â•‘Journal Caninus Denstistry Volume 1, Nomor 4 (November 2016): 12 - 19
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Dengan Status Kebersihan Rongga Mulut (Remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh) Cut Marisa Diba, Zuraida Usman Bany, Sunnati Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK Merokok merupakan kebiasaan yang sangat umum di kalangan masyarakat termasuk pada remaja. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja adalah faktor lingkungan serta kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak merokok. Merokok dapat memberikan dampak terhadap kesehatan gigi dan mulut seperti penyakit periodontal, perubahan warna pada gigi, karies, dan kehilangan gigi. Sedangkan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut terhadap status kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan cross sectional study. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dan menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh subjek penelitian sebanyak 77 orang. Subjek penelitian adalah remaja perokok di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner pengetahuan dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut dan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut. Hasil analisis menggunakan chi-square menunjukkan hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut. Saran yang dapat diajukan terkait penelitian ini adalah adanya perhatian lebih dari pihak kesehatan setempat terhadap kesehatan gigi dan mulut pada remaja dan peran orang tua dalam mengontrol perilaku merokok pada remaja. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Kebersihan Gigi dan Mulut, Remaja, Merokok ABSTRACT Smoking is a very common habit among people, including teenagers. Some factors that affect the smoking habit on teenagers are environment and the lack of knowledge about the impact of smoking for them. Smoking can give impact to the oral hygiene such as periodontal disease, the change of color on teeth, caries, and loss of teeth. Whereas the knowledge about oral hygiene is very important for the formation of action in order to keep the oral hygiene. The purpose of this research is to know the relationship between the level of knowledge of smoking impact for oral health towards the status of oral hygiene. Sampling method will be done by random sampling and using the formula of Slovin, so that obtained the number of research subject of 77 people. The research subject is the teenage smokers in Desa Cot Mesjid, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh. The research is done by using the questioners of the knowledge of the impact of smoking for the oral cavity health and the examination of dental and oral hygiene. The results of the analysis using chi-square shows a significant relationship between the level of knowledge of smoking impact for oral health towards the status of oral hygiene on teenagers dental and oral hygiene in Desa Cot Mesjid, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh (p<0.05). It can be concluded that significant relationship between the level of knowledge of smoking impact for oral health towards the status of oral hygiene. Suggestions can be submitted related to this study is the concern over local health authorities to oral health in teenagers and the role of parents in controlling smoking behavior in teenagers. Key words: Knowledge, Oral Hygiene, Teenagers, Smoking J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 12
PENDAHULUAN Merokok merupakan kebiasaan yang sangat umum di kalangan masyarakat. Faktorfaktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak merokok.1 Merokok dapat memberikan dampak terhadap kesehatan gigi dan mulut seperti penyakit rongga mulut yaitu penyakit periodontal yang berupa gingivitis, perubahan warna pada gigi, karies, dan kehilangan gigi.2 Sedangkan pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.3 Penelitian Global Youth Tobbaco Survey 2014 (GYTS 2014) menyatakan bahwa 20,3% anak sekolah merokok. Sementara itu, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas yaitu 34,4% (Susenas 2004), 31,5 % (SKRT 2001), dan 36,3% (Riskesdas 2013).4 Rongga mulut merupakan jalan masuk utama untuk makanan, minuman, dan bahan-bahan lain, termasuk rokok. Kandungan rokok yang berbahaya dapat mengiritasi rongga mulut saat dikonsumsi karena adanya pembakaran.1 Panas yang ditimbulkan dari pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi dan sekresi saliva. Selain itu bahan yang terkandung dalam rokok dapat mengendap pada gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga plak dan bakteri mudah melekat.5 Rokok dapat mempengaruhi tingkat kebersihan gigi dan mulut yang dapat menimbulkan manifestasi penyakit periodontal pada perokok berupa penimbunan plak pada gigi yang didukung dengan faktor lainnya.6,7 Rata-rata umur memulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun menurut status pendidikan termasuk pada masa pendidikan tingat SMA dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun (Riskesdas,
