c. Taman Luas Plaza = 10% x 8824 m2 = 882,4 m2
d. Street Art Merupakan bentuk integrasi tapak dengan lingkungan Luasan = 50% x 882,4 m2 = 441,2 m2
Jadi TOTAL KEBUTUHAN RUANG LUAR = 10.588,6 m2
99
IV.2.5. Zoning Tapak
100
IV.3. Aspek Bangunan IV.3.1. Analisa Aksesibilitas Bagian terpenting dalam bangunan adalah sirkulasi. Sirkulasi yang baik adalah sirkulasi yang mampu memenuhi kebutuhan akan pejalan kaki dan pemenuhan akan akses kedalam dan keluar bangunan. Berikut beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai akses untuk masuk dan keluar atau bahkan untuk akses antar bangunan jika bangunan tersebut terdiri dari beberapa massa, diantaranya:
PENGHUBUNG
TANGGA
RAMP
PEDESTRIAN
PEDESTRIAN
101
IV.3.2. Zoning dalam Bangunan Matahari
T
UTARA: Daerah Netral Mendukung bentuk tapak Dapat memasukkan cahaya dengan lebih baik(rata)
B
BARAT: Pemberian buffer Perletakan daerah service Penegunaan elemen air untuk menurunkan suhu Penggunaan teritisan Permainan fasade
Alternatif :
Alternatif 1
Timur Bukaan yang terbuka Penggunaan elemen yang dapat memasukkan cahaya Permainan fasade yang mendukung pemasukkan cahaya SELATAN: Daerah Netral Mendukung bentuk tapak Dapat memasukkan cahaya dengan lebih baik(rata)
Alternatif 2
102
Bising
2
3 1
Alternatif
Alternatif 1
Alternatif 2
IV.3.3. Analisa Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi
pada
bangunan
akademis
biasanya
menggunakan sirkulasi horisontal, yaitu melalui koridor. Koridor merupakan penghubung yang seringkali digunakan karena tujuan efisiensi lahan, dimana koridor ini memiliki dua jenis: 1.
Koridor satu arah
103
Keuntungan : Dari segi pencahayaan alami: Memungkinkan masuknya cahaya matahari kedalam ruangan dari dua arah Koridor menjadi terang Sirkulasi udara baik dan selalu berputar-sejuk Menghasilkan bangunan yang stream-line
Kerugian: Kemungkinan massa yang terbentuk menjadi panjang Pencapaian dari ruang ke ruang kurang efisien
2.
Koridor dua arah
104
Keuntungan : •
Membutuhkan space yang lebih sedikit
•
Pencapaian dari ruang ke ruang dekat
Kerugian : Dari segi pencahayaan alami: •
Pencahayaan kurang maksimal terutama pada bagian yang dekat dengan koridor
•
Sirkulasi udara menjadi kerang optimal untuk adanya sirkulasi
•
Bangunan yang dihasilkan cenderung padat dan gemuk
GELAP
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa proyek kampus ini memiliki karakter sirkulasi yang berbeda tiap fungsinya, maka perpaduan antara keduanya akan sangat membantu dalam membentuk sirkulasi pada bangunan tersebut.
105
IV.3.4. Analisa Bangunan Jenis Massa Bangunan Gubahan massa banguan pada Kampus Fakultas Teknik Arsitektur ditentukan oleh kegiatan dan kebutuhan akan ruang gerak bagi pengguna. Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah: •
Pengelompokkan kegiatan yang jelas dimana Kampus Fakultas Teknik Arsitektur menampung kegiatan yang berbeda, seperti kegiatan edukasi, pameran, sosialisasi, administratif, dan kegiatan penunjang lainnya.
•
Gubahan massa terbentuk mendukung perolehan ruang yang maksimal dari segi fungsi dan estetika dan juga persyaratan seperti pencahayaan dan jarak bangunan yang mengikuti standart.
•
Pertimbangan topik dan tema, yaitu penerapan prinsip-prinsip dasar ekspresionisme bagi pembentukan karakteristik bangunan tersebut. Dengan adanya berbagai pertimbangan diatas maka terdapat
beberapa alternatif gubahan massa : •
Massa Tunggal
106
Keuntungan: Efisiensi Lahan Orientasi Kegiatan terpusat di dalam bangunan Kemudaan dalam pengaturan dan pengendalian keamanan Pencapaian antar kegiatan relatif dekat Kerugian: Pemusatan kegiatan yang hanya pada satu massa bangunan saja, sehingga dapat menyebabkan kegiatan yang berbeda kepentingan tersebut saling mengganggu. Perlu penyelesaian faktor cahaya. Perlunya pemisahan struktur yang benar-benar menyesuaikan keseluruahan fungsi. Kurang dapat mendukung topik-tema.
•
Massa Majemuk
Keuntungan: Memungkinkan adanya pemisahan kegiatan yang berbeda sehingga
kegiatan
dapat
berlangsung
tanpa
salng
mengganggu.
107
Memungkinkan perolehan cahaya yang maksimal pada tiaptiap ruangnya. Menimbulkan ksan dinamis dan fleksibel (dapat meyesuaikan bentuk tapak). Termasuk dalam kriteria yang dimiliki oleh ekspresionisme. Kerugian: Kurang efisien dalam penggunaan lahan Kesulitan dalam pengawasan lahan
Pola Hubungan Ruang
Bentuk Dasar Bangunan NO.
ALT.1
ALT.1
ALT.1
1
4
2
1
4
3
2
3
3
KRITERIA 1
Kesesuaian dengan bentuk tapak
2
Kesesuaian dengan fungsi ruang di dalamnya Orientasi dari bentuk bangunan terhadap lingkungan
3
108
4 5
Mendukung Topik-Tema Mendukung Fungsi Ruang Luar dan Kegiatan di dalam ruang NILAI
2
2
2
2
4
2
8
17
12
NB. Penilaian berdasarkan angka 1-5, sesuai dengan tingkatan terpenting yang harus ada dalam kriteria proyek : 1 tidak cocok, sedang semakin kepada angka 5 semakin relevan.
