Edisi thank God it’s KG
Edisi september 2013
Daftar Isi
Menjadi perusahaan maju yang bikin betah... Dengan banyaknya kelompok usaha di tempat kita bekerja ini, yang namanya perayaan ulang tahun unit juga pasti banyak. Ada yang baru beberapa tahun, ada yang sudah puluhan tahun. Perayaan ulang tahun, lalu menjadi hal yang sering dilakukan. Di sini ada, di sana ada. Tentu saja yang tertua adalah Intisari, Sang Pemula, yang pada 17 Agustus lalu genap 50 tahun. Hari lahir Intisari itulah yang lalu ditetapkan sebagai hari jadi korporat kita, Kompas Gramedia. Resepsi perayaan hari jadi korporat itu sudah digelar tanggal 9 September lalu, dihadiri Wakil Presiden RI Budiono dan sekitar 1.600an tamu undangan berbagai kalangan dan relasi unit-unit Kompas Gramedia. Di luar acara KG, beberapa unit merayakan harijadinya dengan menggelar syukurannya masingmasing. Semuanya kita lakukan tentu saja pertama-tama untuk bersyukur atas hasil yang diraih. Rasa syukur adalah ungkapan yang sering kita dengar dari pendiri sekaligus Presiden Komisaris KG, Pak Jakob Oetama. KG yang dimulai hanya dengan segelintir orang bermodal semangat di ruang sempit di Jalan Pintu Besar Selatan, kini telah berkembang besar dengan 21.000 karyawan tersebar di seluruh Indonesia. Selain semangat dan keyakinan bahwa bekerja itu ibadah, semua terjadi karena penyelenggaraan Illahi. Begitu kata Pak Jakob. Di balik perayaan berbagai HUT itu, apa yang sebenarnya perlu kita renungkan? Dalam hitungan waktu, satu generasi biasanya dihitung 25 tahun. Jadi untuk 50 tahun, kita bisa bilang KG sudah berkembang dua generasi, yaitu generasi pendiri dan generasi penerus. Bahwa kita sekarang masih bekerja bersama dengan pendirinya, Pak Jakob Oetama, itu adalah sebuah rahmat yang patut kita syukuri. Untuk unit-unit usaha yang usianya melewati satu generasi, para perintisnya sebagian besar sudah pensiun, atau manajemennya sudah dipegang generasi penerus. Banyak di antara kita yang bekerja di unit-unit usaha di atas 25 tahun, yang tidak lagi merasakan pahit getirnya merintis bisnis baru. Tidak punya historical bounding sekuat generasi perintis. Banyak di antara kita yang malah mengawali kerja di KG, semata-mata sebagai job seekers, pencari kerja. Lamaran direspon, kita lolos tes, ya lalu diangkat. Jangan-jangan kita tidak kenal para perintis dan visi misinya. Kita tahu kerja bukan hanya cari uang, tapi juga rasa nyaman. Tapi kita juga tahu, kerja bukan hanya cari nyaman, tapi juga penghasilan cukup. Kalau dua-duanya dapat syukur. Kalau tidak, ya cari peluang pindah kerja. Itu saja. Salahkah sikap itu? Tidak. Justru sikap itulah yang berkembang hari-hari ini dari kalangan baru KG yang sering disebut generasi Y. Di tengah persaingan ketat dunia bisnis, kita sadar perusahaan butuh SDM dengan kompetensi memadai. Karyawan yang tak kompeten, tak akan membuat perusahaan maju, sehingga harus dikurangi. Tapi kita juga melihat, karyawan yang kompeten tapi tidak mendapat imbalan sesuai, juga akhirnya keluar dan tidak membuat perusahaan maju juga. Gejala itu terlihat di beberapa perusahaan, terlihat juga di KG. Justru karena itulah KG menghadapi masa krusial di bidang human resources (dalam ilmu manajemen sekarang disebut human capital). Mas Agung Adiprasetyo sudah melihat soal ini sejak awal dia menjabat CEO KG. Itu sebabnya dia tak putus membenahi SDM dengan menjejalkan berbagai konsep dan sistem untuk menjadikan KG kompatibel dengan tuntutan zaman. Di sisi lain, Mas Agung juga sadar agar KG survive dan berkembang maka selain efficieny driven yang dilakukan sejak awal kepemimpinnya, harus ditambah dengan usaha berbasis nilai tambah dan inovasi. Pada saat bersamaan, kita tahu ada hal lain yang harus dimasukkan ke dalam benak karyawan KG: nilai-nilai keutamaan (corporate values), bukan hanya dalam rumusan tapi juga dalam banyak kebijakan dan kebijaksanaan yang konkret. Tujuannya bukan hanya membuat kita sebagai karyawan KG meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan daya saing, tapi sekaligus merasa betah kerja di KG. Ada nilai di luar hitungan bisnis dan kinerja yang membuat KG menjadi kantor membanggakan untuk bekerja dan membedakannya dengan perusahaan lain. Bagaimana humanisme transendental diterjemahkan untuk perusahaan, untuk kita, dan untuk masyarakat. (nug)
Perjalanan Si Anak Mensyukuri 50 Singkong
Tahun Kompas Gramedia
Mocopat Cinta untuk Bapak Jakob Oetama 6 WAYANG KULIT di BBJ 10 Jelajah Sepeda Sabang Padang 22
infokita
Penanggung Jawab Widi Krastawan Pemimpin Redaksi Nugroho F Yudho Redaktur Pelaksana St Herwinoto Staf Redaksi Tatyana Subianto, Wijayandaru, Zaenal Arifin, Azmi Pamungkas, Bernard AS, Destiana Fotografer Sujari Artistik Qmunk Sekretariat B Ghinta Rudjito, Prelly Daisy Gedung Public Relation (Humas) Kompas Gramedia Jalan Palmerah Selatan 17, Jakarta 10270 Telp 021-5483008 ext 7511/4061 email:
[email protected] websites:www.kompasgramedia.com
Mensyukuri 50 Tahun Setengah abad telah tertempuh dalam beragam kisah perjuangan dan pencapaian yang tertoreh dengan tinta emas sejarah. Bersama kita mensyukuri dan merayakannya, 50 Tahun Kompas Gramedia.
S
RI Boediono, Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan tokoh-tokoh nasional dari berbagai kalangan lainnya, hadir langsung untuk menghaturkan selamat dan salam penghormatan kepada Pak Jakob dan perusahaan yang kita cintai ini.
ebuah event digelar dalam rangka perayaan ulang tahun emas Kompas Gramedia (KG) ke50. Bertempat di Grand Ballroom The Ritz Carlton, Refleksi Sejarah Panjang Pacific Place, Jakarta, Senin (9/9), perhelatan Kompas Gramedia akbar ini menjadi persembahan apik yang merefleksikan perjalanan panjang KG selama 50 Acara berlangsung selama dua jam, mulai tahun. Termasuk juga proyeksi nilai, cita-cita, dan pukul 19.30 WIB. Duet MC dari Kompas TV, tekad luhur yang masih dan akan terus dihidupi Ayman Wicaksono dan Glorie Ojong, memandu untuk tahun-tahun mendatang. Semua terangkum jalannya acara. Setelah sebuah persembahan dalam tema acara 50 Tahun Kompas Gramedia — lagu “Selamat Ulang Tahun” karya Jamrud yang dibawakan dengan apik oleh kelompok orkestra Mahakarya Kita, Indonesia Lebih Baik. foMbi, mewakili Pak Jakob, CEO KG Agung Adi Nuansa antusias begitu terasa, bahkan Prasetyo kemudian menyampaikan sambutannya. sejak beberapa jam sebelum acara dimulai. Mas Agung menuturkan refleksi perjalanan Para tamu undangan, satu sama lain, saling panjang Kompas Gramedia, mulai dari terbitnya bersalaman dan bertegur sapa dengan akrab Majalah Intisari 50 tahun silam. dan hangat. Mengenakan dresscode setelan Pada 17 Agustus 1963, dari ruangan yang warna hitam, tak sedikit di antara mereka yang hanya berukuran 4x4 meter, Pak Ojong bersama berfoto bersama dengan latar backdrop 50 Pak Jakob menerbitkan Intisari. Majalah yang Tahun Kompas Gramedia. Dalam keceriaan itu, disebut sebagai “Sang Pemula” ini didirikan terpancar kebanggaan dari raut wajah semuanya. dengan semangat dan tekad mulia untuk Sebelum menyaksikan pagelaran, para tamu menyebarkan ilmu pengetahuan dari berbagai dapat menikmati hidangan sembari dihibur jazz belahan dunia kepada masyarakat seantero live music. nusantara. Saat itu, dua pendiri Kompas Gramedia Ucapan salam dan selamat mengalir hangat tak menyangka kalau kemunculan Intisari pada Kompas Gramedia. Melalui karangan bunga merupakan tonggak awal kehadiran kelompok yang berjejal hingga memenuhi lorong Ballroom usaha besar yang bernama Kompas Gramedia. Pacific Place, juga di teras kantor KG Palmerah Namun demikianlah kenyataannya, dari situ Selatan. Juga lewat berbagai social media, media sejarah Kompas Gramedia bermula, hingga kini cetak, serta kehadiran langsung para tetamu dari berbagai kalangan pada gelaran acara malam hari berkembang pesat menjadi berbagai unit usaha dengan produk dan karya yang amat beragam. itu. “Pak Jakob selalu menyebut lembaga ini dengan Penghormatan secara khusus tertuju kepada Indonesia mini. Bila kemudian lembaga ini sedikit Bapak kita, Jakob Oetama, founding fathers sekaligus Presiden Komisaris KG, yang turut hadir lebih besar, dengan rendah hati, kami menyebut semua ini hanyalah berkat Tuhan Yang Maha Esa,” di tempat acara. Tak kurang dari Wakil Presiden 2013 kata Mas Agung. 2 thank God it’s KG 35 tahun edisi september
Kompas Gramedia lanjutnya, disambut tepuk tangan meriah para Berangkat dari kesadaran kemanusiaan yang hadirin. beriman (humanisme transendental) itu, Kompas Pemaparan sejarah Kompas Gramedia Gramedia membangun diri dengan kesamaan kemudian dipuncaki dengan pergelaran “50 cita-cita, persepsi, dan impian bersama semua Tahun Kompas Gramedia — Mahakarya Kita potensi bangsa untuk ikut mengambil bagian dalam mengembangkan Indonesia. “Cerita ini kami Indonesia Lebih Baik”. Pergelaran ini dimulai dengan pemutaran video di layar raksasa, yang kemukakan untuk memberi gambaran kepada khalayak bahwa Kompas Gramedia didirikan bukan menayangkan kilas balik perjalanan panjang 50 tahun Kompas Gramedia beserta segenap dengan modal raksasa, tapi dengan idealisme, karya dan kontribusi yang turut mewarnai dan semangat, dan cita-cita luhur agar masyarakat mengembangan Indonesia. Indonesia lebih berpengetahuan,” lanjut Mas Agung. Dalam kesempatan ini, sekaligus dilakukan Dari Medley Nusantara peluncuran buku Mengembangkan Indonesia hingga Kibar Bendera Kecil, bunga rampai perjalanan 50 tahun Kompas Gramedia mulai dari 20 karyawan di tahun 1963, Belum surut ketakjuban setelah menyaksikan hingga kini bisa mempekerjakan sekitar 21.000 video apik dan reflektif 50 tahun Kompas karyawan di tahun 2013. Buku ini disusun oleh Gramedia, 2.000-an pasang mata para tamu tim penulis yang diketuai oleh St Sularto. Wakil kembali dipukau oleh berbagai pertunjukan penuh Pemimpin Umum Harian Kompas ini bersama warna dari para artis. Dengan foMbi (Forum Musik dengan Mas Agung lalu menyerahkan buku ini Tembi) sebagai orkestra pengiring utama, secara kepada Wapres RI Boediono. bergantian dan kolaborasi, tampil berurutan artis Mewakili Presiden RI, Wapres Boediono di Lea Simanjuntak, Sherryl, anak-anak “Di Atas dalam sambutannya menyampaikan apresiasi Rata-rata”, kelompok Sahita, Barry Likumahuwa dan selamat atas hari jadi ke-50 Kompas Project, dan Bondan Prakoso & Fade 2 Black. Gramedia. “Dari awal yang bersahaja hingga Benang merah acara ini dirangkum dengan apik Kompas Gramedia bisa berkembang seperti oleh Pandji Pragiwaksono dan Fatih Unru. sekarang, dengan omzet Rp 15 trilyun setahun, Mereka membawakan lagu, operet, hingga menampung 21 ribu karyawan, belum termasuk beragam tarian nusantara, dari Sabang sampai penyalur, pengecer dan lain-lainnya, yang hidupnya Merauke. Semua merefleksikan kebhinekaan secara tidak langsung bergantung pada Kompas Indonesia, yang harus terus dihidupi dan Gramedia. Saya sangat berempati dan menghargai dikembangkan dengan semangat berkarya — upaya Pak Jakob Oetama atas ketekunannya terutama bagi para generasi muda yang menjadi selama ini,” sambutnya. pionir masa depan. Tak kalah penting, kata Wapres, Kompas Medley nusantara yang diakhiri dengan Gramedia dalam perjalanannya juga turut kibaran-kibaran bendera merah putih itu membangun karakter bangsa dengan membangun sekaligus memungkasi acara perayaan ulang berbagai media yang berdasarkan pada amanat tahun emas Kompas Gramedia. Merah putih yang hati nurani rakyat, seperti yang tertera pada menggelorakan semangat untuk terus bekerja halaman muka Harian Kompas. “Sejarah Kompas keras dan berkarya mengembangkan Indonesia Gramedia adalah sejarah komersial tanpa menjadi lebih baik lagi. Mahakarya kita, Indonesia thank Godlebih it’s KG 35(Azmi) tahun edisi september 2013 melupakan idealisme dan tanggungjawabnya,” baik. 3
Kata Mereka soal 50 Tahun KG Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Demikian kata orang bijak yang kerap dijadikan tagline dimana-mana. Bagaimana dengan perusahaan kita tercinta, Kompas Gramedia, yang di tahun ini menginjak usia ke-50? Sudah tergolong tua atau masih muda? sudah cukup dewasa atau masih berusaha tumbuh mendewasa? Kita yang berada di internal KG tentu punya penilaian masingmasing berdasarkan apa yang kita alami dan rasakan sebagai karyawan. Namun bagaimana jika kalangan luar memandang KG, terutama dalam momentum 50 Tahun-nya ini? Berikut beberapa petikan wawancara dari beberapa kalangan. Indro Warkop (Pelawak) Tentunya yang paling utama adalah KG itu sebuah industri media yang terbesar. Bukan hanya terbesar, tapi kemudian juga menjadi yang terpercaya. Jadi bukan sekadar ada. Tentang 50 tahun KG, menurut saya usianya
4
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
masih muda. Saya pikir sudah 70 tahun lho, ternyata baru 50 tahun, tapi sudah dewasa banget. KG rajanya media. Dan yang paling penting adalah terpercaya. Ketika kita mendengar ada media yang besar tapi ada keberpihakan, itu kalau buat saya pribadi bikin nggak respek. Tapi Kompas beda, masih bisa obyektif, independen. Padahal ketika jaman Orde Baru, misalnya, pasti banyak sekali tekanan. Tapi Kompas masih bisa survive dengan prinsip-prinsipnya. Secara emosional Warkop punya kedekatan dengan KG. Kenapa? Pertama, bukunya Warkop diterbitin di KG. Kedua, salah satu founder Warkop orang KG, namanya Rudy Badil, wartawan senior di Kompas tapi sudah pensiun. Kalau bicara Kompas, misalnya, kami tahun 1997 pernah diberi tempat di halaman depan untuk bikin parodi berita. Tahun 1997 itu kita bikin parodi berita Sea Games, kita plesetin kemanamana. Namanya Warta Warkop. Jadi bayangin grup lawak kami mendapatkan tempat yang besar dan dipercaya di Kompas. Bagi saya itu… Wow! Harapan saya, Kompas akan tetap seperti ini. Tetap independen, obyektif, nggak ada keberpihakannya terhadap partai misalnya. Dan yang paling penting, tetap tajam dan hebat. Maudy Koesnaidi (Artis) Selamat kepada KG. Tidak dapat dipungkiri partisipasi KG dalam memberikan informasi yang aktual, mencerdaskan
masyarakat Indonesia dengan berita-beritanya. Jadi semoga KG tetap jaya. Selalu ditunggu berita-berita yang aktual dan jangan tercemar oleh hal-hal yang tidak diperlukan. Kami di rumah berlangganan Kompas. TV-nya juga nonton Kompas TV, terutama Stand Up Comedy-nya. Saya juga bikin produksi teater Abang None yang disupport oleh KG lewat majalah wanita seperti Sekar dan InStyle. Jadi seneng banget ya sejauh ini banyak kerjasama dengan KG. Eko Patrio (Anggota DPR RI, Pelawak) Jujur saja, (produk) KG itu makanan sehari-hari keluarga saya! Karena dari jamannya bapak saya, terus saya, sampai saya punya anak itu baca produknya KG semua! Kalau hari libur kita juga sering ke toko buku, ya Gramedia pastinya. Jadi KG itu mendarah daging buat keluarga saya. Selamat buat KG yang sampai 50 tahun tetap eksis dan selalu bisa memberikan pencerahan buat masyarakat. Lagian, jujur aja, saya baca (produk) KG jadi tambah pinter. Anhar Gonggong (Sejarawan) Sejak saya jadi mahasiswa saya sudah berhubungan dengan KG. Langganan Kompas sejak dulu. Kemudian saya jadi penulis, yang menerbitkan ya KG. Banyak diwawancara juga oleh korannya KG. Menurut saya, KG banyak memberikan pengetahuan dalam semua aspek kepada pembacanya. Semoga ke
depan KG akan lebih baik dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat. Dalam rangka membangun demokrasi, masyarakat harus dibuka (wawasannya) sehingga ke depan akan membawa kehidupan yang lebih baik. Sys NS (Tokoh Politik, Artis) KG menurut saya adalah salah satu lembaga yang ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Banyak anak bangsa yang secara tidak formal belajar dari terbitan-terbitan KG. Dari majalah Intisari, Kompas, Bobo, Kawanku, Hai, semuanya memberikan wawasan yang luar biasa! Yang paling perlu dicatat adalah, media elektronik sekarang sudah terlalu banyak, nah bagaimana media cetak ini harus tetap ada. Saya dulu pembaca Hai, ditulis juga di Hai, saya pelanggan Kompas, saya juga nonton Kompas TV, walaupun ganti-ganti channel juga ya... Oh ya, saya ucapkan selamat ulang tahun ke-50 buat KG dan ke-48 buat Kompas! (tim InfoKita)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
5
Mocopat Cinta untuk
Bapak Jakob Oetama “Kalau Bapak mendapatkan ucapan selamat dari menteri atau bahkan presiden, itu tidak aneh. Tapi kalau ucapan selamat itu datang dari kawula alit seperti saya, itu adalah sebuah ungkapan ketulusan hati.”
