IMPLEMENTATION OF AUGMENTED REALITY IN THE FORM OF LOCATION BASED SERVICES (LBS) AT THE MUSEUM JOANG ’45 JAKARTA BY USING THE LAYAR PLATFORM ON THE ANDROID AND IPHONE 1
Akbar Hidayat (50407074) 2 Dr. Dewi Agushinta R. 1 Mahasiswa Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 164264 telp (021) 78881112,
[email protected] 2 Pembantu Dekan Bagian Akademik Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma,
[email protected]
ABSTRAK Implementasi Augmented Reality di Museum Joang ’45 Jakarta berupa Location Based Service (LBS) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pendaftaran sebagai developer pada Layar, pembuatan akun pada website developer Hoppala, pembuatan Layer, pencarian data objek koordinat latitude dan longitude, informasi berupa penjelasan singkat mengenai objek, alamat, nomor telepon, website dan email. Tahap pencarian koordinat sangat penting, karena koordinat merupakan inti dari Point of Interest (POI) yang akan menentukan posisi objek ketika Layer dijalankan. Pada projek implementasi ini, Penulis membuat Augmented Reality berupa Location Based Service (LBS) dengan menggunakan Platform Layar. Platform Layar menyediakan layanan pembuatan LBS yang hasilnya disebut dengan Layer. Dalam membangun sebuah Layer dibutuhkan data objek. Dalam manajemen data, Penulis menggunakan website provider Hoppala yang dapat memermudah manajemen data ketika akan melakukan perubahan data, serta secara otomatis merupakan web hosting dimana URL-nya yang disebut overlay URL akan digunakan untuk pengkoneksian terhadap server Layar. Implementasi ini bertujuan untuk memudahkan para pengunjung Museum Joang ’45 Jakarta. Aplikasi yang tercipta berupa suatu Layer yang berjalan pada Platform Layar dibuat sedemikian sederhana dan menarik dengan menampilkan sisi Augmented Reality ke dalamnya. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dalam pencarian informasi dan letak dari museum tersebut. Kata Kunci : Android, Augmented Reality, Iphone, Layar, Layer dan Location Based Service. ABSTRACT Implementation of Augmented Reality in Museum Joang '45 Jakarta as Location Based Service (LBS) consists of several stages, namely registration as a developer on the Layar, making an account on the website provider Hoppala, making Layer, searching object data latitude and longitude coordinates, searching information about the object, address, phone number, website and email. Coordinate the search stage is very important, because the
coordinates are the most important part of the Point of Interest (POI) which will determine the position of the object when the layer is executed. This AR implementation forms Location Based Service (LBS) using Layar Platform. The Layar provides a service for creation platform LBS which is called Layer. It needs data to build a Layer object. Website provider Hoppala can simplify data management. It will make changes to the data, and is automatically as a web hosting where the URL is called URL overlay used to connect to the Layar server. This implementation is intended to facilitate the visitors of Museum Joang '45 Jakarta. Application creates the form of a layer runs on a Layar platform is made simple and interesting by displaying the Augmented Reality into the application. The application is expected to facilitate visitors in searching information and location of the museum. Keywords: Android, Augmented Reality, Iphone, Layar, Layer and Location Based Service. PENDAHULUAN Museum Joang ‘45 merupakan museum yang berada di Jakarta yang saat ini pengelolaannya dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta (wikipedia, 2011). Koleksi yang menjadi daya tarik pengunjung dari museum tersebut adalah adanya mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden RI pertama yang dikenal dengan nomor REP 1 dan REP serta koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945 - 1950. Pada saat ini Museum Joang ’45 masih menggunakan cara manual dalam memublikasikan objek yang terdapat pada museum tersebut. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang dalam berbagai aspek kehidupan saat ini menjadikan para pengembang teknologi untuk membuat aplikasi baru yang bertujuan untuk lebih memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang berbasis mobile. Augmented Reality (AR) atau dapat disebut juga sebagai Realitas Tertambah merupakan integrasi elemen digital yang ditambahkan ke dalam dunia nyata secara waktu nyata dan mengikuti keadaan lingkungan yang ada di dunia nyata serta dapat diterapkan pada perangkat mobile. Teknologi ini telah ada selama hampir 40 tahun yang sebelumnya telah diperkenalkan dengan aplikasi Virtual Reality (VR) untuk pertama kalinya. Penggunaan AR saat ini telah menyebar ke segala aspek di dalam kehidupan dan akan mengalami perkembangan yang signifikan untuk ke depannya. Augmented Reality (AR) banyak digunakan dalam berbagai bidang, contohnya pada bidang hiburan, bidang periklanan hingga ke bidang pembelajaran (edukasi). Terinspirasi dari banyaknya Museum di Indonesia yang masih menggunakan sistem manual di dalamnya, Penulis ingin memberikan sedikit inovasi untuk Museum yang ada di Indonesia agar lebih menarik dan interaktif yaitu dengan menerapkan AR pada tempat bersejarah yang terdapat pada Museum Gedung Joang’45. Projek pengimplementasian Augmented Reality di Museum Gedung Joang ’45 pada Android dan iPhone dibuat berdasarkan masalah tersebut. Pengunjung yang memiliki Android maupun iPhone diharapkan dapat dengan mudah mendapatkan informasi pada objek