Berdasarkan studi banding proyek sejenis, bahwa bentuk massa bangunan pada ekspresionisme dipengaruhi oleh: o
Penggunaan warna berani (biru, merah, kuning, dll.)
o
Permainan bentuk yang lebih dinamis (sudut sembarang, komposisi yang bertabrakan, penggunaan elemen yang berlawanan, dll.)
o
Penggunaan simbol sebagai penanda
o
Bebas ( penarikan garis yang kontras dengan garis lainnya, penggunaan elemen yang berani baik itu dalam hal bentuk maupun isi yang ingin disampaikan)
o
Garis-garis kaku, garis-garis lengkung (terkadang keduanya digunakan dalam satu komposisi)
o
Dinamis
109
Berikut alternatif massa hasil pengkombinasian dari bentuk, prinsip ekspresionisme dan hasil analisa-analisa faktor pembentuk massa bangunan diatas:
Alternatif (1)
Alternatif (2)
Alternatif (3)
Pola Massa Bangunan Berikut beberapa alternatif organisasi massa bangunan: •
Terpusat Terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder
dikelompokkan
mengelilingi suatu ruang atau space pusat yang biasanga luas dan dominan. •
Linier Terdiri dari jajaran ruang-ruang atau massa bangunan dimana massa-massa tersebut berada pada jalur yang membentuk garis lurus.
110
Dibagi dalam dua bentuk yaitu: single loaded dan double loaded corridor.
•
Radial 9 Terdiri dari ruang pusat yang dominan
dimana
sejumlah
organisasi linier berkembang membentuk jari-jarinya. 9 Menggabungkan
unsur
organisasi terpusat maupun linier 9 Merupakan
bentuk
yang
ekstrovert dan berkembang ke luar lingkupnya. •
Cluster Organisasi ini menggunakan cara peletakkan dan aturan visual untuk menhubungkan satu ruang terhadap ruang lainnya. Cara aturan tersebut dapat berbentuk sumbu atau simetri.
111
Grid Merupakan suatu organisasi ruang yang terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang dimana posisi dan hubungan antar ruang ada
dalam
terbentuk
suatu dari
keteraturan
yang
modul-modul
yang
berulang.
Dari organisasi-organisasi tersebut diambil beberapa alternatif yang sekiranya dapat digunakan sebagai dasar untuk pertimbangan konsep dan tapak adalah: penggabungan antara terpusat dengan grid dan cluster
IV.3.5. Analisa Struktur Bangunan dan Bahan Bangunan Secara umum struktur diartikan sebagai pendukung utama dari suatu bangunan yang dirancang sebagai satu kesatuan secara menyeluruh untuk dapat memenuhi persyaratan kekakuan, kestabilan, dan kekuatan. Pembahasan struktur dibagi menjadi : 1.
Sistem struktur bagian bawah bangunan (Sub-Structure) Struktur bawah bangunan merupakan bagian struktur terpenting dalam pembangunan sebuah bangunan, karena
112
struktur bawah ini merupakan penopang untuk menunjang berdirinya
bangunan
diatasnya
dan
berfungsi
untuk
menyalurkan beban diatasnya ke tanah. Untuk itu perlu adanya persiapan matang untuk memilih sistem struktur yang tepat untuk Proyek Kampus Jurusan Teknik Arsitektur ini. Bangunan
kampus
ini
direncanakan
berjumlah
maksimal 6 lantai dan memiliki beban yang cukup berat karena
didalamnya
membutuhkan
terdapat
peralatan
berbagai
(prasarana)
kegiatan
yang
yang
mendukung
perkuliahan dimana perangkat keras ini masing-masing memiliki beban yang tidak sedikit, seperti: perlengkapan seminar, perlengkapan menggambar, perlengkapan pameran dan lainnya. Untuk
itu
diperlukan
beberapa
pertimbangan
diantaranya adalah : o Sistem struktur bawah bangunan yang baik dan ekonomis dalam menyalurkan beban. o Sistem pelaksanaan yang sesuai dengan standart menengah sesuai dengan tujuan pelaku proyek. o Sistem pelaksanaan yang tidak mengganggu kegiatan sekitar tapak.
113
KELEBIHAN JENIS PONDASI Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Bored Pile
Pondasi Rakit
• Pekerjaannya cepat • Cocok unutk menahan gaya vertikal • Kedalaman 15-30 m
• Tidak menimbulkan getaran • Diameternya lebih besar sehingga daya dukung tiang lebih besar, tumpouan dapat diperkecil • Cocok untuk segala jenis tanah • Kedalaman 30-40m • Memiliki kelebihan dalam menahan gempa • Ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai basement • Pelaksanaanya tidak menimbulkan bising Kedalaman sebesar volume yang dipindahkan
KEKURANGAN
• Memerlukan banyak sambungan • Memerlukan ketelitian pekerjaan yang tinggi (resiko yang besar) • Menimbulkan bising dan getaran • Membutuhkan lahan yang luas untuk bekerja • Pekerjaannya lama • Kurang Praktis dalam pelaksanaannya • Biaya lebih besar • Jika kadar air tinggi maka pengecoran akan beresiko
• Boros dalam pemakaian bahan • Pelaksanaan yang sulit
Berdasarkan analisa diatas maka sistem yang cocok untuk pemasangan tiang pondasi adalah pancang karena memiliki resiko yang lebih kecil, lokasinya memungkinkan, bangunan hanya terdiri dari 6 lantai, biayanya lebih terjangkau, pekerjaannya tidak memakan waktu yang panjang .
