-
-+/i "6
Ice-,
MEMPELAJARI KARWKTERISTBK PENGERIN6AM LAPISAN u l i s , Bgeinw )
Bleh AGUS SISWANTORO F 25.1296
L /cz
Agus siswantoro. F 25.
1296.
Mempelajari
Karakteristik
Pengeringan Lapisan Tipis Salak (Salacca Edulis Reinw). Di bawah bimbingan Dr. Ir. Hadi K Purwadaria, Ir. Suroso
dan
Ir Usman Ahmad. RINGKASAN
Salak seperti buah-buahan lainnya cepat rusak setelah dipanen. Hal tersebut merupakan penyebab mutu atau tas
menurun.
Salah satu cara
untuk
kuali-
memperpanjang
umur
simpan agar komoditas ini tahan lama dan tidak cepat rusak yaitu
dengan
pengeringan. Sampai saat ini
data
tentang
penananganan pasca panen khususnya pengeringan salak belum diketahui. Mengetahui
sifat dan karekteristik tanaman
buah
-
buahan sangatlah diperlukan khususnya pengeringan, ha1 ini untuk menduga waktu optimal yang dibutuhkan dalam ingan.
Sedangkan
data dan penanganan pasca
penger-
panen
salak
sampai saat ini masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari karqkteristik pengeringan lapisan tipis buah salak, kadar
air kesetimbangan dan konstanta
menentukan
pengeringan
serta
menentukan model pengeringan lapisan tipis buah salak. Penelitian pengeringan dilakukan dengan alat ing
percobaan.
Bahan yany akan dikeringkan
penger-
adalah
buah
salak yang diperoleh dari pasar Bogor. Pengeringan dilakukan
dengan memberikan
52, 56
46,
48,
Dua kecepatan aliran udara 4 meter/detik dan
OC.
meter/detik. dan
empat tingkat suhu yaitu
Irisan salak yang digunakan irisan
horizontal
dengan ketebalan 3mm
-
5mm.
5
vertikal
Model
digunakan adalah model datar tak hingga dari Whitaker
yang dan
Young. Persamaan
regresi untuk kadar air kesetimbangan
koefisien pengeringan adalah:
+
Me = -22.35723
-
4.761272
.165125z2
Untuk kecepatan 4 mfdetik dan irisan horisontal
< z .<
12.2
20
Me = -38.06932
+
-
6.20452
.1931214'Z2
Untuk kecepatan 5 mfdetik irisan horisontal 13.2 6
2
<
20.2
Me = -80.36302
+
Untuk kecepatan 4 m/detik 13.8 4 Z
<
-
11.86852
.37114z2
irisan vertikal
20.4
Me(1) = 187.8325
-
20.29132
+
.56312z2
Untuk kecepatan 5 m/detik irisan horisontal 12.8
< Z<
20.8
K = eXp(18.446
-
6092.79fT)
Untuk irisan horisontal kecepatan 4 mfdetik 319
<
T 6 329.5
T = "OK
dan
salak yang diperoleh dari pasar Bogor. Pengeringan dilakukan
dengan memberikan
52, 56
46,
48,
Dua kecepatan aliran udara 4 meter/detik dan
OC.
meter/detik. dan
empat tingkat suhu yaitu
Irisan salak yang digunakan irisan
horizontal
dengan ketebalan 3mm
-
5mm.
5
vertikal
Model
digunakan adalah model datar tak hingga dari Whitaker
yang dan
Young. Persamaan
regresi untuk kadar air kesetimbangan
koefisien pengeringan adalah: Me
+ 4.761272 - .165125z2
-22.35723
=
Untuk kecepatan 4 m/detik dan irisan horisontal 12.2
$
Z
4
20
Me = -38.06932
-
+ 6.20452
.1931214z2
Untuk kecepatan 5 m/detik irisan horisontal 13.2 6 Me
=
Z < 20.2
-80.36302
Untuk lcecepatan 4 m/detik 13.8 4 Z
<
-
+ 11.86852
.37114Z2
irisan vertikal
20.4
Me(1) = 187.8325
-
20.29132
+
.56312z2
Untuk kecepatan 5 m/detik irisan horisontal 12.8 6 ZC 20.8 K = exp(18.446
-
6092.79/T)
Untuk irisan horisontal kecepatan 4 m/detik 319 6 T
<
329.5
T
= OK
dan
K = exp(19.625 - 6223.50/T) Untuk irisan horisontal kecepatan 5 m/detik 319
<
K
eXp(12.58
=
T 4 329.5
-
T =
OK
4003.8850/T)
Untuk irisan vertikal kecepatan 4 m/detik 319 6 T 4 329.5
K
=
T =
OK
exp(9.095 - 2SG1.31/T)
Untuk irisan vertikal kecepatan 5 m/detik 319
<
T
329.5
T
= OK
Laju pengeringan lapisan tipis salak irisan
horison-
tal pada kecepatan 4 m/detik dengan suhu 46Oc, 48Oc, 52Oc, 56Oc yaitu 1.11 %bk/menit, 1.12 %bk/menit, 1.35 %bk/menit, 1.36 %bk/menit. Laju pengeringan lapisan tipis salak irisan tal
kecepatan
5 m/detik
dengan suhu 46Oc,
horison-
48Oc,
52Oc,
56Oc yaitu 1.18 %bk/menit, 1.27 %bk/menit, 1.52 %bk/menit, 1.7 %bk/menit. Laju pengeringan lapisan tipis salak irisan pada
kecepatan
~ G O C yaitu
vertikal
4 mjdetik denyan suhu ~ G O C , 48Oc,
1.15 %bk/menit, 1.4 %bk/menit, 1.4
52O~,
%bb/menit,
1.45 %bk/menit. Laju pengeringan lapisan tipis salak irisan pada
kecepatan
5 m/detik dengan suhu
~GOC,
vertikal
48Oc,
52Oc,
56Oc yaitu 1.26 %bk/menit, 1.29 %bk/nenit, 1.36 %bk/menit,
1.36 %bk/menit. Pengeringan salak mengunakan 4 tingkat suhu yaitu 46, dan 2 kecepatan aliran udara 4
meter/detik
48,
52, 5 6
dan
5 meter/detik memberikan hasil pengeringan
sebaiknya
pada suhu selang 55Oc - 5 6 O ~ dengan
kecepatan
dilakukan aliran
OC
pengering 4 meterldetik,
udara
rata rata 1.35 %bk/menit bahan 81 %bb
-
-
laju
pengeringan
1.45 %bk/menit. Kadar air
83 %bb dan kadar air akhir 9 %bb
-
awal
10 %bb.
MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS SALAK (Salacca Edulis Reinwl
Oleh AGUS SLSWANTORO F 25.1296
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana Teknologi Pertanian Pada
jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1992
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Gelar
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
MEMPELAJARI KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS SALAK (salacca Edulis Reinw)
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar
Sarjana Teknologi Pertanian Pada
jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian Institut ~ e r t a n i a nBogor Oleh AGUS SISWANTORO
Disetujui, Bogor,
October 1992
C?lf?~?,r
Dr /
Dosen Pembimbing Penda
Ir. Suroso sen Pembimbing Pendamping I
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat-Nya atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih
kepada: 1. Dr.Ir.Hadi K Purwadaria sebagai dosen pembimbing. 2. Ir. Suroso dan Ir Usman Ahmad
sebagai dosen pen
damping 3. Sdr. Sohib dan Sdr. Irvin Patmadiwiria atas ban
tuanya 3. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya
yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis ini,
dengan
sadari masih banyak kekurangan dari segala senang hati kritik
dan
skripsi
saran
yang
kata penulis berharap semoga skripsi ini
ber-
membangun diterima. Akhir
manfaat bagi semua yang memerlukan.
Bogor, October 1992
Penulis
DAFTAR IS1 Halaman KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR IS1
X
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
xv xviii
DAFTAR SIMBOL I.
XX
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
1
B . TUJUAN PENELITIAN
2
11. TINJAUAlJ PUSTAKA A. BUAH SALAK
3
3
1. Botani Salak
3
2. Jenis ~a'lak
4
B. PENANGANAN PASCA PANEN SALAK C. PENGERINGAN
7 10
1. Sistem Penqeringan
10
2. Proses Penqeringan
11
3. Penqerinqan lapisan tipis
15
D. PERSAMAAN PADA MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS
16
1. Model Teoritis
17
2. Model Semiteoritis dan empiris
18
3. Kadar air kesetimbanqan dan konstanta
Penqerinqan
20
-
III.METODOLOG1 PENELITIAN
24
A. BAHAW DAN ALAT
24
B. WAKTIJ DAN TEMPAT PENELITIAN
24
C
. PELAKSANAAN
25
D. PERHITUNGAN NILAI Me DAN K
28
E. UJI KESESUAIN MODEL
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
32
A. KAREKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS SALAK
32
1. Perubahan kadar Air Selama pengeringan
32
2. Laju Pengeringan selama pengeringan
37
B. KADAR AIR KESETIMBANGAN DAN KONSTANTA PENGERINGAN43 1. Kadar Air Kesetimbangan
43
2. Konstanta Pengeringan
47
C. MODEL PERAMALAN PENGERINGAN SALAK
50
1. Perbandingan Model Duga dengan Data Percobaan 50 2. Model Untuk Salak Irisan Vertikal
51
3. Model Untuk Salak Irisan Horizontal
51
4. Model Untuk Salak Irisan ver. Suhu 52'
C
5. Model Untuk Salak Irisan hor. Suhu 52'
C
D. PENGUJIAN KEABSAHAN MODEL
-
5 ;! 52
63
V. K E S I M P U L A N DAN SARAN A.
KESIMPULAN
B.
SARA14
LAMPIRAN D A F T A R PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Perkembangan produksi salak
1
Tabel 2.
Komposisi gizi buah salak
7
Tabel 3.
Nilai C dan N beberapa komoditi
18
Tabel 4.
Nilai Me salak irisan horizontal dengan kecepatan aliran udara 4 m/detik
44
Nilai Me salak irisan horizontal dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik
44
Nilai Me salak irisan vertikal dengan kecepatan aliran udara 4 m/detik
45
Nilai Me salak irisan vertikal dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik
45
Tabel 5. Tabel
6.
Tabel 7. Tabel 8.
Nilai konstanta pengeringan salak irisan horizontal kecepatan aliran udara 4 m/detik 47
Tabel 9.
Nilai konstanta pengeringan salak irisan horizontal kecepatan aliran udara 5 m/detik 48
Tabel 10. Nilai konstanta pengeringan salak irisan vertikal kecepatan aliran udara 4 m/detik
48
Tabel 11. Nilai konstanta pengeringan salak irisan vertikal kecepatan aliran udara 5 m/detik
49
Tabel Tabel
12.
13.
Nilai x2 untuk salak irisan horizontal udara 4 m/detik kecepatan aliran
53
Nilai x2 untuk salak irisan horizontal kecepatan aliran udara 5 m/detik
53
Halaman Tabel 14. Nilai x2 untuk salak irisan vertikal kecepatan aliran udara 4 m/detik
54
Tabel 15. Nilai x2 untuk salak irisan vertikal kecepatan aliran udara 5 m/detik
54
DAFTAR
GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tanaman s a l a k Gambar 2 . Buah s a l a k
..........................
