TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BAGI WIDYAISWARA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS MENULIS WIDYAISWARA MELALUI PEMBUATAN BLOG DI INTERNET OLEH: Rahmat Domu, S.Pd. M.Si NIP. 197511192005011004 Penata Tkt I, III/d WidyaiswaraMuda ABSTRAK Widyaiswara Balai Pendidikandan Pelatihan Keagamaan Manado dalam pelaksanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi melalui kegiatan pembuatan blog diinternet merupakan upaya widyaiswara dalam meningkatkan kreatifitas menulis widyaiswara yang selama ini sangat minim dilakukan oleh widyaiswara baik widyaiswara tenaga administrasi maupun widyaiswara tenaga teknis. Kreativitas menulis adalah kemampuan kreatif yang harus selalu kita tingkatkan dalam menulis. Sebuah blog adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Menulis di Blog mungkin dianggap sebagai pekerjaan mengisi waktu luang bagi kebanyakan orang pada awalnya, tetapi kenyataan yang sering terjadi kemudian adalah seorang penulis blog yang aktif memerlukan waktu yang lebih dari sekedar mengisi waktu luang. Walaupun bisa jadi memerlukan waktu dan perhatian khusus, menulis blog bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Balai Diklat Keagamaan Manado adalah Balai Diklat yang dimana semua kelasnya terakses internet terus meningkatkan layanan pembelajaran di diklat khususnya pembelajaran internet. Dengan layanan internet diharapkan semua widyaiswara dapat mengakses internet dalam setiap kegiatan untuk mendapatkan informasi baru dan terkini membuka peluang pembelajaran internet dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil belajar widyaiswara . Dengan berbantuan media aplikasi berbasis blog, diharapkan program layanan handal ini juga bisa tersebar merata. Adanya blog diharapkan dapat menjadi media untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di diklat. Blog adalah publikasi sederhana naskah-naskah yang ditata berdasarkan urutan waktu seperti layaknya sebuah jurnal atau catatan harian. Sistem yang dipakai dikenal dengan nama CMS (Content Management System). CMS biasa dipakai sebagai tempat di mana seseorang dapat menciptakan, memberikan
1
informasi dan berkomunikasi antar sesama di seluruh dunia. Blog adalah situs web yang mudah digunakan tanpa dituntut paham bahasa HTML (Hypertext Markup Language), di mana seseorang dapat dengan cepat mem-posting pemikirannya sendiri, berinteraksi dengan orang lain, dan banyak lagi yang semuanya serba gratis. Keterampilan yang dibutuhkan hanyalah kemampuan menulis atau mengeTeknologi Informasi dengan komputer.1 Blog di internet baik sekali manfaatnya, yakni menumbuhkan kreativitas dalam keterampilan menulis. Blog ibarat buku tulis atau buku agenda kosong yang siap untuk diisi dengan tulisan-tulisan orisinil. Dengan Blog, seseorang dituntut untuk kreatif membuat tulisan-tulisan sendiri yang enak dibaca, bermanfaat untuk orang lain, dan mengundang orang lain untuk beramai-ramai datang ke blognya untuk saling berinteraksi dan memberikan komentar. Kegiatan nge-blog bukan sekedar menjadi kegiatan menghabiskan waktu luang yang sia-sia apabila dilakukan secara optimal. Menulis dan menerbitkan naskah di blog akan sangat bermanfaat bagi si penulisnya maupun pembacanya.2 Blog telah menjadi trend perkembangan Teknologi Informasi berbasis internet saat ini. Bahkan blog sudah banyak diperlombakan oleh berbagai lembaga (baik pemerintah maupun swasta). Aplikasi blog juga terbukti sangat membantu widyaiswara dalam mengembangkan pembelajaran didiklat . Dengan blog, widyaiswara dapat memasukkan materi pelajarannya dengan suasana yang berbeda dari membaca buku teks, sehingga widyaiswara dapat belajar mandiri dari blog yang dibuat widyaiswara. Proses pembelajaran akan terjadi, bila blog yang dibuat widyaiswara mengundang dan menarik widyaiswara untuk membacanya, sehingga terjadi interaksi antara widyaiswara dan widyaiswara. Karenanya, widyaiswara pun harus dapat mengajarkan widyaiswara membuat blog di internet. Proses kreatif akan muncul dari pembuatan blog yang sangat interaktif ini. Melalui pembuatan blog akan terlihat kreativitas menulis widyaiswara dan widyaiswara. Kata Kunci : Teknologi Informasi dan komunikasi , Kreatiftas menulis widyaiswara dan pembuatan blok diinternet
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah keahlian wajib yang harus diberikan kepada widyaiswara di Balai Diklat Keagamaan Manado. Hal ini sesuai widyaiswara diharapkan mampu memahami penggunaan teknologi informasi dan prospeknya di masa datang, menguasai dasar-dasar keterampilan komputer, menggunakan perangkat pengolah kata dan pengolah angka untuk menghasilkan dokumen
sederhana,
memahami
prinsip
dasar
internet/intranet
dan
menggunakannya untuk memperoleh informasi. Salah satu materi yang diberikan pada pelajaran Teknologi Informasi adalah internet. Dampak positif dan negatif dari perkembangan internet telah jelas dirasakan bersama. Salah satu dampak positif yang dirasakan dari perkembangan itu adalah menjamurnya tempat membuat website atau webblog gratis di internet yang dapat digunakan untuk mempublikasikan diri sendiri ke seluruh dunia. Dalam pelajaran internet pada umumnya, widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Manado hanya diarahkan untuk memperoleh atau mencari informasi di internet. widyaiswara untuk memahami dasar penggunaan internet/intranet dan menggunakan internet untuk memperoleh informasi. Akibatnya, widyaiswara kurang terlatih untuk menciptakan atau memberikan informasi di internet. Hal ini dapat dibukikan Teknologi Informasian dengan banyaknya tugas-tugas di diklat
3
yang ditugaskan oleh widyaiswara hanya untuk mencari informasi di internet. Oleh karena itu perlu dicari terobosan baru agar widyaiswara tidak hanya diarahkan mencari informasi, tetapi juga dapat menciptakan informasi di internet. Untuk dapat menciptakan informasi, widyaiswara harus terlebih dahulu dilatih untuk memiliki kreativitas dalam menulis. Dengan memiliki kemampuan menulis, widyaiswara diharapkan dapat mengekspresikan diri, melakukan sosialisasi, promosi dan berbagi kepada sesama. Semua itu dapat terjadi bila widyaiswara memiliki dan mengelola blog yang ter-update dengan baik. Kreativitas begitu penting dalam hidup manusia. Tanpa kreativitas manusia tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin cepat. Salah satu bentuk kreativitas itu dapat dituangkan dalam bentuk menulis. Menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan atau ide ke dalam bentuk tulisan agar dapat dibaca oleh orang lain. Menulis secara tidak langsung mewakili kreativitas seseorang. Sayangnya, kebiasaan yang baik ini kurang diminati oleh widyaiswara. Dua dari dua puluh dua orang widyaiswara d mengangkat tangan keTeknologi Informasia ditanya siapa di antara mereka yang suka menulis. Begitupun keTeknologi Informasia
diajukan pertanyaan yang sama, hanya dua
sampai empat orang yang menyatakan suka menulis. Blog adalah publikasi sederhana naskah-naskah yang ditata berdasarkan urutan waktu seperti layaknya sebuah jurnal atau catatan harian. Sistem yang dipakai dikenal dengan nama CMS (Content Management System). CMS biasa dipakai sebagai tempat di mana seseorang dapat menciptakan, memberikan informasi dan berkomunikasi antar sesama di seluruh dunia. Blog adalah situs web 4
yang mudah digunakan tanpa dituntut paham bahasa HTML (Hypertext Markup Language), di mana seseorang dapat dengan cepat mem-posting pemikirannya sendiri, berinteraksi dengan orang lain, dan banyak lagi yang semuanya serba gratis. Keterampilan yang dibutuhkan hanyalah kemampuan menulis atau mengeTeknologi Informasi dengan komputer.3 Blog di internet baik sekali manfaatnya, yakni menumbuhkan kreativitas dalam keterampilan menulis. Blog ibarat buku tulis atau buku agenda kosong yang siap untuk diisi dengan tulisan-tulisan orisinil. Dengan Blog, seseorang dituntut untuk kreatif membuat tulisan-tulisan sendiri yang enak dibaca, bermanfaat untuk orang lain, dan mengundang orang lain untuk beramai-ramai datang ke blognya untuk saling berinteraksi dan memberikan komentar. Kegiatan nge-blog bukan sekedar menjadi kegiatan menghabiskan waktu luang yang sia-sia apabila dilakukan secara optimal. Menulis dan menerbitkan naskah di blog akan sangat bermanfaat bagi si penulisnya maupun pembacanya.4 Blog telah menjadi trend perkembangan Teknologi Informasi
berbasis
internet saat ini. Bahkan blog sudah banyak diperlombakan oleh berbagai lembaga (baik pemerintah maupun swasta). Aplikasi blog juga terbukti sangat membantu widyaiswara dalam mengembangkan pembelajaran didiklat . Dengan blog, widyaiswara dapat memasukkan materi pelajarannya dengan suasana yang berbeda dari membaca buku teks, sehingga widyaiswara dapat belajar mandiri dari blog yang dibuat widyaiswara. Proses pembelajaran akan terjadi, bila blog yang dibuat
5
widyaiswara mengundang dan menarik widyaiswara untuk membacanya, sehingga terjadi interaksi antara widyaiswara dan widyaiswara. Karenanya, widyaiswara pun harus dapat mengajarkan widyaiswara membuat blog di internet. Proses kreatif akan muncul dari pembuatan blog yang sangat interaktif ini. Melalui pembuatan blog akan terlihat kreativitas menulis widyaiswara dan widyaiswara. Namun sangat disayangkan, menjamur dan tumbuhnya blog di internet sekarang ini tidak diimbangi dengan budaya menulis di kalangan widyaiswara, sehingga banyak sekali blog widyaiswara yang sudah dibuat tidak ter-update (terisi tulisan baru) dengan baik, bahkan isinya (contentnya) banyak yang kosong. Hasil pengamatan penulis di bulan Desember 2012, dari 22 widyaiswara di Balai Diklat Keagamaan Manado hanya 4 widyaiswara (18%) yang memposting (membuat tulisan) di blognya. Sisanya 18 widyaiswara (82%) hanya sekedar membuat blog saja dan tidak mengupdate tulisannya. Bahkan blog yang dibuat sepi dari pengunjung dan kurang banyak manfaatnya. Kenyataan yang ada di diklat-diklat, (baik diklat teknis maupun administrasi) peserta didik kita kurang banyak membaca dan mendengar sehingga mereka kurang mampu menulis dengan baik. Menulis seolah menjadi beban berat yang sangat sulit dilakukan. Mereka lebih senang bermain games dan berchating ria juga bertukar foto di friendster atau facebook. Friendster, facebook, dan games telah berhasil menarik widyaiswara ke dalam pembelajaran yang mengundang daripada menulis. Padahal menulis adalah sebuah kreativitas yang dapat dimunculkan apabila sering berpikir dan terus berlatih menulis dalam proses pembelajaran. 6
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di diklat hanya diarahkan kepada proses kemampuan anak menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupannya sehar-hari. Akibatnya ke Teknologi Informasia mereka lulus, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi miskin aplikasi. Saat ini belum banyak diklat yang memanfaatkan jaringan internet dan intranet sebagai sarana pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses pembelajarannya. Bahkan untuk mendownload materi pembelajaran dari buku elektronik pun diklat masih mengalami kendala. Apalagi mengupload materi ke internet. Biaya akses internet masih terasa mahal, dan jaringan intranet (LAN) di diklat pun kurang berjalan dengan baik. Padahal widyaiswara Teknologi Informasi dituntut untuk mengajarkan internet dan intranet. Akibatnya widyaiswara harus pandai mencari metode pembelajaran yang tepat dan membuat media pembelajaran yang membantu widyaiswara agar materi yang diberikan sampai ke otak widyaiswara. Belum banyaknya diklat yang berkonsentrasi penuh terhadap hal di atas membuka lahan penelitian di bidang Teknologi Informasi terbuka lebar untuk diteliti. Terlebih lagi pada proses pembuatan blog di internet.
7
B. Rumusan Masalah Dari pengalaman mengajar dalam proses pembelajaran internet dengan materi membuat blog, ternyata membuat blog itu mudah dan cepat. Asalkan widyaiswara memahami apa yang telah dijelaskan oleh widyaiswara Teknologi Informasi. Tetapi mengisinya dengan tulisan tidak semudah membuatnya. Banyak widyaiswara yang kebingungan setelah blognya jadi. Mereka bingung mau menulis apa? Mereka seperti tidak kreatif dalam menulis. Minat widyaiswara dalam menulis terlihat masih sangat lemah dan potensi bakat menulisnya kurang terarah. Karena hal tersebut di atas, dalam penelitian ini dirumuskan: Bagaimanakah meningkatkan kreativitas menulis widyaiswara di diklat melalui pembuatan blog di internet? C. Tujuan Penelitian 1. Meningkatkan kreativitas menulis widyaiswara di diklat handal melalui pembuatan blog di internet. Widyaiswara diharapkan untuk aktif menulis (learner centered) pada pembuatan blog di internet dengan indikator terupdate-nya blog widyaiswara dengan tulisan-tulisan kreatif yang memberikan informasi yang bermanfaat kepada para pembacanya. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis widyaiswara, kemampuan berbahasa, dan melatih widyaiswara untuk belajar secara kreatif dan mandiri pada proses pembuatan blog tanpa harus berada di dalam diklat sehingga menghasilkan pembelajaran internet yang bermutu.
8
3. Memilih metode pembelajaran internet yang tepat melalui pembelajaran yang mengundang widyaiswara untuk aktif menulis setiap bulannya dalam suasana yang menyenangkan pada pembuatan blog di internet. 4. Mengajarkan widyaiswara untuk menulis di blognya sendiri tentang budaya diklatnya (school culture), sehingga menimbulkan kebanggaan pada diri widyaiswara bahwa diklat mereka adalah diklat yang terbaik. 5. Mencari tulisan widyaiswara yang enak dibaca, bermakna, dan inspiratif untuk dimasukkan ke dalam majalah diklat. 6. Meningkatkan profesionalitas widyaiswara sebagai agen pembelajaran yang kreatif
dan
inovatif
untuk
mewujudkan
pendidikan
yang
bermutu.
Widyaiswara Teknologi Informasi diharapkan dapat membuat media pembelajaran internet dengan materi pembuatan blog melalui program Camtasia 5 yang direkam ke dalam VCD. Pembuatan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk mengatasi akses internet yang lambat di diklat juga diharapkan dapat membantu widyaiswara memahami materi yang disampaikan sehingga cepat masuk ke otak widyaiswara. 7. Memotivasi widyaiswara untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam menyusun, menyajikan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran. 8. Menyebarluaskan pengalaman widyaiswara yang berhasil meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga dapat dimanfaatkan dan dijadikan referensi bagi widyaiswara lainnya.
9
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Widyaiswara Widyaiswara terdorong untuk menemukan pendekatan atau metode yang tepat dalam meningkatkan kreativitas menulis widyaiswara melalui pembelajaran yang mengundang widyaiswara untuk aktif menulis pada pembuatan blog di internet. Sekaligus melatih widyaiswara untuk melakukan Penelitian dan melaporkannya. 2. Bagi Widyaiswara Widyaiswara dapat meningkatkan sendiri kemampuan berpikir tingkat tinggi (metacognition), belajar aktif dan mandiri. Mengembangkan kemampuan kreativitasnya dalam menulis serta menuangkan ide-ide kreatifnya melalui pembelajaran yang mengundang pada pembuatan blog di internet. 3. Bagi Diklat Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi diklat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran internet yang bermutu di Balai Diklat Keagamaan Manado . Sekaligus berbagi informasi dengan diklat lainnya dalam menerapkan pembelajaran yang mengundang widyaiswara aktif belajar secara mandiri melalui internet. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk mempublikasikan kegiatan diklat melalui blog yang ditulis oleh widyaiswara ke seluruh dunia.
10
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori 1. Hakikat Kreativitas Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill Gate si raja microsof, JK Rolling dengan novel Harry Potternya, Andrea Hirata penulis buku best seller laskar pelangi, penyanyi dengan suara merdu Kris Dayanti, pencipta lagu Mely Guslow, Seniman musik tiga zaman TiTeknologi Informasi Puspa, Sutradara penuh bakat Garin Nugroho, dan lain-lain. Apa yang mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan bermakna, sehingga orang terkesan dan memburu karyanya. Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru. Gordon Dryden (2000: 185) dalam buku Revolusi Cara Belajar mengatakan bahwa, ” Suatu ide adalah
11
kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen-elemen baru. Yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru”. Kreativitas adalah daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, kreativitas akan memunculkan inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Bila kreativitas itu daya atau kemampuan, maka inovasi itu hasil atau produk. Dalam buku psychology and life yang dikarang oleh Richard J. GerriG, (2004), dituliskan bahwa: Before we leave the area of intelligence and its assessment, we wish to turn to the topic of creativity. Creativity is an individual’s ability to generate ideas or products that are both novel and appropriate to the circumstances in which they were generated (Sternberg & Lubbart, 1999). Consider the invention of the wheel. The device was novel because no one before its unknown inventor had seen the application of rolling objects. It was appropriate because the use to which the novel object could be put was very clear. Without appropriateness, new ideas or objects are often considered strange or irrelevant.
