DAFTAR PUSTAKA Abduhak, I., dkk. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Aleksander.(2007). Aku Sebagai Citra Allah. Medan. Bina Media Perintis. Alkitab.(2004). Jakarta:Lembaga Alkitab Indonesia Andi Mappiare.(1983).Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usana Offset Printing. Anglican Religious Life.(2012). Published Canterbury Press, Norwich, ISBN 978-1-84825-089-5, pp. iii, iv, 19, 147, 151, 171. Arnett, J.J. (2004). Emerging adulthood. New York: Oxford University Press Arnett, J.J. (2006). Emerging adulthood: Understanding the new way of coming of age. Dalam J.J. Arnett & J.L.Tanner (Editor), Emerging adults in America: Coming of age in the 21st century (hlm; 3-19), Washington, DC; American Psychological Association. Arnett J.J. (2007a). Emerging adulthood: What is it, and what is it good for? Child Development Perspectives, 1, 68-73. Baumeister, R.(2000). Gender Differences in Erotic Plasticity: The Female Sex Drive as Socially Flexible and Responsive. Psychological Bulletin, 126. 347-374. (diambil dari jurnal Internasional Celibacy,Culture, and Society : The Anthropology of Sexual Abstinence (2001)) Bebbington, W. D., Evangelicalism in Modern Britain; A History from the 1730’s to 1980’s (London: Routledge, 1989), p. 3 Bernard R. Bornot.(1985).“Stages in a Celibate’s Life”.Human Development 16/3, 18-22. Blaikie, Norman.(1991).A Critique of the Use of Triangulation in Social Research, Quality and Quantity. Volume 25. Number 2,.115-136. Bogdan, Robert C; Biklen, Knopp Sari. (1982). Qualitative Research For Education; An Introduction to Theory and Methods. London: Allyn and Bacon. (diambil dari jurnal Nasional Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif (2013)) Bryan Garner.(2009).Garner's Modern American Usage. Oxford University Press. p. 145 Bungin,Burhan.(2007). Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Denzin, N. 1970. The Research Act in Sociology.Chicago: Aldine.
151
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Djaelani, R. A. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. (2013). E-Journal Ikip Veteran. Retrieved from : http://e-journal.ikipveteran.ac.id/index.php/pawiyatan/article/viewFile/55/64 Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami, Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 76 Dick Hartoko.(1974). “Perjalanan yang Tidak Ada Habisnya: Hidup Membiara dari Abad ke Abad” dalam majalah Rohani, XXI No. 2. Erikson, E. H.(1968). Identity: Youth and Crisis. New York: Norron. Furstenberg, F.F, Jr., Rumbaut, R.G., & Setterstein, R. A., Jr., (2005). On the frontier of adulthood: Emerging themes and new directions. In R. A. Settersten Jr., F. F. Furstenberg Jr., & R. G. Rumbaut (Editor), On the frontier of adulthood: Theory, research, and public policy (hlm. 3-25). Hanggoro, Yohanes.(2015). Penelitian Deskriptif : Subjective Well-Being pada Biarawati di Yogyakarta. Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Yogyakarta:Tidak Diterbitkan Heid, Stefan. (2000). Celibacy in the Early Church, p. 170 Hurlock.B. Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Hidup. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga Huitt, W .(2004). Maslow’s hierarchy of needs. Educational psychology interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanesius. Konferensi Waligereja Indonesia.(2006). Kitab Hukum Kanonik Edisi Resmi Bahasa Indonesia. Jakarta. Konferensi Waligereja Indonesia.(1990). Dogmatic Constitution On The Church Lumen Gentium. Jakarta Maslow, A.H. (1986). The Farther Reaches of Human Nature. New York: Orbis Book. Hlm. 260-280, 299. Maslow, A.H. (1970). Motivation and personality (2nd ed.). New York: Harper&Row. Maslow, A.H. (1971), The Farther Reaches of Human Nature, New York: The Viking Press. Maslow, A.H. (1984). “ Motivasi Dan Keperibadian”. Jakarta: Pustaka Binoman Pressido. Maslow, A.H. & Lowery, R. (1998). Towards a Psychology of Being, 3rd Ed., New York: Wiley & Sons. 152
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Paul. S. S. J. (2016). Hidup Membiara di Zaman Modern. Yogyakarta : PT Kanisius. Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sarlito W. Sarwono. (2002). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Santrock. W.J. (2003). Adolescene Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Terj, Shinto B.A.; Sherly Saragih. Editor. Whisnu C. Kristiadji. Jakarta: Erlangga Slobodskoy, A.Seraphim.(2011). The Law of God.(Printshop of St. Job of Pochaev, Jordanville, NY, ISBN 0884650448), p. 618. Spradley James.P. (1980). The Ethnographic Interview. New York: Holt Renehart and Winston. (diambil dari jurnal Nasional Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif (2013) Sudarwin Danim. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif; Ancangan Metodologi, presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan dan humaniora. Bandung: Penerbit Pustaka Setia. (diambil dari jurnal Nasional Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif (2013) Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. (diambil dari jurnal Nasional Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif (2013) Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wilcox, Lynn. (2006). Personality psychotheraphy. Jogyakarta: IRCiSod Wiersma, William. (1986). Research Methods in Education: An Itroduction. Forth Edition. Allyn and Bacon Inc: Boston, London, Sydney, Toronto.
153
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN
154
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 1 INFORMED CONSENT Selamat pagi/siang/sore, perkenalkan nama saya Emanuella Christifani Novita mahasiswa Psikologi 2013 Universitas Mercu Buana Jakarta. Saya bermaksud melakukan penelitian yang membahas tentang “Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Kaum Biarawati pada Masa Dewasa Awal (Ditinjau dari Teori Abraham H. Maslow)”. Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi saya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan dan menggambarkan secara menyeluruh bagaimana motivasi diri pada kaum biarawati di masa dewasa awal dan diharapkan agar dapat memberikan manfaat berupa pengetahuan baik pada kaum biarawati sendiri maupun masyarakat awam dalam mengetahui dan memahami pemenuhan kebutuhan serta dapat mengambil makna positif dari penelitian ini. Melalui ini, saya memohon akan kesediaan anda untuk berpartisipasi pada penelitian ini sebagai responden yang dimana dalam proses penelitian akan dilakukan wawancara mendalam dan observasi untuk beberapa kali ke depan. Segala informasi yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya sehingga saya mengharapkan ketulusan dan keterbukaan anda selama proses penelitian dilakukan. Saya akan menggunakan nama samaran untuk anda sehingga identitas anda tetap terjaga kerahasiaannya. Proses wawancara akan direkam menggunakan perekam suara dan akan diketik sebagai informasi yang akan menjadi sumber untuk hasil penelitian nantinya dan akan dipresentasikan sebagai bentuk penelitian. Anda juga diberikan kesempatan dalam menanyakan segala hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini kepada peneliti sebelum penelitian dilakukan.
155
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk ikut dan berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang berjudul “Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Kaum Biarawati pada Masa Dewasa Awal (Ditinjau dari Teori Abraham H. Maslow)”. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini, saya lakukan secara sukarela atau tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga memperkenankan peneliti dalam menggunakan data-data saya yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya berikan dan yang akan digunakan memuat informasi-informasi yang jelas tentang diri saya. Walaupun demikian segala identitas diri pribadi saya (seperti : nama jelas, alamat lengkap, nomor kontak, dan informasi lengkap lainnya) hanya dapat diketahui oleh peneliti dan akan dijaga kerahasiaannya. Sebagai responden dalam penelitian ini, saya menyetujui untuk bertemu dan melakukan wawancara pada waktu dan tempat yang telah disepakati antara saya dengan peneliti. Dalam melakukan wawancara, saya juga memperkenankan peneliti untuk menggunakan alat bantu rekam suara untuk menghindari kesalahan dan adanya informasi yang tidak lengkap mengenai diri saya yang tentunya akan digunakan dalam analisis penelitian tersebut. Jakarta,
Peneliti
Responden
156
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mei 2017
LEMBAR KESEDIAAN
Nama Mahasiswa
: _____________________________________________________________
NIM
:_____________________________________________________________
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
:_____________________________________________________________
Tempat, Tgl. Lahir
:_____________________________________________________________
Alamat
:_____________________________________________________________
Pendidikan
:_____________________________________________________________
Menyatakan kesediaan saya dan tidak berkeberatan untuk terlibat dalam kegiatan penelitian ini yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. Keterlibatan saya yaitu sebagai
responden yang akan diobservasi dan diwawancarai. Saya bersedia memberikan
informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang terkait dengan tujuan wawancara. Saya mengerti bahwa identitas diri dan juga informasi yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan proses penelitian.
Jakarta, ___________________ 2017 Responden
Peneliti
____________________________
_____________________________
157
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 2
PEDOMAN OBSERVASI
Responden
:
Wawancara ke
:
Tempat dan waktu wawancara
:
Suasana tempat wawancara
:
Sikap dan perilaku subjek sebelum wawancara (verbal dan non-verbal) :
Sikap dan perilaku subjek selama wawancara (verbal dan non-verbal) :
158
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PEDOMAN WAWANCARA SUBJEK I.
Latar Belakang Subjek Apa yang menjadi dorongan serta tujuan dasar anda dalam memilih menjadi seorang biarawati? Bagaimana awal mula anda memutuskan untuk hidup selibat hingga berkarya sampai sekarang? Bagaimana tanggapan dan perasaan keluarga saat anda memutuskan untuk hidup selibat? Bagaimana perasaan anda, saat anda memulai menjalani kehidupan di biara?
II.
Aspek-Aspek Motivasi Diri (Menurut Abraham Maslow)
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs) Menurut anda, bagaimana gambaran pemenuhan kebutuhan dasar di biara? Apakah cukup terpenuhi atau masih kurang? Jika masih kurang, berikan contohnya. Bagaimana cara anda menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah sakit? Sebagai kaum selibat, tentu ada beberapa pantangan-pantangan yang perlu dilakukan. Salah satunya yaitu pantangan yang bersifat biologis dan ketertarikan terhadap lawan jenis. Bagaimana cara anda mengatasi hal tersebut? Sebagai biarawati, tentu banyak melakukan hal untuk bermati raga dan menghindari hal-hal bersifat duniawi. Bagaimana upaya Anda untuk menjalani pantangan-pantangan tersebut? Apa yang anda lakukan, bila anda merasakan kejenuhan (bosan)? Hiburan seperti apa yang akan anda cari dan lakukan? 159
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Kebutuhan Keamanan (Safety Needs) Bila anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan atau tanggung jawab, Apakah anda meminta pertolongan orang-orang sekitar anda? Bagaimana respon anda bila dihadapkan oleh situasi permasalahan yang cukup sulit untuk dihadapi? Selama tinggal di biara dan jauh dari keluarga, apakah anda pernah merasakan rasa takut, cemas atau rasa tidak aman yang berlebih dibandingkan saat tinggal bersama dengan keluarga? Jika pernah, hal-hal seperti apa yang membuat anda tidak nyaman? Jika tidak, bagaimana cara anda menghadapi permasalahanpermasalahan anda dengan suasana hati dan pikiran yang tenang? Bagaimana cara anda menciptakan suasana aman dan nyaman di lingkungan tempat tinggal, mengingat anda jauh dari keluarga serta orang-orang terdekat?
3. Kebutuhan Kasih Sayang (Love Needs/Belonging-ness) Menurut anda, apakah selama anda menjalankan hidup membiara, anda masih mendapatkan perhatian di lingkungan anda? Seperti apa bentuk perhatian itu? Selama hidup membiara, apakah orang tua/keluarga/kerabat terdekat pernah mengunjungi anda? Jika tidak, komunikasi seperti apa yang anda lakukan dengan orang tua/keluarga/ kerabat terdekat anda? Bagaimana cara anda mengatasi rasa rindu anda terhadap orang-orang terdekat anda?
160
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada umur yang terbilang baru dalam menginjak masa dewasa, apakah anda pernah memikirkan ataupun menginkan untuk menjalin hubungan spesial dengan seseorang sebelumnya? Menurut anda, bagaimana konsep memberi dan menerima cinta yang anda pahami selama menjalani hidup membiara? Menurut anda, apakah perhatian yang didapat selama hidup membiara terbilang cukup? Bila kurang, mengapa?
4. Kebutuhan Harga Diri (Esteem Needs) Apakah anda aktif dalam suatu organisasi yang diselenggarakan gereja dan/atau kegiatan-kegiatan sosial lainnya? Jika iya, kegiatan-kegiatan apa yang anda ikuti? Mengapa anda mengikuti kegiatan tersebut? Apa yang anda rasakan dan ingin anda temukan dalam mengikuti kegiatankegiatan sosial tersebut? Apakah anda pernah mengikuti atau/dan memenangkan suatu kompetisi atau perlombaan sebelumnya? (pertanyaan opsional) jika pernah kompetisi apa yang pernah diikuti? Bagaimana perasaan anda, saat mengikuti kompetisi tersebut? Menurut anda, skill/kemampuan apa yang anda tekuni dan senangi hingga saat ini? Apakah orang sekitar anda menyadari dan mengakui akan kemampuan anda? Apa tanggapan orang-orang sekitar anda pada kemampuan yang anda miliki? Apakah anda pernah berpikir untuk menjadi salah satu ketua/pemimpin dalam suatu organisasi? Bagaimana tanggapan anda, bila anda dipercaya untuk memimpin suatu organisasi?
161
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Kebutuhan Mengetahui dan Memahami/ Kebutuhan Kognitif (Need to Know and Understand/ Cognitive Needs) Apakah anda sedang menjalani, mengikuti atau telah menyelesaikan pembelajaran formal? Jika ada, pembelajaran formal apa yang sedang/telah anda jalani? Apa yang mendorong anda untuk mengikuti pembelajaran formal tersebut? Apakah anda pernah merasa “haus” akan informasi? Bagaimana cara anda mendapatkan informasi-informasi terkini yang terjadi pada kalangan masyarakat? Apakah anda pernah/menginginkan untuk belajar pada tahap yang lebih tinggi lagi seperti orang-orang awam lakukan? Jika iya, Apa yang anda lakukan untuk menghadapi hal tersebut? 6. Kebutuhan Estetika (Aesthetic Needs) Apakah anda menyukai hal-hal yang berupa seni/kesenian? Jika iya, sebutkan kesenian apa yang anda sukai dan apa yang menjadi daya tarik pada kesenian tersebut. Apakah kesenian merupakan salah satu hal yang meringankan beban pikiran (stres) anda? Jika iya, mengapa? Jika tidak, apa yang anda lakukan untuk meringankan beban pikiran (stres) anda? Bagaimana gambaran nilai estetika pada lingkungan anda? Apakah sudah mencapai kepuasan anda atau belum? Jika belum, hal apa yang perlu dibenahi?
162
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Apakah anda aktif dalam mengikuti kegiatan yang bersifat menjaga kerapihan dan keindahan lingkungan sekitar anda? Jika iya, berikan contoh kegiatan apa yang pernah/rutin diikuti. 7. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs) Apakah anda pernah menciptakan/membuat sesuatu yang merupakan buah hasil kreatifitas anda sendiri sebelumnya? Jika pernah, hal-hal seperti apa saja yang sudah pernah anda lakukan dan ciptakan? Apakah teman anda (baik dalam lingkungan biara maupun yang bukan) pernah meminta anda (secara pribadi) untuk dibimbing dalam mengerjakan suatu pekerjaan? Bagaimana respon anda menanggapi hal tersebut? Menurut anda, seperti apa visi dan misi anda dalam menjalani hidup membiara? Jelaskan. Apakah anda pernah merasa ragu dalam menjalani misi (proses) yang anda lakukan selama ini? Jika pernah, bagaimana anda mengatasi perasaan ragu tersebut? Menurut anda, apa arti dari motivasi diri pada hidup yang anda jalani hingga sekarang? Apakah anda pernah merasa tidak puas dalam mencapai suatu hasil? Jika pernah, bagaimana anda mengatasinya dan bagaimana cara anda mencapai kepuasan hasil yang anda inginkan? 8. Transendensi Diri (Self-Transendence) Bagaimana gambaran perasaan anda secara manusiawi (bukan rohaniwan) sebagai seorang biarawati? Dari jalan yang anda pilih dan hidup sebagai biarawati, apa yang ingin anda capai pada hidup anda?
163
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jelaskan secara deskriptif, bagaimana cara anda memaknai nilai-nilai kepercayaan dan spiritualitas pada diri anda pada era globalisasi ini? Sebagai biarawati, bagaimana cara anda menjadi “motivator” dan tempat inspirasi bagi masyarakat luas dengan beragam kepercayaannya? Bagaimana cara anda sebagai biarawati dalam menghadapi hal-hal yang bersifat duniawi dan menghadapinya secara bijak? Apa yang ingin anda lakukan sebagai biarawati terhadap masyarakat luas saat ini? Jelaskan tentang diri pribadi anda, mengapa anda layak dan pantas untuk menjalani hidup sebagai biarawati?
164
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 3 : TABEL VERBATIM WAWANCARA SUBJEK 1 Wawancara ke – 1 Nama
: Francelin
Waktu
: Tanggal 26 Mei 2017, Pukul 10.05 – 11.10 WIB
Lokasi
: Gereja Santo Mikael, Bekasi
Baris
Pelaku
1
Peneliti
Baik,Selamat pagi Suster Francelin.
Subjek
Pagi juga
Peneliti
Kita akan memulai wawancara ini sebagai bentuk
5
Uraian Wawancara
penelitian gambaran motivasi diri pada kaum biarawati. Sebagai bentuk perkenalan di awal, Suster bisa menjelaskan bagaimana awal mulanya Suster bisa menjadi biarawati dan terdorong ingin menjadi biarawati? Subjek
Baik, terima kasih. Nama saya sebenarnya itu awalnya adalah RS. Namun pada jaman dahulu ketika sudah diangkat sebagai biarawati yaitu Francelin
Kenapa
diganti?
Karena
dalam
pemahamannya bahwa mulai hidup baru. Jadi meninggalkan hidup dan hal yang lama dan memulai dengan hidup baru. Baik, motivasi saya untuk menjadi Suster itu memang sudah merasa terpanggil mulai dari kecil sejak usia... 10 tahun yaitu kelas 4
165
http://digilib.mercubuana.ac.id/
SD. Waktu itu, saya merasa terpanggil karena kehidupan para Suster yang tempat tinggalnya di dekat rumah saya. dan tiap hari itu melihat para Suster datang ke gereja, terus ada juga Suster-Suster yang tugas datang mengajar di sekolah. Waktu itu juga sekolah saya itu sekolah SD Katolik, SMP juga Katolik, maka dari itu hampir setiap harinya saya selalu bertemu dengan para Suster-Suster. Sehingga saya melihat bahwa Em... kenyataan hidup dan realitas kehidupan para Suster itu saya merasa bahagia. Maka terus-menerus, dari hari ke hari panggilan itu dikuatkan ya... Dan diteguhkan oleh Tuhan sendiri. Dan akhirnya saya betul-betul ditahbiskan menjadi Suster. Dan pada tahun 1995, iya pada tahun itu saya sudah memulai masuk biara. Dan puji Tuhan keluarga juga ikut mendukung. Walaupun awal-awalnya itu, orang tua tidak sepakat, tidak setuju untuk masuk ke biara. Jadi, begitu kirakira motivasi awal saya. 10
Peneliti
Itu sekolah Katolik Suster apakah sekolah campuran atau khusus untuk perempuan?
15
Subjek
Oo iya, itu campur. Sekolah umum.
Peneliti
Kalau boleh saya tahu, Suster tadi mengatakan “orangtua tidak setuju”, Mengapa orangtua bisa “tidak setuju”?
166
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Subjek
Ooo... Hahaha... Iya, awalnya memang orangtua tidak setuju, karena mama saya itu juga mengetahui kehidupan membiara itu seperti apa. Lalu terutama mengetahui para Suster itu seperti apa. Para Suster itu pekerja keras ya. Jadi semua pekerjaan itu mereka lakukan. Entah itu pekerjaan yang ringan maupun yang berat. Dan mama saya itu kurang setuju karena dia mengatakan kepada saya, “Apa kamu bisa jika kamu hidup di biara? Lihat itu para Suster. Kerja keras, harus pergi ke ladang, harus kasi makan untuk hewan, kemudian pergi mencangkul tanak untuk menanam dan segala macam berkebun. Apa kamu bisa bekerja pekerjaan yang sangat berat? Tidak mudah, hidup di biara juga berat. Karena mama melihat bahwa ... para Suster itu datang dari berbagai budaya dan bagaimana hidup dari berbagai macam budaya ini untuk bisa bertahan” itu kata mama saya.
Wawancara ke – 2 Nama
: Francelin
Waktu
: Tanggal 2 Juni 2017, Pukul 11.10 – 12.00 WIB
Lokasi
: Gereja Santo Mikael, Bekasi
167
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Baik Suster Francelin, selamat pagi. Ini saya akan melanjutkan kembali wawancaranya ya.
5
Subjek
Pagi juga. Yap, silakan dilanjutkan.
Peneliti
Oke, saya akan langsung masuk ke pertanyaan ya,
Suster
untuk
memperoleh
informasi-
informasi terkini tuh dari mana? Subjek
Kalau saya, ya seperti biasa. Saya mendapatkan informasi-informasi terkini, pastinya melalui media-media massa, berita di TV, terus juga dari internet.
10
Peneliti
Oke, biasa kan, kalau orang-orang awam tuh pasti yang namanya ingin tahu, akan mencaricari terus kebenaran atau informasi-informasi lain dari pembahasan informasi tersebut. Nah, dari Suster sendiri, bagaimana caranya Suster bersikap bijak dalam memilah-milah informasi itu?
Subjek
Mm, kalau saya pribadi sih, tentu kalau kita mendengarkan dari orang lain, entah informasi yang terjadi di masyarakat sekitar atau informasi dalam negeri. Kita jangan langsung terlena, atau meng”iya”kan informasi tersebut. Bisa jadi apa yang dibilang sama orang, belum tentu benar.
15
Peneliti
Oke, untuk Suster sendiri kan Suster sudah
168
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pernah kuliah dan sudah mendapat gelar S1, apakah dari Suster sendiri ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi? Subjek
Oke,
karena
saya
sebagai
Suster
yang
menghayati Kaul Ketaatan. Jadi ibaratnya, saya hanya melaksanakan tugas yang diberikan oleh Tuhan begitu. Tugas itu diberikan melalui pimpinan kami, pimpinan kongregasi.Kalau saya diberikan tugas untuk melanjutkan studi saya lagi. Saya akan mencoba menerima dan pastinya berjuang ya. Berjuang untuk menjalaninya. Berjuang apa yang diberikan oleh pimpinan. 20
Peneliti
Tapi, adakah keinginan walaupun sedikit, ibarat kata seperti keinginan pribadi Suster untuk menimba ilmu kembali?
