245
DAFTAR ISTILAH 1. Simpang Bersinyal KARAKTERISTIK LALU LINTAS Arus Lalu Lintas UNSUR LALU LINTAS
Benda atau pejalan kaki sebagai bagian dari lalu lintas.
Kend
KENDARAAN
Unsur lalu lintas diatas roda
LV
KENDARAAN RINGAN
Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak antar as 2,0 - 3,0 m (meliputi: mobil penumpang, oplet, mikronis, pick up dan truck kecil sesuai sistim klasifikasi Bina Marga)
HV
KENDARAAN BERAT
Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda (meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistim klasifikasi Bina Marga).
MC
SEPEDA MOTOR
Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistem klasifikasi Bina
246 Marga). UM
KENDARAAN TAK BERMOTOR
Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi: sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong sesuai sistim klasifikasi Bina Marga). Catatan : dalam manual ini kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian dari arus lalu lintas tetapi sebagai unsur hambatan samping.
emp
EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG
Faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kend. Ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalulintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, emp = 1,0)
smp
SATUAN MOBIL PENUMPANG
Satuan arus lalu lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan rngan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp.
247 Q
ARUS LALU LINTAS
Jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (Lalu lintas Harian Rata-Rata)
Fsmp
FAKTOR SMP
Faktor untuk mengubah arus kendaraan campuran menjadi arus yang setara dalam smp untuk keperluan analisa kapasitas.
LoS
TINGKAT PELAYANAN (KINERJA JALAN)
Ukuran kwalitatif yang digunakan HCM 85 Amerika Serikat dan menerangkan kondisi operasional dalam arus lalu lintas dan penilaiannya oleh pemakai jalan (pada umumnya dinyatakan dalam kapasitas, derajat kejenuhan, kecepatan rata-rata, waktu tempuh, tundaan, peluang antrian, panjang antrian atau rasio arus kendaraan terhenti).
C
KAPASITAS
Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi lalu lintas dan sebagainya. Catatan:
248 biasanya dinyatakan dalam kend/jam atau smp/jam). Kapasitas harian sebaiknya tidak digunakan sebagai ukuran karena akan bervariasi sesuai dengan faktor-k. DS
DERAJAT KEJENUHAN
Rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas. Catatan: biasanya dihitung per jam.
D
TUNDAAN
Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu simpang dibandingkan terhadap situasi tanpa simpang. Catatan: Tundaan terdiri dari TUNDAAN LALU LINTAS (DT) yang disebabkan pengaruh kendaraan lain, dan TUNDAAN GEOMETRIK (DG) yang disebabkan perlambatan dan percepatan untuk melewati fasilitas (misalnya akibat lengkng horizontal pada persimpangan).
Psv
RASIO KENDARAAN TERHENTI
Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti dari sinyal.
249 M
MEDIAN
Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada suatu segmen jalan
PENDEKAT
Daerah dari lengan persimpangan jalan untuk kendaraan mengantri sebelum keuar melewati garis-henti. (jika gerakan belok kiri atau belok kanan dipisahkan dengan pulau lalu lintas, sebuah lengan persimpangan jalan dapat mempunyai dua pendekat atau lebih).
WA
LEBAR PENDEKAT
Lebar bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu (m).
WMASUK
LEBAR MASUK
Lebar bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti (m).
WKELUAR LEBAR KELUAR
Lebar bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan oleh lalu lintas berangkat setelah melewati persimpangan jalan (m).
250 COM
KOMERSIAL
Lahan niaga (sbg. Contoh : toko, restoran, kantor) dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.
RES
PERMUKIMAN
Lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan
RA
AKSES TERBATAS
Jalan masuk langsung tidak ada atau terbatas (sbg. Contoh : karena adanya penghalang, jalan samping dsb.)
CS
UKURAN KOTA
Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan
SF
HAMBATAN SAMPING
Dampak terhadap perilaku lalu lintas akibat kegiatan sisi jalan seperti pejalan kaki, penghentian angkot dan kendaraan lainnya, kendaraan masuk dan keluar sisi jalan dan kendaraan lambat.
251 Type O
ARUS BERANGKAT TERLAWAN
Keberangkatan dengan konflik antara gerak belok kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat dengan lampu hijau pada fase yang sama.
Type P
ARUS BERANGKAT TERLINDUNG
Keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas belok kanan dan lurus.
LT
BELOK KIRI
Indeks untuk lalu lintas belok kiri
LTOR
BELOK KIRI LANGSUNG
Indeks untuk lalu lintas belok kiri yang dijinkan lewat pada saat sinyal merah.
ST
LURUS
Indeks untuk lalu lintas lurus
RT
BELOK KANAN
Indeks untuk lalu lintas belok kanan
PRT
RASIO BELOK KANAN
Rasio untuk lalu lintas belok kekanan
252 Qo
ARUS MELAWAN
Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan, yang berangkat dalam fase hijau.
