Siapakah Kita ?
Local Genius sebagai Competitive Advantage
Benua Maritim Nusantara (Archipelagic State), 6º LU-11º LS; 92º-142º BT, wilayah daratan +1.64 juta km², wilayah laut : +5.9 juta km², +3.2 juta km² perairan territorial dan +2.7 juta km² perairan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), Jumlah pulaunya + 17508 buah, bentang garis pantai + 81000 km.
PY O C
Oleh : Pecinta Tanah Air
Bangsa Pluralis yang hidup di :
JAMBI BANGKA
PALEMBANG
MAMUJU
PALANGKA RAYA
SORONG
BANJARMASIN
JAYAPURA
BENGKULU
KENDARI
AMBON
BANDARLAMPUNG MAKASAR
JAKARTA SERANG BANDUNG
Laut
SEMARANG
Banda
SURABAYA
Laut Arafuru
MATARAM
YOGYAKARTA
DENPASAR
KUPANG
Timor
Pasific Rim
Tanah Genting “ KRA”
LEGENDA : : Daerah rawa-rawa di Indonesia : Batas Propinsi : Jalur Niaga (masa lalu) : ALKI : I, II, III : Lintas Palapa (masa depan, jalur super tanker)
PY
ALKI II ALKI III
ALKI I
P. KALIMANTAN
P. SUMATERA
O
Laut
P. SULAWESI P. IRIAN JAYA P. JAWA
Kep. MALUKU Kep. NUSA TENGGARA
C
Samudera Indonesia
Ada pendapat bahwa : sebelum Perang Dunia II daerah rawa pantai merupakan suatu “massa graf” (kuburan massal) bila akan dibuka.
Sumber peta P.U.T.L Team Teknik Survey Lapangan
Diagram peta rawa-rawa di Indonesia. Luasnya± 35 juta Ha, diantarannya 5 juta Ha berada dalam pengaruh pasang surut air laut. 1 juta Ha. akan direklamasi dalam 5 tahun ini.
Hakekat Mendidik Bangsa
Keterpurukan Harkat dan Martabat bangsa adalah Citra Buruk dunia Pendidikan khususnya Perguruan Tinggi yang telah melahirkan para pemimpin & cendikiawan bangsanya.
C
O
Kegagalan didalam meletakkan kebijakan atas arah pendidikan akan menjadi awal kerugian yang menyebabkan keterpurukan harkat dan martabat bangsanya.
Tingginya penguasaan ilmu seseorang dapat diukur dari kemampuannya merendah untuk mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa dengan ilmunya.
Betapapun hebatnya program pendidikan, jika tidak dilandasi budaya bangsa, itu bukan pengembangan masyarakat. Betapapun cepatnya kemajuan program pendidikan, jika konsepnya salah arah, hasilnya akan mubazir dan membingungkan masyarakat. Betapapun teraturnya program pendidikan, jika hasilnya tidak menggerakkan partisipasi masyarakat, jangan berharap keberlanjutan manfaatnya.
PY
Mawas Diri
Dalam konteks pendidikan nasional sering Jatidiri kurang menarik perhatian para pemimpin juga pendidik bangsa saat ini, maknanya hanya sebatas kata yang kurang mengandung emosi nasionalisme. Substansi kurikulum pendidikan nasionalnya nyaris melupakan Jatidiri, termasuk di Perguruan Tingginya.
Selintas Kenangan
Pelajaran dari Sejarah Keruntuhan Kerajaan diawali dengan : Kerusakan Lingkungan – Ketahanan Pangan Ketidakadilan – Semangat Disintegrasi Globalisasi – Persaingan Dalam Perdagangan
C
O
PY
Pengalaman/Sejarah adalah guru yang paling bijak Kutai + 400 – 750 M -> + 350 th Sriwidjaja + 700 – 1400 M -> + 700 th Syailendra + 750 – 1000 M -> + 250 th Madjapahit + 1292 –1525 M -> + 230 th Demak + 1450 –1625 M -> + 175 th Penjajahan + 1600 – 1945 M -> + 345 th Kerajaan-2 di Indonesia adalah :
Negara Maritim-Agraris-Niaga
Semua bertumpu pada Budaya Rawa & Pantai yang Indologis.
Bagaimana Kondisi Masa Kini ?, Silahkan merenung, Jawablah dengan Jujur !!!, dan Dimana peran serta Perguruan Tingginya ?.
Visi
Jatidiri Bangsa & Negara
– – –
PY
C
O
Pernah berjati diri : Maritim-Agraris-Niaga Sekarang : Agraris, akibat kecelakaan sejarah Perlukah kembali ke jatidiri dan kodrat kita ? Bagaimana caranya ? Persepsi & Citra Bangsa masa kini :
(empat pokok pikiran pada Pembukaan UUD ‘45)
Penghasil Bahan Mentah industri bangsa asing Konsumen produk industri bangsa asing Tempat Investasi yang menguntungkan
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Sudah sejauh mana pencapaiannya setelah 63 th merdeka, atau seabad bangkit?
