“Capslok”, Inovasi Pemanfaatan Limbah Biji Mangga Menjadi Jenang Berkhasiat UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus menggeliat. Diantaranya yang dilakukan oleh lima orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR PSDKU (Program Studi Diluar Kantor Utama) di Banyuwangi. Mereka melakukan kreativitas memanfaatkan melimpahnya pelok (limbah biji mangga) menjadi barang ekonomis, yaitu Craps Jenang Pelok (Capslok). Kelima mahasiswa tersebut adalah Fadilah Adim (ketua tim kreativ), Sulistyo Primadani, Riska Dwi Lestari, Eka Sheilla Wati, dan Triyan Rediyanto. Jenang pelok inovasi lima mahasiswa UNAIR ini memiliki formula tekstur yang beda dengan tekstur jenang lain dan produk jenang yang berbeda dengan yang biasanya dijual di pasaran. Keunikan dari Capslok ini terbuat dari bahan utama yang belum terlalu dikenal khalayak umum, yaitu pelok (biji buah mangga). Mengapa memilih bahan dari biji kulit mangga? Dalih tim ini, seperti dikatakan Fadilah Adim, biji mangga memiliki kelebihan sebagai pencegah penyakit listeriosis yang berbahaya, yakni penyakit yang menyerang kekebalan tubuh yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Pelok juga memiliki kandungan fitokimia yang tinggi berupa tanin (Legessedan Shimelis, 2012). Juga fitokimia gallotanin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa macam bakteri gram positif dan negatif. Selain itu pelok memiliki manfaat antara lain bagus untuk pengobatan diare. “Selain itu tujuan utama membuat Capslok ini untuk mengurangi
limbah biji buah mangga yang pada saat musim mangga, jumlahnya sangat melimpah,” tambah Fadilah.
JENANG Capslok bikinan mahasiswa UNAIR Banyuwangi juga diperkenalkan pada wisatawan asing yang datang di Banyuwangi. (Foto: Dok PKMK) Seperti diketahui, banyaknya limbah biji buah mangga (pelok) di tempat-tempat pembuangan sampah, itu suatu indikator bahwa masih banyak masyarakat Indonesia belum mengerti manfaat pelok yang sesungguhnya memiliki manfaat bagus, disamping daging buah mangga yang sekitar 20% lazim diolah menjadi produk makanan seperti manisan dan dikalengkan, keripik, dsb. Sedangkan volume pelok ini merupakan sekitar 17-22% dari porsi buah mangga. Keberhasilan ini kemudian disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan (PKMK), dan berhasil lolos dari penilaian Dikti untuk memperoleh dana pengembangan dari Kemenristekdikti pada program PKM tahun 2016-2017. Fadilah Dkk membentuk jenang Capslok ini seperti kubus. Memiliki tekstur renyah dan di dalamnya terdapat jenang pelok yang memiliki tekstur lumer dengan rasa manis yang lezat.
“Keunggulan produk kami yaitu keunikan dari produknya, dimana jenang yang hanya biasa dan tidak menarik itu kita kemas dengan balutan crap yang crunchy dan lebih menarik konsumen, serta makanan ini dapat dinikmati untuk semua kalangan: orang tua, orang dewasa, remaja dan anak-anak,” tambahnya. (*) Editor: Bambang Bes
Ditemukan, Antioksidan Herbal dari Rosella untuk Mencegah Radikal Bebas Akibat Paracetamol UNAIR NEWS – Paracetamol merupakan salah satu jenis obat yang sering dikonsumsi. Biasanya penggunaan paracetamol digunakan sebagai penurun panas atau pereda nyeri. Penjualannya juga tidak dibatasi, karena jenis obat bebas. Itulah sebabnya, banyak orang yang menganggap paracetamol aman untuk dikonsumsi. Namun faktanya, kendati dijual bebas, paracetamol tidak bisa di konsumsi sembarangan. Pemakaian paracetamol secara berlebihan bisa mengakibatkan kerusakan hati. Hal ini diakibatkan over paracetamol menjadi sukar dimetabolisme oleh hati, sehingga menghasilkan radikal bebas. Tingginya kadar radikal bebas di dalam tubuh inilah yang bisa merusak berbagai organ kita, terutama hati. Berangkat dari permasalahan itulah, Agesti Veva, Kukuh Prastyaningtyas, Annisa Normalita, Dhanar Adhitya, Rachmad Yusuf, mahasiswa Universitas Airlangga, menemukan antioksidan
dari bunga Rosella sebagai penurun kadar radikal bebas akibat penggunaan paracetamol yang berlebihan. ”Kandungan senyawa Fenolitik yang tinggi pada bunga Rosella berkhasiat menurunkan kadar radikal bebas yang tinggi pada pengonsumsi paracetamol berlebih,” ujar Agesti Veva, ketua kelompok mahasiswa peneliti ini.
