MTPJ 05 s/d 11 Oktober 2014 TEMA BULANAN: “Keadilan Yang Gerejawi” TEMA MINGGUAN: “Mengusahakan Keadilan Mencerminkan Hidup Takut Tuhan” 05 s/d 11 Oktober 2014 Bahan Alkitab : Mazmur 85:10-14;
I Timotius 6:11-12
ALASAN PEMILIHAN TEMA Media masa dan elektronik, sering kali mengangkat topik yang menceritakan tentang perlakuan hukum yang tidak berpihak kepada mereka yang tidak berdaya. Proses penegakkan hukum di Indonesia pada umumnya telah menjadi persoalan yang serius bagi kita sampai kini. Persoalan keadilan telah lama diabaikan bahkan oleh penegak hukum dan pencetus produk hukum itu, tidak terkecuali mereka yang mengedepankan nilai-nilai agama. Persoalannya adalah bagaimana mengatasi dan meluruskannya, tentu harus dimulai dari komitmen dari para penegak hukum dalam menghadirkan keadilan, pembenahan sistem, penegakkan serta transparansi (keterbukaan) informasi hukum. Di sinilah peran gereja dalam menyatakan keadilan di bidang hukum. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa tema ini diangkat untuk dibicarakan. PEMBAHASAN TEMATIS ■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Dalam bacaan ini penekanan tentang gambaran hidup orang yang takut akan Tuhan nampak dengan berperilaku adil menjadi hal yang sangat penting. Hal ini nampak ketika dalam perikop ini sampai berulang kali kata “keadilan” disebutkan (ayat 11,12 danl4, Ibrani tsedeq=keadilan, kebenaran dari kata
tsadaq=berbuat adil, baik/orang yang berbuat adil atau benar). Membuktikan bahwa hal keadilan menjadi sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan bersama. Itulah sebabnya Allah menghendaki ditegakkannya keadilan ditengah-tengah kehidupan umat, termasuk kepada mereka yang tertindas, miskin dan sengsara (band. 9:13,19). Dimana keadilan dalam pemahaman yang tidak semata-mata hanya mematuhi hukum, tetapi juga berarti hidup dalam relasi dan kepedulian. Maksudnya keadilan bagi Allah menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan dalam hidup orang beriman termasuk melalui kepekaan sosial, sebab itu jika umat Allah tidak berlaku adil dalam relasi dengan sesama, maka ibadah dan kesalehan mereka sia-sia. (Yesaya 1:10-17; Yeremia 9:23- 24; Amsal 5:21-14). Karena keadilan yang berasal dari Allah mengalir dari kasih-Nya yang melimpah. Itulah sebabnya setiap orang yang dikasihi-Nya harus hidup dalam keadilan, menjadi nyata Allah memakai umat Israel sebagai contoh yang hidup melalui keadilan supaya merekapun sebagai bangsa yang dipilih untuk bersikap dan bertindak adil dalam totalitas hidup yang dijalani, dan proses hidup tersebut juga bagian dari kehidupan yang dipulihkan. Kesetiaan yang dibarengi dengan keadilan akan menghasilkan keselamatan dan damai sejahtera yang bercium-ciuman. Dalam surat Timotius ini, kita temukan harapan Paulus atas kehidupan Timotius sebagai anak yang sah dalam iman, milik Allah(Yunani : anthrope tou theou=manusia Allah, milik Allah) untuk tetap berusaha menjadi orang yang benar di mata Allah yang mengabdi kepada Allah, percaya kepada Kristus, mengasihi sesama dan tabah menghadapi pen deritaan dan bersikap lemah lembut, bahkan berjuang dengan sungguh-sungguh mengejar kebajikan-kebajikan kekristenan, karena untuk itulah dia dipanggil. Status Timotius sebagai pekerja Allah dipadang oleh Paulus sebagai penjamin untuk hidup dalam kepatuhan hanya pada Tuhan, menjaga hidup 2 agar tetap bersih dari hal-hal yang menjeratkan, sehingga dia dapat menjadi teladan dan dengan demikian layak mem peroleh