wuri handayono / Niku kabeh kapribadeniro nenggih / Pantes kanggo tulodho
Sebuah tembang mocopat yang berisi pernyataan cinta, penghormatan, pujian dan doa-doa yang tertuju khusus untuk Bapak Jakob Oetama. Melalui tembang mocopat itu, Mubadi mengajak kepada kita esan sederhana namun penuh makna semua meneladani kepribadian Pak Jakob serta itu disampaikan oleh Mubadi—karyawan mendoakan beliau agar senantiasa dilindungi Tuhan Percetakan Gramedia Site Bandung—usai dan dianugerahi kesehatan serta umur yang panjang. menembangkan sekar mocopat Jawa yang secara Betapa Pak Jakob adalah pribadi yang rendah khusus diciptakannya dalam rangka memperingati hati, suka berbagi, tidak sombong, berkecukupan ulang tahun ke-82 Bapak Jakob Oetama. Pada namun tidak serakah, serta mengasihi sesama hari yang istimewa, 27 September 2013, di Ruang ( tresno asih). Pengucapannya begitu tertata, sopan, Maoke Lantai 6, Gedung Kompas Gramedia dan santun. Beliau juga sosok pemimpin yang Palmerah Selatan, Jakarta, tembang mocopat itu merangkul, mengayomi dan melindungi. Semua mengalun sebagai pembuka acara. itu adalah kepribadian utama Pak Jakob yang amat pantas menjadi panutan atau teladan bagi kita Ran Bopo Jakob Oetama / Nyoto wus semua. handukap warsi / Yuswo 82 (wolu kaleh) yektos Sejak pagi datang ke kantor, Pak Jakob / Kalenggahan ari niki / Pangajabsih kito sami mendapati banyak ucapan selamat ulang tahun / Pinayungan mring Hyang Agung / Bopo Jakob untuknya. Tak hanya dari karyawan KG, tapi juga Oetama / Bagas waras kang pinanggih / Bopo kalangan eksternal, salah satunya dari Presiden Jakob Oetama bagas waras panjang yuswo RI Susilo Bambang Yudhoyono yang mengutus Anulad laku utomo / Yeku Bop Jakob nenggih Staf Khususnya, Daniel Sparingga, untuk datang / Pantes kanggo patuladan / Mring sakabeh kito langsung menemui Pak Jakob. Sebelum acara sami / Arih ruruh posemoni / Andhap asor tan gumunggung / Bopo Jakob Oetama / Paring dermo dimulai, para karyawan dan tetamu berkumpul bersama di ruangan Pak Jakob, mempersembahkan kehing janmi / Yen ratuo ratu nagri ing ngamarto nyanyian dan doa panjang umur untuk beliau. “Saya Bopo Jakob / Jalmo kang linuwih / Nanging sangat terharu terhadap Pak Jakob Oetama, atas datan ambeging angkoro / Tresno asih wewatege kontribusi dan keteladanannya untuk Indonesia. / Rusuh posenipun / Ririh arih pangucapneki / Ing ngarso sung tulodho / Ing madyo tan luput / Ing tut Saya, mewakili Presiden RI, mengucapkan selamat 6 thank God it’s KG 35 tahun edisi september 2013
K
ulang tahun untuk Pak Jakob,” demikian disampaikan oleh Daniel Sparingga. Keteladanan Pak Jakob bersama Pak Ojong sebagai founding fathers Kompas Gramedia, yang setia merawat nilai-nilai kemanusiaan yang berketuhanan (humanisme transendental) yang dibawakan oleh presenter Glory Oyong. Video dan konsisten untuk selalu berbagi, telah nyata yang dibuat oleh Kompas TV itu juga memuat kesan berbuah kesejahteraan bagi banyak orang. Kini dan pesan beberapa karyawan terhadap Pak Jakob. di usia KG yang telah 50 tahun, lebih dari 21.000 Semua itu adalah ‘mocopat’ atau persembahan karyawan berada di dalam naungan perusahaan cinta untuk Bapak Jakob Oetama. Mendapatinya, Pak ini. Belum termasuk anggota keluarga, Jakob pun menyampaikan sambutan dengan penuh agen, loper dan berbagai pihak lain yang kerendahan hati. “Jujur, saya hanya bisa bersyukur, bersinggungan dengan ragam bisnis KG. tahu diri, dan semakin rendah hati. Semua itu berkah CEO KG Agung Adiprasetyo, dalam Tuhan. Kebetulan antara lain tersampaikan lewat sambutannya, menuturkan sebuah kisah yang saya, juga almarhum Pak Ojong, dan teman-teman merefleksikan 2 sifat mulia Pak Jakob, yakni lain yang sudah purnakarya,” ucapnya. memberi dan bersyukur. Bahwa yang terpenting Lebih lanjut, Pak Jakob mengajak kepada bukanlah seberapa kaya diri kita, tapi keikhlasan semuanya, melalui lembaga KG, untuk terus untuk memberi. Dengan memberi, menurut Mas berusaha mewujudkan cita-cita para founder Agung, kita akan mendapat kesejahteraan dan Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Menurut berkah. Sementara, dengan bersyukur, kita akan beliau, manakala kita loyal dan setia kepada meraih bahagia. “Pak Jakob orangnya banyak Bhineka Tunggal Ika, disertai pemahaman bahwa memberi dan rajin bersyukur. Mari kita semua kerja itu ibadah, maka Tuhan akan memberkati. meneladaninya. Selamat ulang tahun ke-‘28’ “Warisan ini ingin saya sampaikan kepada saudara buat Pak Jakob,” ucap Mas Agung menyegarkan sekalian. Semua sudah di tangan rekan-rekan suasana. Sebuah ungkapan dan doa agar Pak yang muda. Membangun kemajemukan yang lebih Jakob senantiasa awet muda, tentunya. bersatu, bermakna serta membawa kemajuan dan Acara tiup lilin dan potong tumpeng kesejahteraan. Anda gilirannya sekarang,” pesan menandai perayaan ulang tahun ini. Pak Jakob beliau. menyerahkan potongan tumpeng pertama Semua tertunduk diam. Hening meresapi. kepada Mas Agung, dan potongan kue pertama Meneguhkan tekad untuk bekerja, beribadah dan kepada Mas Lilik Oetama. Beberapa lagu dari bermanfaat secara lebih baik lagi, mengikuti jejakPaduan Suara Kompas dan penyanyi seriosa jekan indah sang teladan yang kita cintai, Bapak senior FX Rusmin kemudian dipersembahkan. Jakob Oetama. Selamat ulang tahun Pak Jakob! Ada pula persembahan video apik “Kompas (teks: Azmi, foto: Qmunk) Update: Berita Keteladanan Pak Jakob Oetama” thank God it’s KG 35 tahun edisi september 2013 7
Perjuangan untuk Persembahan Terbaik P
long rasanya ketika lagu “Sigulempong” selesai dinyanyikan. Lagu terakhir dari rangkaian empat lagu persembahan Paduan Suara Kompas untuk HUT ke-82 Pak Jakob Oetama itu, dinyanyikan dengan penuh semangat dan membahana sampai ke sudut ruangan. Tak ada yang menyangka kalau itu hasil dari hanya enam kali latihan dengan anggota yang keluar masuk pula. Berawal dari permintaan Pak Rik ─ panggilan akrab Rikard Bagun, Pemimpin Redaksi Kompas ─ untuk membentuk koor karyawan yang bisa membahagiakan Pak Jakob, saya sempat ragu karena ada embel-embelnya, “Ada lagu ‘Kupinta Lagi’ ya!” Pertama karena tidak mudah mencari anggota dan latihan secara teratur dalam waktu begitu singkat. Kedua karena permintaan lagunya yang “susyah bok!”. Apalagi belum ada satu pun partitur lagu di tangan. Untunglah, Salomo Simanungkalit, wartawan Kompas di Desk Opini yang menangani artikel, surat pembaca, dan sesekali diskusi dengan Lingkar Muda Indonesia, bersedia memimpin latihan dan menjawab kekhawatiran, “Bisa kok,” katanya. Salomo punya banyak pengalaman. Jatuh cinta pada paduan suara sejak kelas 3 SD ketika mendengar paduan suara di gereja GKPI Pematang Siantar pimpinan Arsenius Sinaga, keinginannya menjadi konduktor tumbuh saat kuliah di ITB dan menjadi anggota paduan suara gereja Batak di Bandung. Di situlah ia bertemu komposer terkenal gereja Batak, Bonar Gultom, seorang dirigen koor yang sangat komunikatif saat latihan karena menerapkan jurus penyutradaraan: tiap anggota menjadi aktor suara. Kesempatan menjadi konduktor datang ketika pendeta gereja di Bandung meminta Salomo mendirigeni paduan suara anak katekisasi yang
8
thank God it’s KG 35 tahun
sama sekali tidak bisa baca not. Ia kemudian membentuk koor Conspirito ─ artinya dengan semangat ─ terdiri atas 15 pasangan keluarga muda dan khusus menyanyikan lagu klasik barat berbahasa Batak Toba, pernah memimpin koor Telkomsel tahun 2005, dan menjadi konduktor Lomba Paduan Suara Antargeng Kompas Gramedia tahun 2000 yang meraih juara dua. Pernah menjadi anggota koor PPIA pimpinan Dr Richard Haskin, rutin meliput dan memantau latihan Avip Priatna, juga kesempatan meliput paduan suara di Italia dan Slovenia, mengasah pengetahuan dan kemampuannya. “Tugas konduktor adalah menimbun jurang di antara latihan pertama sebuah komposisi sampai menjelang H-1 performance,“ kata Salomo.
Penuh perjuangan
Perburuan dimulai. Dari mencari partitur, pengiring, hingga anggota. Dengan keanggotaan yang terbuka, siapa saja boleh bergabung, latihan hari pertama baru berhasil mengumpulkan 9 orang. Sebagian besar adalah anggota koor yang menyanyi untuk misa 40 hari fotografer Kompas Julian Sihombing. Satu-satunya partitur yang sudah di tangan baru lagu “Syukur”, yang akhirnya dieliminasi karena kurang pas. Hari kedua, datang Dicky membawa lagu “You’ll Never Walk Alone” dan Heru yang masih menyimpan partitur lomba koor Kompas Gramedia. Terima kasih juga kepada Waskita, Editor Desk Internasional yang punya koleksi partitur lagu segudang. Para anggota makin banyak dan beragam, berkat Mbak Tuti dan Mbak Dina yang mengajak teman-teman yang suka menyanyi. Semua memilih “Kupinta Lagi”, “You’ll Never Walk Alone”, “Prahu Layar” dan “Sigulempong”. Pertimbangannya macam-
edisi september 2013
macam: makna, aransemen, kedekatan dengan Pak Jakob dan audiens lainnya, serta keyakinan untuk menyanyikannya dengan indah. Sampai latihan hari ketiga, suara masih juga belang blonteng. Anggotanya tidak pernah bisa lengkap karena selalu saja ada urusan pekerjaan. Saya sebenarnya deg-degan, tetapi melihat semangat teman-teman dan terutama Salomo yang tampak santai, akhirnya saya berserah. Toh, saat menyiapkan koor untuk Julian pun, kami hanya empat kali latihan dan ternyata bisa mempersembahkan lagu-lagu misa karya JA Korman. Lewat segala canda, Salomo dengan dukungan penuh Rio Tambunan yang mengiringi, mendorong kami semua memperbaiki nada dan irama. “Bass, dengar ya. Bass itu suaranya harus seperti kerbau... Berat dan gelap!” koreksi Salomo. “Saya mau dengar Luciano Pavarotti menyanyi, bukan Albert Einstein yang berkerut-kerut baca buku,” katanya sambil berjalan menirukan sikap kaku terpekur pada partitur. Ketegangan pun luruh. “Ternyata mas Salomo bisa lucu juga,” bisik Sinta, sekretaris GM TI Kompas. Kehadiran para pimpinan ─ Pak Rik, Mas Trias, dan Mas Budiman ─ walau bolong-bolong karena kesibukan mereka, adalah sumber penyemangat yang lain. Mbak Etty yang sedang repot menyiapkan acara malah rajin datang latihan. Ucapan terima kasih dan acungan jempol, tentu saja, ditujukan untuk seluruh anggota koor yang akhirnya berjumlah 25 orang. Mereka, senior-junior, datang dari berbagai bagian dan jabatan di Kompas, menjadi inti dan pewujud
persembahan untuk Pak Jakob. Mereka, dengan segenap semangat dan kerja kerasnya, membuat “mission impossible” menjadi “mission accomplished”.
Menjadi padu Seperti mukijzat, hari keempat dan kelima suara mulai nikmat di telinga. Teman-teman bersuara surga ─ ibaratnya batuk pun merdu ─ terus bertambah memperkuat sopran, alto, tenor, dan bass. Termasuk di antaranya ada mas Totok Pujianto, pencipta lagu “Berkatilah” dan “Bapa Kami”, yang interpretasinya membuat “Prahu Layar” benar-benar terasa cengkok Jawanya. Hari keenam, berarti H-1, ada gladi resik di aula lantai VI. Bahagia juga rasanya mendengar suara sudah semakin padu. Wajah para anggota mulai cerah, terasa betul kelegaan dan tumbuhnya rasa percaya diri. Semua perjuangan itulah yang akhirnya menjadi suatu persembahan pada hari H. Melihat Pak Jakob bahagia, apalagi sampai membuat Pak Swantoro menceritakan kisah di balik lagu “Kupinta Lagi”, membuat jerih payah terbayar lunas. Ketika paduan suara turun dari panggung, saya diam-diam teringat ucapan Paulo Coelho, pengarang dari Brazil, dalam bukunya The Alchemist, “Kalau engkau bersungguhsungguh menginginkan sesuatu, seluruh semesta akan berkonspirasi menolongmu.” Tampaknya begitulah kejadiannya. Saya pun berkaca-kaca. (Agnes Aristiarini/Kompas)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
9
WAYANG KULIT di BBJ
Pertambahan usia bagi suatu lembaga bukan hanya perkara bertambahnya angka, namun sejatinya merupakan suatu perjalanan yang penuh cerita, banyak warna dan sarat makna.
M
ensyukuri segala anugerahNya, di harijadinya yang ke-31 tahun, Bentara Budaya menyelenggarakan pergelaran Wayang Kulit semalam suntuk pada hari Jumat (27/9) dengan lakon Ruwatan Sudamala di halaman Bentara Budaya Jakarta. Pergelaran ini sekaligus masuk dalam rangkaian acara perayaan Tahun Emas Kompas Gramedia. Cerita Sudamala dipilih karena menceritakan rasa syukur atas perjuangan tokoh Sadewa yang berhasil menegakkan kesucian dan kebenaran. Dalam cerita pewayangan Mahabharata versi Jawa, Sadewa adalah satu-satunya dari kelima bersaudara ksatria Pandawa yang bisa mengubah hal-hal buruk menjadi kebaikan dan kesucian. Acara wayangan semalam suntuk ini dibuka oleh KG Corporate Communications Director, Widi Krastawan, didampingi Direktur Eksekutif Bentara Budaya Hariadi Saptono. Sebuah wayang kulit tokoh Sadewa diserahkan kepada Ki Radyo Harsono, dalang klasik dari Muntilan, Jawa Tengah, sebagai simbol dimulainya pergelaran wayang kulit. Sebelumnya, Hariadi Saptono mengingatkan hadirin yang sudah memenuhi halaman BBJ jauh sebelum acara dimulai tentang kesadaran ekologi manusia yang tak henti-hentinya menjaga harmoni dengan alam sekitar sebagai bagian penting dari kearifan lokal. Konsep ritual “ruwatan” dikenal dalam budaya tradisional Jawa, sebagai semacam upaya untuk dapat menjaga keselarasan
10 thank God it’s KG 35 tahun
dan melepaskan diri dari malapetaka atau hal-hal buruk, disimbolkan antara lain dalam kisah-kisah pewayangan. Sementara dalam sambutan peresmian acara, Widi Krastawan mengajak hadirin ikut serta merayakan ulang tahun Bentara Budaya sekaligus Tahun Emas Kompas Gramedia melalui kemeriahan pergelaran wayang kulit semalam suntuk ini. Pergelaran ini seakan mengulang sukses wayangan semalam suntuk yang terakhir kali digelar di halaman BBJ tahun 2010 yang lalu dengan dalang kondang Ki Manteb Sudharsono. Selain banyaknya penonton wayang, sepanjang jalan di depan BBJ dalam semalam juga menjelma menjadi pasar malam yang diramaikan oleh pengunjung untuk sekadar dinikmati pemandangannya atau dijadikan ajang tawar-menawar beraneka dagangan unik.