..............................
.................. p e n g e r i n g percobaan ................ l i s t r i k ...........................
4
5
Gambar 3 . Kurva l a j u pengeringan
12
Gambar 4 . A l a t
26
Gambar 5. Oven
Gambar 6 . Diagram a l i r program
27
p e r h i t u n g a n Me dan k 3 1
Gambar 7 . Kurva penurunan k a d a r a i r b a s i s k e r i n g pada s a l a k i r i s a n h o r i z o n t a l dengan kecepatan udara pengering 4 m/detik
33
Gambar 8. Kurva penurunan k a d a r a i r b a s i s k e r i n g pada s a l a k i r i s a n h o r i z o n t a l dengan k e c e p a t a n udara p e n g e r i n g 5 m / d e t i k
34
Gambar 9 . KurVa penurunan k a d a r a i r b a s i s k e r i n g pada s a l a k i r i s a n v e r t i k a l dengan k e c e p a t a n udara p e n g e r i n g 4 m / d e t i k
35
Gambar 1 0 . Kurva penurunan k a d a r a i r b a s i s k e r i n g pada s a l a k i r i s a n v e r t i k a l dengan k e c e p a t a n udara p e n g e r i n g 5 m / d e t i k
36
..... ..... .....
.....
Gambar 11. Kurva l a j u pengeringan pada s a l a k i r i s a n h o r i z o n t a l dengan k e c e p a t a n u d a r a p e n g e r i n g 4 mjdetik 38
................................
Gambar 1 2 . Kurva l a j u pengeringan pada s a l a k i r i s a n h o r i z o n t a l dengan k e c e p a t a n u d a r a p e n g e r i n g 5 m/detik 39
.............................
Gambar 13. Kurva l a j u pengeringan pada s a l a k i r i s a n v e r t i k a l dengan k e c e p a t a n u d a r a p e n g e r i n g 4 m/detik 40
...............................
Gambar 14. Kurva laju pengeringan pada salak irisan vertikal dengan kecepatan udara pengering 4 m/detik
41
Gambar 15. Perbandingan model pendugaan dengan data percobaan pada pengeringan salak dengan suhu 52Oc, irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 5 m/detik
......
53
Gambar 16. Perbandingan model pendugaan dengan data percobaan pada pengeringan salak dengan suhu 52Oc, irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik
54
................................
.....
Gambar 17. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada suhu 5 2 O ~ ,irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik dan 5 m/detik 55
..................
Gambar 18. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada suhu 52Oc, irisan horizontal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik dan 5 m/detik 56
...................
Gambar 19. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada kecepatan udara pengerin 4 m/detik dengan suhu 46, 48, 52, 56 C' irisan vertikal...... -57
....................
Gambar 20. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada kecepatan udara pengerin 4 m/detik dengan suhu 46, 48, 52, 56 'C irisan horizontal 58
.......................
Gambar 21. Pengembangan laju pengeringan menurut model pendugaan pada suhu 52Oc, irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik dan 5 m/detik 59
...................
Gambar 22 Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada suhu 52Oc, irisan horizontal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik dan 5 m/detik
..................
60
Gambar 23. Pengembangan laju pengeringan menurut model pendugaan pada kecepatan udara pengerin 4 m/detik dengan suhu 46, 48, 52, 56 C' irisan vertikal 61
..........................
Gambar 24. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan p3da kecepatan udara pengerin 4 m/detik dengan suhu 46, 48, 52, 56 'C irisan horizontal 62
........................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
..
70
Lampiran 2. Program komputer menghitung nilai Me dan K
72
Lampiran 1. Program komputer laju pengeringan
...............................
Lampiran 3. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 46'~ dengan kecepatan aliran udara 4 mfdetik
......................
75
Lampiran 4. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 48Oc dengan kecepatan aliran udara 4 m/detik ...................... 76 Lampiran 5. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 5 2 O ~dengan kecepatan aliran udara 4 mfdetik
......................
77
Lampiran 6. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 56Oc dengan kecepatan aliran udara 4 m/detik ......................
78
Lampiran 7. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 46Oc dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik
79
Lampiran 8. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 48Oc dengan kecepatan aliran udara 5 mfdetik
80
Lampiran 9. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 52'~ dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik ......................
81
...................... ......................
xviii
Halaman
Lampiran 10. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 56Oc dengan kecepatan aliran udara 5 mfdetik
......................
82
Lampiran 11. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 46'~ dengan kecepatan aliran udara 4 mfdetik...................... 83 Lampiran 12. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 48Oc dengan kecepatan aliran udara 4 mfdetik
84
Lampiran 13. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 52Oc dengan kecepatan aliran udara 4 m/detik
85
Lampiran 14. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 56'~ dengan kecepatan aliran udara 4 mfdetik
86
Lampiran 15. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 4 6 O ~dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik
87
Lampiran 16. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 4%'~ dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik
88
Lampiran 17. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 52'~ dengan kecepatan aliran udara 5 mfdetik
89
...................... ......................
...................... ...................... ......................
......................
Lampiran 18. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 5 6 O ~dengan kecepatan aliran udara 5 mfdetik
...................... 90
DAFTAR SIMBOL
:
Ketebalan bahan (m)
A
:
Luas permukaan (m2)
AH
:
Berat air yang menguap (gram)
BA
:
Berat air dalam bahan (gram)
B5 I
:
Berat bahan ke-i (gram)
BKo
: Berat kotor awal (gram)
BKl
: Berat kotor ke-i (gram)
D
:
Koef isien difusif itas (m2/jam)
f
:
Konduktifitas panas (J/jam m2 OC)
f"
:
Koefisien pindah uap air (kg/(jam2 m kg/m2))
:
Panas laten penguapan air (kJ/kg)
:
Koefisien pengeringan (lt/jam)
KABo
:
Kadar air awal
(%
bb)
KAB,
:
Kadar air ke-i
(%
bb)
LP I
:
Laju pengeringan
M
: Kadar air basis ker/ng ( % bk)
Me
: Kadar air keseimbangan ( % bk)
MO
: Kadar air awal basis kering ( % bk)
MR
: Rasio kpdar air
hr9 K
n
.
(%
bk/jam)
:
Jumlah deret
P
:
Tekanan uap pada bahan (N/m2)
PAN
:
Berat wadah (gram)
PS
:
Tekanan uap air jenuh pada bahan (N/rn2)
PV
:
Tekanan uap air jenuh pada udara (N/m2)
:
Koordinat partikel ( m )
t
: Waktu (jam)
T
: Suhu mutlak
Z
: Selisih suhu bola kering dan bola basah
'c
: hkar positif fungsi Bessel
e
: suhu (OC)
v
: Derajad bebas
(K) (OC)
A.
LATAR BELAKANG -
,
baiak seperti buah buahan lainnya cepat rusak setelah
uipanen.
Hal
tersebut
merupakan
penyebab
mutu
atau
kualitas yang menurun. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan agar komoditas ini lebih tahan lama dan cepat
rusak
yaitu
dengan
tidak
Pencjawetan
pengawetan.
yang
sering dilakukan yaitu dengan pengeringan. Salnpai saat ini data tentang penanganan pasca panen khususnya salak
belum
cukup
potensial, Tabel 1 menyajikan
produksi
diketahui. Produksi salak
salak.
Dengan
demikian
karakteristik pengeringan berguna
untuk
salak.
menduga waktu
umumnya penaganan pasca panen.
pengeringan
sampai data
saat
perkembangan
perlu
dilcetahui
Data
pengeringan
optimal
dalam
ini
data ini
pengeringan
Tabel 1. Perkembangan produksi salak. Produksi (dalam ribuan ton) 1986
1987
8.957
40.129
41.597
Jawa
50.260
95.998
41.974
Bali&NTT
20.020
12.783
20.672
Sumatera
967
639
7965
9183
8983
87.605
159.867
174.867
Kalimantan
382
MalukuIIrja Indonesia
1988
~ G b e r :Biro pusat Statistik Jakarta, 1988
B. TUJUAN PENELITIAN
-
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1.Mempelajari karakteristik pengeringan lapisan tipis salak. 2.Menentukan kadar air kesetimbanqan dan kon stanta penqerinqan 3.Menentukan model pengeringan lapisan tipis salak.
1I.TINJAUAET PUSTAKA
BOTANI BALAK
1. Tanaman Salak Salak (salacca edulis Reinw) merupakan
tanaman
.
Menurut
yang
sudah
lama dikenal di
Indonesia
Soemarsono dan Moerbono (1954), salak termasuk suku Spadiciflorae, famili Palmae, genus Salaca, species Salaca edulis. Jenis tanaman salak sudah lama dike di Indonesia, namun catatan resmi kapan
nal
ditanam
belum diketahui. Tanaman salak merupakan
tanaman asli Indonesia (Tan Kin Sam, Biologi Nasional, 1977 dan Setijati et
al., 1978) Tanaman salak dapat
yang
mulai
gembur
sampai dengan
1953:Lembaga
Sastraparadja, tumbuh
ketinggian
ditanah
700
meter
diatas permukaan laut. Beraka
erabut,
pada buahnya, pelepahnya dapat
capai 5 meter dan
berduri. umumnya
Persarian menurut Soediyanto (1977) pada dibantu
oleh manusia.
tertentu seperti salak Condet d moncong
bersisik
Pada
jenis
salak
u oleh serangga
(Pritandjolo Yudo, 198
sedangkan
salak
Bali pembuahannya terjadi karen
yerbukan
sen
diri (Pritandjolo Yudo, 1984 da
praptono 1954).
Musim buah terjadi pada permula
lan .November
-
Januari awal
yaitu awal musim hujan
musim
kemarau
yaitu
Mei
-
dan
permulaan
Juni
(Slamet
Soesono,l983). Salak berkulit sisik, berwarna lat,berbulu Salak pada
kasar(Tan
Kim Sam,
1953).
yang baik dapat dilakukan dongan daerah
dengan ketinggian dibawah
diatas permukaan laut(Osche,l961).
Gambar 1. Tanaman Salak
cok
Produksi menanamnya 300
meter
2. Jenis Salak Jenis cukup
salak
banyak.
mempunyai Menurut
yang
Masing
diketahui
-
Masing
sampai jenis
penampilan dan sifat yang
Burkill
disebutkan
jenis
tahun 1953 dan salak :
sekarang
salak
berbeda
Heyne
S.edulis,
yahun
h i
beda. 1950
S.alobuscana,
S.affinis dan S.wullichiana.
Gambar 2. Anatomi buah salak
keterangan: 1.Pangkal buah
4.Biji
2.Kulit luar
5.ujung buah
3.Ujung buah
6.Embrio
Menurut
Sabari
(1983)
salak yang
masyarakat ada beberapa jenis 1.
dikenal
di
dan dikenal menurut:
Menurut nama daerah asal. Jenisnya adalah salak Bali, salak Condet, Sleman,
salak
Madura,
salak
Banten
salak
dan
salak
Tasikmalaya. 2
Menurut warna kulit buah. Jenis salak ini dilihat dari warna kulitnya yang cerah, atau
seperti salak Sleman dinamakan
salak Gading karena kulit buah
salak
Putih
yang
berwarna
buahnya
berwarna
kuning kecoklatan cerah. 3.