Museum Joang ’45 dan objek lain di sekitarnya hanya dengan mengaktifkan aplikasi Layar serta mengarahkan kamera ke objek yang diinginkan. Pada penulisan tugas akhir ini, Penulis akan mengimplementasikan Augmented reality yang berupa Location Based Services (LBS) dengan menggunakan platform Layar yang akan menampilkan informasi lokasi dari museum dan beberapa lokasi objek penting di sekitar museum serta informasi yang terkait dengan lokasi objek tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Museum Joang '45 Gedung yang dibangun sekitar tahun 1920-an ini merupakan tempat yang menjadi kisah atau titik awal sebuah sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada awalnya Museum Joang ’45 adalah bangunan sebuah hotel yang dikelola oleh keluarga “L.C. Schomper” seorang berkebangsaan Belanda yang telah lama menetap di Batavia. Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942-1945 dan menguasai Batavia, maka hotel yang diberi nama Schomper ini pun berpindah tangan kepada para pemuda Indonesia dan diberi nama Ganseikanbu Sendenbu atau dalam terjemahannya adalah Jawatan Propaganda Jepang. Setelah gedung tersebut berpindah tangan, maka berubah pula fungsinya. Pada tahun 1942, gedung tersebut dijadikan sarana pendidikan dan politik bagi para pemuda Indonesia yang dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Jepang. Koleksi Museum Di museum ini dapat dilihat jejak perjuangan kemerdekaan RI dengan koleksi benda peninggalan para pejuang Indonesia. Di antaranya adalah mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2, serta Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini. Selain itu ada pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung-patung dada. Pengenalan Augmented Reality Realitas tertambah atau lebih dikenal dengan Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi dan menampilkannya dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan. Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan kegiatan dalam dunia nyata.
Realitas tertambah dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur, realitas tertambah juga telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam. AR didefinisikan sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam dunia nyata (Ronald T. Azuma, 1997). Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif. Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata, realitas tertambah juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada. Menambah sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan di atas gambar meja nyata, sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna. (tiosijimbo.wordpress.com, 2009). Location Based Services (LBS) Location Based Services merupakan sebuah sistem layanan yang cara kerjanya tergantung pada letak koordinat latitude dan longitude suatu objek. Sistem ini digunakan untuk menampilkan posisi dari suatu objek yang akan ditampilkan pada kamera perangkat mobile. Layanan yang terdapat pada LBS tidak sebatas informasi posisi suatu objek akan tetapi LBS juga dapat menampilkan deskripsi tentang objek tersebut, untuk sebagian kasus seperti LBS pada objek gedung tertentu, LBS bisa memberikan informasi tambahan seperti nomor telepon, email dan homesite dari gedung tersebut. Pengenalan Platform Layar Layar tidak hanya sebuah aplikasi. Namun terdapat kandungan Augmented Reality dan pengiriman platform yang mencakup Browser Layar dan jasa beberapa platform. Kebanyakan orang hanya mengetahui Layar sebatas browser. Browser Layar menunjukkan apa yang ada di sekitar dengan menampilkan informasi tepat guna di atas dunia nyata seperti yang terlihat melalui kamera ponsel. Teknologi ini disebut AR. Melalui Browser Layar, dan sambil melihat sekeliling, seseorang dapat menemukan rumah untuk dijual atau fakta menarik tentang lokasi seseorang berdiri di depan, tetapi juga pengalaman jenis baru seni 3D, melihat bagaimana tempat digunakan untuk terlihat seperti ratusan tahun yang lalu atau berjalan melalui lingkungan masa depan seseorang dalam 3D. Layar bekerja dengan menggunakan kamera telepon mobile, kompas dan data GPS untuk mengidentifikasi lokasi pengguna dan bidang pandang. Berdasarkan koordinat geografis ini, data yang diambil dari database kemudian ditampilan pada kamera.
Platform Layar membuat setiap orang dapat menciptakan pengalaman mereka sendiri mengenai Augmented Reality. Lebih dari 1500 lapisan diterbitkan. Lapisan tersebut dikembangkan oleh komunitas global penerbit Layar, produsen, merek terkemuka dan lembaga. Layanan yang ditawarkan meliputi Application Programming Interface (API) melalui pengalaman AR diciptakan. Layar API mendukung layanan untuk data dinamis dan hidup, otentikasi, 3D dan animasi tekstur, interaksi yang kaya, pengindeksan dan pencarian.
Gambar 1. Tampilan Aplikasi Layar ANALISIS DAN PERANCANGAN Ekosistem Layar
Gambar 2. Model Sistem Pemublikasian Layer pada Aplikasi Layar (www.slideshare.net/layarmobile) Ekosistem Layar merupakan sistem yang secara umum menjelaskan cara pempublikasian Layer pada aplikasi Layar yang telah dibangun oleh perusahan atau perorangan yang mengembangkan Layer untuk Layar. Layer pada Layar merupakan suatu informasi digital yang berupa aplikasi yang bisa dijalankan pada platform Layar melalui perangkat mobile. Aplikasi yang dimaksud berupa aplikasi yang berhubungan dengan Informasi-informasi posisi objek di sekitar dengan menggunakan teknologi Augmented Reality. Cara kerja ekosistem Layar sebagai berikut. 1. Brand Publisher sebagai pihak/ perusahaan yang telah memiliki brand akan merencanakan untuk pembuatan sebuah konten yang sekiranya akan berguna untuk masyarakat umum atau untuk istilah pemasarannya “High Quality Content”. 2. Konten terbaik akan diserahkan ke pihak developer (pengembang Layer) untuk membuat sebuah Layer yang disesuaikan dengan konten. Dalam pembuatan sebuah Layer, developer dituntut untuk kreatif agar Layer yang dihasilkan dapat menarik perhatian pengguna.