PAWUKON 3000th Memeriahkan pergelaran ini, digelar pula pameran Pawukon dari tanggal 27 September hingga 6 Oktober, pukul 10.00–18.00 wib. Sebanyak 56 lukisan wayang dipamerkan, karya Subandi Giyanto dari Gendeng Kasihan Bantul, Jogjakarta, dan karya almarhum Soelardi dari Surakarta yang aktif melukis wayang sekitar tahun 1930-1960-an. Karyakarya Soelardi yang aslinya berwarna hitam-putih telah diwarnai oleh Bentara Budaya Jogjakarta dan dilengkapi dengan isen-isen (gambar pengisi) oleh Sanggar Sungging Subandi Giyanto di Jogja, sementara 14 repro manuskrip pawukon berasal dari koleksi Museum Sonobudoyo Jogja. Pameran ini merupakan kelanjutan Pameran Gambar Pawukon yang dilaksanakan tanggal 10 September silam di Bentara Budaya Jogjakarta, sekaligus sebagai tribute bagi mendiang pakar astronomi Jawa yang sangat dihormati pada zamannya, R. Bratakesawa. Pawukon sendiri berasal dari asal kata per-wuku-an, yang berarti perbintangan dalam tradisi Jawa. Pameran menghadirkan lukisan-lukisan horoskop atau perbintangan Jawa, lengkap dengan cara mengatasi hambatan atau kondisi sifat-sifat atau karakter tiap orang. Istimewanya, pengunjung juga dapat mencocokkan karakter dan jalan hidupnya dengan perbintangan Jawa ini, tentunya dalam istilah-istilah ilmu primbon Jawa. (Nana/Corp. Comm, Ika/BBJ, foto: Qmunk & Ika)
edisi september 2013
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
11
Syukuran HUT ke-27
Graha Kerindo Utama K ebahagian dan kebersamaan menjadi milik seluruh karyawan PT Graha Kerindo Utama (GKU) dan PT Graha Cemerlang Paper Utama (GCPU) karena pada tanggal 9 September 2013, GKU berusia 27 tahun. Sebagai salah satu unit bisnis Kompas Gramedia yang bergerak di bidang manufaktur, GKU/GCPU telah membuktikan sebagai unit bisnis yang menduduki tempat penting dalam bisnis tisu nasional. Sejak tahun 2012, GKU/GCPU masuk dalam kategori Perusahaan Besar di KG karena beromset di atas 1 trilyun. Prestasi GKU telah mendapatkan pengakuan dari beberapa lembaga survey pemasaran seperti penghargaan TOP BRAND dimana merk TESSA menjadi jawara TOP BRAND 7 kali berturut-turut sejak tahun 2007. Representasi GKU juga telah hadir di 22 cabang di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu Syukur dan Kebersamaan kemudian diangkat sebagai tema syukuran. Bertempat di Gedung KG, Jl Kerajinan, Jakarta, syukuran digelar dan dirayakan oleh seluruh karyawan serta segenap manajemen dan direksi. Untuk pertama kalinya GKU memberikan penghargaan Satya Kalpika kepada karyawan yang telah berkarya lebih dari 25 tahun. Penghargaan dilakukan dengan pemberian cincin emas dan piagam pada 21 karyawan.
12 thank God it’s KG 35 tahun
Kemudian dilakukan tiup lilin oleh trio Direksi, Pak Harris, Pak Bambang, dan Pak Bong. Potong tumpeng dilakukan oleh Pak Bambang dan diserahkan kepada perwakilan karyawan, Endang Pangestuti. Syukuran juga dimeriahkan oleh paduan suara karyawan pimpinan Bernard. Direktur Utama GKU/GCPU Harris F Sitorus menyatakan rasa terimakasih pada para karyawan yang telah menunjukkan dedikasi serta loyalitasnya pada perusahaan dan juga mendorong karyawan lain untuk terus berpikir kreatif, menumbuhkan inisiatif mulai dari hal yang paling kecil yang bisa dilakukan diri sendiri hingga menjadi kebiasaan kolektif demi kemajuan perusahaan. “I am still learning”, demikian salah satu kalimat kunci yang disampaikan pada penghujung pidatonya. Ya, 27 tahun berkarya bukanlah akhir, namun justru memasuki periode di mana perusahaan beserta seluruh karyawan harus bersatu padu untuk terus belajar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sukses dan panjang umur untuk GKU! (Tim HR GKU/GCPU)
edisi september 2013
100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus B
entara Budaya Jakarta disulap menjadi sebuah festival Kuliner Nusantara, saat Pakar Kuliner Bondan Winarno meluncurkan buku terbarunya yang berjudul “100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus” terbitan Penerbit Buku Kompas, Rabu (25/9). Dari mulai pintu masuk, pengunjung sudah disuguhi beragam makanan tradisional maknyus yang merupakan pilihan Pak Bondan, seperti Sate Daguang Daguang, Sate Kuah & Soto Tangkar Aneka Sari H. Diding, Soto Ayam Pak Sadi, Gadogado Bonbin, Kerak telor, dan Es Selendang Mayang. Tepat pukul 19.00, acara dimulai. Diskusi yang dimoderatori oleh Glory Oyong (Kompas TV) itu berlangsung meriah dengan Bondan Winarno dan Arie Parikesit (founder Kelana Rasa) sebagai pembicara. Tamu yang hadir merupakan undangan dari Komunitas Jalansutra (pecinta kuliner), pembaca buku Kompas, dan media. Para undangan terlihat antusias untuk mengajukan pertanyaan. Pak Bondan pun berjanji akan membukukan serial 100 Maknyus selanjutnya, yakni 100 Maknyus Jakarta/ Betawi. Kehadiran Mari Elka Pangestu (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) menambah semarak acara dengan kata sambutannya. Di penghujung acara, dilakukan penyerahan buku “100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus” dan kartu KGVC secara simbolik dari
Patricius Cahanar (Manager Executive Penerbit Buku Kompas) kepada Bondan Winarno selaku penulis. Acara ditutup dengan foto bersama dan book signing. Buku “100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus” yang memiliki 568 halaman ini merupakan sebuah proses panjang yang dilahirkan Pak Bondan setelah 33 tahun berkelana di dunia kuliner Indonesia. Buku seharga 130.000 rupiah ini telah cetak ulang kedua, dua minggu setelah terbit. “100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus” berisi referensi makanan nusantara untuk pecinta kuliner dan travelling, karena di dalamnya terdapat 100 makanan paling maknyus di seluruh Indonesia versi Pak Bondan, lengkap dengan asal usul, resep, alamat dan nomor teleponnya. Bagi pembaca yang hendak bepergian, buku ini wajib dibawa untuk dapat menjadi panduan wisata kuliner di daerah tujuan. Maknyus! (Angel & Richard)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
13
PESTA TEPI SUNGAI DI KOTA LOENPIA
Acara ini berlangsung Sabtu-Minggu (7-8/9), dari pagi sampai malam. Plt Walikota Semarang Hendar Prihadi hadir membuka acara, didampingi Direktur CHR KG Sigit Suryanto dan GM Public Relations KG Nugroho F Yudho. Macam-macam mata acara untuk segala umur digelar, seperti lomba mewarnai layang-layang, drumband SD, parade budaya dan musik muda, fun aerobik berhadiah, lomba puzzle antar keluarga, sampai lomba Pinang Goyang. Yang paling memikat hati adalah lomba gethek hias antar kelurahan serta lomba lampion hias yang sudah mulai dilupakan masyarakat Semarang, Teng-Teng. Di malam hari pembukaan festival, sekitar 500 lampion hias beraneka rupa warna berkelap-kelip menerangi tepian sungai dan dijadikan ajang berfoto para Serangkaian event perayaan HUT ke-50 Kompas remaja. Gramedia dilaksanakan di berbagai kota, Sebagai pelengkap penting, KG juga diawali di Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan menggelar lomba foto digital bertema “Narsis di tajuk “Banjir Kanal Barat Festival 2013” awal Semarang” dan lomba menulis untuk mahasiswa September ini dengan menggandeng Pemkot dengan tema Keindahan Semarang dan Pesona Kota Semarang. Banjir Kanal Festival. Arena bazaar tepi sungai menyediakan berbagai produk, termasuk di Normalisasi kawasan Sungai Banjir Kanal sepanjang jembatan yang khusus menampilkan Barat Semarang yang mulai berjalan November kekhasan kuliner Semarangan. Fashion show 2009 sepanjang 9,2 km telah selesai bulan batik karya para desainer muda Semarang dan Desember 2012, diniatkan oleh Pemkot Semarang stand up comedy juga meramaikan festival di sebagai destinasi wisata baru Kota Semarang. sepanjang Jembatan BKB yang kini dikenal Forum Komunikasi Daerah Kompas Gramedia dengan keindahan lampu-lampunya di malam (FKD KG) Semarang menyambut positif rencana hari. ini dan berharap KG dapat berkontribusi secara Selama dua hari, ratusan ribu masyarakat nyata dalam program edukasi masyarakat Kota Semarang memenuhi segala sudut arena mengenai peran Banjir Kanal Barat, khususnya festival, melampaui perkiraan panitia. Tidak untuk Kota Semarang. sedikit pengunjung duduk-duduk sampai Ketua panitia Sonya Helen Sinombor, menyentuh batas air, terutama jelang petang Kepala Perwakilan Harian KOMPAS Jateng, hari sewaktu lampu-lampu jembatan dinyalakan. menyampaikan bahwa keberadaan BKB Semarang Tambahan kemeriahannya, band “Seventeen” dan adalah bagian penting penanganan masalah Didi Kempot mengisi panggung yang berada di banjir menahun di Kota Semarang dan sekitarnya. tengah aliran sungai dekat Bendungan Simongan. Selain itu BKB diharapkan juga dapat menjadi Permainan lighting dan laser serta kembang satu urat nadi kegiatan pariwisata dan ekonomi api menandai semaraknya HUT ke-50 Kompas warga. “Melalui festival ini kami mengangkat dan Gramedia di Kota Semarang. (Nana/Humas KG, memperkenalkan BKB sebagai ikon wisata baru foto: WEN/KOMPAS & Bambang Irianto/TB Gramedia Java Kota Semarang,” papar Sonya. Supermall)
14 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
Teng-Teng, lampion khas Semarang, berbeda dengan lampion dari daerah Pecinan walau fungsinya sama. Teng-teng berbentuk segi enam, biasanya dibuat dan dijual saat Ramadhan. Bisa jadi, Teng-Teng merupakan kreativitas lokal atas masuknya budaya Cina. Eloknya, Teng-Teng tidak sekadar penerang; terdapat mainan di dalamnya yang bergerak seperti wayang karena terkena cahaya. Sayang keelokan ini kian terpinggirkan, dari tahun ke tahun tampilannya begitu-begitu saja. Sejauh ini, belum pernah terdengar Kota Semarang mengadakan pesta lampion ataupun Teng-Teng. Ide penyelenggaraan lomba Teng-Teng adalah untuk mengangkat potensi kreativitas budaya lokal, transfer knowledge kepada generasi muda. (Unggul/SKG Semarang)
HUT ke-50 KG di Palembang B
egitu banyak cara untuk mensyukuri dan SKG Palembang terpaksa mengorder lebih memaknai sebuah arti dari ulang tahun, stok cadangan Intisari edisi khusus. Cadangan apalagi perayaan ultah yang ke -50. Untuk ukuran yang biasanya sekitar 140 eksemplar, kali ini bisnis surat kabar atau media cetak, mencapai harus diorder sebanyak 350 eksemplar demi usia ke-50 merupakan sebuah prestasi tersendiri memenuhi permintaan seluruh karyawan KG area yang tidak mudah tercapai. Kompas Gramedia Palembang. Penyerahan pesanan secara simbolik telah membuktikan hal tersebut dan kenyataanya dilakukan di dua tempat, yaitu TB Gramedia dan mampu menginjak usia 50 tahun dengan kondisi Sonora Palembang. yang bisa dibilang sangat sehat. (Aji Purwoko – SKG Palembang) Payung dan pondasi KG bukan lagi terbuat dari logam yang mudah berkarat atau beton yang mudah retak. Payung dan pondasi KG terbuat dari komitmen dan keyakinan tiap karyawannya sehingga tidak mudah bocor atau runtuh. Terbukti saat Intisari menerbitkan edisi khusus pada bulan September 2013 sebagai edisi HUT ke50-nya, seluruh karyawan unit KG yang bertugas di Palembang berbondong-bondong memesan edisi tersebut. Alasan mereka sangat sederhana, “Kami ingin merayakan HUT KG dan menjadi saksi sejarah bahwa kita telah melewati usia yang ke-50 thank God it’s KG 35 tahun edisi september 2013 15 dengan ikut mengoleksi edisi khusus Intisari.”
Serba KG di Denpasar Setelah Semarang, giliran Forum Komunikasi Daerah (FKD) KG di Bali menggelar event dalam rangka 50 tahun KG, diadakan di Lapangan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Minggu (22/9) yang baru lalu. Acara yang bertajuk “Semarak Bali Festival 2013” ini diadakan sebagai bentuk upaya bersama untuk menggugah tren budaya hidup sehat sekaligus mewadahi kebutuhan komunitas seni budaya Bali. Sebagai destinasi wisata dunia, tidak bisa dipungkiri Bali pasti mengalami krisis kebudayaan. “Langkah serius harus diambil agar gejala menurunnya minat kalangan muda Pulau Dewata terhadap budaya lokal tidak semakin meminggirkan seni tradisional yang seharusnya tetap terpelihara dan dikembangkan,” demikian kata MA Hary Puspadewi, Store Manager TB Gramedia Duta Plaza Denpasar, selaku Ketua Panitia. Upaya untuk mewujudkan, melestarikan sekaligus merawat seni dan budaya Bali
16 thank God it’s KG 35 tahun
membutuhkan kontribusi sinergi segenap pihak, baik dari masyarakat, pemerintah, para pelaku usaha serta stakeholder lainnya. FKD KG Bali tergerak untuk mendedikasikan sebuah program bagi masyarakat luas berupa ajang ekspresi, sarana komunikasi, dan media sosialisasi peran serta KG dalam bersama-sama merawat harmoni kehidupan sosial kultural Bali yang selaras dan terbuka. Director of CHR KG, Sigit Suryanto, mendampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika membuka acara sekaligus mengibarkan bendera start di hadapan sekitar 5000 peserta Jalan Santai pada pukul 7 pagi WITA, bersama Wakil Gubernur I Ketut Sudikerta. Dalam sambutannya, Sigit menyampaikan salam dan ucapan terimakasih KG kepada masyarakat Bali atas diterimanya keluarga besar KG sebagai warga Bali. Selama seperempat abad, KG senantiasa menjaga jalinan persaudaraan dengan segenap masyarakat Bali melalui berbagai unit bisnis, baik melalui jalur pariwisata bersama Santika
edisi september 2013
Hotels & Resorts, lembaga pendidikan ELTI, TB Gramedia, radio dan televisi, serta lembaga kebudayaan Bentara Bentara Bali. KG berharap dapat terus bersama-sama dengan masyarakat Bali mewujudkan “Indonesia yang Lebih Baik”, sesuai cita-cita yang dicanangkan dalam rangka HUT ke-50 KG. Gubernur Bali, yang akrab dipanggil “Pak Mangku” oleh warganya, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada KG yang telah berperan serta dalam pembangunan Bali, terutama sekali pembangunan sumber daya manusia. Pak Mangku berharap upaya semacam ini terus berlanjut melalui kegiatan-kegiatan yang konstruktif demi mencapai Bali yang aman dan sejahtera.
SERBA BALI Bermacam lomba digelar dalam event seharisemalam ini, mulai dari kesenian tradisional seperti Gebogan Bunga (karangan janur dan bunga), Bele Ganjur (grup tetabuhan), Tari Bali Kreasi, ukir buah, sampai yang bersifat fun untuk segala lapisan umur seperti lomba mewarnai, spelling bee, Daddy Diapers, story telling, dan juggling competition. Para peminat fotografi ikut serta meramaikan dengan mengikuti lomba foto “Semarak Bali Festival”, dan mengikuti workshop fotografi yang dibawakan oleh anggota komunitas fotografi Bali M. Bundhowi di bawah kerindangan beringin. Aneka stan bazaar berisi kuliner khas Bali, apparel, dan sebagainya meramaikan arena festival. Tak ketinggalan bazaar unit-unit KG yang berada di Bali, para sponsor, serta booth lowongan kerja KG di mana peminat dapat memasukkan lamaran kerja secara online. Panggung hiburan sengaja diisi oleh Panitia hanya dengan talenta-talenta asli Bali. Penyanyi pop Bali AA Raka Sidan dari Gianyar tampil membawakan lagu-lagunya yang disukai segala lapisan umur, lagu-lagu yang terkenal sarat dengan pesan moral terkait kondisi sosial masyarakat, berisi pesan tanggung jawab untuk ikut memberi edukasi bagi masyarakat, serta mendorong terciptanya iklim berkesenian yang baik bagi seniman khususnya musisi Bali. Trio dangdut 3G memanaskan arena yang cerah disirami cahaya matahari Denpasar nan terik dengan lagu-lagu dangdut berbahasa Bali, sementara malamnya grup band rock berbahasa
Bali KIS disambut gegap gempita oleh para fans yang datang dari berbagai penjuru Pulau Dewata. Sebagai penutup, Dalang I Wayan Nardayana dari Desa Belayu di Tabanan mempergelarkan pertunjukan wayang kulit hasil inovasinya 15 tahun silam, Wayang Cenk Blonk. Penonton duduk lesehan, memenuhi area festival seluas lapangan sepak bola, dalam siraman cahaya bulan, menikmati jalan cerita dan lawakan ceplasceplos khas Bali yang dilontarkan dua tokoh utama wayang kulit ini, Nang Klenceng dan Nang Ceblong. Pertunjukan yang semula dirancang padat selama 3 jam akhirnya memanjang sampai tengah malam, menuntaskan persembahan “Semarak Festival Bali 2013” dari Kompas Gramedia untuk Bali. (Nana, foto: Dwiky Giri - Bentara Budaya Bali)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
17
Syukuran Sederhana di Usia 23
J
umat, 20 September lalu menjadi hari yang berbeda bagi Penerbit Grasindo. Tanpa wara-wara, Grasindo mengadakan syukuran sederhana atas hari lahirnya yang ke-23. Jarot Yudopratomo, Operational Manager Grasindo mengakui bahwa sebenarnya dirinya belum pede untuk membuat suatu “perayaan ulang tahun”, namun bagaimanapun juga hari jadi itu tetap harus disyukuri dan diingat —meski dalam skala yang paling sederhana. Sebab, kita dilahirkan pasti mempunyai misi. Terlebih lagi, tahun ini bertepatan dengan peringatan 50 tahun Kompas Gramedia, sehingga rasa syukur itu menjadi semakin bermakna. Hadir dalam syukuran sederhana itu, Thomas Athanasius (GM New Business Development), R Suhartono (GM HR&GA GoBP) dan I Made Suartika, tim marketing GSC (Gramedia School Channel), dan tim redaksi/produksi Grasindo. “Kami tidak menyebar undangan karena merasa belum pantas. Mudah-mudahan di tahun mendatang sudah lebih pede, apalagi sekarang karyawannya muda-muda,” kilah Jarot.
18 thank God it’s KG 35 tahun
Dalam sambutannya, Thomas Athanasius antara lain berpesan bahwa saat ini lini produk di Grasindo sudah semakin kuat dan itu harus dipertahankan. Demikian pula, aliansi strategis yang digagas Grasindo bersama Penerbit Cordoba dalam menggarap produk Al-Qur’an merupakan terobosan yang menjanjikan. Sementara, R Suhartono meyakini bahwa ke depan Grasindo harus berani tampil lebih pede, apalagi dengan penggabungan penerbit-toko buku maka praktis GSC dapat mengembangkan jaringan outlet-nya. Seiring dengan itu, redaksi Grasindo kembali meluncurkan Program PSA 2 (Publisher Searching for Authors), sebuah program pencarian naskah yang pertama kali digagas di tahun 2012 lalu dan sukses. Dari 600 naskah peserta, 33 naskah ditetapkan sebagai naskah terbaik, ada di antaranya yang sudah cetak ulang. Berdasarkan pengalaman tersebut, melalui PSA 2 yang bertema “Naskah Rasa Indonesia” ini, redaksi optimis bakal menjaring banyak naskah menarik dari beragam penulis. (bimo/grasindo foto: Laras Husodo)
edisi september 2013
RISK MANAGEMENT R
isk management atau yang lebih dikenal manajemen resiko adalah sebuah proses identifikasi, pengukuran, dan dampak dari sebuah resiko yang mengancam terhadap obyek. Apabila mengambil kasus terhadap sebuah perusahaan, maka manajemen resiko ini akan berkaitan dengan kemampuan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, Corporate Human Resources Kompas Gramedia memandang perlu mengadakan executive sharing di Betawi Room Hotel Santika Premier Jakarta pada tanggal 24 September 2013, dengan narasumber Professor Chris Kinsville-Heyne dari HULT International Business School. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang jajaran manajemen Kompas Gramedia. Sharing ini diawali dengan berlatih bersama untuk identifikasi rekan terdekat. Tujuannya adalah membangun kemampuan untuk berpikir cepat mengidentifikasi obyek. Dua hal penting yang harus dilakukan adalah menemukan cara pandang dan kredibilitas. Sehingga melatih membangun manajemen resiko membantu Anda untuk mengenali resiko apa saja yang mungkin dihadapi dan apa saja cara yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya. Akan tetapi semua hal yang akan dilakukan harus mendapat persetujuan dari manajemen, sejauh mana tindakan dapat diambil. 7 Panduan Komunikasi Menghadapi Krisis Dalam keadaan krisis, hal yang akan ditangkap pertama kali adalah aspek visual. Aspek ini akan memegang 90% respon pertama yang akan muncul, 7 % bagaimana penyampaian, dan 3% apa yang disampaikan. Oleh karena itu sangat penting untuk bisa memberikan kesan yang kuat dan cara berkomunikasi yang jelas. Tujuh panduan komunikasi dalam menghadapi krisis adalah sebagai berikut:
1.
2.
3. 4. 5. 6. 7.
Menerima masukan dan melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam menghadapi krisis. Merencanakan dan mengevaluasi sumber daya yang ada, sesuai dengan prinsip Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Treaths. Mendengarkan apa yang menjadi perhatian masyarakat secara spesifik. Lakukan dengan tulus, jelas, dan terbuka. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan sumber-sumber yang terpecaya. Temukan apa yang diperlukan media massa dalam krisis ini. Berkomunikasi dengan jelas dan lakukan dengan tulus.
Krisis akan muncul dalam berbagai bentuk dan ruang lingkup yang berbeda-beda. Kebanyakan kesalahan yang terjadi dalam menghadapi krisis adalah dalam penanggulangan krisis tidak melihat dengan perspektif yang berbeda baik secara internal maupun eksternal. Baik atau buruk situasi yang akan dihadapi, sangat dipengaruhi dari persiapan terhadap hasil apa yang diharapkan. Beberapa indikasi bahwa sebuah perusahaan siap dalam menghadapi krisis adalah karyawan dan keluarga diberikan jaminan kesehatan, keluarga akan mendapatkan informasi perkembangan karyawan apabila sesuatu terjadi pada karyawan, karyawan selalu menjadi prioritas utama dalam krisis. Selalu persiapkan dan rencanakan tindakan terhadap sesuatu yang terburuk dan selalu tingkatkan kemampuan untuk berpikir cepat dalam mengidentifikasi masalah. (Yayak)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
19
Seminar
Prospek Ekonomi 2014 tentang kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi di tengah tekanan domestik dan eksternal. Dengan makalah komprehensif berjudul “Indonesian Economic Outlook 2014, Growth Slowdown Expected, Amid Domestic & External Pressure”, Anton pada prinsipnya menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia pada tahun depan masih lesu ntuk itu, digelar Seminar Prospek Ekonomi 2014 dengan menghadirkan 2 praktisi sebagai dikarenakan berbagai faktor seperti himpitan kurs mata uang dan suhu politik. “Tetapi justru narasumber yang dianggap bisa memercikkan faktor politik, dengan adanya pemilu tahun inspirasi, yakni CEO PT Kereta Api Indonesia (PT depan, beberapa sektor bisnis di wilayah regional KAI) Ignasius Jonan dan Chief Economist Bank mempunyai prospek lumayan bagus, seperti Danamon Indonesia (Danamon) Anton Gunawan, perhotelan, percetakan, dan media daerah,” yang diadakan di Rubby Room, Gedung KG paparnya memotivasi. Palmerah Barat, Jakarta, Rabu (18/9). Sementara itu, Ignatius Jonan, melalui PT KAI dan Danamon saat ini dianggap sebagai presentasi berjudul “The Art of Execution”, perusahaan dengan pengembangan inovasi terbaik dalam proses bisnisnya. Keberhasilan memaparkan tentang pembenahan PT KAI Jonan dalam memodernisasi sistem perkeretamelalui kebijakan-kebijakan baru yang ia buat. apian Indonesia mengantarkan PT KAI menyabet Sejak memegang tampuk pimpinan PT KAI tahun 4 penghargaan dan dinobatkan sebagai BUMN 2009 hingga sekarang, Jonan memang telah Inovatif Terbaik (Best of The Best) dalam BUMN menelurkan berbagai macam program inovatif yang sejauh ini berhasil mempercantik wajah dan Awards 2012, 5 penghargaan dalam Anugerah sistem perkereta-apian Indonesia. Business Review 2012, dan sederet penghargaan Dimulai dari pembenahan corporate identity lainnya. Penghargaan-penghargaan tersebut membuat Jonan turut dinobatkan sebagai dan corporate culture, lalu inovasi SDM, bapak CEO terbaik (Best CEO) dalam berbagai ajang dua anak ini kemudian memodernisasi sistem dan penghargaan. pelayanan PT KAI. Berbagai kenyamanan kini bisa Sementara itu, Danamon baru-baru ini juga dirasakan penumpang kereta api di Indonesia, berhasil meraih penghargaan BPA Trailblazer antara lain kereta ekonomi AC, gerbong wanita, Award 2013 dari Majalah Banking & Payment Asia, sistem pembelian tiket online, pelayanan yang lebih ramah, hingga stasiun yang modern. sebuah majalah terkemuka di Asia mengenai Tak ada yang tak mungkin untuk mewujudkan perbankan ritel dan sistem pembayaran. semua hal asalkan gagasan yang dirancang Penghargaan dalam kategori ‘Process Excellence selalu disertai dengan kesungguhan dalam in Customer Centricity’ ini disematkan kepada penerapannya. Seperti kata bijak Arnold Glasgow Danamon atas keberhasilannya dalam inovasi sistem layanan nasabah Danamon, E-Bizzpro, yang yang dikutip Jonan dalam presentasinya, “Ideas dinilai mampu membentuk standar baru atau best not coupled with action never become bigger than practice di industri perbankan. the brain cells they occupy”. (teks: Azmi/InfoKita, foto: Reza/CSM) Seminar Prospek Ekonomi 2014 ini dihadiri oleh CEO KG Agung Adiprasetya, Vice CEO Lilik Oetama, jajaran manajemen, juga para Champions Team Leader (CTL) yang diandalkan untuk mendorong kelahiran inovasi baru bagi pengembangan perusahaan. Pieter Gero (Kompas) memoderatori kedua narasumber dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Anton Gunawan menyajikan review Dalam rangka menyiapkan perencanaan bisnis tahun 2014, Kompas Gramedia memandang perlu adanya masukan dan “business insight” mengenai perkembangan ekonomi serta “outlook ekonomi tahun 2014”.
U
20 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
www.gramediana.com Y
a, gramediana merupakan portal penjualan buku digital, penerbitan mandiri serta forum pertemuan antara pembaca dan penulis. Gramediana memiliki 3 fitur yang dapat dinikmati oleh usernya yaitu: store, self publishing, dan community.
Store Merupakan sebuah wadah katalog penjualan buku digital. Buku digital dijual dengan harga 25% lebih murah dibandingkan buku cetak. Berbagai judul, sekitar 6000 buku, dari Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Kepustakaan Populer Gramedia dan Grasindo tersedia. Buku lama hingga buku terbaru dapat dinikmati tanpa harus keluar rumah, kapanpun dan dimanapun. Sistem pembayaran dalam pembayaran buku digital dapat melalui paypal, kartu kredit maupun ipaymu. Buku digital gramediana tersimpan dengan format PDF atau epub yang hanya dapat dibaca melalui desktop, android maupun iOS. File ini akan mengikat secara sistem pada reader gramediana dan account yang mendownload buku tersebut dan tidak bisa digandakan atau dipindahtangankan. Gramediana Reader dapat diunduh secara gratis melalui website gramediana.com (PC/ Laptop), play store (Android) dan AppStore (iOS). Selain buku digital, juga disediakan jasa “Print on Demand”, mencetak buku tanpa mininum eksemplar. Buku yang dicetak ini biayanya akan disesuaikan dengan biaya percetakan yang dibutuhkan dan dikirim ke alamat user.
Self Publishing Fitur “Self Publishing” merupakan sebuah fitur yang mempermudah penulis untuk menerbitkan buku mereka secara mudah dan mandiri berupa buku digital maupun print on demand. Penulis dapat secara langsung mengupload naskah yang sudah ia miliki atau menulisnya menggunakan template yang sudah disediakan. Untuk sampulnya, penulis dapat mengupload dengan format file JPG dengan maksimal ukuran 5MB. Melalui self-publishing ini juga, penulis bisa
berkolaborasi bersama editor yang dipilih sendiri. Royalti yang akan diberikan kepada penulis sebesar 35% dan mendapat report penjualan buku dan pembayaran royalti di dashboard gramediana.
Community Fitur “Community” merupakan sebuah fitur pertemuan antara pembaca dan penulis. Berbagi informasi maupun diskusi mengenai berbagai macam buku dari berbagai genre. Seperti sebuah sosial media, melalui community ini kita dapat memberikan informasi mengenai buku yang ingin dibaca atau sedang dibaca. Selain berbagai fitur yang menarik bagi para pembaca buku maupun penulis, gramediana juga memiliki berbagai program partnership yang menarik. Yuk, klik www.gramediana.com segera! (istimewa)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
21
J
elajah sepeda yang terpanjang jarak tempuhnya, sekaligus terlama dibandingkan jelajah sepeda sebelumnya. Dimulai dari KM 0 Indonesia di ujung Pulau Weh, berakhir di Kota Padang dua pekan kemudian. Keindahan Sumatera dan suasana hangat di antara peserta membayar lunas penat fisik yang mendera peserta jelajah. Etape lepas etapenya menyimpan cerita yang belum habis dibagikan di media sosial. JSSP, penjelajahan bersepeda yang merupakan misi Harian KOMPAS untuk merajut Nusantara dari Sabang sampai Merauke, pada penyelenggaraan kelima dijejak dari bumi paling barat wilayah Indonesia. Saat start, Jumat (30/8), pejabat Pemkot Sabang berkata, “Di tempat berdiri Anda inilah ujungnya Indonesia.” Dengan dukungan penyelenggaraan dari PT Perusahan Gas Negara (PGN), Tbk, JSSP diikuti oleh 46 peserta dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Bitung, Jogjakarta, Klaten, Padang, Banda Aceh, Meulaboh, Medan, dan Lubuk Pakam. Selain PGN, Chevrolet dan Kota Baru Parahyangan juga menjadi pendukung jelajah sepeda ini. Tiga Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Jangan bayangkan Aceh satu dekade silam. Aceh kini sungguh berbeda. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir saat para peserta JSSP melintasinya. Tidak ada lagi sisa yang berbekas dari konflik bersenjata yang berakhir kurang lebih sepuluh tahun silam. Alamnya benar-benar terlihat elok, sarat dengan potensi yang siap untuk
22 thank God it’s KG 35 tahun
digali. Pantai-pantainya bersih, gugusan pulaupulau kecilnya sangat menggoda, apalagi saat dinikmati dari atas sadel sepeda atau saat para peserta bermain di pinggirannya. Sabang sendiri bahkan mendapatkan predikat pulau dengan pantai yang paling bersih versi sebuah lembaga pemeringkat tujuan wisata, mengalahkan pulau-pulau lain di Indonesia. Gugusan pulau di sekitar Pulau Weh juga merupakan salah satu tujuan snorkling dan diving yang banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun asing. Saat berangkat, rombongan JSSP berbarengan dengan tim dari National Geographic Indonesia yang mengajak para pemenang kompetisi petualangan guna menikmati alam Sabang.
Tak Terduga Dari informasi yang dikumpulkan para peserta, semula mereka mengira bahwa etape pertama Sabang-Banda Aceh sejauh 76 km adalah rute yang santai. “Fun bike nanti kita,” ujar Adhi, pegiat sepeda onthel. Namun begitu mendarat di Pelabuhan Bebas Sabang menuju hotel, peserta terus-terusan dibuat jeri oleh kontur jalan yang ternyata jauh dari bayangan. Saat mobil L-300 yang membawa rombongan melewati turunan, terdengar celotehan, “Mampus nih besok!” Saat menanjak, yang terdengar adalah, “Bonus nih” atau “Wah, bonusnya dikit doang”. Begitu Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, Direktur Keuangan PT PGN Ery Surya Kelana, dan pejabat Pemda Kota Sabang melepas bendera start, hanya 200 meter dari
edisi september 2013
tempat itu sudah menunggu tanjakan amat terjal. Selepas tanjakan, turunan dan kelokan juga sudah menyambut lagi. Akibat ketidaksiapan menghadapi medan ini, apalagi di etape pembuka, beberapa peserta terjatuh, termasuk Widiyantara dari Kompas Gramedia Cyclist yang mengalami luka serius di punggung dan lecet-lecet di kakinya. Seorang peserta, Wanda, asal Meulaboh, sudah mengalami kram kaki dan beberapa kali dievakuasi, sebelum kemudian ia menyerah total pada etape keempat di Tapaktuan. Salah satu topik yang menjadi pembicaraan hangat di kalangan peserta adalah kondisi jalanan di sepanjang Aceh. Menurut Marta Mufreni, road captain JSSP yang pernah melintas di jalur ini sebelumnya, jalanan di Aceh adalah jalan raya yang paling bagus di Indonesia. Dibangun dengan dana dan pengawasan dari USAID selepas musibah Tsunami tahun 2004, kondisi jalan memang terlihat mulus tanpa lubang.
Suasana Berbeda Rasanya tepat panitia jelajah memilih jalur Pantai Barat sebagai rute untuk menuju Sumatera Utara daripada jalur timur yang lebih ramai kendaraan dan pemandangannya biasa-biasa saja. Di sepanjang pantai barat provinsi Aceh, mulai dari Banda Aceh, Calang, Meulaboh, Blang Pidie, sampai Tapaktuan, peserta jelajah tak henti-hentinya melampiaskan hasrat berfoto dengan latar belakang pantai yang bersih dan segar. Sambutan masyarakat sepanjang jalur ini juga membuat kayuhan para peserta jelajah semakin bertenaga. Anak-anak kecil selalu mengerubungi jika rombongan berhenti di perkampungan. Di sepanjang
Jelajah Sepeda Sabang Padang (JSSP)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
23
kampung, suara sirine dari patroli pengawal jelajajah membuat anak-anak dan orang tua keluar dari dalam rumah lalu menonton di pinggiran jalan. Sebagian mengulurkan tangan, yang lain menyapa dengan “hai” atau “halo” atau “assalamualaikum”. Etape di provinsi Aceh juga diwarnai dengan kehangatan sambutan dari Pemerintah Daerah yang dilewati. Di kota Banda Aceh, Kapolda Aceh Irjen (Pol) Herman Ibrahim melepas peserta sekaligus menemani bersepeda rombongan sampai mendekati Kota Calang. Ribuan pesepeda melepas rombongan sampai di batas kota. Di Kota Blang Pidie lain lagi, di mana peserta JSSP disambut bak tamu istimewa dengan suguhan mie kocok yang nikmat. Di Calang, Meulaboh, Tapaktuan, dan Subulussalam peserta dilepas oleh wakil bupati, bupati, atau walikota. Di sebagian kota-kota tadi, rombongan disambut oleh para pegiat dan penikmat sepeda saat menjelang finish atau masuk kota tujuan. Jika di Aceh JSSP identik dengan suasana pantai yang elok, mie kepiting atau udang yang
lezat, jalan yang mulus, sambutan yang hangat dari masyarakat dan birokrat, di Sumatera Utara nuansanya berbeda. Aceh identik dengan susur pantai kecuali di Subulussalam, Sumatera Utara identik dengan susur bukit dan hutan. Jika Aceh sangat kental dengan suasana Islami, jalur Sumatera Utara adalah kombinasi antara suasana Kristen dan Islam. Daerah Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Kota Nopan sangat kental religi Islamnya, sedangkan di Tapanuli Utara, Tarutung, Samosir, suasana Kristen yang lebih tampak. Yang tetap hangat adalah sambutan dari masyarakatnya. Selain suasana religi yang heterogen, sebagian jalur jalan Sumatera Utara tidaklah semulus Aceh. Jalanan dari Tarutung menuju Padangsidimpuan misalnya, beberapa ruasnya hancur dan bukitbukit atau lerengnya longsor. Perbatasan Aceh dan Sumatera Utara dilalui pada etape Subulussalam-Samosir. Selepas Subulussalam, kota terakhir di provinsi Aceh dalam JSSP, peserta langsung disodori tanjakan tiada akhir. “Tanjakan ra wis-wis,” kata Purnama Sidi, peserta asal Klaten. Tanjakan inilah yang
Para peserta jelajah berfoto bersama dengan latar belakang air terjun di daerah Gereutee, sebuah perbukitan yang dilewati dalam perjalanan dari Banda Aceh menuju Calang.
