CAPAIAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDG’s) BERKAITAN DENGAN KESEHATAN ANAK DAN IBU DI PROVINSI RIAU Rahmita Budiartiningsih Dosen Universitas Riau Email:
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to determine how the achievement of the MDGs relating to
child and maternal health in the province of Riau. Samples were used that the MDGs program in Riau Province on the health aspects of the achievement of the MDG's in the province of Riau. The data collected will be described by using descriptive and cross tabulation techniques. The results showed the infant mortality rate per 1,000 live births in the province of Riau have under any other limitation of the MDG's are nine infant deaths per 1,000 live births MDG's target of 23 deaths per 1,000 live births. To decrease mortality rate per 1,000 live births Riau province is also under the limit, which is 5 mortality per 1,000 live births. For reducing maternal mortality by three-quarters of Riau province to reach its target in 2015, while for the achievement of maternity coverage attended by health personnel in the province of Riau has almost reached the target of the MDG's in 2013. The percentage of married women aged 15-49 years is still shows low considerable progress.Expected to further enhance the performance of the government in the field of maternal and child health. Kata Kunci: Achievement of the MDGs, health of mother and child PENDAHULUAN
(SKN). Pembangunan kesehatan bertujuan
Masalah kesehatan anak merupakan
untuk agar semua aspek lapisan masyarakat
salah satu masalah utama bidang kesehatan
dapat
di
anak
secara merata dan murah. Dengan tujuan
mencerminkan derajat kesehatan bangsa,
tersebut diharapkan akan tercapai derajat
sebab anak sebagai penerus bangsa memiliki
kesehatan masyarakat ang baik, yang pada
kemampuan
giliranya memperoleh kehidupan yang sehat
Indonesia.Derajat
yang
kesehatan
dapat
dikembangkan
dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan kesehatan
alasan anak
tersebut,
pelayanan
kesehatan
dan produktif.2
masalah
diprioritaskan
memperoleh
Kesehatan
dan
perbaikan
gizi
dalam
masyarakat berpengaruh pada peningkatan
perencanaan atau penataan pembangunan
kesejahteraan sumber daya manusia. Faktor-
bangsa.1
faktor ini secara langsung akan berpengaruh
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan
bagian
integral
dari
pembangunan
nasional
Indonesia
yang
diatur dalam Sistem Kesehatan Nasional
terhadap kinerja fisik dan mental dari sumber daya manusia. Kualitas fisik dan mental
yang
bagus
selanjutnya
akan
berpengaruh positif pada kapasitas kerja.3 12
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
Indonesia negara
merupakan
yang
paradigma
salahsatu
menandatangani
pembangunan
global,
kelaparan; (2) mencapai pendidikan dasar
Satu
untuk semua, (3) mendorong kesetaraan dan
yakni
pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan
Millenium Development Goals (MDGs) atau
angka
Tujuan Pembangunan Milenium. MDG’s ini
kesehatan ibu; (6) mengurangi HIV/AIDS,
dideklarasikan pada bulan september tahun
malaria, dan penyakit menular lainnya; (7)
2000 oleh 189 negara anggota Perserikatan
memastikan kelestarian lingkungan hidup;
Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Deklarasi
(8) membangun kemitraan global untuk
MDG’s merupakan hasil kesepakatan negara-
pembangunan
negara maju dan berkembang di dunia.
kematian
anak;(5)
meningkatkan
Indonesia sebagai salah satu negara
Dalam konteks inilah, negara-negara
yang ikut menyepakati sebuah pembanguann
anggota PBB kemudian mengadopsi MDG’s.
global Milenium Development Goals atau
Setiap tujuan memiliki satu atau beberapa
MDG’s
target
MDG’s
mengintegrasikan MDG’S tersebut kedalam
manusia
program-program pembangunan nasional.
beserta
menempatkan
indikatornya. pembangunan
harus
berkomitmen
sebagai fokus utama pembangunan, memiliki
MDG’S
tenggang waktu dan kemajuan yang terukur.
pembangunan manusia dan pemberantasan
MDG’s didasarkan pada konsensus dan
kemiskinan. Pencapaian tujuan dan target
kemitraan
tersebut
global,
sambil
menekankan
bertujuan
untuk
untuk
bukanlah
mempercepat
semata-mata
tugas
tanggung jawab negara berkembang untuk
pemerintah, tetapi juga merupakan tugas
melaksanakan
mereka,
seluruh komponen bangsa Indonesia. Hal ini
berkewajiban
membuat pencapaian tujuan dan target
sedangkan
pekerjaan
negara
rumah
maju
mendukung upaya tersebut. MDG’s memenuhi
adalah
hak-hak
MDG’S harus menjadi pembahasan seluruh upaya
dasar
untuk
masyarakat.