5
Kreativitas begitu penting dalam hidup manusia. Kenapa? Tanpa kreativitas kita akan larut dan tergilas roda perubahan. Tanpa kreativitas kita tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin cepat. Meningkatkan kreativitas merupakan bagian integral dari kebanyakan program untuk anak berbakat dan berkecerdasan istimewa (diklat handal). Jika kita tinjau program atau sasaran belajar widyaiswara, kreativitas biasanya selalu disebut sebagai prioritas. Kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan baru
5
Richard J. Gerrig and Philip G.Zimbardo, Psychology and life, (Boston: International Edition 17th, 2004), p.307
12
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta dalam semua bidang usaha manusia. Kreativitas dapat dibangun dengan membangun potensi kreatif yang ada pada diri widyaiswara. Pada dasarnya, kita semua kreatif. Selama manusia bisa berpikir dengan baik, maka dia kreatif. Kreatif tidak lebih dari proses berpikir dalam menghasilkan sesuatu. Menghasilkan bukan berarti dari yang tidak ada menjadi ada, kita bisa menghasilkan bentuk baru, format baru, bahan baru, dan sebagainya yang "baru". Bahkan ada yang mengatakan bahwa kreativitas adalah suatu perjalanan menemukan sesuatu yang belum ditemukan oleh orang lain. Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan. Banyak buku yang membahas tentang kreativitas, penulis akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas yang penulis kutip dari berbagai sumber: 1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2. Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. (Clark Moustatis) 13
3. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan). 4. Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers). 5. Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: (1) Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan. (2) Berguna (useful): lebih enak, lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong,
mengembangkan,
mendidik,
memecahkan
masalah,
mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak. (3) Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (David Campbell: 1986) Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu
yang
berkaitan
dengan
kemampuan
14
untuk
mengkombinasikan,
memecahkan/menjawab masalah, dan cerminan kemam-puan operasional anak kreatif (Utami Munandar: 2002). Pada pembuatan blog di internet, unsur kreativitas sangat mutlak diperlukan agar blog yang dibuat dapat menarik hati para pengunjungnya untuk membaca dan memberikan komentar serta saling berkomunikasi. Widyaiswara harus mampu mengkombinasikan antara tulisan (text), foto, gambar, musik, dan film (video) agar blog yang dibuat lebih menarik. Diperlukan kreativitas yang tinggi dalam menciptakan isi informasi dalam blog, khususnya informasi yang bermanfaat bagi para pembacanya. Blog-blog yang memiliki kreativitas menulis yang tinggi banyak sekali dijumpai di internet. Salah satu blog terkenal dan banyak pengunjungnya adalah http://www.ilmukomputer.org. Blog ini memuat materi dan kuliah gratis di bidang ilmu komputer dan teknologi informasi dalam bahasa Indonesia, dengan misi utama mengambil bagian dalam usaha mencerdaskan anak bangsa, terutama dalam pendidikan ilmu komputer.
2. Hakikat Menulis Menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan atau ide ke dalam bentuk tulisan. Sayangnya, kebiasaan yang baik ini kurang diminati oleh widyaiswara. Beberapa widyaiswara mengatakan bahwa kegiatan menulis membosankan dan tidak menyenangkan, sementara yang lain mengatakan menulis itu sulit. Kata mereka, yang paling sulit dari menulis adalah menemukan ide tulisan. Kalaupun 15
ide sudah ada bagaimana mulai menuliskannya, kalimat apa dulu yang harus ditulis, dan menyusun kalimatnya seperti apa, adalah di antara keluhan-keluhan yang banyak disampaikan widyaiswara keTeknologi Informasia mereka harus menulis.
Apakah benar menulis itu kegiatan yang tidak menarik dan sulit
sebagaimana yang dipersepsikan oleh widyaiswara. Hernowo (2005) mengatakan bahwa percaya atau tidak, kita semua bisa menjadi penulis. Di suatu tempat di dalam diri setiap manusia ada jiwa unik yang berbakat yang mendapatkan kepuasan mendalam karena menceritakan suatu kisah, menerangkan bagaimana melakukan sesuatu, atau sekedar berbagi rasa dan pikiran. Dorongan untuk menulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, untuk mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman kita kepada orang lain, untuk paling tidak, menunjukkan siapa diri kita ini. Dengan demikian, semua orang termasuk widyaiswara kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk menulis. Namun,
bagaimana
widyaiswara
dapat
mendorong
widyaiswara
untuk
memprakTeknologi Informasikan, mengasah, dan memunculkan kemampuan menulisnya? 6 Sebenarnya dalam proses pembelajaran, mata pelajaran apa pun, ada kegiatan-kegiatan yang menuntut widyaiswara untuk menulis. Menjawab pertanyaan pemahaman secara tertulis berkaitan dengan topik bahasan, membuat catatan sendiri, membuat rangkuman atau membuat laporan adalah kegiatankegiatan menulis yang biasa dilakukan di dalam proses pembelajaran. Terlebih 6
Sri Mulyawati, Menulis, Keterampilan yang Terabaikan, Artikel dalam Republika (Jakarta), 9 Juli 2008, p. 8.
16
dalam pelajaran bahasa, baik pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, widyaiswara belajar tentang teori-teori menulis dengan sedikit praktek menulis. Namun, ternyata kegiatan-kegiatan tersebut tidak serta merta menjadikan widyaiswara terampil menulis. Begitupula pada pembelajaran pembuatan blog di internet. Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan, tetapi lebih pada proses kreatif dalam menuangkan gagasan ke dalam wacana agar dapat dibaca, dipahami dengan mudah, dan lebih dari itu menarik untuk dibaca. Supaya dapat dibaca dan dipahami dengan mudah, menulis tentu harus mengikuti kaidah bahasa dan aturan penulisan. Namun, bukan berarti dalam pembelajaran menulis widyaiswara memberondong widyaiswara dengan teori-teori menulis yang justru akan berakibat anak jadi malas untuk menulis. Keterampilan
menulis
adalah
keterampilan
proses.
Mengajarkan
keterampilan menulis seyogyanya lebih ditekankan pada proses menghasilkan satu tulisan, lebih pada bagaimana widyaiswara secara bertahap mampu membuat karya tulis, tulisan tentang apa pun yang mereka tahu dan mereka sukai. Berikut ini lima terobosan yang diajukan A Chaedar (2005) dalam pelajaran bahasa agar widyaiswara mampu menulis, yaitu: 7 1. Giatkan menulis kolaboratif Kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat atau teman untuk saling mengoreksi. Sejawat yang diajak berkolaborasi itu disebut kolaborator. Dalam diklat besar, widyaiswara dibagi dalam kelompok7
Ibid, p.8
17
kelompok kecil membentuk literracy circle, terdiri atas tiga atau empat orang. Masing-masing
anggota
membaca
karangan
atau
tulisan
teman
dalam
kelompoknya. Sewaktu membaca, kolaborator memberikan tanda pada kesalahankesalahan kecil dan setelah itu memberikan komentar atau respons terhadap tulisan teman-teman satu kelompoknya. 2. Tumbuhkan rasa senang waktu menulis Untuk membangun keterampilan menulis, biarkan potensi widyaiswara meledak-ledak, berteriak, menjerit, berisak tangis, berbisik sendu, bermesra ria dengan nuraninya sendiri dalam bentuk yang disukainya, baik dalam bentuk tulisan informatif, argumentatif, eksploratif, imajinatif, persuasif, atau ekspresif. 3. Berikan feedback Berikan masukan dan komentar yang produktif, interaktif, dialogis, dan mencerdaskan pada tulisan widyaiswara, bukan sekedar komentar basa basi. Sehingga widyaiswara merasa diperhaTeknologi Informasian oleh widyaiswaranya dengan sepenuh hati.
Perhatian
widyaiswara merupakan inspirasi
buat
widyaiswara untuk meningkatkan prestasinya. 4. Gunakan bidang studi sebagai media Beri kesempatan pada widyaiswara untuk menulis dengan tema yang mereka kuasai. Biarkan mereka menulis dengan bebas. Mereka bebas menuliskan apa saja yang ingin dituliskan sesuai dengan bidang yang dikuasainya. 5. Ajarkan menulis sedini mungkin Kita dapat fasih berbahasa lisan karena kita telah membiasakannya sejak kecil. Andaikan sejak kecil kita sudah dibiasakan menulis, tentu kita akan terampil 18
menulis pada saat ini. Jadi, faktor kebiasaan dan banyak berlatih adalah kunci dalam menulis. Widyaiswara umumnya menganggap menulis merupakan kegiatan yang sulit untuk dilakukan sebagaimana widyaiswara bahasa menganggap menulis merupakan keterampilan yang sulit untuk diajarkan. Widyaiswara seringkali dilanda frustasi keTeknologi Informasia menulis. Begitupun widyaiswara, dalam pembelajaran menulis widyaiswara terkadang menemui kesulitan harus apa dulu yang diajarkan. Namun, karena mengajar sebaiknya dimulai dari mengajarkan yang mudah ke yang sulit, maka sebelum belajar menulis tulisan yang menuntut argumentasi, misalnya, widyaiswara akan lebih mudah belajar menulis tulisan naratif terlebih dahulu, menulis tentang diri sendiri, perasaan, pengalaman, saudara, teman, diklat, dan sebagainya. Umumnya orang menulis tentang pengalaman pribadi di dalam buku diari atau buku catatan harian. Tidak ada salahnya widyaiswara menugaskan widyaiswara untuk memilikinya dan menganjurkan mereka menulis tentang apa saja yang mereka amati dan pengalaman apa saja yang mereka alami. Kalaupun ada widyaiswara yang tidak berusaha memiliki dan menulis di buku catatan harian, tidak masalah. Sekali-kali widyaiswara perlu membaca buku catatan harian widyaiswara dan memberikan komentar yang positif pada tulisan mereka. Widyaiswara pun dituntut untuk meningkatkan kemampuan menulis. Tulisan widyaiswara dapat dijadikan contoh atau model menulis bagi widyaiswara. Dengan melakukan sendiri kegiatan menulis, widyaiswara akan memiliki empati terhadap
widyaiswara,
merasakan
kesulitan 19
sebagaimana
yang
dialami
widyaiswara. Hal yang tidak kalah penting adalah widyaiswara dan widyaiswara bersama-sama menghidupkan kebiasaan menulis. Budaya menulis akan tercipta apabila widyaiswara dan widyaiswara sama-sama memiliki kebiasaan menulis. Untuk dapat meningkatkan kreativitas menulis widyaiswara melalui pembuatan blog di internet, widyaiswara harus dapat memberikan contoh bagaimana menulis. Meng-update blog secara rutin, melakukan interaksi dengan widyaiswara, dan mengundang widyaiswara untuk datang ke blog widyaiswara memberikan komentar. Untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan juga lingkungan belajar kondusif yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi widyaiswara untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. 3. Hakikat Diklat Handal Diklat Handal adalah diklat yang proses seleksinya sangat ketat sesuai dengan petunjuk teknik penyelenggaraan program handal yang telah dikeluarkan oleh depdiknas. Para widyaiswara diberi kesempatan belajar di Balai Diklat Keagamaan Manado hanya dalam waktu 2 (dua) tahun saja. Berbeda dengan diklat reguler, materi pembelajaran yang diberikan di diklat handal adalah hanya materi esensial. 8 Saat ini diklat penyelenggara program atau layanan diklat handal telah cukup banyak. Balai Diklat Keagamaan Manado. Dengan terus melakukan terobosan-terobosan baru di bidang pendidikan.
8
Tim Depdiknas, Pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkecerdasan istimewa (program akselerasi) (Jakarta: Depdiknas,2007), p 50
20
Proses pembelajaran di diklat handal selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada widyaiswara cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga
proses
pembelajaran
yang menyenangkan,
mengasyikkan,
dan
mencerdaskan terasa kurang optimal.9 Karena itu Balai Diklat Keagamaan Manado sebagai diklat penyelenggara diklat handal harus mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran berbasis Teknologi Informasi. Diantara inovasi itu adalah dengan membuat blog di internet yang dapat membantu widyaiswara handal belajar tidak hanya di dalam diklat, tetapi juga di luar diklat. Sehingga kualitas lulusan handal dapat berkompetensi unggul di era persaingan global saat ini dengan menjadi diklat bertaraf internasional. Materi di diklat handal tidak berbeda dengan diklat reguler. Hanya saja, waktu pembelajaran yang tadinya tiga tahun menjadi dua tahun. Kalau pembelajaran di diklat lain lebih rinci pembahasannya, maka di handal widyaiswara cukup memberikan materi esensial dan kemudian widyaiswara mengembangkannya sendiri sesuai dengan aliran psikologi konstruktivisme. Penetapan
kegiatan
pembelajaran
bagi
program
handal
membawa
konsekwensi kepada widyaiswara untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran bagi
9
Ibid, p. 56
21
peserta didik reguler ke corak kegiatan pembelajaran yang menuntut corak berpikir tingkat tinggi (metacognition). Pola pembelajaran yang demikian luas cakupan dimensinya tidak cukup menggunakan pola one way traffic, sehingga pola seperti pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) maupun mengutamakan produk / proyek lebih banyak digunakan. Pembelajaran pun tidak lagi satu sumber melainkan dari berbagai sumber.
10
1. Pengaruh Pembelajaran yang mengundang di Diklat Handal Pada era Teknologi Informasi dan Teknologi/ICT, pembelajaran yang mengundang semakin mudah dijalani. Internet menawarkan sumber daya hampir tidak terbatas untuk meningkatkan kualitas dan daya saing seseorang. Melalui pembelajaran yang mengundang, seorang pemelajar pun bisa belajar mendidik disiplin diri, meningkatkan kreativitas dan belajar secara mandiri dengan perasaan senang.
Pembelajaran adalah sebuah proses dan bukan sekedar tujuan.
Sebagai sebuah proses maka pembelajaran akan dilakukan terus menerus dan sebenarnya tidak akan pernah berhenti selama kita masih hidup (life-long learning). Mengundang adalah mengajak widyaiswara untuk aktif dalam melakukan kegiatan belajar dengan suasana yang mengasyikkan secara mandiri. Karena itu, tujuan-tujuan pembelajaran akan dengan mudah tercapai apabila peserta didik di diklat handal dapat termotivasi dan memiliki motivasi dalam belajar. Adanya motivasi yang kuat merupakan kunci sukses pembelajaran.
22
Dalam Peraturan Pemerintah (Permen) Bab IV Pasal 19 No. 19 Tahun 2005
dikatakan
diselenggarakan
bahwa secara
proses
pembelajaran
interaktif,
inspiratif,
pada
satuan
pendidikan
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran yang mengundang, yaitu: interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang serta menimbulkan motivasi dalam belajar. Dalam penerapannya di diklat handal, model pembelajaran ini pada dasarnya meminta semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu widyaiswara dan widyaiswara untuk memiliki kemampuan merefleksikan pengalaman dan kemauan untuk membagikan pengalaman tersebut dalam proses pembelajaran di diklat maupun di luar diklat. Dengan proses tersebut diharapkan baik widyaiswara dan widyaiswara dapat menjadi pribadi pemelajar sepanjang hayat.
2. Pengaruh Motivasi di diklat Handal Dalam
bukunya
Educational
Psychology,
Stephen
N
Elliot
dkk
mendefinisikan motivasi sebagai sebuah keadaan internal yang mendorong kita untuk melakukan tindakan, mendorong kita pada arah tertentu serta membuat kita 23
tetap bertahan melakukan kegiatan tertentu. Beberapa alasan mengapa motivasi atau dorongan dari widyaiswara berpengaruh sangat besar dalam pembelajaran yang mengundang adalah : a. Motivasi membangkitkan energi b. Motivasi mengarahkan seseorang pada tujuan-tujuan tertentu c. Motivasi mendorong orang untuk memulai kegiatan serta bertahan melakukan aktivitas tersebut. Motivasi dapat menimbulkan minat seseorang terhadap sesuatu, mempelajarinya secara lebih bermakna, dan memprakTeknologi Informasikannya. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri widyaiswara yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi itu sendiri terbagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah perilaku yang muncul karena minat dan keingintahuan yang muncul dari dalam diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah perilaku seseorang yang muncul karena dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya seperti penghargaan, hukuman, atau tekanan sosial.11
11
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencananaan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), p 154.