Local Genius
C
O
PY
Dalam kaidah ilmu pengetahuan definisi dirumuskan berdasar pada asumsi, dan asumsi akan berhadapan pada pilihan keberpihakan yang diungkapkan atas keadaan : apa adanya, berarti obyektifitas sebagai alasan. bagaimana sebaiknya, berarti moralitas sebagai pertimbangan Ilmuwan biasanya berjalan di lorong pertama, orang arif bijaksana di lorong kedua. Kesalahan definisi akan membawa ke lorong buntu sebagai bentuk kebodohan tidak mampu menyelesaikan masalah. Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk seseorang mengambil keputusan. Bagaimana kalau orang tersebut tidak pernah mengambil keputusan bertindak ?, hanya berputar putar pada analisis atau sebagai pengamat masalah?, dapatkah dia dikatakan sebagai orang yang berilmu ?.
Sejenak Renungan Perlu Introspeksi tentang keberadaan NKRI dan kedaulatannya diseluruh wilayah negaranya. Sebagai masalah : Kerusakan Lingkungan, Ketidakadilan dan Globalisasi, bagaimana menyikapinya ?. Diperlukan Ilmu Pengetahuan dalam matra udara, darat dan lautnya, yang dikuasai oleh pelaku pembangunan, yang langsung terkait dengan permasalahan nasional. Apakah Pendidikan Nasional sudah Indologis?, menjadikan “Local Genius” Genius” sebagai modal penyelesaian masalahnya?
Sekilas Gagasan
Sekilas Gagasan
C
O
PY
Memberdayakan kodrat & tata letaknya yang Strategis dilintasan niaga lokal, nasional, regional maupun Internasional. Memberdayakan Potensinya yang melimpah baik yang berasal dari udara, laut dan darat, guna menunjang aneka ragam budidaya & energi yang berkelanjutan. Strategi pengembangannya melibatkan partisipasi seluruh komponen bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan terkait dan untuk ini perlu “community education” education” yang Indologis.
Penyusunan Tata Ruang Nasional selaras dengan penegakan kembali Jatidiri bangsa : Maritim-Agraris-Niaga, melalui kedaulatan di ketiga matranya (laut+darat+udara) secara sinergis berbingkai negara kepulauan dengan budaya pluralis. Martabat & kesejahteraan masyarakatnya menjadi orientasi utama pembangunan. Antisipatif terhadap perkembangan Global di Ruang Publik Internasional Pasific Rim. Untuk itu semua perlu pendidikan nasional yang Indologis.
Strategi Pendidikan
Secerah Harapan
O
C
Ada peluang untuk berkembang melalui manajemen Aset yang berkelanjutan untuk mendukung budidaya yang selalu tumbuh berkembang.
Diperlukan Perubahan orientasi Pendidikan Pemanen menjadi Berbudidaya Konsumtif menjadi Produktif Statis-Pasif menjadi Dinamis-Produktif “Top Down Concept” Concept” menjadi “Synergetic Between Top Down and Bottom Up Concept” Concept”, “push supply to pull demand” demand”
PY
Ada bukti “Succes Story” Story” yang cukup panjang dan “significant” significant”
Letaknya strategis dilintas Perdagangan Global Khusus “Ruang Publik Pasific Rim” Rim” yang dinamis dapat mendukung pembangunan nasional, sekaligus ikut mengatur tata tertib global.
Perlu “Master Plan & Tata Ruang” Ruang” yang mantap, Perlu “Man Power Planning” Planning” yang berdasar
“Pendidikan Nasional” Nasional” yang berjatidiri. Untuk itu perlu “Strategi Implementasi” Implementasi” yang mendapatkan perlindungan “Keputusan Politik” Politik”
Perubahan Orientasi Pembangunan Nasional dari : “Agraris“ Agraris“ menjadi
Aspek Strategis
C
O
PY
Kedaulatan dalam pengelolaan matra darat-lautudara harus disusun didalam kesatuan Tata Ruang yang menyatu sinergetic. Aspek Kodratis Geografis dan Lingkungan Hidup dan budayanya sebagai pertimbangan utama. Kawasan sebagai Sub Ruang Strategis harus mendapatkan prioritas perhatian secara khusus. Indologi sebagai Roh pengelolaan aset nasional. Prospektif & Antisipatif terhadap perkembangan Budaya & Tata Niaga global, terutama dikawasan Asia Tenggara & Pasific Rim.
“Maritim-Agraris-Niaga” Maritim-Agraris-Niaga”, Sinergtic “Inward & Outward Looking” Looking”, dengan “community development” development” sebagai sasarannya.
Local Genius : Ilmu Pengetahuan yang Indologis, keharmonisan hubungan ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan kondisi lingkungan fisik dan budaya setempat, atau dengan ungkapan: ”daya ungkit ilmu pengetahuannya dalam mengangkat harkat dan martabat bangsanya” bangsanya”.
Terima Kasih Semoga Sukses
PY O
C
Tersapu Karena Ragu Bersatu Untuk Maju