kebutuhan
Seluruh dari target tersebut harus
manusia. Visi pembangunan milenium ini
dicapai pada tahun 2015. Namun pada
adalah
kenyataannya,
mempromosikan
pembangunan
Indonesia
masih
sangat
manusia sebagai kunci untuk mencapai
kurang dalam pencapaian target tersebut.
pengembangan
yang
Sebagai gambaran kurangnya pencapaian
berkelanjutan. Dalam tujuan ini, target harus
target, dilihat dari target 4 dan target 5 dalam
mengacu ke tahun 2015. Secara ringkas, arah
sektor kesehatan anak dan ibu. Dapat dilihat
pembangunan
pada
sosial
disepakati
ekonomi
secara
global
meliputi: (1) menanggulangi kemiskinan dan
tabel
tinjauan
status
pencapaian
MDG’s.
13
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
Tabel 1.1 Tinjauan Status Pencapaian Target MDG’S Menurunkan Kematian Anak di Indonesia Indikator Acuan Dasar
4.1
4.2
2007
Angka Kematian97 Balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup Aangka Kematian 68 Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
2014Target MDG’s Sumber
44
34
34
32
24
23
Sumber: Indonesia MDG’s Road Map 2010 Salah satu tujuan MDG’s yaitu
proyeksi penduduk, serta dapat juga dipakai
menurunkan angka kematian balita sebesar
untuk identifikasi kelompok penduduk yang
dua pertiga dari tahun 1990 sampai dengan
mempunyai resiko kematian tinggi. (SKDI
tahun 2015. Indikator angka kematian anak
2004).
balita
memperlihatkan
penurunan.
Pada
Kesehatan anak di Indonesia terus
tahun 1991, angka kematian balita mencapai
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu
97 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pada
sebagai
tahun 2002/2003 angka kematian tersebut
kesehatan dan higiene, yang diiringi dengan
jauh menurun menjadi 46 kematian per 1.000
penurunan angka kematian bayi dan anak.
kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 turun
Pada tahun 1991, AKB mencapai 68 kematian
menjadi 44 kematian per 1.000 kelahiran
per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-
hidup. Dan pada tahun 2014 juga mengalami
2003, angka tersebut menurun menjadi 35
penurunan menjadi 34 kematian per 1.000
kematian per 1.000 kelahiran hidup, dan
kelahiran yang memungkinkan Indonesia
pada tahun 2007 AKB tercatat 34 kematian
akan mencapai target MDG’s di tahun 2015.
per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014
akibat
dari
perbaikan
layanan
Indikator angka kematian balita yang
tercatat sebanyak 24 kematian per 1.000
paling penting adalah angka kematian bayi
kelahiran hidup. (SDKI berbagai tahun).
(AKB) yang merupakan salah satu tolah ukur
dengan
sejauh
mana
Indonesia
rakyat
sebagai
ketercapaian hasil
dari
kesejahteraan
tingkat
penurunan
diharapkan
seperti
mampu
itu,
mencapai
pelaksanaan
target MDG’s untuk menurunkan angka
pembangunan bidang kesehatan. Kegunaan
kematian bayi.Walaupun pencapaian telah
lain dari AKB adalah sebagai alat monitoring
begitu menggembirakan, tingkat kematian
situasi kesehatan, sebagai input perhitungan
bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika 14
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
dibandingkan dengan negara-negara anggota
yang diharapkan dapat tercapai pada tahun
ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari
2015 adalah bidang kesehatan anak dan ibu,
Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari Filipina,
yang dapat dilihat dari indikator kematian
dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand.
bayinya.