Subjek
Hahaha, kalau saya boleh jujur ya dek. Saya lebih nyaman itu sekarang. Saya orang yang memang suka. Suka sekali dengan pekerjaan. Jadi dengan saya ambil bagian dan bekerja di sekolah-sekolah gini ini justru saya lebih. Apa ya. Suka gitu. Karena saya merasa, “Oh, inilah yang namanya kita bekerja dan disamping itu kita melakukan pelayanan sekaligus”.
25
Peneliti
Oke, Suster punya kesenian yang disukai?
Subjek
Iya, ada. Hahaha. Ya itu... menyanyi dek.
169
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Peneliti
Boleh saya tahu, kenapa Suster suka banget dengan “menyanyi” ini?
Subjek
Apa ya? Mungkin karena ini bakat alami. Bakat yang memang sudah ada sejak kecil dan sudah ada didalam diri saya. sudah jadi kesukaan memang dan bahkan hobi. Jadi menyanyi bagi saya adalah suatu hal yang memang favorit untuk semua hal berbau kesenian.
35
Peneliti
Hm,
apakah
dari
menyanyi
itu
bisa
menghilangkan beban pikiran atau stres Suster? Subjek
O iya, pasti. Karena setiap kali saya menyanyi itu. Menyanyi lagu apa saja yang sesuai dengan kondisi hati dan pikiran saya. saya merasa, pasti semua beban-beban itu terangkat semua.
40
Peneliti
Saya ingin menanyakan Suster. Menurut Suster, bagaimana
gambaran
nilai
estetika
pada
lingkungan tempat tinggal Suster saat ini? Apakah puas atau harus ada dibenahi begitu? Subjek
Mmm. Estetika ya. Nilai estetika kalau sekitar tempat tinggal saya, menurut saya sudah ada. Ada dalam arti kata, di lingkungan saya ini, disini tentunya, orang-orangnya sudah mengerti tentang kesadaran diri pada lingkungannya. Jadi kalau ada yang kurang mereka benahi, atau tambahkan apa yang perlu dibenahi.
170
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 4 : TABEL VERBATIM WAWANCARA SUBJEK 2 Wawancara ke – 1 Nama
: Yashinta
Waktu
: Tanggal 3 Juni 2017, Pukul 10.15 – 11.30 WIB
Lokasi
: Biara CIJ
Baris
Pelaku
1
Peneliti
Uraian Wawancara Baik selamat pagi menjelang siang suster, pada hari ini kita akan memulai wawancaranya.
5
10
Subjek
Selamat pagi menjelang siang juga
Peneliti
Baik, mm sebelumnya, saya bisa panggil suster apa?
Subjek
Saya suster Yashinta
Peneliti
Baik Suster Yashinta, saya akan memulai wawancaranya ya. Sebelumnya, saya ingin mengetahui tentang latar belakangnya suster apa yang menjadi dorongan serta tujuan dasar suster untuk bisa memilih sebagai biarawati?
Subjek
Ehm. Motivasi saya masuk biara itu ..Sejak kecil saya memang punya cita-cita untuk masuk biara, lalu setelah saya tamat SMA kerinduan saya untuk masuk biara itu masih ada, lalu saya tertarik masuk biara itu karena, saya melihat satu suster yang datang ke kami punya Paroki, dan saya tertarik untuk mengikutinya, lalu saya wawancara dengan suster itu em..meminta persyaratan bagaimana sih caranya masuk biara, lalu dia menolong saya untuk
171
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memberikan informasi. Kayak bagaimana caranya supaya bisa masuk biara.begitu.. 15
Peneliti
Paroki..itu saat masih SMA? Saat itu Suster kelas berapa?
Subjek
Emm..iya saat SMA Kelas 3, dan kebetulan saya juga tinggal di asrama yang di pimpin oleh para suster gitu
20
Peneliti
Ooh apakah Suster pernah tinggal di asrama juga gitu?
Subjek
Iya kebetulan saya tinggal di asrama SMA itu, dan ibu asrama kami adalah seorang Suster
30
Peneliti
Ehmm
gitu..oke..bagaimana
awal
mulanya
suster
memutuskan untuk membiara itu? mungkin suster bisa ceritakan kepada saya? Subjek
Ehm..yak..waktu saya tamat SMA eh saya berpikir ada dua kemungkinan saya masuk kuliah dan saya masuk suster, nah kebetulan suster itu pergi membuat penelitian di kami punya Paroki, maka cita-cita saya mau ke kuliah itu tidak jadi, suster itu menolong saya, bagaimana caranya masuk biara karena memang cita-cita saya untuk masuk biara gitu. Cita-cita saya itu tumbuh memang sejak kecil gitu..memang sejak kecil saya ingin mau masuk biara tapi saya dekat dengan seorang kakak saya kakak perempuan ..nah waktu dia menikah..waktu dia hamil lalu melahirkan, pada saat melahirkan itu anaknya selamat dan dia meninggal, itulah menjadi trauma untuk saya, karena kakak saya sangat dekat dengan saya, lalu saya berpikir..ah ternyata menikah itu harus mempertaruhkan nyawa
172
http://digilib.mercubuana.ac.id/
begitu,saya
berpikir
mendingan
diri
saya,
saya
persembahkan untuk Tuhan begitu 35
Peneliti
Em..kalau boleh tahu, suster berapa bersaudara?
Subjek
Kami sepuluh orang dan saya anak bungsu, sebetulnya kami tiga orang dalam keluarga masuk biara, tapi Bapak saya tidak ijinkan mereka dua begitu, dan saya yang terakhir yang di ijinkan.
40
Peneliti
Em.oke, kenapa alasannya tidak diperbolehkan saat itu?
Subjek
Karena kami disana itukan masih memikirkan perkawinan itu begitu untuk banyak anak, banyak rejeki, jadi orang tua masih berpikir eh...berpikir apa yah ...berpikir tradisional gitu, banyak anak perempuan banyak rejeki terus... pokoknya rejekinya lancar.
45
Peneliti
Eemm kalau boleh tahu, Suster sendiri suku apa ya?
Subjek
Saya orang..orang Flores saya orang Manggarai, terus Manggarai barat Labuan Bajo begitu
50
55
Peneliti
Ehm oke..itu dari Bapak kan keberatan kalau dari ibu?
Subjek
Kalau dari ibu tidak...Dia sangat mendukung
Peneliti
Baik, apakah ada keluarga lain yang juga tidak menyetujui?
Subjek
Ehmmm... Tidak.. Yang tidak mendukung cuman ayah saya tapi mereka yang lain sangat mendukung, kemudian eeemmm..Akhirnya toh ayah saya menyerah karena saya punya cita-cita ee ingin jadi suster lalu kemudian mereka mendukung saya dengan harapan bahwa sudah masuk
173
http://digilib.mercubuana.ac.id/
biara tidak boleh keluar lagi begitu.
Wawancara ke – 2 Nama
: Yashinta
Waktu
: Tanggal 18 Juni 2017, Pukul 11.10 – 11.50 WIB
Lokasi
: Biara CIJ
Baris
Pelaku
1
Peneliti
Selamat pagi Suster.
Subjek
Pagi juga.
Peneliti
Baik,
5
Uraian Wawancara
Suster
wawancaranya
saya ya.
akan
langsung
Emm..suster
pernah
melanjutkan mengikuti
kompetisi atau perlombaan sebelumnya? Subjek
Dalam biara..? Ehm, ya studi sih waktu kita selalu ikut perlombaan, ehh..kan diadakan oleh universitas, em terus di tingkat universitas itu di dalam itu ada program studi kan dan program studi itu juga ada jurusanya gitu. Jurusannya itu
lalu
kita
per
semester
biasanya
diadakan
perlombaan,seperti itu, tetapi ketika saya menjadi guru saya memberi lomba untuk siswa-siswi. 15
Peneliti
Em... menurut suster, skill atau kemampuan apa yang betulbetul suster tekunin dan senangi?
Subjek
Banyak sihh...saya bisa bernyannyi, lalu bisa merangkai bunga, terus apa lagi yaa..? Bahasa inggris juga. Emm..
174
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pokoknya suster-suster kan di tuntut bisa semua,begitu. Saya juga basic nya kan pengajar.. Ehm gitu, kemampuan itulah yang harus saya tingkatkan, saya belajar gitu, bagaimana ketika saya nmengajar siswa saya,”ahh..senang gitu” skill-skill itu yang harus saya kembangkan gitu. 20
Peneliti
Mungkin pernah ada mengalami kesulitan mungkin?
Subjek
Yaa..mengalami kesulitan bagaimana menghadapi siswa yang tidak disiplin belajarnya kurang gitu, kemampuan akademiknya juga ngga terlalu bagus gitu. Itu sih sulit, apalagi kan remaja dengan segala gejolaknya ya. Tetapi dengan pendekatan pribadi yang saya buat, panggil mereka “kenapa?” gitu,”kenapa engkau penilaiannya semakin hari semakin turun?” kan bisa dialog dengan mereka
30
Peneliti
Oke, untuk Suster sendiri, kalau di dalam suatu organisasi, apakah suster pernah berpikir untuk menjadi salah satu pemimpin dalam suatu organisasi?
Subjek
Oh iya, bukan saya berpikir, tapi orang yang berpikir untuk saya menjadi pemimpin.
35
Peneliti
Organisasi apa itu Suster?
Subjek
Emm...kami ada suatu kelompok, kelompok yang itu guru mata pelajaran gitu, kelompok guru mata pelajaran, yaa..mereka pilih saya. Untuk ketua gitu, sehingga saya yang menghandle, kapan kita bertemu gitu? Perubahan apa yang kita buat gitu?supaya kemampuan bahasa inggris semakin tingkat,apa yang harus kita buat sehingga anak-
175
http://digilib.mercubuana.ac.id/
anak yang menjadi sasaran kita didik itu semakin mencintai mata pelajaran yang kita geluti gitu. 40
Peneliti
Untuk Suster sendiri, kenapa Suster ingin terjun menjadi pendidik?
Subjek
Emm..kami di biara punya banyak sekolah, kami punya banyak sekolah lho..mulai dari play group sampai universitas, itu punya biara kami gitu. Nah..kami tidak hanya memperkerjakan awam saja, tetapi suster-suster juga di kirim untuk studi, supaya suster bisa mengajar, bisa mengetahui kesulitan apa di bidang pendidikan gitu, jadi supaya suster tahu, karena suster pemilik sekolah harus tahu situasinya, suster harus tahu basic menjadi seorang guru gitu, jadi suster-suster dikirim untuk studi.
176
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 5 : TABEL VERBATIM WAWANCARA SUBJEK 3 Wawancara ke – 1 Nama
: Lusi
Waktu
: Tanggal 3 Juni 2017, Pukul 11.30 – 12.30 WIB
Lokasi
: Biara CIJ, Kranji, Bekasi
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Baik, Selamat siang Suster, saya Ella. Saya ingin melakukan wawancara dengan Suster seputar tentang motivasi diri pada kaum biarawati. Baik, bisa tolong ceritakan bagaimana latar belakang Suster apa yang menjadi motivasi dasar untuk memulai hidup di biara?
