Pengembangan Sistem Agroindustri Kelapa Sawit dengan Pola Perusahaan Agroindustri Rakyat. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bidarkota, P.V. 2001. Alternative Regime Switching Model for Forecasting Inflation. J. Forecasting, Vol. 20(1):21-35. BKPMD Prop. Jambi. 2000. Profil Proyek Investasi Pengolahan Kelapa Sawit di Propinsi Jambi. Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Jambi. Boly, V. 1987. Elaboration de Scenario à 10 ans par les Methodes MIC-MAC et SMIC. Application à Une Initiative de Developpement Local. These Doctorat de I’ I.N.P.L., U.F.R. GSI, France. BPS. 2000a. Statistik Indonesia 1999. Badan Pusat Statistik, Jakarta. -----. 2000b. Survei Angkatan Kerja Nasional 1999. Badan Pusat Statistik, Jakarta. -----. 2000c. Laporan Perekonomian Indonesia 1999. Badan Pusat Statistik, Jakarta -----. 2003. Statistik Indonesia 2002. Badan Pusat Statistik, Jakarta. BPS Propinsi Jambi. 2002. Jambi dalam Angka 2001. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencana Pembangunan Daerah Propinsi Jambi.
-------------------------. 2004. Jambi dalam Angka 2003. Badan Pusat Statistik dan Badan Perencana Pembangunan Daerah Propinsi Jambi. Brocklesby, J. and S. Cummings. 1995. Combining hard, soft and critical methodologies in system research: The cultural constraints. System Research, Vol. 12(3): 239-318. Brooks, C. 2001. A Double-threshold GARCH Model for the Frech Franc/ Deutschmark exchange rate. J. Forecasting, Vol. 20(2):135-143. Brown, J.G. 1994.
Agroindustrial Investment and Operations. World
Bank, Washington D.C., US. Buana, L. 2000. Evaluasi Perkembangan Penerimaan Minyak Sawit Melalui Harga Bayangannya. J. Penelitian Kelapa Sawit, Vol. 8(1):69-79. ------------, A.M. Razali, dan H.J. Zainodin. 1995. Identifikasi Perubahan Harga CPO Melalui Komponen Acaknya. J. Penelitian Kelapa Sawit, Vol. 3(3): 235-244. Budihardjo. 2001. Perkembangan Ekonomi Masyarakat Daerah Jambi : Studi pada Masa Kolonial. Philosophy Press, Yogyakarta. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Pradnya Paramita, Jakarta. Busyra,
N.
Izhar,
Mugiyanto,
Lindawati
dan
Suharyon.
2000.
Karakterisasi Zona Agroekologi (ZAE): Pedoman Pengembangan Pertanian di Propinsi Jambi. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Champy, J. and N. Nohria. 1996. Fast Forward : The Best Ideas on Managing Business Change. Harvard Business School Press, Boston, USA.
Chaudhuri, S. 1990. Stages of Technology Development: A Managerial Pers-pektif. Conference on Management of Technology, Miami, Florida, USA. Chotim, E.E. 1996. Disharmoni Inti-Plasma dalam Pola PIR. Akatiga, Bandung. Chumacero, R.A. 2001. Empirical Analysis of Systematic Errors in Chilean GDP Forecasts. J. Forecasting, Vol. 20(1):37-45. Cook, M.L. and M.E. Bredahl. 1991. Agribusiness Competitiveness in the 1990’s. American Journal of Agricultural Economic, Vol. 73(5):1472-1473. Council on Food, Agricultural and Resource Economics. 1994. Agricultural in-dustrialization: What roles for government policy?
J. of
Agricultural Eco-nomics 76(5): 1232. Crawford, R. 1991. In the Era of Human Capital: The Emergence of Talent, Intelligence and Knowledge as the Worldwide Economic Force and What It Means to Managers and Investors. Harper, New York, USA. Damanik, S. 1995. Keragaan Ekonomi Agroindustri Akar Wangi di Kabupaten Garut: Suatu Pendekatan Analisis Efisiensi. Tesis Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Daniel, W. W. 1989. Statistik Nonparametrik Terapan. Gramedia, Jakarta. Darmawan, T dan A.H. Masroh. 2004. Pentingnya Nilai Tambah Produk Pangan. Dalam Pertanian Mandiri: Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. Dasril. 1993. Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Produksi Pertanian dalam Industrialisasi di Indonesia. Disertasi pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Didu, M. S. 2000a. Mencari Format Baru Agroindustri dalam Milenium III. Agrimedia, Vol. 6(1):11-15 ---------------. 2000b. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Pengembangan Agroindustri Kelapa Sawit untuk Perekonomian Daerah. Disertasi
pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Dillon, H.S. 2004. Pertanian Membangun Bangsa. Dalam Pertanian Mandiri : Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. Disbun Propinsi Jambi. 2003a. Statistik Perkebunan Propinsi Jambi Tahun 2002. Dinas Perkebunan Propinsi Jambi. -----------------------------. 2003b. Laporan Tahunan Dinas Perkebunan Propinsi Jam-bi Tahun 2002. Dinas Perkebunan Propinsi Jambi. Ditjenbun. 2004a. Statistik Perkebunan Indonesia 2000-2002: Kelapa. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta. ------------. 2004b. Statistik Perkebunan Indonesia 2000-2002: Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta. Djaenudin, D., Marwan, H. Subayo, A. Mulyani dan N. Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Djojodipuro, M. 1992. Teori Lokasi. LP-FE UI, Jakarta. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press, Bogor. Erwidodo. 1996. Transformasi Struktural dan Industrialisasi Pertanian di Indonesia. Dalam Erwidodo, M. Rachmat dan M. Syukur (eds.). Peluang dan Tantangan Agribisnis Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Fakih, M. 1999. Pengantar Edisi Indonesia Pertanian Masa Depan. Dalam Reijntjes, Haverkort dan Waters-Bayer. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (Terjemahan). Kanisius, Yogyakarta. Fewidarto, P.D. 1997. Proses Hirarki Analitik. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Foale, M. 2003. The Coconut Odyssey: The Bounteous Possibilities of the Tree of Life. Australian Centre for International Agricultural Research, Canbera, Australian.
Gaikwad, V.R. 1989. Application of Science and Technology for Integrated Agricultural and Rural Development. In U.K. Srivastava and S. Vathsala (eds.). 1989. Agro-Processing: Strategy for Acceleration and Exports. Oxford and IBH Publishing Co. Pvt. Ltd., New Delhi, India. Garcia, P.G. and N. M. Manalili. 1997. Agroindustrial Research and Development in Renewed Focus. AgroIndustry Bulletin, Vol. 2(2):1-7. Gaspersz, V. 2000. Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis. Grame-dia, Jakarta. Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian (Terjemahan). UI-Press, Jakarta. Guirkinger, N. 1986. Fast Food et Prospective : Application de l’Analyse Structurelle au Système Fast Food. Mémoire de DEA – U.F.R. GSI, I.N.P.L., France. Gumbira-Sa’id, E., Rachmayanti dan M.Z. Muttaqin. 2001. Manajemen Teknologi Agribisnis : Kunci Menuju Daya Saing Global Produk Agribisnis. Ghalia Indonesia, Jakarta. Gunawan, R., J. Thamrin, dan M. Grijns. 1995. Dilema Petani Plasma: Pengalaman PIR-Bun Jawa Barat. Akatiga, Bandung. Hadi, A.R. dan N. Noviandi. 1999. Paradigma Baru Pengembangan Wilayah Dalam Alkadri, dkk (eds.). Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah: Konsep Dasar dan Implikasi Kebijakan. BPP Teknologi, Jakarta. Hafsah, M.J. 2000. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Ha-rapan, Jakarta. Hallberg, K. 2000. A Market-Oriented Strategy for Small and Medium Scale Enterprises. Discussion Paper International Finance Corporation (IFC) No. 40. The World Bank, Washington, USA. Hanani, N., J.T. Ibrahim dan M. Purnomo. 2003. Strategi Pembangunan Pertanian : Sebuah Pemikiran Baru. Lappera Pustaka Utama, Yogyakarta. Hanke, J.E., D.W. Wichern, and A.G. Reitsch. 2001. Business Forecasting. Prentice-Hall, Inc., New Jersey, USA.
Hasbi. 2001. Rekayasa Sistem Kemitraan Usaha Pola Mini Agroindustri Kelapa Sawit. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hazell, P.B.R. and A. Roell. 1983. Rural Growth Linkages Household Expen-diture Patterns in Malaysia and Nigeria. International Food Policy Research Institute, Research Report No. 4, Washington, USA. Heriyanto. 1995. Peluang dan Kendala Pengembangan Agribisnis Ubi Jalar dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Komoditas. Disertasi pada Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung. Heydinger, R.B. and R.D. Zentner. 1983. Multiple Scenario Analysis: Introducing Uncertainty into Planning Process. New Direction for Institutional Research, Vol. 39:51-68. Hicks, P.A. 1995. An Overview of Issues and Strategies in the Development of Food Processing Industries in Asia and the Pacific. In APO. Growth of the Food Processing Industry in Asia and the Pacific. Asian Productivity Orga-nization, Tokyo, Japan. MIC-MAC : Analisis Peramal Parameter Sistem. Hubeis, M. 1991a. Laboratorium Rakayasa Proses Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. -------------. 1991b. Formulation d’Une Stratégie du Développement Industriel des Huiles Essentielles Indonésiennes A 5 Ans. Application de la Méthode PRECOM, de la Méthode MIC-MAC et de la Méthode DELPHIREGNIER. Thèse Doctorat de l’I.N.P.L., U.F.R. GSI., France. -------------. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen Industri, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 1 Nopember 1997. -------------. 1998. Metode PRECOM: Teknik Identifikasi dan Deskripsi Industri Kecil. Makalah disampaikan di LMFEUI Salemba, Jakarta, 27 April 1998. -------------. 2000. Teknik Analisis Prospektif Produk Industri Pangan. Bahan Kuliah Program Doktor, Sub-Program Studi Manajemen Industri Pangan, Program Studi Ilmu Pangan, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. -------------. 2003. Pola Diseminasi Teknologi untuk UKM dalam Pengembangan Agrobisnis. Makalah Disampaikan pada Seminar Sehari Alih Teknologi
dalam Pengembangan UKM dan Agrobisnis di Kantor Menkop dan UKM, Jakarta, 26 Mei 2003. Husodo, S.Y. 2004. Modernisasi Pertanian: Suatu Kebutuhan yang Mendesak. Dalam Pertanian Mandiri: Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. Isarangkura, R. 1995. Interaction Between Food Processing Industry and Agriculture. In APO. Growth of the Food Processing Industry in Asia and the Pacific. Asian Productivity Organization, Tokyo, Japan. Jannic, H. 1987. Aéronautique: un marché très convoite. L’Expansion, No. 6. Jenvanitpanjakul, P. and P. Siribangkeadpol. 2001. Thailand’s Biodiesel from Coconut Oil: Its Economic and Environment Impact. In Health and Wealth from the Tree of Life. Asian and Pacific Coconut Community, Jakarta. Jhingan, M.L. 2002. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Terjemahan). RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kasryno, F., A. Suryana dan P. Simatupang. 1998. Kebijaksanaan Peningkatan Produktivitas dan Pertumbuhan Agroindustri Pedesaan. Dalam A. Suryana, dkk (eds.). Analisis Kebijaksanaan: Pembangunan Agribisnis di Pedesaan dan Analisis Dampak Krisis. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Monograph Series No. 18. Kemala, S. 1988. Pola Pertanian, Industri, Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawit. Disertasi pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. KMNRT. 2004. Rencana Induk Kegiatan RUSNA Industri Hilir Kelapa Sawit. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Jakarta. Kuncoro, M. 1996. Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Agroindustri Indonesia: Suatu Catatan Empiris. Kelola Vol. IV(11): 64-92. Kustanto, H. 1999. Sistem Pengembangan Agroindustri Komoditas Unggulan pada Kawasan Andalan : Studi Kasus di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tesis pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kuswartojo, T., S. M. Lubis, T. Mumpuni, A. Firman dan H. Kushardanto. 2000. Memberlanjutkan Pembangunan: Upaya Mencapai Kehidupan yang Makin Berkualitas. Sektor Agenda 21, UNDP, Jakarta.
Lena, W. 2000. Kajian Pengembangan Agroindustri Jambu Mete Skala Kecil di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur. Tesis pada Program Studi Tek-nologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Libanan, A. 2000. Coconut Product Diversification and Processing: Cocochemicals. In R.N. Arancon, Jr. (ed.). Sustainable Coconut Industry in the 21th Century. Asian and Pacific Coconut Community, Jakarta. Mahfud, H. 2004. Permodelan Sistem Pembangunan Agroindustri Minyak Atsiri dengan Pendekatan Klaster. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Makridakis, S. Dan S.C. Wheelwright. 1994. Metode-Metode Peramalan untuk Manajemen (Terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta. Mintzberg, H. 1979. The Structure of Organizations. Prentice Hall, New York, USA. Morrison, J.L., W.L. Renfro, and W.I. Boucher. 1983. Applying Methods and Techniques of Futures Research. Jossey-Bass Inc., San Francisco, US. Muflikhati, I. 1996. Keterkaitan Sektor dalam Struktur Ekonomi dan Kesempatan Kerja di Propinsi Jawa Barat. Tesis pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Muhammad, S. 2002. Manajemen Strategik: Konsep dan Kasus. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta. Mulyadi, D. 2001. Model Strategi Terpadu Pengembangan Agroindustri Rotan. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nazara, S. 1997. Analisis Input Output. Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Nishimura, H. 1999. An Overview on Agribusiness in Southeast Asia. Tokyo University of Agriculture, Tokyo, Japan. Nogoseno. 2003. Reinventing Agribisnis Perkelapaan Pola Sulawesi Utara. Dalam H.T. Luntungan (eds.). Prosiding Seminar Hari Perkelapaan Keempat Tahun 2002. Pusat penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Nurdin, Z. 2000. Laporan Gubernur KDH Tingkat I Jambi pada Sidang Pleno Khusus DPRD Propinsi Dati I Jambi, 6 Januari 2000.
Nurkhalik,
A.
1999.
Analisis
Agribisnis
Jagung
dan
Strategi
Pengembangannya di Indonesia. Tesis pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pasca-sarjana, Institut Pertanian Bogor. Oil World.
2002.
Oild World 2012 Up to Date.
ISTA, Hamburg,
Germany. P4W-IPB. 2001. Studi Perumusan Indikator Perkembangan Kawasan Sentra Produksi. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB, Bogor. Pakasi, C.B.D. 1998. Ekonomi Rumah Tangga dan Pengembangan Industri Kecil Alkohol Nira Aren di Kabupaten Minahasa. Tesis pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pasacasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pakpahan, A. 2003. Reinventing Agribisnis Perkelapaan Nasional. Dalam H.T. Luntungan (eds.). Prosiding Seminar Hari Perkelapaan Keempat Tahun 2002. Pusat penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Pambudy, N. 1998. Sektor pertanian sebagai penyelamat. Kompas, Vol. 34, No. 326: 9. Pangestu, M. 1996. Pengantar. Dalam Thee Kian Wie. Industrialisasi di Indonesia : Beberapa Kajian. LP3ES, Jakarta. --------------- dan H. Aswicahyono. 1997. Industrialisasi, Keunggulan Bersaing dan Era Perdagangan Bebas. Dalam M. Pangestu, dkk (eds.). Transformasi Industri Indonesia dalam Era Perdagangan Bebas. Centre for Strategic and International Studies, Jakarta. Park, J. and R. A. F. Seaton. 1996. Integrative Research and Sustainable Agriculture. Agricultural Systems, Vol. 50: 81-100. Pearce, J.A. and Robinson, R.B. 1996. Strategic Management: Formulation, Implementation and Control. Richard D. Irwin Inc., New York, USA.
Pearson, S., C. Gotsch and S. Bahri. 2004. Applications of the Policy Analysis Matrix in Indonesian Agriculture. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Pemprop. Jambi. 2001. Garis-Garis Besar Pembangunan Daerah Jambi Tahun 2001 - 2005. Pemerintah Propinsi Jambi.
Perkins, D.H., D.R. Snodgrass, M. Gillis, and M. Roemer. 2001. Economic of Development. W.W. Norton Co., London, UK. Pettigrew, A. and R. Whipp. 1991. Managing Change for Competitive Succes. Blackwell Publ., London, UK. Polman, W. 2000. Policies and Institutional Infrastructure in the Promotion of Rural-Based Small-Scale Industries. In APO. Promotion of Rural-Based Small Industries in Asia and the Pasific. APO, Tokyo, Japan. Prabowo, D. 1995. Diversifikasi Pedesaan. Center for Policy and Implementation Studies, Jakarta. Punchihewa, P.G. 2000. The Current Status of the Coconut Indutry. In R.N. Arancon, Jr. (ed.). Sustainable Coconut Industry in the 21th Century. Asian and Pacific Coconut Community, Jakarta. Putsis, W.P. 1999. Empirical Analysis of Competitive Interaction in Food Product Categories. Agribusiness, Vol. 15(3):295-311. Rachmat, M. 1996. Struktur dan Kinerja Agroindustri di Indonesia: Analisa Perubahan Tahun 1974-1993. Dalam Erwidodo, dkk (eds.). Peluang dan Tantangan Agribisnis Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Rasahan, C.A. dan R. Wibowo. 1997. Pemantapan Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian yang Mendukung Meningkatnya Kemandirian dan Daya Saing Pertanian. Dalam A. Suryana, dkk (eds.). Membangun Kemandirian dan Daya Saing Pertanian Nasional dalam Menghadapi Era Industrialisasi dan Perdagangan Bebas. Prosiding Konferensi Nasional XII Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Jakarta. Reijntjes, C., B. Haverkort, dan A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan: Pengantar Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah (Terjemahan). Kanisius, Yogyakarta. Riduwan. 2000. Implementasi Kebijakan Pengembangan Agroindustri Pengolahan Kelapa Sawit di Propinsi Jambi. Tesis pada Program Studi Administrasi Publik, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. Rindengan, B. dan H. Novarianto. 2004. Virgin Coconut Oil: Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Penebar Swadaya, Jakarta. Riyanto. 2003. Analisis Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal terhadap Perekonomian Daerah dan Pemerataan Pembangunan Wilayah di Indonesia.
Tesis pada Program Studi Perencanaan Wilayah dan Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rodenburg, E., D. Tunstal and F. Bolhuis. 1995. Environmental Indicators for Global Cooperation. The World Bank, Washington, U.S.A. Roestanto, W.D. 2000. Kawasan Industri di Indonesia. Widya, Vol. XII(108): 311. --------------------. 2004. Kawasan Industri Indonesia: Sebuah Konsep Perencanaan dan Aplikasinya. Pustaka Wira Usaha Muda, Bogor. Rustiani, F., H. Sjaifudian, dan R. Gunawan. 1997. Mengenal Usaha Pertanian Kontrak. Akatiga, Bandung. Saaty, T.L. 1993. Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks (Terjemahan). Pustaka Binaman Presindo, Jakarta. Sajogjo. 1997. Kata Pengantar. Dalam F. Rustiani, H. Sjaifudian dan R. Gunawan. Usaha Pertanian Kontrak. Akatiga, Bandung. Samijan, T.R. Prastuti, S. Basuki dan B. Hartoyo. 1999. Penentuan Pengembangan Komoditas Potensial Berdasarkan Zone Agroekologi. Dalam Prosiding Pemberdayaan Potensi Regional melalui Pendekatan Zone Agroekologi Menunjang Program Gema Prima. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta. Santi, K. 2002. Analisis Permintaan Kopra oleh Industri Pengolahan Minyak Kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Skripsi pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. Saptari, A. M. 1993. Sistem Monitoring dan Pengendalian Penggunaan Model dalam Investasi dan Perdagangan Agroindustri: Makalah Pembanding. Dalam M. A. Aziz (ed.). Permodalan Agroindustri: Prospek Pengembangan pada PJPT II. Penerbit Bangkit, Jakarta. Saragih, B. 1995. Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Menghadapi Abad ke-21. Orasi Ilmiah Guru Besar Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 21 Desember 1995. ---------- dan B. Krisnamurthi. 1996. Agribisnis dan Transformasi Struktur Ekonomi Pedesaan. Dalam Perhepi. Pertanian dan Pedesaan Indonesia dalam Transisi: Refleksi dan Prospektif. Prosiding Seminar Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi), Jakarta.
----------. 1997. Tantangan dan Strategi Pengembangan Agribisnis Indonesia. Jurnal Agribisnis, Vol. I(1 & 2):16-20. ----------. 1999a. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi dalam Kerangka Pembangunan Sektor Agribisnis Indonesia. Makalah pada Pelatihan Pemantapan Pengelolaan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi. Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri. Jakarta, 14-15 Juli 1999. ----------. 1999b. Membangun Kembali Ekonomi Indonesia Melalui Agrobisnis. Kompas, Vol. 35(1999): 4-5. ----------. 2000. Agribisnis sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam Era Milenium Baru. Agrimedia, Vol. 6(1): 4-7. ----------. 2004. Membangun Pertanian Perspektif Agribisnis. Dalam Pertanian Mandiri : Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarinah. 1999. Kajian Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Laut di Sulawesi Tenggara. Tesis pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sarono. 1997. Kajian Perencanaan Pengembangan Agroindustri Pola PIR-Trans Mandiri di Daerah Lampung. Tesis pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertania Bogor. Setyono, D.J. 1995. Analisis Struktur dan Perencanaan Tata Ruang Usaha Ternak Sapi Potong di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tesis pada Program Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sharples, J. and N. Milham. 1990. Long-run Competitiveness of Australian Agriculture. Foreign Agricultural Economic Report No. 243. Economic Research Service, U.S. Departement of Agriculture, Washington D.C., US. Simanjuntak, S.B. 1992. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Daya Saing Perusahaan Kelapa Sawit di Indonesia. Disertasi pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Simatupang, P. 1995a. Industrialisasi Pertanian sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama pada Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor, 27 September 1995. -----------------. 1998. Akselerasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Melalui Strategi Keterkaitan Berspektrum Luas. Dalam A. Suryana, dkk.
Dinami-ka Ekonomi Pedesaan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Simatupang, T.M. 1995b. Teori Sistem : Suatu Perspektif Teknik Industri. Andi Offset, Yogyakarta. Sitorus, P. 1997. Teori Lokasi Industri. Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta. Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Soekarto, S.T. 1997. Industri Pertanian Terpadu : Konsep dan Aplikasinya. Jurnal Agribisnis, Vol. I(1 & 2):21-28. Soetrisno, L. 2002.
Paradigma Baru Pembangunan Pertanian : Sebuah
Tinjauan Sosiologis. Kanasius, Yogyakarta. Sondakh, L.W. 2003. Globalisasi dan Desentralisasi: Perspektif Ekonomi Lokal. LP FE Universitas Indonesia, Jakarata. Sosiawan, H. 1997. Metodologi Penyusunan Peta Zona Agroekologi. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Spedding, C. R. W. 1991. Thinking About the Future. J. RASE, Vol. 152: 31-35. Sugiarto dan Harijono. 2000. Peramalan Bisnis. Gramedia, Jakarta. Suhardi, T. 1992a. Kemitraan dan Keterkaitan Antara Usaha Besar dan Usaha Kecil dalam Industri Pengolahan. Dalam Thee Kian Wie (ed.). Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ---------. 1992b. Evaluasi Pelaksanaan Program Keterkaitan Sistem Bapak Angkat Mitra Usaha. Dalam T. K. Wie (ed.). Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sumardjo, J. Sulaksana dan W.A. Darmono. 2004. Teori dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Supratikno, H., A.W. Widjaja, Sugiarto dan D. Durianto. 2003. Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suprihatini, R. 1995. Pengujian Konsep Minyak Goreng Merah. J. Pengkajian Agribisnis Perkebunan, Vol. 1(2):25-35. Suprijadi, A. 1997. Pengembangan Agroindustri Pangan. Pra-Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, Jakarta, 10 Juli 1997. Suradisastra, K. 1996. Dampak Industrialisasi Pedesaan terhadap Perkembangan Masyarakat Pedesaan. Dalam Perhepi. Pertanian dan Pedesaan Indonesia dalam Transisi : Refleksi dan Prospektif. Perhimpunan Ekonomi Pertanian, Jakarta. Surjati-Herman, A. 2002. Model Aliansi Strategis Agroindustri Sayuran Bernilai Ekonomi Tinggi. Disertasi pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Suryana, A. dan S. Mardiyanto. 1998. Operasionalisasi Konsep Agribisnis. Dalam A. Suryana, dkk. Dinamika Ekonomi Pedesaan dan Peningkatan Daya Saing Sektor Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Balitbang Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Suseno, S.H. dan A. Mulyono. 1997. Pengembangan Agribisnis di Khalayak Peta-ni dan Agribisnis Berorientasi Pedesaan Merupakan Masalah yang Rawan dalam Menyongsong Era Globalisasi. Dalam A. Suryana, dkk. (eds.). Membangun Kemandirian dan Daya Saing Pertanian Nasional dalam Menghadapi Era Industrialisasi dan Perdagangan Bebas. Prosiding Konfe-rensi Nasional XII Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Jakarta. Suyata. 1998. Konsep dan Strategi Pengembangan Agroindustri. Dalam Tsauri (ed.). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998. LIPI, Jakarta. Syafa’at, N., S. H. Susilowati dan D. Hidayat. 1999. Analisis faktor pendorong migrasi angkatan kerja di pedesaan. JAE, Vol. 17(2): 80-97. Syahrasaddin, A. Rahman, dan G. Husen. 2002. Kajian Pengembangan Industri Hilir CPO di Propinsi Jambi. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Jambi. Syukur, M. 1996. Kemitraan Usaha sebagai Strategi Pemasaran. Dalam Erwidodo, dkk (eds.). Peluang dan Tantangan Agribisnis Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. Balitbang Pertanian, Jakarta.