Berdasarkan Indonesia MDG’s Road
Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Map tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI)
tahun 2004 – 2013, menunjukkan angka
masih tetap tinggi. Kecendrungan yang ada,
kematian bayi di Provinsi Riau mengalami
AKI terus menurun, namun perlu upaya dan
fluktiasi dari tahun ke tahun. Pada tahun
kerja keras untuk mencapai target MDG’s
2004 angka kematian bayi sebesar 1.127 jiwa.
sebesar 102 kematian per 100.000 kelahiran
Kemudian terjadi kenaikan yang signifikan
hidup pada tahun 2015. Meskipun perkiraan
tahun 2007 sebesar 1.359 jiwa dan pada tahun
angka kematian ibu bervariasi berdasarkan
2010 angka kematian bayi menurun menjadi
sumbernya, data SDKI 2007 mengungkapkan
713 jiwa dan mengalami kenaikan lagi di
228 kematian per 100.000kelahiran hidup
tahun 2013 yaitu sebesar 1.170 jiwa.
untuk priode 2004 – 2007. Pada tahun 2014
Secara umum, bayi yang lahir dari ibu
tercatat 118 kematian per 100.000 kelahiran.
yang tinggal didaerah perkotaan mempunyai
Data ini menunjukkan penurunan secara
AKB yang lebih rendah daripada yang
bertahap dari 307 kematian per 100.000
tinggal didaerah pedesaan, hal ini terkait
kelahiran hidup pada tahun 1998 – 2002 dan
dengan ketersediaan fasilitas yang lebih
390 kematian per 100.000 kelahiran hidup
memadai dengan penduduk pedesaan.
pada tahun 1991. Sebagaimana diperkirakan
Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
oleh World Health Organization (WHO), 15 – 20
perlu diketahui bagaimana capaian MDG’s
persen ibu hamil baik di negara maju
berkaitan dengan kesehatan anak dan ibu di
maupun berkembang akan mengalami resiko
Provinsi
tinggi
akan
capaian MDG’berkaitan dengan kesehatan
diperkirakan setiap tahun 711.111 hingga
anak dan ibu di Provinsi Riau belum
948.148
mencapai target MDG’s di tahun 2015”
dan
kompikasi,
perempuan
dan
maka
remaja
putri
Riau
dengan
hipotesa
diduga
Indonesia akan mengalami resiko tinggi komplikasi pada masa kehamilan, persalinan
METODE PENELITIAN
dan nifas.
Lokasi Penelitian Sesuai
Begitu juga halnya di Provinsi Riau, pemerintah
daerah
berupaya
untuk
tujuan
dengan
penelitian
permasalahan
ini,
maka
dan
cakupan
daya
penelitian meliputi wilayah Provinsi Riau,
manusianya menuju MDG’s di tahun 2015.
dengan melihat banyaknya angka kematian
Salah satu sasaran dan tujuan dari MDGS
yang
meningkatkan
kualitas
sumber
tercatat
dan
mempertimbangkan 15
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
tersedianya
data
yang
dibahas
maka
penelitian ini dilakukan di Ibu Kota Provinsi
Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan
Riau, Pekanbaru.
diuraikan dengan cara diskriptif dan teknik tabulasi silang. Analisis Deskriptif dilakukan
Jenis dan Sumber Data Adapun data yang digunakan dalam
dengan analisis data dengan temuan-temuan
penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang
sekunder
telah
merupakan teknik statistik yang menjadikan
lembaga pengumpulan
dua atau lebih variabel secara bersamaan dan
data dan dipublikasikan kepada masyarakat
hasil dalam tabel tersebut mencerminkan
pengguna
distribusi dua atau lebih dari variabel yang
adalah
dikumpulkan oleh
data
data
yang
(Kuncoro,2003:127).Data
ada.
Sedangkan
tabulasi
silang
dari
mempunyai kategori terbatas atau nilai yang
instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang
berbeda hasil analisis akan menjelaskan dan
berkaitan dengan penelitian ini,antara lain
memberikan kesimpulan tentang capaian
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau dan
MDG’s di Provinsi Riau.
tersebut
diperoleh
dan
bersumber
Sampel
Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
yang
digunakan
yaitu
program MDG’s di Provinsi Riau pada aspek kesehatan terhadap pencapaian MDG’s di
Teknik Pengumpulan Data Untuk
yang
Provinsi Riau. Capaian MDG’s di lihat dari
diperlukan dalam penelitian ini digunakan
target indikator yang digunakan dalam
teknik Studi Kepustakaan (library riset) yaitu
MDG’s,pada aspek kesehatan yaitu :
dengan
memperoleh
mengkaji
dokumen
yang
data
literatur-literatur ada
kaitannya
dan
dengan
Target Kematian
4:
Balita
Menurunkan sebesar
Angka
dua-pertiganya
masalah yang dibahas. Permasalahan yang
dalam kurun waktu 1990-2015,indikator nya
teliti kemudian dihubungkan dengan satu
yaitu:
sama lainnya sehingga dapat diperoleh hasil dalam
upaya
menjawab
permasalahan
penerapan program MDG’s di Provinsi Riau.Melalui
teknik
-
pengumpulan
(AKBA)
per 1000 kelahiran. -
data
sekunder yaitu dengan cara mencari data –
Angka Kematian Balita
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran.
