Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9) Makassar, 7-8 Oktober 2015
DAFTAR MAKALAH KELOMPOK PEMINATAN INFRASTRUKTUR (INF) INF01
ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP KUALITAS BANGUNAN PUSKESMAS DI YOGYAKARTA Ferianto Raharjo1 dan Puput Wulansari2
INF02
PENGEMBANGAN MODEL PERENCANAAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA RUMAH TINGGAL DI KOTA MEDAN YANG RAMAH LINGKUNGAN Syahreza Alvan1 dan Irma Novrianty Nasution2
INF03
INOVASI VARIASI TUMBUKAN DALAM METODE MARSHALL UNTUK REKAYASA INFRASTRUKTUR YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERKELANJUTAN Egidius Kalogo1 dan Engelbertus Seran2
INF04
PERAN INOVASI PENGELOLAAN AIR HUJAN SKALA RUMAH TANGGA MENUJU INFRASTRUKTUR TANGGAP BENCANA BANJIR DAN KEKERINGAN YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERKELANJUTAN Susilawati 1dan Ivandy Layansarie 2
INF05
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN PERMUKIMAN Niken Atmiwyastuti1, Nina Restina2 dan Sarjono Puro3
INF06
ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT KOTA-DESA DALAM PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH PROVINSI GORONTALO Beby S.D. Banteng
KELOMPOK PEMINATAN TRANSPORTASI (TR) TR01
STRATEGI PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA DI DALAM RPJM 2015-2019: STUDI KASUS PULAU BALI I Nyoman Budiartha RM1
TR02
WAITING TIME OF TRANS METRO PEKANBARU BUS Abd. Kudus Zaini
TR03
KORELASI SKID RESISTANCE DENGAN KEDALAMAN TEKSTUR PADA PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL BETON Adina Sari Lubis1, Andy Putra Rambe2, Derry Wiliyanda Nasution3, Indra Jaya Pandia4 dan Zulkarnain A. Muis5
i
TR04
A COMPARISON BETWEEN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS AND BINARY LOGIT MODELS TO ANALYSE THE INFLUENCE OF MALE MOTORISTS ON MOTORCYCLE FATAL ACCIDENTS Dewa Made Priyantha Wedagama
TR05
ANALISIS KINERJA JALAN PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNDERPASS DI JALAN GATOT SUBROTO, DENPASAR-BALI Putu Alit Suthanaya 1, Ida Bagus Rai A1 dan Lina Sarasdevi S1
TR06
STUDI SIFAT CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN BAHAN UTAMA BONGKARAN ASPAL BETON LAMA DAN AUTOCLAVED AERATED CONCRETE (AAC) SEBAGAI FILLER I Nyoman Arya T1, I Gusti Raka P2, dan Pande Gde Pradnya P.M3
TR07
KAJIAN SIMPANG LIMA POJOK BETENG KULON KOTA YOGYAKARTA Imam Basuki1 dan Benidiktus Susanto2
TR08
MODEL BIAYA KECELKAAN LALU LINTAS MOBIL PENUMPANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN WILLINGNESS TO PAY Dwi Prasetyanto1 dan Elkhasnet2
TR09
ANALISA KINERJA DAN PERSEPSI PENUMPANG BUS KAMPUS LINTAS USU DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS Irwan Suranta Sembiring1, Andreas Christoper Siahaan2
TR10
PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU Parada Afkiki Eko Saputra1,Yohannes Lulie2
TR11
EVALUASI PENENTUAN KAPASITAS JALAN BERDASARKAN METODE MKJI Najid
TR12
MODA TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG BERSAHABAT DAN TANGGAP TERHADAP KEBUTUHAN KAUM LANSIA Lucia Asdra Rudwiarti1
TR13
RESPON MASYARAKAT PENGGUNA JALAN TERHADAP ZEBRACROSS DI YOGYAKARTA P. Eliza Purnamasari1
TR14
EVALUASI PRIORITAS PENGALIHAN STATUS JALAN DI KOTA MAKASSAR DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI KRITERIA M. Asad Abdurrahman1, Lawalenna Samang2, Sakti A. Adisasmita3, dan M. Isran Ramli4
ii
TR15
ANALISIS BIAYA KECELAKAAN LUKA BERAT PADA JARINGAN JALAN KOTA MAKASSAR Soca Setiawan1 dan Sumarni Hamid Aly 2
TR16
STUDI PREFERENCE TRANSFORMASI MODA ANGKUTAN PRIBADI BERBASIS BIAYA PERJALANAN DAN WAKTU PERJALANAN Nur Khaerat Nur1, Lawalenna Samang 2, M. Isran Ramli3 dan Sumarni Hamid4
TR17
PERILAKU HUBUNGAN INTERAKSI ANTARA KEPADATAN LALU LINTAS, KECEPATAN, DAN KEBISINGAN (Studi Kasus: Jalan Arteri dan Kolektor Kota Kendari) Irwan Lakawa1, Lawalenna Samang2, Mary Selintung3, dan Muralia Hustim4
TR18
ANALISIS KARAKTERISTIK PERJALANAN MAHASISWA KE KAMPUS BERBASIS SPASIAL (STUDI KASUS UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (UNM)) Hasriani1, Syafruddin Rauf2, Dantje Runtulalo2 dan Andi Faisal Aboe2
KELOMPOK PEMINATAN SUMBER DAYA AIR (SDA) SDA01
KONSEP TEKNOLOGI KONSERVASI AIR DALAM RANGKA MENGATASI PENURUNAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN (Studi Kasus : Perumahan Puri Pamulang – Tangerang Selatan) Sarjono Puro 1 dan Nina Restina2
SDA02
KAJIAN METODA PENGUKURAN KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA DENGAN METODE DEPTH / POINT INTEGRATED SAMPLING Fransiska Yustiana1 dan Bambang Agus Kironoto2
SDA03
MODEL HIDROLOGI RUNTUN WAKTU UNTUK PERAMALAN DEBIT SUNGAI MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (Studi Kasus : Sub DAS Siak Bagian Hulu) Imam Suprayogi, Manyuk Fauzi dan Eki Efrizal
SDA04
KOMPARASI DEBIT ANALITIK METODE MOCK DENGAN DEBIT TERUKUR CATCHMENT AREA BOGOWONTO TERUKUR DI STASIUN PUNGANGAN Bambang Sulistiono1 dan Agustiadi Wiradiputra2
SDA05
OPTIMASI SISTEM OPERASI KOLAM TANDO HARIAN MUNTU PLTA KETENGER BATURRADEN Sanidhya Nika Purnomo1, Wahyu Widiyanto2 dan Putri Arifiananda3
iii
SDA06
ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI ENTROPY Budi Santosa1 dan Isnaeni Choeriah2
SDA07
ANALISIS TINGKAT EROSI DAN SEDIMENTASI DI DANAU BUYAN Kadek Diana Harmayani 1, Gede Made Konsukartha 2 dan Ida Bagus Donny Permana 3
