PERBENIHAN 1
Pengadaan benih tanaman hutan merupakan
salah satu kegiatan yang sangat penting dalam pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam hutan. Kegiatan pengadaan benih mencakup beberapa kegiatan pokok yang antara lain adalah hal-hal yang berkaitan dengan : ~ Sumber benih ~ Pemanenan benih ~ Penanganan benih paska pengunduhan ~ Pengujian mutu benih ~ Penyimpanan benih ~ Bahan tanaman secara vegetatif
Nyland
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 1/Menhut-II/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN Pasal 3. Pengaturan Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan meliputi: 1. pembangunan sumberdaya genetik; 2. pemuliaan tanaman hutan; 3. pengadaan benih, pengedaran benih dan bibit; 4. sertifikasi; dan 5. pembinaan.
Jenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah
Pemilihan Jenis Tanaman
SUREN PINUS
1.800 m dpl
SENGON
0 m dpl Elevasi
JATI
Silvikultur
Pengertian Buah Merupakan perkembangan dari ovari (bakal buah) setelah terjadi pembuahan. Buah terdiri dari : ~ Kulit buah (Exsocarpium) ~ Daging buah (Mesocarpium) dan ~ Endocarpium lapisan yang tebal dan kalau sudah masak keras, yang merupakan kulit luar biji.
Pengertian Biji Suatu unit dalam
embryo sac
(kantong embrio) yang berkembang setelah terjadi pembuahan. Terdiri dari : ~ Kulit biji ~ Cadangan makanan dan ~ Embrio
Pengertian Benih Biji yang sudah terseleksi/ diseleksi bahkan sudah melalui perlakuan yang siap untuk ditabur, di persemaian/ polybag pada
indirect seeding
dan atau ditanam di lapangan pada
direct seeding.
Pada saat penaburan, benih diharapkan dapat mencapai prosen tumbuh yang besar. Kecenderungan semakin luasnya kawasan yang tidak produktif menuntut semakin luasnya kawasan yang harus diremajakan atau dihutankan kembali.
Untuk itu berarti bahwa benih yang dibutuhkan semakin besar jumlahnya.
POPULASI BENIH DIKATAKAN BERMUTU, BILA SIFATNYA:
Genetik baik Tulen Murni/bersih Viabilitas benih baik Keuletan benih (seed vigor) tinggi
Kualitas benih ditentukan oleh beberapa faktor : * * * * * * * * *
Asal benih Ukuran dan berat benih Masaknya benih dan lama benih disimpan Cara pengumpulan benih Cara ekstraksi benih Cara perlakuan dan pengeringan benih Cara penyimpanan benih Cara pengepakan benih Cara pengiriman benih
Sumber Benih Sumber benih adalah suatu tempat, lokasi,
atau wilayah dimana benih suatu jenis tanaman/pohon dikumpulkan atau diperoleh. Atau dengan kata lain, suatu tempat/lokasi dimana benih diproduksi untuk kemudian dipergunakan untuk membuat pertanaman baru. Sumber benih bisa berupa individu pohon, tegakan maupun areal yang ditumbuhi oleh pohon yang dikhususkan untuk produksi benih sebagai bahan tanaman.
Sumber Benih Pohon sembarang (pekarangan, tepi jalan dll.) Pohon Plus (Plus Trees)
Tegakan biasa (Common Stand), hutan alam
(Natural forest) Tegakan Benih(Seed Stand) APB (Areal Produksi Benih) (Seed Production Area) Kebun Benih (Seed Orchard) a. Kebun Benih Semai (Seedlings Seed Orchard) b. Kebun Benih Klon (Clonal Seed Orchard) Kebun Pangkas (Hedge Orchard)
Macam-macam Sumber Benih (SK Dirjen RLPS No 101/Kpts/V/2002) Tegakan Benih Teridentifikasi Tegakan Benih Terseleksi Areal Produksi Benih Tegakan Benih Provenans
Kebun Benih Klon Kebun Benih Semai
Kebun Pangkas
Pohon Sembarang
Pohon Individu baik di dalam kawasan hutan
maupun di luar kawasan hutan Sifat fisik (sifat fenotipe) tidak diperhatikan Sifat genetik belum diketahui Yang dipentingkan produksi buah/biji Standar kualitas benih tidak bisa dijamin
Tegakan Biasa (Common Stand) Berupa tegakan (alam
maupun buatan). Belum dilakukan seleksi secara khusus. Faktor sifat fisik pohon penyusun dan umur belum mendapat perhatian. Produksi buah banyak. Sifat genetik belum bisa diketahui. Kualitas benih yang dihasilkan belum dijamin.