114
2. Sistem struktur bagian atas bangunan (Upper-Structure) a. Badan Bangunan Bangunan
Kampus
Fakultas
Teknik
Arsitektur
UBiNus merupakan massa majemuk dengan bentuk dasar massa persegi, dengan ketinggian maksimal adalah enam lantai. Dengan kriteria diatas maka bangunan Kampus Fakultas
Teknik
Arsitektur
tersebut
termasuk
dalam
bangunan bertingkat rendah. Alternatif komponen vertikal yang memungkinkan untuk Proyek Kampus Fakultas Teknik Arsitektur: o Dinding Struktural, merupakan dinding penyalur beban yang memiliki dimensi lebih besar dibandingkan dengan dinding bata. o Kolom atau tiang , merupakan penyalur beban untuk diteruskan ke pondasi, dimensinya dihitung berdasarkan area beban yang dipikul. ALT. 1
2
JENIS SISTEM STRUKTUR Portal (Kolom dan Balok) Struktur rangka Kaku
Struktur dinding pemikul (Dinding
KELEBIHAN
KEKURANGAN
• Kekakuan cukup sehingga dapat menahan gempa • Fleksibel dlam mengubah tata ruang dalam • Struktur ringan dan terkesan simple
• Dimensi relatif besar untuk bentang lebar • Jarak antar kolom relatif kecil
• Kekakuan tinggi • Material beton pada
• Pemakaian Boros
115
sebagai unsur penyatuan beban) •
3
Struktur Gemuk (bahan: beton) • Sistem balok • Sistem Rangka • Sistem Grid dan Slab • Pendukung V
• • • • •
bidang datar dapat mereduksi suara Mmemiliki maksimum bukaan Penampilan masif Menghasilkan struktur yang kaku Pemakaian bahan sedikit dan berupa prefabrikasi Waktu pengerjaan cepat Dapat menggunakan bentang lebar
• Waktu pengerjaan relatif lama
• Bahan baja yang kuat tarik relatif kurang ekonomis • Pertimbangan korosi dari bahan baja
Berdasarkan analisa diatas maka struktur yang tepat untuk bangunan Kampus Jurusan Teknik Arsitektur adalah Struktur Rangka Gemuk, dimana bahan yang dipakai dalam struktur ini adalah beton,. Struktur ini terdiri dari beberapa sistem, yaitu: •
sistem balok, dimana elemen yang terpenting adalah balok, dikenal dengan istilah post dan lintel.
•
sistem rangka, menggunakan portal dan tambahan pengaku untuk menahan beban.
•
sistem grid dan slab
•
pendukung V, mempunyai prinsip yang sama dengan sistem rangka, terpengaruh oleh anatomi kaki manusia dan rangka batang. Keuntungan - bentuk bebas - Tahan api - Biaya lebih murah - Efisiensi untuk bentang normal
Kerugian - Dimensi besar - Kualitas tidak homogen - Terkesan berat
116
b. Struktur Komponen Horisontal bangunan Alternatif
struktur
komponen
horisontal
yang
memungkinkan untuk proyek Kampus Fakultas Teknik Arsitektur :
Balok o Menyalurkan beban menuju komponen struktur vertikal o Membuat kaku dengan mengikat komponen struktur vertikal. o Dimensi akan semakin besar sejalan dengan kebutuhan lebar bentang
Lantai dengan balok o Menyalurkan beban ke komponen struktur vertikal o Balok dapat satu arah maupun dua arah
Lantai tanpa balok (Slab-Floor) o Menyalurkan beban langsung ke kolom o bentang ± 6m- 8m dengan ketebalan plat ± 12-20 cm.
Struktur yang akan digunakan pada Kampus Arsitektur adalah campuran antara flat-slab, slab, dan pembalokkan hal ini dikarenakan bervariasinya beban yang diterima bangunan yang dipengaruhi oleh kegiatan yang ditunjang didalamnya.
117
c.
Struktur Atap Bangunan Perencanaan struktur atap dalam tiap massa bangunan disesuaikan dengan kegiatan yang dinaungi oleh bangunan tersebut. Pada kegiatan pameran dan kegiatan perkuliahan dituntut ruang yang bebas kolom sehingga kegiatan di dalam ruang tidak terganggu dengan keberadaan kolom-kolom tersebut. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah pengerjaannya yang efisien dari segi waktu, ekonomis, dan kemudahan dalam pengerjaan. Hal yang juga penting adalah pertimbangan terhadap karakteristik sistem struktur yang sesuai dengan Ekspresionisme dan kekuatannya dalam penyaluran gaya beban.
ALT. Struktur Atap Dak Beton
Rangka Ruang
Lipat
Keuntungan
Pengerjaan Mudah Kekuatan Tinggi Bentuk lebih fleksibel Top-Floor dapat digunakan sebagai penempatan utilitas Pelaksanaan mudah dan cepat Bahan ringan Mudah dalam peletakkan utilitas
Nilai estetis tinggi Dapat membantu mengatasi masalah akustik
Kerugian
Tidak cocok unutk bentang lebar Sering terjadi permasalahan kebocoran
Biaya cukup mahal Perlu adanya pengawasan dalam pengerjaan untuk mendapatkan mutu yang baik Pelaksanaan cenderung sulit Kurang fungsional
118
Rangka Bidang
Tenda
Pelaksanaan mudah dan cepat Kekuatan tinggi
Berat dan masif Kurang ekonomis
Fleksibilitas ruang Bebas kolom Pelaksanaan mudah dan cepat
Kurang cocok unutk bangunan yang membutuhkan ruang Tidak respon terhadap iklim
Berdasarkan analisa diatas maka struktur yang dapat digunakan pada bangunan Kampus ini adalah variasi dari kelima struktur atap diatas. Struktur akan tidaklah lengkap tanpa penutup untuk mendapatkan keindahan yang sempurna. Untuk itu terdapat beberapa elemen yang mendukung seperti : kaca, clading, atau bahkan perforated dapat menjadi alternatif bagi finishing bangunan tersebut. d.