SDA08
KEHADIRAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) DI SALURAN TERHADAP TAHANAN ALIRAN Maimun Rizalihadi1 dan Desy Afrianti2
SDA09
PEMANENAN AIR HUJAN DI KOTA SEMARANG Djoko Suwarno
SDA10
PENILAIAN KERENTANAN KAWASAN PANTAI MUARA BARU JAKARTA TERHADAP KENAIKAN MUKA AIR LAUT Feril Hariati1, Muhammad Lutfi1
SDA11
KAJIAN KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR DAN DAMPAKNYA TERHADAP DASAR SUNGAI DI KALI PROGO HILIR PASCA LETUSAN MERAPI TAHUN 2010 Jazaul Ikhsan1, Rifky Budi Pratama2 dan Puji Harsanto3
SDA12
ANALISIS POTENSI GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN DI GO PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI 2010 Puji Harsanto1, Jazaul Ikhsan2, dan Ilham Prayuda Hutama3
SDA13
PENGARUH KURUN WAKTU PENGUKURAN DATA ANGIN TERHADAP AKURASI DATA WINDROSE Ni Nyoman Pujianiki1
SDA14
DAYA DUKUNG POTENSI SUNGAI KARAJAE UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DIKOTA PAREPARE Rahmawati1, Hendro Widarto2 dan Adnan3
KELOMPOK PEMINATAN GEOTEKNIK (GT) GT01
PENGARUH KADAR AIR DIATAS OPTIMUM MOISTURE CONTENT TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG ORGANIK Soewignjo Agus Nugroho1, Ferry Fatnanta2 dan Khairatu Zaro3
GT02
ANALISA KEKUATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BERULIR DENGAN JUMLAH DAN JARAK PEMASANGAN PLAT ULIR BERVARIASI SEBAGAI METODE PENINGKATAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PADA LAPISAN TANAH GAMBUT Ferry Fatnanta1, Syawal Satibi2, dan Muhardi3
iv
GT03
PENANGGULANGAN KERUSAKAN JALAN RAYA AKIBAT TANAH DASAR LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ANYAMAN LIMBAH BAN BEKAS Arwan Apriyono1 dan Sumiyanto2
GT04
PERCEPATAN PENURUNAN TANAH DENGAN METODA ELEKTROKINETIK, BAHAN IJUK DAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL Sumiyati Gunawan
GT05
STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN ABU KAYU BAKAR DAN SEMEN PORTLAND TIPE I DENGAN UJI KUAT TEKAN BEBAS Samuel S Pakpahan1, Roesyanto2 dan Ika Puji Hastuty3
GT06
COMPARISON OF CENTRIFUGE AND MERCURY INTRUSION POROSIMETRY (MIP) TEST TO DETERMINE SOIL WATER RETENTION CURVE Luky Handoko1 and Noriyuki Yasufuku2
GT07
PERBAIKAN GRADASI TANAH PASIR SERAGAM UNTUK MENINGKATKAN NILAI N-SPT DAN KETAHANAN TERHADAP LIQUEFACTION John Tri Hatmoko1 dan Hendra Suryadharma2
GT08
STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK Tri Harianto1, Ardy Arsyad2 dan Dewi Yulianti3
GT09
POTENSI PENGEMBANGAN DAN AKTIVITAS TANAH KEMBANG SUSUT YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH MARMER St. Hijraini Nur1, Abd. R. Djamaluddin2, M. I. Maricar3 dan Pascarianto P.B4
GT10
KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN Aniek Prihatiningsih1, Gregorius Sandjaja Sentosa 2, dan Djunaidi Kosasih3
GT11
PERKIRAAN NILAI SUBGRADE STRESS RATIO UNTUK TANAH LANAU KELEMPUNGAN KEPASIRAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN Gregorius Sandjaja Sentosa 1, Aniek Prihatiningsih2 dan Djunaidi Kosasih3
KELOMPOK PEMINATAN MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK) MK01
PERANAN PEMBERIAAN PENJELASAN (AANWIJZING) PADA TAHAPAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI Buraida
v
MK02
KAJIAN PROSES PENGADAAN SUBKONTRAKTOR DAN SUPPLIER RANTAI PASOK KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG PELAKSANAAN BANGUNAN HIJAU Prita Herdianti1, Muhamad Abduh2
MK03
KENDALA PELAKSANAAN SISTEM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKAN PENGADAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIENSI Gusti Agung Adnyana Putera1
MK04
PENILAIAN RISIKO AKIBAT ADANYA ZONA KERJA PADA PELAKSANAAN PENINGKATAN JALAN NASIONAL DI PROVINSI BALI Dewa Ketut Sudarsana1*, Ida Bagus Rai Adnyana1, I Gede Putu Joni1 dan Anak Agung Gde Asmara1
MK05
STRATEGI PENGEMBANG PERUMAHAN MENGGUNAKAN RATIONAL DECISION MODEL Fajar Sri Handayani1 dan Yanuar Rifki2
MK06
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGGANDAAN MENUJU INFRASTRUKTUR YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERKELANJUTAN Hafnidar A. Rani1, Azmeri2 dan Jhonnery Ferdian3
MK07
CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION Wulfram I. Ervianto1
MK08
SIKAP BURUH BANGUNAN TERHADAP ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK MEWUJUDKAN BANGUNAN TAHAN GEMPA Dewi Yustiarini1, Tedi Maulana2, Tiara Arianti3, dan T. Setya Muyasir4
MK09
STUDI ASPEK RISIKO KONTRAK TERHADAP KINERJA KONTRAK PAYUNG(FRAMEWORK AGREEMENT )KONSTRUKSI Habir1, Herman Parung2, Muh. Ramli Rahim3 dan Muhammad Amri4
MK10
ANALISIS PRODUKTIVITAS PABRIKASI BALOK BAJA HONEYCOMB Theresita Herni Setiawan1 dan Sandy Sasmita2
MK11
MODEL AKOMODASI PRINSIP SUSTAINABLE DEVELOPMENT PADA EVALUASI PROYEK PENGEMBANGAN KAWASAN BANTARAN SUNGAI DI KABUPATEN MAROS Fadly Ibrahim1, Fadhil Surur2
MK12
OTONOMI DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN KONTRAKTOR Harijanto Setiawan1
vi
MK13
ANALISIS FAKTOR BERPENGARUH PADA PERILAKU MANAJER PROYEK DALAM PENCAPAIAN HASIL PROYEK KONSTRUKSI Zaenal Arifin1
MK14
KAJIAN FAKTOR KOMUNIKASI SEBAGAI PENUNJANG KINERJA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI Anton Soekiman1 dan Metta Prasetya2
MK15
IDENTIFIKASI STRUKTUR BIAYA RANTAI PASOK MATERIAL HIJAU Abdul Harisi Hanafi1, Muhamad Abduh2