TIM PKMPE mahasiswa FKH UNAIR. (Foto: Istimewa) Kesuksesan inovasi mereka ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE), yang telah lolos penilaian Dikti dan mendapatkan dana hibah Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017. Proposal ini berjudul “Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariff L.) Terhadap Penurunan Malondialdehida Pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar Yang Diinduksi Parasetamol.” Jadi, masih kurangnya wawasan masyarakat Indonesia tentang penggunaan paracetamol yang benar itulah yang menebalkan tekad Agesti Veva Dkk untuk mencari solusinya, hingga akhirnya ditemukan antioksidan alami sebagai anti radikal bebas yang bisa merusak hati. ”Saat ini masyarakat Indonesia masih kurang memahami bahaya yang timbul jika kadar radikal bebas di tubuh
terlalu tinggi maka berbahaya,” kata Agesti. Ditambahkan jika kadar radikal bebas pada tubuh itu terlalu tinggi, maka akan dapat merusak berbagai organ dalam tubuh melalui oksidasi dengan membran sel, dan salah satu organ yang berdampak paling besar adalah hati. “Ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan, mengingat hati adalah salah satu organ yang vital bagi tubuh kita,” imbuhnya. Ditambahkan juga oleh Annisa, penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR menggunakan hewan coba tikus putih strain wistar. Selanjutnya diinduksi dengan paracetamol dan diterapi dengan ekstrak kelopak bunga Rosella. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil penurunan kadar radikal bebas yang signifikan. ”Inovasi bunga Rosella menjadi alternatif antioksidan ini kami harapkan bisa menjadi salah satu obat herbal yang alami ntuk menurunkan kadar radikal bebas dalam tubuh,” tambah Agesti mengakhiri keterangannya. (*) Editor: Bambang Bes
Mahasiswa UNAIR Teliti Khasiat Madu Terhadap Peningkatan Fertilitas Telur Burung Kacer Hitam, Upaya
Peningkatan Populasi Satwa UNAIR NEWS – Lima orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga dalam inovatif penelitiannya berhasil menemukan khasiat madu lebah Apis Dorsata dari Sumbawa dapat meningkatkan fertilitas (kesuburan) telur burung Kacer Hitam (Copshycus saularis) pada dosis madu 15% sebesar 3 kali lipat. Selain itu juga dapat meningkatkan mating behaviour burung tersebut, tetapi tidak dapat menambah jumlah telurnya. Kelima mahasiswa FKH UNAIR yang kreatif tersebut adalah Abdullah Hasib (FKH 2013) sebagai ketua tim, dengan anggota Risaldi Muhammad (FKH 2014), Talita Yuanda Reksa (FKH 2014), dan Alvina Ulimaz A (FKH 2015). Dibawah bimbingan dosennya, Dr. Erma Safitri, drh., M.S., hasil penelitian tersebut disusun dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). Setelah lolos penilaian dan memperoleh pendanaan, kini proposal tersebut berhasil lolos ke babak final Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat nasional (PIMNAS) Ke-30 tahun 2017 yang diselenggarakan Kemenristekdikti, di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan, 23-28 Agustus 2017. ”Kami melakukan penelitian ini sebagai upaya mencari solusi lain yang dapat digunakan alternatif upaya peningkatan populasi burung Kacer Hitam dengan menggunakan madu lebah Apis dorsata,” kata Abdullah Hasib. Latar belakang dilakukannya penelitian, kata Abdullah, antara lain bahwa burung berkicau di Indonesia merupakan peliharaan yang paling populer di kalangan masyarakat. Dengan maraknya hobi memelihara burung berkicau, diikuti hadirnya berbagai kontes burung, secara ekonomis mendorong permintaan burung di pasaran juga meningkat.
Apalagi, selama ini belum ada regulasi dalam lomba untuk menggunakan burung hasil penangkaran, sehingga membuat populasi burung di alam bebas menjadi semakin menurun. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan adanya eksploitasi habitat satwa di hutan serta minimnya kesadaran pada konservasi, sehingga dapat menyebabkan tingginya risiko kepunahan burung berkicau di Indonesia. ”Salah satu upaya peningkatan populasi tersebut dapat dilakukan melalui optimalisasi kualitas reproduksi,” kata Abdullah. Seperti diketahui, birahi burung itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah manajemen pakan. Sedangkan manajemen pakan di penangkaran, seringkali tidak memenuhi kebutuhan fisiologi bagi burung. Disisi lain, status lingkungan dengan polusi udara di penangkaran juga bisa memapar pada reproduksi.
burung,
sehingga
menyebabkan
kemunduran
ANAKAN burung kacer hitam dari hasil peningkatan fertilitas dengan madu Apis dorsata. (Foto: Dok PKM-PE) Berdasarkan hasil penelitian, hal tersebut dapat diantisipasi dengan memberikan konsumsi pada bahan pakan yang mengandung antioksidan. Sedangkan bahan yang memiliki aktivitas
antioksidan paling tinggi adalah madu. Sebab pada madu diketahui memiliki 150 senyawa polifenol yang terdiri dari asam fenol, flavonoid, flavonol, cetachins dan cinnamic acid. Flavonoid yang paling kuat sebagai antioksidan adalah flavon dan cetachin. Sedangkan kandungan cethacin yang paling tinggi terkonfirmasi terdapat dalam madu hutan yang dihasilkan oleh Apis dorsata. Sedangkan di Indonesia sendiri produksi madu hutan Apis dorsata itu bisa mencapai 70%. Dari hasil penelitian itulah disimpulkan bahwa madu lebah hutan tropis Sumbawa Apis dorsata berkhasiat dapat meningkatkan fertilitas telur burung Kacer Hitam (Copshycus saularis) pada dosis madu 15% sebesar tiga kali lipat. Selain itu juga dapat meningkatkan mating behaviour burung yang sama. Sayangnya, tidak sekalian dapat menambah jumlah telur yang dihasilkan burung Kacer Hitam (Copshycus saularis) itu. (*) Editor: Bambang Bes
Mahasiswa UNAIR Tawarkan “Serbuk Ajaib” untuk Cuci Darah Pasien Gagal Ginjal UNAIR NEWS – Ginjal merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia. Tetapi penderita gangguan ginjal, akhir-akhir ini terus meningkat, akibat pola hidup yang kurang sehat. Padahal, penanganan kasus gagal ginjal dengan melakukan cuci darah (hemodialisis) membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itulah mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berinovasi dalam penelitiannya dan menemukan solusi yang berpotensi meningkatkan hemodialisis
dengan kinerja lebih optimal. ”Penanganan kasus gagal ginjal di Indonesia saat ini, menurut Menkes, terkendala oleh biaya yang mahal dan keterbatasan alat cuci darah, sedangkan penderitanya sekitar 3000 orang dan banyak yang berakhir dengan kematian. Karena itulah kami berusaha membantu mencari solusinya,” ujar Januardi Wardana, ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penelitian Eksakta, FST UNAIR tentang isonasinya. Selain Januardi, Tim juga beranggotakan Bella Prelina, Ahya Isyatir Rodliyah, dan Zakiyatus Syukriyah. Atas prestasi ini mereka menuangkan penelitian ini dalam program PKM. Bahkan setelah dinilai oleh Dikti, proposal bertajuk “Potensi Cation Exchanger Zeolit A Sebagai Hemoadsorben Penderita Gagal Ginjal” ini lolos penilaian dan memperoleh dana Kemenristekdikti untuk program PKM tahun 2017.
dari
Dibenarkan oleh mereka, bahwa organ ginjal bertugas untuk menyaring sisa-sisa metabolisme untuk dibuang keluar tubuh manusia. Apabila ginjal tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka akan mengalami gagal ginjal. Penyebab utama gagal ginjal ini antara lain pola hidup yang tidak sehat, serta akibat tingginya kadar uremik toksin dalam darah.
DIANTARA Tim PKM-PE ini melakukan penelitian serius, baik di UNAIR dan di AMTEC Malaysia. (Foto: Dok PKM-PE FST) Ada berbagai macam jenis uremik toksin, salah satunya adalah kreatinin yang merupakan asam organik yang memiliki gugus nitrogen dan diproduksi dalam tubuh manusia, terutama pada hati, ginjal, dan pankreas. Secara fisiologis, konsentrasi normal kreatinin dalam darah 1,2 hingga 5 mg/dL. Apabila melebihi batas, maka dapat dikategorikan sebagai penyakit gagal ginjal. “Sementara itu proses hemodialisis selama ini biasanya terjadi dalam waktu relaif lama. Jadi pasien mengalami rasa sakit dan tidak nyaman. Untuk itu diperlukan suatu bahan tambahan yang mampu meningkakan kualitas hemodialisis. Melalui PKM-PE inilah kami meneliti kemampuan zeolit dan zeolit yang ter-imprinted kreatinin untuk adsropsi kreatinin,” tambah Januardi. Penelitian PKM-PE ini dilakukan di Universitas Airlangga dan AMTEC, Malaysia. Penelitiannya diawali dengan membuat zeolit terlebih dahulu. Bahan dasar yang digunakan adalah natrium aluminat, silikon dioksida, dan air. Pembuatan zeolit ini menggunakan metode hidrotermal pada suhu 100C.