Subjek
Terima kasih atas kesempatannya. Saya pada awalnya mau jadi Suster itu waktu masih SD gitu. Karena saat SD sering ikut kegiatan di gereja gitu, lalu karena itu saya mulai tertarik begitu. Terus saat SMP-SMA gitu saya sangat akrab dengan SusterSuster. Karena saya juga sekolah di kesusteran saat itu. Mulai dari situ saya mulai terjun ke kegiatankegiatan rohani. Dan disitulah saya mulai tertarik masuk biara. Tetapi saat saya mengajukan niat saya itu ke orang tua. Orang tua saya gak setuju, karena saya perempuan pertama begitu. Kami ada sembilan
177
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bersaudara dan saya anak ketiga dari enam peremuan bersaudara. Lalu dalam adat kami juga, untuk perempuan pertama itu tidak boleh masuk jadi Suster. Saya tertarik jadi Suster itu karena Suster itu sederhana, tapi selalu terlihat ceria, gembira, bahagia. Itu yang membuat saya tertarik. 5
Subjek
Saat itu, mengapa orang tua sampai tidak menyetujui keinginan Suster?
Peneliti
Sebagai alasannya, yang pertama, mereka mau supaya menikah, supaya mendapat keturunan. Lalu alasan kedua, mereka gak suka saya jadi Suster itu, karena kalau jadi Suster kan seluruh kehidupan diserahkan seutuhnya untuk Tuhan dan total seluruh hidup kita ke biara. Karena kalau sudah dalam biara itu, kita udah gak boleh menoleh lagi ke belakang. Apa saja yang terjadi di rumah itu, kita tidak boleh lagi campur tangan. Makanya mereka gak suka.
10
Subjek
Nah, bagaimana awal mulanya Suster memutuskan untuk menjadi biarawati hingga berkarya sampai sekarang?
Peneliti
Kadang orang melihat itu kan, rasa aneh. Kenapa orang pengen jadi Suster, begitu. Tapi kita pasti selalu melihat suatu panggilan memang penuh dengan misteri. Kita gak ngerti kenapa Tuhan harus memilih kita, begitu. Saya juga menyadari bahwa
178
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diri saya sebenarnya juga terbatas, ada kelemahan, ada kekurangan. Tetapi didalam kelemahan dan kekurangan saya itu, saya percaya bahwa Tuhan itu pasti yang menyempurnakan. 15
Peneliti
Baik, tadi Suster sendiri bilang, saat mulai tertarik itu SD, apakah pernah merasakan “pupus” atau hilang harapan sementara pada panggilan tersebut?
Subjek
Oo. Ada pernah sih. Waktu masuk SMA kelas 2. Saat SMA kelas 2 itu saat-saat merasakan jatuh cinta kan. Udah mulai masa pacar-pacaran. Saat iru juga ada pacar sih. Apalagi masa puber. Masa puber itu kan kalau kita sudah mulai kenal sama lelaki, keinginan-keinginan itu sudah mulai hilang. Saat itu keinginan saya utnutk jadi biarawati sudah pudar, atau tidak ada lagi. Pokoknya sempat hilang. Tetapi, saat kelas 3 SMA, itu muncul lagi. Kenapa? Karena setiap minggu itu kami ada kegiatan di biara C. Pokoknya hampir setiap minggu itu ada kegiatan. Nah, dari kegiatan-kegiatan yang diikuti itu, akhirnya memotivasi saya, dan mengingatkan saya kembali apa yang sempat hilang dari hati saya.
179
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Wawancara ke – 2 Nama
: Lusi
Waktu
: Tanggal 18 Juni 2017, Pukul 12.00 – 13.00 WIB
Lokasi
: Biara CIJ
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Baik, selamat siang Suster. Hari ini kita akan melanjutkan kembali wawancaranya ya. Saya akan langsung masuk ke pertanyaan selanjutnya. Mm. Oke, menurut Suster selama tinggal di biara ini, apakah Suster masih merasa mendapatkan perhatian dari lingkungan sekitar?
Subjek
Sangat. Dalam lingkungan sekitar itu semuanya diperhatikan. Sampai yang sekecil-kecilnya. Mulai dari makan, minum, pokoknya perhatian banget. Misalnya kalau sakit juga. Kalau tidak ikut makan bersama tuh, makannya dianterin. Kalau sakit pasti langsung dibawa ke dokter. Tapi, untungnya selama saya tinggal disini. Saya belum pernah berobat ataupun dibawa ke dokter. Paling yah, sakit-sakit yang masih bisa diatasi sendiri. Sakitnya kayak flu, demam begitu aja.
5
Peneliti
Iya, masih bisa diobati sendiri ya. Oke, kalau selama di biara ini, pernah gak keluarga atau kerabat
180
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengunjungi kesini? Subjek
Kalau di Jakarta? Belum pernah. Dulu waktu di Flores, di Timor itu maih sering. Seringnya tuh bukan setiap hari. Misalnya, kalau di biara ada kegiatan-kegiatan gitu, biasanya saya yang minta mereka datang. Tapi kebanyakan biasanya kami ini yang mengunjungi mereka ke rumah. Kalau keluarga datang ke biara tuh paling biasanya saudara kayak kakak, adik begitu. Apalagi rumah dekat dengan biara begitu.
10
Peneliti
Kalau biasa, orang-orang terdekat mau datang ke biara. Apakah ada waktu-waktu tertentu mereka baru bisa datang?
Subjek
Terserah. Kalau untuk biara kami, CIJ, terserah mereka mau datang kapan aja. Kita juga tidak memberikan batasan waktu ke mereka harus ampe jam berapa-berapa gitu, gak. Kecuali ret-ret. Kalau ret-ret atau rekoleksi itu kami tidak boleh bertemu. Tapi selain dari itu, mau ketemu atau bertamu kapan aja terserah, boleh aja. Yang pentin kami sampaikan ke pimpinan komunitas biaranya.
15
Peneliti
Terbuka ya. Oke, pastinya kan Suster ada merasakan rindu juga
pada
keluarga. Bagaimana
Suster
mengatasi rasa rindu Suster ke keluarga yang ditinggalkan di kampung?
181
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Subjek
Mmm. Biasanya, kalau saya itu kangen kakak, adik, pokoknya kalau saya kangen ama keluarga itu biasanya telepon. Telepon, cerita-cerita. Biasa kalau pas saya masih di Timor itu, saya biasa minta ijin ke rumah. Karena disana rumah kan dekat sama biara. Jaraknya antara biara saya sama rumah itu seperti jarak biara ke gereja disini.
20
Peneliti
Kalau tidak salah, Suster pernah bilang sebelumnya baru bisa pegang HP saat sudah mencapai kaul kekal. Bagaimana saat sebelum itu?
Subjek
Hmm.. Dulu kan memang saat saya masih di Junior itu kan saya kerja di sekolahan. Nah kalau kita sudah kerja begitu biasanya kita juga sudah diijinkan. Kami misalnya yang berkarya, yang membantu di sekolah atau di rumah sakit. Itu kita sudah bisa pegang HP.
25
Peneliti
Mm. Oke menurut Suster sendiri, apakah perhatian yang diberikan dari biara terbilang cukup?
Subjek
Iya. Kalau untuk saya pribadi malahan gak kurang, tapi lebih. Hahaha.
30
Peneliti
Lebih ya. Haha. Baik, bagaimana menurut Suster konsep memberi dan menerima cinta yang didapat dari biara dan saat menjadi Suster?
Subjek
Memberi dan menerima ya. Hmmm. Kalau saya pribadi itu, memberi itu dengan melayani sesama. Mencintai sesama itu dengan memberi pelayanan
182
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pada sesama. Kayak misalnya, teman Suster minta bantuan, “bisa temani saya pergi belanja?” ya pasti saya temani. Atau membantu dia memasak. Atau memberi perhatian waktu dia sakit. Itu menjadi sebuah cinta yang bisa saya berikan kepada dia. Kalau untuk menerima juga, itu sama. 40
Peneliti
Oke, ini kan Suster juga lagi belajar di Atma Jaya, apakah Suster aktif dalam suatu organisasi baik di gereja maupun di lingkungan kampus?
Subjek
O ya, paling HMPS, Himpunan Mahasiswa yang di Atma Jaya. Saya di bagian sekretaris. Kalau di gereja sih gak ada. Karena kan saya sudah aktif di kampusnya banyak dan memang mulai dari pagi saya berangkat kesana, pulang pun juga nyampe disininya malam. Saya harus mengabdi di Atma Jaya selama saya kuliah disana. Jadinya saya lebih fokusnya ke Atma Jaya. Apalagi saya beasiswa. Jadi apa yang ditugaskan kepada saya, saya harus ambil.
45
Peneliti
Oke, dalam organisasi yang dilakukan di Atma Jaya, apa yang Suster rasakan dan yang Suster ingin temukan dalam mengikuti kegiatan tersebut?
Subjek
Bagi saya, saya merasa bersyukur karena dari situ juga saya bisa belajar ya. Apalagi menghadapi anakanak yang umur saya sudah lebih dari umur mereka ya. Anak-anak yang baru lahirnya 90an kan. Dan
183
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kami yang lahir 80an, meskipun beda umur tapi mereka mengerti kami. 50
Peneliti
Dalam organisasi itu kegiatan apa saja yang sudah pernah diselenggarakan?
Subjek
Oo. Banyak. Sudah banyak yang diselenggarakan mulai dari ziarah bersama, rekoleksi, ret-ret.
55
Peneliti
Oke, Suster sendiri apakah pernah mengikuti suatu kompetisi atau perlombaan sebelum-sebelumnya?
Subjek
Disini belum pernah, tapi kalau di Timor sering. Misalnya kompetisi pidato, ceramah. Sudah 7 atau 8 kali memenangkannya di tingkat Keuskupan. Jadi lombanya antar-gereja. Antar-negara juga pernah 1 kali. Antar-negara yang berbahasa Portugis, ada 7 atau 8 negara juga yang jadi pesertanya. Ada Kenya, Portugal, terus apa lagi ya.. pokoknya total yang mengikuti kompetisi tersebut ada 7 atau 8 negara.
184
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 6 : TABEL VERBATIM WAWANCARA SUBJEK 4 Wawancara ke – 1 Nama
: Elena
Waktu
: Tanggal 1 Juli 2017, Pukul 10.00-11.15 WIB
Lokasi
: Biara PI
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Baik, selamat pagi Suster Elena. Nama saya Ella. Saya mahasiswi Psikologi dari Universitas Mercu Buana ingin melakukan wawancara sebagai bentuk penelitian untuk “Gambaran Motivasi Diri pada Kaum Biarawati”. Oke, Suster, apakah sudah pernah diwawancara sebelumnya?
5
Subjek
Belum. Belum pernah.
Peneliti
Mm,
baiklah.
Saya
akan
langsung
memulai
wawancaranya. Pertama saya ingin mengetahui dulu, apa yang menjadi tujuan dasar Suster serta latar belakang Suster mengapa memutuskan untuk hidup sebagai seorang biarawati? Subjek
Awalnya ya. Hm, awalnya itu Cuma karena tertarik dengan sosok Bunda Maria. Bunda Maria kan pake kerudung, terus cantik. Jadi pengen seperti itu. Hahaha. Itu awalnya.
10
Peneliti
Oo. Mulai dari umur berapa itu?
185
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Subjek
Mulai dari kecil. Dari umur 5 tahun. Terus, akhirnya lulus SMA itu pengen masuk, tapi gak boleh. Disuruh kuliah dulu. Selesai kuliah, gak boleh lagi. Suruh kerja dulu. Hahaha. Sudah kerja, gak boleh lagi malah disuruh pacaran dulu. Akhirnya ya sudah. Usia 30 saya baru masuk. Karena mau gak mau, saya harus berani memutuskan untuk hidup saya. dan itu teruuus... dan gak berubah.
20
Peneliti
O ya, sebelumnya Suster itu tinggalnya dimana?
Subjek
Tinggal lamanya, kalau kecilannya di Klaten. Sampai lulus kuliah disana. Baru setelah lulus kuliah, di Lampung, kerja.