Target
Menurunkan
kematian
pemerintahan
dalam kurun waktu 1990-2015, indikatornya:
Biro
Pusat
sebesar
angka
data yang diperoleh dari lembaga-lembaga seperti
ibu
5:
tiga-perempatnya
Statistik(BPS) dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 16
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
-
-
-
Angka Kematian Ibu melahirkan
hidup. (2) mortalitas (kematian), merupakan
(AKI) perseratus ribu kelahiran
salah
hidup.
demografi
Proporsi kelahiran yang ditolong
pertumbuhan
oleh tenaga kesehatan (%)
merupakan salah satu faktor dasar yang
Proporasi perempuan 15-49 tahun
mempengaruhi
berstatus
Peninjauan migrasi secara regional sangat
kawin
yang
sedang
menggunakan atau memakai alat
satu
di
antara
yang
dapat
pendudu.
tiga
komponen
mempengaruhi (3)
petumbuhan
migrasi,
penduduk.
penting untuk ditelaah.
keluarga berencana.
Mengingat salah satu komponen yang
Dalam hal ini, Program MDG’s dan
mempengaruhi
perkembangan
penduduk
indikator capaiannya dimasukkan dalam
adalah kelahiran (fertilitas) yang bersifat
suatu tabulasi silang yang nantinya akan
menambah jumlah penduduk, untuk itu
menghasilkan beberapa tabel sesuai dengan
menurut Sugiri, Indonesia harus memiliki
banyaknya pencapaian MDG’s yang diteliti.
Grand Desaign Pembangunan Kependudukan (GDPK) yang meliputi fertilitas, mortalitas,
PEMBAHASAN
dan mobilitas penduduk. Dalam hal fertilitas
Pertumbuhan Penduduk Riau
adalah
tercapainya
kondisi
penduduk
Penduduk adalah semua orang yang
tumbuh seimbang pada tahun 2015 dan terus
berdomisili di wilayah geografis Indonesia
berlanjut hingga tahun 2035. Untuk mencapai
selama enam bulan atau lebih dan atau
kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS),
mereka yang berdomisili kurang dari enam
diharapkan angka kelahiran total (TFR) 2,1
bulan dan tetapi bertujuan untuk menetap.
perperempuanatau Net Reproduction (NRR)
Pertumbuhan penduduk diakibatkan
sebesar 1 per perempuan pada tahun 2015.
tiga
(1)fertilitas
Kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan
(kelahiran), yaitu istilah demografi diartikan
lebih mudah tercapai apabila anak apada
sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
keluarga inti jumlahnya ideal “dua anak
seorang
sekelompok
lebih baik”, dengan cara mengatur jarak
perempuan. Denga kata lain fertilitas ini
kelahiran dan jumlah anak. (Yuniarti, 2012).
oleh
komponen
perempuan
yaitu:
atau
menyangkut banyaknya bayi yang laihir Tabel 3.1 Penduduk Berdasarkan Angka Kelahiran Kematian, keluar dan Datang di Provinsi Riau Tahun 2013 No 1 2
Kabupaten/Kota Kampar Indragiri Hulu
Kelahiran 16.051 8.439
Kematian 227 317
Keluar 1.638 2.006
Datang 1.567 493 17
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bengkalis 11.505 10 2.576 Indragiri Hilir 14.972 989 1.062 Pelalawan 7.206 81 1.055 Rokan Hulu 11.231 11 1.574 Rokan Hilir 12.927 13 3.322 Siak 8.807 38 2.424 Kuantan Singingi 6.728 636 1.432 Kep. Meranti 3.974 1.154 3.187 Pekanbaru 20.931 29 5.500 Dumai 5.892 29 1.881 Jumlah 124.689 3.574 27.657 Sumber: Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Kependudukan, 2013 Tabel
diatas
menjelaskan
angka
kematian
balita
3.864 1.214 3.332 2.096 1.216 6.905 1.758 2.407 9.366 2.819 37.037
sebesar
dua-pertiganya
kelahiran, kematian, pindah dan datang di
dalam kurun waktu 1990-2015, yaitu; (1)
Provinsi Riau pada tahun 2013. Angka
Angka
Kelahiran di Provinsi Riau sebesar 124.689
1.000kelahiran hidup; (2) Angka Kematian
jiwa. dan angka kematian di Provinsi Riau
Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran bayi. Keadaan
sebesar 3.574 jiwa di tahun 2013. Dan migrasi
dan kecendrungan capaian MDG’s di bidang
bersih yang ada di Provinsi Riau yaitu 9.380.
