‘CERITA KAMPUS’ DAN PEMUASAN KEBUTUHAN FOLLOWERS AKUN TWITTER USUKOM FM MEDAN (Studi Korelasional antara Penggunaan ‘Cerita Kampus’ dan Pemuasan Kebutuhan Followers @UsukomFM yang Mengirimkan Tweet tentang 'Cerita Kampus’) Susan Natassya 100904113 ABSTRAK Skripsi ini berjudul „Cerita Kampus‟ dan Pemuasan Kebutuhan Followers Akun Twitter USUKom FM Medan.Peneliti ingin melihat pengaruh penggunaan program siaran radio terhadap kebutuhan penikmatnya.„Cerita Kampus‟ merupakan program siaran radio komunitas Universitas Sumatera Utara (USU), USUKom FM. Penelitian ini memfokuskan pada penelitian kuantitatif mengenai penggunaan media dan kepuasan yang diperoleh.Teori yang digunakan adalah teori Penggunaan Media dan Kepuasan (Uses and Gratification theory) dihubungkan dengan motif kebutuhan penggunaan media oleh McQuail. Peneliti khusus meneliti penggunaan „Cerita Kampus‟ terhadap pendengar USUKom FM yang diwakili oleh followers @UsukomFM. Sesuai dengan perumusan masalah penelitian, “Sejauhmanakah hubungan antara penggunaan „Cerita Kampus‟ dengan pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM?”.Populasi dalam penelitian adalah followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013 hingga April 2014, yakni 29 followers.Keseluruhan populasi diambil sebagai sampel menggunakan teknik total sampling oleh Arikunto.Hubungan antara variabel X dan Y dihitung menggunakan korelasi Spearman Rank (Rs), hasil yang diperoleh 0.75 yang menunjukkan hubungan yang kuat antara penggunaan „Cerita Kampus‟ terhadap pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM. Meskipun demikian, „Cerita Kampus‟ yang merupakan program andalan USUKom FM, ternyata tidak mampu memuaskan semua motif kebutuhan followers @UsukomFM dengan baik. Kata kunci : Cerita Kampus, USUKom FM, Uses and Gratification, Motif Kebutuhan PENDAHULUAN Pada perkembangannya, media massa yang dianggap sebagai kekuatan keempat dari demokrasi menunjukkan kekecewaan. Karena dalam perkembangannya, media massa dikuasai oleh para konglomerat global seperti Time Warner, American On Line, Disney dan lain-lain yang telah menghasilkan transformasi dari media, dari kepentingan ekonomi global dan telah mencampuradukkan jurnalistik, periklanan dan juga budaya massa (Seneviratne, 2007: 4). Roger Silverstone menyebutkan definisinya tentang media alternatif yang ia anggap telah menciptakan suatu ruang baru untuk suara alternatif yang menyuarakan kepentingan suatu masyarakat yang spesifik dan juga untuk kepentingan lainnya yang kerap kali subversive sifatnya (Alton, 2002: 1). Chris
1
Alton mengatakan dibutuhkan kekuatan kelima (the fifth estate) dan kekuatan kelima tersebut merujuk pada media-media komunitas (Haryanto, 2009: 5). Pengertian komunitas mengacu pada sekumpulan orang yang saling berbagi perhatian, masalah, atau kegemaran terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi secara terus menerus (Wenger, 2002: 4).Media komunitas merupakan media yang dikelola satu kelompok masyarakat tertentu yang bertujuan untuk melayani kepentingan dari satu kelompok masyarakat tersebut(Iriantara, 2004: 22). Radio komunitas merujuk pada pengertian suatu radio yang beroperasi dalam komunitas, yang dilakukan untuk kepentingan komunitas, oleh komunitas itu sendiri dan mengenai komunitas itu juga (Haryanto, 2009: 77).Di Medan, Sumatera Utara, terdapat dua radio komunitas yang terdaftar di Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) Jasa Penyiaran Radio kota Medan yaitu Radio Pujakesuma Medan dan Radio USU (Universitas Sumatera Utara) yang dikenal dengan Radio USUKom FM. Jumlah ini berbanding jauh dengan banyaknya radio siaran komersil atau swasta yang terdaftar yakni berjumlah 45 stasiun radio (Infosiar, hal. 24, edisi Januari-Juni 2011). „Cerita Kampus‟merupakan salah satu program siaran andalan USUKom FM yang kemudian menjadi wadah bagi mahasiswa USU dengan fokus utama tentang kegiatan yang diadakan mahasiswa di samping informasi mengenai perkuliahan dan dunia pendidikan. „Cerita Kampus‟ memiliki jam siaran setiap hari Senin-Jumat, pukul 11.00-13.00 WIB. Untuk kegiatan yang diadakan mahasiswa USU, „Cerita Kampus‟ menghadirkan perwakilan dari panitia yang bersangkutan. Selain talkshow, „Cerita Kampus‟ juga membagikan informasi seputar kegiatan perkuliahan di USU, misalnya jadwal UTS (Ujian Tengah Semester), UAS (Ujian Akhir Semester) dan jadwal pembayaran SPP. Di bidang pendidikan, „Cerita Kampus‟ membahas seputar perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang disiarkan USUKom FM Senin, 11 November 2013 mengenai perangkat lunak Health Circle, pendeteksi penyakit yang ditemukan oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Selain menggunakan radio untuk bersiaran secara on air, USUKom FM juga menggunakan sosial media sebagai media pelengkap. Salah satu sosial media yang paling aktif digunakan adalah akun Twitter, @UsukomFM. Akun ini telah disinkronisasikan dengan akun Facebook radio USUKom FM sehingga apa yang dibagikan melalui akun @UsukomFM secara otomatis akan tampil di timeline akun Facebook UsukomFM Medan. Melalui akun ini, berbagai interaksi dan informasi dibagikan kepada „Sobat Kampus‟.Penggunaan sosial media ini untuk memutus batasan dalam berkomunikasi dengan pendengar. Akun Twitter @UsukomFM dibuat pada 4 Maret 2011. Sejak bergabung lebih dari 3 tahun, @UsukomFM telah mem-posting sebanyak 4148 tweets. Hingga 7 November 2013, followers @UsukomFM telah berjumlah 1.233. Isi tweet yang dibagikan bervariasi, mulai dari daftar lagu yang sedang diputar, lagu yang di-request „Sobat Kampus‟, tanya jawab dengan „Sobat Kampus‟, tamu-tamu yang bersiaran on air, informasi kegiatan kampus, foto-foto kegiatan yang dilakukan oleh USUKom FM.
2
Penelitian mengenai motif penggunaan media dan pemenuhan kebutuhan telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Bradley Greenberg, Gratifications of Television Viewing and Their Correlates for British Children. Dalam kesimpulannya ia menjelaskan ada 6 alasan di balik penggunaan televisi oleh anak-anak pembelajaran (learning), kebiasaan (habit), hubungan pertemanan (companionship), keaktifan (arousal), relaksasi/istirahat (relaxation) dan untuk menghabiskan waktu (passing time). Terdapat begitu banyak alasan orang-orang menggunakan media (Spark, 2002: 59-62).Penelitian mengenai motif penggunaan media komunitas dan pemenuhan kebutuhan pendengar radio siaran komunitas belum pernah dilakukan dilakukan sebelumnya. Rumusan Masalah 1. “Apa saja motif followers @UsukomFM dalam menggunakan „Cerita Kampus‟?” 2. “Bagaimana pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM terhadap penggunaan „Cerita Kampus‟?” 3. “Sejauhmanakah hubungan antara pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM dengan penggunaan „Cerita Kampus‟?" Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif followers @UsukomFM dalam menggunakan program siaran „Cerita Kampus‟. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM terhadap penggunaan „Cerita Kampus‟. 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motif dan kepuasan followers @UsukomFM yang terpenuhi dalam mendengarkan „Cerita Kampus‟. KAJIAN LITERATUR Komunikasi Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Menurut Harold Lasswell cara yang baik dalam menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who (siapa), says what (mengatakan apa), in which channel (dengan saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan pengaruh apa) (Mulyana, 2008: 69). Komunikasi Massa Tan dan Wright menyatakan komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004: 3). Teori Uses and Gratification Teori ini dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch pada tahun 1974 ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan audiens
3
menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara audiens (Morrisan, 2009: 508). Konsepsi asli dari pendekatan teoriuses and gratificationini berdasarkan penelitian untuk menjelaskan daya tarik besar isi media tertentu. Pertanyaan inti dari penelitian tersebut kemudian dilontarkan oleh McQuail: “Mengapa orang menggunakan media dan untuk apa mereka menggunakannya?” (Miller, 2002: 257). Dalam proses komunikasi massa, teori uses and gratification menempatkan fungsi menghubungkan gratifikasi kebutuhan dan pilihan media jelas di sisi khalayak. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat mempengaruhi media apa yang mereka pilih, bagaimana mereka menggunakan media tertentu dan apa gratifikasi yang media berikan kepada mereka. Pendekatan teori ini juga mengatakan bahwa media bersaing dengan sumber informasi lain untuk mendapat kepuasan kebutuhan audiens(Miller, 2002: 256). Motif kebutuhan yang menyebabkan khalayak menggunakan media menurut McQuail adalah information (kebutuhan akan informasi dari lingkungan sekitar), personal identity (kebutuhan untuk menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang), integration and social interaction (dorongan untuk menggunakan media dalam rangka melanggengkan hubungan dengan individu lain)dan entertainment (kebutuhan untuk melepaskan diri dari ketegangan dan menghibur diri(Miller, 2002: 244) Teori Media Baru (New Media) LaRose mengatakan bahwa media massa tradisional dan media baru terus memberikan berbagai platform media dan konten kepada masyarakat, itu dianggap salah satu perspektif yang paling tepat untuk menyelidiki mengapa penonton memilih untuk terkena saluran media yang berbeda (Baran dan Davis, 2009: 239). Media baru (new media) merupakan istilah yang digunakan untuk berbagai teknologi komunikasi yang berbagi ciri yang sama selain baru yang dimungkinkan dengan digitalisasi dan ketersediaannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi (McQuail, 2011: 48). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional.Penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti.Hubungan antar variabel digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan yang ada sehingga peneliti dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini merupakan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013 hingga April 2014, yakni 29 akun Twitter.Keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Teknik penelitian ini mengambil seluruh populasi menjadi sampel penelitian karena populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua (Arikunto, 2006: 134).
4
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan angket sebagai instrumen penelitian dan penelitian kepustakaan (library research) yakni bahan bacaan yang menunjang penelitian.Teknik analisis data dalam penelitian ini analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis.
Uraian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Koefisien Korelasi Spearman Rho Variabel X
Spearman's rho Variabel X Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Variabel Y Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
Variabel Y
1.000
.753**
.
.000
29
29
.753**
1.000
.000
.
N 29 29 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil korelasi Spearman dapat diuji dengan menyusun hipotesis.Caranya adalah dengan membandingkan sig. (2 tailed) atau nilai probabilitas dengan 0.05 dengan ketentuan bila nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima begitu pula sebaliknya bila nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.Dari tabel 4.40 dapat diketahui besarnya probabilitas adalah 0.00 maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya terdapat hubungan antara program siaran „Cerita Kampus‟ dan Pemuasan Kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ hingga sejak September 2013 hingga April 2014. Pada hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan Spearman Rho Koefisien, terlihat angka .753 yang diartikan sebagai 0.753, angka tersebut merupakan angka koefisien korelasi.Diambil dua digit terakhir dibelakang koma menjadi 0.75, angka tersebut menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti karena berada pada interval 0.71 – 0.90. Oleh karena itu dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara „Cerita Kampus‟ dengan pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013 hingga April 2014. Dasar pengambilan keputusan signifikansi dengan menggunakan tanda bintang (*) atau flag of significant.Tanda bintang hanya muncul bila ada korelasi yang signifikan, bila tidak terdapat tanda bintang artinya tidak ada korelasi.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan „Cerita Kampus‟ terhadap pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ adalah signifikan. Koefisien korelasi 0.75 bertanda positif menunjukkan arah korelasi yang positif (searah), artinya kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ terpenuhi setelah mereka menggunakan „Cerita
5
Kampus‟. Dengan kata lain, „Cerita Kampus‟ dapat menjadi media yang memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013 hingga April 2014. Untuk peramalan indeks korelasi yang menentukan besar hubungan variabel X (penggunaan „Cerita Kampus‟) terhadap Y (pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟) menggunakan rumus Kekuatan Determinan (KD). KD = rs 2 x 100%= (0.753)2 x 100%= 0.567009 x 100% = 56.7% Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari penggunaan „Cerita Kampus‟ 56.7% dapat memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sebesar 56.7%. Hasil ini bermakna bahwa hanya 56.7% pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ yang dipengaruhi oleh penggunaan „Cerita Kampus‟. Sisanya terdapat 43.3% kepuasanfollowers yang dipengaruhi oleh hal-hal lain, misalnya penggunaan media lain. Setelah melalui tahapan analisis data yang kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 16.0.Penelitian menunjukkan bahwa Ha: “Terdapat hubungan antara program siaran „Cerita Kampus‟ dengan pemuasan kebutuhan followers @UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013 hingga April 2014 diterima. Selanjutnya peneliti membahas sejauh mana penggunaan „Cerita Kampus‟ dalam memenuhi kebutuhan followers @UsukomFM” yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013-April 2014. Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang berasal dari berbagai fakultas. Mereka juga merupakan followers @UsukomFM dan pernah mendengarkan „Cerita Kampus‟ serta mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟. Perkembangan teknologi ternyata memudahkan mereka untuk mendengarkan „Cerita Kampus‟ dan langsung berinteraksi dengan penyiar USUKom FM maupun followers @UsukomFM yang lainnya. Berbicara tentang informasi yang disajikan „Cerita Kampus‟ mengenai informasi perkuliahan, seminar, kuliah umum, kegiatan yang diadakan HMD dan UKM, mayoritas responden menyatakan informasi yang disampaikan cukup baik.Namun akan lebih baik jika informasi tersebut merupakan informasiinformasi terbaru (up to date) dan dikupas secara lebih lengkap dengan mendatangkan pembicara yang berkualitas. Kurangnya publikasi secara menyeluruh ke semua fakultas menjadi hambatan yang dirasakan beberapa responden untuk mendapatkan siaran dari USUKom FM khususnya „Cerita Kampus‟.Alhasil banyak responden yang kemudian mencari informasi melalui media lainnya yang dianggap mampu memnuhi kebutuhan mereka. Ketika ditanya perihal penggunaan „Cerita Kampus‟ sebagai bentuk dari motif identitas diri, mayoritas responden setuju menggunakan nama asli mereka sebagai nama akun Twitter mereka. Penggunaan nama asli ini menunjukkan diri mereka sebagai mahasiswa USU. Beberapa responden mengaku menggunakan nama lain namum tetap menunjukkan identitas dirinya. Salah satunya Poltak, nama akun Twitter-nya adalah @tobatakuma nama tersebut menunjukkan
6
responden bersuku Batak Toba. Beberapa responden lainnya tidak langsung menyebutkan nama asli sebagai nama akun Twitter pribadinya. Mereka menggunakan nama panggilan atau singkatan nama mereka namun tetap mengandung nama asli. Salah satu responden bernama Desyana Silaban, nama akun Twitter-nya adalah @Desiants. Mengenai bertambahnya minat belajar, mayoritas responden menyatakan minat belajar mereka tidak bertambah seiring dengan penggunaan „Cerita Kampus‟.Demikian pula halnya dengan penemuan sosok panutan, mayoritas responden menyatakan tidak menemukan sosok-sosok yang dapat mereka jadikan contoh melalui „Cerita Kampus‟.Beberapa responden mengaku belakangan ini „Cerita Kampus‟ jarang menampilkan narasumber. Jika dilihat mengenai motif integrasi dan interaksi sosial yang dialami responden, mayoritas responden mengaku mendapatkan relasi dari berbagai fakultas di USU. Namun pertambahan relasi ini tidak serta merta disebabkan oleh penggunaan „Cerita Kampus‟.Sejak Januari hingga April 2014, „Cerita Kampus‟ sering kali tidak bersiaran secara rutin sesuai dengan jadwal sehingga jarang terlihat adanya interaksi antara penyiar dengan pendengar dan followers @UsukomFM.Hal ini juga berpengaruh pada kurangnya bahan percakapan yang diperoleh responden.Setelah diteliti, ternyata pada masa tersebut pihak USUKom FM sedang sibuk menyiapkan acara untuk merayakan ulang tahun radio yang ke7.Seluruh panitia merupakan penyiar USUKom FM, hal ini kemudian menyebabkan banyaknya penyiar yang absen dalam jadwal siaran karena sibuk menyiapkan acara. Meskipun demikian, hal tersebut ternyata tidak menjadi penghalang bagi responden untuk tetap menunjukkan kepedulian dan keterlibatan sebagai mahasiswa USU. Responden turut membagikan informasi mengenai acara radio USUKom FM kepada teman-teman dan pengikut mereka di Twitter, terlihat dari ramainya retweet mengenai perayaan ulang tahun radio, USUKom Fest di timeline @UsukomFM. Tidak hanya melalui retweet, followers @UsukomFM juga memberikan testimoni mengenai USUKom Fest untuk mengajak rekan-rekan mereka turut berpartisipasi. Dari sudut motif untuk menghilangkan rasa kesepian, mayoritas responden setuju mendengarkan „Cerita Kampus‟ merupakan salah satu solusi terbaik.Selain menyampaikan informasi, penyiar juga melakukan interaksi dengan responden sehingga responden tidak merasa sendiri melainkan ada teman yang berbicara dengannya.Dilihat dari aspek hiburan, mayoritas responden merasa kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.Waktu luang responden terisi dengan kegiatan yang bermanfaat.Mereka dapat turut serta dalam diskusi di timeline @UsukomFM.Responden juga terhibur dengan koleksi lagu-lagu USUKom FM. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa „Cerita Kampus‟ mampu menjadi salah satu media yang memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟ sejak September 2013 hingga April 2014. Mayoritas responden setuju bahwa motif penggunaan media menurut McQuail yakni motif informasi, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial serta hiburan dapat terpenuhi oleh „Cerita Kampus‟.Dari aspek motif informasi, „Cerita Kampus‟ perlu meningkatkan kualitas informasi yang
7
disampaikan.Beberapa responden juga memberikan masukan agar „Cerita Kampus‟ juga memberikan informasi mengenai beasiswa. Melihat dari aspek identitas diri, mayoritas responden belum merasakan adanya penemuan nilai-nilai diri yang kuat setelah menggunakan „Cerita Kampus‟.Mereka hanya merasa dapat terlibat dalam membagikan informasi, namun tidak menemukan wawasan tentang diri sendiri yang dapat diperoleh melalui sosok panutan atau orang-orang yang satu visi dan misi dengan mereka. Motif integrasi dan interaksi sosial mendapat tanggapan yang cukup baik dari responden.Suara dominan responden terutama pada tersalurnya kepedulian dan keterlibatan mereka sebagai mahasiswa USU. Beberapa responden menyarankan agar USUKom FM wajib diputar di berbagai tempat seperti kantin, dan Bus Lintas USU (Linus) sehingga dapat menjangkau semua mahasiswa dari berbagai fakultas.Untuk motif hiburan, kebutuhan responden dapat dipenuhi dengan baik melalui „Cerita Kampus‟.„Cerita Kampus‟ dapat membantu responden untuk mengisi waktu luang dan menjadi media bagi responden untuk melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari. Dari penelitian terlihat bahwa teori Uses and Gratification terbukti dan diperkuat oleh keaktifan followers @UsukomFM menggunakan „Cerita Kampus‟ untuk memuaskan kebutuhan mereka. Para responden terlihat secara aktif menggunakan „Cerita Kampus‟ untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mayoritas responden aktif menggunakan program siaran „Cerita Kampus‟ untuk memuaskan kebutuhan mereka akan informasi perkuliahan dan seminar yang diadakan di USU. Hal ini berbanding terbalik dengan informasi kuliah umum, kegiatan HMD dan UKM yang dibagikan „Cerita Kampus‟ ternyata tidak mampu memuaskan kebutuhan mereka. Responden mencari kepuasan akan kebutuhan identitas pribadi melalui „Cerita Kampus‟ dan ternyata terlihat kuat pada bagian penggunaan nama asli sebagai jati diri. Kebutuhan integrasi dan interaksi sosial juga terpuaskan pada penggunaan „Cerita Kampus‟ yang dapat menjadi wadah responden menyalurkan kepedulian dan keterlibatan sebagai mahasiswa. Pada kebutuhan akan hiburan responden puas karena dapat mengisi waktu luang mereka dengan baik. Melalui penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa responden berhak dan aktif untuk memutuskan menggunaan „Cerita Kampus' sesuai dengan kebutuhannya.Salah satu responden hampir menjawab semua pertanyaan mengenai motif penggunaan media dengan jawaban sangat tidak setuju.Pernyataan responden tersebut menunjukkan bahwa „Cerita Kampus‟ tidak menjadi prioritas utamannya untuk memuaskan kebutuhan akan penggunaan media. Kejadian ini juga berlaku sebaliknya, jika responden atau dalam konteks ini pengguna media menemukan sebuah media yang mampu memuaskan kebutuhannya maka ia akan secara kontinu dan teratur menggunakan media tersebut. Penggunaan media seperti ini yang akhirnya memicu ketergantungan terhadap media. Namun indikasi akan ketergantungan tersebut tidak menjadi objektif dalam penelitian. Penelitian ini berhasil membuktikan penggunaan teori Uses and Gratification pada followers @UsukomFM terhadap penggunaan „Cerita Kampus‟ untuk memuaskan kebutuhan mereka akan informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial serta hiburan.