Tegakan Benih (Seed Stand) Berupa tegakan yang
kondisi fenotipe pohonnya relatif bagus dan sudah dilakukan seleksi. Umurnya sudah memenuhi (cukup). Aksesibilitasnya baik. Bebas dari bencana alam. Produksi buah/biji bagus. Sifat genetik belum diketahui. Kualitas benih lebih bagus dibanding dengan sumber benih pohon sembarang dan tegakan biasa.
Tegakan Benih Acacia
mangium
Tegakan Benih Tectona
grandis
Tegakan Benih Teridentifikasi Tegakan alam/tanaman. Tanaman
tidak/belum direncanakan sebagai produksi benih
Asal-usul benih tidak diketahui Jumlah pohon minimal 25 batang/ha Kualitas tegakan sedang
Jalur isolasi tidak diperlukan Penjarangan tidak diperlukan
Tegakan Benih Terseleksi Tegakan alam/tanaman. Tegakan sejak semula
tidak/belum direncanakan sebagai sumber benih
Asal-usul benihnya belum diketahui Jumlah pohon minimal 25 batang/ha Kualitas tegakan di atas rata-rata Jalur isolasi belum diperlukan Penjarangan terbatas pada pohon-pohon yang jelek
Areal Produksi Benih/APB (Seed Production Area)
Alam/tanaman, bisa dikonversi dari tegakan biasa atau
dibangun khusus. Spesifikasi seperti Tegakan Benih. Asal usul benihnya bisa belum diketahui, bisa juga sudah diketahui (minimal barasal dari 25 batang) bila dibangun secara khusus. Jumlah pohon minimal 20 pohon/ha. Secara genetik belum dapat diketahui. Jalur isolasi diperlukan, penjarangan dilakukan mempertahankan pohon-pohon terbaik. Bebas dari kemungkinan bencana (longsor, banjir dll.). Secara administrasi sudah didaftar dan diperlakukan secara khusus. Pemeliharaan dan perlindungan pada tegakan tersebut telah dijadwalkan. Kualitas tegakan di atas Tegakan Terseleksi. Kualitas benih lebih bagus dibanding Tegakan Benih, Tegakan Teridentifikasi dan Tegakan Terseleksi.
Areal Produksi Benih/APB
Acacia mangium
Kebun Benih (Seed Orchads) Sejak awal tegakan ini dibangun dan dirancang untuk produksi benih (berbagai aspek manajemen dan silvikultur diterapkan). Individu penyusun tegakan bahan tanamannya sudah di ambil dari pohon berfenotipe bagus (baik berasal dari semai/klon).
Bebas dari kemungkinan adanya bencana alam seperti banjir, longsor, keamanan dll. Sudah diuji sifat-sifat genetiknya. Kualitas benihnya sudah bisa dijamin.
Seedling Seed Orchards (SSO) Pinus merkusii
Contoh pohon induk (plus) yang diuji sebagai penyusun kebun benih
Shorea leprosula
Jati (Tectona grandis)
Pinus merkusii
Kebun Pangkas (Hedge Orchard) Kumpulan tanaman yang
selalu dipangkas (sebagai sumber bahan untuk stek pucuk). Bahan tanaman umumnya dari semai (generatif) baik tanaman maupun alam (diutamakan yang dari semai buatan). Umur tanaman sampai usia produktif (sekitar 2 - 4 tahun), setelah itu diganti lagi. Aksesibilitas dan persyaratan lainnya sama dengan Kebun Benih dan APB. Kebun Pangkas
Shorea leprosula
Model Kebun Pangkas dengan Drip
Pipe
Pengunduhan Benih Biji siap untuk dipanen apabila telah masak. Ada beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan, yaitu : Fase pembuahan, dimulai sesudah terjadi proses penyerbukan yang ditandai dengan pembentukanpembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi. Fase penimbunan zat makanan, ditandai dengan kenaikan
berat kering benih dan turunnya kadar air.