MK16
ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA GAS ONSHORE Iqbal Fuady1 dan Mawardi Amin2
MK17
FAKTOR KETIDAKPASTIAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA BIAYA PROYEK KONSTRUKSI Fahirah F1 dan Tri Joko Wahyu Adi2
MK18
DAMPAK IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR DALAM MENINGKATKAN KINERJA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI KAWASAN LIPPO CIKARANG Manlian Ronald. A. Simanjuntak dan Budi Yulianto
MK19
ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN ALAT KONSTRUKSI PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN PADA PROYEK BANGUNAN TOL JORR W2 UTARA SEKSI II ( JAKARTA OUTER RING ROAD ) Manlian Ronald. A. Simanjuntak dan Giovannus Steven
MK20
STUDI PENGARUH RISIKO KONTRAK BERBASIS KINERJA TERHADAP INDIKATOR KINERJA PADA PEKERJAAN JALAN DI INDONESIA Benny Mochtar¹, Herman Parung², Johanes Patanduk³, dan Nur Ali4
MK21
MODEL ESTIMASI BIAYA KONSEPTUAL BANGUNAN JEMBATAN BETON PRATEGANG (Studi Kasus Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Y) Bagyo Mulyono1 dan Arwan Apriyono2
MK22
ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA KONTRAKTOR KECIL DI SEMARANG Paulus Setyo Nugroho1 dan Bagyo Mulyono2
vii
KELOMPOK PEMINATAN MATERIAL (MA) MA01
PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM PEMBUATAN BATAKO Nursyamsi1, Ika Puji Hastuty 2 dan Ivan Indrawan 3
MA02
APLIKASI MATERIAL BEKAS PAKAI PADA REKONSTRUKSI RUMAH TINGGAL PASCA BENCANA ALAM GEMPA BUMI Andi Prasetiyo Wibowo
MA03
PERILAKU MEKANIKA PASANGAN DINDING BATU BATA BERKERANGKA KAYU KELAPA LAMINASI (GLUGU LAMINASI) IGL Bagus Eratodi1 dan Andreas Triwiyono2
MA04
KINERJA ABU TERBANG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL Aprizal Panjaitan1, Zulfikar Djauhari2 dan Alex Kurniawandy3
MA05
PENINGKATAN KAPASITAS LENTUR DAN GESER PELAT KERAMIK BETON (KERATON) DENGAN METODE PRESTRESSING Hazairin1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Cecep Didin Hidayat 3
MA06
KAJIAN PERBANDINGAN PERBAIKAN SIFAT REOLOGI PADA ASPAL MODIFIKASI ASBUTON DAN ASPAL MODIFIKASI SERBUK BAN BEKAS Eva Wahyu Indriyati1 dan Kiki Andriana Palupi2
MA07
PEMANFAATAN FLYASH BERDASARKAN TINGKAT KEHALUSAN DALAM REKAYASA MORTAR BETON GEOPOLIMER Firdaus dan Ishak Yunus
MA08
PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE) Rahmi Karolina1 dan Krisman Aprieli Zai2
MA09
PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON JF Soandrijanie L
MA10
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA Marsianus Danasi1 dan Ade Lisantono2
MA11
PENGARUH KOMPOSISI GLENIUM ACE 8590 TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON MUTU TINGGI BERBASIS FLY ASH DAN FILLER PASIR KUARSA Angelina Eva Lianasari1, Yohanes Arnold Setiawan2
viii
MA12
KINERJA CAMPURAN BETON DENGAN FILLER SIKA FUME DITINJAU DARI FAKTOR LAMA PERENDAMAN Yetty Riris Rotua Saragi1, Partahi Lumbangaol2
MA13
PERILAKU LEKATAN WIREMESH TERHADAP MATERIAL SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) A. Arwin Amiruddin1
MK14
STUDI PERILAKU MEKANIK BETON CRUMB RUBBER Rita Irmawaty1 dan Ahmad Aki Muhaimin2
MK15
PENGARUH PENGGUNAAN INTEGRAL WATERPROOFING PADA BETON FLY ASH DAN NON FLY ASH UNTUK BASEMENT DAN MASS CONCRETE Jonbi1, A.R. Indra Tjahjani2 dan F.X. Ferry Munaf3
KELOMPOK PEMINATAN STRUKTUR (ST) ST01
ANALISIS STABILITAS STRUKTUR BAJA DENGAN PROGRAM MASTAN2 Wiryanto Dewobroto dan Petrus Ricky
ST02
KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA Bernardinus Herbudiman 1 , dan Taufik Akbar 2
ST03
EVALUASI AWAL PENGGUNAAN FORMULA HASIL PENELITIAN DI NEGARA LAIN UNTUK MEMERKIRAKAN KEKUATAN TEKAN BETON DI INDONESIA DARI HASIL TES UPV Sonny Wedhanto
ST04
KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BESI ANGKUR SEBAGAI PENGHUBUNG TARIK Eliner Henrikus Sihaloho
ST05
STUDI KOMPARASI PERILAKU RESPON STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG YANG DIANALISIS BERDASARKAN RESPON SPEKTRA EVENT GEMPA ACEH TAHUN 2010 - 2013 DAN RESPON SPEKTRA SNI 1726:2012 Taufiq Saidi1, Muttaqin2 dan David Sarana3
ST06
ANALISIS ELASTOPLASTIS PORTAL GABEL BAJA DENGAN MEMPERHITUNGKAN STRAIN HARDENING Muttaqin Hasan1, Mochammad Afifuddin2 dan Cut Erni Sayahtri3
ST07
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN V Agus Setiya Budi1, Endah Safitri2 dan Helmi3
ix
ST08
PENGARUH ABRASI AIR LAUT PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DITINJAU DARI MODULUS ELASTISITAS DAN MODULUS OF RUPTURE Kusno Adi Sambowo1, Achmad Basuki2 dan Galuh Chrismaningwang3
ST09
DINDING PARTISI BETON TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK ANTAR TULANGAN Nanang Gunawan Wariyatno1, Yanuar Haryanto2, Gathot Heri Sudibyo3, dan Sumiyanto4
ST10
ANALISIS DAYA DUKUNG BEBAN BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T DENGAN PERKUATAN WIRE ROPE PADA DAERAH MOMEN NEGATIF MENGGUNAKAN PROGRAM RESPONSE-2000 DAN METODE PIAS Yanuar Haryanto1, Iman Satyarno2 dan Djoko Sulistyo3
ST11
STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS AKSIAL KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG YANG DIBERIKAN PERKUATAN FRP DAN PEN-BINDER Anang Kristianto1, Yosafat Aji Pranata2 , Jeremy Julian3 dan Nico Tandy Susilo3
ST12
