Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
ISSN :
2086-6011
ANALISIS PERMINTAAN DAN PENDAPATAN USAHA DISTRIBUSI BERAS TANGSE CAP DUA MAWAR DI MATANGGLUMPANGDUA KABUPATEN BIREUEN (Studi Kasus UD. Langkah Baru Kota Bakti Kabupaten Pidie) T.M. Nur1), M. Zubir2), dan Dian Sahor Fonna3) 1Dosen
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim 3Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim 2Alumni
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah beras Tangse yang dipasok perbulan, Pendapatan perbulan pada usaha distribusi beras Tangse dan kelayakan usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti dalam mendistribusikan beras di Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dan pertimbangan peneliti (Purposive sampling), dengan pertimbangan UD. Langkah Baru adalah salah satu distributor beras di Kota Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada masalah Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse Cap Dua Mawar di Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen. Hasil penelitian pada Juli 2011, menunjukkan bahwa nilai distribusi beras Tangse yang diusahakan oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti di Kota Matangglumpang dua Kabupaten Bireuen sebesar Rp 267.660.000 per bulan. Jumlah pendapatan dari usaha distribusi beras Tangse Rp 10.648.000 per bulan. Sedangkan jumlah beras yang dipasok sebesar 595 sak (8.200 Kg) dari empat jenis kemasan per kali distribusi dan dalam sebulan bisa mencapai 2.380 sak perbulan (32.800 Kg). Usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti di Kota Matangglumpang dua Kabupaten Bireuen memiliki angka perbandingan R/C sebesar 1,04 sehingga layak untuk diusahakan. Kata Kunci : Distribusi Beras, Permintaan, Pendapatan, R/C ratio
1. Pendahuluan Beras merupakan makanan pokok tidak kurang di 26 negara padat penduduk (China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Vietnam), atau lebih Keywords: Kelayakan Cairlerat separuh penduduk dunia. Usaha, MasalahAsap beras kaitannya dengan masalah budaya, sosial dan ekonomi bangsa. Dalam bidang ekonomi, beras
sering digunakan sebagai indeks kestabilan ekonomi nasional. Di Indonesia, beras merupakan bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh hampir seluruh penduduk Indonesia, karena itu permintaannya selalu meningkat. Peningkatan permintaan ini harus diimbangi dengan peningkatan produksinya. Dalam hal ini, peningkatan produksi beras tidak akan efektif
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
19
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat jika tidak diimbangi oleh sistem pemasaran yang efisien. Pemasaran beras mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani karena terkait dengan tingkat harga yang diterima petani. Pemasaran yang tidak efisien, bentuk pasar yang kurang bersaing, rantai pemasaran yang terlalu panjang, sarana prasarana transportasi yang kurang memadai, sistem kelembagaan pemasaran yang tidak sehat merupakan masalah-masalah pemasaran yang pada umumnya berpengaruh terhadap tingkat harga yang diterima petani/konsumen. Prosesing gabah menjadi beras dilakukan melalui berbagai tahapan sejak dari pengeringan, penggilingan, penyosohan hingga menjadi beras. Untuk memperoleh beras berkualitas, maka dilakukan pengayakan guna memisahkanberas utuh dan beras patah dua serta menir. Beras utuh tersebut biasanya disebut beras kepala. Beras kepala merupakan salah satu peningkatan mutu produk beras untuk memenuhi selera konsumen yang makin menghendaki beras berkualitas. Penciptaan nilai tambah agribisnis beras dapat dilakukan dengan penciptaan bentuk beras salah satunya adalah dengan mengubah bentuk input usahatani menjadi gabah dan selanjutnya mengubah gabah menjadi beras melalui proses penggilingan. Besar kecilnya nilai tambah yang tercipta dari perubahan bentuk tersebut tergantung pada teknologi yang digunakan, efisiensi proses perubahan bentuk serta efektifitas pencapaian produksi (Gumbira, 2007). Sesuai dengan pola produksi tahunan, produksi gabah pada saat panen raya di daerah sentra produksi selalu melimpah, sedangkan permintaan gabah/beras bulanan relatif stabil. Berdasarkan hukum ekonomi, jika penawaran meningkat, maka harga akan menurun. Demikian juga yang dialami petani pada musim panen raya, jika harga gabah turun sampai dibawah harga dasar bahkan sampai titik terendah, sehingga tidak memberi keuntungan kepada petani. Pada saat panen raya harga gabah ditingkat petani turun, dengan harga titik terendah. Sebaliknya pada musim paceklik, seringkali produksi yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan sehingga harganya meningkat, bahkan sampai tidak terjangkau
ISSN :
2086-6011
oleh petani yang pada saat itu justru tidak memiliki lagi produksi gabah. Stabilisasi harga gabah hasil panen petani pada saat panen raya merupakan aspek yang sangat penting dan menentukan pendapatan dan ketahanan pangan petani padi. Dengan meningkatnya penjualan harga beras dengan harga yangtinggi diharapkan dapat mempengaruhi harga beras diwilayah pedesaan dan menggerakkan agribisnis perberasan secara keseluruhan. Salah satu cara untuk mengetahui perkembangan pemasaran dan distribusi beras disuatu daerah adalah dengan mengetahui besarnya permintaan beras oleh pedagang pasar dan konsumen. Permintaan diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan semakin besar jumlah barang dan jasa yang diminta. Distribusi dan permintaan beras di Kota Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen tergolong besar mengingat jumlah penduduk yang semakin bertambah dan produksi gabah setiap tahunnya selalu tidak mencukupi produksi beras untuk daerah tersebut, oleh karena itu pedagang beras selalu mendatangkan beras dari luar kabupaten untuk mencukupi permintaan konsumen. Usaha distribusi beras UD. Langkah Baru merupakan salah satu pemasok beras terbesar untuk wilayah Kota Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen. Adapun beras yang ditawarkan ke pasar adalah beras Tangse cap Dua Mawar dengan dua jenis kualitas yaitu beras Tangse special dan beras Tangse super yang dikemas dengan kemasan 10 kg dan 15 kg. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan penulis melaksanakan penelitian dengan judul Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse Cap dua Mawar di Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen (Studi Kasus UD. Langkah Baru Kota Bakti Kabupaten Pidie).
2. Metode Penelitian 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Distributor Beras UD. Langkah Baru Kota Bakti Kabupaten Pidie dalam mendistribusikan beras Tangse cap Dua Mawar di Matangglumpangdua
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
20
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
ISSN :
2086-6011
TC = Total biaya dari usaha distribusi beras (Rp) Kabupaten Bireuen. Penentuan lokasi dilakuTFC = Total biaya tetap dari usaha distribusi kan secara sengaja (Purposive) dan pertimbaberas (Rp) ngan peneliti (Purposive sampling), dengan TVC = Total biaya variabel dari usaha distribusi alasan UD. Langkah Baru adalah salah satu beras (Rp) distributor beras di Matangglumpangdua b. Penerimaan Kabupaten Bireuen yang telah diklaim sebagai Total penerimaan merupakan nilai uang distributor beras terbesar. dari total produk atau hasil perkalian Selain itu, UD. Langkah Baru dalam antara total produk (Q) dan harga produk usahanya mendistribusikan beras juga memiliki beras (PQ). Dengan asumsi faktor-faktor prospek yang mejanjikan. Hal ini dapat dilihat lain dianggap konstan. Secara matematis dari usia UD. Langkah Baru yang telah berdiri dapat ditulis sebagai berikut : sejak tahun 1979. Ruang lingkup penelitian ini TR = Q x PQ terbatas pada masalah Analisis Permintaan dan TR = Total penerimaan dari usaha distribusi Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse Cap beras tangse (Rupiah) Dua Mawar di Matangglumpangdua Kabupaten Q = Total produk yang terjual (Sak/Kali Bireuen. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 distribusi) bulan, yaitu dari bulan Juli sampai dengan PQ = Harga produk (Rupiah/Sak) bulan Agustus 2011. c. Keuntungan 2.2. Metode Pengambilan Sampel Keuntungan usaha merupakan pengurangan Populasi dalam penelitian ini adalah penerimaan total dengan biaya total dari keseluruhan pedagang beras Tangse cap Dua usaha distribusi beras. Secara matematis Mawar di Matangglumpangdua Kabupaten dapat ditulis sebagai berikut: Bireuen. Metode pengambilan sampel yang P = TR –TC digunakan pada penelitian ini adalah metode PQ – (FC + VC) sensus. Adapun jumlah sampel yang diambil Keterangan : pada penelitian ini adalah sebesar100% dari