Fiqh Muamalah Dalam Islam By. Rikza Maulan, Lc., M.,Ag
Konsep Dasar Dinul Islam ISLAM
AQIDAH
SYARIAH
AKHLAQ
TAQWA
Kebahagiaan Dunia & Akhirat
Konsep Dasar Dinul Islam Ketiga aspek ajaran Islam tersebut (Aqidah, Syariah & Akhlak) tidak berdiri sendiri. Sebaliknya, bahwa ketiga aspek tersebut saling memiliki keterkaitan yang kuat. Sebagai contoh, dalam aspek syariah (misalnya ibadah), seseorang harus memilki dasar yang kuat berupa aqidah. Sehingga dari aqidah yang kuat, akan melahirkan keikhlasan kepada Allah SWT dalam beribadah. Demikian juga keterkaitannya dengan aspek akhlak, bagaimana dalam beribadah ia juga harus berakhlak dan beretika kepada Allah SWT. Misalnya memakai pakaian yang bersih dan rapi, dsb. Kesemua hal tersebut jika dilakukan secara komperhensif, akan menghasilkan sebuah tujuan mulia, yaitu ketakwaan kepada Allah SWT. Dan hal ini merupakan kunci kebahagiaan hakiki baik di dunia maupun di akhirat.
Ekonomi Utamanya Dipegang Oleh Orang--Orang Shaleh Orang • Allah SWT berfirman (QS. An-Nur : 36 – 38)
ٍ ِ ُ ُو َ ِ ُ َ ُ َ ُ ُ ُ ْ ت أَ ِذ َن ُ أَنْ ُرْ َ َ َو ُْذ َ َر ِ َ ا ْ َرةٌ َو*َ َ ْ ٌ َ(ن,َ ِ ِ ِ ْم.ْ ُ َ* ٌل,َ ( ِر36) ُدو َو ْا! َ ِل#ُ ْ ِ ِ ِ ُب.0َ َ َ ً ون َ ْو َ ُ 2َ َ َ ِة َوإِ َ ِء ا ز َ ِة6 ِم ا7َ ِِذ ْ ِر ِ َوإ (37)َ ْ َ ُر8ُوبُ َو ْا.ُ0ْ ا Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. (yaitu) oleh orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
Ciri Mendasar Orang Bertakwa Berometer ketakwaan seseorang, dapat diukur diantaranya dari aspek muamalah. Allah SWT berfirman (QS. 2 : 188).
ُوا. ُ ْ: َ ِ ُ ْم َ ْ َ> ُ ْم ِ ْ َ ِط ِل َو ُ ْد ُوا ِ َ إِ َ< ا ْ ُ; ِم َ ْ ُون > ا ال و ِ نْ أ َ .َ ْ? َ ِ ْ@ ِم وأَ ْ> ُ ْمAْ ِ س َ ِ ِ
َ ُوا أَ َْوا. ُ ْ: َ َ*َو 0ً َ ِر
Dan janganlah kaliam memakan harta sebagian yang lain dengan cara yang bathil. Dan janganlah pula kalian membawa urusan harta itu kepada hakim, agar kamu dapat memakan sebagian dari harta manusia dengan cara yang dosa sedangkan kalian mengetahui.
Ciri Mendasar Orang Bertakwa Bahwa ayat tersebut terletak “persis” setelah Allah SWT menjelaskan panjang lebar mengenai puasa ramadhan (ayat 183 – 187). Tujuan utama dari puasa di bulan ramadhan adalah “la’allakum tattaqun” (agar kalian menjadi orang yang bertakwa. Hasil ketakwaan tersebut, segera Allah SWT uji dengan aspek muamalah. Karena orang yang bertakwa akan sangat berhati-hati dalam bermuamalah dengan harta.
