LAPORAN Monitoring Evaluasi Internal (MONEVIN) Tengah Tahun Program Hibah Kompetisi TPSDP– PHK A2/A3 – SP4
17 Juli s/d 12 Agustus 2006
PUSAT JAMINAN MUTU UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2006
HALAMAN PENGESAHAN 1. Penanggung Jawab
: Ketua PJM
N a m a
: Prof. Dr. Ir. Soebarinoto
Jabatan
: Ketua Pusat Jaminan Mutu
Alamat
: Jl. Sentaurus 4 Malang
Telepon
: 0341 ‐ 553559
HP
: 081 334 355106
Fax
: 0341 ‐ 575817
e‐mail
: pjm‐
[email protected]
2. Tim Pelaksana
3. Waktu Kegiatan
: Dr. Endang Arisoesilaningsih Prof. Dr. Ir. Jody Moenandir Dr. Surachman, M. SiE Dr. Muhammad Nurhuda Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S. Dr. Unti Ludigdo, SE., MSi., Ak Tim Reviewer Internal Monev PHK UB Yudie Wiro Eko Setyawan, SSi Drs. Djaelani. : 17 Juli s/d 12 Agustus 2006
Malang, 15 Agustus 2006 Ketua PJM Prof. Dr. Ir. Soebarinoto NIP. 130 531 855
i
RINGKASAN MONITORING DAN EVALUASI TENGAH TAHUN 2006 IMPLEMENTASI PHK TPSDP, A2, SP4 Pada tahun 2006 di Universitas Brawijaya sedang menjalankan 28 hibah yaitu 4 TPSDP, 8 PHK A2, 2 PHK A3, 16 SP4, serta 1 ICT grant. Agar mutu pelaksanakan PHK terjamin, maka Pusat JaminanMutu (PJM) melakukan Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin) PHK, yang dilakukan pada tengah tahun, tahunan dan akhir program dengan melibatkan 10 reviewer DPT di UB, 20 Reviewer Internal Laporan PHK bekerjasama dengan Tim Koordinasi PHK menggunakan dana Monev 2,5% DRK. Tim Koordinasi PHK ini melakukan koordinasi implementasi pada berbagai jurusan penerima program PHK A2/A3, TPSDP, SP4 dan Hibah Kompetisi tingkat Universitas. Program tersebut secara umum berhasil dilaksanakan dengan sangat baik di masing‐masing unit penerima hibah dan hasilnya tidak saja dirasakan oleh jurusan terkait namun mengimbas secara horizontal ke jurusan lain di sekitarnya. Sementara itu, PJM pada saat Monevin, di antara penerima hibah terjadi sharing pengalaman, kegagalan dan keberhasilan menjalankan PHK sehingga terjadi dampak positif pada peningkatan suasana akademik dan mutu pengembangan jurusan/PCPT penerima hibah meningkat drastis. Hal ini diikuti oleh peningkatan jumlah penerima PHK dan dana yang dikelola. Akan tetapi, dampak positif tersebut kurang diamati secara vertikal pada tingkat manajerial. Dengan demikian maka keberhasilan implementasi PHK telah memberikan dampak pada proses dan output isu Relevansi (R), Akademik atmosfir (A), Efisiensi dan Produktivitas (E). Sementara itu, isu Leadership (L), Manajemen internal (I) dan Sustainabilitas (S) belum cukup nyata mengalami peningkatan. Dengan demikian kalau dikaitkan dengan piramida pengembangan institusi, maka hibah telah menyebabkan peningkatan efisiensi internal, sedangkan fondasi peningkatan kapasitas internal dan efisiensi eksternal belum tersentuh dengan baik. Kendala yang dihadapi terutama karena ketiga isu terakhir ini terkait dengan mindset jajaran pimpinan yang terkait pada pola pikir dan pola perilaku. Perbaikannya membutuhkan waktu yang cukup panjang setelah peningkatan pemahaman mencapai standar minimal. Untuk itu, guna menjamin keberlanjutan keberhasilan praktek baik dan investasi yang telah ada, maka diperlukan analisis mendalam dan ditemukan beberapa prioritas solusi alternatif. Hibah TPSDP Pada tahun 2006, terdapat empat (4) penerima TPSDP, yang terdiri atas 1 SSP Batch 2 PS Fisika, dan 3 ISS (LP3, UPT Perpustakaan dan UPT Bahasa), namun LP3 memiliki siklus berbeda sehingga jadwal monevin berbeda dan tidak termasuk dalam monevin tahap ini. Hasil monevin tengah tahun penerima TPSDP memperoleh nilai < 300 (67%), >300 (33%) dan >400 (0%). PS Fisika telah ii
memperoleh kemajuan fisik 79%, namun indikator kinerja belum ditentukan akibat keterlambatan waktu evaluasi diri dan atau up dating database. Klarifikasi telah dilakukan dan diketahui bahwa sebagian besar indikator utama maupun tambahan belum mencapai target yang ditentukan. Indikator proses yang dikendalikan secara internal dapat tercapai, namun indikator input dan output yang dikendalikan oleh faktor eksternal belum tercapai. Dampak positif terutama diamati pada akademik atmosfir, keterlibatan berbagai pihak dan pengakuan masyarakat akan kompetensi lulusan. Pimpinan Jurusan dan ketua pelaksana sedang mengupayakan perbaikan target hingga akhir tahun. Sementara itu untuk dua ISS sedang memulai implementasi kegiatan, menyesuaikan diri dengan manajemen TPSDP serta kemajuan fisik masih mencapai 0%. Kendala utama dalam implementasi adalah kelambanan perolehan NOL (No objection letter) baik untuk pengadaan barang maupun persetujuan kegiatan. Untuk itu, maka efektivitas aktivitas SPMU untuk membantu percepatan perolehan NOL ke CPMU/ADB perlu ditingkatkan. Selain proses, SPMU perlu memonitor lebih baik capaian target output maupun outcomes penerima hibah. PHK A2 dan A3 Sepuluh jurusan sedang menjadi penerima PHK, 8 A2 dan 2 A3 dari hibah PHK batch 1‐3. Untuk itu, implementasi 3 PHK A2 telah mencapai tahun terakhir, 3 PHK A2 menjalankan hibah selama 2 tahun dan batch 3 dimenangkan oleh 2 PHK A2 dan 2 PHK A3 yang baru memulai kegiatan tahun ke‐1. Kemajuan kegiatan fisik mencapai > 50% dan sebagian dari penilaian Monevin menunjukkan nilai > 300 (40%), > 350 (60%) dan > 400 (20%). Dengan demikian, maka secara proses implementasi PHK A2‐A3 dinilai lancar dan cukup berhasil mencapai target yang ditetapkan. Dampak positif yang diamati terutama dalam hal proses dan output isu Relevansi (R), Akademik atmosfir (A), Efisiensi dan Produktivitas (E). Dalam hal input, beberapa jurusan bidang Agrokompleks menghadapi kendala penurunan jumlah dan mutu mahasiswa baru. Sementara itu, isu Leadership (L), Manajemen internal (I) dan Sustainabilitas (S) juga dirasakan masih sangat terbatas pada tingkat jurusan, sementara pada tingkat fakultas dan universitas belum diamati secara nyata. Keberlanjutan pada Jurusan Teknik Elektro dinilai kurang karena meskipun kemajuan fisik kegiatan sudah mencapai 67%, namun beberapa indikator tambahan masih sangat jauh dari target yang ditetapkan, analisis permasalahan belum mencukupi dan program keberlanjutannya belum dikemukakan. Keberlanjutan program dari penerima hibah batch 1 umumnya telah dirumuskan dengan lebih baik, bahkan Fakultas Hukum dan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak telah mengusulkan proposal Program B, walaupun belum berhasil. iii
PHK SP4 Enam belas jurusan/PCPT sedang menjadi penerima PHK SP4 kompetisi, 9 diantaranya dari batch 2 yang telah mencapai tahun terakhir, sedangkan sisanya dari batch 3 yang baru memulai kegiatan tahun ke‐1. Kemajuan kegiatan fisik 63% penerima hibah masih mencapai < 50%. Selain itu, dari penilaian Monevin menunjukkan bahwa jumlah penerima hibah yang mendapat nilai rata‐rata < 300 adalah 25%, > 300 (75%), > 350 (31%) dan > 400 (13%). Dengan demikian, maka proses implementasi SP4 dinilai sangat variatif. Prestasi rendah terutama diperoleh oleh penerima hibah batch 3 PCPT yang sedang memulai kegiatan implementasi. Dampak positif yang diamati terutama dalam hal investasi pengadaan barang dan kegiatan fisik. Sementara itu akibat lemahnya seleksi dan kurangnya pembinaan awal maka sebagian besar kegiatan yang diprogramkan PCPT masih bersifat investasi, bukan program penyelesaian masalah atau program pengembangan. Kegiatan tidak selalu menggunakan isu LRAISE. Sangat disayangkan, sebagian PCPT batch 2‐3 kurang menunjukkan implementasi dan dampak yang baik. Beberapa penerima hibah yang berhasil mengimplementasikan program telah menunjukkan kinerja organisasi yang lebih sehat, sebaliknya bagi 25% penerima hibah dengan kinerja kurang baik telah dipanggil PJM untuk diminta klarifikasi. Ternyata hibah SP4 belum mampu menginisiasi good practices dalam pengembangan program, penerima hibah masih menganggap SP4 sebagai proyek konvensional dan kurang memperhatikan keberlanjutan. Oleh karena itu, sejak ada Monevin tahun 2005, beberapa praktek kurang baik dapat dikurangi. Keberlanjutan program dari beberapa penerima hibah batch 2 berkinerja baik telah dirumuskan, bahkan beberapa Jurusan telah mengusulkan proposal PHK A2‐A3, walaupun belum berhasil. Praktek baik menyusun program selama SP4 terlalu sedikit dan belum mencukupi untuk memenuhi passing grade PHK A2‐ A3, proposal telah gugur dalam seleksi internal UB tahun 2006. Bahkan untuk beberapa penerima SP4 yang kurang baik, adanya hibah tidak memberikan kesan manfaat secara institusional. Kedepan, Monevin akan dimulai dari Rencana Implementasi Program (RIP) 2007.
iv
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................i RINGKASAN .....................................................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................................v I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1 1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1 1.2. Tujuan........................................................................................................................2 1.3. Kriteria Monitoring dan Evaluasi Yang Baik.......................................................2 1.4. Pelaksanaan Monevin .............................................................................................3 1.5. Kriteria Penilaian .....................................................................................................4 1.6. Hasil Evaluasi dan Sistem Penilaian .....................................................................5 1.7. Jadwal Pelaksanaan Monevin Tengah Tahun 2006 ............................................5 II. MONEVIN TENGAH TAHUN TPSDP 2006 ..........................................................7 2.1. Penilaian ....................................................................................................................8 2.2. Penilaian ....................................................................................................................9 III. MONEVIN TENGAH TAHUN PHK A2 DAN A3 2006 ....................................14 3.1. Penilaian ..................................................................................................................15 3.2. Komentar Reviewer.................................................................................................16 IV. MONEVIN TENGAH TAHUN SP4 KOMPETISI 2006.....................................27 4.1. Penilaian ..................................................................................................................28 4.2. Komentar Reviewer ...............................................................................................30
v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesehatan institusi, Universitas Brawijaya telah mengikuti beberapa Program Hibah Kompetisi (PHK) sejak 1998. Tujuan proyek DUE, DueLike, QUE, TPSDP dan Program Hibah Kompetisi (PHK) Dikti adalah meningkatkan mutu pendidikan di jurusan di masing‐masing Perguruan Tinggi penerima hibah. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan akan diukur menggunakan beberapa indikator kinerja (performance indicators) yang telah ditetapkan maupun yang diusulkan oleh penerima hibah. Sasaran kuantitatif indikator‐indikator tersebut ditetapkan sebelum program dimulai dan dicantumkan dalam proposal dan Rencana Implementasi Proyek (Project Implementation Plan/PIP) yang diajukan oleh penerima hibah dari masing‐masing Perguruan Tinggi. Peningkatan mutu pendidikan yang ditunjukkan oleh peningkatan indikator‐indikator tersebut diharapkan tercapai karena adanya perbaikan didalam pengelolaan Jurusan dan pelaksanaan Program Studi sebagai dampak dari implementasi hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Majelis dan komisi yang ada di Dewan Pendidikan Tinggi bertanggung jawab melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja yang dicapai. Akan tetapi secara internal tugas Monev implementasi PHK tersebut menjadi tanggung jawab Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas Brawijaya untuk mengevaluasi pengembangan Jurusan dan Program Studi, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh penerima hibah, baik secara kualitatif yaitu berupa evaluasi terhadap ada tidaknya perbaikan ke arah tujuan yang diinginkan oleh unit penerima hibah, maupun secara kuantitatif yaitu ada tidaknya peningkatan indikator kinerja pada setiap akhir tahun pelaksanaan proyek/program selama proyek/program berlangsung. Selain itu reviewer internal PJM‐UB juga melakukan evaluasi tahunan terhadap kemajuan yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan investasi yang dilakukan oleh proyek/program tersebut sekaligus untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan SK Rektor Universitas Brawijaya No. 023/A/SK/2006, tugas dari PJM‐ UB adalah 1. Pengembangan prosedur baku (Standard Operating Prosedur) untuk : 1.1. Menjamin kualitas dan seleksi internal proposal Program Hibah Kompetisi (PHK) dari DIKTI (TPSDP, SP4, A, B, IMHERE dan lain‐lain) 1.2. Menjamin kualitas pelaksanaan PHK DIKTI tersebut melalui Monitoring dan Evaluasi (Monev) 1.3. Pendampingan pada saat visitasi PHK dari DIKTI 1.4. Menjamin kualitas Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat 1.5. Menjamin kualitas usulan akreditasi Program Studi/Institusi melalui pendampingan 1
2. Monitoring dan evaluasi uji coba serta implementasi manual untuk kegiatan akademik. 3. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Akademik di Universitas Brawijaya. 4. Penyebarluasan praktek baik (good practices) dari suatu unit penerima PHK ke unit yang lain.
1.2. Tujuan Tujuan utama dilakukannya monitoring dan evaluasi adalah : 1. Mengetahui dengan jelas perkembangan unit penerima hibah dalam
mengimplementasikan rencana pengembangannya yang tertuang didalam proposal dan Rencana Implementasi Proyek. 2. Membantu unit penerima hibah dengan memberikan masukan‐masukan
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dijumpai dalam rangka pelaksanaan rencana pengembangannya. 3. Menentukan kelayakan pelaksanaan tahun kedua dari Rencana Implementasi
Tahun berikutnya. 4. Memberikan laporan dan rekomendasi kepada Rektor dan Penanggungjawab
Kegiatan mengenai tindak lanjut pelaksanaan pemberian hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada unit penerima hibah tersebut.
1.3. Kriteria Monitoring dan Evaluasi Yang Baik Proses monitoring dan evaluasi yang dianggap baik harus dapat memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Reliable (kehandalan) Keandalan dari suatu proses monitoring dan evaluasi dinilai dengan kesamaan hasil proses monitoring dan evaluasi tersebut pada berbagai kondisi yang relatif sama, kalau antar kondisi‐kondisi tersebut diperbandingkan. Dengan demikian, faktor‐faktor subyektifitas (seperti karakteristik individu para reviewer, penafsiran dan penilaian yang tidak berdasar, dsb) dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi sedapat mungkin dikurangi ataupun dihindari. 2. Transparan Transparansi pada proses monitoring dan evaluasi bergantung pada sejauh mana pihak yang melakukan monitoring dan evaluasi dan pihak yang dimonitor dan dievaluasi memahami dengan baik proses tersebut, termasuk pemahaman mengenai tujuan, alasan maupun hasil yang diharapkan.
2
3. Credible (dapat dipercaya) Tingkat kredibilitas suatu proses monitoring dan evaluasi sangat bergantung pada tingkat validitas hasil proses monitoring dan evaluasi tersebut. Oleh karena itu, kecermatan dalam mengukur prestasi yang telah dicapai dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan mengukur kewajaran dalam pembiayaan implementasi program, serta keterbukaan dari yang dimonitor dan dievaluasi (penerima hibah) menjadi faktor yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian. 4. Comprehensiveness (tingkat komprehensif) Tingkat Komprehensif dari suatu proses monitoring dan evaluasi sangat bergantung kepada keseuaian jumlah obyek yang diamati dan kesesuaian jumlah sampel responden (mahasiswa, dosen, dsb) yang disiapkan oleh unit yang dimonitor dan dievaluasi. 5. Universality Keuniversalan suatu proses monitoring dan evaluasi bergantung pada sejauh mana proses tersebut dapat diadopsi dan dilaksanakan pada berbagai subject area dan pada berbagai kondisi. 6. Effectiveness Efektivitas proses monitoring dan evaluasi yang berkualitas bergantung pada sejauh mana dampak dari proses tersebut menyebabkan penerima hibah secara sadar melakukan proses pengembangan yang berkesinambungan (continuous improvement), termasuk melakukan identifikasi peluang‐peluang pengembangan, memberikan informasi secara berkesinambungan pada para stakeholder mengenai perkembangan institusinya, dsb. Ke 6 kriteria tersebut diatas, sebaiknya dipahami benar oleh Reviewer Internal yang melakukan proses monitoring dan evaluasi.
1.4. Pelaksanaan Monevin Monev tengah tahun dan akhir tahun akan dilaksanakan oleh sebuah tim internal reviewer PJM atau minimal harus terdiri dari dua orang reviewers. Monev dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu di tengah dan akhir tahun implementasi. Monev dilakukan dengan desk evaluation didasarkan pada Laporan Tengah Tahun dan Presentasi Kemajuan PHK di depan seluruh taskforce penerima hibah. • Desk evaluation Dilakukan oleh dua (2) orang Reviewer Internal dan dimaksudkan untuk mendapat informasi secara detail kemajuan, kendala dan solusi alternatif yang dilakukan oleh penerima PHK berdasarkan Laporan yang telah dibuat. Reviewer Internal diharuskan menyampaikan penilaian dan komentar terhadap laporan dalam bentuk tertulis(format terlampir). Penilaian dan komentar 3
diberikan ke masing‐masing jurusan penerima hibah melalui PJM. Setiap penerima PHK menyerahkan dua eksemplar Laporan. Dilakukan pada Monev tengah dan akhir tahun. • Progress Report Presentation Selain itu, pada waktu yang disepakati, penerima hibah melakukan presentasi di hadapan seluruh penerima PHK di lingkungan Universitas Brawijaya. Komentar dari reviewer pada saat desk evaluation dapat diklarifikasi melalui diskusi. Selain itu, forum ini juga diharapkan menjadi sarana penyebaran dari good practices setiap penerima hibah. Pimpinan fakultas dan universitas dapat hadir dalam acara ini untuk memberikan pengarahan. • Site visit Selain itu, pada waktu yang disepakati pada akhir tahun, dilakukan visitasi untuk melakukan klarifikasi keberhasilan, kendala dan dampak hibah yang diterima. Dilakukan oleh dua (2) orang internal reviewer PJM dan dialog dengan Pimpinan Fakultas, Jurusan, PIC, dosen dan mahasiswa serta pemeriksaan dokumen pendukung.
1.5. Kriteria Penilaian 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi Kriteria ini menilai peranan dan komitmen pimpinan dalam mendukung pelaksanaan program, mengatasi permasalahan yang ada dan memberikan arahan pada perencanaan program tahun berikutnya. Peran Tim Monevin dalam menjamin keberhasilan pelaksanaan program dan pencapaian tujuan, juga merupakan hal yang termasuk dalam penilaian kriteria ini. Kepemimpinan yang baik harus tercermin dalam keikutsertaan staf akademik dan staf adminsitrasi atau mahasiswa (sesuai dengan proramnya) dalam melaksanakan program atau memanfaatkan investasi yang telah dilakukan. Kualitas laporan dan Rencana Implementasi Program Tahun Kedua akan mencerminkan kualitas kepemimpinan. 2. Kemampuan melaksanakan program Kriteria ini menilai kemampuan insitusi dan jurusan/PCPT untuk melaksanakan program dan kegiatan yang diusulkan sesuai dengan jadwal dan target yang ditetapkan. Kemampuan melaksanakan program tidak hanya dilihat dari kemampuan insitusi dalam melaksanakan investasi, tetapi juga menginisiasi dan melaksanakan kegiatan‐kegiatan yang tidak memerlukan dukungan investasi atau kegiatan‐kegiatan dalam rangka pemanfaatan investasi. Kegiatan‐kegiatan yang telah dimulai atau sedang dilaksanakan harus mengarah pada pencapaian indikator keberhasilan. Kemampuan melaksanakan program juga harus tercermin dari upaya insitusi dalam mengatasi hambatan yang ada. 4
3. Keberlanjutan Program Penilaian aspek ini ditujukan pada kejelasan strategi dan program yang akan menjamin keberlanjutan aktivitas dan hasil yang diperoleh selama pendanaan. Secara umum ada 2 (dua) aspek yang perlu mendapatkan jaminan keberlanjutan, yaitu kegiatan pengembangan berupa good practices dan sumber daya yang telah ditanam (invested resources).
1.6. Hasil Evaluasi dan Sistem Penilaian Hasil evaluasi Laporan Tengah Tahun dan Rencana Program Tahun Kedua berupa nilai dan komentar yang diberikan terhadap Laporan Tengah Tahun dan Rencana Program Tahun Kedua berdasarkan kriteria penilaian. Sistem penilaian untuk setiap kriteria menggunakan skala 1‐5, dimana 1 = sangat buruk (very poor), 2 = buruk (poor), 3 = cukup (fair), 4 = baik (good), dan 5 = sangat baik (very good). Nilai bagi masing‐masing kriteria (S), kemudian dikalikan dengan bobot penilaian (W) untuk menghasilkan nilai total: Nilai total
= ∑ S(i) × W(i) ; i = 1 – 4
dimana S(i) = nilai yang diberikan untuk kriteria ke‐i W(i) = faktor bobot untuk kriteria ke‐i Sistem penilaian ini akan menghasilkan nilai total yang berkisar antara 100 – 500.
1.7. Jadwal Pelaksanaan Monevin Tengah Tahun 2006 Jadwal dan Distribusi Monevin Tengah Tahun 2006 TPSDP 7 – 12 Agustus 2006 (Ruang PJM, KP‐UB Lt.6) No. FAK/JUR‐PS/PCPT REVIEWER I 1 PS Fisika Mohammad Bisri, M.S., Dr. 2 UPT Perpustakaan Dr. Muhammad Nurhuda 3 UPT Bahasa Prof. Dr. Jody Moenandir Soebarinoto Ir., Dr., Prof. (Moderator)
REVIEWER II Endang Arisoesilaningsih, Dr. Harry Soekotjo D., Ir., M.Sc. Dr. Surachman
Jadwal & Distribusi Reviewer Monevin Tengah Tahun PHK A2/A3 28 Juli – 11 Agustus 2006 (Ruang PJM Lt.6 dan Ruang Sidang Lt.8) No.
Jurusan/ PS/ PCPT
1
Ilmu Hukum (Batch I) Nutrisi dan Makanan Ternak (Batch I)
2
Jenis Reviewer 1 PHK A2 Surachman, M.SiE., Dr. A2
Setyo Widagdo, SH., MH.
3
Teknik Industri Pertanian (Batch II)
A2
Ani Mulyasuryani, M.S., Dr.
4
Ilmu Tanah (Batch I)
A2
Harry Soekotjo Dachlan,
5
Reviewer 2 Hartutik, Ir. M.P. Dr. Jody Moenandir, Ir., Dr., Prof. Eko Ganis S., SE., M.Com., Dr. Agus Suharyanto, M.Eng.,
No.
Jenis PHK
Jurusan/ PS/ PCPT
5
Arsitektur (Batch II)
A2
6
Teknik Elektro (Batch II)
A2
7
Kimia (Batch III)
A2
8
Budidaya Pertanian (Batch III)
A2
9
Manajemen (Batch III)
A3
10
Akuntansi (Batch III)
A3
Moderator : Ruang Sidang Lantai 8 Ruang PJM Lantai 6
Reviewer 1
Reviewer 2
Ir., M.Sc. Lestariningsih, SH, MHum. M. Halim Natsir, S.Pt., M.P. Sunarto Ismunandar, Ir., MS
Ph.D. Hermin Sulistyarti, Dr. Muhammad Nurhuda, Dr. Dwi Fadila K., ST., M.T
Rusdi Tjahjono, Ir. MSA.
Moch. Rusli, Ir. Dipl.Ing.
Didik Suprayogo, Ir., PH.D. Retno Mastuti, Ir., D.Agr.Sc.
Mohammad Bisri, M.S., Dr. Johan A.E. Noor, Drs. M.Sc.
: Surachman, M.SiE., Dr. : Unti Ludigdo, Dr., Ak.
Jadwal & Distribusi Reviewer Monevin Akhir SP4 Kompetisi 17 – 27 Juli 2006 (Gedung Widyaloka) NO
FAK/JUR‐PS/PCPT
REVIEWER I
REVIEWER II
1
Kedokteran
Soebarinoto Ir., Dr., Prof.
Rusdi Tjahjono, Ir. MSA.
2
Ilmu Hama & Penyakit Tumbuhan
Ani Mulyasuryani, M.S., Dr.
3
Manajemen Sumberdaya Perairan
M. Halim Natsir, S.Pt., M.P.
Lilik Setyobudi, Dr.
4
Produksi Ternak
Endang Arisoesilaningsih, Dr.
Herman Tolle, ST., MT.
5
Teknik Pertanian
Hartutik, Ir., M.P., Dr.
Yulia Nuraini, Ir., M.S.
6
Matematika
Jody Moenandir Prof Dr. Ir
Sunarto Ismunandar, Ir. M.S.
7
UPPTI
Cahyo Prayogo, Ir. M.P.
Moch. Rusli, Ir., Dipl.Ing. **
8
BAPSI
Eko Ganis S., SE., M.Com. Dr.
Harry Soekotjo Dachlan, Ir., M.Sc.
9
PP E‐Learning
M. Nurhuda Dr.Ing.
Dwi Fadila Kurniawan,ST, MT.
10
PS Bahasa Inggris
Unti Ludigdo, Dr., Ak.
11
Sosek Pertanian
Surachman, MSiE Dr.
Retno Mastuti, Ir., D.Agr.Sc.
12
Adm. Bisnis
Sihabudin Dr.
Nur Hidayat, Ir. M.S. **
13
BAAK
Hermin Sulistyarti Dr.
14
BAUK
Setyo Widagdo, SH., MH.
15
LSITB
Surisdiarto, Ir. M.Rur.Sc.
M. Bisri, M.S., Dr.
16
PJM
Sri Lestariningsih, SH, MH
Agus Suharyanto, Ir., Ph.D.
6
II. MONEVIN TENGAH TAHUN TPSDP 2006
7
2.1. Penilaian Monevin Tengah Tahun TPSDP Universitas Brawijaya Tahun 2006
Penerima Hibah
PS Fisika LP3 UPT Perpustakaan UPT Bahasa
Reviewer Mohammad Bisri Endang Arisoesilaningsih Muhammad Nurhuda Harry Soekotjo Dachlan Jody Moenandir Surachman
Kepemimpinan & Komitmen
Pelaksanaan Program
Keberlanjutan
30
50
20
2 2 4 4 3 2
3 3 3 3 3 3
2 2 3 4 2 2
8
Skor 250 250 ‐ ‐ 330 350 280 250
Rata‐rata
250 ‐ 340 265
2.2. Penilaian Program Hibah Kompetisi (PHK) Perguruan Tinggi TPSDP Komentar Reviewer Nama Program Studi / ISS
: Fisika
Nama Reviewer
: 1. Dr. Endang Arisoesilaningsih
2. Dr. Ir. M. Bisri, M.S.
Komentar Umum Semi Annual report TPSDP PS Fisika telah dilakukan untuk sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelola program TPSDP. Tujuh kegiatan telah dan sedang dijalankan menghasilkan kemajuan kegiatan 2‐100% untuk tahun ke‐4. Dengan demikian, maka menurut SPMU kegiatan mencapai kemajuan fisik 48,60%, namun menurut PS 52,77% dan total 4 tahun mencapai 78,72%. Akan tetapi, karena dana tahun ke‐4 belum cair, maka total budget disbursement tahun ke‐4 mencapai 45,43%. Meskipun demikian, sangat disayangkan bahwa indikator capaian setiap kegiatan sama sekali belum dituliskan, karena evaluasi diri belum dilakukan, belum siap ditampilkan atau karena data base belum di update. Selain itu, program keberlanjutan telah dirancang, namun good practices dalam membudayakan evaluasi diri rutin dan tepat waktu tidak terlihat. Untuk itu, fungsi pengawasan SPMU, respon dan dukungan Pimpinan Jurusan perlu ditingkatkan. Hal ini menggarisbawahi peran dana TPSDP hanyalah sebagai additional funding bagi PS Fisika untuk menjalankan Renstra yang dibuat. Dengan demikian capaian dan good practices diadopsi menjadi kebijakan jurusan, fakultas dan universitas. Penjelasan di laporan tidak mengungkapkan rancangan kegiatan yang telah dilakukan berikut jadwalnya, capaian belum didukung oleh data, kendala implementasi belum dicari akar permasalahannya, sehingga diperoleh penyelesaian atau perbaikan program. Kelemahan tersebut menunjukkan ketidakmampuan menetapkan prioritas, kelemahan kepemimpinan, perencanaan, efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan program. 1. Kepemimpinan dan komitmen Institusi Kepatuhan menjalankan kegiatan sesuai perencanaan menunjukkan kekuatan kepemimpinan, tanggung jawab dan penerima hibah. Selain itu, komitmen pimpinan sangat diperlukan untuk program peningkatan mutu akademik berkelanjutan. Beberapa kelemahan dalam perencanaan kegiatan yang diusulkan ternyata masih terjadi di akhir program TPSDP PS Fisika UB. Lebih dari 50% kinerja yang dijanjikan masih jauh dari target, sementara kemajuan yang diupayakan masih terfokus pada investasi. Hasil monevin PJM dua tahun terakhir menunjukkan kondisi yang sama. Warning yang diberikan belum memperoleh tindak lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa sharing good practices sesama penerima PHK dan respon lanjut hasil monevin belum efektif. Untuk itu, sebagaimana saran Monev, SPMU dan pimpinan Jurusan tidak hanya memperhatikan
9
kemajuan investasi, namun output dan outcomes perlu diupayakan terutama di tahun terakhir ini. 2. Kemampuan melaksanakan program Investasi yang telah direncanakan, telah diupayakan dilaksanakan dengan baik, sehingga ada kesan keseriusan untuk pengadaan resources. Akan tetapi, rancangan kegiatan untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi hambatan yang ada tidak jelas di dalam descriptive, sehingga ada kesan bahwa objective akan dicapai dengan hanya pengadaan sumber daya (IM, PD, SD dst). Misalnya, meskipun peningkatan akreditasi dari B ke A telah dicanangkan tahun terakhir (2006), namun pengajuan akreditasi akan dilaksanakan tahun 2008. Mengingat bahwa laporan kegiatan masih berorientasi pada investasi atau pengadaan sumber daya, sedangkan program penyelesaian masalah atau program peningkatan kinerja masih tidak jelas, maka PS Fisika perlu berbenah. Perlu dipahami bahwa peningkatan kompetensi lulusan, mutu pembelajaran, SIM dan akreditasi PS tidak secara otomatis dicapai dengan pengadaan sumber daya saja. Selain itu dampak yang dituliskan seharusnya juga berbasis data atau fakta. Sinergi antara indikator yang dijanjikan dan rancangan‐mekanisme kegiatan tidak jelas. Untuk itu, diperlukan analisis yang mendalam terhadap kinerja yang selama ini, apakah peningkatan kinerja selama ini akibat dari kegiatan yang sistematik atau secara kebetulan? Hal ini sangat diperlukan, untuk mengejar target yang dijanjikan penerima hibah. Kesan bahwa kegiatan kurang efektif perlu dikurangi, sehingga good governance dan peningkatan mutu proses dan ouput betul‐betul sesuai dengan dana yang diberikan. 3. Keberlanjutan Rencana perbaikan yang dituliskan tidak hanya untuk dilaporkan, namun diterapkan. Hambatan yang telah diatasi, antara lain terkait dengan masalah teknis pelaksanaan yang mundur, kemampuan komunikasi dosen / karyawan terbatas, dan kegiatan dosen banyak. Hal ini memberikan kesan bahwa kepemimpinan pengelola hibah, jurusan masih perlu ditingkatkan. Evaluasi diri dengan teknik yang benar diperlukan untuk penyusunan program pengembangan yang efektif dan efisien, dengan atau tanpa dana PHK. Selain itu keberhasilan dalam pengadaan sumberdaya atau melaksanakan investasi, perlu mendorong pelaksanaan praktek baik atau kegiatan‐kegiatan yang tidak memerlukan dukungan investasi, atau bahkan kegiatan‐kegiatan dalam rangka pemanfaatan investasi. Hal ini perlu sekali dilakukan untuk menjamin pengembangan PS Fisika ke depan, yang lebih sehat dan produktif. Apabila Jurusan Fisika akan mengusulkan proposal PHK A3 atau B, maka pemetaan kegiatan dan capaian selama TPSDP (khususnya isu I, L, A dan E), akan menjadi track records dan dasar penilaian proposal yang diusulkan. Oleh karena itu, manajemen database, budaya kerja, keberlanjutan program dan evaluasi diri rutin sangat perlu diperbaiki. Mengingat bahwa masih banyak kelemahan dalam pemahaman dan penulisan laporan, maka PS Fisika perlu melakukan perbaikan substansi sesuai Panduan Laporan TPSDP.
10
Nama Program Studi / ISS
: UPT Perpustakaan
Nama Reviewer
: 1. Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, M.Sc.
2. Dr. M. Nurhuda
Komentar Umum Secara umum kemajuan implementasi program sampai dengan tengah tahun 2006 belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dari sepuluh kegiatan baru satu yang sudah dilaksanakan sedangkan sembilan kegiatan yang lain masih belum terlaksana karena sebagian kegiatan belum mendapat persetujuan dari CPMU, sebagian kegiatan yang telah disetujui dananya belum cair atau karena jadwal pelaksanaannya memang dalam tengah tahun kedua. Keadaan ini perlu segera dibenahi khususnya untuk kegiatan yang dijadwalkan pada tengah tahun kedua karena dikhawatirkan kegiatan‐kegiatan yang sudah direncanakan itu tidak bisa terselesaikan sampai dengan akhir program. Persiapan kegiatan secara internal harus lebih ditingkatkan, pendekatan kepada CPMU lebih diintensifkan dan bila perlu disediakan dana talangan agar kegiatan yang sudah siap bisa segera dilaksanakan. Format laporan secara umum sudah mengikuti panduan. Beberapa indikator kinerja perlu mendapatkan tambahan penjelasan agar tidak terjadi salah pengertian. Keseragaman penggunaan suatu bahasa harus dijaga konsistensinya untuk setiap bagian dalam laporan. 1. Kepemimpinan dan komitmen ISS Kepemimpinan dan komitmen ISS cukup baik, yang ditunjukkan dengan adanya visi dan misi ISS yang mengacu pada visi dan misi universitas. Rencana strategi pengembangan juga telah disusun berdasarkan analisis SWOT yang dibuat yang dikaitkan dengan visi dan misi ISS tersebut. 2. Kemampuan melaksanakan program Kemampuan melaksanakan program belum sepenuhnya bisa dilihat, namun dari satu kegiatan yang telah diselesaikan bisa terlihat sedikit adanya kemampuan untuk itu. Bila dilihat dari perencanaan kegiatan dan cara mengatasi masalah yang dihadapi menunjukkan adanya kemampuan dan kesungguhan untuk menyelesaikan program dengan sebaik‐baiknya. Beberapa indikator kinerja bisa menimbulkan salah pengertian sehingga perlu diberi keterangan lebih jelas lagi dan bila perlu digunakan ungkapan yang tepat untuk menjelaskannya. Penggunaan bahasa Inggris hendaknya konsisten, tidak dicampur‐campur dengan bahasa Indonesia. Hal ini penting untuk menunjukkan kemampuan berbahasa dan perlu diingat bahwa laporan ini nantinya juga dibaca oleh ADB. 3. Keberlanjutan program Strategi yang dilakukan dan program yang akan menjamin keberlanjutan kegiatan dan hasil yang diperoleh selama pendanaan belum terlihat secara keseluruhan. Namun demikian dari masalah‐masalah yang dihadapi saat ini terlihat cara penanganannya
11
cukup relevan walaupun masih perlu ada penjelasan yang lebih rinci lagi. Di samping itu akan lebih baik bila bisa ditunjukkan upaya‐upaya alternatif untuk memperlancar terlaksananya kegiatan. Nama Program Studi / ISS
: UPT Bahasa
Nama Reviewer
: 1. Dr. Surachman, M.SiE.
2. Prof. Dr. Ir. Jody Moenandir
Komentar Umum Pelaksanaan kegiatan program TPSDP yang tertera dalam laporan tengah tahun 2006 Bahasa Inggris menunjukkan laporan yang kurang memenuhi bentuk laporan yang sistematis. Seperti urutan beserta kelengkapan Bab beserta isi yang terkandung di dalamnya. Adanya rujukan tabel, ternyata tabelnya tidak ditemui, tatatulis yang perlu disempurnakan, setiap tabel hendaknya dicantumkan tabel berapa dan seterusnya. Disamping itu, perlu mencantumkan hasil pencapaian indikator keberhasilan. Ada dua kelompok kegiatan utama dalam kegiatan peningkatan daya saing UPT Bahasa. Pertama kegiatan peningkatan relevansi dan yang kedua kegiatan peningkatan manajemen internal organisasi. Kedua kelompok kegiatan tersebut sedang dalam proses pelaksanaan dengan total kemajuan penggunaan dana mencapai rata‐rata 15,413%. 1. Kepemimpinan dan Komitmen Fakultas/Jurusan Kepemimpinan kegiatan TPSDP UPT Bahasa dapat dikategorikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini ditandai dengan adanya program‐program kegiatan yang dilaksanakan belum mencapai apa yang diharapkan. Program pencapaian kegiatan yang terlihat dari targetpenggunaan dana masih mencapai 15,413% dari budget. Bentuk pelaporan menunjukkan kurang adanya koordinasi dan pengendalian sehingga hasil laporan tengah tahunan belum sempurna. Kelancaran kegiatan tersebut juga mengindikasikan tinggi atau rendahnya komitmen pimpinan dalam mendukung kegiatan. Namun demikian, hal yang menggembirakan, kegiatan‐kegiatan tersebut telah melibatkan semua unsur yang ada, mulai dari tingkat pimpinan sampai dengan mahasiswa dan masih diperlukan koordinasi yang lebih baik antara pimpinan dan masing‐masing pelaksana kegiatan agar laporan yang disampaikan memenuhi standar atau acuan yang telah ada. 2. Kemampuan Melaksanakan Program Program yang dilaksanakan meliputi dua kegiatan utama: Pertama, Peningkatan Relevansi dan yang kedua adalah Internal Manajemen. Pelaksanaan peningkatan relevansi mencakup peningkatan kegiatan Developing Collaborative ESNED Teaching in Physics Study Program, Designing Effective Bilingual Teaching Course for Biology Study Program and Developing Students Autonomous Learning Strategies. Sedangkan kegiatan kelompok kedua meliputi Promoting The Organizational Structure of The LCBU dan
12
Promoting Healthy Emotional State of The ESNED Teachers in Relation to Their Ambiguous Position in The Organizational Context of ESNED. Pengembangan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk pengembangan Atmosfir Akademik dan Efisiensi belum diprogramkan. Dalam laporan tengah tahunan belum disampaikan secara rinci kemajuan masing‐ masing kegiatan yang dapat diukur. Kalau kegiatan belum dapat diselesaikan, sebaiknya kelaporkan sub‐sub kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat diketahui perkembangannya. 3. Keberlanjutan Program Laporan pelaksanaan tengah tahun program TPSDP UPT Bahasa tahun pertama telah disertai dengan program keberlanjutan untuk tahun mendatang, meskipun belum terinci dengan jelas. Dalam hal ini, Pemerintah atau DIKTI mengharapkan adanya program keberlanjutan. Kegiatan setelah ini sangat penting untuk dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang optimal. Kalau program keberlanjutan tidak mendapatkan dana dari DIKTI, sebaiknya mencari sumber‐sumber pendanaan lain, melalui kerjasama atau pendanaan internal untuk mencapai kesinambungan program.
13
III. MONEVIN TENGAH TAHUN PHK A2 DAN A3 2006
14
3.1. Penilaian Monevin Tengah Tahun PHK A2‐A3 Universitas Brawijaya Tahun 2006 Batch
Penerima Hibah Hukum
1
Jurusan Tanah FP Nutrisi & Makanan Ternak FPt Teknik Elektro FT
2
Teknik Arsitektur FT Teknik Industri Pertanian FTP Kimia FMIPA
3
Budidaya Pertanian FP Manajemen FE Akuntansi FE
Kepemimpinan Pelaksanaan Keberlanjutan & Komitmen Program 30 50 20
Reviewer
Skor
Hartutik
4
4
4
400
Surachman
4
5
4
450
Harry Soekotjo Dachlan
4
3
4
350
Agus Suharyanto
4
4
3
380
Setyo Widagdo
4
4
3
380
Jody Moenandir
5
4
3
410
M. Halim Natsir
4
3
2
310
M. Nurhuda
4
3
2
310
Hermin Sulistyarti
4
4
4
400
Sri Lestariningsih
3
4
3
350
Ani Mulyasuryani
3
4
3
350
Eko Ganis S.
4
4
3
380
Dwi Fadila K.
3
3
3
300
Sunarto Ismunandar
3
4
3
350
Mosc. Rusli
3
3
4
320
Rusdi Tjahjono
3
4
3
350
M. Bisri
4
5
3
430
Johan A.E. Noor
3
4
3
350
Retno Mastuti
3
3
4
320
15
Rata‐rata 425 365 395 310 375 365 325 335 430 335
3.2. Komentar Reviewer
Evaluasi Laporan Tengah PHK A2‐A3 Tahun 2006 Nama Jurusan / Fakultas
: Hukum
Batch/Tahun
: 1/III
Nama Reviewer
: 1. Prof. Dr. Ir. Hartutik, M.P.
2. Dr. Surachman, M.SiE.
Komentar Umum Secara umum laporan tengah tahun 2006 Fak. Hukum telah disusun dengan baik, karena sebagian besar program telah dilaksanakan sesuai jadwal walaupun masih ada beberapa kegiatan yang belum terlaksana dan secara fisik telah melebihi 50% dan penggunaan keuangan kurang dari 50%. Hal ini menunjukkan bahwa Tim telah menggunakan dana secara efisien. Penyusunan laporan sistematikanya tidak mengacu pada buku panduan (Ringkasan, Bab I Pendahuluan, II. Pengelolaan Program, III. Hasil yang dicapai, IV. Uraian aktivitas masing‐masing kegiatan, Lampiran) dan masing‐masing Bab masih ada yang belum dijelaskan sesuai dengan panduan. Masing‐masing kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan Mekanisme dan Rancangan dan sebagian besar indikator sudah mencapai target tahun ke‐3 bahkan ada yang sudah melebihi. Namun ada beberapa indikator yang metode pengukurannya dan satuannya kurang jelas, misal jumlah publikasi dosen (% atau jumlah judulnya) begitu juga yang lain yaitu kemampuan mahasiswa membuat surat atau akta melalui kuisioner atau metode yang lain kurang jelas. 1. Kepemimpinan dan Komitmen Institusi Kepemimpinan dan komitmen pimpinan Fakultas Hukum sudah baik ditunjukkan melalui kepedulian, kesadaran dan pertisipasi dari semua sivitas akademika dalam pelaksanaan program A2 serta dalam peningkatan kualitas secara berkelanjutan sehingga PHK A2 dapat berlanjut sampai dengan tahun ke‐3. 2. Kemampuan Melaksanakan Program Kemampuan melaksanakan program sudah baik, hal ini ditunjukkan dari sebagian besar program sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan mekanisme dan rancangan yang telah dibuat dalam PIP, secara fisik pelaksanaan kegiatan sudah mencapai lebih dari 50% dengan penggunaan dana kurang dari 50%, yang berarti Tim Task Force bekerja dengan efisien. Sebagian besar indikator telah tercapai dan bahkan telah melebihi target, walaupun ada beberapa program yang belum terlaksana. 3. Keberlanjutan Program PIC sudah menjelaskan keberlanjutan dengan baik pada setiap kegiatan melalui usaha perbaikan pada setiap hambatan yang dihadapi, namun perlu adanya kejelasan aspek yang perlu mendapatkan jaminan keberlanjutan peningkatan kualitas, yaitu kegiatan pengembangan berupa good practices dan sumberdaya yang ditanam (invested resources).
16
Nama Jurusan / Fakultas
: Tanah / Pertanian
Batch/Tahun
: 1/III
Nama Reviewer
: 1. Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, M.Sc.
2. Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D.
Komentar Umum: Secara umum kemajuan implementasi program sampai dengan tengah tahun 2006 belum berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam PIP, dari tujuh kegiatan baru tiga yang sedang dilaksanakan sedangkan empat kegiatan yang lain masih belum. Keadaan ini perlu segera dibenahi karena dikhawatirkan kegiatan‐kegiatan yang sudah direncanakan itu tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan Proses pelaksanaan masih sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Format laporan secara umum sudah mengikuti pedoman. Jadwal pelaksanaan setiap kegiatan sebaiknya juga dicantumkan untuk memudahkan pengendalian pelaksanaan kegiatan. 1. Kepemimpinan dan komitmen Institusi Kepemimpinan dan komitmen institusi cukup baik, yang ditunjukkan dengan adanya visi dan misi institusi dan jurusan, sementara itu dari fakultas kurang terlihat. Rencana strategi, penyediaan dana pendamping serta keterlibatan ketua jurusan dalam kegiatan menunjukkan adanya komitmen yang baik. 2. Kemampuan melaksanakan program Sebagian besar kegiatan yang diusulkan belum dilaksanakan. Dari tujuh kegiatan baru tiga yang sedang dilaksanakan yang empat belum dilaksanakan mengingat berbagai penyebab. Hal ini cukup serius untuk mendapatkan perhatian dari pengelola khususnya dan pimpinan pada umumnya karena dikhawatirkan program yang diusulkan tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan pada akhir tahun. Kerjasama Indikator kinerja pada umumnya juga sudah sesuai dengan sub‐sub kegiatan yang akan diukur kemajuannya, namun perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam lagi pada beberapa capaian yang menurun, penggantian indikator dan ketiadaan nilai (kosong) pada beberapa indikator. Indikator kinerja seharusnya memiliki konsistensi dalam menetapkan ukuran dan metode pengukuran yang digunakan sesuai dengan indikator kinerja pada baseline tahun pertama. Bila terjadi kegagalan dalam mencapai suatu target, maka yang harus dijelaskan adalah kenapa hal itu terjadi secara substansial, bukan mempersoalkan metode pengukurannya karena metode pengukuran harus selalu sama. Bila diperlukan tambahan indikator kinerja harus dijelaskan kenapa hal ini dilakukan. Output dan outcome pada umumnya terlihat cukup baik. Data dukung dalam bentuk tabel yang belum ada supaya dilengkapi. 3. Keberlanjutan program Strategi yang dilakukan dan program yang akan menjamin keberlanjutan kegiatan dan hasil yang diperoleh selama pendanaan sudah ditunjukkan dengan adanya upaya‐upaya yang cukup rasional. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah jadwal kegiatan yang semakin pendek sementara kegiatan yang belum dilaksanakan masih banyak, sehingga perlu ada upaya alternatif untuk memperlancar terlaksananya kegiatan.
17
Nama Jurusan / Fakultas
: Nutrisi & Makanan Ternak / Peternakan
Batch/Tahun
: 1/III
Nama Reviewer
: 1. Setyo Widagdo, S.H., M.H.
2. Prof. Dr. Ir. Jody Moenandir
Komentar Umum Penyusunan Laporan Tengah Tahun yang dilakukan oleh jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak ini tata urutannya telah sesuai dengan guidelines (panduan), hanya sedikit yang perlu diperbaiki, misalnya abstrak seharusnya diganti ringkasan, Bab I adalah pendahuluan, bukan uraian umum, namun secara umum cukup bagus. Formatnya barangkali yang belum sesuai dengan panduan, misalnya tentang tujuan, pelaksanaan mekanisme dan rancangan mestinya tidak ditulis dalam bentuk pointers, tetapi sesuaikan dengan PIP, yaitu dalam bentuk uraian kalimat (narasi). Keterlibatan staf akadamik, staf administrasi dan mahasiswa dalam beberapa kegiatan telah menunjukkan kepemimpinan yang baik. Demikian juga terlaksananya program‐program sesuai jadwal juga menunjukkan komitmen jurusan/fakultas terhadap program hibah ini. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam laporan ini, antara lain perlu adanya analisis terhadap pencapaian indikator yang mestinya harus dicantumkan dalam hasil pelaksanaan (out put). Mestinya dalam laporan ini juga harus ada penjelasan mengenai kemajuan fisik, misalnya mengapa sudah sekian persen atau mengapa baru sekian persen. Bahkan kemajuan keuangan ada yang masih nol persen. Hal ini saya kira perlu penjelasan agar tidak salah interpretasi. Selain itu, ditemukan juga dalam laporan ini adanya ketidak sinkronan antara kemajuan fisik yang dilaporkan dalam hasil pelaksanaan dengan kemajuan keuangannya. Kepemimpinan Dan Komitmen Jurusan/Fakultas Kepemimpinan dan komitmen jurusan/fakultas sudah baik, hal ini nampak pada keterlibatan staf akademik, staf administrasi dan mahasiswa dalam beberapa kegiatan dan juga lancarnya pelaksanaan program. Selain itu, nampaknya tidak ada hambatan yang serius berkenaan dengan pendanaan dan jadwal pelaksanaan program. Kemampuan melaksanakan program Diberikannya pendanaan sampai tahun yang ketiga kepada jurusan ini, sebetulnya sudah cukup menunjukkan kemampuan dalam melaksanakan program pada tahun pertama dan kedua. Namun dalam tahun yang ketiga ini memang perlu dicermati apakah kemampuan melaksanakan program pada tahun pertama dan kedua masih dapat dilakukannya lagi ? Kalau melihat pencapaian indikator kinerja utama maupun pendukung, maka kemampuan melakukan program dari grantee cukup bagus, setidaknya sampai tengah tahun ini. Tetapi ada beberapa pencapaian indikator yang sudah melampaui target akhir tahun. (lihat hal 44) Hal ini perlu penjelasan, apa sebab demikian? Demikian juga mengenai kemajuan fisik dan kemajuan keuangan, masih terdapat kejanggalan, contoh pada halaman 33 kemajuan fisik mencapai 70 %, tetapi kemajuan keuangannya sudah 100% , sebaliknya ada kemajuan fisiknya sudah 55%, tetapi kemajuan keuangannya masih 0% (lihat halaman 28). Semua ini tentu perlu penjelasan. Selain itu, mohon dicermati lagi lampiran kemajuan fisiknya, apakah pendanaan untuk tenaga ahli sudah sesuai dengan ketentuan Dikti ?
18
Keberlanjutan Program Reviewer belum melihat suatu indikasi, keterangan atau penjelasan dalam laporan tengah tahun ini yang menunjukkan adanya keberlanjutan program yang sudah dilaksanakan. Terutama setelah PHK A2 ini selesai, mengingat program PHK A2 dari jurusan ini adalah tahun terakhir. Sebaiknya ada kejelasan strategi dan program yang akan menjamin keberlanjutan aktivitas dan hasil yang diperoleh selama pendanaan. Mungkin dalam laporan ini grantee secara implisit sudah menunjukkan keberlanjutan, tetapi tidak langsung nampak bisa dibaca oleh reviewer. Nama Jurusan / Fakultas : Teknik Elektro / Teknik Batch/Tahun
: 2/II
Nama Reviewer
: 1. Dr. Muhammad Nurhuda
2. Muhammad Halim Natsir, S.Pt., M.P.
Komentar Umum Jurusan Teknik Elektro (JTE) telah mendapatkan dana proyek A2 dan sudah memasuki tahun ke 2. Program diklaim telah sebagian besar dilaksanakan dengan kemajuan fisik mencapai 67%. Pada bab II tentang pengelolaan program, data tim PJM yang ditampilkan adalah data lama yang belum diupdate, sementara keterangan gambar 1.1 seharusnya adalah keterangan untuk program PHK secara umum di Universitas Brawijaya. Dalam laporan kegitan, dampak yang dilaporkan seharusnya dampak yang terjadi dan bukan dampak yang diharapkan. Indikator keberhasilan dari masing‐masing kegiatan juga tidak spesifik dan diulang‐ulang. Indikator keberhasilan yang terkait dengan pelayanan seharusnya dinilai dari hasil survey terhadap pemakai jasa pelayanan tersebut, semisal kepuasan mahasiswa terhadap layanan administrasi akademik. Indikator keberhasil sebagaimana ditampilkan pada kinerja utama terlalu umum dan tidak spesifik jika digunakan untuk mengukur keberhasilan unit‐unit atau sub‐unit suatu kegiatan. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi Kepemimpinan dan komitmen institusi mempunyai perann yang penting dalam mensukseskan realisasi program A2 di lingkungan jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan pimpinan fakultas sebagai penanggung jawab program, sehingga sebagian besar program diklaim telah berhasil dilaksanakan, Di tingkat jurusan juga dibentuk unit kualitas control, yang terdiri dari ketua kelompok dosen keahlian (KKDK). Hal ini bagus dalam rangka penjaminan mutu kegiatan, sehingga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Di level jurusan, keterlibatan pimpinan jurusan baru tampak pada pelaksanaan, evaluasi dan pemberiaan masukaan. bersama‐sama dengan KKDK. Disamping keberhasilan diatas, tampak dari laporan bahwa program yang memerlukan keterlibatan mahasiswa belum banyak dilaksanakan, semisal TOEFL dan sarana pelatihan untuk mahasiswa. Task force harus berusaha mencari akar masalahnya dan menjadikan sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan ke depan. Pimpinan jurusan dan task force harus mengusahakan agar koordinasi kegiatan berjalan lebih baik.
19
2. Kemampuan melaksanakan program JTE mengklaim sebagain besar A2 di JTE telah berhasil dilaksanakan. Beberapa capaian tengah tahun bahkan melebihi indikator kinerja utama yang ditetapkan. Ada 4 kegiatan yang dilaksanakan, masing‐masing dengan seorang PIC. Sepintas, dari indikator utama yang ditampilkan, program berhasil dilaksanakan. Namun indikator tambahan menunjukkan bukti berbeda. Sebagai contoh, jumlah mahasiswa yang menggunakan sarana pelatihan sampai dengan tengah tahun masih 0% dari base line 20%, padahal target tengah tahun yang ditetapkan 40%. Contoh lain,sulit mengataan bahwa kenaikan nilai ujian masuk dari 693.57 ke 708.13 merupakan bukti keberhasilan program yang baru berjalan paruh tahun kedua. Jika kenaikan nilai ujian masuk sebagai dampak lain, atau faktor eksternal, kenapa diklaim sebagai bukti keberhaslan program? Pada sub‐program peningkatan motivasi dosen untuk menulis, dari target tengah tahun 35 buku yang tertulis belum satupun yang terpenuhi, dilain pihak task force tidak mengidentifikasi masalah yang muncul di lapangan (kecuali laporan bahwa target akhir tahun 50 buah terlalu berat). Disamping itu, program‐program yang direalisasi peningkatan daya saing lulusan juga terlalu spesifik (hanya bahasa Inggris?). Banyak hal sebenarnya yang bisa diangkat sehubungan dengan isu peningkatan daya saing lulusan, semisal kemampuan enterprenuership dan managerial untuk mahasiswa. Pada pembentukan portofolio untuk dosen dan mahasiswa, indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan kurang match dengan kegiatan yang dilakukan dan hanya pengulangan dari halaman sebelumnya. 3. Keberlanjutan Program Dalam laporan, kegiatan ke depan masih terfokus pada upaya‐upaya untuk mengatasi hambatan‐hambatan yang terjadi pada kegiatan sebelumnya, atau melaksanakan program yang belum dijalankan. Belum tampak gambaran, rencana tentang kebelanjutan atau aktifitas yang mengarah pada keberlanjutan program setelah proyek PHK A2 ini berakhir. Apa activities generating funds yang bisa dilakukan untuk menjamin keberlangsungan program‐program yang sudah dirintis perlu dipikirkan dan diformulasikan sedari sekarang sekarang.
Nama Jurusan / Fakultas
: Arsitektur / Teknik
Batch/Tahun
: 2/II
Nama Reviewer
: 1. Sri Lestariningsih, S.H., M.H.
2. Dr. Hermin Sulistyarti
Komentar Umum: Laporan tengah tahun yang disusun oleh Jurusan Arsitektur telah mengacu pada format panduan penyusunan laporan tengah tahun yang ada, namun dapat dipertimbangkan dalam menguraikan satu sub kegiatan dari suatu kegiatan utama menjadi satu kesatuan mulai dari tujuan sampai dengan rencana perbaikan, sehingga menjadi lebih mudah
20
dipahami (hal.7‐9). Dalam laporan tengah tahun telah dijelaskan mengenai kegiatan‐ kegiatan yang dilaksanakan dengan pencapaian‐pencapain yang diperoleh dan ditunjukkan melalui indikator kinerja yang disajikan. Akan tetapi perlu untuk dicermati dalam pengolahan indikator kinerja bahwa beberapa kegiatan masih proses pelaksanaan tapi telah terjadi kenaikan indikator kinerja. Terkait dengan hal tersebut, seharusnya dapat dijelaskan kemungkinan kenaikan indikator kinerja karena faktor lain tidak hanya karena dipengaruhi oleh kegiatan tersebut.. Begitu pula sebaliknya indikator kinerja capaian sampai dengan tengah tahun sangat besar perbedaannya dengan target tahun kedua yang akan dicapai seharusnya dapat diberikan penjelasan faktor dari hal tersebut secara tegas dan kemungkinan prediksi dapat tercapainya target akhir tahun yang diharapkan. Bukti pendukung dari aktivitas yang telah dijalankan dapat diperkuat dengan dilampirkannya bukti pendukung dalam laporan tengah tahun (SK Panitia, pelaksanaan diskusi dengan pengantar Bahasa Inggris oleh Mahasiswa dan Dosen) dan seperti yang diminta panduan ádalah TOR dari kegiatan yang sudah dilaksanakan. 1. Kepemimpinan dan komitmen Institusi: Dalam laporan telah dijelaskan mengenai keterlibatan dari civitas akademika pada setiap kegiatan yang dilaksanakan, tetapi sebagaimana dijelaskan pula bahwa pada beberapa kegiatan partisipasi tersebut belum optimal (Hal.IV‐5,IV‐11,IV‐12). Terhadap persoalan ini , seharusnya diperlukan pimpinan dari tingkat jurusan maupun fakultas untuk lebih dapat meningkatkan keterlibatan dari civitas akademika. Kemudian dinyatakan pula dalam melakukan kegiatan terjadi kesulitan informasi maupun benturan jadwal dari staf akademik, hal ini dapat ditelaah masih kurangnya koordinasi antara PIC dengan pimpinan maupun dengan civitas akademika yang terkait. Pelaksanaan PHK A2 yang sudah berlangsung hampir 2 tahun seharusnya sudah dapat menumbuhkan bahwa kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh civitas akademika untuk pengembangan kualitas. 2. Kemampuan melaksanakan program Kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan sampai dengan tengah tahun telah mencapai 57,7 % dan hal tersebut sudah melebihi dari target minimal yang ditentukan oleh Dikti. Pelaksanaan kegiatan sudah dilakukan sebagaimana dipersyaratkan oleh Dikti yakni kompetisi dalam Hibah Penelitian dan Hibah Pengajaran yang melibatkan reviewer dari luar instituís serta perbandingan 1:3. Namun dinyatakan pula bahwa beberapa kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal direncanakan sebelumnya, terutama faktor eksternal dari pihak penyelenggara magang dan masalah ini setidaknya dapat diantisipasi lebih baik di masa datang. Hasil pelaksanaan dari masing‐masing kegiatan telah diuraikan pula, namun perlu untuk dicermati masih terdapat pernyataan capaian hasilpelaksanaan berbasis investasi (hal IV‐3, IV‐4) serta rencana perbaikan (IV‐18). Kemudian masih perlu penjelasan lebih lengkap terhadap kegiatan 4.4.1.2. (hal IV‐21) hasil pelaksanaan hanya berupa penetapan bahan pustaka untuk penerapan model pembelajaran karena semestinya bahan pustaka tersebut sudah dipergunakan dalam pelaksanaan uji coba hibah pengajaran. 3. Keberlanjutan Program Dalam laporan tengah tahun belum dikemukakan secara tegas mengenai keberlanjutan dimasa datang dari kegiatan‐kegiatan yang dilaksanakan, dapat dikemukakan sebagai berikut pelaksanaan diskusi dengan Bahasa Inggris telah diadopsi dalam kegiatan rutin yang terprogram selanjutnya dalam aktivitas jurusan dan dapat terintegrasi dengan pelaksanaan PBM, pengelolaan dan pendayagunaan peralatan pendukung kegiatan yang
21
telah diperoleh belum dijelaskan berada dibawah tanggungjawab bagian yang terkait dan sistem penjadwalan dalam penggunaan peralatan pendukung , hasil dari hibah pengajaran dapat diujicobakan pada matakuliah lain atau terbuka pendanaan hibah pengajaran yang didanai secara internal.Tetapi untuk budaya kompetitif pada hibah penelitian telah dapat diakomodir dalam sistem seleksi penelitian yang didanai oleh DPP SPP. Nama Jurusan / Fakultas : Teknologi Industri Pertanian / Teknologi Pertanian Batch/Tahun
: 2/II
Nama Reviewer
: 1. Dr. Ani Mulyasuryani, M.S.
2. Eko Ganis S., SE., M.Com‐Hons, Ph.D.
Komentar Umum : •
Secara keseluruhan laporan Pelaksanaan Kegiatan PHK A2 di jurusan TIP sudah cukup baik. Akan tetapi laporan kurang sistematis dan kurang konsisten, misalnya pemaparan pelaksanaan mekanisme dan rancangan pada setiap kegiatan.
•
Hasil kegiatan yang disampaikan kurang detail, misalnya mengenai waktu, jumlah dosen dan mahasiswa yang terlibat.
•
Capaian indikator kinerja sudah cukup wajar, akan tetapi perlu dijelaskan lebih mendalam mengenai capaian indikator kinerja pada kegiatan pengembangan KBK, mengingat KBK baru diimplementasikan pada tahun 2005/2006 tetapi sudah dapat menurunkan waktu tunggu untuk mendapat pekerjaan serta meningkatkan gaji pertama.
•
Dampak langsung dan tidak langsung tidak disertai dengan suatu indikator yang dapat menunjukan dampak tersebut.
•
Secara umum, belum ada gambaran yang jelas mengenai upaya mengatasi hambatan.
•
Rencana perbaikan belum menunjukkan adanya keberlanjutan dari kegiatan PHK A2 di Jurusan TIP.
1. Kepemimpinan dan komitmen Institusi •
Hasil kegiatan hingga bulan Juli 2006 sudah mencapai 54% dengan serapan dana PHK A2 51,75%. Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang baik dari institusi, akan tetapi hendaknya data tersebut didukung oleh laporan keuangan dan prestasi fisik pada lampiran.
•
Laporan hasil kegiatan, untuk beberapa kegiatan, kurang informatif mengenai waktu pelaksanaan serta jumlah partisipasi dosen dan mahasiswa. Hal tersebut hendaknya dikemukakan dengan lebih detail dan sistematis, sehingga kepemimpinan dan komitmen institusi dapat terlihat dengan jelas.
2. Kemampuan melaksanakan program •
Pelaksanaan program PHK A2 jurusan TIP sudah cukup baik, hal tersebut terlihat dari adanya kegiatan yang menggunakan dana jurusan, misalnya untuk web site.
22
•
capaian indikator kinerja sudah cukup baik, tetapi tidak dijelaskan hambatan‐ hambatan untuk mencapai indikator kinerja tersebut, sehingga upaya mengatasi hambatan belum dapat dirumuskan dengan baik.
•
Kegiatan yang dilaksanakan sudah mengarah pada capaian indikator kinerja, akan tetapi pada kegiatan pengembangan KBK, indikator kinerja yang digunakan tidak dapat mengukur keberhasilan kegiatan secara langsung.
3. Keberlanjutan Program
•
Adanya komitmen institusi yang cukup baik, maka jaminan untuk keberlanjutan kegitanan sudah cukup jelas. Akan tetapi, hal tersebut hendaknya didukung oleh rencana perbaikan yang tepat.
•
Berdasarkan kegiatan pengembangan SDM, belum terlihat gambaran mengenai keberlanjutan program.
Nama Jurusan / Fakultas
: Kimia / MIPA
Batch/Tahun
: 3/I
Nama Reviewer
: 1. Ir. Sunarto Ismunandar, M.S.
2. Dwi Fadila Kurniawan, S.T., M.T.
Komentar Umum Sudah ada visi, misi, tujuan, dan strategi pengembangan Jurusan yang cukup, dan sejalan dengan Fakultas dan Universitas, juga terhadap pemahaman Pimpinan Jurusan yang memadai tentang keterkaitan antara PHK A2 dengan Renstra Universitas. Agar sejak dini terus diupayakan pelibatan yang menyeluruh dari komponen, terutama pejabat Jurusan dalam implementasi. Kendala dan dampak implementasi belum nampak karena program baru berjalan 6 Bulan. Capaian tengah tahun, dari Indikator Kinerja, dan keseluruhan kegiatan yang berjalan agar di‐chek apakah sudah mencapai lebih dari 50%. Perlu diingat bahwa penekanan PHK A2 adalah peningkatan efisiensi dan produktivitas penyelenggaraan program pendidikan secara internal yang terutama diarahkan peningkatan LAIE, utamanya AE karena LI agak abstrak. Setelah menjalankan hibah ini terutama diharapkan terjadi penurunan rata‐rata masa studi lulusan, peningkatan jumlah lulusan, pemanfaatan fasilitas secara optimal. Format Laporan agar mengikuti Panduan; Bab 1 dan 2 disarankan ada 2 sub bab yang membedakan uraian tingkat Jurusan maupun yang tingkat Jurusan / Fakultas. Lampiran belum lengkap sesuai Panduan. Nampaknya ada kesalahan cara penghitungan realisasi fisik pada laporan keuangan bulanan dan pada lampiran format 4 dan 6 Laporan Interim. 1. Kepemimpinan dan Komitmen Institusi Kepemimpinan cukup dan komitmen sudah memadai karena visi dan misi Universitas sudah dijabarkan pada tingkat Jurusan / Fakultas dan mulai nampak pelibatan seluruh komponen jurusan dalam implementasi.
23
2. Kemampuan Melaksanakan Program Capaian tengah tahun, tahun pertama dan keseluruhan kegiatan agar di‐chek apakah benar‐benar sudah mencapai lebih dari 50%. Karena PHK A2 adalah peningkatan efisiensi dan produktivitas internal, maka support dari Jurusan maupun Fakultas terus masih sangat diperlukan sehingga semua program bisa selesai tepat waktu. Kegiatan nampak dikerjakan sesuai target dan sesuai jadwal. 3. Keberlanjutan Program Belum bisa terlihat karena pelaksanaan baru berjalan 1 semester, namun kalau implementasi sudah mencapai lebih dari 50 % dan manajemen internal tetap terjaga, program selanjutnya akan berjalan baik. Nama Jurusan / Fakultas
: Budidaya Pertanian / Pertanian
Batch/Tahun
: 3/I
Nama Reviewer
: 1. Ir. Rusdi Tjahjono, M.S.A.
2. Ir. Mochammad Rusli, Dipl.Ing.
Komentar Umum Secara keseluruhan laporan tengah tahun telah dissusun dengan baik, telah menunjukkan berbagai aspek ativitas yang telah dilaksanakan serta gambaran keluaran, dampak dan hambantannya. Namun demikian ada beberapa isi laporan yang perlu disesuaikan dengan pedoman. Ringkasan masih perlu ditambahkan rangkuman capaian kegiatan, kemajuan fiisik dan keuangan. Pendahuluan tidak haraus mencantumkan kembali analisis SWOT, langsung ke strategi, serta perlu ditambahkan kaitan antara program/ pengembangan institusi dengan pengembangan jurusan yang ditindak lanjuti dalam program A2. Bab II tidak perlu ada isi rencana kegiatan tahun 2006,dan rangkuman hal tersebut dapat dilaporkan pada bab I. Indikator kinerja dan capaiaannya hingga tengah tahun 2006 ini dilaporkan pada bab III. Format indikator kinerja pada bab III perlu disesuaikan dengan pedoman. 1. Kepemimpinan dan Komitmen Institusi Kepemimpinnan dan komitmenmen institusi secara umum digambarkan positif, namun pada laporan pelaksanaan program menunjukkan adanya hambatan yang disebabkan oleh ketidak efektifan komunikasi pengambil keputusan di tingkat jurusan dan fakultas. 2. Kemampuan Melaksanakan Program Dari laporan menunjukkan kemampuan melaksanakan kegiatan cukup baik. Namun perlu dicatat disini hal‐hal yang berkaitan dengan isi laporan, seharusnya out‐put merupakan laporan dari pelaksanaan program sesuai dengan mekanisme dan rancangan yang ada. Artinya setiap mekanisme dan rancangan yang ada perlu dilaporkan kemajuannya sehingga dapat diketahui tingkat kemajuan kegiatan yang telah dicapai hingga
24
tengah tahun ini. Khusus untuk program A tidak ditemukan korelasi antara mekanisme dan rancangan yang ada dengan laporan keluaarannya (ouput). 3. Keberlanjutan Program Hingga tengah semester tidak dilaporkan adanya hambatan‐hambatan yang berarti, dan mampu menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan hingga akhir program. Namun demikian melihat kemajuan masih dibawah 50%, maka kiranya perlu adanya penjadwalan kembali yang ketat, sehingga kedepan mampu mengejar beberapa ketertinggalan dari program‐program yang dicanangkan. Nama Jurusan / Fakultas
: Manajemen / Ekonomi
Batch/Tahun
: 3/I
Nama Reviewer
: 1. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S.
2. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D.
Komentar Umum -
Laporan yang dibuat hendaknya lebih cermat baik mengenai tata bahasa maupun formatnya. Laporan yang baik akan memudahkan dan memperjelas pihak lain untuk mengetahui hasil kegiatan. Lihat kembali panduan penulisan laporan dari DIKTI.
-
Secara umum materi laporan tengah tahun sudah cukup baik dan dilaksanakan sesuai dengan materi rencana.
1. Kepemimpinan dan komitmen institusi -
Tolok ukur penilaian komponen ini adalah keikutsertaan staf akademik, staf administrasi atau mahasiswa dalam pelaksanaan program, atau memanfaatkan investasi yang telah ada.
-
Dalam laporan tengah tahun ini, sudah nampak kegiatan yang mengikut sertakan staf akademik, staf administrasi, maupun mahasiswa. Namun dalam memanfaatkan investasi yang sudah ada, tidak begitu terlihat.
2. Kemampuan melaksanakan program -
Dalam laporan sudah sangat baik penerima hibah ini melaksanakan program, lebih dari 50 % kegiatan telah dilaksanakan (realisasinya 72,25 %).
-
Agar lebih jelas tentang tabel kemajuan kegiatan, hendaknya perlu diperbaiki format 4 tentang laporan kemajuan bulanan, dengan membuat kegiatan setiap bulan. Begitu pula format 6, judulnya adalah laporan kemajuan fisik. Secara rekapitulasi laporan kemajuan fisik, sebaiknya disampaikan pada Bab 3. Hasil Yang Dicapai.
-
Selain itu, pencapaian beberapa indikator sampai dengan tengah tahun ini juga telah melebihi baseline. Sebaiknya dalam laporan ini, indikatornya dipisahkan sesuai dengan setiap kegiatan.
25
3. Keberlanjutan program Dalam laporan ini belum terlihat jelas usulan tahun kedua. Sebaiknya dalam perbaikan nanti ada kejelasan hubungan antara tahun pertama dengan kedua, berdasarkan hambatan‐hambatan yang ada dalam mencapai indikator kinerja. Nama Jurusan / Fakultas
: Ekonomi/Akuntansi
Batch/Tahun
: 3/I
Nama Reviewer
: 1. Drs. Johan Andoyo Effendi Noor, M.Sc.
2. Ir. Retno Mastuti, D.Agr.Sc.
Komentar Umum Secara umum pelaksanaan PHK‐A3 di Jurusan Akuntansi UB sudah baik dan nampaknya ’on the track’. Susunan tim menjamin pelaksanaan dengan baik. Akan tetapi karena di dalam laporan tidak disertakan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan, kesesuaian dengan jadwal tidak bisa dibahas. Peran pimpinan, baik di tingkat fakultas maupun jurusan belum nampak dengan jelas. Kesulitan‐kesulitan yang dihadapi sudah dipersiapkan langkah‐langkah perbaikannya. Peran pimpinan dapat dipertegas dengan melibatkannya di dalam langkah‐langkah perbaikan selanjutnya. 1. Kepemimpinan dan Komitmen Fakultas/Jurusan Dengan hanya membaca laporan, keterlibatan pimpinan, baik di tingkat fakultas maupun jurusan belum nampak terartikulasi dengan jelas. Terlebih lagi masih banyaknya kendala‐kendala pelaksanaan yang dikemukakan oleh tim pelaksana hibah. Terkesan juga bahwa tim pelaksana tidak/belum melakukan konsultasi dengan pimpinan untuk mengatasi kesulitan‐kesulitan yang dihadapi. Peran eksplisit pimpinan yang nampak hanya peran ‘mewajibkan’ di dalam banyak mekanisme dan rancangan. 2. Kemampuan Melaksanakan Program Tim pelaksana sangat diyakini akan mampu melaksanakan program hibah A3 yang diperolehnya dengan baik. Personil yang terlibat merupakan orang‐orang yang dipandang mempunyai dedikasi tinggi. Beberapa kegiatan masih memerlukan indikator keberhasilan tambahan yang dapat membantu mengukur pencapaian tujuannya. Misalnya, jumlah buku yang dipinjam/dibaca oleh mahasiswa untuk kegiatan 4.4 di halaman IV‐31‐33. Di lain pihak, ada program yang di dalam mekanisme dan rancangan tidak disinggung tetapi dilakukan (4.1.5.1 poin (1) di halaman IV‐18). Terdapat hal yang perlu dijelaskan atau dikoreksi, yaitu adanya satu item di dalam tabel kemajuan fisik di dalam lampiran. Item 1 ’Peralatan’, sub item 1.2 ’Alat Pendukung Pengajaran’ jumlah disbursement sudah 100% sedangkan kemajuan fisik baru 75%. 3. Keberlanjutan Program Keberlajutan program dalam pengertian sustainability kegiatan sama sekali tidak disinggung di dalam laporan.
26
IV. MONEVIN TENGAH TAHUN SP4 KOMPETISI 2006
27
4.1. Penilaian Monevin Tengah Tahun SP4 Kompetisi Universitas Brawijaya Tahun 2006 Batch
Penerima Hibah Fakultas Kedokteran (Batch II) Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan (Batch II) Manajemen Sb. Daya Perairan (Batch II)
2
Produksi Ternak (Batch II) Teknik Pertanian (Batch II) Matematika (Batch II) UPPTI (Batch II) BAPSI (Batch II) Pusat Pengembangan E‐ Learning (Batch II)
Kepemimpinan Pelaksanaan & Komitmen Program 50 50
Reviewer
Skor
Rata‐rata
Soebarinoto Rusdi Tjahjono
3 3
3 3
300 300
300
Ani Mulyasuryani
3
3
300
300
Lilik Setyobudi M. Halim Natsir Endang Arisoesilaningsih Herman Tolle Hartutik Yulia Nuraini Jody Moenandir Sunarto Ismunandar Cahyo Prayogo Moch. Rusli Eko Ganis Harry Soekotjo Dachlan Dwi Fadila Kurniawan Muhammad Nurhuda
4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3
4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 2 2
400 300 300 350 400 400 350 350 300 350 450 400 200 250
28
350 325 400 350 325 425 225
Batch
Penerima Hibah Program Bahasa dan Sastra (Batch III)
Kepemimpinan Pelaksanaan & Komitmen Program 30 30
RIP
Skor
Rata‐rata 310
40
Unti Ludigdo
3
2
4
310
Jur. Sosek Pertanian (Batch III)
Nur Hidayat Sihabudin Retno Mastuti Surachman
3 3 2 3
2 3 2 2
4 3 3 3
310 300 240 270
BAAK (Batch III)
Hermin Sulistyarti
3
2
2
230
230
BAUK (Batch III)
Setyo Widagdo
4
2
2
260
260
Lab. Sentral Ilmu & TP (Batch III)
Mohammad Bisri Surisdiarto Agus Suharyanto Sri Lestariningsih
4 4 3 5
5 3 3 3
3 4 4 2
390 370 340 320
Jur. Adm. Bisnis (Batch III)
3
Reviewer
PJM (Batch III)
29
305 255
380 330
4.2. Komentar Reviewer EVALUASI LAPORAN TENGAH TAHUN SP4 KOMPETISI Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Kedokteran Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Prof. Dr. Ir. Soebarinoto
2. Ir. Rusdi Tjahjono, M.S.A.
Komentar Umum Fakultas Kedoteran UB telah melaksanakan Program SP4 Kompetisi Batch 2 Tahun 2 dengan Judul: Pengembangan Jurusan Kedokteran. Sampai dengan 15 Juni 2006 telah menyusun Laporan Antara dan Rencana Implementasi Tahun Kedua. Laporan Antara belum mengacu pada Panduan Penulisan Laporan Pelaksanaan Program Batch II Tahun Kedua yang dikeluarkan dari Dikti tahun 2006. Sistematika yang seharusnya, adalah: Ringkasan; BAGIAN I PENDAHULUAN: Bab 1 Informasi Umum, Bab 2 Prestasi Keseluruhan; BAGIAN II PENGEMBANGAN JURUSAN: Bab 5 Pengembangan Jurusan Kedokteran : Tujuan, Strategi, Indikator Kinerja, Kegiatan 1 (Pengembangan SIM dan Monev) dirinci: Tujuan, Pelaksanaan Mekanisme dan Rancangan, Hasil Pelaksanaan (output), Indikator Kinerja, Dampak (Langsung dan Tidak Langsung), Hambatan Pelaksanaan dan Upaya Mengatasinya, Rencana Perbaikan, Kegiatan 2 (Pengembangan Software Pembelajaran Lab Skill) dst., Kegiatan 3 (Pengembangan PBM Bermodul) dst., Kegiatan 4 ...........; BAGIAN III PENGELOLAAN PROGRAM : Organisasi pelaksana tingkat Jurusan, status pendanaan yang disetujui di daerah, status kemajuan fisik (format Lampiran 5), status daya serap keuangan (Format Lampiran 6), Hambatan dalam Pelaksanaan dan Upaya Mengatasinya, Rencana Perbaikan Ke Depan. Dalam kaitan ini Jurusan Kedokteran: tidak menampilkan Ringkasan, Bagian Ill PENGELOLAAN PROGRAM tidak dibuat sama sekali. Pada Rencana Implementasi Tahun Kedua merupakan penyempumaan tahun sebelumnya misalnya tentang Pengembangan SIM dan Monev Fakultas dan perluasan program untuk mendukung PBM. Pada Rencana Implementasi Tahun Kedua dimulai dengan kegiatan 5 padahal pada Laporan Antara Tahun Kedua disebutkan ada 3 kegiatan. Kegiatan 4 yang mana? 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi Kegiatan yang diusulkan terkait dengan rencana pengembangan fakultas sehingga setiap kegiatan mendapat dukungan dari pimpinan. Terbentuknya Tim. Pelaksana untuk setiap kegiatan menunjukkan adanya keikutsertaan staf akademik dalam melaksanakan program. Namun disayangkan kualitas laporan dan Rencana Implementasi Program Tahun kedua masih perlu diperbaiki.
30
2. Kemampuan melaksanakan program Laporan Antara ini perlu diperbaiki sesuai dengan Pedoman. Kegiatan 1 tidak ada masalah dalam pelaksanaan, dengan capaian fisik 62,5% dan serapan dana tidak disajikan. Kegiatan 2 disajikan hanya capaian fisik 60%. Karena sudah ada kesediaan tenaga ahli dan kontributor maka capaian ini semestinya leblh tinggi. Ada masalah dalam konsultasi karena kesibukan tenaga ahli dan kontributor seharusnya dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Kegiatan 3 pada tengah tahun ditulis dengan tanda strip (‐), semesthinya sudah dapat diisi persentasenya, bukan (‐) karena sudah ada, kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan data persentase yang dilaporkan maka rataan persentase capaian fisik tiga kegiatan ini hanya 41%. Semua indikator capaian dalam %, namun tidak dijelaskan dari jumlah/populasi berapa? (MisaInya jumlah modul dalam %). Tidak sinkron, tahapan dalam Pelaksanaan Mekanisme dan Rancangan dengan Hasil (output) misaInya pada Kegiatan 1. Apakah ada upaya Jurusan ini mengatasi hambatan (dana pada kegiatan 1, koordinasi pada kegiatan 2 dan penyesuaian judul buku yang diinginkan dengan ketersediaan pada kegiatan 3). Semua diatasi dengan tidak ada perbaikan. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua Kegiatan yang diusulkan sebagian ada keterkaitan dengan tahun sebelumnya, namun adapula yang baru namun masih dalam lingkup perbaikan PBM. Indikator yang diukur perlu dibenahi karena harus jelas, metode pengukuran indikator perlu disajikan. Semua indikator dalam %, namun tidak ada metode pengukurannya. Karena kegiatan yang diusulkan berkaitan dengan program fakultas maka sustainabilitas dapat terjamin. Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Dr. Ani Mulyasuryani, M.S.
Komentar Umum •
Secara keseluruhan Pelaksanaan Kegiatan SP4 di jurusan HPT sudah sesuai dengan jadwal pelaksanaan. Akan tetapi laporan kurang mengikuti guide line, tidak ada capaian indikator kinerja dalam setiap kegiatan. Laporan hasil kegiatan secara umum kurang informatif, sehingga informasi waktu pelaksanaan serta jumlah peserta kegiatan tidak dapat diketahui. Hasil kegiatan secara umum kurang relevan dengan mekanisme.
•
Hasil kegiatan sebaiknya dijelaskan lebih detail, misalnya pada kegiatan Open Hause.
•
Hampir pada setiap kegiatan tidak ada indikator proses sehingga kesulitan untuk mengukur keberhasilan kegiatan.
•
Pada kegiatan 3, sebaiknya dijelaskan jumlah kerjasama yang sudah terjalin (MOU). Begitu juga dengan jumlah penelitian. Berdasarkan jadwal pelaksanaan, hampir semua kegiatan selesai bulan Juni, seharusnya indikator kinerja sudah tercapai sesuai target. Perlu dijelaskan mengapa indikator kinerja belum tercapai serta upaya yang telah dilakukan untuk mencapai indikator tersebut.
31
1. Kepemimpinan dan komitmen institusi •
Dalam laporan hasil kegiatan tidak diinformasikan waktu pelaksanaan, sehingga ketepatan waktu pelaksanaan tidak dapat diketahui
•
Laporan kegiatan belum terlihat adanya upaya untuk mendorong partisipasi dosen dalam suatu kegiatan yang sudah direncanakan, misalnya pada kegiatan 1.
•
Belum tersirat bagaimana upaya yang telah dilakukan untuk mencapai indikator kinerja (yang belum tercapai sesuai target), misalnya pada kegiatan 3.
2. Kemampuan melaksanakan program •
Berdasarkan hasil kegiatan ada kesuaian antara jadwal kegiatan dengan pelaksanaan, walaupun dalam hasil kegiatan tidak disebutkan waktu pelaksanaan. Namun demikian, hasil kegiatan kurang relevan dengan mekanisme dan rancangan yang diusulkan
•
Untuk beberapa kegiatan mekanisme dan rancangan kurang mendukung tercapainya indikator kinerja, misalnya pada kegiatan 1 dan 4.
•
Dalam laporan kegiatan tidak dikatakan adanya hambatan, walaupun indikator kinerja belum tercapai sesuai target.
Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Dr. Lilik Setyobudi
2. M. Halim Natsir, S.Pt., M.P.
Komentar Umum Secara umum, segi positif bahwa format laporan telah mengikuti panduan yang diberikan oleh Dikti. Prestasi fisik lebih banyak terdukung oleh kegiatan pengadaan barang, sedangkan substansi kegiatannya masih rendah pelaksanaannya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pelaksana PHK SP4 dan upaya tersebut adalah baik. Namun yang menjadi pertanyaan apakah perubahan/penyesuaian tersebut adalah hasil kesepakatan bersama? Walaupun kurangnya partisipasi dapat dimaklumi karena memang mengubah perilaku tidak dapat dilaksanakan dengan cepat. Sebagai misal dalam program ini adalah rendahnya partisipasi mahasiswa maupun dosen dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh SP4. Rendahnya partisipasi juga menjadi cermin dari suasana atmosfir akademik yang belum optimal. Laporan mengindikasikan bahwa komitmen institusi dapat dikatakan sebagian besar hanya terbatas pada aspek penyediaan dana pendamping. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Komitmen institusi dalam aspek kesanggupan dalam memberikan dukungan finansial dan fisik telah sangat jelas sesuai dengan harapan PHK SP4. Karena dalam perencanaan kegiatan pelatihan kepemimpinan baru akan dilaksanakan pada bulan triwulan ke‐3 pada tahun kedua maka ini sedikit terlambat. Kegiatan ini dalam
32
perencanaannya sebenarnya telah menyadari betapa pentingnya peran kepemimpinan tapi mengapa baru akan dilaksanakan pada akhir kegiatan? Hal ini mungkin menjadi faktor utama penyebab keterlambatan dan rendahnya partisipasi civitas akademika dalam pelaksanaan program PHK SP4. 2. Kemampuan melaksanakan program Berbasis pada laporan tengah tahun tersurat bahwa pelaksana PHK SP4 memiliki optimisme akan dapat menyelesaikan program sesuai dengan kontrak yang telah dibuat. Semangat tersebut memberikan keyakinan bagi reviewer bahwa pelaksana akan mampu melaksanakan program walaupun masih ditemui beberapa kekurangan yang pada dasarnya adalah berbasis pada kurang optimalnya koordinasi/komunikasi dan partisipasi civitas akademika. Padahal program ini sebenarnya adalah untuk mendukung kegiatan mereka. Sinkronisasi yang kurang tepat antar bagian masih terlihat misalnya antara hambatan pelaksanaan dan cara mengatasinya serta rencana perbaikan. Misalnya pada kegiatan peningkatan efisiensi dan produktivitas. Selain itu, terdapat juga kegiatan yang sebenarnya belum perlu dilaporkan karena kegiatan tersebut adalah bagian dari laporan periode paruh tahun terakhir karena pelaksana telah membatasi kegiatan mulai januari sampai 15 Juni 2006. Misalnya kegiatan pelatihan statistik. Hal ini tentu akan berpengaruh pada penghitungan kemajuan fisik. Lampiran status daya serap keuangan seharusnya dijumlahkan sehingga mengefisiensikan kerja monev melekat maupun internal. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: ‐ Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Produksi Ternak (Proter) Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Dr. Endang Arisoesilaningsih
2. Herman Tolle, S.T., M.T.
Komentar Umum Laporan Antara SP4 yang dibuat Jurusan Produksi Ternak (JPT), Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelola program SP4. Format laporan tidak sepenuhnya mengikuti ketentuan dalam Panduan Penyusunan Laporan SP4. Enam kegiatan program telah dijalankan dan menghasilkan 10 dari 17 indikator capaian mendekati target tahun ke‐1. Dengan demikian, maka kegiatan mencapai kemajuan fisik 75%, tapi tidak penjelasan bagaimana memperoleh angka tersebut. Sementara itu, peningkatan akreditasi dari B ke A yang menunjukkan pengakuan eksternal terhadap pengelolaan PS Proter, sama sekali tidak dibahas. Ada kesan bahwa kegiatan yang telah diusulkan tahun ke‐1 belum berorientasi pada program peningkatan kapasitas internal, yaitu terfokus pada permasalahan I dan L, beberapa diantaranya juga masih
33
berorientasi pada investasi (kursus penulisan…, latihan…., pengadaan barang… dst). Indikator capaian setiap kegiatan sebaiknya dituliskan dalam bentuk tabel untuk memudahkan pemahaman. Penjelasan outcomes sering disertai kata “diharapkan akan”. Seharusnya dampak yang dituliskan harus merupakan data/fakta yang telah ada. Hal ini menunjukkan bahwa kecermatan penulisan laporan kegiatan perlu ditingkatkan. Pengelola program telah mengatasi hambatan dengan berbagai cara, namun hambatan berupa kesibukan dosen, lambatnya pencairan dana, kebutuhan akan kemampuan dasar sebelum pelatihan dst tidak perlu terjadi lagi seperti di tahun ke‐1. Kelemahan tersebut menunjukkan ketidakmampuan menetapkan prioritas, kelemahan perencanaan, efisiensi, produktivitas dan keberlanjutan program. 1. Kepemimpinan dan komitmen Institusi Kepatuhan menjalankan kegiatan sesuai perencanaan menunjukkan kekuatan kepemimpinan, tanggung jawab dan kepatuhan pengelola hibah. Akan tetapi, komitmen pimpinan sangat diperlukan untuk program peningkatan mutu akademik. Beberapa kelemahan dalam perencanaan kegiatan yang diusulkan ternyata masih terjadi di tengah keberhasilan UB memperoleh berbagai hibah kompetisi. Hal ini menunjukkan bahwa sharing good practices di antara penerima PHK masih perlu ditingkatkan. 2. Kemampuan melaksanakan program Kegiatan telah diupayakan dilaksanakan dengan baik, sehingga ada kesan keseriusan untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi hambatan yang ada. Hal ini dibuktikan melalui peningkatan akreditasi. Sayang sekali, tidak ada satu pun penjelasan peningkatan kinerja ini akibat dari kegiatan yang mana? Selain itu, kemajuan fisik capaian mencapai 75%, namun tidak ada daftar kemajuan fisik tiap kegiatan. Meskipun beberapa kegiatan telah dijalankan dengan baik, namun tujuh indikator yang masih jauh dari target tahun ke‐1 dan perlu diupayakan untuk dikejar, karena target tsb merupakan janji dari penerima hibah. Dengan demikian maka kegiatan menjadi kurang efektif, dan perlu diidentifikan akar permasalahannya. Mengingat bahwa kegiatan yang telah diusulkan sejak tahun ke‐1 masih berorientasi pada investasi atau pengadaan sumber daya, belum semuanya merupakan program penyelesaian masalah atau program peningkatan kinerja, maka JPT perlu memahami bahwa peningkatan kompetensi lulusan, mutu pembelajaran, SIM dan akreditasi PS tidak secara otomatis dicapai dengan pengadaan sumber daya saja. Untuk itu dampak yang dituliskan seharusnya juga berbasis data atau fakta, misalnya JPT lebih dikenal masyarakat, buktinya? Jumlah peminat naik, pilihan pertama meningkat, UAN siswa meningkat dst. Hal yang serupa juga perlu dilakukan untuk pengadaan komputer, buku dan peralatan maupun pelatihan. Rencana perbaikan yang dituliskan sebaiknya tidak hanya untuk dilaporkan, namun diterapkan. Beberapa kesalahan ketik, misalnya baseline indicator untuk Persentase lab yang mendapat dana riset 60%, sementara target tahun ke ‐2 hanya 50%? Dampak langsung dari kegiatan 4, adalah perbaikan pengelolaan jurusan, akan tetapi wakil dari pimpinan jurusan tidak sependapat bahwa evaluasi diri perlu dilakukan rutin, paling lama tiap tahun. Hal ini diperoleh dari kuisioner yang dikembalikan ke PJM. Hambatan yang telah diatasi, antara lain terkait dengan masalah teknis pelaksanaan yang mundur, kemampuan dosen dan karyawan terbatas, serta dana yang terbatas. Hal ini memberikan kesan bahwa kepemimpinan dan evaluasi diri dengan teknik yang benar diperlukan untuk penyusunan program pengembangan yang efektif dan efisien, dengan
34
atau tanpa dana PHK. Selain itu keberhasilan dalam pengadaan sumberdaya atau melaksanakan investasi, perlu mendorong pelaksanaan praktek baik atau kegiatan‐kegiatan yang tidak memerlukan dukungan investasi, atau bahkan kegiatan‐kegiatan dalam rangka pemanfaatan investasi. Hal ini perlu sekali dilakukan untuk menjamin pengembangan JPT ke depan, yang lebih sehat dan produktif. Apabila JPT akan mengusulkan proposal PHK A3 atau B, maka pemetaan kegiatan dan capaian selama SP4 (khususnya isu I, L, A dan E), akan menjadi track records dan dasar penilaian proposal yang diusulkan. Oleh karena itu, manajemen database, budaya kerja, keberlanjutan program dan evaluasi diri rutin sangat perlu diperbaiki. Mengingat bahwa masih banyak kelemahan dalam pemahaman dan penulisan laporan antara SP4, maka JPT perlu melakukan perbaikan format dan substansi sesuai Panduan Laporan SP4. Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Teknologi Pertanian (TEP) Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Prof. Dr. Ir. Hartutik, M.P.
2. Ir. Yulia Nuraini, M.S.
Komentar Umum Jurusan Teknik Pertanian telah menyusun laporan antara sesuai dengan kegiatan yang telah diusulkan dan telah dibuat berdasarkan Panduan Penulisan Laporan Pelaksanaan Program, namun masih ada yang belum sesuai Panduan dan Rencana Implementasi Program (RIP), yaitu Judul Program yang terkait dengan L‐RAISE tidak dicanturnkan seperti halnya pada RIP, masing‐masing kegiatan tidak dicanturnkan indikator kinerja, perlu dibedakan antara indikator kinerja utama dan indikator kinerja tambahan. Sebagian besar kegiatan antara tujuan, pelaksanaan mekanisme dan rancangan, output dan dampak kegiatan serta hambatan, solusi pemecahan dan rencana perbaikan telah sesuai, tetapi dalam pelaksanaan mekanisme dan rancangan masih banyak yang berbasis investasi, seharusnya berupa aktivitas. Kemajuan pelaksanaan program secara fisik pada masing‐masing kegiatan tidak ditunjukkan sehingga tidak dapat diketahui persentase capaian fisik sampai laporan antara ini dibuat, seharusnya capaian fisik minimal 50%. Pelaksanaan kegiatan banyak yang diajukan waktu pelaksanaannya, hal ini baik asal tidak mengganggu kegiatan yang lain. Namun kegiatan‐kegiatan yang lain juga masih banyak yang belum telaksana seperti bahan ajar, hak paten. Pada kegiatan VII Peningkatan Kerjasama dengan Stakeholder dan Alumni, oleh karena belum dilaksanakan seharusnya output belum ada. Kegiatan IX, percepatan masa studi, seharusnya pengadaan bahan ajar dilaksanakan mulai April s/d Juni 2006 namun belum terlaksana, maka perlu adanya penjelasan. Capaian indikator sebagian besar sudah tercapai dan bahkan ada yang sudah melebihi target, namun ada beberapa indikator kinerja pada capaian akhir tahun I (jumlah kerjasama dengan stakeholder) dan capaian tengah tahun passing grade, ratio mahasiswa masuk dan mendaftar dan TOEFL yang belurn terisi scharusnya tetap diisi sarna dengan tahun yang lalu. Untuk TOEFL seharusnya aktif meminta dan bukan menunggu. Dalam
35
indikator kinerja belum tercantum jumlah gaji pertama kerja. Setiap kegiatan terjadi hambatan masalah dana, seharusnya dana untuk kegiatan dipinjami oleh institusi sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Kepemimpinan dan komitmen institusi sudah cukup baik, hal ini terlihat dari adanya dorongan untuk melaksanakan program agar lancar. Namun masih perlu ditingkatkan, hal ini terlihat masih adanya hambatan dalam melaksanakan kegiatan yang disebabkan karena ketersediaan dana, seharusnya institusi meminjami terlebih dahulu. 2. Kemampuan melaksanakan program Kemampuan melaksanakan program sudah cukup haik, hal ini terIihat dan sebagian besar program sudah terlaksana sesuai jadwal bahkan ada kegiatan yang pelaksanaannya dimajukan, sebagian besar indikator kinerja sudah tercapai bahkan ada yang sudah melehibi target, hambatan pelaksanaan program dapat diatasi dan ada usaha perbaikannya, kegiatan yang dilaksanakan memberikan dampak yang positif. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Program yang diusulkan sudah cukup baik, yaitu sesuai dengan permasalahan yang teridentifikasi dan merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun I, pada sebagian besar kegiatan ada kesesuaian antara program, tujuan, mekanisme dan rancangan, dampak, solusi penyelesaian hambatan dan usaha perbaikannya, namun ada beberapa yang belum sesuai antara lain penentuan indikator kinerja, pelaksanaan program yang tidak sesuai jadwal. Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Matematika Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Prof. Dr. Ir. Jody Moenandir
2. Ir. Sunarto Ismunandar, M.S.
Komentar Umum Seharusnya peningkatan PBM berbasis Kompetensi dan penekanan pada peningkatan Akademik Atmosfer. Pencapaian tersebut seharusnya meliputi: integrated performance, oriented capabilities, clusters of knowledge, cognitive, affective, attitude, values and psychomotoric abilities conditional for carrying out task, effectively functioning in a certain profession. Indikator kinerja yang diusulkan ialah suatu harapan yang nampaknya hanya sesuatu yang masih samar (vague) dalam pencapaian sasaran akhir. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Belum adanya Reward dan Punishment untuk peningkatan mutu di segala bidang. Pada segi pembuatan solusi untuk penyelesaian alternatif selalu hanya dengan kata ʺmeningkatkan” (harus diuraikan secara spesifik). Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional: seharusnya mutu tulisan yang ditingkatkan sehingga setara mutu internasional dan dapat menembus batas internasional. Peningkatan Jaminan
36
Mutu Akademik: seharusnya didasari pada peningkatan mutu layanan administrasi akademik, sehingga terdapat output yang seimbang dengan outcomes. 2. Kemampuan melaksanakan program Capaian per 15 Juni 2006 dan target akhir tahun ke‐2: nampak perolehan usulan penelitian yang diterima (mendapat dana) adalah kurang dari setengah target usulan yang disusun untuk diajukan, hal ini berindikasi bahwa penekanan hanya pada pembuatan usulan penelitian. Seharusnya pada prioritas, mutu yang tinggi dan kepentingan yang mendesak untuk segera didanai. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Penggambaran ED dalam proposal ini belum maksimal, sehingga untuk peningkatan selanjutnya belum mempunyai landasan yang kuat secara logik. Hal tersebut nampak pada inkonsistensi yang menunjukkan kekurang‐mantapan dalam penyusunan usulan yang menyeluruh serta akan menjadi nampak kedangkalan dalam bercita‐cita. Program
: Pengembangan PCPT
Nama Jurusan/PCPT : UPPTI Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Ir. Moch. Rusli, Dipl.Ing.
2. Cahyo Prayogo, S.P., M.P.
Komentar Umum Laporan telah ditulis dengan menggunakan struktur yang sesuai dengan ʺanjuranʺ DIKTI dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti. Namun sangat disayangkan, pada bagian pertama laporan tidak mencantumkan tujuan, strategi dan indikator kinerja secara umum. Alangkah baiknya ʺanjuranʺ dari DIKTI tentang penulisan laporan tengah tahun SP4 diikuti urutannya. Pelaksanaan kegiatan sudah mengarah ke jalur sesuai dengan rencana implementasi tahun kedua, namun kuantitas hasil pelaksanaan sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan yang tertulis di rencana implementasi. Kalaupun prosentasi hasil pelaksanaan tidak memenuhi target, ulasan argumentasi diletakkan pada hambatan. Laporan sudah dilengkapi dengan tabulasi pendanaan dan penggunaannya. Hal ini cukup baik. Namun sebaiknya biaya yang terserap sampai dengan bulan Juli 2006 harusnya disesuaikan dengan target yang tertera di jadwal pelaksanaan pada rencana implementasi. Sepertinya, di laporan ini biaya terserap tidak sampai 50%?, padahal pelaksanaan program sudah mencapai triwulan kedua?. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Laporan menunjukkan bahwa pelaksanaan program SP4 di tahun kedua ini berjalan baik. Keikutsertaan staf, mahasiswa sehingga terselenggaranya kegiatan SP4 ini merupakan hal penting tentang kepemimpinan. Selain itu, program‐program sub‐kegiatan
37
diselenggarakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan (misalnya). Ini mengambarkan dukungan non‐material oleh institusi sudah cukup baik. Tapi sayang, laporan ini menampakkan bahwa pencairan dana maupun kesediaan perangkat lunak dan keras tercantum sebagai kendala (hambatan). Ini menunjukkan bahwa komitmen institusi masih perlu dipertanyakan. Seharusnya permasalahan dana bukan merupakan hambatan program. Sebab dukungan dari pimpinan yang berupa tanggung jawab pimpinan dapat dilihat dari segi ini. 2. Kemampuan melaksanakan program Terlihat bahwa seluruh kegiatan sudah mengarah untuk pemenuhan target yang tertulis di jadwal pelaksanaan rencana implementasi tahun kedua. Hanya saja target yang dicanangkan pada jadwal rencana impIementasi belum terpenuhi semuanya. Kegiatan yang tidak memerlukan investasi seharusnya terlaksana 100% pada kwartal kedua (sesuai dengan jadwal pelaksanaan). Kegiatan yang sudah dimulai sudah mengarah ke pencapaian indikator kinerja, walaupun target yang tercapai masih jauh dari harapan. Institusi kelihatan kurang mendorong kegiatan yang tanpa investasi, sehingga hambatan dana tidak muncul pada laporan tengah tahun ini. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Karena laporan ini adalah laporan tengah tahun ke‐2, maka usulan tahun kedua tidak dilakukan. Komentar tidak ada. Program
: Pengembangan PCPT
Nama Jurusan/PCPT : BAPSI Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, M.Sc.
2. Eko Ganis S., SE., M.COM‐HONS., PH.D.
Komentar Umum Program yang diusulkan yang terdiri atas 2 kegiatan ini cukup baik. Kemajuan implementasi program sampai dengan tengah tahun ke 2 masih sesuai dengan rencana kegiatan. Sekalipun anggaran belum turun, grantee telah melaksanakan sebagian kegiatannya dengan menggunakan anggaran rutin yang dimilikinya dalam upaya memenuhi jadwal kegiatan yang telah direncanakan. Proses pelaksanaan masih sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatannya grantee juga menemui masalah‐masalah, namun cara‐cara untuk mengatasi hambatan tersebut belum ditunjukkan secara keseluruhan. Format laporan secara umum sudah mengikuti pedoman walaupun masih terjadi pengulangan sebagian isi laporan. Jadwal pelaksanaan sebaiknya juga dicantumkan untuk memudahlan pengendalian pelaksanaan kegiatan.
38
1. Kepemimpinan dan komitmen institusi Kepemimpinan dan komitmen institusi cukup baik, yang ditunjukkan dengan adanya visi dan misi institusi, rencana strategi dan penyediaan dana pendamping. 2. Kemampuan melaksanakan program Secara umum sebagian besar kegiatan yang diusulkan sudah dilaksanakan. Nama kegiatan no.2 seharusnya sama dengan kegiatan no.2 pada tahun ke 1 (tidak diubah). Dalam indikator kinerja pada umumnya juga sudah sesuai dengan sub‐sub kegiatan yang akan diukur kemajuannya, namun perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam lagi khususnya tentang target capaian yang menurun, penggantian indikator dan ketiadaan nilai (kosong) pada suatu indikator, mulai dari baseline s/d tengah tahun 2. Kemajuan suatu kegiatan harus ditunjukkan untuk melihat bahwa memang ada kegiatan yang dilaksanakan dengan sungguh‐sungguh sehingga diperoleh hasil (output dan outcome) pada akhir suatu periode kegiatan. Kemampuan staf dalam mengelola program terlihat ada peningkatan, misalnya dalam pengoperasian database, namun sebaiknya harus ada staf yang ditingkatkan kemampuannya dalam me‐maintain program tersebut sehingga dapat dihindari ketergantungan pada tenaga ahli. Dengan demikian akan dapat menekan biaya operasional dan maintenance dan memiliki sumberdaya manusia pengelola sendiri sehingga dapat menjamin keberlanjutan program ini. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Usulan tahun kedua pada dasarnya mengusulkan kegiatan yang sama dengan kegiatan pada tahun pertama. Yang perlu dijelaskan adalah adanya keterkaitan antara strategi yang direncanakan dengan pelaksanaan kegiatan‐kegiatan dan sub‐sub kegiatan yang diusulkan sehingga akan tampak bahwa hasil yang akan diperoleh benar‐benar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, strategi melaksanakan administrasi perencanaan akademik dan perencanaan fisik terkait dengan pelaksanaan sub‐kegiatan yang mana, dan mengapa ada keterkaitan antara keduanya. Tim konsultan pada tahun ke 2 apakah masih diperlukan, karena tugasnya yang memberikan konsultasi pengelolaan dan pelaksanaan program mestinya sudah terlaksana pada tahun pertama yang dituangkan dalam buku pedoman atau guidelines pengelolaan dan pelaksanaan program yang bisa digunakan untuk tahun‐tahun yang akan datang bahkan setelah program yang didanai Ditjen Dikti ini selesai. Pendampingan terus menerus oleh tim konsultan mencerminkan kurang efektifnya pelaksanaan program pada tahun pertama. Namun apabila tim konsultan memang masih diperlukan harus diberikan alasan pendukungnya.
39
Program
: Pengembangan PCPT
Nama Jurusan/PCPT : Pusat Pengembangan E‐Learning (PPE) Batch/Tahun
: 2/II
Reviewer
: 1. Dr. M. Nurhuda
2. Dwi Fadila Kurniawan, S.T., M.T.
Komentar Umum Secara umum, program‐program yang direncanakan untuk pengembangan E‐ learning bagus. Hal ini menunjukkan hasil evaluasi diri yang menyeluruh dan komitmen intitusi yang tinggi. Namun pelaksanaan program masih baru tahap persiapan, padahal program sudah memasuki paruh tahun pertama. Di dalam laporan, tidak dijelaskan alasan‐ alasan kenapa terjadi kelambatan pelaksanaan. Penyerapan dana masih rendah, baru sebatas untuk persiapan. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Kepemimpinan dan komitmen institusi yang tinggi tampak dari personal‐personal yang terlibat dalam perumusan dan pelaksanaan program SP4 E‐learning, rencana ke depan pengembangan E‐learning dan program‐program yang akan dilaksanakan. Namun koordinasi yang baik antar personal terlibat nampaknya belum terlihat dan terjadi. Hal ini nampak dari pelaksanaan program yang sejauh ini baru tahap persiapan. Disamping itu, ujung tombak dari pelaksanaan program di lapangan, yaitu para PIC, belum ditetapkan (atau sudah tetapi tidak disebutkan?). Dengan demikian, perlu koordinasi lapangan yang lebih baik dari seluruh unit pelaksana program, agar pelaksaaan program tidak lagi tertunda. 2. Kemampuan melaksanakan program Program baru tahap persiapan, belum dapat dilaporkan. Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Program Bahasa dan Sastra Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Dr. Unti Ludigdo, Ak.
Komentar Umum Secara umum grantee sudah berupaya melaksanakan kegiatannya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dari dua aktifitas dengan tiga kegiatan utama yang diusulkan dalam mekanisme dan rancangan di RIP, satu kegiatan sudah berhasil dilaksanakan dan dua sedang dilaksanakan. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah Lokakarya Kemampuan Meneliti dan Menulis Artikel Ilmiah. Walaupun demikian dari mekanisme dan desain yang di RIP dengan laporan terdapat perbedaan, di mana perbedaan ini cukup substansial. Misalnya, di RIP disebutkan adanya bedah artikel dan review organisasi
40
pelaksanaan kegiatan penelitian yang ternyata di laporan tidak ada. Bagaimanapun sesuai jadwal di RIP kegiatan‐kegiatan ini seharusnya telah dan sedang berlangsung (sampai bulan Juni 2006 ini). Demikian halnya untuk aktifitas Perbaikan Manajemen Internal PS Bahasa Inggris, dua mekanisme yang diajukan sedang dalam proses pelaksanaan yaitu Merancang Standar Layanan Akademik (SOP) dan Mendesain SIM. Sedangkan satu mekanisme yang diajukan dalam RIP, yaitu Meningkatkan Kualifikasi Staf Administrasi tidak disebutkan dalam laporan. Bagaimanapun kegiatan‐kegiatan ini direncanakan untuk dilaksanakan pada rentang waktu satu semester pertama 2006 ini. Sementara itu untuk kegiatan Peningkatan Kualitas PBM melalui Hibah Pengajaran, mekanisme dan rancangannya perlu dicek kembali apakah jadwalnya memang benar demikian (termasuk tanggal). Bagaimanapun juga kegiatan ini seharusnya juga telah dilaksanakan pada semester I ini. Terlepas dari tidak berjalannya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan (khususnya ketepatan jadwal), indikator kinerja telah menunjukkan pencapaian yang sangat bagus. Sebagian besar indikator kinerja telah menunjukkan pencapaian melampaui baseline‐nya dan bahkan beberapa di antaranya telah melampaui target capaian akhir tahun. Walaupun penting untuk menyampaikan rencana tahun depan yang akan dilakukan berkaitan dengan aktifitas yang dilaksanakan tahun ini, namun yang lebih penting adalah menunjukkan rencana perbaikan mekanisme dan rancangan implementasi yang bertitik tolak dari munculnya masalah saat ini. Dalam proposal ini, hal demikian belum dilakukan. Berkaitan perbedaan format pelaporan dan perubahan pengkalimatan (juga berpengaruh terhadap substansi) kegiatan, reviewer mengalami kesulitan dalam memahami isi laporan. Penyusunan laporan seharusnya memperhatikan pedoman yang ada dan tata urutan penyajiannya, selaras dengan yang disajikan dalam RIP. Ini penting dilakukan agar tidak menimbulkan kebingungan dalam menelaahnya. Bagaimanapun struktur penyajian di RIP sudah cukup bagus dan sistematis, tetapi di laporan tidak demikian. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Peran kepemimpinan dan komitmen institusi sangat besar dalam menentukan keberhasilan implementasi aktifitas yang direncanakan. Perencanaan untuk program studi sudah dibuat, yang mana ini merupakan salah satu indikasi baiknya kepemimpinan. Namun demikian bagaimana peran kepemimpinan dalam membantu mengatasi permasalahan implementasi program SP4 belum tampak. Bagaimanapun dari laporan ini ada indikasi banyak kegiatan yang belum dapat berjalan sesuai jadwal yang direncanakan. Dalam hal ini seharusnya pimpinan turut memberikan solusi dengan antara lain membantu taskforce dalam pengkoordinasian kegiatan. 2. Kemampuan melaksanakan program: Memperhatikan laporan yang ada dan ketidaktepatan pemenuhan jadwal, sehingga sampai semester I masih satu kegiatan yang telah selesai berjalan, tampak grantee mengalami beberapa kendala dalam implementasi aktifitas/kegiatan yang direncanakan. Kondisi ini tentunya akan lebih menyulitkan grantee dalam mengimplementasikan semua programnya. Akan lebih tepat menilai jika taskforce dapat menyusun laporan pencapaian kegiatan fisik tengah tahun pertama dalam format prosentase pencapaian. Bagaimanapun
41
ini belum dilakukan sehingga dari laporan yang ada, sampai tengah tahun pertama, pencapaian fisik masih di bawah 50%. Sementara itu ketidaksesuaian kegiatan dalam mekanisme dan rancangan di RIP dan laporan dapat berarti positif dan juga negatif. Positifnya adalah jika hal itu merupakan solusi alternatif dari kendala yang dihadapi untuk implementasi. Tetapi menjadi negatif jika hal itu terjadi karena grantee tidak mampu atau tidak mau melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan dalam RIP. Untuk itu taskforce perlu memberikan argumentasi dalam laporannya mengapa kegiatan yang direncanakan tersebut belum berjalan atau tidak berjalan sesuai dengan RIP. 3. Kualitas usulan tahun kedua: Pemetaan atas usulan kegiatan telah dibuat dengan memperhatikan akar permasalahan yang didapati. Namun ketika harus menterjemahkan dalam bentuk aktifitas serta mekanisme dan rancangan, taskforce belum mampu menyusunnya berdasarkan usulan kegiatan tersebut (lihat table 2.2). Misalnya, ini dapat dilihat dari adanya kegiatan Mengembangkan Budaya Organisasi dan Kinerja Lembaga sebagai sebuah kegiatan dalam mekanisme dan rancangan. Jika ini dikaitkan dengan table 2.2., darimana datangnya ide memunculkan kegiatan ini? Bagaimanapun usulan masih perlu diperbaiki dengan memperhatikan usulan kegiatan yang telah dipetakan sebelumnya berdasarkan akar permasalahan. Hasil pemetaan inilah yang kemudian menjadi usulan program (aktifitas). Usulan aktifitas menggambarkan upaya yang tepat untuk memecahkan suatu akar permasalahan. Berkaitan dengan ini pula perlu ditunjukkan bahwa aktifitas yang diusulkan untuk tahun berikutnya merupakan upaya yang berkesinambungan dengan aktifitas sebelumnya, atau merupakan upaya mengatasi masalah yang tidak dimungkinkan untuk diusulkan pada tahun sebelumnya. Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Administrasi Bisnis Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Ir. Nur Hidayat, M.S.
2. Dr. Sihabudin
Komentar Umum Secara sekilas laporan sudah cukup baik. Namun demikian jika dicermati nampak adanya ketidaksesuaian antara usulan kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan. Sebagai contoh, pada usulan ada empat kegiatan namun pada laporan ada enam kegiatan karena memasukkan kegiatan investasi menjadi kegiatan. Sebaiknya hal ini tidak dilakukan. Capaian indikator tidak dapat menggambarkan hasil yang diperoleh, bahkan ada yang diberi kalimat “belum dapat diukur” namun capaian tengah tahun I pada tabel indikator kinerja terdapat angka yang pasti dalam persen sehingga nampak kurang sinkron antara penulisan tabel dengan kegiatan. Mestinya tabel dirujuk dalam laporan kegiatan sehingga angka yang muncul jelas asal usulnya.
42
Dampak langsung kurang tegas, misal ada kalimat yang diawali dengan “diharapkan ................” dst sehingga terkesan belum yakin. Pelaksanaan dan mekanisme rancangan ada yang berbeda antara usulan dan laporan. Misal pada peningkatan sistem monitoring dan evaluasi secara terpadu. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi Keikutsertaan staf sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan. Staf dosen lebih mementingkan mengajar, penelitian dan pengabdian sehingga tidak tertarik dengan program SP4 yang dianggap sebagai proyek. Staf yang mendukung juga minim karena tidak ada anggaran untuk ini (Sosialisasi SP4?). Keterlibatan mahasiswa cukup baik, sayang dikomentari karena dosen dan karyawan tidak terlibat sehingga memanfaatkan mahasiswa. Kurangnya komitmen instutusi muncul dari lambatnya dana turun sehingga menghambat pelaksanaan program dan tidak ada upaya langsung dari Jurusan atau Fakultas. Tidak ada koreksi atau arahan laporan sehingga banyak kelemahan. Namun pada rencana implementasi program tahun kedua sudah cukup baik meski belum menyinggung hasil tahun pertama tetapi telah menunjukkan adanya keberlanjutan. Laporan keuangan sudah cukup baik sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan 2. Kemampuan melaksanakan program Program pengembangan kurikulum dan penerapannya tertulis sebagai usulan kegiatan pertama namun dalam laporan menjadi kegiatan kedua. Mohon disesuaikan antara usulan dan laporan. Dari lima kegiatan dalam mekanisme dan rancangan dua kegiatan telah dilakukan. Namun demikian, capaian indikator untuk mengukur keberhasilan tidak terdapat dalam tabel indikator sehingga tidak jelas bagaimana capaian indikator. Berdasar jadual kegiatan sampai bulan ke enam sudah ditempuh 3 kegiatan tetapi pelaksanaan baru dua, mestinya hambatan pelaksanaan sosialisasi yang muncul dipecahkan dalam rencana perbaikan. Kegiatan pengembangan kualitas dan pemberdayaan dosen diusulkan sebagai kegiatan no 2 namun di laporan sebagai kegiatan nomor 3 mohon disesuaikan. Pada sub kegiatan terjadi pelaksanaan yang tidak sesuai jadual kegiatan. Dalam jadual, workshop dilakukan mulai bulan ke tujuh tetapi dalam laporan telah dilakukan sejak awal tahun. Mestinya ada penjelasari tentang perubahan jadual ini. Sub kegiatan Proposal penelitian terjadwal berakhir pada bulan ke enam tetapi dalam laporan tidak muncul berapa hibah yang diusulkan dan yang dibiayai serta tidak ada laporan berapa hibah yang telah selesai dibuat. Dari tabel indikator kinerja kegiatan, target akhir tahun pertama berbeda dengan yang ada pada usulan kegiatan tetapi sama dengan target tahun kedua. Apa tidak salah kutip atau memang ada perubahan? Mohon dicek. Capaian yang baru mencapai 1/3 nya perlu mendapat penjelasan karena program telah berjalan separoh waktu. Kegiatan peningkatan sistem monitoring dan evaluasi secara terpadu tertulis sebagai kegiatan 4 dan diusulkan sebagai kegiatan 3 mohon disesuaikan. Sub kegiatan pelatihan manajemen berakhir bulan ketiga tetapi tahap pelaksanaan masih 0%. Ada perbedaan antara mekanisme dan rancangan pada usulan dan laporan tetapi tidak ada penjelasan kenapa berbeda. Indikator keberhasilan 10% (dalam tabel) tetapi tertulis dalam pelaksanaan belum terukur, mohon dicek juga rendahnya capaian. Kegiatan pengembangan jaringan sistem informasi menjadi kegiatan kelima yang seharusnya keempat. Pada hasil pelaksanaan sebaiknya disajikan apa yang telah dicapai
43
dari sub kegiatan sehingga jelas aktivitasnya. Misal perencanaan jaringan dan instalasi hardware sudah dilakukan atau belum? Indikator dalam kegiatan ini berbeda antara usulan dan laporan. Kegiatan No 1 dan 6 pada laporan sebaiknya tidak ada karena merupakan kegiatan investasi. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Sudah cukup baik karena berkait dengan usulan tahun pertama tetapi keberhasilan dari tahun pertama tidak muncul, jika ini ditampakkan pada latar belakang dan rasional akan lebih baik agar program lebih jelas. Jadual kegiatan dibuat lebih rasional agar sesuai dengan pelaksanaan kegiatan jurusan sehingga partisipasi staf tidak menjadi hambatan dan indikator kegiatan jangan berbeda dengan tahun pertama dan dibuat dalam kalimat yang pendek sehingga mudah terukur perkembangannya. Program
: Pengembangan Jurusan
Nama Jurusan/PCPT : Sosial Ekonomi Pertanian Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Ir. Retno Mastuti, D.Agr.Sc.
2. Dr. Surachman, M.SiE.
Komentar Umum Secara umum kemajuan aktivitas masih kurang dari memuaskan karena hampir 50% aktivitas yang direncanakan pada tengah tahun 1 belum dapat dilaksanakan sesuai rencana sehingga sampai pada bulan ke‐6 belum ada laporan kemajuan kegiatan yang signifikan. Ada ketidaksesuaian anggaran antara yang tertulis pada rekapitulasi usulan pengembangan dengan yang ada di usulan lembar kerja (Kegiatan II). Ada aktivitas yang masih bersifat investasi (lokakarya payung penelitian). 1. Kepemimpinan dan Komitmen Institusi Banyaknya perubahan aktivitas baik dalam hal waktu maupun tempat pelaksanaan menunjukkan perencanaan yang kurang baik serta tidak menunjukkan adanya peran tim Monevin. 2. Kemampuan melaksanakan program Karena sebagian besar kegiatan belum dilaksanakan maka kemampuan dalam melaksanakan program belum terlihat jelas. Adanya beberapa perubahan kegiatan terkesan adanya ketidakmampuan dalam pengelolaan perencanaan (mis. magang menjadi in House training). 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua Usulan Tahun Kedua sebagian besar sama dengan aktivitas tahun pertama sehingga kurang menunjukkan sebagai upaya peningkatan capaian (output dan outcome) ataupun keberlanjutan suatu aktivitas.
44
Program
: Pengembangan PCPT
Nama Jurusan/PCPT : BAAK Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Dr. Hermin Sulistyarti
Komentar Umum Secara garis besar laporan tengah tahun dan rencana implementasi program untuk tahun ke‐2 telah disusun dengan baik. Kepemimpinan dan komitmen institusi meskipu sudah cukup baik namun kurang dinampakkan perannya, misalnya dengan penyediaan inisiasi dana dsb. Pelaksanaan dengan capaian tengah tahun yang hanya 12,6 % adalah masih jauh dari target minimal yaitu 50 %. Rencana Implementasi Program untuk tahun kedua sama sekali tidak menyinggung program tahun pertama padahal keduanya merupakan satu kesatuan, karenanya perlu adanya perbaikan secara seksama. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Kepemimpinan dan komitmen institusi juga cukup baik terlihat dari struktur organisasi pelaksanaan yang ada. Namun, struktur organisasi yang ada tidak sesuai dengan pelaksanaan, misalnya PIC pada pelaksanaan kegiatan tidak sama dengan pada struktur organisasi. Kondisi seperti ini sudah sesuai pada rencana implementasi program tahun ke‐2. Peranan Tim pengarah juga belum dinampakkan dalam mengatasi permasalahan yang ada. Demikian halnya keikutsertaan seluruh staf juga belum nampak, mungkin hal ini yang menyebabkan capaian pelaksanaan yang masih rendah (12,6 %). Dalam menanggulangi hambatan yang ada, beberapa rencana perbaikan yang diusulkan menyangkut pendanaan diluar yang disetujui, misalnya membangun sistem koneksi antar server dengan unit‐unit kerja; apakah sudah diperhitungkan mengenai dana penanggulangan tersebut? Beberapa usulan yang lain menyangkut kebijakan, apakah hal ini sudah dikonsultaikan dengan pihak pimpinan? 2. Kemampuan melaksanakan program: Mekanisme dan rancangan pelaksanaan program sebenarnya sudah dikerjakan dengan baik, namun tidak ditunjang dengan penjadwalan secara detil sesuai rancangan yang ada dan indikator keberhasilan yang memadai, misalnya indikator proses atau indikator output dari setiap tahapan. Hal ini menyebabkan pencapaian pelaksanaan program menjadi kurang terkontrol, terlihat dari capaian pelaksanaan yang jauh dari target 50 % yaitu hanya mencapai 12,6 %. Laporan pelaksanaan juga tidak menunjukkan proses inisiasi melalui kegiatan yang tidak memerlukan investasi atau upaya pendanaan mandiri yang bisa digantikan pada saat dana dicairkan, sehingga kegiatan bisa dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Kualitas usulan tahun kedua sudah cukup baik dan rapi, sudah ada kesesuaian antara identifikasi permasalahan, cara penyelesaian dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Namun, mekanisme rancangan pelaksanaanya tidak sesuai kegiatan yang tertulis pada jadwal pelaksanaan. Selain itu, perlu penjadwalan yang lebih rinci dan tambahan indikator kinerja supaya mudah untuk mengkontrol pelaksanaan sehingga sesuai target yang telah ditentukan. Keterkaitan usulan tahun kedua ini dengan capaian yang telah/akan diperoleh dari kegiatan tahun sebelumnya yang merupakan point penilaian juga perlu dinampakkan.
45
Mungkin perlu dibuatkan surat tugas untuk distribusi pekerjaan ke semua anggota, untuk mengurangi budaya ‘sungkan’ sehingga semua staf ikut bekerja dan bertanggungjawab sesuai ‘job discription’. Beberapa aplikasi kegiatan kurang efisien, misalnya studi banding perlu 20 orang? Program
: Pengembangan PCPT
Nama Jurusan/PCPT : BAAK Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Setyo Widagdo, S.H., M.H.
Komentar Umum Penyusunan laporan tengah tahun ini sudah disusun sesuai dengan guidelines (panduan), dan secara garis besar sudah cukup baik, namun ada beberapa hal yang secara substansial harus diperbaiki demi kesempurnaan laporan tengah tahun ini dan untuk mempermudah penyusunan laporan akhir tahun yang akan datang. Hal‐hal tersebut antara lain : Kesesuaian antara RIP dan pelaksanaan program, perlu adanya penetapan base line yang jelas, cara pengukuran capaian indikator dan analisis terhadap pencapaian indikator. Demikian pula mengenai faktor‐faktor yang mendukung pencapaian indikator perlu juga diberikan analisis. Penjelasan atau penyampaian laporan pada halaman yang satu harus sinkron dengan halaman yang lain, terutama berkaitan dengan capaian indikator kinerja. Status Daya serap Keuangan yang disajikan dalam bentuk tabel, masih menunjukkan besarnya komponen gaji dan upah (terkesan investment base) dan belum dilaporkan disbursment nya. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi Agak sulit bagi reviewer untuk memberikan komentar tentang kepemimpinan dan komitmen institusi ini, sebab ada atau tidak adanya kepemimpinan dan komitmen institusi tidak terlaporkan secara eksplisit, sehingga reviewer hanya bisa melihat dari indikator‐ indikator tertentu untuk menilainya. Kalau dilihat dari pencapaian indikator kinerja pada tengah tahun ini, maka hal ini bisa dikatakan kepemimpinan sudah cukup bagus. Namun beberapa kegiatan tidak mencantumkan secara rinci tanggal dan bulan apa kegiatan tersebut dilaksanakan,(lihat pelaksanaan mekanisme dan rancangan pada hal 30 dan 32) sehingga reviewer tidak dapat melihat secara pasti apakah kegiatan tersebut dilaksanakan tepat waktu sesuai rencana ataukah tidak. Hal ini penting untuk menilai sebuah kepemimpinan dan komitmen institusi. 2. Kemampuan melaksanakan program Tidak adanya kesesuaian antara rencana implementasi program (RIP) (lihat Bab II RIP BAUK hal 7 dan 8 yang disampaikan ke reviewer) dan pelaksanakan program yang dilaporkan (lihat hal 30 dan 32), maka reviewer menilai kemampuan melaksanakan
46
program dari grantee sangat lemah. Demikian juga indikator kinerja yang akan diukur tidak sesuai antara RIP dengan laporan pelaksanaan. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Pada Usulan Tahun Kedua ini, mestinya harus ada konsistensi dan kesinambungan antara apa yang sudah dilakukan dan dicapai pada tahun pertama dengan apa yang akan dilakukan pada tahun kedua, tetapi dalam usulan tahun kedua ini tidak nampak hal yang demikian. Bahkan RIP tahun kedua ini hanya mengulang RIP tahun pertama (lihat uraian kegiatan‐kegiatan dan bandingkan urian kegiatan‐kegiatan tahun pertama dan kedua) Tidak adanya inovasi dan kreativitas dalam menyusun rencana, bahkan terkesan malas menyusun RIP tahun kedua, menunjukkan lemahnya kualitas usulan. Program
: Pengembangan PCPT
Nama Jurusan/PCPT : Lab. Sentral Ilmu & Teknologi Pangan (LSITP) Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Ir. Surisdiarto, M.Rur.Sc.
2. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S.
Komentar Umum Mencermati Laporan Tengah Tahun dan Rencana Implementasi Program (RIP) Tahun II Laboratorium Sentral Ilmu dan Teknologi Pangan secara umum dapat dikatakan bahwa Laporan mengenai Pengembangan Jurusan telah disusun sesuai dengan panduan penyusunan laporan. Demikian pula RIP telah disusun sesuai dengan pedoman penyusunan RIP. Sebaiknya bagian Pendahuluan juga disertakan sehingga evaluasi/review menjadi lebih komprehensif. Oleh karena itu evaluasi/review ini hanya terbatas pada bagian Pengembangan Jurusan. Dari laporan yang ada ditemukan indikator kinerja yang kelihatannya kurang relevan dengan kegiatan yang dirangcang. Misalnya indikator ʺjumlah layanan kepada masyarakat” dan ʺjumlah per tahun mitra yang berkonsultasi” kelihatannya tidak didukung dengan kegiatan yang relevan, karena semua jenis kegiatan kelihatannya bersifat intern. Disayangkan juga dalam RIP ada beberapa halaman yang tidak ada yaitu halaman 68 dan 70, sehingga sedikit menyulitkan dalam penilaian/review. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Sekalipun tidak secara eksplisit tertulis keterlibatan seluruh kornponen civitas akademika, tetapi adanya visi, misi dan tujuan yang in line serta disediakannya dana pendamping mencerminkan komitmen institusi yang cukup tinggi. Demikian pula berhasilnya penyusunan Evaluasi Diri merupakan refleksi dari komitmen kepemimpinan. Tidak tercapainya target capaian fisik (hanya tercapai 20% dari asumsi 40%, Tabel F) maupun target penggunaan anggaran (13,58%) merupakan kurang efisiennya pelaksanaan kegiatan. Hal ini kelihatannya disebabkan oleh karena staf Lab berasal dari beberapa fakultas sehingga mungkin koordinasinya menjadi sulit. Disarankan untuk tengah tahun berikutnya koordinasi lebih ditingkatkan.
47
2. Kemampuan melaksanakan program Berdasarkan Jadwal Pelaksanaan (Tabel F) dapat diasumsikan babwa secara fisik dan finansial semua kegiatan dapat dilaksanakan pada tingkat penyelesaian sebesar 40%. Tetapi dari laporan dapat dilihat bahwa secara fisik kegiatan baru dilaksanakan sebanyak 20% dan secara finansial sebesar 13,58% (hal 52). Kendala, yang dihadapi dalam setiap aktifitas dituangkan secara kurang spesifik sehingga rencana perbaikannyapun menjadi kurang jelas. Rencana perbaikan (hal 46) mestinya diprogram untuk periode waktu berikutnya, tetapi dari laporan terlihat bahwa rencana perbaikan sudah dilaksanakan. Pembentukan divisi juga belum dapat direalisasikan padahal dalam rencana hanya memerlukan waktu 3 bulan. Jika divisi tidak segera terbentuk, maka beberapa indikator capaian dikhawatirkan tidak akan dapat dicapai mengingat bahwa pembentukan divisi merupakan akar permasalahan yang cukup serius. Demikian pula program pengadaan peralatan perlu ditinjau ulang dari sisi waktu pengadaan mengingat peralatan ini akan sangat menentukan tercapainya indikator kinerja. 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Rencana Implementasi Program telah disusun sesuai dengan panduan. Akan tetapi karena ada beberapa halaman yang tidak ada (68 dan 70) maka ada sedikit kesuliatan untuk mengevaluasi/me‐review. Kegiatan penyusunan SOP untuk kegiatan akademik sesuai jadual pelaksanaan sudah harus selesai tahun I, tetapi pada RIP tahun II mengapa masih diusulkan. Kalau perlu disarankan untuk meninjau ulang indikator kinerja yang ditargetkan, misalnya indikator ʺjumlah mahasiswa dan dosen yang dapat dilayaniʺ ditargetkan pada akhir pelaksanaan mencapai 2500 orang. Apakah angka ini realistis mengingat pamakai lab ini adalah mhs hanya dari 3 fakultas. Demikian pula indikator kinerja yang berhubungan dengan masyarakat/stakeholder perlu ditinjau ulang mengingat sebagian besar kegiatan bersifat intern. Jadwal pelaksanaan kegiatan untuk akreditasi laboratorium yang dicanangkan pada semester terakhir tahun II perlu ditinjau juga, karena dampaknya tidak akan terlihat dalam indikator kinerja. Untuk program ʺmengembangkan sistem manajemen” dan program ʺpersiapan dan pengusulan akreditasi laboratoriumʺ apa tidak perlu ditambahkan kegiatan sosialisasi kepada pengguna/stakeholder sehingga eksistensi laboratorium ini akan semakin dikenal dan indikator kinerja bisa dicapai. Program
: Fungsionalisasi Jaminan Mutu Pendidikan
Nama Jurusan/PCPT : Pusat Jaminan Mutu UB (PJM‐UB) Batch/Tahun
: 3/III
Reviewer
: 1. Sri Lestariningsih, S.H., M.Hum.
2. Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D.
Komentar Umum Laporan tengah tahun yang disusun oleh PJM terkait dengan pendanaan SP 4 yang diperoleh pada tahun 2006, format secara umum dari laporan telah diuapayakan merujuk pada panduan penyusunan . Namun demikian , substansi dari laporan tengan tahun yang disusun Belum dapat menggambarkan secara jelas mengenai aktivitas yang telah
48
dilaksanakan oleh PJM sampai dengan tanggal 15 Juni 2006 sesuai dengan RIP yang telah dibuat. Dapat dikemukakan dalam hal ini adalah penjelasan pada bagian hasil pelaksanaan , dampak, Indikator kinerja, serta hambatan pelaksanaan dan upaya mengatasinya. Selain hal tersebut, pihak penyusun laboran seharusnya mencermati panduan secara menyeluruh karena lampiran‐lampiran yang seharusnya dibuat belum terlampirkan, padahal lampiran menjadi satu kesatuan dari uraian laporan tengah tahun terutama lampiran mengenai status kemajuan fisik maupun daya serap penggunaan anggaran sampai dengan tengah tahun yang berjalan. Sedangkan terkait dengan RIP untuk tahun kedua, meskipun panduan/TOR menyatakan bahwa kegiatan tahun kedua merupakan kelanjutan dan satu kesatuan dengan kegiatan tahun pertama, tapi bukan berarti rencana pelaksanaan kegiatan di tahun ke‐2 tersebut menjadi sama persis dengan tahun 1 (pertama)‐. Sebab dimungkinkan aktivitas yang selesai dilakukan dan tercapai di tahun pertama, perlu dipertimbangkan secara mendalam perlu atau tidak dimunculkan lagi di RIP tahun ke‐2 dalam mekanisme dan rancangannya. Dalam mekanisme dan rancangan di RIP tahun kedua semestinya hanya disebutkan aktivitas yang belum dilaksanakan sesuai dengan proposal yang direncanakan pada saat awal. Kemudian untuk indikator kinerja seharusnya sudah tercantumkan angka prediksi atau secara pasti capaian hasil di tahun 1, sehingga akan nampak kemungkinan tercapai atau tidak target keberhasilan yang akan dicapai pada akhir program pendanaan SP 4. 1. Kepemimpinan dan komitmen institusi: Berdasarkan laporan tengah tahun dan RIP yang telah disusun telah nampak komitmen dari pimpinan dalam upaya mendukung fungsionalisasi kinerja PJM, ditunjukkan antara lain dikeluarkannya SK Rektor mengenai eksistensi PJM di Unibraw, kesediaan dan pendamping dan membantu mengatasi kendala yang dihadapi oleh PJM misal terkait dengan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan operasional dari PJM. Hal yang terakhir memang secara nyata belum dinyatakan oleh pihak penyusun laporan dalam hasil dan pelaksanaan kegiatan . Selain di tingkat universitas, telah nampak komitmen dari unit‐unit kerja yang lain untuk mendukung kinerja PJM bahwa sangat penting dibentuknya unit jaminan mutu di masing‐masing unit tersebut dan memulai tahap perintisan pendiriannya. Namun sayangnya perkembangan ini belum disampaikan dalam laporan tengah tahun, padahal kondisi dapat dinyatakan merupakan dampak secara langsung dari kegiatan sosialisasi maupun pelatihan yang dilakukan oleh PJM. 2. Kemampuan melaksanakan program Pelaksanaan program yang telah dilakukan oleh PJM masih sumir yang tersajikan dalam laporan interim dan berakibat kurang jelasnya kuantiítas program yang sudah terlaksana dari sekian program yang terencana, padahal semestinya kegiatan‐kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan RIP yang dibuat pada awal pelaksanaan dapat dijelaskan dengan lengkap secara ringkas, contoh pada hasil pelaksanaan I.1 uji coba pendampingan dapat lebih dijelaskan telah dilakukan pada unit kerja yang mana, kemudian peningkatan pemahaman ED dari asesor internal melalui kegiatan yang mana telah dilakukan oleh PJM. Selanjutnya penyusunan SOP/Pedoman dilakukan oleh siapa dari anggota PJM dan sampai dimana proses penyusunan tersebut. Selain mengenai hasil pelaksanaan, tampilan indikator kinerja belum dibuat sesuai yang diminta oleh panduan bahwa indikator kinerja harus disajikan dalam tabel dan terdapat penambahan satu lajur mengenai capaian tengah dari target tahun pertama yang telah ditentukan oleh PJM, di dalam laporan hanya disusun dalam point‐point. Dapat dikemukakan sebagai saran dan dipertimbangkan , indikator
49
kinerja yang dibuat dapat lebih terukur kuantifikasinya dan bukan hanya sekedar ada atau tidak ada. Dapat dicontohkan untuk indikator kinerja mengenai keberadaan pedoman/rule ( misal :target ada 4) maka dapat dibuat baseline 0, tahun 1 dicapai 2, dan tahun 2 dicapai 4, kemudian jumlah asesor dari baseline 0, tahun 1 tersedia 5, dan tahun 2 tersedia 20 (hal.16‐17). Satu hal terkait dengan inidkator kinerja adalah Belem dijelaskan metode memperoleh angka‐angka indikator sebagaimana diminta oleh panduan dan hal tersebut erat hubungannya dengan validitas data. Kemudian dampak dari kegiatan yang dilaksanakan seharusnya dijelaskan secara lengkap mengenai dampak langsung dan tidak langsung dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh PJM, dan hal ini akan dapat menggambarkan keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan selain dari indikator kinerja yang dicapai sampai dengan tengah tahun, sebenarnya panduan pun mensyaratkan disebutkannya kedua dampak tersebut. Selan jutnya mengenai hambatan dan upaya penyelesaiannya juga dapat dijelaskan hambatan yang secara riil dihadapi pada saat dilaksanakannya tiap kegiatan dan bukan hanya hambatan secara umum dari kinerja PJM, kemudian upaya penyelesaiaan tiap kendala dari tiap kegiatan juga belum dinyatakan oleh pihak penyusun laporan. Pada akhirnya PJM berdasarkan kendala dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, maka rencana perbaikan di tahun kedua yang dapat dikemukakan agar tidak terjadi hambatan yang sama juga harus disebutkan secara nyata. Beberapa kelemahan dalam menguraikan hasil kegiatan dalam laporan dapat disebabkan belum dipahaminya secara mendalam dan menyeluruh panduan penyusunan laporan, dan sebenarnya dapat diterapkan good practice karena Unibraw sudah berhasil menerima dana hibah kompetisi khususnya PHK A2 dan SP 4 mulai tahun 2004 yang masing‐masing grantee tertsebut telah membuat laporan interim dengan format panduan yang sama dengan format panduan untuk laporan interim tahun 2006 . 3. Kualitas Usulan Tahun Kedua: Berkaitan dengan penyusunan RIP tahun kedua perlu untuk dipertanyakan mengenai format usulan apakah memang disamakan dengan laporan tengah tahun/akhir tahun. Hal ini didasarkan pada suatu rasio bahwa kegiatan masih merupakan suatu rencana maka tidak mungkin dimunculkan dampak dari kegiatan. Kemudian kegiatan yang dimuat RIP tahun kedua semestinya hanya menyebutkan aktivitas dari tahun kedua yang berlanjut atau suatu kegiatan baru (dimungkinkan dalam panduan/TOR), selama kegiatan tersebut berkaitan erat dan satu kesatuan dengan kegiatan tahun pertama. Sebagai contoh : RIP tahun pertama menyatakan penyusunan Pedoman/Rule of conduct bagi reviewe maka di tahun kedua semestinya mekanisme dan rancangan hanya menjelaskan kelanjutan dari kegiatan di tahun pertama tersebut berupa sosialisasi atau pun peningkatan pemahaman secara mendalam dari reviewer internal terhadap rule tersebut. Dengan demikian usulan kegiatan yang dibuat menjadi rasional dan tidak sekedar duplikat dari kegiatan yang direncanakan dalam RIP tahun pertama. Pedoman bagi penyusunan RIP tahun kedua selama Dikti tidak mengeluarkan yang baru atau memberi pernyataan adanya perubahan pedoman penyusunan RIP yang ada di tahun 2006 maka sebenarnya penyusunan format RIP tahun kedua dapat merujuk panduan yang suda hada tersebut. Perubahan terhadap Inidkator kinerja pun dimungkinkan dapat diubah dengan mengacu pada capaian tengah tahun atau tahun pertama, dalam arti indikator kinerja tahun kedua target pencapaiannya ditentukan lebih rasional dan relistis.. Bahkan dapat pula dilakukan penambahan atau pengurangan indikator kinerja dengan berdasarkan indikator kinerja yang dicapai pada tahun pertama, diharapkan keberhasilan kegiatan pada akhir program menjadi lebih terukur.
50