This e-catalogue was published as a supplement to the exhibition of
EUNOIA - an Analog Photography Exhibition By
Colophon
Ayyiex Falgunadi - Firmansyah cakman - Joe Christian - Kass Sudrajat Komang Totok Parwata - Nyoman Sarja Wiryadi - Popo Papro Romadhoni Haryadi - Ruth Onduko - Stefanus Bayu - Sulaiman Riot
14th - 21st December 2014 Lingkara PhotoArt Community Jl. Merdeka IV No.2 Renon - Denpasar Bali - Indonesia
Graphic Design: Firmansyah Cakman Photographs by: Bram Soebiakto, Romadhoni Haryadi, the Artists Published by: Lingkara PhotoArt Community Jl. Merdeka IV No.2 Renon - Denpasar, Bali - Indonesia. Telp. +6281239576836
[email protected] www.lingkara.com
ii
iiA
Beautiful Thinking
Merekam momen, membuatnya dan mempresentasikanya tak lepas dari unsur keindahan, isi dan ide. Alat dan sarana menjadi sangat penting ketika sebuah kamera analog menjadi pilihan dalam menuangkan kesemua unsur tersebut. Proses menjadi nilai, dan nilai mewujudkan bentuk-bentuk apresiasi kembali pada pengetahuan dan ketrampilan mewujudkan ide dan gagasan melalui kamera analog, memberikan pengalaman dan gairah serta pengetahuan lebih bahwa hendaknya kemudahan yang didapat tidak berarti harus menghilangkan nilai ketiga unsur sebuah karya foto atau dokumentasi. Menggali Analogi dan pemikiran dasar yg logis bagaimana sebuah moment didepan mata dapat direka, direkam dan diabadikan tanpa menghilangkan unsur ruang dan waktu menggunakan teknologi dimana kekuatan manipulasi, membangun kembali cerita dilakukan para fotografer di "kamar gelap" dengan segala "kelebihan khususnya".
Capturing moment and presenting it bound with beauty, content and ideas. Once an analog camera becomes a choice in getting into those elements, the tools and facilities become very important. The process become the value, and the value embodies appreciations.. back to the knowledge and skill to embodies ideas and concepts via analog camera, to give an experience and passion as well as more knowledge to make clear that easiness doesn't mean to relieve the value of three elements of a photo artwork or documentation. Studying the analogy and the logic basic thinking intently, how the right in front of the eyes' moment, can be estimated, recorded and captured without relieving elements of space and time using technology that can manipulates. Rebuild photographer stories in "dark room" with its "special advantages".
Fotografer Lingkara PhotoArt Community mempersembahkan karya foto dengan menggunakan kamera analog, memakai film dan melakukan proses developing serta pencetakan dalam kamar gelap. Lepas dari bentuk-bentuk visual yang "biasa" ditangkap rana mata, dan diinterprestasikan dalam berbagai macam bahasa ambigu, maka dijaman yg serba digital ini, proses dan segala bentuk kegiatan analog yang menghasilkan sebuah "karya fotografi" menjadikan pemikiran-pemikiran tentang keindahan yg menyeluruh dalam EUNOIA.
Lingkara Photoart Community photographers present Photo artwork by using analog camera.. Using films, and doing developing and printing processes in the dark room. Regardless from "ordinary" visual forms captured by eye shutter, and interpreted in variety of ambiguous language, then in this digital era, the process and all forms of analog activity which create a photo artwork become a comprehensive thinking about beauty in EUONIA.
Yan Palapa Lingkara, 10 December 2014
01
01A
Foreword
Berpikir Indah
Ayyiex Falgunadi
Bukan Dirinya Nikon FM3a + Ilford HP5 400 Ilford MGIV RC Deluxe Pearl 20.5cm x 30.5cm Indonesia - 2014
You're So Beatiful Nikon FM3a + Ilford HP5 400 Ilford MGIV RC Deluxe Satin 20.5cm x 30.5cm Indonesia - 2014 My Beloved Nikon FM3a + Ilford HP5 400 Ilford MGIV RC Deluxe Satin 12.7cm x 17.8cm Indonesia - 2014
02
02A
Pernah Jaya Nikon FM3a + Ilford HP5 400 Lucky Paper 8.9cm x 12.7cm Indonesia - 2014.
03
03A
Ayyiex Falgunadi
Ekspresi Lama Nikon FM3a + Ilford HP5 400 Ilford Merit 8.9cm x 12.7cm Indonesia - 2014.
Firmansyah cakman
Karya Kakekku (Almanak 55 Tahun) Nikon FM3a + Lucky 100 Ilford Multi Grade IV Deluxe Satin 40,5cm x 30,5cm Indonesia - 2014.
Karyaku (Dangdut Forevah Apparel) Nikon FM3a + Polypan 50 Ilford Multi Grade IV Deluxe Satin 20,5cm x 30,5cm Indonesia - 2014.
04
Karya Kakekku (Lambang Kabupaten Sumenep) Nikon FM3a + Lucky 100 Ilford Multi Grade IV Deluxe Satin 30,5cm x 40,5cm Indonesia - 2014.
04A
Karma Nikon F100 + Ilford HP5 400 Ilford MG IV RC Deluxe 12.7cm x 17.8cm (4 Pcs) Indonesia - 2014.
05
Joe Christian
Lost in Memory Nikon FE + Polypan F50 Ilford MG IV RC Deluxe 12.7cm x 17.8cm (4 Pcs) Indonesia - 2014
Beautiful Evil Nikon F100 + Ilford HP5 400 Ilford MG IV RC Deluxe 12.7 cm x 17.8 cm (4 Pcs) Indonesia 2014.
05A
Komang Totok Parwata
After 1 TMax TX 100 printed on ilford paper MG IV, portfolio, pearl. 28 x 28 cm 1999
After 2 Ilford Delta 400 printed on ilford paper MG IV, portfolio, pearl. 30 x 30 cm 2014
06
06A
Komang Totok Parwata
After 3 Ilford Delta 400 printed on ilford paper MG IV, portfolio, pearl. 30 x 30 cm 2014
After 4 Ilford Delta 400 printed on ilford paper MG IV, portfolio, pearl. 28 x 28 cm 2014
07
07A
Kass Sudrajat
Punk Melodic Ultra Fine Extreme 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio, Pearl 30,5 x 38.1 cm Bali, 2014
08
My Funky Grandma Ultra Fine Extreme 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio, Pearl 30,5 x 38.1 cm Purwokerto, 2014
The Abra Man Ilford XP2 Super Ilford paper MG IV, RC Portfolio, Pearl 30,5 x 38.1 cm Dubai, 2001
08A
Kass Sudrajat
Inside My Head Kodak T-Max 100 Ilford paper MG IV, RC Portfolio, Pearl 30,5 x 38.1 cm Dubai, 2002
2 Become 1 Kodak Hie Infra Red Ilford paper MG IV, RC Portfolio, Pearl 30,5 x 38.1 cm Bangkok, 2005
09
09A
Nyoman Sarja Wiryadi
Purity is Truly Pure Nikon FM2, Lucky SHD 100 expire 2012 Printed on Ilford MG IV, RC Portfolio, Pearl 12.7cm x 17.8cm 2014
Long & Forgotten Nikon FM2, Lucky SHD 100 expire 2012 Printed on Ilford MG IV, RC Portfolio, Pearl 12.7cm x 17.8cm 2014
10
10A
Upper Lamp Nikon FM2, Lucky SHD 100 expire 2012 Printed on Ilford MG IV, RC Portfolio, Pearl 12.7cm x 17.8cm 2014
Prayer Nikon FM2, Lucky SHD 100 expire 2012 Printed on Ilford MG IV, RC Portfolio, Pearl 12.7cm x 17.8cm 2014
11
11A
Nyoman Sarja Wiryadi
Our Resemblance Nikon FM2, Lucky SHD 100 expire 2012 Printed on Ilford MG IV, RC Portfolio, Pearl 12.7cm x 17.8cm 2014
Popo Papro
Menyatu #2 Nikon F90x, Lucky 100 expired 2007 Ilford MG IV RC Deluxe Gloosy 20.5cm x 30.5cm 2014 Menyatu #1 Nikon F90x, Lucky 100 expired 2007 Ilford MG IV RC Deluxe Gloosy 20.5cm x 30.5cm 2014
12
Menyatu #3 Nikon F90x, Lucky 100 expired 2007 Ilford MG IV RC Deluxe Gloosy 20.5cm x 30.5cm 2014
12A
Badut Pasar #2 Tmax 400, Practica MTL 3 Ilford MG IV RC Deluxe Gloosy 20.5cm x 30.5cm 2014
13
Badut Pasar #3 Tmax 400, Practica MTL 3 Ilford MG IV RC Deluxe Gloosy 20.5cm x 30.5cm 2014
13A
Romadhoni Haryadi
Badut Pasar #1 Tmax 400, Practica MTL 3 Ilford MG IV RC Deluxe Gloosy 30.5cm x 20.5cm 2014
Ruth Onduko
Extremely Laugh Ilford HP5 iso 400 Ilford paper MG IV, RC Deluxe, Satin 12,7 x 17,8 cm (triptych) 2014
Out of Reach Ilford HP5 iso 400 Ilford paper MG IV, RC Deluxe, Satin 17,8 x 12,7 cm (triptych) 2014
14
14A
Ruth Onduko They Told Me Not To… Ilford HP5 iso 400 Ilford paper MG IV, RC Deluxe, Satin 12,7 x 17,8 cm ( 6 panels) 2014
15
15A
Stefanus Bayu
Gelung Canon A1, Lucky SHD 100 Ilford MG IV Satin 32.5 x 29 cm 2014
Barong Brutuk Nikon F4, Fuji SS expired 2001 (berjamur) Ilford MG IV Satin 32.5 x 29 cm 2014
16
16A
Your Soul is Mine Canon A1, Rollei Blackird 100 Ilford MG IV Satin 30.5 x 40.5 cm 2014
Jangan berhenti (mix) Canon A1, Polypan 50 Ilford Multigrade IV Satin 12,7 x 17,8 cm 2014
Light Stone (mix) Canon A1, Ilford delta 3200 Ilford Multigrade IV Satin 17,8 x 12,7cm 2014
17
17A
Stefanus Bayu
Light Paper Canon A1, Ilford delta 3200 Ilford Multigrade IV Satin 17,8 x 12,7cm 2014
Sulaiman Riot
Four To Six (Empat Untuk Enam) Nikon FM 10, Ilford Delta 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio Pearl 44cm X 24cm 2014
SHOVE pm Nikon FM 10, Ilford Delta 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio Pearl 44cm X 24cm 2014
SUGAR LANE (garis gula) Nikon FM 10, Polypan 50 Ilford paper MG IV, RC Portfolio Pearl 44cm X 24cm 2014
18
18A
RUN.RUN.RUN ( LARI.LARI.LARI) Nikon FM 10, Ilford Delta 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio Pearl 36cm X 48cm 2014
NEW-16 (16-baru) Nikon FM 10, Ilford Delta 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio Pearl 31 x 32 cm 2014
19
19A
Sulaiman Riot
BLACK ICE (ES HITAM) Nikon FM 10, Ilford Delta 400 Ilford paper MG IV, RC Portfolio Pearl 31 x 32 cm 2014
20 20A
Develop Process
21 21A
Develop Process
Ayyiex Falgunadi
Profile
Nekat membeli sebuah kamera DSLR dari uang beasiswa di tahun 2009 membawa saya begitu menikmati asiknya mengabadikan moment-moment disekitar. Sampai akhirnya saya benar-benar teracuni oleh pita seluloid di tahun 2011. Mulailah dari situ saya lebih mendalami kamera analog dengan mulai mempelajari, mengoleksi sampai membongkar lemari tua almarhum bapak. Hingga kini saya lebih memilih menggunakan kamera analog untuk memotret dan memfokuskan digital untuk pekerjaan. "Jika ditanya kenapa masih menggunakan analog oleh fotografer yang menenteng kamera digital? Mungkin akan sama jawabannya ketika saya tanya dia dengan pertanyaan kenapa memakai kamera digital tersebut." Pameran yang pernah di ikuti: - Enjoy The Oldies, Art Cafe Seminyak, Juli 2012 - Beachwalk In Seluloid, Beachwalk Kuta - ANIMUS 10R- Essay Photo Exhibition, Lingkara PhotoArt Gallery, 2014
Firmansyah cakman Sehari-hari bekerja sebagai Creative Director (Desainer Grafis, Fotografer, dan Konsultan Merek / brand). Pria kelahiran Sumenep, 23 Februari 1982 ini, Mengenal kamera SLR (analog) sewaktu di bangku kuliah, dengan mata kuliah Fotografi Dasar (2000), Teknik-teknik Fotografi (2001), Teknik Kamar Gelap (2001). Ketika tinggal di Bali, bergabung dengan komunitas pecinta fotografi analog, Foto Suka Seni (FSS) - 2010, yang sekarang berubah namanya menjadi Suku Analog (2012) dan tergabung juga di komunitas Lomografi, Lomonesia Bali. Selama di Bali, kamera analog-nya lebih sering dibawa daripada kamera DSLR nya karena kamera digitalnya digunakan hanya untuk pekerjaan yang sifatnya komersil. Fotografer pecinta musik dangdut ini lebih suka memakai kamera analog sebagai hobi dan hunting bersama-sama kawan-kawannya. Gayanya yang khas (gaya memotret dengan pantat ditarik ke atas dan salah satu kaki ditekuk), menjadikan dia dikenal sebagai fotografer dangdut. Motto cakman: "Make friends with Photography"
22
22A
Joe Christian
Profile
Sejak tahun 2008, dia mulai mengenal kamera dan belajar secara otodidak. Joe sudah terlibat di beberapa proyek fotografi mulai konseptual foto, foto iklan, dan kemudian memperdalam ketertarikannya di dunia fashion fotografi secara otodidak. Sehari-harinya ia berprofesi sebagai legal consultant, dan juga sebagai fotografer komersil lepasan.
Kass Sudrajat Pria kelahiran Purwokerto 10 Desember 1972 ini adalah seorang wirausahawan yang bergerak di bidang jual lantai kayu. Kegemarannya terhadap fotografi dimulai sejak 1999 dengan memiliki kamera analog Nikon F100. Pernah bekerja sebagai fotografer untuk majalah "PARTISAN" tahun 2004-2006, dan fotografer lepasan di "Lifestyle and Travel magazine" di Bangkok. Pada tahun 2008 ia pindah ke Bali dan kemudian bertemu dengan komunitas foto pencinta kamera analog dan aktif memotret dengan kamera analog hingga kini.
23
23A
Komang Totok Parwata Terlahir di Singaraja 48 tahun silan dengan nama Komang Parwata, anak ke tiga dari 3 bersaudara. Mulai menekuni bidang fotografi tahun 1989 karena beberapa kali mengalami kegagalan dalam setiap ujian fotografi I di Fakultas Seni Rupa dan Disain, Udayana. Kegagalan demi kegagalan itu rupanya memicu saya untuk lebih serius dan saya bertekad untuk menjadikannya bagian dari hidup saya. Bermodal camera bekas dan tekad, tahun 1990 sampai 1992 saya dipercaya untuk mengisi satu kolom kecil di halaman dua, salah satu Koran harian di Bali.
Profile
Tahun 1993 mencoba terjun di bidang fotografi komersial dengan memiih Interior fotografi dan stil life fotografi. Tahun 2002 mulai perlahan beralih dari media film ke Digital sampai tahun 2014. Disela sela kegiatan komersial fotografi saya juga sedikit belajar fotografi Black and white, tahun 2000 mulai ikut berpameran bersama teman2 dan saya memilih BW untuk media ekspresi foto saya. Tahun 2014 akhir saya memutuskan untuk kembali menekuni fotografi BW. Bagi saya fotografi Hitam Putih dengan memakai film memiliki keindahan sendiri dan kenikmatan tersendiri dibanding dengan Digital fotografi Hita Putih. Proses dari membekukan objek, mencucinya kemudian mencetaknya sendiri di kamar gelap merupakan satu kepuasan tersendiri. Walau sangat panjang dalam prosesnya, akan terbayar dengan hasil cetakan yang kita hasilkan. Fotografi hitam putih dengan memakai film sepertinya tidak akan tergilas dan tenggelam dengan maraknya Camera Digital saat ini. Buktinya produsen masih tetap memproduksi dan mengembangkan teknologi film, bukan hanya itu, paper serta obat2an untuk keperluan kamar gelappun masih tetap diproduksi. Tidak berlebihan kalau saya pribadi memutuskan untuk 5 tahun kedepan kembali menggauli fotografi hitam putih sebagai media ekspresi dalam berkesenian. Back to Our Soul, slogan yang tepat bagi kita penggemar media film hitam putih. Menyelami serta memahami arti sebenarnya dari Fotografi Hitam Putih, mengimajinasikan objek merekam serta mencetaknya serta membidangi foto dan mudah2an dapat di apresiasi oleh masyarakat banyak.
24
24A
Nyoman Sarja Wiryadi
Profile
Nyoman Sarja Wiryadi a.k.a Nyom Nyom starting his analog photography when he was introduced to Suku Analog, analog-based camera community in Bali a year ago. Ever since, he joined the community and try to learn how to shoot with analog camera, started with toy-camera (Kodak Instamatic), his first roll was disaster as resulting in two exposures only, while the others failed. But even after the bad experience, he refused to give up and began his journey of learning analog camera. Along with the basic knowledge of using analog camera, later on he also learned to develop his own film, especially black and white film. Through experiments and guided by Suku Analog's members, he made his first self-developed B/W film. And then he wants to experience another type of analog camera, especially SLR camera. Long story short, Eunoia's his second analog exhibition held in Lingkara Photo Art Community which is his new community too and his second exhibition also because his first exhibition (Animus 10R) shot with analog too. In conclusion, as this is full-manual analog exhibition, he is flown with excitement and cannot wait to bring out his work and show the result to the audience.
Popo Papro Tahun 1999 Popo menempuh pendidikan di jurusan Komunikasi dimana salah satu mata kuliahnya adalah fotografi. Kala itu fotografi masih menggunakan seluloid. Sayang, dia tidak menyelesaikan kuliahnya karena satu dan lain hal…. Selepas itu, Popo kemudian menekuni dunia video. Sampai akhirnya tahun 2007, ia bertemu teman yang menggunakan kamera analog. Akhirnya ia membeli kamera analog dambaanya yaitu Nikon FM2, yang ia beli di Jakarta dan masih dia simpan hingga sekarang. Pada suatu waktu ia diajak temannya untuk ikut pameran kamera dan barang-barang jadul, dari situ ia bertemu teman-teman yang tertarik dengan kamera analog dan kemudian mereka sepakat membentuk komunitas bernama "foto suka seni". Popo hingga kini aktif sebagai penggiat foto dan kamera analog dan terlibat di beberapa pameran foto.
25
25A
Romadhoni Haryadi
Profile
Romadhoni Haryadi mengenal fotografi sudah cukup lama. Pertama kali memiliki kamera adalah setelah "khitanan" (untuk term khitanan silahkan dibrowsing di Google). Kamera yang ia miliki untuk pertama kalinya adalah kamera Fuji MDL-25. Dari situ Romadhoni mencintai dunia fotografi hingga saat ini. Selama mengenal fotografi, ia belajar secara otodidak baik dari buku, teman dan pengalaman. Pameran yang pernah ia ikuti tahun ini diantaranya Animus 10R di Lingkara PhotoArt Gallery dan pameran Eunoia yang akan dibuka tanggal 14 Desember 2014 ini nanti. SEMANGAAAT!!
Ruth Onduko Perempuan kelahiran Semarang 21 Maret 1983 ini banyak terlibat di berbagai kegiatan seni sebagai manajer event dan bekerja di galeri senirupa di Bali. Perkenalan pertama kali Ruth dengan kamera analog adalah ketika duduk di bangku kuliah. Bagi dia dunia fotografi merupakan sebuah sarana untuk menyimpan kenangan, membekukan moment dan sebuah cara untuk melihat dunia dengan sudut pandang yang berbeda. Fotografi baginya adalah sebuah kesenangan untuk menciptakan sebuah gambar yang kita sukai dan akan dikenangnya seumur hidup. Setelah beberapa tahun tidak pernah bersentuhan dengan kamera analog, tahun 2014 dia dipertemukan dengan sekelompok anak muda yang masih menggunakan kamera analog. Dan ini merupakan moment nostalgia dimana dia merasa seperti kembali dari "NOL". Bagi dia, 5 bulan terakhir ini kembali mengingat-ingat bagaimana caranya memasang film ke dalam kamera, memperhitungkan lightmeter dengan seksama, bersabar menunggu moment yang tepat sebelum melepas shutter release. Dan ilmunya pun bertambah dengan mengikuti workshop laundry BW dimana dia ditantang untuk bisa memproses negative film dan juga mencetaknya dengan menggunakan enlarger dengan segala chemical yang harus dihapalkan takaran dan cara pemakaiannya.
26
26A
Stefanus Bayu Pria kelahiran Ngawi, 2 Juli 1981 sehari-hari berprofesi sebagai tukang kayu. Ketertarikan Bayu pada fotografi bermula sewaktu SMP dari kamera ayahnya yang sudah tidak pernah beliau gunakan. Ketika ia mengetahui kamera Lomo, perlahan ia kumpulkan kembali 'warisan - warisan" ayah, kakek dan dari keluarga yang dulu pernah menggunakan kamera film. Hingga kini ia aktif memotret berbagai peristiwa budaya, still life dan berbagai objek lainnya dengan kamera analog.
Profile
Sampai hari ini Bayu banyak menambah teman baru dan pengetahuan baru tentang benda "penangkap momen" ini. Bayu menemukan kesenangan berkeksperimen dengan kamera dan juga hobi "mengoprek" film dan kameranya sehingga bisa menghasilkan efek-efek foto yang diluar dugaan.
Sulaiman Riot Lahir di Poncowarno pada Tanggal 18 April 1987. Alwi sapaan akrab Sulaiman Riot, berkata bahwa "Lingkara tidak hanya mengajarkan saya tentang teknik mengambil gambar, justru lebih dari segalanya. Ia membuka mata saya, membuat saya lebih berfikir secara sederhana, peka dengan dunia luar, dan juga mengeluarkan saya dari zona nyaman." Sulaiman Riot, Fotografer yang juga seorang desainer grafis ini, memulai kembali me-foto setelah berpartisipasi di "Kisah Samudra" dalam rangka Vision International Image Festival, Oktober 2013 di Maha Art Gallery. Sulaiman Alwi yang lebih sering dipanggil Sulaiman Riot adalah seorang desainer grafis yang juga gemar memotret "street photography". Pria lulusan Modern School of Design di Jogjakarta ini banyak terlibat di pameran "Street Art" bersama komunitasnya KananJalanTerus. Foto yang di angkat mengenai momene dari asal usul figur, membentuk dari yang tidak terbentuk, membuat teratur dari yang tidak teratur dan menangkap momene dari ketidakteraturan.Konsep ini merupakan salah satu hal yang sangat sederhana untuk mengobservasi kebiasaan, fantasi, gerak, serta cara berpikir.
27
27A
28 28A
Display
29 29A
Display
Testimonial
"Salute dan apreciate! Buat temen-temen yang begitu menghargai dan menikmati sebuah 'proses', dimana tidak melihat sebuah hal yang hanya bukan sematamata perubahan dari memencet shutter menjadi selembar Ilfrod berubah warna. Dan juga 'proses' berpameran dengan developer yang 'pas' dan tanpa agitasi yg lebay!" DP Arsa, Photographer
Salah satu makna penting Pameran "Eunoia" adalah mengingatkan kita bahwa fotografi bukan sekadar sarana rekam realitas (fotografi dokumenter) atau ekspresi visual artistik (seni fotografi). Fotografi adalah lintasan perjalanan teknologi, pengetahuan, kebudayaan. Pameran ini menantang fotografer zaman sekarang untuk tidak hanya terpaku pada realitas permukaan, superfisialitas dan banalitas, yang kini bisa dieksploitasi secara mudah, murah, cepat dan efisien dengan sarana teknologi kamera digital dan komputer grafis. "Eunoia" memaksa fotografer untuk berkutat dengan teknologi fotografi analog yang tidak praktis, mahal, lambat dan langka fasilitas. Dan dengan proses yang merepotkan itu, fotografer secara tidak langsung harus lebih menyuruk ke kedalaman realitas dan ke hakikat media fotografis itu sendiri. Setiap keberhasilan atau kegagalan dalam proses itu mengingatkan kembali akan pentingnya kepengrajinan, craftmanship: bahwa fotografi adalah praktik untuk berupaya menjadi empu dari kerja fotografis yang dilakukan fotografer. Arif Bagus Prasetyo, Curator
30
30A
We would like to thanks to:
God Almighty
Suku Analog Yan Palapa, Rudi Waisnawa, Ismail Ilmi, DP Arsa & Alma, Cak Gundhul, Grace Jenie, Irawan Zuhri, Dechi Dewa Rudita, Helmi Mahendra, Muhammad Samsul Hadi, Arif Bagus Prasetya Bram Soebiakto & Ana Arika Foam Coffee & Laundry Coin
To our Sponsors: Organic Mind | News Radio Bali | BASIC (Bali Adventure Service Centre) | JPPro Bali | deXsign
iii
iiiA
Thanks to
Big Family of Lingkara PhotoArt Community
Lingkara PhotoArt Community © 2014 Production www.lingkara.com