CUSTOM LIMITATION QUALITY OF SERVICE (QOS) ADVANCE HOTSPOT MENGGUNAKAN MIKROTIK RB751U-2HND
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh : Setyo Aji Nugroho 07.11.1728
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013
CUSTOM LIMITATION QUALITY OF SERVICE (QOS) ADVANCE HOTSPOT USING MIKROTIK RB751U-2HND CUSTOM LIMITATION QUALITY OF SERVICE (QOS) ADVANCE HOTSPOT MENGGUNAKAN MIKROTIK RB751U-2HND Setyo Aji Nugroho Ema Utami JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Wifi hotspot network if not properly managed, often times occurs the dominance of inter client bandwidth. This requires a mechanism that allows network users to get a fair and satisfactory bandwidth. QoS (Quality of Service) is a mechanism that allows the network traffic can still be controlled to maintain speed client access remain rational. Without QoS, hotspot user will compete each other to get internet bandwidth. In the application of QoS in the Mikrotik hotspot network there are several ways, one of which is Custom Limitation. Expected to implement Custom Limitation can utilize existing bandwidth optimally and equitably in accordance with the number of active clients so it can be increase user convenience in accessing internet hotspots. Keywords : Hotspot, Custom Limitation, QoS, Mikrotik.
1.
Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah membuat banyak perubahan bagi kehidupan manusia dewasa ini. Komunikasi nirkabel (wireless) telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya hidup baru masyarakat informasi. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tempat yang menyediakan layanan hotspot wifi, baik di instansi pemerintahan, perusahaan, lembaga pendidikan, maupun public area seperti cafe dan mall. Jaringan hotspot wifi jika tidak dikelola dengan baik, sering kali terjadi adanya dominasi bandwidth antar client yang diakibatkan salah satu atau beberapa client melakukan download sehingga akan mengganggu client lain. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme jaringan yang memungkinkan para pengguna jaringan mendapatkan bandwidth yang adil dan memuaskan. QoS
(Quality
of
Service)
merupakan
mekanisme
jaringan
yang
memungkinkan trafik tetap dapat terkontrol untuk menjaga kecepatan akses klien tetap rasional. Tanpa QoS, pengguna fasilitas hotspot akan bersaing dengan satu sama lain untuk mendapatkan bandwidth internet. Pengaplikasian QoS pada jaringan hotspot wifi ada beberapa macam cara, salah satunya yaitu dengan Custom Limitation. Custom Limitation memungkinkan untuk melakukan limitasi berdasarkan kriteria koneksi yang beragam dengan memanfaatkan fitur Firewall Mangle dan Queue Tree pada Mikrotik. Diharapkan dengan mengimplementasikan Custom Limitation dapat memanfaatkan bandwith yang ada secara maksimal dan merata sesuai dengan jumlah client yang aktif sehingga dapat menambah kenyamanan pengguna fasilitas hotspot dalam mengakses internet. 2.
Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
2.1
Tinjauan Pustaka
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan “interkoneksi” antara dua komputer autonomous atau lebih, menggunakan protokol komunikasi yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless) untuk keperluan komunikasi data.
1
1
Syafrizal, Melwin, Pengantar Jaringan Komputer, 2005, hal. 2
1
2.2.1.1 Jenis Jaringan Komputer Berdasarkan luas area yang dapat dijangkau atau dilayani, secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. Local Area Network (LAN) 2. Metropolitian Area Network (MAN) 3. Wide Area Network (WAN)
2.2.1.2 Topologi Jaringan Topologi jaringan komputer adalah pola hubungan terminal dalam jaringan komputer. Pola ini berhubungan erat dengan metode akses dan media pengirim yang digunakan. Ada beberapa macam topologi, tetapi bentuk topologi yang utama adalah Bus, Star, Ring.
2.2.2
WiFi (Wireless Fidelity) Wi-Fi (atau Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Piranti yang digunakan biasanya menggunakan Access Point atau Router Access Point.