2010).8 Peningkatan perokok tertinggi pada remaja terjadi pada usia 15 tahun ke atas.5 Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja tingkat SMA di Kota Manado, dari seluruh subjek penelitian 81% memiliki pengetahuan baik terhadap pengetahuan dampak merokok bagi kesehatan gigi dan mulut.1 Penelitian yang dilakukan pada remaja di Kota Samarinda menunjukan dari seluruh subjek penelitian memiliki pengetahuan yang baik terhadap kesehatan rongga mulut termasuk gaya hidup yaitu merokok dan memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut yang baik sebesar 6,73%. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, guna mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut pada remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh. Adapun kriteria inklusi adalah remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh yang berusia 15-19 tahun.8,15 Bersedia menjadi subjek penelitian, dan remaja perokok. Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, kuisioner, kaca mulut, prob periodontal, masker, air bersih, alkohol, povidone iodine, disclosing solution, dan kapas. CARA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh yang telah memenuhi kriteria inklusi. Sebelumnya subjek penelitian bersedia menjadi subjek penelitian, subjek penelitian kemudian diberikan informed
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 13
consent untuk meminta persetujuan dilakukan pemeriksaan pada rongga mulut dan pengisian kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut (OHIS). Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut (OHIS) menggunakan pengukuran Green and Vermillion, yaitu dilakukan pengukuran indeks debris dan indeks kalkulus. Pemeriksaan dilakukan pada enam gigi yaitu 11, 16, 26 31, 36, 46. Pemeriksaan plak dilakukan dengan cara pewarnaan yaitu disclosing solution pada gigi yang diperiksa dengan cara tablet disclosing solution dikunyah lalu ratakan pada seluruh permukaan gigi tanpa ditelan atau meludah selanjutnya dilakukan penghitungan skor pada setiap gigi yang diperiksa. Pada pemeriksaan kalkulus dilakukan pada permukaan bukal dan palatal/lingual menggunakan prob periodontal dengan ujung dimasukkan ke sulkus gingival, bagian tajam ke arah proksimal diraba dari apical ke koronal, kemudian skor hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui pengisian kuisioner kemudian data diolah kemudian dianalisis secara manual serta dilanjutkan dengan menggunakan uji analitik ChiSquare, untuk melihat hubungan kedua variabel.
Tabel 5.1. menunjukkan karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh 100% adalah berjenis kelamin laki-laki. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Persentase
Baik
33 orang
42,9%
Sedang
28 orang
36,4%
Buruk
16 orang
20,8%
Jumlah
77 orang
100%
Tabel 5.2. menunjukkan tingkat pengetahuan subjek penelitian tentang dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut paling banyak memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 42,9%. Tabel
5.3.
Distribusi
Frekuensi
Tingkat
Status
Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) Tingkat Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Jumlah
Persentase
Baik
17 orang
22,1%
Sedang
26 orang
33,8%
Buruk
34 orang
44,2%
Jumlah
77 orang
100%
HASIL PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini sebanyak 77 orang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2016
Tabel 5.3. menunjukkan tingkat status kebersihan gigi dan mulut kategori buruk paling banyak dimiliki oleh subjek penelitian di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh.
Analisis Deskriptif
Tabel 5.4. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S)
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
77 orang 0 orang
Jumlah
77 orang
Tingkat Pengetahuan Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut
OHI-S Baik Sedang Buruk Total N (%) N (%) N (%) N (%)
Baik
13(16,9) 10(13) 10(1) 33(42,9)
Sedang
3(3,11) 1(4,3) 14(18,2) 28(36,4)
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 14
Buruk Jumlah
1(1,3) 5(6,5) 10(13) 16(20,8) 17(22,1) 26(33,8) 34(44,2) 77(100)
Ket : N = Jumlah subjek
(%) = Persentase
Tabel 5.4. menunjukkan hasil penelitian dari seluruh subjek penelitian di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh umumnya yang memiliki tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut kategori baik dengan tingkat status kebersihan gigi dan mulut terbesar yaitu kategori buruk. Namun berdasarkan tabulasi silang di atas yang menunjukkan perbedaan persentase signifikan untuk setiap kategori adalah yang memiliki pengetahuan baik dan juga memiliki tingkat status kebersihan gigi dan mulut kategori baik pula sebesar 16,9%.
Analisis Chi-Square Tabel 5.5. Analisis Chi-Square Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bta Kota Banda Aceh.
Chi-Square Tingkat pengetahuan dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut.