25
Peneliti
Oo gitu. Nah, saya ingin tanya, bagaimana tanggapan dan perasaan keluarga pada saat Suster memutuskan mau jadi biarawati?
Subjek
Kalau Ibu, boleh. Kalau Bapak itu... Berat ya. Bahkan sampai saat mau meninggal pun... O ya, Bapak saya, meninggal 2013. Nah, pas mau meninggal juga, Bapak saya masih belum rela. Kerasanya, tuh pas waktu di Rumah Sakit setiap kali saya mau pamit pulang ke biara, drop. Setiap kali pamit, drop lagi. Jadi saya sampai satu setengah bulan nunggu di Rumah Sakit.
30
Peneliti
Hmm. Suster berapa bersaudara ya?
Subjek
Enam, dan saya anak kedua
186
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Peneliti
Jadi saat Suster masuk biara Bapak masih ada ya?
Subjek
Iya, pokoknya saya sudah masuk biara, sudah mau kaul kekal, Bapak masih ada. Tapi, yah. Namanya orang tua masih merasa berat. Saya masuknya tahun 2004 dan pas kaul kekalnya tuh tahun kemarin, 2015.
40
Peneliti
Oke, Suster Kenapa akhirnya memutuskan untuk memilih biara ini?
Subjek
Ya itu tadi, karena saya sudah mengenal tarekattarekat, saya itu kok merasa sreg-nya di PI, Penyelenggaraan Ilahi. Itu karena lebih terbuka, kekeluargaan, tidak ada perbedaan atas-bawah. Saya merasa lho ya, karena kalau di tarekat lain itu saya merasa, datang saja, makan, saya itu gak barengbareng ama Suster-Suster di tempat sendiri. Itu waktu itu saya di Lampung seperti itu. Itu saya gak sreg. Terus, kayaknya mereka sama saya kayak orang asing gitu. Tapi ketika saya datang di PI, saya langsung, disambut, dipeluk, dicium sama SusterSuster yang belum dikenal. Terus pas datang itu, langsung diajak doa bersama, kerja bareng di dapur, nyuci-nyuci juga.
187
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Wawancara ke – 2 Nama
: Elena
Waktu
: Tanggal 7 Juli 2017, Pukul 10.00 – 10.50 WIB
Lokasi
: Biara PI
Baris
Pelaku
1
Peneliti
Selamat pagi Suster Elena
Subjek
Pagi juga.
Peneliti
Oke, kita hari ini akan melanjutkan kembali ya
5
Uraian Wawancara
wawancaranya.
10
Subjek
Yap. Silahkan dimulai saja.
Peneliti
Oke, saya akan langsung masuk ke pertanyaan ya. Ehm, Suster Elena, apakah ada aktif atau mengikuti suatu organisasi?
Subjek
Kalau di Gereja saya dengan Iman Anak. Kalau kegiatan sosial,..karena waktunya ngga bisa yaa. Tapi selama liburan ini saya ikut yang ...apa? TKI yang di kembalikan itu lho.. Setiap ada info kami langsung ke dinas sosial yaa..bambu apus. Kami menemani mereka bisa bersama pengakuan sambil ngobrol-ngobrol mendengar curhat mereka. Biasanya mereka karena di deportasi yang dari Timor. Pokoknya kami gabung dan kerja sama dengan Jesuit.
188
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Peneliti
ee.,.nah apa yang suster rasakan, dan ingin suster temukan ..ee...yang suster temukan dalam megikuti kegiatan sosial tersebut?
Subjek
Ehh..saya seneng sebagai teman, bisa..kalau saya punya masalah, saya di dengarkan saja saya sudah seneng,
gitu
kan.
Jadi
saya
mendengarkan,..mendengarkan teman
mereka,
itu
saya
juga
mereka sudah
ingin, ,menjadi
merasa
bisa
membantu. Dari pada saya di rumah...ngga ada apaapa. Saya juga pengen bertemu dengan orang, berelasi dengan orang, itu yang ..ada sesuatu yang membahagiakan,
sesuatu
itu
sendiri
yang
membahagiakan bisa bertemu dengan mereka, bisa mendengarkan mereka. 20
Peneliti
Mm, oke. Suster sendiri pernah juga ngga mengikuti atau
memenangkan
suatu
kompetisi
atau
perlombaan? Subjek
Hahaha... kompetisi apa ya? ikut kompetisi tari Jawa tapi ngga pernah menang saya hahaha...
25
Peneliti
Kalau untuk skill atau kemampuan Suster yang Suster senangi apa?
Subjek
Yah, seni sih sebenarnya. Kayak menari begitu, menyanyi, bermain gitar.
30
Peneliti
Ehm, oke, kalau untuk Suster sendiri kalau pun aktif 189
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam suatu organisasi.Apakah pernah berpikir untuk menjadi ketua atau pemimpin sebelumnya? Subjek
Emm..kalau pemimpin ngga. Itu tadi ..dari kecil itu tadi saya sudah ada keraguan ada ketakutan, itu tadi lho yang merasa saya kurang gitu, jadi kalau sampai di tunjuk, kalau sampai di tunjuk kebetulan kok saya belum pernah yah? Saya cuman sekretaris dan bendahara terus hahaha. Tapi kalau dipercayakan.... Mmm, berani gak ya? Hahaha. Kayanya kalau saat ini saya berani.
Kalau saat..saat –saat mulai ini,
mulai masa kuliah ini saya berani sudah. 35
Peneliti
Suster itu waktu kuliah mengambil jurusan apa lagi?
Subjek
Dulu komunikasi, sekarang jurusan administrasi gitu. Tapi sebenarnya saya pribadi itu pengen belajar Psikologi.
40
Peneliti
Emm kalau di sini juga ini yaa.. Kalau untuk di minta sekolah itu dari pimpinan juga? Atau mungkin dari keinginan kita sendiri, maksudnya kaya kuliah gitu?
Subjek
Dari pimpinan, mau kuliah di mana kan juga dari pusat, yang di butuhkan di mana di mana kan, semuanya ditetapkan dari pusat.
190
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 7 : TABEL KATEGORISASI TEMA SUBJEK 1 (SR. FRANCELIN) No
Tema
Sub Tema
Pernyataan
1
Kebutuhan
Pemenuhan asupan “Oh ya terima kasih ...Finansial yaa..? ok .baik..eehm.. kalau saya pribadi dan menurut
Fisiologis
gizi
(makan dan saya, dan saya juga merasa ini juga berlaku untuk sesama teman Suster yang ada di
minum)
Kongregasi saya. Secara finansial kalau hidupnnya Suster itu hidup sederhana ..tetapi tercukupi artinya semua kebutuhan kita ,semua kebutuhan kita yaa..baik itu kebutuhan secara pribadi maupun kebutuhan secara bersama dalam satu komunitas itu amat sangat di penuhi ya di perhatikan.” (Francelin, W1, 70)
Kebutuhan
hasrat “Jujur saya menyukai anak-anak ya. Pastinya saya menyukai anak-anak. Tapi kalau
seks
saya menginginkan untuk memiliki anak sendiri, saya tidak pernah berpikir untuk memiliki anak sendiri. Dari darah daging sendiri, karena pertama, itu tidaklah mungkin, yang kedua, karena saya memang ingin memberikan rasa kasih sayang saya kepada anak-anak itu merata begitu. Jadi saya tidak ingin terlalu memanjakan atau menganakemaskan salah satu anak. Karena saya itu seneng gitu, kalau dikumpulin ama anakanak, mereka ngajak main, bercanda. Jadi untuk tersirat punya anak atau berkeluarga untuk saya sendiri sih, tidak ya.” (Francelin, W2, 90)
2
Kebutuhan
Penggambaran rasa “... misalnya kalau saya ada kesulitan, ada tantangan baik itu di tempat kerja kalau di
Keamanan
aman dan nyaman tempat kerja pasti saya membutuhkan rekan-rekan guru, para kepala sekolah pasti saya pada lingkungan
membutuhkan mereka tapi dalam tanda petik orang–orang tertentu aja, kalau di biara
151
http://digilib.mercubuana.ac.id/
juga, kalau saya mengalami kesulitan dalam biara juga saya melakukan konsultasi dengan suster-suster saya yang lebih senior... Yang bisa menangani masalah yang saya hadapi.dan syukurnya bahwa Tuhan itu memberikan eeh..apa ya? bakat kemampuan kepada saya itu bahwa saya itu tipenya orangnya yang tidak terlalu sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain, sehingga ketika saya mempunyai masalah saya mudah untuk membicarakan masalah saya itu ...” (Francelin, W1, 95) Pemahaman
pada “... Januari 2015 itu saya bekerja di Yayasan Perguruan Santo Belarminus sehingga
batasan (peraturan)
sampai kenapa jadi suster sampai tiba tiba di sini ini karena perutusan. Hahaha... tetapi bisa tahu itu utusannya jadi begitu..jadi
Suster berada disini karena memang di
tugaskan oleh pimpinan pusat. Pemimpin general pusat di Flores.” (Francelin W1, 45) 3
Kebutuhan Kasih Sayang
D-Love (Rasa cinta “...Tapi, jujur, saat saya sudah menjalani kehidupan membiara, saya tidak ada menyukai yang
ingin lawan jenis. Karena, apa ya... Bukannya saya tidak tertarik, tapi memang saya betul-
memiliki)
betul ingin memfokuskannya pada diri saya untuk menggapai apa yang memang sudah saya cita-citakan.” (Francelin, W2, 85)
B-Love (Pemberian “... Lalu ketika dalam perjalanan sebagai orang yang religius yang sudah di bekali akan rasa cinta)
dengan berbagai macam pengetahuan tentang keagamaan, tentang hidup sebagai seorang suster lebih paham lagi apa itu arti memberi dan menerima dan benar seperti pengalaman yang pernah saya alami ketika masih bersama dengan orang tua dimana Bapak mengatakan “ketika kita diberi oleh Tuhan jangan lupa kita bersyukur kepada Tuhan dan kita coba untuk memberikan juga kepada Tuhan melalui orang – orang di sekitar kita” eehh..pemahaman itu yang saya pakai dalam kehidupan saya sebagai
152
http://digilib.mercubuana.ac.id/
seorang suster sehingga sampai hari ini untuk mendapatkan kekurangan itu tidak ada... “ (Francelin, W1, 160) 4
Kebutuhan
Self-Respect
“... Nah kebetulan, tidak kebetulan saya tipe orangnya yang ketika saya menghadapi
Harga Diri
(Kompetensi,
masalah seperti itu masalah berat..saya tidak mau cerita dengan keluarga saya karena
kemandirian,
rasa saya takut, tidak mau kalau mereka itu mengkhawatirkan saya, merisaukan saya itu.
percaya
diri, Saya tidak mau. Jadi saya berbuat seolah – olah hidup saya baik baik saja di
prestasi)
biara...”(Francelin, W1, 100)
Respect
from “... Memang sih ada yang merasa puas..banyak-banyak yang merasa puas,tetapi
Others
yaa..tetapi selalu saja ada orang-orang tertentu yang tidak merasa puas yaa..karena
(Penghargaan dari mereka tidak merasa puas karena memang ehm.. Yang mereka inginkan itu tidak orang pada
lain,
aktif terwujud tidak terpenuhi...dan saya tipe orang yang misalnya, orang dekat denga saya
organisasi, yaa..dan kamu dengan saya ada maunya jangan harap ke saya.” (Francelin, W1, 215)
rasa dominan) 5
Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan
“... Sebelumnya waktu di Malang saya belajar banyak dari Pastor, Pastor itu
mendapatkan
chinese..Romo itu yang membimbing saya,dia itu orangnya sangat bijaksana, sangat
pembelajaran
adil dan sangat perhatian dari orang-orang kecil he eh..mungkin sekolah Kolesius Malang tau? Sekolah itu sekolah yang cukup terkenal di Jawa timur dengan mutu yang sangat bagus, dan bagaimana saya melihat Romo itu memimpin yaa..saya belajar dari dia itu bagaimana memimpin orang-orang itu, bagaimana kita mengalami musibah atau tantangan atau kesulitan dengan orang-orang rekan sekerja kita, bagaimana cara kita
153
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menghadapi.saya banyak belajar dari orang-orang itu dan memang orang itu mengatakan kalau benar bilang benar kalau salah bilang salah, kalo kita benar kita pertahankan kebenaran kita,tapi kalau kita salah kita tidak boleh takut untuk meminta maaf.” (Francelin, W1, 220) Potensi
“Oke, karena saya sebagai Suster yang menghayati Kaul Ketaatan. Jadi ibaratnya, saya
pengembangan
hanya melaksanakan tugas yang diberikan oleh Tuhan begitu. Tugas itu diberikan
pengetahuan
melalui pimpinan kami, pimpinan kongregasi.Kalau saya diberikan tugas untuk melanjutkan studi saya lagi. Saya akan mencoba menerima dan pastinya berjuang ya. Berjuang untuk menjalaninya. Berjuang apa yang diberikan oleh pimpinan.” (Francelin, W2, 15)
6
Kebutuhan Estetika
Pemahaman
nilai “Mmm. Estetika ya. Nilai estetika kalau sekitar tempat tinggal saya, menurut saya
estetika
sudah ada. Ada dalam arti kata, di lingkungan saya ini, disini tentunya, orang-orangnya sudah mengerti tentang kesadaran diri pada lingkungannya. Jadi kalau ada yang kurang mereka benahi, atau tambahkan apa yang perlu dibenahi. Terus, kalau disini, para Suster juga mereka sudah bisa memperjuangkan gitu nilai estetika pada lingkungannya. Yang otomatis, pasti para Suster menjaga lingkungan tempat tinggal mereka juga. Jadi kita saling, saling apa ya. Saling membenah, saling menjaga begitu.” (Francelin, W2, 40)
Kebutuhan
harkat “Kalau bagi saya sih, visi adalah bisa bersatu dan selalu berjalan dengan Tuhan Yesus
kemanusiaan dalam seumur hidup sampai saya akhirnya dipanggil nanti. Dan sebagaimana misinya, mencapai tujuan
mm...Saya ingin mengikuti Tuhan Yesus dan melaksanakan kehendak yang Ia berikan
154
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam kehidupan saya ya. Melalui tugas-tugas pelayanan yang diberikan oleh kongregasi. Dan saya menjalankannya tanpa ada berat hati, ikhlas, dan pastinya pasrah seratus persen hidup percaya kepada Tuhan.” (Francelin, W2, 60) Pemahaman makna “Tuhan Yesus. Itu sudah paten dan menjadi acuan saya dalam berjalan. Jadi pencapaian spiritualitas
yang hidup saya itu tergantung pada kehendak-Nya sudah. Hahaha. Jadi tidak ada alasan atau
terdapat
pada tujuan hidup lain karena mendekatkan diri kepada Tuhan, menjadi salah satu alat-Nya,
individu
itu sudah menjadi jalan hidup saya. jadi “pasrah”. Berpasrah itu kata yang bisa menggambarkan hidup saya sekarang dan seterusnya. Perjuangan memang ada, tapi lebih banyak berpasrah pada hidup ini yang menurut saya adalah goal supaya saya bisa lebih dekat dengan Tuhan.”(Francelin, W2, 105)
Mengembangkan keintiman
“Mendidik dan membimbing anak-anak ke arah yang lebih baik lagi. Karena saya juga
pada sekarang bekerja di sekolah jadi apapun yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab
berbagai golongan saya adalah mendidik mereka, supaya mereka tumbuh-berkembang untuk menjadi citamasyarakat
cita dan masa depan untuk mereka sendiri maupun orang tuanya, dan juga orang-orang sekitarnya.” (Francelin, W2, 120)
155
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 8 : TABEL KATEGORISASI TEMA SUBJEK 2 (SR. YASHINTA) No
Tema
Sub Tema
Pernyataan
1
Kebutuhan
Pemenuhan
Fisiologis
asupan
gizi gitu. Lalu makan minum yang sudah di standarkan, sehat jasmani gitu. Nah..nah..itu
(makan
dan aturan sudah di bicarakan dalam tingkat kongregasi. Jadi tidak ada yang namanya
minum)
suster ini dia berkelebihan gitu, sehingga suster makan dari makanan yang sama,
“... Sistem sentralisasi gitu. Jadi untuk semua suster memiliki uang saku yang sama
sehat makanan yang sama gitu. Jadi semua sudah diatur, sehingga kita tidak berkelebihan...” (Yashinta, W1, 80) Pemenuhan
“... Tadi seperti yang saya bilang, orang biara itu sangat beruntung, kenapa saya
kebutuhan
bilang begitu? Karena hidupnya sudah teratur. Jam berapa dia harus rekreasi, jam
kesehatan fisik
berapa dia harus makan, jam berapa dia harus tidur, jam berapa dia harus istirahat, jam berapa dia harus bangun, jam berapa dia harus olahraga, jadi semua sudah di atur.” (Yashinta, W1, 85)
Kebutuhan hasrat “... Cita-cita saya itu tumbuh memang sejak kecil gitu..memang sejak kecil saya seks
ingin mau masuk biara tapi saya dekat dengan seorang kakak saya kakak perempuan ..nah waktu dia menikah..waktu dia hamil lalu melahirkan, pada saat melahirkan itu anaknya selamat dan dia meninggal, itulah menjadi trauma untuk saya, karena kakak saya sangat dekat dengan saya, lalu saya berpikir..ah ternyata menikah itu harus mempertaruhkan nyawa begitu,saya berpikir mendingan diri
151
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saya, saya persembahkan untuk Tuhan begitu.” (Yashinta, W1, 30) 2
Kebutuhan
Penggambaran
Keamanan
rasa
aman
nyaman lingkungan
“Ya..di rumah kita kan, bisa mau makan jam berapa aja, ya biasanya kita kalau mau
dan makan ambil saja makan gitu, terus mau ini ambil saja tanpa harus minta ijin, kan pada karena tahu bahwa ini memang punya kita gitu,kalau di biara tidak, kita makan pada jam makan gitu,terus kalau kita mau sesuatu kita harus minta, belajar untuk jadi rendah hati. Misalnya saya mau makan..mau minta beli sepatu gitu kita harus ngomong ke suster ekonom,”suster sepatu saya sudah putus, bisakah saya meminta uang untuk membeli sepatu?” jadi semua di ajar untuk jadi rendah hati, tidak hanya ambil saja.” (Yashinta, W1, 125)
3
Kebutuhan
D-Love
(Rasa “Orang jatuh cinta pada suster, mereka mencintai, mereka terbuka suka dengan
Kasih Sayang cinta yang ingin suster, ”Saya jatuh cinta dengan suster” gitu, yaa..kita terima kasih karena Tuhan memiliki)
hadir dalam diri orang itu, untuk menyatakan cintanya, tetapi saya tahu bahwa saya punya cinta, yang sudah saya persembahkan khusus kepada Tuhan gitu. Jadi saya mengasihi dia dengan cinta yang bebas gitu, saya tidak mengikat dia, ketika dia mengatakan”saya mencintaimu” atau saya jatuh cinta kepada orang itu, saya tidak bisa mengikat dia untuk menjadi milik saya.” (Yashinta, W1, 185)
B-Love
“Pada dasarnya cinta yang..yang, kami apa ya? kami geluti, cinta yang kami
(Pemberian akan pahami, cinta yang kami hidupi adalah cinta agape tahukan cinta agape itu apa? rasa cinta)
Memberi tidak untuk menerima gitu, jadi kita tidak bisa mencintai orang yang sama terus, lalu orang itu. Akhirnya mengikat diri pada saya, tapi saya mengasihi dia, saya mengasihi orang ini dengan cinta yang sama gitu. Saya tidak mengikat orang
152
http://digilib.mercubuana.ac.id/
itu orang itu supaya orang itu hanya mencintai saya, seperti kalau misalnya, di luar kan kalau saya mencintai laki-laki itu lalu pasti dia cinta saya, terus saya mengikat diri padanya dan dia itu mengikat diri pada saya. Saya sebagai orang biara saya tidak mencintai seperti itu, saya mengasihi semua orang dengan cinta yang sama, saya beri perhatian pada keluarga ini, saya beri perhatian pada anak ini, saya beri perhatian pada gadis ini, saya beri perhatian kepada orang ini, tetangga ini, tetangga itu dengan perhatian yang sama begitu, jadi saya tidak bisa mengikat orang dengan cinta pribadi. saya Mengasihi dengan yang Tuhan Yesus ajarkan. (Yashinta, W1, 180) 4
Kebutuhan
Self-Respect
“Aktif, kita pergi doa rosario terus saya emm..sebelum disini sih..karena saya kan
Harga Diri
(Kompetensi,
di sini saya kursus gitu tapi sebelumnya kan saya di Flores, saya aktif sekali. Jadi
kemandirian, rasa di Paroki, di Gereja terus di kemasyarakatan gitu. Emm..karena saya di sekolah, percaya
diri, otomatis kan em... Semua
prestasi)
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pemerintahan juga kita ikut. Seperti kegiatan PGRI pelatihan-pelatihan yang diadakan Pemerintah gitu, kita kan ikut.” (Yashinta, W1, 200)
Respect
from “Oh iya, bukan saya
Others
berpikir, tapi orang yang berpikir untuk saya menjadi
pemimpin.” (Yashinta, W2, 30)
(Penghargaan dari orang lain, aktif pada
organisasi,
rasa dominan)
153
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan
“Emm...basically saya tidak suka inggris, saya sukanya em, ini apa? bagian
mendapatkan
konseling, psikologi, saya lebih suka sekolahnya psikologi, saya pengen untuk
pembelajaran
menolong orang gitu, itu motivasi saya. Tapi Tuhan punya keinginan lain ternyata, em, lalu kongregasi mengirim saya untuk kuliah ambil bahasa inggris karena memang kongregasi butuh suster yang bahasa inggris, karena kita punya sekolah, jadi yaa..sudah ,demi ketaatan saya pergi.” (Yashinta, W2, 45)
6
Kebutuhan Estetika
Potensi
“Iyaa..saya suka baca buku psikologi, begitu. Gerakan tubuh, terus ehm, ”how to
pengembangan
solve the problem?” banyak buku-buku yang saya baca tentang psikologi gitu.”