2
Fungsi acces point, sering disingkat AP, pada sebuah jaringan nirkabel mirip dengan hub pada jaringan computer berbasis kabel. Jika tanpa AP, komputer yang mempunyai adapter nir-kabel dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya, dan hal ini sama dengan hubungan komputer ke komputer (peer-to-peer) dengan menggunakan kabel metode saling-silang (cross-over). AP akan mengeluarkan sinyal Service Set Identification (SSID) dan semua komputer yang akan terhubung ke AP tersebut harus diisi konfigurasi yang sesuai dengan AP yang ada sehingga semua komputer akan dapat berkomunikasi dengan WLAN yang sama.
3
2.2.2.1 Spesifikasi WiFi WiFi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini telah ada 4 variasi 802.11 yakni : 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi.
2 3
Hartono, Rudy, S.Si dan Purnomo, Agus, S.Si, Wireless Network, 2011 Utomo, Eko Priyo, Wireless Networking, 2012, hal. 16
2
2.2.2.2 Mode Akses Koneksi WiFi Mode akses koneksi Wi-Fi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Mode Ad-Hoc 2. Mode Infrastructure
2.2.3
Mikrotik
2.2.3.1 Sejarah Mikrotik Mikrotik
adalah
perusahaan
kecil
berkantor
pusat
di
Latvia,
pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully yang berkebangsaan Amerika Serikat berimigrasi ke Latvia dan berjumpa Arnis yang sarjana Fisika dan Mekanika sekitar tahun 1995. Mereka memulai dengan sistem operasi berbasis Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless LAN (W-LAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, baru kemudian mereka membuat satu peranti lunak router yang handal dan disebarkan ke seluruh dunia.
2.2.3.2 Mikrotik Router OS Mikrotik Router OS (selanjutnya disebut Mikrotik) merupakan OS berbasis Linux yang didesain khusus sebagai router. Mikotik memiliki berbagai macam fitur perutean seperti firewall, pengaturan trafik atau QoS, akses poin nirkabel, hotspot, dan sebagainya. Mikrotik dapat diinstal di PC sehingga PC tersebut dapat berfungsi sebagai router. Namun kini MikroTik membuat berbagai macam perangkat keras sendiri berupa router yang disebut RouterBOARD. RouterBOARD bisa dibilang memiliki keunggulan dari sisi harga yang sangat terjangkau namun sangat andal.
4
2.2.3.3 Winbox Winbox adalah sebuah utility yang digunakan untuk melakukan remote ke server Mikrotik dalam mode GUI. Mengkonfigurasi Mikrotik melalui Winbox kini lebih banyak digunakan karena selain penggunaannya yang mudah kita juga tidak harus menghapal perintah-perintah Mikrotik. Semua perintah itu sudah tersedia dalam bentuk Graphical Menu pada Winbox.
4
Imam Cartealy, Tips & Trik Mikrotik Router OS untuk SOHO, 2012
3
2.2.3.4 Mikrotik Hotspot Kebanyakan orang menyebut jika terdapat akses internet yg di sebarkan via wireless di public area (cafe, mall, dsb) itu adalah layanan hotspot. Sedangkan sebenarnya hotspot di Mikrotik adalah sebuah sistem untuk memberikan fitur autentikasi pada user yang akan menggunakan jaringan (internet / intranet). Metode autentikasi menggunakan protocol http / https yang bisa dilakukan oleh semua web browser. Jadi untuk bisa akses ke jaringan, client diharuskan memasukkan username dan password pada login page yang disediakan.
2.2.4
5
Quality of Service (QoS) Dalam
mengelola
jaringan,
sangat
penting
untuk
mengendalikan
pemakaian bandwith yang akan digunakan oleh user. QoS tidak selalu berarti pembatasan bandwidth, tetapi adalah cara yang digunakan untuk mengatur penggunaan bandwidth yang ada secara rasional. QoS bisa digunakan juga untuk mengatur prioritas berdasarkan parameter yang diberikan, menghindari terjadinya trafik yang memonopoli seluruh bandwidth yang tersedia.