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
menghantar rombongan meninggalkan Aceh untuk menyusuri pegunungan Bukit Barisan menuju Sumatera Utara. Etape lintas perbatasan Aceh Sumut ini pada akhirnya gagal dituntaskan penuh oleh semua peserta rombongan. Dengan jarak tempuh 176 km dan hampir dua pertiganya menanjak, peserta rombongan berhenti di daerah Sukorame setelah menempuh jarak sekitar 70 km. Suguhan durian yang disuguhkan oleh petugas pos polisi Sukorame membuat mereka berhenti hampir 2 jam. Brigjen (Pol) Royke Lumowa, salah satu peserta jelajah bersama enam pesepeda lainnya mencoba meneruskan kayuhan menuju Samosir. Namun udara dingin, kontur jalan yang tidak bersahabat menuju Telle, serta malam yang mulai turun membuat rombongan kecil ini juga dievakuasi setelah menempuh jarak 25-30 km dari Sukorame. Evakuasi darurat para peserta jelajah juga serbadarurat. Sebagian kecil sepeda dinaikkan ke mobil logistik dan mobil polisi pengawal, sedangkan sebagian besar dinaikkan ke atas truk yang bak belakangnya disulap menjadi double deck. Bagian atas untuk menumpuk sepeda,
bagian bawah dijejali orang. Dalam perjalanan, orang-orang yang ada di dek bawah bak truk kemudian dievakuasi lagi dengan angkutan kota sampai ke Tuktuk, Samosir. Sementara sebagian peserta jelajah naik ke mobil patwal dan ambulans. Dalam kondisi cuaca dingin yang menembus 14oC, jalanan yang berkelak-kelok, dua peserta yang berada di mobil ambulans terpaksa memuntahkan sebagian durian yang mereka lahap akibat perut serasa dikocok-kocok. Sumatera Utara yang multikultur dan multireligi meninggalkan kesan yang mendalam karena peserta sempat beristirahat satu hari penuh di Pulau Samosir, menikmati suasana dan makanan di sekitarnya. Apalagi, saat itu hendak digelar Festival Danau Toba, sehingga suasana Samosir juga lebih meriah. Di Danau Toba, peserta jelajah juga berkesempatan menebarkan ribuan benih ikan mujair. Pembelian bibit ikan mujair ini didapat dari donasi para peserta JSSP. Selain itu, di Sumatera Utara inilah peserta sempat menikmati istirahat bukan di suatu hotel, melainkan di Wisma Pemda Kota Nopan. Karena kamar-kamar sebagian sedang direnovasi, para peserta ada yang tidur dengan tenda individu, hammock, maupun sleeping bag.
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
25
Masuk ke Sumatera Barat, suasana juga berganti. Di Lubuk Sikaping, para peserta sudah disuguhi menu masakan Padang. Di sini, para peserta sudah membayangkan dan berencana untuk menjelajahi kuliner di Bukittinggi dan Padang. Beberapa peserta dari Padang seperti Kukuh, Oki, Afif, Tio sudah menjadi rujukan untuk mencari kuliner yang dahsyat. Peserta dari Jakarta yang berasal dari Sumatera Barat seperti Donald Wisbar, Budi Yuswar, atau Suprapto juga memberi rekomendasi atas tempat-tempat kuliner yang menarik. Secara psikis, etape menjelang finish adalah etape rawan. Marta, sang road captain bilang, jika di Sabang para peserta membayangkan untuk sampai ke Padang, menjelang sampai Padang ini peserta sudah membayangkan untuk sampai ke rumah! Dia menekankan perlunya kehatihatian, terutama ketika masuk etape terakhir Bukittinggi-Padang, di mana kondisinya berupa jalanan menurun ekstrem, dengan jalan berupa beton. Secara teknis, jalanan beton lebih licin dibandingkan jalan aspal dan pengereman harus dilakukan dengan benar, sementara elevasi bergerak dari titik 1.200 m dpl menuju kurang dari 10 m dpl. Etape Belum Berakhir Jumat, 13 September 2013, sore hari dalam suasana hujan gerimis, 45 peserta jelajah pecah dalam suka cita berkepanjangan. Rasa haru dan gembira menyelimuti seluruh peserta dan panitia jelajah, lalu mereka tumpahkan dalam
jabat dan peluk erat. Jarak teoretis 1.539 km (dalam hitungan lapangan lebih dari itu) akhirnya terselesaikan. Tiga belas hari lamanya mengayuh sepeda, lebih dari dua minggu terpisah dari keluarga. Di kantor Gubernur Sumatera Barat, Gubernur Irwan Prayitno dan wakilnya Muslim Kasim serta Muspida dan Wakil Redaktur Pelaksana KOMPAS M Bakir menyambut peserta jelajah dan mengalungi medali tanda tuntasnya penjelajahan. Atas itu semua, hingga kini pun para peserta masih bergairah berbagi perjuangannya lewat media sosial. Di Facebook, membuka kembali foto-foto yang diunggah para peserta serasa menyusuri kembali jengkal demi jengkal jalanan yang dilewati. Yang tersisa bukan lagi fisik yang letih, melainkan ejekan dan candaan dari sesama peserta atau teman mereka. Di grup Whatsapp, candaan dan gurauan terus bergulir tiada henti, hingga tengah malam. Mereka seperti menemukan keluarga baru. Sepertinya etape penjelajahan belum berakhir dan masuk ke etape baru di jagad virtual. Penjelajahan melalui sepeda ini, seperti pengakuan Aristi, dokter sekaligus peserta jelajah, bukanlah penjelajahan untuk mengalahkan apapun atau mencapai apapun, melainkan perjuangan untuk mengalahkan rasa takut, rasa bosan, perjuangan mengalahkan diri sendiri. (A Wisnuhardana, Editor in Chief iDEA dan IDEBISNIS, peserta JSSP) Foto-foto: Riza Fathoni/KOMPAS
Peserta meluapkan kegembiraannya begitu menyentuh titik akhir di kantor gubernur Sumatera Barat.
26 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
OTOMOTIF Choice Award 2013 “Belanja Jadi Mudah”
B
ertepatan dengan Indonesia International Motor Show (IIMS) yang ke-21, Tabloid OTOMOTIF mengadakan acara OTOMOTIF Choice Award yang diselenggarakan di Gedung Pusat Niaga, Arena PRJ Kemayoran Jakarta Pusat pada hari Rabu, 25 September yang lalu. OTOMOTIF Choice Award merupakan ajang penghargaan untuk produk-produk komponen aftermarket dan peranti pendukungnya, seperti ban, busi, bohlam, piston, knalpot, kampas rem, filter udara, head unit, speaker, helm, kaca film, pembersih interior/eksterior, bahan bakar, pelumas, jaket, sepatu, asuransi mobil, lembaga pembiayaan, dan sebagainya. Tak seperti tahun lalu yang menyediakan tiga kategori; Kategori Umum, Kategori Roda Dua dan Kategori Roda Empat. Di tahun 2013 ini ada dua kategori baru. Pertama, Kategori Non-Otomotif. Berbeda dari penilaian untuk tiga kategori sebelumnya yang dinilai dari redaksi OTOMOTIF, penentuan pemenang pada kategori baru tersebut dilakukan secara polling dari 2.100 pembaca selama 2 minggu melalui website Otomotifnet.com. Kategori baru kedua adalah ‘The Chosen People’, yang diberikan kepada seseorang yang telah mengabdikan hidupnya di dunia komponen aftermarket dan pendukungnya. Dari penambahan kategori tadi, maka jumlah penghargaan yang diberikan bertambah dari tahun lalu hanya 52 penghargaan menjadi 71 penghargaan di gelaran tahun ini. Jika di tahun pertama lalu penyerahan penghargaan dilakukan dengan mengunjungi setiap pemenang, maka di tahun kedua ini tim redaksi OTOMOTIF mengundang seluruh pemenang untuk menghadiri OTOMOTIF Choice Award 2013 secara langsung di tempat acara.
Rangkaian OTOMOTIF Choice Award 2013 acara dimulai dari Speak Up dengan topik pembahasan “Belanja Cerdas, Teknologi Pas” dan “Belanjaku Gaya Hidupku”. Editor in Chief Tabloid OTOMOTIF, Billy Riestanto, menyampaikan penjelasan tentang acara ini. “OTOMOTIF Choice Award merupakan sebuah kegiatan dari kami yang ingin memberikan referensi kepada masyarakat mengenai produk komponen dan aksesori mana yang benar-benar mempunyai utilitas tinggi dan layak untuk dipilih konsumen,” ujarnya. Dilanjutkan olehnya, dua kategori baru yaitu Kategori Non-Otomotif dan The Chosen People dimunculkan untuk membuat ajang awarding ini semakin semarak. Sementara untuk kriteria penilaiannya masih dilakukan sebagaimana tahun lalu, yakni pemenang dilihat dari unique selling point, kemudahan didapat, edukasi kepada konsumennya, harga, dan testimoni dari pengguna. Acara ini dipuncaki dengan penyerahan penghargaan OTOMOTIF Choice Award 2013. Sebanyak 24 penghargaan diberikan untuk Kategori Umum, 15 penghargaan untuk Kategori Roda Dua, 19 penghargaan untuk Kategori Roda Empat, dan 12 penghargaan untuk Kategori Non Otomotif Favorit Pembaca. Total sebanyak 70 penghargaan dari 4 kategori tersebut diraih oleh berbagai merek produk. Sementara itu, 2 penghargaan Kategori The Chosen People berhasil diraih oleh Teddy Hartono (Mitra 2000) dan Ridwan Pribadi (Sumber Berkat Group). Berbagai pernghargaan tersebut diharapkan dapat memberikan apresiasi bagi produk komponen, sekaligus referensi produk bagi konsumen agar lebih mudah dalam berbelanja sesuai kebutuhan. (Azmi, sumber: Otomotif Group)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
27
Pendatang Baru di KOMPAS TV B
ulan Oktober tidak akan kalah ceria dari bulan September dengan adanya sebuah paket berisi 6 program baru yang telah disiapkan tim KOMPAS TV bagi pemirsanya. Siap bergabung dengan beberapa program unggulan KOMPAS TV, seperti Bundesliga, konser K-20 dan Formula 1, berikut adalah salam perkenalan dari keenam pendatang baru tersebut:
THE GREAT JOURNEY OF DEWARUCI
Tradisi maritim Indonesia berubah saat Indonesia pada tahun 1952 resmi meminang KRI Dewaruci sebagai kapal latih TNI Angkatan Laut. Di atas kapal ini, kadet atau taruna TNI AL dilatih dengan melalui pelayaran berbahaya menyebrangi samudra. Dari puluhan misi pelayaran, KRI Dewaruci pernah dua kali mengarungi misi mengelilingi DEMOKRASI KUR$I dunia. Misi tersebut pertama kali terlaksana pada tahun 1964. Dan pada tahun 2012, untuk Program ini ditargetkan untuk menjadi penanda kedua kalinya (dan juga untuk terakhir kalinya), dan identitas KOMPAS TV sebagai TV yang mengawali, memantau, dan memberikan informasi KRI Dewaruci kembali melakukan pelayaran keliling dunia. politik terkait Pemilu 2014. Dari kisah pelayaran inilah, program Tidak hanya memantau perkembangan terbaru KOMPAS TV “The Great Journey of Dewaruci” mengenai tahapan pemilu, program ini juga lahir. The Great Journey of Dewaruci tak hanya membingkai segala peristiwa menarik mengenai pemilu. Di beberapa episode akan dihadirkan pula sekadar menampilkan perjuangan para awak Dewaruci saat dihantam ombak setinggi 10 dialog dengan narasumber sehubungan dengan hingga 12 meter ketika mengarungi samudra topik yang akan akan dibahas. “Tarik Ulur Revisi Pilpres”, “Salon politik (lembaga survey, konsultan Pasifik dalam pelayaran dari Jayapura ke Kwajalein, tetapi juga menyajikan sisi humanis politik, dll)” dan “DPT dan masalah Pemilu 2014” adalah tiga contoh topik tematik yang akan dibahas para awak, seperti kisah seorang kelasi yang sudah menanti nyaris 10 tahun untuk ikut di program ini. berlayar, hingga keresahan sang Komandan. Bukan hanya tugas negara yang membuat awak Dewaruci bertahan mengarungi samudra, tapi kerelaan dan kebanggaan menjadi orang Indonesia.
GARIS DEPAN EPISODE “PATRIOTISME DI BUMI CENDRAWASIH” Bertepatan dengan hari ulang tahun TNI pada tanggal 5 Oktober 2013, KOMPAS TV mempersembahkan sebuah program patriotik
28 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
berjudul Garis Depan episode “Patriotisme di Bumi Cendarawasih”. Bertempat di Boven Digoel dan Merauke yang menyimpan cerita sedih mengenai keterbatasan segala rupa sarana dan prasarana penunjang kehidupan masyarakat. Selain infrastruktur yang minim, pembangunan kualitas manusianya pun jauh dari kata memadai. Ketiadaan guru pengajar lantaran tak ada dukungan tempat tinggal, kurangnya fasilitas mengajar seperti buku-buku paket dan alat peraga, membuat kualitas siswa sekolah dasar di wilayah Papua bagian Selatan ini, tertinggal dibanding murid lain di belahan wilayah lain di Indonesia. Petugas penjaga perbatasan turun membantu mengajar dan memberikan pelayanan masyarakat sebagai bentuk pendekatan persuasi masyarakat yang memiliki cerita suram pemberontakan Organisasi Papua Merdeka di masa lalu ini. Bahkan, dengan dukungan masyarakat lokal, petugas pamtas mampu menjaga patok-patok perbatasan RI – Papua New Guinea, walaupun, patok-patok tersebut seringkali ‘hilang’ karena perubahan alam.
HOME SWEET HOME
Bunda dan dua orang anak. Pada setiap episodenya program ini akan mengangkat isu- isu penting dalam kehidupan berkeluarga yang dipaparkan melalui kejadian sehari- hari yang relevan bagi pemirsa. Terkait dengan isu yang sedang dibahas, selain membagikan tips & tricks, program ini juga akan menghadirkan para pakar yang mengulas beragam topik.
KARENA WANITA Tayangan ini adalah tentang perempuan. Tentang kisah perjuangan, semangat, prestasi, inspirasi, tips psikologi, rumah tangga dan pekerjaan yang oleh perempuan diperuntukan bagi perempuan lainnya. Beberapa episode dalam program ini di antaranya akan menampilkan perjuangan seorang perempuan dalam melawan penyakit Lupus, seorang ibu yang membesarkan tiga orang anak yang lumpuh dan kisah seorang perempuan yang berjuang mempertahankan usahanya hingga meraih kesuksesan, namun tetap menomorsatukan perannya sebagai ibu rumah tangga.
AIMAN & …
Berawal dari kesadaran akan banyaknya tokoh besar Indonesia dan pentingnya menggali dan mengarsipkan pemikiran mereka, timbul ide Sesuai dengan visi Badan Kependudukan dan pembuatan program ini. Pemandu program Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan selaras dengan salah satu prioritas pembangunan dipercayakan pada Aiman Witjaksono yang merupakan seorang pembawa berita senior. nasional untuk mewujudkan pertumbuhan Dalam program ini pemirsa diajak untuk penduduk yang seimbang dan keluarga mengikuti kegiatan tokoh- tokoh penting nasional berkualitas, Kompas TV yang didukung oleh dalam menjalani keseharian hidup mereka. BKKBN akan menyajikan pemirsa Indonesia Sementara itu, Aiman akan menggali ilmu lebih program talkshow semi drama bertajuk “Home dalam dengan perbincangan seputar pemikiran, Sweet Home”. pencapaian, proyeksi, maupun sisi humanis dari “Home Sweet Home” menceritakan sebuah tokoh tersebut. (istimewa) kisah keluarga bahagia yang terdiri dari Ayah, thank God it’s KG 35 tahun edisi september 2013 29
Berolahraga Sambil Menjaga Kebersihan S
eperti biasanya, Minggu (22/9) pagi, Kawasan Sudirman, Jakarta, dipenuhi orang-orang yang berolahraga. Tapi ada yang berbeda pada hari itu. Tampak ribuan orang yang mengenakan sarung tangan, selain berolahraga juga memunguti sampah yang tercecer di sepanjang jalan. Sampah tersebut kemudian diangkut sehingga jalan protokol Ibu Kota itupun menjadi lebih bersih dan nyaman. Itu adalah bagian dari event Funwalk Keep Jakarta Clean yang merupakan kerja sama Kompas dan Total, serta didukung oleh Pocari Sweat dan Indovision. Kegiatan diikuti sekitar 5.000 peserta yang berjalan menempuh rute sejauh 7,44 kilometer. Peserta berjalan dari titik start di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, keluar ke Jalan Sudirman menuju ke arah Jembatan Semanggi hingga Chase Plaza dan berbalik lagi ke titik finish di Plaza Selatan Gelora Bung Karno. Yang menarik, peserta dilepas dengan iringan tanjidor dan ondel-ondel. Sepanjang jalan, peserta tampak antusias. Tidak sedikit peserta keluarga yang terdiri dari orangtua dan anak-anak. Semua tampak larut dalam suasana ceria. Tiba di garis finish, peserta disambut kembali oleh ondel-ondel dan sejumlah badut yang membuat suasana tambah semarak. Penampilan band dan dance dari para karyawan Total menghangatkan suasana.