BENEFIT RIZKI YANG HALAL 1. Mendatangkan keberkahan 2. Melaksanakan satu kewajiban 3. Menggugurkan dosa-dosa 4. Menggugurkan dosa yang tidak bisa digugurkan dengan shalat puasa, zakat haji dan umrah. 5. Mendapatkan cinta ilahi 6. Dihindarkan dari api neraka 7. Kemudahan & Rizki Yang Tidak DisangkaSangka 8. Dijanjikan Surga
Benefit Rizki Yang Halal 1. Mendatangkan Keberkahan • Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda
ِ ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ ﺎل ﻲ ﺒ ﻨ اﻟ ﻦ ﻋ ﻪ ﻨ ﻋ ﻪ ﻠ اﻟ ﻲ ﺿ ر ام ﺰ ﺣ ﻦ ﺑ ﻴﻢ ﻜ َ َ َﻢ ﻗﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﻰ اﻟﻠﺻﻠ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ ْ َﻋ ْﻦ َﺣ ِ ِ ِ ِ ِ ـﻨَﺎ ﺑُﻮِر َك ﻟَ ُﻬ َﻤﺎ ﻓِﻲ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎ َوإِ ْنﺻ َﺪﻗَﺎ َوﺑَـﻴ ن ﺈ ﻓ ﺎ ﻗ ﺮ ﻔ ـ ﺘ ـ ﻳ ﻢ ﻟ ﺎ ﻣ ر ﺎ ﻴ ْﺨ ﻟ ﺎ ﺑ ﺎن ـ َﻌاﻟْﺒَـﻴ َ َ َ ْ َ ََ ْ َ َ َ ِ (ﺖ ﺑَـ َﺮَﻛﺔُ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎَ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري ﻘ ﺤ َ ْ َﻛ َﺬﺑَﺎ َوَﻛﺘَ َﻤﺎ ُﻣ
Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, “Dua orang penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya benar (jujur) dan menjelaskan keadaan barang (yang diperjual belikan), maka keduanya akan diberikan keberkahan dalam jaul belinya. Dan jika keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihapuskan keberkahan jual belinya. (HR. Bukhari Muslim)
Benefit Rizki Yang Halal 2. Melaksanakan Satu Kewajiban • Allah SWT memerintahkan untuk mencari rizki yang halal (bekerja) kepada setiap hambahamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :
ون َ >ُ ِ َوا ْ ُْؤ َ ِ ُ ْمEُ >َ ُ َ
ُ ُ ُ ْم َو َر ُو.َ َ (َ ُ ُوا َ َ َ َرى. َ ْ(ُ ِل ا7َو َ َد ِةF ب َوا ِ ْ #َ ْ ون إِ َ< َ( ِ ِم ا َ دG َو َ ُ َر ون َ ُ. َ ْ? َ ُ ْ> ُ ْم
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
Benefit Rizki Yang Halal 3. Menggugurkan Dosa - Dosa • Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
ِ ِﻣﻦ َﻋﻤ ِﻞ ﻳ ِﺪﻣﻦ أَﻣﺴﻰ َﻛﺎﻻ ﺴﻰ َﻣﻐْ ُﻔ ْﻮًرا ﻟَﻪُ )رواﻩ َﻣ أ ﻩ َْ َ َ ْ َ ْ َْ (اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ
Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosadosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)
Benefit Rizki Yang Halal 4. Menggugurkan Dosa-Dosa Yang Tidak Dapat Diampuni Dengan Shalat, Puasa, Haji & Umrah. • Akan diampuninya suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, zakat, haji & umrah. Dalam sebuah riwayat dikatakan :
ِ ن ِإ ِ ،ُْﺤ ُﺞ َوﻻَ اﻟْﻌُ ْﻤ َﺮة ﻟ ا ﻻ و م ﺎ ﻴ ﺼ اﻟ ﻻ و ة ﻼ ﺼ اﻟ ﺎ ﻫ ﺮ ﻔ ﻜ ﺗ ﻻ ،ﺎ ﺑ ﻮ ـ ﻧ ﺬ ﻟ ب ﻮ ـ ﻧ ﺬ اﻟ ﻦ ﻣ َ َ ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ َُ َ َُ ًْ ْ َ َ ِ ﻔﺮَﻫﺎ ﻳﺎ رﺳﻮ َل ﺎل وﻣﺎ ﺗُ َﻜ ِ َاﷲ؟ ﻗﺎَ َل اﻟ ُْﻬ ُﻤ ْﻮ ُم ﻓِﻲ ﻃَﻠ ﺐ اﻟ َْﻤ ِﻌ ْﻴ َﺸ ِﺔ )رواﻩ َ َ َ َﻗ ُْ َ َ ُ ْ ) اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ
‘Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu, terdapat satu dosa yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat dalam mencari rizki.’ (HR. Thabrani)
Benefit Rizki Yang Halal 5. Mendapatkan ‘Cinta Allah SWT’. Dalam sebuah riwayat digambarkan :
(ف )رواﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ َ ﺐ اﻟ ُْﻤ ْﺆِﻣ َﻦ اﻟ ُْﻤ ْﺤﺘَ ِﺮ ن اﷲَ ﻳُ ِﺤ ِإ
Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang giat bekerja. (HR. Thabrani)
Benefit Rizki Yang Halal 6. Terhindar dari azab neraka Dalam sebuah riwayat dikemukakan, "Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa'ad yang melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. Rasulullah bertanya, 'Kenapa tanganmu?' Saad menjawab, 'Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku." Kemudian Rasulullah SAW mengambil tangan Saad dan menciumnya seraya berkata, 'Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka'" (HR. Tabrani)
Benefit Rizki Yang Halal 7. Kemudahan & Rizki Yang Tidak Disangkasangka • Allah SWT berfirman :
ُ ;َ ْ ُ ِ ن7ْ * َو َ رْ ُز,ً َر2ْ َ ُ َ ْ َ? ْل, َ َ َ* ْث * َُ ;ْ َ ِ ب
َو َ نْ َ ِق
Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan baginya jalan-jalan keluar (dari setiap permasalahannya), dan akan Allah berikan pula baginya rezeki dari arah yang tiada di sangka-sangka. (QS. Attalaq/ 65 : 2-3)
Benefit Rizki Yang Halal 8. Dijanjikan Surga • Harta yang diperolah dengan cara yang halal, akan mengantarkan pemiliknya ke dalam surga :
ِ ﻳﺼﺪ ِ اﻟﺘ ِ ﺼ ُﺪو ُق اْﻷ ِ ﻬ َﺪ ِاء )رواﻩ ﺸ اﻟ و ﲔ ﻘ اﻟ و ﲔ ـ ﻴ ﺒ ﻨ اﻟ ﻊ ﻣ ﲔ َﻣ اﻟ ﺮ ﺎﺟ َ َ َْ ْ َ َْ َ َ ُْ ْ ُ (اﻟﱰﻣﺬي Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi)
Dampak Rizki Yang Tidak Halal 1. Tidak dikabulkannya doa serta amal ibadah lainnya. 2. Membuat hati menjadi “keras”. 3. Menghilangkan keberkahan. 4. Tidak dapat bergeraknya “kaki” pada hari kiamat. 5. Masuk neraka wail, yang jarak antara tepi atas dengan dasar neraka wail adalah 40 tahun.
Dampak Rizki Yang Tidak Halal 1. Tidak Dikabulkannya Doa & Amal Ibadah Lainnya • Dalam sebuah hadits dikisahkan oleh Rasulullah SAW :
ِ ﻪُ َﻋﻠَﻴﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﺻﻠﻮل اﻟﻠ ِ َ ن ِﺎس إ ﻨ اﻟ ﺎ ﻬ ـ ﻳ أ ﻢ ﻠ ﺳ و ﻪ ﺳ ر ﺎل ﻗ ﺎل ﻗ ة ﺮ ـ ﻳ ﺮ ﻫ ﻲ ُ َ َ َ َ َ َ َ ََ ْ ِ َ َُ ِ ُ َ ْ َ ُ ْﻦ أَﺑَﻋ ﺚ أَ ْﻏﺒَـ َﺮ ﻴﻞ اﻟ َ ﺴ َﻔ َﺮ أَ ْﺷ َﻌ ٌ اﻟﻠﻪَ ﻃَﻴ ُ ﺮ ُﺟ َﻞ ﻳُﻄ ذَ َﻛ َﺮ اﻟ... ﺒًﺎ ِﻃَﻴﺐ ِﻻَِ ﻳَـ ْﻘﺒَ ُﻞ إﻻ ب َوَﻣﻄ َْﻌ ُﻤﻪُ َﺣ َﺮ ٌام َوَﻣ ْﺸ َﺮﺑُﻪُ َﺣ َﺮ ٌام ب ﻳَﺎ َر ﺴ َﻤﺎء ﻳَﺎ َر ﺪ ﻳَ َﺪﻳْﻪ إﻟَﻰ اﻟ ﻳَ ُﻤ ِ ِ ِ ِ ِ (ﻚ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ ﻟ ﺬ ﻟ ﺎب ﺠ ﺘ ﺴ ﻳ ﻰ ﻧ ﺄ ﻓ ام ﺮ ْﺤ ﻟ ﺎ ﺑ ي ﺬ َ َ َ َ ُ َ َْ ُ َ َ َ ُﺴﻪُ َﺣ َﺮ ٌام َوﻏ ُ ََوَﻣﻠْﺒ
Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu Maha baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik... Kemudian beliau mengisahkan seorang laki-laki menempuh perjalanan jauh, rambutnya masai dan penuh debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit sambil berkata, “Ya Rabbi, Ya Rabbi,” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR. Muslim)
Dampak Rizki Yang Tidak Halal 2. Membuat Hati Menjadi Keras • Allah berfirman dalam QS. 2 : 74
ْ َ 7َ ُ@م ْ َو ًة َوإِن7َ دG Fَ َ َر ِة أَ ْو أ,َ ;ِ ْ َ َ ِ َ ُو ُ ُ ْم ِ نْ َ ?ْ ِد َذ ِ َك.ُ7 ت ُق0F َ َ َ َ >ْ ِ َ َ◌ ْ> َ ُر َوإِن8 ُر ِ ْ> ُ ا,Mَ َ َ َ َ َر ِة,َ ;ِ ْ ِ َن ا ُ ِ ْ َ َ َ َ >ْ ِ ُر ُج ِ ْ> ُ ا ْ َ ُء َوإِن2ْ َ َ ُ َ ِ َوNِ َ Fْ 2َ ْط ِ ن ون َ ُ. َ ْ? َ (َ ِ ٍل#َ ِ Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Dampak Rizki Yang Tidak Halal 3. Menghilangkan Keberkahan • Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda
ِ ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ ﻋ ﻨ ﻋ ﺎل ﻲ ﺒ ﻨ اﻟ ﻦ ﻪ ﻪ ﻠ اﻟ ﻲ ﺿ ر ام ﺰ ﺣ ﻦ ﺑ ﻴﻢ ﻜ َ َ َﻢ ﻗﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﻰ اﻟﻠﺻﻠ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ َﻋ ْﻦ َﺣ ِ ِ ِ ِ ِ ـﻨَﺎ ﺑُﻮِر َك ﻟَ ُﻬ َﻤﺎ ﻓِﻲ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎﺻ َﺪﻗَﺎ َوﺑَـﻴ ن ﺈ ﻓ ﺎ ﻗ ﺮ ﻔ ـ ﺘ ـ ﻳ ﻢ ﻟ ﺎ ﻣ ر ﺎ ﻴ ْﺨ ﻟ ﺎ ﺑ ﺎن ـ َﻌاﻟْﺒَـﻴ َ َ َ ْ َ ََ ْ َ َ َ ِ (ﺖ ﺑَـ َﺮَﻛﺔُ ﺑَـ ْﻴ ِﻌ ِﻬ َﻤﺎَ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري ﻘ ﺤ َ ْ َوإِ ْن َﻛ َﺬﺑَﺎ َوَﻛﺘَ َﻤﺎ ُﻣ
Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, “Dua orang penjual dan pembeli boleh melakukan khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya benar (jujur) dan menjelaskan keadaan barang (yang diperjual belikan), maka keduanya akan diberikan keberkahan dalam jaul belinya. Dan jika keduanya menyembunyikan dan berdusta, maka akan dihapuskan keberkahan jual belinya. (HR. Bukhari Muslim)