kesehatan anak di Provinsi Riau pada
Kematian
Balita
(AKBA)
per
Indikator Angka Kematian Balita (AKBA) per Target
MDG’s
Menurunkan
Angka
Kematian Anak
1.000 kelahiran hidup, bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Target MDG’s dibidang kematian anak yang utama adalah menurunkan angka Tabel 4.1 Angka Kematian Balita (AKBA) per 1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Riau Tahun 2004-2013 No Tahun Jumlah Jumlah Kematian Angka Kematian Kelahiran Balita Balita per 1.000 Kelahiran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
93.053 95.734 106.677 115.826 123.927 116.266 112.851 132.897 128.663 124.689
287 124 25 178 101 1.570 636 634 732 632
3 1 0 2 1 14 6 8 10 5
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Data Olahan
18
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
AKBA
menggambarkan
tingkat
gambaran status kelangsungan hidup di
permasalahan kesehatan anak dan faktor-
suatu
faktor
terhadap
Kematian Balita di Provinsi Riau mencapai
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi,
287 per kelahiran hidup dan per 632
penyakit
kecelakaan.Angka
kelahiran hidup dei tahun 2013 berdasarkan
Kematian Balita dikhususkan untuk Anak
pengumpulan data sektor dapat ditemukan
Balita (AKBA) umur 1-5 tahun adalah
hanya ada 3 kematian per 1.000 kelahiran
Aangka Anak Kematian Balita (AKBA) per
hidup di tahun 2004, sebanyak 5 kematian
1.000 kelahiran. AKBA dapat memberikan
per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015.
lain
yang
infeksi
berpengaruh
dan
wilayah.
Di
tahun
2004
Angka
Tabel 4.2 Capaian MDG’s dibidang Kesehatan di Provinsi Riau pada Indikator Angka Kematian Balita (AKBA) Tahun 2004 – 2013 No
Tahun
AKBA
Capaian MDG’s Target
1 2004 3 2 2005 1 3 2006 0 4 2007 2 5 2008 1 6 2009 14 7 2010 6 8 2011 8 9 2012 10 10 2013 5 Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan batasan batas capaian
32 32 32 32 32 32 32 32 732 632
Status Pencapaian Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Artinya, sudah cukup rendfah kejadian
indikator MDG’s Angka Kematian Balita
kematian anak balita di Provinsi Riau di
diharapkan berada di bawah 34 per 1.000
tahun 2004 – 2013.
kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian
Dari tabel 4.2 dapat di lihat gambaran
anak balita di Provinsi Riau di tahun 2004
angka kematian balita di Provinsi Riau tahun
sebanyak 287 dibagi dengan jumlah kelahiran
2004 – 2013. Jumlah kematian balita di
hidup 93.053 dikali 1.000 maka diperoleh
Provinsi Riau fluktuatif, dari 3 di tahun 2004
kurang lebih 3 kematian per 1.000 kelahiran
menurun di tahun 2005 sebesar 1 per 1.000
hidup,
kelahiran,
masih
MDG’s,
berada
demikian
dibawah
juga
di
batasan
tahun
2013
kemudian
terus
mengalami
penurunan dari 0 per 1.000 kelahiran hidup
kematian anak balita hanya kurang lebih 5
meningkat di tahun
kematian
seribu kelahiran hidup, menurun lagi di
per
1.000
keelahiran
hidup.
2007 menjadi 2 per
19
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
tahun 2008 yaitu 1 per 1.000 kelahiran hidup,
2011. Tahun 2012 meningkat menjadi 10 per
naik lagin secara signifikan di tahun 2009
1.000
menjadi 14 kematian per 1.000 kelahiran,
dibidang kesehatan (Kematian Anak) di
menurun lagi cukup signifikan di tahun 2010
Provinsi
menjadi 6 per 1.000 kelahiran hidup, naik lagi
Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran
menjadi 8 per 1.000 kelahiran hidup di tahun
hidup dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
kelahiran
Riau
hidup.
