DAFTAR ISI Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................................ v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii RINGKASAN ...................................................................................................... viii SUMMARY ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 6 2.1 Epidemiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 ................................................ 6 2.2 Kendali Glikemik Pada Penderita DM Tipe 2 ...................................... 7 2.3 Determinan Kendali Glikemik Pada Penderita DM Tipe 2 .................. 8 2.4 Peran Terapi Kombinasi OAD Oral-Insulin ....................................... 12 2.4.1 Indikasi Terapi OAD Oral-Insulin ............................................. 12 2.4.2 Jenis dan Efek Terapi Kombinasi OAD Oral-Insulin ................ 13 2.5 Peran Terapi Insulin ............................................................................ 16 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS ...................... 18
3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 18 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 19 3.3 Hipotesis Penelitian............................................................................. 19 BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 20 4.1 Rancangan (Desain) Penelitian ........................................................... 20 4.2 Subjek Penelitian................................................................................. 20 4.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 21 4.4 Instrumen Penelitian............................................................................ 26 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 26 4.6 Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 26 4.7 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 27 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 30 5.1.1 Karakteristik Demografi Sampel................................................ 30 5.1.2 Distribusi dan Hubungan Penggunaan Terapi Farmakologi Pada Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan HbA1c ..................................... 32 5.2 Pembahasan ......................................................................................... 33 5.2.1 Hubungan Penggunaan Terapi Farmakologi Pada Pasien DM Tipe 2 Berdasarkan HbA1c ........................................................ 33 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ............................................................................................. 36 6.2 Saran .................................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
ABSTRAK HUBUNGAN KADAR HbA1c TERHADAP TERAPI OBAT ANTI DIABETES ORAL DAN KOMBINASI OBAT ANTI DIABETES ORALINSULIN PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI POLIKLINIK DIABETES RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2016 Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis dengan angka kejadian tinggi yang terus meningkat. Peningkatan ini mempengaruhi pengelolaan pasien DM. Pengelolaan tidak tepat dapat meningkatkan risiko komplikasi kronis. Salah satu terapi yang digunakan adalah OAD Oral atau dikombinasikan dengan insulin. Berdasarkan penelitian, terapi kombinasi memberikan penurunan HbA1c lebih baik dibandingkan monoterapi OAD oral. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar HbA1c dengan terapi OAD oral dan kombinasi OAD oral-insulin pada pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai studi konfirmatif. Penelitian ini adalah penelitian analitik cross-sectional dengan sampel penelitian adalah semua pasien DM Tipe 2 di poliklinik diabetes RSUP Sanglah yang mendapat terapi OAD oral atau kombinasi dengan insulin dan memenuhi kriteria inklusi. Sampel dipilih dengan teknik simple random sampling dengan jumlah minimal adalah 76 sampel. Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien terbanyak berdasarkan kelompok usia adalah kelompok usia ≥50 tahun (53,95%), jenis kelamin laki-laki (51,3%), aktivitas ringan (50%), tanpa riwayat merokok sebesar 85,5% dan 57,9% memiliki riwayat hipertensi. Sebanyak 56,6% responden menderita DM Tipe 2 selama <10 tahun, dengan tingkat kepatuhan terapi tinggi (80,3%), dan dominan ras Bali, serta kadar HbA1c <7% sebanyak 64,47%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terapi kombinasi dan monoterapi OAD berhubungan dengan penurunan HbA1c. Hasil analisis chisquare dengan CI 95% memperoleh p<0,012 yang menandakan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan antara kadar HbA1c dan terapi OAD oral dan kombinasi OAD oral-insulin pada pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah. Kata Kunci : diabetes mellitus tipe 2, HbA1c, OAD.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di hampir semua negara dan terus mengalami peningkatan jumlah penderita. Peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti gaya hidup yang salah, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas (Shaw et al, 2010). Menilik pada tahun 2010, diperkirakan 285 juta orang di seluruh dunia menderita DM (Shaw et al, 2010) dan jumlah tersebut mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat selama tiga dekade terakhir (Danaei et al, 2011). Menurut laporan Riskesdas tahun 2013, prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,5% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan di RSUP Sanglah Denpasar, didapatkan data pasien rawat jalan di bulan Januari 2011 sampai Agustus 2013 berjumlah 3156 pasien (Risma et al, 2014). Di salah satu wilayah kerja puskesmas di Bali didapatkan data penderita DM tipe 2 mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga 2013, yakni meningkat dari 177 kasus menjadi 433 kasus (Paramartha, 2013). Peningkatan prevalensi penderita DM tipe 2 di Indonesia menjadi masalah yang serius sebab berkaitan dengan pengelolaan pasien DM yang jika dilakukan tidak tepat maka dapat berakibat fatal, yaitu menyebabkan munculnya
komplikasi-komplikasi
kronis,
seperti
semakin
cepat
berkembangnya penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal stadium akhir, hilangnya ketajaman visual, hingga kaki diabetes (Shaw et al, 2010).