3. Layer yang telah selesai dikerjakan akan dipublikasikan ke platform Layar. Untuk pemublikasian, semua data statistik pada konten dan metadata pada Layer harus dimasukkan. 4. Langkah terakhir adalah pendistribusian Layer ke pengguna. Untuk menemukan Layer yang telah dipublikasikan, pengguna harus melakukan pencarian sesuai nama dari layer tersebut dengan menggunakan aplikasi Layar pada perangkat bergerak. Arsitektur Layar
Gambar 3. Model Arsitektur aplikasi Layar (www.slideshare.net/layarmobile) Arsitektur Layar pada gambar 3 menjelaskan cara kerja platform Layar untuk menjalankan konten pada Layer. Adapun cara kerjanya sebagai berikut. 1. Perangkat bergerak smartphone saat ini seperti Iphone dan Android telah diberikan fasilitas berupa GPS data dari satelit, sehingga semua smartphone dapat menjalankan semua aplikasi yang berhubungan dengan GPS. 2. Untuk menjalankan sebuah Layer, pengguna harus melakukan pencarian nama Layer yang diinginkan. Proses kerja dari pencarian tersebut adalah dengan pengambilan Layers dan Point Of Interests (POIs) yang telah tersimpan di server Layar. POIs merupakan sebuah link website provider yang di dalamnya berisikan konten untuk Layer. 3. Layar Publishing Environment berisikan data-data sebuah Layer yang telah dipublikasikan ke Layar. Semua informasi Layer akan secara otomatis dimasukkan ke dalam server Layar ketika Layer telah dipublikasikan, sehingga server dapat mendefinisikan isi konten dari Layer tersebut. 4. Layar Service Provider merupakan sebuah provider berupa web service untuk para developer yang akan membuat sebuah Layer. Untuk penulisan kali ini, Hoppala sebagai provider digunakan untuk dapat menjalankan Layer, developer harus telah mendapatkan POI dari Layer Konten Source, biasanya sebuah provider telah memberikan langsung POI tersebut secara otomatis. 5. Layer Konten Source berisikan POI, kode sumber dan data-data dalam pembuatan konten untuk sebuah Layer.
6. Pengguna bisa menggunakan perangkat bergeraknya untuk menjalankan Layer yang telah disimpan ke server Layar dengan proses yang telah dijelaskan sebelumnya dengan menggunakan aplikai Layar. Pencarian Koordinat (Latitude dan Longitude) Koordinat untuk sebuah konten Layer yang berupa Location Based Service (LBS) merupakan hal yang sangat penting. Koordinat memiliki peranan penting untuk menampilkan posisi objek. Ada dua cara untuk melakukan pencarian koordinat sebuah objek, yaitu dengan menggunakan alat yaitu GPS Garmin dan penggunaan Google Earth atau Google Map dengan Sattelite. GPS Garmin awalnya digunakan untuk pencarian koordinat yang belum terdeteksi oleh google, akan tetapi sekarang google earth sudah bisa mengcover seluruh posisi objek apapun di bumi. Oleh karena itu, Penulis menggunakan google earth dalam pencarian koordinat posisi objek. Pencarian Koordinat menggunakan Google Earth Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan pencarian koordinat (latitude, longitude) dari lokasi suatu objek. Tahapan ini dapat dilihat dalam gambar 4 berikut.
Gambar 4. Model Sistem Pencariaan Koordinat Menggunakan Google Earth Tahapan – tahapan perancangan untuk setiap bagian dari proses pencarian koordinat dijelaskan berikut. Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Ada berbagai macam jenis satelit, untuk melakukan pencarian koordinasi satelit yang digunakan merupakan satelit navigasi. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik di permukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah Global Positioning System (GPS) milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata. Sebuah perangkat desktop komputer atau perangkat bergerak memerlukan koneksi internet untuk mendapatkan sinyal langsung ke satelit dalam pencarian data GPS pada permukaan bumi.
Internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/ IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Dalam pencarian koordinat fasilitas internet sangat dibutuhkan untuk mendapatkan sinyal ke satelit navigasi. Sinyal yang didapat merupakan data-data yang bersangkutan dengan GPS pada suatu objek. Hal yang terpenting pada pengimplementasian LBS adalah informasi koordinat lokasi suatu objek yang berupa latitude dan longitude. Aplikasi Google Earth digunakan untuk pencarian lokasi suatu daerah di permukaan bumi. Untuk melakukan pencarian titik koordinat suatu objek terlebih dahulu kita melakukan pencarian lokasi tempat objek tersebut berada. Pada aplikasi ini terdapat fitur search untuk melakukan pencarian.