Menurut warna daqinq buah. Seperti
Pondoh daging
salak
putih bersih. 4. Menurut rasa daaina buah.
Jenis
salak ini adalah salak
Mada/Kopyor
yang
rasanya manis seperti madu dan agak berair. Kegunaan salak yang sudah tua dan masak biasanya untuk
dikomsumsi
dalam bentuk
segar,
selain
dapat juga diolah menjadi manisan juga untuk bah
asinan pada salak yang masih muda.
Biji
itu
penamsalak
yang masih sangat muda mempunyai rasa seperti kolang kaling
dan
sangat
baik
untuk
dijadikan
sumber
makanan
bergizi.
Nilai gizi
dan
komposisi
kimia
salak dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai gizi dan komposisi daging buah salak .ciapat dimakan (Direktorati Bina Produksi Pangan, 1 9 8 0 )
an am an
Jenis Kandungan
Jumlah
kalori
77
Air
78
Karbohidrat
20.9
kal.
g
Protein Lemak Vitamin C Kalsium Vitamin B1 Phospor
-. .
B. PENANGANAN PASCA PANEN SALAK ,:.
:-
- 7
Penanganan pasca panen yang dilakukan pada tingkat petani pada umumnya masih bersifat tradisional. garis
besar
penanganan
pasca
panen
yang
Secara
dilakukan
terhadap
salak
adalah
pemanenan,pengumpulan,sortasi,
pengepakan, penyimpanan dan
pemasaran.
1. Pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan mengunakan sabit yang dililitkan/diikat
pada sebuah-bambu berukuran
jang sehingga dapat menjangkau salak. Waktu nan
dilakukan
dilakukan
sesuai dengan jadwal
apabila salak telah matang
pan-
pemane-
pemasaran
dan
optimal.
Pe-
manenan pada musim hujan dilakukan setelah hujan ha1 ini
dimaksudkan agar
salak terhindar
dari
basah
yang berlebihan. 2. Penaumpulan
.
Salak yang telah dipanen selanjutnya dikumpulkan dan di masukkan dalam bakul keranjang. Baku1
keran-
jang
kering
ini diberi alas daun pisang yang telah
untuk
menghindari kerusakan
pada buah.
Kerusakan
yang terjadi adalah memar dan terkelupas. 3. Penaanakutan.
Pengangkutan setelah
tingkat
petani
dilakukan
pengumpulan. Pengangkutan dilakukan
mengunakan tempat.
pada
dengan
colt atau truck atau langsung dijual
di
4. Sortasi.
Buah
salak dipisah pisahkan atas ukuran
sedang, kecil dan antara buah-buah yang tidak
baik.
Sortasi
Dilakukan
besar,
baik
oleh
dan
pedagang
pengumpul pada saat pengangkutan berikutnya. 6. Penae~akan.
Pengepakan dibagi menjadi 2 cara
.
Cara pertama
ltu dilakukan dengan mengunakan peti kayu dan biasanya untuk buah salak yang akan dikirim keluar Jawa. Cara kedua dilakukan dengan mengunakan cara di
ini biasanya untuk buah salak yang
daerah-daerah penghasil salak.
baik
adalah
apa
bila
hanya
pulau bakul,
dipasarkan
Pengemasan yang terjadi
sedikit
goncanganlgerakan dalam kernasan. 7. Penyimwanan.
Penyimpanan dilakukan pada dua tempat, pada pos pos penyimpanan di kebun
. Kedua
pertama
dilakukan
di gudang-gudang penyimpanan, dimana terjadi sortasi dan langsung mengalami pengepakan.
1 Sistem Penserinaan.
Pengeringan adalah proses simultan pindah dan massa (Brooker et.a1.,1976) Ada 2 macam gan,
pengeringan pertama adalah
dan
pengeringan
pengerin-
pengeringan
kontinu
pengeringan
tumpukan.
Pengeringan kontinu adalah pengeringan yang
dilakukan
secara
kedua adalah
panas
terus menerus dimana bahan
ruang
pengering.
Pengeringan
berjalan
melalui
tumpukan
adalah
pengeringan secara bergantian dimana bahan yang
telah
dikeringkan diganti atau diangkat dengan yang baru. Pengeringan
dapat
dilakukan
dengan
mengunakan
pengering mekanis. Alat pengering mekanis terdiri dari alat penggerak udara , alat pemanas dan ruang ing.
Alat
langsung dengan kan.
pengering buatan
dan
umumnya
tidak langsung
dan
penger
bekerja
biasanya
secara bekerja
cara kontak langsung dengan udara yang diguna
Pada
pengeringan kontak
dipindahkan dari
tidak
langsung
media pemanas kedinding
alat
panas yang
terbuat dari logam. Menurut
Henderson
dan Perry
(1976),
dari alat pengering mekanis ini adalah:
keuntungan
1. Pemanenan lebih awal sehingga susut dapat
ditekan. 2. Harga lebih tinggi beberapa bulan setelah
panen. 3. Masa simpan lebih lama.
2
4.
Hasil kering lebih seragam.
5.
Nilai ekonomis lebih tinggi
6.
Viabilitas benih lebih terjamin.
7.
Perencanan waktu panen lebih baik.
Proses Penqerinaan. Secara
sfesifik, menurut
Henderson
dan
Perry
pengeringan adalah pengeluaran air dari
(1976)
bahan
sampai kadar air dimana jamur, enzim, seranggga merusak 1957
tidak dapat hidup
dan
proses
Brooker et al.,
.
Sedangkan menurut 1974
pengeringan
penurunan atau pengambilan kadar
air
yang Hall,
adalah sampai
batas waktu tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan
biji-bijian akibat aktivitas
biologi
kimia sebelum bahan diolah atau dimanfaatkan.
dan
Gambar 3 . Kurva l a j u p e n g e r i n g a n ( H c l d m a n and S i n q h ,
1980).
Dua proses yang terjadi selama pengeringan adalah proses pindah panas dan massa.Air yang diuapkan
dari
suatu komoditi pertanian terdiri dari air bebas
dan
air terikat. Air bebas inilah yang pertama kali galami
penguapan.
Laju
penguapansebanding
perbedaan tekanan uap jenuh
dengan
pada tekanan udara peng
ering dengan tekanan uap jenuh pada permukaan Menurut
Brooker
et
men
a1.,(1974)
bahan.
pengeringan
akan .,h
mempunyai
tahap laju pengeringan yang
konstan
pada -
.. '
awalnya
asalkan
kondisi lingkungan
tidak
terutama pada bahan hasil pertanian yang
berubah, mempunyai
kadar air awal diatas 70%. Henderson a1.,(1974)
dan
Perry
(1976) dan
membagi proses pengeringan
et
Brooker menjadi
dua
periode:(l) Periode laju pengeringan konstan dan Periode periode
laju
pengeringan
ini dibatasi oleh
menurun. kadar air
(2)
Antara
kedua
kritis.
Kadar
air
kritis adalah kadar air terendah saat mana
laju
air
bebas
laju
dari
permukaan bahan
sama
dengan
pengambilan uap air maksimun dari bahan. Pada bahan
laju
pengeringan
berlangsung
disamalcan
dengan
Periode ini
konstan, pada
penguapan laju
pada
yang
permukaan
lajunya
permukaan
air
dapat bebas.
P'
berakhir turun,
saat laju difusi air dalam bahan
sehingga
lebih lambat dari
laju
telah
penguapan.
Laju pengeringan konstan pada biji bijian berlangsung sangat
singkat, sehingga dalam
analisa
pengeringan
dapat diabaikan(Bro0ker et a1.,1974 dan
Steffe
dan
Sigh,1979). Menurut
Brooker
faktor yang
mempengaruhi
pengeringan ialah kecepatan aliran udara, suhu
laju udara
dan kelembaban udara. Laju
pengeringan
penurunan
kadar
partikel
bahan
ditutupi
oleh
air
menurun terjadi selama
yang telah
sesuai
pengeringan
dikeringkan
lapisan air dan jumlah
dengan
permukaan
tidak
air
lagi
terlihat
makin lama makin berkurang karena terjadi migrasi air dari
bagian
dalam
kepermukaan
(Henderson dan Perry, 1976) mempengaruhi Hall(1957)
laju
secara
Faktor
pengeringan
difusi
faktor
menurun
ialah difusi air dari bahan ke
yang
menurut permukaan
dan pengambilan uap air dari permukaan Brooker et al., (1978), menyebutkan enam mekanisme untuk menjelaskan gerakan air dalam bahan berpori:
1. Gerakan cairan karena gaya permukaan. 2. Gerakan cairan karena perbedaan konsen
trasi. 3. Gerakan cairan karena difusi pada
permukaan bahan berpori. 4. Gerakan uap karena perbedaan konsen-
trasi kelembaban. 5. Gerakan uap karena perbedaan suhu. 6. Gerakan uap dan air karena perbedaan
tekanan total. Laju pengeringan menurun terjadi karena
perbedaan
tekanan uap semakin menurun, akibatnya penguapan di
permukaan
migrasi menurun. akan
biji semakin menurun
dan
selanjutnya
air dari dalam dan kepermukaan biji
semakin
Laju pengeringan dalam kondisi seperti
menurun
periode
ini
yang
air
disebut
ini laju
pengeringan menurun (Henderson dan Fabis, 1961). 3. Penaerinaan La~isanTi~is.
Pengeringan dimana
lapisan
tipis
adalah
pengeringan
seluruh bahan menerima secara langsung
pengering yang melewatinya dengan suhu dan
udara
kelembaban yang Ferry, 1976)
relatif konstan
(Henderson dan
.
Menurut Thahir 1986 penampilan pengeringan diketahui dengan mengeringkan bahan yang
dapat
dikelilingi
oleh lingkungan udara pengering yang seragam, kondisi ini
tercapai apabila dilakukan pengeringan
satu
lapis bahan, dimana semua bahan
terhadap lapisan
dalam
tersebut mendapat kontak dengan lingkunganya. Untuk
meramalkan
perubahan
kadar
air
selama
pengeringanan lapisan tipis bahan telah dikembangkan banyak model.
