DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius, Yogyakarta. Atien, P., W. Rindayati dan G. A. J. Rumagit. 2004. Dampak Kebijakan Industri Susu Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Penelitian Peternakan WARTAZOA, 3(3):257-268. Badan Litbang Departemen Perdagangan. 2009. Kebijakan Tarif Bea Masuk dan Non Tarif Komoditas Susu Indonesia. Litbang Departemen Perdagangan, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2008. Jawa Barat dalam Angka Tahun 2008. BPS Jawa Barat, Bandung. Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Perdagangan Luar Negeri Semester I Tahun 2009. www.bps.go.id. Bank Indonesia. 2009. Kurs Nilai Tengah Rupiah terhadap Mata Uang Asing. www.bi.go.id. Budiono. 2001. Indonesia Menghadapi Ekonomi Global. Seri Perekonomian Indonesia No. 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Daryanto, A. 2007. Peningkatan Daya Saing Industri Peternakan. PT. Permata Wacana Lestari, Jakarta. __________. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. IPB Press, Bogor. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2009. Statistik Peternakan Provinsi Jawa Barat 2008. Disnak Provinsi Jawa Barat, Bandung. Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Statistik Peternakan 2007. Departemen Pertanian, Jakarta. Ditjen Bina Produksi Ternak Departemen Pertanian. 2008. Populasi dan Perkembangan Usaha Peternakan Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta. _______________________________________________. 2009. Populasi dan Produksi Ternak Indonesia . Departemen Pertanian, Jakarta.
Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian. 2009. Kebijakan dan Strategi Pemasaran Persusuan Dalam Negeri. Makalah
155
pada Lokakarya Persusuan yang dilaksanakan oleh Dewan Persusuan Nasional. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Djohan,
D. 2008. Renungan Hari Koperasi 2008. sumber: indonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=59&Ite mid.
Emilya. 2001. Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Serta Dampak Kebijakan Pemerintah Pada Pengusahaan Komoditas Tanaman Pangan di Provinsi Riau. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Erwidodo dan F. Hasan. 1993. Evaluasi Kebijakan Industri Persusuan Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, Bogor. Erwidodo. 1998. Dampak Krisis Moneter dan Reformasi Ekonomi terhadap Industri Persusuan di Indonesia. Prosiding. Departemen Pertanian, Jakarta. Firman, A. 2007. Manajemen Agribisnis Sapi Perah: Suatu Telaah Pustaka. Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Bandung. Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi II. UI Press, Jakarta. GKSI. 2007. Perkembangan Populasi Ternak Sapi Perah di Indonesia. GKSI Pusat, Jakarta. _____. 2008. Harga Susu Sapi Perah Segar Tingkat Peternakan dan Koperasi Susu di Jawa Barat. GKSI Pusat, Jakarta. _____. 2009. Peningkatan Posisi Tawar Peternak Terhadap IPS Melalui Negosisasi Harga. GKSI Jawa Barat, Bandung. Gonzales, L. 2004. The Theory Of Comparative http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1101717/posts.
Advantage.
Handerson, D. R. 2008. P. Krugman’s Nobel Prize. The Future of Freedom Fondation. www.fff.org. Hutagaol, M. P. dan F. W. Karo-Karo. 2008. Analisis Daya Saing Koperasi di Era Globalisasi: Studi Kasus Pada Koperasi Susu di Jawa Barat. Penelitian Kerjasama antara Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI dan Institut Pertanian Bogor. Deputi Penelitian dan Sumberdaya, Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI, Jakarta. Ilham, N. dan D. K. S. Swastika. 2001. Analisis Daya Saing Susu Segar Dalam Negeri Pasca Krisis Ekonomi dan Dampak Kebijakan Pemerintah
156
terhadap Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 19(1):19-43. International Dairy Product Prices. 2009. Full Cream Milk Powder Prices. http://future.aae.wisc.edu/data/weekly_values/by_area/1705. Kadariah. L. Karlina dan C. Grey. 1978. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Edisi I. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. UI Press, Jakarta. Karo-Karo, F. W. 2007. Liberalisasi Pertanian: Menguntungkan (Siapa)?. Makalah Seminar Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Produk Pertanian oleh BEM Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Koerdianto. 2008. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Sayuran Unggulan: Kasus Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara. 2006. 35 Years of KPSBU. KPSBU Lembang, Bandung. Kotler. P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo, Jakarta. Krugman, P. and A. J. Venables. 1996. Integration Spesialization and Adjusment. Eruropean Economic Review Journal, 40: 959-967. Krugman, P. 2002. Development, Geography and Economics Theory. Massachusetts London, The MIT Press, England. Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional. Yogyakarta. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Kuraisin, V. 2006. Analisis Daya Saing dan Dampak Perubahan Kebijakan Pemerintah terhadap Komoditi Susu Sapi (Kasus di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor, Bogor. Lipsey, R. P. O. 1985. Pengantar Makroekonomi. Erlangga, Jakarta. Mandaka, S. dan M. P. Hutagaol. 2005. Analisis Fungsi Keuntungan, Efesiensi Ekonomi dan Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kelurahaan Kebon Pedes, Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, 23(2):191-208. McCann, R. dan R Mudambi, 2004. The Location Behavior Of The Multinational Enterprise: Some Analytical Issues. Journal of Growth And Change, Vol. 35 No. 4: 491-524.