P = Keuntungan usaha dari usaha distribusi populasi, yaitu keseluruhan pedagang yang beras Tangse (Rupiah) menjual beras Tangse cap Dua Mawar. TR = Total penerimaan dari usaha distribusi beras Tangse (Rupiah) 2.3. Metode Pengumpulan Data TC = Total biaya dari usaha distribusi beras Banyak metode yang dapat digunakan Tangse (Rupiah) untuk mengumpulkan data dalam sebuah Q = Total produk yang terjual (Sak/Kali penelitian. Metode pengumpulan data pada distribusi) prinsipnya berfungsi untuk mengungkapkan PQ = Harga produk (Rupiah/Sak) variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian FC = Biaya tetap dari usaha distribusi beras ini metode pengumpulan data yang digunakan Tangse (Rupiah) dengan kuesioner,wawancara, observasi dan VC = Biaya variabel dari usaha distribusi studi pustaka. beras Tangse (Rupiah)
2.4. Metode Analisis Data Total biaya, total penerimaan, dan keuntungan pada usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti dalam melakukan pendistribusian beras Tangse cap Dua Mawar di Kota Matangglumpangdua Kabupaten Bireuen. a. Biaya Total biaya merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel yang harus dikeluarkan dari usaha distribusi beras. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : TC = TFC + TVC
2.5. Definisi Oprasional Variabel Definisi operasional variabel adalah batasan variabel yang digunakandalam penelitian ini, batasan tersebut adalah : a. Biaya produksi yaitu total biaya yang diperlukan UD. Langkah Baru dalam melakukan distribusi beras Tangse. b. Jumlah produksi yaitu penerimaan kotor dalam bentuk fisik dan hasil distribusi. c. Harga jual produk yaitu harga jual dari tiap produk beras Tangse UD. Langkah Baru yang di ukur dengan Rupiah/Sak. d. Nilai produk yaitu pendapatan kotor yang
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
21
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
ISSN :
2086-6011
diperoleh dari hasil kali jumlah produk Tabel 1. Jenis-Jenis dan Jumlah Permintaan dengan harga jual. Beras Tangse Per Kali Distribusi di Pendapatan yaitu keuntungan bersih usaha Matangglumpang Dua Kemasan Banyak Jumlah distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru (Kg) (Sak) (Kg) yangdiperoleh dari hasil pengurangan dari No Jenis Beras Tangse jumlah produk dengan jumlah biaya produk, 10 80 800 1 Super dihitung dalam Rupiah/Produk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2 3
3.1. Sejarah Singkat UD. Langkah Baru Kota Bakti Kabupaten Pidie adalah suatu usaha dagang yang bergerak dibidang penjualan beras atau distribusi beras. UD. Langkah Baru Kota Bakti telah berdiri sejak tahun 1979, meski telah dianggap mahir dan senior oleh rekan bisnisnya, UD. Langkah Baru Kota Bakti juga memiliki situasi pasang surut dimana masa keemasannya sejak era 80an harus dibayar mahal dengan penurunan omset pada era 90an karena konflik yang berkepanjangan. Pada masa keemasannya, UD. Langkah Baru Kota Bakti telah mendistribusikan beras hampir keseluruh kota dalam Propinsi Aceh. Mengingat situasi dimasa konflik, UD. Langkah Baru Kota Bakti mengambil inisiatif sendiri untuk membatasi pendistribusian beras. Daerah distribusi beras oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti yang masih bertahan sampai sekarang adalah ke Kabupaten Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Aceh Timur. (UD. Langkah Baru, 2011)
4
Tangse Super Tangse Spesial Tangse Spesial
15
250
3.750
10
65
650
15
200
3.000
595
8.200
Sumber : Data Primer (Diolah). 2011
3.3. Analisis Biaya Sebelum menganalisis kelayakan suatu usaha, langkah yang harus ditempuh terlebih dahulu adalah menganalisis biaya dalam usaha yang bersangkutan. Biaya itu sendiri terdiri dari berbagai macam jenis tergantung kebutuhan dari usaha bersangkutan, terutama yang menyangkut tentang proses distribusi. 3.4. Biaya Tetap Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu yang terdiri dari beberapa faktor tergantung jenis kegiatan suatu usaha. Berdasarkan pengertian tersebut, maka jelasbiaya tetap dari suatu usaha berbeda dengan biaya tetap usaha lain, hal ini juga berlaku pada usaha distribusi beras Tangse yang menjadi objek dalam penelitian ini. Biaya tetap per kali distribusi pada usaha distribusi beras Tangse cap Dua Mawar oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti dapat dilihat pada Tabel 2.
3.2. Permintaan Beras Tangse Proses distribusi beras Tangse cap Dua Mawar dilakukan sebanyak 3 sampai 6 kali dalam sebulan, banyaknya proses distribusi sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan konsumen dan faktor panen dikawasan distribusi beras. Kendala distribusi yang sering Tabel 2. Biaya Tetap Pada Usaha Distribusi Beras Tangse Cap Dua Mawar UD. dialami adalah saat terjadinya panen raya di Langkah Baru Kota Bakti Kabupaten Bireuen khususnya Kecamatan Biaya Perkali Peusangan. Adapun jenis-jenis dan permintaan Distribusi beras Tangse cap Dua Mawar perkali distribusi No Uraian (Rp) dapat dilihat pada Tabel 1. Sewa kendaraan Dari Tabel di bawah dapat dilihat bahwa 1. operasional 550.000 jumlah beras Tangse cap Dua Mawar dalam 2. Gaji sopir dan kernet 200.000 sekali distribusi mencapai 595 sak atau 8.200 3. Biaya pemasaran 268.000 Kg yag terdiri dari beras Tangse super 80 sak 4. Konsumsi 80.000 kemasan 10 Kg, dan 250 sak kemasan 15 Kg 5. Komunikasi 10.000 dan beras Tangse special 65 sak kemasan 10 Jumlah 1.108.000 Kg, dan 200 sak kemasan 15 Kg. Sumber : UD. Langkah Baru. 2011
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
22
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
Berdasarkan Tabel 2 diatas maka dapat dilihat bahwa ada lima faktor biaya yang harus dikeluarkan dalam proses distribusi beras Tangse, antara lain biaya sewa kendaraan operasional, gaji sopir, pemasaran, komunikasi dan konsumsi. Biaya sewa kendaraan operasional juga dihitung meski kendaraan tersebut milik sendiri karena biaya sewa kendaraan operasional nantinya akan digunakan untuk perawatan kendaraan operasional itu sendiri. Biaya bersih untuk sewa kendaraan operasional adalah sebesar Rp 550.000 per kali distribusi, biaya sewa kendaraan operasional dihitung berdasarkan Kg beras dalam sekali distribusi, dalam 1 Kg beras dikenakan biaya sebesar Rp. 150. Secara detil biaya pemasaran, komunikasi, konsumsi dan solar ditanggung pada sewa kendaraan operasional karena biaya sewa kendaraan operasional telahdiputuskan sebesar Rp. 150/Kg, jadi keseluruhan 8.200 Kg beras dikalikan dengan Rp. 150/Kg sebesar Rp. 1.230.000 perkali distribusi. Biaya pemasaran pada usaha distribusi beras Tangse yang masuk dalam biaya tetap adalah biaya untuk kuli angkut yaitu yang menurunkan beras dari mobil ke tempat pesanan. Besar biaya untuk kuli angkut dikeluarkan dibedakan menurut Kg kemasan beras, Untuk beras kemasan 15 Kg dikenakan biaya sebesar Rp. 500/sak dan untuk kemasan 10 Kg dikenakan biaya sebesar Rp. 300/sak. Besar biaya yang harus dikeluarkan untuk kuli angkut yaitu sebesar Rp 268.000 perkali distribusi. Biaya komunikasi dalam usaha distribusi beras Tangse adalah untuk pulsa handphone. Komunikasi antara pihak distributor dengan pedagang pasar sangat diperlukan dalam usaha distribusi. Biaya komunikasi untuk sekali distribusi dikeluarkan sebesar Rp. 10.000. Untuk biaya konsumsi, pemilik usaha distribusi beras Tangse menentukan biaya konsumsi untuk sekali distribusi yaitu sebesar Rp. 80.000 perkali distribusi. Upah untuk tenaga kerja yang jenis pekerjaannya sebagai sopir adalah sebesar Rp 150.000 perkali distribusi. Sedangkan upah untuk tenaga kerja yang jenis pekerjaannya sebagai kernet adalah sebesar Rp 50.000 perkali distribusi Jumlah biaya tenaga kerja perkali distribusi yang harus dikeluarkan oleh
ISSN :
2086-6011