Dampak Rizki Yang Tidak Halal 4. Tidak Dapat Bergeraknya Kaki Pada Hari Kiamat • Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
ِ ٍ ِ ِ آد َم ﻦ اﺑ م ﺪ ﻗ ول ﺰ ـ ﺗ ﻻ ﺎل ﻗ ﻢ ﻠ ﺳ و ﻪ ﻴ ﻠ ﻋ ﻪ ﻠ اﻟ ﻰ ﻠ ﺻ ﻲ ﺒ ﻨ اﻟ ﻦ ﻋ ﻮد ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َُ َ ْ َ َُﻋ ْﻦ اﺑْ ِﻦ َﻣ ْﺴﻌ َ ََ َْ ُ ِ ِ ِﺲ َﻋﻦ ﻋُﻤ ِﺮِﻩ ﻓ ِ ِ ِ ِ ٍ ﻴﻢ أَﻓْـﻨَﺎﻩُ َو َﻋ ْﻦ ﻤ ﺧ ﻦ ﻋ َل ﺄ ﺴ ﻳ ﻰ ﺘ ﺣ ﻪ ﺑ ر ﺪ ﻨ ﻋ ﻦ ﻣ ﺔ ﺎﻣ ﻴ ْﻘ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ ﻳَـ ْﻮَم اﻟ َ ُ ْ َِﺷﺒﺎﺑِ ِﻪ ﻓِﻴﻢ أَﺑﻼَﻩُ وﻣﺎﻟِ ِﻪ ِﻣﻦ أَﻳﻦ ا ْﻛﺘَﺴﺒﻪُ وﻓِﻴﻢ أَﻧْـ َﻔ َﻘﻪُ وﻣﺎ َذا َﻋ ِﻤﻞ ﻓ ﻴﻤﺎ َﻋﻠِ َﻢ َ ََ َ َ َ َ ََ َ ْ ْ َ َ ْ َ ()رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan dapat bergerak tapak kaki anak cucu Adam pada hari kiamat di sisi Allah SWT, hingga ia ditanya tentang lima perkara ; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudahnya digunakan untuk apa, hartanya dari mana ia memperolehnya, kemana dibelanjakannya, dan ilmunya apakah diamalkannya?
Dampak Rizki Yang Tidak Halal 5. Masuk Neraka Wail • Allah SWT berfirman (QS. Al-Mutaffifin : 1 – 6) :
ْ ُ َ َ ْ َ َ ون > ا < . ( وا ا ا ذ إ ن ذ ا ( 1 ) ن M M ُط . ِ ِ ِ َو ْ ٌل َ ُ س َ ْ َ ْو َ َ َ ِ ِ ُ َ َ*َ(أ3) ُون َكEِ َ أُوGظن َ ِ ر2ُْ ( َوإِ َذا َ ُو ُھ ْم أَ ْو َو َز ُ>و ُھ ْم2) ُ ? ْ َ أَ> ُ ْم ُو ُم ا > سُ ِ َرب0 َ ( َ ْو َم5) ( ِ َ ْو ٍم َ( ِظ ٍم4) ون َ @ُو (6) ا ْ َ? َ ِ َن Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?
Dampak Rizki Yang Tidak Halal • Dalam sebuah hadits diriwayatkan (mengenai neraka wail) :
ِﺎل اﻟْﻮﻳﻞ و ٍاد ﻓ ِ ﻪُ َﻋﻠَﻴﻰ اﻟﻠﻲ ﺻﻠ ِﺒﻴﺪ َﻋﻦ اﻟﻨ ٍ َﻋﻦ أَﺑِﻲ ﺳ ِﻌ ﻢ ﻨ ﻬ ﺟ ﻲ ﻗ ﻢ ﻠ ﺳ و ﻪ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َْ َ ََ َ ََ ْ ِ ﻳـ ْﻬ ِﻮي ِﻓ ِﻴﻪ اﻟْ َﻜﺎﻓِﺮ أَرﺑ (ﻴﻦ َﺧ ِﺮﻳ ًﻔﺎ ﻗَـ ْﺒ َﻞ أَ ْن ﻳَـ ْﺒـﻠُ َﻎ ﻗَـ ْﻌ َﺮﻩُ )رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي ﻌ َ َ َْ ُ
Dari Abu Sa’id ra, dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Neraka wail adalah sebuah lembah/ jurang di neraka jahanam, dimana orang kafir jatuh ke lembah tersebut selama 40 tahun, hingga tiba di dasarnya. (HR. Turmudzi)
Perlunya Bersabar Dan Berusaha, Agar Semua Harta Menjadi Halal Dukungan dari suami maupun istri, agar mendapatkan harta yang halal.... Meyakini, bahwa rizki merupakan anugerah dari Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya.... Meyakini, bahwa apapun yang kita lakukan, pasti akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Pemahaman bahwa kesabaran untuk tidak mengambil sesuatu yang tidak halal, akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.... Sebisa mungkin, menginvestasikan harta kekayaan, pada proyek-proyek yang halalan thoyyiban....