Fase pemasakan, kadar air biji akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara di luar, dan setelah mencapai tingkat masak, berat kering biji tidak akan banyak mengalami perubahan. Tolok ukur yang umumnya dijadikan patokan untuk menilai tingkat kemasakan biji/buah adalah : Warna, bau, kekerasan kulit, rontoknya buah (benih), pecahnya buah, kadar air dan lainnya.
Biji dikatakan masak secara fisiologis dan siap untuk dipanen apabila Zat makanan dari biji tersebut tidak lagi
tergantung dari pohon induknya, yang umumnya ditandai dengan perubahan warna kulitnya.
Waktu yang paling baik untuk pengumpulan
benih adalah segera setelah benih itu masak. Masaknya buah (benih) umumnya terjadi secara musiman, walaupun cukup banyak juga jenisjenis pohon yang menghasilkan buah masak tidak mengikuti musim yang jelas.
Pengumpulan buah/biji pohon hutan yang umum dilakukan adalah dengan 3 cara yaitu
1. Pengumpulan langsung di bawah tegakan yang telah merontokkan buah-buah masak, atau dengan pemasangan strimin/jaring. Merupakan cara yang paling sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Menjelang benih-benih jatuh, tanah di bawah tegakan yang akan dijadikan sebagai sumber biji dibersihkan terlebih dahulu untuk mempermudah pengumpulannya. Pengumpulan buah di bawah pohon sebetulnya tidak direkomendasikan karena akan bercampur dengan buah-buah pohon tetangga yang tidak terlalu baik. Sungguh pun demikian dalam keadaan terpaksa pengumpulan buah hanya dilakukan pada buahbuah yang hanya ada di dalam naungan tajuk pohon yang bersangkutan. Hindari pengumpulan buah di luar tajuk untuk mengantisipasi kontaminasi materi genetik dari pohon yang tidak diinginkan.
Lanjutan : Pengumpulan langsung di bawah tegakan yang telah merontokkan buah-buah masak, atau dengan pemasangan strimin/jaring.
Pengumpulan buah dapat dilakukan dengan
memasang jaring di bawah tajuk pohon yang bersangkutan. Pemasangan jaring dilakukan sedemikian rupa sehingga kemungkinan terlibatnya tajuk pohon tetangga dapat dihindarkan. Cara ini dipilih jika pohon terlalu besar atau tidak ada pemanjat yang berani. Pengumpulan buah dapat dilakukan sekaligus atau beberapa kali tergantung pada sifat buah dari pohon yang bersangkutan.
2. Buah langsung diambil dan dikumpulkan dari pohon-pohon yang masih berdiri/pemanjatan langsung. Merupakan cara yang umum dipakai untuk mendapatkan biji dalam jumlah besar dari tegakan benih, yaitu dengan pengunduhan langsung dari pohon. Dengan dilengkapi peralatan untuk memanjat, pohon yang berdiri dipanjat oleh pemanjat pohon untuk memanen buah/bijinya. Pengunduhan buah melalui pemanjatan langsung lebih direkomendasikan karena buah yang terkumpul diyakini murni berasal dari pohon yang bersangkutan. Agar hasilnya optimal, sebaiknya pemanjatan dilakukan setelah buah benar-benar masak hingga mempunyai daya kecambah paling tinggi.
3. Dengan cara menebang pohonnya.
Pengumpulan
benih (biji/buah) dengan memotong cabang-cabang yang berbuah atau bahkan memotong pohonnya adalah cara-cara yang tidak dianjurkan karena akan mengganggu kelestarian produksi benih itu sendiri.
Penanganan benih setelah diunduh Buah atau biji yang telah dipanen/dikumpulkan
dimasukkan ke dalam tempat yang telah disediakan kemudian diberi label yang antara lain menjelaskan tentang nama jenis, tempat dan tanggal pengumpulan, nama pengumpul dan jumlahnya.
Penanganan selanjutnya adalah pengangkutan,
ekstraksi, pembersihan dan pengeringan serta pengepakan dan pemberian label benih. Benih yang dikumpulkan diharapkan merupakan benih yang berkualitas baik.