Choiruddin
Lahir
: Jombang, 26 Januari 1979
Alamat
: Garon, Rt 1, No 5, Panggungharjo, Sewon, Bantul, 55188.
Pendidikan : FSR ISI Yogyakarta. HP
: 081328821979, 081227219979
E-mail
:
[email protected]
Pengalaman Pameran :
2009 : Pameran Festival Kaligrafi 2009, Emporium Pluit, Jakarta. Pameran “Senang-Senang”, Tujuh Bintang Art Space, Yogyakarta. 2008 : Pameran Seni Rupa “The Highlight”, Jogja National Museum, Yogyakarta. Pameran Dies Natalis ISI XXIV, Galeri ISI, Yogyakarta. Pameran “Ya Sin, The Untranslatable”, Jogja Gallery, Yogyakarta. Pameran Festival Kaligrafi Indonesia, La Piaza, Jakarta. Pameran Tugas Akhir “Rekonstruksi Budaya Citra”, FSR ISI, Yogyakarta. Pameran “Tekstur dalam Lukisan”, Jogja Gallery, Yogyakarta. Pameran Lukisan “Daya Per’Empu’an”, TIM Jakarta. Pameran Kaligrafi “Genius”, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pameran “Sensasi Kolaborasi”, Coral Gallery, Yogyakarta. 2007 : Pameran A(r)tmosphere Academic, Jogja Gallery, Yogyakarta. Pameran Dies Natalis XXIII ISI, Galeri ISI, Yogyakarta. Pameran Kaligrafi Modern “Matahari”, Museum Affandi, Yogyakarta.
Pameran & Demo Kaligrafi “ Kaligrafi untuk Rakyat”, Malioboro,Yogyakarta. Pameran “Belok Kanan Jalan Terus”, Sangkring Art Space, Yogyakarta. Pameran “ kebudayaan Indonesia Tidak Ada” Gedung Societet Yogyakarta Pameran Borobudur International Festival, Galeri Tingal, Magelang. Pameran “Little Extreme”, Jupri Gallery, Pasuruan. Pameran “Harlah Asri”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 2006 : Pameran “Mengolah Rasa”, Hotel Melia Purosani, Yogyakarta. Pameran Peksiminas VIII, Makassar. Pameran “Cermin Diri”, Galeri Katamsi, ISI Yogyakarta. 2005 : Pameran Pratisara Afandi Adhi Karya 2005 II, SOKA Gallery, Jakarta. Pameran Seni Rupa “Rescue 99”, Gedung Juang '45, Banyuwangi. Pameran Pratisara Afandi Adhi Karya 2005 I, Galeri ISI Yogyakarta. Pameran Lukisan Lana, Jogja Village Hotel, Yogyakarta Pameran Dies Natalis XXI, Galeri ISI Yogyakarta. Pameran Seni Rupa 2 Warna, Hotel Melia Purosani, Yogyakarta. 2004 : Pameran Peksiminas VII, Bandar Lampung. Pameran Kaligrafi “Reflection”. Hall UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pameran “Apa Kabar Magelang”, Galeri Tom Silver, Magelang. Pameran “Art For Love”, Magelang. Pameran “I’m a Terrorist”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Pameran “Koreksi”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 2003 : Pameran Kaligrafi MTQ Nasional, Unpad, Bandung. Pameran Dies Natalis XIX ISI, Galeri ISI Yogyakarta. Pameran “Budaya Bumi Berbudaya”, Benteng Vredeburg,Yogyakarta. Pameran “Semua Sama Tapi Tak Semua”, Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Pameran “Kaligrafi Kontemporer”, Hall UIN, Yogyakarta. Pameran “Puserku Sedang Puber”, Galeri ISI Yogyakarta. 2001 : Pameran “Do’a Dalam Hening”, Sanggar Suwung, Yogyakarta.
Penghargaan :
- Juara II Kaligrafi Tk. DIY & Jateng, UNY Yogyakarta - Dua kali nominasi selekda peksiminas DIY, Universitas Sanata Dharma YK. - Still life terbaik dari dosen pembina FSR ISI YK. - Juara I Lukis Kaligrafi MTQ Tk. Mahasiswa DIY, UIN Suka Yogyakarta. - Juara II Mural Tk. Nasional Budi Mulia 2, Yogyakarta. - Karya Terbaik Dies Natalis XXIV ISI Yogyakarta.
Data Karya :
Judul
:“Daily Supper”
Ukuran : 120 x 160 cm Media : Cat minyak diatas kanvas Tahun : 2006
Konsep Karya :
Sebuah gambaran alam posmodernisme yang membawa manusia kedalam paradoks. Antara semakin terbukanya cakrawala dunia yang plural dan hilangnya kendali individu yang seakan tenggelam dalam mesin-mesin budaya kapitalisme. Halhal tabu dan memalukan (figur wanita telanjang) selalu tersaji dimanapun, bahkan di tempat seformal manapun( meja hijau). Kolusi, korupsi, konspirasi, pornografi, prostitusi, kekerasan dan sejenisnya yang semula tertutup rapat kini bak hidangan makan malam sehari-hari yang bisa dinikmati dengan sejelasnya oleh siapapun. Moral mengalami degradasi pada titik terendah meskipun dalam fenomena sosial masih terjadi keragaman reaksi dalam memahami nilai-nilai moral.
Judul
: Panggilan Jiwa
Ukuran
: 150 X 200 Cm
Bahan
: Cat Minyak Di Atas Kanvas
Tahun
: 2006
Konsep Karya :
Merupakan sebuah gambaran dari proses introspeksi diri. Kompeksitas dan memuakkannya jaringan semiotisasi kehidupan (gaya hidup, makna status, penampilan, dsb) membuat kita asing akan hasrat kita sendiri yang lebih mulia (annafsul muthmainnah). Dari sinilah kerinduan akan diri akan jiwa yang tenang dan keberadaan kita secara utuh antara yang mewaktu dan yang abadi muncul.
Judul
: Disappearance
Ukuran
: 150 x 140 cm
Medium
: Oil On Canvas
Tahun
: 2009
Konsep Karya :
Indonesia adalah sebuah negara yang berakar dari keragaman suku bangsa. Keragaman karakter budaya itulah yang justru menjadi identitas bangsa Indonesia. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang sering kita sebut dengan globalisasi telah merubah sebagian besar anak bangsa untuk lebur dalam nuansa global yang tentusaja berkiblat pada amerika dan eropa. Pemahaman yang dangkal dan kurangnya penghargaan terhadap keragaman budaya sendiri serta pembanggaan yang berlebihan akan budaya luar telah memusnahkan identitas bangsa Indonesia sendiri. Dalam karya ini digambarkan sosok manusia pribumi berkepala hijau sebagai metafor akan ketidak matangan cara berfikir kita akan budaya kita sendiri. Keasyikan dan keseriusan bermain main dengan busa sebagai pertanda betapa ganerasi kita terlena dengan budaya luar yang nampak menyenangkan dan menyilaukan meskipun tanpa esensi seperti busa. Ketika keadaan sudah demikian maka melihat identitas Indonesia tak ubahnya kita melihat impresi cahaya pada busa yang tentusaja dalam sekejap akan lenyap. Dari sini kita menyadari bahwa sebenarnya makin pudarnya citra dan identitas bangsa Indonesia adalah karena anak bangsa kita sendiri.