Gambar 5. Fitur Search pada Google Earth Gambar 5. merupakan tampilan dari fitur search yang terdapat pada aplikasi google earth. Untuk melakukan pencarian pengguna harus memasukkan kata kunci ke dalam field “Fly to”.
Gambar 6. Hasil Pencarian Lokasi Museum Joang 45 Gambar 6. merupakan tampilan hasil pencarian lokasi Museum Joang 45 yang berbentuk peta 3 dimensi. Koordinat merupakan bagian inti dari suatu Location Based System (LBS). Koordinat yang didapatkan harus berupa Latitude dan Longitude. Lokasi objek berdasarkan Latitude dalam istilah bahasa Indonesia adalah garis lintang, merupakan garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap
garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang merupakan penghitungan sudut dari 0° di khatulistiwa sampai ke +90° di kutub utara dan -90° di kutub selatan. Latitude (biasanya dinotasikan dengan huruf Yunani phi ( φ )) sering diukur dalam derajat, dengan menit dan detik untuk pengukuran lebih halus. Misalnya, Gedung Museum Joang 45 memiliki lintang 6° 10′ 10.15″ S yaitu 6 derajat 10 menit ditambah 10.15 detik. Dengan melakukan perhitungan dalam derajat secara manual maka didapatkan hasil 6.186137. Lokasi objek berdasarkan Longitude dalam istilah bahasa Indonesia adalah garis bujur menggambarkan lokasi sebuah tempat di timur atau barat Bumi dari sebuah garis utaraselatan yang disebut Meridian Utama. Longitude diberikan berdasarkan pengukuran sudut yang berkisar dari 0° di Meridian Utama ke +180° arah timur dan −180° arah barat. Dengan menggunakan aplikasi Google Earth kita tidak perlu melakukan perhitungan manual untuk mendapatkan hasil dari Latitude dan Longitude posisi suatu objek. Kita hanya perlu melakukan klik kanan kanan pada posisi objek di tampilan hasil pencarian dengan google earth kemudian pilih Direction from Here atau Direction to Here. Secara otomatis hasil Latitude dan Longitude akan keluar di bagian fitur search – Directions pada aplikasi Google Earth.
Gambar 7. Proses Pencarian Koordinat pada Google Earth Gambar 7. merupakan halaman tampilan ketika melakukan klik kanan pada lokasi Museum Joang 45.
Gambar 8. Hasil Pencarian Koordinat pada Google Earth
Gambar 8. merupakan tampilan hasil pencarian koordinat Museum Joang 45 yang ditampilkan di dalam field “Fly to”. Tampilan Aplikasi Layar Pada aplikasi Layar terdapat 4 buah menu utama, di antaranya adalah Favorites, Recent, Layers dan Setting. Menu Favorites Menu ini berisikan sejumlah layer yang telah disimpan, cara untuk menambahkan daftar favorite adalah dengan mengklik pilihan “add a layer to your favorites” sehingga layer akan tersimpan sebagai layer favorite.
Gambar 9. Tampilan Menu Favorites Menu Recent Menu recent pada aplikasi Layar adalah menu yang menampilkan sejumlah layer yang telah dijalankan sebelumnya. Layer yang muncul pada menu ini secara otomatis akan berganti tergantung seberapa sering pengguna menggunakan layer tersebut. Untuk menu ini, pengguna tidak dapat menyimpan atau menghapus layer yang muncul, dikarenakan menu ini akan menampilkan menu-menu yang sebelumnya pernah digunakan secara otomatis berdasarkan tanggal saat aplikasi dijalankan.
Gambar 10. Tampilan Menu Recent
Menu Layers Menu Layers pada aplikasi Layar merupakan menu yang menampilkan Layer sesuai dengan keinginan pemakai. Pada menu ini pengguna dapat mencari layer dengan cara menggunakan fasilitas search yang disediakan. Layer yang telah dipublikasikan oleh developer akan secara langsung terbaca ketika pengguna melakukan pencarian. Akan tetapi, untuk seorang developer bisa melakukan pencarian layer yang belum dipublikasikan dengan cara login account yang dimiliki developer tersebut, sehingga semua layer buatannya yang belum terpublikasi akan tampil di menu layers ini. Untuk cara login account akan dijelaskan pada bagian menu settings.
Gambar 11. Tampilan Menu Layers Menu Settings Menu setting pada aplikasi Layar beisikan sejumlah menu yang berfungsi untuk melakukan pengatur untuk penyesuaian penggunaan aplikasi oleh pengguna.
Gambar 12. Tampilan Menu Settings Pada menu setting ini terdapat submenu yang memiliki fungsi yang berbeda. Adapun submenu yang tersedia adalah Options, Account, About Layar dan Intro. a. Submenu Options Pada menu Options ini terdapat beberapa pengaturan yang bersifat umum, sejumlah pengaturan yang tersedia dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna aplikasi.
Gambar 13. Tampilan Submenu Options b. Submenu Account Pada submenu ini pengguna yang merupakan seorang developer dapat melakukan login account miliknya. Ketika telah melakukan login, pengguna dapat melakukan pencarian layer miliknya untuk melakukan uji coba terhadap layer yang telah dikerjakan sebelum layer tersebut dipublikasikan.
Gambar 14. Tampilan Submenu Account Pada submenu account terdapat menu login yang berfungsi untuk mengaktifkan account seorang developer. Pengaktifan account ini berfungsi untuk melakukan pencarian terhadap layer yang telah dibuat oleh developer tersebut sebagai uji coba sebelum layer dipublikasikan. c. Submenu About Layar Ketika pengguna memilih ini maka secara otomatis perangkat bergerak akan membuka web browser ke alamat aplikasi Layar yang berisikan informasi mengenai aplikasi Layar. d. Submenu Intro Submenu ini berisikan sebuah program flash yang menjelaskan tentang cara penggunaan aplikasi layar. Rancangan Output Layer Di bawah ini merupakan gambar dari rancangan tampilan output dari layer Museum Joang ’45. Ketika layer dijalankan, maka terlebih dahulu akan muncul penjelasan singkat mengenai isi dari konten layer tersebut, kemudian pengguna memilih Launch untuk menuju layar output berikutnya yaitu pengaturan jarak maksimal pembacaan posisi objek. Pengaturan
yang dilakukan sesuai dengan keinginan pengguna yang selanjutnya memilih Apply untuk membuka tampilan output layer yang berisikan titik-titik posisi objek.
Gambar 15. Rancangan Tampilan Penjelasan Singkat Konten Gambar 15 merupakan rancangan tampilan output ketika layer pertama kali dijalankan. Di dalamnya terdapat deskripsi singkat tentang layer. Kemudian sentuh tombol “Launch” yang terdapat di sisi kanan atas halaman untuk menuju ke halaman output selanjutnya.
Gambar 16. Rancangan Tampilan Pengaturan Jarak Maksimal Pembacaan Posisi Objek Gambar 16 merupakan rancangan tampilan output yang di dalamnya terdapat pengaturan jarak maksimum pembacaan objek. Jarak maksimum untuk pembacaan objek adalah 100km. Sentuh tombol “Apply” untuk membuka halaman output selanjutnya.
Gambar 17. Rancangan Tampilan Titik-titik Posisi Objek
Gambar 17 merupakan rancangan tampilan output ketika pengguna melakukan pencarian titik posisi objek. Titik posisi objek yang terdeteksi akan muncul berupa bulatanbulatan. Setiap bulatan memiliki informasi yang terletak di bagian bawah halaman output. Untuk memudahkan pengguna menemukan posisi objek, pada halaman output tersedia radar yang di dalamnya terdapat titik-titik objek yang terdeteksi, sehingga pengguna hanya perlu mengarahkan kamera ke arah titik yang terdeteksi oleh radar. IMPLEMENTASI DAN HASIL Cara Menjadi Developer di Layar Sebelum membuat sebuah Layer pada platform Layar, terlebih dahulu dilakukan pendaftaran akun di website http://layar.com. Langkah-langkah berikut akan menjelaskan para calon developer untuk mendaftar sebagai developer: 1. Membuka website Layar http://www.layar.com/ dan memilih "Create" untuk menuju ke bagian Development http://site.layar.com/development/. 2. Melanjutkan proses dengan mengklik pada tombol yang berwarna oranye "Become a developer". 3. Kemudian akan ditampilkan log halaman pertama. Jika belum memiliki akun Layar, di sini calon developer dapat membuat akun Layar terlebih dahulu. 4. Jika sudah login, formulir pendaftaran developer ditampilkan. 5. Melakukan pengisian formulir pendaftaran developer serta menerima syarat & ketentuan (untuk developer/ penerbit) untuk mengaktifkan account developer seperti yang terlihat pada gambar 3.1. 6. Setelah menyimpan form, situs penerbitan ditampilkan. Sementara itu, sebuah tombol biru “My Layer” ditampilkan di sebelah nama pengguna pada bagian kanan atas halaman.
Gambar 18. Field Pendaftaran Akun Layar Setelah akun layar (sebagai developer) dibuat, langkah-langkah untuk mengakses situs penerbitan sebagai berikut: 1. Membuka website www.layar.com dan log in dengan akun layar. Akun ini harus diverifikasi dan memiliki peran sebagai developer yang telah diaktifkan.
2. Setelah log in, klik tombol "My Layer" untuk mendapatkan akses ke bagian
publishing (penerbitan). Pembuatan Layer Pada bagian ini, akan dijelaskan bagaimana membuat layer di bagian publishing. Setelah mendaftar untuk menjadi developer berhasil, developer diberi hak untuk mengakses bagian publishing. Setelah itu dilakukan, developer dapat mengikuti 5 langkah yang ditunjukkan berikut ini untuk membuat layer di bagian publishing: 1. Login dengan akun layar (https://www.layar.com/akuns/login). Layar akun ini harus diverifikasi dan dengan peran sebagai developer diaktifkan. Pada bagian ini penulis log in dengan menggunakan akun developer “Amiranto” sebagai pihak developer di perusahaan Jspot Mobile. Jspot Mobile merupakan perusahaan tempat penulis mengerjakan projek tugas akhir ini. 2. Klik pada tombol "My Layer" yang terletak di samping nama pengguna pada bagian kanan atas halaman.
Gambar 19. Setelah Login 3. Setelah halaman My Layer muncul, pilih tab “Layers” yang terdapat di bagian kiri
atas halaman My Layer.
Gambar 20. Halaman Pembuatan Layer
4. Klik tombol “Create Layer” untuk membuka form pembuatan Layer. Seperti yang
terlihat pada gambar 21.
Gambar 21. Form Pembuatan Layer
5. Formulir ini digunakan untuk mendefinisikan dan membuat layer di bagian publishing. Semua field wajib diisi. Seorang developer dapat memodifikasi isi field ketika layer telah dibuat, kecuali nama layer yang tidak bisa dimodifikasi. 6. Setelah mengisi semua informasi pada field, klik tombol "create layer". Setelah itu muncul halaman untuk melakukan pengaturan atau pengeditan konten pada layer.
Gambar 22. Halaman Edit Layer 7. Setelah melakukan pengaturan dan pengeditan konten pada layer klik tombol “save”
untuk menyimpan, maka secara otomatis akan menuju halaman My Layer. Pengaturan dan Edit Layer Pada bagian ini akan dijelaskan bagian-bagian field yang wajib diisi dan menyesuaikan konten dan layer yang dibuat. Untuk mengedit sebuah layer, klik pada tombol “Edit” untuk membuka halaman untuk melakukan pengeditan.
Gambar 24. Halaman Edit Tab General Secara total, pada halaman edit terdapat 9 tab: • General - informasi dasar tentang layer ini, seperti status layer. • API endpoint - informasi URL POI untuk layanan web developer yang menyediakan hotspot respon. • Listing & Indexing – informasi Listing Layer di telepon dan pengindeksan dalam Stream Layar. • Look & Feel - mengelola penampilan tampilan kamera di telepon. • Coverage - menentukan daerah layer negara dan mengatur bounding box untuk layer lokal. • Filters - mengatur pengaturan filter untuk layer. • Permissions - menetapkan penerbit yang berbeda dan menambahkan pemirsa untuk layer.
• •
Additional settings - mekanisme kompleks dapat diaktifkan di sini, seperti otentikasi pengguna untuk layer. Pricing - Mengatur harga tier untuk layer premi.
General Dalam gambar, terdapat informasi dasar tentang layer ini, seperti status layer dan email developer/ penerbit layer. Sekali lagi, jenis layer dapat diubah di sini. API endpoint
Gambar 25. Halaman Edit Tab “API endpoint” Seperti dapat dilihat bahwa URL API endpoint (yang didefinisikan ketika layer ini diciptakan) dapat dimodifikasi di sini. Sejak rilis Layar 5.0, aplikasi Layar memungkinkan bagi pengguna untuk mengunggah screenshot yang diambil langsung dari kamera ke web server layer developer. Hal ini dapat didefinisikan dalam bagian Hostedscreenshot. Listing dan Indexing Tab ini merupakan tab berisi konten yang berkaitan langsung dengan tampilan layer ketika dijalankan pada perangkat mobile. A. Listing Pada tab ini terdapat filed untuk meletakkan gambar yang akan dijadikan ikon dan screenshot ketika layer dijalankan. Pada tab ini develepor juga akan menuliskan deskripsi lengkap dan deskripsi singkat tentang isi konten dari layer yang dibuat.
Gambar 26. Halaman Edit Tab “Listing”
A. Indexing Pada tab ini terdapat field yang digunakan untuk menentukan minimal versi aplikasi untuk menjalankan layer yang telah dibuat. Serta menentukan tanggal kadaluarsa untuk sebuah layer, akan tetapi tanggal ini bersifat pilihan. Pada tab ini terdapat pilihan isi layer mengikuti alur konten yang datanya telah dibuat pada website provider. Sehingga isi dari layer mengikuti perubahan yang terjadi pada data yang telah dimasukkan ke website provider.
Gambar 27. Halaman Edit Tab “Indexing” Look and Feel
Gambar 28. Halaman Edit Tab “Look & feel” Pada halaman edit tab “Look & Feel” yang terlihat pada gambar 4.10 terdapat 2 kategori field yang akan dilakukan pengaturan yaitu Upload a Banner Icon dan Set Colors yang merupakan kategori umum untuk mengedit tab ini. A. Custom POI Indicator Widgets (CIW)
Gambar 29. Field Custom POI Indicator Widgets (CIW)
Secara default, hotspot atau titik posisi objek dalam pandangan kamera berbentuk bulatan. Developer dapat menentukan kustom CIWs nya tersendiri sesuai kebutuhan. Setiap set CIW memiliki empat kategori: • Focus: ketika dipilih • Inner: ketika itu terletak di cincin (terdekat) dalam radar • Middle: ketika itu terletak di tengah cincin radar • Outer: ketika itu terletak di ring luar radar Coverage
Gambar 30. Halaman Edit Coverage 4.3.1 Filter Ada lima filter yang berbeda yang dapat dikaitkan dengan setiap layer. Masingmasing nilai filter akan dikirim dalam permintaan untuk hotspot. Semuanya bersifat opsional. Gambar 31 menunjukkan dua dari filter (Range Slider dan Textbox).
Gambar 31. Halaman Edit Tab Filters Permissions Di dalam tab Permission terdapat field publisher yang berisikan nama dari developer layer serta email. Nama yang tercantum adalah nama yang diisi ketika seorang developer mengisi formulir pembuatan layer dan nama dapat diedit. Pada saat yang sama, kepemilikian layer dapat ditransfer dari publisher saat ini ke publisher lain dengan menggunakan menu “Assign new Publisher”. Developer juga dapat menambahkan viewer untuk layer sehingga
viewer ini dapat melihat layer pada klien layer bahkan ketika layer dalam tahap pembuatan. Akan tetapi, penambahan viewer ini bersifat opsional.
Gambar 32. Halaman Edit Tab Permission a. Tetapkan Publisher Baru
Secara default, developer layer juga merupakan publisher dari layer ini. Kepemilikan layer ini dapat ditransfer ke publisher lain dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Klik tombol "Assign new Publisher". 2. Isi alamat email publisher baru. 3. Sebuah email akan dikirimkan ke alamat email untuk memberitahukan peran dan tugas dari publisher. b. Additional Settings Dalam tab ini, pengaturan layer dapat dikonfigurasi untuk mendukung mekanisme kompleks dalam sebuah layer.
Gambar 33. Halaman Edit Tab Additional Settings Pada tab ini terdapat 8 buah field yang 7 di antaranya bersifat opsional. Pada tab ini hanya field “Show ‘Take me there’” yang digunakan. Field ini Jika diperiksa (benar), sebuah tombol akan ditampilkan pada output ketika layer dijalankan. Ketika tombol ditekan, maka pengguna akan meluncurkan ke Google Maps, yang menunjukkan lokasi Titik pada peta.
Pricing Tab ini berfungsi untuk memberikan harga pada layer yang telah dibuat. Dalam menentukan harga, seorang developer harus terlebih dahulu mengetahui negara mana saja yang mendukung untuk layer yang berbayar. Akan tetapi, untuk layer yang dibuat ini, layer bersifat gratis, sehingga pengguna dapat langsung menjalankan layer tanpa harus bayar terlebih dahulu.
Gambar 34. Halaman Edit Tab Pricing Mengatur Layanan Website menggunakan Provider Hoppala Setelah membuat dan menyesuaikan layer pada situs publisher, kunci untuk membuat layer bekerja adalah membuat sebuah layanan web yang dapat berkomunikasi dengan server Layar. Pada bagian ini, digunakan Website Provider “Hoppala”. Penggunaan website provider pada penulisan kali ini disesuaikan dengan projek “Museum Joang ’45 Jakarta”. Pembuatan Akun Hoppala Langkah-langkah berikut akan menjelaskan para calon developer untuk mendaftar sebagai user dari website provider Hoppala: 1. Buka website Hoppala http://www.augmentation.hoppala.eu/, kemudian klik Create your account here. Lihat gambar35.
Gambar 35. Halaman Login dan Pembuatan Akun Baru Hoppala 2. Kemudian akan tampil formulir pendaftaran. Isi semua field yangt tersedia, seperti terlihat pada gambar 36.
Gambar 36. Formulir Pendaftaran Akun Hoppala 3. Setelah mengisi formulir dan melakukan pendaftaran, maka pesan konfirmasi akun akan dikirim ke email yang telah dimasukkan pada field. 4. Klik link yang disediakan di email konfirmasi untuk mengaktifkan akun. Setelah akun hoppala dibuat, langkah-langkah untuk mengakses situs website provider hoppala sebagai berikut: 1. Buka website www.augmentation.hoppala.eu dan login dengan akun yang telah didaftar. 2. Setelah login, klik tulisan “Add overlay” yang tedapat di bawah kanan halaman utama. 3. Selanjutnya edit Title dan Name, isi field Title dan Name “Museum Joang’45 Jakarta”. Overlay URL merupakan link yang akan diisikan di field API endpoint URL pada tab API endpoint platform layar. Lihat gambar 4.19.
Gambar 37. Overlay Museum Joang’45 Jakarta 4.4.1 Pengisian Data Pada bagian ini akan dijelaskan cara pengisian data pada website provider Hoppala. Data yang akan diisi berupa Point of Interest (POI) yang merupakan inti dari program. Berikut langkah-langkah pengisian data POI: 1. Klik overlay “Museum Joang’45 Jakarta” untuk memunculkan halaman pengisian data POI. 2. Setelah halaman pengisian data POI muncul, klik tulisan Add augment yang terletak di kanan bawah halaman. Maka akan muncul jendela baru yang masih kosong pada sisi kanan halaman. Jendela baru itu berfungsi sebagai tempat pengisian data POI untuk 1 objek, seperti terlihat pada gambar 38.
Gambar 38. Jendela Kosong Pengisian Data POI 3. Selanjutnya klik jendela kosong tersebut, kemudian lakukan pengisian data pada jendela yang muncul. Pada jendela pengisian data terdapat 4 tab yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Berikut ini merupakan penjelasan dari tab-tab yang tersedia. a. Tab General : isi dari tab ini adalah nama objek serta penjelasan singkat mengenai objek seperti alamat objek.
Gambar 39. Jendela Pengisian Data tab General b. Tab Assets : pada tab ini website provider ini dipilih untuk menggunakan platform Layar, sehingga pilih Layar sebagai default.