Tajima, T. 2000. Foreword. In Promotion of Rural-Based Small Industries in Asia and Pacific. APO, Tokyo, Japan. Tambunan, T.T.H. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Ghalia Indonesia, Jakarta. Tarigan, R. 2004. Ekonomi regional: Teori dan Aplikasi. Bumi Aksara, Jakarta. Taufikkurahman, L. 2003. Prospects of Global Market for Coconut Products, and Future Strategies. Dalam H.T. Luntungan (eds.). Prosiding Seminar Hari Perkelapaan Keempat Tahun 2002. Pusat penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Tim Pembina Pusat P-KSP. 1999a. TOR Diseminasi Pengembangan Kawasan Sentra Produksi. Tim Pembina Pusat Pengembangan Kawasan Sentra Produksi, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri, Jakarta. -----------------------------------. 1999b. Konsep Kebijakan Pengembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP). Tim Pembina Pusat Pengembangan Kawasan Sentra Produksi, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri, Jakarta. Tsauri, H. S. (ed.). 1998. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998. LIPI, Jakarta. Uphoff, N. 1999. Rural Development Strategy for Indonesian Recovery: Reconciling Contradictions and Tensions. In P. Simatupang, et al. (eds.). Indonesia’s Economic Crisis: Effect on Agriculture and Policy Responses. Center for International Economic Studies, University of Adelaide, Adelaide, Australia. Weyerbrock, S. and T. Xia. 2000. Technical trade barriers in US/Europe agricultural trade. Agribusiness, Vol 16(2):235-251. Widiati, A., D.S. Riyadi dan D.M. Arlianto. 1999. Teknologi dan Keunggulan Daya Saing Wilayah. Dalam Alkadri, dkk (eds.). Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah: Konsep Dasar dan Implikasi Kebijakan. BPP Teknologi, Jakarta. Widodo, M.T. 2000. Prencanaan Skenario: Sebagai Alat Penetapan Strategi pada Turbulensi Lingkungan Eksternal. J. Bisnis dan Ekonomi, Vol. IV(1):5178. Wie, T.K. 1992. Kemitraan dan Keterkaitan antara Usaha Besar dan Usaha Kecil dan Menengah dalam Sektor Industri Pengolahan. Dalam Thee Kian Wie (ed.). Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
----------. 1996. Industrialisasi di Indonesia: Beberapa Kajian. PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Wirakartakusumah, M.A. 1998. Agroindustri Pangan: Industri Strategis Unggulan. Dalam H. S. Tsauri (ed.). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998. LIPI, Jakarta. --------------------------------. 2000. Meningkatkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Menuju Otonomi Daerah dan Desentralisasi Pusat. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Meningkatkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Menuju Otonomi Daerah dan Desentralisasi Pusat, BEM IPB, Bogor, 1 - 3 Mei 2000. Wulan, I.S. 2001. Peluang Pasar Minyak dan Tepung Kelapa (Desiccated Coconut) Indonesia di Pasar Dunia. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol. 7(3):8-10. Yoshino, M.Y. and V.S. Rangan. 1995. Strategic Alliances : An Enterpreneurial Approach to Globalization. Harvard Business School Press, Boston, USA. Yudhoyono, S.B. 2004. Pembangunan Pertanian dan Pedesaan sebagai Upaya untuk Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal. Disertasi pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Zulkifli. 2000. Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Keragaan Industri Kelapa Sawit Indonesia dan Perdagangan Minyak Sawit Dunia. Disertasi pada Program Studi Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1. Daftar responden penelitian
Responden Teoritis
Responden Perantara
• Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jambi, Kampus Unja Mendalo Darat, Jambi 36361
• BAPPEDA Propinsi Jambi, Jl. A. Yani No. 2, Telp. 0741-63494, 62507, Telanaipura, Jambi 36122
• PS Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Kampus Unja Mendalo Darat, Jambi 36361 • PS Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Kampus Unja Mendalo Darat, Jambi 36361 • Pusat Studi Pembangunan, Lembaga Penelitian, Universitas Jambi, Kampus Unja Mendalo Darat, Jambi 36361 • Pusat Penelitian dan Pembinaan Pengusaha Kecil dan Koperasi, Lembaga Penelitian, Universitas
• BALITBANGDA Prop. Jambi, Jl. R.M. Nur Atmadibrata No. 5, Telp. 0741-64844, 63461, Telanipura, Jambi 36122 • BAPEMPRODA Prop. Jambi, Jl. R.M. Nur Atmadibrata No. 8, Telanipura, Jambi 36122 • BBIHP, Deperindag, Jl. Ir. H. Juanda No. 5-9, Telp. 0251324068, 323339, Bogor • Direktorat Teknologi Agroindustri, BPP Teknologi, Jl. M. Husni Thamrin No. 8, Jakarta 10340
Responden Praktisi Agroindustri Agroindustri Kelapa Kelapa Sawit • PT Bintang Sejahtera Permai, Desa Teluk Majelis, Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur 36561, Telp. 074221627 • PT Pelita Sari Prima Jadi, Desa Mendahara Hilir, Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur 36564, Telp. 074221705 • CV Sumber Harapan, Jl. Harapan, Tungkal Ilir, Tanjung Jabung Barat • CV Sumber Waras, Sungai Beram Itam Kecil, Tungkal Hlilir, Tanjung Jabung Barat, Telp. 074221493 • PD Kurnia Tunggal, Desa Talang Duku, Maro Sebo, Muaro Jambi 36381
• PT Inti Indo SawitSubur, Jl. H. Adam Malik No. 22, Kota Baru, Jambi 36138, Telp. 074123169, 21531 • PTPN VI, Kebun Pinang Tinggi, Mestong, Muaro Jambi, Telp. 074140811 • PT Sari Aditya Loka, Jl. Pulo Ayang Raya Kav. I, Pulo Gadung, Jakarta Timur 13930, Telp. 0214616550 • PT Jamika Raya, Desa Pulau Kerakap, Tanah Tumbuh, Bungo 37255, Telp. 0745583075 • PT Kresna Duta Agroindo, Desa Jelatang, Pamenang, Merangin 37357
Jambi, Kampus Unja Mendalo Darat, Jambi 36361
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Bagian a. Identifikasi Parameter Sistem
KUESIONER PENELITIAN PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN DI PROPINSI JAMBI: SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI Tahapan Penelitian:
IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM
Oleh SAHRIAL IPN 995191
PROGRAM STUDI ILMU PANGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGANTAR Penelitian dengan judul “Perspektif Pembangunan Agroindustri Pangan di Propinsi Jambi: Suatu Model Kajian Strategi Industrialisasi Pertanian Melalui Dukungan Kawasan Sentra Produksi” ini bertujuan untuk mensintesis strategi pem-
bangunan agroindustri pangan dengan pendekatan pewilayahan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi. Kajian strategi pembangunan agroindustri pangan dilakukan berdasarkan kerangka kerja (frame work) perspektif masa depan. Eksplorasi konsepsi situasi masa depan pembangunan agroindustri pangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis prospektif. Teknik ini menggunakan Metode MIC-MAC untuk menganalisis struktur sistem pembangunan agroindustri pangan, mengidentifikasi parameter sistem dan mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kategori parameter untuk mendapatkan parameter kunci (key fac-
tor). Selanjutnya dengan menggunakan Metode SMIC, parameter kunci tersebut disintesis ke dalam bentuk skenario eksploratif untuk memperoleh gambaran perspektif masa depan pembangunan agroindustri pangan. Kuesioner ini merupakan bagian pertama dari kuesioner MIC-MAC yang bertujuan untuk mengidentifikasi parameter sistem pembangunan agroindustri pangan. Identifikasi didasarkan pada penilaian Bapak/Ibu/Sdr terhadap ada atau tidaknya pengaruh dari 250 parameter yang dimuat di dalam kuesioner ini terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri pangan. Untuk itu dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengidentifikasi pengaruh dari masing-masing parameter tersebut. Guna membantu Bapak/Ibu/Sdr, kuesioner ini dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
•
Bagian
•
Bagian II : memuat Petunjuk Pengisian Kuesioner
•
Bagian III : memuat Daftar Pertanyaan
I : memuat Daftar Parameter Sistem
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu, kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Terima kasih.
BAGIAN I DAFTAR PARAMETER SISTEM Keberhasilan pembangunan agroindustri pangan pada kawasan sentra produksi (KSP) dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup Sub-Sistem Pertanian Primer (Usahatani) dan Sub-Sistem Agroindustri. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari Lingkungan Operasional, Lingkungan Industri dan Lingkungan Eksternal. Rincian faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
I.
Faktor Internal A. Sub-Sistem Usahatani 1. Sarana dan Prasarana Pertanian 2. Teknologi Pertanian 3. Manajemen Usahatani 4. Lahan Pertanian 5. Biaya Investasi dan Pemeliharaan/Perawatan B. Sub-Sistem Agroindustri 1. Teknologi Proses 2. Manajemen Produksi 3. Karakteristik Perusahaan Pengolahan 4. Biaya Investasi dan Operasional
II. Faktor Eksternal A. Lingkungan Operasional 1. Tenaga Kerja 2. Konsumen 3. Kreditor 4. Pesaing (Competitor) 5. Lembaga Pendukung
Halaman 1 dari 13
B. Lingkungan Industri 1. Pemain baru (New Entrance) 2. Pemasok (Supplier) 3. Pelanggan (Customer) 4. Produk Substitusi C. Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Politik 2. Lingkungan Ekonomi 3. Lingkungan Sosial 4. Teknologi 5. Isu-Isu Global
Halaman 2 dari 13
BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Pada Bagian III kuesioner ini disajikan daftar 250 parameter yang dianggap berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri pangan. 2. Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk mengidentifikasi pengaruh dari masing-masing parameter tersebut terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri pangan. 3. Identifikasi pengaruh dari masing-masing parameter menggunakan data kategorik (1 – 3) dengan penjelasan sebagai berikut: Skala 3 : menunjukkan ada pengaruh Skala 2 : menunjukkan sikap netral (ada keraguan antara ada pengaruh dengan tidak ada pengaruh) Skala 1 : menunjukkan tidak ada pengaruh TM
: tidak memberikan penilaian
4. Contoh pengisian:
B. Sub-Sistem Agroindustri No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
1. Manajemen Produksi Implementasi Sistem Mutu (GMP, ISO, HACCP) P042 Produktivitas/Efisiensi Pabrik P041
√ √
Penjelasan:
√
: - Penilaian yang diberikan menunjukkan bahwa parameter P041 berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri pangan. - Responden tidak memberikan penilaian untuk parameter P042.
Halaman 3 dari 13
BAGIAN III DAFTAR PERTANYAAN I. Faktor Internal A. Sub-Sistem Usahatani No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
1. Sarana dan Prasarana Pertanian P001 P002 P003 P004 P005 P006 P007
Ketersediaan Bibit Unggul Ketersediaan Pupuk Ketersediaan Pestisida Ketersediaan Peralatan Pengolahan Tanah Ketersediaan Peralatan Budidaya Ketersediaan Peralatan Panen/Pascapanen Ketersediaan Sarana Pengairan dan Irigasi
2. Teknologi Pertanian P008 P009 P010 P011
Kemampuan Peralatan Pengolahan Tanah Kemampuan Peralatan Budidaya Kemampuan Peralatan Panen/Pascapanen Transfer Teknologi Budidaya
3. Manajemen Usahatani P012 P013 P014 P015 P016 P017 P018 P019 P020 P021
Penerapan Good Agriculture Practices Penggunaan Bibit Unggul Penggunaan Pupuk Penggunaan Pestisida Penggunaan Peralatan Pengolahan Tanah Penggunaan Peralatan Budidaya Penggunaan Peralatan Panen/Pascapanen Umur Tanaman Peremajaan Tanaman Kerjasama/Kemitraan Usahatani
4. Lahan Pertanian P022 Tingkat Kesuburan Lahan Pertanian P023 Kesesuaian Agroekologi dengan Komoditas Pertanian yang Dibudidayakan
5. Produk Pertanian P024 Kualitas Produk Pertanian P025 Kontinuitas Produksi Produk Pertanian P026 Kuantitas Prtoduk Pertanian
Halaman 4 dari 13
No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
3
Penilaian 2 1 TM
6. Karakteristik Usahatani P027 P028 P029 P030
Status Kepemilikan Lahan Perkebunan Skala Usaha Perkebunan Lokasi Perkebunan Produktivitas Perkebunan
7. Petani dan Buruh Tani P031 P032 P033 P034
Produktivitas Petani Pengetahuan/Skill Petani Produktivitas Buruh Tani Pengetahuan/Skill Buruh Tani
8. Petani dan Buruh Tani P035 P036 P037 P038 P039
Biaya Investasi Perkebunan Biaya Pemeliharaan/Perawatan Kebun Profitabilitas Usahatani Sustainabilitas Perkebunan Pertumbuhan Usahatani Perkebunan
B. Sub-Sistem Agroindustri No.
Paramater 1. Manajemen Produksi
P040 Kapasitas Produksi P041 Implementasi Sistem Mutu (GMP, ISO, HACCP) P042 Produktivitas/Efisiensi Pabrik
2. Teknologi Proses P043 Status dan Kemampuan Teknologi Proses
3. Karakteristik Perusahaan Pengolahan P044 Status Kepemilikan Perusahaan P045 Lokasi Pabrik P046 Kemampuan Adaptasi/Evolusi Perusahaan
4. Produk Agroindustri P047 P048 P049 P050
Kualitas Produk Volume Produksi Kontinuitas Produksi Citra Produk Agroindustri
Halaman 5 dari 13
No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
P051 Daya Saing Produk Agroindustri P052 Diversifikasi Produk P053 Diversifikasi Produk
5. Investasi dan Pertumbuhan Usahatani P054 P055 P056 P057 P058
Biaya Investasi Pabrik Biaya Operasional Pabrik Profitabilitas Pabrik Sustainabilitas Pabrik Pertumbuhan Perusahaan Pengolahan
6. Sarana Utilitas P059 Ketersediaan Sarana Utilitas Industri
II. Faktor Internal A. Lingkungan Operasional No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
1. Tenaga kerja P060 Pengetahuan/Skill Buruh Pabrik P061 Produktivitas Buruh Pabrik P062 Ketersediaan Tenaga Kerja Ahli (Profesional)
2. Kreditor P063 P064 P065 P066
Skim Kredit Perbankan Akses Kredit bagi Petani Ketersediaan Modal Kerja dan Investasi Prosedur Perbankan
3. Pelanggan P067 P068 P069 P070 P071 P072 P073 P074 P075 P076
Kapasitas Produksi Industri Hilir Produktivitas/Efisiensi Industri Hilir Lokasi Industri Hilir Biaya Investasi Industri Hilir Biaya Operasional Industri Hilir Profitabilitas Industri Hilir Sustainabilitas Industri Hilir Pertumbuhan Industri Hilir Kualitas Produk Industri Hilir Volume Produksi Industri Hilir
Halaman 6 dari 13
No. P077 P078 P079 P080
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
3
Penilaian 2 1 TM
Kontinuitas Produksi Industri Hilir Citra Produk Industri Hilir Daya Saing Produk Industri Hilir Diversifikasi Produk Industri Hilir
4. Lembaga Pedukung P081 Keberadaan Kelompok Tani P082 Keberadaan Asosiasi Pengusaha/Produsen P083 Keberadaan Lembaga Perlindungan Konsumen P084 Keberadaan Serikat Buruh P085 Keberadaan Lembaga Penelitian P086 Kerjasama Penelitian dan Teknologi Antar Perusahaan
5. Pesaing P087 Daya Saing Investasi Kawasan Regional P088 Daya Saing Investasi di Negara Tetangga
B. Lingkungan Industri No.
Paramater 1. Pemasok
P089 Intensitas Integrasi Perkebunan dengan Pabrik Pengolahan
2. Pelanggan P090 Intensitas Integrasi Pabrik Pengolahan dengan Industri Hilir P091 Loyalitas Pelanggan Domestik P092 Loyalitas Pelanggan Global
3. Pemain Baru P093 Investasi Domestik (PMDN) P094 Investasi Asing (PMA) P095 Struktur Agroindustri Pangan
4. Produk Substitusi P096 Mutu Produk Substitusi P097 CitraProduk Substitusi P098 Daya Saing Produk Substitusi
Halaman 7 dari 13
No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
3
Penilaian 2 1 TM
P099 Mutu Produk Komplementer P100 CitraProduk Komplementer P101 Daya Saing Produk Komplementer
C. Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Politik No.
Paramater a. Kebijakan Pembangunan
P102 Kebijakan Pembangunan Nasional P103 Program Pembangunan Nasional
b. Kebijakan Ekonomi Politik i. Kebijakan Fiskal dan Moneter P104 Alokasi Dana Perimbangan P105 Pendapatan Negara P106 Penerimaan Pajak P107 Kebijakan Fiskal P108 Subsidi dan Insentif dari Pemerintah P109 Kebijakan Perpajakan P110 Pajak/Retribusi Produk Pertanian P111 Pajak/Retribusi Produk Agroindustri P112 Suku Bunga Bank P113 Kurs Rupiah P114 Devisa ii. Kebijakan Industri dan Perdagangan P115 Perlindungan Investasi/Keamanan Usaha P116 Iklim Investasi dan Usaha P117 Perlindungan HaKI (TRIP' s) P118 Prosedur Perizinan Usaha P119 Liberalisasi Perdagangan P120 Kebijakan Perdagangan P121 Sistem Perdagangan/Tataniaga P122 Kebijakan Ekspor-Impor P123 Promosi Ekspor P124 Standardisasi dan Sertifikasi Produk P125 Kebijakan Harga Produk Pertanian P126 Kebijakan Harga Produk Agroindustri P127 UMP Sektor Primer P128 UMP Sektor Sekunder Halaman 8 dari 13
No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
a. Kebijakan Politik dan Keamanan P129 Land Reform P130 Otonomi Daerah dan Desentralisasi Kewenangan P131 Kerjasama Antar Daerah Otonom dan Antar Sektor P132 Stabilitas Polkam & Kepastian Hukum P133 Konflik Sosial dan Kerusuhan P134 Kerjasama Regional dan Global
2. Lingkungan Ekonomi, Sosial, Teknologi dan Isu-Isu Global No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
a. Lingkungan Ekonomi P135 Tren Perubahan dan Pertumbuhan Ekonomi Regional dan Global P136 Fundamental Ekonomi Nasional P137 Struktur Ekonomi Nasional P138 Pertumbuhan Ekonomi Nasional P139 Pendapatan Petani Plasma P140 Pendapatan Masyarakat P141 Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat P142 Tabungan Masyarakat
b. Lingkungan Sosial P143 P144 P145 P146 P147 P148 P149 P150
Kesejahteraan Masyarakat Tingkat Pendidikan Masyarakat Kondisi dan Perubahan Psikososio Spirit dan Motivasi Kerja Penduduk Fleksibilitas dan Adaptabilitas Masyarakat Perubahan Demografi dan Pemukiman Pengangguran Tenaga Kerja/Penduduk Usia Produktif
c. Teknologi P151 P152 P153 P154 P155
Status Perkembangan Humanware Status Perkembangan Technoware Status Perkembangan Infoware Status Perkembangan Organoware Indigeneous Knowledge & Technology
Halaman 9 dari 13
No. P156 P157 P158 P159
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
3
Penilaian 2 1 TM
Ketersediaan Dana Fasilitas R & D Perkembangan R & D Teknologi Land Clearing Status Teknologi Pengolahan Limbah
d. Lingkungan Hidup P160 Sistem Konversi Lahan Perkebunan P161 Perambahan Hutan dan Konversi Tanaman Perkebunan P162 Kelestarian Lingkungan Hidup P163 Kesepakatan Global untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
e. Isu Global P164 P165 P166 P167
Perlindungan HAM Perlindungan Buruh serta Demokratisasi Demokratisasi Implementasi Sistem Perdagangan Bebas
3. Perdagangan No.
Paramater a. Tataniaga
P168 Saluran dan Jaringan Pemasaran Produk Pertanian P169 Saluran dan Jaringan Pemasaran Produk Agroindustri P170 Saluran dan Jaringan Pemasaran Produk Industri Hilir P171 Penyeludupan P172 Biaya Perdagangan
b. Perdagangan Produk Pertanian P173 P174 P175 P176 P177 P178 P179 P180
Harga Produk Pertanian Permintaan Produk Pertanian Penawaran Produk Pertanian Harga Domestik Produk Pertanian Harga Ekspor Produk Pertanian Permintaan Domestik Produk Pertanian Permintaan Ekspor Produk Pertanian Ekspor Produk Pertanian
Halaman 10 dari 13
No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
c. Perdagangan Produk Agroindustri P181 P182 P183 P184 P185 P186 P187 P188
Harga Produk Agroindustri Permintaan Produk Agroindustri Penawaran Produk Agroindustri Harga Domestik Produk Agroindustri Harga Ekspor Produk Agroindustri Permintaan Domestik Produk Agroindustri Permintaan Ekspor Produk Agroindustri Ekspor Produk Agroindustri
d. Perdagangan Industri Hilir P189 P190 P191 P192 P193 P194 P195 P196
Harga Produk Industri Hilir Permintaan Produk Industri Hilir Penawaran Produk Industri Hilir Harga Domestik Produk Industri Hilir Harga Ekspor Produk Industri Hilir Permintaan Domestik Produk Industri Hilir Permintaan Ekspor Produk Industri Hilir Ekspor Produk Industri Hilir
e. Perdagangan Produk Substitusi P197 P198 P199 P200 P201 P202 P203 P204
Harga Produk Substitusi Permintaan Produk Substitusi Penawaran Produk Substitusi Harga Domestik Produk Substitusi Harga Ekspor Produk Substitusi Permintaan Domestik Produk Substitusi Permintaan Ekspor Produk Substitusi Ekspor Produk Substitusi
f. Perdagangan Produk Komplementer P205 P206 P207 P208 P209 P210
Harga Produk Komplementer Permintaan Produk Komplementer Penawaran Produk Komplementer Harga Domestik Produk Komplementer Harga Ekspor Produk Komplementer Permintaan Domestik Produk Komplementer P211 Permintaan Ekspor Produk Komplementer P212 Ekspor Produk Komplementer
Halaman 11 dari 13
3. Pembangunan Wilayah No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
a. Kondisi Umum Wilayah i. Kondisi Fisik Wilayah P213 Kondisi Geofisik (SDA) Wilayah P214 Kondisi Agroekologi (AEZ) P215 Luas Wilayah P216 Posisi Geografis Wilayah ii. Infrastruktur Wilayah P217 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah (Propeda) P218 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) P219 Transformasi Spatial P220 Jaringan Jalan P221 Saluran Pembuangan Air (Drainase) P222 Instalasi Penyediaan Air Bersih P223 Jaringan Listrik P224 Jaringan Telekomunikasi iii. Perekonomian Wilayah P225 Kebijakan Pembangunan Ekonomi P226 Struktur Perekonomian Wilayah P227 Pertumbuhan Perekonomian Wilayah P228 Investasi Sektor Primer P229 Investasi Sektor Sekunder P230 Pertumbuhan Sektor Primer P231 Pertumbuhan Sektor Sekunder P232 Pertumbuhan Sektor Tersier P233 Pendapatan Daerah P234 Pajak/Retribusi Daerah iv. Kondisi Kependudukan P135 Kondisi Kependudukan (SDM) Wilayah v. Daya Saing Daerah P136 Daya Saing Daerah P137 Kualitas Pelayanan Birokrasi P138 Prediktibalitas dan Konsistensi Kebijakan dan Peraturan Daerah P139 Korupsi, Suap dan Pungutan Tidak Resmi P140 Penyelanggaraan Pemerintahan Daerah Halaman 12 dari 13
No.
Paramater
3
Penilaian 2 1 TM
b. Pembangunan Agroindustri P141 P142 P143 P144 P145 P146
Pewilayahan Kawasan Budidaya (RTRW) Pola Pengembangan Perkebunan Luas Peruntukan Wilayah Perkebunan Luas Areal Perkebunan Harga Lahan Perkebunan Perkembangan Kawasan Sentra Produksi
c. Lapangan Kerja P147 P148 P149 P150
Lapangan Kerja Sektor Primer Lapangan Kerja Sektor Sekunder Lapangan Kerja Sektor Tersier Formasi Lapangan Kerja Terima kasih
Halaman 13 dari 13
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Bagian b. Identifikasi Hubungan Kontekstual
KUESIONER PENELITIAN PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN DI PROPINSI JAMBI: SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI Tahapan Penelitian:
IDENTIFIKASI HUBUNGAN KONTEKSTUAL
Oleh SAHRIAL IPN 995191
PROGRAM STUDI ILMU PANGAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGANTAR Penelitian dengan judul “Perspektif Pembangunan Agroindustri Pangan di Propinsi Jambi: Suatu Model Kajian Strategi Industrialisasi Pertanian Melalui Du-
kungan Kawasan Sentra Produksi” ini bertujuan untuk mensintesis strategi pembangunan agroindustri pangan dengan pendekatan pewilayahan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi. Kajian strategi pembangunan agroindustri pangan dilakukan berdasarkan kerangka kerja (frame work) perspektif masa depan. Eksplorasi konsepsi situasi masa depan pembangunan agroindustri pangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis prospektif. Teknik ini menggunakan Metode MIC-MAC untuk menganalisis struktur sistem pembangunan agroindustri pangan, mengidentifikasi parameter sistem dan mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kategori parameter untuk mendapatkan parameter kunci (key fac-
tor). Selanjutnya dengan menggunakan Metode SMIC, parameter kunci tersebut disintesis ke dalam bentuk skenario eksploratif untuk memperoleh gambaran perspektif masa depan pembangunan agroindustri pangan. Kuesioner ini merupakan bagian kedua dari kuesioner MIC-MAC yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kontekstual antar parameter sistem. Identifikasi hubungan kontekstual dilakukan secara berpasangan (pairwise com-
parison) berdasarkan pada penilaian Bapak/Ibu/Sdr terhadap ada atau tidaknya pengaruh dari suatu parameter terhadap parameter pasangannya. Untuk itu dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengidentifikasi hubungan kontekstual dari 44 parameter yang disediakan dalam kuesioner ini. Guna membantu Bapak/Ibu/Sdr, kuesioner ini dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
•
Bagian
•
Bagian II : memuat Petunjuk Pengisian Kuesioner
•
Bagian III : memuat Daftar Pertanyaan
I : memuat Daftar Parameter Sistem
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu, kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Terima kasih.