Nilai p
0,024
Berdasarkan hasil uji Chi-Square pada tabel 5.5. diperoleh nilai p<0,05, sehingga menunjukkan hasil signifikan hubungan tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh. PEMBAHASAN Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.11 Rokok terdiri dari kertas berbentuk pipa yang berisi daun tembakau, biasanya terdapat filter pada ujung rokok yang berada di dekat mulut.12 Pada perokok
memperlihatkan kebersihan gigi dan mulut atau oral hygiene yang buruk, peningkatan akumulasi kalkulus, dan inflamasi gingiva dibandingkan dengan bukan perokok.22 Penelitian ini dilakukan pada 77 remaja perokok berusia 15-19 tahun di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh. Sesuai dengan Riskesdas 2010 bahwa penduduk yang mulai merokok terbanyak pada usia 15-19 tahun.8 Penelitian ini menggunakan kuisioner dan melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok berjenis kelamin laki-laki sebesar 100% (Tabel 5.1.). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anovy Yuwinda Harahap (2014) bahwa hampir seluruh subjek perokok berjenis kelamin lakilaki. Hal tersebut terkait kultur yang kurang menerima perempuan untuk merokok.32 Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu tinggi, ingin mencoba sesuatu yang baru serta ingin mencoba apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa, seperti merokok. Selain itu, Merokok bagi remaja laki-laki merupakan simbolisasi. Simbol dari kematangan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.8 Selanjutnya penelitian terkait tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut menunjukkan bahwa umumnya memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 42,9% (Tabel 5.2.). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meriza Kharis (2014) pada remaja SMA Negeri 1 Manado menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki pengetahuan yang baik terhadap dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut sebesar 81%, karena mudahnya mengakses informasi mengenai dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut, selain itu dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti tersebut peran pendidikan lingkungan rumah yaitu orang tua sangat mempengaruhi pengetahuan remaja.1 Kemudian penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakuakan oleh Puspitasari (2015) pada masyarakat Dusun Ngebel, Kasihan Bantul. Pada subjek remaja yang diteliti memiliki tingkat pengetahuan baik tentang dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut sebesar 55,3%, dipengaruhi tingkat pendidikan yang baik serta
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 15
pengetahuan yang didapatkan dari berbagai media.32 Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dipengaruhi banyaknya sumber informasi yang didapatkan oleh subjek penelitian untuk menambah wawasan mengenai kesehatan rongga mulut, diantaranya adalah bersumber dari media elektronik maupun media masa, pengajaran atau penyuluhan dari pihak sekolah dan pihak puskesmas setempat dan juga pengaruh besar dari pendidikan yang diterapkan oleh lingungan rumah, yaitu oleh orang tua. Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja perokok di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh menunjukkan bahwa umumnya memiliki status kebersihan gigi dan mulut kategori buruk sebesar 44,2% (Tabel 5.3.). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari Asiking (Februari 2016) di Desa Kotamobagu Kota Kotamobagu memiliki status kebersihan gigi dan mulut kategori buruk, hal ini disebabkan banyaknya batang rokok yang dihisap setiap harinya dan tidak adanya kesadaran dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.33 Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengendap pada gigi dapat menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga plak dan bakteri mudah melekat.5 Pada perokok juga ditemukan stain atau noda berwarna coklat atau hitam pada permukaan gigi.29 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti berasumsi bahwa banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, diantaranya adalah kurangnya perhatian sekolah maupun puskesmas setempat dalam memberikan penyuluhan tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut, kurangnya kesadaran remaja untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kesadaran remaja dalam tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting untuk menimbulkan perilaku yang baik pada diri masing-masing remaja tersebut. Hasil penelitian dilakukan tabulasi silang dan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut mempengaruhi status kebersihan gigi dan mulut umumnya memiliki pengetahuan kategori sedang dengan status
kebersihan gigi dan mulut kategori buruk sebesar 18,8%, namun memiliki perbedaan signifikan untuk setiap kategori adalah yang memiliki pengetahuan baik dengan status kebersihan baik pula sebesar 16,9% (Tabel.5.4.). Hal ini dikarenakan pengetahuan sangatlah penting untuk terbentuknya kesadaran menjaga kebersihan gigi dan mulut serta penerapan langsung hasil pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Gede IY (2013) di SMA Manado bahwasanya pengetahuan kebersihan gigi dan mulut meliputi perilaku serta dampak merokok berpengaruh terhadap status kebersihan gigi dan mulut yaitu, memiliki pengetahuan baik juga memiliki status kebersihan gigi dan mulut baik.4 Kemudian dilakukan chi-square diperoleh nilai p = 0,024 (p<0,05) menunjukkan hasil yang signifikan hubungan tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut remaja Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gede IY (2013) di SMA Manado mimiliki nilai p = 0,079 (p<0,05). Hal ini membuktikan ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dampak merokok dengan status kebersihan gigi dan mulut di SMA Manado. Berdasarkan hasil di atas memperlihatkan bahwa pengetahuan dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut sangat mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut khususnya pada remaja yang menjadi subjek penelitian. Sebagian remaja perokok yang diteliti memiliki status pendidikan yang baik, hal ini juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja tentang dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut dan mempengaruhi perilaku remaja dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Hampir seluruh remaja perokok yang diteliti mengakui bahwa perilaku ini dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu lingkungan pertemanan. Lingkungan merupakan salah satu faktor terbesar yang sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang termasuk perilaku merokok pada remaja.14 Sebagian subjek penelitian masih terdapat kurangnya pengetahuan tentang dampak merokok bagi kesehatan rongga