157
Monke, E. A. and S. R. Pearson. 1989. The Policy Analysis Matriks for Agriculture Development. Cornell University Press, London. Pakpahan, A. 2004. Petani Menggugat. Max Havelar Indonesia Fondation, Jakarta. Pearson, S. dan C. Gotsch. 2004. Aplikasi Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia. Terjemahan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Porter, M. E, 1990. Clusters And The New Economics Of Competition. Harvad University Review and working Paper, Vol. 76, Issue 6, Harvard. __________. 2008. Building the Microeconomic Fondation of Prosperity: Findings from the Business Competitivesness Index. The Global Competitiveness Report 2008-2009. Editor: Porter M. E. And K. Schwab. World Economic Forum. www.weforum.org/pdf. PSE-KP Litbang Deptan RI. 2009. Kebijakan Tarif dan Non Tarif Produk Persusuan Mendukung Pengembangan Persusuan Nasional yang Berkelanjutan. Tidak dipublikasikan. Badan Litbang Departemen Pertanian, Jakarta. Salvator. 1994. Ekonomi Internasional. Penerbit Erlangga, Jakarta. Saptana. 1999. Dampak Krisis Moneter dan Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Profitabilitas dan Dayasaing Sistem Komoditi Ayam Ras di Jawa Barat. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saragih, B. 1998. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pusat Studi Pembangunan, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck dan M. F. Hutjuers. 1998. Principles of Dairy Science. Second Edition. Prentice-Hall, Englewood Cliffs. Simanjuntak, S. 1992. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Simatupang, P. 1995. Industrialiasi Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globaliasasi. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang, Departemen Pertanian, Bogor. Siregar, A. R. 2009. Kebijakan Agribisnis dalam Tataniaga Susu. Makalah pada Lokakarya Persusuan yang dilaksanakan oleh Dewan Persusuan Nasional. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo.
158
Siregar, M. dan N. Ilham. 2003. Upaya Peningkatan Efisiensi Usaha Ternak Ditinjau dari Aspek Agribisnis yang Berdaya Saing. Jurnal Agro Ekonomi, 1(2):34-43. Squire, L. dan G. Van der Tak. 1982. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pembangunan. UI Press, Jakarta. Sudaryanto, T. dan P. Simatupang. 1993. Arah Pengembangan Agribisnis: Suatu Catatan Kerangka Analisis dalam Prosiding Perspektif Pengembangan Agribisnis di Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Depertemen Pertanian, Bogor. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Insitut Pertanian Bogor, Bogor. Sukirno, S. 1998. Pengantar Teori Makroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sumantri. B., N. Nufus dan A. Andani. 2005. Keragaan Finansial Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Jawa Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 7(2):125-132. Suryana, A. 1980. Keuntungan Komparatif dalam Produksi Ubi Kayu dan Jagung di Jawa Timur dan Lampung dengan Analisa Penghematan Biaya Sumberdaya Domestik. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasajana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanan. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Swastika, D. K. S. 2005. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Prospek Pengembangan Peternakan Sapi Perah. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Yusdja, Y. 2001. Analisis Kebijakan Industri Persusuan Dalam Negeri. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 3(3):257-268. _________. 2005. Kebijakan Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 3(3):256-267.