Banyak orang hanya mementingkan kebersihan rumah sendiri. Agung mengajak agar tidak perlu saling tunjuk, melainkan mulai dari diri sendiri untuk peduli masalah kebersihan. Berikutnya, Elisabeth mengatakan bahwa kesehatan adalah hal yang paling berharga sehingga perlu dijaga. Berjalan selama 10 menit dapat membuat otak mendorong tingkat kegembiraan. Sementara itu, berjalan selama 30 menit dalam sehari dapat membantu untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Elisabeth mengatakan, pagi itu seluruh hadirin telah berjalan lebih dari 45 menit sehingga manfaatnya tentu lebih banyak. Lebih jauh, Elisabeth juga menyatakan bahwa untuk Total ada tiga hal yang menjadi perhatian, yaitu health (kesehatan), safety (keselamatan), dan environment (lingkungan). Funwalk adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan. Terkait keselamatan, selain memperhatikan keselamatan
Serahkan bantuan Pada kesempatan tersebut, diserahkan juga bantuan kepada Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Bantuan berupa tong sampah tersebut diperoleh dari donasi melalui uang pendaftaran sebesar Rp 5.000 dari tiap peserta. Bantuan diserahkan oleh CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo dan Presiden Direktur Total E&P Indonesie Elisabeth Proust dan diterima oleh Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin. Dalam sambutannya, Agung menyoroti tentang sifat egois dalam urusan sampah dan kebersihan. 30 thank God it’s KG 35 tahun edisi september 2013
diri sendiri, juga orang lain. Dan, yang tak kalah penting adalah menunjukkan kepedulian pada lingkungan, yang antara lain dilaksanakan dengan menjaga kebersihan. Kesemuanya terangkum dalam slogan “I care for me, I care for you, I care for all”. Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengendalian Pemukiman DKI Jakarta Hari Jogja yang mewakili Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang berhalangan hair, serta Asisten Deputi Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan Kementerian Lingkungan Hidup Tri Bangun Laksana, menyambut baik diselenggarakannya Funwalk Keep Jakarta Clean. Hari mengatakan kegiatan tersebut sejalan dengan Perda No 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah, di mana masyarakat pun dapat berperan dalam pengelolaan sampah. Pentingnya hidup sehat dan hidup bersih juga diamini salah satu pendukung acara, yaitu Pocari Sweat. Menurut Head of PR PT Amerta Indah Otsuka Ivan Tigana, sebagai perusahaan nutraceutical pihaknya memiliki filosofi “Otsuka-
people creating new products for a better health worldwide”. “Tentunya kontribusi kita kepada masyarakat terkait dengan peningkatan kesehatan adalah melalui produk-produk, aktivitas yang kami lakukan, dan dukungan yang kami berikan, dalam hal ini adalah Pocari Sweat,” ujar Ivan. Kepedulian lingkungan antara lain juga ditunjukkan dengan penggunaan eco-bottle Pocari Sweat yang lebih ramah lingkungan. Kegiatan Funwalk Keep Jakarta Clean juga disemarakkan penarikan doorprize, antara lain oli Total, voucer bahan bakar Total, notebook, televisi, home theatre, sepeda, dan lemari es. Selain itu, para pendukung acara juga membuka booth di sekitar lokasi. Para peserta juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan di lokasi acara. [*/ACA]
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
31
Aksi Paskah 2013 Kompas Gramedia “Orang - orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak sorai“ – Mazmur 126:5
P
askah Kompas Gramedia (KG), yang telah dirayakan tanggal 12 April 2013, menjadi bagian yang sangat berharga untuk terus mengingatkan kita bahwa berkat yang telah kita terima melalui perusahaan bagaikan air yang mengalir yang tidak pernah berhenti dan patut disyukuri. Juga kesempatan untuk berbagi dengan menabur sebagian berkat dan terkumpul Rp 55.628500,- Dana yang telah terkumpul akan disalurkan kepada saudara-saudara kita yang lemah, belum beruntung, dan tidak mampu. Rabu sore, 5 Juni 2013, duapuluh lima karyawan-karyawati anggota Persekutuan Doa KASIH KG berangkat ke Yogyakarta untuk menyalurkan Aksi Paskah tersebut di Sleman dan Bintaran. Rombongan dipinjami tempat menginap di rumah mbak Yanti. Setelah acara doa renungan, sekitar jam 11.00 wib, rombongan mengunjungi Panti Asuhan Panti Asih Pakem yang dipimpin oleh Ir Frans Allorelo dan didirikan 28 Mei 1969. Panti itu dihuni sekitar 75 anak yang pertumbuhan cara berpikirnya tidak normal. Acara kunjungan menjadi meriah karena unjuk kebolehan anak-anak bernyanyi yang dipandu oleh Tari (Bola). Kunjungan ditutup dengan menyerahkan sumbangan berupa sembako, amplop kasih, dan makan siang bersama. Kunjungan diteruskan ke Panti Werda yang dihuni 45 orang. Seorang Oma bercerita pada kami bahwa ada salah satu penghuni panti werda yang “dibohongi” oleh anaknya dengan berkeliling kota Yogya sampai tertidur, dan saat beliau terbangun ternyata sudah di panti. Banyak cerita para penghuninya yang sebenarnya tidak menghendaki keberadaanya di panti tersebut. Penghiburan dan kunjungan kami menjadi sesuatu yang membahagiakan mereka. Rombongan KG ditunggu sejak jam 17.00 wib, padahal jadwal datangnya sejam kemudian. Acara menjadi meriah dengan interaksi dan beberapa oma yang minta nyanyi terus. Renungan disambut dengan antusias
32 thank God it’s KG 35 tahun
dan penuh interupsi oleh pertanyaan. Acara ditutup dengan pembagian alat-alat mandi, kue, dan coklat serta amplop kasih dan sembako yang diserahkan ke pengelola panti. Aksi Paskah dilanjutkan pada hari berikutnya dengan mengunjungi komunitas pemulung, pengamen, anak jalanan, dan orang-orang yang kehidupannya berkekurangan di area Depok, Yogya. Disambut oleh koordinatornya, Pak Gandi dan Bu Marni, acara diikuti sekitar 200 orang dewasa dan 50 anak-anak. Acara makan bersama dibuat prasmanan, memberkati mereka dengan suka cita yang jarang didapatkannya. Hari itu semua yang datang kebagian makan dengan menu yang sehat. Kunjungan ditutup dengan membagikan amplop kasih kepada pemegang kupon, bingkisan anakanak, dan Alkitab. Bantuan uang juga diserahkan oleh Sudiyono (Ketua Persekutuan Doa) kepada Pak Gandi. Panitia Paskah KG mengucapkan terimakasih pada para pimpinan dan karyawan yang telah menyisihkan berkatnya sehingga Aksi Paskah dapat terselenggara. Semoga KG terus diberkati seperti aliran air yang tidak ada hentinya mengalir. Amin. (Sdy, Gramedia Printing)
edisi september 2013
DIGITAL EIGHT: Semakin Indonesia S
mall Indonesia in the making.Ungkapan itu menggambarkan cita-cita bahkan mimpi perintis dan pendiri Kompas Gramedia 50 tahun lalu. Indonesia bukanlah kotak-kotak yang terbagi-bagi dalam sektor-sektor dan bagianbagian yang terpisah secara rigid, tetapi Indonesia yang satu berwarna-warni, beragam dalam segala hal. Bagian-bagian memiliki kekhasan yang tidak luluh karena kebersamaan. Tetapi menjadi mosaic indah dan produktif yang disebut Indonesia. Saling menunjang secara sinergik, yang organik sekaligus yang organis. Berangkat dari semangat inilah, Digital Eight hadir di dalam Indonesia kecil yang didirikan Kompas Gramedia. Semangat baru yang tercipta demi turut mengarungi lautan perkembangan gaya hidup maupun teknologi di dunia. Semangat untuk menjadikan game sebagai medium baru di ragam pengembangan media yang terus berkembang dengan pesat. Semangat untuk menjadi pohon baru di dalam hutan Indonesia kecil yang dicita-citakan oleh para perintis dan pendiri Kompas Gramedia.Walaupun game masih belum menjadi salah satu industri yang besar di Indonesia, namun game memiliki potensi dan harapan besar untuk tumbuh besar di alam bisnis yang serba modern ini. Meskipun Indonesia bukanlah negara perintis game, bukan berarti
ciri khas dan norma-norma budaya Indonesia tidak bisa dimasukkan ke dalam game. Oleh karena itu, Digital Eight juga mempunyai misi dan visi untuk mengembangkan Indonesia menuju ke Indonesia baru melalui game. Seperti misalnya pada game GigaSlave, yang memiliki tajuk baru yaitu “Semakin Indonesia”. Dalam game ini ditambahkan beberapa senjata yang asli buatan Indonesia dan tidak ada di versi game buatan Korea. Selain itu juga ada beberapa kostum dan latar belakang yang khas Indonesia. Bukan saja hanya pada game yang sudah ada, namun pada game yang akan dibuat dan dirilis oleh Digital Eight juga memiliki idealisme untuk membawa unsur Indonesia di dalamnya. Baik itu dalam tema, karakter, benda di dalamnya, maupun sekadar latar belakang. Harapannya, dengan hadirnya Digital Eight di dalam Indonesia kecil Kompas Gramedia bisa membawa Indonesia menuju ke Indonesia baru. Di mana Indonesia pun juga bisa dikenal dan diakui di mata dunia Internasional. Semoga, di saat Indonesia kecil Kompas Gramedia berulang-tahun yang ke 100 tahun, Digital Eight juga masih ada dan kerap memberikan karya yang terbaik atas nama Indonesia baru. (Team Digital Eight)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
33
Merawat Kesadaran Kebangsaan Melalui Sinema sesaat sebelum penanyangan filmnya: Surat Untuk Bidadari (1994), di Gedung Teater Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Sabtu (31/8). Ketua Pelaksana Festival, Vanesa Martida mengungkapkan, “Kami mendapat kehormatan dapat bekerjasama dengan Bentara Budaya Bali menyelenggarakan Festival skala Internasional, bertema Kebangsaan, di mana cerita mengalir seputar kisah Ibu dan Anak. Ada 23 film yang mencakup 10 film Asing, 9 film Indonesia, dan 4 film Indie komunitas.”
M
ulai 30 Agustus – 2 September 2013, Bentara Budaya Bali bekerjasama dengan Udayana Science Club, sebuah unit kegiatan mahasiswa Universitas Udayana, menggelar Festival Film Internasional Bentara Budaya Bali 2013 (FFIBBB). Acara ini menghadirkan sinema terpilih peraih berbagai penghargaan seperti Piala Oscar, Cannes Film Festival, Golden Globe Award dan lain sebagainya dari delapan negara sahabat: Italia, Jerman, Belanda, Jepang, Iran, India, Tunisia, dan Perancis. Sineas-sineas Indonesia juga hadir dalam festival sekaligus menampilkan karyanya yang membanggakan, antara lain Garin Nugroho (Surat untuk Bidadari), Riri Riza (Atambua 39 Celcius), Happy Salma (Preview Film Kamis ke-300), Lola Amaria (Kisah Tiga Titik) dan Koes Yuliadi (Liku). Dihadapan Rektor Universitas Udayana, Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD dan General Manager Bentara Budaya, Hariadi Saptono, serta sejumlah Konsul dan Perwakilan Lembaga Kebudayaan, sutradara Garin Nugroho menyatakan bahwa melalui dunia sinema serta bidang-bidang kesenian lainnya, seseorang akan tumbuh kepribadiannya menjadi sosok yang memahami kompleksitas kehidupan serta perubahan sosial yang telah dan tengah terjadi. “Bila mereka menjadi pemimpin akan lebih mampu berkomunikasi secara penuh empati dan simpati serta dapat memahami kalbu rakyat yang boleh jadi merindukan sentuhan kepemimpinannya yang visioner,“ tukas Garin,
34 thank God it’s KG 35 tahun
Vanesa Martida yang juga Ketua Udayana Science Club (USC) menyatakan bahwa yang dihadirkan bukan hanya seputar kisah dan problematik ibu ataupun perempuan dalam konteks sehari-hari, melainkan juga dikaitkan dengan pemaknaan simbolis Ibu sebagai cerminan tanah air, atau Ibu sebuah bangsa. Festival juga mengagendakan berbagai diskusi; “Dilema Kebebasan, Sensor Dalam Film Indonesia” bersama , “Atambua dan Sumba: Cerita Indonesia Di Balik Kamera”, “Sosok Perempuan Dalam Sinema: Melintas Batas Entitas”. Dibuka pula satu sesi mengenai keberadaan komunitas film indie, berikut karya-karya film cerita dan dokumenter mereka. Sebagai honorable speech dan narasumber, dihadirkan Garin Nugroho, Noorca M Massardi, Happy Salma, Putu Fajar Arcana, Nunus Supardi, Lola Amaria, Jean Couteau, Koes Yuliadi, Maria Matildis Banda, Putu Kusuma Widjaja dan Antonella de Santis. edisi september 2013
“Seluruh agenda dan program bersifat nirlaba dan tiap tayangan film bebas bea alias gratis,” ujar Vanesa Martida yang juga terpilih sebagai perwakilan Indonesia dan Kompas Muda untuk mengikuti program APEC Voices of Future 2013. Bertindak sebagai Kurator Film dan Program adalah Putu Fajar Arcana dan W Wisatsana. Setiap pilihan film dan program ditujukan untuk perluasan kesadaran akan pengetahuan (transfer of knowledge), mendorong para pemirsa terpanggil memaknai nilai-nilai keharmornisan dalam keluarga, toleransi, dan kearifan lokal (local wisdom) sebagai kekayaan kultural bangsa dan juga negara-negara sahabat.
Apresiasi Sinema Indie Festival ini juga membuka ruang untuk sineas independen, yang karya cerita dan dokumenternya juga terbilang mumpuni, antara lain Chairun Nissa (Institut Kesenian Jakarta) dengan film ‘Purnama di Pesisir’, yang meraih Penghargaan Special Mention for Short Film 9th Roma Independen Film Festival (2010) dan Official Selection 39th International Film Festival Rotterdam (2010); penggagas Festival Film Dokumenter Denpasar 2013, Agung Bawantara, berikut karya-karya pemenangnya; Komunitas Film Buleleng menampilkan karya Putu Satria Kusuma bertajuk ‘Janger Kolok’; dan Rai Pendet (Tarian Bumi; adaptasi novel karya Oka Rusmini).
Selain berlangsung di Bentara Budaya Bali, FFIBBB 2013 juga diadakan di Gedung Teater Widyasabha Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan STIKOM Bali, Renon. Setiap
pemutaran film pada festival ini dikunjungi ratarata sekitar 150 peserta. FFIBBB 2013 mengagendakan seri diskusi dengan tema seputar kebangsaan, menghadirkan narasumber yang kompeten. Nunus Supardi, Wakil Ketua Lembaga Sensor Film, dan Adisurya Abdy sebagai Pimpinan Sinematek Indonesia misalnya, membahas seputar ‘Sensor dalam Film Indonesia: Dilema Kebangsaan’, menyoroti kondisi sinema di negeri ini dari kurun waktu penciptaan maestro Usmar Ismail hingga perkembangan terkini. Sensor dalam film tidak dapat dielakkan sebagai cerminan upaya bangsa dan negara untuk merawat edukasi yang menyeluruh bagi segenap masyarakat. Tetapi tidak dapat dipungkiri pula bahwa sensor kerap kali ditengarai membatasi kreativitas para sineas. Noorca M. Massardi dalam diskusi bertajuk ‘Perempuan dalam Sinema: Melintas Batas Entitas’, menyebutkan bahwa film-film di
berbagai negara tidak luput menggarap topik seputar perempuan dan anak. “Kita menemukan sosok perempuan dimuliakan, namun sering menjumpai tokoh anak/wanita dinistakan bahkan menyeramkan, seperti dalam film horror. Dapat saja dipandang sebagai kreativitas sang sutradara atau mencerminkan kecenderungan pola pandangan masyarakat. Indonesia bangga dengan hadirnya para sutradara mumpuni, semisal Teguh Karya dengan film Ibunda, Eros Djarot dengan film Tjut Nya’ Dien, dan sederet nama lain yang telah menciptakan karya yang mendalam mengenai sosok, peran, karakter dan kepribadian wanita Indonesia yang luhur,” ungkapnya. (Purnama, Relawan Bentara Budaya Bali, Koordinator Publikasi dan Komunikasi Festival)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
35
36 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
Follow TWITTER @kompasgramedia M
edia sosial di Indonesia dewasa ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup manusia Indonesia, bahkan dunia. Kompas Gramedia juga menyadari pentingnya media sosial sebagai salah satu media untuk membangun citra perusahaan. Kompas Gramedia sebenarnya sudah sejak lama mempunyai account di sosial media seperti Twitter dan Facebook, namun selama ini tidak aktif alias mati suri. Menyadari hal tersebut, Corporate Communication KG mencoba melusuri dan mengaktifkan kembali akun-akun mangkrak tersebut. Terhitung sejak Juni 2013, akun @kompasgramedia mulai aktif kembali dan menyuguhkan informasi mengenai event atau produk terbaru unit-unit bisnis maupun beritaberita seputar korporasi KG. Dalam rangka HUT ke-50 KG, Corporate Communications juga menggaungkan momen tahun keemasan ini melalui media sosial Twitter. Dengan menggunakan hashtag KG50 yang dipakai sampai akhir Agustus, akun @kompasgramedia mulai menginformasikan tentang sejarah KG, mulai dari terbitnya majalah bulanan Intisari sampai berdirinya Kompas TV. Respon dari followers ternyata sangat baik, terlebih lagi karena posting dengan #KG50 banyak di-retweet pula oleh akun beberapa unit bisnis KG. Hal ini sangat memberi pengaruh pada bertambahnya jumlah follower @kompasgramedia.