BAGIAN I DAFTAR PARAMETER SISTEM
A. Parameter Internal Parameter
Komponen Parameter
Sub-Sistem Pertanian Primer (Usahatani) P01 Sarana dan Prasarana Pertanian
- Ketersediaan sarana produksi pertanian, seperti: - Pupuk, pestisida, herbisida - Bibit atau benih bermutu - Peralatan/mesin pertanian - Ketersediaan infrastruktur pertanian, seperti: - Sarana pengairan dan irigasi - Kios saprotan, pasar dan sarana pemasaran - Keberadaan lembaga pendukung: - Koperasi dan lembaga pemasaran - Kelompok tani dan penyuluh pertanian P02 Teknik dan Manajemen - Penerapan Good Agriculture Practices: Usahatani - Penggunaan bibit unggul, pupuk, pestisida - Penggunaan peralatan/mesin pertanian - Perawatan dan peremajaan tanaman - Transfer teknologi budidaya pertanian: - Status/kemampuan peralatan/mesin pertanian - Kerjasama dan kemitraan dalam usahatani P03 Lahan Pertanian - Tingkat kesuburan lahan pertanian - Kesesuaian agroekologi dengan komoditas yang ditanam P04 Produk Pertanian - Kualitas produk pertanian - Kontinuitas produksi - Kuantitas produksi P05 Karakteristik Usahatani - Status kepemilikan lahan - Skala usaha (Luas lahan) - Produktivitas - Lokasi usahatani P06 Petani dan Buruh Tani - Pengetahuan/skill petani - Produktivitas petani - Pengetahuan/skill buruh tani - Produktivitas buruh tani P07 Investasi dan Pertum- - Biaya investasi, pemeliharaan dan perawatan buhan Usahatani - Profitabilitas dan sustainabilitas usahatani - Pertumbuhan usahatani
Halaman 2 dari 50
Parameter
Komponen Parameter
Sub-Sistem Agroindustri P08 Teknik dan Manajemen - Kapasitas produksi Produksi - Status dan kemampuan teknologi proses - Implementasi Sistem Mutu - Produktivitas/efisiensi perusahaan pengolahan P09 Karakteristik Perusa- Status kepemilikan haan Pengolahan - Lokasi - Kemampuan beradaptasi/berevolusi P10 Produk Agroindustri - Kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi - Citra dan daya saing produk - Inovasi dan diversifikasi produk P11 Investasi dan Pertum- - Biaya investasi dan operasional buhan Perusahaan - Profitabilitas dan sustainabilitas usaha - Pertumbuhan usaha
B. Parameter Eksternal Parameter Lingkungan Operasional P12 Kualitas Tenaga Kerja P13 Skim dan Akses Kredit P14 Karakteristik Pelanggan Produk Agroindustri
P15 Kelembagaan dan Kemitraan
P16 Karakteristik Pesaing
Komponen Parameter - Pengetahuan, skill dan produktivitas karyawan - Ketersediaan tenaga ahli (profesional) - Skim kredit - Akses dan prosedur perbankan - Ketersediaan modal investasi dan modal kerja - Loyalitas pelanggan - Karakteristik pelanggan: - Kapasitas produksi, produktivitas/efisiensi - Biaya investasi dan operasional - Profitabilitas, sustainabilitas dan pertumbuhan usaha - Karakteristik produk pelanggan: - Kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi - Citra dan daya saing produk - Inovasi dan diversifikasi produk - Keberadaan asosiasi pengusaha/produsen - Keberadaan lembaga perlindungan konsumen - Keberadaan lembaga perlindungan buruh - Keberadaan lembaga penelitian - Kerjasama penelitian dan teknologi antar perusahaan - Karakteristik industri pesaing
Halaman 3 dari 50
Parameter
Komponen Parameter
Lingkungan Politik P17 Kebijakan Fiskal dan Moneter
P18 Kebijakan Industri dan Perdagangan
P19 Kebijakan Agraria P20 Kebijakan Perburuhan P21 Penyelenggaraan Otonomi Daerah P22 Stabilitas Politik dan Kepastian Hukum
Lingkungan Ekonomi P23 Tren dan Pertumbuhan Ekonomi Dunia P24 Fundamental Ekonomi Nasional P25 Struktur Pertumbuhan Ekonomi Nasional P26 Ketersediaan dan Formasi Lapangan Kerja P27 Iklim Investasi
- Kebijakan perpajakan - Pajak/retribusi produk pertanian/agroindustri - Pajak ekspor produk pertanian/agroindustri - Insentif pajak untuk agroindustri - Kebijakan fiskal - Alokasi dana perimbangan - Subsidi untuk pertanian/agroindustri - Kebijakan moneter - Kurs dan suku bunga - Perlindungan investasi dan keamanan usaha - Perlindungan Haki (TRIP’s) - Prosedur perizinan usaha - Standardisasi dan sertifikasi produk - Kebijakan perdagangan - Liberalisasi perdagangan - Kebijakan harga produk pertanian/agroindustri - Kebijakan Agraria - Land Reform - Kebijakan Perburuhan - Kebijakan Upah - Otonomi daerah dan desentralisasi kewenangan - Kerjasama antar daerah otonom - Stabilitas politik - Kepastian hukum - Konflik sosial dan kerusuhan - Tren pertumbuhan ekonomi regional/global - Pertumbuhan ekonomi regional/global - Fundamental ekonomi nasional - Struktur perekonomian nasional - Pertumbuhan ekonomi nasional - Ketersediaan lapangan kerja - Formasi lapangan kerja - Daya tarik investasi - Pertumbuhan investasi
Lingkungan Sosial P28 Psikososio Masyarakat - Tingkat pendidikan masayarakat - Kesejahteraan masyarakat - Spirit dan motivasi - Fleksibilitas dan daya adaptasi P29 Sosial Ekonomi - Pendapatan dan daya beli masyarakat Masyarakat - Tabungan masyarakat
Halaman 4 dari 50 Parameter
Komponen Parameter
Teknologi P30 Perkembangan Teknologi
Isu Global P31 Implementasi Sistem Perdagangan Bebas P32 Lingkungan Hidup
P33 HAM dan Demokratisasi
Pembangunan Wilayah P34 Daya Saing Daerah P35 Demografi P36 Keadaan Geofisik Wilayah P37 Struktur Pertumbuhan Ekonomi Wilayah P38 Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah P39 Pendapatan Daerah P40 Kerjasama Regional
- Status dan perkembangan komponen teknologi - Perkembangan R & D - Implementasi sistem perdagangan bebas - Perlindungan Haki (TRIP’s) - Standardisasi dan sertifikasi produk - Perambahan dan konversi hutan - Sistem konversi lahan perkebunan - Kesepakatan pengelolaan lingkungan hidup global - Perlindungan HAM dan buruh - Demokratisasi - Penyelenggaraan pemerintahan daerah - Kualitas pelayanan birokrasi - Prediktibilitas dan konsistensi kebijakan - Perubahan demografi dan pola pemukiman - Tenaga kerja dan penduduk usia produktif - Kondisi geofisik dan agroekologi wilayah - Luas dan posisi geografis wilayah - Kebijakan pembangunan ekonomi wilayah - Struktur perekonomian wilayah - Pertumbuhan ekonomi wilayah - Infrastruktur wilayah - Perencanaan tata ruang wilayah - Pajak daerah - Retribusi daerah - Kerjasama regional
Perdangangan dan Ekspor Produk Agroindustri P41 Perdagangan Produk - Saluran dan jaringan pemasaran produk agroAgroindustri industri P42 Ekspor Produk - Volume ekspor produk agroindustri Agroindustri Pengembangan Kawasan Sentra Produksi P43 Pola Pengembangan - Pola pengembangan perkebunan Perkebunan P44 Perkembangan KSP - Perkembangan kawasan sentra produksi
Halaman 5 dari 50
BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Pada Bagian III kuesioner ini disajikan daftar 44 parameter yang dianggap berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri pangan. 2. Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk mengidentifikasi hubungan kontekstual dari masing-masing parameter tersebut terhadap parameter pasangannya. 3. Identifikasi hubungan kontekstual antar parameter diukur dari ada tidaknya pengaruh suatu parameter terhadap parameter pasangannya dengan menggunakan notasi biner 1 atau 0. Notasi 1 : menunjukkan suatu parameter berpengaruh terhadap parameter pasangannya Notasi 0 : menunjukkan suatu parameter tidak berpengaruh terhadap parameter pasangannya TM
: tidak memberikan penilaian
TB
: tidak bersedia memberikan penilaian
4. Contoh pengisian:
Parameter yang Diidentifikasi
1
Penilaian 0 TM
TB
Pengaruh parameter P01 Sarana dan Prasarana Pertanian terhadap parameter-parameter berikut ini : P02 Teknik dan Manajemen Usahatani P03 Lahan Pertanian P04 Produk Pertanian
√
√
√
Penjelasan:
√
: - Penilaian yang diberikan menunjukkan bahwa parameter P01 Sarana dan Prasarana Pertanian berpengaruh terhadap parameter P02 Teknik dan Manajemen Usahatani, tetapi tidak berpengaruh. terhadap parameter P03 Lahan Pertanian - Responden tidak memberikan penilaian untuk parameter P04.
Halaman 6 dari 50
BAGIAN III DAFTAR PERTANYAAN Parameter yang Diidentifikasi Pengaruh parameter P01 Sarana dan Prasarana Pertanian terhadap parameter-parameter berikut ini : P02 Teknik dan Manajemen Usahatani P03 Lahan Pertanian P04 Produk Pertanian P05 Karakteristik Usahatani P06 Petani dan Buruh Tani P07 Investasi dan Pertumbuhan Usahatani P08 Teknik dan Manajemen Produksi P09 Karakteristik Perusahaan Pengolahan P10 Produk Agroindustri P11 Investasi dan Pertumbuhan Perusahaan P12 Kualitas Tenaga Kerja P13 Skim dan Akses Kredit P14 Karakteristik Pelanggan Produk Agroindustri P15 Kelembagaan dan Kemitraan P16 Karakteristik Pesaing P17 Kebijakan Fiskal dan Moneter P18 Kebijakan Industri dan Perdagangan P19 Kebijakan Agraria P20 Kebijakan Perburuhan P21 Penyelenggaraan Otonomi Daerah P22 Stabilitas Politik dan Kepastian Hukum P23 Tren Pertumbuhan Ekonomi Global P24 Fundamental Ekonomi Nasional P25 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional P26 Ketersediaan dan Formasi Lapangan Kerja P27 Iklim Investasi P28 Psikososio Masyarakat P29 Sosial Ekonomi Masyarakat P30 Perkembangan Teknologi P31 Implementasi Sistem Perdagangan Bebas P32 Lingkungan Hidup P33 HAM dan Demokratisasi P34 Daya Saing Daerah P35 Demografi P36 Keadaan Geofisik Wilayah P37 Struktur Pertumbuhan Ekonomi Wilayah P38 Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah P39 Pendapatan Daerah P40 Kerjasama Regional P41 Perdagangan Produk Agroindustri P42 Ekspor Produk Agroindustri
1
Penilaian 0 TM
TB
P43 Pola Pengembangan Perkebunan P44 Perkembangan Kawasan Sentra Produksi
Parameter yang Diidentifikasi Pengaruh parameter P02 Teknik dan Manajemen Usahatani terhadap parameter-parameter berikut ini : P01 Sarana dan Prasarana Pertanian P03 Lahan Pertanian P04 Produk Pertanian P05 Karakteristik Usahatani P06 Petani dan Buruh Tani P07 Investasi dan Pertumbuhan Usahatani P08 Teknik dan Manajemen Produksi P09 Karakteristik Perusahaan Pengolahan P10 Produk Agroindustri P11 Investasi dan Pertumbuhan Perusahaan P12 Kualitas Tenaga Kerja P13 Skim dan Akses Kredit P14 Karakteristik Pelanggan Produk Agroindustri P15 Kelembagaan dan Kemitraan P16 Karakteristik Pesaing P17 Kebijakan Fiskal dan Moneter P18 Kebijakan Industri dan Perdagangan P19 Kebijakan Agraria P20 Kebijakan Perburuhan P21 Penyelenggaraan Otonomi Daerah P22 Stabilitas Politik dan Kepastian Hukum P23 Tren Pertumbuhan Ekonomi Global P24 Fundamental Ekonomi Nasional P25 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional P26 Ketersediaan dan Formasi Lapangan Kerja P27 Iklim Investasi P28 Psikososio Masyarakat P29 Sosial Ekonomi Masyarakat P30 Perkembangan Teknologi P31 Implementasi Sistem Perdagangan Bebas P32 Lingkungan Hidup P33 HAM dan Demokratisasi P34 Daya Saing Daerah P35 Demografi P36 Keadaan Geofisik Wilayah P37 Struktur Pertumbuhan Ekonomi Wilayah P38 Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah P39 Pendapatan Daerah P40 Kerjasama Regional P41 Perdagangan Produk Agroindustri P42 Ekspor Produk Agroindustri P43 Pola Pengembangan Perkebunan P44 Perkembangan Kawasan Sentra Produksi
1
Penilaian 0 TM
TB
Keterangan : 1 = memiliki pengaruh
0 = tidak memiliki pengaruh
TM = tidak memberikan penilaian
TB = tidak bersedia memberikan
penilaian
Halaman 8 dari 50 Parameter yang Diidentifikasi Pengaruh parameter P03 Lahan Pertanian terhadap parameter-parameter berikut ini : P01 Sarana dan Prasarana Pertanian P02 Teknik dan Manajemen Usahatani P04 Produk Pertanian P05 Karakteristik Usahatani P06 Petani dan Buruh Tani P07 Investasi dan Pertumbuhan Usahatani P08 Teknik dan Manajemen Produksi P09 Karakteristik Perusahaan Pengolahan P10 Produk Agroindustri P11 Investasi dan Pertumbuhan Perusahaan P12 Kualitas Tenaga Kerja P13 Skim dan Akses Kredit P14 Karakteristik Pelanggan Produk Agroindustri P15 Kelembagaan dan Kemitraan P16 Karakteristik Pesaing P17 Kebijakan Fiskal dan Moneter P18 Kebijakan Industri dan Perdagangan P19 Kebijakan Agraria P20 Kebijakan Perburuhan P21 Penyelenggaraan Otonomi Daerah P22 Stabilitas Politik dan Kepastian Hukum P23 Tren Pertumbuhan Ekonomi Global P24 Fundamental Ekonomi Nasional P25 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional P26 Ketersediaan dan Formasi Lapangan Kerja P27 Iklim Investasi P28 Psikososio Masyarakat P29 Sosial Ekonomi Masyarakat P30 Perkembangan Teknologi P31 Implementasi Sistem Perdagangan Bebas P32 Lingkungan Hidup P33 HAM dan Demokratisasi P34 Daya Saing Daerah P35 Demografi P36 Keadaan Geofisik Wilayah P37 Struktur Pertumbuhan Ekonomi Wilayah P38 Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah P39 Pendapatan Daerah P40 Kerjasama Regional P41 Perdagangan Produk Agroindustri
1
Penilaian 0 TM
TB
P42 Ekspor Produk Agroindustri P43 Pola Pengembangan Perkebunan P44 Perkembangan Kawasan Sentra Produksi Keterangan : 1 = memiliki pengaruh TM = tidak memberikan penilaian
0 = tidak memiliki pengaruh
TB = tidak bersedia memberikan
penilaian
Halaman 9 dari 50 Parameter yang Diidentifikasi Pengaruh parameter P04 Produk Pertanian terhadap parameter-parameter berikut ini : P01 Sarana dan Prasarana Pertanian P02 Teknik dan Manajemen Usahatani P03 Lahan Pertanian P05 Karakteristik Usahatani P06 Petani dan Buruh Tani P07 Investasi dan Pertumbuhan Usahatani P08 Teknik dan Manajemen Produksi P09 Karakteristik Perusahaan Pengolahan P10 Produk Agroindustri P11 Investasi dan Pertumbuhan Perusahaan P12 Kualitas Tenaga Kerja P13 Skim dan Akses Kredit P14 Karakteristik Pelanggan Produk Agroindustri P15 Kelembagaan dan Kemitraan P16 Karakteristik Pesaing P17 Kebijakan Fiskal dan Moneter P18 Kebijakan Industri dan Perdagangan P19 Kebijakan Agraria P20 Kebijakan Perburuhan P21 Penyelenggaraan Otonomi Daerah P22 Stabilitas Politik dan Kepastian Hukum P23 Tren Pertumbuhan Ekonomi Global P24 Fundamental Ekonomi Nasional P25 Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional P26 Ketersediaan dan Formasi Lapangan Kerja P27 Iklim Investasi P28 Psikososio Masyarakat P29 Sosial Ekonomi Masyarakat P30 Perkembangan Teknologi P31 Implementasi Sistem Perdagangan Bebas P32 Lingkungan Hidup P33 HAM dan Demokratisasi P34 Daya Saing Daerah P35 Demografi
1
Penilaian 0 TM
TB
P36 Keadaan Geofisik Wilayah P37 Struktur Pertumbuhan Ekonomi Wilayah P38 Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah P39 Pendapatan Daerah P40 Kerjasama Regional P41 Perdagangan Produk Agroindustri P42 Ekspor Produk Agroindustri P43 Pola Pengembangan Perkebunan P44 Perkembangan Kawasan Sentra Produksi Keterangan : 1 = memiliki pengaruh TM = tidak memberikan penilaian
0 = tidak memiliki pengaruh
TB = tidak bersedia memberikan
penilaian
Halaman 10 dari 50
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Bagian c. Identifikasi Peluang Kejadian Bebas/Tunggal
KUESIONER PENELITIAN PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN DI PROPINSI JAMBI: SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI Kuesioner SMIC:
PELUANG KEJADIAN TUNGGAL/BEBAS
Oleh SAHRIAL
IPN 995191
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGANTAR Penelitian dengan judul “Perspektif Pembangunan Agroindustri Pangan di Propinsi Jambi: Suatu Model Kajian Strategi Industrialisasi Pertanian Melalui Dukungan Kawasan Sentra Produksi” ini bertujuan untuk mensintesis strategi pembangunan agroindustri pangan dengan pendekatan pewilayahan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi. Kajian strategi pembangunan agroindustri pangan dilakukan berdasarkan kerangka kerja (frame work) perspektif masa depan. Eksplorasi konsepsi situasi masa depan pembangunan agroindustri pangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis prospektif. Teknik ini menggunakan Metode MIC-MAC untuk menganalisis struktur sistem pembangunan agroindustri pangan, mengidentifikasi parameter sistem dan mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kategori parameter untuk mendapatkan parameter kunci (key fac-
tor). Selanjutnya dengan menggunakan Metode SMIC, parameter kunci tersebut disintesis ke dalam bentuk skenario eksploratif untuk memperoleh gambaran perspektif masa depan pembangunan agroindustri pangan. Kuesioner ini merupakan bagian pertama dari kuesioner SMIC yang bertujuan untuk mengkaji peluang (probabity, p) kejadian tunggal/bebas dari 12 premis kejadian (event, E) hasil sintesis dari 6 parameter kunci (key factors). Untuk
itu dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengidentifikasi peluang (p) dari masing-masing premis kejadian (E) tersebut. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian, yaitu:
•
Bagian I (Parameter Kunci) memuat daftar 6 parameter yang digunakan.
•
Bagian II (Peluang Kejadian Tunggal/Bebas) memuat daftar 12 premis kejadian (E) yang akan Bapak/Ibu/Sdr tentukan peluang (p) terjadinya. Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu, kera-
hasiaan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Terima kasih.
BAGIAN I PARAMETER KUNCI Dari hasil analisis dengan menggunakan Metode Matrice d’Impacts
Crois s-Multiplication Appliquee
un Classement (MIC-MAC) diperoleh 6
parameter kunci (key factors) yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi pertanian dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang. Keenam parameter tersebut adalah: 1. Karakteristik Usaha 2. Jaringan Usaha 3. Status Teknologi 4. Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah 5. Penyelenggara Pemerintahan 6. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dari keenam parameter kunci tersebut, menurut Bapak/Ibu/Sdr adakah parameter yang tidak tepat untuk dijadikan sebagai parameter kunci? Ada, yaitu parameter: .................................................................................... .................................................................................... ....................................................................................
.................................................................................... Tidak ada. Di samping keenam parameter kunci tersebut, menurut Bapak/Ibu/Sdr masih adakah parameter lain yang dapat dijadikan sebagai parameter kunci? Masih ada, yaitu parameter: ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ ........................................................................ Tidak ada.
Halaman 1 dari 7
BAGIAN II PELUANG KEJADIAN BEBAS/TUNGGAL A. Parameter Karakteristik Usaha Dengan menggunakan tema “Karakteristik Usaha” dalam konteks pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi, bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang peluang (p) terjadinya kejadian-kejadian (E) hipotetis di bawah ini dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang? Beri tanda akar √ pada sel warna peluang kejadian p(E) yang dipilih. 0,0 – 0,2 : kemungkinan tidak terjadi sangat besar (0,0 ≤ p(E) < 0,2) 0,2 – 0,4 : kemungkinan tidak terjadi cukup besar (0,2 ≤ p(E) ≤ 0,4) 0,4 – 0,6 : kemungkinan tidak terjadi atau terjadi sama besar (0,4 < p(E) < 0,6) 0,6 – 0,8 : kemungkinan terjadi cukup besar (0,6 ≤ p(E) ≤ 0,8) 0,8 – 1,0 : kemungkinan terjadi sangat besar (0,8 ≤ p(E) < 1,0)
No.
Kejadian Hipotetis (E) Tidak ada lagi usahatani yang bersifat sub-
Peluang Kejadian, p(E) 0,0-0,2 0,2-0,4 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-1,0 5 tahun
mendatang
E01 sisten, tetapi sudah berkembang menjadi usahatani komersial yang modern, berskala besar, efisien, inovatif dan sustainable.
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
E02
Perusahaan pengolahan hasil pertanian sudah mencapai skala dan lingkup ekonomi yang memungkinkan pertumbuhan mutu produk dan pasar yang stabil dan berkelanjutan, serta responsif terhadap perubahan.
5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Halaman 2 dari 7 B. Parameter Jaringan Usaha Dengan menggunakan tema “Jaringan Usaha” dalam konteks pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi, bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang peluang (p) terjadinya kejadian-kejadian (E) hipotetis di bawah ini dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang?
No.
Kejadian Hipotetis (E)
Keterkaitan dan kemitraan antar pelaku E03 pembangunan agroindustri sudah terjalin secara sinergis, strategis dan berkelanjutan berdasarkan pada asas saling membutuhkan, memperkuat dan menguntungkan.
Peluang Kejadian, p(E) 0,0-0,2 0,2-0,4 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-1,0 5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5 tahun mendatang Sudah terjalin kerjasama teknologi dalam E04 pengembangan created factor dan proses 1 0 tahun mendatang produksi yang memungkinkan terciptanya produk inovatif unggulan. 1 5 tahun mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Halaman 3 dari 7 C. Parameter Status Teknologi Dengan menggunakan tema “Status Teknologi” dalam konteks pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi, bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang peluang (p) terjadinya kejadian-kejadian (E) hipotetis di bawah ini dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang?
No.
Kejadian Hipotetis (E)
Perusahaan pengolahan sudah memanfaatE05 kan teknologi tinggi (computerized and integrated technology) untuk menghasilkan produk inovatif unggulan berdaya saing tinggi.
Peluang Kejadian, p(E) 0,0-0,2 0,2-0,4 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-1,0 5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5 tahun mendatang SDM perusahaan pengolahan sudah mamE06 pu berinovasi untuk menciptakan produk 1 0 tahun mendatang inovatif unggulan berdaya saing tinggi. 1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Halaman 4 dari 7 D. Parameter Infrastruktur dan Tata Ruang Dengan menggunakan tema “Infrastruktur dan Tata Ruang” dalam konteks pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi, bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang peluang (p) terjadinya kejadian-kejadian (E) hipotetis di bawah ini dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang?
No.
Kejadian Hipotetis (E)
Infrastruktur dasar, infrastruktur pertanian E07 dan utilitas industri serta infrastruktur sistem informasi sudah berkembang sesuai dengan kebutuhan pembangunan agroindustri.
Peluang Kejadian, p(E) 0,0-0,2 0,2-0,4 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-1,0 5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5 tahun mendatang Pewilayahan komoditas pertanian unggulE08 an pada KSP sudah sesuai dengan kondisi 1 0 tahun mendatang agroekologi wilayah, serta telah mencapai skala dan lingkup ekonomi yang memung1 5 tahun mendatang
kinkan untuk memproduksi komoditas 2 0 tahun mendatang unggulan secara efisien dan berkelanjutan. Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Halaman 5 dari 7
E. Parameter Penyelenggaraan Pemerintahan Dengan menggunakan tema “Penyelenggaraan Pemerintahan” dalam konteks pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi, bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang peluang (p) terjadinya kejadian-kejadian (E) hipotetis di bawah ini dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang?