pada
Capaian
indikator
MDG’s
Angka
Tabel 4.3 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup Tahun 2004 – 2003 No
Tahun
Jumlah Kelahiran
Jumlah Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran 1 2004 93.053 1.127 12 2 2005 95.734 1.257 13 3 2006 106.677 1.272 12 4 2007 115.826 1.359 12 5 2008 123.927 1.345 11 6 2009 116.266 1.345 12 7 2010 112.851 889 8 8 2011 132.897 859 11 9 2012 128.663 708 9 10 2013 124.689 1.170 9 Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2004-2013 dan Data Olahan, 2014 Dari tabel di atas, dapat kita lihat kenaikan pada tahun 2007 sebesar 1.359, bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi
dimana angka kematian bayi per 1.000
Riau mengalami penurunan dan kenaikan.
kelahiran sebesar 12. Pada tahun 2013 terjadi
Pada tahun 2004 jumlah bayi mati sebesar
penurunan angka kematian bayi menjadi 9
1.127 orang atau memiliki angka kematian
kematian per 1.000 kematian.
bayi per 1.000 kelahiran sebesar 12. Terjadi Tabel 4.4 Capaian MDG’s dibidang Kesehatan di Provinsi Riau pada Indikator Angka Kematian Balita (AKB) Tahun 2004 – 2013 No
1 2 3 4
Tahun
2004 2005 2006 2007
AKB
12 13 12 12
Capaian MDG’s Target
Status Pencapaian
23 23 23 23
Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai 20
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
5 2008 11 6 2009 12 7 2010 18 8 2011 11 9 2012 9 10 2013 9 Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan batasan indikator
MDG’s
capaian
Indikator penilaian untuk penurunan angka kematian u sebesar tiga perempatnya
diharapkan dibawah 23 kematianper 1.000
dalam kurun waktu 1990 – 2015 ialah sebagai
kelahiran hidup. Dengan angka kematian
berikut: (1) angka Kematian Ibu Melahirkan
bayi di Provinsi Riau tahun 2004 sebanyak
(AKI) per 100.000 kelahiran; (2) proporsi
1.127 jiwa dibagi dengan jumlah kelahiran
kelahiran yang ditolong oleh tenga kerja
hidup di kali 1.000 kelahiran hidup, masih
kesehatan (%); (3) proporsi perempuan 15 –
dibawah batasan MDG’s, demikian juga di
49 tahun berstatus kawin yang sedang
tahun 2013 kematian bayi hanya ditemukan 9
menggunakan atau memakai alat keluarga
kematian
berencana.
1.000
kematian
Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai Sudah Tercapai
bayi
per
angka
23 23 23 23 23 632
kelahiran
hidup.
Diperkirakan kematian bayi di Provinsi Riau masih dengan
lebih yang
banyak
jika
ditemukan
dibandingkan atau
yang
Keadaan dan kecendrungan capaian MDG’s dibanding kesehatan di Provinsi Riau pada
indikator
Angka
Kematian
dilaporkan oleh puskesmas.
melahirkan (AKI) per 100.000
Target MDG’s Meningkatkan Kesehatan
hidup, bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Ibu
kelahiran
Ibu Tabel 4.5 Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup Tahun Provinsi Riau tahun 2004 – 2003 No Tahun Angka Lahir Hidup Jumlah Kematian Ibu 1 2004 93.053 2 2005 95.734 3 2006 106.677 4 2007 115.826 5 2008 123.927 6 2009 116.266 7 2010 112.851 8 2011 132.897 9 2012 128.663 10 2013 124.689 Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2004-2013 Angka Kematian Ibu (AKI) pada saat hamil merupakan banyaknya kematian perempuan
teriminasi
127 155 179 199 201 208 173 161 158 135 atau selama 42 hari sejak
kehamilan
tanpa
memandang 21
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
lama
atau
persalinan,
yang
tingkat pelayanan kesehatan terhadap ibu
kehamilannya
atau
hamil,ibu melahirkan dan masa nifas. AKI
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-
sampai saat ini baru diperoleh dari survei-
sebab lain per 100.000 kelahiran hidup .