Bahan Bangunan Pada ekspresionisme, bahan bangunan juga berpngaruh pada pembentukan karakter bangunan itu sendiri, baik itu tekstur, warna maupun material dasar. Penggunaan warna berani, permainan bentuk yang lebih dinamis, bebas, dan dinamis akan terbantu dengan adanya material. Untuk itu kriteria yang harus dipertimbangkan adalah:
Ekonomis, ringan, perawatan mudah
Tidak mudah terbakan dan merambat api
119
Memberikan
efek
dinamis,
berkaitan
dengan
prinsip
ekspresionisme
Memiliki nilai estetika tinggi DINDING
ALT. Kaca
Clading
Keuntungan Mampu menghadirkan ruang luar Biaya murah Pengerjaan cepat Mmeiliki berbagai akternatif warna dan tekstur Nilai estetis tingi Biaya relatif sesuai dengan jenis dan bahan Mampu menghalau panas berlebih Dapat dibentuk sesuai denga keinginan
Kekurangan
Pertimbangan keamanan Aliran udara tidak dapat masuk Menyerap panas Mahal Kurang dapat melindungi dari matahari Tidak tahan terhadap cuaca yang memiliki perbedaan riskan
Perforated
Tembus cahaya Mampu mengalirkan udara Nilai estetis tinggi Terbuat dri metal-prefabrikasi
Tidak dapat menghadirkan privasi Tidak dapat digunakan untuk bentang yang lebar tanpa adanya tulangan mahal
LANTAI ALT. Semen yang diberi finishing Keramik
Vinyl
Karpet
Keuntungan Biaya murah Dapat dimodifikasi Mudah dalam perawatan Tahan lama Sedikit kebih mewah Mudah diperoleh Banyak variasi Mudah dalam perawatan Perawatan mudah Nilai estetika tinggi Tahan api Mampu meredam bunyi Nilai Estetika tinggi Dapat meredam bunyi
Kekurangan Terlihat sangat sederhana Pengerjaan membutuhkan ketelitian tinggi Mudah pecah Lebih mahal dari semen finishing
Nilai estetika kurang
Mudah lembab
120
Biaya relatif murah Tidak membutuhkan sambungan Pengerjaan mudah Lebih bervariasi
Mudah terbakar Perawatan sulit Untuk karpet outdoor cenderung mahal
Penggunaan bahan pelapis lantai diatas akan dipengaruhi oleh kegiatan yang akan berlangsung pada ruangan tersebut, seperti diantaranya :
Fasilitas
Edukasi
yang
membutuhkan
ketenangan
menggunakan pelapis vinyl yang dapat meredam bunyi dan juga tahan terhadap api karena komponen didalamnya termasuk sebagai penghantar api yang baik.
Fasilitas Penunjang yang membutuhkan pelapis yang mengandung estetika dan juga dapat meredam bunyi. Karena ruang ini diperuntukkan sebagai fasilitas umum maka bahan yang digunakan juga harus mudah dalam perawatan dan juga tahan gores.
Fasilitas
Pameran
menggunakan
bahan
semen
yang
difinishing dengan baik dan dengan kualitas tinggi, hal ini agar ruangan dapat fleksibel digunakan sesuai dengan tema pameran yang akan digelar.
Faslitas Service menggunakan bahan pelapis keramik agr memudahkan dalam perawatan.
121
e. Plafond ALT.
Keuntungan
Gypsum Board
Tahan api Mudah dibentuk Pemasangan mudah Tahan rayap
Kayu Multipleks
Ringan Pengerjaan cepat Mudah didapat
Bahan akustik
Isolasi suara baik Cocok untuk ruang kelas maupun ruang lainya yang membutuhkan penanganan akustik
Kekurangan Biaya mahal Perlu adanya perlakuan khusus dalam pengangkutan Nilaiketersediaan yang rendah dibandingkan dengan kayu Tidak tahan api dan lembab Nilai estetika kurang Tidak memiliki kemampuan akustik
Relatif mahal Warna dan motif terbatas
f. Bahan Penutup Atap ALT. Polyat
Kaca
Alcabond
Keuntungan Mampu memasukkan menyalurkan panas
Mampu menghadirkan
Biaya murah Ringan
Ringan Tahan korosi Pemasangan mudah Memiliki nilai estetika
Kekurangan
Biaya cenderung mahal
Pertimbangan keamanan Pemasangan sulit Mudah pecah
Relatif mahal Cahaya tidak dapat masuk
122
3. Sistem Modul Pemilihan modul yang akan digunakan dalam merancang bangunan kampus harus sesuai dengan tuntutan ruang, efisiensi dan efektifitas ruang, maka modul bangunan harus diperhatikan dengan baik. Analisa pemilihan modul untuk digunakan pada bangunan meliputi: •
modul satu dimensi •
modul dasar: sesuai dengan sistem matrik, kelipatan yang digunakan adalah 10 cm.
•
Modul perancangan: ditentukan oleh kebutuhan ruang berdasarkan kegiatannya.
•
•
Modul bahan: lantai, dinding palfon (dimensi bahan).
•
Modul struktur yang dipilih.
modul dua dimensi o kebutuhan modul personal (Personal Requirement Module). o Luasan ruang minimal untuk pengunjung/penonton pertunjukan, termaksud di dalamnya kebutuhan ruang gerak.
123
IV.3.6. Utilitas dan Kelengkapan Pendukung Bangunan UBiNus memiliki keunggulan dalam hal IT, untuk itu dalam bangunan kampus ini seharusnya juga dapat memberikan ciri BiNus itu sendiri. Bangunan ini akan dilengkapi dengan sistem yang dinamakan Inteligent Building System Technology (IBST), yang mengintegrasikan berbagai kegiatan dalam bangunan. Ada lima macam sub-sistem dalam IBST namun tidak keseluruhannya harus digunakan, bergantung pada jenis kegiatan yang ada di bangunan tersebut. Pada bangunan kampus Fakultas Teknik Arsitektur ini diterapkan Building Automation System (BAS) dan Fire and Life System. BAS memonitor dan mengontrol semua mechanical, electrical, plumbing, sistem penghawaan, dan sistem penerangan dalam bangunan. Dimana PC, Direct Digital Control dengan Microprocessor terdistribusi. Semua mekanikal dan perlengkapan plumbing, termasuk diantaranya chiller, cooling tower, pompa, dan kipas dapat dimonitor dan dikontrol, yang mencakup inventory tracking, time-of day scheduling, dan maintainance scheduling. Lighting Control mencakup semua area dengan time-of day scheduling, unoccupied hour internal off scheduling, sistem penditeksian
terhadap
kondisi
ruang
dalam
pengontrolan
penerangan Kesemua system diatas dapat mengurangi biaya
124
operasi bangunan dan meningkatkan kemampuan pengontrolan dan pemantauan penggunaan listrik yang berlebih. Fire and life safety system mencakup penditeksian api, alarm, dan sistem komunikasi yang dapat terzoning, terpantau pada setiap lantai, lobby, dan pada lokasi pengontrolan hydrant kebakaran. 1. Listrik Keadaan listrik di Jakarta yang tidak konsisten, dan sensitif-nya
perangkat
komputer
terhadap
perubahan
tegangan listrik, mengharuskan disediakan catu daya (stabiliser) agar daya listrik yang masuk ke dalam perangkat komputer menjadi stabil. Peralatan yang mendukung diantaranya adalah:
Regulator, menstabilkan tegangan listrik, namun tidak mampu menangkal petir dan pemadaman listrik.
UPS (Uninterruptible Power Supply), UPS disebut juga back-up power atau penyedia listrik cadangan apabila tiba-tiba terjadi pemadaman listrik. Umumnya UPS akan dapat mempertahankan listrik selama 5-20 menit setelah listrik padam. Dengan demikian mahasiswa menghentikan
memiliki operasi
cukup komputer
waktu sesuai
untuk denga
prosedur normal.
125
Grounding , dalam instalasi listrik, grounding penting untuk melindungi sistem dari kelebihan muatan dan timbulnya listrik statis. Kedua komposisi ini dpat merusak sistem komputer terutama chip-chip yang ada didalamnya.
Generator , suplay listrik utama didapat dari PLN dengan sistem cadangan berupa generator. Alat ini berfungsi untuk menggantikan sumber listrik dari PLN apabila terjadi pemadaman listrik.
Pemasangan Utilitas Perangkat Listrik Pada Bangunan Pemasangan instalasi listrik untuk penyaluran tenaga ke mesin – mesin kerja dan mja kerja dipasang diatas langit-langit secara removable (dapat dipindahkan). Selain itu pemasangan jaringan kabel pada ruang laboratorium berada dibawah Raise Floor (lantai yang dinaikkan ± 30cm),
memungkinkan serta
memudahkan penggantian utilitas (jaringan kabel) mengikuti kebutuhan fungsi penggunaan ruang yang fleksibel. PLN
GARDU INDUK
GENSET
MAIN PANEL
PANEL CABANG/ SUB-PANEL
126
2. Pencahayaan Pencahayaan yang dibutuhkan oleh bangunan dapat diperoleh dengan dua cara: a. Pencahayaan alami Pencahayaan alami pada bangunan kampus ini dapat diperoleh melalui penggunaan jendela dan skylight pada atap bangunan. Untuk kegiatan belajarmengajar ini sistem tata cahaya alami yang masuk kedalam ruang belajar berasal dari arah samping (side-lighting) karena tidak menimbulkan silau dan panas langsung yang berlebihan, dimana orientasi bukaan adalah arah Utara-Selatan. Akan tetapi pada kondisi tertentu pencahayaan alami ini tidak dapat diterapkan pada seluruh ruang, hal ini disebabkan karena matahari langsung. Jarak capai cahaya adalah 2,5 x tinggi bukaan, dimana tinggi bukaan diasumsikan 1,5 m-2m, jadi cahaya matahari dapat masuk ke ruangan sejauh 2,5 x 1,5m = 3,75m samapai dengan 2,5 x 2m = 5m. Maka daerah tengah yang tidak dapat dicapai oleh sinar matahari selebar ± 0,5 – 2,5 m.
127
DIPANTULKAN
Untuk
mengatasinya
dapat
dengan
menggunakan light-shelf atau verhang kembar. Dimana light-shelf atau overhang kembar dapat memberikan penetrasi cahaya yang paling dalam dari sinar langsung maupun baur. Pada ruang yang menghadap langsung ke arah Barat dan Timur dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
Untuk menentukan luas bukaan yang ideal perlu diperhitungkan berdasarkan kebutuhan intensitas ruang. Jadi jika ruang studio membutuhkan ≤750 Lux untuk tinggi plafond sebesar 3-5m, maka ratarata bukaan jendela terhadap luas lantai adalah 25% x luas lantai ruangan (asumsi bukaan adalah 25%). Standart penerangan ideal ruang studio adalah ≤750
128
Lux, maka penggunaan bukaan luar 25% dari luas lantai yang memadai untuk penerangan alami. Pada ruang kelas teori sistem tata cahaya alami yang digunakan memiliki kemiripan, hanya pada ruang teori kebutuhan intensitas cahaya adalah ≤500 Lux, dengan bukaan sebesar ± 20%Luas lantai. Luas ruangan yang memiliki besar ± 2/3 x Luas ruang kelas praktek (studio) ini memiliki bentang ruang yang lebih kecil pula sehingga luasan bukaan akan semakin kecil pula. Pemanfaatan cahaya matahari pada bangunan harus diiringi dengan penaggulangan radiasi panas pada bangunan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan : a) Shading, yaitu penyelesaian perbedaan kedalaman permukaan jendela terhadap permukaan dinding lain. Cara ini juga dapat mengurangi silau. b) Penggunaan kaca solar kontrol c) Penggunaan bahan bangunan yang memiliki selang waktu pemanasan cukup lama, seperti batu bata d) Pemanfaatan ventilasi yang baik dan efektif e) Penggunaan
clading
atau
perforated
untuk
menghalau panas
129
f) Menggunakan
elemen-elemen
peneduh
seperti
pohon, kolam, dan lainnya.
b. Pencahayaan Buatan Penggunaan cahaya buatan adalah untuk mendukung pencahayaan pada ruangan-ruangan, seperti kelas, auditorium, laboratoruim, ruang pamer, dan lainnya. Cahaya buatan ini digunakan untuk mendukung kegiatan yang ada di ruang tersebut apabila cahaya matahari tidak dapat mendukung, misalnya saat sedang mendung, atau juga digunakan untuk ruang yang tidak memiliki cukup bukaan dengan tujuan privasi. Intensitas cahaya untuk ketinggian plafond ≤ 3m RUANG
JENIS LAMPU
INTENSITAS
Rapat, administrasi
≤500 Lux
Perpustakaan
≤500 Lux
Ruang baca
≤500 Lux
Kelas teori
≤500 Lux
Gambar teknik Laboratorium
≤750 Lux
Kantor
≤750 Lux
Ruang Pameran
≤500 Lux
A≤100W A>100W QT-LV QR-CB-LV T TC-L T TC-L T TC-L T TC-L T TC-L QT-LV HIT-DE<70W
T TC TC-D TC-L
130
T TC Toilet
±80 Lux
T dan TC
Koridor, Tangga
±100 Lux
T dan TC
•
Keterangan lampu dapat dilihat pada lampiran
Pada bangunan kampus ini untuk mencapai efisiensi dalam pemakaian cahaya buatan terutama pada area kelas dan ruang pamer maka sIstem pengendaliannya adalah sIstem yang terintegrasi dalam Building Automation
System
(BAS)
dengan
adanya
penjadwalan yang diprogram dengan komputer, dan sistem penditeksian kondisi ruangan untuk intensitas cahaya yang diperlukan. Dengan adanya sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya yang diperlukan untuk kebutuhan dalam ruangan berdasarkan sensor cahaya yang bekerja berdasarkan tingkat intensitas cahaya yang dipengaruhi oleh keadaan luar sekitar bangunan. Melalui sistem ini, bangunan dapat menghemat penggunaan energi.