24
Mengingat pentingnya faktor motivasi ini maka setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas perdiklatan harus berusaha memperhaTeknologi Informasian dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain : 12 a) Sikap percaya widyaiswara pada kemampuan widyaiswara b) Menciptakan situasi belajar yang positif c) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik widyaiswara d) Mengatur tingkat kesulitan tugas e) Memanfaatkan balikan (feedback) f) MemperhaTeknologi Informasian kebutuhan widyaiswara g) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok 3. Pengaruh aliran psikologi dalam pembelajaran Proses pembelajaran di diklat selama ini lebih banyak berorientasi pada learning to content, akibatnya peserta didik harus menguasai materi pembelajaran sebanyak yang tercantum dalam kurikulum atau dengan kata lain sering disebut subject matter oriented. Pengaruh aliran-aliran psikologi dalam proses pembelajaran sangat kuat. Setiap aliran memiliki
ciri dan kontribusi bagi proses pembelajaran dan
berkembang sesuai zamannya secara dinamis. Aliran-aliran psikologi yang besar
12
Joko Prayitno, Motivasi dalam Belajar, Artikel dalam Republika (Jakarta), 18 Juni 2008, p.8
25
antara lain behaviorisme, intrapsikis / psikoanalisa, cognitivisme, humanisme dan yang cenderung baru yaitu konstruktivisme. Aliran behaviorisme menekankan pada faktor eksternal (lingkungan) yang paling mempengaruhi perilaku seseorang, intrapsikis menekankan pada faktor internal, cognitivisme menekankan struktur kognitif, humanisme menekankan pada aspek internal dan eksternal dan konstruktivisme menekankan pada aspek internal dan eksternal dengan fokus adanya proses memaknai interaksi yang terjadi untuk membentuk konstruk tertentu dalam diri seseorang. Aliran konstruktivisme dewasa ini mulai banyak dikembangkan dalam proses pembelajaran (khususnya di diklat handal) dengan harapan pembelajaran lebih memiliki makna sesuai dengan empat pilar pendidikan menurut UNESCO yaitu: learning to know, learning to to, learning to live together, dan learning to be. Empat pilar tersebut menuntut proses pembelajaran bergeser dari learning to content ke learning how to learn dan pergeseran dari pembelajaran berpusat ke widyaiswara (teacher oriented) ke berpusat kepada widyaiswara (student oriented).13 Konstruktivisme menekankan pemelajar mengkonstruksi pengalaman belajarnya untuk melakukan proses aktif membangun konsep-konsep baru, pengertian-pengertian baru, pengetahuan-pengetahuan baru berdasarkan data, informasi dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Proses tersebut akan efektif jika widyaiswara mampu secara kreatif merancang tujuan belajar dan memiliki
13
Rosiman, ”Peranan Teknologi Pendidikan dalam Membangun Konstruktivisme” dalam Pembelajaran, Pps UNJ(Jakarta), 21 Juni 2008
26
kepedulian yang kuat terhadap proses belajar. Dengan demikian kontruktivisme dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Penerapan konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar menghasilkan metode pengajaran yang menekankan aktivitas utama pada widyaiswara (Fosnot, 1996; Lorsbach & Tobin, 1992). Teori pendidikan yang didasari konstruktivisme memandang murid sebagai orang yang menanggapi secara aktif objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam lingkungannya, serta memperoleh pemahaman tentang seluk-beluk objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu. Menurut teori ini, perlu disadari bahwa widyaiswara adalah subjek utama dalam kegiatan penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan percikan pemikiran (insight) tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah widyaiswara perlu menguasai bagaimana caranya belajar (Novak & Gowin, 1984). Dengan itu, ia bisa jadi pembelajar mandiri dan menemukan
sendiri
pengetahuan-pengetahuan
yang
ia
butuhkan
dalam
kehidupan.14 Pandangan konstruktivisme tentang pendidikan sejalan dengan pandangan Ki Hadjar yang menekankan pentingnya widyaiswara menyadari alasan dan tujuan ia belajar. Baginya perlu dihindari pendidikan yang hanya menghasilkan orang yang sekadar menurut dan melakukan perintah (dalam bahasa Jawa = dhawuh). Ki
14
C. Fosnot, Constructivism: A Psychologycal Theory of Learning, Dalam C. Fosnot (Editor): Constructivism: Theory, Perspectives, and Practice (NewYork: Teachers College 1996), p. 54
27
Hadjar mengarTeknologi Informasian mendidik sebagai “berdaya-upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup-tumbuhnya budi-pekerti (rasa-fikiran, rokh) dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan dan pembiasaan...” Menurutnya, jangan ada perintah dan paksaan dalam pendidikan. Pendidik adalah orang yang mengajar, memberi teladan dan membiasakan anak didik untuk menjadi manusia mandiri dan berperan dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Jika pun ada ganjaran dan hukuman, maka “ganjaran dan hukuman itu harus datang sendiri sebagai hasil atau buahnya segala pekerjaan dan keadaan.” Ini mengingatkan penulis kepada teori perkembangan dari tokoh psikologi kognitif, Jean Piaget (1954), bahwa anak mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui pengalaman bertemu dengan objek-objek di lingkungan. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Teori Piaget juga merupakan salah satu dasar dari konstruktivisme. Ini menunjukkan adanya kesesuaian antara pemikiran Ki Hadjar dan konstruktivisme. Sejalan dengan konstruktivisme, Ki Hadjar yang memakai semboyan “Tut Wuri Handayani”, menempatkan pengajar sebagai orang yang berada di belakang widyaiswara, membimbing dan mendorong widyaiswara untuk belajar, memberi teladan, serta membantu widyaiswara membiasakan dirinya untuk menampilkan perilaku yang bermakna dan berguna bagi masyarakatnya. Pengajar harus banyak terlibat dengan widyaiswara agar ia memahami konteks yang melingkupi kegiatan belajar widyaiswara. Ia juga melibatkan widyaiswara dalam menentukan apa yang hendak dibicarakan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga widyaiswara benar28
benar terlibat. Keterlibatan pengajar dengan widyaiswara pada saat-saat widyaiswara
sedang
berjuang menemukan
berbagai
pengetahuan sangat
diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya widyaiswara baik pada dirinya sendiri maupun pada pengajar.15 Karena hal tersebut di atas, widyaiswara handal dalam proses pembelajaran internet dengan materi membuat blog harus dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang didapatkannya. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas menulisnya dengan baik pula. Hal ini dapat terwujud apabila widyaiswara dapat mengarahkan, membuat pembelajaran yang mengundang, dan memotivasi widyaiswara handal untuk dapat menciptakan informasi melalui kemampuan menulis pada pembuatan blog di internet. Melalui pembuatan blog di internet diharapkan widyaiswara dapat mengkonstruksi pemikirannya sendiri sesuai dengan aliran psikologi konstruktivisme.
4. Hakekat Blog di Internet Sebuah Weblog, Web log atau singkatnya Blog, adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Media Blog pertama kali di populerkan oleh Blogger.com,
15
Bagus Takwin, Konstruktivisme dalam Pemikiran, (Jakarta: 2007) dalam url : http://tamansiswa.org/magazine/pusara/konstruktivisme-dalam-pemikiran.html
29
yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada tahun 2002. Menulis Blog Mungkin dianggap sebagai pekerjaan mengisi waktu luang bagi kebanyakan orang pada awalnya tetapi kenyataan yang sering terjadi kemudian adalah seorang penulis blog yang aktif memerlukan waktu yang lebih dari sekadar mengisi waktu luang. Walaupun bisa jadi memerlukan waktu dan perhatian khusus, menulis blog bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Bahkan penulis blog yang andal bisa setenar artis terkenal. Blog di internet mudah dibuat oleh seorang pemula tanpa harus tahu bahasa HTML (Hypertext Markup Language). Asalkan memiliki kemampuan mengeTeknologi Informasi dengan komputer dan kemampuan menulis naskah atau tulisan. Ada banyak topik bisa ditulis. Ada banyak peristiwa bisa dicatat. Ada banyak polemik yang bisa dipecahkan. Setidaknya banyak hal yang didapat jika tulisan seorang blogger mendapatkan cukup banyak perhatian pembaca. Sebuah blog dapat menimbulkan interaksi dan umpanbalik, menghasilkan informasi, pengetahuan, atau hiburan bagi pembaca, maka jangan heran kalau tulisan yang dibuat dan bagus itu ditunggu-tunggu, dan situs blog yang dibuat mendapatkan tempat kehormatan pada daftar bookmark pengunjung setia. 1. Asal Mula Blog Istilah blog berasal dari dua kata, yaitu web log. Sehingga sebuah blog dapat diarTeknologi Informasian sebagai catatan, jurnal, diary, atau apapun yang ingin Anda tulis, yang dipublikasikan di dalam sebuah website. 30
Blog pada umumnya berbentuk rangkaian tulisan kronologis dengan tulisan terbaru berada pada bagian atas. Hal yang bisa dimengerti karena posisi teratas mudah untuk diakses pengunjung, dan mudah untuk diketahui pengunjung apabila terdapat tulisan yang baru di-update. Blog modern seperti yang dikenal pada saat ini merupakan pengembangan dari online diary yang dimulai dari tahun 1994. Seperti tercermin dari namanya, online diary adalah diary atau jurnal seseorang yang dipublikasikan melalui internet. Pada online diary, orang-orang menuliskan aktivitas dan pengalaman mereka dari hari ke hari, dapat juga berupa komentar, puisi, atau pemikiran lain. 16 Karena bersifat online, maka online diary tentunya diperuntukkan agar orang lain dapat membacanya. Pembaca juga mampu berkontribusi di dalamnya dengan menuliskan tanggapan terhadap penulis online diary. Seiring dengan perkembangan internet dan teknologi, online diary mulai berkembang dengan mengombinasikan unsur multimedia, yaitu text, video, dan gambar. Di lain pihak, website perusahaan maupun personal yang saat itu mulai marak, sering menampilkan menu News (atau What’s New) pada halaman utama yang berisi berita terbaru yang disusun berdasarkan tanggal terbaru. Unsur-unsur gabungan dari sebuah website pada umumnya dan online diary inilah yang kemudian melahirkan web blog atau blog. Karena itu, blog saat ini tidak hanya menampilkan content, tetapi juga diperkaya dengan fitur-fitur lain sebagaimana layaknya sebuah website. Fitur-fitur
16
Joko Nurjadi, “Membuat Blog”, Majalah Pcmedia no. 1 (2008), dalam url http://www.pcmedia.co.id/detail.asp?Id=1951&Cid=22&Eid=51
31
tersebut antara lain adalah link ke blog/website lain, juga terdapat weblog search engine yang mengizinkan netter menelusuri topik-topik yang berhubungan satu sama lain sesuai dengan minatnya. Pembuat blog kemudian dikenal dengan nama blogger, dan menjadi hal yang umum (dan hampir wajib) untuk para blogger membentuk suatu persahabatan di dunia maya, baik dengan saling memberikan link website ataupun terlibat dalam suatu komunitas blog. Para blogger biasanya membentuk suatu komunitas yang dikoordinir oleh para blogger lainnya agar dapat menyebarkan dan memasarkan blognya di internet. 2. Blog-blog terkenal di dunia Pada tahun 2000 ke atas blog semakin berkembang pesat dengan munculnya blog-blog populer, antara lain: a. AndrewSullivan.com Andrew Sullivan adalah seorang pembicara, komentator, kolumnis poliTeknologi Informasi yang memiliki analisis dan gaya yang khas. Hal tersebut membuat blog Andrew Sullivan sebagai salah satu blog yang paling banyak dibaca di internet. Andrew Sullivan menyebut blognya dengan nama Daily Dish, dimulai pada akhir tahun 2000, dan dengan cepat menjadi blog poliTeknologi Informasi yang sangat popular dengan panasnya berita-berita poliTeknologi Informasi, dan terutama serangan teroris 11 September 2001 yang merontokkan Word Trade Center. Fakta juga mencatat bahwa blog poliTeknologi Informasi merupakan kategori blog yang terhangat dan memiliki banyak pembaca, AndrewSullivan. com hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak blog poliTeknologi Informasi yang popular. Walaupun demikian, tidak 32
berarti kategori blog lain tidak dapat mengumpulkan pembaca yang setia dalam jumlah yang fantastis. b. Scary Duck Scary Duck beralamatkan pada http://scaryduck.blogspot.com, tidak terpaku pada suatu kategori pembahasan seperti poliTeknologi Informasi, olahraga, hiburan, atau yang lainnya, melainkan Scary Duck mencakup keseluruhannya. Gaya penulisan yang ringan tetapi dengan wawasan yang luas, ditambah dengan gambar yang jenaka membuat Scary Duck dinobatkan menjadi blog terbaik pada suatu kompetisi blog di Inggris pada tahun 2002. Scary Duck merupakan salah satu blog yang dapat dijadikan sebagai referensi! c. Hardware Blog Apabila ingin mengulas khusus mengenai hardware di dalam blog yang dibuat, Hardware Blog dengan alamat http:// www.hwblog.com merupakan contoh blog yang mengulas pernak-pernik hardware. Hardware memang merupakan salah satu topik yang tidak pernah habis dibahas. Dengan ditunjang penulisan yang menarik dan tentunya pengetahuan yang baik mengenai hardware itu sendiri, blog sejenis ini sangat mungkin mendapatkan fans pembaca dalam tempo yang relatif cepat.
3. Membuat Blog Hal pertama untuk memulai blog adalah menetapkan tujuan untuk apa blog dibuat. Apa yang ingin ditulis dan dipublikasikan? Misalkan saja, seorang blogger adalah seorang penggemar dan pengamat sepak bola yang berniat menuliskan 33
review
pertandingan-pertandingan
favorit.
Kemudian
perlu
dipikirkan
perkembangannya, apakah ingin membuat blog yang khusus mengetengahkan sepak bola? Ataukah dapat berkembang luas, dan sepak bola hanyalah salah satu kategori yang terdapat dalam blog yang dibuat?. Hal seperti ini perlu dipertimbangkan masak-masak sebelum menentukan nama domain blog, yang tentunya mencerminkan isi blog
Tahap berikutnya
adalah menentukan domain dan hosting untuk blog yang dibuat. Blogger dapat membuat sendiri blognya dari awal, mulai dari membeli domain dan menyewa hosting,
desain
web
dan
database,
melakukan
pengodean,
hingga
mempublikasikan web tersebut sebagaimana seorang webmaster bekerja. Pastinya tidak semua blogger harus memiliki latar belakang dan skill webmaster. Cara yang lebih mudah adalah dengan menggunakan jasa website blog/self-hosted blog (yang umumnya gratis), di mana Anda dapat menciptakan nama sub-domain, dan menggunakan template blog yang disediakan.17 Seluruh fasilitas yang diperlukan oleh blogger tentunya sudah disediakan untuk mempermudah Anda meng-upload content dan mengatur layout. Kekurangannya adalah fitur yang dapat Anda gunakan terbatas pada fitur yang disediakan website tersebut. Salah satu contoh self-hosted blog yang dapat Anda gunakan adalah WordPress, yang menggunakan backend database MySQL dan ditulis dengan PHP, beralamatkan pada wordpress. com. Langkah-langkah registrasi dan penggunaan WordPress sangat mudah dipahami, pilihan theme yang
17
Irwan Rouf dkk, Panduan Praktis Mengelola Blog, (Jakarta: Mediakita, 2007), p. 80.