UD. Langkah Baru Kota Bakti dalam usahanya mendistribusikan Tangse cap Dua Mawar adalah sebesar Rp. 200.000. Dari kedua biaya tenaga kerja ini tidak lagi dikeluarkan oleh pihak distribusi karena kedua biaya tersebut sudah ditanggung pada biaya sewa kendaraan operasional. 3.5. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, dimana sama seperti biaya tetap setiap usaha memiliki biaya varibel yang berbeda-beda. Ada dua faktor biaya variable pada usaha distribusi beras Tangse yaitu modal pembelian beras dari kilang padi dan BBM kendaraan operasional (solar) sebesar Rp 250.000 per kali distribusi. Jenis beras Tangse yang didistribusikan pada pasar Matangglumpangdua oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti dibedakan atas dua kualitas dan empat jenis kemasan. Adapun biaya variable pada usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti dapat dilihat pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Biaya Variabel Pada Usaha Distribusi Beras Tangse Cap Dua Mawar UD. Langkah Baru Kota Bakti
Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa biaya atau modal pembelian beras sebanyak 559 Sak yang dikelompokkan dalam dua ukuran dan empat kemasan dalam sekali distribusi adalah sebesar Rp. 62.895.000. Biaya pembelian beras ini dibayar setelah beras di distribusikan dan jumlah uang yang dibayar perkali distribusi selain tunai juga dibayar sekitar 75 sampai 90% menurut kelancaran usaha distribusi. 3.6. Total Biaya Usaha Distribusi Beras Tangse Total biaya dari suatu usaha merupakan jumlah keseluruhan biaya, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Tiap usaha
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
23
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
memiliki total biaya yang berbeda-beda, dimana besarnya total biaya suatu usaha ditentukan oleh besarnya biaya tetap dan variabel usaha bersangkutan. Uraian mengenai biaya tetap dan biaya variabel pada usaha distribusi beras Tangse yang menjadi objek dalam penelitian telah disampaikan sebelumnya, adapun total biaya dari usaha distribusi beras Tangse dapat terlihat pada Tabel 4 berikut berikut : Tabel 4. Total Biaya Usaha Distribusi Beras Tangse Per Kali Distribusi No
Uraian
Jumlah (Rp)
Biaya Tetap 1
Sewa kendaraan operasional
550.000
2
Gaji sopir dan kernet
200.000
3
Biaya pemasaran
268.000
4
Konsumsi
80.000
5
Komunikasi
10.000
Total Biaya Tetap
ISSN :
2086-6011
usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti adalah sebesar Rp. 64.253.000 per kali distribusi. 3.7. Harga Jual dan Pendapatan Penjualan, pendapatan dan harga beras Tangse cap Dua Mawar pada usaha distribusi beras UD. Langkah Baru Kota Bakti dibedakan berdasarkan jenis beras dan ukuran kemasan. UD. Langkah Baru Kota Bakti menyediakan dua jenis kualitas beras yaitu beras Tangse super dan beras Tangse spesial yang keduanya dikemas dengan empat jenis kemasan antara lain, beras Tangse super 15 Kg, beras Tangse super 10 Kg, beras Tangse spesial 15 Kg dan beras Tangse spesial 10 Kg. Adapun jumlah distribusi, pendapatan dan harga jual beras Tangse cap Dua Mawar oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti kepada pedagang pasar dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Jumlah Distribusi dan Nilai Distribusi Beras Tangse Cap Dua Mawar
1.108.000
Biaya Variabel 1
2
Pembelian Beras Tangse Super Kemasan 15 Kg
29.000.000
Tangse Super Kemasan 10 Kg
6.560.000
Tangse Spesial Kemasan 15 Kg
22.200.000
Tangse Spesial Kemasan 10 Kg BBM kendaraan operasional (solar)
