RESPON UMAT ISLAM TERHA.DAP MISI IffiISTEN DI INDONESIA (1945 s/d 1990)
Oleh
IDA HUMAIDA 1952211806
Jurusan Sejarah l(ebudayaan Islam Fakultas Ad ab IAIN Syarif Hidaya1tullah Jakarta 1421HI2000 M
H.ESPON lJMAT ISLAM TJI:RI-IA.l)AP MISI l(RIS1'EN l)I INDONESIA (1945 s/d 1990)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Gelar Saijana Agama Oleh
IDAHUMAIDA
1952211806 Di Bawah Bimbingan
l)embimbing I
Pembimbing II
Drs. Jajat Burhanuddin, MA. NIP. 150268781
Jurusan Sejarah I(ebudayaan Isfatm Fakultas A dab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGESAHAN PANITIA U.J!AN
Skripsi yang be1:judul: "RESPON UMAT [SLAM TERl-IADAP MIS! KRISTEN DI INDONESIA (1945 's/d 1990 )" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas ADAB.
IAIN
Syarif I-lidayatullah .Jakarta pada tanggal
5 Februari 2001. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh geiar Sarjana Program strata 1 (S 1) pad a .lurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI). Jakarta. 5 Februari 200 I
Sidang Munaqasyah Sekretaris Merangkap Anggota.
Ketua Merangkap Anggota.
= A· ~ =------=::::> Dr. H. Faturrahman Rauf NIP: 150 103 889
~~ NIP: 150 122 620
Ors. Parlindungan Siregar. MAg NIP : 150 268 588
Anggota
Ors. 1-1. Budi Sulistiono. M. Hum NIP : 150 236 276
Ors. Jajal Burhanuddin. MA NIP: 150 268 781
KATA PENGANTAR
His mi Ila hirro h man i rrnhi m !Jcngan na111a ;\llah yang 111aha pengasih lagi tnaha pcnyayang. Segala puji
dan syukur pcnulis panjatkan kehadirat Aliah SWT, yang tclah 1ncli111pahkan taulik dan hiclayah-Nya kepada kita sen1ua, sehingga 111asih n1engikuti perken1bangan i!n1u
sarnpai sdrnrang, bahkan atas izin serta petunjuk-Nya hingga penulis clapat 111enyusun Skripsi ini. Shalawat clan salarn penulis sarnpaikan kepacla Nabi fVluha111111acl SAW. yang telah rnernbawa urnatnya clari bentuk kehiclupan kegelapan yang penuh clengan kehinaan clan kesengsaraan kepacla suatu bentuk kehiclupan Nur yang penuh clengan keclamaian clan keselarnatan cli clunia maupun cli akhirat. Dengan rnengucapkan puji syukur kehaclirat Allah SWT, akhirnya sa111pa1 kepacla penulis untuk menulis clan menyelesaikan Skripsi ini, yang rasannya tidak rnungkin penulis selesaikan mengingat lemahnya pengetahuan penulis, namun berkai Karunia clan Rahrnat-Nya juga, tulisan ini akhirnya clapat selesai, walaupun dala111 bentuk yang masih jauh dari sernpurna. Skripsi ini pcnulis pcrscmbahkan untuk keclua orang tua tercinta, U111i clan Buya yang telah mendiclik clan membesarkan penulis, serta kesabaran rnereka yang Juar biasa tetap rnemberikan sernangat penulis untuk
menyeiesaikan tugas akhir
skripsi ini. Kakak dan adik tercinta atas clukungan rnorilnya selama ini. Penulis sangat n1enyadari bahvva tanpa bantuan clan dorongan dari berbagai
pihak tentunya Skripsi ini ticlak akan terselesaikan, olch karena itu pcnulis 1ngrn
n1enyan1paikan ucapan teri111a k.asih yang seclalan1-dalan1nya ke berbagai pihak. antara lain:
1. Bapak Ors. Faturrrahrnan Rauf, selaku Dekan Fakulws J\clab.
2. Bapak Ors. H. Abdul Chair. MA., selaku Ketua .lc1rusan Sejarah clan Kebudayaan Islam. 3. Bapak Ors. l'arlindungan Siregar, MAg, selaku Sekrelaris .lurusan Sejarah dan Kebuclayaan Islam. 4. Bapak Ors. H. Baclri Yatirn, MA, selaku Pernbimbing I, yang Lelah dengan ikhlas rnernberikan saran clan petunjuk clalarn tehnis penulisan Skripsi ini dan tidak segan-segan n1engkritik clan n1engoreksi serta n1en1herikan gagasan-gagasan clalan1 penulisan Skripsi ini hingga selesai.
5. Ors. .lajat Burhanuddin, MA., selaku pernbimbing II, yang telah memberikan saran clan petunjuknya clalarn menyelesaikan Skripsi ini. 6. Para Oosen Fakultas Aclab yang telah rnembimbing penulis selama rnusa perkuliahan. 7. Untuk seseorang yang telah memberikan kontribusinya yang signilikun akan tuntasnya skripsi ini, Robi Nurhacli SIP. Belahan jiwa yang leluh rnengisi ruang kosong di hati. Terima kasih untuk ticlak bosan-bosanny«1 dalam memberikan rnotivasi untuk segera menyele:mikan skripsi ini.
..
lugas <1khi1
X.
LJntuk sahabat lc.:rcinlu, Zakiyah l)arajal, yang lclah 1kut
nit:1nbL·r1k~111
sen1angatnya yang luar biasa serta dorongan n1ori! unluk inenyclesaikun
skripsi ini 9. Rekan-rekan FASK! angkatan '95 clan ·96 yang tel ah 111e111berika11 dukungan juga suportnya, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu na111anya. namun telah ikut rnernbantu penulis dala111 meyelesaikan Skripssi ini. Akhirnya, penulis menyaclari akan segala kekurangan-kekurangan yang ad" dala111
menyelesaikan
skripsi
1111,
dengan
segala
kerendahan
lrnti,
penulis
mengharapkan kritik clan saran. kepacla-Mu jualah penulis 111encurahka11 segalanya. scn1oga an1al clan niat yang baik n1endapat pahala clan balasan yang berlipat gHnda .
.-\min.
Jakarta. 12 .luni 2000
Penulis
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................... .
DAFTAR ISI ...... ... ...... ... ......... ...... ... ...... ... ... ......... ...............
BAB I
BAB II
iv
PENDAHULUAN
A.
Pemilihan Pokok Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masai ah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
8
C.
Metode Pembahasan. .. ... ... . .. . .. ... ... ... ... ... .. . .. . .. . ... ...
10
D.
Sistematika Penyusunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . ..
11
MISIONARI DI INDONESIA
A.
Misi dan Perkembangannya Sampai Dengan Masa Kolonia!
13
B.
Misi pad a Kemerdekaan Sampai Akhir Orde Lama. . . . . . . . . . .
24
C.
Misi Pada Masa Orde Baru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
29
BAS HI
BAB IV
RES PON UMA T ISLAM TERHADAP M!SiONARJ
A
Respon Ekstreme ...
42
B.
Respon Moderat ................................................. .
48
RESPON ORGANISASI MASSA ISLAM TERHADAP PENETRASI MISI KRISTEN
BAB V
A.
Muhammadiyah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
55
B.
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
65
PENUTUP
A.
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
72
B.
Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... ... . .. .....
74
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . .. . .. . .. .. .
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................... ..............................
80
BAB I PENDAHULUAN
A. Pemilihan Pokok Masalah Berbicara mengenai persoalan agama di Indonesia menjacli suatu hal yang riskan, terlebih hal itu kemuclian clianggap sebagai permasalahan yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama Ras, clan Antar Golongan). Ironisnya, untuk meredam ha! itu, pemerintah selalu berlindung di balik konsep toleransi. Di kalangan umat Islam santer dibicarakan tentang meningkatnya kegiatan kaum Kristen di berbagai biclang. Hal itu dapat dilihat pada laporan para utusan dari berbagai daerah di forum kongres ormas-om1as Islam atau lembaga dakwah, munculnya keluhan umat Isli,Ull dalam setiap surat kabar clan majalah dipenuhi oleh saratnya informasi tentang meningkatnya kegiatan misionari dalam berbagai bcntuk clan manifestasinya. Menjelang pertengahan Abad ke-19, hampir scluruh Dunia Muslim telahjatuh di kaki kekuasaan-kekuasaan kolonial. Dunia Islam telah dijaclikan seperti parcel oleh pemerintah Kolonia! Eropa, sepanjang sejarah kolonialnya Eropa diilhami oleh semangat misi yang sama yang telah mengilhami misionari Kristen. Dengan begitu, kcgiatan
misionari
sebenamya memiliki
sejarah panjang ke1jasama clengan
kolonialis111c, yang 111asing-111asing tclah tcrkail sccara simbiolik.
2
Apa yang te1jadi dalam kaitan era! antara kegiatan misionari dengan kekuatan kolonial ini, menjadi sebab hampir semua Muslim yang terjajah menjadi curiga terhadap segala kegiatan misionari, tak peduli dengan motif tulusnya. Seorang Nasrani Eropa, Samuel Zwemmer,berkata: "Tujuan utama dari kerja misionari Kristen bukanlah untuk membawa orang-orang Islam menjadi Kristen, tetapi untuk mencabut mereka keluar dari Islam". 1 Kecurigaan
kalangan Muslim itu semakin mendalam ketika mereka
menyaksikan layanan kemanusiaan yang menonjol dalam kegiatan misionari, seperti bantuan pendidikan, kesehatan/keuangan untuk memasyarakatkan ajaran Kristen. Hal ini mereka pandang sebagai suatu ha! yang san1a yaitu upaya Kristenisasi. Ketika Indonesia Merdeka, apa yang dilakukan misionari Kolonia!, terwarisi dengan baik oleh misionari pribumi mereka menemskan apa yang menjadi cita-cita awal Gerejani Kristen, membuat ummat Islam keluar dari Islam atau paling tidak Atheis. Ada sebuah peristiwa yang selalu menjadi mjukan para penulis ketika ingin menulis tentang hubungan Islam-Kristen di Indonesia, yaitu, mengenai wakil-wakil kaum Nasrani di Indonesia bagian timur yang tidak setuju terhadap pencantuman tujuh kata ("... dengan kewajiban melaksanakan Syariat Islam bagi pemeluknya") dalam Mukaddimah UUD 1945 hasil pemufakatan sembilan tokoh Nasional.
1
Dr. Alwi Shihab, Islam lnklusif, Memfiu sikap terbuka dalam beragama, (Bandung, Mizan, 1997, cet ke-1) hal 9
3
Sejak saat itu, sungguhpun pada akhirnya tujuh kata itu, dihapuskan mereka tetap menempuh cara lain sebagai bentuk kekecewaan terhadap ticlak dicantumkannya "tujuh kata" dalam pembukaan UUD 1945. Dibidang Legislatif misalnya, mereka berusaha keras untuk menggagalkan setiap usaha pengesahan undang-undang yang diinginkan mnat Islam untuk dapat lebih mentaati ajaran-ajaran ag;ama mereka. 2 Sebut saja misalnya, UU mengenai perkawinan, penclidikan, dan peradilan agama, diwaktu pengambilan suara mengenai RUU perkawinan, fraksi katholik dan Protestan Walk out, meninggalkan sidang secara demonstratif. Pada kasus RUU peradilan agama misalnya, pemimpin-pemimpin mereka terns aktif dengan lisan maupun tulisan dalam media yang mereka miliki. Seorang pendeta Katholik, Peter Jesuit, Rektor Kolese Canisius di Jakarta, secara terang-terangan, mengingatkan lagi kepada umat Islam : "Tidak ada toleransi untuk Piagam Jakarta."' Hal itu, artinya mereka tidak akan membiarkan kemungkinan terbukanya umat Islam untuk mengatur kehidupan beragama di Indonesia. Sejarah panjang kegiatan misionari di Indonesia, berawal dari kedatangan bangsa Portugis seiring dengan perjalanan Columbus. Bangsa Portugis yang menemukan rute ke Asia lewat Afrika Selatan menandai era baru kegiatan misionari
2
Usaha seperti ini bukan saja dilakukan oleh kalangan Kristen saja, tetapi juga dari kalangna Nasionalis Muslim sekuler, bahkan golongan terakhir inilah yang paling menentukan, lihat Dr. Alwi Shihab, tvfembendung arus 3
Majalah Media Dakwah, Syawal 1420/Januari 2000, ha! 6
4
di kepulauan Inclonesia. 4 Pacla tahun 1511, Portugis berhasil menclaratkan kapalnya di Malaka, clan pada akhir tahun yang sama berhasil mencapai Maluku. Kemuclian agama Kristen memasuki daerah tersebut, mengikuti jalur perjalanan Portugis, Salib ditanamkan climanapun kapal Po!1l1gis. Salib clitanamkan climan.apun kapal Portu§;is mendarat. Dengan bangkitnya kekuatan Belanda, kegiatan misionari beralih ke VOC clan mulailah berkembang Kristen Protestan di wilayah ini. Mereka mengambil alih Pastor clan jemaah Kristen di bawah pengarnh mereka. Sehingga secara umum mereka benar-benar berhasil clalam usaha untuk menyebarkan ajaran Kristen di Indonesia. 5 Menurut Alwi Shihab,. pada umumnya Islam memandang Kristen sebagai Ahlul Kitab yang harus dihormati tetapi sepanjang perjalanan sejarah, hubungan yang telah menjadi sumber kebaikan bagi keduanya ini telah menjadi sumber berbagai kesalahfahaman, keticlakpercayaan clan konflik. 6 Pandangan Alwi di atas senada clengan Th. Sumartana, St. Sunardi clan Farid Warjidi, yang mengatakan: " Salah satu sebab pertentangan antara kedua agama besar ini (IslamKristen) menyangkut hal penyebaran agama (dakwah, zending, misi). Agama pada masa itu menampilkan dirinya sebagai potensi disintegratif yang cukup
·• Qanrnrucldin Hidayat, (Ed.) Passing Over, Melin/asi Batas Agama, (Jakarta: Gramedia clan Paramadina, 1998) cet ke-1ha!203 5
Bahkan menurut Almanak Pemerintah untuk Hindia Belanda hanya ada l 7 Pendeta, 27 Misionari clan satu pastur tapi jumlah ini meningkat pada tahun l 900, menjadi be11urut-turut 27,33,49, lihat Dr. Alwi Shihab, Islam lnklusif hal l l 6
Th. Sumartana, "Pengantar; menuju Dialog antar Iman, dalam Dialog Kritik Jan Jdentitas Agama, Yogyakm1a: dian/lnterfidei, tahun I, ha! X
5
menonjol clisamping biclang-biclang lainnya, seperti ideologi, politik clan kesukuan". 7 Sementara itu, clalam cloktrin ajaran Kristen clikenal aclanya perintah untuk melakukan penginjilan (Evengelisasi), yaitu, ketika Kristus berpesan kepacla muriclnya untuk "pergi clan mengajak muricl-muricl clari semua bangsa". 8 Selain itu cloktrin penginjilan juga clisanclarkan pacla kitab-kitab Kristus yang populer clalam Matius 12 : 30 "Siapa ticlak bersama Aku, Ia melawan Aku clan Siapa ticlak mengumpulkan bersama Aku, la menceraiberaikan .. " 9 Kcgialan misi dan kristcnisasi di lncloncsia, tampak mcningkat sctclah meletusnya pemberontakan G 30 S I PK.I.
Keluarga orang-orang komunis yang
ditangkap clan umat Islam yang miskin aclalah sasaran utama mereka. Berpuluh-puluh ribu orang terpaksa masuk Kristen berkat bujukan-bujukan clan dana-dana dari misi tersebut.
10
Pada tahun 1967, misi tersebut mulai menunjukkan cara-cara yang sangat menyinggung perasaan umat Islam, yaitu mendirikan gereja-gereja dan sekolahsekolah Kristen di lingkungan kaum Muslimin. Lembaga-lembaga pendidikan dan keagamaan tersebut tumbuh "bagaikan jamur di musim hujan", di seluruh pelosok
7
Ibid, ha! 92
8
Matius 28: I 9, ha! 19
9
Alkitab Matius 28: I 9, Perjanjian baru (Jakarta: Lembaga Alkitab indonesia, 1997) Cet. Ke
157hal 19
'°
M. Natsir, "Islam dan Kristen di Indonesia" (Bandung, Pelajar dan Bulan sabit, 1969) cet ke-1 ha! 207
6
Indonesia." Aclalah naif apabila clikatakan bahwa kegiatan misionari ini ticlak membutuhkan modal dan para ahli, baik di bidang agama maupun di biclang teknik riset. Dana dari luar negeri tentu saja menjadi faktor pendukung yang signifikan, dalam Harian Sinar Harapan (25 Mei 1973) misalnya, disebutkan bahwa dari
·'international Christian Aid" saja sudah tersedia dana $ 150.000,- clan dari World Council of Churches sebesar $ 200.000,- serta belum lagi pada tahun-tahun sebelum clan sesuclahnya. 12 Keaclaan yang demikian telah menimbulkan respon clan reaksi keras dari umat Islam, hal ini bisa clilihat clari berbagai peristiwa yaitu : perusakan gereja-gereja di Meulaboh, Aceh (Juni i 967), Makasar, Ujung Panclang (Oktober 1967) clan sekolah Kristen di Slipi, Jakarta. 13 Kejaclian-kejadian tersebut terjacli karena pendapat clan tuntutan-tuntutan clari kaum muslimin
kepacla pihak-pihak yang bersangkutan juga pemerintah tidak
menclapat sambutan yang positif, antara lain yaitu tentang pendirian gereja clan sekolah-sekolah Kristen yang dibangun tanpa meminta izin kepada pemerintah setempat. Dalam tahun 1967, dalam suatu permusyawaratan antar agama yang sengaja cliadakan oleh pemerintah di kantor Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Presiden
11
Ibid
12
Sinar Harapan 25 Mei 1973
13
M.
Natsir, Op.cit.,
ha! 172
7
Soeharto pernah menyampaikan suatu Appeal agar hendaknya umat beragama lebih memusatkan perhatiannya dalam mempertinggi mutu agama golongan masing-masing clan menjaga agar jangan ada satu golongan agama yang merasakan dirinya sebagai sasaran propaganda dari agama yang iain." Dari pihak Islam diusulkanlah suatu "modus vivendi" suatu rumusan Piagam antar agama yang sesuai dengan Appeal Presiden Soeharto tersebut. Namun pihak Kristen baik Protestan maupun Khatolik menolaknya mentah-mentah." Dengan demikian persoalan misionari di Indonesia adalah sebuah persoalan yang menarik untuk diangkat karena kompleksitasnya sehingga sedikit ilmuan yang berusaha untuk menulis tentang ha! ini. Berangkat dari pemikiran tersebut, Penulis mengajukan sebuah judul Skripsi : "Respon Muslim Terhadap Penetrasi Misi Kristen Di Indonesia 1945-1990" Berkenaan dengan itu, dapat penulis tegaskan beberapa alasan memilih pokok masalah tersebut: Pertama, masih sangat sedikit tulisan yang berkenaan dengan "Aktivitas Misionari Kristen'', mungkin ha! ini disebabkan oleh 2 dua hal. ketidaksediaan
untuk
membahas
permasalahan
yang
dapat
pertama adalah memunculkan
pertentangan tersembunyi antara umat Islam clan Kristen di Indonesia ke permukaan.
" Lukman Hakim (Ed), "lntoleransi Kaum Nasrani Terhadap Umat Islam" Dalam Fakta dan Data; Usaha-usaha Kristenisasi di Indonesia, (Jakarta: Media Dakwah, 1983), hal 20 15
M. Natsir, Mencari Modus Vivendi di Antara Umat Beraga1na di Indonesia, (Jakarta: Media Dakwah, i 983), hal. 20
3
Alasan kedua adalah kehati-hatian yang berlebihan, berusaha untuk tidak mengusik kepekaan pemerintah terhadap permasalahan yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama, Ras & Antar Golongan). Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan misionari ini, sebagai sumbangsih pemikiran clan upaya memecah kebekuan menulis tentang kegiatan misionari.
Kedua, tulisan ini tidak berusaha untuk mendiskreditkan umat Kristen sebagai Kelompok Minoritas di Indonesia, namun lebih merupakan pengungkapan fakta sej arah terhadap ad anya aktivitas misionari.
Ketiga, Sesuai dengan tema, Penulis ingin mengungkap lebih jauh mengenai bentuk respon yang diberikan umat Islam terhadap adanya kegiatan misi, dan mengungkap lebih jauh keterlibatan organisasi massa Islam (dalam ha! ini Muhammacliyah dan DDII), sebagai bentuk clari lembaga formal umat Islam clalam merespon aclanya misi.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Kajian clalam Skripsi ini sesungguhnya memerlukan uraian yang panjang clan luas, sehubungan clengan sumber-sumber kajian sejarah masa lain clan problem kontemporer yang mesti climunculkan. Namun begitu, Penulis bernpaya untuk membatasi pembahasan pacla: respon muslim clalam ha! ini cliwakili Ormas Islam Muhammacliyah clan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia terhadap misionari di Indonesia. Dipilihnya dua Organisasi ini, bukan berarti menafikan peran organisasi lain clalam merespons aclanya kegiatan misi, namun, penulis melihat berclasarkan
9
fakta dan data yang ada. Kedua Organisasi inilah yang secara nyata, melakukan kegiatan-kegiatan sebagai reaksi terhadap adanya kegiatan misi dan meresponnya baik dalam bentuk pengiriman-pengiriman Da'i ke berbagai pelosok daerah untuk mengimbangi banyaknya pastur yang disebar lembaga Gereja, seperti yang dilakukan Muhammadiyah, maupun dengan jalan memunculkan fakta adanya misi ke dalam media jurnalistik dalam ha! ini, DDII, mengeluarkan sebuah majalah fakta dan data yang isinya mengenai beberapa kegiatan yang dilakukan kaum Nasrani dalam usaha misionarinya di Indonesia. Selain itu, pada kajian tentang misi (dalam Bab II), Penulis membatasi hanya '
pada masa kolonial (Misi Kristen awal yang dimotori Portugis dan misi Kristen Protestan di bawah Kolonia! Belanda).
Sementara pada zmnan Jepang tidak
disinggung, karena memang hubungan Islam dan Kristen ketika itu yang sebelumnya meruncing mereda untuk sementara. Tidak ada lagi kegiatan misi yang dilakuakan misionari pribumi. Mengenai istilah Zending, yang penulis cantumkan dalam pembahasan mengenai Misionari pada masa Kolonia!, pada dasamya istilah ini, sama dengan "rnisi" namun, zending berasal dari bahasa Belanda yang berarti pengutusan Injil, Tuhan Yesus Kristus keseluruh dunia, istilah zending hanya digunakan oleh misionari Protestan ketika zaman Belanda. Sementara misi, berasal dari bahasa lnggris mission yang berarti mengabarkan atau menyampaikan istilah ini dipakai oleh Portugis sesuai
10
dcngan latar bclakang bahasanya. Untuk pernbahasan sdanjutnya pcnulis ilanya akan n1cnggunakan istilah n1isi.
C. Metode Pembahasan
Dalam
upaya
untuk
memudahkan
penyusunan
skripsi
ini,
Penulis
menggunakan pendekatan analisis historis mengenai respon Muslim terhadap misionari di Indonesia sesuai dengan tiga tahapan metode pembahasan sebagai berikut: pertama, heuristik atau penelurusan data. Ada dua data yang penulis jadikan rujukan, pertama data primer seperti Peraturan Pemerintah (PP) tentang pedoman penyiaran agama atau menelusuri langsung data statistik penduduk menurut propinsi dan agama dengan bersumber dari Pusat Statistik Indonesia atau penelurusan data otentik mengenai fakta dan data adanya kegiatan Kristenisasi di berbagai daerah. Kedua, data sekunder. Penulis· banyak mengambil sumber dari buku-buku, jurnal, surat kabar, dan tulisan-tulisan yang membahas penetrasi misi Kristen di Indonesia. Kedua Analisa, penulis mencoba melakukan kritik terhadap data yang ada dengan mencoba membandingkan satu informasi dengan informasi lainnya, sehingga didapat data yang penulis anggap paling akurat untuk dijaclikan rujukan dalam skripsi ini. Ketiga Historiograji, teknik dan penulisan skripsi ini mengacu pada pecloman penulisan skripsi, tesis dan clisertasi yang disusun oleh Tim IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
Guna mendukung pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan pembahasan dengan menganalisa munculnya respon dan reaksi umat Islam terhadap kegiatan misi, dari sini banyak pertanyaan yang bisa dimunculkan, bagaimana awal kegiatan para misionari Kristen di Indonesia? Bagaimana kebijakan Pemerintah ketika itu terhadap adanya kegiatan misi, dimana Pemerintah (Kolonia! Belanda) rnengatakan Netral agama? Adakah pengaruh kebijakan Pernerintah orde lama rnaupun orde barn, terhadap konflik yang berkepanjangan antara Islam-Kristen? Bagaimanakah bentuk respon umat Islan1 terhadap rnaraknya kegiatan misi di Indonesia?. Sejumlah pertanyaan diatas kiranya bisa difahami sebagai upaya penulis untuk membuat suatu rumusan skripsi guna memudahkan kajian yang mengarah pada bentuk respon yang diberikan umat Islam terhadap kegiatan misi di Indonesia. D. Sistcmatika Pcnyusunan
Penyusunan skripsi ini secara sistematis terbagi atas lima pembahasan, dimulai dari Bab I dan disusul Bab berikutnya. Bab I menggambarkan seputar masalah yang diangkat, mulai dari pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan, metode pembahasan serta sistematika penyusunan. Bab II membahas deskripsi misionari di Indonesia sebagai objek kajian, dalam bab ini diuraikan perkembangan misi dari sejak masa kolonial, masa kemerdekaan hingga masa Orde Baru.
12
Bab Ill, memuat pembahasan tentang respon umat Islam terhadap kegiatan misi, dalam bentuk respon ekstrem dan moderat. Bab IV, membahas tentang respon muslim yang diwakili oleh dua Ormas Islam, yaitu Muhammadiyah dan Dewan Dakwah Islam Indonesia. Seluruh kajian dalam skripsi ini, Penulis akhiri dalam Bab V yang menyajikan kesimpulan dan saran-saran dalam rangka ikut serta me:mberikan kontribusi pemikiran bagi langkanya penulisan tentang misionari di Indonesia.
BAB 11
MISIONARI DI INDONESIA
A. Misi Dan Perkembangannya Sampai Dengan Masa Kolonia! Istilah misi sesungguhnya tidak pemah ditemukan dalam kitab per1an11an baru, kendati di dalamnya terdapat kurang Iebih sembilan puluh lima ungkapan Yunani yang berhubungan dengan misi.' Salah satu ungkapan Yunani yang bernuansa misi adalah "apostello" yang berarti "mengutus" sedangkan kata misi itu sendiri berasal dari bahasa latin "mitto" yang berarti "mengutus".2 Berkaitan dengan ini David J. Bosch, memberikan ilustrasi
menarik:
"Bahwa yang dimaksud dengan misi, adalah: (a) penyebaran Iman (b) perluasan pemerintahan Allah, dan (c) pendirian jemaat-jemaat baru.' Selain itu misi temyata sering juga diparafrasekan dengan istilah Iain seperti zending dan evangelisasi, istilah zending lebih merupakan kosa kata bahasa Belanda, yang berarti, pengutusan Injil, sementara evangelisasi yang berarti penginjilan biasanya disandarkan pada firman Yesus: "Tetapi Ia berkata kepada mi~reka: "Juga di kota-
1
David J. Bosch, TranI>fortnasi }vfisi Kristen, Sejarah Teologi 1Vlisi Yang 1\.-iengubah dan Berubah, (Jakarta: BPK GunungMulia, 1997), cet. ke-1, ha!. 23 2
Daniel Macdjadja, PrinsiJJ-prinsiJJ Dasar Kepetnitnpinan Kristen, (Yogyakarta: Yayasan
ANDl, 1995), h. 41-42 3
David J. Bosch, op. cit., hal. 24
13
15
l.
Misionari di bawah Portngis
Mengikuti era perjalanan Colombus, bangsa Portugis menemukan rute ke Asia lewat Afrika Selatan yang menandai era baru kegiatan misionari di kepulauan Indonesia. 1 Pada tahun 1511, orang-orang Portugis berhasil mendaratkan perahunya di Maluku, menyusul Goa dan Malaka juga dikuasai dan dijadikan pusat-pusat kegiatan misi Katholik. 2 Tahun 1534 dianggap sebagai tonggak sejarah agama Katholik di Indonesia, sebab pada tahun itu, seorang saudagar bernama Gonzales Veloso datang dan menyebarkan agama Katholik di Halmahera. 3 Inilah usaha pertama penyebaran agama Katholik di Indonesia. Setelah itu muncul beberapa pastur yang sengaja diutns ke beberapa daerah di Nusantara untuk melakukan penyebaran Injil. Dalam sejarah penyebaran agama Katholik di Indonesia, tercatat sebuah nama yang dianggap sebagai misionaris yang paling mashur dalam sejarah gereja, H. Berkhot; mencatat nama Fransisco Xaverius (1506-1552), yang dianggap paling mashur dan berhasil menjalankan misinya di Maluku sampai ke
1
Alwi Syihab, Islam Jnk/usifMenuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung: Mizan, 1997), cet. ke-1, ha! 9 2
Syamsud Dhuha, Penyebaran dan Perkembangan Islam-Katholik-Protestan di Indonesia (Surabaya, Usaha Nasional, 1987), cet. ke-2, ha! 56 l
ha! 251
H. Berkhof, I, H, Sejarah Gereja, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1996), cet. ke-18,
16
Ternate. 4 Dalam catatannya disebutkan bagaimana Fransisco Xaverius mengajar selama dua jam setiap harinya untuk anak-anak dan dewasa, berusaha mengenalkan injil dan ajaran-ajaran Katholik. Bahkan ia merumuskan pula pokok-pokok iman Kristen dan lain-lain
sert~
menterjemahkannya ke dalam
bahasa melayu untuk penduduk asli. Ia juga bahkan menyusun syair-syair yang berkenaan dengan dua belas pasal iman. Usaha-usaha yang dirintis oleh Fransisco Xaverius banyak ditiru dan kemudian diteruskan oleh para pastur-pastur lain di beberapa daerah. Tercatat nama-nama seperto Antonio De Taveiro pada tahun 1551 di daerah Flores, Peter Vicente Viegas di Makassar, Fransiska Dominika clan Diego Magelhaes, seorang pastur yang ikut dalam penyebaran Injil di Menado. 5 Portugis memperkenalkan Kristen dengan kekerasan yang berlandaskan jiwa pemberontakan dan permusuhan tradisional terhadap Islam. 6 Bagi mereka semua orang Islam adalah musuh yang harus diperangi. J\fereka sengaja datang ke berbagai pelosok daerah antara lain untuk memerangi Islam dan menggantikannya dengan agama Kristen. Maka berlomba-lombalah berbagai organisasi zending maupun misi yang didukung oleh dana swasta untuk beroperasi di tanah jajahan.
4
Ibid, ha! 56
5
Syamsud Dhuha, Opcil, ha! 59
" Aqib Suminto, Po/itik Islam Hindia Be/am/a, (Jakarta: LPJES, 1985), hal 16
17
Gereja Katholik pertama yang berhasil mereka dirikan pada tahun 1522 di Maluku menjadi awal masuknya sejumlah misionaris dari India yang ikut mengajarkan Al Kitab. 7 Kesuksesan para misionaris ini menurut DR. Alwi Sihab, berkaitan erat dengan kestabilan keln1asaan kolonia.I Portugis pada saat itu. Seiring dengan melemahnya secara perlahan-lahan kekuasaan Portugis di wilayah ini, terjadi penurunan keanggotaan gereja secara drastis. Orangorang Portugis diusir dari Maluku oleh VOC. Pertempurart antara orang-orang Belanda melawan orang-orang Inggris, Spanyol dan Portugis mengakibatkan jatuhnya koloni-koloni Portugis di v,ilayah Nusantara. Pada akhir periode ini, rivalitas Inggris dan Belanda untuk menguasai jalur perdagangan berakhir dengan kemenangan di pihak Belanda. 8 Para misionaris Belanda memaksa orang-orang Katholik yang mereka temui untuk masuk agama Kristen Protestan yang menandai runtuhnya gereja Katholik di Indonesia Timur. Maka berakhirlah kegiatan misionari Katholik dengan mulai masuknya para zending Protestan di Nusantara.
Ahvi Syihab, Aletnbendung ~4rus Re~pon Gerakan 1Vfuhanunadiyah Terhadap lvfisi Kristen di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1998), eel. ke-1, ha! 31 7
' Aqib Suminto, op. cit., hal. 16
18
2. Misionari Dibawah Kolonia! Belanda
Misi pada masa kolonial Belanda diawali dengan didirikannya VOe (Vereenign de Oost Indische eompagnie) adalah perh1mpulan perdagangan Belanda yang didirikan pada tahun 1602 dan dibubarkan pada tahun 1799.
9
Penyebaran Kristen Protestan senantiasa mengih.-uti gerak VOe. VOe dengan kekuatan politiknya mendukung pemeliharaan orang-orang Kristen dan penyebaran Injil di daerah-daerah yang dikuasainya. Era baru penyebaran agama Kristen Protestan te1jadi di Maluku. Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa agama Katholik telah tersebar di Maluku. Namun sejak kedatangan penguasa baru VOe, para pemeluk Katholik dipaksa harus menjadi Protestan. Pastur-pastur mereka diusir dan seluruh kegiatan yang bersifat gerejani untuk sementara ditutup. Orang pertama yang ditugaskan di Maluku sebagai "Penyebar lnjil" ialah Stollen Beeker,"' yang kemudian mendirikan Majelis Gereja pada tahun 1615. Majelis Gereja ini menyelenggarakan pemeliharaan rohani atas daerah Malulrn dan sekitamya. Selain daerah Maluku, Sulawesi Utara adalah juga daerah tujuan Belanda selanjutnya. Sebagaimana di Maluku, Sulawesi Utara yang sejak tahun 1563, penduduknya telah memeluk agama Katholik, Iagi-lagi harus tunduk
9
Ibid., ha! 17
1 "
Syamsud Dhuha. op.cit., hal 74
19
pada Kompeni Belanda (VOC). Orang-orang Katholik disana dipaksa menjadi Protestan. 11
Pemuka-pemuka Katholik dibunuh, penduduk diancam kecuali
kalau tunduk pada perjanjian untuk beralih ke agama Kristen Protestan. Dam Sulawesi Utara, penyebaran Injil terns dilaln.1kan sampai mencapai daerah Jawa. Pada kasus Jawa, yang menarik kemudian bahwa banyak pandangan yang berkembang di kalangan misionaris. Jawa dianggap daerah yang paling mudah dikristenkan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa sinkretisnya Islam di kawasan ini mempermudah penaklukannya. Bahkan dalam catatannya, Alwi Sihab mengungkap, "Dari sekian banyak daerah yang menjadi tujuan kristenisasi, Jawalah yang paling sukses, tidak bisa ditandingi oleh keberhasilan kegiatan misi di wilayah Islam lain manapun. "' Keberhasilan tersebut, tidak lepas dari usaha yang dilakukan para misionaris Protestan yang dengan gigih berupaya menyebarkan Injil kepada para penduduk pribumi. Mereka mulai mewartakan 1pesan-pesan Kristus. Jumlah mereka tidak seberapa, namun mampu memberikan kontibusi yang luar biasa, dibalik kesuksesan misi di daerah Jawa. Berkaitan dengan hal itu, berikut penulis cantumkan beberapa tokoh yang dianggap memainkan peran dalam penyebaran agama Kristen di Jawa, antara lain: l.
11
Johanes Emde, tahun 1811
Ibid, ha! 75
., Ibid., hal. 76
20
Seorang Jerman yang saleh, berdiam di Surabaya sebagai pembuat Jam. Ia menterjemahkan beberapa Al Kitab ke dalam bahasa Jawa. 5 2. Pendeta Coenraad laurens Coolen, tahun 1846 Tokoh yang lahir dari seorang Bapak berkewarganegaraan Rusia dan berimigrasi ke Indonesia. Ibunya adalah seorang perempuan Jawa dari keturunan bangsawan. 0 Keberhasilannya menarik orang-orang pribumi untuk masuk agama Kristen Protestan dikarenakan metode yang diterapkannya, yaitu "Metode Pribumi". Coolen mendak-wahkan bahwa untuk menjadi Kristen, orang tidak perlu menanggalkan watak dan kebudayaan Jawa mereka, karena itu, Coolen melarang keras melakukan pembaptisan. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menarik hati kaum p1ibumi supaya melirik agama Kristen dengan berusaha menjawakan Kristen. Berbagai
usaha
dilakukan
Coolen,
yang
menarik,
Coolen
memanfaatkan tradisi yang menceritakan kisah-kisah dalam Al-Kitab untuk menyampaikan pesan-pesannya. 1 Melihat caranya, sepintas penulis teringat upaya yang dilakukan salah seoang wali dari Wali Songo, para sufi yang ih1t menyebarkan agama Islam di Jawa, tepatnya Sunan Kalijaga. Teknik 5
Alwi Syihab, op. cit., hal. 45
6
Ibid., ha!. 47
1
I bid. hal. 48
21
dan strategi ini sama persis dengan yang digunaka:n oleh Kyai Kanjeng Sunan Kalijaga untuk menarik perhatian orang kepada Islam beberapa abad sebelumnya. 2.
Pendeta Samuel Eliza Harthoorn, tahun (1831-1883) Adalah salah seorang yang dianggap berpengaruh terhadap usaha misionari di Jawa. Tidak jauh berbeda dengan usaha yang dilakukan pendeta sebelumnya. Pendeta Elia beranggapan bahwa dibutuhkan sikap akomodatif terhadap tradisi Jawa dan adat istiadat Islam. Satu hal yang terus dipertahankam1ya ketika itu adalah upacara adat selametan. Selametan adalah upacara praktek makan bersama dengan dibarengi oleh kegiatan ritual yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari orang Jawa. 8 Secara umum gambaran tentang kegiatan misionari di Indonesia di
bawah kolonial Belanda, tidak terlepas dari laju penjajahan di Indonesia. Pada masa-masa awal, terkesan pemerintah kolonial seperti menjaga jarak terhadap kegiatan zending di Indonesia. Kebijakan ini did.asarkan atas berbagai pertimbangan ekonomi. Sepanjang hampir 200 tahun, sejak tahun 1650-1850, pemerintah Belanda membatasi kegiatan gereja. Upaya-upaya itu dianggap mengandung konsela1ensi-konsekuensi ekonomi yang negatif Tapi bagaimanapun sulit bagi
'I bid., hal. 49
22
pemerintah Belanda untuk tetap memperlakukan kaum pribumi yang tidak seagama, seperti memperlakukan pribumi yang seagamanya.'' Bukti jelas ketidaknetralan pemerintah kolonial tercermin dengan dikeluarkannya suatu peraturan yang dinamakan "Ordonansi Guru" pada tahun 1905, dimana pemerintah mewajibkan minta izin bagi guru-guru Islam. JU Hal itu sama saja artinya dengan pemerintah mencoba masuk ke dalam kawasan agama yang harusnya netral. Selain itu, banyak lagi kebijakan Belanda yang dianggap terlalu memihak Kristen dan usaha-usaha zendingnya. Berikut ini h.'Utipan yang penulis ambil dari buh.'11 "Politik J.~lam Hindia JJelanda", dimana pengarangnya ingin menggambarkan betapa sikap diskriminatif pemerintah kolonial Belanda tercermin jelas. Misalnya, pada tahun 1917, tercatat sumbangan pemerintah kepada Islam sebagai berikut: a. Gaji 212 penghulu a.f49,- perbulan
:f
123.384
:f.
650,-
b. Sumbangan Pesta Islam pertahun: I.
PestaLebaran di Palembang f. 100,-
2.
Pesta Islam di Solo - Yogya f. 550
c. Sumbangan kepada u1ama:
9
Oleh karena itu muncil diskriminasi dalam kebijakan Belanda, Penga11ut Kriste11 umumnya menikmati kemudahan dari Belanda, baik dalam ha! sekolah, mencari lapangan kerja maupun memperoleh kenaikan pangkat. (lebih lanjut lihat, H. Aqib Suntinto, ''Politik Islam HindiaBelanda) H>
Aqib Suminto, op.cit, ha!. 30
23
3.
Untuk 3 orang Penghulu f
4.
Untuk Ulama Aceh
655, -
f 2.340,-
:f
2.995 -
f
127.029
Sedangkan sumbangan yang diberikan pemerintah Belanda kepada pihak Kristen, sebagai beriln1t: Pendeta Protestan pertahun
:f
550.000,-
Rumah Yatim Piatu Semarang
:t:
54.000,-
Pembantu Pendeta Protestan
:f
14.350,-
Kelas I seorang
:f
6.000,-
Kelas 2 di Jawa 11 orang
:f
46.200,-
Kelas 2 di luar Jawa 5 orang
:f
41.000,-
Kelas 3 di Luar Jawa 11 orang
:f
19.800,-
Pastur Katholik:
I.
Sekolah Dasar Swasta
:f
414.000,-
2.
Organisasi Zending (daerah Mentawai)
:f
10.500,-
3.
Organi.sasi Zen ding (daerah Enggano)
:f
3.000,-
4.
Lembaga Penyebar Bibel 2 orang
:f
7.600-
f 1.235.500,11
Ibid, ha!. 34
"
24
Adalah naif bahwa sumbangan yang diberikan pemerintah Belanda kepada kaum Kristen sangt besar perbedaannya jika dibandingkan dengan sumbangan terhadap umat Islam. Kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang berat sebelah dalam memberikan bantuan ini membuat kegiatan misionari yang dipelopori para zending semakin merajalela. Dengan kekuatan dana yang diperoleh dari pemerintah kolonial, adalah sangat wajar seandainya misionari pada masa ini dianggap berhasil. Pernyataan netral terhadap agama seperti yang tercatat dalam Undangundang Dasar Belanda ayat 119 tahun 1855, ternyata hanya isapan jempol belaka. Pernyataan itu, ternyata berbeda antara teori dan prak"teknya, bahkan sampai tahun-tahun akhir pemerintahannya, pemerintah Belanda lebih dianggap campur tangan daripada netral.
A. Misi Pada Masa Kemerdekaan Sampai Akhir Orde Lama Babakan sejarah barn Indonesia sebagai negara yang merdeka dimulai, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta didaulat untuk memprokla-mirkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Adalah satu ha! yang wajar kalau seluruh rakyat Indonesia (tanpa kecuali), merayakan kemenangan besar ini, yang diraih dengan penuh pengorbanan jiwa yang tanpa pamrih.
25
Ketika berbicara tentang hubungan Islam-Kristen pada masa kemerdekaan, peristiwa piagam Jakarta (Mukaddimah UUD) selalu menjadi rujukan, persoalan ini dianggap sebagai ketegangan pertama dalam hubungan Kristen dan Muslim di Indonesia." Berawal ketika naskah "Pembukaan UUD" diajukan ke depan Panitia Besar pembentukan UUD 1945, pertentangan tajam muncul menyangh.'Ut pasal-pasal tentang agama. Kalangan Kristen, dan beberapa tokoh nasio11.alis sekuler, menolak dengan tegas ha! yang kemudian dikenal sebagai "tujuh kata'' dalam naskah "Pembukaan" itu. Pemyataan krusial dalam naskah "pembukaan" yang menunjuk pada "tujuh kata" tersebut, adalah (" ... Dengan kewajiban menjalankan syari 'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya")" Bagi kalangan Kristen, naskah yang dipersoalkan di atas, yang mengandung bobot hukum yang besar dapat digunakan sebagai titik awal bagi upaya pembentukan Negara Islam di Indonesia. Meskipun kelompok muslim berusaha mengklarifikasi maksudnya bahwa mereka tidak ingin mendirikan Negara Islam kecuali lewat prosedur yang demokratis, kelompok Kristen bersikeras menolak "tujuh kata" itu sepenuhnya. Selanjutnya mereka mengancam jika ha! itu tidak diterima, maka mereka akan membentuk sebuah negara tersendiri. Pertentangan
12
13
Alwi Syihab, tnetnbendung Arus [fsaha-usaha Kristenisasi di Irufonesia, op.cit., hal. 168
M. Natsir, L\4encari Alodus T-1.vendi di antara Un1at Beragarna di Indonesia, (Jakarta: Media Dakwah, 1983 ), ha!. 5
26
yang berlangsung sengit antara kedua umat beragama itu tentu saja berperan penting dalam memperburuk situasi. •·• Pada periode antara proklamasi RI pada 1945 dan 1950, per3uangan melawan Belanda, yang memaksa masuk kembali dan menjajah Indonesia, meningkat. Pada periode itu, di tengah konfrontasi fisl:k melawan kembali masuknya musuh bersama, ketegangan antara kelompok muslim dan kelompok Kristen yang sebelumnya akut, mereda untuk sementara. Bagi seluruh rakyat Indonesia perjuangan melawan Belanda, adalah perjuangan demi negara dan agama. Para misionari pribumi walaupun besar atas didikan pemerintah kolonial Belanda, bersatu padu menggaiang persatuan untuk melawan penjajah di negeri ini. Yang mucul kemudian adalah sentimen atau kepentingan bersama bahwa semgangat untuk menjadikan fndonesia merdeka, bersih dari segaia macam bentuk penajahan, harus diwujudkan. Sehingga ketika itu, kegiatan misionari Kristen yang gencar dilaln1kan oleh para zending kolonial maupun misionari pribumi terhenti. Keinginan untuk menjadikan Indonesia merdeka mengalahkan segaianya. Namun, setelah kemerdekaan diraih, udara kebebasan sudah dihirup, usahausaha Kristenisasi terh.'Uak lagi. Luka lama kembali membuka hubungan meruncing antara Kristen dan Islam. Rupanya sikap kaum penjajah Portugis dan Belanda,
,., Endang Saif\Jdin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Nasional antara Islam dan Nasiona/is Sekuler tentang Dasar Negara RJ 1945-1949, (Bandung: Pustaka Bandung, !981), ha!. 10
27
yang tidak senang melihat kaum muslim taat melaksanakan perintah agamanya, terwarisi dengan baik oleh orang-orang Kristen pribumi. Pada masa awal kemerdekaan, setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949. ketika bahaya bersama penjajahan kembali Belanda hilang, pertikaian antar kelompok muslim dan Kristen muncui kembali. 15 Bagi umat Kristen, berkat republik baru, sebagian daerah Indonesia yang sebelumnya merupakan wilayah yang terbatas bagi kalangan misionari, kini terbuka lebar. 10 Setelah Kemerdekaan Indonesia, agama Kristen menikmati hak-hak istimewa yang sama seperti Islam dan agama-agama Iainnya. Dengan demikian, agama Kristen diberi tempat sederajat diantara agama-agama yang diah1i di negeri Jiii.
Usaha misionari diperkuat dengan didirikannya Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) oleh umat Protestan pada 25 Mei 1950n Tujuan mereka tidak lain adalah membantu program gereja-gereja anggota, khususnya dalam ha! persaksian dan pelayanan di daerah-daerah. 18
15
Alwi Syihab, op.cit, hal. 173
16
Kctika kck:uasaau masih ditaugau Pemerintah Belancla, ada aturau mengenai pembagiau wilayah misiouari Protestan dan Katholik. Pulau Flores, Kalimantan dan Sulawesi Selatan, misaluya hanya bisa dimasuki misionari Katholik. Sedangkan daerah Batak hanya boleh dimasuki para misionari Protestan. Lebih lanjut lihat Alwi Shihab, Membendung Arus, hal 173 17
18
Syamsudduha, Opcil, hal 64 Alwi Sbihab, Opcit, ha! 173
28
Gereja-gereja anggota DGI tersebut, terdiri dari gereja-gereja Protestan dan Pantekosta. Selain itu tercatat masih banyak gereja-gereja di Indonesia yang berada di luar DGI, yaitu : I. Gereja-gereja yang memiliki tingkat Nasional, seperti gereja Kristen Protestan di Pematang Siantar, gereja Baptis di Semarang. 2. Gereja-gereja yang bertingkat provinsi, seperti gereJa Kristen Balak di Tarutung, gereja Protestan Minahasa di Menado dan lain-Iain. Perlu diketahui, selain dalam bentuk penyebaran doktrinagama, m1s1 Kristen juga terlihat jelas dalam bentuk pendirian beberapa lembaga keagamaan berkedok sosial, seperti bantuan pendidikan, kesehatan atau keuangan bagi masyarakat non Kristen. 19 Namun reaksi kaum Muslim juga semakin tegas. Upaya misi Kristen ini semakin meningkat, tapi karena keadaan politik dalam negeri yang belum stabil pada masa ini, ditambah lagi boomingnya peristiwa pemberontakan GJO S/PKI, membuat kegiatan misionari pada masa ini, belum memetik hasilnya. Setelah munculnya era baru di bawah kepemimipinan Soeharto, dimana kondisi politik negeri ini cenderung menafikan umat Islam, baru misi Kristen dirasakan benar hasilnya.
19
Ibid, hal 174
BAB
Ill
RESPON UMAT ISLAM TERHADAP MlSlONARl
Kegiatan Misionari di Indonesia, baru menuai hasilnya pa.da masa Orde Baru, disebabkan keadaan politik di Indonesia yang belum jelas. Pada periode awal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945-1950, perjuangan melawan kembali musuh bersama Belanda membuat ketegangan antara Muslim-Kristen yang sebelumnya akut, mereda untuk sementara. 1 Pertentangan Muslim-Kristen, berubah menjadi rasa perkawanan yang ditopang oleh semangat persatuan dalam perjuangan bersama. Namun, setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Bela.nda pada 1949, Iuka lama hubunga.n Muslim-Kristen, mulai terln1ak lagi, dimulai dari beberapa cara kotor yang ditempuh para Missionaris Kristen dalam rangka memanfaatkan situasi ekonomi dan politik untuk merangkul jumlah pemeluk Kristen yang lebih besar. 2 Gereja-gereja di bangun di tengah desa-desa Muslim dan wilayah-wilayah strategis di tengah kota, sekolah-sekolah juga didirikan di lingk.-ungan Muslim. Keadaan demikian menimbulkan reaksi keras dari Umat Islam, ha! ini bisa dilihat dari peristiwa: Perusakan Gereja-gereja di Meulaboh, Aceh (Juni 1967),
Alwi Shihab, ;\4enzbendung rlrus;Re.~11on Gerakan lv/uharnrnadi)l(lh TerhadaJJ J\!/isi Kri/den di Jndonesia, (Bandung, Mizan, tahun 1998) cet ke-1 Hal 172 1
2
Ibid, ha! 173
39
Peristiwa perusakan gereja di Makassar, Ujung Pandang (Oktober 1967) dan Perusakan sekolah Kristen di Palmerah, Slipi, Jakarta_.. Suasana panas tersebut telah mengundang inisiatif pemerintah untuk menyelenggarakan Musyawarah antar Umat Beragama, pada 30 November 1967 di 4
Jakarta. Musyawarah ini diikuti oleh wakil-wakil golongan Islam, Katholik, Protestan, Hindu dan Budha. Musyawarah ini diselenggarakan dalam upaya mencari jalan keluar sehubungan dengan terjadinya ketegangan antar umat beragam klmsusnya antar Umat Islam dan Kristen, sayangnya inisiatif Pemerintah itu gaga] lantaran di akhir Musyawrah, wakil-wakil Katholik dan Protestan menolak salah satu diktum dalam rancangan pemyataan bersama yang diajukan Pemerintah, dalam pidato Pejabat Presiden Soeharto, diktum yang ditolak wakil Katholik dan Protestan itu berbunyi "....... Tidak menjadikan Umat telah beragama sebagai sasara:n penyebaran agama . • " 5 masmg-masmg .
Penolakan kaum Kristen itu, tentu saja menambah panjang ketegangan yang ada kembali peristiwa pengrusakan lernbaga-lembaga Gereja dilakukan Umat Islam sebagai bentuk penentangan terhadap adanya kegiatan misi Kristenisasi, pada Juni
J Wt Natsir, lvfencuri iVJodu.
4
5
Ibid.. hal 18
Hussein Umar, "Intoleransi Kaum nasrani terhadap Umat Islam", dalam Fakta dan Data, Usaha-usaha Kristenisasi di Jndonesia,(Jakarta,Media Dakwah, 1991) ha! 24
40
1979,
pecah keributan
di
Cipinang, lantaran kehadiran Gereja yang tidak
mengindahkan perasaan Umat Islam di sekitarnya,'' dan banyak kasus-kasus lainnya. Maraknya ketegangan yang terjadi kembali mendapat respon Pemerintah pada 1 dan 15 Agustus 1978, Mentri Agama Letnan Jendral (Pum) H. Alamsyah Ratu
Perwiranegara, mengeluarkan surat keputusan No. 70 tahun 1978, tentang pedoman penyiaran Agama. 7 Tetapi lagi-lagi kaum Nasrani tidak bersenang hati terhadap SK tersebut, Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI), secara terbuka menyuarakan keberatan mereka terhadap SK terserbut. Namun, SK hanyalah sekedar SK, aktivitas Kristenisasi berlanjut, tanpa mengindahkan keresahan hati umat Islam. Berkenaan dengan tema mengenai respon Muslim terhadap Penetrasi nus1 Kristen, Penulis mencoba memilah respon Muslim terhadap adanya misi kedalam dua point, pertama, respon ekstrem, ekstrem, berasal dari bahasa Inggris, "extreme" yang berarti berbuat sesuatu yang melampui batas atau keterlaluan, :tindakan yang paling keras, dengan kata lain respon ekstrem berarti, respon yang muncul sebagai bentuk akumulasi kekecewaan umat Islam, terhadap adanya kegiatan misi yang semakin hari semakin menjadi-jadi dan melanggar nilai toleransi yang sangat dijunjung tinggi, ditambah lagi pemerintah yang seharusnya menjadi penengah terhadap masalah yang
6 1
Ibid,. ha! 18
M. Natsir, Tanpa Toleransi Takkan ada Kerukunan, dalam Majalah lvledia Dakwah, No 182 Zulhiijah,1409/Agustus 1989, ha! 18
-11
~crhadap ~Jara
inasalah yt111g n1ercsahkan un1al islan1 ini, tidak n1engindahkan leguran d
p~1nin1pi11
u111al
l:-;Ja1n unLuk 1ncrcdakan aklilltas 111isi l(risll:n ya11g lL'rtL'>
ber!angsung. akibatnya. konfi·ontasi fisik dan aksi-aksi kerusakan terhadap
J~1silila~
'.-:eagan1aan n1ulai tejacli. aksi den1onstrasi turun ke jalan, pen1bakaran gedung Ciereja Jan sekolah-sekolah Kristen, kernp terjacli sebagai bentuk upaya pencntangan urna1 [si
I<> [nggris ""n1oderate" yang berarti. orang
n1oderat~
orang yang lunak. respon 11llH.lerat
muncul sebagai antisipasi terhadap perubahan zaman, menclekal.i akhir abad ke-20. hubnga11lsl;11n-Kristen 111e11j;1di lebih baik, suclah sepatutnya kc111udi:111 para lokoh agan1a duduk clalan1 satu n1eja, saling bertukar fikiran untuk herusaha n1c11c<1ri alternatit~alternatif
baru clalarn rangka rnembentuk suatu kehiclupan harrnonis antar
u1nat bcragan1a. f\pa yang bisa dilakukan terhadap sejarah, jika ia diurlikan sebHgai peristi11·a masa lalu. hanyalah rnernetik pelajaran clan hikmahny;i. lkber:1pa bl:111g;111 urnat Islam. rnencoba memprakarsai te1jadinya dialog antar umat beragama sebagai bentuk sikap lunak umat Islam untuk merangkul kaurn Na,;rani clan mencolx1 rnereclevinisi rnakna rnisi yang sebenarnya, bahwa setiap umat beragama harus :nelih
;ernentara clalarn Islam ada istilah dakwah, namun earn yang cliternpuh untuk
in:::>!aksanak;:in kunsep "'n1engajak" tidaklah dengan l'.ara dib.1kukan un1at [(risten. pen1benaran terhadap satu l~iin.
aga11u1,
pcn1~1ksaan
di
alas
scpcrti : ;111~!
p!uralitas
<.ig,;1111c1
jcl:..is su<.1tu kesal:.1han. didas:.1ri hal \tu, 111aka 1nuncullah ri...:spon yang pL·11uli.'>
ang.g.ap lebih n1odcraL akan diuraikan berikut in!.
A. Respon ekstrem
Penentangan terhadap 111araknya kegiatan n1isionaris. kerap clilakukan l l111al ls!an1. reaksi keras berupo pengrusakan terhaclap institusi yang dibangun I l111c!l kristen, pengrusakan terhadap gereja-gereja Katholik maupun Protestan seringkali dilakukan untuk menggagalkan upaya-upaya penyebaran rnisi. bcrikul ini bebcrap<> c.ontoh peristiwa yang dilakukan Umat Islam sebagai bentuk aksi radikal tcrha(h1p kegiatan Misi. I. l'eristiwa Meulaboh. Acd1 13aral (.I uni 1967)
Aceh. daerah yang dikenal dengan sebualan '"Serambi Makkah," adalah satusatunya claerah yang ticlak pernah tersentuh secara rnenclalam clalam waktu Jama oleh kekuasaan penjajah kolonial. Berbagai upaya dilakukan untuk 111cnakluka11 daer;ih tersebut. namun hasilnya nihiL di claerah Aceh baraL tepatnyn di pcrka111pu11ge111 muslim iVleulaboh. dimana tempat tcrsebut tidak acla pcmcluk
Kristcn11y~1.
tiha-tiba
ada orang yang hendak berusaha n1endirikan Gereja.x x .. Apa n1aksud di ba!ik pendirian Gereja di tengah perkan1pungan ivlu:s:lin1 lcrscbut?" te111ul<1l1 ada n1otif 1nisi di balik pendirian tersebut clit
43
Tentu saja, hal itu menimbulkan reaksi keras Umat Islam Meulaboh, mereka langsung meminta Majlis Ulama setempat mengeluarkan fatwa untuk melarang pembangunan Gereja di kawasan Muslim, keinginan tersebut langsung ditanggapi dengan cepat oleh MUI setempat, dengan melayangkan surat kepada Pemerintah setempat untuk menutup dan menghentikan pembangunan Gereja tersebut, karena ha! tersebut jelas tentu saja tidak sesuai dengan sosio psichologis dan kondisi spesi:fik daerah setempat. Tetapi, respon dari pemerintah setempat dingi.n, dan dari golongan Kristen pun ketika dimintai tanggapannya tidak mengacuhkan keinginan umat Islam setempat. Akibatnya, terjadilah peristiwa Meulaboh, Umat Islam, mengadakan perusakan dan penghentian total terhadap pembangunan Gereja disana, atas peristiwa tersebut, Dewan Gereja Indonesia mengajukan protes terhadap Pemerintah yang berujung pada meruncingnya hubungan Islam-Kristen. 2. Peristiwa Slipi, Jakarta (April 1969) Ciri Kristenisasi di Indonesia, seperti tercantum dalam Dokumen rahasia Vatikan tentang isi rencana kegiatan rnisionari di Indonesia, yang dikeluarkan oleh Dewan Gereja Indonesia salah satunya adalah, mendirikan satu Gereja untuk sepuluh
tidak ada izin membangunnya, lebih lanjut lihat Umar Hasyim, beragama dalam fslam, (Surabaya, PT Bina llmu, I 988) ha! 291
Toleransi dan Kemerdekaan
44
Rumah tangga, dengan kekuatan keuangan dan materi, Missi tersebut ingin mereka praktekkan di Slipi, Jakarta.'' Satu delegasi rakyat Slipi mengadukan ha! tersebut kepada Lurah, Camat clan Korarnil setempat, temyata ditemukan data bahwa tidak pemah ada izin pembangunan gereja tersebut, dari Gubemur DKI. Pembangunan gereja tersebut kemudian disuruh untuk dihentikan oleh Walikota dan Bupati setempat, namun, permintaan tersebut diacuhkan saja oleh fihak Gereja, maka meletuslah peristiwa Slip. Penduduk Slipi yang memang sudah memuncak kekesalannya terhadap berlarut-larutnya peristiwa ini, merusak dan menghancurkan Gedung-gedung Gereja yang ada rnaupun yang sedang dibangun. 4. Peristiwa perusakan enam gereja di Aceh Selatan (Juni 1979) Suasana panas, akibat penolakan Kaum Kristen terhadap Musyawarah bersama tokoh-tokoh agama, tidak menghalangi niat Umat Kristen untuk tetap melal-ukan kegiatan misinya, dilandasi dengan keinginan yang besar untuk bisa mengkristenkan "Serambi
daerah
Makkah",
mereka
melancarkan
berbagai
aktifitas
guna
mengembangkan agama mereka, padahal di tengah semaraknya kehidupan kaum Muslimin, kaum Nasrani hanyalah minoritas (17,105), namun, pengembangan Gereja kerap dilaksanakan. Pembangunan gereja terns dilaksanakan sampai di pelosok-pelosok daerah Aceh Selatan, bahkan mereka berani membuat umat Islam resah. 10 Pengajuan 9
Husein un1ar, /bid.. hal 321
45
keberatan yang dilakukan alim ulama dan tokoh masyarakat setempat kepada Pemerintah Kecamatan set em pat, tidak ditindaklanjuti, bahkan dianggap angin lalu." Akibatnya, Umat Islam tidak lagi mampu menahan rasa geramnya, perusakan terhadap enam gereja di daerah Aceh Selatanpun terjadi, sebagai bentuk kekecewaan atas sikap intoleransi kaum Nasrani. 5. Peristiwa Demonstrasi tu run Ke Jal an Terhadap Penentangan RUU Perkawinan Pada tahun 1973, Pemerintah mengusulkan RUU perkawinan, RUU ini dinilai kalangan Islam sebagai salah satu RUU yang tidak dipersiapkan secara cermat. Sangat banyak pasal-pasal dalam RUU tersebut yang bertentangan dengan Syariat Islam, IL sebagai agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia, sikap kalangan Kristen justru gigih membela RUU ini. Sebulan setelah RUU tersebut diajukan, timbul reaksi keras dari segala Iapisan masyarakat Muslim, khutbah di Masjid-masjid, ceramah, pengajian, tulisan-tulisan di koran, demonstrasi dan berbagai pernyataan ormas Islam, pada intinya menolak RUU tersebut. 13
0
Lukman Hakim, Fakta dan Data; Usaha-Usalw Kristenisasi dii Indonesia, (Jakarta: Media Dak:wah, 1988) ha! 73 '
II
Ibid
12
Abdul Aziz Thaba, MA, Islam dan Negara, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996, eet lee-I,
13
Ibid
ha! 256
46
Kalau dilihat dari isinya, RUU perkawinan ini merupakan ancaman terhadap Islam, karena mengandung isi yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti pembolehan kawin campur atau kalau disimak lebih lanjut, RUU tersebut mengandung 9 butir pasal yang bertentangan dengan ajaran Islam. 14 Terdapat pada pasal 2 ayat I, pasal 3 ayat 2, pasal 7 ayat I, pasal 8 ayat c, pasal I 0 , pasal l l ayat 2, pasal l 3 ayat I dan 2, pasal 37, pasal 46 ayat c dan d, pasal 62 ayat 2 clan 9. 15 Yang paling menyakitkan umat Islam adalah pasal tentang dibolehkannya orang yang berbeda agama untuk melangsungkan Pernikahan, yaitu pada RUU pasal I I ayat 2 : "Perbedaan karena kebangsaan, suku, negara asal, tempat asal, agama, kepercayaan dan keturunan tidak merupakan penghalang perkawinan." Dan pada pasal 13 ayat I clan II, tentang Pertunangan : (I) Perkawinan dapat didahulukan dengan pertunangan (2) Bila pertunangan itu mengakibatkan kehamilan, maka fihak pria diharuskan kawin dengan wanita itu, jika direstui oleh fihak wanita. 1• Reaksi keras terhadap disahkannya RUU ini, terus terjadi demonstrasi turun ke jalan dilakukan umat Islam untuk memberikan ''pressure" kepada kalangan rraksi di DPR, puncaknya pada tanggal 27 September 1973, ketika sekitar 500 orang pemuda
11
M. Din Syamsuddin, "Muhamrnadiyah dan Rekayasa OREA", dalam M.Din Syamsuddin (Ed), Muhammadiyah Kini dan A:
10
Abdul Aziz Thaba, Op.cit., ha! 257
Pdt Winata Sairin, tv1,Th, Pelaksanaun lfrulang-undang perkawinan dala1t1 11er~1>ekt1f Kristen, (Jakarta: PT BPK Gunung Muha, 1994) ha! 210
47
/\luslim yang berstatus peninjau sidang DPR menghentikan jalannya persidangan. Mercka memasang poster sambil meneriakan yel-yel pencntangan RUU perkawinan. Isi poster itu antara lain : "RUU perkawinan adalah konsepsi kafir, manusia yang menyetujui RUU perkawinan adalah tidak bermoral. "
17
Menyaksikan reaksi keras terhadap umat Islam yang demikian meluas, Pemerintah mulai melakukan kompromi di DPR, beberapa kali lobbying diadakan, baik di dalam maupun di luar DPR. Akhimya melalui pembahasan yang alot dan disertai dengan demonstrasi generasi muda Islam RUU ini kemudia.n disahkan dengan dicoretnya pasal-pasal yang bertentangan dengan ajaran Islam, menjadi UU No I tahun 1974.
17
lihat Majalah TElvfPO, perpustakaan Nasional)
terbitan 6 Oktober 1973, ha! 6 (Naskah Asli diambil dari
BAB IV RESPON ORGANISASI MASSA ISLAM TERHADAP PENETRASI MISI KRISTEN
Uraian akhir dalam skripsi ini, penulis akhiri dengan memunculkan respon organisasi massa Islam terhadap penetrasi misi Kristen, Muhammadiyah dan DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia) dua organisasi Islam ini penulis angkat untuk mewakili banyaknya organisasi massa Islam di Indonesia, dipilihnya dua organisasi ini, bukan berarti menafikan peran organisasi lain daiam merespon, adanya kegiatan misi. Namun, penulis melihat berdasarkan fakta dan data yang ada, kedua organisasi inilah yang secara intensif merespon adanya kegiatan misi di Indonesia, muhammadiyah misalnya, dari sejak masa kolonial, dimana para zending Nasrani memulai misinya baik secara lembaga maupun perorangan pengurus besar Muhammadiyah yang walaupun berbicara atas nama diri mereka sendiri, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari sikap dan pandangan organisasi- menentang secara frontal, terhadap Pemerintah Belanda mengenai kebijakan yang berat sebelah antara pribumi Kristen dengan pribumi Islam, atau pei:igiriman da'i-da'i keberbagai pelosok daerah (terutama daerah kantung-kantung Kristen), untuk mengimbangi banyaknya Pastur yang diutus lembaga gereja. Dari sejak awal pendiriannya, muhammadiyah selal'u Concern terhadap kegiatan misi, ini terbukti dari rekomendasi kongres yang dilakukan Muhammadiyah ditengah berbagai kegiatan misi Kristen yang dilakukan dengan intensit; pada Kongres 54
55
tahunan Muhammadiyah yang diadakan tahun 1924 di Y ogyakarta, penentangan Muhammadiyah terhadap misi Kristen jelas disuarakan di Kongres ini, antara lain memperingatkan para anggotanya untuk tidak tergoda terhadap bujuk rayu yang digunakan para Missionaris Kristen dalam upaya mengajak Umat berpindah memeluk agama Kristen. 1 Sementara DDII, yang barn muncul pada masa Pemerintahan Orde barn, sangat radikal dalam merespon adanya kegiatan misi ini, lewat jalur jurnalistiknya DDII mencoba membangunkan umat Islam untuk waspada. terhadap kegiatan misi, majalah Media dakwah melalui kolom "fakta dan data" banyak memunculkan peristiwa-peristiwa seputar kegiatan misi baik yang berhasil diliput berdasarkan pengamatan langsung
maupun berdasarkan tulisan umat Islam di berbagai daerah,
yang mengalami langsung terjadinya kegiatan penetrasi misi. Berdasarkan alasan tersebut, maka Penulis tertarik untuk mengungkap lebih jauh tentang respon kedua ORMAS tersebut kedalam bahasan berikut.
A. Muhammadiyah 1. Berdirinya Muhammadiyah Ada
beberapa
Muhammadiyah,
faktor
yang
melatarbelakangi
berdirinya
gerakan
internal maupun eksternal, faktor internal berkaitan erat dengan
Dr. Al\vi Shihab, Menzbendung Arus ; Usaha-usaha Kristenisasi di Indonesia, (Bandung, Mizan, cet ke-1) ha! 163
56
kondisi keberagamaan umat Islam Indonesia yang dianggap telah meny1mpang dari ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Sementara faktor eksternal disebabkan kebijakan politik Belanda mengenai dibolehkannya umat Islam Indonesia melakukan ibadah haji ke tanah suci, dari sanalah pengaruh ide dan pemikiran gerakan dari Timur tengah, mulai masuk kedalam pemlkiran beberapa tokoh dan pemimpin Islam, sehingga mempercepat masuk dan berkembangnya pemikiran Muhammadiyah. Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad dahlan pada tanggal 18 November 19 I 2, Organisasi ini mulai dari kelahirannya dan tujuan pendiriannya berada di bawah
payung Organisasi Pembaharuan. 2 Muhammadiyah
merupakan
organisasi
sosial
yang
bertujuan
untuk
membersihkan ajaran-ajaran Islam dari pengaruh ajaran-ajaran lain yang salah, gerakan Muhammadiyah mencoba memurnikan ajaran Islam untuk kembali kepada ajaran AlQur'an dan SunnahJ Reaksi terhadap berdirinya organisasi Muhammadiyah datang dari berbagai tihak, positif maupun negatif Reaksi positif ditujukan oleh "Kaum Muda" (kelompok pembaharu),4 yang memang merasa seide dan sejalan dengan gerakan Muhanunadiyah
Scorang Oricntalis Bclanda, Pijpcr, mcngatakan bahwa Mchanunadiyah timbul sebagai reaksi atas politik Pemerintah Hindia Belanda yang berusaha menasmnikan orang Indonesia, setyelah itu barulah ia menjadi gerakan reformasi. Lihat Pijper, Beberapa Study tentang sejarah Jslam di Indonesia 1900-1950, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1984) ha! 111-112 3
Drs. Aluuad Jainuri, lvluhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan Islam, dalam M. Din Syamsuddin, (Ed), Muhammdiyah, /dni dan esok (Jakarta, Panjimas, 1990) hal 50 Ibid, ha! 50
57
dalam perubahan ajaran-ajaran yang dianggap (sesuatu yang tidak pemah dilakukan oleh Rasulullah SAW) dilakukan oleh umat Islam Indonesia. Reaksi negatifjelas terlihat dilakukan oleh Pemerintah Kolonia] Belanda, yang walaupun secara de-yure, Pemerintah Kolonia! mengizinkan berdirinya gerakan Muhammadiyah
namun,
pada
kenyataannya
Pemerintah
Kolonia]
sangat
menghawatirkan berkembangnya Gerakan muhammadiyah, kekhawatiran Pemerintah Kolonia! Belanda memang beralasan sebab, hanya Organisasi Muhammadiyahlah yang dianggap paling vokal dalam menyuarakan kebijakan-kebijakan Pemerintah Kolonial, terutama mengenai Statement Pemerintah yang pada awalnya mengatakan Netralagama, namun pada kenyataannya jelas Pemerintah sangat berkepentingan membela kegiatan misi Kristen, yang gencar dilaln1kan oleh para zending Protestan, baik dalam ha! dukungan politik maupun dukungan dana yang jelas jumlahnya tidak sedikit (pada BAB II di cantumkan secara jelas rincian dana bantuan Pemerintah yang berat sebelah antara pemberian dana terhadap lembaga Kristen dan lembaga Islam} Kegiatan pertamanya adalah mendirikan sekolah-sekolah modern dengan gaya sekolah Djamiat Chair dan Adabiyah di Padang. Tahun 1917 Muhammadiyah meluas ke luar Jawa dan secara bertahap berkembang menjadi salah satu Organisasi Indonesia yang terbesar sebelum perang Dunia IL 5 Pada tahun I 925, Organisasi ini memiliki 29 cabang dengan 4000 anggota. Pada tahun 1929 memiliki 19.000 anggota, tahun 1930
:; Abdul Azis Thaba, !\11.A., Press, Jakarta 1996) ha! 134
Jsla!l1 dan 1Vegara da/cun 1>0/itik ()rde /Jaru,
(Gcn1a Insani
58
memiliki 24.000 anggota dan pada tahun 1938 berkembang menjadi 250.000 anggota 6 Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika Prof Deliar Noer menyebutnya sebagai
··organisasi sosial ls/am lerpenling di Indonesia sebelum kemerdekaan dan mungkin juga sampai saat ini ".
/
bahkan seorang penulis barat James L. Peacock, mengatakan
"Muhammadiyah le/ah membuktikan diri sebagai Urganisasi pembaharuan ls/am yang paling kuat di Asia Tenggara. bahkan mungkin di Dunia. '"' 2. Respon Muhammadiyah terhadap Misi Kristen Respon Muhammadiyah terhadap misi Kristen, sesuai dengan runutan waktu yang Penuluis buat pada BAB II, secara umum Penulis bagi kedalam tiga tahap:
Pertama, membahas Muhammadiyah, dari mulai periode pembentukannya sampai akhir masa Kolonia!, Kedua, Periode Orde lama di bawah Soekarno dan ketiga Muhammadiyah di bawah "Orde baru." A Tahap Pembentukan muhammadiyah Seorang Orientalis Belanda, Pijper pemah mengatakan bahwa "Muhammadiyah timbul sebagai reaksi atas politik Pemerintah Hindia Belanda yang berusaha menasranikan Orang Indonesia"" Agaknya statement Pijper mc:ndekati benar-kalau boleh dibilang benar- Muhammad Dahlan sebagai pendiri pertama Muhammadiyah, 6
Ibid
Deliar Noer, Gerakan lvlodern Islam. ha! 95
'
Ja1ncs L.