131
3. Akustik Faktor akustik sangat penting dalam perencanaan Kampus Fakultas Teknik Arsitektur karena letaknya yang dekat dengan pusat kota dan padat lalu-lintas. Selain itu kegiatan didalamnya juga menuntut akan penggunaan akustik untuk mendukung kegiatan, baik itu bising yang berasal dari dalam bangunan karena suatu kegiatan yang sifatnya saling bertolak belakang maupun bising yang berasal dari luar bangunan. Pengendalian bising yang berasal dari lingkungan dapat diatasi dengan: •
Menekan
daerah
pusat
bising,
misalnya
dengan
pemilihan mesin dan peralatan yang tingkat bisingnya ringan. •
Perencanaan
tapak,
misalnya
dengan
peletakkan
bangunan yang membutuhkan tingkat ketenangan tinggi pada daerah yang tingkat bisingnya lebih rendah •
Perancangan arsitektur, yaitu dengan penempatan ruang pereduksi bising (ruang perantara)
•
Rancangan
Struktural,
yaitu
berhubungan
dengan
kapasitas daya tahan atau bahan material yang dapat membantu mereduksi bunyi atau bising
132
Bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang dapat dijadikan alternatif: a. Bahan berpori, dengan kategori unit siap pakai, plesteran akustik, dan bahan yang disemprotkan, isolasi akustik b. Bahan penyerap panel atau penyerap serabut c. Resonator rongga KRITERIA
1
2
3
Daya serap pada frekuensi rendah
2
3
3
Daya serap pada frekuensi tinggi
3
1
3
Pemanfaatan dalam interior
1
2
1
Berdasarkan analisa diatas, ketiga jenis material penyerap bunyi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, ketiga bahan tersebut dipergunakan menurut tingkat kepentingannya.
Pada daerah seperti daerah penerima, atau ruang lainnya yang berada dimuka bangunan, menggunakan penyerap panel seperti kayu, kaca, lantai kayu dimana bahanbahan ini sangat ekonomis dari segi harga maupun dari segi estetika juga memiliki nilai tinggi.
Pada
ruang
kelas
dan
ruang
pertunjukkan,
menggunakan kombinasi bahan berpori pada karpet dan
133
tempat duduk, resonator celah pada langit-langit, dan penyerap panel pada dinding untuk mengatasi bising dan menghindari bising.
4. Penghawaan Penghawaan pada bangunan kampus menyangkut segi kenyamanan bagi pengguna bangunan, mengingat udara kota Jakarta yang semakin panas dan padatnya lingkungan sekitar tapak. Selain berhubungan dengan kenyamanan, faktor
penghawaan
juga
mempengaruhi
pada
faktor
pengamanan perangkat komputer dan perangkat keras lainnya. Pada kampus ini kenyamanan suhu thermal menurut standart adalah berkisar 23-260C dan kelembaban tidak lebih dari 40%. Pencapaian akan suhu tersebut dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya:
Penghijauan pada tapak
Penggunaan elemen-elemen yang berhubungan dengan air
Penggunaan sistem penghawaan buatan
Perancangan bangunan yang meletakkan bukaan dengan besar dan kualitas yang baik
134
Penghawaan Alami
Penghawaan Buatan
Murah, tidak memerlukan perawatan khusus Kelembaban sulit dikontrol Distribusi kurang merata Membawa serta udara kotor dan debu Dapat serta membawa bising Tidak memerlukan listrik
Kelembaban dapat dikontrol dan diatur Distribusi merata Dapat memberikan kenyamanan setiap saat Biaya pemasangan dan perawatan relatif mahal Dapat mereduksi bising dari luar Membutuhkan energi listrik yang tinggi Terhindar dari debu dan kotoran
Berdasarkan analisa diatas maka untuk bangunan Kampus
Fakultas
Teknik
Arsitektur
ini
penggunaan
penghawaan buatan hampir mendominasi seluruh bangunan kampus. Secara garis besar sistem pengkondisian udara buatan dalam ruangan dibedakan menjadi dua dimana keduanya dapat dijadikan alternatif bagi penghawaan buatan:
Secara Langsung (direct cooling atau Unitary System) Udara didinginkan langsung oleh refrigerant dengan menggunakan sistem paket window unit atau package unit tanpa ducting. Keuntungannya adalah biaya awal yang murah, dan fleksibel dalam penempatan. Sedangkan
yang
menjadi
kerugiannya
adalah
kapasitasnya yang kecil dengan distribusi yang kurang merata dan sulit dalam pengoperasian, serta
135
membutuhkan space yang tidak sedikit untuk perawatannya. Package Unit • kapasitas 3-20 TR, dapat menyuplai udara ruangan seluas 100 m2-650 m2 •
Kebisingan tinggi
•
Sistem Instalasi sederhana, tanpa ducting
•
Distribusi udara kurang merata
•
Daya tahan mesin ± 10Tahun dengan biaya awal
rendah,
karena
tidak
memerlukan
peralatan atau tempat khusus •
Sistem pengoperasian kurang efektif karena dinyalakan melalui ruangnya masing-masing
Split Unit •
Kapasitas 100 TR, dapat menyuplai udara pada ruangan dengan luas mencapai 3000 m24000 m2
•
Kebisingan tinggi
•
Sistem instalasi dapat dengan atau tanpa ducting
•
Distribusi udara kurang merata
136
•
Daya tahan mesin kurang lebih sama dengan sistem package
•
Peralatan relatif ringan
Secara tidak langsung (indirect cooling atau Central Station System) •
Kapasitas 25–250 TR, dapat menyuplai udara pada ruangan dengan luas mencapai 800 m2-8000 m2
•
Kebisingan kecil
•
Sistem instalasi dengan ducting
•
Distribusi udara merata
•
Daya tahan mesin 18-20 tahun dengan biaya awal tinggi
•
Sistem penoperasiam mudah karena dapat diatur disatu tempat.