D. PERSAMAAN PADA MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS
Proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh suhu di sekitar bahan, Perubahan suhu udara pengering
mengaki-
batkan penampilan pengeringan yang berubah. La ju
peng-
eringan pada periode pengeringan konstan dapat dihitung berdasarkan
persamaan (Brooker et al.,
dan Perry, 1976) :
1974;Henderson
Persamaan bahan
ini bisa digunakan jika luas
permukaan
dan kecepatan koefisien transfer fv dan f
telah
diketahui. Model bangkan
persamaan lapisan tipis yang
telah
dikem-
baik secara teoritis dan semi teoritis
berda-
sarkan dari anggapan bahwa pengeringan beranalogi
lapisan
pada proses pindah panas pada benda
tipis dengan
bentuk geometri tertentu. 1.Model Teoritis Penaerinqan Lapisan Tipis. Luikov model
dalam Brooker et.al (1978) mengembangkan
matematik untuk menjelaskan
pengeringan
dari
bahan berpori dalam bentuk persamaan differential: 6M/6t = v22Kll~+ v2KI2tg 6Q/6t = v 22K12M + r2Kz2Q
+
6P/6t = Menurut gradien
r2K13P v2KZ3P
V ~ K ~ + v~ Z QK ~ ~ P
Brooker
suhu
+ +
et a1.,1974
dan tekanan dapat
pada
/2/
pengeringan
diabaikan
sehingga
persamaan /2/ menjadi: 6M/60 = v2KI1~ Brooker et al., (1974) dan Heldman Singh, menyelesaikan persamaan /2/ dengan merubah K D sebagai koefisien difusi.
131 (1980) menjadi
c
Dimana
untuk bentuk lempeng c
= 0
=
1
untuk
silinder dan c = 2 untuk bola dengan kondisi awal
: M (r,O)= Mo
kondisi batas
: M (r,t)= Me
Henderson dan Perry (1976)memecahkan persamaan /4/
untuk bentuk datar yaitu:
(M-Me)/ (MO-Me)
=
8/n2
9Den/(4a2)+1125xep-25Den2/(4a
dan Crank,
) menyelesaik
Mr
8/n2~l
Whitaker
Young
persamaan didalam
be
menyelesaikan
untuk m
pergerakan
geometris 1
tak
air
terbatas,
silinder terbatas dan lempeng tak terhingga
dan
(M
-
Perry (1976) mengemukakan
agai berikut: Me) / (MO Me) = Aekt
-
model
/8/
Dimana A adalah koefisien yang bentuknya
tergan
tung dari bentuk partikel yang besarnya: untuk lempeng = untuk bola
= 0.810569
= ( ~ n - =~ 0.532527 ) ~
untuk silinder= 6~-' = 0.60797
K
adalah
koefisien pengeringan
yang
merupakan
fungsi difusivitas dan geometri bahan dimana k
= ~n~/r'
Thahir
/9/
et al.,
(1985) mengemukakan bahwa
model
silinder tak terbatas mempunyai dugaan yang lebih baik dari model bola dalam menduga kadar air gabah (IR-36), sedangkan Supriyono mengunakan model bola dan silinder tak
terbatas untuk menduga perubahan kadar
robusta
dan
dugaan
yang
excelsa, dimana
model
bola
air
kopi
menberikan
baik. Aluisius (1990) mengunakan
model
yang
sama dari Whitaker dan Young dan hasilnya
model
bola
memberikan
dari
model
perubahan
kadar
silinder air
dugaan yang lebih
tak terbatas untuk menduga
baik
coklat. Paulus (1991) mengemukakan
bahwa
bentuk
silinder mempunyai nilai dugaan yang lebih baik
untuk
menduga kadar air kacang tanah dan daging biji
kacang
tanah, sedangkan bentuk bola memberikan
dugaan
yang
lebih untuk bawang putih utuh dan bawang putih siung.
3.Kadar air kesetimbanqan dan Konstanta penqerinaan. Kadar air kesetimbangan adalah kadar air yang
dapat dicapai dibawah kondisi
tetap
atau
tetap. jika air
pada suhu dan
minimun
pengeringan
yang
nisbi
yang
kelembaban
Suatu bahan dikatakan dalam keadaan
setimbang
laju kehilangan air dari bahan sama dengan yang
didapat dari
higrokopis akan
udara
sekelilingnya,
menyerap atau melepaskan
air
laju bahan untuk
mencapai kadar air kesetimbangan ini. Brooker et al., (1974) dan Hall (1980) menyatakan bahwa
ada
dua macam kadar
air
kesetimbangan
kadar air kesetimbangan statis dan kadar air
yaitu
kesetim-
bangan dinamis. Kadar dari
air kesetimbangan statis merupakan
kelembaban dan suhu (Henderson dan
fungsi
Perry,1952),
mengikuti persamaan sebagai berikut 1 - R h = e-cTMen C
dan
n
tergantung dari
dikeringkan, harga tertera pada Tabel 3.
ho/ jenis komoditi yang
c dan n untuk
beberapa
komoditi
Tabel 3. Nilai c dan n beberapa komoditi
c
Jenis Komoditi
lo-*
sorgum
* 1-10 * 3.40 *
Kedelai
3.20
*
low5
Kapas
4.91
Jagung Pipil
Konstanta bahan.
and
1.70 1.90 2.31 1.52
penyeringan adalah fungsi
Banyak penelitian menyatakan
pengeringan bervariasi terhadap suhu maan
n
bahwa
1961).
Chung dan Pfost
konstanta
mengikuti persa-
Archenius ( Brooker et al., 1974 Perry,
difusivitas
dan
dalam
Henderson Pfost
et
al.,(l976)mengemukakan persamaan Me: Me = E
-
F ln
[-
R(t+c) 1nRh)
dimana: E = ln(a/b) F = 1/B
A, B, C, F nilainya tergantung dari jenis biji bijian Kadar selisih
air
kesetimbangan merupakan
tekanan jenuh uap adiabatis dan
fungsi
dari
tekanan
uap
udara, yaitu: Me= (rP)
/12/
Tekanan
uap
air sebanding dengan
selisih
suhu
persamaan
/ 121
termometer bola basah dan kering.
,
Supriyono
(1989)
mengunakan
untuk meregresikan nilai Me dari kopi dan gabah berdasarkan
bentuk
bola dan lempeng
tak
hingga
sebagai
berikut : Me = 11.114
-
untuk 9.3 ,< Me = 3.370
0.412064 Z
,c
Z
+
0.00989 Z2
-
0.007679Z2
22.6
0.11871 Z Z ,<
untuk 9.3 $.
+
22.6
Thahir, (1985) meregresikan nilai Me untuk
gabah
dengan model silinder tak terbatas dan terbatas: Me = 18.6197 exp(-0.0509853 Me = 17.8887 exp(-0.0606100
T) dan T)
Paulus, (1991) meregresikan nilai Me model
silindgr
tak terbatas untuk kacang
bola untuk bawang putih:
+
Me = 158.3360 untuk 0 6
Z 6
5.83102
-
1.41032~
10.09
untuk bawang putih utuh Me = 23.0359 untuk 6.95 4
-
1.57282 Z 8
+
0.11102~
16 .18
untuk kacang tanah polong
berdasarkan tanah
dan
Konstanta bahan
pengeringan adalah fungsi
dan merupakan penyederhanaan
persamaan
difusi.
Konstanta
difusivitas
dalam
memecahkan
pengeringan
bervariasi
terhadap suhu mengikuti persamaan Arhenius (Brooker et a1,1974 Henderson dan Fabis, 1961). Asumsi yang nakan
untuk
digu-
menduga
nilai k adalah perubahan suhu bahan terhadap waktu dan suhu udara pengering adalah exponential. k
= C
e-c2/t 1
/13/
dimana C1 dan C2 merupakan konstanta yang
nilai-
nya tergantung dari biji bijian. Alusius,
1990
mendapatkan
nilai
k
coklat
berdasarkan bentuk silinder tak terbatas dan bola:
(19.4472 -
k(s) = exp (19.4800
6689.2026/T)
k(b)
6911.8539/T)
=
exp
P a ~ l u s mendapatkan utuh
nilai k untuk
bawang
dan kacang tanah polong berdasarkan
dan silinder tak terbatas: untuk bawang putih utuh K
=
exp (13.9250
untuk 301 $ : T
-
<.
K = exp (28.2894
5743.0109/T) 315.09
-
9583.64261T)
untuk 311.25 ,< . T 6 - 322.68 T = OK
model
putih bola
111. A.
METODOLOGI PENELITIAN
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
salak yang dibeli dari pasar Ramayana, Bogor. Peralatan yang
digunakan
adalah
experimental
dryer, oven, wadah metal, timbangan metler, termometer bola
basah
dan
kering,
anemometer,
kipas
dan
psikrometer tipe sling. Komponen experimental dryer, (1) Ruang pengering, (2) penyearah aliran udara
,
(3) unit pengontrol,
(4)
Blower.
B.
WAKTU DAN TEIVIPAT PENELITIAN
Penelitian
dilakukan
di
Laboratorium
Pengolahan Pangan dan Hasil Hasil Mekanisasi
Pertanian
Teknik Jurusan
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor. Penelitian
dilakukan
bulan September 1992.
mulai
bulan
Juli
sampai
C.
PELAXSANAAN PERCOBAAN
1.Penaukuran Kadar Air Awal Bahan denqan Metode Oven. Snmpel
disiapkan
kemudian diiris dalam
wadah
pemanas.
kecil kecil
metal
Sampel
dengan berat 10 dan
-
15
gram,
ditempatkan
dan dimasukkan
ke
dalam
dibiarkan sampai mencapai
ke
oven berat
konstan, pengukuran kadar air ini dilakukan dua kali ulangan. 2.Penqerinaan,
Pengeringan dilakukan dengan
menggunakan
alat
pengering percobaan (Experimental Dryer). Satu lapis bahan
berupa
irisan
salak
secara
vertikal
dan
horisontal dikeringkan terus menerus sampai tercapai berat yang konstan.. Pengeringan salak dilakukan dengan empat tingkat suhu
dalam
dua jenis irisan salak dan
kecepatan udara.
dengan
dua
Empat tingkatan suhu yaitu 46, 48,
52 dan 5 6 O ~sedangkan kecepatan udara yang digunakan
adalah
4
dan 5 m/detik. Jenis irisan
irisan salak vertikal dan horizontal.
salak
ialah
Gambar 4. Alat Pengering Percobaan
Gambar 5 . Oven Listrik
3.Perhitunqan Perubahan Kadar Air. Data hasil penimbangan selama pengeringan diolah untuk
mengetahui karakteristik pengeringan
lapisan
tipis salak. Persamaan yang digunakan adalah (Paulus, 1991) = KABo xBBo/lOO.
BA BBi
=
AHi
=
KABi=
BK, (BA -
BKi
PAN BKi AHi)/(BBi -AHi) x 100
Mi =KABi/(lOO LPi = (M(i-l) Langkah air
-
1x71
KABi) x 100 Mi)/(@i
-
1181
@(i-1)
diatas meliputi : 1.
1191
)
menentukan
berat
awal bahan, 2. menentukan berat bahan ke-i,
Menentukan
jumlah
uap air yang
menguap
ke-1,
3. 4.
Menentukan kadar air basis basah ke-i, 5. menentukan kadar
air
basis kering ke-i,
6.
menentukan
laju
pengeringan
D. PERHITUNGAN NILAI M E DAN K
Perhitungan nilai Me dan k dilakukan dengan
memp-
ergunakan program komputer bahasa BASIC yang dikembangkan dari program komputer yang disusun oleh Irvin untuk
pengeringan lapisan tipis Nangka. Gambar 2 bagan
alir
program komputer, untuk
menunjukan
perincian
lebih
jelas lihat Lampiran 1 dan 2.