No.
Kejadian Hipotetis (E)
E09 Pemerintah sudah dapat menciptakan kebijakan dan program pembangunan yang harmonis, sesuai dengan kebutuhan pembangunan agroindustri.
Peluang Kejadian, p(E) 0,0-0,2 0,2-0,4 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-1,0 5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5 tahun mendatang Penyelenggara pemerintahan sudah mamE10 pu berfungsi sebagai fasilitator dan katali1 0 tahun
mendatang
sator pembangunan agroindustri.
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Halaman 6 dari 7 F. Parameter Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dengan menggunakan tema “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat” dalam konteks pembangunan agroindustri pangan yang berbasiskan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi, bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Sdr tentang peluang (p) terjadinya kejadian-kejadian (E) hipotetis di bawah ini dalam perspektif waktu 5 – 20 tahun mendatang?
No.
Kejadian Hipotetis (E)
Tingkat pendidikan masyarakat sudah berE11 ada pada kualifikasi unggul dan mampu menghasilkan SDM terdidik, terlatih, produktif, inovatif dan intuitif sesuai dengan kebutuhan pembangunan agroindustri.
Peluang Kejadian, p(E) 0,0-0,2 0,2-0,4 0,4-0,6 0,6-0,8 0,8-1,0 5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
E12
Preferensi, pilihan dan loyalitas konsumen didasarkan pada nilai lebih (kualitas prima) dari produk.
5 tahun
mendatang
1 0 tahun
mendatang
1 5 tahun
mendatang
2 0 tahun
mendatang
Komentar: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Terima kasih.
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Bagian d. Kuesioner Pemelihanan Strategi
KUESIONER PENELITIAN PERSPEKTIF PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI PANGAN DI PROPINSI JAMBI: SUATU MODEL KAJIAN STRATEGI INDUSTRIALISASI PERTANIAN MELALUI DUKUNGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI Kuesioner AHP:
PEMILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN PADA LEVEL PERUSAHAAN
Oleh SAHRIAL IPN 995191
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGANTAR Penelitian dengan judul “Perspektif Pembangunan Agroindustri Pangan di Propinsi Jambi: Suatu Model Kajian Strategi Industrialisasi Pertanian Melalui Dukungan Kawasan Sentra Produksi” ini bertujuan untuk mensintesis strategi pembangunan agroindustri pangan dengan pendekatan pewilayahan komoditas pertanian unggulan pada kawasan sentra produksi. Kajian strategi pembangunan agroindustri pangan dilakukan berdasarkan kerangka kerja (frame work) perspektif masa depan. Eksplorasi konsepsi situasi masa depan pembangunan agroindustri pangan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis prospektif. Teknik ini menggunakan Metode MIC-MAC untuk menganalisis struktur sistem serta Metode SMIC untuk memprediksi masa depan pembangunan agroindustri pangan. Pada level perusahaan digunakan Metode PRECOM untuk mendiagnosis posisi strategis perusahan yang tergolong dalam agroindustri kelapa dan agroindustri kelapa sawit. Kuesioner ini merupakan kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menentukan prioritas strategi pembangunan berdasarkan posisi strategis perusahaan. Untuk itu dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian. Oleh karena itu, kerahasiaan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Terima kasih.
BAGIAN I STRATEGI PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI KELAPA PENGANTAR Dari hasil diagnosis dengan menggunakan Metode PRECOM diketahui perusahaan agroindustri kelapa yang ada di Propinsi Jambi berada pada posisi Selektif dan Divestasi. Konsekuensi posisi spesifik dan ragam strategi yang harus dikembangkan oleh perusahaan yang berada pada posisi strategis tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Posisi strategis, posisi spesifik dan ragam strategi perusahaan agroindustri kelapa
Posisi Strategis Selektif
Divestasi
Posisi Spesifik
Ragam Strategi
Menyehatkan Usaha
- Rasionalisasi Produksi - Rasionalisasi Pasar - Efisiensi
Memperpanjang Usaha
- Integrasi ke Belakang - Rasionalisasi Produksi - Rasionalisasi Pasar - Efisiensi
Mengundurkan Diri
- Rasionalisasi Produksi - Rasionalisasi Pasar
Divestasi
- Rasionalisasi Produksi - Rasionalisasi Pasar - Bertahan
Pemilihan prioritas ragam strategi yang harus dikembangkan oleh masingmasing perusahaan agroindustri kelapa berdasarkan posisi spesifiknya dilakukan dengan menggunakan proses hirarki analitik (Analytical Hierarchy Process, AHP) dengan 6 jenjang hirarki, yaitu: (1) Posisi Spesifik Perusahaan, (2) Faktor Pendukung, (3) Pelaku Usaha, (4) Tujuan Pelaku, (5) Tujuan Program Pembangunan, dan
Halaman 1 dari 33
(6) Ragam Strategi.
Faktor Pendukung Dari hasil analisis struktur sistem dengan menggunakan Metode MICMAC diketahui faktor pendukung keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa terdiri dari: (1) Karakteristik Usaha, (2) Jaringan Usaha, (3) Status Teknologi, (4) Infrastruktur Wilayah, (5) Tata Pemerintahan, dan (6) Sosial Ekonomi Masyarakat Penilaian perbandingan tingkat kepentingan keenam faktor pendukung tersebut menggunakan skala penilaian tingkat kepentingan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Skala penilaian tingkat kepentingan
Intensitas Kepentingan 1 3 5
7 9 2, 4, 6, 8
Definisi
Keterangan
Tingkat kepentingan sama Salah satu lebih penting dibandingkan dengan yang lainnya Salah satu mempunyai tingkat kepentingan yang esensial
Keduanya memberikan konstribusi yang sama terhadap sistem. Salah satu lebih penting, tetapi kelebihan tersebut kurang meyakinkan atau tidak signifikan. Terdapat bukti yang nyata dan kriteria yang logis yang menyatakan bahwa salah satu elemen memang lebih penting daripada yang lainnya. Salah satu lebih penting daripada yang lainnya dapat dibuktikan secara meyakinkan. Salah satu secara tegas memiliki kepentingan yang lebih tinggi.
Salah satu mempunyai tingkat kepentingan yang lebih menonjol Salah satu mempunyai tingkat kepentingan yang absolut Nilai di antara kedua pertimbangan di atas
Dibutuhkan kesepakatan untuk menentukan tingkat kepentingan.
Dengan menggunakan skala penilaian tingkat kepentingan (Tabel 2) dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr memberikan penilaian tingkat kepentingan keenam faktor pendukung keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa berdasarkan empat posisi spesifik perusahaan sebagai berikut: (1) Menyehatkan Usaha, (2) Memperpanjang Usaha, (3) Mengundurkan Diri, dan
(4) Divestasi.
Halaman 2 dari 33
(1) Menyehatkan Usaha
Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya menyehatkan usaha perusahaan agroindustri kelapa: Perbandingan
Karakter Usaha
Karakteristik
Jaringan Usaha
Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
1
Jaringan
1
Teknologi
1
Infrastruktur
1
Pemerintahan
1 1
Sosek
(2) Memperpanjang Usaha Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya memperpanjang usaha perusahaan agroindustri kelapa: Perbandingan
Karakter Usaha
Karakteristik
Jaringan Usaha
Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
1
Jaringan
1
Teknologi
1 1
Infrastruktur Pemerintahan
1
Sosek
1
(3) Mengundurkan Diri Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya perusahaan agroindustri kelapa untuk mengundurkan diri dari bisnis: Perbandingan Karakteristik Jaringan Teknologi Infrastruktur Pemerintahan
Karakter Usaha
Jaringan Usaha
Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
1 1 1 1 1
Sosial Ekonomi
1
Sosek
Halaman 3 dari 33
(4) Divestasi
Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya perusahaan agroindustri kelapa untuk divestasi: Perbandingan
Karakter Usaha
Karakteristik
Jaringan Usaha
Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
1
Jaringan
1
Teknologi
1
Infrastruktur
1
Pemerintahan
1
Sosek
1
Pelaku Pelaku yang berkepentingan (stakeholder) terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa terdiri dari: (1) Pemerintah Daerah (Propinsi/Kabupaten/Kota), (2) Petani Kelapa, (3) Pelaku Usaha Pengolahan Kelapa, (4) Karyawan Pabrik dan Buruh Tani, dan (5) Masyarakat Luas. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing pelaku mengacu pada faktor pendukung keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa. (1) Karakteristik Usaha Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan karakteristik perusahaan agroindustri kelapa: Perbandingan Pemerintah Daerah Petani Pengusaha Karyawan/Buruh Masyarakat Luas
Pemerintah Daerah
Petani
Pengusaha
Karyawan/ Masyarakat Luas Buruh
1 1 1 1 1
Halaman 4 dari 33 (2) Jaringan Usaha Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan jaringan kerjasama/kemitraan perusahaan agroindustri kelapa: Perbandingan
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Petani
Pengusaha
Karyawan/ Masyarakat Buruh Luas
1
Petani
1
Pengusaha
1
Karyawan/Buruh
1
Masyarakat Luas
1
(3) Status Teknologi Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan perkembangan status teknologi yang digunakan oleh perusahaan agroindustri kelapa: Perbandingan
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Petani
Pengusaha
Karyawan/ Masyarakat Luas Buruh
1
Petani
1
Pengusaha
1
Karyawan/Buruh
1
Masyarakat Luas
1
(4) Infrastruktur Wilayah Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan perkembangan infrastruktur wilayah dan pewilayahan komoditas kelapa: Perbandingan Pemerintah Daerah Petani Pengusaha Karyawan/Buruh Masyarakat Luas
Pemerintah Daerah
Petani
Pengusaha
Karyawan/ Masyarakat Buruh Luas
1 1 1 1 1
Halaman 5 dari 33
(5) Tata Pemerintahan
Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan perkembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan: Perbandingan Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Petani
Pengusaha
Karyawan/ Masyarakat Buruh Luas
1
Petani
1
Pengusaha
1
Karyawan/Buruh
1
Masyarakat Luas
1
(6) Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat: Perbandingan Pemerintah Daerah Petani Pengusaha Karyawan/Buruh Masyarakat Luas
Pemerintah Daerah
Petani
Pengusaha
Karyawan/ Masyarakat Luas Buruh
1 1 1 1 1
Tujuan Pelaku Dari hasil analisis struktural dengan menggunakan Metode MIC-MAC diketahui tujuan pembangunan agroindustri kelapa terdiri dari: (1) Perbaikan Teknologi dan Manajemen Usahatani Kelapa, (2) Peningkatan Produktivitas Petani dan Buruh Tani, (3) Pertumbuhan Usaha Pengolahan Kelapa, (4) Meraih Loyalitas Pelanggan, (5) Menyediakan Lapangan Kerja, (6) Transformasi Psikososio dan Demografi Masyarakat, (7) Transformasi Struktur Perekonomian, (8) Peningkatan Daya Saing Wilayah, (9) Pertumbuhan Ekonomi, dan (10) Peningkatan Pendapatan Daerah. Penilaian perbandingan didasarkan pada tingkat kepentingan dari ma-
sing-masing pelaku terhadap kesepuluh tujuan pelaku dalam pembangunan agroindustri kelapa tersebut.
Halaman 6 dari 33
Tujuan Program Pembangunan
Dari hasil analisis struktural diketahui tujuan program pembangunan agroindustri kelapa terdiri dari: (1) Pertumbuhan Usahatani, (2) Perkembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP), (3) Kelestarian Lingkungan Hidup, (4) Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, dan (5) Peningkatan Daya Saing Produk Agroindustri. Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan dari tujuan pelaku terhadap tujuan program pembangunan agroindustri kelapa. (1) Perbaikan Teknologi dan Manajemen Usahatani Kelapa Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya perbaikan teknologi dan manajemen usahatani kelapa: Perbandingan Pertumbuhan Usahatani Kelapa Perkembangan KSP Kelapa Kelestarian Lingkungan Hidup Daya Saing Produk Pertanian Daya Saing Produk Agroindustri
Usahatani Kelapa
KSP Kelapa
Kelestarian LH
Produk Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1 1
(2) Peningkatan Produktivitas Petani dan Buruh Tani Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya peningkatan produktivitas petani dan buruh tani: Perbandingan Pertumbuhan Usahatani Kelapa Perkembangan KSP Kelapa Kelestarian Lingkungan Hidup
Usahatani Kelapa
KSP Kelapa
Kelestarian LH
1 1 1
Produk Pertanian
Agroindustri
Daya Saing Produk Pertanian Daya Saing Produk Agroindustri
1 1
Halaman 12 dari 33
(3) Pertumbuhan Usaha Pengolahan Kelapa
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan usaha pengolahan kelapa: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
(4) Meraih Loyalitas Pelanggan Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya untuk meraih loyalitas pelanggan: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
(5) Menyediakan Lapangan Kerja Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya penyediaan lapangan kerja: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP Kelestarian Lingkungan
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
1 1
Agroindustri
1
Daya Saing Pertanian Daya Saing Agroindustri
1
Halaman 13 dari 33
(6) Transformasi Psikososiodemografi Masyarakat
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya mempercepat proses transformasi psikososiodemografi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Perkembangan KSP Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1 1
Daya Saing Agroindustri
(7) Transformasi Struktur Perekonomian Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya mempercepat proses transformasi struktur perekonomian wilayah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
(8) Peningkatan Daya Saing Wilayah Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya meningkatkan daya saing wilayah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
1
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian
1 1
Daya Saing Agroindustri
Halaman 14 dari 33
(9) Pertumbuhan Ekonomi
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya mempercepat pertumbuhan perekonomian wilayah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
(10) Peningkatan Pendapatan Daerah Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian Daya Saing Agroindustri
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1
Ragam Strategi Ragam strategi disintesis berdasarkan posisi spesifik perusahaan. Dari hasil diagnosis perkembangan agroindustri kelapa diketahui terdapat empat posisi spesifik perusahaan agroindustri kelapa di Propinsi Jambi, yaitu: (1) Menyehatkan Usaha, (2) Memperpanjang Usaha, (3) Mengundurkan Diri, dan (4) Divestasi.
Penentuan prioritas strategi yang harus dikembangkan oleh perusahaan didasarkan pada posisi spesifik masing-masing perusahaan.
Halaman 15 dari 33 (1) Ragam Strategi Menyehatkan Usaha Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan strategis perusahaan untuk menyehatkan usaha:
Perbandingan
Rasionalisasi Rasionalisasi Produksi Pasar
Rasionalisasi Produksi Rasionalisasi Pasar Efisiensi
Efisiensi
1 1 1
(2) Ragam Strategi Memperpanjang Usaha Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan strategis perusahaan untuk memperpanjang usaha: Perbandingan Integrasi ke Belakang
Integrasi ke Rasionalisasi Rasionalisasi Belakang Produksi Pasar
Efisiensi
1
Rasionalisasi Produksi
1
Rasionalisasi Pasar
1 1
Efisiensi
(3) Ragam Strategi Bertahan Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan strategis perusahaan untuk bertahan:
Perbandingan
Rasionalisasi Produksi
Rasionalisasi Produksi Rasionalisasi Pasar
1
(4) Ragam Strategi Divestasi
Rasionalisasi Pasar 1
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan strategis perusahaan untuk divestasi:
Perbandingan
Rasionalisasi Rasionalisasi Produksi Pasar
Rasionalisasi Produksi Rasionalisasi Pasar Bertahan
Bertahan
1 1 1 Halaman 16 dari 33
BAGIAN II STRATEGI PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI KELAPA SAWIT PENGANTAR
Dari hasil diagnosis dengan menggunakan Metode PRECOM diketahui perusahaan agroindustri kelapa sawit yang ada di Propinsi Jambi berada pada posisi Pertumbuhan Selektif. Konsekuensi posisi spesifik dan ragam strategi yang harus dikembangkan oleh perusahaan yang berada pada posisi strategis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Posisi strategis, posisi spesifik dan ragam strategi perusahaan agroindustri kelapa sawit
Posisi Strategis Pertumbuhan Selektif
Posisi Spesifik
Ragam Strategi
Mengejar Posisi Bersaing - Utilisasi Kapasitas Produksi - Pengembangan Pasar Baru - Efisiensi Mempertahankan Posisi - Integrasi ke Belakang Bersaing - Efisiensi Menemukan Ceruk Pasar
- Integrasi ke Depan - Rasionalisasi Produksi - Pengembangan Pasar
Mengeksploitasi Ceruk Pasar
- Utilisasi Kapasitas Produksi - Efisiensi - Pengembangan Produk - Pengembangan Pasar
Pemilihan prioritas ragam strategi yang harus dikembangkan oleh masingmasing perusahaan agroindustri kelapa berdasarkan posisi spesifiknya dilakukan dengan menggunakan proses hirarki analitik (Analytical Hierarchy Process, AHP) dengan 6 jenjang hirarki, yaitu: (1) Posisi Spesifik Perusahaan, (2) Faktor Pendukung, (3) Pelaku Usaha, (4) Tujuan Pelaku, (5) Tujuan Program Pembangunan, dan (6) Ragam Strategi.
Halaman 17 dari 33 Faktor Pendukung Dari hasil analisis struktur sistem dengan menggunakan Metode MICMAC diketahui faktor pendukung keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa sawit terdiri dari: (1) Karakteristik Usaha, (2) Jaringan Usaha, (3) Status Teknologi, (4) Infrastruktur Wilayah, (5) Tata Pemerintahan, dan (6) Sosial Ekonomi Masyarakat. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan terhadap keenam faktor pendukung tersebut didasarkan pada posisi spesifik perusahaan. (1) Mengejar Posisi Bersaing Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya perusahaan untuk mengejar posisi bersaing: Perbandingan Karakteristik
Karakter Usaha
Jaringan Usaha
Status Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
1
Jaringan
1
Teknologi
1
Infrastruktur
1
Pemerintahan
1
Sosek
1
(2) Mempertahankan Posisi Bersaing Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya perusahaan untuk mempertahankan posisi bersaing: Perbandingan
Karakter Usaha
Jaringan Usaha
Status Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
Karakteristik
1
Jaringan
1 1
Teknologi
1
Infrastruktur Pemerintahan
1 1
Sosek
Halaman 18 dari 33 (3) Menemukan Ceruk Pasar Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya perusahaan untuk menemukan ceruk pasar: Perbandingan Karakteristik
Karakter Usaha
Jaringan Usaha
Status Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
1 1
Jaringan
1
Teknologi Infrastruktur
1
Pemerintahan
1
Sosek
1
(4) Mengeksploitasi Ceruk Pasar Perbandingan dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam upaya perusahaan untuk mengeksploitasi ceruk pasar: Perbandingan Karakteristik Jaringan Teknologi Infrastruktur Pemerintahan Sosek
Pelaku
Karakter Usaha
Jaringan Usaha
Status Teknologi
Infrastruktur
Pemerintahan
Sosial Ekonomi
1 1 1 1 1 1
Pelaku yang berkepentingan (stakeholder) terhadap keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa sawit terdiri dari: (1) Pemerintah Daerah (Propinsi/ Kabupaten/Kota), (2) Petani Kelapa, (3) Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit, (4) Pelaku Usaha Pengolahan Kelapa Sawit, (5) Karyawan Pabrik dan Buruh Tani, dan (6) Masyarakat Luas. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing pelaku mengacu pada faktor pendukung keberhasilan pembangunan agroindustri kelapa sawit.
Halaman 19 dari 33
(1) Karakteristik Usaha
Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan karakteristik perusahaan agroindustri sawit: Perbandingan
Pemda
Pemerintah
Petani
Pengusaha Pengusaha Karyawan/ Masyarakat Perkebunan Industri Buruh Luas
1 1
Petani Perkebunan
1
Perusahaan
1
Karyawan
1
Masyarakat
1
(2) Jaringan Usaha Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan jaringan kerjasama/kemitraan perusahaan agroindustri kelapa sawit: Perbandingan
Pemda
Pemerintah Petani Perkebunan Perusahaan Karyawan Masyarakat
(3) Status Teknologi
Petani
Pengusaha Pengusaha Karyawan/ Masyarakat Perkebunan Industri Buruh Luas
1 1 1 1 1 1
Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan perkembangan status teknologi yang digunakan oleh perusahaan agroindustri kelapa sawit: Perbandingan Pemerintah
Pemda
Petani
Pengusaha Pengusaha Karyawan/ Masyarakat Perkebunan Industri Buruh Luas
1 1
Petani Perkebunan
1 1
Perusahaan Karyawan
1 1
Masyarakat
Halaman 20 dari 33
(4) Infrastruktur Wilayah
Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan perkembangan infrastruktur wilayah dan pewilayahan komoditas kelapa sawit: Perbandingan Pemerintah
Pemda
Petani
Pengusaha Pengusaha Karyawan/ Masyarakat Perkebunan Industri Buruh Luas
1
Petani
1
Perkebunan
1
Perusahaan
1
Karyawan
1
Masyarakat
1
(5) Tata Pemerintahan Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan perkembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan: Perbandingan Pemerintah Petani Perkebunan Perusahaan Karyawan Masyarakat
Pemda
Petani
Pengusaha Pengusaha Karyawan/ Masyarakat Perkebunan Industri Buruh Luas
1 1 1 1 1 1
(6) Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Perbandingan tingkat kepentingan masing-masing pelaku berdasarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat: Perbandingan Pemerintah Petani Perkebunan Perusahaan Karyawan Masyarakat
Tujuan Pelaku
Pemda
Petani
Pengusaha Pengusaha Karyawan/ Masyarakat Perkebunan Industri Buruh Luas
1 1 1 1 1 1
Halaman 21 dari 33
Dari hasil analisis struktural diketahui tujuan pembangunan agroindustri kelapa sawit terdiri dari: (1) Perbaikan Teknologi dan Manajemen Usahatani Kelapa Sawit, (2) Peningkatan Produktivitas Petani dan Buruh Tani, (3) Pertumbuhan Usaha Pengolahan Kelapa Sawit, (4) Meraih Loyalitas Pelanggan, (5) Menyediakan Lapangan Kerja, (6) Transformasi Psikososio dan Demografi Masyarakat, (7) Transformasi Struktur Perekonomian, (8) Peningkatan Daya Saing Wilayah, (9) Pertumbuhan Ekonomi, dan (10) Peningkatan Pendapatan Daerah. Penilaian perbandingan didasarkan pada tingkat kepentingan dari masing-masing pelaku terhadap kesepuluh tujuan pelaku dalam pembangunan agroindustri kelapa sawit tersebut.
Halaman 22 dari 33
Tujuan Program Pembangunan
Dari hasil analisis struktural diketahui tujuan program pembangunan agroindustri kelapa sawit terdiri dari: (1) Pertumbuhan Usahatani, (2) Perkembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP), (3) Kelestarian Lingkungan Hidup, (4) Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, dan (5) Peningkatan Daya Saing Produk Agroindustri. Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan dari tujuan pelaku terhadap tujuan program pembangunan agroindustri kelapa sawit. (1) Perbaikan Teknologi dan Manajemen Usahatani Kelapa Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya perbaikan teknologi dan manajemen usahatani kelapa sawit: Perbandingan Pertumbuhan Usahatani Kelapa Perkembangan KSP Kelapa Kelestarian Lingkungan Hidup Daya Saing Produk Pertanian Daya Saing Produk Agroindustri
Usahatani Kelapa
KSP Kelapa
Kelestarian LH
Produk Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1 1
(2) Peningkatan Produktivitas Petani dan Buruh Tani Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya peningkatan produktivitas petani dan buruh tani: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani Kelapa Perkembangan KSP Kelapa Kelestarian Lingkungan Hidup Daya Saing Produk Pertanian Daya Saing Produk Agroindustri
KSP Kelapa
Kelestarian LH
Produk Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1 1
Halaman 29 dari 33
(3) Pertumbuhan Usaha Pengolahan Kelapa
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan usaha pengolahan kelapa sawit: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1 1
Daya Saing Pertanian Daya Saing Agroindustri
1
(4) Meraih Loyalitas Pelanggan Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya untuk meraih loyalitas pelanggan: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian Daya Saing Agroindustri
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1
(5) Menyediakan Lapangan Kerja Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya penyediaan lapangan kerja: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
Halaman 30 dari 33
(6) Transformasi Psikososiodemografi Masyarakat
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya mempercepat proses transformasi psikososiodemografi masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1 1
Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
(7) Transformasi Struktur Perekonomian Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya mempercepat proses transformasi struktur perekonomian wilayah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian Daya Saing Agroindustri
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1
(8) Peningkatan Daya Saing Wilayah Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya meningkatkan daya saing wilayah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1
Kelestarian Lingkungan
1
Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
Halaman 31 dari 33
(9) Pertumbuhan Ekonomi
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya mempercepat pertumbuhan perekonomian wilayah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1 1
Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian
1
Daya Saing Agroindustri
1
(10) Peningkatan Pendapatan Daerah Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing tujuan program berdasarkan tujuan pelaku dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah: Perbandingan
Usahatani Kelapa
Pertumbuhan Usahatani
1
Perkembangan KSP Kelestarian Lingkungan Daya Saing Pertanian Daya Saing Agroindustri
KSP Kelapa
Kelestarian Produk LH Pertanian
Agroindustri
1 1 1 1
Ragam Strategi Ragam strategi disintesis berdasarkan posisi spesifik perusahaan. Dari hasil diagnosis perkembangan agroindustri kelapa sawit diketahui terdapat empat posisi spesifik perusahaan agroindustri kelapa sawit di Propinsi Jambi, yaitu: (1) Mengejar Posisi Bersaing, (2) Mempertahankan Posisi Bersaing, (3) Menemukan Ceruk Pasar, dan (4) Mengeksploitasi Ceruk Pasar. Penentuan prioritas strategi yang harus dikembangkan oleh perusahaan didasarkan pada posisi spesifik masing-masing perusahaan.
Halaman 32 dari 33
(1) Ragam Strategi Mengejar Posisi Bersaing
Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan perusahaan untuk mengejar posisi bersaing: Perbandingan
Utilisasi Kapasitas
Utilisasi Kapasitas Produksi
1
Pengembangan Pasar
Pengembangan Pasar Baru
Efisiensi
1
Efisiensi
1
(2) Ragam Strategi Mempertahankan Posisi Bersaing Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan perusahaan untuk mempertahankan posisi bersaing: Perbandingan Integrasi ke Belakang
Integrasi ke Belakang
Efisiensi
1
Efisiensi
1
(3) Ragam Strategi Menemukan Ceruk Pasar Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan perusahaan untuk menemukan ceruk pasar: Perbandingan
Integrasi ke Depan
Rasionalisasi Produksi
Pengembangan Pasar
Integrasi ke Depan
1
Rasionalisasi Produksi
1
Pengembangan Pasar
1
(4) Ragam Strategi Mengeksploitasi Ceruk Pasar Penilaian perbandingan tingkat kepentingan dari masing-masing ragam strategi didasarkan pada tujuan perusahaan untuk mengeksploitasi ceruk pasar: Perbandingan Utilisasi Kapasitas Produksi Efisiensi Pengembangan Produk Pengembangan Pasar
Integrasi ke Rasionalisasi Rasionalisasi Belakang Produksi Pasar
Efisiensi
1 1 1 1
Halaman 33 dari 33
(1) Pemerintah Daerah Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan pemerintah daerah (propinsi, kabupaten atau kota) terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 7 dari 33
(2) Petani Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan petani terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 8 dari 33
(3) Pengusaha Industri Pengolahan Kelapa Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan pengusaha pengolahan kelapa terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 9 dari 33
(4) Karyawan Perusahaan Pengolahan dan Buruh Tani Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan karyawan perusahaan pengolahan kelapa dan buruh tani perkebunan kelapa terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 10 dari 33
(5) Masyarakat Luas Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan masyarakat luas terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 11 dari 33
(1) Pemerintah Daerah Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan pemerintah daerah (propinsi, kabupaten atau kota) terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa sawit berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 23 dari 33
(2) Petani Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan petani terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa sawit berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 24 dari 33
(3) Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan pengusaha perkebunan kelapa sawit terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa sawit berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 25 dari 33
(4) Pengusaha Industri Pengolahan Kelapa Sawit Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan pengusaha industri pengolahan kelapa sawit terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa sawit berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 26 dari 33
(5) Karyawan Perusahaan Pengolahan dan Buruh Tani Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan karyawan perusahaan pengolahan kelapa sawit dan buruh tani perkebunan kelapa sawit terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa sawit berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 27 dari 33
(6) Masyarakat Luas Penilaian didasarkan pada perbandingan tingkat kepentingan masyarakat luas terhadap tujuan pembangunan agroindutri kelapa sawit berikut ini: Perbandingan Teknik & Manajemen Produktivitas Petani Pertumbuhan Usaha Loyalitas Pelanggan Lapangan Kerja Psikosiodemografi Masyarakat Daya Saing Wilayah Transformasi Struktur Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Pendapatan Daerah
Teknik & Produktivitas Pertumbuhan Manajemen Petani Usaha
Loyalitas Pelanggan
Lapangan Kerja
Psikososiodemografi
Daya Saing Wilayah
Struktur Ekonomi
Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi Daerah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Halaman 28 dari 33
KSP
M a k r o
Wilay ah
Timur
A
B
Tengah
C
Kabupaten/
Kecamatan
Lampiran 3. Kondisi agroekologi wilayah pengembangan KSP di Propinsi Jambi Luas Ketinggian (m dpl) Kemiringan
I k l i m
Wilayah
0-10
10-100
100-500
> 1000
0-2
2-15
Lahan (%) 15-40 >40
Lainn ya
500-1000
Kab. Tanjab Barat - Tungkal Ulu - Merlung*) - Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara
550.350 317.800
A
75.290 0
38.810 200
236.875 118.225
147.500 147.500
51.875 51.875
211.280 37.800
142.500 83.430
177.500 177.500
19.070 19.070
0 0
25.290 119.780 87.480
A A A
25.290 20.000 30.000
0 18.610 20.000
0 81.170 37.480
0 0 0
0 0 0
23.480 100.000 50.000
1.810 19.780 37.480
0 0 0
0 0 0
0 0 0
Kab. Tanjab Timur - Muara Sabak - Mendahara - Dendang - Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu
544.500 44.170 166.640 78.500 23.450 49.620 182.120
A A A A A A
544.500 44.170 166.640 78.500 23.450 49.620 182.120
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
544.500 44.170 166.640 78.500 23.450 49.620 182.120
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Luas Wilayah Timur
1.094.850
619.790
38.810
236.875
147.500
51.875
755.780
142.500
177.500
19.070
0
Kab. Batanghari - Mersam - Muara Tembesi - Batin XXIV - Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu
518.035 70.510 34.242 80.151 120.069 98.750 114.313
A A A A A A
0 0 0 0 0 0 0
461.834 51.775 30.775 79.200 120.069 92.790 87.225
39.478 5.125 3.467 951 0 5.960 23.975
16.723 13.610 0 0 0 0 3.113
0 0 0 0 0 0 0
277.530 21.775 17.540 50.200 50.000 60.790 77.225
129.830 25.125 13.420 20.000 35.000 16.500 19.785
99.540 23.610 3.282 9.951 35.069 21.460 6.168
11.135 0 0 0 0 0 11.135
0 0 0 0 0 0 0
Kab. Muaro Jambi - Jambi Luar Kota - Mestong
524.600 37.315 107.885
A A
0 0 0
516.715 37.315 100.000
7.885 0 7.885
0 0 0
0 0 0
238.000 0 0
169.400 30.000 40.000
117.200 7.315 67.885
0 0 0
0 0 0
- Sekernan - Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu
KSP
Wilayah
Kabupaten/
78.200 44.200 209.500 47.500
0 0 0 0
Luas
Makro Kecamatan Wilayah
D
A A A A
Iklim
Kota Jambi - Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi - Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan - Jambi Timur
20.538 7.778 3.407 792 402 3.039 1.570 1.529 2.021
A A A A A A
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - Tanah Sepenggal - Tanah Tumbuh - Jujuhan - Muara Bungo
465.900 145.600 82.000 18.100
Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu - VII Koto - Rimbo Bujang
78.200 44.200 209.500 47.500
0 0 0 0
0 0 0 0
Lanjutan Lampiran 3.
0-10
Ketinggian (m dpl) 10- 100- 500100 500 1000
14.569 6.300 2.759 642 100 2.462 298 290 1.718
70.000 20.000 120.500 27.500
> 1000
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
A A A
0 185.060 223.540 0 86.800 41.200 0 12.800 63.500 0 11.700 6.400
32.800 10.400 4.000 0
132.800 47.600 39.800
A A A
0 0 0
98.040 14.000 400
646.100 133.300 109.000 126.800 72.600 112.700 91.700
A B B A A A
182.170 264.032 181.562 76.826 43.594 11.474 57.419 36.450 6.975 10.800 43.763 63.463 18.900 36.825 16.875 9.225 22.275 81.200 9.000 81.125 1.575
A
5.969 1.478 648 150 302 577 1.272 1.239 303
0 0 0 0
760 33.600 39.400
8.200 22.200 59.000 10.000
0 2.000 30.000 10.000
0 0 0 0
0 0 0 0
Kemiringan Lahan (%) 0-2 2-15 15>40 Lainnya 40 17.443 6.611 2.896 674 328 2.583 1.335 1.299 1.717
3.095 1.167 511 118 74 456 235 230 304
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
24.500 7.200 1.700 0
28.800 172.600 170.300 4.400 54.800 26.400 0 23.600 40.800 5.600 5.200 7.300
94.200 60.000 17.600 0
0 0 0 0
18.400 0 0
15.600 0 0
4.000 2.400 12.400
18.336 1.406 8.156 8.774 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
30.400 33.600 25.000
81.800 11.600 2.400
16.600 0 0
0 0 0
66.400 456.800 35.600 64.000 5.200 90.200 4.400 80.800 8.000 57.000 0 92.300 13.200 72.500
80.000 30.000 10.400 16.400 7.600 9.600 6.000
42.900 3.700 3.200 25.200 0 10.800 0
0 0 0 0 0 0 0
Barat
Wilayah
Luas Wilayah Tengah
2.175.173
E
Kab. Merangin - Jangkat - Muara Siau - Pamenang
767.890 176.630 151.694 66.432
KSP
Kabupaten/
Wilayah
- Bangko - Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
69.746 123.156 86.152 94.080
Kab. Sarolangun - Batang Asai - Muara Limun - Pelawan Singkut - Sarolangun - Pauh - Mandiangin
626.041
Kab. Kerinci - Gunung Raya - Batang Merangin - Danau Kerinci - Keliling Danau - Sitinjau Laut - Sungai Penuh - Hamparan Rawang
A A A
67.859
0 173.616 125.664 296.547 0 0 0 38.967 0 1.577 16.250 117.968 0 56.832 9.600 0
Lanjutan Lampiran 3.
24.500 628.173 931.725 467.040 148.235 172.063 137.663 15.899 0
18.578 214.028 198.994 336.290 0 2.150 35.728 138.752 0 13.706 48.854 89.134 1.500 64.932 0 0
0 0 0 0 0
Iklim 0-10
Ketinggian (m dpl) 10100- 500100 500 1000
> 1000
0-2
A A A A
30.800 0 76.307 8.100
38.946 0 6.544 112.912 9.845 0 44.479 26.700
0 3.700 0 14.801
680 2.139 14.259 0
1.426 78.900 2.410 25.668
0 0 0 0
0 471.041
37.054 106.871
10.625
80.054 283.738 127.730 134.519
0
Luas
Makro Kecamatan
F
188.139 1.442.210 452.465
0 0 0 0
Kemiringan Lahan (%) 2-15 15>40 Lainnya 40 50.528 19.161 61.823 1.728
17.112 22.956 7.660 66.684
85.752 111.935 58.920
A A A
0 0 0
0 60.287 58.120
15.296 4.608 800
59.831 47.040 0
10.625 0 0
0 1.575 17.606
0 42.933 41.314
15.230 19.982 0
70.522 47.445 0
0 0 0
81.700 158.646 129.088
A A A
0 76.900 0 154.646 0 121.088
4.800 4.000 8.000
0 0 0
0 0 0
30.382 22.076 8.415
40.084 93.793 65.614
11.234 34.225 47.059
0 8.552 8.000
0 0 0
420.000 74.385 56.510
A A
0 0 0
0 0 0
6.636 1.990 4.646
72.246 22.945 21.562
341.118 49.450 30.302
18.520 425 0
60.425 104.645 230.600 19.140 21.210 33.580 16.830 18.420 21.260
5.810 30 0
29.730 30.320 6.925 35.475 3.325
A A B A A
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
4.310 4.490 4.740 2.689 3.325
25.420 25.830 2.185 32.786 0
695 715 2.900 1.630 1.770
2.840 2.490 130 1.050 115
9.210 9.470 885 2.810 650
14.890 15.510 2.860 29.985 790
2.095 2.135 150 0 0
- Air Hangat - Air Hangat Timur - Gunung Kerinci - Kayu Aro Luas Wilayah Barat
5.155 35.100
A A
0 0
0 0
0 0
2.150 2.010
3.005 33.090
1.215 1.170
0 3.435
1.115 5.590
2.825 24.905
0 0
94.020
A
0
0
0
4.025
89.995
695
6.670
21.165
65.355
135
49.055 1.813.931
A
0 0 0 0 0 644.657 169.804 475.664
49.055 7.305 7.725 14.120 18.640 523.806 117.152 558.191 431.369 701.409
1.265 5.810
5.083.954 807.929 2.125.677 859.144 691.023 600.181 1.501.1051.632.416 1.075.909 868.714 Luas Wilayah Propinsi *)Data masih bergabung dengan kecamatan induk. Sumber: - Daerah dalam Angka Tahun 2000, Statistik Pertanian Tahun 2000 dan Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2000 dari 10 kabupaten/kota di Propinsi Jambi. - Peta Zona Agroekologi (skala 1:250.000) Lembar Nomor 0813, 0814, 0913, 0914, 1013 dan 1014 yang diterbitkan oleh Puslitnak (1990) dan IP2TP Jambi (1997). - Soeharno, dkk (1997), Busyra, dkk (2000) dan Suharyono, dkk (2000).
Wilaya h
Timur
Kabupaten/
Luas
Makr o
Kecamatan
Wilayah (ha)
Podsolik
Kab. Tanjab Barat - Tungkal Ulu - Merlung*) - Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara
550.350 317.800
331.873 275.450
127.687 20.000
44.320 12.000
0 0
0 0
34.650 8.150
25.290 119.780 87.480
0 34.680 21.743
1.920 40.100 65.667
7.250 25.000 70
0 0 0
0 0 0
Kab. Tanjab Timur - Muara Sabak - Mendahara - Dendang - Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu
544.500 44.170 166.640 78.500 23.450 49.620 182.120
52.040 2.790 38.750 10.500 0 0 0
196.900 14.400 60.250 28.000 6.500 27.000 60.750
102.350 14.000 12.000 2.500 8.400 12.600 52.850
0 0 0 0 0 0 0
1.094.850
383.913
324.587
146.670
518.035
427.870
0
90.165
B
Luas Wilayah Timur Tengah
Lampiran 4. Luas dan jenis tanah pada wilayah pengembangan KSP di Propinsi Jambi Jenis Tanah (ha)
KSP
A
C
Kab. Batanghari
5.810
Organos Aluvia ol l
Andoso Latoso Gley H l l
Hidro m
Rawang
Lainnya
0 0
9.620 0
2.200 2.200
6.500 20.000 0
0 0 0
9.620 0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
168.870 11.910 50.840 23.600 5.000 9.000 68.520
14.920 0 0 13.900 0 1.020 0
4.620 1.070 0 0 3.550 0 0
4.800 0 4.800 0 0 0 0
0
0
203.520
14.920
14.240
7.000
0
0
0
0
0
0
- Mersam - Muara Tembesi - Batin XXIV - Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu
70.510 34.242 80.151 120.069 98.750 114.313
57.885 23.602 69.126 108.554 69.135 99.568
0 0 0 0 0 0
12.625 10.640 11.025 11.515 29.615 14.745
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Kab. Muaro Jambi - Jambi Luar Kota - Mestong - Sekernan - Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu
524.600 37.315 107.885 78.200 44.200 209.500 47.500
492.995 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
0 0 0 0 0 0 0
31.605 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Lanjutan Lampiran 4. Wilaya h
KSP
Kabupaten/
Luas
Makro
Kecamatan
Wilayah (ha)
Kota Jambi - Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi - Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan - Jambi Timur D
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - Tanah Sepenggal - Tanah Tumbuh
Jenis Tanah (ha)
Podsol Organos Aluvia ik ol l
Andoso Latoso l l
Gley H
Hidro m
Rawan Lainnya g
20.538 7.778 3.407 792 402 3.039 1.570 1.529 2.021
15.052 5.391 3.407 792 402 3.039 0 0 2.021
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.678 1.678 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.808 709 0 0 0 0 1.570 1.529 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
465.900 145.600 82.000 18.100 132.800
66.200 48.400 2.600 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
15.600 800 0 0 14.800
384.100 96.400 79.400 18.100 118.000
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
- Jujuhan - Muara Bungo
47.600 39.800
0 15.200
0 0
0 0
0 0
47.600 24.600
0 0
0 0
0 0
0 0
Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu - VII Koto - Rimbo Bujang
646.100 133.300 109.000 126.800 72.600 112.700 91.700
412.852 125.425 89.594 122.188 43.245 32.400 0
1.300 0 169 0 0 0 1.131
24.750 7.875 15.300 1.575 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
207.198 0 3.937 3.037 29.355 80.300 90.569
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
1.300
146.520
15.600
592.976
0
3.808
0
0
160.286 89.601 9.879 1.985
177.709 20.095 41.541 13.695
79.993 13.100 27.210 2.793
81.011 39.900 12.845 8.439
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Luas Wilayah Tengah Barat
E
Kab. Merangin - Jangkat - Muara Siau - Pamenang
2.175.173 1.414.969 767.890 176.630 151.694 66.432
268.891 13.934 60.219 39.556
Lanjutan Lampiran 4. Wilayah
KSP Makro
F
Kabupaten/ Kecamatan
Luas Wilayah (ha)
Jenis Tanah (ha)
Podsol Organos Aluvia Andosol Latoso ik ol l l
Gley H
Hidro m
Rawan Lainnya g
- Bangko - Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
69.746 123.156 86.152 94.080
50.150 65.783 20.549 18.700
5.156 8.593 25.972 19.100
11.270 32.120 23.914 35.110
2.390 11.100 13.200 10.200
780 5.560 2.517 10.970
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Kab. Sarolangun - Batang Asai - Muara Limun - Pelawan Singkut - Sarolangun - Pauh - Mandiangin
626.041 85.752 111.935 58.920 81.700 158.646 129.088
171.238 9.111 30.869 30.311 20.876 40.081 39.990
90.916 11.120 24.910 5.012 9.814 20.900 19.160
159.343 42.190 20.976 12.111 30.211 30.890 22.965
73.087 9.451 15.190 2.530 10.097 18.819 17.000
127.531 13.680 19.900 5.320 10.702 47.956 29.973
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
3.926 200 90 3.636 0 0 0
Kab. Kerinci - Gunung Raya
420.000 74.385
41.736 15.775
0 0
11.200 0
275.755 49.900
91.309 8.710
0 0
0 0
0 0
0 0
- Batang Merangin - Danau Kerinci - Keliling Danau - Sitinjau Laut - Sungai Penuh - Hamparan Rawang - Air Hangat - Air Hangat Timur - Gunung Kerinci - Kayu Aro Luas Wilayah Barat
56.510 29.730 30.320 6.925 35.475 3.325 5.155 35.100 94.020 49.055
0 0 17.716 0 2.215 0 120 5.910 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1.240 1.310 2.728 1.620 1.790 1.540 972 0 0
29.820 28.490 6.075 4.197 6.490 1.535 1.960 28.218 72.650 46.420
26.690 0 5.219 0 25.150 0 1.535 0 21.370 2.635
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.813.931
481.865
251.202
348.252
428.835
299.851
0
0
0
3.926
Luas Propinsi Jambi 5.083.954 2.280.747 577.089 641.442 444.435 892.827 203.520 18.728 14.240 10.926 Keterangan: *) = Data masih bergabung dengan kecamatan induk, n.a. = Rincian data tidak tersedia. Sumber: - Daerah dalam Angka Tahun 2000, Statistik Pertanian Tahun 2000 dan Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2000 dari 10 kabupaten/kota di Propinsi Jambi. - Peta Zona Agroekologi (skala 1:250.000) Lembar Nomor 0813, 0814, 0913, 0914, 1013 dan 1014 yang diterbitkan oleh Puslitnak (1990) dan IP2TP Jambi (1997). - Soeharno, dkk (1997), Busyra, dkk (2000) dan Suharyono, dkk (2000). Lampiran 5. Zona agroekologi wilayah pengembangan KSP di Propinsi Jambi
Wilayah Timur
KSP
Makro A
B
Kabupaten/
Luas
Kecamatan
Wilayah
Kab. Tanjab Barat - Tungkal Ulu - Merlung*) - Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara Kab. Tanjab Timur - Muara Sabak - Mendahara - Dendang - Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu
Zona Agroekologi (ha)
Iax
Ibx
Iby
IIax
IIbx
IIby
IIIax
IIIbx
IVax
IVay
IVbx
550.350 317.800
0 0
19.070 19.070
0 0
144.695 144.695
32.805 32.805
0 0
142.500 83.430
0 0
211.280 37.800
0 0
0 0
25.290 119.780 87.480
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
1.810 19.780 37.480
0 0 0
23.480 100.000 50.000
0 0 0
0 0 0
544.500
0
0
0
0
0
0
0
0
544.500
0
0
44.170 166.640 78.500 23.450 49.620 182.120
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
44.170 166.640 78.500 23.450 49.620 182.120
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1.094.850
0
19.070
0
144.695
32.805
0
142.500
0
755.780
0
0
Kab. Batanghari - Mersam - Muara Tembesi - Batin XXIV - Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu
518.035 70.510 34.242 80.151 120.069 98.750 114.313
8.022 0 0 0 0 0 8.022
3.113 0 0 0 0 0 3.113
0 0 0 0 0 0 0
85.930 10.000 3.282 9.951 35.069 21.460 6.168
13.610 13.610 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
129.830 25.125 13.467 20.000 35.000 16.500 19.785
0 0 0 0 0 0 0
277.530 21.775 17.540 50.200 50.000 60.790 77.225
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Kab. Muaro Jambi - Jambi Luar Kota - Mestong - Sekernan - Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu
524.600 37.315 107.885 78.200 44.200 209.500 47.500
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
117.200 7.315 67.885 0 2.000 30.000 10.000
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
139.400 10.000 30.000 8.200 22.200 59.000 10.000
0 0 0 0 0 0 0
268.000 20.000 10.000 70.000 20.000 120.500 27.500
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Luas Wilayah Timur Tengah
C
Lanjutan Lampiran 5. Wilayah
KSP
Makro
Kabupaten/
Luas
Kecamatan
Wilayah
Kota Jambi - Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi - Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan - Jambi Timur D
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - Tanah Sepenggal
Iax
Ibx
Iby
IIax
IIbx
IIby
IIIax
IIIbx
Zona Agroekologi (ha) IVax
IVay
IVbx
20.538 7.778 3.407 792 402 3.039 1.570 1.529 2.021
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.095 1.167 511 118 74 456 235 230 304
0 0 0 0 0 0 0 0 0
17.443 6.611 2.896 674 328 2.583 1.335 1.299 1.717
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
465.900 145.600 82.000 18.100
56.700 40.800 15.900 0
17.200 7.200 1.700 0
20.300 12.000 0 0
147.210 23.760 40.800 7.300
0 0 0 0
23.090 2.640 0 0
169.000 54.800 20.000 5.200
0 0 0 0
32.400 4.400 3.600 5.600
0 0 0 0
0 0 0 0
- Tanah Tumbuh - Jujuhan - Muara Bungo
132.800 47.600 39.800
0 0 0
8.300 0 0
8.300 0 0
61.350 11.600 2.400
0 0 0
20.450 0 0
30.400 33.600 25.000
0 0 0
4.000 2.400 12.400
0 0 0
0 0 0
Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu - VII Koto - Rimbo Bujang
646.100 133.300 109.000 126.800 72.600 112.700 91.700
41.494 2.294 3.200 25.200 0 10.800 0
1.406 1.406 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
68.200 30.000 5.000 10.000 7.600 9.600 6.000
0 0 0 0 0 0 0
11.800 5.400 6.400 0 0 0 0
379.800 64.000 90.200 80.800 0 72.300 72.500
0 0 0 0 0 0 0
75.200 35.600 0 0 6.400 20.000 13.200
11.200 0 5.200 4.400 1.600 0 0
0 0 0 0 0 0 0
2.175.173
106.216
21.719
20.300 418.540
13.610
34.890
878.125
0
670.573
11.200
0
767.890 176.630 151.694 66.432
168.754 24.688 53.480 0
167.536 114.064 35.654 0
53.864 22.538 14.656 0
0 0 0 0
211.878 0 13.706 64.932
2.150 2.150 0 0
18.578 0 0 1.500
0 0 0 0
0 0 0 0
Iax
Ibx
Luas Wilayah Tengah Barat
E
Lanjutan Lampiran 5. Wilayah
KSP
Makro
F
Kab. Merangin - Jangkat - Muara Siau - Pamenang
Kabupaten/
Luas
Kecamatan
Wilayah
0 0 0 0
Iby
145.130 13.190 34.198 0
IIax
IIbx
IIby
IIIax
IIIbx
Zona Agroekologi (ha) IVax
IVay
IVbx
- Bangko - Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
69.746 123.156 86.152 94.080
1.426 75.200 2.410 11.550
0 3.700 0 14.118
0 0 0 0
17.112 22.956 7.660 50.014
0 0 0 16.670
0 0 0 0
50.528 19.161 61.823 1.728
0 0 0 0
680 2.139 14.259 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Kab. Sarolangun - Batang Asai - Muara Limun - Pelawan Singkut - Sarolangun - Pauh - Mandiangin
626.041 85.752 111.935 58.920 81.700 158.646 129.088
123.894 59.897 47.445 0 0 8.552 8.000
10.625 10.625 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
127.730 15.230 19.982 0 11.234 34.225 47.059
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
283.737 0 42.933 41.313 40.084 93.793 65.614
0 0 0 0 0 0 0
80.055 0 1.575 17.607 30.382 22.076 8.415
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
Kab. Kerinci - Gunung Raya
420.000 74.385
2.126 0
228.474 33.580
0 0
0 0
104.645 21.210
0 0
4.490 1.990
55.935 17.150
0 0
0 0
18.520 425
- Batang Merangin - Danau Kerinci - Keliling Danau - Sitinjau Laut - Sungai Penuh - Hamparan Rawang - Air Hangat - Air Hangat Timur - Gunung Kerinci - Kayu Aro
56.510 29.730 30.320 6.925 35.475 3.325
2.126 0 0 0 0 0
19.134 14.890 15.510 2.860 29.985 790
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
18.420 9.210 9.470 885 2.810 650
0 0 0 0 0 0
2.500 0 0 0 0 0
14.330 2.840 2.490 130 1.050 115
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 695 715 2.900 1.630 1.770
5.155 35.100 94.020 49.055
0 0 0 0
2.825 24.905 65.355 18.640
0 0 0 0
0 0 0 0
1.115 5.590 21.165 14.120
0 0 0 0
0 0 0 0
0 3.435 6.670 7.725
0 0 0 0
0 0 0 0
1.215 1.170 695 7.305
1.813.931
294.774
406.635
0
272.860
158.509
0
500.105
58.085
98.633
0
18.520
5.083.954 400.990 447.424 20.300 836.095 204.924 34.890 1.520.730 58.085 1.524.986 11.200 *)Data masih bergabung dengan kecamatan induk. Sumber: - Daerah dalam Angka Tahun 2000, Statistik Pertanian Tahun 2000 dan Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2000 dari 10 kabupaten/kota di Propinsi Jambi. - Peta Zona Agroekologi (skala 1:250.000) Lembar Nomor 0813, 0814, 0913, 0914, 1013 dan 1014 yang diterbitkan oleh Puslitnak (1990) dan IP2TP Jambi (1997).