QRTO
ARUS MELAWAN, BELOK KANAN
Arus dari lalu lintas belok kanan dari pendekat yang berlawanan (kend/jam; smp/jam)
S
ARUS JENUH
Besarnya keberangkatan antrian didalan suatu pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hijau)
So
ARUS JENUH DASAR
Besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat selama kondisi ideal (smp/jam hijau).
FR
RASIO ARUS
Rasio arus jenuh (Q/S) dari suatu pendekat
IFR
RASIO ARUS SIMPANG
Jumlah dari rasio arus kritis (=tertinggi) untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus. IFR = ⅀(Q/S)crit
253 PR
RASIO FASE
Rasio untuk kritis dibagi dengan rasio arus simpang (sbg. Contoh : untuk fase I : PR = FRi/IFR)
F
FAKTOR PENYESUAIAN
Faktor koreksi untuk penyesuaian dari nilai ideal ke nilai sebenarnya dari suatu variabel.
QL
PANJANG ANTRIAN
Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m).
NQ
ANTRIAN
Jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat (kend;smp).
NS
ANGKA HENTI
Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk berhenti berulang-ulang dalam antrian).
GRAD
LANDAI JALAN
Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah perjalanan (+/-%).
254 i
FASE
Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas (I = indeks untuk nomor fase)
c
WAKTU SIKLUS
Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (sbg. Contoh, diantara dua saat permulaan hijau yang berurutan didalam pendekat yang sama; det).
g
WAKTU HIJAU
fase untuk kendali lalu lintas aktuasi kendaraan (det).
GR
RASIO HIJAU
Dalam suatu pendekat (GR = g/c).
ALL RED
WAKTU MERAH SEMUA
Waktu dimana sinyal menyala bersamaan pendekat-pendekat dilayani oleh dua fase berurutan (det).
AMBER
WAKTU KUNING
Waktu dimana lampu kuning dinyalakan setelah hijau dalam sebuah pendekat (det).
merah dalam yang sinyal
255 IG
ANTAR HIJAU
Periode kuning+merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan.
LTI
WAKTU HILANG
Jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap (det). Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam fase yang berurutan.
2. Jalan Perkotaan (Segmen)
Ukuran Kinerja C
KAPASITAS
DS
DERAJAT KEJENUHAN
Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana geometrik, lingkungan, komposisi lalu lintas dan sebagainya. Catatan: biasanya dinyatakan dalam kend/jam atau smp/jam). Kapasitas harian sebaiknya tidak digunakan sebagai ukuran karena akan bervariasi sesuai dengan faktor-k. Rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas. Catatan: biasanya dihitung per jam.
256 V
KECEPATAN TEMPUH
Kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu-lintas dihitungdari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-ratakendaraan yang melalui segmen jalan.
FV
KECEPATAN ARUS BEBAS
(1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu-lintaspada kerapatan = 0, yaitu tidak ada kendaraan yanglewat. (2) Kecepatan (km/jam) kendaraan yang tidakdipengaruhi oleh kendaraan lain (yaitu kecepatandimana pengendara merasakan perjalanan yangnyaman, dalam kondisi geometrik, lingkungan danpengaturan lalu-lintas yang ada, pada segmen jalandimana tidak ada kendaraan yang lain).
TT
WAKTU TEMPUH
Waktu rata-rata yang digunakan Kendaraan menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk semua tundaan waktu berhenti (detik) atau jam.
Kondisi Geometrik JARAK JALAN
Bagian jalan yang Direncanakan khusus untukkendaraan bermotor lewat, berhenti dan parkir(termasuk bahu).
257
WC
WCE
JALUR JALAN
Semua bagian dari jalur gerak, median dan pemisahluar.
MEDIAN
Daerah yang memisahkan arah lalu-lintas pada segmenjalan.
LEBAR JALUR LALU-LINTAS (m) LEBAR JALUR EFEKTIF (m)
Lebar jalur gerak tanpa bahu.
KEREB
Batas yang ditinggikan berupa bahan kaku antara tepi jalur lalulintas dan trotoar. Bagian jalan disediakan untuk pejalan kaki yangbiasanya sejajar dengan jalan dan dipisahkan dari jalurjalan oleh kereb.
TROTOAR
Lebar rata-rata yang tersedia untuk pergerakan lalulintas setelah pengurangan akibat parkir tepi jalan,atau penghalang sementara lain yang menutup jalurlalu-lintas.
WK
JARAK PENGHALANG KEREB (m)
Jarak dari kereb ke penghalang di trotoar (misalnyapohon, tiang lampu).
WS
LEBAR BAHU )
Lebar bahu (m) di sisi jalur lalulintas yangdirencanakan untuk kendaraan berhenti, pejalan kakidan kendaraan lambat.
258 WSe
LEBAR BAHU EFEKTIF (m)
Lebar bahu (m) yang sesungguhnya tersedia untuk digunakan, setelah engurangan akibat penghalangseperti pohon, kios sisi jalan dan sebagainya. (Catatan:lihat keterangan tentang LEBAR JALUR EFEKTIF).
L
PANJANG JALAN
Panjang segmen jalan yang diamati (termasukpersimpangan kecil).