6
2.2.4.1 HTB (Hierarchical Token Bucket) HTB merupakan dasar yang digunakan oleh Mikrotik untuk queue. HTB memungkinkan Mikrotik untuk membuat struktur queue secara hirarki dan membuat hubungan antar queue tersebut seperti induk (parent) dan anaknya (child). Queue induk digunakan oleh Mikrotik hanya untuk mendistribusikan trafik ke queue anak dan queue anak lah yang bertanggung jawab terhadap konsumsi bandwith. Yang perlu diingat mengenai HTB: 1. HTB hanya bisa berjalan, apabila rule queue client berada di bawah setidaknya 1 level parent, setiap queue client memiliki parameter limit-at dan max-limit, dan parent queue harus memiliki besaran max-limit. 2. Jumlah seluruh limit-at client tidak boleh melebihi max-limit parent. 3. Max-limit setiap client harus lebih kecil atau sama dengan max-limit parent. 5
Pujo Dewobroto, “Fitur-fitur Hotspot Mikrotik”, diakses dari http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=49, 2013 6 Riyadi, Valens. 2011. Quality of Service. Mikrotik Certified Training Essentials. Modul MikroTik Certified Network Administration (MTCNA). 2011 7 Valens Riyadi, “Mendalami HTB pada QoS Mikrotik Router OS”, diakses dari
4
7
2.2.4.2 Mangle Mangle digunakan untuk memberi tanda pada paket yang akan digunakan oleh Mikrotik untuk mengatur bandwith yang akan diberikan untuk setiap koneksi. Secara sederhana, mangle bisa dikatakan seperti memberikan label atau tanda ke paket TCP/IP.
2.2.4.3 Queue Queue digunakan untuk membatasi atau mengatur prioritas trafik. Queue cukup fleksibel karena dapat digunakan untuk membatasi trafik berdasarkan IP, port, protocol, atau parameter lain. Salah satu kemampuan queue yang membuatnya cukup fleksibel adalah kemampuannya untuk mengenali tanda paket (packet-mark) yang telah diberikan oleh mangle. Dalam menjalankan queue, Router Mikrotik memiliki dua cara, yaitu : 1. Simple Queue, cara ini merupakan cara termudah untuk melakukan pengaturan bandwith, diterapkan pada jaringan skala kecil sampai menengah untuk mengatur pemakaian bandwith upload dan download pada setiap user. 2. Queue Tree, cara ini relatif lebih rumit, namun dapat melakukan pembatasan bandwith berdasarkan group bahkan secara hirarki. Harus menggunakan fitur Mangle jika akan menggunakannya.
8
Jika tidak mengimplementasikan HTB pada Queue (baik Simple Queue maupun Queue Tree), maka akan ada beberapa parameter yang tidak bekerja. Beberapa parameter yang tidak bekerja adalah priority, dan dual limitation (CIR / MIR).
9
3.
Analisis dan Perancangan
3.1
Analisis Masalah Penggunaan jaringan wireless yang tidak disertai manajemen yang benar dapat mengakibatkan beberapa masalah seperti IP conflict, perebutan bandwidth dan lain sebagainya.
http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29, 2013 Rendra Towidjojo, Mikrotik Kung Fu Kitab 1, 2012, hal. 93 9 Valens Riyadi, “Mendalami HTB pada QoS Mikrotik Router OS”, diakses dari http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29, 2013 8
5
QoS memegang peranan sangat penting dalam hal memberikan pelayanan yang baik pada client. Untuk itu diperlukan bandwidth manajemen untuk mengatur setiap data yang lewat, sehingga pembagian bandwidth menjadi adil. Manajemen bandwidth yang baik diperlukan untuk menjamin para pengguna jaringan mendapatkan bandwidth yang adil dan memuaskan, menjaga lalu lintas data dalam jaringan agar tidak terjadi kemacetan akibat dari permintaan akses yang overload.
3.1.1
Analisis Kelemahan Sistem Hotspot server Mikrotik memiliki fitur limitasi untuk mengatur pembagian bandwith yang ada. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan melakukan limitasi berdasarkan parameter rate-limit pada server-profile untuk melimit total traffic dari hotspot network. Sedangkan jika ingin limit per user bisa menggunakan rate-limit pada user-profile. Kedua cara di atas sering juga disebut dengan Built-in Limitation. Built-in Limitation dapat dilakukan secara otomatis dan mudah tetapi tidak memungkinkan melakukan limitasi berdasarkan kriteria koneksi yang beragam dan tidak bisa melakukan implementasi HTB. Hal tersebut dapat dilihat pada Simple Queue.