34
tersedia juga cukup bervariasi, dilengkapi dengan fitur-fitur seperti multibahasa, statisTeknologi Informasi, spam protection, content management, dan sebagainya. Website-website popular lain yang menyediakan jasa serupa antara lain adalah Blogger (dulu bernama BlogSpot) dengan alamat blogger.com, WordLog (wordlog.com),
bahkan
website
Friendster
(friendster.com)
juga
telah
menambahkan fasilitas blog bagi member-nya. Untuk blog yang lebih spesifik, terdapat beberapa kategori blog berdasarkan medianya, antara lain: a. Vlog Merupakan singkatan dari Video Log, yang menggunakan media video sebagai content utama. Yang termasuk dalam kategori ini adalah YouTube (youtube.com). b. Photolog Sesuai dengan namanya, Photolog menggunakan media gambar sebagai content utama, tentunya cocok bagi blogger yang memiliki hobi atau memiliki pekerjaan pada bidang fotografi , ataupun sekadar hanya ingin menampilkan koleksi gambar dan foto. Jika Anda sebagai blogger berada pada kategori ini, website yang menyediakan service-nya antara lain adalah Flickr yang beralamatkan pada flickr.com, FotoLog di photolog.com, dan masih banyak lagi. c. Tumbleblog Tumbleblog merupakan variasi berbagai media seperti gambar, link, video, dan sebagainya. Salah satu website yang menyediakan service ini adalah 35
tumblr.com. Format tumbleblog singkat tanpa menyertakan komentar yang umumnya ditemukan pada blog biasa. Sangat cocok jika Anda ingin memublikasikan sesuatu dengan cepat dan to the point, misalnya sekadar berbagi kata inspirasi yang dapat menjadi memotivasi diri. Berkat teknologi yang berkembang pesat, blog juga mengalami migrasi device dari PC atau notebook menuju device lain seperti PDA dan ponsel, jenis blog ini dikenal dengan moblog, yang merupakan gabungan dari kata mobile dan blog. Tidak kalah dengan blog biasa, moblog juga mulai menyediakan dukungan multimedia seperti gambar dan video. Moblog berkembang dengan pesat diiringi dengan penggunaan fitur-fitur yang semakin digemari pada ponsel/PDA seperti kamera dan koneksi wireless, sehingga mempermudah melakukan publikasi gambar dengan cepat. Sebagaimana ungkapan lama mengatakan “satu gambar bermakna ribuan kata”, para moblogger dapat mengekspresikan yang mereka inginkan melalui gambar secara “on the fly”. Kemunculan blogger yang semakin meningkat setiap harinya membuat dunia Internet semakin penuh dengan informasi baru Seseorang mungkin tidak membutuhkan semua informasi tersebut, tetapi semua orang pasti membutuhkan sebuah informasi dan informasi yang dibutuhkan tersebut bisa jadi tersedia pada salah satu blog. Memutuskan menjadi blogger berarti memutuskan tampil di depan publik, agar apa yang disampaikan dapat dikagumi, dipuji, atau sebaliknya dibantah, dikoreksi dan dicerca oleh orang lain dalam bentuk komentar (atau bahkan blog saingan!). Publikasi dan informasi yang disampaikan pada publik, akan mengikuti proses penilaian yang menentukan apakah informasi itu akan 36
disukai atau tidak disukai (yang pasti, keduanya bisa membuat Anda popular). Beberapa anggapan menganggap blog sama dengan buku diary memang terdapat persamaan yang jelas, yaitu baik blog maupun diary umumnya merupakan ungkapan hati dan pikiran, tetapi ada perbedaan yang besar di antara keduanya. Diary menulis untuk diri sendiri, sementara dalam membuat blog, Anda menulis blog untuk dibaca oleh orang lain. Hal ini merupakan dasar yang penting dalam membuat blog. Dengan dasar ini, Anda tentu akan berusaha membuat tulisan yang objektif, bereTeknologi Informasia, bertanggung-jawab, dan tentunya bermanfaat bagi orang lain. 18 Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian sampai dengan media publikasi dalam sebuah kampanye poliTeknologi Informasi, program-program media dan korporasi. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif. Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktifitas, informasi dan opini yang sangat besar mengerupsi beberapa subyek atau sangat kontroversi dalam blogoshpere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.
18
Fany Ariasari, Pernak-Pernik Blog, (Jakarta: Mediakita, 2007), p. 4
37
Dalam konferensi blog di Universitas Harvard, terungkap enam pilar kunci yang membedakan blogging dengan saluran komunikasi lainnya. Pertama, Publishable. Anda dapat langsung mem-posting berita. Mudah, murah, dan dapat dibaca di mana pun. Kedua, Findable. Mudah ditemukan lewat situs pencari, berdasarkan subjek, nama penulis, atau keduanya. Makin tambun suatu blog, makin cepat digemari. Ketiga Social. Blogosphere cirinya adalah cuap-cuap. Percakapan yang menarik berdasarkan topik beralih dari suatu situs ke situs web, nge-link dari suatu link ke link lain. Melalui blog, mereka yang memiliki minat yang sama dapat membangun network atau berita lintas geografi. Keempat, Viral. Informasi menyebar lebih cepat melalui blog dibanding news service. Saat ini tak ada viral marketing yang dapat menyetarakan kecepatan dan efisiensi suatu blog. Kelima, Syndicatable. Content yang kaya mudah disindikasikan oleh siapa saja. Bayangkan dunia penuh dengan orang pandai, dan, lewat media blog, ribuan informasi yang tersebar dapat didapat. enulis.
Blog sangat dibutuhkan dengan terus bertambahnya pengguna internet dunia saat ini. Dari data yang diambil dari http://www.internetworldstats.com jumlah pengguna internet dunia sebanyak 1.463.632.361 jiwa. Sedangkan di Asia saja 38
menunjukkan 578.538.257 jiwa dan Indonesia termasuk sepuluh besar pemakai internet di Asia. Lihatlah data tabel di bawah ini: Tabel 1. Data Pengguna Internet Asia dan 10 Besar Pemakai Internet Dunia
5. Hakekat Media Pembelajaran Belajar adalah suatu proses yang kompleks pada semua orang dan terjadi seumur hidup yaitu sejak masih bayi hingga mati. Tanda-tanda terjadinya 39
pembelajaran bagi seseorang adalah terjadinya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi lebih tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, dan teknologi, berkembang pula tugas dan peranan widyaiswara sejalan dengan jumlah anak yang memerlukan pendidikan. Mau tidak mau harus diakui widyaiswara bukanlah satusatunya sumber belajar melainkan hanya salah satunya. Widyaiswara dapat belajar dari beraneka sumber. Widyaiswara dapat belajar di mana saja dan kapan saja. Menurut Arief S. Sadiman (2006) sumber belajar dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu : jenis orang (people), pesan atau informasi (message), jenis bahan (materials). Ke dalam jenis ini sering disebut perangkat lunas (software) yang di dalamnya terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan dengan alat bantu atau tanpa alat bantu, misalnya : modul, majalah, OHP, compact disk (CD) program atau data, Video Compact disk (VCD), dan alat (device) atau hardware yang menyajikan pesan, misalnya : projector film, video, TV, komputer, dan lainlain. Media adalah sebuah menu perantara atau pengantar saja. Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan. Pesan itulah yang harus dapat sampai kepada peserta didik. Anderson (1987) mengatakan media adalah perlengkapan yang digunakan untuk memperjelas pesan dan memungkinkan terjadinya interaksi antara widyaiswara dengan pesan. Interaksi akan berjalan baik, bila media yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang kita inginkan. Jadi
40
pengertian media adalah : segala sesuatu yang dapat / bisa menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima. Adapun menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan widyaiswara yang dapat merangsang widyaiswara belajar. Sementara itu Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang widyaiswara untuk belajar. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar widyaiswara (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang tujuannya dapat memberikan pengalaman konkret, meningkatkan motivasi belajar, mempertinggi daya serap, dan retensi belajar widyaiswara. Dalam
pembelajaran
yang
mengundang diperlukan
sekali
media
pembelajaran. Media Pembelajaran sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kebanyakan orang. Dalam keseharian mengajar, mungkin widyaiswara sudah sering menggunakannya. Karena itu marilah bulatkan hati dan serahkan diri untuk dapat menggunakan media pembelajaran secara benar di diklat. Ada kesalahan skenario yang sering timbul dalam proses pembelajaran, bila pesan kita tidak sampai. Hal itu disebabkan oleh penggunaan media yang kurang tepat, karena itu dibutuhkan media yang tepat agar pesan yang disampaikan tepat mengenai sasaran dengan terjadinya interaksi antara widyaiswara dan widyaiswara. Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran adalah :
41
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya : a. objek yang terlalu besar – bisa diganTeknologi Informasian dengan realitas, gambar, film, atau model; b. objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar; c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography. d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal; e. Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan dalam model, diagram, dan lain-lain; f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan sebagainya. 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk : a. menimbulkan kegairahan belajar; b. memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dengan kenyataan; c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Sifat unik tiap widyaiswara, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap widyaiswara, maka 42
widyaiswara akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan widyaiswara dan widyaiswara juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam : (a) memberikan perang-sang yang sama; (b) mempersamakan pengalaman; (c) menimbulkan persepsi yang sama. Perkembangan ICT juga semakin mengembangkan bentuk dan variasi media pembelajaran. Menurut Thomson (Elida dan Nugroho, 2003) komputer yang digunakan dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat, yakni saat digunakan komputer meningkatkan motivasi pembelajaran. Para widyaiswara akan menikmati kerja komputer ini dan komputer memberikan tantangan di samping komputer menampilkan perpaduan antar teks, gambar (foto), animasi gerak, dan suara secara bersamaan maupun bergantian. Sementara ini Bower dan Hilgard berpendapat bahwa komputer bermanfaat besar dibandingkan dengan teknologi pendidikan lainnya karena mampu memberikan presentasi materi yang sangat fleksibel bagi pembelajar dan dapat mengikuti kemajuan sejumlah pembelajar dalam waktu yang sama. Selanjutnya, menurut Woolfolk ada 9 keuntungan menggunakan komputer dalam pembelajaran, yaitu : a. widyaiswara dapat menyesuaikan dengan kecepatan belajarnya, b. dapat melatih dengan sabar, c. dapat dipakai untuk belajar sendiri, d. dapat disajikan berbagai macam penginderaan, e. dapat melakukan simulasi, 43
f. dapat dikembangkan pemecahan masalah, g. dapat memberikan pujian untuk memperkuat perilaku, h. dapat membantu manajemen diklat dan diklat Menurut Luther (Sutopo, 2003:32) ada 8 tahap dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komputer, yaitu: 1. konsep (concept), yaitu mengidentifikasikan tujuan, kebutuhan belajar, atau hal-hal lain yang perlu diungkapkan. 2. analisis karakterisTeknologi Informasi widyaiswara, yaitu disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan widyaiswara. 3. merencanakan dan menyusun software. Dalam hal ini ada 3 ketrampilan yang harus dimiliki pengembang sofware yaitu menguasai bidang studi materi yang akan dibahas, menguasai prosedur pengembangan media, dan menguasai program komputer. 4. desain (design), yaitu tahap merancang produk secara rinci agar memudahkan tahap-tahap pembuatan produk selanjutnya. 5. pengumpulan bahan (material collecting), yaitu mengoleksi bahan-bahan pendukung untuk memperkaya isi produk media tersebut. 6. pembuatan (assembly), yaitu menyusun naskah materi pada setiap frame sehingga menjadi sebuah produk media yang sudah jadi. 7. uji coba (testing), yaitu melakukan uji coba produk yang akan digunakan secara luas karena itu perlu validasi kelayakannya. Ada dua kriteria dalam ujicoba produk media pembelajaran, yaitu : (1) kriteria pembelajaran, yang mencakup apakah sesuai dengan kurikulum, tujuan pembelajaran, sesuai 44
dengan materinya, dan sebagainya. Jika tidak perlu dilakukan revisi. (2) Kriteria presentasi, yaitu apakah validasi terkait dengan tampilannya di layar, kelancaran navigasi, kemudahan penggunaan, dan interaksi / komunikabilitas. 8. distribusi (distribution), yaitu tahap menyebarluaskan produk pembelajaran dan menjelaskan tujuan produk media pembelajaran tersebut. Dalam Penelitian ini peneliti membuat media pembelajaran berupa video tutorial yang dibuat melalui program camtasia 5 yang digunakan untuk membantu widyaiswara memahami materi pembuatan blog di internet. Media ini juga dapat membantu widyaiswara untuk mengatasi akses internet yang lambat di diklat. Dengan menggunakan media pembelajaran ini diharapkan: (1) Widyaiswara dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, sedangkan widyaiswara dapat memahami materi dengan mudah, (2) Mengantisipasi kegagalan berkomunikasi, (3) Menciptakan atau memotivasi widyaiswara untuk belajar, (4) Menggugah perhatian widyaiswara, dan (5) Agar materi yang disampaikan dari diklat yang
45
satu ke diklat yang lain dapat mendekati sama atau minimal sama.
Gambar 1. Membuat Media Pembelajaran menggunakan Program Camtasia 1
46
6. Penelitian di Diklat Penelitian ini memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran
apabila
diimplementasikan
dengan
baik
dan
benar.
Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (widyaiswara dan teman sejawat) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan. Classroom Action Research masih tergolong hal yang baru dalam dunia penelitian. Namun untuk meningkatkan kualitas mengajar para widyaiswara, akhir-akhir ini metode tersebut mendapat perhatian yang cukup luas.19 Penelitian adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh widyaiswara di diklatnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai widyaiswara, sehingga hasil belajar widyaiswara dapat meningkat. Masalah Penelitian ini harus berawal dari widyaiswara itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di diklat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Classroom Action
Research (CAR) adalah Action Research yang dilaksanakan oleh widyaiswara di
19
Dr. H. Gunawan Undang, Drs.,M.Si, Teknik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Penerbit Sayatagama, 2008), p.2
47
dalam diklat. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “risettindakan-riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai widyaiswara merasa masalah itu terpecahkan. Pada dasarnya ada empat tahap pelaksanaan penelitian yaitu : Tahap I
: menyusun rancangan tindakan (planning)
Tahap II
: melaksanakan tindakan (acting)
Tahap III
: mengamati (observating)
Tahap IV
: melakukan refleksi (reflecting)
Bila kita ingin lebih tahu lagi, maka terdapat 7 perbedaan yang sangat jelas antara Penelitian formal dengan Penelitian Tindakan kelas atau PENELITIAN INI. Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research NO
KETENTUAN
PENELITIAN FORMAL
1
Pelaku
Dilakukan oleh orang lain
2
Sample
Harus representative
3
Instrumen
Harus valid dan reliabel
4
StatisTeknologi Informasi
Analisa statisTeknologi Informasi yang baik
5
Hipotesis
Hipotesis harus jelas
6
Teori
7
Fungsi
Harus berlandaskan teori yang sudah ada Menguji Teori
48
C A R/PENELITIAN INI Dilakukan oleh widyaiswara yang bersangkutan Tidak harus representative Tidak harus valid & reliable Tidak harus menggunakan statisTeknologi Informasi Tidak mensyaratkan hipotesis Teori tidak terlalu berpengaruh Memperbaiki prakTeknologi Informasi pembelajaran secara langsung
Dalam Penelitian ini, widyaiswara harus bertindak sebagai pengajar sekaligus peneliti. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran. Widyaiswara adalah orang yang paling akrab dengan diklatnya dan biasanya interaksi yang terjadi antara widyaiswara-widyaiswara berlangsung secara unik. Keterlibatan widyaiswara dalam berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang bersifat pengembangan
mempersyaratkan
PENELITIAN INI di diklatnya.
widyaiswara
untuk
mampu
melakukan
Widyaiswara pun mempunyai hak otonomi
untuk menilai sendiri kinerjanya. Metode paling utama adalah merefleksikan diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang sudah baku dan bukan tradisionAL
49
B Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin. Konsep pokok Penelitian ini menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian ini menggunakan Penelitian ini
dengan harapan
widyaiswara
Teknologi
Informasi
dapat
memperbaiki kinerjanya sebagai widyaiswara dan menciptakan pembelajaran yang bermutu. Untuk lebih jelasnya siklus kegiatan dengan desain Penelitian ini model Kurt Lewin, Sbb:
Gambar 6. Siklus Penelitian ini Model Kurt Lewin Sebelum dilaksananakan penelitian, maka peneliti menyusun tahapantahapan kegiatan dalam Penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
50
1. Tahapan perencanaan tindakan perbaikan (Planning) a) Pembuatan disain pembelajaran yang memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh pimpinan diklat. b) Persiapan sarana dan prasarana penelitian yang meliputi; o Penyediaan komputer yang tersambung ke jaringan internet o Setting ruangan komputer untuk widyaiswara aksel-1 yang tertata rapi o Pembuatan media pembelajaran dengan program camtasia 5 o Pembuatan blog widyaiswara di alamat url: c) Indikator kinerja Sebagai
tolak
ukur
keberhasilan
bagi
widyaiswara
yaitu
widyaiswara dapat memposting tulisannya yang bermanfaat untuk orang lain setiap bulan secara rutin ke dalam blognya. Dengan demikian diharapkan kreativitas menulis widyaiswara meningkat dari sebelumnya. Widyaiswara membaca, memberi komentar, memotivasi, dan mencatat perkembangan tulisan widyaiswara setiap bulan sekali ke dalam data penelitian tindakan diklat (PENELITIAN INI). Widyaiswara juga memiliki link antara blog widyaiswara dan blog temannya sediklat sehingga terjadi proses interaksi antara widyaiswara dengan widyaiswara, dan widyaiswara dengan widyaiswara. Banyaknya jumlah pengunjung (visit) ke dalam blog yang dibuat widyaiswara juga menjadi tolak ukur suksesnya indikator kinerja.
51
2. Tahapan pelaksanaan tindakan (acting) Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan penelitian, maka peneliti menyusun skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembuatan blog di internet. Adapun disain pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran yang tidak hanya berada di diklat tetapi juga di luar diklat dengan mengandalkan media internet sebagai media komunikasi dan saling memberi informasi. Penggunaan Handphone atau email digunakan untuk memberitahu widyaiswara, bila ada hal penting yang harus diselesaikan. Misalnya untuk mengingatkan widyaiswara agar menyelesaikan tugas-tugas internet yang diberikan widyaiswara untuk diselesaikan tepat pada waktunya. Pembelajaran Teknologi Informasi tetap dilaksanakan sesuai dengan materi yang direncanakan oleh widyaiswara sesuai program semester yang mengacu pada
kurikulum.
Untuk
pembelajaran
internet
dengan
materi
blog
pembelajaran dilakukan di dalam diklat dan luar diklat. Pembelajaran di luar diklat dilakukan dengan memberikan tugas-tugas internet yang harus dikerjakan widyaiswara di rumah atau di warnet. Untuk pembelajaran di dalam diklat, widyaiswara membuatkan modul praktek Teknologi Informasi internet untuk melengkapi buku paket pegangan widyaiswara yang sudah ada. 3. Tahapan pengamatan (Observating) a) Pembuatan instrumen penelitian atau angket yang dibuat oleh widyaiswara
52
b) Pengumpulan data penelitian dari mulai siklus pertama s.d. siklus terakhir. Sebulan
sekali
widyaiswara
mengamati
perkembangan
tulisan
widyaiswara. c) Seluruh data tercatat dalam bentuk tabel data Penelitian ini di diklat 4. Tahapan Refleksi Pada tahapan ini, peneliti melakukan beberapa proses dalam pencapaian tahapan refleksi dan selalu berdiskusi dengan teman sejawat sesama pengajar Teknologi untuk mendapatkan masukan yang bermanfaat. Selain itu, peneliti juga melakukan konsultasi dari data yang didapat dengan para ahli atau dosendosen. untuk mendapatkan masukan tentang hal-hal yang sudah dilakukan oleh peneliti.
C. Kondisi Awal Subjek yang Akan Diteliti Widyaiswara diklat handal (aksel-1) sebanyak 22 widyaiswara (19 WI dan 3 Calon Widyaiswara) digunakan sebagai subjek penelitian dikarenakan mereka telah memiliki dasar yang cukup untuk mampu membuat tulisan di Blog mereka. Di samping itu, jumlah widyaiswara diklat ini tidak terlalu banyak sehingga memudahkan peneliti untuk meneliti dan melaporkan hasil penelitian. Pada semester satu mereka telah diberikan materi microsoft windows, dan word sehingga kemampuan menulisnya dengan program pengolah kata Word sudah tidak diragukan lagi. Pada semester kedua mereka diberikan materi pagemaker dan internet, termasuk di dalamnya materi membuat blog. Pada semester ketiga widyaiswara aksel diberikan materi internet lanjutan dan 53
Microsoft Excel. Pada semester keempat mereka diberikan materi internet dan membuat presentasi dengan program powerpoint. Pada semester kelima mereka diberikan materi internet dan photoshop. Pada semester keenam mereka diberikan materi internet dan disain grafis corel draw. Materi-materi yang diberikan di diklat aksel adalah materi yang sifatnya esensial saja. Diklat Handal adalah diklat yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan kepada widyaiswara yang memiliki bakat dan cerdas istimewa. Namun kemampuan menulis diklat ini kurang maksimal, padahal mereka adalah anak yang cerdas dan berbakat istimewa. Apa sebenarnya yang salah dalam proses pembelajarannya, sehingga mereka terlihat kurang kreatif dan malas untuk menulis. Karena itu perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah ini via Penelitian ini Dari 22 widyaiswara di diklat
di bulan Desember 2013 hanya 4
widyaiswara (18%) yang memposting (membuat tulisan) di blognya. Sisanya 18 widyaiswara (82%) hanya sekedar membuat blog saja dan tidak mengupdate tulisannya. Padahal widyaiswara telah memberikan tugas itu selama sebulan. Bahkan Blog yang dibuat sepi dari pengunjung dan kurang banyak manfaatnya. Karenanya
widyaiswara teknologi
Informasi
tergerak untuk
memotivasi
widyaiswaranya agar dapat terus meng-update blognya dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat. Widyaiswara Teknologi Informasi mencoba memberikan tugas-tugas internet yang dapat dikerjakan di rumah atau di warnet dengan menggunakan metode pembelajaran yang mengundang widyaiswara untuk aktif menulis di Blog 54
pribadinya di internet. Widyaiswara Teknologi informasi juga memberikan contoh bagaimana menulis yang baik di blog dengan membuat blog widyaiswara yang interaktif,
memberikan komentar positif pada blog widyaiswara sehingga
widyaiswara merasa tulisannya dihargai, dan widyaiswara membuat sendiri media pembelajaran dengan materi membuat blog yang mudah dipahami widyaiswara dengan program camtasia 5, sekaligus juga untuk mengatasi akses internet speedy yang lambat di diklat. Program tersebut dibuat dalam bentuk film dengan ekstension file MP3/SWF dan dicopy dalam bentuk CD. Program ini juga diupload ke dalam http://www.youtube.com agar dapat juga dipelajari widyaiswara langsung dari internet dengan membuat link ke blog widyaiswara. Internet di Balai Diklat Keagamaan Manado menggunakan akses internet speedy unlimited dari PT. Telkom dengan kecepatan 384 kbps untuk 45 PC. Dengan kecepatan akses internet yang terkadang lambat, membuat widyaiswara teknologi informasi berkreasi membuat program pembelajarannya tidak harus berada di lab komputer, tetapi widyaiswara dapat mengerjakan tugasnya di rumah atau di warnet. Dari hasil wawancara dengan para widyaiswara, rata-rata widyaiswara telah memiliki komputer yang lengkap dengan akses internetnya di rumahnya masing-masing. Di sekitar diklat sendiri sudah banyak warnet yang dibuka untuk umum. Bahkan mereka buka 24 jam non stop. Sehingga apabila akses internet di rumah mengalami masalah atau gangguan, widyaiswara dapat pergi ke warnet.
55
E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data di lakukan dengan teknik wawancara dan mengobservasi widyaiswara di diklat handal yang berlangsung selama 9 bulan, dimulai pada awal Januari 2013 dan berakhir pada bulan September 2013. Pelaksanaan penelitian dibagi ke dalam 3 siklus yang masing-masing siklus lamanya 3 bulan dengan perincian sebagai berikut : Tabel. 1: Pembagian siklus Penelitian di diklat NO 1. 2. 3.
F.
NAMA SIKLUS Siklus pertama Siklus kedua Siklus ketiga
BULAN Januari, Pebruari, dan Maret 2013 April, Mei, dan Juni 2013 Juli, Agustus, September 2013
Analisis Data Setelah hasil angket dan data tulisan widyaiswara dimasukkan dalam tabel data , maka peneliti melakukan diskusi dengan rekan sejawat (sesama widyaiswara Teknologi Informasi) yang melakukan kolaborasi tentang hasil yang sudah didapat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan. Dari analisis data ini, yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, peneliti akan mengetahui prosedur pembelajaran internet yang dilakukan sudah berhasil atau belum.
56
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Kegiatan Pembelajaran Setelah peneliti melakukan prosedur Penelitian yang dimulai dari mempersiapkan proposal yang disetujui oleh pimpinan diklat, menyiapkan lembar instrumen, menyiapkan diklat handa, lalu membaca dan memahami kerangka teoritis dan metode penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti melaporkan hasil Penelitian ini.
Peneliti juga telah melakukan teknik pengumpulan data,
kemudian menganalisis data bersama observer, menafsirkan data, menarik kesimpulan, menentukan tindakan perbaikan sesuai dengan hasil penelitian dan menentukan tindakan selanjutnya pada setiap siklus, maka pada bab ini izinkan peneliti menguraikan hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan Penelitian ini. 1. Pelaksanaan Siklus I (Januari, Pebruari, Maret) Perencanaan 1) Widyaiswara sebagai agen
Tindakan 1) Widyaiswara melaksanakan RPP
pembelajaran merancang disain
yang telah dibuat dengan membuat
pembelajaran yang berisi teori
handout dan jobsheet sesuai dalam
dan prakTeknologi Informasi
pembuatan blog. Menjelaskan
tentang pembuatan blog, media
indikator yang harus dikuasai
pembelajaran yang akan
widyaiswara dalam pembuatan
digunakan, metode yang akan
blog. Kecanggihan teknologi
dipakai, alokasi waktu, dan
informasi memberi nuansa berbeda
penilaian yang akan diberikan
dalam proses belajar peserta didik.
57
kepada widyaiswara. Termasuk
Teknologi Informasi mengubah
berbagai model pembelajaran
lokasi belajar dari diklat ke tempat
dan kegiatan belajar di diklat
di mana saja peserta didik dapat
maupun di luar diklat yang akan
belajar. Widyaiswara Handal tidak
dilaksanakan. Kemudian
hanya belajar di lab komputer tetapi
widyaiswara membuat Rencana
mereka bisa belajar di rumah atau di
Pelaksanaan Pembelajaran
warnet. Karena itu proses
(RPP) tentang materi internet,
pembuatan blog tidak hanya
khususnya materi membuat blog
dilakukan di diklat tetapi juga di
di internet. Menuliskan
rumah atau warnet melalui tugas-
beberapa indikator yang harus
tugas internet yang diberikan oleh
dikuasai widyaiswara dalam
widyaiswara kepada widyaiswara.
membuat blog. (RPP
2) Setelah widyaiswara melihat cara
Terlampir)
membuat blog melalui vcd tutorial
2) Widyaiswara membuat media
yang dibuat widyaiswara dengan
pembelajaran dengan materi
program camtasia 5 dan membaca
membuat blog gratis di internet
tutorial bentuk teks dari internet,
dengan alamat url:
Widyaiswara memberikan tugas
http://www.blogger.com
untuk membuat dan mengisi blog
melalui program camtasia 5.
gratis melalui:
Hal ini dilakukan agar
http://www.blogger.com atau
widyaiswara lebih mudah
http://www.multiply.com atau
58
memahami langkah-langkah
http://www.wordpress.com
mengisi blog di internet.
di internet. Melalui dunia maya,
Sekaligus mengatasi akses
lokasi belajar tidak hanya di diklat
internet Speedy yang lambat.
dan diklat, belajar dapat terjadi di
Akses internet yang lambat
mana saja dan kapan saja selama
menjadi persoalan serius dalam
ada bahan ajar dan peserta didik
pembelajaran pembuatan blog.
merasa nyaman dengan tempat belajar itu. Belajar bisa di rumah, di warnet, di Mall, dsb.
3) Widyaiswara melakukan
3) Widyaiswara menyebarkan angket
wawancara langsung dengan
dan
membaca
angket
seluruh
widyaiswara untuk lebih
widyaiswara
satu
mengetahui latar belakang
mendorong
dan
widyaiswara handal dalam
widyaiswara untuk menulis di blog
mengenal internet, widyaiswara
dengan banyak memberikan tugas-
membuat angket dan menyebar
tugas internet. (Contoh angket dan
luaskannya kepada
hasil angket terlampir)
persatu,
lalu
memotivasi
widyaiswara.
4) Pada siklus pertama ini
4) Widyaiswara memberikan contoh
widyaiswara teknologi
membuat blog yang bersifat interaktif
informasi memfokuskan kepada
di
59
perencanaan pengisian blog
http://www.wijayalabs.blogspot.com,
yang berisi tulisan widyaiswara
http://wijayalabs.wordpress.com,
yang dapat bermanfaat untuk
http://wijayalabs.multiply.com.
orang lain yang membacanya.
Widyaiswara menugaskan
Manfaat yang diharapkan
widyaiswara untuk melihat blog yang
adalah manfaat positif dimana
dibuat widyaiswara dan widyaiswara
para pembaca mendapatkan
memberikan komentar atas tulisan-
informasi.
tulisan yang dibuat widyaiswara
5) Widyaiswara merencanakan
5) Widyaiswara mencatat semua data
untuk mencatat hal-hal yang
Penelitian ini perkembangan
terjadi saat kegiatan
kreativitas menulis widyaiswara
berlangsung berdasarkan urutan
handal dengan menghitung jumlah
kegiatan
posting atau tulisan yang dibuat widyaiswara / bulan.
Pengamatan 1) Setelah melakukan tindakan,
Refleksi Dari siklus pertama yang ditiTeknologi
widyaiswara dibantu observer
Informasiberatkan kepada pengisian
(teman sejawat) mengamati
blog ini didapatkan hasil belajar yang
VCD tutorial yang dibuat
kurang memuaskan peneliti dan
widyaiswara, dan observer
observer, dimana masih banyak blog
memberikan masukan tentang
widyaiswara yang belum terisi sesuai
60
materi pembuatan blog
dengan apa yang diharapkan oleh
widyaiswara yang dibuat
widyaiswara teknologi informasi. Minat
dengan program camtasia 5.
menulis widyaiswara masih lemah, dan
Lalu widyaiswara memberikan
belum terlihat pembelajaran yang
motivasi agar widyaiswara
mengundang widyaiswara untuk aktif.
dapat meng-update tulisannya
Masih ada beberapa widyaiswara yang
yang ada di blog
belum menulis di blognya. Media yang
2) Dari pengambilan data alamat
dibuat widyaiswara pun belum terlalu
email dan blog widyaiswara,
membuat widyaiswara tertarik. Mereka
seluruh widyaiswara sudah
lebih senang melihat langsung tutorial
mempunyai blog yang tetap dan
di internet, karena materi membuat Blog
email yang aktif sehingga
sudah lengkap di internet walaupun
memudahkan widyaiswara
tutorialnya dalam bahasa Inggris di
dalam mengambil data.
www.youtube.com.
3) Setelah widyaiswara
Dari proses pembuatan blog terlihat
memberikan VCD tutorial
sekali bahwa rata-rata widyaiswara tidak
dengan materi membuat blog,
mengalami banyak kesulitan, karena
dan widyaiswara melihat
menurut mereka membuat blog itu
tutorialnya di internet, ternyata
ternyata hampir sama mudahnya dengan
widyaiswara lebih banyak
membuat email di internet. Apalagi rata-
membuat blog pribadinya di url:
rata mereka membuat blognya di
http://www.blogger.com karena http://www.blogger.com tempat
61
contoh widyaiswara dalam
membuat blog gratis yang populer dan
tutorial lebih banyak di
banyak diminati oleh orang muda.
blogger.com, baik VCD ataupun Hanya perlu 3 langkah mudah membuat modul teks panduan blog bagi
blog di http://www.blogger.com .
pemula. 4) Widyaiswara ditugaskan sendiri
Kreativitas menulis adalah kemampuan
untuk belajar secara mandiri
seseorang untuk memunculkan hasil
bagaimana mengisi blog. Peran
pikirannya ke dalam bentuk tulisan.
widyaiswara hanya sebagai
Terlihat beberapa widyaiswara yang
fasilitator saja. Widyaiswara
sudah menulis tulisannya sendiri di blog
mencatat perkembangan blog
pribadinya. Kreativitas menulis
widyaiswara sebulan sekali.
widyaiswara sudah terlihat walaupun
Ternyata widyaiswara dapat
belum semua widyaiswara yang
belajar mandiri. Hal ini dapat
menuliskan buah pikirannya di blog.
dibukTeknologi Informasian
Ternyata beberapa widyaiswara mampu
mereka sanggup untuk membuat belajar untuk mandiri. Widyaiswara blognya sendiri tanpa bantuan
tidak mengalami kesulitan, dan pada
widyaiswara. Widyaiswara aktif
umumnya widyaiswara merasa enjoy &
dan antusias
happy.
4) Dari hasil pengamatan, rata-rata
Widyaiswara handal belum
widyaiswara ternyata dapat
memanfaatkan blog yg dibuat dengan
mengisi blog dengan baik,
baik. Mereka belum memahami bahwa
62
hanya saja terlihat jumlah
adanya blog dapat mengasah
tulisan yang dibuat oleh
kreativitasnya dalam menulis. Tulisan-
widyaiswara masih sedikit dan
tulisan mereka belum enak untuk
belum banyak widyaiswara
dibaca, bermanfaat untuk orang lain,
yang memposting tulisannya di
dan mengundang orang lain untuk
blognya masing-masing.
datang ke blognya. Rata-rata blog
Widyaiswara terlihat masih
mereka masih sepi pengunjungnya.
kebingungan dalam
Pengunjungnya masih mereka sendiri.
memposting tulisannya.
Proses interaksi dan saling memberikan
5) Mereka bingung mau
komentar belum terjadi.
menuliskan apa di blognya. 6) Dari bulan Desember 2012
Dari 22 widyaiswara di diklat handal, di
terlihat hanya 4 orang yang
bulan Desember 2012 hanya 4
memposting tulisannya,
widyaiswara yang memposting
kemudian di bulan Januari
tulisannya, dan bulan Januari 2013
meningkat menjadi 9 orang
meningkat menjadi 9 widyaiswara, dan
setelah widyaiswara
turun pada bulan Pebruari 2013 menjadi
memberikan tugas internet dan
6 widyaiswara. Jumlah Posting bulan
motivasi. Tetapi kemudian
Desember (9), Januari (36), Pebruari
justru menurun kembali pada
(23), dan meningkat pada bulan Maret
bulan Pebruari 2013 menjadi 6
(150) karena adanya motivasi dari
orang, karena widyaiswara
widyaiswara. Pada bulan Pebruari ini
63
sengaja tidak memberikan tugas
banyak kegiatan widyaiswara yang
internet di bulan itu.
memakan waktu, sehingga beberapa widyaiswara kesulitan untuk mencari waktu update
7) Jumlah tulisan tertinggi pada
Untuk itu, widyaiswara harus lebih
siklus 1 (22), peringkat kedua
mendorong dan memberikan motivasi
(13) tulisan, dan peringkat
agar lebih banyak widyaiswara yang
ketiga (7) tulisan. Isinya cukup
rajin untuk menulis di blognya pada
bagus dan mulai menarik untuk
siklus kedua dengan cara
dibaca. Pada bulan Maret
membangkitkan semangat (motivasi)
hampir semua widyaiswara
dan menyulut rasa ingin tahu
meng-update blognya, hanya 2
widyaiswara (rasa haus ingin belajar)
orang yang tidak meng-update.
tentang pengelolaan blog melalui pembelajaran yang mengundang.
8) Kebanyakan widyaiswara
Bersama observer (teman sejawat)
menulis tentang lagu-lagu
widyaiswara mencatat dan mengamati
kesayangannya, cerita tentang
blog yang dibuat oleh para widyaiswara
kehidupan pribadinya, kegiatan
yang rata-rata masih minim tulisannya.
di diklat yang terhimpun dalam
Namun demikian, terlihat sekali ada
budaya labschool (School
beberapa widyaiswara yang tulisannya
Culture). Sangat menarik dan
sangat bagus dan enak dibaca. Bahkan
membuat widyaiswara
ada widyaiswara yang menulis,
64
memberikan komentar yang
Walaupun Tugas Banyak, Tetap Buka
membangun.
Blog Kesayangan Eyy!. Hasil diskusi dengan teman sejawat,
9) Rata-rata widyaiswara pada diputuskan untuk mengulang kembali siklus pertama ini sudah mulai tindakan dengan perencanaan yang lebih termotivasi dengan baik. baik agar widyaiswara dapat terus Namun, masih ada widyaiswara meng-update blognya dengan tulisan yg belum meng-update blognya. yang bermutu walaupun tugas diklat Banyaknya tugas jadi kendala. banyak sekali. Adapun data Penelitian yang diperoleh dari siklus pertama ini dapat dilihat dengan jelas pada tabel bawah ini: Tabel 2. Grafik Jumlah Posting Widyaiswara Aksel-1 pada Siklus I 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 JAN
PEB
65
MAR
Tabel 3. Grafik Jumlah Tulisan Widyaiswara Setiap Bulan pada Siklus 1 160 140 120 100 80 60 40 20 0 JUMLAH TULISAN
JANUARI
PEBRUARI
MARET
2. Hasil angket widyaiswara pada siklus I Pada awal bulan Maret 2013, widyaiswara membagikan angket tentang kinerja widyaiswara Teknologi Informasi dan juga mendapatkan masukan dari widyaiswara tentang pembelajaran yang diberikan. Hasil dari angket atau kuesioner itu adalah sebagai berikut: Tabel 3. Pemberian Skor Kuesioner dengan Skala Likert PEMBERIAN SKOR KUSIONER MENGGUNAKAN SKALA LIKERT KATEGORI KINERJA WIDYAISWARA UNTUK 20 BUTIR PERNYATAAN DENGAN RENTANG SKOR 20 - 100 SKOR TERENDAH 20 SKOR TERTINGGI 100 NO
SKOR PESERTA DIDIK
KATEGORI KINERJA WIDYAISWARA
1
LEBIH DARI 89
SANGAT TINGGI/SANGAT BAIK
2
75 SAMPAI 89
TINGGI/BAIK
3
60 SAMPAI 74
CUKUP
4
45 SAMPAI 59
RENDAH/KURANG
5
KURANG DARI 45
SANGAT RENDAH/SANGAT KURANG
66
Penggunaan skor skala Likert dengan maksud agar widyaiswara mengetahui kinerjanya sebagai widyaiswara dan juga merupakan otokriTeknologi Informasi tentang cara mengajarnya. Dari hasil kuesioner yang dinilai oleh observer diketahui bahwa widyaiswara Teknologi Informasi telah menjalankan tugas mengajarnya dengan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan data-data di bawah ini. 3. Analisis Data Siklus 1 1. Pada siklus 1 ini, perencanaan yang disusun belum semuanya terlaksana dengan baik, dan belum mengungkapkan rumusan penelitian. 2. Penggunaan media pembelajaran belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sebagai alat yang dapat membantu widyaiswara dalam proses pembelajaran, karena ternyata media yang dibuat widyaiswara belum sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Hasil
angket/kuesioner
widyaiswara
yang
diperiksa
oleh
observer
menunjukkan bahwa widyaiswara termasuk BAIK dalam pengajarannya dan minat widyaiswara tinggi. 4. Widyaiswara kesulitan mencatat hal-hal yang terjadi saat pelaksanaan observasi (pengamatan) karena sibuk ”membangunkan” atau memotivasi widyaiswara yang masih belum fokus pada pembuatan dan pengisian blog di internet. 5. Masih ada widyaiswara yang belum termotivasi dengan baik, hal ini terlihat masih adanya widyaiswara yang belum meng-update blognya dengan tulisan baru khususnya pada bulan Pebruari 2013. Setelah ditanyakan kepada widyaiswara mereka mengatakan bahwa tugas diklat yang harus dikerjakan
67
cukup padat sehingga mereka belum mempunyai waktu untuk meng-update blognya. Mereka berjannji mengupdatenya bulan depan. 6. Rata-rata tugas internet yang diberikan oleh widyaiswara dikerjakan dengan baik oleh widyaiswara sesuai dengan jadwal. Adanya contoh blog widyaiswara yang interaktif membuat widyaiswara tersulut motivasinya untuk membuat tulisan yang baik. 7. Pada bulan Maret terjadi kenaikan jumlah posting yang cukup besar dari widyaiswara (152) . Semua widyaiswara meng-update blognya di bulan itu. Tulisan merekapun bagus-bagus, khususnya tentang pembuatan karya tulis yang telah mereka buat. 8. Pada siklus pertama ini mereka belum dapat merubah template (desain) blog, widyaiswara berusaha akan mengajarkannya pada siklus kedua termasuk juga menambah elemen di template. 9. Pada bulan Maret 2013, terlihat blog mereka rata-rata lebih didominasi oleh gambar atau foto. Bahkan ada gambar yang sampai menutupi teks sehingga teks atau tulisan yang berada dalam blog tidak terbaca dan tidak terlihat. 10. Untuk itu pada siklus kedua widyaiswara berusaha untuk memberikan pengertian kepada widyaiswara tentang pentingnya kombinasi warna antara teks dan gambar. 4. Pelaksanaan Siklus II (April, Mei, Juni) Perencanaan 1. Widyaiswara membuat kembali
Tindakan 1. Widyaiswara melaksanakan
68
desain pembelajaran yang lebih
kembali RPP yang telah dibuat
menarik widyaiswara untuk
dengan membuat handout dan
meng-update blognya yang
jobsheet serta indikator yang sesuai
dituliskan dalam RPP tentang
dalam materi pengisian blog di
materi mengupdate dan menulis
internet.
blog di internet. Menuliskan
2. Widyaiswara melihat cara mengisi
beberapa indikator yang harus
blog melalui vcd tutorial yang
dikuasai widyaiswara dan lebih
dibuat oleh widyaiswara dan
memotivasi widyaiswara.
membaca tutorial bentuk teks dari
2. Motivasi yang diberikan
internet, Widyaiswara memberikan
widyaiswara adalah memotivasi
tugas tambahan untuk mengisi
widyaiswara untuk meng-
blognya di internet
update tulisannya yang ada di
3. Widyaiswara menugaskan tugas-
Blog dengan tulisan yang
tugas internet yang diberikan
mengundang orang lain untuk
dengan mengirimkannya melalui
membacanya.
email widyaiswara dan
3. Memberikan tes motivasi dengan soal tes dari PT. Indosat.
mengingatkannya via hp. 4. Bila ada widyaiswara yang belum
4. Membuat multimedia
mengerjakan tugas, widyaiswara
pembelajaran dengan materi
akan mengirimkan email ke alamat
mengisi blog di internet melalui
email widyaiswara. Untuk
program power point dan
mengingatkan widyaiswara dengan
69
direkam ke dalam camtasia 5.
tugasnya yang terlambat,
Hal ini dilakukan agar
widyaiswara mengirimkan SMS ke
widyaiswara lebih mudah
handphone widyaiswara.
memahami langkah-langkah
5. Menyebarkan dan membaca angket
mengisi blog dan pernak-
widyaiswara, lalu mendorong
perniknya di internet. Sekaligus
kembali widyaiswara untuk menulis
mengindari akses internet
di blog dengan banyak memberikan
Speedy yang terkadang agak
tugas-tugas menulis blog di
lambat pada saat pembuatan
internet.
blog dilakukan.
6. Widyaiswara mencatat
5. Widyaiswara teknologi
perkembangan kreativitas menulis
informasi memberikan contoh
widyaiswara handal dengan
menulis yang baik dengan
menghitung jumlah arTeknologi
membuat blog yang lebih
Informasiel atau tulisan yang dibuat
interaktif yang mengundang
widyaiswara setiap bulan pada blog
widyaiswara untuk memberikan
widyaiswara..
komentar melalui blog
7. Widyaiswara lebih banyak
http://wijayalabs.blogspot.com
memberikan komentar diblog
6. Widyaiswara membuat tugas
widyaiswara untuk terus
internet yang harus dikerjakan
memberikan semangat menulis di
widyaiswara di rumah atau di
blog. Adanya perhatian dari
warnet. Widyaiswara
widyaiswara merupakan tindakan
70
membagikan alamat blog semua
yang dapat menyulut widyaiswara
widyaiswara. Widyaiswara
untuk lebih aktif menulis di blog.
diminta untuk memperbaiki dan
8. Widyaiswara memberikan contoh
mengupdate tulisannya di Blog.
dengan banyak membuat tulisan di
Widyaiswara mengarahkan
blog
widyaiswara untuk menulis atau
keteladanan
mencari program tutorial.
merupakan tindakan terpuji yang
7. Widyaiswara respon
memberikan
positif
pada
widyaiswara
Blog
widyaiswara. dari
Adanya widyaiswara
dinilai oleh widyaiswara. 9. Dari berbagai tindakan di atas
sehingga
diharapkan
kreativitas
menulis
widyaiswara merasa tulisannya
widyaiswara semakin meningkat
dihargai oleh widyaiswara.
pada pembuatan blog di internet.
8. Widyaiswara
diminta
10. Indikator yang diharapkan dari
yang
tindakan itu adalah bertambahnya
menarik hatinya sehingga dapat
jumlah tulisan widyaiswara yang
memberikan
bermanfaat dan banyaknya jumlah
menuliskan
apa
saja
informasi
yang
bermanfaat bagi pembacanya. 9. Untuk
mengetahui
widyaiswara pembelajaran,
pengunjung yang membaca dan
respon
memberikan komentar pada blog
dalam
widyaiswara.
widyaiswara
11. Pada siklus kedua ini widyaiswara
membuat angket kembali dan
lebih berfokus kepada updating dan
menyebarkannya
pengisian blog
kepada
71
widyaiswara
12. Widyaiswara melakukan tes
10. Widyaiswara melakukan
motivasi untuk mengetahui
kembali tes motivasi untuk
motivasi belajar widyaiswara
mengetahui motivasi belajar
dengan menggunakan alat bantu tes
widyaiswara dengan
motivasi diri dari PT. Indosat.
menggunakan alat bantu tes
13. Tes ini diberikan untuk mengetahui
motivasi diri dari PT. Indosat.
motivasi widyaiswara dalam
11. Widyaiswara mendata alamat
membuat blog. Tes ini juga
email widyaiswara, alamat blog,
mempunyai derajat kepercayaan
dan nomor handphone.
yang cukup tinggi, karena sering digunakan oleh para tutor diklat di PT. Indosat untuk mengetahui motivasi peserta training (diklat).
Pengamatan 1. Setelah melakukan tindakan,
1.Siklus
Refleksi kedua ini ditiTeknologi
widyaiswara dibantu observer
Informasiberatkan
(teman sejawat) mengamati vcd
updating
tutorial yang dibuat
widyaiswara,
widyaiswara, dari power point
lebih banyak memberikan tugas-tugas
kemudian direkam dengan
internet agar widyaiswara kreatif untuk
camtasia 5, menguploadnya
menulis di blognya.
dan
kepada
proses
kreativitas
menulis
dimana
widyaiswara
dalam http://www.youtube.com 2.Setelah diberikan tugas-tugas internet
72
dan observer memberikan
dari widyaiswara, widyaiswara mulai
masukan tentang proses
sibuk mengisi blognya masing-masing.
penulisan blog widyaiswara
Terlihat mulai banyak widyaiswara
secara mandiri.
yang menulis tulisannya sendiri dan
2. Widyaiswara lebih banyak
hampir seluruh widyaiswara melakukan
membuat blognya di
proses updating. Ada (5) orang pada
http://blogger.com dan ada juga
bulan Mei yagng tidak meng-update.
yang beralih ke
KeTeknologi
http://multiply.com. Sifat
kepada widyaiswara tersebut kenapa
widyaiswara yang masih labil
tidak mengupdate blognya? Mereka
membuat widyaiswara mencoba
menjawab bahwa banyaknya tugas
membuat blog di tempat lain
diklat menyebabkan mereka lupa untuk
yang sesuai dengan seleranya.
mengupdate blognya sendiri. Mereka
3. Rata-rata widyaiswara sudah mulai menulis di blog dengan baik, hanya saja ada beberapa
Informasia
ditanyakan
berjanji akan mengupdatenya di bulan lainnya. 3.Rata-rata widyaiswara lebih banyak
widyaiswara terlihat belum
menulis tentang kegiatan pribadinya,
banyak membuat tulisan
kegiatan di diklat yang menceritakan
4. Bersama observer (teman
tentang
budaya
Labschool,
dan
sejawat) widyaiswara mencatat
pendapat mereka mengapa widyaiswara
dan mengamati blog para
perlu ngeblog.
widyaiswara yang rata-rata
4.Namun masih juga ada widyaiswara
73
mulai tumbuh kreativitas
yang
menulisnya.
updating,
5. Pada bulan April sudah mulai
belum
melakukan
pada
KeTeknologi
proses
bulan
Informasia
Juni. ditanya,
terlihat hampir semua
mereka mengatakan tugas diklat yang
widyaiswara menulis diblognya
banyak membuat mereka belum sempat
masing-masing. Hanya 5 orang
mengupdate
widyaiswara yang belum
karena mereka tidak memiliki akses
mengupdate blognya di bulan
internet di rumah. Tugas diklat yang
Mei. Pada bulan mei ini
begitu
widyaiswara aksel mengadakan
widyaiswara, membuat mereka lebih
kegiatan besar yang bernama
mendahulukan tugas pelajaran lain
field study.
daripada tugas mengupdate blog.
6. Walaupun dari sisi tulisan
5.Dari
blognya.
Bukan
banyak
siklus
kedua
pula
membebani
dibukTeknologi
jumlah widyaiswara yang
Informasian adanya dorongan atau
memposting meningkat di siklus
motivasi yang kuat dari widyaiswara
kedua, widyaiswara Teknologi
akan
Informasi belum mengalami
tulisan
kepuasan pada siklus kedua ini
Sifatnya ada yang humor, curahan hati,
dan akan mencobanya kembali
bahkan serius total yang isinya tentang
di siklus ketiga.
pelajaran
7. Para widyaiswara belum mempunyai komitmen tinggi
banyak
bermunculan
menarik
sulit
dari
di
tulisan-
widyaiswara.
diklat
Handal.
Karenanya widyaiswara harus terus memotivasi widyaiswara baik via SMS
74
dalam update
atau email. Hasil tes motivasi belum memuaskan.
II Tabel 4. Grafik Jumlah Posting Widyaiswara Aksel-1 pada Siklus II
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
APRIL
MEI
JUNI
5. Hasil Tes Motivasi Diri Widyaiswara Handal. Tes motivasi ini sering digunakan oleh PT. Indosat dalam pelatihan atau diklat yang bertujuan mengetahui skor motivasi para karyawannya. Kebetulan sekali penulis pernah mengikuti pelatihan ini pada bulan Maret 2013, dan tes ini penulis ujicobakan untuk mengetahui motivasi widyaiswara dalam membuat tulisan baru dalam blog di internet. 75
Hasil tes di atas menunjukkan skor nilai tes motivasi diri widyaiswara handal masih kurang memuaskan. Ternyata anak handal rata-rata tes motivasi dirinya antara skor 44-72 dan belum sampai antara 73-100. Hal ini membukTeknologi Informasian bahwa mereka harus mendapatkan motivasi diri dari widyaiswara terus menerus, karena: 1 2
Kemampuan widyaiswara memotivasi diri sedang-sedang saja. Belum termasuk seorang motivator karena widyaiswara masih butuh orang lain (lingkungan) untuk memotivasi widyaiswara.