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 16
mulut serta status kebersihan gigi yang mulut buruk pula dipengaruhi oleh jarang mendapatkan penyuluhan tentang bahaya merokok bagi kesehatan umum maupun dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut oleh puskesmas setempat ataupun oleh pihak sekolah masing-masing subjek penelitian. Terkait hal ini, sebaiknya pihak sekolah dapat berkerja sama dengan pihak puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan maupun pembelajaran mengenai dampak merokok bagi kesehatan khususnya dalam hal ini kesehatan rongga mulut serta menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kegiatan ini sangatlah penting tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan remaja namun juga dapat menimbulkan kesadaran bagi remaja dalam menjaga kesehatan rongga mulut. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut dengan status kebersihan gigi dan mulut sebesar 16,9%. 2. Pengetahuan dampak merokok terhadap kesehatan rongga mulut pada remaja perokok di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh umumnya memiliki pengetahuan baik 42,9%. Dikarenakan banyaknya sumber informasi yang diperoleh untuk menambah wawasan pada remaja khususnya dalam hal dampak merokok bagi kesehatan rongga mulut. 3. Status kebersihan gigi dan mulut pada remaja perokok di Desa Cot Mesjid Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh umumnya memiliki status kebersihan buruk 44,2%, yang berarti bahwa sebagian remaja telah tidak menerapkan secara baik pengetahuan yang diperoleh dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. SARAN 1.Perlunya perhatian Pemerintah setempat, terutama pihak Puskesmas untuk memberikan penyuluhan mengenai dampak merokok bagi kesehatan umum maupun kesehatan rongga mulut pada setiap kegiatan yang diadakan terutama kegiatan kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, dan lain-lain.
2.Perlu dilakukan survei lebih lanjut oleh Puskesmas setempat atau pihak kesehatan lainnya, serta pengawasan orang tua terhadap perilaku merokok bagi remaja. 3.Perlu adanya persamaan instruksi atau perlakuan pada subjek penelitian sebelum dilakukan penelitian terutama penelitian dalam pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut seperti tidak boleh makan sebelum dilakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut pada peneliti. DAFTAR PUSTAKA 1. Novitasari MK, Wowor V, Kaunang WPJ. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Manado Tentang Dampak Merokok Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal e-GiGi 2014;2(2):19. 2. Yosadi ZD, Rompas S, Bawotong J. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya Smoker's Melanosis Pada Kalangan Petani Di Desa Tutuyan 1 Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolang Mongondow Timur. ejournal Keperawatan (e-Kp) 2015;3(3):1-9. 3. Gede YI, Pandelaki K, Mariati NW. Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Siswa SMA Negeri 9 Manado. Jurnal e-GiGi 2013;1(2):84-8. 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rokok Illegal Merugikan Bangsa dan Negara. http://www.depkes.go.id, 8 November 2015 5. Febrina Z, Putri DKT, Cholil. Pravelensi Penyakit Periodontal Pada Perokok Di Lingkungan Batalyon Infanteri 621/Manuntung Barabai Hulu Sungai Tengah. Jurnal Kedokteran Gigi Dentino 2014;2(2):115-9. 6. Jehani YAA. Risk Factors of Periodontal Disease: Review of The Literature. International Journal of Dentistry 2014;2014:1-9 7. ASH Briefing: Tobacco and Oral Health, http://www.ash.org.uk/files/document/A SH_598.pdf, Januari 2012
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 17
8. Maseda DR, Suba B, Wongkar D. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Putra Di SMA Negeri 1 Tompasobaru. ejournal Keperawatan (e-Kp) 2013;1(1):1-7. 9. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. p. 143-4. 10. Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. p. 25-7. 11. Anggraeni N, Lailiyah SR. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Dan Dukungan Orang Tua Dengan Kejadian Merokok Pada Remaja Usia 13-15 Tahun Di SMP Negeri 1 Sampang. Jurnal Obsgyn2011;4(2):111. 12. ASH Factsheet: What's in a cigarette. http://www.ash.uk/files/document/AS H_116.pdf. Oktober 2014. 13. Vellappally S, Fiala Z, Jacob V. Smoking related Systemic and Oral Diseases. ACTA MEDICA (Hradec Kralove) 2007;50(3):161-6. 14. Cahyo K, Wigati PA, Shaluhiyah Z. Rokok, Pola Pemasaran dan Perilaku Merokok Siswa SMA/Sederajat di Kota Semarang. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 2012;11(1):7584. 15. Paramitasari R, Alfian IN. Hubungan Kematangan Emosi Dengan Kecenderungan Memaafkan Pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan 2012;02(1):1-7. 16. Rosita R, Suswardany DL, Abidin Z. Penentu Keberhasilan Merokok Pada Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2012;8(1):1-9. 17. Sundari R, Wijaya DS, Nugraha A. Lama Merokok dan Jumlah Konsumsi Rokok terhadap Trombosit pada Lakilaki Perokok Aktif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2015;9(3):25763. 18. Singh GH, Amit B, Yaswin S. Smoking and Periodontal Disease. Journal of Pharmaceutical and Scientific Innovation 2013;2(2):7-13.