pengetahuan
(Yashinta, W2, 55)
Pemahaman nilai “Iyaa..saya rasa kalau kita tidak pernah merasa puas, maka kita tidak akan pernah estetika
bahagia,ya.. sejauh kita bisa menata, membersihkan, merawat,kita puas gitu.” (Yashinta, W2, 85)
Kemampuan (praktek) seni
“Eehh.. tidak. Tapi saya suka bernyanyi. Ya, merangkai bunga saya suka, gitu. pada Pokoknya berbagai seni itu hal-hal yang seni saya suka gitu, tapi saya tidak bisa bermain musik.” (Yashinta, W2, 70)
Kebutuhan harkat “Em..visi dan misi saya itu adalah, saya sedang mengabdikan diri saya kepada kemanusiaan
Tuhan, saya mempersembahkan seluruh kemampuan yang ada pada saya, saya
dalam
mencapai mengikuti Yesus sampai mati, sesuai dengan..emm..apa yang saya lakukan
tujuan
mempersembah diri saya untuk Tuhan, lalu saya mengikatkan diri saya kepada Tuhan, seperti itu.” (Yashinta, W2, 110)
154
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pemenuhan kepuasan
“...Bersyukur karena diberi kepercayaan untuk em...bekerja di luar negeri gitu, jadi pada motivasi-motivasi yang..yang..ee..pimpinan biara, suster-suster saya berikan pada
diri sendiri
saya,juga
menjadi motivasi saya, untuk tetap bertahan di biara, untuk setia
menjalankan misi kongregasi dan setia kepada Tuhan.” (Yashinta, W2, 120) 8
Transendensi Diri
Pemahaman akan “Saya ini anak bungsu begitu. Tentukan di dalam kita kan anak bungsu biasanya dia perasaan
diperhatikan, dia selalu jadi pusat perhatian dalam keluarga gitu kan, selalu di
manusiawi dalam kasihi apa – apa diminta diberi gitu, tapi kan kita di dalam biara, kita sudah dapat berkarya sebagai banyak pembinaan gitu..yang..kita punya sifat-sifat yang ingin menang sendiri itu rohaniwan
tidak lagi gitu,kita sudah di tuntun oleh para suster gitu, “oh motivasi kita harus mengikuti teladan Tuhan Yesus” gitu” (Yashinta, W2, 125)
Pemahaman
“... Kita tidak bisa membendung yang namanya arus globalisasi, dengan kehidupan
makna
biara gitu,karena kita juga tidak bisa menahan teknologi untuk tidak boleh
spiritualitas yang berkembang gitu. Tapi orang biara punya aturan. Ketika engkau menggunakan alat terdapat
pada telekomunikasi engkau juga harus punya aturan gitu, harus tahu diri, engkau
individu
mengikrarkan kaul kemiskinan, artinya kau tahu batas-batasnya menggunakan media komunikasi.” (Yashinta, W2, 140)
Berlaku motivator
sebagai “...Teman-teman saya kan banyak muslim. Yaa..mereka cerita mereka punya keluarga begitu. Lalu saya beri mmm... berikan motivasi, beri dorongan, terus memberikan jalan keluar.” (Yashinta, W2, 155)
155
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 9 : TABEL KATEGORISASI TEMA SUBJEK 3 (SR. LUSI) No
Tema
Sub Tema
Pernyataan
1
Kebutuhan
Pemenuhan asupan “Kalau untuk keperluan pribadi ya? Kalau untuk keperluan pribadi. Mmm.. Untuk kami itu,
Fisiologis
gizi
(makan dan yang CIJ setiap bulannya kami ada uang saku, 100 (seratus ribu rupiah). Itu untuk beli
minum)
handbody, atau beli pulsa begitu. Itu untuk pribadi. Kalau untuk semua-semua itu ama biara udah disediakan. Pokoknya kita punya hidup dan keperluan, mau baju, mau sepatu, itu apa semua, ama biara sudah disediakan.” (Lusi, W1, 45)
Pemenuhan
“... Sekarang bagaimana saya harus me-manage saya punya waktu. Karena di biara sendiri
kebutuhan
sudah ada jadwal-jadwal yang sudah diatur. Mulai dari bangun pagi sampai tidur malam.
kesehatan fisik
Itu semua sudah ada.”(Lusi, W1, 60)
Kebutuhan
hasrat “Yah, ada sih namanya manusia. Ada di saat-saat misalnya. Dalam tahap apa ya. Kan dalam
seks
pembinaan itu ada tahap junior, medior. Nah pada tahap-tahap itu kan kita di luar masih tahap anak-anak. SMA yang jatuh cinta itu. Di biara juga gitu. Mungkin Tuhan kasi atau menguji panggilan kami ya. Itu ada-ada saja. Misalnya kayak Suster yang tugas di sekolah. Atau masih kuliah, itu yang namanya lawan jenis itu mereka datang menggoda kami. Menggoda kami, dengan cara bagaimana kami tuh bisa menyikapinya.” (Lusi, W1, 70)
2
Kebutuhan
Penggambaran rasa “Kalau saya bicara, khusus untuk Jakarta ya. Awal-awal itu saya belum dapat menerima
Keamanan
aman dan nyaman situasi karena kan lingkungan sekitarnya kan Muslim semua. Lalu, ih berisik banget. Lalu pada lingkungan
orang-orangnya juga gak ramah seperti NTT, di Flores. Di Flores itu kita tidak mengenal
156
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kayak gitu-gitu. Disana itu Muslim ada, Protestan ada, tapi mereka bisa rukun gitu. Masih tinggi toleransinya. Tapi kalau disini, individualisnya tinggi. Tapi pas akhirnya saya masuk pada lingkungan ini, kita harus mengert lebih dulu, kenapa orangnya bisa begini?. Setelah kita bisa masuk dan nimbrung didalam lingkungan itu, kita berkumpul dan berdoa bersama.”(Lusi, W1, 115) Perasaan bebas dari “Kalau untuk saya, mungkin karena kebiasaan kami yang dari kecil itu sudah tinggal di takut dan cemas
asrama ya. Kayak saya, SD kelas 5 sudah tinggal di asrama bersama Suster. Mungkin karena itu saya sudah terbiasa jauh dari keluarga. Lalu saat masuk biara itu saya sudah merasakan enak dan nyaman, aman juga. Lebih enjoy.” (Lusi, W1, 105)
3
Kebutuhan Kasih Sayang
D-Love (Rasa cinta “Mmm. Biasanya, kalau saya itu kangen kakak, adik, pokoknya kalau saya kangen ama yang
ingin keluarga itu biasanya telepon. Telepon, cerita-cerita. Biasa kalau pas saya masih di Timor
memiliki)
itu, saya biasa minta ijin ke rumah.” (Lusi, W2, 15)
B-Love (Pemberian “... Kalau saya pribadi itu, memberi itu dengan melayani sesama. Mencintai sesama itu akan rasa cinta)
dengan memberi pelayanan pada sesama. Kayak misalnya, teman Suster minta bantuan, “bisa temani saya pergi belanja?” ya pasti saya temani. Atau membantu dia memasak. Atau memberi perhatian waktu dia sakit. Itu menjadi sebuah cinta yang bisa saya berikan kepada dia.” (Lusi, W2, 30)
4
Kebutuhan
Self-Respect
“... Misalnya kompetisi pidato, ceramah. Sudah 7 atau 8 kali memenangkannya di tingkat
Harga Diri
(Kompetensi,
Keuskupan. Jadi lombanya antar-gereja. Antar-negara juga pernah 1 kali. Antar-negara
kemandirian,
rasa yang berbahasa Portugis, ada 7 atau 8 negara juga yang jadi pesertanya. Ada Kenya,
percaya
diri, Portugal, terus apa lagi ya.. pokoknya total yang mengikuti kompetisi tersebut ada 7 atau 8
157
http://digilib.mercubuana.ac.id/
prestasi)
negara.” (Lusi, W2, 55)
Respect
from
Others
“Oo. Gak bakalan itu. Mungkin kalau orang lain melihat ada kemampuan, ada kesempatan
(Penghargaan dari bisa, hal itu bisa terjadi di diri saya. tapi kalau saya sendiri mikir, gimana ya, kayak gak orang pada
lain,
aktif pantes gitu. Karena saya sendiri kurang percaya diri. Dan juga, kami kan dilatih untuk
organisasi, gimana ya, harus membawa aura sederhana. Tidak boleh menonjolkan diri. Kami juga
rasa dominan)
tergantung pimpinan. Kalau pimpinan mau tempatkan kami di bagian mana. Entah di ketua, atau sekretaris, atau dimanapun itu, tapi semuanya sih kita tergantung pimpinan. Kalau dari kami sendiri tidak boleh kalau kami bilang, “saya mau jadi ini, saya mau begini”.” (Lusi, W2, 80)
5
Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan
“Iya, pokoknya dari kita itu semua keputusan dan jalan yang harus kita ambil apalagi
mendapatkan
pendidikan yang mau kita tempuh itu semua berasal dari pimpinan. Jadi kita jalani sesuai
pembelajaran
apa yang diminta dan dimau oleh pimpinan. Ini juga dilakukan karena kita menjalani kaul ketaatan. Biasanya itu setelah kaul pertama itu, kita dipilih oleh pimpinan untuk sekolah disini, disini. Tapi setelah kaul kekal, setelah mendapat cincin itu, kita diutus oleh pimpinan. Sebelumnya itu kita lakukan wawancara dengan pimpinan. Biasa mereka jelaskan, “Nanti kamu kuliah disini, disini”.” (Lusi, W2, 95)
Potensi
“... Pokoknya semua-semua itu harus taat dari pimpinan. Pimpinan bilang, “kamu lanjut” ya
pengembangan
oke lanjut. Kalau pimpinan bilang, “batasmu ampe disini” ya berarti kita Cuma sampe
pengetahuan
disini saja. Semua tergantung pimpinan yang ngatur. Gak ada yang bilang, “saya mau ambil
158
http://digilib.mercubuana.ac.id/
S2 ambil ini” gak ada.” (Lusi, W2, 105) 6
Kebutuhan Estetika
Pemahaman
nilai “Hahaha. Nilai estetika, nilai keindahan kan. Menurut saya masih belum. Karena masih
estetika
dalam perjalanan dan masih dalam proses menuju keindahan itu. Karena memang dalam membenahi keindahan lingkungan itu tidak bisa langsung, itu juga harus dari dalam diri sendiri. Seperti apa ya. Hmm. Belum ada sih. Karena menurut saya, semuanya masih dalam proses.” (Lusi, W2, 120)
Kemampuan
“He’em. Iya, sangat suka. Karena saya waktu masih kecil itu. Sekolahnya kan di Don
(praktek) pada seni
Bosco kan. Di sekolah itu kan semangatnya musik. Jadi karena itu saya jadi suka musik. Kesenian yang saya sukai itu biasanya gitar. Kalau tradisionalnya, angklung.” (Lusi, W2, 110)
7
Aktualisasi Diri
Kebutuhan
harkat “Kalau misi itu, saya mau melayani sesama ya. Mau hidup sederhana seperti Tuhan Yesus.
kemanusiaan dalam Dan sebagai visinya, untuk ke depan itu, saya mau... Apa istilahnya menjadikan segalamencapai tujuan
galanya tuh baik. Itu artinya segala situasi apapun dengan... Apa ya... Apapun itu... Pokoknya dengan apapun itu kita bagaimana bisa membuat dan menerima dan juga menyatukan pada situasi sulit itu menjadi ringan. Menyatu dengan situasi yang cukup sulit dirangkul harus diusahakan untuk dirangkul. Itu visi dan misi yang sementara saya jalani. Pokoknya, dalam situasi sulit apa saja yang biasa saya hadapi itu saya terima.” (Lusi, W2, 155)
Pemahaman perasaan manusiawi
akan “... Sebelum saya kuliah itu, saya tekuni semua doa bersama itu. Tapi setelah saya mengikuti kuliah, mungkin karena tugas banyak, saya bisa melek jam 2 atau 3 subuh. Maka dalam dari itu, saya selalu absen kalau sudah disuruh doa pagi dengan yang lain. Tetapi, saya
159
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berkarya rohaniwan
sebagai harus mengambil waktu yang sisa itu. Kalau ada waktu kosong jam berapa gitu saya harus ambil itu untuk doa sendiri. Nah, karena situasi itu makanya saya menemukan rasa berat sekali untuk menyesuaikan keadaan kan. Misalnya kita harus melek untuk jam 2 atau jam 3 itu untuk buat tugas rasanya susah sekali. Itu saya rasa berat sekali untuk bangun pagi, kerja tugas, dan ikut doa bersama dengan Suster yang lain.” (Lusi, W2, 190)
8
Transenden si Diri
Pemahaman makna “Kalau untuk secara umumnya kan, kongregasi kami, spritualitasnya itu kan Salib. Kita spiritualitas
yang tahu bahwa salib itu kan berat. Namanya Salib juga sakit ya. Jadi kalau untuk diri saya.
