BAB IV KONSEP DESAIN
4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS Beberapa pertimbangan yang muncul ketika hendak mendesain kasus ini adalah bahwa ini adalah sebuah bangunan publik yang berada di konteks urban. Proyek ini dikelilingi oleh fungsi-fungsi yang beragam, yaitu residensial, komersial, dan pendidikan. Sehingga, membutuhkan penyelesaian desain agar aktifitas yang berlangsung di dalam tidak memperburuk kualitas lingkungan sekitarnya maupun sebaliknya. Proyek ini adalah proyek milik Pemerintah Kota Bandung yang bekerjasama dengan PT. TELKOM. Oleh karena itu, proyek ini adalah proyek masyarakat. Hal inilah yang mendasari munculnya konsep perpustakaan sebagai ruang publik kota. Sebagian besar lantai dasar akan dirancang untuk dapat menjadi daerah fasilitas penunjang publik yang nyaman dan aman serta dapat menjadi arena publik tempat berkegiatan masyarakat terutama di bidang-bidang pendidikan. Kenyamanan ini dicapai dengan merancang sebuah plaza yang dikelilingi arkade sebagai ruang publik di lantai dasar. Sementara area parkir yang disediakan untuk pengguna fasilitas diletakkan di tingkat semi-basemen untuk mengurangi crossing antara pejalan kaki dengan kendaraan yang dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan alur-alur sirkulasi di lantai dasar. Jalan R. E. Martadinata, Bandung, yang merupakan salah satu jalan sekunder yang cukup dinamis juga memberi pengaruh-pengaruh baik negatif maupun positif bagi proyek ini. Jalan ini terkenal dengan aktifitas perdagangannya yang membuat intensitas kendaraan orang dan kendaraan di jalan ini cukup tinggi, terutama di hari-hari libur. Selain itu, fasilitas pendidikan yang mengelilingi lahan juga menyebabkan masalah tersendiri karena seringkali terjadi kemacetan di saat peak time. Banyaknya kendaraan pribadi yang parkir di badan jalan dan debit kendaraan yang melebihi kapasitas jalan seringkali menyebabkan kemacetan di sekitar lahan perancangan. Oleh karena itu, diperlukan suatu penataan area badan
47
jalan. Sebuah lay by diharapkan dapat menjadi solusi agar proyek ini tak menambah kemacetan di jalan R.E Martadinata, Bandung ini. Di sisi lain, keberadaan Jalan R.E. Martadinata, Bandung ini sendiri dapat menjadi nilai positif bagi proyek karena jalan ini cukup dikenal serta aksesibilitasnya yang begitu mudah. Hal ini dapat menarik publik untuk berkegiatan di fasilitas ini. Keberadaan proyek ini sendiri diharapkan dapat menarik minat masayarakat yang berwisata belanja di jalan ini menjadi tertarik pada kegiatan-kegiatan edukatif yang disediakan di perpustakaan ini. Secara konseptual, proyek ini diharapkan dapat menjadi sebuah ruang terbuka publik yang positif dan terbuka bagi lingkungan sekitarnya.
4.2 KONSEP TAPAK Fungsi-fungsi yang ada dikelompokkan secara horizontal berdasarkan aktivitasnya. Secara garis besar bangunan ini dibagi menjadi dua yaitu, bangunan perpustakaan dan bangunan penunjang. Perpustakaan adalah ruang yang disediakan untuk mewadahi segala macam aktifitas yang langsung berhubungan dengan aktifitas kepustakaan. Sedangkan, ruang penunjang adalah ruang yang digunakan untuk menarik perhatian pejalan kaki yang lewat.
PENUNJANGSERVIS
PERPUSTAKAAN
Hall
Tapak
Gambar 30 Pemintakatan lahan
48
Fungsi perpustakaan terletak di bagian barat lahan. Hal ini didasarkan ada pertimbangan kebisingan dan potensi daya tarik. Bagian barat yang bersebelahan langsung dengan laboratorium Taruna Bhakti diharapkan dapat meminimalisir efek kebisingan dari luar lahan. Sedangkan, fasilitas penunjang diletakkan di bagian timur lahan. Hal ini dengan pertimbangan padatnya debit kendaraan dan orang yang datang dari arah pusat kota atau barat lahan. Sehingga diharapkan dapat memaksimalkan potensi fasilitas penunjang sebagai faktor penarik massa. Untuk bagian perpustakaan, ruang-ruang yang diletakkan di lantai dasar adalah ruang-ruang administrasi dan staf serta ruang koleksi anak. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pertimbangan kemanan untuk anak-anak berkegiatan. Sedangkan perletakan ruang staf untuk memudahkan pergerakan jalur servis dan kontrol. Konsep perpustakaan sebagai ruang publik kota sebaiknya diterapkan dengan membuat hall yang bersifat transparan. Sehingga diharapkan tercipta pengalaman visual yang menerus
dari arah utara ke arah selatan. Ini juga
dimaksudkan agar plaza-plaza yang terbentuk di antara bangunan dapat menjadi wadah berkegiatan edukatif bagi acara-acara warga kota dan membuat lahan menjadi lebih bersifat terbuka bagi umum.
4.2.1 Pencapaian Keberadaan jalan R. E .Martadinata, Bandung, memberi pengaruh yang sangat positif bagi aksesibilitas menuju fasilitas ini. Meskipun Jalan R.E. Martadinata, Bandung adalah sebuah jalan sekunder tetapi jalan tersebut dilewati berbagai jalur angkutan umum. Ditambah lagi dengan lokasi lahan perancangan yang tepat di tepi jalan besar ini, sehingga akses menuju fasilitas ini dapat dibilang sangat mudah. Akses masuk dan keluar utama baik untuk kendaraan maupun untuk manusia diletakkan di sisi lahan yang menempel pada jalan R.E. Martadinata dan merupakan satu-satunya jalan masuk menuju ke lahan. Akses untuk fungsi servis diletakkan di bagian timur lahan. Hal ini memungkinkan keberadaan jalur servis yang tidak akan bersilangan dengan sirkulasi pengguna fasilitas, baik kendaraan maupun manusia itu sendiri karena adanya dua jalur yang terpisah.
49
PENUNJANGAREA SERVIS
PERPUSTAKAAN
Hall
Tapak
Jalur kendaraan Jalur pejalan kaki Trotoar menerus Gambar 31 Pencapaian ke bangunan
4.2.2 Sirkulasi luar bangunan Dalam merancang sirkulasi di luar bangunan, perancang berusaha untuk mengurangi crossing antara manusia dengan kendaraan. Pejalan kaki yang datang langsung disambut ruang terbuka dan adanya perkerasan hingga menuju hall bangunan. Sedangkan bagi para pengguna kendaraan, semua pengunjung akan memasuki bangunan melalui semi basemen. Setelah melewati hall pengunjung akan melihat adanya plaza belakang yag diapit oleh dua massa utama. Plaza ini akan digunakan untuk mewadahi segala macam acara-acara edukasi yang di peruntukkan untuk publik. Bagian lantai dasar bangunan yang diangkat membentuk arkade diharapkan dapat menunjang kegiatan yang diadakan di plaza tersebut. Dari arah hall hingga plaza belakang, pengunjung dapat melihat aktifitas di antara dua bangunan yang berbeda fungsi yang mengapit jalan masuk bangunan.
Dengan
begitu
diharapkan,
para
pejalan
kaki
yang
tidak
menyengajakan diri untuk datang ke perpustakaan dan berkegiatan di sana, menjadi tertarik untuk ikut serta.
50
PENUNJANGAREA SERVIS
PERPUSTAKAAN
HALL PEJALAN KAKI
KENDARAAN
Gambar 32 Pemisahan Akses Manusia dan Kendaraan
4.2.3 Penataan massa Gubahan masa bangunan berupa massa dengan bentuk-bentuk geometri dasar, dalam hal ini persegi panjang. Massa bangunan disesuaikan dengan fungsifungsi yang akan ditampung didalamnya. Penataan massa di lahan, hanya berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan fungsional. Dua buah massa yang berbeda peruntukkannya dihubungkan dengan sebuah hall yang diharapkan dapat menjadi tempat untuk berorientasi bagi para pengunjung. Massa-massa ini diletakkan dengan merespon bentuk lahan. Sumbu kemiringan massa bangunan mengikuti kemiringan batas lahan sebelah barat, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengikuti irama bangunan di sekitarnya dan studi gubahan masa dari jarak pandang orang yang berjalan dan berkendaraan.
Perpustakaan
Hall
Pen unjan g
Tapak Gambar 33 Penataan massa
51
4.2.4 Pembentukan Ruang Luar Ruang luar yang terbentuk dibagi menjadi dua dengan suasana dan peruntukan yang berbeda. Kedua ruang luar ini dapat dipisahkan oleh sebuah hall. Ruang luar pertama adalah ruang luar di area penerima yang langsung menghadap Jalan R. E. Martadinata, Bandung.
PLAZA Perpustakaan Penunjang
PLAZA
Hall
Gambar 34 Pembentukan ruang luar
Ruang publik yang berada area utara lahan dan diapit oleh masa dua bangunan utama. Ruang yang diapit di antara dua massa utama lebih diperuntukkan untuk acara-acara yang diselenggarakan secara outdoor, sedangkan ruag terbuka yang berada di sebelah selatan lahan lebih diperuntukkan untuk plaza penarik pengunjung dan untuk bercengkrama.
4.3 KONSEP BANGUNAN 4.3.1 Selubung bangunan Selubung bangunan dibentuk dengan permainan transparan dan masif. Pembagian ini selain bersifat fungsional untuk memenuhi kebutuhan standar ruang tetapi juga berusaha untuk menceritakan alur aktifitas manusia pengguna di dalamnya. Sehingga diharapkan, alur cerita aktivitas bangunan dapat dibaca dari luar bangunan.
52
MASIF
TRANSPARAN
Gambar 35 Selubung Bangunan
4.3.2 Material Material utama yang digunakan dalam bangunan ini adalah beton. Sementara, untuk fasade terdapat penggunaan material kaca untuk menciptakan konsep transparansi. Selain itu, digunakan pula panel-panel alucobond sebagai second skin.
KACA
ALUCOBOND BETON
Gambar 36 Material
4.3.3 Penampilan Bangunan Tampilan bangunan yang dimunculkan dalam bangunan ini adalah kesan dinamis dan tidak monoton. Hal ini diambil secara filosofis dari perpustakaan
53
sebagai ruang tempat pertukaran informasi. Pertukaran informasi dengan mobilitas dan pergerakan yang tinggi menjadi dasar bagi pernacang untuk membuat tampilan banguna yang dinamis. Selain itu, bagian yang transparan pada muka bangunan juga berusaha bercerita tentang alur pergerakan kegiatan dan inforamasi dari mulai kegiatan membaca, browsing informasi, dan interaksi sosial.
R. baca&koleksi R. media elektronik R. penunjang Gambar 37 Tampilan bangunan
4.3.4 Pola Ruang Pola ruang yang dipersiapkan untuk rancangan gelanggang remaja ini adalah pola-pola ruang yang linier dan membentuk loop. Ruang-ruang yang berada di luar bangunan seperti ruang-ruang retail, disusun ditepi-tepi jalur-jalur sirkulasi manusia. Sementara yang berada di dalam bangunan juga disusun berderet diapit oleh jalur-jalur arkade yang berupa selasar di bagian luar bangunan. Jalur-jalur ini dirancang untuk selalu berhubungan (looping), serta memiliki koneksi antara satu dan lainnya. Ruang-ruang penunjang diberi batasan fisik berupa dinding karena harus mewadahi kegiatan yang berbeda-beda. Akan tetapi, untuk di perpustakaannnya, hubungan antar ruang adalah open layout. Batasan lebih kepada batasan tidak langsung seperti kenaikan atau penurunan langit-langit dan lantai atau juga batasan yang diakibatkan oleh pengaturan furniture.
54
Perpustakaan
Penunjang
Hall
Inner court Plaza Gambar 38 Alur Sirkulasi Perpustakaan
4.4 KONSEP STRUKTUR 4.4.1 Sistem Struktur Bangunan ini menggunakan sistem struktur kolom dan balok yang sebagian besar menggunakan material beton, sementara untuk kuda-kuda atap diletakkan truss baja sebagai penyalur berat atapnya. Menggunakan modular dengan jarak 7.2m x 7.2 m. Jarak ini merupakan jarak yang paling efektif dan fleksibel bagi pengaturan interior penunjang perpustakaaan BALOK KOLOM
Gambar 39 Sistem Modular
4.4.2 Struktur dan Arsitektur Pemakaian struktur yang standard berupa rangka modular, dimodifikasi secara arsitektural dengan permainan langit-langit. Langit-langit yang divariasikan diharapkan dapat menciptakan suasana yang baru bagi penggunanya. Daerahdaerah yang berada di antara dua buah kolom hasil dilatasi struktur, ditutupi dengan panel GRC. Untuk menambah estetika suasana interior. 55
4.4.3 Detail Konstruksi Konstruksi rangka atap menggunakan truss baja konvensional, yang menyalurkan berat atap ke kolom beton. Sedangkan, pengerjaan kolom dan balok langsung di cor di tempat. Hal ini dilakukan atas pertimbangan masih memungkinkannya kondisi lahan dan lingkungan sekitar untuk pelaksanaan konstruksi dengan sistem ini. Selain itu, hal ini dilakukan juga untuk menekan biaya karena beton precast akan membuat estimasi biaya lebih tinggi.
4.5 KONSEP UTILITAS 4.5.1 Drainase Tapak Sistem drainase yang disediakan pada tapak berupa saluran-saluran air (selokan) di sekeiling lahan. Saluran-saluran ini bermuara langsung ke riol kota.
Perpustakaan
Penunjang
Hall Jalur drainase
Gambar 40 Drainase tapak
4.5.2 Penyaluran Air Hujan Sistem penyaluran air hujan pada perpustakaan ini dibagi menjadi dua, yaitu sistem penyaluran secara vertikal dan secara horizontal. Secara vertikal, air hujan akan melewati atap bangunan lalu disalurkan ke sumur-sumur resapan di lantai dasar menggunakan talang tegak.
56
Secara horizontal, air hujan disalurkan melalui saluran-saluran air menuju selokan yang lebih besar, maupun sumur resapan. Untuk mengurangi beban pada sumur resapan dan sistem drainase tapak, taman-taman di dalam tapak juga dapat difungsikan sebagai daerah resapan air hujan.
Pipa
Selokan
Gambar 41 Penyaluran air hujan vertikal
4.5.3 Ventilasi/ Pengkodisisan Udara Ventilasi udara pada bangunan ini dimaksimalkan dengan menggunakan ventilasi udara alami. Bukaan tidak berupa jendela tetapi berupa lubang ventilasi yang ada di bagian atas dan bawah masing-masing lantai. Selain itu, pertukaran udara juga dimaksimalkan dengan pengadaan inner court. Sehingga, pertukaran udara dapat terjadi lebih baik. Untuk permenuhan standar-satandar perpustakaan untuk ruangruang khusus yang memerlukan kondisi penghawaan tertentu seperti Ruang Audio Visual dan Ruang Arsip digunakan penghawaan buatan. Untuk Ruang baca pun, semua pertukaran udara berjalan alami. Bahkan terdapat beberapa titik ruang baca outdoor. Selain untuk memaksimalkan pemanfaatan udara alami, ruang baca out door juga bermanfaat untuk menciptakan pengalaman membaca yang baru.
57
Area penghawaan buatan
Perpustakaan
Penun jang
Hall Alur pergerakan udara R. Genset
Gambar 42 Sirkulasi udara
Gambar 43 Ruang Genset
4.5.4 Elektrikal Sistem elektrikal banguna ini tetap bersumber pada power dari Perusahaan Listrik Negara. Untuk sistem tenaga listrik cadangan dengan genset, diletakkan pada massa terpisah dari bangunan dengan pertimbangan kebisingan dan kemudahan pemeliharaan.
4.5.5 Plambing Dalam perancangan perpustakaan ini pemipaan yang digunakan dibagi menjadi tiga, yaitu sistem pemipaan air bersih, sistem pemipaan air kotor dan air kotoran, dan sistem pencegahan kebakaran. Air bersih ditampung oleh sebuah reservoir bawah lalu disalurkan ke reservoir atas yang terletak di atap bangunan dengan menggunakan pompa. Dari reservoir atas, air akan disalurkan ke titik-titik yang membutuhkan air dengan memanfaatkan gravitasi. Air kotor dan air kotoran akan disalurkan melalui pipa menuju septic tank untuk dibuang setelahnya. Septic tank diletakkan pada area servis dan harus dapat dijangkau oleh manusia dan kendaraan untuk kegiatan pemeliharaan rutin.
58
Reservoir Atas
Perpustakaan
Penunjang
Hall SepticTank
Tapak
Gambar 44 Letak reservoir dan septic tank
59
48