TIPE JALAN
Tipe jalan menentukan jumlah lajur dan arah padasegmen jalan: - 2-lajur 1-arah (2/1) - 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2 UD) - 4-lajur 2-arah tak-terbagi (4/2 UD) - 4-lajur 2-arah terbagi (4/2 D) - 6-lajur 2-arah terbagi (6/2 D)
JUMLAH LAJUR
Jumlah lajur ditentukan dari marka lajur atau lebarjalur efektif (W ) untuk segmen jalan Ce
Kondisi Lingkungan CS
UKURAN KOTA
SF
HAMBATAN SAMPING
Ukuran kota adalah jumlah penduduk di dalam kota(Juta). Lima kelas ukuran kota ditentukan Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerjalalulintas dari aktivitas samping segmen jalan, sepertipejalan
259
SFC
KELAS HAMBATAN SAMPING
kaki (bobot=0,5) kendaraan umum/kendaraanlain berhenti (bobot=1,0), kendaraan masuk/keluar sisijalan (bobot=0,7) dan kendaraan lambat (bobot=0,4). Lihat Tabel 1.3:3 untuk penentuan SFC:
Komposisi dan arus lalu-lintas UNSUR LALU LINTAS
Benda atau pejalan kaki sebagai bagian dari lalu lintas.
kend
KENDARAAN
Unsur lalu-lintas beroda.
LV
KENDARAAN RINGAN
Kendaraan bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as2,0 3,0 m (termasuk mobil penumpang, opelet,mikrobis, pick-up dan truk kecil sesuai sistemklasifikasi Bina Marga).
260 HV
KENDARAAN BERAT
Kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50m, biasanya beroda lebih dari 4 (termasuk bis, truk 2as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistemklasifikasi Bina Marga).
MC
SEPEDA MOTOR
Kendaraan bermotor beroda dua atau tiga (termasuksepeda motor dan kendaraan beroda 3 sesuai sistemklasifikasi Bina Marga).
UM
KENDARAAN TAK BERMOTOR
Kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusiaatau hewan (termasuk sepeda, becak, kereta kuda dankereta dorong sesuai sistem klasifikasi Bina Marga).
Q
ARUS LALULINTAS
Jumlah kendaraan bermotor yang melalui titik padajalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend) smp/jam (Qsmp) atau LHRT (QLHRT Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan).
SP
PEMISAHAN ARAH
Distribusi arah lalu-lintas pada jalan dua-arah (biasanya dinyatakan sebagai persentase dari arus total padamasingmasing arah, misalnya 60/40).
261
Faktor perhitungan P
RASIO
Rasio sub-populasi terhadap populasi total, misalnyaP = MC
rasio sepeda motor dalam arus lalu-lintas. Kapasitas segmen jalan pada kondisi geometri, polaarus lalulintas, dan faktor lingkungan yangditentukan sebelumnya (ideal) (lihat Bagian 2.4) .
C
KAPASITAS DASAR (smp/jam)
FCW
FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK LEBAR JALUR LALU LINTAS
Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat lebar jalur lalu-lintas.
FC
FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK PEMISAHAN ARAH
Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat pemisahan arah lalu-lintas (hanya jalan dua arah tak terbagi).
FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK HAMBATAN SAMPING
Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibathambatan samping sebagai fungsi lebar bahu atau jarak kereb penghalang.
O
SP
FC
SF
262
FCCS
FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS UNTUK UKURAN KOTA
Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibatukuran kota.
emp
EKIVALEN MOBIL PENUMPANG
Faktor yang menunjukkan berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan sehubungan denganpengaruhnya terhadap kecepatan kendaraan ringandalam arus lalu-lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang sasisnya mirip, emp = 1,0).
smp
SATURN MOBIL PENUMPANG
Satuan untuk arus lalu-lintas dimana arus berbagai tipe kendaraan diubah menjadi arus kendaraan ringan(termasuk mobil penumpang) dengan menggunakanemp.
Fsmp
FAKTOR SMP
Faktor untuk mengubah arus kendaraan lalu-lintas menjadi arus ekivalen dalam smp untuk tujuan analisakapasitas.
LHRT (kend/hari) k
FAKTOR-LHRT
Lalu-lintas tahunan.
harian
rata-rata
Faktor untuk mengubah arus LHRT menjadi arus jam
263 puncak. ARUS JAM RENCANA
QDH
Arus lalu-lintas yang digunakan untuk perancangan: Q = k × DH
LHRT FV
KECEPATAN ARUS BEBAS DASAR (km/jam)
Kecepatan arus bebas segmen jalan pada kondisi ideal tertentu (geometri, pola arus lalu-lintas dan faktor lingkungan, lihat Bagian 2.4).
FVW
PENYESUAIAN KECEPATAN UNTUK LEBAR JALUR LALULINTAS
Penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasar akibatlebar jalur lalu-lintas.
FFV
FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN UNTUK HAMBATAN SAMPING
Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasarakibat hambatan samping sebagai fungsi lebar bahuatau jarak kereb - penghalang.
FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN UNTUK UKURAN KOTA
Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus bebas dasarakibat ukuran kota.
O
SF
FFVCS
264
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan