First book of:
Farakh Khoirotun Nasida
Catatan Ujian Nasional Suka Duka Menghadapi Ujian Nasional
1. Upacara Kulirik jam tanganku. 06:40. Aku segera masuk ke gerbang sekolah. Berjalan menuju ke kelasku yang terletak di pojok sekolah. Anggota paskibra terlihat sudah bersiap-siap untuk bertugas. “Hari Senin.” Batinku. Suasana kelas pagi ini sudah ramai. Teman-temanku sudah banyak yang datang. Seperti
inilah
suasana
pagi
kelas
kami.
Kebetulan pagi ini, mayoritas penduduk kelas ini sedang mengerjakan PR matematika. Ada
juga
yang
sedang
berduaan
dengan
pasangannya. Para siswa segera berlari ke tengah lapangan ketika bel berbunyi. Kami telah siap mental untuk mendapatkan nasihat-nasihat dan informasi yang akan disampaikan bapak kepala sekolah kami. Semua siswa berbaris dengan rapi sesuai urutan. Kelas sembilan ada di barisan paling utara, apalagi kelas kami–sembilan A–ada di bagian ujung. Dilanjutkan dengan adik-adik kelas tujuh kami yang lucu-lucu di bagian tengah. Lalu kelas delapan ada di bagian paling selatan. “Upacara hari Senin, tanggal tujuh Januari tahun 2013
segera
dimulai.”
pembawa
acara
mengawali upacara. Upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera, mengheningkan cipta, pembacaan teks
pancasila, dan undang-undang dasar 1945. Seperti biasa, kami pun mulai jenuh dengan keadaan. Banyak siswa yang kedapatan sedang ngerumpi dengan teman sebelahnya. Tak jarang, kepala sekolah sampai menegur kami untuk diam. “Amanat
pembina
diistirahatkan.”
Suara
upacara, pembawa
pasukan acara
menggema. Kami–yang berdiri di barisan paling depan– secara otomatis memasang wajah serius dan siap untuk mendengarkan. Sedangkan teman-teman yang ada di belakang masih asyik berbicara. “Yang pertama, marilah kita panjatkan......” Kepala sekolah mengawali amanatnya. Sampai pada saatnya, kami–siswa kelas sembilan– dengan serius mendengarkan.
“Untuk kelas sembilan, kamu tahu ujian nasional 2013 ini tinggal tiga empat bulan lagi. Jadi saya minta kamu untuk sadar belajar. Kamu harus mempertahankan prestasi kakak-kakak kamu yang sudah meraih peringkat satu di kabupaten tahun kemarin. Mau lulus tidak?” “Mauuuu..!!!” jawab kami serentak. “Ya makanya belajar. Jangan mau kalah sama kakak-kakak kamu. Kalau kakak-kakak kamu itu kemarin rata-ratanya sudah 9,14 kamu harus punya target lebih dari itu.” Jelas kepala sekolah. Bruk! Salah seorang siswa kelas 9B pingsan,
dengan
sigap
anggota
PMR
mengangkatnya keluar lapangan. “Saya doakan kamu lulus semua.” Tambahnya. “Amiiiiinnnn.” Jawab kami bersamaan. Aku pun menyempatkan diri melirik ke barisan belakang. Ah, masih sama. Ada yang memelototi jam tangan, mencabuti rambut
teman di depannya, bahkan ada juga yang jongkok, haha. Ya, kami memang jenuh dengan upacara ini. Belum lagi sinar matahari dari belakang yang ikut membakar punggung kami. “Panas.. panas...” Kata Puput di belakangku. “Ini kapan selesainya.” Keluh Rota sambil memasang wajah siap meninju. Bruk! Satu orang lagi siwa kelas tujuh pingsan. Mungkin ini karena cuaca pagi ini yang sangat panas atau mereka yang lupa sarapan tadi pagi. Hm... upacara di sekolah kami (dengan catatan
pembina:
kepala
sekolah)
biasa
berlangsung 45 menit. Kami pun sudah hafal dengan apa yang ingin disampaikan kepsek. 1. Jagalah kebersihan kelas. 2. Jagalah kebersihan kamar mandi. 3. Harus terus belajar untuk mempertahankan prestasi.
4. Siswa RSBI harus punya keunggulan dibandingkan siswa non Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (baca: rak sido bertaraf internasional). Ya, kami ingin mengeluh tapi entah pada siapa. Mau menuntut tapi entah kepada siapa. Akhirnya, kami pun berusaha untuk bersikap sabar dan tawakkal, hahaha.
Sekolah kami ini punya masalah dengan kebersihan dinding kamar mandi putri. Kami sampai hafal dengan amanat bapak kepsek yang mengancam bagi siapa saja yang mencoret-coret dinding kamar mandi akan dikeluarkan dari sekolah. Dalam hal ini, kami, khususnya anak kelas 9a juga berusaha sabar dan tabah. Coret-coret di kamar mandi putri sekolah kami sudah seperti wall facebook yang ada kanal comment dan likenya. Kami juga tidak habis fikir
siapa
yang
memulainya.
Umumnya,
kami
menduga coret-coretan itu berasal dari kakakkakak kami yang telah lulus tahun kemarin. Ada yang tulisannya “I love Lee Min Ho”, ada yang “I love Smash”, ada juga yang ngomelngomel gak jelas. Hm.. cukup menarik.