5.135.000 250.000
Total Biaya Variabel
63.145.000
Total Biaya
64.253.000
Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2011 Dari Tebel 4 diatas dapat dilihat bahwa besar biaya tetap pada usaha distribusi beras UD. Langkah Baru adalah sebesar Rp 1.108.000 dengan biaya tetap rata-rata sebesar Rp 135,12 yang diperoleh dari hasil pembagian jumlah biaya tetap dengan jumlah beras yang didistribusi yaitu 8.200 Kg. Biaya variablepada usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru adalah sebesar Rp 63.145.000 dengan biaya variabel rata-rata sebesar Rp 7.700,60 yang diperoleh dari hasil pembagian jumlah biaya variabel dengan jumlah beras yang didistribusi yaitu 8.200 Kg. Total biaya pada
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat harga beras Tangse cap Dua Mawar yang dipasarkan oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti kepada pedagang beras di Kota Matangglumpangdua berbeda menurut kualitas dengan indikator tingkat mutu dan kemasan beras. Harga yang diterima pedagang untuk jenis beras Tangse super 15 Kg adalah sebesar Rp. 123.000/sak dan beras Tangse super 10 Kg sebesar Rp. 88.000/sak. Sedangkan untuk jenis beras Tangse spesial 15 Kg pedagang menerima dengan harga sebesar Rp 118.000/sak dan Rp 85.000/sak untuk kemasan 10 Kg. Adapun jumlah distribusi beras Tangse cap Dua Mawar oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti perkali distribusi sebesar 595 sak untuk dua jenis kualitas dan empat jenis kemasan. Dalam sebulan UD. Langkah Baru Kota Bakti melakukan distribusi diambil rata-rata 4 kali,
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
24
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
jumlah beras Tangse yang didistribusikan ke Matangglumpangdua perbulan mencapai 2.380 sak perbulan untuk dua jenis kualitas dan empat jenis kemasan beras Tangse. 3.8. Analisis Keuntungan Analisis tingkat keuntungan pada usaha distribusi beras Tangse cap Dua Mawar UD. Langkah Baru Kota Bakti merupakan selisih antara nilai hasil distribusi dengan total biaya distribusi. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya hasil distribusi dan tingkat harga jual produk itu sendiri. Keuntungan yang diperoleh usaha distribusi beras Tangse cap DuaMawar UD. Langkah Baru Kota Bakti perkali distribusi dan perbulan dapat dilihatpada Tabel 6 berikut : Tabel 6. Keuntungan Usaha Distribusi
ISSN :
2086-6011
Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah apabila nilai R/C lebih besar dari satu maka usaha dikatakan untung dan layak untuk dijalankan karena besarnya penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C lebih kecil dari satu maka usaha dikatakanmerugi dan tidak layak untuk dijalankan karena besarnya penerimaan lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C sama dengan nol maka mengalami break even point atau titik impas usaha karena total penerimaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan uraian yang telah penulis uraikan diatas maka dapat dikatakan usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan total penerimaan dengan total biaya distribusi yang lebih besar dari satu yaitu memiliki angka perbandingan 1,04. Hal ini berarti bahwa dari setiap modal yang dikeluarkan sebesar Rp 1, 00,- (satu rupiah) maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,04,- (satu koma nol empat rupiah) atau memberi keuntungan sebesar Rp 0, 04,- (nol koma nol empat rupiah) atau sebesar 4% (empat persen).