3.1.2
Soulsi Terhadap Masalah Untuk bisa melakukan limitasi berdasarkan kriteria koneksi yang beragam dan melakukan implementasi HTB dapat menggunakan Custom Limitation QoS. Custom Limitation bisa disebut juga tahap lanjut dari Built-in Limitation. Implementasi Custom Limitation memanfaatkan parameter IncomingPacket-Mark dan Outgoing-Packet-Mark pada user-profile. Penandaan koneksi dan paket dilakukan pada Mangle, sedangkan pengelompokkan limitasi koneksi dilakukan pada Queue Tree.
3.2
Analisis Kebutuhan Sistem
3.2.1
Analisis Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) 1. Router Wireless Mikrotik RB751U-2HND 2. Modem ADSL TP-LINK TD-8840T 3. Kabel UTP 4. Laptop
6
3.2.2
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak (software) yang akan digunakan bisa didapat tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan. Dalam hal ini hanya dibutuhkan Winbox yang sudah tersedia dalam RouterBoard Mikrotik dan web browser, yang bisa didapatkan secara gratis.
3.2.3
Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) 1. Administrator, berfungsi sebagai pengatur sistem jaringan wireless hotspot, mengkonfigurasi dan memanajemen jaringan. 2. User, merupakan pengguna atau orang yang menggunakan jaringan wireless hotspot.
3.3
Perancangan Sistem
3.3.1
Langkah Penelitian Sistem
3.3.2
Diagram Alir Penelitian Ada beberapa proses yang ditempuh dalam proses pengerjaan Custom Limitation QoS Advance Hotspot menggunakan Mikrotik RB751U-2HND, tertuang dalam diagram alir pada gambar di bawah :
Gambar 3.8 Diagram Alir Penelitian
7
3.4
Skenario Implementasi Sistem Sistem
yang
dibangun
adalah
sebuah
jaringan
wireless
hotspot
menggunakan Mikrotik RB751U-2HND sebagai router sekaligus sebagai access point. Koneksi internet menggunakan ISP Telkom Speedy dengan kecepatan download 1Mb dan kecepatan upload 256kbps. Sedangkan modem ADSL yang digunakan TP-LINK TD8840T. Konfigurasi hotspot gateway dan implementasi Custom Limitation QoS menggunakan tool Winbox.
3.4.1
Topologi Jaringan Topologi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Gambar 3.9 Topologi jaringan
4.
Implementasi dan Pengujian
4.1
Implementasi
4.1.1
Konfigurasi Modem ADSL Modem ADSL diset ke mode bridge sebelum disambungkan ke wireless router
Mikrotik
menghubungkan
RB751U-2HND. modem
ADSL
Konfigurasi TP-LINK
menggunakan kabel UTP tipe straight.
8
dilakukan
TD8840T
ke
dengan laptop
cara dengan
Gambar 3.10 Mensetting modem ADSL ke Bridge Mode
4.1.2
Konfigurasi Hotspot Mikrotik Mengaktifkan interface WLAN, mengisi SSID dengan nama hotspot. menentukan alamat IP untuk hotspot, dan mengisi parameter setting melalui hotspot setup wizard.
Gambar 3.11 Hotspot Setup Wizard
9
4.1.3
Implementasi Custom Limitation QoS Langkah pertama adalah membuat kategori koneksi mangle utama untuk menangkap traffic pada interface Wlan1 maupun interface LAN dengan cara menandai koneksi dan paket yang masuk maupun yang keluar dari router. Code /ip firewall mangle add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=lan-con-up passthrough=yes dst-address=192.168.3.0/24 comment="LAN Connection" add chain=postrouting action=mark-connection new-connection-mark=lan-con-dn passthrough=yes src-address=192.168.3.0/24 add chain=prerouting action=mark-packet new-packet-mark=lan-packet-up passthrough=yes connection-mark=lan-con-up comment="LAN Packet" add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=lan-packet-dn passthrough=yes connection mark=lan-con-dn add chain=prerouting action=jump jump-target=hotspot comment="Hotspot Jump Mangle" add chain=postrouting action=jump jump-target=hotspot add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=hot-con-up passthrough=yes dst-address=192.168.10.0/24 comment="Hotspot Connection" add chain=postrouting action=mark-connection new-connection-mark=hot-con-dn passthrough=yes src-address=192.168.10.0/24 add chain=prerouting action=mark-packet new-packet-mark=hot-packet-up passthrough=yes connection-mark=hot-con-up comment="Hotspot Packet" add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=hot-packet-dn passthrough=yes connection-mark=hot-con-dn add chain=prerouting action=mark-packet new-packet-mark=hotspot-up passthrough=no connection-mark=hot-con-up add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=hotspot-down passthrough=no connection-mark=hot-con-dn
Setelah mangle utama dibuat, kemudian dilanjutkan membuat mangle untuk memisahkan jalur browsing dan download.