9
lihat foot note namer 2
Peacock~
Hanindinata, 1983) ha! 8
Petnbaharuun dan Petnbaharuan Agatna,
(Yogyakarta:
59
orang yang pertama merespons tentang efek yang ditimbulkan dari meningkatnya kcgiatan misi Kristen di Indonesia, namun dalam pandangan Dahlan, menantang dan melawan peran aktif mereka dan menghentikan penetrasinya melalui konfrontasi langsung tidaklah mungkin. '" baginya membangun kesadaran muslim tentang akibat dari kegitan misi tersebut, merupakan sesuatu yang Iebih efektif dan strategis. " Langkah besar yang diambil Dahlan ketika itu adalah membangun infrastruktur gerakan untuk membendung kegiatan misi oleh karena ih1 bentuk persaingan yang terjadi dalam membangun lembaga-lembaga pendidikan dan keagamaan ketimbang ierlibat dalam semacam konfrontasi langsung, meajadi ciri kepemimpinan era Dahlan. 12 Namun demikian tidak seperti Dahlan, pewaris Muhammadiyah sesudahnya menggunakan cara yang jelas jauh berbeda, masa kepemimpinan Fahruddin, misalnya, penerus ketiga setelah Haji fbrahim, dibawah Fahruddin Muhammadiyah lebih merupakan "singa jantm1" bagi Umat kristen, Muhammadiyah lebih bersikap bermusuhan terhadap misi Kristen, responnya terlihat dalam kritik terbuka dan tentu saja pedas terhadap kegiatan misi Kristen. '
l(J
ha! 18
3
Dr. Alwi Shihab, ivfembendung Arus, Usaha 1\Jisi Kristenisasi di Indonesia, ha! 160
"
Ibid, ha! 161
"
Asnawi Hadisiswaja, K.H. Ahmad Dahlan, (Panji Masyarakat,Jakarta, I, No 3,1959)
LI
A. Hcukcns, Sejurah Gereja Katolik di Indonesia (Jakarta, Kursus Kader Katolik Sekretariat Nasional, 1971) ha! 65-66
60
Ditengah
semakin
intensifnya kegiatan misi Kristen, kongres tahunan
Muhammadiyah diadakan pad a 1924 di Y ogyakarta, permusuhan yang sengit terhadap misi Kristen jelas-jelas disuarakan dalam kongres ini, antara lain, Haji Hadjij memperingatkan para anggota Muhhammadiyah untuk tidak mudah dibujuk oleh caraearn rayuan yang digunakan misi-misi Kristen dalam upaya mereka mengajak Umat berpindah rnemeluk agama Kristen. Selarna kongres, harnpir sernua suara kebencian digunakan untuk rnenyerang agama Kristen. 14 Langkah yang diambil Fahruddin untuk secara frontal menyatakan perrnusuhan terhadap kegiatan rnisi Kristen lebih-lebih terhadap Pemerintah Kolonia! yang secara tegas rnendukung baik secara materi maupun irnrnateri terhadap suksesnya kegiatan tersebut, ditambah lagi
sikap netral agama yang pernah dilontarkan Pemerintah
Kolonia! dipertanyakan kebenarannya oleh para Pimpinan Muahammadiyah karena pada kenyataannya dilapangan statement tersebut hanyalah tingga1 statement. Ketegangan
yang terjadi antara kedua Umat beragama ini terns berlanjut
sampai rnenjelang kemerdekaan RI, di mana karena disebabkan situasi politik yang tidak rnenentu juga disebabkan ketika itu, persoalan yang terjadi rnenjadi persoalan yang mengarah kepada perlawanan terhadap musuh bersama mewujudkan Indonesia yang rnerdeka, narnun sesudah itu, ketegangan dan pertentangan antara keduanya rnulai meningkat kembali.
Kongres Muhammadiyah diadakan di Yogyakarta antara 12 dan 17 Maret 1925, lihat Dr. Alwi Shihab, ha! 163
61
B. Era Orde lama
Di Era ini, Umat Islam Indonesia (dalam ha! ini Muhammadiyah) tidak lagi memandang Kristen sebagai agen Kolonia!, namun lebih rnerupakan Missionari Pribumi yang mewarisi praktek-praktek Kolonia! secara baik. Pada masa ini, persoalan yang paling hangat yang selalu dijadikan rujukan para penulis, ketika ingin menulis tentang hubungan Islam-Kristen di awal kemerdekaan yaitu mengenai peristiwa "Piagam Jakarta" (Mukaddimah UUD ), meskipun ketika itu pertentangan kaum Muslim tidak hanya diwakili oleh Muhammadiyah, namun pembahasan disini hanya akan menyorot apa yang dilahtkan oleh Pemimpin Muhammadiyah. Persoalan Piagam Jakarta, dimulai dari penolakan kalangan Kristen dan beberapa tokoh Jawa "Liberal" berpendidikan Barat, tentang "tujuh kata" dalam Pembukaan UUD, tujuh kata tersebut adalah " ............ dengan kewajiban menjalankan Syari'at Islam bagi Pemeluk-pemeluknya", 15 seorang tokoh :Kristen yang bernama Latuharhary, secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap segala bentuk kompromi terhadap isi tujuh kata dalam pembukaan UUD.
16
Demikian ultimatum
yang disampaikan oleh kalangan Kristen karena jika ultimatum tersebut tidak dipenuhi,
15
Muhammad Yamin, Naskah persiapan UUD 1945, (Jakarla, DEP-PEN 1954), jilid
Jo
Dr. Alwi Shihab, ha! 168-169
I ha! 396
62
mereka akan menarik kembali dukungan mereka terhadap Republik Indonesia yang baru berdiri.
17
Seorang tokoh wakil dari Muhammadiyah-yang kemudian diangkat menjadi Ketua- KI Bagus Hadikusumo, Dia merupakan wakil resmi dari Muhammadiyah, Dia tidak hanya gigih mempertahankan "tujuh kata" dalam Pembukaan UUD, namun, lebih jauh lagi dia juga menuntut penerapan hukum Islam bagi seluruh warga negara Indonesia.
rn
namun demikian, sikap keras Hadikusumo tersebut tidak mendapatkan
persetujuan dari kalangan anggota Panitia, terutama kalangan Nasionalis dan Kristen, tetapi hal itu jelas menunjukan bahwa Muhammadiyah memperlihatkan semangat Islam yang kuat yang tidak mau mengakomodasi kepentingan-kepentingan Kristen. 19 Meskipun akhirnya "tujuh kata" tersebut dihapus, tetap tidak membuat reda hubungan Islam-Kristen, bahkan semakin akut, para Missionaris Kristen memperh.'Uat Usaha-usaha Penyebaran ajarannya dengan mendirikan (DGI) Dewan Gereja Indonesia, pada Bulan Mei 1950 dengan tujuan membantu program gereja-gereja, khususnya dalam persaksian dan pelayanan di daerah-daerabw
I)
Lukman Hakim, Fakta dan Data: Usaha-usaha Kristenisasi di Indonesia, (Majalah :-.ledia Dabvah, Jakarta,1991) ha! 16-17 JS
Ibid Ibid
}U
Dr. Alwi Shihab, ha! 171
63
Pada era ini, penyebaran ajaran Kristen, baru dalam tahap permulaan seiring dengan berjalannya waktu, berkat sumber dana yang besar misi Kristen mengalami perkembangan pesat dan mencapai puncak kesuksesannya pada masa Orde baru.
C. Era Orde Baru Era ini, dianggap oleh kalangan Kristen sebagai masa penuh berkah bagi pertumbuhan agama Kristen di Indonesia, Orang-orang Indonesia dalam jumlah besar berbondong-bondong memeluk agama Kristen. Hal itu menjadi: benih kontlik yang barn bagi Muslim-Kristen, meningkatnya kegiatan misi Kristen, sudah tidak lagi mengindahkan batas-batas toleransi beragama, bahkan meminjam istilah "lukman Harun" seorang tokoh Muhammadiyah, Kristen telah menggunakan cara-cara yang sangat menyinggung hati umat Islam. ' 1 M.Rasyidi, seorang tokoh Muhammadiyah, memaparkan beberapa cara kotor yang ditempuh para missionaris Kristen dalam rangka memanfaatkan situasi ekonomi dan politik yang serba belum pasti, untuk merangkul jumlah pemeluk Kristen. 22 Bantuan finansial baik dalam bentuk uang maupun benda bahkan bahan pokok diberikan untuk menarik orang-orang miskin supaya masuk kedalam agama Kristen, bahkan lebih jauh sistem "Orang tua asuh" juga diperkenalkan untuk Mahasiswa/i
Lihat tvt. Rasyid, Kasus l?UU Perkawinan; dala1n hubungan Is/an1 dan Krislen, (Jakarta, Bulan Binumg, Jakarta,1974) ha! 7-8 Lukman Hakim, Fakla dan Data, hal 16
64
yang tidak mampu menemskan kuliahnya namun masih berkeinginan besar, bisa lewat bantuan ini dengan syarat mereka bersedia di baptis untuk menjadi pemeluk Nasrani_,_, Akibatnya, terjadi polemik yang berkepanjangan antara Islam-Kristen, Muhammadiyah memimpin pertentangan terhadap misi tersebut, banyak perbincangan dan komentar muncul dalam rangka mengatasi masalah tersebut, kaum Muslim menyalahkan kegiatan misi Kristen yang dianggap bersifat provokatif dan menyerang, kaum Muslim merasa keberatan dengan cara-cara yang dilakukan kaum Nasrani dengan membujuk lewat jalur pemanfaatan kesulitan ekonomi umat Islam. Menanggapi tuntutan umat Islam yang secara terns menems meminta ketegasan Pemerintah tentang hubungan antar umat beragama, Pemerintah lewat Mentri agama, K.H. Muhammad Dahlan, pada November 1967, memimpin sebuah Konforensi "dialog antar agama" tidak diragukan lagi Muhammadiyah memainkan peran penting dalam dialog tersebut, dari banyak peserta yang hadir, wakil-wakil Muhammadiyah adalah yang paling vokal dan tegas.
24
Walaupun akhirnya dialog
tersebut berakhir dengan hasil yang tidak memuaskan yaitu dengan ditolaknya usulan mengenai pembatasan kegiatan penyebaran agama hanya bagi para pemeluk agama masing-masing ditolak oleh para pemimpin Kristen. 25
2.'I
Ibid
Husein Un1ar, Intoleransi KaunJ 1Vasrani terluula1; urnat Js/arn, (Media dak\vah, Jakarta,1991) hal24 Dr. Alwi Shihab, ha! 179
65
Peristiwa lainnya yang membuktikan konfrontasi terns-menerns antara Muhammadiyah dengan kelompok Kristen tampak dalam penegasan Dr. HamkaTokoh Muhammadiyah dan ketua umum pertama MUI (Majlis Ulama Indonesia)berkenaan dengan larangan bagi kaum muslim menghadiri perayaan natal. Hal itu menambal1 panjang daftar ketegangan Islam-Kristen, guna meredam hal tersebut, pemerintah orde barn dalam ha! ini, Soeharto, memunculkan suatu kebijakan mengenai tindakan tegas terhadap hal-hal yang berbau SARA ( Suku, Agama, Ras dan Antar golongan), nampaknya cara ini cukup efektif untuk paling tidak meredakan sesaat ketegangan antara Islam-Kristen muncul kepermukaan.
B. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 1. Latar Belakang Sejarah dan Berdirinya
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia didirikan pada tanggal 26 Febrnari 1967 di Jakarta oleh alim ulama dan inteleh.1:ual Islam se-Jakarta Raya yang berh.-t1mpul dala satu acara halal bihalal di Masjid Al Munawwaral1, Tanal1 Abang, Jakarta Pusat. 26 Dan pada awal-awal pendiriannya, masjid inilah yang digunakan sebagai markas dan tempat kegiatan dakwah, sebelum pindah ke Jl. Kramat Raya 45. Waktu itu bersamaan pula, kita Bangsa Indonesia sedang dalam suasana meninggalkan masa
26
Orde Lama dan memasuki Orde Barn. Pada suasana peralihan
Lukman Hakim (ed), 70 ta/um Bukhari Tamam lvfenjawab Panggilan Risa/ah, (Jakarta: Media Dakwah, 1992), cet ke-1, hal 147-148
67
nyanng sekali dan konsisten dalam usahanya membentengi aqidah umat dari usahausaha peurtadan yang dilakukan oleh fihak Kristen. Usaha kristenisasi ini dilakukan hampir di semua tempat dan daerah terlebih hgi di daerah-daerah pedalaman atau di daerah transmigrasi di wilayah Nusantara ini. Dan mereka berlomba-lomba mengkristenisasikan kaum muslimin Indonesia dengan uerbagai cara yang mereka tempuh. Gerakan kristenisasi inilah yang sangat ditentang oleh pihak Islam, terutama sekali oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. DDII tidak rela melihat kaum muslimin dikristenkan seperti yang
dikatakan Ketua Umum DDII, DR. Anwar
Haryono, S.H., "DDII tidak anti Kristen, tetapi yang menjadi masalah, adanya proses pemurtadan yang dilakukan oleh golongan Kristen ini yang sangat ditentang oleh
DDII"'" Kristenisasi atau usaha pemurtadan yang dilakukan oleh pihak Kristen ini dan berdasarkan pendeteksian dari kasus-kasus yang terjadi, DDII melihat bahwa usaha ini dilakukan melalui segala bidang kehidupan dan yang paling banyak adalah melalui pendekatan ekonomi dan kesehatan.
Adapun pendekatan agama atau mengajak
langsung untuk memeluk agama Kristen melalui para misionaris secara langsung, melalui pendekatan seperti ini hampir-hampir tidak ada atau bisa dikatakan tidak ada. Karena pihak Kristen sadar bahwa melalui cara seperti ini mereka tidak alcan pernah
30
Wawancara dengan Ketua Umum DDJJ, DR. Anwar Haryono, S.H., tanggal 30 April 2000 ..,; perpustakaan DDII.
68
berhasil. Dan DOI! melihat pengkristenan terhadap umat Islam dilakukan oleh semua kelompok Kristen yang ada dan mereka aktif melaksanakan. 31 Bagi DDII, pembentengan akidah umat dari usaha pemurtadan ini adalah merupakan suatu panggilan dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap Muslim sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Namun demikian sangat disayangkan usaha pembentengan akidah ini kurang diclukung clengan clana yang besar clan mencukupi clalam membiayai kegiatan-kegiatan tersebut. Selama mengaclakan pembentengan akiclah umat clari usaha pemurtaclan ini
clan juga mengaclakan
pembinaaan umat di daerah-daerah, seorang da' i sering sekali membiayai dirinya sendiri ketika mengadakan perjalanan dakwahnya itu. 32 Usaha kristenisasi yang clilakukan pihak Kristen, meliputi seluruh aspek kehidupan sarnpai-sampai di bidang politik pun mereka masuki. Dalam !cabinet I, II clan III, pihak Kristen, baik Katolik maupun Protestan memiliki
posisi yang cukup kuat, karena mereka menduduki
jabatan-jabatan strategis di ABRl maupun di posisi sipil lainnya peranan tokoh-tokoh tersebut ketika menduduki jabatan-jabatannya, sedikit banyak membantu perjuangan gereja atau orang-orang atau tokoh tersebut dimanfaatkan oleh pihak Kristen untuk mengembangkan dan memajukan misi Kristen di Indonesia. Frans Seda, salah satunya
31
Wawancara penulis dengan Kepala Perpustakaan DDJI, Drs. Heman Syuhada, tanggal 30 April 2000 di perpustakaan DDII.
"Ketua Umum DDII, DR. Anwar Haryono, Op.Cit.
69
dianggap sebagai tokoh Kristen yang berada di balik layar terhadap bantuan yang diberikan terhadap perjuangan misi Kristen.
32
Kenyataan lain tentang merebaknya kristenisasi di berbagai bidang sejalan aengan keputusan Dewan Gereja Indonesia di Jakarta tahun 1979. Keputusan itu di antaranya: a. ABRI harus selalu dimanuver untuk selalu bermusuhan dengan Islam. b. Pemuda Kristen sebanyak mungkin ke profesi militer c. 75% kepala departemen-departemen yang ada di pemerintahan harus disusun oleh pejabat-pejabat yang beragama Kristen d. 75% kepala seluruh agen-agen sipil dan pemerintahan propinsi harus orang Kristen. 33 Melihat fenomena ini kita kaum muslimin harus men.gakui kegigihan dan kesungguhan pihak Kristen untuk mengkristenkan kaum muslimin Indinesia. Tanpa , ,,sa putus asa mereka berusaha dengan berbagai earn demi berhasilnya rencana yang rnereka buat. Dalarn pada itu, di bab ini penulis akan mencoba mengangkat usaha-usaha DDII dalam menghadapi dan membentengi umat dari usaha-usaha kristenisasi yang dilancarkan pihak Kristen selama ini: a. Pengiriman dan pembinaan da'i-da'i. b. Mengajak kerja sama pejabat pemerintah untuk membagi-bagikan buku pedoman penyiaran agama di Indonesia kepada pengurus mushalla. c. Menegur langsung pastur atau pendeta yang melakukan pelanggaran penyrnran agama. d. Mengadakan penataran kader dakwah. 32
DDll, TaktikBaru Pekabaran Injil, (Jakarta: tanpa penerbit, 1991), kata pengantar, ha!. I.
33
Ibid, ha!. 34.
70
e. Membangun tempat ibadah. f. Meningkatkan kerja sama, membuat program dakwah. g. Meningkatkan kegiatan kelmpok pengajian di mushalla atau masjid. h. Mengajak umat Islam waspada terhadap kristenisasi yang memberikan bantuan terselubung. 34
Selain itu usaha dan perjuangan DDII juga dilakukan melalui media massa yang dimiliki DDII. Media massa yang diterbitkan DDII tersebut, lvfedia Dakwah, Serial Khutbah Jum 'at dan Majalah Suara Mas)id dan secara lebih khusus, j\;fajalah Media Dakwah sebagai suara resmi DDII senantiasa memberitakan memberitkan dan menginformasikan kepada kaum muslimin mengenai fakta kristenisasi bahkan majalah ini menyediakan rubrik tersendiri yaitu rubrik informasi kegiatan misionaris Kristen dan juga sebagai tempat pengaduan masyarakat atau laporan kegiatan pengkristenan terhadap umat Islam. Tentu semua ini sebagai sarana informasi bagi masyarakat. Hal ini sebagai upaya untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang kejadiankejadian dan fakta-fakta kristenisasi di Indonesia. Sebagian besar dari laporan-laporan dan fakta-fakta itu sudah dibukukan dan telah dicetak oleh DDII dan buku ini telah disebarluaskan DDII ke seluruh Indonesia, ini sebagai informasi dan fakta yang telah terjadi tentang kegiatan kristenisasi yang dilakukan pihak Kristen di Indonesia. Setiap tahun bila menginjak bulan
Desember DDII, melalui Media Dakwahnya selalu
mengeluarkan fatwa tentang natalan bersama dan fatwa itu juga clisebarluaskan dalam hentuk naskah kecil yang dibagi-bagikan kepada rnasyarakat luas.
34
DR. Anwar Hmyono, Op.Cit.
71
1\fajalah Medta Dakwah ini juga yang selalu dikirim pada setiap bulannya kepada da'i-da'i DDII yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Majalah ini sebagai inforrnasi bagi mereka dalam menghadapi umat dan juga menghadapi m1s1onans
dalam upayanya memurtadkan kaum muslimin Indonesia. Usaha-usaha
lainnya juga dilakukan DDII melalui majalah terbesar yang dirniliki DDII itu sarnpai saat ini.
BABV
PENUTUP
JI.
JK~simpulan
Berdasarkan pada uraian dan kajian yang telah penulis sajikan, kiranya penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : Pertama, dalam kajian historis, munculnya misionari di Indonesia ternyata sangat terkait erat dengan kedatangan kaum penjajah Kolonia! baik dibawah Portugis maupun Belanda, bahwa ternyata dibalik misi penjajahan ada misi penyebaran agama Kristen. Kedua, ketika pemerintah Belanda berkuasa, netral agama yang dijanjikan pemerintah hanya isapan jempol semata, terbukti ketika pemerintah ternyata berada dibalik pemberian dana dalam jumlah besar terhadap kegiatan . .
.
.
mis10nan gereJa. Ketiga, respon yang dimunculkan umat lslam terhadap maraknya kegiatan misi di Indonesia ternyata bervariasi, satu kalangan merespon secara ekstreme, dengan mengadakan perusakan terhadap
gedung-gedung dan
fasilitas gereja sementara kalangan yang Iain merespon secara lebih moderat. dengan berusaha merangkul umat Kristen untuk mendial.ogkan etika dakwah dalam beragama, sehingga diharapkan akan muncul konsensus tentang aturan main dalam berdakwah
73
1:ce11111L1f,
1\1uhan1n·1adiyah, sebaga1 salah :-~atu
orgarusasi massa lslarn yang
besar di Indonesia. ikut memberikan andil yang luar biasa merespon adanya kegiatan misi Kristen di Indonesia, berbagai hal dilakukan untuk menyikapi efek
dari maraknya kegiatan misi, penentangan Muhammadiyah juga
dilakukan di level legislatif dengan menolak keras rencana undang-undang yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam, yang sangat didukung oleh pihak Nasrani. Kelima, DDII, organisasi massa Islam yang Juga turut penulis cantumkan dalam uraian skripsi ini, melakukan banyak
usaha-usaha penentangan
terhadap maraknya kegiatan misi, melalui proyek pengiriman da'i ke kantungkantung Nasrani, mengimbangi banyaknya pastur dan pendeta yang dikirim ke sana serta melalui maj al ah media dakwah yang dianggap sebagai corong DDII untuk mengungkap fakta kegiatan misionari di seluruh Indonesia lewat media jurnalistik. Dari kesimpulan di atas, dapat difahami bahwa sejarah panJang
n1isionari
di Indonesia yang diawali para misionari barat temyata melahirkan
misionari pribumi yang sangat baik mewarisi pendahulunya, respon yang variatif terhadap adanya kegiatan misi di Indonesia, menandakan pemahaman yang berbeda terhadap kegiatan misi itu sendiri tampaknya kewaspadaan dan tetap merangkul umat Nasrani untuk lebih bersifat toleran terhadap kenyataan bahwa ada keberagaman dalam beragama di Indonesia menjadi pijakan dasar untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan umat.
74
Ilo Saran-saran Kajian dalam skripsi ini mencoba mengungkap sejarah misionari di Indonesia dan respon umat Islam terhadap kegiatan misi tersebut, berkaitan dengan hal itu perlu penulis sampaikan beberapa saran sebagai berikut: Pertama, ditujukan kepada para sejarawan untuk mengkaji sejarah m1s1 Kristen di Indonesia secara utuh dan tidak parsial, hal ini penting mengingat pemahaman
terhadap sejarah masa lalu akan membentuk persepsi dalam
kehidupan masa kini. Kedua, kepada para misionari Kristen, diharapkan melakukan reinterpretasi terhadap kegiatan misi, diharapkan untuk lebih toleran terhadap kenyataan adanya keberagaman dalam beragama di Indonesia. Ketiga. bagi para praktisi dakwah baik di lingkungan akademis maupun non akademis agar selalu membiasakan tradisi dialog antar agama dengan harapan memperkaya
khasanah
pemikiran
dan
wawasan
serta
pengalaman
keberagamaan, juga turut serta mengangkat isu-isu universal kemanusiaan sekaligus solusi konkritnya sehingga dialog antara agama tidak hanya pada tataran elit agama tetepi bisa dirasakan hasilnya oleh seluruh masyarakat agan1a.
Keempat, kepada seluruh pemeluk agama diharapkan untuk meningkatkan minatnya mengkaji tradisi
dan teks-teks keagamaan baik agama sendiri
maupun agama orang lain agar pemahaman terhadap pesan-pesan agama tidak
75
parsial
sehingga semua itu akan menambah ghirah dalam kecintaan
mengaktualisasikan ajaran agama.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kitab, Jakarta: Lembaga Al Kitab Indonesia, 1997, cet. ke-157 Al-Jabani, Ibrahim Sulaiman, Menyingkap Sosok Missionaris, Jakarta: Pustaka Mantiq, 1991 Anshori, Endang Syaifudin, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Nasional antara Islam dan Nasionalis Sekuler Tentang Dasar Negara RI, Bandung: Pustaka Bandung, 1981 Ayoub, Mahmoud, M, Akar-akar KonjlikMuslim-Kristen, Berkhof, H., Sejarah Gereja, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, cet. ke-13, 1996 Boland, BJ., Pergumulan Islam di Indonesia, Jakarta: Grafiti, 1985 Rosch, David, J., Transjormasi Misi Kristen Sejarah Teologi k(isi yang Mengubah dan Berubah, Jakarta: BPI<. Gunung Mulia, 1997, cet. ke-1 Chaudy, Musthafa, ke-2.
Misi Asing dan Pejajahan, Jakarta: Media Dakwah, 1995, cet.
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Taktik Barn Pekabaran Jnjil, Jakarta: tpn, 1981 Guillot, C., Kiai Sadrach; Riwayat Kristenisasi di Jawa, Jakarta: Grafiti Pers, 1985 Hadisiswaja, Asnawi, KH. Ahmad Dahlan, Panji Masyarakat, I, no.3, 1959 Hakim, Lukman (Ed.), 70 Tahun H. Bukhari Tamam lvlenjawab Panggilan Risa/ah, Jakaita: Media Dakwah, 1992, cet. ke-1
, Fakta dan Data;Usaha-usaha Kristenisasi di Indonesia, Majalah Media Dakwah, Jakarta, 1991
---·
Harun, Lukman, Muhamadiyah dan UU Pendidikan, Jakarta: Panjimas, 1990, cet. ke-1 Hasyim, Umar, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama Dalam Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1979 Hasymi, A, (Ed.), Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Bandung: Al-Ma' arif, 1989
Heukens, A, Sejarah Gereja Katolik di Indonesia, Jakarta: Kursus Kadet Katolik Sekretariat Nasional, 1971 Hidayat, Komaruddin (ed.), Passing Over, Melintasi Batas Agama, Jakarta: Gramedia dan Paramadina, 1998, cet. ke-1 1-Iussein, Umar, "Intoleransi Kaum Nasrani Terhadap Umat Islam", Jakarta: Majalah Media Dakwah, 1991 ! ~inuri, Ahmad, "Muhammadiyah Sebagai Gerakan Pembaharuan Islam", dalam M. Din Syamsudin (Ed.), Muhammadiyah Kiat dan Esok, Jakarta:Panj Mas, 1990
Natsir, M., Islam dan Kristen di Indonesia, Bandung: Pelajar dan Bulan Tsabit, 1969, ~.k~l .
lviencari Modus Vivendi diantara Umat Beragama di Indonesia, Jakarta: Media Dakwah, 1983.
--~
Noer, Deliar, Gerakan Modem Islam Peacock, James, Pembahanian dan Pembaharuan Agama, Yogyakarta: Hanindinata, 1983 Pisper, Beberapa Study Tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, Jakarta UIP, 1984, eel. ke-1 Pusponegoro, Marwati, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Depdikbud dan Balai Pustaka, 1984 Rasyidi, M, Kasus RUU Perkawinan dalam Hubungan Islam dan Kristen, Bulan Bintang, 1974, cet. ke-1 Riyanto, Armada, FK., Dialog Agama dalam Pandangan Gereja Katolik, Yogyakarta: Kanisius, 1995 Roham, Abujamin, Dapatkah !slam-Kristen Hidup berdampingan?, Jakarta: Media Dakwah, 1999, cet. ke-3 Sukrianta, AR., Perkembangan dan Penilaian Muhammadiyah, Yogyakarta: Dua Dimensi, 1985 Sumartana, Th. (et. al), "Pengantar: Menuju Dialog Antar Iman" dalam Dialog: Kritik dan identitas Agama, Yogyakarta: DIAN/Interfidel, tahun I
Suminto, Aqib, Politik Islam Hindia Belanda, Jakarta: LP3ES, J 985 Syaifullah, Gerak Politik Muhammadiyah dan Masyumi, Jakarta: Grafiti, 1997 Syamsuddin, Penyebaran dan Perkembangan Islam di Indonesia, Surabaya: Usaha Nasonal, 1987, cet. ke-2 Syihab, Alwi, Islam lnklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, Bandung: Mizan, 1997, cet. ke-l.
_ _ _, Membendung Ants; Usaha-usaha Kristenisasi di Indonesia, Bandung: Mizan, 1998, cet. ke-1 Thoba, Abdul Aziz, Islam dan Negara Dalam Politik Orde Baru, Jakarta: Gema Insani Press, 1996 Tim IAIN, Syahid, Jakarta Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi, Jakarta: Hikmat Syahid Indah, 1994, cet. ke-3 Yamin,
Muhammad, Naskah Penerangan, 1954, jilid I
Persiapan
UUD
1945, Jakarta: Departemen
Yusron, Asrofie, K.H. Ahmad Dahlan, Pemikiran dan Kepemimpinannya, Y ogyakarta: Yogyakarta Offset, 1983
Surat Ka bar dan Majalah Media Dakwah,
Syawal, 1411/Mei 1991, no. 203
Media Dakwah,
Zulhijjah, 1409/Agustus 1989, no 182
Media Dakwah,
Zulhijjah, 1410/0ktober 1990, no 190
Spektrum,
No. 4, tahun XIII, 1985
Hidup
No. 43, 1987
Hidup
No. 12, 20 Maret 1988
Tempo
18 Februari 1989, 1 Januari 1994
Sinar Harapan
25 Mei 1973
Sinar Pagi
10 Juni 1973
Korn pas
17 Desember 1973
Panji Masyarakat
No.
6 Oktober 1973
Panji Masyarakat
No. 589, l
Agustu~,
Panji Masyarakat
No. 252, l Agustus, 1978, XX.
1974
·TENT ANG , PEDO.Y!AN PENYIARAN AGAMA
telah memeluk sesuatu agarna lain; b. Dilakukan dcngan mcnggunakan bujukan/pcm bcriarr n1ateriil, uang, pal:-,.aian, makanarJmintunan, obat-obatan dan lain-lain agar supaya orang tertarik unttL\; memeluk sesuatu agama.
ME N·T ER I AG AM A. imbang
a. bahwa keru.kunan hidup antar umat beragama meru ' kan syarat mutlak bagi persatuan dan kesatuan ban serta pemantapan stabilitas nasionaf dan keamanan ~ sional. ·-
c. Dilalrnkan dengan cara-cara pen ye baran pamlet, buletin, majalah, buku-buku dan sebagainya di daerah-daerah I di rumah-rumah kediarnan umat I orang yang beragama lain;
b. bahwa dalam rangka usaha memantapkan keruk hidup antar umat beragama pemerintah berkewaji untuk melindungi setiap usaha pengembangan dan nyiaran agama ;
d. Dilakukan dengan cara masuk ke luar dari rumah ke rumah orang yang telah 'memeluk agama lain dengan dalih apapun.
c. bahwa oleh karena itu perlu diatur tentang pedom~ penyiaran agarna. . ·,,, · gingat
Bilamana temyata pelaksanaan pen gem bangan dan penyiaran agama sebagaimana yang dirnaksud diktum kedua, menimbulkan terganggunya kerukunan hidup antar umat beragama akan diarnbil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Undang-undang Dasar 1945 pasal) 7 ayat 3 dan 29· " . ' 2. Ketetapan MPR RI No. IV /'MPFJ 1978; 3. Keppres No. 44 dan 45 tahun 1974; 4. Kep. Menag No. 18 tahun 1975 {disempurnakan), : ";
.
Seluruh Aparat Departemen Agama sampai ke daerah·daerah diperintahkan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan ini dan selalu ·mengadakan konsultasi/kordinasi dengan unsur Pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
;'
1perhatikan : Petunjuk Bapak Presiden Republilc Indonesia tanggal Mei 1978. . .
M EMU TUSK AN. Keputusan-ini mulai berla1."U pada tanggal ditetapkan. etapkan
KEPUTUSAN MENTER! AGAMA MAN PENYIARAN AGAM.A.
ama
Untuk µienja<ja Stabilitas iiasional dan demi tegaknya~ rukunan antar umat beragama, pengembangan dan;_ nyiaran agama imw,ya dil?.l;Janakan dengan sernan!I"~;· rukunan, tenggang rasa, teposeliro, saling menghargaiJil mat menghormati antar umat beragama sesuai jiwa sila. · "
Ditetapkan ·di . Pada tanggal MENTERI
Jakarta. l Agustus 1978,
AGAM&."""~·
I:¥r
.-~(.l;J-,:~MWPERWIRA Nl°-~'...RA) . .....
·~
Pasal 37 Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi milik bersama. Harta bawaan dari masing-masing suarni dan istri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan iain. Pasal 38
jj
I <;; ~
Mengenai harta benda milik bersama, suami atau istri dapat bertindak atas persetujuan kedua pihak. Masing-masing suami dan istri mempunyai hak sepenuhnya untuk ~i~ melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya. 'i~ Pasal 39
~
Bila perkawinan putus karena perceraian, harta benda milik bersama igi sama antara bekas suami dan istri. ) ',
.~
BAB IX PUTUSNYA PERKAWINAN SERTA AKIBATNYA Pasal 40
.' 1
Perkawinan putus karena kematian, perceraian dan keadaan tidak hadlir; ·1~ suami atau istri di tempat tinggalnya selama 2 (dua) tahun sedangkan.· 1 " ': .· kabar tentang hidup atau matinya tidal:: pemah diperolehnya dan diikuti : .•; dengan perkawinan baru istrinya atau suarninya yang dilangsungkan ~ °:. • dengan izin Pengadilan dala1n daerah hukum tempat tinggal terakhir ·pihak yang tidak hadlir setelah diadakan panggilan kepadanya dan sete- •. !ah mendengar Kepa!a Daerah. Permintaan perceraian harus diajukan kepada Pengadilan tempat ting-·: "'·' gal pihalc yang digugat, atau jika tempat tinggal pihalc yang digugat tidak diketahui atau sukar dicapai, pada Pengadilan tempat tinggal pemohon. \) Pasal 41
If
Alasan yang dapat mengakibat.kan perceraian hanyalah sebagai berikut: .1 Salah Satu pihak berbuat zinah atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disernbuhkan; · .. j
- - - - ---.;
c. d.
e. f.
-.
Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah pcrkawinan beriangsung; Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan beral yang membahayakan terhadap pihak yang lain; Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri; Antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dlln tidal:: ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah-tangga. Pasal 42
Gugatan perceraian dilakukan dengan menggunakan hukum acara per. data yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikuc a. Hakim Pengadi!an yang memeriksa gugatan perceraian akan mencoba mendamaikan kedua belah pihak; b. Selama perkara belum ·diputus usaha mendarnaikan dapat dilakukan pada tiap-tiap tingkat pemeriksaan; c. Jika tercapai suatu perdamaian, maka tidak dapal diajukan perkara perceraian baru berdasarkan kejadian-kejadian yang ada sebelum per· damaian dan pada waktu diadakan perdamaian telah diketahui oleh penggugat; d. Jika perdamaian tidal:: dapat t.ercapai maka pemeriksaan dilakukan dengan sidang tertutup; e. Keputusan diucapkan dalam sidang terbuka; f. Jika perceraian mempunyai kekuatan hukum, Panitera dari Pengadi!an yang memutuskan daiam tingkat pertama mengirim satu salinan dari keputusan tanpa bermeterai tersebut kepada Pegawai Pencatat Perkawinan dimana perkawinan dicatat, bagi perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri, salinan tersebut dilcirimkan kepada Pegawai Pencatat Perkawinan di J akana.. Pasal 43 (!). Jika salah satu pihak dari suami istri, terhadap siapa o!eh pihak lainnya diajukan perceraian, tidak diketahui tempat tinggalnya dan di Indonesia tidak mempunyai tempat kediaman yang ketahWln, sidang pengadilan akan ditetapkan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan setelah gugatan perceraian dit.erima oleh Pengadi!an.
;uLuJ<..w1 uJc11 .rc11t;auuan aan pc11gu111u111a11
Lc1~cuuL
Pl·
uaru:s u1muat- J[
ara jelas dan tampak. ' 1empatan di surat kabar atau surat-surat kabar clan mass media lain-• akan dilakukan 2 (dua) kali dengan jarak antara I (satu) bulan dan ;i;ka waktu antara hari persidangan dan pengadilan terakhir sedikitnya .iga) bulan. am 14 (empat belas) hari sctelah panggilan yang pertama salinan' ggilan akan ditempel pada suatu tempat pcrsidangan Hakim Peng.an yang dapat dilihat oleh umum dan salinan yang kedua akan dilhkan kepada Jaksa dengan diberi tanggal, yang oleh Jaksa akan di fa-tangani dan dibubuhi perkataan "telah mclihat". ggilan harus memuat: gugatan umuk perceraian; nama, nama kccil pekerjaan dari suami/istri; pemberitahuan mengenai Hakim atas intah siapa panggilan tersebut diadakan; tanggal dari surat perintah: l hari, jam clan tempat kehadiran; nama, huruf depan clan tempat ;gal juru Sita. l sebelum hari kehadiran tempat kediaman dari tergugat diketahui i Pengadilan, maka para pihak dapat dipanggil oleh Pengadilan pada . . dan jam yang ditentukan.
Pasal 46
a.
b.
c.
d.
Pasal 44
i.m ha! gugatan perceraian karena salah seorang suami atau istri 1dapat hukwnan penjara 5 (lima) tahun atau lebih berat, maka untuk 1dapat keputusan perceraian pihak penggugat sebagai bukti penyamn salinan putusan Pengadilan yang memutus perkara disertai dengan t keterangan Pengadilan bahwa putusan tersebut telah mempunyai latan hukum. ~atan perceraian karena tergugat meninggalkan penggugat, seiimana dimaksud dalam Pasal 41 sub b Undang-unclang ini, diajul:an
Akibat putusny;i. perka"!inan karena perceraian, ialah: Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anakanaknya, semata-mata berdasarkan kepemingan anak; bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusann ya; Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat m~mberi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat mencntukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut; Pengadilan dapat mewajibkan bekas suami menurut kemampuannya memberi biaya penghidupan kepada bekas istrinya sclama ia masih hidup clan belum bersuami lagi; Pengadilan dapat menentukan kewajiban apa dan jumlah bi8ya yang diberikan kepada bekas suami dan bekas istri. Pasal 47
inya perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta catatan cawinan yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Perkawinan. 1 ternyata tidak ada daftar-daftar atau daftar tersebut hilang atau jika k ada Akta Perkawinan, maka bukti tentang aclanya perkawinan ituskan oleh Pengadilan tempat perkawinan dilangsungkan/dicatat gan saksi 2 (dua) orang.
Pasal 45
vugaLan pcrccra1au u1ua:::;ill.F;.a11 at.as perse11s1nan aan penengKardn dimaksud Pasal 41 sub f Undang-undang ini, hanya dapal ditcrima apabila gugatan cukup beralasan setelah mendengar pihak keluarga dan orang yang dekat dengan suami isrri.
(I). Keputusan perceraian harus dicatat oleh pegawai pencatat yang berwenang di tempat perceraian telah terjadi. (2). Salinan. dikiriinkan ke kan'tor pencatat dimana perkawinan dilangsung1.~-
l\.aJI.
f,
.~,~.:,,_ . ~
.
',__,
.,
BABX KEDUDUKAN ANAK
'
-i ~· .;.\
~~'
"J'!J.
(3). Tentang pencatatan yang dimaksud dalam ayat (I) pasal ini diatur dalam peraturan perunclang-undangan tersendiri.
i~
Pasal 48 Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.
- - - -----.., -
. -
- -
-------·-oo-• ----v-· - - - -
-·~-
............. '"'"'"Oa.ll"
lisan di hadapan 2 (dua) orang saksi. Wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut atau orang lain yang sudah dewasa, berpikiran sehat, adil jujur dan berkelakuan baik. ') Wali wajib mengurus anak yang di bawah penguasaannya dan hana benda sebaik-baiknya, dengan menghormati agarna anak itu. J Wali wajib membuat daftar harta benda anak yang berada di bawah kekuasaannya pada waktu memulai jabatannya dan mencatat semua perubahan-perubahan harta benda anak atau anak-anak itu. Wali bertanggung-jawab tentang harta benda anak yang berada di bawah perwaliannya serta kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya. Pasal 58 Terhadap wall berlaku juga Pasal 54 Uadang-undang ini. Pasal 59 Wali dapat dicabut dari kekuasaannya, dalarn hal-hal yang dalarn Pasal 55 Undang-undang ini. Dalarn ha! kekuasaan seseorang wali dicabut, sebagaimana dimaksud pada ayat {l) Pasal ini, oleh Pengadilan ditunjuk orang lain sebagai wali•. Pasal 60
.·; ".)''
Wali yaqg te!a~ menyebabkan kerugian kepada haru benda anak yang
awah kekuasaannya, atas !untutan anak atau keiuarga anak tersebut
;an keputusan Pengadilan yang bersangkutan dapat diwajibkan gganti kerugian tersebut. BAB XIII KETENTUAN-KETENTUAN LAIN Bagian kesatu Pembuktian Asal Usu! anak
Pasal 61 Asal usul anak hanya dapat dibuktikan dengan Al::te Kelahiran yang autentik, yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
yang memenuh1 syarat. (3). Atas dasar ketetapan Pengadilan tersebut ayat (2) pasal ini, maka instansi pencatat kelahiran yang ada dalam daerah hukum pengadilan yang bersangkutan mengeluarkan Akte Kelahiran bagi anak yang bcrsangkutan. ,
Bagian kedua -Pengangkatan Anak P!!sal 62
(!). Suarni istri bersama-sarna dapat mengangkat seorang anak atau lcbih. (2). Yang dapat diangkat menjadi anak angkat ialah anak yang belum kawin dan belum diangkat oleh orang Jain. (3). Anak yang diangkat sekurang-kurangnya harus 18 (delapan belas) tahun lebih muda de.ri suami dan sekurang-kurangnya 15 (lima belas)' tahun lebih muda dari istri. (4). Apabila anak yang diangkat itu masih saudara dari suami istri, dalarn hubungan keluarga dia tidak boleh mempunyai derajat kckeluargaan yang tinggi dari suarni yang mengangkatnya. (5). Untuk pengangkatan anak diperlukan izin dari orang tua atau wilayahnya dan persetujuan anak itu sendiri apabila ia telah berumur 15 {lima belas) tahun. (6). Pengangkatan anak dilakukan dengan keputusan Pengadilan atas permohonan suarni dan istri yang mengangkat anak itu. (7). Permohonan pengangkatan yang dimaksud ayat (6) pasal ini dapat diterima apabila pengangkatan itu menguntungkan kepentingan anak yang diangkat (8). Anak yang diangkat mempunyai kedu
·---~ , 1 '.-t-z-:~;1f:\·ff!-X§!E2t2Tf.11Ji;
--------------·-· _. __ ....... __
PEHOUDUK
Ib.fil
13.
TABLE
H~HURUT
POPUI.ATIO/i BY PROVINCE AND RELIGION
A G A H A
ISLAM
rcEllC1/liVl/ICIPAUTY
/
,.0 0 J, ACEH SUMATRA UTARA
SUKATRA BARAT
(
A J A
I
\
u
IAHGI
\ SUXATRA SELATAN
\ BEHGKULU
•LAHPUHG
.D K I JAYA HUA BARAT (
JAUA TEHGAH
D I YOGYAKARTA '.l'IAWA T!HUR ·\1 A L I ffusA TEHG !AP.AT MUSA TEKG TIHUR KALIH, KALIH. KAL:M. . ,KALIH,
SARAT
TEHGAK ;ftATJ..ii
TIMUR
UTARA iSULAWESI TEH6AH : SULAWESI SEL. 'SULAWESI TEHGG, SULAWESI
ISLAM (2)
(3)
1948152 3989427 . 2755747. 1369375 "' 977699 • 3236189 . 505861 2620646 ' 3630735 • 211369H • 21087172 • 2325412. H722099 • 106414 • 211 OOH 192401 . 862723 ' 38379 3 • 1035144 ~ 500726 743526. 661 OBJ ,.. 4597329 •
5905 220216 11333 7367 1532 22256 1392 66115 119121 65643 206933
81369 150975 8665 5934 1193451 277456 7330 5496
R E L I GI 0 N
/
HINDU PROTESTAN OTllER C/.'RIS HINDUISM -IS!! TIANI: 'Y
37013 .174H76 4293 13711 3363 10227 8371 17915 17!699 76701 176759 27263 142575 7466 3666 607534 75069 63729
I
cs>
( 6)
· 275V
299 1 29 4 7
1985 9)63 2H64 2492
BUDJIA
29 3 266 260 10l6 44
J1821 6645
3493 54007 15652 98155 1977607 59957 162 3391 6110 46) ?V7 7 OB 5 245
12J87 264.562
9408 67!07 1444 52053 1406 14!73 26305 11HI3 125)03 2l162 76917 14426 10665
5589 10159 14782
106663 111963 5566 161059 1·216
1468 12lB
AO
11474
4546492 ~ 21620950.
2186526) (46AS44
2550067 21'0091 220l4l5 2295279. 701936
467 4346 1047
1141 26l97 , 16516 25 27617 106
1699105 731606 1717671 913662 51799,,
972133
1°685902
543400 33063
Jl
9 271
649 64
3 277
419 2 l2
103579696
2692215
5151994
897497
2296299
1092114
Al BUREAU OF STATISTICS - REPUBlIC OF INDONESJA
1438
2792221. 1641074 100565' )06061 519316 2775695 -
26011
4364
, _·/- - · I
1o5 sa 149 32 307 965 557
200!341 6620611,....
39 37 1 '551 1 54 1792
4116 142164
"'::..
197164
i9$l$0
4Z17~
~
10'
1422 10312 165 1s'2 29 19773 100659 1029 15127 74072
19 24
66503
fUSA1 STATISTIK - RErUSl.IK INDONESIA
(101
(9)
22!
,;6S!4
11470
(8)
TOTAL
3011
429970 15394 7 332356
699962
OTHERS
0 272921 655097
42146 11082 53019 5070 58443 281 24
58901 23274
LAIHNYA
6204 132974
JOJ
1ss1a
14347
HU TJU
BUDDHISM ICONFUSIUS (7)
179007 424 13667 1260 12676 656 6053 67996 64136 64324 6212 143274 1663 22263
JUHLA!l
KONG
. PROTESTAN 'KRISTEN I LAINNYA
C4l
Statistik Th. 1971
9203 i 01 l 7\46 21 5 \7029 81 76 147
·/HALUKU ,IRJAH JAYA JUHLAH I TOl'AL
KATHOLIK
CATHOLIC -IS/1
(1)
PROPIHSI OAH AGAMA
'
90265
26918
\\_,..
.
......,
20,9924 (
714120' 1089511 v
iso786 118367550 ' '
, .. nvvuuu"
V't, .J
Statistik Th. 1985
.-. ... nv"u •
< "...,' .,._,
1,
ur.11
r.unnn
POPULATION BY PROVINCE AND RELIGION
TABLE
lak1-1aki+Perempuan/Ha1e+Fema1e
Kota+Pedesaan/Urban+Rural
g
A P R 0 V I N S I P R 0
V I
I ~lam
(1 )
1. D. I. A C E H SUMATERA UTARA ~Jl SUMATERA BARAT 4. R I A U 5. J A M B I 6. SUMATERA SELATAN 7. BENGKULU a. LAHPUNG
9. 1 o. 11. 1 2. 13.
D. K. !. JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH O. I, YOGYAKARTA JAWA TIMUR
m
I
a
Ii lam
Protestant Other Christian
( 2}
( 3)
2 5 3 2 1 5
88·1 988 619 223 682 D6f 92<. 5 . 576
6 30 25 2 30
Protestant Kristen Lain
l
' i
i
g
0
712 114 727 671 219
Kato11k
Iii ndu
Bud ha
Catholic
Hindu
Bud hist
(4)
394 401 617 651 137 719 061 609
71 2 721 31 57 21 49 1a 91
738 5 11 826 846 0 84 027 11.1 056
.5 302 34 13 6 58 7 58
53 7 453 235 33 5 922 927 019 955
.-
n
140 779
621 .142 598 101 611
129 333 962 414 809
204 154 418 146 218
999
303. 370
-
(8 )
-
1'4 337
578 228 415 847 542
12 822 8 833 5 7 7 24 7 880 109 517
329 157 110 1 77
114 642 sos 810 811
5 52 31 1 24
4 860 1 : 794 1 658 ,267
2 466 386 87 355 1 567
868 271 360 815
.12 024 19 471 84' 4 82
'n oo.
1 463 756 2 210 1 239
i Z7
19. KALIMANTAN TENGAH 20. KALIMANTAN SELATAH 21. KALIMANTAN TIMUR
863 662 110
3i6 171 21 198
460 735 260 861
686 11 9 37
815 749 410 516
22. SULAWESI UTARA 23. SULA\/ ES l TEN GA fl 24. SULAWESI SELATAN 25. SULA\/ ES I TENGGARA
1 0'19 1 ·t47 5 8'~2 1 096
792 959 516 840
1 217 307 561 14
317 415 026 4 59
68 4 89 3
057 9 74 802 188
576 7:>1
592
260
13 681 ~
327
33 728
736 550 420 055 5 '2
698 548 744 .169 90 5 905
12 4 261 672 872 207 564
885 830 Y45 Y30 161
519 3o5 u28 309 591
7 .10 26 2 31
2: s 107
2 649 401 2 994 718 3 061 244 630 616
095 2 51 630 02
245 707
2 819 496
15 661 11. 5 34
1 117 881 2 272 623 1 5 11 665
31 550 4 990
s 692 2 .117 2 1 5 81 46
1 768 5 3 51 63 13.I 203
2 1 6 1
292 176 283
1 2 12 42 941
107 1 15 23
-
2 6. H A L U K U 27. !RIAN JAYA
882 210 203 676
658 634 881 742
64 025 283 220
840 676
728 1 659
2 121
JUHLAH/x.oxAt
142· 589 249
10 593 834
5 140 401
3 177 501
1 6(10 27tl
Y45 727
;' \
2 97' 18 7 422 13 7
9 3 2 1 5
1 236 2 059 <SS 809
1 683
21 02 7 3 768 759 240
Total
( 7)
6 7 989 23 894 71 483 113 .I 526
14 753
Jumlah ·
Others
518 291 854 440 375 035 574 079
143· 2 870. 300 10
16 \00
( 6I
( 5)
Lainnya
1.1 361 11 185 10 95 2 38
14. B A L I 15. NUSA TENGGARA BARAT 6. NUSA TENGGARA TIMUR 17 . T!HOR TIMUR
KALiHAHTAH 6ARAT
e
R
i
H C E
g_.
a
'
c;
-
.112 510 609 119
ot6 957 608 726
1 608 558 1 370 <;73' 164 046 988
L~
Lt.:1\-IUAVA .SOS:JAL/KARYA KESEI IATAN .S\V.-\.STA BCt-lA hJ\1 t)Llh.
DAN JENIS LEM BAG A MEN UR UT pROPINSI PADA AKlllR TAllUN 1995
Rtn..WI SAK.IT
PR011NSI
BKlA
RW.iAll
BALAJ f'ENG. OOATAN
Rl1l.WI SAKJT
6
7
.
I
I
BffiSALIN
3
2
5
4
h
a Uura
5
6
24
2
l
2
3
3
.
I
3
2
7
l
l
l
2
u ~
6
S.:bw1
3
cbm
7
8
Jl.f}..-0....AJI
. . . .
8
18
21
JO
8
3
16 14
14
17
.
15 -
.
9
l .
.
15
65
5
l
2
13
-
l
nur
8
9
18
I
2
67
bn&r>I
5
7
10
29 14
tan Timur
2
. U1ar.1
5
l
2
2
8
7
16
I
Teng.ah : Sclata.n -Tcngga.r:a
3
I
4 l
I
2
L
l
_3_ 2
3
I
3 2
l
l
. .
.
.
7
9
8
lgg;t~Bual
I
2
2
3
1gg:an Tirhur
9
8
33
47
4
-
I
2
4
13
I
mw-
•
!UMLAH .-ii~
5
4
"'i
I
12
2
l
I
-
l
19
l
74
l.33
184
3'.l3
Apm.a d.L...i. ~&fB'dug Bi..oi.u Kltolik PttiuiP.l: G=j:t K.uolik I~ 1m l.U>d><>
15
14
-
l
l
Jlr},.{J __.\j
Jl f}..il__,\1 !
sau-
LAJN
RLJHNY,·
18
17
16
15
2
2
I
2
12
53
IO
II
24 5
8
61
9 l
.
2
2
3
l
l l
2
-
6
.
.
14
. . .
28
2
.
' 13 6
12
I
.
6
.
I
25
2
8
-
101
4
26
13
4
25
l
2
10
75
I
8
58
21
103 39
2
4
.
3
4
.
-
.
3
2
.
5
I 6
6 19
-
37
.
.
.
.
13
l
.
-
. .
l
.
7 14
.
4
32
-
2
. .
. .
. 2
.
I
-
24
2
2
3
26
l
-
33
772
53
3
3
3
-
I
I
2
7
I
4
5
-
LANT AR
37
I
-
13
UJN
I I
35
I
12
···-
ANAK TER-
-
l
7
I
AfJAK NAKAI...
WI CARA
II
.
21
2
JOl>-fPOI WR EDA
.
53
8
tan Seb.b.n
TUNA RL'NGV/
I
20
11
IO
.
5 4
-
NEfl
5
'g>h j'>bm
.
"ATU
9 13 5
50 82 33
WlTengah
TUNA
41
12 19
ral
YATIJ..i
2
.
l
g
PUS KESJ..iAS
~'USTA
3
a&r>I
------- ------· PANT! ASUllAN
KARYA KESEl !ATAl<
JI
----
2
I
.
.
.
I
-
. 19
14 2
. . 4
2
l
18
l . I 8 53
86
6
I
13 6 27
..
8
21 16
122
6 9 161
30
42 35 933
2.1.
JU!vlLAJ I PENOUDUK/PEiY1EL.Uh: AGAiVtA K,\T()LI K/P ,\ROKJ/WI L,\ \' AJ l/STASl/l~INGKUNGANffE/\.-1 PAT I llADAT ,\GAf'vl,\ h'.AT()LI K tvlENURUT PROPINSI SELURUll INDONESIA PADA AKlllR TAI HJN 1995
RU/'vlAl-I IBADAT
PEMELUK PRO PINS!
PENDUDUK
-·-,
2
UL Accl! ~Uiu>
3 -
AGAMA
PAROKI
WILAYAIJ
STA SJ
UNG KUNG AN
GEREJA
KA PEL
4
DARURATl
JU!vtLAll
KEfERANGAN
12
13
SEMENTARA
KATOUK
5
7
6
8
3.749333
18.747
2
2
27
11.150.223
619.328
63
.
1.913
9 7
.
...
10
II
9
18
3
30
1.ns
17
434
1.676
ru...
3.667.700
35.730
10
63
111
183
23
76
28
127
~n.,,,
4.051.245
42.943
12
5
174
89
14
77
14
105
J=hi
2.236.S45
19.695
4
55
54
68
35
Bco,;h>I•
1.304.593
12.375
2
7
75
~Sohtan
6.949.834
81.2.54
26
263
109
l..uDpucg D.K.LJ.i:.rt.
6..542.620
104.1370
17
76
258
9.493.403
419.678
39
295
II
J-.wa8u2!
38.991.853
282.821
52
.
C3
J;iiw<1 Tcng:a.b
30.614.211
495.\l.54
77
48.S
530
1.514
3.129.085
192.913
26
119
115
613
34.521.001
341.593
64
126
459
739
D.L Yogy.brta J.a.tra.TUWl(
8
25
2
8
23
10
41
126
146
52
324
338
54
279
67
400
1.420
37
65
15
117
84
36
35
155
:l82
377
417
1.176
48
. 137
33
218
233
101
84
418
398
KiJim:u1-ta.n lhr.11
3.510.370
788.078
80
.
974
,274
1.370
92
1.736
K1lim2Dbc Teng.ah
1.715.510
46.647
18
30
321
108
134
116
76
326
K;afjo::gatlla Sclaf.an
2.858.960
1_9.m
7
29
75
109
16
15
49
K.illm:mwi Timur
2.281.417
'13.762.
234
14
l38
3
Sub-ciUW2
2.641.135
132.i76
34
367
II
201
18
93
312
Sul.•'Caj Tc;.rigah
L983.234
24.975
7
!Ol
31
70
3
9
82
384
233
:e
7J
374
29
71
33 3
Sub~Sehtan
7...t28.715
133.717
Sub.wai Tcngg.an. Bali
1.624.277
11.759
"
2.865.223
13.753
14
NuuT~Bar.1!
3.555.8%
15.406
5
l'h= Ta:igg.in Timur
3.6ffi.599
L782.574
230
827.600
742.725
30
.
29
.
T1GXitTu:nur
2.001.200
U>lub
Iri>.a hya JlJM~I!
112.640
3 53
56
82
42
2.5
15
17
23
15
35
7
::
t.829
1.199
1.199
158 270
40
- 952
3
2.5
839
2.990
69
394
364
827
189
41
87
' 317
1.984.118
444.309
154
65
451
466
105
614
165
884
195.283.200
7.030.195
1.073
1.679
9.159
7.428
5.095
4.959
3.074
13.128
r:.-.if ~ A~nu Propiusi d.h.i. Pei:nbimbi11&lBidao& Dimas K:i1olik !lob R
Bfo.o ~~it. tBP'S1Tabtn11990
7
80 241
i
!
I '
i
bulan November- s/d JJesember- 1997 TEO!l'AT
PENANGGUNG JA WAil
IlLK/Pe.sanlrcn Lukrn:inul llakini Datu l'i1ar1u • Surnst::l
U:iuulz SuryuJi Jkk Pi1npi1u1n Pc.sunirc.n Lukmanul llaki1n bc.kcrja!l.llrno dcng;in PcruJa .set em pat.
Gunune Sito Ii Nias ·Su mot
5e
Ust<.idz Umur ll
Silaturrahmi Dual !IC IG'.limantan I Pouitianak
Pc::rwukilan Kalbar bersonia Devn.111 Dukwah
NA~lA
~'AKTU
Id 9 Nop 97
KEGIATAN
'J'c1nu wiCDr-:11. muhnlligh dnn kluuib
Trnn.s Batu 11-1.ortn (Loknl)
v- Des 97
knn I
Pelndhan da'i khatib Knbupaten Nia.s Surualera Utorn (loknl)
sember '97
Pu.sat
kan III semher 97
Pch101ikan da'i perwakilan Maluku/Arobon/lrian Jaya
s/d 25
Ternu wicara muballigh se Sulawesi I Menado Utara ·
•. 97
Tobello Ternate
Sdr.
~idwnn
hL Ilyus c/q perwakilan l\ialuku/
Amhon hekerjasama dengan Pemda selempat.
"I
Yayasan Al-Kautsar pimpjoan Dicky Moko Dompit (Pertamina Jakarta) dengan Peroda aetemp2t dan Devi.an Dnk-.vn.h pcr,,.•a·~ilan
Sulut.
llENTUK PAJ\TISIPASI DEWAI\ DAKWAII PUSAT l.
2.
Pcnc;irirnun ins1ruki11r Buntuan danii?
1. Pengirimon instruktur
2. Iluntuun Dnna Rp. 1,5 jutii
Biara Dewan Dakwah Pu5al Jan Dewan Dakwnh 10.!bur
l. Pengirirnun instruktur 2. Bantuan Jana
Sebagian besar istruktur ada1ah orang Dewan Dak-w1.1h
a. DR. l'u5ril lhz.a t11alicndni h. Dr:>. Didin Sni.fudJin c . .Hartono fr1ardjono d. Syuhudn Bahri Jll
•, Iliro Penp:ernliang:nn Dnkwnb . ~::::: & . . Dikl1:ir . . . ..
r
....
~
·o
.
' i
[:, Q
~S>
u~
0
•
b"
Q
~
~~
~
DI)
~.""\::::, -~
0
o~ b
-
...
••
•
b
'J1
•• ,p ·--01 DDll Pusal Jakarta
0. Sumut Rlau Sumbar )ambi Bengkulu Sumsel Lampung Jawa Baral
:
: : : : : : :
20 6 25 2 5 11 10 17
orang orang orang orang orang orang orang orang
)awa Tengah Yogyakarta )awa Timur N.T.8. N.T. Tengah N.T. Timur Kai bar Kalteng Kaltim
: :
: : :
: : :
:
20 1 19 8 1 6 .9 3 7
orang orang orang orang orang orang orang orang orang
•
-----
Sulsel Suhengg Sultengh Sulut Gorontalo Maiuku lrian jaya Timar Timur Jakarta,
: :
: : : :
:
:
13 1 1 2 3 1.2 1 24
Oktober 1997
orang orang orang orang orang orang orang orang . ·- .......·---·
t~' ::
''·
. I
..;;
.·
Ci
..
.·
...
:.·'
. .
PROPINSI
I lJ
Agama: ···- ··················· >:·o8GANlsA$i}kEA~MAAN~iklt... .PEMU!
JUMLAH I
Cl
;
D.I. ACEH
•
1.'140.671
7.'2±0
•?1 c;
1...612
:l 3'.I.''06&
? .•/'.;/'.;R
c; 1 ;.-,qq
1QQ
A1
2 ~ 1 C) A <; .'007
1
38•181
262'11Q 711
1 og ~'908 60.M21 81.046
3.195 120 18Q
h
-
Ql1
1
.
3 SUMATERA BARI.IT )
R IAU
2
)
JAMB I
1
I
SUMATERA SELATAN
.,
2 LAM-PUNG
PEREMPUAN
5.;>120
Rf\
r SUMATERA UTARA
I
530.667
11
JAWA TIMUR
LAKl-LAKI
7 ·11?
3 JAWA TENGAH
j
I
822.'2"i1
Aa
~
... _.
131
2 JAWABARAT
D.I. YOGYAK/,IRTA
.·, LAKi'.;7LA.Ri:'(j; PEREMP.JJAN
2
?7
2 ,'4 3'.i'.
10
7A
313.698
'1
\
KAUMANTAN TENGAH
?110 ·10"''
;
-
1.728 668
KAUMANTAN SELATAN
?
ii;S61
684
;
KAUMANTAN TIMUR
i
149•34'.I
l7h
1 .1.
1.·..,t:;? P.70
5 ,'69'.Z
111 ~'.11A.1
9.!±2&
,::;i:;1.'?h?
1 j ,'gQ :1 ? c;1q
3 KAUMANTAN BARAT
7 SULAWESI UTARA. 3
SULAWESI TENGAH
g
SULAWESI SELATAN
2 8
J
SULAWESI TENGGARA
1
1
MALUKU
q
2
BALI
1
--·
3
-·-·-NUSA TENGGARA BARAT
4
NUSA TENGGARA TIMUR
5
IRIANJAYA
...
6
BENGl
..... •\ ··---
-
·-·-··--·
--·
EMUR
·<;<; 1
71'.f1 'A"'" 17.'11'i
-
a
h
1 .·Q74.'860
7 "':!17
68'5 510
"A/'.;<;
·l)QA
i 1.-1'52 4.·172
?
1<; A.?to;
i?.1.
1
-:iq .·aoq
641
1 (1'
QP.7
~
188.-464 12o"914•9'i8. Data Keagamaan. berdasarkan Laporan.' dari daereh.
JUMLAH
nber erangan
r:JO
416v
..
Jakarta, Juni KABAG PENYUSUNAN
f
PERA TUH.All
1996 PROGRAM D.MT
J?ERUNDAl!G-Ul~DAllGAN,
.
PENERANGAN AGAMA
DAFTAR PENYULUH/JURU PENERANG (KRISTEN) PROTESTAN. ENURUT PROPINSI SELURUH INDONESfA SAMPAJ DENGAN DESEMl3ER 1995
-PENYULUH AGAMA No.
PROPINSI
MUDA
DucrJh Jstin1C\\'U Acch Su1natcrJ Ul.:.irJ SuinalcrJ 8:.irJt Ri:.iu Lun1pung Su1nulcrJ Sc!alan
o. I. 2.
J. -1.
5. 1,, 7. 8. 9. 0.
I 8 5 .18
5 I
-
J
Sula,\·csi Utur.1 Sula,\·csi Tcngnh
J. .-1. 5.
Sulawesi ·rcng.gurJ Sula,vcsi Sclalan
,().
lrian Jaya
:7.
Tin1or Tin1ur
Ju m I ah
--
-
-I
.i
I I
II
! 1.19
7
lJ8J
-
27 5 7 I0
I
-I 7
I I
-
24
-I
(,
I
5 7
-
I .0.1.1
-
.1 IJ
-
-
-
+ -
4
11 -I 12 11 15
2
-
]
I
-
--
'.I
<)
-I
.j
.i
.i .i
-
5 1..171
·-·---·---L.-.
I
1
.j
8 28 7 7
2
25
•
5
-
-
2 I I .1 I -I I
-
-
2
28 ?.
2
.j
(,
-
I
-I
2
2
'
5
I 9 7 10
------·----!..--.
.i
I I
115 7 -10
J
(,
Maluku
I I I
5
Kalin1antan Sclat;1n K;.ili1n:Jnt;1n 'J'inn1r
--
I
28
I 8.17 2-1 .1 5
KF.T
JURU PENERANG
J(I(,
.1
(,
JUML.AH
UT AMA
-
-I
Bcng_ku!u Jun1bi DKI J'1k;irta
. I. .2.
MADY A
51,
·-··
111hi•r /)ata: l.apornn ;,:nknn1ril /)epag P.rc111. ( 'tj. A."t•pulo Hidang:Pc:111hi11u1s (/,..'r1s1L•11) /'r11test11n sel11ruh lnrlo11i:s111
JUMLAH GEREJNRUMAfl llJADAH MEN UR UT l'l(OPINSI SELURUH INDONESIA SAMPAI DENGP.N DESEMBER 1995 ------
No
--·--r
PROP!NS!
I.
D.l. Acch
1
Su1111!1 Su111har
1. 4. 5.
Ja111bi
Su1nscl
.>o
-
6. 79)
1.22.+
15 259
22
JG
21>
128
26 284
7.
JJcng,kulu
J(,
X.
L:unpung
').
DK! fakarta
272 750
Ill. I I.
J~J\\"U Ju~\·a
159 1.5.18
196 2470 1.13 U62
Bali
X<>
22
NTB NlT
24
-
J~nv:i
I(>.
Ti111or ·ri1n11r
Pl.
Ka!tcng
RI I 51
Kaltm Kalsd
-
75 69
-
l<1X
25.
Su/Ieng Sulsd Suhr.1
2.(1.
Malt1k11 !~!
___ ,,_ -·
-
J11111lah
541
1.525 689
Sulul
'-_2r
I. 06 I
889 l>i 8 55
K:11lin1
24.
·-·
2.69(,
Tinnu
17. 18. 20. 21. 22. 2.1.
-
31,5
l3;JrJI ·rcng:'h Yogy;1k;_irtil
12. 1.1. 14. 15.
Sew a
Pcnuancn
Ri:iu
- (i.
GEREJNRUMAll lllADAH Pcrmancn Darurat Scn1i
--~--
24.121
---
-
.
412 -
l29
-
lJ.295 187 465
-
198 192 90 556
3
.
-
261
-
I.QI I 561 5. .197 292 2.900 108
-
228
-
-
-
-
8
10
867 58 1.187 2
2.939 109 2.076 695 124 374 4.093 987 2. J:i9
2oc 1.027
-
289
' "J
1.15 I (18(> 2.871>
JUMLA!l
-
99 J.27g 141: 201> 135 64 25
1.582 18 l-t2 582
173 2.240 J.458
X.212.
8.144 ... '-·--- ---- ----· _____ ...! _______
40680
.l
JUMLAH PE.JABAT-PEJABAT AGAJ'vWROHANIWAN KRISTEN PROTESTAN MF.NllRllT PROPINSI SAMPAI DENGAN DESEMBER 1995 No
l'RUl'INSI ·-
D.I. Acc.h
I. 2. .1. 4. 5. I>. 7. 8. <)_
Sun1u1 Sun1h:ir Ri;1u J;in1hi Su111.o:;cJ ,1
'
Bcngkulu Lainpung
DKI Jakarn:
IO. I I. 12.
J;i\\·:1 13:irat J:l\v;1 ·rcng,ah
I).
Ja\ra Ti1nur
14. 15. l<1. 17
llali NTB
IX. 19. 20 . 21.
Yogy:1kart::
NTf ·ri111or ·rin111r
Kalhar Kai Ieng K;il.sc! Kaltirn
PENDETA GUIW INJIL MAJELIS ··-····--·---. --------- · - - 2R 1.12 .l 'JO ) 175
II. 742
(1
J.(121
52
50
J.11
26} I <J 247 1112 mo 1.80) 289
2J9
1.780 195 820 276 821 HIS .J.800
1..151 I IJ 8)2 1>7 17 721 -l5 )08 189 11>8 411
22.
Sulut
(>.X57
2:1.
Sullcng
24. 2.<.
Snlscl Sullra
1.22.1 8(,7 1115
21>.
M:iluku
I X-1f,
44 I Oil
5) 120 'J07 J.2{10 1.677 110 I. 729 128
JO 1_5117
1.11 )711 771, 1.14 90 11.4'!2 J06
14') 61) 1 111
R.J53 879 11.790 )77 247 RN>i
265 2.J69
15 79 J.880 12.%0 6.188 10. 102 U<JO I',.,,.
I GURU SEKOLAHMINGGU 154 )9.177 248
l.058 118 136 280 890 4.950 2.800 5.677 704 J.938 234 I90 465 188 43 I 426 278 1.552 2.592 2.5I2 990
774
KET.
Pei.-se.nt.use Penduduk .~'l.~Jl\J.!Ut rn::piJ:si cL=tn /\)Olli..'• yac!a Tahun 1971 dun 1980.
l
IsLlm p~-cpins}
-
I
K::is~n
(2)
'
I I (4) (3)
(5)
I 16l I
(9)Foi (ll) (12)
0 ,o
0,0
0,6
0,5
O,l
O,l
100
!00
0,2
0,2
4,0
3,9
3,2
2,4
100
100
o,s
0,0
0,0
0,3
0,3
0,4
(. ,l
100
100
4 I ·1
100
100
60,2 61,4
3,3
&rat
98,798,0
0,4
0,8
4. Ria u 5. Jambi ~-·
$!_J1!§__~9-.:~lc.tan
Jum!.ah
I ..:linn ~'a.
(8)
2. S!Jll"arera Ut.lrn J. S1..:rnatera
3udha
(7)
'
0,1 2,0 l, i 4,4·29,l 28, 7
1. Daerai'i. Is t:irrewa Areh
Jl.ir.du
19 7111980 I1971 19801197111980 1971 1980 1971 1980 1971 1980 1971 1980 '
{ l}
! Kat.1-ol..i.K-j
97,0 97,6
0,3
0,2
(13)
(14) 115)
2,2
0,0
0,0
4,1
4,5 10,J
0,8
0,0
0,0
0,1
0,4
2,0
2,0
100
100
1,8
:.i ,o
2 ,5
100
100
83,4 88,4
0,5
97,2 96,S
0,2
0,5 I 1,7 0 ,3. 0,5
94,2 93,6
0,6
0,9 ' 0,7
0,9
o,o. 0,3
l~S
0 ,Q.
0,2
7: Ben;Jlculu
97,4 98,5
0,3
0,3.l_,7
0,7
0,3
0,2
0,3
0,1
100
100
3. Lanp.mg
94,4 95,3
2,4
l,O 1,2 1,6 0 ,5
100
lCC
84,3 84,S 97 ,a 98,l
2,6 0,4
6,2
0,1
0,3
0,6
0,0 0,3
o,o 0,2
5,8 0,5 0,6
5,4
0,8 1,5
0,4
0,6 l',S 0,5 0,6
0;2
9. OKI
i,2" o,~ 3,0 . 5,4
0,7
0,3 0,7
100 100 100
100 100 J.00
2,0
0,6
0,2
l,0
0,2
0,3
0,4
100
100
0,4
Jaka...>-ta
0,5
11. Jw;a Tengah 12. D.l. Ycgyakart.a
96 ,4 96,1
0,9
0,3 "0,8 i;1,. l,2
93,5 92,4
3,3
4,8
13. Ja;ia
96,9 9G,6
0,6
0,6
1,1
!,4
0,5
0,3
0,3
0,7 0,6
100
100
5,1 5,2
o;4
0,3
0,4
0,5 93,3 93,3
0,7
0,6
0,1
0,1
100
100
95,8 96,4
0,3
0,2
0,2
0,2
2,7
2,6
0,5
0,5
0,5
0,1
100
100
8,1 52,0 51,7 27,4 31,3
0,,1
o,o o,o
12,2
1,9
0 ,0. a}
O,l
a}
"
0,2
0,1
0,2
8,8 100 a) 16,9 a) 0,0 2,3 39,G 15,4 100
100 100 100
10. Jawa
Barat
Timur
14. B a l i 15. Nusa Tenggara Bru:at
16. Nusa Teflgi;ara Ti.rr.ur 17. Tirror Ti.rrur 18. Kal.irruntan Barat 19. Kalimantan Tengah
8,4
a) 0,7 a} BO ,4 42,7 52,5 13,7 20' '7 54 I 7 65 1 7
1,0
20. Ka 1frrantan Selata.n
96,2 97,l.
21. Y.alimmtan TiJrur
68,4 82,0. 2,2
0,3
1,3
a) 1,2
..
n
1,9 15,3 14,2 0,9 17,7 0,0 1,0
0,9
3,5 '15,0
0,3
9,9 4~,l
22. Sulawesi Utara
43,3 45, 7
2,5
4,4 53,3
. 23. Sulawesi Tengah
72,.4 76,l
1,2
0,8.23,J 19, 7
_24. .;;ula...e.si
Sela~"'l
88 ,8
,...
PO ... r
·1.,C -1,3
.6,s-1,~_
25 •. Sulawesi Tenggara
98,0 96,2
26. M a 1 u k u
49,9 55 ,0 5,4 5,5 41,4 38,6 b) b) b) 21,9 11,3 18,7 21,8 _58,S €0,3
27. Irian Jaya IN!XJNESIA
0,7
0,7
1,2
i,7
0,0
O,l 0,0 . 0,2
0,3
0 ,5
0,2 28,l 0,4 2,0
100
O,l
0,6 14,3
3,8 100
100
100
1 ? _,, 100 100
0,4
I), 4
0,3
0,1 0,1 100
100
0,0 2, '] 0,1_ 0.Ji 0,0 1,]
0,0
0,2
3,1 O,5
100
100
2,S
1,6
100
100
O,l
O,l
100
100
0,1
o,o
0,4
0,4 b) 0,0
()
.: . 0,4
0,0
0,0
O,S 100 100
o,o
0,0 2,9 b) b) 0,1 0,1 0,8
6,5
b) 100
100
c)
87,6 88,l
2,3
2,5
~,o
5,4
1,9
2,0
0,9
l,C
2,J
1,0
100
100
iNJxNEsIA d}
87,5 87,l
2,3
3,0
5,1
5,8
1,9
2,0
0,9
0,9
2,3
1,7.
100
100
'J,~~l
Keterarqan : a) Data
b) Hanya daerah
c) Tidal<
Surrber
tidak tersedi.a
Hasil pencacahan lengkaP Sensus Penduduk 19 7:t dan 1980.
pqntai/kota saja
tenrasuk Ti.= Tirrur
d) Tenna.suk Ti..rror Timur d
\
I