4. Kesimpulan Dan Saran
Keuntungan yang diperoleh dari usaha distribusi beras Tangse cap Dua Mawar oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti adalah sebesar Rp 2.662.000 per kali distribusi dan dalam sebulan UD. Langkah Baru Kota Bakti bisa menadapatkan keuntungan dari hasil distribusi beras Tangse sebesar Rp 10.648.000 dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap konstan. Adapun keuntungan rata-rata yang diperoleh dari usaha distribusi beras Tangse cap Dua Mawar oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti adalah sebesar Rp 324,63 per Kg beras.
4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa : a) Jumlah beras Tangse cap Dua Mawar yang dipasok oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti ke Kota Matangglumpangdua adalah sebesar 2.380 sak per bulan atau 32.800 Kg per bulan. b) Jumlah pendapatan dari usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti ke Kota Matangglumpangdua adalah sebesar Rp. 10.648.000 per bulan atau Rp. 2.662.000 per kali distribusi. c) Usaha distribusi beras Tangse yang diusahakan oleh UD. Langkah Baru Kota Bakti memiliki angka perbandingan R/C sebesar 1,04 sehingga layak untuk diusahakan.
4.2. Saran 3.9. Analisis Kelayakan Usaha Analisis imbangan antara total 1) Perlu adanya perhatian khusus dari pihak produksi dan distribusi terkait mutu dan penerimaan dengan total biaya merupakan kualitas beras Tangse cap Dua Mawar untuk suatu pengujian kelayakan suatu jenis usaha. T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
25
Jurnal ekonomika Universitas Almuslim Bireuen – Aceh Vol.V No.9 Maret 2014
menjaga kepercayaan konsumen. 2) Perlu adanya pertimbangan dari pihak distributor untuk memperluas kembali daerah distribusi beras Tangse karena mengingat pendapatan dari hasil usahanya tergolong besar. 3) Usaha distribusi beras Tangse UD. Langkah Baru Kota Bakti yang telah berdiri sejak tahun 1979 diharapkan bisa mempertahankan usahanya dalam hal persaingan bisnis dan situasi pemasaran.
Daftar Pustaka Anonim, 2005. Pedoman Umum Pengadaan Gabah dan Beras dalam Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum Bulog. Jakarta. Gumbira, E. 2007. Modul Lokakarya Pengantar Inkubutor Bisnis dan Pengembangan UKM Departemen Teknologi Industri Pertanian Brawijaya. Malang Haryadi, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Ika, 2010. Analisis Usaha Industri Emping Melinjo Skala Rumah Tangga Di Kabupaten Magetan. Fakultas Pertanian
ISSN :
2086-6011
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Made, A. 2002. Beras dan Tepung Beras. Bahan untuk Majalah Femina. Jakarta Soeparmoko, 2001. Ekonomika Untuk Manajerial. BPFE. Yogyakarta. Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial : Aplikasi Teori Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Surya Siregar, 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Universitas Sumatera utara. Medan. UD. Langkah Baru Kota Bakti, 2011. UD. Langkah Baru Kota Bakti Dalam Angka.
Riwayat Penulis: Ir. T. M. Nur, M.Si Lahir di Banda Aceh, 7 Januari 1963. Lulusan Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian FP Unsyiah, dan Magister IESP FE Unsyiah. Bekerja sebagai Dosen pada Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim Bireuen-Aceh. M. Zubir dan Dian Sahor Fonna Alumni Program Studi Agribisnis Pertanian Universitas Almuslim
T. M. Nur, Dkk. | Analisis Permintaan dan Pendapatan Usaha Distribusi Beras Tangse … i
Fakultas
26