18.520
- Soeharno, dkk (1997), Busyra, dkk (2000) dan Suharyono, dkk (2000). Lampiran 6. Kesesuaian zona agroekologi untuk komoditas pertanian potensial pada wilayah pengembangan KSP di Propinsi Jambi a. Tanaman Pangan Wilayah
Timur
KSP
Makro
A
B
Kabupaten/ Kecamatan
Pi
Pt
Pl
Pg
Jg
Serealia So Gd Tl
Umbi-Umbian Uj Uk Il Bc
Kd
Kr
Kacang-Kacangan Kp Kt Kg Kh
Kab. Tanjab Barat - Tungkal Ulu - Merlung*) - Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara
N
N
N
S2
S2
S2
N
S1
S3
S2
S1
S2
S2
N
N
S3
S2
S3
S1 S1 S1
S1 S1 S1
S2 S2 S2
N S2 S3
S3 S2 S2
N S2 N
N N N
S1 S1 S1
S3 S3 S3
S2 S2 S2
S1 S1 S1
N N N
S2 S2 S2
N N N
N N N
S3 S3 S3
S2 S2 S2
S2 S2 S2
Kab. Tanjab Timur - Muara Sabak - Mendahara
S1 S1
S1 S1
S2 S2
S2 S2
S2 S2
S2 S2
N N
S1 S1
S3 S3
S2 S2
S1 S1
N N
S2 S2
N N
N N
S3 S3
S2 S2
S2 S2
Tengah
C
- Dendang - Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu
S1 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
N N N N
S1 S1 S1 S1
S3 S3 S3 S3
S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1
N N N N
S2 S2 S2 S2
N N N N
N N N N
S3 S3 S3 S3
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
Kab. Batanghari - Mersam - Muara Tembesi - Batin XXIV - Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
S2 S2 S1 S2 S1 S2
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S1 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S1 N N N N S1
S1 S1 S1 S1 S1 S1
N N N N N N
N N N N N S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S3 S3 S3 S3 S3 S3
Kab. Muaro Jambi - Jambi Luar Kota - Mestong
S2 S2
N N
S1 S1
S1 S1
S2 S2
S2 S2
N N
S2 S2
S2 S2
S2 S2
S2 S2
N N
S1 S1
N N
N N
S2 S2
S2 S2
S3 S3
Pi
Pt
Pl
Pg
Jg
Serealia So Gd Tl
Umbi-Umbian Uj Uk Il Bc Kd
Kr
Kacang-Kacangan Kp Kt Kg Kh
- Sekernan - Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu
S2 S2 S2 S2
S2 N S2 N
S1 S2 S1 S1
S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
N N N N
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
N N N N
S1 S1 S1 S1
N N N N
N N N N
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S3 S3 S3 S3
Kota Jambi - Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi
S3 S3 N N
S3 S2 N N
S1 S2 N N
S1 S1 N N
S2 S2 S2 N
S2 S2 N N
N N N N
S1 S1 N N
S3 S3 S3 N
S2 S2 S2 N
S1 S1 S1 N
N N N N
S2 S2 N N
N N N N
N N N N
S2 S2 S2 N
S2 S2 N N
S3 S3 N N
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP
Makro
Kabupaten/ Kecamatan
D
- Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan - Jambi Timur
S3 S3 S3 S3
S3 S3 S3 S3
S2 S1 S1 S2
S1 S2 S2 S1
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
N N N N
S1 S1 S1 S1
S3 S3 S3 S3
S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1
N N N N
S2 S2 S2 S2
N N N N
N N N N
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S3 S3 S3 S3
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - Tanah Sepenggal - Tanah Tumbuh - Jujuhan - Muara Bungo
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S1 S1 N S1 N N
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 N S2 N N
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S3 S3 S3 S3 S3 S3
Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu
S1 N N S3
S3 N N N
S1 S3 S3 S2
S1 N N S1
S2 S3 S3 S2
S2 S2 S2 S2
N S3 S3 S3
S1 N N S1
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S1 N N S1
S1 N N N
S1 S3 S3 S1
S2 N N N
S2 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S3 S3 S3 S3
Pi
Pt
Pl
Pg
Jg
Serealia So Gd Tl
Umbi-Umbian Uj Uk Il Bc
Kd
Kr
Kacang-Kacangan Kp Kt Kg Kh
- Tebo Ulu - VII Koto - Rimbo Bujang
S3 S1 S1
N S3 S3
S2 S1 S1
S1 S1 S1
S2 S2 S2
S2 S2 S2
S3 N N
S1 S1 S1
S2 S2 S2
S2 S2 S2
S1 S1 S1
N N N
S1 S1 S1
N N N
S1 N S2
S2 S2 S2
S2 S2 S2
S3 S3 S3
Kab. Merangin - Jangkat - Muara Siau - Pamenang - Bangko
N N S2 S2
N N S3 S3
N N S2 S2
N N S1 S1
N S2 S2 S2
N N S2 S2
N N N N
S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1
S1 S2 N N
S3 S3 S1 S1
S2 S2 N N
N N N N
N S1 S1 S1
N S2 S2 S2
N S3 S3 S3
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
Barat
KSP
Makro
E
Kabupaten/ Kecamatan
F
- Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
S2 S1 N
S3 S2 N
S2 S1 N
S1 S1 N
S2 S2 S3
S2 S2 N
N N N
S1 S1 S1
S2 S2 S2
S2 S2 S2
S1 S1 S1
S1 N S2
S1 S3 S3
S2 N S2
N N N
S1 S1 S1
S2 S2 S2
S3 S3 S3
Kab. Sarolangun - Batang Asai - Muara Limun - Pelawan Singkut - Sarolangun - Pauh - Mandiangin
S3 S3 S1 S2 S1 S3
N S3 S3 S3 S2 S3
N S2 S2 S2 S1 S2
N S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1 S1 S1
N S1 N N N N
S3 S1 S1 S1 S1 S1
N S2 N N N N
N N N N N N
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S3 S3 S3 S3 S3 S3
Kab. Kerinci - Gunung Raya - Batang Merangin - Danau Kerinci - Keliling Danau - Sitinjau Laut - Sungai Penuh
S1 N S1 S1 S1 S1
S3 N S3 S2 S2 S2
S2 N S3 S2 S3 S3
N N S1 N S1 N
S2 S2 S1 N S1 N
N N S1 N S1 N
N N N N S2 N
S1 S1 S1 S1 N S1
S1 S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 N S2
S2 S2 S1 S2 N S2
S3 S3 S3 S3 S3 S2
S1 S1 S1 S1 N S1
N N N N N N
S1 S1 N N N N
S3 S3 N N N N
S3 S3 N N N N
Pi
Pt
Pl
Pg
Jg
So
Gd
Tl
Uj
Uk
Il
Bc
Kd
Kr
Kp
Kt
Kg
Kh
S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2
S3 S2 S2 S2 S2
N N N S1 S1
N N N S1 S1
N N N S1 S1
N N N N N
S1 S1 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2
S2 N S2 S1 S1
S3 S3 S3 S3 S3
S1 N S1 S1 S1
N N N N N
N N N N N
N N N N N
N N N N N
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP
Makro
Kabupaten/ Kecamatan - Hamparan Rawang - Air Hangat - Air Hangat Timur - Gunung Kerinci - Kayu Aro
Serealia
Keterangan: *)Data masih bergabung dengan kecamatan induk (Kecamatan Tungkal Ulu).
Umbi-Umbian
Kacang-Kacangan
Pi: Padi sawah irigasi, Pt: Padi sawah tadak hujan, Pl: Padi sawah rawa lebak, Pg: Padi ladang/gogo, Jg: Jagung, So: Sorgum, Gd: Gandum. Tl: Talas, Uj: Ubi jalar, Uk: Ubi kayu, Ii: Iles-iles. Bc: Buncis, Kd: Kedelai, Kr: Kacang kapri, Kp: Kajang panjang, Kt: kacang tanah, Kg: Kacang tunggak, Kh: Kacang hijau.
Sumber: Hasil analisis berdasarkan data ZAE (Lampiran 1, 2 dan 3) menggunakan Kriteria Kesesuaian Lahan, Puslitnak (2000).
Lanjutan Lampiran 6. b. Hortikultura Sayuran Wilaya KSP h Makr o
Timur
A
B
Tengah
C
Sayuran
Kabupaten/ Kecamatan
- Tungkal Ulu - Merlung*) - Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara
Aa
Kab. Batanghari
Bd Bm Bp
Kab. Tanjab Barat
Kab. Tanjab Timur
- Muara Sabak - Mendahara - Dendang - Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu
Ba
Bo
Ca
Ka
Ku Le
Umbi-Umbian
Pa
Pe
Pi
Sa
Ti
Te
Bi
Ke
Lo
Wo
N
S3
N
N
N
N
S3
N
N
N
N
S2
N
N
S3
S2
N
N
N
N
N N N
S3 S3 S3
N N N
N N N
N N N
N N N
S3 S3 S3
N N N
N N N
N N N
N N N
S2 S2 S2
N N N
N N N
S3 S3 S3
S2 S2 S2
N N N
N N N
N N N
N N N
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
- Mersam - Muara Tembesi - Batin XXIV - Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu - Jaluko - Mestong
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
Kab. Muaro Jambi
N N
S3 S3
N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N
N N
N N
S3 S3
N N
N N
N N
N N
S2 S2
N N
N N
S2 S2
S2 S2
N N
N N
N N
N N
Lanjutan Lampiran 6. Wilaya KSP h Makr o
Kabupaten/ Kecamatan
Sayuran
Aa Ba
Bd Bm Bp Bo
Ca Ka Ku Le
Pa
Pe
Pi
Sa
Ti
Te
Bi
- Sekernan - Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu
N N N N
S3 S3 S3 S3
N N N N
N N N N
N N N N
N N N N
S3 S3 S3 S3
N N N N
N N N N
N N N N
N N N N
S2 S2 S2 S2
N N N N
N N N N
S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2
N N N N
Kota Jambi - Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi - Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan - Jambi Timur
N N N N N N N N
S3 S3 S3 N S3 S3 S3 S3
N N N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
S3 S3 S3 N S3 S3 S3 S3
N N N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
S2 S2 S2 N S2 S2 S2 S2
N N N N N N N N
N N N N N N N N
S2 S2 S2 N S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 N S2 S2 S2 S2
N N N N N N N N
Umbi-Umbian Ke Lo
Wo
N N N N
N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N N N N N
N N N N N N N N
D
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - T. Sepenggal - Tanah Tumbuh - Jujuhan - Muara Bungo
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
N N N S2 N N
N N N S3 N N
N N N N N N
N N N N N N
S3 S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu - VII Koto
N N N N N
S3 N N S3 S3
S2 S2 S2 S2 N
S3 S3 S3 S3 N
N N N N N
N N N N N
S3 N N S3 S3
N N N N N
N N N N N
N N N N N
N N N N N
S2 N N S2 S2
N N N N N
N N N N N
S2 N N S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N
N N N N N
N N N N N
N N N N N
Aa Ba Bd Bm Bp Bo Ca Ka Ku Le
Pa
Pe
Pi
Sa
- Rimbo Bujang
N
S3
S2
S3
N
N
S3
N
N
N
N
S2
N
Kab. Merangin - Jangkat - Muara Siau - Pamenang - Bangko
S2 N N N
N S3 S3 S3
N N N N
N N N N
N N N N
N N N N
N S3 S3 S3
S2 N N N
S3 N N N
S2 N N N
N N N N
- Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
N N N
S3 S3 S3
N N N
N N N
N N N
N N N
S3 S3 S3
N N N
N N N
N N N
N N N
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
Barat
KSP Makro
E
Kabupaten/ Kecamatan
Kab. Sarolangun
Sayuran
Umbi-Umbian
Ti
Te Bi
N
S2
S2
N
N
N
N
N S2 S2 S2
S2 S2 N N N N N N
N S2 S2 S2
N S2 S2 S2
S2 N N N
S3 S3 N N
S2 N N N
S3 S3 N N
S2 S2 S2
N N N
S2 S2 S2
S2 S2 S2
N N N
N N N
N N N
N N N
N N N
Ke Lo Wo
F
- Batang Asai - Muara Limun - P. Singkut - Sarolangun - Pauh - Mandiangin
N N N N N N
N S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N S3 S3 S3 S3 S3
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
N S2 S2 S2 S2 S2
S2 S2 S2 S2 S2 S2
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N
Kab. Kerinci - Gunung Raya - B. Merangin - Danau Kerinci - Keliling Danau - Sitinjau Laut - Sungai Penuh - H. Rawang - Air Hangat
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S2 S2 N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
N N N N N N N N
S2 S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2 S3 S2 S2 S2
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S2 S2 N N N N N N
S1 S1 N N N N N N
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S1 S1 N N N N N N
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1
Aa Ba Bd Bm Bp Bo Ca Ka Ku Le
Pa
Pe
Pi
Sa
S1 S1 S1
N N N
N N N
S1 S1 S1 S1 S1 S1
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kecamatan - A.H. Timur - Gunung Kerinci - Kayu Aro
N N N
N N N
N N N
N N N
N N N
S2 S2 S2
S1 S1 S1
S2 S2 S2
S1 S1 S1
Sayuran Ti
Te Bi
S1 S1 S1
N N N
S1 S1 S1
Umbi-Umbian
Ke Lo Wo S1 S1 S1
Keterangan: *)Data masih bergabung dengan kecamatan induk (Kecamatan Tungkal Ulu). Aa: Asparagus, Ba: bayam, Bd: Bawang Daun, Bm: Bawang merah, Bp: Bawang putih, Bo: Brokolai: Ca: Cabe, Ka: Kailan, Ku: Kubis, Le: Lecture, Pa: Paprika, Pe: Pare, Pi: Petsai, Sa: Sawi, Ti: Timun, Te: Terung. Bi: Biet, Ke: Kentang, Lo: Lobak, Wo: Wortel
S1 S1 S1
Sumber: Hasil analisis berdasarkan data ZAE (Lampiran 1, 2 dan 3) menggunakan Kriteria Kesesuaian Lahan, Puslitnak (2000).
S1 S1 S1
Lanjutan Lampiran 6. c. Hortikultura Buah-Buahan Wilayah
KSP Makro
Timur
A
Kabupaten/ Kecamatan
Kab. Tanjab Barat - Tungkal Ulu - Merlung*) - Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara
B
Kab. Tanjab Timur - Muara Sabak - Mendahara - Dendang
Buah-Buahan
Ad Ap Be Bl Ca Cp Dk Dr Jb Jr Kl M M M Nk Ns Pp Ps Rb Sa Se Si Sr St Sw a e g
S 2
N S 2
S 3
N S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
S 3
S 3
S 3
S 2
S 3
S 3
S 2
S 1
S 2
S 3
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2 S 2 S 2
N S 2 N S 2 N S 2
S 3 S 3 S 3
N S 2 N S 2 N S 2
S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
N S 3 N S 3 N S 3
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S
N N S 3 N N S 3 N N S
N N N S 3 N N N S 3 N N N S
S 2 S 2 S
S 2 S 2 S
S 2 S 2 S
N S 3 N S 3 N S
N S 2 N S 2 N S
S 3 S 3 S
S 3 S 3 S
S 2 S 2 S
N S 3 N S 3 N S
S 3 S 3 S
S 2 S 2 S
S 3 S 3 S
S 3 S 3 S
S 3 S 3 S
2 S 2 S 2 S 3
3 N N S 3 N N S 3 N N S 3
3 N N N S 3 N N N S 3 N N N N
2 S 2 S 2 S 2
2 S 3 S 2 S 3
2 S 3 S 2 S 3
3 N S 3 N S 3 N S 3
2 N S 2 N S 2 N S 3
3 S 3 S 3 S 3
3 S 3 S 3 S 3
2 S 2 S 2 S 2
3 N S 3 N S 3 N S 3
3 S 3 S 3 S 3
2 S 2 S 2 S 2
3 S 3 S 3 S 3
3 S 3 S 3 S 3
3 S 3 S 3 N
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
N S 1 N S 1 N S 1 N S 1 N S 1 N S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 2 S 2 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
Kab. Muaro Jambi - Jambi Luar Kota S 1 - Mestong S 1
N S 2 N S 2
S 2 S 2
N S 1 N S 1
S 1 S 2
S 1 S 2
S 1 S 1
S 2 S 2
S 2 S 2
S 2 S 2
S 2 S 2
S 2 S 2
S 1 S 1
S 2 S 2
S 2 S 2
S 1 S 1
S 1 S 1
S 2 S 1
S 2 S 2
S 2 S 2
S 2 S 2
S 2 S 2
S 2 S 2
- Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu Tenga h
C
Kab. Batanghari - Mersam - Muara Tembesi - Batin XXIV - Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu
- Sekernan Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kecamatan
- Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu Kota Jambi - Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi - Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan
S 1
N S 2
S 2
N S 2
S 2
S 2
S 1
S 2
S 2
S 2
S 2
S 3
S 1
S 2
S 2
S 1
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
Buah-Buahan
Ad Ap Be Bl Ca Cp Dk Dr Jb Jr Kl M M M Nk Ns Pp Ps Rb Sa Se Si Sr St Sw a e g S 1 S 1 S 1
N S 2 N S 2 N S 2
S 2 S 3 S 3
N S 1 N S 1 N S 1
S 2 S 2 S 1
S 2 S 2 S 1
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 1 S 2 S 1
S 2 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S 2 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
N S 2 N S 2 N S 2 N N N S 2 N S 2 N S 2
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2
- Jambi Timur D
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - Tanah Sepenggal - Tanah Tumbuh - Jujuhan - Muara Bungo Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu - VII Koto - Rimbo Bujang
S 2
N S 2
S 3
S 3
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2
S 3
S 3
S 3
S 2
S 3
S 3
S 2
S 2
S 2
S 3
S 2
S 2
S 2
S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S S 1 2 N S 2 N S 2 S S 1 2 N S 2 N S 2
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S
N S 2 S S 1 3 S S 1 3 N S 2 N S 2 N S
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S
S 2 S 2 S 2 S 2 N
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S
S S 3 2 N S 2 N S 2 S S 3 2 S S 3 2 S S
S S 3 3 N S 3 N S 3 S S 3 3 S S 3 3 S S
S 1 S 3 S 3 S 1 S 1 S
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S
S 2 S 3 S 3 S 2 S 2 S
S 2 S 3 S 3 S 2 S 2 S
S 2 S 3 S 3 S 2 S 2 S
S 2 S 3 S 3 S 2 S 2 S
S
2
2
3
3
2
1
1
2
1
2
2
3
3
2
3
3
1
1
2
3
2
2
2
2
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Barat
E
Kabupaten/ Kecamatan
Kab. Merangin - Jangkat
Buah-Buahan
Ad Ap Be Bl Ca Cp Dk Dr Jb Jr Kl M M M Nk Ns Pp Ps Rb Sa Se Si Sr St Sw a e g S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2
N S 3 N S 3 S S 3 3 S S 3 3 S S 3 3 S S 3 3 N S 3
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N S 1 N S 1 S S 2 1 S S 2 1 S S 2 1 S S 2 1 N S 1
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
N S 2 N S 2 S S 3 3 S S 3 2 S S 3 2 S S 3 2 N S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
N N N S 1 N S S S 2 1 1 S S S S 3 2 1 2 S S S S 3 2 1 1 S S S S 3 2 1 1 S S S S 3 2 1 1 N S S S 2 1 1
N N S 3 S N S 2 2 S S S 2 3 2 S S S 2 3 2 S S S 2 3 2 S S S 2 3 2 S N S 2 2
S 3 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
Kab. Sarolangun - Batang Asai S 2 - Muara Limun S 2
N S 2 N S 2
N S 3 S S 3 3
S 2 S 2
S 1 S 1
S 1 S 1
N S 1 S S 2 1
S 2 S 2
S 3 S 2
N S 2 S S 3 2
S 2 S 2
N S 2 S S 3 2
S 2 S 2
S 3 S 2
S 3 S 2
S 2 S 2
- Muara Siau - Pamenang - Bangko - Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
S 2 S 1
S 1 S 1
N S 3 S S 3 2
- Pelawan Singkut S 2 - Sarolangun S 2 - Pauh S 2 - Mandiangin S 2 F
Kab. Kerinci - Gunung Raya - Batang Merangin - Danau Kerinci - Keliling Danau - Sitinjau Laut - Sungai Penuh - Hamparan Rawang - Air Hangat - Air Hangat Timur
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2
S 3 S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 S 2
N S N S 1 2 N S N S 1 2 N N N N
S 2 S 2 N
S 2 S 2 N
S 2 S 2 N
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S N S 2 1 S N S 2 1 N N N
S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
N S 1 N S 1 N N
S 2 S 2 N
S 3 S 3 N
S N S 1 1 S N S 1 1 N N N
S 1 S 1 N
S 1 S 1 N
S 1 S 1 S 1 S 1 S 3 S 1 S 1 S 1 S 1
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
S 3 S 3 S 3 S 3
N N N N N N N N N N N N N N N N N N
S 3 S 3 S 3 S 3
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kecamatan
Buah-Buahan
Ad Ap Be Bl Ca Cp Dk Dr Jb Jr Kl M a - Gunung Kerinci S N N N N N N N S S S N 1 1 1 1 - Kayu Aro S N N N N N N N S S S N 1 1 1 1
M M Nk Ns Pp Ps Rb Sa Se Si Sr St Sw e g N N S N N N N N N N N N S 2 1 N N S N N N N N N N N N S 2 1
Keterangan: *)Data masih bergabung dengan kecamatan induk (Kecamatan Tungkal Ulu). Ad: Adpokat, Ap: Apel, Be: Belimbing, Bl: Blewah, Ca: Carica, Cp: Cempedak, Dk: Duku, Dr: Durian, Jb: Jambu biji, Jr: Jeruk, Kl: Klengkeng, Ma: Mangga, Me: Melon, Mg: Manggis, Nk: Nangka, Ns: Nenas, Pp: Pepaya, Ps: Pisang, Sa: Salak, Se: Semangka, Si: Sirsak, Sr: Srikaya, St: Strawberi, Sw: Sawo
Sumber: Hasil analisis berdasarkan data ZAE (Lampiran 1, 2 dan 3) menggunakan Kriteria Kesesuaian Lahan, Puslitnak (2000).