Aqidah
Syariah
Akhlak
Tauhid
Fiqh
Etika
Fiqh Ibadah
Fiqh Muamalah
Urgensi Fiqh Muamalah Dalam Islam • Hidup merupakan realisasi ibadah kepada Allah SWT, yang segala sesuatunya harus kembali kepada Allah, termasuk di dalamnya aspek muamalah : َرب ا ْ َ? َ ِ َنV ِ ِ ِ َ َ ي َو َ َ ْ; َ َ ِ َو ُ> ُ ِ َو6 َ ُ ْل إِن7 Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (QS. AlAn’am : 162) • Dalam merealisasikan hal tersebut, perlu ada panduan dan rambu-rambu yang menjauhkan manusia dari hal-hal yang merugikan manusia itu sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. • Rambu-rambu dalam ibadah adalah fiqh ibadah dan ramburambu dalam muamalah adalah fiqh muamalah.
Mengenal LaranganLarangan-Larangan Dalam Muamalah Objek Yang Dilarang Untuk DImuamalahkan 1. Barang yang haram dimakan 2. Khamer 3. Barang-barang yang dipergunakan untuk maksiat, mengarah pada kemusyrikan, dsb. 4. Barang yang samar (gharar). 5. Barang yang belum sempurna diserah terimakan. 6. Jual beli ma’dum (jual beli barang yang tidak ada/ tidak dimiliki). 7. Barang hasil rampasan, barang curian dan yang sejenisnya
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 1.
Barang yang haram dimakan, seperti daging babi, bangkai, darah, sembelihan yang tidak dengan asma Allah SWT, serta segala seuatu yang terkait dengannya. Allah SWT berfirman (QS. An-Nahl 115) : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atas kalian memakan bangkai, darah, daging bagi dan apa-apa yang disembelih bukan karena Allah SWT. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda : ِ ٍ َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ َﻋﺒ: ﺮم َﻋﻠَﻰ ﻗَـﻮٍم أَ ْﻛﻞ َﺷﻲ ٍء ن اﷲ إِ َذا ﺣ ِوإ ﺎل َ َ َﻢ ﻗﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ َ ﻲ ِﺒﺎس َرﺿ َﻲ اﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ َﻋ ِﻦ اﻟﻨ َ َ َ ْ َ ْ َ ﺮَم َﻋﻠَْﻴ ِﻬ ْﻢ ﺛَ َﻤﻨَ ُﻪ )رواﻩ أﺣﻤﺪ( َﺣ “Dan sesungguhnya Allah apabila mengharamkan makan sesuatu kepada satu kaum, maka Allah menghamkan pula harganya.” (HR. Ahmad)
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 1.
Minuman keras (khamer), dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda ; ِ ِ اﷲ ر ِ َﻋﻦ ﺟﺎﺑِ ٍﺮ ﺑْ ِﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ ﺮَم ﺑَـ ْﻴ َﻊ اﻟْ َﺨ ْﻤ ِﺮ َواﻟ َْﻤ ْﻴﺘَ ِﺔ ن اﷲَ َﺣ ِ َﻢ إﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ َ َﺿ َﻲ اﷲُ َﻋ ْﻨﻪُ ﻗ َِ ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ َ ْ َ ِ ِ َ ﺻﻨَ ِﺎم ﻷ ا و ﺮ ﻳ ﺰ ﺘ ْﺨ ﻟ ا و ( ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺘﻔﻖ ) ْ َْ ْ ْ َ Dari Jabir bin Abdillah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli khamer, bangkai, babi dan berhala.” (Muttafaqun Alaih) Dalam pengharaman khamer, diharamkan pula segala hal yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan khamer.
Minuman keras (khamer), dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Dalam riwayat lain dijelaskan :
ِ ﻮل اﻟﻠ ٍ ِﺲ ﺑْ ِﻦ ﻣﺎﻟ َﻢ ﻓِﻲﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﻰ اﻟﻠﺻﻠ ﻪ ﺳ ر ﻦ ﻌ ﻟ ﺎل ﻗ ﻚ ُ َ َ َ َ َ ِ ََﻋ ْﻦ أَﻧ َُ ََ ِ َﺎﺻﺮَﻫﺎ وﻣ ْﻌﺘ ِ اﻟْ َﺨﻤ ِﺮ َﻋ ْﺸﺮًة َﻋ ﺼ َﺮَﻫﺎ َو َﺷﺎ ِرﺑَـ َﻬﺎ َو َﺣ ِﺎﻣﻠَ َﻬﺎ َواﻟ َْﻤ ْﺤ ُﻤﻮﻟَﺔُ إِﻟَْﻴ ِﻪ ْ َُ َ َ َو َﺳﺎﻗِﻴَـ َﻬﺎ َوﺑَﺎﺋِ َﻌ َﻬﺎ َوآﻛِ َﻞ ﺛَ َﻤﻨِ َﻬﺎ َواﻟ ُْﻤ ْﺸﺘَ ِﺮي ﻟَ َﻬﺎ َواﻟ ُْﻤ ْﺸﺘَـ َﺮاةُ ﻟَﻪُ )رواﻩ (اﻟﺘﺮﻣﺬي واﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ
“Rasulullah SAW melaknat dalam khamer sepuluh macam; pemerasnya, yang menyuruh memeras, peminumnya, pembawanya, penampungnya, pelayan yang menghidangkannya, penjualnya, yang memakan harganya, pembelinya dan yang menyuruh dibelikannya.” (HR. Turmudzi & Ibnu Majah)
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 1.