“Sedangkan Imprinted zeolit merupakan zeolit yang telah tercetak porinya dengan pori kreatinin. Untuk membuatnya kami tambahkan larutan kreatinin ke dalam suspensi zeolit dan dilakukan ekstrak dengan air panas hingga pH-nya netral, sehingga harapan kami pori-pori zeolit yang terbentuk memliki kesamaan dengan pori-pori kreatinin dan proses adsorpsi semakin cepat berlangsung,” tambah Bella Prelina, anggota tim. Zeolit yang dipilih digunakan karena mudah dalam sintesisnya dan memiliki potensi besar dalam penyerapan limbah metabolik penderita gagal ginjal. Zeolit memiliki sifat fisika dan kimia yang unik, yakni meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul, katalisator dan penukar ion. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul, juga dimungkinkan sebagai material berpendukung hemoadsorben yang memiliki tingkat akurasi tinggi, sehingga menjadikannya adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. “Pada penelitian ini kami membuat zeolit dan zeolit yang telah terimprinted porinya. Kami meneliti kemampuan adsorpsinya dalam variasi waktu adsorpsi,” tambah Zakiyatus Syukriyah. Juga ditambahkan oleh Januardi, bahwa dalam rentang waktu 15 menit, zeolit mampu mengadsorpsi kreatinin sekitar 40%. Sedangkan zeolit yang terimprinted sekitar 60%. Diantara keduanya, zeolit yang porinya telah terimprinted memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan zeolit biasa. ”Karena zeolit yang ter-imprinted lebih selektif. Sekaligus membukikan bahwa zeolit memiliki kemampuan sebagai adsorben uremik toksin, sehingga memiliki potensi untuk hemodialisis kreatinin,” kata Januardi. (*) Editor: Bambang Bes
Bawang Merah Jadi Bahan Dasar Obat Pembasmi Kutu UNAIR NEWS – Rambut adalah mahkota bagi setiap orang. Oleh karenanya, perlu menjaga kesehatan kepala sehingga bersih dari kutu rambut. Kutu rambut atau Pediculus humanus capitis adalah ektoparasit bagi manusia. Kutu rambut biasanya bersarang di bagian belakang kepala dan bagian leher sebelah belakang. Gigitannya dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang dikeluarkan saat menghisap darah si penderita. Kasus penyakit gatal kutu atau Pediculosis capitis banyak terjadi di seluruh dunia dan tidak hanya menjadi masalah kesehatan di negara-negara miskin, namun juga terjadi di negara berkembang dan negara maju. Di Amerika, sekitar 10 hingga 12 juta anak terjangkiti penyakit gatal kutu setiap tahunnya. Usia penderitanya rata-rata berada pada kisaran 5 hingga 13 tahun, namun tidak menutup kemungkinan bagi orang dewasa juga dapat terjangkit parasit ini. Dewasa ini, obat gatal kutu yang populer di kalangan masyarakat umumnya mengandung permethrin yang merupakan salah satu produk dari paduan senyawa kimia. Permethrin ini dianggap dapat menyebabkan iritasi pada kulit manusia, sehingga diperlukan adanya alternatif lain yang berbahan alami dan lebih ramah lingkungan. Hal inilah yang kemudian mendorong lima mahasiswa program studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Airlangga, untuk mencari solusi bahan alami yang berpotensi sebagai bahan pembuatan obat pembasmi kutu. Lima anggota yang termasuk dalam tim PKM-Penelitian Eksakta tersebut, yaitu Jefpry Supryanto Sianturi, Novia Faridatus Sholilah, Dina Lutfiana, Arini Sabil Haque, dan Hady Palgunadi.
Program penelitian mereka berjudul “Optimalisasi Penggunaan Allium Ascolonicum dengan Konsep Liquid Pembasmi Kutu sebagai Solusi Penderita Gatal Kutu”. Program tersebut telah disetujui dan didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proses pembuatan Bahan utama yang mereka gunakan adalah bawang merah. Bahan yang biasa digunakan masyarakat sebagai bahan penyedap makanan tersebut, ternyata memiliki kandungan senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan untuk membunuh serangga. Kandungan senyawa yang disebut flavonoid tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk ekstrak (sari) dengan metode maserasi (pelunakan suatu benda karena suatu cairan). Pada akhirnya, didapatlah ekstrak yang kemudian dikarakterisasi untuk membuktikan kandungan flavonoid. “Allium ascolonicum (bawang merah, red) direndam dengan metanol 99 persen selama 24 jam, nah, setelah itu masuk ke proses penyaringan. Hasil penyaringan kemudian dievaporasi (perubahan molekul zat, red) menggunakan penyaring Buchner. Dan akhirnya, didapatlah ekstrak dari bawang merah,” terang Jefpry. Hasil ekstrak kemudian memasuki proses uji coba dengan kutu sebagai kontrol ujinya. Proses uji coba dibagi menjadi dua tahap, yaitu uji kontrol positif dan uji kontrol negatif. Uji kontrol positif adalah perbandingan antara keadaan kutu saat diberikan ekstrak, dengan keadaan kutu saat diberikan peditox (obat kutu pada umumnya). Sedangkan uji kontrol negatif, membandingkan antara keadaan kutu saat diberikan ekstrak, dengan keadaan kutu saat normal (tanpa diberikan obat kutu). Jefpry dan kawan-kawan melakukan pengamatan selama 24 jam dalam uji coba ini. “Hasil uji menunjukkan bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan peditox untuk membunuh kutu sekitar 22 menit, dan esktrak bawang merah membutuhkan waktu sekitar 64 menit. Sedangkan
jika kutu dibiarkan di udara terbuka, kutu akan mati dalam waktu kurang lebih 24 jam,” jelas Jefpry. “Hal ini membuktikan dengan jelas, bahwa pemberian ekstrak dapat mempengaruhi kutu dan berpotensi sebagai bahan pembasmi kutu rambut,” imbuhnya optimis.
Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S.
Mahasiswa UNAIR Rancang TTG Medan Listrik Perangsang Pertumbuhan Ikan Lele UNAIR NEWS – Ikan lele boleh jadi sebagai ”ikan rakyat”, karena banyak dikonsumsi oleh kalangan apapun dan dimana pun. Budidayanya pun bertebar dimana-mana. Sayangnya, selama ini belum ditemukan teknologi tepat guna (TTG) yang dapat mengatasi masalah para pembudidaya dalam meningkatakan produksi dalam komoditas ikan lele dumbo secara massal dan kontinyu. Berangkat dari kesenjangan itulah kerjasama antara mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) dengan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berhasil membuat alat medan listrik sebagai TTG untuk mengembangkan dunia perikanan. Lima mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya itu melakukan penelitian dan membuat alat medan listrik sebagai stimulator
perkembangan gonad ikan lele dumbo yang dapat menguntungkan bagi masyarakat, khususnya para pembudidaya. Konsep ini digagas oleh empat mahasiswa FPK yakni Endah Rochmatika (ketua tim), Dimas Jaya Subakti, Regita Dwi Ayu Armeda, Elsa Mirantika, dan berkolaborasi dengan seorang mahasiswa dari prodi Otomasi dan Sistem Instrumentasi FST, Abdul Hamid. Mereka kemudian menuangkan penelitian tersebut ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dibawah bimbingan dosen, Eka Saputra, S.Pi., M.Si., proposal berjudul “Eksplorasi Pemaparan Medan Listrik Sebagai Stimulator Perkembangan Kematangan Gonad Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)” ini lolos seleksi dan berhak meraih dana riset dari Kemenristekdikti tahun 2017 kategori penelitian eksakta (PKM-PE). Menurut Endah Rochmatika, belum adanya teknologi tepat guna yang dapat mengatasi persoalan para pembudidaya dalam meningkatakan produksi ikan lele secara massal dan kontinyu itulah yang menyemangati kelompok ini membuat alat teknologi tepat guna ini. Komponen dan Desain Alat Mengapa Medan listrik? Kepada wartawan, Endah Rochmatika mengatakan, bahwa dengan medan listrik diharapkan dapat menghasilkan suatu getaran-getaran biolistrik sehingga dapat merangsang peningkatan proses metabolisme yang sebagian besar energi tertuju pada perkembangan reproduksi.
Gambar alat TTG medan listrik karya mahasiswa UNAIR. (Foto: Dok PKM-PE Unair) Selain itu untuk merangsang hormon reproduksi ikan untuk bekerja lebih cepat, sehingga menghasilkan hormon yang dapat mempercepat terjadinya kematangan reproduksi ikan dan ikan siap dipijahkan. Teknik pemanfaatan pemaparan medan lisrik ini sebagai stimulator kematangan gonad ikan dan dapat meningkatkan ketersediaan benih ikan lele dengan kuantitas yang banyak sebagai suatu keberlanjutan usaha budidaya perikanan, khusunya dalam bidang komoditas ikan lele dumbo. Ditambahkan Endah, penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan sembilan perlakuan dan tiga kali ulangan, serta kontrol sebagai pembanding. Pada uji analisis satistik (ANNOVA) selang kepercayaan 95%, data berat gonad ikan lele dumbo didapatkan hasil tidak berpengaruh nyata pada alat medan listrik terhadap perkembangan gonad ikan lele dumbo. Hal ini dikarenakan pada saat pemeliharaan, pemaparan medan listrik tidak tertuju langsung pada organ reproduksi ikan. Pemaparan medan listrik dilakukan melalui air dalam aquarium yang di dalamnya terdapat lele dumbo, sedang getaran biolistrik tersebut tertuju ke seluruh tubuh ikan lele dumbo melalui linea lateralis, sehingga tidak signifikan terhadap organ reproduksinya.