Dalam waktu sepekan semenjak #KG50 digunakan, terjadi penambahan hampir seribu followers. Pada tanggal 17 Agustus lalu, tepat di hari ulang tahun KG, yang disepakati berbarengan dengan ulang tahun Intisari, ucapan-ucapan yang masuk terlihat cukup banyak, meramaikan lini masa @kompasgramedia. Beberapa akun unit KG pun turut mengucapkan selamat dan turut serta mencuit-cuit bahwa KG berawal dari lahirnya majalah Intisari. Hasilnya, banyak ucapan selamat yang datang untuk KG, sekaligus untuk majalah Intisari. Selain membahas sejarah KG dengan #KG50, @kompasgramedia juga “berkicau” tentang pernak-pernik informasi lainnya mengenai KG sehingga masyarakat dapat lebih jauh mengenal KG lewat sosial media. Selain akun @kompasgramedia yang dikelola oleh Corporate Communications KG, sebuah akun khusus juga dibuat oleh Corporate Human Resource KG yang ditujukan untuk menginformasikan mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia di KG. Akun yang bernama @ workwithKG ini juga sering memberi tips-tips mengenai bagaimana caranya melamar pekerjaan. Yuk, follow @kompasgramedia di Twitter! (Destiana/Corp Comm)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
37
UMN Alpha Raih Juara Pertama T im ICT UMN berhasil menjadi pemenang pertama dalam CompFest UI 2013 dengan menyisihkan ratusan peserta lainnya dari berbagai universitas. Ini membuktikan bahwa mereka telah berhasil menjadi calon-calon programmer handal masa depan! Sumbangan prestasi bagi almamater kali ini berasal dari mahasiswa prodi ICT Tim ALPHA UMN yang terdiri dari Archie Pusaka, Ekajaya Harsono, dan Kevin Purwito (jurusan TI angkatan 2010), berhasil meraih juara pertama Senior Competitive Programming di ajang CompFest Universitas Indonesia 2013. Ini merupakan programming contest tingkat nasional di mana mereka ditugaskan untuk membuat program berdasarkan problem yang diberikan saat lomba. Persiapan telah dilakukan dengan mantap baik latihan maupun perancangan strategi. “Kita cari tahu strategi tim-tim yang sudah terbiasa ikut perlombaan. Kita ingin tahu bagaimana mereka bisa menang. Ternyata mereka membagi peran dalam kompetisi. Kita mencoba strategi itu. Ternyata dengan fokus pada bidang masingmasing, kita tidak perlu menghafalkan seluruh materi, jadi beban lebih ringan,” jelas Archie. Ia pun mengatakan bahwa mereka tidak sempat liburan di semester pendek demi mendalami bidang dan memasukkan semua algo yang mereka ketahui ke dalam cheatsheet yang berperan penting ketika lomba. Menghadapi kompetitor pun harus tetap tenang dan tidak bertindak gegabah. Justru dengan tindakan seperti itu kompetitor dapat terkecoh. “Kita kejar perolehan poin, biar mereka panik dan akhirnya justru mereka yang berbuat kesalahan. Ada satu strategi yang dulu dimiliki tim Saklar Lhompat dari UI yaitu mengerjakan soal yang sulit di awal pertandingan. Hal ini bisa membuat kompetitor terjebak karena mengira soal
UMN Juarai News Presenter Competition SCTV Goes To Campus 38 thank God it’s KG 35 tahun
itu mudah. Akibatnya waktu mereka habis untuk memecahkan soal sulit tersebut. Tanpa sengaja kami berhasil melakukannya dan kompetitor gagal mengerjakan soal,” tambah Archie. Sebelum berlaga di final, sebenarnya mereka sudah meraih peringkat yang sangat memuaskan pada babak penyisihan tanggal 24-25 Agustus yakni menduduki posisi pertama dari 209 tim. Kemudian, mereka bertarung lagi melawan 19 finalis pada 21-22 September lalu. Perlombaan dilakukan secara non-stop dan tertutup dari pukul 9 pagi hingga 4 sore. Kerja keras mereka terbayar dengan hasil yang diumumkan di Balairung UI pukul 7 malam. Tim UMN ALPHA mengungguli UI dan ITB. Dengan tercapainya prestasi ini, timbul harapan tersendiri dari para anggota UMN ALPHA. “Saya harap UMN bisa mengadakan kompetisi terbuka semacam ini untuk mahasiswanya agar skill mahasiswa UMN jauh lebih baik dari sebelumnya,” kata Eka Harsono. “Semoga UMN sebagai kampus ICT bisa unjuk gigi dalam kompetisi semacam ini. Kalau bisa juga disediakan pelatih karena selama ini kami hanya sharing saja dalam grup supaya bisa mencetak tim yang lebih hebat lagi dan bisa juara di kompetisi internasional,” harap Archie. (Debora Thea / UMN News Service)
D
alam kompetisi membaca berita ini, Sylvia, mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara, berhasil menyandang gelar juara pertama News Presenter Competition mengalahkan peserta dari perguruan tinggi lainnya. Program SCTV Goes To Campus (SGTC) kembali diadakan dan UMN menjadi kampus yang terpilih untuk mengikuti serangkaian acara dan edisi september 2013
kompetisi yang diselenggarakan selama dua hari, Selasa (17/9) dan Rabu (18/9). Salah satu kompetisi bergengsi, yang pesertanya bukan hanya berasal dari UMN saja, adalah News Presenter Competition. Ajang ini menantang pesertanya untuk dapat membaca berita dengan baik di depan kamera layaknya news presenter dengan topik-topik yang telah ditentukan dan mendapatkan penilaian langsung dari para juri: Miko Toro (Produser Liputan 6), Senandung Nacita (News Presenter Liputan 6) dan Ibnu Jufraedy (Dosen mata kuliah feature media siar UMN). Acara ini ditayangkan live di liputan 6.com dan dapat disaksikan bukan hanya di seluruh Indonesia, melainkan juga seluruh dunia. Dari total 61 peserta, terpilih 10 finalis yang diumumkan di hari kedua. Mereka berasal dari beberapa universitas seperti UNTAR, BINUS,
LSPR, President University dan UMN. Dalam babak final, finalis ditugaskan untuk membacakan berita yang diberikan secara acak dan diharuskan untuk menjawab pertanyaan dari para panelis. Puncak dari kompetisi ini ialah dengan diumumkannya tiga pemenang yang ditayangkan live dalam salah satu segmen di Liputan 6 Siang. Nama Sylvia dari UMN dipanggil untuk dinobatkan sebagai pemenang, mengalahkan Ranieta (LSPR, Juara 2) dan Ivhanrel Eltrisna (BINUS, Juara 3). Sylvia yang merupakan mahasiswi jurusan jurnalistik angkatan 2010, sudah pernah mengikuti ajang membaca berita yang serupa. Banyak hal yang didapatkan Sylvia selama mengikuti News Presenter Competition SGTC 2013 selain belajar berkompetisi. “Saya juga belajar mengenal kemampuan diri di antara pesaing lain. Kemenangan ini merupakan langkah awal. Saya berharap nanti bisa menjadi news presenter yang sesungguhnya,” katanya. Selain News Presenter Competition juga turut diselenggarakan Citizen Journalism di mana peserta dibagi ke dalam tim dan membuat paket berita yang kreatif, menarik dan informatif. Ketiga pemenang merupakan mahasiswa-mahasiswi UMN dengan karya-karya memuaskan. (Debora Thea / UMN Nusantara News Service)
OUTBOND CERIA T
anggal 11-12 September 2013, TB Gramedia Tarakan mengadakan kegiatan pelatihan outdoor karyawan Gramedia, Conssesion dan Outsourcing. Ada 14 games outbond yang telah disiapkan oleh panitia yang terbagi menjadi 2 sesi dan semuanya adalah permainan untuk membangun kekompakan tim dan leadership. Berbagai games tentang kepemimpinan dan kekompakan tim dijalankan oleh masing-masing kelompok. Kejujuran dan sportifitas adalah yang utama dalam kegiatan ini sehingga masingmasing kelompok diwajibkan untuk berlaku jujur dengan aturan-aturan games yang disampaikan panitia. ”Semua games yang disiapkan adalah tentang kekompakan tim. Mutlak diperlukan dalam kegiatan operasional kita sehingga semua pihak baik Gramedia, conssesion dan outsourcing diharapkan bisa menjadi tim yang solid demi
mencapai tujuan perusahaan,” papar Faizal selaku Assitant Manager TB Gramedia Tarakan. (Gregorius Josepang – SS)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
39
KUMPUL BARENG KOMUNITAS Wisata Bersepeda di Yogya S
epeda, alat transportasi roda dua yang sekarang sedang menjadi tren gaya hidup. Menggunakan sepeda lebih menyehatkan badan serta mengurangi kemacetan dan polusi. Banyak instansi pemerintah maupun swatsa mengkampanyekan olahraga bersepeda dengan membuat berbagai kegiatan untuk komunitas pecinta alat transportasi ini. Demikian pula dengan Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang bersama Polygon melakukan launching kegiatan bersepeda wisata, 6 Juli lalu. Dalam acara ini, semua media dan relasi bisnis diajak bersepeda dan menikmati kuliner yang ada di Yogyakarta. Agenda bersepeda ini akan diadakan rutin. Polygon memberikan 25 buah sepeda kepada Royal Ambarrukmo, yang dapat digunakan oleh tamu hotel dan komunitas lainnya. Kesempatan berikutnya, Royal Ambarrukmo juga menggandeng media dan komunitas Pengacara Yogyakarta untuk bersepeda dan meninjau pengolahan kopi tradisional di Dusun Wisata Petung , Kepuhharjo, Cangkringan, Sleman. Lokasinya cukup menantang, kurang lebih 7 kilometer dari puncak Merapi. Tujuan program ini adalah selain ikutserta memasyarakatkan sepeda untuk hidup sehat, mendukung perkembangan pembentukan wisata ekonomi kreatif di kota Yogyakarta, juga menjadikan salah satu ikon hotel yang mendukung aktif para komunitas pencinta sepeda dan kegiatan bersepeda.
Santika Jogja Ganti Pemimpin H
otel Santika Premiere Jogja melepas GM in-charge, Sarmad, setelah menjabat selama 3,5 bulan. Sebelumnya, Sarmad bergabung dengan Hotel Santika Premiere Jogja sebagai Executive Assistant Manager (EAM) sejak Oktober tahun lalu, kemudian resmi mengemban tugas sebagai General Manager in-charge. Jumat (2/8), di Ruang Pertemuan Sida Luhur dilaksanakan Serah Terima Jabatan dari Sarmad kepada General Manager yang baru, Denny Ermansyah. Dengan disahkan oleh Operations Director Grahawita Santika, Andi Wibowo, dan disaksikan oleh seluruh Department Head dan Assistant Manager Hotel Santika Premiere Jogja, acara yang berlangsung kurang lebih 40 menit tersebut juga disertai dengan penyerahan surat keputusan jabatan Sarmad yang baru sebagai General Manager Hotel Santika Tasikmalaya. Dalam pidato perpisahannya, Sarmad mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh karyawan atas dukungan selama ini, walaupun masa jabatannya terhitung singkat, banyak pelajaran berharga bagi beliau untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab. Harapannya semua hal baik yang telah berjalan saat ini, termasuk renovasi kamar mandi yang sudah memasuki tahap akhir, dapat diteruskan oleh General Manager yang baru nanti dan seluruh karyawan. General Manager yang baru, Denny Ermansyah, mengaku sangat bahagia mengemban amanah ini dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Amanah tersebut akan ia jalankan dengan sebaik mungkin dengan penuh pertanggungjawaban. Di akhir acara, Andi Wibowo, Operations Director PT Grahawita Santika, menyampaikan bahwa regenerasi pada lini internal sangat baik bagi perkembangan hotel. (Nurul Mardhotillah, PR HSPJ)
(PR Royal Ambarrukmo)
40 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
Berbagi pada Sesama
S MENTORING ON COMPETENCY ENHANCEMENT
U
ntuk memberikan bekal bagi calon mentor, khususnya di posisi Store Manager dan Regional Manager, HR Training Department Group of Retail Business menyelenggarakan workshop Mentoring on Competency Enhancement. Para store manager dan regional manager tersebut dipersiapkan untuk menjadi mentor bagi peserta program pengembangan intern GORB, khususnya yang akan mengikuti Store Assistant Manager Development Program, serta untuk pengembangan superintendent di bawah binaan mereka. Workshop diselenggarakan dalam 2 batch. Batch 1 dengan peserta dari Jabodetabek pada tanggal 21 – 22 Agustus 2013 bertempat di Ruby 1 Palmerah Barat, sedangkan batch 2 untuk peserta dari luar Jabodetabek pada tanggal 27 – 29 Agustus 2013 di Rumah Jambuluwuk, Bogor. Workshop batch 2 dibuka oleh Y Priyo Utomo, Group Director GoRB, yang pada kesempatan tersebut memberikan sharing tentang rencana pengembangan bisnis ke depan di Group of Retail Business untuk menangkap peluang bisnis yang luar biasa saat ini. “Retail itu batasnya langit,” kata Mas Priyo. Untuk menghadapi rencana pengembangan usaha dalam berbagai multi format dan bisnis, Mas Priyo menyampaikan perlu disiapkannya sumber daya manusia dengan kompetensi yang sesuai untuk masingmasing bidang bisnisnya. Sementara melalui Workshop Mentoring on Competency Enhancement dengan pembicara Viera Adella, peserta dibekali cara membantu mentee (orang yang dimentor) dalam mengembangkan hard competency maupun soft competency : mulai dari cara membaca laporan hasil asesmen kompetensi, step by step pembuatan Individual Development Plan untuk pengembangan kompetensi, metode pengembangannya, sampai tools yang dapat digunakan untuk mengevaluasi progress dari upaya-upaya pengembangan kompetensi.
ekira setahun yang lalu (April 2012), tersiar kabar telah terlahir bayi kembar siam dari keluarga yang tidak mampu, Bapak Ketut Suardana dan Ibu Nyoman Sukarini dari Kabupaten Buleleng Bali. Berita tentang keluarga malang ini bahkan tersiar sampai ke Australia. Terketuklah hati The Samaya Ubud untuk ikut membantu meringankan beban keluarga ini. Beruntung salah satu rumah sakit di Bali mengambil inisiatif untuk membantu operasi pemisahan bayi kembar siam ini. Melalui berbagai cara, sumbangan dikumpulkan dari orang-orang yang bersimpati. Berkaitan dengan HUT The Samaya Ubud yang ke-2, manajemen berinisiatif untuk megumpulkan sumbangan dan menjenguk keluarga bayi tersebut di Rumah Sakit Sanglah. Salah seorang tamu repeater dari Australia, Tom dan Peny Houghton menaruh simpati yang sama besarnya dan bergabung bersama untuk membantu. Namun sayang, setelah operasi dilakukan, hanya satu dari dua bayi yang bisa bertahan hidup. Bayi Emilia meninggal dunia untuk merelakan nafasnya bagi kelangsungan hidup saudaranya tercinta, bayi Kadek Amelia. Kini lebih setahun telah berlalu dan manajemen ingin menyaksikan perkembangan bayi Amelia. Masih berkaitan dengan HUT ke-3, The Samaya Ubud mengundang keluarga kecil ini untuk datang. Tom dan Peny kembali datang dari Australia dan berbagi kebahagiaan bersama mereka. Kisah duka keluarga ini telah berlalu dan mereka telah membuka lembaran hidup yang baru untuk masa depan Amelia. The Samaya Ubud berharap tetap bisa menjalin ikatan dengan keluarga ini. Tom dan Peny Houghton juga ingin membantu pendidikan Kadek Amelia di kemudian hari. Semoga Tuhan selalu memberikan kemudahan pada keluarga ini. (Ningsih, Exc-Sec)
(V. Eko Wardhani – HR Training GORB)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
41
Kedai Bentara di BBJ
T
erhitung sejak Oktober ini, para karyawan KG yang berkantor di lingkungan Palmerah Selatan Jakarta dapat menikmati bermacammacam rasa racikan kopi baik yang disajikan panas maupun dingin, lengkap dengan jajanan beraneka rupa.
Ditata asri di antara kerimbunan pohon di salah satu sudut Bentara Budaya Jakarta (BBJ), kedai ini boleh dikunjungi sejak pagi sampai petang, atau lebih malam lagi bila kebetulan BBJ sedang menggelar acara. Khusus di pagi hari, ada beberapa pilihan paket sarapan yang harganya akrab dengan kantong karyawan. Menurut pengelola, nantinya akan disediakan free wi-fi sehingga siapa pun yang sedang terdesak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat duduk tekun berduaan dengan notebook atau tablet-nya di situ sembari ngopi. Menilik tempatnya yang begitu tenang dan teduh, tidak tertutup kemungkinan untuk mengadakan meeting bersama tamu atau klien, bahkan mewawancara narasumber atau mencari inspirasi kreatif, sambil menikmati kicauan burung yang hinggap berlompatan di antara dahan-dahan pohon. Monggo... (Nana)
Buku Seru untuk yang Selalu Ingin Tahu
S
ke bumi, kenapa ada orang masuk penjara, dan aat sedang bersantai sore di rumah bersama masih banyak lagi. Segera koleksi buku yang seru keluarga, tiba-tiba salah seorang anak saya ini untuk dobaca bersama putra-putri di rumah! bertanya, “Ma, kenapa kalau Adik mengantuk, Adik menguap?” Spontan saya bingung bagaimana (Kristy/Bhuana Ilmu Populer) menjawab pertanyaannya, takut salah menjawab. Begitu kritisnya anak-anak sekarang, selalu bertanya untuk menjawab rasa keingintahuan mereka yang cukup besar. Apalagi ketika mereka menjumpai hal-hal baru atau yang mereka anggap unik, aneh, atau bahkan langka. Sebagai orangtua, terkadang kita kebingungan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Buku Kenapa Ya? terbitan Bhuana Ilmu Populer (BIP) memberikan pengetahuan untuk anak-anak yang selalu ingin tahu. Terdiri dari 6 tema yaitu hewan, sejarah, alam, kehidupan sehari-hari, dan jagad raya. Setiap tema berisi pertanyaan dan jawaban yang sederhana sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan anak. Contohnya saja kenapa bayi menangis saat dilahirkan, kenapa kita harus menggosok gigi, kenapa kita berkeringat, kenapa bulan tidak jatuh 42 thank God it’s KG 35 tahun edisi september 2013
Serunya Kopdar
Komunitas Motion K
ehidupan sehari-hari, yang sibuk dan melelahkan, membuat sebagian keluarga muda lupa meluangkan waktu berkualitas untuk keluarganya. Melihat fenomena ini, 97.5 FM Motion Radio dan Sariwangi mengangkat tema “15 Minutes Quality Time with Family” dalam event Kopdar Komunitas Motion (KoKoMo) pada tanggal 27 Agustus dan 24 September 2013 di Mango Tree Bistro, Epicentrum Walk Kuningan, Jakarta. Lebih dari 100 orang hadir di setiap event tersebut. Mereka berasal dari berbagai komunitas di antaranya komunitas Pra Nikah, Kompi Zombie, Pecinta Reptil Indonesia, Komunitas Organik Indonesia, Under Water Indonesia, Bike To Work, Motor Dude, KRL Mania, Komunitas Historia Indonesia, Ayah ASI, Piknik Asik, Happy Eating, Emak-emak Blogger, Popok Kain, dan Indorunners. Hadir sebagai pembicara dalam event ini adalah Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Psi, seorang psikolog anak dan keluarga. Nina, panggilan akrabnya, mengajak para anggota komunitas yang hadir untuk meluangkan quality
time bersama keluarga saat sedang berada di rumah daripada menghabiskan waktu dengan bermain gadget, menonton televisi, dan bermain games. Bahkan juga menyempatkan untuk berkomunikasi melalui ponsel dengan keluarga saat sedang di luar rumah. Dalam kesempatan ini, anggota komunitas bisa melakukan tanya jawab dengan Nina mengenai permasalahan komunikasi dalam keluarga. Selain itu, para anggota komunitas yang hadir juga ikut bermain dalam berbagai permainan seru seperti lomba makan sup tom yam kung dan minum teh Sariwangi antar komunitas. (istimewa)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
43
INFO A ARG KELU
PARA AYAH, DENGARLAH... Dulu di buku pelajaran Bahasa Indonesia kita kerap menemukan contoh kalimat, “Ayah bekerja di kantor, ibu memasak di rumah.” Memang, mencari nafkah adalah kewajiban seorang ayah. Tapi sekarang ini situasi sudah berubah. Tak cuma ayah yang mencari nafkah, ibu pun juga. Mungkin memang tak semata mencari uang karena ada pula perempun menikah yang bekerja dengan alasan untuk aktualisasi diri.