10
Code /ip firewall mangle add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=c-dns passthrough=yes protocol=tcp dst-port=53 comment="Mark DNS" add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=c-dns passthrough=yes protocol=udp dst-port=53 add chain=prerouting action=mark-packet new-packet-mark=p-dns passthrough=no connection-mark=c-dns add chain=prerouting action=mark-connection new-connection-mark=c-icmp passthrough=yes protocol=icmp comment="Mark ICMP" add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=p-icmp passthrough=no connection-mark=c-icmp add chain=postrouting action=mark-connection new-connection-mark=c-http passthrough=yes protocol=tcp dst.port=80,8080,3128,888 comment="Mark HTTP" add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=p-http passthrough=no connection-mark=c-http add chain=postrouting action=mark-connection new-connection-mark=c-https passthrough=yes protocol=tcp dst.port=443 comment="Mark HTTPS" add chain=postrouting action=mark-packet new-packet-mark=p-https passthrough=no connection-mark=c-https
Selesai pembuatan mangle sekarang ubah settingan hotspot user profile nya. Untuk Incoming Packet Mark dan Outgoing Packet Mark diisi dengan marking hotspot yang sudah dibuat tadi. Incoming Packet Mark diisi dengan hotspot-up dan Outgoing Packet Mark diisi dengan hotspot-dn. Setelah mengatur Incoming Packet Mark dan Outgoing Packet Mark pada User Profile, kemudian membuat Queue Tree nya.
11
Code /queue tree add name="ALL-DN" parent=global-out packet-mark="" limit-at=0 priority=1 maxlimit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="ALL-UP" parent=global-in packet-mark="" limit-at=0 priority=1 maxlimit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="Total-Download-Hotspot" parent=ALL-DN packet-mark=hotspot-dn limit-at=256k priority=2 max-limit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 bursttime=0s add name="Total-Download-LAN" parent=ALL-DN packet-mark=lan-packet-dn limit-at=256k priority=2 max-limit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 bursttime=0s add name="Total-Upload-Hotspot" parent=ALL-UP packet-mark=hotspot-up limitat=64k priority=2 max-limit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="Total-Upload-LAN" parent=ALL-UP packet-mark=hotspot-up limitat=64k priority=2 max-limit=256k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="Proteksi-DNS" parent=global-out packet-mark=p-dns limit-at=32k priority=1 max-limit=64k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="Proteksi-ICMP" parent=global-out packet-mark=p-icmp limit-at=32k priority=1 max-limit=64k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="Browsing" parent=global-out packet-mark="" limit-at=0 priority=1 max-limit=1024k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="HTTP" parent=Browsing packet-mark=p-http limit-at=128k priority=4 max-limit=512k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s add name="HTTPS" parent=Browsing packet-mark=p-https limit-at=128k priority=3 max-limit=512k burst-limit=0 burst-threshold=0 burst-time=0s
4.2
Hasil dan Pengujian Akhir Sistem
4.2.1
Hasil Hasil akhir setting Firewall Mangle dapat dilihat pada gambar 4.28 sebagai berikut :
12
Gambar 4.28 Setting Akhir Firewall Mangle
Sedangkan untuk hasil akhir setting Queue Tree dapat dilihat pada gambar 4.29 di bawah :
Gambar 4.29 Setting Akhir Queue Tree
13
4.2.2
Pengujian Akhir Sistem 1. Pengujian Instalasi dan Konfigurasi Awal Tabel 4.1 Pengujian Instalasi dan Konfigurasi Awal No.
Langkah Kerja
1.
2.
Tingkatan Pencapaian
Konfigurasi modem
Mensetting modem
ADSL
ADSL ke bridge mode
Konfigurasi awal
Mensetting interface,
Mikrotik
mengaktifkan wlan,
Keterangan Berhasil
Berhasil
mensetting IP inteface 3.