Barang-barang yang dipergunakan untuk maksiat, mengarah pada kemusyrikan, barhala dsb. Seperti berhala/ patung, alat-alat yang umumnya dipergunkan untuk perjudian, mengandung pornografi dan atau pornoaksi, konde, tato, tembakau, alkohol, dsb. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan penjualan khamer, bangkai, babi dan berhala.” (Muttafaqun Alaih Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT melaknat perempuan yang menyambung rambut (konde) dan yang minta disambungkan.” (HR. Bukhari)
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 1.
Barang yang samar/ tidak jelas (gharar) Barang yang samar atau mengandung kesamaran, pada prinsipnya haram diperjual belikan, karena umumnya akan menimbulkan pertengkaran dan perselisihan di kemudian hari. Selain itu, jual beli gharar dilarang karena hilangnya kesempurnaan salah satu rukun jual beli, yaitu ma’qud alaih (objek akad). Dimanaobjek akad/ barang yang diperjual belikan tidak jelas.
Barang yang samar (gharar) Dalam sebuah hadits diriwayatkan : ِ ِ ُ ﺎل ﻧَـﻬﻰ رﺳ ﺼﺎةِ َو َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟْﻐَ َﺮِر َ ْﺤ َ ﻪﻮل اﻟﻠ َ َﻢ َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﻰ اﻟﻠﺻﻠ ُ َ َ َ َ)رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ( َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳْـ َﺮةَ ﻗ Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW melarang jual beli dengan lemparan batu, dan (melarang) jual beli gharar. (HR. Muslim) Macam-macam gharar Gharar beragam dan bermacam-macam bentuknya ; 1. Gharar dalam wujud ( د ا ر ا ) yaitu ada tidaknya barang yang ditransaksikan. Seperti jual beli hewan dalam kandungan induknya, sebelum hewan tersebut hamil. 2. Gharar dalam memperolehnya ( ل ا ر ا ), yaitu bisa tidaknya suatu benda/ barang yang ditransaksikan didapatkan, sementara wujudnya ada. Seperti jual beli burung di angkasa dan ikan di lautan.
Barang yang samar (gharar) 1.
2. 3. 4.
5.
Gharar dalam jenisnya ( ا ر ا ), yaitu ketidak jelasan dari jenis barang apa yang diperjual belikan. Seperti jual beli barang barang yang tersembunyi (misalnya dalam karung), sementara di dalam karung tersebut terdapat beberapa jenis barang. Gharar dalam macamnya ( ا ع )ا رyaitu ketidak jelasan macam-macam dari satu jenis barang. Seperti jual beli sapi namun tidak jelas sapi yang mana. Gharar dalam kuantitinya ( ار ا )ا ر, yaitu ketidak jelasan dari kuatiti barang/ objek yang ditransaksikan, seperti jual beli tanah sejauh lemparan batu (bai’ al-hashoh) Gharar dalam penentuannya ( ا )ا رyaitu ketidak jelasan dalam menentukan salah satu dari kedua barang/ objek yang diperjual belikan. Seperti jual beli satu baju dari dua baju. Gharar dalam keberadaannya ( ا ء )ا رyaitu seperti jual beli buah-buahan sebelum jelas jadi tidaknya buah tersebut.
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 1.
Barang yang belum diterima, tidak boleh dijual. Tidak diperbolehkan membeli suatu barang, dimana sebelum barang tersebut diterima dijual kembali kepada pihak lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda; )ﻀﻪُ (رواﻩ أﺣﻤﺪ َ ِﻰ ﺗَـ ْﻘﺒﺖ ﺑَـ ْﻴـ ًﻌﺎ ﻓَﻼَ ﺗَﺒِ ْﻌﻪُ َﺣﺘ َ ْﻓَِﺈ َذا ا ْﺷﺘَـ َﺮﻳ “Jika engkau membeli sesuatu, janganlah dijual sebelum engkau menerimanya.” (HR. Ahmad & Thabrani)
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 1.