terdapat
pada saya memaknai hidup yang saya jalani ini, hidup sebagai biarawati pasti akan menemukan
individu
apa saja. Pasti kalau jalan itu, kita bisa menemukan kerikil-kerikil. Perjuangan ya. Dan dalam perjuangan itu, ada tantangan, ada godaan, lalu bagaimana saya menyikapi itu secara terfokus dan terarah kepada Tuhan Yesus.”(Lusi, W2, 195)
Berlaku motivator
sebagai “... Cara saya untuk memotivasi mereka itu, pertama-tama mendengarkan. Karena dengan mendengarkan mereka itu, itu juga merupakan salah satu obat ya. Mendengarkan berarti bukan mereka bicara sesuatu lalu kita tambah-tambahin kayak, “Kamu harus begini-begini” bukan. Nah, dari mendengarkan itu, adalah salah satu untuk membuat mereka lega dari beban-beban mereka. Selain dari kehadiran, mendengarkan juga bisa menjadi salah satu jalan yang bisa melegakan bagi mereka.” (Lusi, W2, 200)
160
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN 10 : TABEL KATEGORISASI TEMA SUBJEK 4 (SR. ELENA) No
Tema
Sub Tema
Pernyataan
1
Kebutuhan
Pemenuhan asupan “Kebutuhan dasar ya. Wih, terpenuhi sekali. Sangat-sangat terpenuhi. Saya merasa kalau di
Fisiologis
gizi
(makan dan biara itu, apa-apa terpenuhi.” (Elena, W1, 85)
minum) Pemenuhan
“Mm. Kalau saya ya. Biasa kan kalau ada misa jam 6 atau setengah 6 pulang kan? Tiap hari
kebutuhan
itu, ada misa. Biasanya setiap pulang misa, saya langsung senam. Senam setengah jam, setelah
kesehatan fisik
itu doa satu jam. Biasa saya lakukannya di kamar. Karena itu kebutuhan saya. saya juga biasa doa meditasi, menurut saya itu juga penting untuk bisa ‘bicara’ dengan tubuh setiap hari. Itu mempengaruhi. Memasukkan hal-hal positif dalam diri itu yang menurut saya sangat berpengaruh.” (Elena, W1, 100)
Kebutuhan seks
hasrat “Kami sudah punya rencana mau menikah memang. Rencananya, mm... Dia kan udah punya rumah memang di Bogor. Tapi kita sudah memikirkan itu. Dia bilang, “Yok, dek. Kita nabung dulu, kita menikah tahun 2004.” Gitu. Terus saya mikir-mikir, “Kok kayaknya beda ya, kok kayaknya bukan deh. Ini bukan panggilan saya. Walaupun saya sudah pacaran tapi kok bukan ini jalan saya ya.” Begitu, saya tetap dan setiap kali jalan ama dia saya selalu bilang, “Saya pengen jadi Suster, saya pengen jadi Suster.” Gitu terus. Gak tau. Kata-kata itu kok ada teruuus...” (Elena, W1, 130)
2
Kebutuhan
Penggambaran rasa “... Karena saya dimanapun bisa sih..Hahaha. malah saya merasa dimanapun aman, apalagi
161
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keamanan
aman dan nyaman kalau di biara, sudah saya merasa suda ini tempat yang aman bagi saya gitu.” (Elena, W1, pada lingkungan Pemahaman
195)
pada “Dari pimpinan, mau kuliah di mana kan juga dari pusat, yang di butuhkan di mana di mana
batasan (peraturan)
kan, semuanya ditetapkan dari pusat.” (Elena, W2, 40)
Perasaan bebas dari “... Gak merasa takut sih. Dan saya pernah ke Lampung itu sendiri, saya sudah merasa takut dan cemas
disiapkan disitu Tuhan sudah menyiapkan saya gitu, jauh dari keluarga, jauh dari siapa saja, terus hidup di lingkungan yang Lampung itu kan juga..yaa itulah kota besarnya kan gak begitu nyaman, tapi kan bisa gitu.”(Elena, W1, 195)
3
Kebutuhan Kasih Sayang
D-Love (Rasa cinta “Kalau sekitar sini, karena saya baru ya..jadi ngga, paling cuman ikut kegiatan lingkungan yang
ingin kegiatan lingkungan itu, kalau yang deket itu ngga, apa lagi saya..kalau pas pertemuan
memiliki)
lingkungan malem, saya kuliah kan sampai malem, nggak ada perhatian yang gimana gitu dari orang-orang sekitar. Paling kalau keluarga yah paling, pas lebaran begitu menginap disini, keluarga yang dari Klaten.” (Elena, W1, 200)
B-Love (Pemberian “Memberi dan menerima cinta yaah?..eh..kalau saya, memberi dulu ya..memberi itu, kalau akan rasa cinta)
saya memberi cinta itu berarti saya memberi perhatian, perhatianya, eh, ederhana sih ya..menyapa, terus mendoakan, setiap kali, siapapun itu biasanya ada keluhan-keluhan... “ (Elena, W1, 210)
4
Kebutuhan
Self-Respect
“Kalau di Gereja saya dengan Iman Anak. Kalau kegiatan sosial,..karena waktunya ngga bisa
Harga Diri
(Kompetensi,
yaa. Tapi selama liburan ini saya ikut yang ...apa? TKI yang di kembalikan itu lho.. Setiap ada
162
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kemandirian,
rasa info kami langsung ke dinas sosial yaa..bambu apus. Kami menemani mereka bisa bersama
percaya
diri, pengakuan sambil ngobrol-ngobrol mendengar curhat mereka. Biasanya mereka karena di
prestasi)
deportasi yang dari Timor. Pokoknya kami gabung dan kerja sama dengan Jesuit.” (Elena, W2, 10)
Respect
from “Emm..kalau pemimpin ngga. Itu tadi ..dari kecil itu tadi saya sudah ada keraguan ada
Others
ketakutan, itu tadi lho yang merasa saya kurang gitu, jadi kalau sampai di tunjuk, kalau
(Penghargaan dari sampai di tunjuk kebetulan kok saya belum pernah yah? Saya cuman sekretaris dan bendahara orang pada
lain,
aktif terus hahaha.” (Elena, W2, 30)
organisasi,
rasa dominan) 5
Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan
“Dulu komunikasi, sekarang jurusan administrasi gitu. Tapi sebenarnya saya pribadi itu
mendapatkan
pengen belajar Psikologi.” (Elena, W2, 35)
pembelajaran Potensi
“Emm..karena mau ngga mau, sekarang di tuntut untuk itu. Semua suster kalau sudah S1
pengembangan
biasanya di sekolahkan S2. Misalnya di sekolahan. Sekarang mau ngga mau kalau jadi
pengetahuan
pimpinan,..gurunya saja udah pada mulai S2 ya. Kalau pimpinanya di bawah mereka nanti kita ketinggalan jauh ngga bisa. Nanti kita disetir ama mereka. Karyawan-karyawan,misalnya guru-guru, kaya guru-guru atau staf-staf kantorlah, meereka kan semuanya rata –rata S2 kan, makanya saya di sekolahkan lagi supaya juga mengimbangi mereka, ngga ketinggalan jauh.” (Elena, W2, 45)
6
Kebutuhan
Pemahaman
nilai Ehm..biara kami itu beda. Lain dari pada yang lain. Kalau masuk itu bukan kaya biara, kaya 163
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Estetika
estetika
rumah biasa kamu itu. Terus selain itu, kami juga ngga punya karyawan. Ngga ada , jadi kami apa-apa sendiri. Yang lain-lain masih ada, masih ada karyawan. Ini sekarang ada yang mencuci karena ada suster yang ngga kuat mencuci. Itu cuman untuk satu suster saja. Tapi yang lainya kami kerjakan apa-apa sendiri.” (Elena, W2, 50)
7
Aktualisasi
Kebutuhan kreatif, “Ya itu tadi diolah, karena kami punya kesempatan mengolah diri itu terus tiap tahun kan.
Diri
realisasi diri, dan Perlu, ya perlu berjuang ya setiap kali rasa itu ada, bagaimana cara mengolahnya diolah kaya perkembangan diri
psikolog gitu ya. terus itulah tangan kiri tangan kanan, itu tiap hari kan, eee refleksi tiap hari itu yang akhirnya bisa menemukan “oh saya itu masih ada keinginan untuk di hargai, masih da keinginan itu””(Elena, W2, 90)
Kebutuhan
harkat “Kalau saya yang penting, bisa meninggal tetep jadi suster saja deh. Hahaha. itu yang saya
kemanusiaan dalam nggak muluk-muluk, itu saja yang saya utamakan, terus kalau bisa yaa, berbuat baik yang mencapai tujuan
banyak, ngga,,kalau yang lain-lainya saya nggak terlalu muluk gitu loh..supaya saya juga ngga begitu apa yah..”ngongso” itu basa jawa. pokoknya terlalu gitu loh..terlalu harus mencapai ini harus gitu kan. Pokoknya yang penting,saya bisa melayani, saya bisa berbuat baik yang banyak gitu saja.” (Elena, W2, 70)
8
Transenden si Diri
Pemahaman perasaan manusiawi berkarya
akan “Emm....kadang ada yang terasa menyenangkan, tapi kadang perlu berjuang ya masih sama sih perjuanganya yang dalam hidup berkomunitas. Seperti orang berkeluarga kan? Di pertemukan dalam dengan orang-orang yang berbeda,setiap pindah kemana nanti ketemu orang yang berbeda.” sebagai (Elena, W2, 95)
rohaniwan Pemahaman makna “Emm..apa ya, melawan arus ya. Iya saat ini, berani melawan arus itu susah. Orang-orang
164
http://digilib.mercubuana.ac.id/
spiritualitas
yang sekarang pengenya kaya tadi, yang dunia di gital...lagi, ikut itu, tapi saya melawan arus itu
terdapat
pada bagaimana saya kembali ke tidak ikut yang seperti itu, terus orang-orang pengen sesuatu yang
individu
banyak” ayo blanja atau apa-apa”, tapi kami dibatasi kan, tapi disitulah kebahagiaan tersendiri. Itu yang saya bisa melawan arus, bisa bermati raga.” (Elena, W2, 100)
Berlaku motivator
sebagai “... Nah, bentuk kesaksian saya tuh disitu. Pokoknya mau bergabung dan berkumpul dengan mereka, walaupun tidak kenal dan akhirnya juga kenal. Itu juga sudah salah satu memberi semangat. Memberi motivasi terhadap mereka. “Oh, ternyata Suster itu bisa kayak gini juga. Suster itu gak jaim. Suster itu juga bisa bercanda. Suster itu bisa diajak bercanda. Bisa diajak sini-sana. Macem-macem”. Gitu.” (Elena, W2, 105)
165
http://digilib.mercubuana.ac.id/