Lanjutan Lampiran 6. d. Tanaman Perkebunan Wilayah
KSP Makro
Timur
A
Kabupaten/ Kecamatan
Kab. Tanjab Barat - Tungkal Ulu - Merlung*)
Tanaman Industri
Tanaman Rempah
J Ka K K Kr Kl Ks K K Kt M Tb Th Tk A Ce Ja Jr Kg Km Ke Ld Pl Sw Wi m p k n b e w
N S 3
N N S 1
S 2
S 2
N N S 3
S 2
N N N S 3
S 2
S 2
S 3
S 3
N N S 2
S 2
S 3
N
- Tungkal Ilir - Pengabuan - Betara B
Kab. Tanjab Timur - Muara Sabak - Mendahara - Dendang - Nipah Panjang - Rantau Rasau - Sadu
Tengah
C
N N N N S 2 N S N N S 3 2 N S N N S 3 2
S 1 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
N N N N N S 2 N S N N N S 3 1 N N N N N S 1 N N N N N S 2 N N N N N S 2 N N N N N S 2
S 2 S 2 S 2 N
Kab. Batanghari - Mersam N S 3 - Muara Tembesi N S 3 - Batin XXIV N S 3
N N S 1 N N S 1 N N S 1
S 2 S 2 S 2
N N S 3 N N S 3 N N S 3
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3
N S 2 N S 2 N S 2
S 3 S 3 S 3
S 3 S 3 S 3
N N N N S 3 N N N N S 3 N N N N S 3
N
N N N N N N N S 3 N N S S N N N S 3 2 3 N N N N N N N S 3 N N N N N N N S 3 N N N N N N N N S 3 N N N N N N N N S 3
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2
N S 3 N S 3 N S 3 N S 3 N S 3 N S 3
N N N N S 3 N N S N S 3 3 N N S N S 3 3 N N N N S 3 N N N N S 3 N N N N S 3
N
S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S N S 3 2 N N S 2 N N S 2
S S S 3 3 2 N N S 2 N N S 2
S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1
N S3 N S 3 N N N S 3 N N N S 3
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
N N
N N N N N
N N N
- Muara Bulian - Pemayung - Maro Sebo Ulu
N S 3 N S 3 N S 3
N N S 1 N N S 1 N N S 1
Kab. Muaro Jambi - Jambi Luar Kota N S N N S 3 1 - Mestong N S N N S 3 1 - Sekernan N N N N S 2 Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kecamatan
- Maro Sebo - Kumpeh - Kumpeh Ulu Kota Jambi
S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1
N N S 2 N N S 2 S N S 3 2
S 1 S 1 S 1
N N
N S 3 N N N S 3 N S3 N S 3
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1
N N S 2 N N S 2 N N S 3
S 1 S 1 S 2
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1
N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
Tanaman Industri
N N N
N N N
Tanaman Rempah
J Ka K K Kr Kl Ks K K Kt M Tb Th Tk A Ce Ja Jr Kg Km Ke Ld Pl Sw Wi m p k n b e w N S 3 N S 3 N S 3
N N S 1 N N S 2 N N S 1
S 2 S 2 S 2
S 1 S 1 S 1
N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 1 S 2 S 1
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1
N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 3 S 3 S 3
S 2 S 2 S 2
N N N
- Kotabaru - Jambi Selatan - Jelutung - Pasar Jambi - Telanaipura - Danau Teluk - Pelayangan - Jambi Timur D
Kab. Bungo - Pelepat - Rantau Pandan - Tanah Sepenggal - Tanah Tumbuh - Jujuhan - Muara Bungo
N S 3 N S 3 N S 3 N N N S 3 N S 3 N S 3 N S 3
N N S 2 N N S 2 N N S 2 N N N N N S 2 N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 1 S 1 S 1 N S 1 S 2 S 2 S 1
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2 S 2
N N S 2 N N S 2 N N S 2 N N N N N S 2 N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2 S 2
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N N N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3
S 1 S 1 S 1 N S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 N S 1 S 1 S 1 S 1
S 3 S 3 S 3 N S 3 S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1 N S 1 S 1 S 1 S 1
N N S 2 N N S 2 N N S 2 N N N N N S 2 N N S 2 N N S 2 N N S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2 S 2
S 2 S 2 S 2 N S 2 S 2 S 2 S 2
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N S
N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
N S S 3 1 N N S 1 N N S 1 N S S 3 1 N N S 1 N N S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
N S S 2 1 N N S 1 N N S 1 N S S 2 1 N N S 1 N N S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S
N N N N N N N N
N N N N N N
2 Kab. Tebo - Tebo Ilir - Tebo Tengah - Sumay - Tebo Ulu - VII Koto - Rimbo Bujang
S 3 S 3 S 3 S 3 N S 3
S 2 S 3 S 3 S 2 S 2 S 2
S 3 S 3 S 3 S 3 N
S 2 S 2 S 2 S 2 N
S 3
S 2
1
1
1
1
1
S 1 S 3 S 3 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 3 S 3 S 1 S 1 S 1
N N S 1 N S S 3 3 N S S 3 3 N N S 1 N N S 1 N N S 1
S 1 S 3 S 3 S 1 S 1 S 1
3 S 2 S 1 S 1 S 1 N S 3
N S 3 N S 3 N S 3 N S 3 N S 3 N N
1
1
3
1
S S 3 1 N S 2 N S 2 S S 3 1 S S 3 1 S S 3 1
S 1 S 3 S 3 S 1 S 1 S 1
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S 1
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2 N N N S 2
1
1
1
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S 1
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S 1
S 1 S 2 S 2 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 N S 1
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Barat
E
Kabupaten/ Kecamatan
Kab. Merangin - Jangkat - Muara Siau - Pamenang
Tanaman Industri
Tanaman Rempah
J Ka K K Kr Kl Ks K K Kt M Tb Th Tk A Ce Ja Jr Kg Km Ke Ld Pl Sw Wi m p k n b e w N N N N N N N S 3 N S N N S S S S 2 1 1 1 3 N S N N S S S N 2 2 1 1
S 3 S 3 N
N N N S N S 3 3 S S N S N S 1 1 3 3 S S N N N S 2 2 3
S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1
S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1
S N S 2 1 S N S 2 1 N N S 1
S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2
N N N
- Bangko
N S 2 N S 2 N S 2 N S 2
N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1
S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1
N N S 1 N N S 1 N N S 1 S S S 3 3 1
S 1 S 1 S 1 S 1
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N S N S 3 3
S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1
S 3 S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1 S 1
N N S 1 N N S 1 N N S 1 S N S 1 1
S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 2 S 2 S 2
Kab. Sarolangun - Batang Asai N S 2 - Muara Limun N S 2 - Pelawan Singkut N S 2 - Sarolangun N S 2 - Pauh N S 2 - Mandiangin N S 2
N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N N S 1 N N S 1 N N S 2 N N S 1 N N S 1 N N S 1
S 1 S 1 S 2 S 1 S 1 S 1
N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3 N N N S 3
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 2 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1 N N S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N S N N S 3 2 N S N N S 3 2 N N N N N
S 2 S 2 N
S 2 S 2 N
S 2 S 2 S
S N S 2 2 S N S 2 2 N N S
S 1 S 1 S
S 3 S 3 N
S 3 S 3 S
N S 1 N S 1 N S
- Sungai Manau - Tabir - Tabir Ulu
F
Kab. Kerinci - Gunung Raya - Batang Merangin - Danau Kerinci
S 1 S 1 S
S 2 S 2 N
N S 3 N S 3 N S
N S 3 N S 3 N N
N N N N
N N N N N N
S N N 2 S N N 2 N N N
- Keliling Danau
N N N N N N N
- Sitinjau Laut
N N N N N N N
- Sungai Penuh
N N N N N N N
- Hamparan Rawang - Air Hangat
N N N N N N N
- Air Hangat Timur
N N N N N N N
N N N N N N N
2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2 S 2
1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1 S 1
N N N N N N N N N N N N N N N N N N
2 S 2 S 3 S 2 S 2 S 2 S 2
N N N N N N
3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
1 S 1 S 2 S 1 S 1 S 1 S 1
N N N N N N
3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3 S 3
N N N N N N
1 S 1 S 2 S 1 S 1 S 1 S 1
N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N
Lanjutan Lampiran 6. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kecamatan
- Gunung Kerinci - Kayu Aro
Tanaman Industri
Tanaman Rempah
J Ka K K Kr Kl Ks K K Kt M Tb Th Tk A Ce Ja Jr Kg Km Ke Ld Pl Sw Wi m p k n b e w N N N N N N N S S N N N S N S S N S N S N N N N N 2 1 1 3 1 3 1 N N N N N N N S2 S1 N N N S N S S N S N S N N N N N 1 3 1 3 1
Keterangan: *)Data masih bergabung dengan kecamatan induk (Kecamatan Tungkal Ulu). Jm: Jambu mete, Ka: Kakao, Kp: Kapas, Kk: Kapok, Kr: Karet, Kl: Kelapa, Ks: Kelapa sawit, Kn: Kina, Kb: Kopi arabika, Kt: Kopi robusta, Me: Melinjo, Tb: Tebu, Th: The, Tk: Tembakau. Aw: Akar wangi, Ce: Cengkeh, Ja: Jahe, Jr: Jarak, Kg: Kapulaga, Km: Kayu manis, Ld: Lada, Pl: Pala, Sw: Serei wangi, Wi: Wijen.
Sumber: Hasil analisis berdasarkan data ZAE (Lampiran 1, 2 dan 3) menggunakan Kriteria Kesesuaian Lahan, Puslitnak (2000). Lampiran 7. Potensi lahan Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
A. Tanaman Pangan Timur A Tanjung Jabung Barat
Tengah
B
Tanjung Jabung Timur
C
Kota Jambi
Batanghari
Komoditas Pertanian
1998
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu
32,47 18,96 80,37 104,57 15,13 10,29 11,74 32,47 18,96 80,37 104,57 15,13 10,29 11,74 27,85 86,19 105,67 15,66 10,56 27,53 20,49 86,14 103,38
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 33,35 20,08 81,67 106,38 14,77 8,79 10,71 33,35 20,08 81,67 106,38 14,77 8,79 10,71 29,02 81,58 103,32 14,25 9,77 30,30 21,40 85,64 106,16
28,69 18,89 80,00 104,57 18,67 9,74 9,80 29,57 18,88 81,17 104,59 21,96 9,46 11,08 27,14 80,12 104,93 15,90 9,20 35,07 18,29 82,29 105,58
31,22 18,35 82,76 107,89 21,82 10,83 9,08 32,75 18,81 83,03 109,39 21,92 10,55 11,15 33,27 83,04 108,73 15,91 10,71 35,74 18,16 83,11 108,57
2002
1998
32,05 34,00 73,89 100,81 21,00 10,54 10,40 31,91 18,99 70,25 97,45 21,82 9,95 11,12 35,05 23,33 87,84 109,90 19,04 12,17 35,88 25,53 82,33 110,99
0,73 0,86 0,84 0,86 0,57 0,97 0,98 0,73 0,86 0,84 0,86 0,57 0,97 0,98 0,63 0,90 0,87 0,59 0,99 0,62 0,93 0,90 0,85
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 2002 0,75 0,88 0,84 0,87 0,55 0,83 0,89 0,75 0,88 0,84 0,87 0,55 0,83 0,89 0,65 0,84 0,85 0,54 0,93 0,68 0,94 0,88 0,87
0,62 0,83 0,85 0,84 0,68 0,90 0,79 0,64 0,82 0,86 0,84 0,79 0,88 0,90 0,59 0,85 0,84 0,58 0,85 0,76 0,80 0,88 0,84
0,68 0,77 0,85 0,84 0,77 1,00 0,75 0,71 0,79 0,86 0,85 0,77 0,97 0,92 0,72 0,86 0,84 0,56 0,99 0,78 0,76 0,86 0,84
0,69 1,39 0,72 0,76 0,69 0,95 0,87 0,68 0,78 0,68 0,74 0,71 0,89 0,93 0,75 0,96 0,85 0,83 0,62 1,09 0,77 1,05 0,80 0,84
Keterangan
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
15,82 9,61 8,58
16,24 9,77 9,87
19,02 9,39 8,00
19,40 10,55 10,00
20,09 10,48 -
0,60 0,90 0,72
0,61 0,93 0,82
0,69 0,87 0,65
0,68 0,97 0,82
0,66 0,94 -
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
D
Barat
E
Komoditas Pertanian
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 2002 30,30 27,32 30,36 31,50 21,40 18,71 19,34 13,07 85,64 84,58 83,07 82,54 106,16 106,34 109,28 113,03 16,24 20,83 22,63 41,50 9,77 9,55 10,60 10,00 9,87 8,63 9,62 -
1998 0,62 0,93 0,90 0,85 0,60 0,90 0,72
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 0,68 0,59 0,66 0,94 0,82 0,81 0,88 0,90 0,86 0,87 0,85 0,85 0,61 0,75 0,80 0,93 0,89 0,98 0,82 0,70 0,79
Muaro Jambi
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
1998 27,53 20,49 86,14 103,38 15,82 9,61 8,58
Bungo
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
33,38 19,95 86,81 99,82 16,19 11,39 8,47
32,96 19,33 84,54 107,67 16,20 10,29 9,29
34,44 19,92 82,67 107,95 23,58 11,33 8,35
36,32 21,29 82,98 109,77 23,24 10,62 10,14
37,16 19,16 70,25 134,68 23,47 9,95 10,49
0,75 0,91 0,90 0,82 0,61 1,07 0,71
0,74 0,85 0,87 0,88 0,61 0,98 0,77
0,74 0,87 0,88 0,86 0,85 1,05 0,68
Tebo
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
33,38 19,95 86,81 99,82 16,19 11,39 8,47
32,96 19,33 84,54 107,67 16,20 10,29 9,29
35,49 22,40 81,76 106,80 20,92 9,67 7,51
33,55 18,52 82,95 108,92 20,89 10,55 8,20
33,80 16,28 110,00 111,47 20,99 9,62 10,83
0,75 0,91 0,90 0,82 0,61 1,07 0,71
0,74 0,85 0,87 0,88 0,61 0,98 0,77
Merangin
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar
31,05 20,33 79,86
22,46 21,32 83,71
30,68 22,47 82,07
32,15 23,20 83,24
32,31 22,82 87,03
0,70 0,93 0,83
0,50 0,94 0,86
Keterangan 2002 0,68 0,54 0,80 0,86 1,36 0,90 -
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
0,79 0,90 0,86 0,85 0,82 0,98 0,83
0,80 0,78 0,68 1,02 0,77 0,89 0,88
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
0,77 0,98 0,87 0,85 0,76 0,90 0,61
0,73 0,78 0,86 0,84 0,73 0,97 0,67
0,73 0,67 1,07 0,84 0,69 0,86 0,91
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
0,66 0,98 0,87
0,70 0,98 0,86
0,69 0,93 0,84
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
108,95 18,19 10,84 9,93
105,52 17,50 10,64 11,14
106,94 18,89 11,59 11,89
109,81 19,58 10,48 14,47
102,37 13,11 10,09 10,08
0,89 0,69 1,02 0,83
0,86 0,66 1,01 0,93
0,86 0,68 1,08 0,96
0,85 0,69 0,97 1,19
0,78 0,43 0,91 0,84
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
Komoditas Pertanian
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 2002 22,36 31,82 34,02 34,25 21,32 26,20 23,88 23,99 83,71 80,88 83,31 93,01 105,52 105,77 109,58 106,11 17,50 20,20 20,05 30,16 10,64 9,57 10,59 10,58 11,14 8,97 8,97 10,00 42,50 46,62 48,14 48,73 19,74 20,99 20,39 24,11 81,02 80,44 83,22 86,56 104,95 105,24 109,03 114,20 13,65 17,19 17,63 19,84 9,94 9,64 10,40 10,62 8,65 9,64 10,67 13,33
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
1998 31,05 20,33 79,86 108,95 18,19 10,84 9,93 40,68 20,82 80,68 106,19 16,26 10,51 9,36
Propinsi Jambi
Padi Sawah Padi Ladang Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
33,44 20,03 82,75 104,55 16,53 10,51 10,08
34,01 20,54 83,63 106,28 16,12 9,83 10,38
33,80 22,07 82,22 106,44 19,91 10,22 9,84
36,09 21,97 83,15 109,43 20,88 10,54 10,87
36,23 21,85 84,00 113,25 23,18 10,24 10,90
Indonesia
Padi Sawah Padi Ladang
44,37 21,95
44,65 22,80
46,34 22,89
45,97 23,74
46,59 24,42
Sarolangun
F
Kerinci
1998 0,70 0,93 0,83 0,89 0,69 1,02 0,83 0,92 0,95 0,84 0,87 0,62 0,99 0,79 0,75 0,91 0,86 0,86 0,63 0,99 0,85
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 0,50 0,69 0,74 0,94 1,14 1,01 0,86 0,86 0,86 0,86 0,85 0,85 0,66 0,73 0,70 1,01 0,89 0,98 0,93 0,73 0,74 0,95 1,01 1,05 0,87 0,92 0,86 0,84 0,86 0,86 0,86 0,84 0,85 0,51 0,62 0,62 0,94 0,90 0,96 0,72 0,78 0,88 0,76 0,90 0,86 0,87 0,61 0,93 0,86
0,73 0,96 0,87 0,85 0,72 0,95 0,80
0,79 0,93 0,86 0,85 0,73 0,97 0,89
Keterangan 2002 0,74 0,98 0,90 0,80 0,99 0,95 0,84 1,05 0,99 0,84 0,87 0,65 0,95 1,12
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
0,78 0,89 0,82 0,86 0,76 0,92 0,91
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Kacang Tanah Kc. Kedelai
96,00 122,00 26,43 10,63 11,92
Komoditas Pertanian
1998
Sawi Sawi Sawi Sawi Bawang Merah Bawang Daun Kentang Kubis Sawi Wortel Bawang Merah Bawang Daun Kentang Kubis Sawi Wortel Bawang Merah Bawang Daun Kentang Kubis Sawi Wortel
36,10 30,00 15,00 23,60 121,07 124,67 35,38 39,25 23,75 141,34 150,50 38,45 38,60 23,69 140,60 146,42 37,01 -
97,00 122,00 26,63 10,55 12,01
94,00 125,00 27,65 10,77 12,34
97,00 129,00 28,45 10,84 12,18
103,00 132,00 30,53 11,14 11,95
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
B. Hortikultura Sayuran Timur A Tanjab Barat B Tanjab Timur Tengah C Kota Jambi D Bungo Barat E Merangin
F
Propinsi Jambi
Kerinci
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 38,02 15,65 24,18 123,59 121,79 36,75 65,00 41,31 24,25 144,34 147,03 40,00 68,89 38,65 24,23 141,50 145,00 38,24 68,18
59,29 62,43 24,72 20,19 97,48 85,80 60,00 66,05 20,20 113,87 103,52 65,45 70,00 53,31 20,19 112,24 101,85 62,36 70,00
65 45,24 68,83 64,76 36,25 23,68 99,18 82,91 66,67 69,50 23,43 122,04 106,09 67,81 80,00 60,00 23,51 119,63 103,79 64,59 80,00
2002
1998
46,67 68,11 34,00 77,30 26,48 158,42 148,26 30,86 78,22 35,71 133,00 151,32 48,00 71,33 78,07 31,92 137,69 151,16 44,48 71,33
0,41 0,34 0,19 0,31 0,84 0,61 0,40 0,49 0,31 0,98 0,73 0,44 0,00 0,48 0,31 0,98 0,71 0,42 -
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 2002 0,40 0,17 0,27 0,84 0,55 0,38 0,41 0,46 0,28 0,98 0,66 0,42 0,43 0,43 0,28 0,96 0,65 0,40 0,43
0,61 0,64 0,28 0,23 0,63 0,39 0,62 0,74 0,23 0,74 0,47 0,67 0,45 0,60 0,23 0,73 0,46 0,64 0,45
0,68 0,47 0,72 0,67 0,35 0,29 0,67 0,41 0,69 0,66 0,29 0,82 0,52 0,71 0,49 0,57 0,29 0,81 0,51 0,67 0,49
0,50 0,72 0,36 0,89 0,32 1,06 0,71 0,33 0,90 0,44 0,89 0,72 0,51 0,46 0,90 0,39 0,92 0,72 0,47 0,46
Keterangan
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Indonesia
Bawang Merah Bawang Daun Kentang Kubis Sawi Wortel
80,00 76,00 144,00 206,00 88,00 146,00
90,00 88,00 147,00 222,00 96,00 159,00
89,00 87,00 154,00 222,00 97,00 154,00
105,00 82,00 148,00 204,00 96,00 163,00
87,00 82,00 149,00 209,00 94,00 155,00
Lanjutan Lampiran 7. Wilaya KSP Kabupaten/ Kota h Makro
Komoditas Pertanian
1998
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001
2002
Indeks Produktivitas 1998 1999 2000 2001 2002
Keterangan
C. Hortikultura Buah-Buahan Timur
A
Tanjung Jabung Barat
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
30,00 24,00 32,38 27,74 34,80 40,86 57,60 38,91 24,86 14,59
40,00 25,00 33,89 29,18 35,84 43,05 98,33 58,58 34,26 26,88 15,04
52,00 28,71 30,56 32,06 34,42 51,38 118,39 38,02 38,53 26,88 100,00 14,83
80,00 28,07 30,88 37,58 35,28 45,66 146,00 52,64 40,07 24,72 70,00 15,88
152,50 33,00 38,00 138,00 140,00 42,73 335,33 233,33 153,75 24,72 120,00 15,63
0,60 0,20 0,45 0,92 0,35 0,29 0,29 0,26 0,83 0,52
0,67 0,21 0,47 0,97 0,36 0,31 0,66 0,29 0,23 0,90 0,54
0,74 0,24 0,42 1,07 0,34 0,37 0,68 0,19 0,26 0,77 1,82 0,53
1,07 0,23 0,43 1,25 0,35 0,33 0,73 0,26 0,27 0,66 1,17 0,57
1,91 0,28 0,53 4,60 1,40 0,31 1,34 1,17 1,03 0,62 1,85 0,56
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
B
Tanjung Jabung Timur
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga
30,00 24,00 32,38 27,74 34,80 40,86
40,00 25,00 33,89 29,18 35,84 43,05
52,00 28,71 30,56 32,06 34,42 51,38
80,00 28,07 30,79 36,21 35,71 43,33
140,13 35,40 33,88 125,89 121,44 40,16
0,60 0,20 0,45 0,92 0,35 0,29
0,67 0,21 0,47 0,97 0,36 0,31
0,74 0,24 0,42 1,07 0,34 0,37
1,07 0,23 0,43 1,21 0,36 0,31
1,75 0,30 0,47 4,20 1,21 0,29
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Tengah
C
Kota Jambi
Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
57,60 38,91 24,86 14,59
98,33 58,58 34,26 26,88 15,04
118,39 38,02 38,53 26,88 100,00 14,83
144,06 51,06 40,05 24,72 70,00 16,04
300,01 309,88 100,10 24,72 125,00 10,00
0,29 0,26 0,83 0,52
0,66 0,29 0,23 0,90 0,54
0,68 0,19 0,26 0,77 1,82 0,53
0,72 0,26 0,27 0,66 1,17 0,57
1,20 1,55 0,67 0,62 1,92 0,36
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Alpukat Duku
30,00 20,00
40,00 20,00
50,00 20,00
45,00 40,00
180,00 30,00
0,60 0,17
0,67 0,17
0,71 0,17
0,60 0,33
2,25 0,25
Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
Batanghari
Komoditas Pertanian Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
1998 20,00 27,33 38,00 41,67 96,67 56,20 38,79 22,86 14,38
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya
28,33 31,27 33,82 27,61 34,27 38,38 110,97 57,12
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 21,11 20,00 31,76 29,23 32,22 42,07 38,70 37,06 37,27 44,09 52,67 45,00 93,33 113,33 165,79 57,17 37,16 56,40 41,03 46,14 39,52 24,72 24,72 24,72 14,71 14,29 14,67 36,43 32,13 35,44 29,07 35,29 41,60 136,20 58,07
46,88 36,97 31,96 32,00 33,89 49,83 164,66 37,68
43,33 37,96 34,02 36,98 36,96 46,21 157,00 52,38
2002 35,00 120,00 119,75 45,00 322,00 429,81 173,35 24,72 54,39
1998 0,28 0,91 0,38 0,30 0,81 0,28 0,26 0,76 0,51
130,00 35,31 36,83 128,86 120,71 42,75 464,67 481,67
0,57 0,26 0,47 0,92 0,34 0,27 0,92 0,29
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 0,29 0,28 0,44 0,97 1,07 1,40 0,39 0,37 0,37 0,31 0,38 0,32 0,62 0,65 0,83 0,29 0,19 0,28 0,27 0,31 0,26 0,82 0,71 0,66 0,53 0,51 0,52 0,61 0,27 0,49 0,97 0,35 0,30 0,91 0,29
0,67 0,31 0,44 1,07 0,34 0,36 0,94 0,19
0,58 0,32 0,47 1,23 0,37 0,33 0,79 0,26
Keterangan 2002 0,49 4,00 1,20 0,32 1,29 2,15 1,16 0,62 1,94
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
1,63 0,29 0,51 4,30 1,21 0,31 1,86 2,41
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Muaro Jambi
Pisang Rambutan Salak Sawo
38,42 20,48 14,19
40,68 22,17 14,65
45,75 22,17 14,36
40,14 24,72 65,00 15,51
115,60 24,72 150,00 21,46
0,26 0,68 0,51
0,27 0,74 0,52
0,31 0,63 0,51
0,27 0,66 1,08 0,55
0,77 0,62 2,31 0,77
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga
28,33 31,27 33,82 27,61 34,27 38,38
36,43 32,13 35,44 29,07 35,29 41,60
46,88 36,97 31,96 32,00 33,89 49,83
43,33 34,21 35,49 36,89 37,13 45,43
238,00 33,87 38,18 130,00 159,37 49,25
0,57 0,26 0,47 0,92 0,34 0,27
0,61 0,27 0,49 0,97 0,35 0,30
0,67 0,31 0,44 1,07 0,34 0,36
0,58 0,29 0,49 1,23 0,37 0,32
2,98 0,28 0,53 4,33 1,59 0,35
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
2002 439,94 543,75 161,89 24,72 16,67
1998 0,92 0,29 0,26 0,68 0,51
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 0,91 0,94 0,84 0,29 0,19 0,30 0,27 0,31 0,27 0,74 0,63 0,66 0,52 0,51 0,57
180,00 37,40 34,09 146,72 141,44 50,17 327,78 237,16 327,75 23,51
0,51 0,19 0,43 0,94 0,32 0,28 1,18 0,28 0,26 0,72
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
D
Bungo
Komoditas Pertanian Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
1998 110,97 57,12 38,42 20,48 14,19
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan
25,71 23,34 31,26 28,09 32,08 39,67 141,53 55,82 38,60 21,73
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 136,20 164,66 168,29 58,07 37,68 59,44 40,68 45,75 40,09 22,17 22,17 24,72 56,67 14,65 14,36 16,06 33,53 23,99 32,76 29,50 33,09 41,82 135,98 56,80 40,89 23,51
43,60 27,60 29,55 32,53 31,80 50,00 164,37 36,90 45,99 23,51
89,10 28,78 32,12 30,73 35,93 46,41 156,13 52,07 40,26 23,51
0,56 0,20 0,46 0,98 0,33 0,30 0,91 0,28 0,27 0,78
0,62 0,23 0,41 1,08 0,32 0,36 0,94 0,18 0,31 0,67
1,19 0,24 0,45 1,02 0,36 0,33 0,78 0,26 0,27 0,63
Keterangan 2002 1,76 2,72 1,08 0,62 0,60
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
2,25 0,31 0,47 4,89 1,41 0,36 1,31 1,19 2,19 0,59
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Tebo
Salak Sawo
100,00 14,29
100,00 14,72
100,00 14,43
62,67 15,99
120,00 8,95
2,22 0,51
2,00 0,53
1,82 0,52
1,04 0,57
1,85 0,32
Tidak Potensial Tidak Potensial
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan
25,71 23,34 31,26 28,09 32,08 39,67 141,53 55,82 38,60 21,73
33,53 23,99 32,76 29,50 33,09 41,82 135,98 56,80 40,89 23,51
43,60 27,60 29,55 32,53 31,80 50,00 164,37 36,90 45,99 23,51
89,10 28,78 33,55 34,52 36,32 47,57 148,18 52,09 39,94 18,71
216,67 35,11 36,83 145,00 109,83 42,70 322,50 260,00 162,80 18,71
0,51 0,19 0,43 0,94 0,32 0,28 1,18 0,28 0,26 0,72
0,56 0,20 0,46 0,98 0,33 0,30 0,91 0,28 0,27 0,78
0,62 0,23 0,41 1,08 0,32 0,36 0,94 0,18 0,31 0,67
1,19 0,24 0,47 1,15 0,36 0,34 0,74 0,26 0,27 0,50
2,71 0,29 0,51 4,83 1,10 0,31 1,29 1,30 1,09 0,47
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
Barat
KSP Kabupaten/ Makro Kota
E
Merangin
Komoditas Pertanian Salak Sawo
1998 100,00 14,29
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
27,46 27,92 33,53 28,14 32,05 40,70 109,29 56,55 39,80 17,29 90,00 14,03
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 100,00 100,00 60,00 14,72 14,43 17,35 36,19 28,68 35,15 29,64 33,06 42,92 105,00 57,54 42,18 18,71 90,00 14,36
47,36 32,98 31,70 32,60 31,57 51,42 125,56 37,38 47,45 18,71 90,00 13,98
35,78 35,05 33,40 34,72 36,33 45,65 166,11 52,12 40,88 22,17 65,00 15,91
2002 60,00 15,86
1998 2,22 0,51
158,76 35,06 39,45 134,25 105,45 45,60 366,00 545,79 112,00 22,17 60,00 16,36
0,55 0,23 0,47 0,94 0,32 0,29 0,91 0,28 0,27 0,58 2,00 0,50
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 2002 2,00 1,82 1,00 0,92 0,53 0,52 0,62 0,57 0,60 0,24 0,49 0,99 0,33 0,31 0,70 0,29 0,28 0,62 1,80 0,51
0,68 0,27 0,44 1,09 0,32 0,37 0,72 0,19 0,32 0,53 1,64 0,50
0,48 0,29 0,46 1,16 0,36 0,33 0,83 0,26 0,27 0,59 1,08 0,57
1,98 0,29 0,55 4,48 1,05 0,33 1,46 2,73 0,75 0,55 0,92 0,58
Keterangan Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
F
Sarolangun
Alpukat Duku Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
Kerinci
Alpukat Duku
27,46 27,92 33,53 28,14 32,05 40,70 109,29 56,55 39,80 17,29 90,00 14,03
36,19 28,68 35,15 29,64 33,06 42,92 105,00 57,54 42,18 18,71 90,00 14,36
47,36 32,98 31,70 32,60 31,57 51,42 125,56 37,38 47,45 18,71 90,00 13,98
134,34 31,79 32,97 40,82 37,63 47,45 167,14 51,19 42,64 26,58 60,00 15,29
189,02 33,94 38,31 148,51 130,15 42,64 250,00 290,00 100,00 26,88 50,00 12,73
0,55 0,23 0,47 0,94 0,32 0,29 0,91 0,28 0,27 0,58 2,00 0,50
0,60 0,24 0,49 0,99 0,33 0,31 0,70 0,29 0,28 0,62 1,80 0,51
0,68 0,27 0,44 1,09 0,32 0,37 0,72 0,19 0,32 0,53 1,64 0,50
1,79 0,26 0,46 1,36 0,38 0,34 0,84 0,26 0,28 0,71 1,00 0,55
2,36 0,28 0,53 4,95 1,30 0,30 1,00 1,45 0,67 0,67 0,77 0,45
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
25,14 27,50
33,14 28,33
43,49 31,67
99,07 26,67
103,92 36,92
0,50 0,23
0,55 0,24
0,62 0,26
1,32 0,22
1,30 0,31
Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kota
Komoditas Pertanian Durian Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
Propinsi Jambi
Alpukat Duku Durian
1998 35,59 29,54 35,76 35,50 114,00 56,21 38,40 25,98 17,50 26,17 27,24 32,97
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 37,26 33,58 33,71 31,00 34,24 42,88 36,81 35,42 40,13 37,19 44,39 44,17 108,89 131,25 168,13 57,18 37,15 53,61 40,74 45,82 40,31 28,07 28,07 28,07 16,67 15,45 17,06 34,48 27,60 34,06
45,07 31,61 30,67
146,27 27,72 33,19
2002 35,21 142,45 102,43 46,67 385,00 321,58 112,00 28,07 32,82
1998 0,49 0,98 0,36 0,25 0,95 0,28 0,26 0,87 0,63
125,23 34,88 37,16
0,52 0,23 0,46
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 0,52 0,47 0,47 1,03 1,14 1,43 0,37 0,35 0,40 0,27 0,32 0,32 0,73 0,75 0,84 0,29 0,19 0,27 0,27 0,31 0,27 0,94 0,80 0,75 0,60 0,55 0,61 0,57 0,23 0,47
0,64 0,26 0,43
1,95 0,23 0,46
Keterangan 2002 0,49 4,75 1,02 0,33 1,54 1,61 0,75 0,70 1,17
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
1,57 0,29 0,52
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Jambu Jeruk Mangga Nenas Pepaya Pisang Rambutan Salak Sawo
28,13 33,57 39,54 112,23 56,23 38,83 21,73 95,00 14,29
29,60 35,24 42,10 135,24 57,38 39,22 23,06 95,00 14,71
32,57 33,56 50,35 162,92 37,21 44,17 29,14 96,18 14,41
37,16 37,24 46,01 166,12 52,64 40,35 29,55 62,00 16,17
135,00 121,35 44,43 355,70 407,49 138,04 44,03 41,72 32,21
0,94 0,34 0,28 0,94 0,28 0,26 0,72 2,11 0,51
0,99 0,35 0,30 0,90 0,29 0,26 0,77 1,90 0,53
1,09 0,34 0,36 0,93 0,19 0,29 0,83 1,75 0,51
1,24 0,37 0,33 0,83 0,26 0,27 0,79 1,03 0,58
4,50 1,21 0,32 1,42 2,04 0,92 1,10 0,64 1,15
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
Komoditas Pertanian
1998
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001
2002
Indeks Produktivitas 1998 1999 2000 2001 2002
1,67 8,34 14,23 27,92 3,42 4,00
0,34 1,45 1,90 1,42 0,72 0,32
Keterangan
D. Perkebunan Timur
A
Tanjung Jabung Barat
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada
2,52 6,84 14,69 27,49 3,16 1,57
2,52 6,84 14,71 23,22 3,16 1,67
2,28 8,24 14,55 36,20 2,26 2,00
1,67 8,21 14,23 29,30 3,86 3,00
0,48 1,66 1,81 1,33 0,68 0,37
0,44 1,97 1,77 2,01 0,51 0,44
0,32 1,87 1,69 1,61 0,88 0,72
0,32 1,88 1,65 1,51 0,78 0,98
Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Teh Vanili
Tengah
B
Tanjung Jabung Timur
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
C
Kota Jambi
Kakao Karet
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tidak Potensial Tidak Potensial
2,52 6,84 14,69 27,49 3,16 1,57 -
2,52 6,84 14,71 3,90 23,22 3,16 1,67 -
3,52 6,88 14,91 1,13 25,33 3,24 1,54 -
3,59 9,50 14,87 3,56 19,42 3,31 1,92 -
3,59 8,69 14,87 3,56 19,43 3,31 1,67 -
0,34 1,45 1,90 1,42 0,72 0,32 -
0,48 1,66 1,81 0,48 1,33 0,68 0,37 -
0,68 1,65 1,81 0,14 1,40 0,73 0,34 -
0,69 2,17 1,76 0,42 1,07 0,75 0,46 -
0,69 1,96 1,72 0,41 1,05 0,75 0,41 -
Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
-
-
-
-
-
Tidak Potensial Tidak Potensial
-
-
-
-
-
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kota
Komoditas Pertanian Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
1998 -
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 -
2002 -
Indeks Produktivitas 1998 1999 2000 2001 2002 -
Keterangan Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Batanghari
Muaro Jambi
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
6,81 6,85 10,12 7,35 19,87 5,64 -
6,94 8,84 9,96 7,35 25,82 5,55 -
6,77 8,41 10,07 7,14 28,45 5,36 -
7,58 7,28 9,95 7,14 30,89 5,46 -
6,36 7,28 9,95 7,14 31,16 5,46 -
0,93 1,45 1,31 0,95 1,03 1,28 -
1,32 2,14 1,22 0,90 1,48 1,19 -
1,31 2,01 1,22 0,87 1,58 1,21 -
1,45 1,66 1,18 0,85 1,70 1,24 -
1,22 1,64 1,15 0,83 1,68 1,24 -
Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
-
-
-
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit
6,81 6,85 10,12 7,35 19,87
6,94 8,84 9,96 7,35 25,82
7,04 7,99 9,76 7,45 31,78
6,67 6,71 9,80 7,45 32,91
6,67 6,74 9,80 7,45 32,74
0,93 1,45 1,31 0,95 1,03
1,32 2,14 1,22 0,90 1,48
1,37 1,91 1,18 0,90 1,76
1,28 1,53 1,16 0,88 1,81
1,28 1,52 1,14 0,86 1,76
Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kota
Komoditas Pertanian Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
D
Bungo
Kakao
Produktivitas (kwintal/ha) 1998 1999 2000 2001 5,64 5,55 5,97 6,11 5,00 5,00 5,00 5,00 7,65 7,65 7,65 7,65 3,05
2,21
1,00
4,00
2002 6,25 5,00 7,65 -
1998 1,28 1,85 1,55 -
5,00
0,42
Indeks Produktivitas 1999 2000 2001 1,19 1,35 1,39 1,72 1,61 1,43 1,71 1,67 1,83 0,42
0,19
0,77
Keterangan 2002 1,42 5,00 1,87 -
Tidak Potensial Potensial Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
0,96
Tidak Potensial
Tebo
Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
7,50 3,67 8,16 3,84 19,57 4,16 2,00 -
6,92 4,24 8,16 3,77 23,26 3,94 1,56 -
6,56 4,57 8,21 2,98 29,80 3,95 1,00 -
6,90 3,64 8,14 1,89 31,27 3,96 1,67 -
6,94 3,64 8,14 1,83 31,96 3,96 1,67 -
1,59 1,05 1,06 0,50 1,01 0,94 0,40 -
1,68 1,37 1,00 0,46 1,33 0,85 0,35 -
1,57 1,12 1,00 0,36 1,65 0,89 0,22 -
1,58 0,80 0,97 0,22 1,72 0,90 0,40 -
1,56 0,78 0,94 0,21 1,72 0,90 0,41 -
Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada
3,05 7,50 3,67 8,16 3,84 19,57 4,16 2,00
2,21 6,92 4,24 8,16 3,77 23,26 3,94 1,56
2,22 7,32 3,69 8,06 3,84 21,49 3,90 1,17
2,31 7,92 3,69 7,93 3,89 21,62 5,02 1,67
2,21 7,54 3,69 7,93 3,89 18,50 3,99 1,67
0,42 1,59 1,05 1,06 0,50 1,01 0,94 0,40
0,42 1,68 1,37 1,00 0,46 1,33 0,85 0,35
0,43 1,75 0,91 0,98 0,47 1,19 0,88 0,25
0,44 1,81 0,81 0,94 0,46 1,19 1,14 0,40
0,42 1,70 0,79 0,92 0,45 1,00 0,91 0,41
Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kota
Komoditas Pertanian Teh Vanili
Barat
E
Merangin
Kakao Karet Kayu Manis
1998 7,18 7,86
Produktivitas (kwintal/ha) 1999 2000 2001 7,18 7,68
6,80 9,18
6,81 9,28
2002 6,88 9,28
Keterangan
Indeks Produktivitas 1998 1999 2000 2001 2002 -
Tidak Potensial Tidak Potensial
0,98 1,67
Tidak Potensial Potensial Potensial
1,36 1,86
1,32 2,20
1,30 2,12
1,32 2,09
F
Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
4,87 5,28 23,17 6,07 3,30 2,04 -
4,86 4,94 23,28 6,43 3,43 2,00 -
5,44 3,22 29,47 6,00 2,09 2,50 -
5,38 3,91 32,98 6,13 2,61 0,65 -
5,38 3,94 36,33 6,13 2,67 0,90 -
1,39 0,68 3,00 0,31 0,87 0,46 -
1,57 0,61 2,86 0,37 1,23 0,43 -
1,34 0,39 3,58 0,33 0,58 0,56 -
1,18 0,46 3,91 0,34 0,72 0,15 -
1,16 0,46 4,21 0,33 0,71 0,21 -
Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Sarolangun
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
1,25 7,18 7,86 4,87 5,28 23,17 6,07 3,30 2,04 -
1,24 7,18 7,68 4,86 4,94 23,28 6,43 3,43 2,00 -
1,26 7,55 3,02 5,10 3,11 31,90 7,50 2,16 2,50 -
3,63 7,58 3,02 4,70 6,98 30,72 8,50 2,34 2,03 -
3,61 7,54 3,02 4,70 6,98 25,71 7,50 2,52 1,67 -
0,17 1,52 2,25 0,63 0,68 1,20 1,60 0,75 0,41 -
0,24 1,74 2,48 0,60 0,61 1,33 2,30 0,74 0,45 -
0,24 1,81 0,74 0,62 0,38 1,77 2,09 0,49 0,54 -
0,70 1,73 0,66 0,56 0,83 1,69 2,33 0,53 0,49 -
0,69 1,70 0,65 0,54 0,81 1,39 2,00 0,57 0,41 -
Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Kerinci
Kakao Karet
5,78
5,75
6,22
6,09
6,26
1,22
1,39
1,49
1,39
1,41
Tidak Potensial Potensial
Lanjutan Lampiran 7. Wilayah
KSP Makro
Kabupaten/ Kota
Komoditas Pertanian Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit
Produktivitas (kwintal/ha) 1998 1999 2000 2001 16,33 20,24 19,90 24,34 1,54 1,77 1,61 1,92 -
2002 22,92 1,92 -
Indeks Produktivitas 1998 1999 2000 2001 2002 4,67 6,53 4,89 5,35 4,93 0,20 0,22 0,20 0,23 0,22 -
Keterangan Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial
Propinsi Jambi
Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
1,60 1,98 3,00 1,17 20,93 37,93
2,36 1,99 2,76 1,20 21,29 11,72
0,52 1,97 3,14 3,33 21,29 8,57
2,70 2,26 2,00 1,67 24,55 2,50
2,64 0,42 0,85 2,46 0,45 0,43 2,09 1,11 0,95 1,83 0,24 0,27 20,90 1,97 2,08 3,45 33,57 10,10
0,14 0,44 1,01 0,73 2,06 6,59
0,74 0,51 0,57 0,40 2,26 1,26
0,70 0,56 0,54 0,45 1,92 1,74
Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Potensial Potensial
Kakao Karet Kayu Manis Kelapa Dalam Kelapa Hibrida Kelapa Sawit Kemiri Kopi Kapulaga Lada Teh Vanili
2,33 7,20 15,07 14,13 4,80 21,52 3,36 2,93 3,12 3,24 20,93 33,28
2,29 7,39 18,12 14,15 4,21 24,21 3,56 2,88 3,14 3,03 21,29 11,72
2,33 7,42 18,29 14,16 2,11 30,02 1,33 2,66 3,44 3,38 21,29 8,57
3,64 7,34 22,26 13,95 3,97 30,68 3,16 2,98 3,80 2,19 24,55 2,50
3,59 0,32 0,43 7,27 1,53 1,79 21,04 4,31 5,85 13,95 1,83 1,74 3,97 0,62 0,52 30,25 1,11 1,39 3,22 0,88 1,28 3,01 0,66 0,62 3,34 0,63 0,70 2,28 1,20 1,04 20,90 1,97 2,08 3,45 29,45 10,10
0,45 1,78 4,49 1,72 0,26 1,66 0,37 0,60 0,75 1,09 2,06 6,59
0,70 1,68 4,89 1,65 0,47 1,69 0,87 0,68 0,91 0,63 2,26 1,26
0,69 1,64 4,52 1,62 0,46 1,63 0,86 0,69 0,81 0,58 1,92 1,74
Tidak Potensial Potensial Potensial Potensial Tidak Potensial Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Tidak Potensial Potensial Potensial
Lampiran 8. Analisis basis ekonomi a. LQ Tenaga Kerja Wilaya KSP Kabupaten/ Kota h Makro Timur
A
Tanjab Barat
Komoditas Pertanian
1998
Tenaga Kerja (KK) 1999 2000 2001
2002
Indeks LQ Tenaga Kerja 1998 1999 2000 2001 2002
Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit
5.309 25.065 10.559
5.435 26.679 10.559
4.653 24.232 10.836
0,32 3,08 1,80
4.653 29.341 10.823
4.653 24.232 10.847
0,34 3,54 1,95
0,28 3,76 1,65
0,28 2,79 1,60
0,28 3,22 1,75
Keterangan Non Basis Basis Basis
Tengah
B
Tanjab Timur
Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit
2.376 21.729 0
2.182 20.115 0
2.800 22.562 0
1.848 25.309 438
1.848 22.589 438
0,16 2,98 0,00
0,15 2,98 0,00
0,18 3,13 0,00
0,12 3,22 0,07
0,13 3,48 0,08
Non Basis Basis Non Basis
C
Batanghari
Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit Kopi Kapulaga Lada
29.570 2.422 10.693 15.410 3.849 16.025 610 27 90
29.570 2.422 10.693 15.410 3.849 16.025 610 27 90
29.398 2.350 13.536 17.121 3.921 21.025 610 27 90
31.093 2.704 10.845 15.261 3.921 16.848 610 27 90
31.122 2.350 11.818 15.363 3.921 16.376 610 27 90
2,00 0,34 2,08 0,85 0,44 2,53 0,23 0,70 1,12
2,13 0,37 2,25 0,90 0,47 2,74 0,25 0,71 1,22
1,94 0,33 2,24 0,92 0,44 2,83 0,26 0,81 1,26
2,01 0,34 1,74 0,81 0,41 2,23 0,21 0,70 1,27
2,06 0,35 2,11 0,81 0,46 2,34 0,20 0,68 1,24
Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Basis
Karet Kelapa Sawit Karet Kelapa Sawit
28.429 3.908 35.357 4.974
28.070 3.895 34.912 4.959
27.173 2.433 34.595 9.379
31.053 6.491 36.698 7.553
30.897 9.607 39.551 6.658
1,77 0,70 2,15 0,87
1,64 0,67 2,00 0,83
1,56 0,35 1,99 1,35
1,77 0,92 2,04 1,04
1,81 1,52 2,23 1,01
Basis Non Basis Basis Non Basis
Karet Kelapa Kelapa Sawit Kayu Manis
37.616 14.500 17.337 7.630
36.257 14.500 17.337 7.630
39.041 14.502 17.955 7.630
39.001 14.142 18.138 7.630
39.421 14.142 11.671 7.704
2,01 1,60 2,66 1,81
1,74 1,46 2,43 1,65
1,95 1,53 2,25 1,75
1,90 1,34 2,19 1,71
1,96 1,56 1,57 1,73
Basis Basis Basis Basis
1998
Tenaga Kerja (KK) 1999 2000 2001
2002
1998
31.215 0
30.086 913
27.039 884
2,36 0,00
Muaro Jambi
D
Bungo Tebo
Barat
E
Merangin
Lanjutan Lampiran 8. Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota Sarolangun
Komoditas Pertanian Karet Kelapa Sawit
35.917 885
34.517 885
Indeks LQ Tenaga Kerja 1999 2000 2001 2002 2,05 0,18
2,56 0,16
2,38 0,15
1,90 0,17
Keterangan Basis Non Basis
Kemiri F
Kerinci
Propinsi Jambi
187
187
175
175
175
0,66
0,57
0,53
0,53
0,53
Non Basis
Karet Kayu Manis Teh Vanili
288 24.246 0 4.175
302 24.228 0 4.175
209 24.810 0 3.687
267 25.149 0 2.820
219 25.212 0 2.652
0,01 4,56 0,00 6,60
0,01 4,81 0,00 7,00
0,01 4,88 0,00 7,50
0,01 4,91 0,00 8,77
0,01 4,99 0,00 8,35
Non Basis Basis Non Basis Basis
Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Kapulaga Kemiri Kayu Manis Lada Teh Vanili
182.524 88.088 63.468 26.364 385 3.945 41.019 803 0 4.879,0
185.570 88.563 63.496 26.937 414 4.153 41.188 803 0 4.879,0
190.907 90.675 76.036 24.432 341 4.462 41.536 734 0 4.012,0
194.391 100.081 78.276 30.139 400 4.385 42.186 730 0 2.652,0
190.113 85.646 70.331 30.139 400 4.385 42.186 730 0 2.652,0
Lanjutan Lampiran 8. b. LQ Pendapatan Wilayah
KSP Kabupaten/ Makro Kota
Komoditas Pertanian
1998
Pendapatan (Juta Rupiah) 1999 2000 2001
2002
Indeks LQ Pendapatan) 1998 1999 2000 2001 2002
Keterangan
Timur
Tengah
A
Tanjab Barat
Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit
28.307 54.579 23.995
28.340 54.664 30.542
32.648 54.539 43.832
31.553 55.021 49.896
31.613 6,80 7,69 9,02 7,72 7,30 55.021 25,97 23,87 23,85 22,24 20,81 49.100 10,06 11,32 15,15 15,43 13,91
Basis Basis Basis
B
Tanjab Timur
Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit
5.160 44.447 809
5.168 44.517 1.030
6.388 44.642 1.900
5.788 44.694 1.457
5.293 1,12 1,32 1,49 1,27 1,14 44.694 19,08 18,26 16,49 16,19 15,74 1.458 0,31 0,36 0,55 0,40 0,38
Basis Basis Non Basis
C
Batanghari
Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit Karet Kelapa Dalam Kelapa Sawit Kopi Kapulaga Lada
90.797 362 20.237 47.477 213 24.793 66 4 0
99.189 356 28.640 51.867 210 35.088 66 4 29
107.079 355 58.867 60.945 211 59.392 65 4 26
99.271 361 60.447 49.372 212 81.299 66 4 26
99.271 361 62.359 49.495 212 81.883 68 4 0
Karet Kelapa Sawit Karet Kelapa Sawit
91.409 8.047 150.846 4.218
85.020 16.967 140.300 8.894
79.454 15.667 145.072 16.718
Karet
101.122
101.174
332 25.062 3.523
331 26.610 3.550
Muaro Jambi
D
Bungo Tebo
Barat
E
Merangin
Kelapa Kelapa Sawit Kayu Manis
Lanjutan Lampiran 8.
37,26 0,29 14,50 19,14 0,17 17,45 0,08 0,25 0,00
42,31 0,24 16,68 23,39 0,15 21,60 0,08 0,23 0,39
48,93 0,26 33,64 27,89 0,15 34,00 0,07 0,20 0,35
45,54 0,27 35,07 20,10 0,14 41,85 0,06 0,16 0,35
40,46 0,24 31,17 19,81 0,14 40,20 0,07 0,15 0,00
Basis Non Basis Basis Basis Non Basis Basis Non Basis Non Basis Non Basis
90.606 31.225 147.371 15.576
91.179 37,55 39,16 36,97 37,59 44.763 5,77 10,67 9,12 16,38 138.659 88,40 90,46 94,50 90,64 15.749 4,31 7,83 13,62 12,12
37,19 22,40 80,69 11,24
Basis Basis
103.401
105.340
107.496 39,74 44,37 46,23 41,80 41,94
Basis
337 61.771 3.493
337 45.771 3.530
337 0,26 0,23 0,24 0,22 0,22 51.822 17,19 15,93 34,55 22,97 24,80 3.533 61,69 66,59 49,03 41,73 40,82
Basis
Basis
Basis Non Basis Basis
Wilaya KSP Kabupaten/ Kota h Makro Sarolangun
Komoditas Pertanian Karet
Propinsi Jambi
1998
Indeks LQ Pendapatan Keterangan 1999 2000 2001 2002
0,08
Basi s Basi s Non Basi s
358 64.468 25.000 1.000
224 0,12 0,13 0,13 0,10 0,06 60.790 558,4 684,5 513,9 532,2 490,5 25.000 42,30 42,72 43,10 38,83 38,73 1.000 1,49 0,47 2,02 0,51 0,35
Non Basis Basis Basis Non Basis
653.371 103.978 324.745 16.083 4 3 68.100 26 25.000 1.000
654.176 18,38 21,29 21,73 19,65 19,34 103.978 5,92 5,61 5,45 5,17 5,04 330.160 6,01 7,39 11,26 12,35 11,97 16.639 1,43 1,36 1,14 1,16 1,20 4 0,99 0,86 0,79 0,84 0,77 3 0,05 0,12 0,03 0,09 0,10 64.425 63,58 80,90 58,77 61,01 56,42 0 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 25.000 4,47 4,71 4,60 4,21 4,20 1.000 0,14 0,08 0,22 0,05 0,05
Basis Basis Basis Basis Non Basis Non Basis Basis Non Basis Basis Non Basis
118.821
116.735
123.713
11.671
12.392
11.975
39.075
23.164
9,35
8,80
7,71 22,91 12,95
4
5
3
3
3
0,13
0,27
0,09
Karet Kayu Manis Teh Vanili
423 45.663 25.000 2.000
410 52.230 25.000 1.000
431 52.450 25.000 3.000
Karet Kelapa Kelapa Sawit Kopi Kapulaga Kemiri Kayu Manis Lada Teh Vanili
634.302 103.127 118.829 15.771 4 4 49.245 0 25.000 2.000
630.289 103.299 160.161 15.369 4 5 55.993 29 25.000 1.000
652.153 103.302 270.120 15.318 4 3 56.155 26 25.000 3.000
Kemiri Kerinci
2002
118.760
Kelapa Sawit
F
Pendapatan (Juta Rupiah) 1999 2000 2001
1998
130.944 54,52 61,77 60,09 57,35 59,69
0,09