2
Salah satu modalitas terapi yang dapat diterapkan untuk mereduksi angka kejadian komplikasi tersebut adalah dengan terapi farmakologi, seperti penggunaan Obat Anti Diabetes (OAD) Oral atau dengan kombinasi Obat Anti Diabetes Oral dengan insulin. Pada penelitian yang dilakukan di China terhadap 217 sampel, didapatkan bahwa terapi menggunakan continuous subcutaneous insulin infusion (CSII) dan kombinasi CSII-sitagliptin memberikan efek pada kendali glikemik dan mencegah komplikasi sekunder dari DM tipe 2. Terlebih lagi, penggunaan kombinasi CSII-sitagliptin memberikan efek lebih besar daripada penggunaan monoterapi CSII (Yuan et al, 2015). OAD Oral merupakan obat oral anti diabetes yang berfungsi untuk mengontrol kadar glikemik tubuh melalui beberapa cara, seperti mengurangi resistensi terhadap insulin, merangsang pankreas untuk memproduksi insulin lebih banyak, dan menghambat penyerapan karbohidrat dari usus. Pada awalnya, pengobatan pasien DM tipe 2 sering memakai satu jenis OAD oral, namun untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dalam mengontrol kadar glikemik pasien, kadang diperlukan lebih dari satu macam OAD oral atau dapat juga dikombinasikan dengan terapi insulin (Seino et al, 2010). Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel β pankreas dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah sehingga digunakan sebagai salah satu pilihan manajemen pengobatan DM tipe 2, karena dapat diberikan sesuai dengan pola sekresi insulin endogennya (Swastika et al, 2011). Insulin memiliki efek menghambat glikogenolisis, menghambat perubahan asam lemak dan asam amino menjadi badan keton, mengubah glukosa menjadi
3
glikogen, serta meningkatkan sintesis trigliserida dan pembentukan VLDL (Sorli, 2014). Berdasarkan penelitian United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS), target terapi pasien DM tipe 2 diarahkan pada pencapaian kadar glikemik pada rentang non-diabetik, yaitu rata-rata A1c adalah 7%. Target glikemik terbaru dari American Diabetes Association (ADA) dibuat berdasarkan kepraktisan dan proyeksi penurunan kejadian komplikasi, yaitu A1c < 7% (ADA, 2015). Ketika kadar A1c ≥ 7%, maka hal ini dianggap sebagai alarm untuk memulai terapi dengan target A1c < 7% demi mengurangi komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Mengingat DM merupakan penyakit yang diderita seumur hidup dan beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa faktor-faktor di atas berpengaruh terhadap kendali glikemik, maka peneliti tertarik untuk mengkonfirmasi hasil tersebut di populasi di Bali melalui penelitian di Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah, sehingga hasil penelitian ini dapat berperan sebagai studi konfirmatif.
1.2
Rumusan Masalah Bagaimana Hubungan Kadar HbA1c Terhadap Terapi Obat Anti Diabetes Oral dan Kombinasi Obat Anti Diabetes Oral-Insulin Pada Penderita DM Tipe 2 di Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2016?
4
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Kadar HbA1c Terhadap Terapi Obat Anti Diabetes Oral dan Kombinasi Obat Anti Diabetes Oral-Insulin Pada Penderita DM Tipe 2 di Poliklinik Diabetes RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui adanya hubungan antara durasi penyakit dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2. 2. Mengetahui adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2. 3. Mengetahui adanya hubungan antara usia dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2. 4. Mengetahui adanya hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2. 5. Mengetahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2. 6. Mengetahui adanya hubungan antara riwayat hipertensi dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2. 7. Mengetahui adanya hubungan antara riwayat merokok dengan kendali glikemik pada pasien DM Tipe 2.
5
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai studi konfirmatif dalam pertimbangan pemberian terapi awal bagi penderita DM Tipe 2 dan dapat digunakan sebagai langkah awal mempertimbangkan pencegahan yang dapat dilakukan. Penelitian ini juga dapat berkontribusi dalam memberikan masukan pada program-program berbasis kesehatan, khususnya pada program pencegahan munculnya kasus DM Tipe 2 yang baru. 1.4.2 Manfaat Akademik Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan studi lanjutan terkait dengan strategi pemilihan pengobatan yang relevan bagi pasien DM Tipe 2.
6