PERBANDINGAN DESAIN PERTEMUAN BALOK-KOLOM STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TAHAN GEMPA MENURUT PERATURAN AMERIKA, EROPA, HONGKONG, NEW ZEALAND, DAN INDONESIA I Ketut Sudarsana1 dan Gede Weda Utama2
ST13
PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS GEDUNG TIGA DIMENSI DENGAN PROGRAM SUMBER TERBUKA FREEMAT Yoyong Arfiadi1
ST14
EVALUASI KUAT GESER KOLOM Abdul Kadir1, Iman Satyarno2, Bambang Suhendro3, dan Andreas Triwiyono4
ST15
PEMODELAN ELEMEN BETON BERTULANG DENGAN ELEMEN HINGGA Abdul Kadir1, Iman Satyarno2, Bambang Suhendro3, dan Andreas Triwiyono4
ST16
STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU SIKLIS PENDISIPASI ENERGI PIPA TEGAK Junaedi Utomo1, Muslinang Moestopo2, Adang Surahman3 dan Dyah Kusumastuti4
x
ST17
KINERJA STRUKTUR PILAR JEMBATAN BERDASARKAN PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN LANGSUNG Ockto Perry P Harahap1, Zulfikar Djauhari2 dan Alex Kurniawandy3
ST18
AUDIT FORENSIK KONSTRUKSI DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR DOME Jonbi1, Anang Kristianto2 dan Binsar Hariandja3
ST19
KAJIAN KINERJA RANGKA ATAP BAJA CANAI DINGIN Wahyu Wuryanti 1, dan Christanto Yudha Saputra 2
ST20
PENGARUH SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR REACTIVE POWDER CONCRETE Widodo Kushartomo1, Michael Sinatraz2
ST21
OPTIMASI UKURAN PENAMPANG PADA STRUKTUR RANGKA BATANG BIDANG DAN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIED BINARY PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Richard Frans1 danYoyong Arfiadi2
ST22
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FINE-MESH SEBAGAI PENGEKANG DALAM MERETROFIT BALOK DAN KOLOM BETON BERTULANG Titik Penta Artiningsih1 dan Ike Pontiawaty2
ST23
PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN Johanes Januar Sudjati1, Randi Angriawan Tarigan2 dan Ida Bagus Made Tresna2
ST24
ANALISIS FREKUENSI ALAMI JEMBATAN RANGKA KERETA API MODEL K Jack Widjajakusuma1 dan Filly Wiliany Limbunan2
KELOMPOK PEMINATAN LINGKUNGAN (TL) TL01
IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SANITASI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BANTUL Amos Setiadi1
TL02
STUDI TENTANG BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Herry Pintardi Chandra1
TL03
BIOGAS TINJA MANUSIA: SOLUSI DAN TANTANGAN DI INDONESIA Djoko Suwarno1
xi
TL04
RANCANGAN PENGOLAH LIMBAH CAIR KANTIN DENGAN FITOREMEDIASI Yenni Ciawi, Aliza Hana Oktavia, dan I Putu Gustave Suryantara
TL05
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH GREYWATER UNTUK KEBUTUHAN NON POTABLE RUMAH TANGGA Siti Qomariyah1, Adi Yusuf Muttaqin2 dan Budi Utomo3
TL06
STUDI EKSPERIMENTAL FITOREMEDIASI AKAR WANGI (VETIVERIA ZIZANIOIDES) PADA MEDIA TANAH LEMPUNG DENGAN KONTAMINAN LOGAM KADMIUM (Cd) Achmad Zubair1, Mary Selintung2, Lawalenna Samang3, Hanapi Usman4
xii
ANALISIS KINERJA JALAN PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNDERPASS DI JALAN GATOT SUBROTO, DENPASAR-BALI Putu Alit Suthanaya 1, Ida Bagus Rai Adnyana 1 dan Lina Sarasdevi Santosa 1 1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana Email:
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali kian pesat. Telah terjadi penyatuan aktivitas dengan wilayah disekitarnya dan membentuk Kota Metropolitan Sarbagita dengan jumlah penduduk mencapai 2 juta jiwa. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor di atas 7 persen per tahun. Kemacetan lalu lintas pada jalan arteri kian meningkat seperti halnya pada Jl. Gatot Subroto. Ruas Jl. Gatot Subroto merupakan jalan arteri primer tipe 4/2 UD. Tundaan dan antrian panjang terutama terjadi pada Simpang Jl. Gatot Subroto – Jl. Cokroaminoto yang diatur dengan sinyal lalu lintas. Pengaturan dengan sinyal lalu lintas tersebut sudah tidak mampu lagi mengatasi permasalahan tundaan dan antrian yang ada. Salah satu alternatif penanganan masalah adalah dengan pembangunan underpass. Namun demikian, pembangunan underpass diprakirakan akan memindahkan kemacetan lalu lintas pada jaringan jalan disekitarnya. Untuk itu diperlukan untuk mengkaji kinerja jalan pada rencana pembangunan underpass di Jl. Gatot Subroto tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja simpang dan ruas jalan disekitar Simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto untuk kondisi saat ini, menganalisis kinerja jalan apabila dibangun underpass serta membandingkan kinerja jalan dengan dan tanpa dibangunnya underpass. Data yang dikumpulkan meliputi tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, peta jaringan jalan, inventarisasi geometrik jalan, volume lalu lintas dan kecepatan. Metode analisis kinerja simpang dan ruas jalan dilakukan berdasarkan MKJI. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja simpang berada pada tingkat pelayanan F, dengan nilai tundaan rata-rata sebesar 636,35 detik/smp, sedangkan tingkat pelayanan segmen Jl. Gatot Subroto berada dalam kategori C sampai dengan D, dengan nilai derajat kejenuhan antara 0,36-0,87. Dengan adanya underpass tahun 2016 maka tidak terdapat lagi konflik pergerakan lalu lintas di persimpangan, namun nilai derajat kejenuhan pada segmen Jl. Gatot Subroto meningkat dan tingkat pelayanan ruas jalan berada dalam kategori F. Kata Kunci : Underpass, jalan arteri, kinerja simpang, kinerja ruas, derajat kejenuhan, tingkat pelayanan 1.
PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali tahun 2013, tingkat kepadatan penduduk di wilayah Metropolitan SARBAGITA (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan) sebesar 1.057 jiwa/km2 dengan luas wilayah sebesar 1.753,63 km² dan jumlah penduduk sebanyak 1.853.017 jiwa. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai sangat dibutuhkan, namun nyatanya kinerja ruas jalan di pusat kota kian menurun. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan masalah tundaan perjalanan. Permasalahan tundaan lalu lintas di Kota Denpasar yang umum terjadi pada ruas Jl.Gatot Subroto. Tiap harinya lalu lintas ruas jalan tersebut selalu padat baik saat pagi hari, siang hari ataupun sore hari bahkan hari libur sekalipun. Ruas Jl. Gatot Subroto tergolong jalan arteri primer tipe 4 lajur 2 arah tak terbagi/ Un-Devided (4/2 UD). Berdasarkan fungsinya sebagai jalan arteri mengakibatkan Jl. Gatot Subroto banyak dilintasi oleh masyarakat yang berasal dari dalam ataupun luar wilayah Kota Denpasar. Permasalahan lalu lintas di Jl. Gatot Subroto disebabkan oleh beragam faktor, yang utama sebagai akibat dari volume lalu lintas yang mulai melampaui kapasitas jalan yang tersedia. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang ada. Menurut data BPS diketahui bahwa jumlah kendaraan pribadi di Kota Denpasar sebesar 775.282 unit, yang didominasi oleh sepeda motor sebesar 618.853 unit kemudian mobil penumpang sebesar 126.823 unit dan mobil barang sebesar 29.606 unit (BPS Kota Denpasar, 2013). Faktor kedua dikarenakan pemakai jalan yang tidak tertib dan tidak patuh terhadap rambu-rambu
lalu lintas. Seperti sopir angkutan umum yang seringkali menunggu penumpang setelah persimpangan. Faktor ketiga akibat adanya hambatan samping seperti: masuk atau keluar kendaraan dari aktivitas di sisi jalan, kendaraan henti, para pejalan kaki, parkir di badan jalan dan acapkali pengendara kendaraan bermotor melakukan pelanggaran rambu lalu lintas. Selain itu permasalahan lalu lintas yang terjadi akibat adanya tundaan lalu lintas yang berasal dari persimpangan Jl. Gatot Subroto-Jl. Pidada-Jl. Bung Tomo dilanjutkan pada persimpangan Jl. Gatot Subroto-Jl. HOS. Cokroaminoto kemudian pada persimpangan Jl. Ahmad Yani-Jl. Gatot Subroto dan berakhir di persimpangan Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram. Ruas Jl. HOS. Cokroaminoto yang merupakan titik temu arus lalu lintas sudah tak mampu untuk menampung kendaraan yang berasal dari wilayah Kota Denpasar dan Tabanan. Untuk meminimalisir permasalahan yang ada maka salah satu solusinya adalah dengan pembangunan underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani. Pembangunan underpass pada simpang tersebut akan berdampak pada kinerja simpang dan jaringan jalan disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja simpang dan ruas jalan disekitar rencana pembangunan underpass pada kondisi eksisting dan dengan adanya underpass. 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Metode prediksi arus lalu lintas Prediksi arus lalu lintas didasarkan atas arus lalu lintas saat ini pada jalan eksisting sebagai data awal dan menganalisis kebutuhan perjalanannya untuk menghasilkan proyeksi lalu lintas yang akan melalui jalan rencana. Salah satu metode untuk memprediksi arus lalu lintas adalah dengan menghitung faktor pertumbuhan lalu lintas dan selanjutnya melakukan prediksi arus lalu lintas di masa mendatang dengan persamaan sebagai berikut (Morlok, 1991): Q’ = Q (1 + i )n (1) Dimana : Q’ = Arus lalu lintas n tahun yang akan datang (smp/jam) Q = Arus lalu lintas saat ini (smp/jam) i = Faktor pertumbuhan lalu lintas (%/thn) n = Jumlah tahun rencana (tahun) Besarnya faktor pertumbuhan lalu lintas (i %) diperoleh melalui analisis berdasarkan rata-rata pertumbuhan kepemilikan kendaraan lima tahun terakhir dan pertumbuhan ekonomi lima tahun terakhir. Kapasitas jalan Kapasitas suatu ruas jalan didefinisikan sebagai volume lalu lintas maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan waktu (Departemen PU, 1997). Ukuran kapasitas umumnya adalah kendaraan/jam atau smp/jam. Kapasitas jalan dihitung dengan persamaan sebagai berikut: C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (2) Dimana : C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam) FCW = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu lintas FCSP = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat pemisahan arah FCSF = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat hambatan samping FCCS = Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat ukuran kota Tingkat pelayanan jalan Konsep tingkat pelayanan jalan digunakan sebagai ukuran kualitas pelayanan jalan yaitu perbandingan antara volume lalu lintas yang ada terhadap kapasitas (Q/C). Ukuran yang cocok untuk menentukan tingkat pelayanan jalan dapat diidentifikasi dari kecepatan atau volume kendaraan yang melewati suatu ruas jalan. Tingkat pelayanan jalan tidak hanya dapat dilihat dari perbandingan rasio Q/C namun juga tergantung dari besarnya kecepatan operasi pada suatu ruas jalan (TRB, 1994). Tingkat pelayanan berdasarkan rasio volume dengan kapasitas yang dibandingkan dengan kecepatan operasi dapat dilihat dari Gambar 1.
Gambar 1. Tingkat Pelayanan Jalan Sumber : Tamin, 2000
Derajat kejenuhan Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation) didefinisikan sebagai rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas jalan, digunakan sebagai faktor utama yang menentukan tingkat kinerja suatu segmen jalan dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Departemen PU, 1997): DS = Q / C (3) Dimana : DS = Derajat kejenuhan Q = Arus lalu lintas total maksimum (smp/jam) C = Kapasitas jalan (smp/jam) Kecepatan tempuh MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan. Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan sepanjang segmen jalan. Persamaan umum kecepatan ratarata ruang sebagai berikut: V = L / TT (4) Dimana : V = Kecepatan rata-rata ruang kendaraan ringan (km/jam) L = Panjang segmen (km) TT = Waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan sepanjang segmen (jam)
3.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah pada rencana underpass di simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani di Kota Denpasar seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Adapun alasan yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah pentingnya dibangun jalan alternatif sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan transportasi yang ada pada ruas Jl. Pidada – Jl. Gatot Subroto – Jl. Cokroaminoto – Jl. Mulawarman – Jl. Mataram.
Gambar 2 Rencana underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto – Jl. Ahmad Yani di Kota Denpasar Data yang dikumpulkan meliputi tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, peta jaringan jalan, inventarisasi geometrik jalan, volume lalu lintas dan kecepatan. Survei geometrik jalan dilakukan dengan mencatat aktivitas guna lahan yang memengaruhi kapasitas jalan, serta data lainnya seperti tipe jalan, jumlah lajur jalan, lebar pekerasan, lebar bahu jalan, lebar median, lebar trotoar, keadaaan drainase dan tipe alinyemen. Perlengkapan yang digunakan antara lain: pita ukur, alat tulis serta formulir survei. Survei volume lalu lintas dan kecepatan dilakukan dengan menggunakan kamera video. Metode analisis kinerja simpang dan ruas jalan dilakukan berdasarkan MKJI. Arus lalu lintas pada tahun mendatang dihitung berdasarkan data VJP saat ini dan diprediksi dengan menggunakan faktor pertumbuhan normal berdasarkan pertumbuhan kepemilikan kendaraan lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi lima tahun terakhir, pertumbuhan LHR dan pertumbuhan lalu lintas jam puncak tahun-tahun sebelumnya. Analisis pembebanan lalu lintas yang akan melalui jalan pada kondisi eksisting dan setelah adanya underpass dilakukan berdasarkan penghematan jarak dan waktu tempuh (Moskowitz, 1956). Dengan adanya pengalihan lalu lintas sebagai akibat pembangunan underpass maka perilaku lalu lintas di jalan pada kondisi eksisting dan setelah adanya underpass tentu akan berubah, terutama kecepatan perjalanan dan waktu tempuh. Analisis ini dilakukan sesuai prosedur MKJI (Departemen PU, 1997) pada jalan saat kondisi eksisting dan setelah adnya underpass. 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kinerja ruas jalan eksisting Tabel 1 memperlihatkan kinerja ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto. Pada ruas jalan ini, tingkat pelayanan terbaik terjadi pada waktu puncak siang, yaitu pada ruas Jalan Cokroaminoto (pendekat Utara), dengan derajat kejenuhan 0,48. Sedangkan tingkat pelayanan terburuk terjadi pada waktu puncak pagi, yaitu pada ruas Jalan Gatot Subroto (pendekat Barat), dengan derajat kejenuhan 0,71.
Tabel 1 Kinerja Ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto Waktu
Puncak Pagi
Puncak Siang
Puncak Sore
Nama Ruas/Segmen Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B)
Volume Lalu Lintas (Q) (smp/jam) 2.775,90 3.508,50 3.728,90 3.818,40 2.232,00 3.008,40 3.289,80 3.212,20 2.355,00 3.262,90 3.364,70 3.545,60
Kapasitas (C) (smp/jam) 4.612,38 5.027,51 5.348,41 5.348,41 4.612,38 5.027,51 5.348,41 5.348,41 4.612,38 5.027,51 5.348,41 5.348,41
Derajat Kejenuhan (DS) 0,60 0,70 0,70 0,71 0,48 0,60 0,62 0,60 0,51 0,65 0,63 0,66
TP C C C C B C C C B C C C
Tabel 2 menunjukkan kinerja ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani. Pada ruas jalan ini, tingkat pelayanan terbaik terjadi pada waktu puncak sore, yaitu pada ruas Jalan Ahmad Yani (pendekat Selatan), dengan derajat kejenuhan 0,36. Sedangkan tingkat pelayanan terburuk terjadi pada waktu puncak pagi, yaitu pada ruas Jalan Gatot Subroto (pendekat Barat), dengan derajat kejenuhan 0,87. Tabel 2. Kinerja Ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani Waktu
Puncak Pagi
Puncak Siang
Puncak Sore
Nama Ruas/Segmen Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B)
Volume Lalu Lintas (Q) (smp/jam) 1.428,40 1.604,20 3.122,90 3.705,60 1.118,90 1.155,10 2.769,90 3.337,00 1.172,80 978,40 2.793,50 3.758,40
Kapasitas (C) (smp/jam) 2.458,85 2.747,13 4.465,19 4.264,25 2.710,33 2.747,13 4.465,19 4.197,28 2.710,33 2.747,13 4.398,21 4.331,23
Derajat Kejenuhan (DS) 0,58 0,58 0,70 0,87 0,41 0,42 0,62 0,80 0,43 0,36 0,64 0,87
TP C C C D B B C D B B C D
Analisis kinerja simpang Analisis kinerja simpang eksisting dilakukan pada persimpangan Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto, dan persimpangan Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani. Tabel 3 memperlihatkan kinerja simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto. Secara keseluruhan tingkat pelayanan pada simpang tersebut sangat jenuh, dengan besar nilai tundaan yang bervariasi, yaitu dari 440,99 detik/smp (waktu puncak sore) sampai dengan 644,24 detik/smp (waktu puncak pagi dan siang), dengan derajat kejenuhan 0,30-1,96. Dari hasil analisis, kapasitas simpang terbesar terjadi saat waktu puncak pagi, yaitu pada ruas Jalan Gatot Subroto (Pendekat Barat), 1.300,26 smp/jam, sedangkan yang terkecil terjadi pada ruas Jalan Cokroaminoto (pendekat Utara) pada waktu puncak sore, yaitu 416,98 smp/jam.
Tabel 3. Kinerja Simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto Waktu
Puncak Pagi
Puncak Siang
Puncak Sore
Kaki Simpang Jl. Cokro (Pendekat U) Jl.Cokro (Pendekat U-LT) Jl.Cokro (Pendekat S) Jl.Gatsu (Pendekat T) Jl.Gatsu (Pendekat B) Jl. Cokro (Pendekat U) Jl.Cokro (Pendekat U-LT) Jl.Cokro (Pendekat S) Jl.Gatsu (Pendekat T) Jl.Gatsu (Pendekat B) Jl. Cokro (Pendekat U) Jl.Cokro (Pendekat U-LT) Jl.Cokro (Pendekat S) Jl.Gatsu (Pendekat T) Jl.Gatsu (Pendekat B)
C (smp/jam) 471,98 1.230,94 897,46 1.179,82 1.300,26 518,94 1.278,95 897,51 1.180,02 1.230,10 416,98 1.293,32 898,59 1.220,55 1.195,47
DS 1,96 0,33 1,36 1,08 1,34 1,26 0,30 1,46 0,80 1,25 1,58 0,31 1,51 0,95 1,21
NQtotal (smp) 268,48 6,42 212,57 99,31 296,45 94,50 6,11 264,49 33,47 217,66 148,70 6,22 290,05 48,45 181,79
NS (stop/smp) 7,28 0,39 4,38 1,96 4,26 3,61 0,40 5,02 0,89 3,52 5,63 0,39 5,32 1,04 3,14
D (dtk/smp)
TP
644,24
F
440,99
F
480,78
F
Tabel 4 memperlihatkan kinerja simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani. Besar tundaan pada simpang ini memiliki nilai yang bervariasi, yaitu dari 267,09 detik/smp (waktu puncak siang) sampai dengan 636,35 detik/smp (waktu puncak pagi), dengan derajat kejenuhan 0,6-1,95, sehingga secara keseluruhan tingkat pelayanan pada simpang tersebut sangat jenuh. Dari hasil analisis, kapasitas simpang terbesar pada waktu puncak siang, yaitu pada ruas Jalan Gatot Subroto sebesar 1.141,03 smp/jam, sedangkan yang terkecil terjadi pada ruas Jalan Gatot Subroto (pendekat Timur), pada waktu puncak pagi, yaitu, 528,62 smp/jam. Tabel 4. Kinerja Simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani Waktu
Kaki Simpang
Jl, Ahmad Yani (U) Puncak Jl, Gatot Subroto (BST-1) Pagi Jl, Gatot Subroto (BST-2) Jl, Gatot Subroto (T) Jl, Ahmad Yani (U) Puncak Jl, Gatot Subroto (BST-1) Siang Jl, Gatot Subroto (BST-2) Jl, Gatot Subroto (T) Jl, Ahmad Yani (U) Puncak Jl, Gatot Subroto (BST-1) Sore Jl, Gatot Subroto (BST-2) Jl, Gatot Subroto (T)
C (smp/jam) 818,83 724,90 1.126,07 528,62 761,04 832,44 1141,03 537,23 844,17 709,36 1126,07 529,49
DS 1,05 1,35 1,17 1,95 0,72 0,97 0,84 1,59 0,60 1,11 0,96 1,70
QL (m)
NS D (stop/smp) (dtk/smp)
158,42 117,30 117,30 250,00 41,76 61,72 52,61 250,00 30,76 117,30 73,63 250,00
2,09 5,73 3,70 10,32 0,86 1,26 0,91 7,55 0,79 2,93 1,18 8,75
TP
636,35
F
267,09
F
370,66
F
Kondisi lalu lintas pada ruas jalan dan simpang bila dibangun Underpass Dengan adanya jalan Underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani maka akan terjadi perubahan sirkulasi lalu lintas. Selain itu juga akan diadakan pelebaran pada beberapa ruas jalan eksisting dan persimpangan yang saat ini bersinyal diubah menjadi tidak bersinyal karena tidak terjadi konflik pergerakan. Hal ini berarti nilai tundaan pada persimpangan di jalan eksisting akan hilang sehingga tingkat pelayanan simpang menjadi lebih baik. Kondisi lalu-lintas ruas dan simpang pada tahun 2016 (tahun rencana dibukanya jalan Underpass) diprediksi dengan memakai faktor pertumbuhan sedang sebesar 12,95% per tahun. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 setelah pembangunan underpass, terjadi perubahan panjang jalan, kecepatan dan waktu tempuh perjalanan dibandingkan sebelum dibangunnya underpass..