Cara kerjanya adalah: Udara dialirkan melalui kumparan pipi dimana air es disirkulasikan. Mesin pengelola udara (AHU) yang berisi kumparan pipa atau coil, blower, dan filter udara.
Keuntungannya
adalah
mesin
pendingin
terpusat di satu tempat, distribusi udara merata, dan pengoperasian
serta
pemeliharaan
desentralisasi.
137
Sedangkan kelemahannya adalah memiliki biaya awal yang tinggi, isolasi yang cukup tinggi serta ukuran shaft dan ductingnya yang cukup besar.
5. Sirkulasi Jenis-jenis sirkulasi diantaranya: Sirkulasi Horisontal Menggabungkan ruang yang satu dengan yang lain pada lantai yang sama. Jenis-jenisnya adalah:
Linear o Sirkulasi yang tercipta melalui jalan yang lurus yang dapat menjadi unsur penghubung utama untuk satu deretan ruang. o Memperlihatkan kegiatan yang berurutan, tidak ada kegiatan yang utama. o Memberi kesan mengarah dan keteraturan o Pengembangan dengan sebuah garis maya
Radial Sirkulasi yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat
Spiral Sirkulasi menerus yang berasal dari satu titik pusat, berputar mengelilingi dengan jarak tertentu.
138
Grid o Terdiri dari dua set jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan segi empat. o Memperhatikan keteraturan o Pengembangan dengan sistem grid dengan modul sama o Network Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik tertentu didalam suatu ruangan.
Sirkulasi Vertikal a. Tangga Keuntungan : o Tidak membutuhkan energi (listrik) o Fleksibel o Murah o Dapat dipakai setiap saat o Sangat berguna disaat terjadi kebakaran Persyaratan:
Konstruksi yang tahan api dengan struktur menerus
139
Tangga ada pada setiap jarak 20-30m dengan pintu pada top floor dan ground floor harus membuka keluar bangunan
Jumlah serta lebar tangga harus sesuai dengan daya tampung dan ketentuan yang berlaku
Letaknya mudah dijangkau, komunikatif
b. Lift Bangunan yang direncanakan termasuk dalam kategori medium-rise, untuk itu penggunaan lift diperlukan untuk menunjang transportasi yang lebih efisien dari segi waktu. Sifat penggunaan lift: Efisien dalam banguna medium-rise Membutuhkan energi (listrik) yang besar Memiliki daya angkut yang efisien Memiliki waktu tunggu Penggunaan lift pada bangunan kampus Arsitek ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan transportasi yang tidak dapat dilayani oleh tangga, seperti membawa maket yang berat dan besar, mengangkut materi pameran, perangkat komputer, orang cacat, dan lainnya.
140
c. Eskalator Penggunaan eskalator sangat membantu dalam melayani orang banyak pada bangunan mediumrise. Eskalator fleksibel untuk diletakkan dimana saja, akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah eskalator membutuhkan space ruang yang besar
untuk
penempatannya.
Akan
tetapi
pengangkutan akan lebih menarik apabila berjalan dengan menggunakan eskalator, karena dapat lebih santai dan menikmati view yang ditawarkan oleh bangunan. d.Ramp Ramp merupakan sarana pengangkutan yang efisien bagi penderita cacat dan juga memiliki nilai estetika dalam membentuk wajah bangunan. Ramp biasanya diletakkan pada lokasi yang efisien pada bangunan dengan maksud: •
Penyediaan fasilitas bagi penyandang cacat yang berkursi roda
•
Efisien bagi jalur trolley (kereta barang), khususnya untuk mengangkut peralatan berat
141
seperti komputer,
peralatan matri pameran
dan lainnya. •
Pertimbangan estetika Sirkulasi-sirkulasi ini dapat diekspose sebagai bagian dari fasade bangunan sesuai dengan konsep
Ekspresionisme
yang
lebih
mementingkan apresiasi bentuk dan material atau hal lainnya yang bersifat realistis dan menonjol sehingga didapat kesan monumental dan identitas yang dapat memberi warna pada bangunan kampus itu sendiri.
6. Keamanan a. Terhadap bahaya kebakaran Pengamanan terhadap kebakaran dibagi dalam tahap pencegahan, penyelamatan, dan pemadaman. Pencegahan : •
Smoke-detector, alat ini akan mendeteksi asap temperatur 40-50oC
•
Keat-Detector, alat ini akan mendeteksi panas pada temperatur 60-70 oC
142
•
Penggunaan
bahan
material
yang
tahan
apai,
khususnya pada daerah yang mudah terbakar •
Lebar koridor minimum 180 cm
Penyelamatan : • Tangga kebakaran, dimana persyaratan utamanya adalah maksimal 30 m dan ruang sirkulasi harus berhubungan dengan tangga. • Blower otomatis yang akan meyedot udara segar ke dalam tangga darurat secara otomatis • Penerangan darurat, lampu petunjuk penerangan pada pintu keluar, tangga kebakaran, koridor, dan lainnya engan menggunakan energi dari batere. • Fire alarm dan call-box (alaram tombol), diletakkan pada tempat-tempat strategis, jelas, dan mudah dicapai oleh umum untuk memberitahukan kepada petugas, dimana batas pelayanannya adalah ± 185 m2 Pemadaman : •
Tabung pemadam kebakaran kimia, diletakkan setiap jarak 20m dengan luas area pelayanan 200 m2
•
Hydrant, diletakkan didalam maupun diluar bangunan dengan luas pelayanan 800 m2-1000 m2
143
•
Spinkler otomatis, dpat berupa liquid maupun gas, dengan jarak peletakkan 9m dan daya jangkau 25 m2/unit.
b. Terhadap pencurian Dengan penggunaan CCTV dan alaram pada ruangna penting yang membutuhkan penjagaan. Terbagi atas: o Security System dengan CCTV Berfungsi untuk mengamati suatu tempat atau objek tertentu di dalam bangunan atau dihalaman bangunan atau taman. Dalam CCTV ini pada monitor TV dilengkapi dengan fasilitas VTR (Video, Tape, Recorder) untuk merekam kejadian pada saaat tertentu dan ada juga bagian yang tidak perlu direkam.