LAMPIRAN
160
Lampiran 1. Perhitungan Standar Convertion Factor dan Shadow Price Exchange Rate, Tahun 2009 Uraian Total Ekspor (Xt) Total Impor (Mt) Penerimaan Pajak Ekspor (TXt) Penerimaan Pajak Impor (TMt) Nilai Tukar Rp/US$ (OER) Xt+Mt Xt-TXt Mt+TMt SCFt SER (Rp/US $)
Nilai (US$ Juta) 59 722 50 063
Nilai (Rp juta) 656 942 000 550 695 200 520 700 11 600 000
9 993.59 1 207 637 200 656 421 300 562 295 200 0.99 10 094.54
Sumber BPS (2009) dan www.bi.go.id (2009). Metode Perhitungan SER dan SCF
SER
OER SCF
Dimana, SER
: Nilai Tukar Bayangan (Rp.US$)
OER
: Nilai Tukar Resmi (Rp/US$)
SCF
: Faktor konversi Standar
Nilai faktor konversi standar yang merupakan rasio dari nilai impor dan eskpor ditambah pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut:
SCF
Xt Mt ( Xt Txt ) ( Mt Tmt )
Dimana, SCFt
: Faktor konversi stadar untuk tahun ke-t
Xt
: Nilai ekspor Indonesia untuk tahun ke-t (Rp)
Mt
: Nilai impor Indonesia untuk tahun ke-t (Rp)
Txt
: Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor untuk tahun ke-t (Rp)
Tmt
: Penerimaan pemerintah dari pajak impor untuk tahun ke-t (Rp)
161
Lampiran 2. Harga Full Cream Milk Powder Juli-September 2009
Bulan
Harga FCMP (US $/Kg)
Harga FCMP (Rp/Kg)
1
2
3 = 2*SER
Jul Agt Sep
Harga FCMP+Freight and Insurance (Rp/Kg) 4
2.65 26 750.52 2.72 27 444.52 2.89 29 211.06 Rata-rata susu (Rp/l)
Harga Susu Dalam Negeri (Rp/l) 5 = 4/8 liter susu
28 088.04 28 816.74 30 671.61
3 511.01 3 602.09 3 833.95 3 649.02
Nilai SER yang digunakan adalah sebesar Rp. 10 094.54/US Dollar. Untuk menghasilkan satu kilogram susu jenis Full Cream Milk Powder (FCMP) dibutuhkan delapan liter susu murni, atau dengan kata lain nilai delapan liter susu lokal segar setara dengan satu kilogram susu jenis FCMP.
Lampiran 3. Perhitungan Harga Bayangan/Sosial Komoditas Susu Harga Rata-rata Setara Dalam Negeri (Rp/l) 1 3 649.02
2.5% Biaya Tataniaga
Harga Sosial Susu Di Tingkat Peternak
2 = 2.5%*1 91.23
3 = 1+2 3 740.24
Lampiran 4. Alokasi Biaya Input dan Output dalam Komponen Domestik dan Asing No 1
Uraian Penerimaan Susu Segar Kotoran Sapi (Basah) 2 Biaya Produksi Sewa Lahan Pakan Ternak Obat-obatan Biaya Air Tenaga Kerja Penyusutan Peralatan Penyusutan Kandang Bunga Modal Sumber : Kuraisin (2006).
Domestik (%)
Asing (%)
Pajak (%)
100 100
0 0
0 0
100 75 78.45 100 100 100 100 100
0 15 15.62 0 0 0 0 0
0 10 5.93 0 0 0 0 0
162
Lampiran 5. Proporsi Komponen Biaya Usahaternak di Tiga Lokasi Penelitian.
No
1 2
Keterangan
Persentase Komponen Biaya Usahaternak Sapi Perah (%) Kec. Kec. Kec. Lembang Pangalengan Cikajang 1 17 0
Sewa Lahan Pakan Ternak 28 27 Konsentrat 15 8 Hijauan 14 1 Dedak 10 14 Ampas Singkong 67 49 Persentase Pakan*) 3 Obat-obatan 1 1 Mineral 3 2 Vaseline 1 0 Speciorlac 0 0 Obat Celup Puting 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan 10 12 pemerahan Pencarian Pakan 7 6 Hijauan 0 0 5 Biaya Air 6 Penyusutan 2 4 Peralatan 2 2 Kandang 0 0 9 Pajak 0 0 10 Biaya Modal 11 Biaya Tata Niaga 5 4 Transportasi susu 3 3 Transportasi pakan 100 100 Total Biaya *) Merupakan penjumlahan dari pakan konsentrat, pakan hijauan, ampas, dan dedak
18 23 1 5 47 1 0 0 0 32 8 0 2 0 1 0 5 4 100
163
Lampiran 6. Rincian Penerimaan dan Biaya Pengusahaan Susu Segar dalam Komponen Domestik dan Asing di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat No Keterangan A. Penerimaan 1 Susu 2 Kotoran Sapi Total Penerimaan B Biaya 1 Sewa Lahan 2 Pakan Ternak Konsentrat Hijauan (15 Hari) Dedak Ampas Singkong 3 Obat-obatan Mineral Vaseline Speciorlac Obat Celup Putting 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan Pencarian Pakan Hijauan 5 Biaya Air 6 Penyusutan Peralatan Kandang 9 Pajak 10 Biaya Modal 11 Biaya Tataniaga Transportasi susu Transportasi pakan Total Biaya
Analisis Finansial (Rp/l) Domestik Asing Total
Analisis Ekonomi (Rp/l) Domestik Asing Total
3 117.5 16.9
3 117.5 16.9 3 134.4
3 740.2 16.9
3 740.2 16.9 3 757.2
28.9
28.9
28.9
28.9
529.8 372.5 346.1 257.8
176.6
706.4 372.5 346.1 257.8
574.2 372.5 346.1 257.8
101.3
675.5 372.5 346.1 257.8
22.9 50.4 9.9 0.9
6.3 13.8 2.7 0.3
29.2 64.2 12.7 1.2
22.9 50.4 9.9 0.9
4.6 10.0 2.0 0.2
27.5 60.4 11.9 1.1
261.4
261.4
209.1
209.1
143.9
143.9
115.2
115.2
4.7 0.0 42.0 58.4 0.7 0.0
4.7 0.0 42.0 58.4 0.7 0.0
4.7 42.0 58.4 0.0 0.0
4.7 0.0 42.0 58.4 0.0 0.0
115.7 78.8 2 524.6
104.1 70.9 2 268.0
98.3 67.0 2 295.7
17.4 11.8 228.9
11.6 7.9 137.5
115.7 78.8 2 405.5
164
Lampiran 7. Nilai PAM Pengusahaan Susu Segar di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat
Uraian Nilai Finansial Nilai Ekonomi Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar Indikator Daya Saing Keuntungan Privat Keuntungan Sosial Transfer Output Transfer Input utk input Tradable Transfer Faktor utk Non Tradable Trasnfer Bersih Rasio biaya privat (PCR) Rasio biaya sumberdaya domestik (DRC) NPCO NPCI EPC PC SRP
Penerimaan Output (Rp/l)
Biaya Input (Rp/l) Tradable Domestik
Keuntungan (Rp/l)
3 134.4 3 757.2
228.9 137.5
2 295.7 2 268.0
609.9 1 351.6
-622.8
91.3
27.7
-741.8
Nilai 609.90 1 351.60 -622.80 91.30 27.70 -741.80 0.79 0.63 0.80 1.70 0.80 0.50 -0.20
165
Lampiran 8. Rincian Penerimaan dan Biaya Pengusahaan Susu Segar dalam Komponen Domestik dan Asing di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
No Keterangan A. Penerimaan 1 Susu 2 Kotoran Sapi Total Penerimaan B Biaya Produksi 1 Sewa Lahan 2 Pakan Ternak Konsentrat Hijauan (15 Hari) Dedak Ampas Singkong 3 Obat-obatan Mineral Vaseline Speciorlac Obat Celup Putting 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan Pencarian Pakan Hijauan 5 Biaya Air 6 Penyusutan Peralatan Kandang 9 Pajak 10 Biaya Modal*) 11 Biaya Tataniaga Transportasi Susu Transportasi Pakan Total Biaya