Tabel 5. Kecepatan Perjalanan dan Waktu Tempuh Kendaraan Tahun 2016
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Panjang Waktu Kecepatan Jalan Tempuh (km/jam) (km) (menit) 1,10 42,62 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.U) ke Sp.Jl.Cokro-Jl.Maruti (Pend.S) 1,55 Sp.Jl.Cokro-Jl.Maruti (Pend.T) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokro (Pend.U) 0,81 0,60 44,26 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokro (Pend.T) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo (Pend.B) 3,26 2,20 40,48 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokro (Pend.B) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.T) 1,69 1,30 46,18 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.B) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pend.T) 0,35 0,20 34,18 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.T) ke Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman (Pend.U) 0,87 0,60 41,54 Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pend.B) 0,52 0,30 34,85 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pend.T) ke Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman (Pend.U) 0,32 0,30 56,68 Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.S) 0,52 0,30 34,52 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokro (Pend.B) ke Sp.Jl.Cokro-Jl.Maruti (Pend.S) 3,37 2,40 42,68 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Bung Tomo-Jl.Pidada (Pend.B) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokro (Pend.T) 1,35 1,00 44,37 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokro (Pend.B) 2,36 1,70 43,24 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani (Pend.B) 0,34 0,20 35,28 Nama Ruas/Segmen
Analisis kinerja ruas jalan setelah Underpass Tabel 6 memperlihatkan kinerja ruas Jalan Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto setelah adanya underpass. Derajat kejenuhan terbesar terjadi pada saat waktu puncak pagi yaitu 1,84, yaitu pada ruas Jalan Cokroaminoto (pendekat Selatan), dengan volume kendaraan dan kapasitas jalan sebesar 9.573,35 smp/jam dan 5.193,99 smp/jam. Sedangkan derajat kejenuhan terkecil terjadi pada saat waktu puncak siang 0,84, yaitu pada ruas Jalan Cokroaminoto (pendekat Utara), dengan volume kendaraan dan kapasitas jalan sebesar 4.343,10 smp/jam dan 5.193,99 smp/jam. Secara keseluruhan, dengan adanya pembangunan underpass mengakibatkan tingkat pelayanan pada jalan tersebut sebagain besar menjadi sangat jenuh. Tabel 6 Kinerja Ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto setelah Underpass Waktu
Puncak Pagi
Puncak Siang
Puncak Sore
Nama Ruas/Segmen Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B)
Volume Lalu Lintas (Q) (smp/jam) 5.502,05 9.573,35 9.493,85 6.341,45 4.343,10 8.031,70 7.716,50 5.463,50 4.550,40 8.244,70 7.982,90 5.900,70
Kapasitas (C) (smp/jam) 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99 5.193,99
Derajat Kejenuhan (DS) 1,06 1,84 1,83 1,22 0,84 1,55 1,49 1,05 0,88 1,59 1,54 1,14
TP F F F F D F F F E F F F
Tabel 7 menunjukkan kinerja ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani setelah adanya underpass. Pembangunan underpass mengakibatkan tingkat pelayanan pada jalan tersebut sebagain besar menjadi sangat jenuh, dengan derajat kejenuhan yang bervariasi dari 1,46-5,60. Derajat kejenuhan terbesar terjadi pada saat waktu puncak pagi, yaitu pada ruas Jalan Ahmad Yani (pendekat Utara), dengan volume kendaraan dan kapasitas jalan sebesar 13.774,50 smp/jam dan 2.458,85 smp/jam. Sedangkan derajat kejenuhan terkecil terjadi pada saat waktu puncak sore, yaitu pada ruas Jalan Gatot Subroto (pendekat Timur), dengan volume kendaraan dan kapasitas jalan sebesar 7.102,10 smp/jam dan 4.875,78 smp/jam.
Tabel 7. Kinerja Ruas Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani setelah Underpass Waktu
Puncak Pagi
Puncak Siang
Puncak Sore
Nama Ruas/Segmen Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B) Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) Jl.Gatot Subroto (Pendekat T) Jl.Gatot Subroto (Pendekat B)
Volume Lalu Lintas (Q) (smp/jam) 13.774,50 9.805,90 8.692,60 9.493,90 8.972,00 7.206,80 8.269,70 7.716,50 9.673,20 6.958,00 7.102,10 7.982,90
Kapasitas (C) (smp/jam) 2.458,85 2.838,95 4.875,78 5.193,99 2.458,85 2.838,95 4.875,78 5.193,99 2.458,85 2.838,95 4.875,78 5.193,99
Derajat Kejenuhan (DS) 5,60 3,45 1,78 1,83 3,65 2,54 1,70 1,49 3,93 2,45 1,46 1,54
TP F F F F F F F F F F F F
Analisis kinerja simpang tidak dilakukan sebab setelah dibangunnya Underpass tidak ada lagi persimpangan yang menggunakan traffic light dan tidak terjadi konflik pergerakan lalu lintas sehingga tidak terdapat tundaan pada persimpangan seperti pada kondisi saat ini. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh simpulan sebagai berikut. Kinerja simpang untuk kondisi eksisting diperoleh nilai kapasitas pendekat simpang yang bervariasi antara 409,89 s.d. 3.463,62 smp/jam, derajat kejenuhan antara 0,33 s.d. 1,97, panjang antrian antara 13,20 s.d. 250,00 m dan tundaan antara -33,24 s.d. 935,01 detik/smp, dengan tingkat pelayanan simpang jalan adalah F. Sementara untuk kinerja simpang setelah adanya underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani di Kota Denpasar, tidak dilakukan analisis sebab tidak terjadi tundaan pada persimpangan seperti pada kondisi eksisting. Kinerja ruas jalan eksisting diperoleh nilai volume lalu lintas bervariasi antara 390,60 s.d. 3.912,00 smp/jam, kapasitas antara 2.285,93 s.d. 5.625,90 smp/jam, derajat kejenuhan antara 0,14 s.d. 1,05, dengan tingkat pelayanan ruas jalan antara A sampai. F. Sementara kinerja ruas jalan setelah adanya underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani, didapatkan nilai volume lalu lintas yang bervariasi antara 2.559,40 s.d. 15.571,80 smp/jam, kapasitas antara 2.458,85 s.d. 5.457,12 smp/jam, derajat kejenuhan antara 0,68 s.d. 5,60, dan tingkat pelayanan ruas jalan antara C sampai F. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2013. Denpasar Dalam Angka 2012. Denpasar. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2013. Produk Dometik Regional Bruto Provinsi Bali 2008–2012. Bali. Departemen Pekejaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. Morlok, E. K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Terjemahan Johan K.Hainim. Penerbit Erlangga. Jakarta. Moskowitz, K. 1956. California Method of Assigning Diverted Traffic to Proposed Freeways. Highway Reasearch Board, Bulletin No. 130. California. Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB. Bandung. Transportations Research Board. 1994. Highway Capacity Manual Special Report 209. National Research Council. Washington DC.