survei terbatas
disebabkan
tempat karena
Angka
Kematian
Ibu
Maternal
menggambarkan status gizi dan kesehatan, Tabel 4.6 Capaian MDG’s dibidang kesehatan di Provinsi Riau Pada Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan Tahun 2004-2013 No Tahun AKI Capaian MDG’s Target 1 2004 133 2 2005 162 3 2006 168 4 2007 172 5 2008 169 6 2009 179 7 2010 153 8 2011 121 9 2012 123 10 2013 108 Sumber: Data Olahan, 2014 Dari tabel diatas dapat kita lihat
Belum Tercapai
102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
sudah mendekati target MDG’s yaitu sebesar
angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
hidup di Provinsi Riau. Capaian MDG’s
Yang berarti untuk angka kematian ibu di
untuk angka kematian ibu target yang telah
Provinsi Riau tahun 2013 akan mencapai
ditetapkan oleh Bappenas di tahun 2015 yaitu
target MDG’s 2015.
sebesar 102 kematian per 100.000 kelahiran
Keadaan dan kecendrungan capaian
hidup. Dari tabel diatas Provinsi Riau belum
MDG’s dibidang kesehatan ibu di Provinsi
mencapai target yang telah ditetapkan. Akan
Riau pada indikator proporsi kelahiran yang
tetapi di tahun 2013 angka kematian ibu per
ditolong oleh tenaga kesehatan (%),bisa
100.000 kelahiran sebesar 108. Angka ini
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Presentase Proporsi Kelahiran yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2004-2013 No Tahun Jumlah Proporsi Kelahiran yang Ditolong Oleh Tenaga Persalinan Kesehatan
1
2004
118.101
Jumlah
Persentase (%)
85.303
72 22
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
2 2005 120.176 85.986 71 3 2006 127.382 95.919 75 4 2007 124.733 96.118 78 5 2008 136.530 102.081 75 6 2009 125.049 107.763 86 7 2010 133.612 110.601 83 8 2011 138.503 113.693 82 9 2012 131.689 115.771 88 10 2013 130.728 117.374 89 Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2004 - 2013 Pelayanan kesehatan terhadap ibu tetapi di tahun 2008 sedikit mengalami bersalin berupa pertolongan persalinan oleh
penurunan menjadi 75%,,meningkat lagi di
tenaga kesehatan. Cakupan ibu bersalin yang
tahun 2009 menjadi 86% meningkat lagi di
ditolong oleh tenaga kesehatan di Provinsi
tahun 2010 menjadi 83%. Meningkat lagi di
Riau dari tahun 2004 sampai dengan tahun
tahun 2011 sebesar 82 dan terus meningkat
2013 fluktuatif. Tahun 2004 sebesar 72%
hingga tahun 2013 yaitu sebesar 80%. Berikut
menurun di tahun 2005 sebesar 71%, dan
adalah target pencapaian persalinan yang
meningkat di tahun 2006 menjadi 75 % dan
ditolong oleh tenaga medis di Provinsi Riau.
meningkat lagi tahun 2007 menjadi 78%, Tabel 4.8 Capaian MDG’s dibidang Kesehatan Ibu di Provinsi Riau Pada Indikator Proporsi Kelahiran yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan (%) No Tahun Proporsi Kelahiran yang Capaian MDG’s Ditolong Oleh Tenaga Target Belum Tercapai Kesehatan (%) 1 2004 72 90 2 2005 71 90 3 2006 75 90 4 2007 78 90 5 2008 75 90 6 2009 86 90 7 2010 83 90 8 2011 82 90 9 2012 88 90 10 2013 89 90 Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan tabel diatas proporsi diatas Provinsi Riau di tahun 2013 sudah kelahiran
yang
ditolong
oleh
tenaga
kesehatan mengalami peningkatan secara bertahap. Capaian MDG’s untuk proporsi kelahiran
yang
ditolong
oleh
mendekati angka capaian MDG’s yaitu dengan angka 89%. Meskipun
secara
provinsi
target
tenaga
persalinan tenaga kesehatan akan tercapai,
kesehatan target yang harus dicapai untuk
namun bila diperhatikan hasil pencapaian
tahun 2015 sebesar 90%. Dilihat dari tabel
berdasarkan kabupaten/kota maka masih 23
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
banyak
kabupaten/kota
belum
tantangan yang perlu di jawab dengan
mencapai target, ini artinya dibeberapa
segera. Pada daerah-daerah yang relatif
kabupaten/kota di Provinsi Riau masih
terpencil
banyak persalinan yang dilakukan bukan
mengalami kesulitan mengakses bidan oleh
dengan tenaga kesehatan.
karenanya sangat tergantung pada dukun
Faktor
yang
yang
menyebabkan
masih
dan
tertinggal,
masyarakat
beranak.
rendah nya cakupan ibu bersalin yang
Keadaan dan kecendrungan capaian
ditolong oleh tenaga kesehatan di akibatkan
MDG’s dibidang kesehatan ibu di Provinsi
jauhnya fasilitas kesehatan dari desa atau
Riau pada indikator proporsi perempuan
tempat tinggal ibu bersalin. Permasalahan
berstatus kawin yang sedang menggunakan
tenaga bidan yang belum mencukupi dan
atau memakai alat keluarga berencana,bisa
belum merata penyebarannya merupakan
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Capaian MDG’s dibidang Kesehatan Ibu di Privinsi Riau Pada Indikator Proporsi Perempuan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan Atau Memakai Alat Kontrasepsi Atau Keluarga Berencana. No Tahun Persentase Perempuan Capaian MDG’s yang Sedang Target Belum Tercapai Menggunakan Atau Memakai Alat Keluarga Berencana 1 2004 50 65 2 2005 57 65 3 2006 54 65 4 2007 54 65 5 2008 39 65 6 2009 57 65 7 2010 56 65 8 2011 57 65 9 2012 58 65 10 2013 59 65 Sumber: Data Olahan, 2014 Dari tabel diatas dapat kita lihat mendekati target MDG’s di tahun 2015. Yang bahwa proporsi perempuan berstatus kawin
berarti
yang sedang menggunakan atau memakai
perempuan berstatus kawin yang sedang
alat
keluarga
menggunakan atau memakai alat kontrasepsi
berencanabelum mencapai target. Namun
atau keluarga berencana akantercapai di
pada
tahun 2015.
kontrasepsi
tahun2013
atau
persentase
perempuan
berstatus kawin yang sedang menggunakan atau memakai alat kontrasepsi atau keluarga berencana sebesar 59%. Persentase tersebut
target
MDG’s
untuk
proporsi
KESIMPULAN Berdasarkan
uraian
diatas,
maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; 24
Rahmita Budiartiningsh, Capaian Millenium Developments Goals (MDG’s) ...
Pertama, pada target menurunkan angka kematian bayi di Provinsi Riau yang
capaian MDG’s dalam indikator-indikator yang telah mencapai target MDG’s.
indikatornya angka kematian balita per 1000
Kedua, pemerintah melalui Dinas
kelahiran hidup dan angka kematian bati per
Kesehatan Kabupaten/Kota atau organisasi
1000 kelahiran hidup sudah berada di bawah
yang
batasan
jumlah
kesehatan anak dan ibu dapat memberikan
kematian anak di Provinsi Riau masih lebih
sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan
banyak jika dibandingkan dengan temuan
anak dan ibu agar dapat mempertahankan
atau yang dilaporkan oleh puskesmas
capaian MDG’s yang telah dicapai.
MDG’s.
Diperkirakan
mempunyai
perhatian
kepada
Kedua, pada target meningkatkan kesehatan ibu di Provinsi Riau masih ada beberapa
target
yang
sudah
hampir
mendekati MDG’s da nada juga belum mencapai target MDG’s yaitu seperti angka kematian ibu melahirkan sudah hampir mendekati target MDG’s. pada indikator proporsi cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan sudah mencapai target MDG’s
tetapi
apabila
dilihat
dari
kabupaten/kota masih ada beberapa yang belum
mencapai
target
yaitu
seperti
Kabupaten Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir dan Kuantan Sengingi. Dan pada indikator proporsi perempuan usia kawin 1549 tahun yang sedang menggunakan atau memakai
alat
kontrasepsi
masih
Endnotes: 1
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. hal.2. 2 Badan Pusat Statistik. 2003. Riau Dalam Angka. BPS Pekanbaru. hal. 92. 3 Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grafindo Persada. hal.207.
DAFTAR PUSTAKA Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2007. Laporan Pencapaian Millenium Development Goal’s Indonesia 2007. Lampiran 1 Badan Pusat Statistik. 2003. Riau Dalam Angka. BPS Pekanbaru. Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
menunjukkan perkembangan yang lambat.
SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
telah
dipaparkan,
maka
penulis
merekomendasikan beberapa saran yaitu; Pertama, kepada pemerintah Provinsi Riau
melalui
Kabupaten/Kota
Dinas dapat
Kesehatan
mempertahankan
Juhardi, Riski Robi. 2011. Studi Empiris Capaian MDG’s di Provinsi Riau. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan. Vol. 1 No.3 Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Indonesia 25
marwah,Vol. XV No.1 Juni Th. 2016
26