KAMERA
KONTROL PANEL
KAMERA
VTR
TV MONITOR
o Visual and Communication System dengan CCTV Berfungsi untuk mengamati objek atau tempat tertentu dan juga sebagai media komunikasi dua arah yang sifatnya saru arah pada saat tertentu dan akan diperagakan di layar monitor.
144
KAMERA
KONTROL PANEL
KAMERA
VTR
TV MONITOR INTERCOM
Detektor Infra Merah, sensor gerakan, pada pintu-pintu, cahaya, dan jika kaca dipecahkan
Sistem Kode, prinsip kerjanya hampir sama dengan kartu, tetapi yang berbeda adalah pengguna harus memasukkan kode sebagai pengganti kartu. Dalam hal ini kunci yang digunakan akan dikontrol oleh suatu program khusus dan untuk keperluan darurat, dimana kunci tersebut dapat dibuka secara manual.
7.
Telekomunikasi Berikut beberapa alternatif yang dapat digunakan:
Intercom system dan Aiphone, sbagai alat komunikasi intern
PABX (Private Automatic Branch Exchange) yang menguhubungkan dari luar atau dari dalam bangunan melalui operator
Telepon langsung, Telkom menuju ruang-ruang tertentu
8. Sanitasi a. Air Bersih
145
Kebutuhan air bersih untuk ruang-ruang seperti toilet, pantry, taman, musholla, kantin, dan lainnya memiliki perkiraan jumlah air yang dihitung berdasarkan standart kebutuhan air, yaitu untuk bangunan kampus sebesar 1 m2/hari = 100 m3. Jadi dibutuhkan bak penampungan air yang mampu menampung ± 120 m3. (Poerbo, Ir. Hartono, M.A.; Utilitas Bangunan; hal.16). Suplai air berasal dari PAM yang didistribusikan melaui jalur bawah tanah dengan
menggunakan
plumbing.
Selain
itu
juga
digunakan deep-well untuk membantu memberi pasokan air bersih bagi bangunan ini.
Tangki Atas
Pompa
Pompa Joky
P
GT
RESERVOIR ATAS
P …… TOILET
Keuntungan:
PANTRY MUSHOLLA
Hemat Energi Menggunakan gaya gravitasi untuk menurunkan air Hanya memerlukan pompa bila reservoir atas kosong
146
Bila terjadi pemadama listrik, air masih tetap ada karena ada cadangan air. Kerugian: Bila satu air dibuka maka, keran lain akan mengalami pengurangan tekanan Akan tetapi kelemahan diatas dapat diatasi dengan membentuk plumbing berputar diatas plafond agar air dari sumber lain tetap bisa mengalir deras. Tangki bawah Pompa
Deep-well
P
Pompa Joky
GT
P ……
PAM
HIDRANT
P
MUSHOLLA
PANTRY
SPRINKLER TOILET
Keuntungan:
Tidak membutuhkan ruang atas
Daya tekan merata kesetian bukaan karena dijalankan dengan pompa
Kerugian:
Bergantung pada energi listrik, sehigga apabila terjadi pemadaman maka air juga tidak ada karena pompa tidak berfungsi.
147
b. Air Hujan Air hujan juga merupakan potensial bagi keberadaan air tanah, untuk itu air hujan ini sebaiknya dipergunakan. Pada bangunan ini air hujan yang jatuh disimpan dibawah tanah dengan disediakannya bak penampungan disetiap persimpangan saluran yang berfungsi sebagai penampung dan penyaring air hujan yang nantinya akan digunakan untuk keperluan seperti menyiram tanaman, flashing closet, dan lainnya. •
•
Terbuka
Grill (Tertutup)
c. Air Kotor dan Kotoran Padat Air kotor berasal dari pantry, toilet, musholla, wastafel, dan saluran lainnya akan dibuang kesaluran kota dengan
148
melewati tahap penyaringan terlebih dahulu. Penyaringan ini terjadi bersamaan dengan kotoran padat yang berasal dari pembuangan, keduanya disaring didalam TSP atau bak saringan yang dibuat dengan tujuan pembuangan air kotor jika menggunakan STP (Seaweed Treatment Plan). Dan apabila menggunakan cara konvensional adalah dengan menyaring air yang keluar dari plumbingplumbing, baru kemudian air kotor tersebut dibuang ke riol kota. Untuk kotoran padat terdapat beberapa alternatif :
Septiktank Perkiraan kebutuhan volume septic tank untuk bangunan sekolah adalah 0.01 m3/orang. Dengan kapasitas tampung sebesar 1000 orang. Maka volume septiktank yang dibutuhkan adalah 100 m3.
STP (Seaweed Treatment Plan).
149
9. Pembuangan Sampah Sampah dikumpulkan pada bak penampungan semetara pada halaman bangunan, dari tempat sampah dan dari ruang-ruang dalam, selanjutnya diangkut truk sampah ke penampungan sampah terakhir. Sampah
Bak Penampungan
Tempat Sampah
Truk Sampah
Pembuangan Akhir
10. Penangkal Petir Beberapa alternatif yang digunakan adalah sebagai berikut : •
Sistem Faraday, sistem kurung logam yang terjadi dari tiang-tiang pada atap bangunan yang masing-masing dihubungkan dengan kawat tembaga untuk disalurkan ke tanah. Alat penerima setinggi 50 cm pada jarak setiap 20 cm.
•
Sistem Radio aktif, yang terdiri dari elektroda Sistem Franklin Rod, merupakan sistem sederhana untuk gedung-gedung kecil. Memberikan perlindungan dengan membentuk sudut 45o dari tanah akan tetapi dari segi estetika kurang baik.
150
NO.
SISTEM
PEMASANGAN
KEUNTUNGAN o
1
Sistem Faraday
o
o 2
Sistem Radio Aktif
o
o 3
Sistem Franklin Rod o
KERUGIAN
Cocok untuk bangunan tinggi Jarak Jangkauan Luas
o Tidak efisien o Dari segi Estetis kurang menunjang
Tiang tidak terlalu tinggi Jarak Jangkauan Luas
o Biaya mahal o Bersifat menolak petir, sehingga dapat membahayakan lingkungan
Praktis bila dibanding Sistem Faraday Biaya Murah
o Daya Jangkauan terbatas o Antena akan semakin tinggi sesuai dengan bangunan.
151