L
alu bagaimana dengan anak? Siapa yang menemani, mendidik, dan mengajarnya jika ibu bekerja? Bukankah semua itu tugas seorang ibu? Kalau Anda berpikiran seperti itu, jelas Anda salah. Mau ibu bekerja atu tidak, tugas merawat, mendidik, dan membesarkan anak adalah tugas ayah dan ibu, berdua. Bukan melulu tugas ibu. Figur seorang ayah tetap sangat penting dalam perkembangan anak. Yang harus diresapi benar-benar oleh para ayah adalah seorang anak tidak hanya perlu materi. Anak juga memerlukan cinta, kasih sayang, dan perhatian ayahnya. Seorang ayah bisa masuk dalam setiap kegiatan yang dilakukan anak. Selain mendampingi, tugas seorang ayah juga adalah untuk menjadi pemimpin yang baik dan bisa diteladani si anak. Sedihnya, banyak ayah yang sepulang kerja langsung istirahat, baca koran atau malah menonton pertandingan bola di televisi tanpa memedulikan anak. Sekadar menanyakan, “Belajar apa tadi di sekolah? Ada pekerjaan rumah atau tidak?” pun tak dilakukan. Mereka terlalu
44 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
sibuk dengan pekerjaan dan juga urusan lain selain anak. Di benaknya terpatri, “Soal anak, ya urusan ibunya!”
Sejak dalam Kandungan Asal tahu saja, kurangnya komunikasi antara ayah dengan anak sangat berpengaruh pada kondisi mental anak. Yang banyak terjadi, anak merasa takut dan “malas” bicara dengan ayahnya. Memang benar, citra seorang ayah haruslah seorang yang tegas namun itu tak berarti ayah tidak menjalin komunikasi yang baik dengan putra-putrinya. Bahkan sebetulnya, komunikasi ayah-anak sudah harus dijalin sejak si anak dalam kandungan ibunya. Sejak masih berbentuk janin, seorang ayah sebetulnya sudah diharapkan keterlibatannya dan mulai membentuk kedekatan dengan calon buah hati. Itu bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti mengajak bicara si janin, membantu ketersediaan asupan gizi bagi ibu dan calon anak demi pertumbuhan bayi yang optimal selama dalam kandungan. Peran ayah sangat penting bagi tumbuhkembang anak. Tak cuma masalah kognitif tapi juga mencakup segi emosi, sosial, bahasa, dan lainnya. Para ahli mengatakan, anak yang memiliki kedekatan emosional yang erat dengan ayahnya, cenderung memiliki konsep diri dan kepercayaan diri yang positif. Anak merasa aman, berani mengeksplorasi lingkungannya, memiliki tingkat kecerdasan tinggi, dan kemampuan bahasa yang baik. Sebaliknya, jika anak tak pernah atau jarang sekali berkomunikasi dan kurang berinteraksi dengan ayahnya, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang “pincang”. Absennya ayah dalam hidup anak, menurut penelitian para ahli, terbukti erat kaitannya dengan kesulitan anak menyesuaikan diri di sekolah dan lingkungannya, kurang percaya diri, kasar, bahkan cenderung suka melakukan tindakan kriminal. Banyak ayah beranggapan, mereka tak punya cukup waktu luang untuk menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anak. Padahal, kualitas lebih penting dibanding kuantitas. Jadi, sesedikit apa pun waktu yang Anda miliki, gunakan sebaikbaiknya demi sang buah hati. Bermain dengan anak atau memandikannya pada hari libur, sudah sangat berarti bagi anak.
“Salah” Bunda Setiap anak memerlukan kehadiran ayah dan ibu secara menyeluruh. Baik dalam bentuk fisik dan psikis. Kehadiran ayah sama pentingnya dengan kehadiran ibu karena anak perlu belajar ragam karakter dari keduanya secara seimbang. Ia bisa mempelajari itu dari contoh langsung, baik yang diajarkan maupun yang dilihat, yang diberikan ayah-ibunya. Peran ayah akan maksimal jika mendapat dukungan bunda. Sayangnya, banyak ibu yang kurang memberi kesempatan pada ayah untuk mengasuh dan mendidik buah hati. Tak sedikit lho, ibu yang berpikiran, peran ayah dalam keluarga adalah pencari nafkah dan urusan tetekbengek anak merupakan tanggung jawab ibu. Ada pula yang beranggapan, “Bapak-bapak mana bisa mengasuh anak. Paling 5-10 menit saja, habis itu bosan.” Nah, mulai kini, hapus pikiran tak benar itu dan beri ruang serta waktu pada pasangan untuk mengurus anak. Apa contoh yang bisa diajarkan seorang ayah pada anaknya? Antara lain, ayah bisa mengajarkan karakter berani dan percaya diri. Tidak berarti ibu tak mampu mengajarkan karakter ini, namun kehadiran ayah dapat memberi contoh langsung tentang apa yang dimaksud dengan berani atau seperti apa karakter kuat dan berani, dengan melihat langsung sang ayah mempraktikkannya di berbagai kesempatan. Misalnya, memperagakan seperti apa gerangan seorang pria perkasa. Karakter, seperti kata ahli, tidak bisa diucapkan melainkan harus dari contoh langsung. Jika diajarkan lewat ucapaan, hanya 10 persen yang tersampaikan. Jadi, para bunda, jangan ragu lagi pada kemampuan pasangan untuk membantu mendidik, merawat, dan membesarkan anak. Mereka mau dan sanggup, kok, jika diberi kesempatan. Bukankah demikian, wahai ayah? Satu hal penting yang harus diingat para ayah adalah ayah yang sukses bukanlah pria yang bergelimang harta, punya kedudukan tinggi di perusahaan, melainkan seorang pria yang anaknya berkata, “Aku mau menjadi seperti Ayah” atau “Kalau sudah besar, aku mau cari suami yang seperti Ayah!” (istimewa)
thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
45
Telah meninggal dunia dengan tenang, rekan kita:
Infobituari
JB Soediyono (Purnakaryawan SKG)
dalam usia 67 tahun, wafat hari Kamis 8 Agustus 2013. Telah dimakamkan pada hari Jumat 9 Agustus 2013, di TPU Sendiloyo, Dusun Senden Purwobinangun, Sleman, Yogyakarta. Almarhum bergabung dengan Kompas Gramedia sejak tahun 1972, memasuki masa pensiun pada bulan April 2006.
Sularso (Purnakaryawan Kompas – Umum)
dalam usia 58 tahun, wafat pada hari Minggu 1 September 2013. Telah dimakamkan hari Senin 2 September 2013 di TPU Parung Serab, Tangerang. Almarhum bergabung dengan Kompas Gramedia sejak tahun 1981, memasuki masa pensiun pada bulan November 2008.
Khotib (Corp Circulation – Distribution Dept)
dalam usia 46 tahun, wafat pada hari Sabtu 14 September 2013. Telah dimakamkan hari Sabtu 14 September 2013 di TPU Wakaf Kp Gagak Satu, Ciledug. Almarhum bergabung dengan Kompas Gramedia sejak tahun 1995, meninggalkan seorang istri dan seorang anak.
Kompas Gramedia menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya bagi keluarga yang ditinggalkan
ERATA INFOKITA Pada InfoKita Edisi Khusus bulan lalu terjadi kesalahan teknis yang amat mengganggu pada company profile “Sonora Network – Group of Radio”. Untuk dijadikan koreksi, Radio Sonora – Group of Radio tidak pernah menerbitkan majalah “Sonora Berita”, majalah “Know Sonora” atau tabloid “Sonora Teen”. Dan Radio Motion FM tidak pernah mengudara di wilayah SumBagSel dengan frekuensi 98,5 FM. Dengan ini kesalahan telah diperbaiki. Terima kasih.
46 thank God it’s KG 35 tahun
edisi september 2013
Siapa Bisa Jamin Kita Tidak Sakit?
INFO I OPIN
Seorang kawan menganjurkan Gelas hampir saja terlepas dari tangan begitu berobat ke shinse di Mangga Dua. Usai membaca tagihan paska operasi kedua lutut di RS perawatan pertama saya sudah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Angka lima puluh bisa berjalan dengan tegak dan lima juta rupiah amat mengejutkan karena itu rasa sakit sangat berkurang. Tetapi jumlah yang sangat besar, bahkan untuk seorang begitu membaca tagihannya, rasanya purnakaryawan Kompas Gramedia. Di akhir tahun 2010 itu, Dana Pensiun Kompas ngilu di lutut muncul lagi! Sekali datang bayar Rp Gramedia (DPKG) memberi bantuan Rp 10 juta 7,7 juta, itupun dengan obat kategori sedang, bukan untuk rawat inap ditambah biaya berobat jalan Rp yang mahal. 2,5 juta selama setahun. Biaya berobat pra operasi Pengobatan setiap dua minggu, tetapi pada sudah lewat Rp 2,5 juta, yang dalam keadaan bulan keenam saya angkat tangan walau ibu normal untuk sepasang pensiunan, biaya itu habis membantu dengan menjual rumah. Lutut membaik hanya dalam enam bulan. meski tak mungkin pulih sama sekali karena faktor Allah memang Maha Pengasih dan Maha usia. Penyayang. Akhir tahun itu datang surat dari Saya penggemar jalan kaki dan lari pagi, tapi DPKG yang mengabarkan bahwa purnakaryawan semua tinggal kenangan. Berjalan lebih dari 500 mendapat rapel kenaikan yang dihitung sejak meter sudah terasa lelah dan kaki sangat sakit. Januari tahun berjalan. Jumlahnya cukup lumayan, Entah sampai kapan bisa bertahan sebelum perlu tetapi walau ditambah Rp 12,5 juta, baru lebih kursi roda. sedikit dari separuh tagihan. Kawan saya, seorang karyawan perusahaan Apa boleh buat, terpaksa gesek kartu kredit asing tenang saja berobat, dirawat, operasi, karena untuk menutup biaya operasi, ditambah bantuan dia punya asuransi. Saya tidak punya asuransi keluarga. Biaya pun tertutupi, walaupun pengobatan karena pada masa masih kerja, kantor membiayai lutut yang menyebabkan pengeluaran bulanan terus perawatan nyaris berapa pun. Padahal justru berlanjut. penyakit berdatangan setelah kita pensiun. Andai Kembali ke 15 tahun sebelumnya, 10 tahun saja saya punya asuransi kesehatan, tentu beban sebelum pensiun, saya pernah jatuh ketika jogging tidak seberat ini. Sesal memang tidak pernah datang duluan. bersama anak-cucu di area UI Depok. Lutut kanan Padahal kita takkan bangkrut dengan membeli bengkak. Langsung dibawa berobat dan rasa sakit asuransi. Sebaliknya justru bisa bangkrut kalau berkurang. Dua tahun kemudian, saya tergelincir di garasi dan kaki kiri tertekuk serta bengkak. Berobat tidak punya asuransi. Asuransi kesehatan itu murah. Sekitar Rp 500.000 / bulan selama 10 tahun, ke RS Harapan Kita, kedua lutut dipanaskan dan asuransi dapat menanggung biaya rawat inap, sakit berkurang. dokter, obat-obatan, operasi, termasuk ambulans Tiba-tiba pada November 2010, ketika meliuk dan kunjungan perawat jika harus dirawat di rumah, waktu main golf di Serpong, muncul rasa sakit 120 hari dalam setahun, sampai setidaknya usia 75 yang amat sangat di kedua lutut, yang berlanjut tahun. pada ketidakmampuan berjalan, bahkan tak bisa Asuransi kesehatan untuk pensiunan bisa diatur sujud waktu sholat. Atas nasihat beberapa kawan, sejak kita masih jadi karyawan, asal perusahaan saya berobat lagi ke RS Pondok Indah dengan mau membantu. Premi asuransi jenis ini hanya Rp vonis harus operasi karena tulang lunak di bawah 150 ribu / bulan, yang dapat disubsidi perusahaan tempurung lutut rusak. sepenuhnya atau dibayar sebagian oleh karyawan. Operasi berjalan kurang dari sejam dan Tapi ya sudahlah, biar jadi pelajaran berharga. seminggu kemudian bisa jalan. Namun pada tahun Yang penting pengalaman saya dan banyak 2011, saat diperiksa dokter di RS Siloam setelah purnakaryawan lain jangan sampai terulang pada dilakukan pencitraan lewat MRI, teryata kerusakan generasi karyawan yang lebih muda. lutut makin parah. Bunyi kretek-kretek tiap kali Kesehatan amat menentukan kenikmatan dan lutut digerakkan makin keras. kenyamanan hidup kita. Hanya mereka yang arif Kata dokter, sambungan paha dan kaki sudah yang sejak jauh hari merencanakan kenikmatan rusak dan harus dilakukan penggantian ujung hari tuanya. (
[email protected], tulang lutut dengan logam ringan. Biaya alatnya thank God purnakaryawan it’s KG 35 tahun KG) edisi september 2013 47 saja saat itu sudah Rp 250 juta.
TTS infokita : September 2013
Inforileks
TTS edisi October 2013 1
2
3
4
5
6 7
8
9
i Setiap edis h li pi di an ak dan 5 pemenang enang untuk pem luar kota, an bingkisan ak ng ya at am al dikirimkan ke . an ab pada jaw tercantum
10 11 12
13 14
15
16
17 18
19
20
21 22 ben/humas
Pertanyaan Mendatar Pertanyaan Pertanyaan Mendatar Pertanyaan Menurun 1. Surat Perintah 11 Maret 1. Nama l 1. Surat Perintah 11 Maret 5. Kata Tanya Benda (logat Betawi) 1. Nama lain dari Pulau Sulawesi 2. Cincin ( 5. Kata Tanya Benda (logat Betawi) (dulu) 8. Manusia,orang 3. Surat (I 8. Manusia,orang 2. Cincin (inggris) 9. Menyebut nama seseorang agar datang 3. Surat (Inggris) 9. Menyebut nama seseorang agar datang mendekati 4. Gelomb mendekati 4. Gelombang suara, Gema suara 11. Jalan kecil, lorong 6. Peran y 11. Jalan kecil, lorong 6. Peran yang selalu jadi lawan/ 12. Sapu tangan dari kertas lembut 7. Lamban 12. Sapu tangan dari kertas lembut pecundang/jahat 14. Kota besar di Kalimantan Selatan 7. Lambang kimia unsur Calsium 10. Majala 14. Kota besar di Kalimantan Selatan 17. Bilangan Antara Nol dengan Dua Majalah yang baru merayakan HUT 17. Bilangan Antara Nol dengan Dua 10. 13. Diulang 18. Berkah, Karunia yang sudah diatur Tuhan ke 50th 18. Berkah, Karunia yang sudah diatur Tuhan 20. Sumbu 13. Diulang=nama binatang laut 15. Kaul, ja 21. Santun, beretika 15. Kaul, janji atau niat yang diucapkan 20. Sumbu 16. Huruf k 22. Ilham,Ide kepada diri sendiri 21. Santun, beretika 19. Central 16. Huruf kedua ditambah E=diperksa 22. Ilham,Ide 20. Kata ga ulang untuk perbaikan
Pemenang TTS edisi HUT 50th KG
Ketentuan: TTS terbuka untuk seluruh karyawan, keluarga karyawan & purnakaryawan KG. Kirim jawaban ke Redaksi InfoKita, Humas KG, Jl Palmerah Selatan 17, Jkt 10270. Cantumkan nama lengkap, NIK, unit usaha & alamat lengkap unit usaha. Gunting dan tempelkan kupon asli TTS pada amplop/ kartu pos.
UNIT USAHA NAMA GAM Suherna 000731 Nova Dyah Ratna 000987 Percetakan Dwi Rachino 002774 Tax &pay roll A.Yanita.S 001194 TB.Batam Desi Sandy Sihombing 006009 TB.Jayapura Iwan Van Wilan Haro 008200 TB.Kendari Rasman Mekuo 007673 TB.Medan Rela Bhaktiana 000691 TB.Pontianak Mas Mudhi Widya 006416 TB.Semarang Yulia Nurmawati AD 001124
# thank GodTTS it’s KG 35 tahun 48KUPON
INFOKITA’SEP’2013
edisi september 2013
19. Central Processing Unit 20. Kata ganti untuk nama atau sesuatu yang belum diketahui
NIK ALAMAT Perintis Jl.Panjang 8A, Kb.Jeruk, JKT 11530 Cikarang Palsel Mall Batam City Square Komp.Penuin Center blok R no.3, Seibaloi-Batam Jl.Samratulangi no.5, Jayapura Jl.Jend.A.Yani no.26 Rabam Mall lt 3 . Kendari-Sulawesi Tenggara Sun Plaza Medan, SumUt Ayani Mega Mall lt 1 ,JL.A. Yani no.1, Pontianak 78122 Jl.Pemuda 138, Semarang