19. Aditama TY. Rokok dan Kesehatan. J akarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press); 1992. p. 27-35. 20. Coleman GC, Nelson JF. Principles of Oral Diagnosis. Texas, America: Mosby Year Book; 1993. p. 285 21. Rad M, Kakoie S, Brojeni FN, Pourdamghan N. Effect of Long -term Smoking on Whole-mouth Salivary Flow Rate and Oral Health. Journal of Dental Research, Dental Clinics, Dental Prospects 2010;4(4):111-4. 22. Smejkalova J, Jacob V, Hodacova L, Fiala Z, Slezak R. The Influence of Smoking on Dental and Periodonyal Status. In: Virdi M, editor. Oral Health CarePediatric,Research,Epidemiology ada Clinical Pratices: InTech; 2012. p. 249-51. 23. Arta IP. Perbedaan pH Saliva Pada Perokok Putih dan Perokok Kretek Sesaat Setelah Merokok. Naskah Publikasi FKG Mahasaraswati Denpasar;2014. p. 1-54. 24. Dwiastuti N. Perbedaan pH Saliva Antara Perokok dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Muhammadiyah Surakarta. Surakarta;2012. p. 1-12. 25. Poana PM, Mariarti NW, Anindita. Gambaran Status Gingiva Pada Perokok Di Desa Buku Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Tenggara. Journal e-GiGi (eG) 2015;3(1):1-6. 26. Suhanda DJ, Pangemanan DH. Gambaran Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Perokok Di Desa Matungkas Kecamatan Dimembe. Journal e-GiGi (eG) 2015;3(1):1-7. 27. Pereira ADFV, Castro ACS, Ramos QDL, Coelho CM. Effects of Cigarette Smoking on Oral Hygine Status. Journal of Dental Science 2013;28(1):4-7. 28. Pejcic A, Obradovic R, Kesic L, Kojovic D. Smoking and Periodontal Disease A Review. Medicine and Biology 2007;12(2):1-7. 29. Mubeen K, Chandrashekhar H, Kavita M. Effect of Tobacco on Oral -Health An Overview. Journal of Evolution of
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 18
30.
31.
32.
33.
Medical and Dental Sciences 2013;2(29):3523-5. Novak MJ, Novak KF. Smoking and Periodontal Disease. In: Newman, Takei, Carranza, editors. Carranza's Clinical Periodontology. 9 ed: An Imprint of Elsevier Science; 2002. p. 246-7. Notohartojo IT, Andayasari L. Nilai Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Karyawan Industri Pulo Gadung di Jakarta (Woker Oral Hygiene Indeks in the Industrial Area in Pulo Gadung Jakarta). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2013;2(16):168-75. Puspitasari. Gambaran Pengetahuan Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Masyarakat Di Dusun Ngebel, Kasihan Bantul. Departeman Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Program Studi Pendidikaan Dokter Gigi FKIK UMY.2015. Asiking W. Hubungan Merokok Dengan kesehatan Gigi dan Mulut Pada Pria Di Desa Kotamobagu Kota Kotamobagu. e-journal Keperawatan (e-Kp) 2016;4(1):1-6.
J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 1 2 - 1 9 | 19