E. UJI KESESUAIN MODEL
Nilai untuk
Me dan k hasil perhitungan
mencari
tertentu
akan
besarnya kadar air tiap
digunakan
satuan
denqan model yang menentukanya. Hasil
waktu perhi-
tungan ini menghasilkan nilai dugaan model. Untuk
mengetahui kesesuain model
yang
digunakan
maka data percobaan dan perhitungan dibandingkan
dalam
grafik dengan rumus:
x2
=
c
(
Y~
-
~ i ) ~ / ~ i
1201
dengan derajat bebas K - 1. Nilni
Me
diregresikan
dan
k didapat
berdasarkan
dari
perhitungan
anggapan bahwa
k
akan
mengikuti
persamaan archenius dengan kurva exponential. Sedangkan Me
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap didalam
diluar bahan dengan kurva persamaan polinomial
dan
pangkat
2. Koefisien korelasi keduanya dicari dengan rumus: r
=
~ c ( Y '- Y " ) ~ / C ( Y ~-
dimana
~
1
1
)
~
/21/
Y
=
data perhitungan
Y t = data percobaan
Y"=
rata rata dari data percobaan.
0 -.
U;IC;I
d i ~ t a~ . i i ~ l . ; td;ln u
kadar a i r b a s i s kcring
t e Sub-Program
penyapuan Gauss-Yordan
llitung kadar a i r dengan p e r s a m a a a n 1 1 4 1 Gamhar g r a f i k ( d a t a VS waktu ( h i t u n g ) waktu
(1) Kadar a i r ( 2 ) Kadar a i r
rl? SELESAI
Gambar 6 . Diagram a l i r program p e r h i t u n g a n M e d a n k f c h o l r u l Anwar, 1 9 8 8 )
IV. HASIL DAN PEMBANASAN
A.KARAKTERIST1K
PENGERINGAN LAPISAN TIPIS
1. Perubahan Kadar Air selama aenqerinaan.
Pada kecepatan
pengeringan salak irisan horisontal m/detik terlihat
4
perubahan
dengan
kadar
air
selama pengeringan semakin menurun apabila suhu udara pengering
yang digunakan semakin besar
(Gambar
7 ) .
Terlihat pula semakin besar suhu udara pengering yang digunakan
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
mencapai
kondisi konstan lebih cepat. Pada kecepatan
pengeringan salak irisan horisontal 5 m/detik
terlihat perubahan
dengan
kadar
air
selama pengeringan semakin menurun apabila suhu udara pengering
yang digunakan semakin besar
(Gambar 8).
Terlihat pula semakin besar suhu udara pengering yang digunakan
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
mencapai
kondisi konstan lebih cepat. Pada
pengeringan salak irisan horizontal
kecepatan udara 5 m/detik pola penurunan lebih
cepat
kecepatan
dari pola penurunan
udara
4
kadar
m/detik. Hal
ini
dengan
kadar air
air
dengan
disebabkan
G
Suhu 46 C
i
Waktu (rnenitl Suhu 48 C v Suhu 52 C
A
Suhu 56 C
Gambar 7. Kurva penurunan kadar air basis Icering pada salak irisan horizontal dengan kecepatan udara pengering 4 mldetik
W-ektu (menit)
c: Suhu 46 C
+
Suhu 45 C
c
Suhu 52 C
A
Suhil 56 C
Gambar 8. Kurva penurunan kadar air basis kering pada salak irisan horizontal dengan kecepatan udara pengering 5 mldet5.k
\
Waktu (Menit,! C
Suhu 4.6 C
+
Suhu 48 C
C
Suhu 52 C
A
Suhu 56 C
Gambar 9. Kurva penurunan kadar air basis kering pada salak irisan vertikal dengan kecepatan udara pengering 4 m/deti.k
E
Suhu 46 C
.Gambar
t
Wzktu (menit) Suhu 4-8 C i: Sunu 52 G
A
Suhu 56 C
a i r b a s i s kering pada salak i r i s a n v e r t i k a l dengan keeepatan udara pengering 5 mfdetik
1 0 . Kurva penurunan kadar
kecepatan aliran udara yang digunakan berbeda. Dengan semakin
besar kecepatan aliran udara yang
digunakan
semakin besar pula laju pengeringan. Kurva penurunan kadar air selama pengeringan dari
-
yang
sama
yaitu bentuk exponential. Terlihat pula 3 tahap
laju
Gambar
8
pengeringan pada
11 mempunyai pola penurunan
yaitu
awal
tahap penurunan kadar
pengeringan, tahap
air
penurunan
cepat
kadar
air
lambat dan tahap penurunan kadar air sangat lambat. Pola
penurunan kadar air salak
irisan
vertikal
lebih
cepat dari pola penurunan
kadar
air
irisan
salak
horizontal ha1 ini mungkin
disebabkan
karena
luas permukaan salak irisan vertikal lebih kecil
dan
perbedaan gerakan cairan dalam pori pori salak. 2. Laiu Penaerinqan selama ~enqerinaan.
Patla
awal
pengeringan
menunjukkan
keadaan
(Gambar 11
-
permukaan laju
14)
laju
penurunan
,
ha1
yang
pengeringan cukup
tersebut
karena
bahan masih terdapat kandungan air
pengeringan
ini semakin lama
tinggi pada
bebas,
semakin menurun
dikarenakan jumlah air bebas yang mencapai
permukaan
bahan semakin berkurang dan proses selanjutnya adalah proses perpindahan massa air dari bagian dalam
bahan
menuju permukaan bahan. Perpindahan massa ini terjadi
Gambar 11. Kurv- ' ~ j upengeringan pada salak irisan -a1 dengan kvcapatan udarn pengering h+i l
G
Suhu 46 C
t
Walitu (menit! Suhu 48 C O Suhu 52 C
Gambar 12. Kurva laju penger horizontal dengan 5 m/detik
A
Suhu 56 C
..
J
Suhu 46 C
+
-.-d
Gambar 1 3 .
Raktu (Menit) Suhu 45 C C Suhu 52 C
A
Suhu 56 C
. .-
risan gering ,
.
O
Suhu 46 C
+
Waktu (menit1 ? Suhu 5; C
Suhu 48 C
h
Suhu 56 C
Gambar 1 4 . Kurva l a j u pengeringan pada s a l a k i r i s a n v e r t i k a l dengan kecepatan udara p e n g e r i n g 4 m/detik
dari sampai
dalam bahan dan diteruskan lapis per
permukaan bahan dan semakin lama
lapis
jarak
ditempuh untuk kepermukaan bahan semakin lama laju
pengeringan menurun. Laju
pengeringan
yang
akibat menurun
sesuai dengan laju masuknya muka dari permukaan bahan ke dalam bahan (Henderson dan Perry, 1976). Dari kurva (Gambar 11 rendah
-
14) terlihat pola semakin
suhu udara pengering, maka
laju
pengeringan
terjadi semakin lambat pula. Pada irisan
yang
horisontal kecepatan 4 m/detik
salak
terlihat laju penger
ingan lebih lambat dari irisan salak horizontal
pada
kecepatan 5 m/detik. Berdasarkan diatas,
pola
penurunan
laju
pengeringan
terlihat laju pengeringan terbagi menjadi
bagian yaitu pengeringan
laju pengeringan menurun menurun
lambat
dan
cepat
laju
3
, laju
pengeringan
menurun sangat lambat. Laju pengeringan pada kecepatan 4 m/detik salak
horizontal pada suhu 46, 48, 52,
1.11 %bk/menit
56O
irisan ialah
, 1.12 %bk/menit, 1.35 %bk/menit, 1.36
%bk/menit Laju pengeringan pada kecepatan 5 m/detik salak 1.18
horizontal pada suhu 46, 48, 52,
56O
irisan ialah
%bk/menit, 1.27 %bk/menit, 1.52 %bk/menit,
1.7
Laju pengeringan pada kecepatan 5 m/detik salak
irisan
vertikal pada suhu 46, 48, 52, 56O ialah 1.26
%bk/menit,
1.29
%bk/menit,
1.35
%bk/menit,
1.36
%bk/menit. Laju pengeringan pada kecepatan 4 m/detik salak
irisan
vertikal pada suhu 46, 48, 52, 56O ialah 1.15
%bk/menit,
1.4
%bk/menit,
1.4
%bk/menit,
1.45
%bk/menit.
B. KADAR AIR KESETIMBANGAN dan KONSTANTA PENGERINGAN.
1. Kadar Air Kesetimbanqan:
Kadar air kesetimbangan dapat diartikan
sebagai
minimun yang dapat dicapai
kondisi
kadar
air
pada
lingkungan yang tetap yaitu pada suhu dan
kelembaban
yang tetap. Kadar air kesetimbangan ini berguna untuk menentukan kadar air terendah yang dapat dicapai pada tingkat
suhu
dan kelembaban pengeringan
tertentu.
Pada keadaan setimbang laju kehilangan air dari dalam bahan sama dengan laju penguapan air oleh bahan. Nilai Me hasil perhitungan tertera pada Tabel 4
-
7
Tabel 4. Kadar air kesetimbangan irisan salak horisontal dan kecepatan udara 4 m/detik Suhu (O)
RH (%)
Me (%bk)
Tabel 5. Kadar air kesetimbangan irisan salak horisontal dan kecepatan udara 5 m/detik Suhu (O)
Tabel 6 . Kadar air kesetimbangan irisan salak vertikal dan kecepatan udara 4 m/detik Suhu
RH
(O)
(%)
46
40
7.73
52
36
9.00
56
28
3.34
Me ( %bk)
Tabel 7.Kadar air kesetimbangan irisan salak vertikal dan kecepatan udara 5 m/detik suhu (O)
RH (2)
Me . (%bk)
Me dapat dinyatakan sebagai selisih tekanan
dari uap jenuh adiabatis dan uap air udara
uap
(Nishiya-
ma) yaitu: Me
=
sebanding kering. maan
F(p) dimana P adalah tekana uap air dengan
selisih suhu bola basah
dan
Metode pendugaan Me adalah mengikuti
polinomial yanqjuga diterapkan oleh
Persamaan tersebut adalah:
udara bola
persa-
supriyono.
Me = A1 Nilai
+
A2*Z
.......
~ 3 * ~ 3 ~
Me untuk salak irisan
kecepatan 4 mldetik yang
+
Z = (t
-
horizontal
dengan
dan 5 mldetik menunjukkan
berubah rubah (Tabel 3). Nilai Me
untuk
irisan vertikal menunjukkan nilai yang lebih dimana
tw)
nilai semakin kecil dengan semakin
nilai salak
teratur
tingginya
suhu. Ketidak teraturan mungkin disebabkan kadar yang
didapat berbeda beda pada suhu udara
yang
digunakan karenanya nilai Me yang
beragam, seperti
juga
disebabkan
kadar
faktor
air awal buah salak,
pengering
didapat
awal
dari
kematangan
Persamaan untuk irisan salak sebagai berikut:
+
4.761272
-
.165125z2
1211
kecepatan 4 mldetik dan irisan horisontal
r = .58
12.2 6 Z 6 20 Me = -38.06932
+
6.20452
-
.1931214z2
kecepatan 5 m/detik irisan horisontal 13.2
<
Z
6 20.2 r = .G1
Me = -80.36302
+
11.86852
-
.37114z2
kecepatan 4 m/detik irisan vertikal 13.8 6 Z 6 20.4 Me = 187.8325 12.8 6 Z 620.8
r = .6
-
20.29132 r = .45
+
.56312z2
pun
salak
kondisi fisik buah salak.