hidup yang sejati dan kekal. Harapan-harapan Paulus ini juga disampaikan kepada jemaat mula-mula sampai kini agar setiap orang yang percaya kepadaNya juga dipanggil untuk berjuang dalam perjuagan iman yang benar, untuk mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Hal-hal tersebut di atas, diharapkan menjadi prioritas bagi orang percaya dalam praktek hidup beriman. Mengapa? Karena ini berkaitan dengan kehidupan yang kekal. Seperti ungkapan firman berikut ini “bukankah juga bahwa setiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap berbuatan-perbuatan baik”. ( 2 Timotius 3:17) ■ Makna dan Implikasi Firman Keselamatan akan diperoleh oleh mereka yang takut dan taat pada Tuhan. Kitapun sebagai umat yang telah menikmati keselamatan, hendaknya menjadi alat keselamatan, bagi mereka yang masih hidup di luar kehendak Tuhan. Maksudnya kita sebagai gereja hendaknya dalam kehidupan sehari-hari mengambarkan hidup yang selalu hidup takut akan Tuhan. Allah yang kita imani adalah Allah yang adil. Keadilan Allah juga berkaitan dengan apa yang benar dalam semua relasi. Sebab keadilan dalam pemahaman Alkitab tidak semata-mata mematuhi hukum tetapi juga hidup dalam relasi dan kepedulian. Karena itu la menghendaki agar setiap orang percaya hendaknya selalu hidup dalam tindakan-tindakan yang adil. Bukankah disaat-saat ini ada begitu banyak orang yang menjerit karena diperlakukan tidak adil hanya karena mereka tidak memiliki kuasa, jabatan atau kedudukan. Warga gereja hendaknya berpihak pada mereka. Sebagai warga gereja yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan seharusnya menjadi garda (=barisan] terdepan dalam tindakan-tindakan penegakkan keadilan yang dinyatakan bagi semua ciptaan-Nya. Orang yang percaya hendaknya dengan
sungguh-sungguh menjadi pelaku dari tindakan yang adil. Sebab kebenaran dan keadilan sesungguhnya tidak dapat dibatasi oleh status, kedudukan dan jabatan yang ada pada manusia, tetapi kehendak Allah yang adil itulah yang harus diberlakukan oleh setiap orang percaya. Perlu diwaspadai bahwa status sebagai umat Allah, kawan sekerja Allah atau sebagai hamba Allah, jangan sampai menjadi kabur atau dinodai. Oleh karena kita tidak lagi bekerja dengan hati nurani yang tulus dan bersih, tidak lagi menjadi gambaran Allah yang hidup di tengah dunia. Nasehat Paulus kepada kawan sekerjanya Timotius menunjukkan jabatan pelayanan dapat juga menjadi celah untuk bertindak tidak benar dan tidak adil apalagi ketika persoalan menghadang. Paulus menasehati nya supaya mengejar keadilan, bersikap sabar, penuh kasih, setia, lembut serta berjuang dalam iman yang benar untuk merebut hidup yang kekal. Mari kita bekerja dan mengabdikan diri dalam ketulusan dan kebenaran, karena untuk itulah kita dipakai dan dipanggil Tuhan. PERTANYAAN DISKUSI 1. Mengapa penulis memberi penekanan pada kata keadilan dalam pembacaan ini? 2. Menurut pengamatan saudara, bagaimanakah sikap gereja dalam upaya penegakkan keadilan, teristimewa bagi mereka yang tertindas, miskin dan sengsara? 3. Tindakan apa saja yang harus dilakukan oleh gereja dalam upaya penegakkan keadilan yang mendatangkan keselamatan bagi semua orang? NAS PEMBIMBING: Mazmur 9 : 9-10 POKOK-POKOK DOA >Untuk penegakkan keadilan di Indonesia >Untuk korban ketidakadilan
>Untuk setiap orang agar hidup dalam keadilan >Untuk orang/lembaga yang berjuang demi penegakkan keadilan di Indonesia > Untuk gereja agar menjadi pelaku utama dalam penegakkan keadilan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUKI NYANYIAN YANG DIUSULKAN: Panggilan Beribadah : NNBT No. 6 Ses Nas Pembimbing : NNBT No. 1 Ses Pengakuan Dosa : NNBT No. 11 Ses Berita Anugerah Allah: NNBT No. 9 Ses Hukum Tuhan : NKB No.143 Persembahan : KJ No. 367 Nyanyian Penutup : NKB No. 189 ATRIBUT YANG DIGUNAKAN: Wama dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang