Pengantar PA Fakultas Theologia Selasa, 20 Maret 2072
Consistenf Pesistancel Wahyu 13:1-78 Teks kita hari ini agaknya memiliki pesan yang sangat berlawanan dengan teks Roma 13 yang membahas mengenai kepatuhan kepada pemerintah. Alih-alih patuh pada pemerintah, teks Wahyu 1J menggambarkan penindasan pemerintahan kaisar pada umat Tuhan *akt, itu. Nah, mari sekarang kita berjalan-jalan dan berimajinasi dengan teks kita hari ini, yaitu Wahyu 13:1-1g.
A.
Uraian Passl TS:7-10
Dalam episode sebelumnya, Naga fdpfrrccov), yakni lb]is, setelah kalah dalam peperangan di sorga ia dilempar ke bumi lalu mengejar perempuan yang sebelumnya telah meiahirkan Anak seorang anak laki-laki. Namun perempuan itu berhasil lari dari kejaran naga dan kendatipun masih diseran! dengan semburan air, sang perempuan itu masih bisa selamat kirena ditolong oleh bumi. Karena gagal terus, maka si naga marah dan memerangi keturunan lain dari perempuan itu yakni yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian yesus (rz:L7). Hari ini kita akan membahas mengenai Wahyu Pasal 13 yang merupakan lanjutan kisah dari Pasal 12, di mana si "naga" [bukan marga Sinaga dalam Batak Tota) masih menjadi figur utama. Menurut TB LAI, akhir pasal 12 yaitu ayat 18 dituliskan bahwa naga tinggal berdiri di pantai laut. Dari laut keluarlah binatang (Oqpiov). Ciri-cirinya : bertanduk sepuluh ("ep"ra 6drca ) dan Lerkepala tujuh [rega]"d,g entu), di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota [56xa Sru6rlputu) dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat [ov6pora B],uogrlptug), binatang itu serupa dengan *u.un tutul, dan kakinya seperti kaki beruang serta mulutnya seperti mulut singa, Ciri-ciri binatang ini mirip dengan si naga itu sendiri, di mana naga juga berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh[D:3]. Hanya jumlah mahkota (yun: diadema, yaitu mahkota bagi para pemimpin besar) berblda di mana nagi memiliki hanya tujuh mahkota sementara si binatang sepuluh mahkota. Menarik bahwa ternyata ada kemiripan gambaran binatang yang terdapat dalam Wahyu 13 dengan gambaran binatang dalam Daniel 7. Sebagai penulis yang banyakiahu kiiab-kitab pL, yohanes menggunakan gambaran dalam Daniel 7:3-7. Gambaran seekor singa, seekor beruang, seekor macan
tutul, dan seekor binatang bertanduk sepuluh. Binatang yang disebutkan dalam Wahyu t3:I-Z
merupakan gabungan dari keempat binatang tersebut. Ternyata kemiripan gambaran daiam kedua kitab ini berkaitan dengan kekuasaan politik yang mencoba menghu.r.u.iun umat Tuhan. Kalau pada kitab Daniel gambaran itu mengacu kepada empat Kerajaan : Babilonia, Media, persia, dan yunani; maka gambaran binatang dalam wahyu 13 menunjuk pada kekaisaran Roma.2 Pada ayat 2, Yohanes melihat bahwa naga itu memberikan kekuatan, takhta dan kekuasaan yang besar kepada binatang itu. Binatang itu menjadi agen pelaksana Iblis di bumi, Kalau kita cermati ada semacan tiruan dari hubungan Allah Bapa dan Kristus (bandingkan Wahyu pasal 5 dengan pasal 13)' Binatang paralel dengan Anak Domba[opviov) sementara naga paralel degan Aliah. anak Domba diberikan kekuasaan sebagai agen Allah untuk menebus manusia serta layak disembah bersama-sama dengan BapaNya [5:11-13J paralel dengan binatang yang diberikan kekuasaan oleh Naga sebagai agennya untuk menghancurkan orang-orang, yakni dengan membentuk "Komunitas penyemUafr Naga" (B:Q yang beranggotakan orang yang namanya tidak tertulis di kitab kehidupan dari Anak Domba yang telah disembelih [13:8J. Kemiripan lainnya adalah Anak Domba adaiah Anak Domba yang disembelih[yakni dengan sebuah luka pada leher yang mendatangkan maut) paralel dengan pasal 13:3, binatang yang "satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya" ITB LAI). Pasl 5:6 dan 13:3 sama-sama menggunakan kata Yunani eogayp6vor, fberasal dari kata oq6.(o) yang berarti telah disembelih. fadi baik Anak Domba dan binatang- sama-sama t 2
Judul ini saya pinjam dari Elizabeth Fiorenza yang mengartikan hypomone sebagal Consistent Resistance Catherine Gunsaus Gonzalez &Justo L. Ganzalez, Revelation, [Kentucky : Westminster John Knox press, 1997], p. 86
menggunakan istilah telah disembelih di mana Yesus telah mati namun bangkit, dan binatang hampir
matitapi
sembuh.3
Kalau Anak Domba dikatakan mati tapi bangkit lagi, maka hal ini terasa cukup jelas karena Yesus yang dimaksud. Namun jika dikatakan salah satu kepala binatang terluka hampir mati tapi disembuhkan, siapakah yang dimaksud? Kemungkinan hal ini mengacu kepada kisah Nero. Nero adalah Kaisar yang memerintah kekaisaran Romawi pada tahun 5a,6b M. Ia terkenal akan ,kegilaan,
dan 'kekejaman'nya Ia memerintahkan pembunuhan terhadap ibunya dan permaisurinya yang
pertama. Ia menendang permaisurinya yang hamil sampai mati. Ia memerintahkan agar orang-orang Kristen diberikan untuk dicabik-cabik oleh anjing juga memerintahkan pembakaran-manusiif,iauphidup. Dalam pemerintahannya Nero menjadi tiran yang sewenang-wenang. 'Kegilaan, Iainnya yang barangkali juga kita ketahui bersama ialah dengan alasan ingin membangun kota Roma yang baru yang sesuai keinginannya, ia membakar kota Roma. Dan ketika orang-orang marah karena itu, ia menjadikan orang Kristen menjadi kambing hitam sehingga pada masinyalah terjadi penganiayaan pertama atas orang-orang Kristen khusus di kota Roma. Pada tahun 68, Senat Romawi iak tahan dan melawan Nero. Mengetahui hal itu Nero bunuh diri dengan menikamkan sebilah keris ke lehernya. Nah, mengenai peristiwa kematian Nero ini, banyak orang yang tidal( percaya dan muncul desasdesus bahwa Nero tidaklah mati namun melarikan diri ke kerajaan parthia. Hal inilah yang menimbr"rlkan adanya keyakinan bahwa pada suatu kali kelak Nero akan kembali dan membalas dendam terhadap Roma.a Jadi, berangkat dari latar belakang inilah ada dugaan bahwa salah satu kepala binatang yang terluka dan hampir mati itu dapat disembuhkan" Namun perlu pula kita ketahui bahwa tafsiran mengenai salah satu kepala binatang yang terluka ini juga penuh kontroversi dan masih ada tafsiran lainnya. Kalau saya mengemukakannya pada pembahasan paper ini, ya setidaknya hanya untuk menjadi wawasan kita saja bahwa ada tafsiran yang demikian dan juga i'ting-itung kita jadi tahu 'kegilaan' Nero dan supaya jangan kita tiru" Lantas saya memilih tafsiran"r.p.ri apa untuk bagian tersebut? Izinkan saya tidak menentukan karena saya kurang yakin dengan pilihan Kaisar tertentu. 0leh sebab itu biarlah fokus kita bukan pada siapa maksud sebenar-b**.nyu simbol atau penggambaran tertentu dari teks kita hari ini, tapi lebih kepada bagaimana maknanya untuk kita refleksikan, Kembali pada ayat ke 3, salah satu kepala binatang yang terluka parah itu dipulihkan. Tidak disebutkan secara langsung siapa yang memulihkan tetapi agrknyu oleh kuasa yang diberikan naga mengakibatkan pemulihan luka binatang itu dan hal itu mempesona dunia. ounia menjadi kagum karenanya sehingga menjadi pengikut binatang itu. Dengan mengikut binatang itu, dunia menyembah naga yang memberikan kekuasaan pada si binatang. Pada bagian akhir ayat 4 Jikutukun para pengikut binatang dan penyembah naga itu menyerukan suatu pujian kekaguman "siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"s" Ungl
Dr.l.J.de Heer, Tafsiran Alkitab: Kitab Wahyu Yahanes, (Jakarta: Bpl( Gr"rnung Mulia, 20L0),h. 183 lbid., h. i84. flihat juga Paper Pak Wyanto , Beberapa Data Historis Kaisar-Kaiia, poio masa pB, h.3) 5 ungkapan ini mengingatkan kita akan ungkapan pujian dalam Perjanjian pertama pada Keluaran 1S:11 ,,siapakah : yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu, menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban?". Juga pada bagian lainnya di pp ada ungkapan senada, yaitu Ul.3:24, Mzm,B6,B, dan yer.10:6 u Dr. J,l. de Heer, Wahyu,h.187 4
kekaisaran pada era Dominitianus sangat bersesuaian dengan isi kitab Wahyu. Apakah yang terjadi pada era Domitianus? Domitianus adalah seorang kaisai yang memeriniah dengan teror dan menuntut pendewaan dirinya' Domitianus senang disebut sebagai do minus ac dues noitrryang berarti Tuhan dan Allah Kita. Terhadap tuntutan kekaisaran {untuk mendewakan kaisarJ inilah oiung Kristen menolak melakukannya. Mungkin orang-orang non Kristen di wilayah kekaisaran tidak merasa sulit untuk menambahkan Kaisar sebagai salah satu dari dewa-dewa meieka. Sehingga mereka dapat tetap menyembah Kaisar tanpa meninggalkan sesembahan yang lain. Karena iman Kristen yang hanya mengakui satu Allah, akan sangat kesulitan menerima ini. Sikap Kristen tegas, menolak penyembahan Kaisar. Menurut Heer, penolakan orang Kristen ini ditafsirkan sebagai pemberontakan terhadap otoritas pemerintah. Kalau kita bertanya bagaimana posisi Yahudi yrng n1onotheis juga? Ternyati karena jumlah Yahudi lebih banyak dari orang Kristen [sekitar a y, dari penduju[ kekaisaran RomawiJ maka agama Yahudi dianggap sebagai religio licita atau agama yang diizinkan.T Akan tetapi orang Kristen sedikit pada waktu itu sehingga bagi kekaisaran lebih mudah untuk dibungkam dan dipaksa. Apalagi kita ingat bahwa pada PA sebelumnya telah dibahas bahwa orang yaliudi turut 'mengkompori' atau menjelekkan orang Kristen di hadapan kekaisaran. Namun sejarah mengatakan bahwa tidak ada penghambatan langsung oleh Kaisar Domitianus kepada kekristenan pada saat itu. Namun Yohanes melihat hari ke hari semakin tajamnya pertikaiin antara agama Kristen dan kekaisaran yang berpotensi atau sedang menuju penghambatan besar,B Dikatakan pula pada ayat 7 bahwa binatang itu diperkenankan untuk melawan orang-orang kudus, dan juga kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku,umat, bangsa dan bahasa. Lagi-lagi muncul kemiripan dengan apa yang dikatakan sebelumnya pada Pasal 5:9. Akan tetapi tidak semua orang akan menyembah pada binatang itu, karena pada ayat B dikatakan yang menyembah binatang itu adalah orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab Kehidupan dari Anak Domba yang telah disembelih. Ada kesan predestinasi di sini begitu pula nanti pada ayat ke10, di mana Allah telah menetapkan terlebih dahulu siapa yang akan menjadi percaya.liihat pertanyaan 11.
Pada ayat ke 9 terdapat seruan untuk mendengar, Pastilah
ini merupakan sebuah penekanan penting yang perlu utuk diperhatikan. Ayat 10 mengatakan bahwa siapa yang ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; dan siapa yang ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Namun dikatakan selanjutnya bahwa yang penting di sini adalah ketabahan dan iman orang-orang kudus. Heer berpendapat bahwa ayat 10 ini maksudnya adalah agar orang-orang Kristen harus dengan sukarela menerima penderitaan zaman penghambatan karena hal itu sudah ditentukan oleh Allah.e Ayat 10 mengandung pesan agar kita Lrerpasrah diri terhadap apa yang telah dirancangkan atau ditetapkan oleh ruhan. [tihat pertanyaan 2] Ben Witheringthon berpendapat bahwa ayat 10 ini memiiiki gema perkataan yesus dalam Mat 26:52' Yesus memarahi Simon Petrus yang kala itu mengeluarkan pedangnya untuk membela yesus pada saat penangkapan. Yesus menyuruh Petrus untuk menyarungkan tembali pedangnya karena siapa yang menggunakan pedang akan binasa oleh pedang. Witheringthon mengatakan bahwa ayat Wahyu 13:10, oleh penulis dimaksudkan agar apapun penindasan yung dihadapioleh orang Kristen, orang Kristen tidak boleh menggunakan pedang fbaca:kekerasan] melawan penindasnyi, nu*un memilih untuk memilih sikap Yesus yang lebih memilih mendeiita menghidapi kejahatan dan menghentikan lingkaran kekejian dari pembunuhan dan pembalasan. Ia juga mengatakan bahwa gereja dipanggil untuk mengikuti Via Dolorosa ini,10 Oleh karena hal-hal tersebut [ditawan dan dibunuhJ tidak terhindarkan lagi, maka jemaat diminta untuk tetap memiliki ketahanan dalam menanggung itu dan agar ia tidak mengubah komitmen dengan ganti mengikut dan menyembah binatang tersebut. Di sini muncul lagi istilah uTropol''l yaitu ketekunanfkesabaran/ketahanan. Menurut Pak Robinson dalam paper tanggapan pA24 ianuari 2012 kemarin, hypomone berarti orang Kristen diminta untuk memiiiki slt
Dr. J.J. de Heer, Wahyu,h.6 Catherine&Justo, Revelation, p.87. [Lih juga paper Pak Wyantol n Dr. J.J.de Heer, Wahyu, h. 190 10 Ben Witheringthonlll, Revelation, {Cambridge : Cambridge University press, 2003J, p. 1g3 B
benar sungguh, mau terus berjuang dan punya keberanian untuk menghadapi ragam interogasi dari penguasa Roma dan tidak cukup hanya tinggal diam, pasif, atau pasrah saja. ]adi sikap ketekunan atau ketabahan yang dimaksud bukan sekadar pasrah tanpa berbuat apa-apa melainkan secara aktif dan dinamis berbuat sesuatu tetapi tidak melakukan pemberontakan dalam bentuk kekerasan. Hypomone tersebut menurut Elizabeth Fiorenza berupa consistent resistance atau l<emantapan ketahanan fdalam keputusan sikap iman yang tidak kompromi dengan penyembahan selain kepada Allah yang Esa) kepada penguasa yang menindas.ll
B,
Uraiqn Pasal 73:77-78
Pada pasal 13:11"-18 muncul binatang lain yang kali ini keluar dari bumi. Cirinya adalah : bertanduk dua seperti anak domba, berbicara seperti seekor naga" Kebanyakan penafsir blrpendapat bahwa binatang kedua ini adalah nabi palsu, seperti yang dapat ditemukan dalam Wahyu 16:13, 1-9:20; 20:10' Mengapa dikatakan sebagai nabi palsu? Karena ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama dan ia mengadakan tanda-tanda yang dashyat seperti menurunkan api dari langit ke bumi [seperti nabi Elia barangkali]. Dikatakun ;rgu bahwa binatang kedua ini menyesatkan orang-orang yang tinggal di bumi dengan tanda-tania. Kalau binatang yang pertama sebelumnya adalah sosok yang disembah, maka binatang yang kedua ini tidak disembah tetapi menyuruh mereka yang diam di bumi untuk mendirikan patung undk menghormati binatang pertama tadi. Istilah nabi palsu yang dikenakan di sini disimbolkan bertanduk dua sama seperti anak domba. Gambaran anak domba memberi kesan tidak seram tetapi baik sebagaimana Yesus yang digelari Anak Domba. Kesannya binatang ini baik, tapi ternyata ia berbicara seperti naga. Artinya, binatang ini mengajarkan ajaran-ajaran yang terkesan baih indah tak bercela. tltamun yika dicermati dengan benar maka ajaran-ajarannya itu sangat menyimpang dan akan ketahuan bahwa ia berbicara seperti apa yang diungkapkan atau diharapkan si naga yang adalah iblis. Nabi-nabi ini, menurut Heer dapat ditafsirkan sebagai imam-imam yang bekerja dalam bait suci yang telah didirikan bagi Kaisar.i2 Heer mendukung tafsiran bahwa binatang kedua ini adalah pu.u i-un-' sang Kaisar dengan argument mengenai penggambaran binatang yang "keluar dari dalam bumi" dapat dipahami sebagai imam-imam Kaisar yang berasal dari Asia Kecil, yang merupakan anak negri Asia Kecil itu sendiri. Pada ayat 15 dikatakan bahwa orang yang tidak menyembah patung binatang pertama akan dihukum' Sejenak kita mengingat kisah dalam kitab Daniel [yang diyakini ikut melatarbelakangi pemikiran Yohanes) di mana semua orang yang tidak menyembah patung Nebukadnezar akan dibunuh' Hal ini tampaknya tercermin dalam uraian Yohanes bahwa akan terjadi hal yang serupa kepada orang Kristen yang tidak mau menyembah kaisar. Sebagaimana telah diuraikan reb.lu*nyu, pada saat penulisan, pemerinlahan Romawi belum secara tegas melakukan penghambatan terhadap kekristenan waktu itu, namun diyakini akan terjadi penghambatan besar. faktanya memang baru dua abad berikutnya [sekitar abad ketiga dan keempat) baru terjadi penganiayaan yang lebih berat dan secara sistematis terhadap orang Kristen, yaitu pada masa pemerintahan Kaisar Deiius [250 M) dan Diocletianus [300 MJ.13 Binatang kedua ini juga melakukan penghambatan kepada orang-orang yang tidak menyembah kaisar, yang tangan kanan atau dahinya tidak ada tanda [ldpaypo), Hanya orang yang memiliki tanda yang boleh membeli atau menjual, Artinya bagi yang tidak berpartisipuri aulu* penlemnahan kaisar maka'ia tidak diperbolehkan dalam partisipasi di sektor ekonomi. Ayat 18 merupakan ayat yang cukup penuh kontroversi dalam sejarah penafsiran. Di sini disebutkan bilangan dari binatang itu adalah bilangan manusia yaitu enam ratus enam puluh enam (d{ar<6ciror e(rlcovtu fil ). Ada banyak tafsiran-tafsiran terhadap siapakah yang dimaksud angka ini. Banyak ahliyang menafsirkannya sebagai Kaisar Nero dengan argument bahwa jika nama Kaisar Nero 11 Seperti yang dikutip Pak Robinson dalam paper tanggapan PA 24 fanuari 2At2, dari Elizabeth Schuessler-F iarenza, The Book of Revelation: Justice and Judgemenr, Iphiladelphia:Fortress press, 1985J, p. a tz Dr. J, J. Heer, Wahyu, h. 192 t3 Dr. Th. van den End, Harta dqlam Bejana, fjakarta : BpK Gunung Mulia, 2008j, h. 51
4
dibaca dengan huruf lbrani, akan ditemukan jumlah huruf namanya adalah 666.14Akan tetapi ada juga penafsiran yang lain' Berdasarkan diskusi saya dengan beberapa teman dan juga dengan pik Wy, ada pendapat bahwa jika dihitung dengan lebih teliti maka akan ditemukan bahwa bilangan nama Nero bukan 666 melainkan L31, bahkan diyakini bahwa sangat mungkin Wahyu 13:18 aslinya menuliskan 6L6' 1s Heer mengutip apa yang dikatakan Prof. Dr. A. Deissmann bahwa dalam Codex Efraemi, yaitu naskah tua Perjanjian Baru menunjukkan angkanya bukan 666 melainkan 616. jika dihitung, maka nama Kaisar Nerva bernomorkan 516. Ini menjadi salah satu dasar Pak Wy untuk menafsirkan bahwa binatang kedua, yang seperti anak domba bertanduk dua itu adalah Nerva. Hal ini didukung oleh beliau dengan pendapat bahwa Nerva tidak sama dengan pendahulunya Domitianus. Nerva merupakan anggota senat yang baik, terpuji, pemerintahannyi lebih manusiawi, dan membawa
kedamaian di wilayah kekaisaran fband. gambaran anak domba bertanduk dual Terkait penyembahan Kaisar, ia tidak menuntut diri dianggap sebagar dewa. Akan tetapi ia tetap
memberlakukan penyembahan patung kaisar Roma [khususnya AgustusJ dengan tujuan sebagai ritual kenegaraan dan tanda loyalitas penduduk terhadap kekaisaran-Roma. ladikita mendapatkan dua wacana tafsiran di sini. Pertama binatang kedua itu sebagai nabi-nabi palsu, dan yang kedua sebagai Kaisar Nerva. Yang mana yang paling tepat? Saya pun kurang bisa membe.i aigumen lebih lanpt terhadap kedua tafsiran ini dan masih harus mempelajarinya lebih dalam lagi. Namun setidaknya biarlah kedua wacana penafsiran ini boleh menambah wawasan kita dan merangsang kita untuk ikut bergumul dengan teks yang kita punyai.
C.
Krisis Pengharapan di Indonesia : Sebuah Refleksi Kalau kita sudah melihat-lihat gambaran kondisi ketertindasan umat seperti yang di'visi,kan oleh Yohanes, sekarang bagaimana dengan kita dalam konteks Indonesia. Apakah kitu *".ura pemerintahan Indonesia sama dengan kekaisaran Romawi yang menindas orang Kristen waktu itu? Saya menduga kita sekarang ini tidak merasa hal yang persis serupa terjadi pada kita. Berkaca dari teks Wahyu 13, apa yang bisa kita petik ialah bagaimana pemerintahan yang ada pada masa itu menindas dan membatasi orang Kristen. Mungkin bagi konteks kita di Indoneiia pemerintah tidak kita rasakan se-otoriter dan sekejam gambaran Yohanes di kitab Wahyu. Namun toh di Indonesia memiliki 'kisah penderitaannya' juga yang masih dapat kita lihat dan rasakan sekarang. Kemiskinan yang merajalela' Inilah salah satu penderitaan bangsa kita. Dari berbagai faktor penyebab maraknya kemiskinan di Indonesia, dapatlah kita sebut salah satu faktor yung rungat terasa hari-hari ini yaitu Korupsi [sebagaimana juga telah dibahas oleh Pak Gerrit dalam pidaio ilmiah pada saat ibadah syukur pemberian geiar Doctor of Honoris Causa, 1Z Maret lalu). Lihatlah, dewasa ini makin banyak orang yang tidak percaya kepada pemerintahan yang ada. Indonesia mengalami krisis kepercayaan kepada para pemimpin-pemimpin politiknya karena kinerja mereka yang banyak kali menggerogoti kepentingan bangsa. Hariadi Saptono, daiam tulisannya yang berjudul Bisa, Berfokus Mengerami Telur Emas?; mengatakan ada tiga pesimisme yang ainuaapi masyarakat terhadap pemerintah masa kini : 1. Kebuntuan dan kelambanan pemerintah pusat menangani masalah-masalah pemerintah sendiri dan masalah yang dihadapi masyarakat 2. Masyarakat frustrasi Karen ikut dirantai perkara pengelolaan negara yang cenderung runyam dan berjalan tanpa nilai kepatutan. Eksesnya kesimpan-siuran p.ng"loluhan pemerintahan. Kondisi ini masih diikuti penyakit lama : kinerja pemerintahan tidak juga sinergis din terintegrasi. Akibatnya ' tidak efektif, dan kredibel 3. iika masyarakat tetap survive-dan masih menyimpan harapan akan masa depan mereka-sebagian besar adalah jerih payah mereka sendiri, bukan Negara, Masyrakat berharap begitu banyak, sekaligus tidak berharap. Fatal. io
1a
Dari referensi yang saya baca : Catherine & Justo, Eugene Boring, Homrighausen, semua menyebutkan angkanya adalah
666 danyang dimaksud adalah Nero. 1s
16
Bagaimana cara menghitung angka ini dapat kit a baca di buku-buku yang membahas tentang kitab Wahyu
Hariadi Saptono, "Bisa Berfokus Mengerami Telur Emas?", dalam Korupsi yang Memiskinkan, 6Jakarta Penerbit Buku, 20111, h. 64
:
KOMpAS
Apa yang diungkapkan Hariadi Saptono ini menunjukkan betapa bangsa kita semakin ragu dengan kondisi bangsa ini. Seolah seperti umat Kristen yang digambarkan oleh Wahyu yang merasa putus asa karena pemerintahan yang tidak berpihak kepada kesejahteraan dan berlaku tidak adil pada mereka. Demikianlah bangsa kita merasakan hal yang sama. [Lihat pertanyaan 3] Di tengah-tengah kondisi keputus-asaan dan ke-pesimisan bangsa ini akan adanya perubahan dan perbaikan kesejahteraan, akankah Gereja [dan juga kita) hadir seperti Yohanes yang mendorong dan menguatkan jemaat agar memiliki hypomone. Dan akankah gereja akan menjadi pelaku hypomone itu sendiri, yakni hypomone yang berarti orang Kristen diminta untuk memiliki sikap hidup yang benar sungguh, mau terus berjuang dan punya keberanian untuk menghadapi tekanan yang ada serta tidak cukup hanya tinggal diam, pasif, atau pasrah saja melainkan secara aktif dan dinamis berbuat sesuatu?
1.
D. Alternatif Pertanyaan Yang Dapat Kita Diskusikan Dalam Kelompok PA Bagaimana pendapat anda tentang ayat ini 10 yang memiliki aroma ajaran predestinasi?
Bagaimanakah menafsirkan predestinasi bagi konteks masa kini? 7. Bagaimana anda memahami konsep "Rancangan Tuhan" dalam kehidupan anda khususnya terhadap kejadian yang buruk dalam kehidupan anda? Apakah anda meyakini bahwa Tuhan telah menentukan detail hidup kita sedemikian rupa, sehingga tidak bisa tidak kita harus menerima tiap yang terjadi dalam hidup kita, entah itu baik atau buruk? Bagaimana pula anda memahami dan menerapkan konsep "Rancangan Tuhan" dalam pendampingan pastoral? J, Bagaimana pendapat anda tentang apa yang telah gereja lakukan dalam menyuarakan suara kenabiannya terhadap ketidakadilan yang terjadi di bangsa kita?
[8-Pfn#J /6 l/arct 20/2
&t/,t( Tupal
rfo,rtrala,r
0*f
Tanggapan atas Pengantar PA yang disiapkan oleh Sdr Boydo (Selasa, 20 Maret 2012) Saya senang, karena pada paragraf kedua dari uraian A (Wahyu 13:1-10), Sdr Boydo menyebutkan bahwa bacaan kita hari ini merupakan lanjutan kisah yang terdapat dalam Wahyu 12. Pada bagian ini diuraikan tentang ciri binatang yang muncul dari dalam laut itu mirip dengan ciri si naga. Bahkan kemudian, kemiripan gambaran binatang ini juga dikaitkan dengan gambaran binatang dalam Daniel 7. Saya sependapat dengan hal ini, namun sayangnya setelah melihat kemiripannya dengan Daniel 7, tampaknya Sdr Boydo terlupa untuk melihat bahwa sekarang di panggung sandiwara ada tambahan tokoh baru selain si naga. Kealpaan ini, bisa saja disebabkan karena kita sudah merasa luar biasa bisa menemukan kaitan Wahyu 13 dengan Daniel 7. Tetapi bisa juga terjadi karena terjebak oleh pemilahan perikop dan pemberian judul perikop dalam terjemahan yang diikuti oleh TB LAI. Jika diikuti narasinya, rasanya kehadiran tokoh baru ini ( insya Yesus) sesuatu begitu lho. Apalagi, penambahan tokoh ini bukan hanya satu melainkan 2, yaitu binatang yang keluar dari dalam laut (13 : 1) dan binatang dari dalam bumi (13:11). Jika kita ikuti narasinya, kedua binatang ini berperan sebagai “penolong” bagi si naga dalam menjalankan misinya “memusnahkan” keturunan perempuan seperti yang tersebut dalam Wahyu 12 khususnya ayat 13, 17-18. Jika pada pasal 12 sudah digambarkan betapa luar biasanya kekuatan si naga, tentulah bisa dibayangkan sekarang, betapa kuatnya daya yang dimiliki trio pemusnah ini. Dalam kondisi seperti ini, bagaimanakah keturunan perempuan itu harus bertahan? Masihkah bumi mau dan mampu menolongnya seperti dalam Wahyu 2:16? Jika tidak, lalu bagaimana? Sampai pada titik ini, saya jadi berpikir, jangan-jangan hypomone atau consistent resistence, itu justru menemukan makna yang sebenarnya. Dalam hidup ini, ada cukup banyak contoh yang mengungkapkan akan pentingnya dukungan. Jika ada dukungan penuh dari partai koalisi atau masyarakat, maka selamatlah sebuah jajaran pemerintahan sampai akhir jabatan. Jika dukungan ini menurun bahkan habis sama sekali, maka tumbanglah pemerintahan itu. Makanya, dilakukanlah berbagai cara untuk mempertahankan bahkan membeli dukungan itu. Hal yang senada seringkali juga terjadi dalam kehidupan personal. Hanya masalahnya, jika kita- baik secara pribadi maupun komunaldiperhadapkan pada situasi yang sebaliknya, bagaimana? Jika tidak ada secuilpun dukungan yang kita terima, manakala kita tengah memperjuangkan apa yang baik dan berguna bagi kemanusiaan, akankah kita akan mewujudkan hypomone atau consistence resistence atau prinsip bertahan dan berjuang dalam kesesakan? Apa dan dari mana sumber spirit kita dalam mewujudkan consistence resistence? Untuk mempermudah sharing kita, saya menyarankan kelompok membahas topik-topik aktual yang ada di sekeliling kita, misalnya : bekerja keras untuk hasil terbaik vs budaya instant atau isu kenaikan BBM vs korupsi dan kurang profesionalnya pengelolaan energi dan pemerintahan di Indonesia, atau dipersilakan juga untuk mendiskusikan point C dari paparan Sdr Boydo. Selain itu, saya juga senang, karena pada saat menafsirkan Wahyu 13:18, Sdr Boydo tidak jatuh pada penafsiran yang umum berlaku dalam komunitas Kristen tertentu. Bagi komunitas ini, angka 666 seringkali dikaitkan dengan ramalan akan masa depan atau tokoh tertentu di masa ini atau tokoh yang akan datang, yang kehadirannya diyakini sebagai penanda akan dekatnya kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Penulis Kitab Wahyu memperkenalkan binatang yang berasal dari laut itu dengan menggunakan bilangan esoteric (bilangan yang hanya diketahui atau dipahami oleh orang tertentu karena bersifat khusus atau rahasia). Angka untuk binatang itu adalah 666. Kode ini adalah kode yang hanya diketahui oleh pengarang dan pembacanya. Jika bisakah dikatakan bahwa tidak ada gunanya mencari tahu akan makna kode ini bagi kehidupan kita sekarang? Bagaimana pendapat anda?
HW