FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015
EKSPRESI PROTEIN p53 OLEH KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN AWAR-AWAR PADA TIKUS BALB/C YANG DIPAPAR OLEH SINAR UV-C Expression of p53 Protein by Ethanolic Extract of Awar-Awar Leaves Cream in Balb/c Rats that Exposured by UV-C Rays Laela Hayu Nurani, Rifqi Thefandika Risandy, Ninda Arga Rizki Pratama, Fitria Nuralfianti, Azmi Rahmadani dan Balqis Hanifa Zahra Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Naskah diterima tanggal 22 April 2015 ABSTRACT Awar-awar leaves (Ficus septica Burm F.) have anti-inflammatory effects through inhibition of cyclooxygenase-2 (COX-2). Skin Cancer in Indonesia, including the third (15%) of the most vicious forms of cancer. This study aims to determine whether the alkaloids tylophorine awar-awar leaves have anti-cancer activity based on inhibition of p53 protein expression. Awar-awar leaves was extracted by ethanol using soxhlet apparatus. This study used a rat tail 36 Balb / c males aged 4-5 weeks were divided into six treatment groups and each group contained 5 mice. Group I healthy controls without irradiation, the second group was given only light alone, group III irradiated with UV-C light and then spread with cream (negative control), group IV, V, VI irradiated with UV-C light cream then spread cream with a concentration of 5%, 10%, and 20%. Staining immunohistochemistry using the indirect method was performed to observe the expression of the p53 protein. Cream of ethanol extract of awar-awar leaves have anticancer activitty based on inhibition of p53 protein expressio, observed by the decrease in the number of cells did not express the p53 protein in Balb / c mice after being exposed to UV-C compared to the control base. Cream of ethanol extract of leaves awar-awar not effective in reducing the number of cells that do not express the p53 protein. Keywords : Ficus septica Burm F., p53, imunohistochemical ABSTRAK Daun awar-awar (Ficus septica Burm F) memiliki efek antikanker melalui mekanisme antiinflamasi dengan penghambatan COX-2. Kanker kulit di Indonesia termasuk peringkat ketiga (15%) jenis kanker terganas. Kanker kulit dipacu oleh penghambatan proliferasi protein p53 yang tidak terkendali serta pemacuan COX-2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alkaloid tylophorine daun awar-awar mempunyai efek sebagai antikanker kulit melalui mekanisme penghambatan ekspresi protein p53. Ekstrak etanol daun awar-awar diperoleh dengan metode penyarian dengan menggunakan alat soxhlet. Penelitian ini menggunakan 30 ekor Tikus Balb/c jantan yang berumur 4-5 minggu yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan dan setiap kelompok terdapat 5 ekor tikus. Kelompok I kontrol sehat tanpa penyinaran, kelompok II hanya diberi sinar saja, kelompok III disinari dengan sinar UV-C kemudian diolesi krim (kontrol negatif), kelompok IV, V, VI disinari dengan sinar UV-C kemudian diolesi krim dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 20%. Pengecatan immunohistokimia dengan metode tidak langsung dilakukan untuk memastikan adanya ekspresi protein p53. Krim ekstrak etanol daun awar-awar mempunyai efek sebagai antikanker kulit melalui mekanisme penghambatan ekspresi protein p53 yang dilihat dari menurunnya jumlah sel tidak mengekspresikan protein p53 pada Tikus Balb/c setelah dipapar sinar UV-C dibandingkan dengan kontrol basis. Krim ekstrak etanol daun awar-awar berbeda tidak bermakna dalam meningkatkan jumlah sel yang mengekspresikan protein p53. Kata kunci : Ficus septica Burm F., protein p53, imunohistokimia PENDAHULUAN Sinar matahari sangat penting bagi kehidupan makluk hidup, termasuk manusia. Disamping sebagai Alamat korespondensi: Jl. Prof Dr. Soepomo, janturan, Yogyakarta email :
[email protected]
penerangan, sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi tubuh seperti mampu membantu proses perubahan kolesterol yang berada di kulit menjadi vitamin D, mencegah infeksi, membunuh bakteri, meningkatkan antibodi dan menurunkan gula darah. Disamping bermanfaat bagi kesehatan, sinar matahari juga 242
Ekspresi Protein p53..... (Laela Hayu Nurani, dkk)
membawa dampak buruk bagi kesehatan kulit karena sinar matahari mengandung radiasi ultraviolet (UV). Radiasi ultraviolet dibagi dalam tiga urutan; gelombang pendek (UV-C, 200-290 nm), gelombang menengah (UV-B, 290-320 nm) dan gelombang panjang (UV-A, 320-400 nm) (Mukhtar, 2005). Para ahli kesehatanmengungkapkan bahwa manusia yang terpapar sinar UV-B dan UV-C dengan intensitas yang tinggi dapat menimbulkan penyakit kanker kulit (Bismo, 2006). Perkembangan budaya dan perilaku manusia menyebabkan penurunan jumlah ozon pada lapisan atmosfer sehingga terjadilah peningkatan radiasi UV-B dan UV-C ke bumi dan menyebabkan peningkatan angka kejadian kanker kulit, yaitu berkisar antara 24%. Beberapa upaya pencegahan kanker kulit yang umum dilakukan antara lain melalui penggunaan tabir surya dari bahan kimia, dengan cara menyaring sinar UVA dan UVB. ternyata bisa mengiritasi kulit dan pada beberapa orang bisa menyebabkan reaksi alergi. Selain itu, strategi pengobatan kanker yang sering dilakukan adalah dengan pembedahan, radiasi, dan kemoterapi (Klauber-DeMore et al., 2001). Mengingat pentingnya tindakan preventif dan kuratif terhadap kanker kulit, maka diperlukan pengobatan alternatif dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang mudah diperoleh masyarakat. Salah satu tanaman obat yang berpotensi dalam pengobatan kanker kulit adalah daun awar-awar yang secara empiris digunakan sebagai obat kulit. Daun awar-awar mengandung senyawa flavonoid genistin dan kaempferitrin, kumarin, senyawa fenolik, pirimidin dan alkaloid antofin, 10S, 13aR-antofin N-oxide, dehidrotylophorin, ficuseptin A, tylophorin, 2Demetoksitylophorin, 14α-Hidroksiisotyloprebin Noxide, saponin triterpenoid, sterol (Wu et al., 2002 cit Lansky et al., 2008, Yang et al., 2005, Damu et al., 2005). Berdasarkan penelitian, alkaloid tylophorine dalam daun awar-awar memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker (Damu et al., 2005). Selain itu, penelitian Yang et al., (2005) menyebutkan daun tanaman ini memiliki efek antiinflamasi melalui penghambatan inducible nitric oxidesynthase (iNOS) yang terkait erat dengan mekanisme penghambatan siklooksigenase-2 (COX-2). Selain itu, COX-2 juga mensintesis prostaglandin E2 (PGE2) untuk menstimulasi Bcl-2 dan menghambat apoptosis (Gately, 2000). COX-2 menghambat pro-apoptosis yaitu protein p53 sehingga tidak terjadi apoptosis (Em et al., 2005). Pada kasus kanker terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan sel dengan kematian sel yang terprogram (apoptosis). Apoptosis memegang peranan penting dalam karsinogenesis dan pengobatan kanker. Salah satu yang sangat berperan dalam apoptosis adalah protein p53 sebagai downregulation yaitu sebuah gen suppressor tumor yang dapat menurunkan apoptosis, meningkatkan pertumbuhan tumor, mengembangkan dan meng-inaktivasi protein p53 yang
243
banyak dihubungkan dengan kasus kanker pada manusia (Gasco et al., 2002). Aktivasi protein p53 dapat terlihat dengan peningkatan ekspresi protein p53 yang terakumulasi didalam nukleus. Peningkatan level protein p53 menandakan bahwa senyawa tersebut dapat dijadikan agen kemopreventif. Protein p53 sangat berguna sebagai biomarker pada karsinogenesis dan sangat potensial digunakan untuk peningkatan sensitivitas obat antikanker (Appella, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alkaloid tylophorine yang terkandung dalam krim ekstrak etanol daun awar-awar mempunyai efek sebagai antikanker kulit melalui mekanisme penghambatan ekspresi protein p53. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang manfaat daun awar-awar khusunya ekstrak etanol daun awar-awar yang mempunyai khasiat sebagai antikanker kulit dan mengetahui efektivitas daun awar-awar untuk penyembuhan kanker kulit pada tikus Balb/c yang diberi paparan sinar UV-C. METODOLOGI Alat Blender, oven, alat soxhlet, rotary evaporator, alat-alat gelas, waterbath, morter, stamper, alat cukur, kandang mencit, alat bedah, pot jaringan, mikroskop, dan optilab. Bahan Daun awar-awar, etanol 96%, basis krim (asam stearate, cera alba, vaselin putih, TEA, propilenglikol dan aquadest) Prosedur Penelitian Pembuatan Ekstrak Daun Awar-Awar Lima puluh gram serbuk daun awar-awar dalam kertas saring dimasukkan ke dalam alat penyari soxhlet dan ditambahkan etanol teknik 96% sebanyak dua kali sirkulasi penyarian dilakukan selama 2 jam dengan kecepatan 6-8 sirkulasi per jam. Setelah itu filtrat yang dihasilkan di evaporasi guna menguapkan etanol. Selanjutnya filtrat diuapkan di atas penangas air sampai terbentuk ekstrak kental. Kemudian dilakukan KLTdensitometri, dengan fase gerak toluen: etil asetat (7:3) dan fase diam silika gel GF 254. Pembuatan Krim dengan Ekstrak Awar-Awar Krim dibuat dengan komposisi basis asam stearat, cera alba, vaselin putih, TEA, propilenglikol, aquades. Ekstrak awar-awar dengan masing-masing konsentrasi 5%, 10% dan 20% dicampur dengan basis. Krim yang diperoleh kemudian dievaluasi sifat fisik meliputi pH, daya sebar dan daya lekat. Uji Efek Antikanker Krim Daun Awar-Awar Krim ekstrak etanol daun awar-awar diujikan pada tikus yang diinduksi kanker kulit. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus Balb/c sebanyak 30 ekor yang berumur 4-5 minggu yang telah dicukur bulu punggungnya. Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Kelompok 2, 3, 4, 5, dan 6 disinari dengan lampu UV-C pada bagian punggung untuk
FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015
T abe l I. F ormula Krim E ks tra k E ta nol D aun Aw a r- Aw ar
E kstr ak d au n a wa r-a war A sam S tea ra t Ce ra Al ba V ase lin Pu tih TE A P ro pil en gli kol A qu ad e st
K on sen tra si 5% 1 ,50 4 ,50 0 ,60 2 ,40 0 ,45 2 ,40 ad 30 ,00
Bo b ot ba h an kr im (g ) K on sen tra si 10 % K o nse ntr asi 2 0% 3 ,00 6,0 0 4 ,50 4,5 0 0 ,60 0,6 0 2 ,40 2,4 0 0 ,45 0,7 0 2 ,40 2,4 0 a d 3 0 ,0 0 ad 30 ,00
Ta bel II. Has il Uji Sif at F is ik Krim E k st ra k E ta nol Da un Aw a r -Aw a r Uji pH Daya Se b ar ( cm 2) Daya Le ka t (me n it)
5% 6 49 ,28 ±8 ,79 >3 0
K on sen tra si 10 % 6 27 ,71 ±3 ,28 >30
memacu timbulnya kanker kulit sekali sehari selama 78 minggu dengan dosis 30 J/S. Setelah dipapari, tikus kembali diolesi sesuai perlakuan kelompoknya selama 45 hari. Kelompok 1 (tidak mendapat penyinaran), kelompok 2 (penyinaran tanpa basis krim), kelompok 3 (penyinaran dengan kontrol basis krim), kelompok 4 (penyinaran dan perlakuan konsentrasi ekstrak 5%), kelompok 5 (penyinaran dan perlakuan konsentrasi ekstrak 10%), dan kelompok 6 (penyinaran dan perlakuan konsentrasi ekstrak 20%). Setelah perlakuan 45 hari, dilakukan dislokasi pada tulang leher tikus kemudian diambil bagian kulitnya untuk dilakukan uji imunohistokimia. Data yang diperoleh dalam percobaan ini yaitu berupa jumlah sel yang terekspresi antibodi p53 dan jumlah sel keseluruhan. Kemudian dari data tersebut dilakukan perhitungan % ekspresi imunohistokimia yang dihitung menggunakan rumus :
jumlah sel yang terekspres i x 100% jumlah sel keseluruha n ........... (1) Persen ekspresi masing-masing kelompok dianalisis secara statistik menggunakan komputer program SPSS 19 for windows. Diawali dengan uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk menentukan data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Jika data terdistribusi normal dan varian homogen maka diuji dengan analisis varian satu jalur (ANOVA) untuk uji beda antar kelompok. Jika hasilnya berbeda dilanjutkan dengan uji LSD, dengan taraf kepercayaan 95%.Jika data tersebut tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka diuji dengan Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. % ekspresi sel
HASIL DAN PEMBAHASAN Daun awar-awar yang telah dikeringkan kemudian diekstraksi sampai terbentuk ekstrak kental. Ekstrak
2 0% 6 2 1,2 8± 2,4 5 > 30
B asi s 7 5 8,0 93 ±1 ,35 3
yang didapat secara organoleptis berwarna hijau, kental serta mempunyai bau yang khas. Selanjutnya ekstrak etanol daun awar-awar dibuat menjadi sediaan krim. Formula yang digunakan untuk pembuatan krim disajikan pada Tabel I. Setelah diperoleh krim ekstrak daun awarawar, dilakukan uji sifat fisik krim. Hasil uji sifat fisik krim ditunjukkan pada Tabel II. Daun awar-awar (Ficus septica Burm F.) terbukti mengandung senyawa flavonoid genustein dan kaempferitrin, kumarin, senyawa fenolik, pirimidin dan alkaloid antofin, 10S, 13aR-antofin N-oxide, dehidrotylophorin, ficuseptin A, tylophorin, 2demetoksitylophorin, 14α-hidroksiisotyloprebin Noxide, saponin triterpenoid, sterol. Daun dan akar mengandung stigmasterol dan β-sitosterol. Daun dan batang mengandung alkaloid isotylocrebin dan tylocrebin (Lansky et al., 2008). Senyawa golongan alkaloid, flavonoid dan fenolik pada awar-awar seperti fenantroindolisidin (Damu et al., 2005), resveratrol dan genistein, dilaporkan memiliki potensi sitotok sik ak tif, antiproliferatif dan induktor apoptosis (Lansky et al., 2008; Yang et al., 2005; Damu et al., 2005). Alkaloid fenantroindolisin pada daun awar-awar mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker nasofaring HONE-1 dan sel kanker lambung NUGC (Damu et al., 2005). Selain itu, alkaloid fenantroindolisin yaitu tylophorine pada daun awar-awar diketahui terlibat dalam proses anti-inflamasi dan aktivitas antitumor yang berperan pada angiogenesis tumor terutama pada pertumbuhan tumor dan metastasisnya, tetapi mekanisme molekulernya belum diketahui (Saraswati et al., 2013). Berdasarkan penelitian, alkaloid fenantroindolisidin dalam daun awar-awar memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker. Pada penelitian ini salah satu parameter adanya kanker kulit yaitu
244
Ekspresi Protein p53..... (Laela Hayu Nurani, dkk)
G a m bar 1 . Be rat bada n tikus Ba lb/c ya ng dio le s i k rim e ks trak et ano l d aun aw a r-a wa r dan dibe ri pa pa ra n sina r U V
perubahan morfologi berupa kemerahan dan inflamasi pada kulit yang terkena kanker. Hasil penelitian ini diperoleh data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dilihat dari gejala klinis yang terjadi pada tikus berupa bintik dan kemerahan ditunjukkan pada Tabel 3, sedangkan data kuantitatif dilihat dari berat badan yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan jumlah sel yang tidak mengekspresikan protein dari masing-masing kelompok. Umum nya, pasien kanker mengalami penurunan berat badan 5% atau lebih sebagai efek samping dari pengobatan yang dilakukan seperti kemoterapi, pembedahan, dan radiasi. Namun, dalam penelitian ini pengobatan yang dilakukan menggunakan pengobatan herbal yang tidak mempengaruhi berat badan tikus. Penelitian dengan radiasi sinar UV-C dapat menyebabkan terjadinya peningkatan ekspresi COX-2
yang akan menginduksi protein antiapoptosis Bcl-2 dengan mempengaruhi homeostasis sel, jaringan dan dapat juga menyebabkan mutasi pada DNA yang terpapar radiasi sinar UV-C tersebut (Priyatno, 2012). Terjadinya eritema karena adanya inflamasi yang disebabkan oleh peningkatan COX-2. Terjadinya peningkatan ekspresi COX-2 yang merupakan salah satu agen inflamasi atau kanker adalah eritema yang ditunjukkan pada Gambar 2. Untuk memastikan bahwa tikus mengalami kanker maka dilakukan pengecatan HE yang hasilnya dapat dilihat di Gambar 3. Kejadian kanker dalam penelitian ini ditunjukkan dari hasil pengecatan HE yang terlihat pada Gambar 3. Hasil pengecatan HE terlihat bahwa pada kelompok I terlihat susunan sel yang lebih teratur dan kompak dibandingkan kelompok II dan kelompok III. Kelompok IV, V, dan VI mempunyai sel yang lebih rapih dan kompak dibandingkan dengan kelompok II
Tabel III. Hasil pengamatan gejala klinis tikus Balb/c yang diolesi krim ekstrak etanol daun awar-awar dan diberi paparan sinar UV Kontrol Sehat
Kontrol Penyinaran
Kontrol Negatif
Kelompok Kelompok Konsentrasi Konsentrasi 5% 10% Eritema 0 3 3 1 1 Keterangan : 0 = tidak ada kemerahan kulit (no erythema) 1 = sedikit kemerahan (slight erythema) 2 = terlihat merah (well define erythema) 3 = kemerahan sedang-parah (moderate to severe erythema)
Kelompok Konsentrasi 20% 1
(1) (2) (3) (4) (5) Gambar 2. Hasil penyinaran sinar UV-C pada kulit punggung tikus Balb/c yang diolesi krim ekstrak etanol daun awar-awar dan diberi paparan sinar UV
(6)
Keterangan : (1) Kontrol sehat, (2) Kontrol penyinaran, (3) Kontrol negatif, (4) Kelompok konsentrasi 5%, (5) Kelompok konsentrasi 10%, (6) Kelompok konsentrasi 20%.
245
FARMASAINS Vol 2 No. 5, April 2015
I II III IV V VI Gamb ar 3. Penampang mikroskopis kulit pungg ung tikus Balb /c yang diolesi krim ekstrak etanol daun awar-awar d an diberi paparan sinar UV Keterangan : (I) Kontrol sehat; (II) Kontrol penyinaran; (III) Basis; (IV) Konsentrasi 5%; (V) Konsentrasi 10%; (VI) Konsentrasi 20%.
Gamb ar 4. rata-rata jumlah sel yang tid ak mengekspresikan protein p 53 p ada tikus Balb/c yang diolesi krim ekstrak etanol daun awar-awar dan diberi paparan sinar U V
Kontrol Sehat
Kontrol Penyinaran
Kontrol N egatif
Konsentrasi 5%
Konsentrasi 10%
Konsentrasi 20%
Gamb ar 5. Penampang mikroskopik kulit tikus Balb/c yang diolesi krim ekstrak etanol daun awar-awar dan dib eri paparan sinar UV Keterangan : (I) Kontrol sehat; (II) Kontrol penyinaran; (III) Kontrol negatif; (IV) Kelompok konsentrasi 5%; (V) Kelompok konsentrasi 10%; (VI) Kelompok konsentrasi 20%.
dan III. Hal ini menandakan kerusakan sel yang terjadi lebih sedikit secara morfologi. Namun demikian pada kelompok VI menunjukkan adanya perbedaan yang tidak signifikan dengan kelompok III. Hasil pengamatan parameter kanker ekspresi protein p53 pada jaringan kulit setelah pemberian krim ekstrak etanol daun awar-awar dapat dilihat pada Gambar 5. Selanjutnya dari hasil foto preparat imunohistokimia kemudian dilakukan perhitungan jumlah sel yang tidak mengekspresikan protein p53 yang ditunjukkan pada Gambar 4. Hasil uji statatistik menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok 1 dengan kelompok 2. Perbandingan kelompok 1 dan 2 menunjukkan bahwa penyinaran dapat mempengaruhi jumlah sel yang tidak mengekspresikan protein p53. Dari data diatas kelompok 1 memiliki jumlah sel yang tidak mengekspresikan Protein p53 lebih banyak dibandingkan kelompok 2. Hal ini bertentangan dengan
teori karena seharusnya jumlah sel yang tidak mengekspresikan protein p53 pada kelompok 2 seharusnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok 1. Hal ini dapat terjadi karena diduga mekanisme antikanker dari krim ekstrak etanol daun awar-awar tidak melalui protein p53 namun melalui mekanisme yang lain. Pada kelompok II dan III menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini berarti basis krim yang digunakan tidak berpengaruh terhadap ekspresi protein p53. Aktivitas krim ekstrak etanol daun awar-awar ditunjukkan dengan membandingkan kelompok III (kontrol negatif) dan kelompok IV, V, dan VI (kelompok ekstrak). Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok III dengan kelompok V dan VI, sedangkan antara kelompok III dengan IV menunjukkan adanya perbedaan tidak signifikan, artinya pemberian konsentrasi 5% pada kelompok IV tidak mempengaruhi jumlah sel yang tidak mengekpresikan protein p53 setelah kulit dipapari sinar UV-C. Namun, pada kelompok IV jumlah sel yang tidak 246
Ekspresi Protein p53..... (Laela Hayu Nurani, dkk)
Tabel IV. Hasil uji statistik pada tikus Balb/c yang diolesi krim ekstrak etanol daun awar-awar dan diberi paparan sinar UV Kelompok 2 3 4 5 6 1 S S S TS S 2 TS TS S TS 3 TS S S 4 S TS 5 S Keterangan : S : Berbeda signifikan TS: Berbeda tidak signifikan
mengekspresikan protein p53 menurun dibandingkan dengan kelompok III. Hal ini disebabkan karena mekanisme antikanker krim ekstrak etanol daun awarawar (Ficus septica Burm F.) tidak spesifik pada penghambatan protein p53. Hal ini menunjukk an krim ekstrak mempunyai aktivitas yang kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh kandungan yang ada dalam ekstrak etanol daun awar-awar. Ishimura et al., 2004 melaporkan daun awar-awar memiliki efek anti inflamasi melalui penghambatan inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang akan menghambat