Jual beli ma’dum (jual beli barang yang tidak ada/ tidak dimiliki). Ulama madzahib sepakat tidak sahnya jual beli barang/ sesuatu yang tidak ada, atau sesuatu yang memiliki resiko ketiadaan wujudnya. Seperti jual beli barang yang tidak dimiliki oleh penjual. Rasulullah SAW bersabda ِ )ﺲ ِﻋ ْﻨ َﺪ َك (رواﻩ أﺻﺤﺎب اﻟﺴﻨﻦ وﺻﺤﺤﻪ اﻟﺘﺮﻣﺬي َ ﻻَ ﺗَﺒ ْﻊ َﻣﺎ ﻟَْﻴ Janganlah kalian menjual sesuatu yang bukan (belum) menjadik milikmu. (HR. Ashabus Sunan) Rasulullah SAW bersabda ِ ﺸﻲ ِء ﻗَـ ْﺒﻞ ﻗَـ ْﺒ ِ ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ ﻀ ِﻪ اﻟ ﻊ ﻴ ـ ﺑ ﻦ ﻋ ﻢ ِ َ ْ َ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري(ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ َ ْ َ َ ْ Rasulullah SAW melarang jual beli sesuatu yang belum diterimanya. (HR. Bukhari)
Objek Yang Dilarang Untuk Dimuamalahkan 7. Barang hasil rampasan, barang curian dan yang sejenisnya Diharamkan membeli barang yang diketahui hasil dari perbuatan yang tidak halal. Karena membeli barang tersebut artinya bekerjasama untuk berbuat dosa. Dalam sebuah hadits diriwayatkan :
ـ َﻬﺎ ِﺳ ْﺮﻗَﺔٌ ﻓَـ َﻘ ِﺪ ا ْﺷﺘَـ َﺮ َك ﻓِ ْﻲ إِﺛْ ِﻤ َﻬﺎ َو َﻋﺎ ِرَﻫﺎ )رواﻩَﻣ ِﻦ ا ْﺷﺘَـ َﺮى ِﺳ ْﺮﻗَﺔً َو ُﻫ َﻮ ﻳَـ ْﻌﻠَ ُﻢ أَﻧ (اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ
Barang siaya yang membeli barang hasil curian dan ia mengetahuinya, maka ia juga sama mendapatkan dosa dan kejelekannya. (HR. Bukhari)
Tatacara Transaksi Yang Tidak Diperbolehkan 1. Membeli barang yang telah dijual kepada orang lain. 2. Jual beli paksa (Bai’ Ikrah) 3. Jual beli Najasyi 4. Jual beli dengan pengecualian. 5. Jual beli urbun (uang panjar hilang). 6. Melakukan “akad” ketika azan jum’at. 7. Akad di dalam masjid 8. Jual beli dengan lemparan batu (bai’ alhasha) 9. Melakukan dua akad dalam satu akad.
1. Membeli barang yang telah dijual kepada orang lain Menjual barang yang telah diakad oleh pihak lain hukumnya adalah haram. Seperti seorang penjual yang telah menjual barangnya kepada si A Rp. 50.000,- Kemudian datang si B dan tertarik dengan barang tersebut, lalu dia berkata, ‘Tarik kembali barangmu, aku akan membelinya dengan harga Rp. 70.000,- misalnya. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,
ِ ﻻً ﻳﺒِﻊ أَﺣ ُﺪ ُﻛﻢ ﻋﻠَﻰ ﺑـﻴ ِﻊ أ (َﺧ ْﻴ ِﻪ )رواﻩ أﺣﻤﺪ واﻟﻨﺴﺎﺋﻲ َْ َ ْ َ ْ َ
Dan janganlah diantara kamu menjual barang yang telah dijual kepada pihak lain.” (HR. Ahmad)
2. Jual beli paksa (Bai’ Ikrah) Jual beli yang dilakukan dengan unsur paksaan adalah tidak sah akadnya. Karena dalam suatu perakadan, dua pihak yang berakad disyaratkan harus “bebas” menentukan pilihan, apakah akan melakukan jual beli atau tidak. Atau terhadap barang yang mana yang akan diperjual belikan. Kecuali jual beli paksa untuk suatu maslahat yang menopang kehidupan orang banyak. Seperti menjual tanah atau rumah untuk fasilitas umum, masjid dsb. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda; ٍ َﻤﺎ اﻟْﺒَـ ْﻴ ُﻊ َﻋ ْﻦ ﺗَـ َﺮإِﻧ (اض )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ “Bahwasanya jual beli itu adalah berdasarkan saling keridhaan.” (HR. Ibnu Majah)
3. Jual Beli Najasyi Secara umum jual beli najasyi merupakan suatu taktik yang dilakukan oleh pedagang untuk melariskan dagangannya melalui “promosi” yang berlebihan atau menipu agar orang menjadi tertarik untuk membeli barangnya, atau orang membeli barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari sesungguhnya. Jual beli najasyi memiliki dua pengertian : Memuji-muji dagangannya sendiri secara berlebihan agar laris. Bersekongkol dengan orang lain yang berpura-pura menawar barang dengan harga tinggi agar orang lain merasa tidak kemahalan, lalu terpengaruh membelinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda : ﺸ ْﻮا ُ ﺎﺟ َ ََوﻻَ ﺗَـﻨ “Dan janganlah kalian melakukan tanajusy (menambahkan harga pada barang dagangan untuk menipu pembeli) (Muttafaqun Alaih)
4. Jual beli dengan pengecualian Jual beli dengan pengecualian yang tidak jelas, tidak diperkenankan dalam syariah. Seperti menjual beberapa rumah dengan pengecualian sebuah rumah tertentu (namun tidak dijelaskan rumah yang mana yang dikecualikan. Jual beli dengan pengecualian diperbolehkan jika pengecualian telah ditentukan dan diketahui serta disepakati bersama. Seperti jual beli tanah, dengan dikecualikan bagian tertentu, yang diketahui dan disepakati bersama. Dalam sebuah hadits :