8
PENUTUP Simpulan 1. Motif utama yang menjadi alasan followers @UsukomFM menggunakan „Cerita Kampus‟ adalah untuk memperoleh informasi terutama untuk informasi perkuliahan dan seminar. Motif identitas diri untuk penggunaan nama asli sebagai jati diri dan menambah minat belajar. Motif integrasi dan interaksi sosial untuk menambah relasi, menunjukkan kepedulian dan keterlibatan sebagai mahasiswa, mendapatkan bahan percakapan serta menghilangkan rasa kesepian. Motif hiburan untuk mengisi waktu luang. 2. Pemuasan kebutuhan yang diperoleh followers @UsukomFM mencakup kepuasan akan informasi, integrasi dan interaksi sosial, serta hiburan. Untuk motif identitas diri, mayoritas followers @UsukomFM merasa tidak menemukannya dalam penggunaan „Cerita Kampus‟, kecuali pada penggunaan nama asli akun Twitter mereka untuk menunjukkan jati diri. Kepuasan yang diperoleh followers @UsukomFM sangat terlihat pada kebutuhan informasi khususnya informasi perkuliahan dan seminar. Jika dilihat dari kebutuhan integrasi dan interaksi sosial, lebih dari 50% followers @UsukomFM merasa puas akan penggunaan „Cerita Kampus‟ untuk menambah relasi, menyalurkan kepedulian dan menghilangkan rasa kesepian. Untuk kebutuhan hiburan, kepuasan yang diperoleh followers @UsukomFM lebih dominan pada aspek mengisi waktu luang. 3. Terdapat pengaruh antara penggunaan program siaran „Cerita Kampus‟ dengan pemuasan kebutuhan followers@UsukomFM yang mengirimkan tweet tentang „Cerita Kampus‟. Hasil analisis data menunjukkan hubungan keduanya signifikan, artinya „Cerita Kampus‟ dianggap dapat memuaskan kebutuhan followers @UsukomFM akan informasi, identitas diri, integrasi dan interaksi sosial serta hiburan. Saran 1. Semoga penelitian ini dapat menjadi riset program bagi radio USUKom FM agar kedepannya dapat menghasilkan program-program siaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa USU. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi kepada para penggiat radio komunitas. 3. USUKom FM harus lebih kreatif, inovatif dan up to date dalam menyajikan informasi-informasi yang berkembang di USU. 4. Publikasi USUKom FM sebagai media internal USU harus digencarkan. Salah satu cara yang ditawarkan, radio USUKom FM wajib diputar di setiap kantin fakultas, Bus Lintas USU, Perpustakaan, Biro Rektor USU dan berbagai tempat lainnya yang sering dikunjungi mahasiswa USU. Upaya ini dilakukan untuk mengenalkan radio USUKom FM kepada seluruh warga USU. 5. USUKom FM harus membangun hubungan yang baik dengan organisasi masing-masing fakultas USU. Terjalinnya hubungan yang baik dapat memperlancar jalannya informasi kepada seluruh mahasiswa USU.
9
6. Jangkauan frekuensi USUKom FM diperluas melalui live streaming agar semua mahasiswa USU dapat mendengarkan radio, tidak hanya yang berada dekat dengan lingkungan kampus. 7. Penyiar USUKom FM diharapkan lebih interaktif dengan pendengar. Meskipun banyak penyiar yang berasal dari FISIP USU, penyiar harus mampu membawa diri dan menyeimbangkan informasi yang disampaikan. DAFTAR PUSTAKA Alton, Chris. 2002. Alternative Media.Sage Publications. Beverly Hills, CA: Sage. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis. 2009. Mass Communication Theory. 5th Edition. Boston, USA: Wadsworth Cengage Learning. Haryanto, Ignatius, dkk. 2009. Dinamika Radio Komunitas.Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan. Iriantara, Yosal. 2004. Community Relations: Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. KPID-SU (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah - Sumatera Utara), 2011.“Lembaga” dalam Infosiar Edisi I Januari-Juni. McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa: Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Humanika. Miller, Katherine. 2002. Communication Theory: Perspectives, Processes, and Contexts. New York: McGraw-Hill. Morrisan dan Wardhany.2009.Teori Komunikasi tentang Komunikator, Pesan, Percakapan dan Hubungan. Bogor: Ghalia Indonesia. Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Seneviratne, Kalinga. 2007. Media Pluralism in Asia: The Role and Impact of Alternative Media. Singapore: AMIC. Spark, Glenn G. 2002. Media Effect Research: A Basic Overview. Canada: Wadsworth. Wenger, Ettiente (et.al.). 2002. Cultivating Communities of Practise: A Guide to Managing Knowledge. Boston: Harvard Business School Press.
10