Analisis Finansial (Rp/l) Domestik Asing Total
Analisis Ekonomi (Rp/l) Domestik Asing Total
3 223.0 5.2
3 223.0 5.2 3 228.2
3 833.7 5.2
3 833.7 5.2 3 839.0
505.0
505.0
505.0
505.0
611.3 231.0 18.0 425.0
203.8
815.0 231.0 18.0 425.0
677.9 231.0 18.0 425.0
119.6
797.5 231.0 18.0 425.0
13.7 47.4 0.0
3.8 13.0 0.0
17.5 60.4 0.0
13.7 47.4 0.0
0.6 2.2 0.0
14.4 49.5 0.0
1.1
0.3
1.4
1.1
0.1
1.1
357.0
357.0
285.6
285.6
226.0
226.0
180.8
180.8
8.0
8.0
8.0
8.0
120.0 60.0 7.0 1.0
120.0 60.0 7.0 1.0
120.0 60.0 7.0 1.0
120.0 60.0 7.0 1.0
119.8 84.3 3 056.4
107.8 75.9 2 765.2
102.4 72.1 2 806.0
18.0 12.6 251.5
12.0 8.4 142.9
119.8 84.3 2 908.1
166
Lampiran 9. Nilai PAM Pengusahaan Susu Segar di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Uraian Nilai Finansial Nilai Ekonomi Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar Indikator Daya Saing
Keuntungan Privat Keuntungan Sosial Transfer Output Transfer Input utk input Tradable Transfer Faktor utk Non Tradable Trasnfer Bersih Rasio biaya privat (PCR) Rasio biaya sumberdaya domestik (DRC) NPCO NPCI EPC PC SRP
Biaya Input Penerimaan Keuntungan (Rp/l) Output (Rp/l) (Rp/l) Tradable Domestik 3 228.2 251.5 2 806.0 170.8 3 839.0 142.9 2 765.2 930.9 -610.7 Nilai
170.78 930.90 -610.75 108.58 40.79 -760.12 0.94 0.75 0.8 1.8 0.8 0.2 -0.2
108.6
40.8
-760.1
167
Lampiran 10. Rincian Penerimaan dan Biaya Pengusahaan Susu Segar dalam Komponen Domestik dan Asing di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut
No A. 1 2 B 1 2
3
4
5 6
9 10
Keterangan Penerimaan Susu Kotoran Sapi Total Penerimaan Biaya Produksi Sewa Lahan Pakan Ternak Konsentrat Hijauan (15 Hari) Dedak Ampas Singkong Obat-obatan Mineral Vaseline Speciorlac Obat Celup Putting Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan Pencarian Pakan Hijauan Biaya Air Penyusutan Peralatan Kandang Pajak Biaya Modal Transportasi Susu Transportasi Pakan Total Biaya
Analisis Finansial (Rp/l) Domestik Asing Total
Analisis Ekonomi (Rp/l) Domestik Asing Total
2 889.3 0.0
2 889.3 0.0 2 889.3
3 833.7 0.0
3 833.7 0.0 3.833.7
4.2
4.2
4.2
4.2
359.0 601.5 17.4 128.3
119.7
478.6 601.5 17.4 128.3
317.3 601.5 17.4 128.3
105.8
423.0 601.5 17.4 128.3
10.3 1.1
2.8 0.3
13.1 1.4 0.0
10.3 1.1 0.0
0.4 0.0
10.7 1.1 0.0
0.0
0.0
0.0
834.8
834.8
667.8
667.8
207.1 4.1
207.1 4.1
165.7 4.1
165.7 4.1
39.7 3.8 14.4 10.0 113.5
19.9
39.7 3.8 14.4 10.0 132.7
39.7 3.8 0.0 0.0 119.4
13.3
39.7 3.8 0.0 0.0 132.7
79.2 2 428.3
13.9 156.6
92.6 2 583.7
83.3 2 164.0
9.3 128.8
92.6 2 292.7
168
Lampiran 11. Nilai PAM Pengusahaan Susu Segar di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut
Uraian Nilai Finansial Nilai Ekonomi Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar Indikator Daya Saing
Keuntungan Privat Keuntungan Sosial Transfer Output Transfer Input utk input Tradable Transfer Faktor utk Non Tradable Trasnfer Bersih Rasio biaya privat (PCR) Rasio biaya sumberdaya domestik (DRC) NPCO NPCI EPC PC SRP
.
Penerimaan Output (Rp/l)
Biaya Input (Rp/l) Tradable Domestik
Keuntungan (Rp/l)
2 889.3 3 833.7
156.6 128.8
2 428.3 2 164.0
304.4 1 541.0
-944.5
27.8
264.3
-1 236.6
Nilai
304.44 1 541.0 -944.5 27.8 264.3 -1 236.8 0.89 0.58 0.75 1.22 0.74 0.20 -0.32