enzim siklooksigenase-2(COX-2) sedangkan COX-2 menghambat protein p53 sehingga tidak terjadi apoptosis (Em et al., 2005). KESIMPULAN Krim ekstrak etanol daun awar-awar tidak berbeda bermakna dalam meningkatkan jumlah sel yang mengekspresikan protein p53. Sehingga dimungkinkan efek antikanker dari krim ekstrak etanol daun awar-awar tidak spesifik pada protein p53. DAFTAR PUSTAKA Appella E, Anderson, CW, 2001, Post-translational modifications and activation of p53 by genotoxic stresses. Eur J Biochem 268:2764-2772. Bismo, Setijo, 2006, Teknologi Radiasi Sinar Ultra-Ungu (UV) dalam Rancang Bangun Proses Oksidasi Lanjut untuk Pencegahan Pencemaran Air dan Fasa Gas, Modul Kuliah S2, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta. Damu, Amooru G., Kuo, Ping-Chung, Shi, Lian Shi, Li, Chia-Ying, Kuoh, Chang-Sheng, Wu, Pei-Lin, W u, and Tian-Shung, 2005, Phenantroindolizidine Alkaloids from The Stems of Ficus septica, Journal of Natural Product,. 68: 1071-1075. EM, Choi., Ji, Heo., JY, Oh., YM, Kim., KS, Ha., Ji, Kim., JA, Han., 2005, COX-2 regulates pd53 activity and inhibits DNA damage-induced apoptosis, 328(4):1107-12. Gasco M, Shami S, Crook T ,2002, The p53 pathway in breast cancer, Breast Cancer Res,4:70-76. Gately, S., 2000, The contributions of cyclooxygenase2 to tumor angiogenesis, Cancer & Metastatic Res., 19, 19-27. 247
Ishimura, Norihisa., Bronk, Steven F., Gores, Gregory J., 2004, Inducible Nitric Oxide Synthase Upregulates Cyclooxygenase-2 In Mouse Cholangiocytes Promoting ell Growth, American Journal of Physiology – Gastrointestinal and Liver Physiology, 287(1): G88-95, America. Klauber-DeMore, N., Zee, K.J.V., Linkov, I., Borgen, P.I., and Gerald, W.L., 2001, Biological behavior of human breast cancer micrometastases, Clin. Cancer Res., 7, 2434-2439. Lansky, E, P., Paavilainen, H. M., Pawlus, A. D., and Newman, R. A., 2008, Ficus spp. (fig): Ethanobotany and potential as anticancer and anti-inflammatory agents, Journal of Ethnopharmacology, 119: 195-213. Mukhtar, A., 2005, Deteksi Dini Kanker, 76-77, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Priyatno, Karjo., 2012, Pengaruh Pemberian Krim Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack)Terhadap Ekspresi Bcl-2Pada Mencit Balb/c Yang Dipapar Sinar UV-C, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Saraswati, Sarita., Kanaujia, Pawan., Kumar, Shakti., Kumar, Ranjeet., Alhaider, Abdulqader., 2013, Tylophorine, a Phenanthraindolizidine Alkaloid Isolated from Tylophora indica Exerts Antiangiogenic and Antitumor Activity by Targeting Vascular Endothelial Growth Factor Receptor 2-Mediated Angiogenesis, Molecular Cancer, 12:82 doi: 10.1186/1476-4598-12-82 Sudiana, I.K., 2008, Patobiologi Molekuler Kanker, 3257, Salemba Medika, Jakarta Utami, A.N., 2009, Perbandingan Efek Antiinflamasi Kurkumin 1% dalam Vehikulum Krim dan Salep dan Kulit Mencit yang Telah Disinari Ultraviolet, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Wu, P. L., Rao, K. V., Su, C.-H., Kuoh, C.-S., Wu, T.S., 2002, Phenanthroindolizidine alkaloids and their cytotoxicity from the leaves of Ficus septica, Heterocycles, Science Japan, 57: 2401-2408. Yang, Cheng-Wei, Chen, Wei Liang., Wu, Pei Lin., Tseng, Huan Yi., Lee, and Shiow Ju. 2005, AntiInflammatory Mechanism s of Phenantroindolizidine Alkaloid, Mol Pharmacol, 69: 749-758