Namun, pemaparan medan listrik setelah keempat kali pada gonad, hasilnya mengalami pertambahan berat yang ditandai bahwa lele dumbo mengkonsumsi pellet dalam jumlah dan intensitas yang banyak melebihi biasanya. ”Jadi pemaparan medan listrik hanya merangsang nafsu makan untuk meningkatkan laju metabolisme tubuh ikan, sehingga laju pertumbuhan ikan lele dumbo meningkat,” imbuh Endah Rochmatika. Ditegaskan oleh Endah, walaupun medan listrik tidak mempengaruhi perkembangan organ reproduksi ikan tetapi hanya meningkatkan laju pertumbuhannya saja, tim PKM-nya tidak akan menyerah dalam penelitian ini. ”Kami akan mencoba membuat penelitian lain untuk menciptakan teknologi tepat guna dalam bidang perikanan dan kelautan yang belum pernah ada,” tutur Endah Rochmatika diangguki temanteman kelompok PKM-nya. (*) Editor : Bambang Bes
Charger Handphone Memanfaatkan Panas Tangan Manusia Buatan Mahasiswa UNAIR UNAIR NEWS – Dunia telah memasuki era perkembangan teknologi yang pesat. Berbagai mesin mulai terbiasa dioperasikan oleh manusia. Mulai dari instrumen pabrik hingga kotak-kotak pintar yang biasa disebut sebagai smartphone. Bagi generasi Y,
generasi yang melek teknologi, smartphone sudah menjadi kebutuhan primer. Karena itu mahasiswa UNAIR berhasil berinovasi membuat charger handphone dengan hanya memanfaatkan panas tangan manusia. Berangkat dari masalah itulah, sekelompok mahasiswa S-1 Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, yaitu Raja Bugatti (ketua kelompok), Luqyana Salsabila, Lendy Pradhana, Syahrul Munir, dan Vinda Aprilia, membuat inovasi baru. Hasil inovasinya yang bernama ”Hand Charging, Charge The World , Charge The Society” kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKMPE) . Dibawah bimbingan dosennya, Supadi, M.Si., proposal ini lolos penilaian Dikti dan memperoleh dana penelitian program PKM Kemenristekdikti tahun 2017. ”Kami terinspirasi dari kalor yang ada di dalam tubuh manusia dengan memanfaatkan konsep-konsep termodinamika dan hukum seeback. Karena tubuh manusia itu memiliki ion yang membawa listrik dan menghasilkan panas, sehingga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber pengisian smartphone,” kata Raja Bugatti, ketua tim.
daya
bagi
Secara global, ide itu terinspirasi dari data bahwa peningkatan pengguna smartphone di dunia, khususnya di Indonesia, menurut Emarketer mencapai lebih dari 100 juta pengguna. Namun, perkembangan tersebut justru membawa efek stres tersendiri terhadap pengguna sebagai akibat dari habisnya daya pada smartphone. Kemudian mengutip hasil riset salah satu perusahaan smartphone di China, Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk paling rentan terkena stres terhadap masalah tersebut.
DUA anggota Tim PKM-KC melakukan percobaanpercobaan, dan berhasil. (Foto: Dok PKM-KC) Sebenarnya, lanjut Raja Bugatti, inovasi charger portable itu sudah ada, yaitu power bank. Namun yang menjadi masalah adalah terbatasnya daya yang dapat disimpan oleh alat tersebut. Sehingga apabila daya pada penyimpanan habis, power bank tidak lagi bisa digunakan. Lain halnya dengan inovasi Hand Charging yang tidak memiliki batas daya, mengingat daya yang didapat bersumber pada panas dari tangan si pengguna HP. Hand Charging dapat dipakai kapan dan di manapun. Hingga pada daerah yang tidak ada listrik sekali pun, Hand Charging menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan pengisian daya pada smartphone.
Efek Seeback dalam inovasi ini menerangkan bahwa jika dua buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain. Fenomena itu kemudian dilihat kebalikannya oleh Peltier yang nantinya disebut sebagai efek Peltier. Dengan menghitung rata-rata kulit manusia dewasa yaitu 1,7m² dan rata-rata manusia mengeluarkan energi sebesar 350.000 J per jam, dan 1 J/jam = 0,00028 W, maka daya yang dapat dikeluarkan oleh tubuh setiap harinya sebesar 5,7 mW/cm 2 . Dengan daya tersebut, panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia mampu membuat lampu bohlam 100 W menyala terang. (*) Editor: Bambang Bes
Mahasiswa UNAIR Ciptakan STEVITY, Alat Monitoring Penyakit Jantung Bawaan UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus deras mengalir. Kali ini, lima mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dengan kreatif dan inovatifnya berhasil menciptakan sebuah alat yang dapat untuk memonitoring electrokardiograf dan viskositas darah dan dapat mengklasifikasikan penyakit jantung bawaan. Alat yang diberi nama STEVITY (Smart Telemonitoring and Blood Viscosity) ini diharapkan bisa membantu untuk memonitoring penyakit jantung bawaan (PJB). Setelah melewati dua kali pengujian dan seleksi, yaitu seleksi proposal sehingga memperoleh pendanaan dari Dikti, serta
seleksi dalam monitoring dan evaluasi (Monev) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), hasil kreativitas mahasiswa FST UNAIR itu berhasil lolos ke babak final Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (PIMNAS) ke-30 tahun 2017. PIMNAS kali ini akan digelar di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, 23-28 Agustus 2017. Kelima mahasiswa kreatif tersebut adalah Titania, Astryd, Ichrom Septa, Aji Sapta (keempatnya dari S1-Teknobiomedik) serta Kretawiweka (S1-Sistem Informasi). Hasil kreasinya itu kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC). Kini mereka menyatakan siap maju mempresentasikan ciptaannya di ajang kreativitas mahasiswa Indonesia tingkat nasional. ”Kami memperoleh ide untuk membuat STEVITY ini dilatarbelakangi dari 220 juta penduduk Indonesia, bahwa dari bayi yang lahir mencapai 6.600.000 dan 48.800 diantaranya penyandang PJB,” kata Titania, Ketua Tim PKM-KC ini mengutip data dari Indonesian Heart Association, 2011. Selain itu, lanjut Titania, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebutkan bahwa sering kali PJB tidak memberikan gejala yang khas, sehingga diperlukan pemantauan yang cermat untuk mendeteksi PJB, karena itu dibutuhkan monitoring hingga anak penderita PJB tumbuh menjadi dewasa. Dijelaskan oleh Titania, bahwa alat ini merupakan inovasi pertama yang mengintegrasikan pengukuran viskositas darah secara non-invasive dan electrokardiograf untuk monitoring dan klasifikasi penyakit jantung bawaan. ”STEVITY ini cukup user friendly bagi tenaga medis, jadi dapat mengidentifikasi bayi yang terkena penyakit jantung bawaan, sejak dari dini dan segera dapat ditangani,” tambah Titania. Selain itu, STEVITY akan menampilkan data dan monitoring pada stevity.com secara real time. Disamping itu, STEVITY juga dirancang dengan slot baterai dan dikemas dalam package,
sehingga alat ini menjadi portable, artinya dapat digunakan kapan pun dan dimana pun. ”Kedepannya kami berharap STEVITY ini dapat membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung dan dapat membantu menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal),” ujar Titania, mahasiswa S-1 Teknobiomedik ini menyimpulkan hasil penelitian dan pengembangan STEVITY. (*) Editor: Bambang Bes
Dokter Gigi Muda Luncurkan Sistem Terintegrasi untuk Memonitor Kunjungan Ibu Hamil UNAIR NEWS – Mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan profesi dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga meluncurkan sebuah sistem pencatatan berbasis web ANDCSys.com. Melalui sistem pencatatan ini, para dokter gigi dapat mengontrol pemeriksaan data kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil. Pencatatan data berbasis web ini diluncurkan di Puskesmas Pucangsewu. Sistem ini dilatarbelakangi oleh banyak ibu hamil yang tidak tercatat kunjungannya di poli gigi puskesmas setempat. Beshlina, ketua pelaksana kegiatan bertajuk “Sinkronisasi Data Antenatal Care (ANC) dengan Data Kunjungan Poli Gigi pada Ibu Hamil Berbasis Web ANDC-Sys.com, mengatakan program ini diluncurkan atas ketidaksinkronan data kunjungan ANC dengan
data kunjungan bumil pada poli gigi. Akibatnya, kondisi kesehatan gigi dan mulut ibu hamil tidak terpantau maksimal. Menurut Beshlina, sinkronisasi berbasis web ini dapat meminimalkan risiko ketidaksinkronan data kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Pucangsewu. “Pada web ANDC-Sys.com, kita memberikan sebuah alert system berupa highlight pada kolom ANC dan poli gigi apabila ibu hamil belum melakukan kunjungan. Dengan demikian, apabila admin poli puskesmas membaca alert system tersebut, mereka akan selalu mengingatkan ibu hamil untuk datang ke poli ANC dan poli gigi,” tutur Beshlina yang tengah menempuh pendidikan profesi. Perancangan program ini bekerjasama dengan tim teknologi informasi Puskesmas Pucangsewu. Kedua pihak mengembangkan sistem pada tahap penyusunan konsep alur kerja, perancangan sistem dalam jaringan, dan memasukkan data. “Sebetulnya apa yang kami buat ini adalah semacam support system (sistem pendukung) yang terintegrasi dengan program lain. Tujuan akhirnya adalah kelahiran bayi yang normal dan sehat,” imbuh Beshlina. Selain peluncuran program ANDC-Sys.com, ada empat program lain yang berlangsung di Puskesmas Pucangsewu di antaranya Program Pencanangan Suami Siaga Plus, Program Pemberdayaan Bidan Puskesmas terkait Kesehatan Gigi dan Mulut, Pencanangan Kader Asuh Kebersihan Gigi dan Mulut untuk Ibu Hamil, dan Perancangan Buku Pintar Kebersihan Gigi dan Mulut untuk Ibu Hamil. “Diharapkan ketika web ANDC-Sys ini nantinya bisa digunakan, kedepan dapat diintegrasikan dengan SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas) agar manfaatnya dapat dirasakan pula di Puskesmas lain di seluruh Jawa Timur,” pungkasnya. Selain itu, para mahasiswa berharap agar program-program yang
diusung dalam penyuluhan kali ini dapat diadopsi oleh pihak dinas kesehatan untuk memonitor pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut. Penulis: Gilang Rasuna SW (Humas FKG) Editor: Defrina Sukma S
Mengonsumsi Jus Stroberi Secara Rutin Bisa untuk Atasi Diabetes Melitus UNAIR NEWS – Empat mahasiswa jurusan biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, dalam inovasi penelitiannya berhasil membuktikan bahwa dengan mengonsumsi jus stroberi secara rutin dapat menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes secara signifikan. Hal itu diketahui melalui uji pada hewan mencit. Konsumsi jus stroberi merupakan alternatif bagi pengobatan penyakit diabetes mellitus (DM) yang sangat mahal. Empat orang mahasiswa UNAIR tersebut adalah Dwiyana Indah Safitri (17) Ketua Kelompok penelitian, Eka Kartika Arum Puspita Sari (18), Daulah Iftitah (18), dan Nabilatun Nisa (21). Hasil penelitian yang dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) berjudul “Manfaat Anti Oksidan Buah Stroberi (Fragaria sp.) Sebagai Obat Diabetes Mellitus Pada Mencit (Mus musculus)”. Dinilai prospektif, sehingga lolos penilaian Dirjen Dikti dan berhak atas dana hibah penelitian Kemenristekdiktik program PKM tahun 2017.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia penyandang DM mencapai 16,5 juta. Diperkirakan pada tahun 2030 nanti di Indonesia terdapat sekitar 25 juta penyandang DM. Saat ini Indonesia menempati urutan keempat jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah AS, India, dan Cina. DM merupakan penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikurangi dan dikontrol kadar gula darahnya. Selain itu juga bisa dicegah. Jika tidak diobati, penyakit DM ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah, misalnya penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan otak, dll. Karena biaya pengobatan DM yang relatif mahal, maka dibutuhkan pengobatan alternatif yang lebih terjangkau, namun tetap tepat sasaran, yaitu dapat mengontrol atau menurunkan kadar gula darah bagi penderitanya secara signifikan. Dalam sebuah jurnal yang dimuat di British Journal of Nutrition (2010) disebutkan bahwa konsumsi buah-buahan berries (termasuk stroberi) memiliki respon sangat baik untuk menurunkan kadar glukosa.
INDUKSI jus stroberi pada hewan uji, mencit. (Foto: Tim PKM-PE
FST) Di bawah bimbingan dosennya, Drs. Saikhu Akhmad Husen, M.Kes., keempat mahasiswa ini mencoba meneliti manfaat buah stroberi yang mengandung flavonoid alami, yaitu fisetin (3,3’,4’7 Tetrahydroxyflavone). Fisetin ini dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penderita DM. Untuk menguji manfaat fisetin, buah stroberi diujikan pada hewan mencit. ”Kami mencoba memberikan pengobatan alternatif bagi penderita diabetes mellitus karena obat bagi penderita ini tergolong sangat mahal, sehingga banyak masyarakat penderita DM yang tidak sanggup membeli obat atau melakukan pengobatan,” ujar Dwiyana Indah Safitri, ketua kelompok Tim PKM ini. Buah stroberi dibuat menjadi jus, dimaksudkan agar lebih mudah dikonsumsi. Kemudian jus stroberi diinduksi pada mencit untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah. Kadar gula darah saat diabetes dan setelah diinduksi jus stroberi ini diukur untuk mengetahui perubahannya. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan software komputer untuk mengetahui perbedaan serta korelasi antara masing-masing data yang diperoleh. Analisis statistik meliputi normalitas menggunakan uji Kolmogrov Smirnov. Kemudian data diuji homogenits-nya dengan uji Lavene. Jika data berdistribusi normal dan homogen (p > 0,05) selanjutnya data diuji dengan one Way ANOVA (α = 0,05) untuk mengetahui pengaruh kelompok perlakuan. Hasil menunjukkan pengaruh yang nyata (p < 0,05) maka dilanjutkan uji Duncan (α = 0,05) untuk mengetahui beda pengaruh antar kelompok perlakuan. Hasil analisis menunjukkan jus stroberi yang diinduksi pada hewan uji (mencit) memiliki data yang homogen dan terdistribusi normal. Hal itu membuktikan bahwa mengonsumsi jus stroberi secara rutin dapat menurunkan kadar gula darah dan menaikkan berat badan penderita diabetes. Sehingga jus stroberi yang harganya relatif murah dapat digunakan sebagai
obat alternatif penderita diabetes menggantikan obat diabetes yang sangat mahal. (*) Editor: Bambang Bes