3
Kadangkala widyaiswara terlihat termotivasi kadang tidak.
4
Widyaiswara masih plin plan, masih labil. Sikap ini bisa menghilangkan kesempatan jika bersanding dengan orang yang lebih mempunyai motivasi. Tingkatkan rasa PeDe dan mampu memotivasi diri sendiri dengan cara: baca buku motivasi, kumpul dengan orang yang positif thingking, lihat suasana lain, sering beribadah, dan mensyukuri materi yang didapat tapi iri dengan tingginya ilmu seseorang, dll-dll..
5 6
Dari hasil tes motivasi diri, didapatkan data bahwa widyaiswara handal masih labil, dan masih butuh orang lain untuk memotivasi dirinya. Karena itu widyaiswara harus lebih mendorong widyaiswara untuk lebih percaya diri akan kemampuannya
dalam
menulis.
Widyaiswara
akslerasi
belum
memilikikepercayaan yang tinggi untuk aktif menulis sendiri pada blog yang dibuatnya. Soal tes dan skor jawaban tes motivasi diri dapat dilhat pada lampiran. 6. Analisis Data Siklus 1I 1. Pada siklus II ini, perencanaan yang disusun hampir semuanya terlaksana dengan baik, dan hampir mengungkapkan rumusan masalah penelitian.
76
2. Penggunaan media pembelajaran yang dibuat dengan program camtasia 5 telah menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sebagai alat yang dapat membantu widyaiswara dalam proses pembelajaran. 3. Hasil tes motivasi diri widyaiswara handal terbukti menunjukkan bahwa mereka masih labil dan masih memerlukan bimbingan dari widyaiswara. 4. Hampir semua widyaiswara sudah meng-update isi blognya dengan tulisan yang baik dan mulai mengundang banyak pengunjung. 5. Dari grafik jumlah posting/tulisan widyaiswara setiap bulan dari April s.d. Juni terlihat mengalami kenaikan yang cukup besar. Walaupun dibulan Mei posting widyaiswara turun. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki kegiatan diklat yang cukup memakan waktu. Sehingga sulit untuk mereka meng-update blog yang dibuat dengan tulisan yang baru. 6. Pada bulan April widyaiswara mem-posting tulisannya sebanyak 193, pada bulan Mei turun menjadi 122, dan pada bulan Juni naik kembali menjadi 207. Kenaikan posting di bulan Juni dikarenakan pada bulan itu diklat libur. 7. Semua widyaiswara rajin meng-update blognya di siklus kedua ini. Tulisan merekapun bagus-bagus, khususnya tentang tulisan kenapa widyaiswara perlu ngeblog dan kegiatan diklat field study yang telah mereka laksanakan. 8. Pada siklus kedua ini mereka telah dapat merubah template (desain) blog mereka sendiri, termasuk juga menambah elemen di template. Terlihat blog mereka rata-rata lebih didominasi oleh berbagai gambar atau foto-foto. 7. Pelaksanaan Siklus III (Juli, Agustus, September)
77
Perencanaan
Tindakan
1. Widyaiswara membuat kembali 1. Widyaiswara melaksanakan kembali RPP tentang materi mengupdate
RPP yang telah dibuat dengan
dan menulis blog di internet.
membuat handout dan jobsheet serta
Menuliskan kembali beberapa
indikator yang sesuai dalam membuat
indikator yang harus dikuasai
link, dan memasukkan pernak-pernik
widyaiswara, diantaranya
blog. Khususnya dalam mengetahui
adanya link antar blog
jumlah pengunjung (visit counter)
widyaiswara dan jumlah pengunjung . 2. Membuat multimedia
2. Setelah widyaiswara melihat cara mengisi blog melalui vcd tutorial yang dibuat widyaiswara dan
pembelajaran dengan materi
membaca tutorial bentuk teks dari
membuat link blog di internet
internet, Widyaiswara memberikan
dan mengetahui jumlah
tugas tambahan untuk mengisi
pengunjung melalui program
blognya di internet
power point dan direkam ke
3. Widyaiswara menugaskan tugas-
dalam camtasia 5. Hal ini
tugas internet yang harus dikerjakan
dilakukan agar widyaiswara
widyaiswara dengan mengirimkannya
lebih mudah memahami
melalui email.
langkah-langkah mengupdate
4. Bila ada widyaiswara yang belum
blog di internet dengan pernak-
mengerjakan tugas, widyaiswara akan
perniknya.
mengirimkan email ke email
78
3. Untuk mengetahui respon
widyaiswara. Untuk mengingatkan
widyaiswara dalam
widyaiswara dengan tugasnya,
pembelajaran pembuatan blog,
widyaiswara mengirimkan SMS ke
widyaiswara membuat angket
handphone widyaiswara.
kembali dan menyebarkannya kepada widyaiswara 4. Widyaiswara memberikan
5. Widyaiswara menyebarkan dan membaca angket widyaiswara, lalu mendorong kembali widyaiswara
motivasi dengan cara membuat
untuk menulis di blog dengan banyak
daftar alamat blog widyaiswara
memberikan tugas-tugas internet
dan jumlah tulisan tiap blog.
6. Widyaiswara mencatat perkembangan
Sehingga memancing
kreativitas menulis widyaiswara
widyaiswara untuk lebih kreatif
handal dengan menghitung jumlah
lagi dalam menulis
arTeknologi Informasiel atau tulisan
5. Widyaiswara mendata kembali alamat email widyaiswara, alamat blog, dan nomor handphone. 6. Widyaiswara memberikan kesempatan pada widyaiswara untuk membuat blog lebih dari satu 7. Widyaiswara memberikan
yang dibuat widyaiswara setiap bulan dan juga jumlah pengunjung 7. Widyaiswara lebih banyak memberikan komentar diblog widyaiswara untuk terus memberikan semangat menulis di blog. 8. Widyaiswara memberikan contoh dengan banyak membuat tulisan di blog widyaiswara. Widyaiswara
79
doorprize untuk widyaiswara
memberikan keteladanan dengn
yang rajin mem-posting rutin
banyak menulis juga di blog.
tiap bulan. Posting terbanyak
9. Widyaiswara memberikan hadiah
juga mendapat hadiah 8. Widyaiswara lebih berfokus
berupa ballpoint canTeknologi Informasi dari sponsor kepada
kepada proses update, jumlah
widyaiswara dengan jumlah posting
pengunjung blog, dan pengisian
dan pengunjung terbanyak. Mereka
blog yang berisi tulisan
yang rutin posting juga mendapat
widyaiswara pada siklus ketiga.
hadiah.
Pengamatan 1. Setelah melakukan tindakan,
Refleksi 1. Siklus ketiga ini ditiTeknologi
widyaiswara dibantu observer
Informasiberatkan kepada proses
(teman sejawat) melakukan
updating, and duplicating
refleksi tentang tutorial yang
peningkatan kreativitas menulis
dibuat widyaiswara, dan
widyaiswara, dan pernak-pernik
observer memberikan masukan
blog dimana widyaiswara lebih
tentang proses penulisan blog
banyak memberikan tugas-tugas
widyaiswara secara mandiri
internet agar widyaiswara kreatif
yang telah dibuat oleh
untuk menulis di blognya.
widyaiswara.
2. Menambah variasi yang ada di
2. Widyaiswara melaksanakan
blog, merubah template, dan
80
kembali RPP yang telah dibuat
membuat blog menjadi menarik
dengan membuat handout dan
dengan pernak-pernik blog.
jobsheet serta indikator yang
Diantaranya menambah counter,
sesuai dalam membuat link, dan
jam, musik, animasi, dll.
memasukkan pernak-pernik
3. Setelah diberikan tugas-tugas
blog. Ternyata jiwa seni
internet dari widyaiswara,
widyaiswara sangat bagus.
widyaiswara mulai sibuk mengisi
Mereka membuat blognya lebih
blognya masing-masing. Terlihat
hidup dengan pernak-pernik
mulai banyak widyaiswara yang
blog. Bahkan ada yang sampai
menulis tulisannya sendiri dan
memelihara binatang virtual
hampir seluruh widyaiswara
dalam blognya. Untuk
melakukan proses updating
melakukan dan merombak
sehingga blog mereka sudah
disain web yang sudah ada,
terlihat isinya yang mulai
widyaiswara aksel perlu diakui
berbobot. Bahkan ada yang sudah
jempol karena mereka adalah
siap go international, dimana
jagonya. Mereka cepat sekali
profil widyaiswara dan
memahami bahasa HTML
arTeknologi Informasielnya sudah
secara mandiri.
menggunakan bahasa Inggris.
3. Dari tugas-tugas internet yang
4. Rata-rata widyaiswara lebih
diberikan oleh widyaiswara,
banyak menulis tentang
widyaiswara mengerjakannya
kegiatannya, kegiatan di diklat dan
81
dengan penuh antusias. Mereka
pendapat mereka mengapa
senang mengerjakannya dengan
widyaiswara perlu ngeblog dengan
suasana asyik dan mereka
versi mereka.
mengerjakan tugasnya dengan
5. Budaya Labschool mulai banyak
mengirimkannya melalui email.
ditulis oleh widyaiswara aksel,
4. Bila ada widyaiswara yang
diantaranya lintas juang osis,
belum mengerjakan tugas,
pelanTeknologi Informasian OSIS,
widyaiswara akan mengirimkan
kegiatan MOS, Moving class, dll.
email ke email widyaiswara.
6. Tugas diklat yang banyak
Untuk mengingatkan
membuat sebagian widyaiswara
widyaiswara dengan tugasnya
belum sempat mengupdate
atau widyaiswara mengirimkan
blognya. Bukan karena mereka
SMS ke handphone
tidak memiliki akses internet.
widyaiswara. Tindakan ini
Tugas diklat yang begitu banyak
ternyata efektif untuk meminta
membuat mereka lebih
widyaiswara mengupdate
mendahulukan tugas pelajaran lain
blognya.
daripada tugas blog.
5. Dari hasil angket widyaiswara
7. Ternyata situasi dan keadaan juga
yang disebarkan, ternyata
menyulut
widyaiswara perlu melakukan
menulis. Berita kebakaran yang
beberapa instrospeksi lalu
ada di Labschool pada tanggal 30
mendorong kembali
Juli 2013 membuat widyaiswara
82
widyaiswara
untuk
widyaiswara untuk menulis di
banyak menulis tentang berita
blog dengan banyak
kebakaran.
memberikan tugas-tugas
dengan foto peristiwa kebakaran.
internet yang mengarah kepada
Bahkan
lengkap
8. Berita kebakaran ini juga membuat
menulis arTeknologi
kami tersadrkan bahwa betapa
Informasiel bebas.
pentingnya menyimpan data di
6. Widyaiswara
mencatat
perkembangan
internet melalui blog yang kita
kreativitas
menulis
widyaiswara
dengan
menghitung
buat
untuk
menghindari
data
handal
hilang akibat bahaya kebakaran.
kembali
9. Adanya fasilitas link dalam blog
jumlah arTeknologi Informasiel
membuat widyaiswara aksel lebih
atau
tulisan
widyaiswara
yang
dibuat
saling
setiap
bulan.
temannya. Merekapun sudh pandai
Kemudian
widyaiswara
meminta
widyaiswara
membuat
link
teman-temannya
membuat
untuk
dengan
blog
agar
bisa
mengintip
terkenal
link dan
blog
ke
buatan
situs-situs
paling
favorit
dikunjungi. 10. Pada bulan Juli itu pula kami
saling memberikan komentar.
membeli komputer baru Built Up
7. Adanya link antar blog lebih
merk Acer sebanyak 40 unit dan
menyemangati
widyaiswara
terlihat sekali widyaiswara sangat
dalam menulis di blog agar
senang menggunakannya.
lebih
Komputer baru membuat mereka
banyak
lagi.
Apalagi
83
setelah mereka tahu kalau ada
lebih senang mengupdate blognya
hadiah doorprize dari sponsor
melalui jaringan internet di diklat
8. Widyaiswara juga mengerjakan
daripada di rumah. Selain akses
tugas untuk membuat counter
internetnya yang gratis, juga
visit atau jumlah pengunjung
kecepatan internetnya yang sudah
yang mengunjungi blognya.
mulai membaik dari sebelumnya.
Dari blog widyaiswara terlihat
Terima kasih Telkom!.
ada widyaiswara yang sudah
11. Dari siklus ketiga ini dapat
lebih dari 4565 pengunjung.
dibukTeknologi Informasian
Namun ada juga yang masih
bahwa adanya dorongan atau
sepi dari pengunjung hanya 63
motivasi yang kuat dan juga
pengunjung. Widyaiswara
melalui pembelajaran yang
memberikan motivasi kepada
mengundang dari widyaiswara
widyaiswara agar blog yang
banyak bermunculan tulisan-
dibuat dipublikasikan kepada
tulisan menarik dari widyaiswara.
teman-temannya yang lain.
Sifatnya ada yang humor, curahan
Sehingga blog yang dibuat
hati, melepas lelah, bahkan serius
dikenal oleh banyak orang.
total. Terlihat sekali keragaman
9. Widyaiswara
lebih
banyak
kreativitas menulis widyaiswara.
memberikan komentar di blog
Karenanya widyaiswara Teknologi
widyaiswara
Informasi harus terus memotivasi
untuk
terus
memberikan semangat menulis
widyaiswara baik via SMS atau
84
di blog. Dari tindakan ini
email agar widyaiswara rajin
ternyata
mengupdate tulisannya dengan
begitu
respon besar.
merasa Informasian
widyaiswara Peserta
didik
diperhaTeknologi dan
yang terbaru. 12. Blog yang dibuat widyaiswara
terjadilah
terlihat ramai pengunjungnya
interaksi antar blog widyaiswara
dengan adanya counter jumlah
dengan blog widyaiswara.
pengunjung di setiap blog
10. Widyaiswara memberikan
widyaiswara. Adanya blog di
contoh dengan banyak membuat
internet lebih mendorong
tulisan di blog widyaiswara.
widyaiswara dan widyaiswara
Ternyata dari banyaknya
untuk lebih aktif menulis sehingga
widyaiswara melakukan
dapat membuat pembelajaran yang
posting, anak-anak merasa
mengundang
termotivasi untuk memposting
13. Blog telah menggiring anak aksel
tulisannya. Widyaiswara juga
menjadi ketagihan untuk berlama-
banyak memberikan komentar
lama di depan komputer. Hal ini
di blog widyaiswara.
tentu saja mengundang komplain
Komentarnya bagus-bagus dan
dari beberapa orang tua yang
menyulut widyaiswara untuk
masuk ke telinga widyaiswara.
memperbaiki kinerja sebagai
Oleh karena itu widyaiswara
widyaiswara TEKNOLOGI
mengingatkan kembali kepada
INFORMASI agar lebih baik
widyaiswara agar dapat memanage
85
lagi di dalam menyampaikan
waktu dengan baik pada saat
materi pelajaran.
online di internet.
11. Pada
bulan
Juli,
tepatnya
14. Demam blog nampaknya telah
tanggal 30 Juli 2013 diklat kami
menghinggapi beberapa
mengalami musibah kebakaran.
widyaiswara aksel, hal ini terlihat
Dimana 6 lokal diklat kami di
dari munculnya blog baru yang
lantai tiga hangus terbakar.
dibuat oleh mereka. Mereka tidak
Dalam
puas hanya memiliki satu blog.
kejadian
ini
banyak
tulisan widyaiswara yang sangat
Mereka mencobanya lagi di
menyentuh hati. Diklat pun
tempat blog gratis lainnya.
turut prihatin dengan kejadian
15. Pada siklus ini, beberapa
ini.
widyaiswara telah memiliki lebih
12. Tulisan-tulisan widyaiswara
dari satu blog dan terlihat sekali
handal tentang kebakaran
mereka rajin memposting
banyak diliput oleh media cetak
tulisannya. Walaupun nampaknya
dan elektronik. Baik media
tulisan yang dibuat masih sifatnya
berupa surat kabar dari ibu kota
hiburan atau sekedar curhat.
maupun dari luar kota. Bahkan
16. Blog widyaiswara aksel lebih
ada beberapa foto mereka yang
banyak didominasi oleh gambar
diambil oleh wartawan untuk
dibandingkan teks. Bahkan ada
dimasukkan dalam deadline
yang sudah menlengkapinya
berita. Berita tentang kebakaran
dengan musik dan video.