Gambar 40. Jendela tab Assets c. Tab Actios : tab ini merupakan tab yang berisikan field-field yang akan menjadi informasi tambahan ketika titik objek pada layer diklik. Field yang digunakan adalah Call yang berisikan nomor telepon objek, Website yang berisikan homepage objek, dan Email yang berisikan email objek.
Gambar 41. Jendela tab Actions d. Tab Location : tab ini merupakan inti dari program. Tab ini berisikan koordinat dalam bentuk latitude dan longitude yang merupakan POI untuk membaca posisi titik objek ketika layer dijalankan.
Gambar 42. Jendela tab Location 4. Setelah semua data terisi, klik save untuk menyimpan data POI untuk objek Museum Joang ’45. Untuk melakukan pengisian data pada objek yang lain, lakukan langkah yang serupa. Pada projek pembuatan layer ini dibuat 9 objek, yaitu: 1. Museum Joang ‘45 2. Mobil Presiden dan Wakil Presiden 3. Museum Tekstil 4. Museum Bahari 5. Museum Seni Rupa dan Keramik 6. Jembatan Intan 7. Museum Fatahillah 8. Museum Wayang 9. Monumen Nasional
Output Layer Gambar 4.36 berikut ini merupakan hasil uji coba ketika layer Museum Joang ’45 dijalankan.
Gambar 43. Output Layer Museum Joang ‘45 Bulatan yang terdapat pada halaman output merupakan titik lokasi objek yang terdeteksi oleh kamera Android atau iPhone pengguna dan kotak di bagian bawah halaman output merupakan informasi mengenai titik posisi objek yang terdeteksi. PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dalam tugas akhir ini adalah projek Augmented Reality di Museum Joang ’45 Jakarta telah berhasil mengimplementasikan Location Based Service (LBS) menggunakan Platform Layar yang hasilnya berupa Layer Museum Joang ’45 Jakarta. Dari hasil uji coba beberapa objek pada Layer, terbentuknya Layer Museum Joang ’45 Jakarta. Titik posisi objek terdeteksi dengan cukup baik, sebagian titik akan menempel satu sama lain jika pengguna mencari titik objek pada jarak yang cukup jauh dan objek yang menempel tersebut berada pada satu garis lurus dari posisi pengguna melakukan pencarian. Informasi yang tersedia pada Layer dan di setiap titik objek yang terdeteksi sudah cukup baik, karena sudah memuat deskripsi singkat dari Layer ketika akan dijalankan dan sudah memuat alamat dari objek serta adanya tombol Homepage, Phone dan Email yang akan memberikan informasi ketika tombol tersebut disentuh. Kecepatan transfer data internet pada perangkat mobile pengguna ketika melakukan pencarian titik objek akan memengaruhi cepat atau lambatnya pengguna menemukan titik objek yang dicari. Penggunaan website provider Hoppala untuk membangun Point of Interest (POI) pada Layer memudahkan manajemen data POI ketika developer ingin melakukan perubahan data pada Layer.
Saran Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki Penulis. Pengimplementasian Augmented Reality berupa Location Based System pada Museum Joang ’45 Jakarta ini masih banyak kekurangan, di antaranya data pada Layer yang masih belum lengkap mengenai objek-objek yang seharusnya ada pada Layer, objek yang terdeteksi masih berupa objek yang statis/ tidak bergerak dan juga untuk ke depannya dapat melakukan pendeteksian objek yang dinamis/ bergerak. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim,
“Android (Sistem Informasi)”, http://id,wikipedia,org/ wiki/ Android _(sistem_operasi), Tanggal Akses:17 Mei 2011. [2] Anonim, “Development”, http://site,layar,com/development/, Tanggal Akses : 12 Mei 2011. [3] Anonim, “Layar”, http://www,layar,com/, Tanggal Akses : 5 Mei 2011. [4] Conder, Shane, Lauren Darcey, The Android Mobile Application Development from A to Z, internet,com Developert eBook, 2010. [5] Ed, Burnette, Hello, Android, Introducing Google's Mobile Development Platform, The Pragmatic Bookshelf, 2008. [6] ELI, “7 Things You Should Know About Augmented Reality”, http://www,educause,edu/ELI, 2005. [7] Agus Haryanto, “Tutorial Aplikasi Android LBS Rumah Makan Padang”, http://agusharyanto,net/wordpress/?p=496, Tanggal Akses : 19 Juli 2011. [8] Ioneman, “Koneksi MySQL di Android”, http://diskusiandroid,com/koneksi-mysql-diandroid-t100,html, Tanggal Akses : 2 Juni 2011. [9] Ioneman, “Menampilkan Data MySQL di Android”, http://diskusiandroid,com/menampilkan-data-mysql-di-android-t101,html, Tanggal Akses : 2 Juni 2011. [10]Agus Saputra, Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2011, Tanggal Akses : 10 Mei 2011. [11]Zenhadi, “Modul 12 Pengenalan Android”, http://lecturer,eepisits,edu/~zenhadi/kuliah/InternetProgramming/Prakt%20Modul%20Android%2012,pdf, Tanggal Akses : 17 Mei 2011.