Setting PPPoE client,
Dial out connected,
DNS, Firewall NAT
dapat mengakses
Berhasil
internet 4.
Konfigurasi hotspot
User sudah dapat
Berhasil
terkoneksi dengan hotspot server 5.
Implementasi Custom
Rule-rule yang sudah
Limitation QoS
dibuat berjalan dengan
Berhasil
baik
2. Pengujian Kinerja Pengujian dilakukan dengan cara mendownload software itunes dari http://www.apple.com/itunes/
dengan
menggunakan
software
Internet
Download Manager pada tiap laptop dalam waktu yang bersamaan. File iTunesSetup.exe memiliki size 91.00 MB. Spesifikasi kedua laptop yang digunakan untuk pengujian dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.2 Spesifikasi laptop yang digunakan User 1 (HP Probook 4411s) Processors
User 2 (HP Mini 200-4220tu)
Intel Core 2 Duo T6570
Intel Atom N2800 (1.86 GHz,
(2.1 GHz, 2MB L2 cache)
1MB L2 cache)
Memory
2 GB 800MHz DDR2
2 GB 1333MHz DDR3
Video
ATI Mobility Radeon HD
Intel Graphics Media
14
Graphic
4330
Accelerator 3600
Display
14.0-inch diagonal LED-
10.1-inch diagonal WSVGA
backlit HD anti-glare (1366
anti-glare LED-backlit display
x 768)
(1024 x 600)
Hard Drive
250 GB SATA (5400 rpm)
320 GB SATA (5400 rpm)
Network
Marvel Yukon 88E8072
Realtek PCIe FE Family
Card
Gigabit Ethernet
Controller
Wireless
Intel(R) WiFi Link 5100
Atheros AR9485 802.11b/g/n
Network
AGN
Type Operating
Windows 7 Ultimate 32 bit
Windows 7 Professional 32 bit
Mozilla Firefox 23.0.1
Mozilla Firefox 5.0.1
System Web Browser
Pengujian dilakukan sebelum menggunakan Custom Limitation QoS maupun Built-in Limitation QoS dan diperoleh data seperti pada tabel di bawah : Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kinerja
5.
User 1
User 2
Tanpa QoS
32,667 KBps
159,834 KBps
Built-in Limitation
57,935 KBps
63,349 KBps
Custom Limitation
55,367 KBps
54,476 KBps
Kesimpulan Dari hasil perancangan dan pengujian sistem secara keseluruhan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Implementasi Custom Limitation QoS dilakukan dengan cara membuat kategori koneksi, melakukan penandaan koneksi dan paket pada Firewall Mangle dan melakukan pengelompokkan limitasi koneksi pada Queue Tree. 2. Dengan mengimplementasikan Custom Limitation QoS, bandwith dapat dibagi menurut kriteria koneksi yang beragam dan disalurkan menyesuaikan
15
dengan banyaknya user yang sedang aktif, sesuai dengan rule yang telah dibuat pada Mangle dan Queue Tree.
Daftar Pustaka Cartealy, Imam. 2012. Tips & Trik Mikrotik Router OS untuk SOHO. Yogyakarta : Andi. Christ, Novan. 2009. Advance Hotspot QoS, Mikrotik User Meeting. Yogyakarta : Citraweb Nusa Infomedia Hartono, Rudi dan Agus Purnomo. 2011. Wireless Network. Solo: D3 TI FMIPA UNS. Riyadi, Valens. 2011. Mikrotik Certified Training Essentials. Modul MikroTik Certified Network Administration (MTCNA). Yogyakarta : Citraweb Nusa Infomedia Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta : Andi Towidjojo, Rendra. 2012. Mikrotik Kung Fu Kitab 1. Yogyakarta : Andi. Utomo, Eko Priyo. 2012. Wireless Networking. Yogyakarta : Andi. Dewobroto, Pujo. [Online] “Fitur-fitur Hotspot Mikrotik”, diakses dari http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=49, diakses pada tanggal 9 Agustus 2013 Riyadi, Valens. [Online] “Mendalami HTB pada QoS Mikrotik Router OS”, diakses dari http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=29, diakses pada tanggal 8 Agustus 2013
16