86
Labschool sangat
17. Hampir semua widyaiswara sudah
mempengaruhi widyaiswara
tidak malu lagi mempublikasikan
untuk menulis, karena diklat
diri mereka. Hal ini terlihat dari
mereka (aksel-1) habis terbakar.
profil mereka yang dibuat dalam
13. Musibah kebakaran di
bahasa Inggris. Lengkap dengan
Labschool, membuat blog anak
foto dan biodata diri kalau mereka
aksel ramai dikunjungi oleh
diklat
orang lain untuk mencari berita.
18. Isi tulisan mereka sudah mulai
Hal ini dapat dilihat dari jumlah
mengarah kepada materi pelajaran
pengunjung dari blog mereka.
yang ada di diklat aksel, misalnya
14. Banyaknya tulisan ternyata
pelajaran biologi,
tidak menjamin akan banyak
matemaTeknologi Informasia, dan
juga dikunjungi orang. Isi dari
pengetahuan sosial atau Pkn. Hal
apa yang ditulis itu jauh lebih
ini menunjukkan kemajuan positif.
penting daripada banyaknya tulisan. 15. Tulisan widyaiswara mulai menjurus kepada materi pelajaran aksel.
Tabel 14. Data Tabel dan Grafik Jumlah Posting Widyaiswara pada Siklus III
87
Tabel 15. Data Tabel dan Grafik Jumlah Posting Widyaiswara pada Siklus III
30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
JULI
AGST
SEPT
Tabel 5. Grafik Jumlah Tulisan Widyaiswara Setiap Bulan pada Siklus III
200 150 100 50 0 POSTING TULISAN JULI
AGTS
88
SEPT
8. Analisis Data Siklus III 1. Pada siklus III ini, perencanaan yang disusun semuanya terlaksana dengan baik, dan telah mengungkapkan rumusan masalah penelitian. 2. Penggunaan media pembelajaran yang dibuat widyaiswara dengan program camtasia 5 ternyata menunjukkan hasil seperti yang diharapkan sebagai alat yang dapat membantu widyaiswara dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dibukTeknologi Informasian dari antusiasme widyaiswara dan hasil kusioner widyaiswara. 3. Hasil kuesioner widyaiswara handal terbukti menunjukkan bahwa media pembelajaran
sangat
berperan
dalam
meningkatkan
pemahaman
widyaiswara dan widyaiswara masih memerlukan bimbingan dari widyaiswara. 4. Semua widyaiswara sudah meng-update isi blognya dengan tulisan yang baik dan mulai banyak pengunjung yang membuka blog mereka. 5. Dari grafik jumlah posting/tulisan widyaiswara setiap bulan dari Juli s.d. September tidak terlihat mengalami kenaikan yang cukup besar. Bahkan dibulan September posting widyaiswara turun. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki kegiatan diklat yang cukup memakan waktu. Diantaranya lintas juang dan kegiatan lainnya. Sehingga sulit untuk mereka mengupdate blog yang dibuat dengan tulisan yang baru. 6. Pada bulan Juli widyaiswara mem-posting tulisannya sebanyak 164, pada bulan Agustus naik menjadi 188, dan pada bulan September turun kembali
89
menjadi 140. Kenaikan posting di bulan Juni dikarenakan pada bulan itu diklat libur. 7. Semua widyaiswara rajin meng-update blognya di siklus ketiga ini. Tulisan merekapun bagus-bagus, khususnya tentang tulisan pelajaran Biologi tentang peredaran darah. 8. Pada siklus ketigaa ini mereka telah dapat merubah-rubah template (desain) dan nama blog mereka sendiri, termasuk juga menambah elemen di template dengan HTML. Terlihat blog mereka rata-rata lebih didominasi oleh berbagai gambar atau foto-foto, musik dan video.
90
B. Analisis Hasil Penelitian Kegiatan Pembelajaran Setelah melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, selama 9 bulan sejak Januari s/d September 2013 terhadap widyaiswara diklat handal melalui pembuatan blog di internet menunjukkan bahwa kreativitas menulis widyaiswara diklat handal sudah mulai tumbuh dan meningkat. Ternyata, kreativitas menulis hanya bisa muncul kalau banyak membaca buku, banyak berlatih, dan menjadi pendengar yang baik. Menulis, berlatih, dan banyak membaca adalah satu kesatuan utuh yang tidak dapat terpisahkan (take and give). Menulis adalah sebuah kreativitas yang harus sering dilatih melalui proses yang cukup panjang. Bidang studi Bahasa Indonesia sebagai wadah yang dapat melatih kita dalam menulis dirasa belum cukup efektif. Namun sangat disayangkan, menulis nampaknya kurang tergarap dengan baik pada pelajaran bahasa Indonesia di beberapa diklat, termasuk dibalai diklat keagamaan manado. Conny Semiawan pakar kreativitas dari UNJ pernah mengatakan, diperlukan sebuah kreativitas untuk menulis yang enak dibaca dan bermanfaat. Kreativitas muncul, bila terus didorong melalui berbagai latihan, termasuk latihan menulis. Sayangnya, budaya menulis belum menjadi primadona di diklat kita. Masih banyak peserta didik kita yang tak mampu untuk menulis. Bahkan menuliskan ide atau gagasannya sendiri. Perlu dicari solusi memecahkan masalah ini. Anak didik di diklat kita harus pandai menulis. Para widyaiswara ditantang untuk menemukan metode baru dalam mengembangkan kreativitas menulis. Melalui proses pembuatan Blog diharapkan proses menulis itu akan terjadi. 91
Kunci untuk dapat menulis adalah memiliki perasaan senang dan banyak membaca buku serta menjadi pendengar yang baik. Anak harus diarahkan dulu agar senang membaca buku. Bila perasaan senang sudah muncul, maka akan muncullah potensi kreativitas widyaiswara. Demikian juga bila widyaiswara ingin anak didiknya pandai menulis, maka widyaiswara itu harus memulainya dari dirinya dulu. Widyaiswara akan merasakan bagaimana sulitnya memulai menulis. Bila menulis sudah sering dilakukan oleh para widyaiswara itu sendiri, maka widyaiswara akan merasakan nikmatnya menulis. Mengapa? Dengan makin sering menulis, widyaiswara akan dapat membuat sendiri bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak didiknya. Widyaiswara akan menguasai materi pelajarannya jika menulis. Bila tulisannya bagus, bermakna, dan sudah banyak, maka akan dapat menjadi sebuah buku pelajaran yang layak untuk dicetak dan dibaca oleh para peserta didiknya. Itulah contoh konkrit sebuah kreativitas menulis. Apalagi dengan adanya program Depdiknas yang menginginkan para widyaiswara agar dapat mengirimkan karya tulisnya dalam program buku elektronik yang dapat dilihat dan didownload melalui http://depdiknas.go.id . Karena itu budayakan kebiasaan menulis di diklat kita dari sekarang. Ajaklah anak didik kita untuk juga ikut menulis. Bila budaya menulis sudah tumbuh diantara widyaiswara dan anak didiknya, maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di diklat. Kreativitas akan muncul dari proses menulis itu. Akan terlihat mana widyaiswara yang kreatif, dan mana yang tidak dari proses menulis itu. Segeralah menulis buku!
92
Begitupun dengan peserta didik kita. Akan ketahuan mana anak yang terbiasa menulis, dan mana yang tidak terbiasa menulis. Anak harus didorong untuk dapat memunculkan kreativitas menulis. Potensi menulis mereka akan muncul bila sudah terbiasa menulis. Menulislah dari hal-hal yang ringan terlebih dahulu, misalnya menulis dalam buku harian. Lebih baik lagi bila kita menulis di blog pribadi di internet yang bisa berbagi dengan orang lain. Menulis dapat membangun kreativitas peserta didik. Menulis dapat mendidik peserta didik menciptakan sesuatu. Menciptakan buah pemikiran yang ada dalam otak peserta didik yang memunculkan ide-ide cemerlang. Menelurkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan bukanlah pekerjaan mudah. Dibutuhkan sebuah pembelajaran yang mengundang agar proses kreatif menulis itu muncul. Widyaiswara dan orang tua harus mampu mendorong anak-anaknya agar mampu mengembangkan kecakapan kreatif melalui menulis. Widyaiswara di diklat harus dapat menciptakan pembelajaran yang mengundang, agar menulis menjadi pelajaran yang disukai oleh anak. Senang dan gembira dalam suasana yang mengasyikkan harus dimunculkan dalam proses pembelajaran yang mengundang. Selain itu kemampuan mendengarkan peserta didik yang masih lemah perlu diperhaTeknologi Informasian juga oleh widyaiswara. Widyaiswara harus pandai menarik perhatian widyaiswara. Pembelajaran yang mengundang adalah pembelajaran yang mampu mendorong kreativitas dan memunculkan potensi widyaiswara. Perlu terobosan baru dari widyaiswara-widyaiswara di diklat untuk memunculkan kreativitas menulis. Untuk itu, para widyaiswara ditantang untuk mampu menciptakan proses 93
pembelajaran yang bisa mengelaborasi antara materi pelajaran teori dan prakTeknologi Informasi secara menarik. Melalui pembelajaran internet, widyaiswara diarahkan untuk dapat menulis di blog atau website pribadinya masing-masing. Kesempatan mengembangkan pembelajaran
yang mengundang itu
sebenarnya cukup terbuka, apalagi dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memberikan otonomi pendidikan pada diklat masingmasing. Karena itu diklat dan widyaiswara harus mampu memanfaatkan potensi mereka untuk menemukan cara mengajar yang demokratis dan mampu menggali potensi diri setiap peserta didik. Sekarang ini belajar di diklat tidak bisa lagi satu arah dan satu sumber. Justru widyaiswara yang harus berkreasi bagaimana materi pelajaran yang disampaikannya bisa dipahami secara baik oleh widyaiswara. Oleh karena itu mari memulainya dengan cara belajar menulis. Menulis adalah sebuah kreativitas yang dapat dimunculkan oleh widyaiswara dalam mentransfer ilmunya. Semoga dari kebiasaan menulis, dapat memunculkan kreativitas dan potensi widyaiswara.
94
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kreativitas menulis adalah kemampuan kreatif yang harus selalu kita tingkatkan dalam menulis. Sebuah blog adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Menulis di Blog mungkin dianggap sebagai pekerjaan mengisi waktu luang bagi kebanyakan orang pada awalnya, tetapi kenyataan yang sering terjadi kemudian adalah seorang penulis blog yang aktif memerlukan waktu yang lebih dari sekedar mengisi waktu luang. Walaupun bisa jadi memerlukan waktu dan perhatian khusus, menulis blog bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Untuk meningkatkan kreativitas menulis widyaiswara di diklat handal melalui pembuatan blog di internet dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1. Memberikan motivasi atau dorongan terus menerus kepada widyaiswara untuk senantiasa meng-update blog yang telah dibuat. Motivasi yang tinggi akan menimbulkan kreativitas menulis pada pembuatan blog di internet. 2. Memberikan
tugas-tugas
internet
untuk
dikerjakan
di
rumah
mengarahkan widyaiswara untuk aktif menulis di blog mereka sendiri.
95
yang
3. Menugaskan widyaiswara pada saat praktek internet di diklat untuk menuliskan apa saja yang menarik perhatiannya dalam blog yang telah dibuat sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembacanya 4. Memberikan contoh keteladanan kepada widyaiswara bagaimana menulis yang baik dengan membuat blog widyaiswara yang interaktif dan selalu ter-update 5. Memberikan komentar positif pada blog widyaiswara agar widyaiswara merasa tulisannya dihargai oleh widyaiswara, dan berikan doorprize untuk widyaiswara yang rajin mem-posting tulisan-tulisan kretifnya. 6. Membuat sendiri media pembelajaran melalui program camtasia 5 dengan materi membuat dan mengisi blog untuk memudahkan widyaiswara dalam memahami materi yang diberikan oleh widyaiswara dengan bentuk VCD. Penelitian ini juga menemukan bahwa fasilitas yang mendukung lengkap dengan komputer dan akses internetnya tidak menjamin peserta didik mampu mengembangkan kreativitas menulisnya. Adanya motivasi yang kuat dan kemauan untuk belajar merupakan kunci keberhasilan dalam membuat tulisan di blog yang bermanfaat untuk orang lain. Dengan ter-update-nya tulisan widyaiswara melalui pembelajaran yang mengundang, maka akan terlihat peningkatan kreativitas menulis widyaiswara. Widyaiswara menjadi aktif dalam menulis (learner centered) pada blognya sendiri. Kemampuan berpikir widyaiswara menjadi lebih terasah dan widyaiswara menjadi terlatih untuk belajar secara mandiri tanpa harus ada bimbingan widyaiswara. Pembelajaran tidak lagi dilakukan di dalam diklat tapi juga di luar 96
diklat. Widyaiswara dapat belajar dimana saja dalam suasana yang menyenangkan dan mengasyikkan sehingga menghasilkan pembelajaran internet yang bermutu. Dari hasil Penelitian ini, ternyata diperlukan adanya dorongan atau motivasi dari widyaiswara bahwa sebenarnya mereka mampu untuk menulis. Adanya dorongan kuat dari widyaiswara dengan memberikan tugas-tugas internet dalam membuat blog secara mandiri dapat menumbuhkan kreativitas menulis widyaiswara handal. Hal ini terlihat dari hasil refleksi dari tiga siklus yang telah dilakukan. Jumlah atau banyaknya tulisan menjadi tidak begitu penting dibanding dari isi informasi yang disampaikan dalam blog. Pernak-pernik blog pun demikian. Namun, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa anak handal lebih kreatif dalam mengkombinasikan teks, photo (gambar), musik, dan video. Blog mereka lebih didominasi pernak-pernik blog dan gambar-gambar yang menunjukkan keragaman kreativitas yang mereka miliki. Blog yang dibuat oleh widyaiswara handal tidak kalah hasilnya dengan blog profesional yang dibuat oleh para ahli disain web.
B. Saran
Widyaiswara disarankan untuk terus mendorong widyaiswara dalam menumbuhkan kreativitas menulis widyaiswara melalui pembuatan blog di internet. Dalam proses pembuatan blog akan terlihat kreativitas menulis widyaiswara yang harus diimbangi dengan budaya menulis di kalangan
97
widyaiswara, sehingga blog yang mereka buat ter-update dengan baik. Baru kemudian pernak-pernik blog.
Dalam proses pembelajaran, widyaiswara harus dapat mendorong widyaiswara untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Dengan banyak menulis, widyaiswara dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Yang harus dilakukan widyaiswara adalah dengan banyak memberikan tugas-tugas internet yang
mengundang
widyaiswara
untuk
aktif
dengan
suasana
yang
menyenangkan.
Dengan mengajarkan widyaiswara untuk menulis di blognya sendiri, widyaiswara
dapat
menuliskan
tentang
budaya
diklatnya,
sehingga
menimbulkan rasa bangga pada diri widyaiswara bahwa diklatnya adalah diklat yang terbaik. Mereka secara langsung telah mempublikasikan diklat lewat blog mereka yang menarik itu.
Saat ini belum banyak diklat yang memanfaatkan jaringan internet dan intranet sebagai
sarana
pemanfaatan
Teknologi
Informasi
dalam
proses
pembelajarannya. Budaya menulis tidak harus dilakukan dengan cara online di internet,
diklat
dapat
mengembangkan
jaringan
intranetnya
dengan
membangun server lokal yang dapat menampung tulisan-tulisan widyaiswara dan widyaiswara.
Diklat sebaiknya memiliki server sendiri yang mampu menyimpan hasil karya tulis widyaiswara. Dengan memiliki server sendiri, biaya akses internet dapat ditekan, dan dokumen file dapat dibuka dengan cepat.
98
Biaya internet yang masih mahal menjadi kendala dalam pembuatan blog widyaiswara. Karena itu widyaiswara dituntut untuk membuat media pembelajaran yang membantu widyaiswara dalam memahami materi yang diberikan. Pada Penelitian
ini widyaiswara mencoba membuatnya dengan
program Camtasia 5 dan ternyata sangat membantu widyaiswara di dalam memahami
materi
pembuatan
99
blog
di
internet.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto., Suharsimi., Suhardjono., dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Diklat. Jakarta: Bina Aksara. Buzan, Tony. 2003. Head First. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Campbell, David.1986. Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius. Craft, Anna. 2000. Membangun Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press. Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kurikulum Teknologi informasi tahun 2006. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa (Program Handal). Jakarta: Depdiknas. Dryden, Gordon dan Jeannette Vos. 2000. Revolusi Cara Belajar. Bandung Kaifa. Esti Sri Wuryani. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Prayitno, Joko. Motivasi dalam Belajar. Koran Republika. [Rabu 18 Juni 2013]. Hawadi., Reni Akbar., R. Sihadi Darmo Wihandjo., dan Mardi Wiyono. 2001. Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo. Munandar, Utami. 2002. Rineka Cipta.
Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl. 2002. Accelerated Learning. Bandung: Nuansa. Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana. Tim Redaksi.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka --------. 2001. Kreativitas. Jakarta: Grasindo
100
101