Me = -22.35723
air
1221
dan
kecepatan 5 mldetik irisan vertikal 2. Konstanta Penuerinqan.
Koefisien
k
diduga berdasarkan
persamaan
data
kadar air , dengan model penduga lempeng tak terbatas dari Whitetaker dan Young. Nilai K hanya oleh
suhu
mutlak
udara
pengering
dipengaruhi
(Henderson dan
Perry,l961). Menurut Brooker et al., (1974) koefisien k
bervariasi
terhadap
suhu
mutlak
dan
mengikuti
persamaan Arhenius. Nilai k hasil perhitungan tertera pada Tabel 11
-
Tabel ll.K irisan salak horisontal dan kecepatan .udara 4 m/detik suhu
RH
(O)
(8)
14
T a b e l 1 2 . K i r i s a n s a l a k h o r i s o n t a l dan k e c e p a t a n udara 3 m/detik
.
Suhu (O)
T a b e l 13.K i r i s a n s a l a k v e r t i k a l dan k e c e p a t a n u d a r a 4 m/detik Suhu (O)
Tabel 14.K irisan salak vertikal dan kecepatan udara :5 m/detik Suhu
Rh
(%f
(O)
Persamaan regresi untuk konstanta pengeringan adalah
-
K = exp(18.446
6092.79/T)
12.51
irisan horisontal kecepatan udara4 mldetik 319 6 T 6'329.5
T =
-
K = exp(19.625
r = .62
OK
6223.50/T)
1261
irisan horisontal kecepatan udara 5 m/detik 319 < T. c'329.5 K = exp(12.58
-
T = OK
r = .74
4003.8850/T)
/27/
irisan vertikal kecepatan udara 4 mldetik 319 < T,< 329.5
T = OK
-
2861.31/T)
K = exp(9.095
r = -77 1281
irisan vertikal kecepatan udara 5 mldetik 319 < T<,< 329.5 Nilai
T =
OK
r = .80
k untuk salak irisan vertikal
menunjukan
nilai yang lebih teratur yaitu semakin menaik
dengan
bertambahnya suhu.
MODEL PERAMALAN PENGERINGAN SALAK
Ketepatan model yang digunakan dalam pengeringan irisan
salak
antara
data percobaan dan ddengan hasil
dari
tipis
yang
model
digunakan dalam
lempeng
untuk
nilai me dan k
perhitungan
Model
digunakan
tak
membandingkan perhitungan
hasil
perhitungan.
pengeringan
terbatas.
ini
Untuk
adalah
memprediksi
kesesuaian antara model penduga dengan data
percobaan
diambil
kecepatan
model
untuk buah salak suhu
5 2 O ~
udara pengering 4 m/detik dan 5 meter/detik 1. Perbandinqan Model Denqan Data Percobaan.
Dari
Gambar
berhimpit pada
(15
-
16)
dan terus menurun.
waktu
menunjukan
pengeringan selang
pengeringan
berhimpit. kurva 0.5
-
yang
Penyimpangan terjadi 15
menit
Penyimpangan yang terjadi sebesar 0.5 proses
kurva
selanjutnya
-
pertama.
1.0 %.
Pada
kurva
selalu
Begitu juga untuk salak irisan
vertikal
berhimpit. Penyimpangan yang terjadi 1.0 % pada waktu pengeringan
menit, 105 menit dan 120 menit.
15
sebesar
menit,
30
2.
Model Untuk Salak Irisan Vertikal Dari Gambar (17 air
basis
-
18)
, '
pada model peramlan
kering terlihat
pada
kadar
kecepatan
aliran
udara 5 m/detik pola penurunan lebih cepat dari pola penurunan aliran
pada
udara
menduga
kadar air
basis
kering
4 m/detik. Penyimpangan
perubahan kadar air awal
kecepatan
model
bahan
dalam
disebabkan
kondisi awal yang diambil untuk memecahkan persamaan pengeringan batas
sangat sukar (Alusius, 1990).
Kondisi
lain yang digunakan oleh Henderson dan
Perry
(1976) pada saat menyelesaikan persamaan adalah saat
t = 0,dimana permukaan bahan telah mencapai setimbang
dengan
lingkungannya
kondisi
sedangkan
dalam
proses pengeringan ha1 ini sukar dicapai. 3. Model Untuk Salak Irisan Horizontal.
Dari
Gambar 18 terlihat bahwa
model
pendugaan
kadar air basis kering untuk kecepatan aliran 5
udara
m/detik menunjukan pola penurunan yang lebih cepat
dan
lebih
curam
dari
kecepatan
m/detik ha1 ini menunjukkan bahwa
aliran
udara
kecepatan
udara berpengaruh dalam pengeringan.
4
aliran
4. Model untuk salak irisan vertikal densan kecepatan 4
udara 4 mldetik Pada
Gambar 19 terlihat bahwa pada yang lebih tinggi model
pengering
suhu
menunjukan
udara pola
penurunan yang lebih cepat, yaitu semakin besar suhu udara
pengering
pola
penurunan
kadar
air
basis
kering makin cepat. 5. Model untuk salak irisan horizontal 4 mldetik
kecepatan udara
Gambar 20 menunjukkan bahwa semakin besar
suhu
udara pengering semakin cepat pula laju pengeringan.
D. PENGUJIAN KEABSAWAN MODEL
Pengujian dilakukan dengan syarat: 1. HO
=
2. cx
= .005
3.
x2
Y' = Y
= (Y1-Y)/Y
4. Daerah penolakkan
x2
>= X2 ( . 005,n)
n = jumlah data. Nilai
x2
tertera Tabel 12 -15
x
-4
4
roo If I
Gambar 15. Perbandingan model pendugaan dengan data percobaan pada pengeringan salak dengan suhu 5 2 O ~ , irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 5 m/detik
Waktu (menit1 DATA t XITUXG
Gambar 16. Perbandingan model pendugaan derlgan data percobaan pada pengeringan salak dengan suhu 5 2 O ~ ,irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik
0
Waktu !menit) Kec. 5 m's t Kec. 4 m/r
Gambar 17. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada suhu 5 2 O ~ , irisan vertikal dan kecepatan udara pengering .. , . 4. m/detik dan 5 m/detik. . . . .
I
$
4(10
I
I
'>'\
j 200
/i
150
'i
>;
I
>,
!
lit>
1
',
c,
,
',
1 i!
0
~\
: Y
i +...
-_
', 1
I
! !
'-&
..
h.\
!
511
<.'
+.
b
I
iI
't
a.3-... .
'/ -
d-. .< -..
. A -
!
0
i 45
0
ii
'+
i
;
+--.+--- +
d----+b =;.i: ::
$0
. 1 150 240
! 3 -4-2 . -. ; -2 $$(I
I
/
4:q Ll .
Wsktu : menit,! Kec. 5 m f ~ t Xec. 4 m / s
Gambar 18. Pengembangan kadar a i r s a l a k menurut model pendugaan pada suhu 5 2 O c , i r i s a n h o r i z o n t a l dan kecepatan udara p c n g e r i n g 4 m/detik dan 5 m/detik. . .-
il
Suhu 46
(
911
45
:1
t
150
w!
Wxktu fm.?niij Suhu 417 C 2 Suhu 5: C
3$(1
42it
s u h u 56
c
Gambar 19. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada kecepatan udara pungerin 4 m/detik dengan suhu 46. 4 8 , Si!, 5 6 ' 0 irisan vertikal. .
. .
O
Suhu 46 C
t
Suhu 48 C
: i
Suhu 52 C
A
Suhu 56 C
Gambar 20. Pengembangan kadar air salak menurut model pendugaan pada kecepatan udara pengerin irisan horizontal
,:-
..
MODEL
j
;
M,JU PENGERINGAN
Gambar 21. Pengembangan laju pengeringan menurut model pendugaan pada suhu 5z0c, irisan vertikal dan kecepatan udara pengering 4 m/detik dan 5 m/detik
Gambar 2 2 Pengembangan kadar a i r s a l a k menuxut model pendugaan pada suhu 5 2 O ~. . irisan h o r i z o n t a l dan kecepatan udara pongerina 4 m/detik dan 5 m/detik . .
Gambar 23. Pengembangan laju pengeringan merturut model pendugaan pada kecepatan udara pungerin 4 m/detik dengan suhu 4 6 , 4 8 , 52, 5 6 'C irisan vertikal . ..
0
Suhu 46 C
+
WAKW (MENIT) Suhu 48 C 9 Suhu 52 C
A
Suhu 56 C
Gambar 24. Pengembangan kadar a i r s a l a k menurut model pendugaan pada kecepatan udara pengerin 4 m/detik dengan suhu 4 6 , 4 8 , 5 2 , 56 ' C i r i s a n horizontal
Tabell2.
x2 irisan salak horisontal dan kecepatan udara 4 m/detik Suhu (O)
Tabel 13.
x2
x2 (.005,n)
x2 irisan salak horisontal dan kecepa tan udara 5 m/detik
Suhu (O)
x
x2 (.005,n)
Tabel 14. x2 irisan salak vertikal dan kecepatan udara 4 m/detik Suhu x2 x2 (.005,n) (O)
Tabel 15, x2 irisan salak vertikal dan kecepatan udara:.?5 m/detlkt
.
Suhu (O)
Dari
data
x2
x2 (.005,n)
diatas dapat
ditentukan
bahwa
untuk lempeng tak terbatas untuk irisan salak dan horisontal
pada kecepatan 4 m/detik dan
model
vertikal 5 m/detik
cukup valid dan irisan salak vertikal memberikan
hasil
yang cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan
nilai
x2
yang
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
yang
1ainnya.Kurang tepatnya pengambilan kondisi batas untuk pemecahan
persamaan
dan
anggapan
bahwa
koefisien
pengeringan tidak tergantung pada kadar air awan merupakan al., 1974)
sebab
terjadinya penyimpangan
bahan
(Brooker
et
V. KESIMPULAN DAN S
A.
KESIMPULAN
1.
Pengeringan
lapisan tipis
salak
irisan
horisontal dan vertikal dengan mengunakan model lempeng tak terbatas mengikuti persamaan: (M-Me)/ (Mo-Me) = 8/7r2.Z1/ (2n+1)'exp (- (2n+l)~ t ) menunjukan
hasil
yang bahwa
irisan
salak
vertikal
memberikan hasil yang lebih baik. 2.Pengeringan hasil
lapisan
tipis
salak
laju pengeringan yang terbagi tiga
memberikan yaitu
laju
pengeringan menurun cepat, lambat dan sangat lambat. 3.Persamaan
dari
kadar
air
kesetimbangan dan
koefisien pengeringan sebagai berikut: Me = -22.35723
+
4.761272
- .165125z2
kecepatan udara 4 m/detik dan irisan 12.2
4
Me
-38.06932
=
horisontal
Z.,< 20
+
6.20452
-
.1931214z2
kecepatan udara 5 m/detik irisan horisontal 13.2
<
Me
-80.36302
=
Z
<
20.2
+
11.86852
-
.37114z2
kecepatan udara 4 m/detik irisan vertikal 13.8 ,< Z. 6 20.4 Me = 187.8325
-
20.29132
+
.56312z2
K
=
-
exp(18.446
6092.79fT)
irisan horisontal kecepatan 4 m/detik 319< T < 329.5
T = OK
-
K = exp(19.625
6223.50fT)
irisan horisontal kecepatan udara 5 m/detik 319 ,< T
329.5
K = exp(12.58
-
T =
OK
4003.8850/T)
irisan vertikal kecepatan udara 4 m/detik 319 ,< T.4329.5 K = exp(9.095
T
-
= OK
2861.31/T)
irisan vertikal kecepatan udara 5 mfdetik 319 6 T 6 329.5 4. irisan
Laju
salak
T =
penqerinqan pada
OK
kecepatan
horizontal pada suhu 46, 48,
ialah 1.11 %bk/rnenit
,
1.12 %bk/menit, 1.35
m/detik
4
52,
56O
%bk/menit,
1.36 %bk/menit Laju salak
pengerinqan pada kecepatan 5 m/detik
irisan
horizontal pada suhu 46, 48, 52, 56O ialah 1.18
%bk/menit,
1.27
%bk/menit, 1.52
%bk/menit,
1.7
%bk/menit. Laju salak
penqerinqan pada kecepatan 5 m/detik
irisan
vertikal pada suhu 46, 48, 52, 56O ialah
%bk/menit, %bk/menit.
1.29
%bk/rnenit, 1.35
%bk/menit,
1.26 1.36
Laju salak
pengeringan pada kecepatan 4 mldetik
irisan
vertikal pada suhu 46, 48, 52, 56O ialah
%bk/menit,
1.4
%bk/menit,
1.4
%bk/menit,
1.15 1.45
%bk/menit.
B. SARAN
1.
Penelitian
kecepatan
lebih
lanjut
dengan
aliran udara dan suhu udara
mengunakan
pengering
yang
dipakai sangat diperlukan ha1 ini untuk menambah keakuratan data dan pengunaan model yang tepat untuk lapisan tipis irisan salak ini. 2. Pengeringan salak yang menpergunakan 4
tingkat
suhu ini memberikan hasil, pengeringan sebaiknya dilakukan
kecepatan
aliran udara 4 meterldetik. Laju pengeringan
rata-rata
-
selang suhu 52Oc
-
dengan
1.35
pada
56'~
1.45 %bk/menit dan kadar air awal 81
serta kadar air akhir 9
-
10 % bb.
-
83 %
bb
LAMPIRAN
Lampiran 1. Program komputer l a j u p e n g e r i n g a n 10 CLS 20 PRINT "KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS DAN MODEL MATEMATIK" 30 PRINT " PENGERINGAN BUAH SALAK 40 PRINT " OLEH : 50 PRINT " AGUS SISWANTORO F 25. 1296 6 0 DEF FNY(X) = X*100/(100-X) 7 0 DIM T(300), BK(300) 80 INPUT "DATA dimaksud =";D$ 9 0 INPUT "KADAR AIR AWAL (bb)=";KAA 100 INPUT "BERAT WADAH = - ; BW 110 INPUT "SUHU DAN RH =";T$ 120 INPUT "KECEPATAN ALIRAN UDARA =";V$ 130 INPUT "NAMA FILE DATA MENTAH:";PLSS:PP.INT 140 BK = FNY(KAA) 150 INPUT "APAKAH DATA SUDAH DIREKAM ? Y(a)/B(elum)";Q$ :IF Q$="Y"OR Q $ = " y W 160 PRINT "SIAPKAN DISKET UNTUK DATA PENIMBANGANV;PLS$ : B$=INPUT$(l) 170 OPEN "0" ,#2, "B: "+PLS$ 180 PRINT "MASUKKAN T NEGATIP JIKA DATA HABIS" 190 PRINT "MASUKKAN DATA WAKTU DAN PENIMBANGANN:PRINT 200 K=-1 210 K = K+l :N = K+1 220 PRINT "DATA KE :";N;TAB(20); 230 INPUT "WAKTU :";T(K) 240 IF T(K) i 0 THEN GOT0 290 250 PRINT TAB(2O);:INPUT "BERAT KOTOR =";BK(K) 260 INPUTnAPAKAH DATA SUDAH BENAR?Y(a)/S(alah)";J$:IF J$="SWOR J$='sU 270 WRITE $2,T(K), BK(K) 280 GOT0 210 290 CLOSE $2 300 INPUT "APAKAH DATA MENTAH SUDAH OICETAK ? Y(a)/B(elum)";P$ 310 IF P$="Y" OR P$="YV THEN GOT0 530 320 LPRINT 'SIAPKA3 KERTAS UNTUK MENCETAK DATA MENTAHm;PLSS:B$=1NPUT$(l) 330 LPRINT TAB(5);DS :LPRINT 340 LPRINT TAB(1O);"KADAR AIR AWAL BAHAN (bb) :";KAA; "%" 350 LPRINT TAB(l0);"BERAT WADAH : ':;BW; "GRAY" 360 LPRINT TAB(1O);"SUHU DAN RH :";T$ 370 LPRINT TAB(1O);"KECEPATAN ALIRAN UOARA :";V$; "m/dtm 380 LPRINT :PRINT 390 GOSUB 950 400 LPRINT TAB(lO);"NO.";TAB(20);"WAKTU(MENIT)";TAB(37);"BERAT(gram)" 410 GOSUB 950 420 PRINT "SIAPKAN DISKET UNTUK MEMBACA DATA MENTAH";PLS$:B$=INPUT$(l) 430 OPEN "1",#2,"B:"+PLS$ 440 1=0 450 IF EOF(2) THEN GOT0 480 460 INPUT #2,T(I),BK(I) 470 I=I+l : GOT0 450 480 CLOSE # 2 : K=I-1 490 FOR 1=0 TO K 500 LPRINT USING " # # # ###### 510 NEXT I
520 530 540 550 560 570 580 590 600 610 620 630 640 650
GOSUB 950 OPEN "I",#Z,"B:"+PLS$ PRINT "DATA TELAH SIAP DIOLAH, SEDIAKAN KERTAS " BB=BK(O)-BW : BA=KAA*BB/100 LPRINT TAB(6);"DS":PRINT :PRINT LPRINT TAB(1O);"PERUBAHAN KADAR AIR BAHAN SELAMA PENGERINGAN" :";KAA; "%" LPRINT TAB(1O);"KADAR AIR AWAL BAHAN (bb) LPRINT TAB(1O);"SUHU DAN RH : ";TS LPRINT TAB(1O);"KECEPATAN ALIRAN UDARA :";V$;"m/dtw :LPRINT :LPRINT GOSUB 950 KA(%bb) KA(%bk) LAJU PENGERINGAN " LPRINT "No. WAKTU LPRINT " (menit) bk/mnt bk/ jam" GOSUB 950 TI=T(O) 660 PRINT : INPUT "NAMA FILE HASIL PERH1TUNGANw;HPLSS 670 PRINT :PRINT "SIAPKAN DISKET UNTUK MEREKAM HASIL PERHITUNGAN";PLS$:BS 680 OPEN "O",#l,"B:"+HPLSS 690 FOR J=O TO K 700 UA=BK(O)-BK(J) :KAB=(BA-UA)/(BB-UA)*100 710 KBK=FNY(KAB) 720 IF J=O THEN LAJ=O : LAJl=LAJ*60 :GOTO 740 :LAJl=LAJ*60 730 LAJ =(BK-KBK)/(T(J)-TI) 740 LPRINT USING ' # # # #### ##.## ###.## ##.#### ###. #### 760 BK=KBK :TI=T(J) 770 NEXT J 780 CLOSE 790 GOSUB 950 795 INPUT "NAMA FILE" ;HPLS$ 800 DIM AA(200,4) 810 PRINT "SIAPKAN DISKET UNTUK MEMBACA HASIL PERHITUNGAN:";HPLS$:BS=INPUT$(l) 820 OPEN "I",#l,"B: "+HPLSS 830 FOR 1=0 TO 105 840 FOR J=0 TO 4 850 INPUT #l,AA(I,J) 860 IF EOF(1) THEN GOT0 880 870 NEXT J:NEXT I 880 CLOSE 890 END 950 LpRINT 960 RETURN "------------------------------------------------------------------?#
Idcampiran 2. P r o q r a m komputer menghitung nilai d a n K...............................
Me
10 CLS 20 PRINT "PROGRAM UNTUK MENENTUKAN NILAI ME DAN K" 30 PRINT " OLEH : AGUS SISWANTORO F 25.1296 " 40 PRINT " PADA PENGERINGAN BUAH SALAK 50 DEF FNKB(X) = X/(lOO+X)*lOO 60 DEF FNKK(X) = X/(100-X)*100 80 DEF FNDTTK (X,Y,Z) = Y*EXP(-1*(XA2*Z*Y)) 90 INPUT "NAMA FILE DATA KADAR AIR=",HPLS$:PRINT 100 INPUT "JUDUL = " ,BHNS 110 INPUT "SUHU UDARA PENGERING =",T$ 115 INPUT "RH UDARA PENGERING =",R$ 120 INPUT "KECEPATAN ALIRAN UDARA=",V$ 130 PRINT :PRINT 140 PRINT "SIAPKAN DISKET UNTUK MEMBACA DATA KADAR AIR" 150 DIM KA(110,4),A(1,2),DF(2) 160 REM 170 REM #####PEMBACAAN DATA KADAR AIR # # # # # # # 180 REM 190 OPEN "I",#l,"B:"+HPLS$ 200 FOR I = 0 TO 110 220 INPUT 11, KA(1,J) 230 IF EOF(1) THEN GOT0 250 240 NEXT J : NEXT I 250 CLOSE #1 260 JD = I 270 INPUT " NILAI DUGAAN ME=",ME 280 INPUT ' NILAI DUGAAN K=",K 290 INPUT "JUMLAH DERET YANG DIGUNAKAN=",DRT 300 INPUT "DATA AWAL YANG DIGUNAKAN UNUTK MENDUGA PAREMETER=",DA 305 CLS 310 PR1NT:PRINT:PRINT "NILAI DUGAAN ME =";ME,"DUGAAN NILAI K =";K 320 PRINT 330 PRINT TAB(6),w===================================================sz 340 PRINT TAB(7), "ME K DME DK SD" 350 PRINT TAa(6),'---------------------------------------------------,, ................................................... 360 MO = KA(0,2) 370 FOR I = 0 TO 1 380 FOR J = 0 TO 2 390 A(1,J) =O 400 NEXT J : NEXT I 410 SD = 0 420 REM 430 REM #####MODEL DATAR####### 440 REM 450 FOR I = DA TO JO 460 TDTM = 0 : TDTK = 0 470 T = KA(I,0)/60 475 W = 2*DRT + 1
480 FOR U = 1 TO W STEP 2 490 JDTM = FNDTTM(U,T,K) 500 JDTK = FNDTTK(U,T,K) 510 TDTM = TOTM + JDTM : TDTK = TDTK + JDTK 520 NEXT U 530 TME = 1 - 8/9.869604401#*TDTK : DF(0) = TME 540 TK = -(MO-ME)*8/9.869604401#*TDTK : DF(1) = TK 560 FOR J1 = 0 TO 1 570 FOR 32 = 0 TO 2 580 A(Jl,J2) = A(J1,JZ) + DF(Jl)*DF(32) 590 NEXT 32 : NEXT J1 600 SD = SD + DF(2)^2 610 NEXT I 620 GOSUB 1000: GOT0 630 630 REM 640 REM #########CETAK HASIL PERHITUNGAN # # # # # # # # # 650 REM 660 SD = SQR(SD/JD) 680 ME = ME + DME : K = K + DK #### .#### ####.#### #-######## #.####### 690 PRINT USING " 700 IF ABS(DME/ME) > .DO0005 THEN GOT0 370 710 IF ABS(DK/K) > .000005 THEN GOT0 370 720 PRINT cpA8(g) "----------------------------------------------------------,, .......................................................... 724 PRINT : PRINT : PRINT 725 PRINT TAB(12);BHN$:PRINT:PRINT 726 PRINT TAB(12) ;"SUHU UDARA PENGERING : ";TS;"Ca' 727 PRINT TAB(12);"RH UDARA PENGERING:";R$;"%" 728 PRINT TAB(12);"KECEPATAN ALIRAN UDARA:";V$;nM/DTKw:PRINT 130 PRINT USING " ME = ###.### (%BK) K = ###.###/JAMU;ME;K 740 GOT0 1280 1000 REM 1010 REM ########SUB PROGRAM PENYAPUAAN GAUSS YORDAN I###### 1020 REM 1030 FOR D = 0 TO 1 1040 R(D) = A(D,2) 1050 NEXT D 1060 FOR H = 0 TO 1 1070 W = A(H,H) 1080 A(H,H) = 1 1090 FOR J = 0 TO 1 1100 A(H,J) = A(H,J)/W 1110 NEXT J 1120 FOR JH = 0 TO 1 1130 IF JH = H THEN GOT0 1190 1150 A(JH,H) = 0 1160 FOR JG = 0 TO 1 A(H,JG)*W 1170 A(JH,JG) = A(JH,JG) 1180 NEXT JG 1190 NEXT JH 1220 X(1) = 0 1230 FOR J = 0 TO 1
-
##.####
1240 X(1) = X(1) +A(I,J)*R(J) 1250 NEXT J : NEXT I 1260 RETURN 1270 GOSUB 2000 1280 PRINT 1290 PRINT v -........................................................... ----------------------------------------------------------===e, 1300 PRINT " NO WAKTU KA(%BK) KA(%BB) 1310 PRINT " (MENIT) DATA HTN DATA HTG 1320 GOSUB 2000 1330 SD = 0 : SDI = 0 1340 KARAT = 0 1350 MO = KA(0,2) 1360 PRINT 1370 INPUT "NAMA FILE HASIL BANDING =",AGUS$ 1380 PRINT : PRINT : PRINT "SIAPKAN DISKET UNTUK MEREKAMn 1390 OPEN "0",#l,"B:"+AGUS$ 1400 FOR I = 0 TO JD 1410 T = KA(I,0)/60 1420 REM 1430 REM #####METODE DATAR # # # # # # 1440 REM 1450 AR = 0 1455 V = 2*DRT + 1 1460 FOR M = 1 TO V STEP 2 1470 DE = FNDTTM(M,T,K) 1480 AR = AR + DE 1490 NEXT M 1510 SD = SD + (KA(I.3) - KA(1,2))'2 1520 KA(1,4) = FNKB (KA(I,3)) 1530 SDI = SDI + (KA(I,4)-KA(1,l))-2 1540 KARAT = KARAT + KA(I,2) 1550 PRINT USING " ## #### ###.#### ###.### ###.####";I+l;KA(I,D);KA(I,2);KA(I,3);KA(I,l);KA(I,4) 1560 WRITE #l,1+l~KA(I,O),KA(I,2),KA(I,3),KA(I,1),KA(1,4) 1570 NEXT I 1580 CLOSE 1590 GOSUB 2000 1600 KARAT = KARAT/(JD+l) 1610 SD = SQR(SD/JD) : SDI = (SDI/JD) 1620 YD = 0 : YDAT = 0 1630 FOR I = 0 TO JD 1640 YD = YD + (KA(1,3) - KARAT )^2 1650 YDAT = YDAT +(KA(I,2)-KARAT)^2 1660 NEXT I 1670 COD = YD/YDAT 1680 PRINT " COD=" ;COD 2OO0 PRINT ------------------------------------------------------------------,, ................................................................. 2010 RETURN 2020 END
Lampiran 3. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan:horizontal suhu 46Of dengan kecepatan aliran udara 4 mldetik
Kadar air awal bahan : 81.19% Berat Wadah
: 77.11 gram
Suhu dan RH
: 46 OC dan 42
Kec. aliran udara
: 4 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(%bb)
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampiran 4. Data hasil percobaan pengeringnn lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 4 8 O ~dengan kecepatan aliran udara 4 mjdetik Kadar air awal bahan : 80.29% Berat Wadah
: 77.11 gram
Suhu dan RH
:
Kec. aliran udara
: 4 mjdetik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
48
OC
Ka(%bb)
dan 39
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampil-an 5 . D a t a h a s i l p c r c o b a a n p e n g e r i n g n h lapisan t i p i s salak irisan horizontal s u h u 52Oc dc?nyan k e c e p a t a n a l i r a n udara 4 m/datik Kadar a i r a w a l b a h a n : 8 0 . 5 % B e r a t Wadah
: 40.62gram
Suhu d a n RH
: 52
Kec. a l i r a n u d a r a
: 4 m/detik
OC
d a n 34
-
No
Waktu
(menit)
Berat (gr)
Ka(%bb) Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampiran 6 . Data hasil percobaan penyerinyan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 56'~ denyan kecepatan aliran udara 4 m/detik Kadar air awal bahan : 79.9% Berat Wadah
: 40.62 gram
Suhu dan RH
: 56 OC dan 27
Kec. aliran udara
: 4 mldetik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(8bk)
Ka(%bb)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampiran 7. Data hasil percobaan pengerinyan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 4 6 O ~denyan kecepata,n aliran udara 5 mjdetik Kadar air awal bahan : 81.13% Berat Wadah
:
Suhu dan RH
: 4 6 OC
Kec. aliran udara
: 5 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
77.11 gram dan 41
Ka (%bb) Ka (%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
.
?
Lampiran 8. Data hasil percobaan pengeringan lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 4 8 O ~dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik Kadar air awal bahan : 80.3% Berat Wadah
: 77.11 gram
Suhu dan RH
: 48 OC dan 38
Kec. aliran udara
: 5 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(%bb)
Ka(%bk)
Laju Penqeringan %bk/menit
Lampiran 3 . Data hasi 1 percobaan penyerinqi-tn lapisan tipis salak irisan horizontal suhu 5 2 O ~denyan kecepatan aliran udara 5 ni/detik Kadar air awal bahan : 80.3% Berat Wadah
: 77.11 gram
Suhu dan RH
: 48 OC dan 34
Kec. aliran udara
: 5 mldetik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(%bb)
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lainpiran 10. Data hasi 1 percol~aan perlyeri nrjan lapisan t i p i s salak irisan horizontal suhu ~ G O Cdenyan kecepatan aliran udara 5 m / d c t i k . Kadar air awal bahan : 81.2% Berat Wadah
: 40.62
Suhu dan RH
: 56
Kec. aliran udara
: 5 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
OC
Ka(%bb)
gram dan 28
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
L a m p i r a n 11. Data h i l s i l [~orcoLil;lrlp ~ r l r ~ e r i . r l ~ ~ r 1
lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 46'~ denyan kecepatan aliran udara 4 mfdetik Kadar air awal bahan : 78.9% Berat Wadah
: 40,62
Suhu dan RH
: 46 OC dan 40
Kec. aliran udara
: 4 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(%bb)
gram
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampiran 12. Data hasil percobilnn penyerinyan -. . lapisan tipis salak irisan vertikal suhu 48Oc clenyan kecepatan aliran udara 4 m / d e t i k Kadar air awal bahan : 81.4% Berat Wadah
: 77.11
Suhu dan RH
: 48 OC dan 3 7
Kec. aliran udara
: 4 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(%bb)
gram
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampiran 13. Data hasil percobaan pengerinqan lapisan tipis salak irisan.vertika1 suhu 52OC clengan kecepatan aliran udara 4 m/detik Kadar air awal bahan : 79.6% Berat Wadah
: 40.61
Suhu dan RH
: 52 OC dan 36
Kec. aliran udara
: 4 m/detik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Waktu Berat (menit) (gr) 0 15 30 45 60 75 90 105 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390
76.32 68.13 63.06 59.41 56.48 54.45 52.81 51.47 50.59 49.69 49.24 49.04 48.93 48.85 48.80 48.75 48.73 48.72
Ka(%bb) 79.61 73.52 67.55 61.25 54.09 47.36 40.28 32.92 27.00 19.77 15.58 13.58 12.44 11.59 11.05 10.50 10.28 10.17
gram
Ka(%bk) 390.19 277.77 208.17 158.07 117.84 89.98 67.47 49.07 36.99 24.64 18.46 15.71 14.20 13.11 12.42 11.73 11.46 11.32
Laju Pengeringan %bk/menit 0 7.49 4.63 3.34 2.68 1.85 1.50 1.22 .80 .41 -20 9.E-02 5.E-02 .03 .02 2. E-02 9.E-03 4.E-03
Lampiran 17. Data hasil percobaan penqerinyan . lapisan tipis salak iri'san vertikal suhu 5 2 O ~dengan kecepatan aliran udara 5 m/detik Xadar air awal bahan : 78.6% Berat Wadah
: 40.62
Suhu dan RH
: 52 OC dan 30
Kec. aliran udara
: 5 m/detik
No
Waktu Berat (menit) (gr)
Ka(%bb)
gram
Ka(%bk)
Laju Pengeringan %bk/menit
Lampiran 1 8 . Data h a s i l p e r c o b a a n p e n q e r i n g a n lapisan t i p i s salak i r i s a n vertilcal s u h u 5 6 O ~d e n g a n k e c e p a t a n a l i r a n udara 5 m/detik
Kadar a i r a w a l b a h a n : 8 1 . 2 % B e r a t Wadah
: 40.62
Suhu d a n RH
: 56 OC d a n 28
Kec.
: 5 m/detik
No
a l i r a n udara Waktu B e r a t (menit) (gr)
gram
Ka ( % b b ) K a ( % b k )
La j u P e n g e r i n g a n %bk/mnt