ِ ِ ( أَ ْن ﺗُـ ْﻌﻠَ َﻢ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎريـ ْﻨـﻴَﺎ إِﻻاﻟﻤ ُﺤﺎَﻗَـﻠَ ِﺔ َواﻟ ُْﻤ َﺰاﻳَـﻨَ ِﺔ َواﻟﺜ َ ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ ْ َﻢ َﻋ ِﻦﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ
“Dari Jabir ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW melarang jual beli dengan cara muhaqalah (menjual biji-bijian yang masih di tangkai), muzabanah (menjual buah yang basah dengan buah yang kering) dan jual beli dengan pengecualian. Kecuali jika yang dikecualikan itu diketahui.” (HR. Bukhari)
5. Jual beli urbun (uang panjar hilang). Jual beli urbun adalah jual beli dengan uang muka, dan ketika akad jual beli tidak terjadi uang muka menjadi milik si penjual. Dalam sebuah riwayat : ِ ﻢ َﻋﻦ ﺑـ ْﻴ ِﻊ اﻟْﻌﺮﺑﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ وﺳﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﺻﻠﻮل اﻟﻠ ِ َﻋﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ ِ اﷲ ﺑْ ِﻦ َﻋ ْﻤ ٍﺮو ﺑْ ِﻦ اﻟ َْﻌ ) ﺎن )رواﻩ أﺑﻮ داود ُ ﺎل ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ َ َﺎص ﻗ َ َُْ َ ْ َ َ َ ْ Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra berkata bahwa Rasulullah SAW melarang jual beli urbun.” (HR. Abu Daud) Imam Malik berkata, ‘Jual beli urbun adalah seumpama seseorang yang membeli sesuatu atau menyewa kendaraan lalu ia berkata, ‘Aku berikan satu dinar, dan jika aku meninggalkan barang atau sewaan tersebut, maka uang itu jadi milikmu.’
6. Akad Ketika Azan Jum’at Para ulama sepakat mengenai larangan jual beli ketika azan shalat jum’at berkumandang. Hal ini didasarkan firman Allah SWT (QS. Al-Jumu’ah : 9)
ِ ِ ﺼﻼَ ِة ِ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُـﻮا إِ َذا ﻧُـﻮ ِدي ﻟـﻬﺎ اﻟﻳﺎ أَﻳ ِ ﺎﺳ َﻌ ْﻮا إِﻟَﻰ ِذ ْﻛ ِﺮ ﻓ ﺔ ﻌ ﻤ ْﺠ ﻟ ا م ﻮ ـ ﻳ ﻦ ﻣ ﻠ َ ْ َ ْ ُ َْ ْ ْ َ َْ َ َ َ ْ ِ اﷲ َو َذ ُرْوا اﻟْﺒَـ ْﻴ َﻊ Hai orang-orang yang beriman, jika diserukan shalat pada hari jumat, maka pergilah kalian untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.”
7. Melakukan “Akad” Jual Beli Dalam Masjid Kendatipun terjadi akad bisnis secara syariah dan dilakukan oleh perusahaan syariah, namun “akad jual beli” tersebut tetap tidak diperbolehkan dilakukan di dalam masjid. Larangan ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW : ِ إِذَا رأَﻳـﺘﻢ ﻣﻦ ﻳﺒِﻴﻊ أَو ﻳـﺒﺘﺎع ﻓِﻲ اﻟْﻤﺴ ِﺠ ِﺪ ﻓَـ ُﻘﻮﻟُﻮا ﻟَﻪ ﻻَ أَرﺑﺢ اﷲ ﺗِﺠ (ﻚ )رواﻩ اﻟﻨﺴﺎﺋﻲ واﻟﺘﺮﻣﺬي َ ﺎرﺗ ُ َْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ َْ ُ ْ ْ َْ “Apabila kalian melihat orang yang berjual beli di dalam masjid, maka katakanlah kepadanya: “Mudah-mudahan Allah tidak akan memberikan keuntungan perniagaanmu itu.” (HR. Nasa’i & Turmudzi) Dalam hadits yang lain ِ َﻢ َﻋ ِﻦ اﻟْﺒَـ ْﻴ ِﻊ َواﻟﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ (ﺸ َﺮ ِاء ﻓِﻲ اﻟ َْﻤ ْﺴ ِﺤ ِﺪ )رواﻩ اﻟﺨﻤﺴﺔ َ ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ “Rasulullah SAW melarang berjual beli di dalam masjid” (HR. Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Turmudzi dan Ibnu Majah)
8. Jual Beli Dengan Lemparan Batu (Bai’ Al--Hashoh) Al Pada zaman jahiliyah terjadi jual beli dengan lemparan batu, misalnya dalam jual beli tanah yang tidak ditentukan ukurannya. Pembeli dipersilakan melempar sejauh-jauhnya, di mana batu jatuh di stiulah yang menjadi batas tanah yang dijualnya. Atau jual beli suatu barang dengan lemparan. Pembeli diminta melempar, mana saja yang terkena batu, barang itulah yang dibelinya. Dalam sebuah hadits : ِ ِ (ﺼﺎةِ َو َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟْﻐََﺮِر )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ َ ْﺤ َ ﻧَـ َﻬﻰ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ َ َﻢ َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴ ِﻊ اﻟﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ “Rasulullah SAW melarang jual beli dengan lemparan batu dan jual beli gharar.” (HR. Muslim)
9. Melakukan Dua Akad Dalam Satu Akad Termasuk yang dilarang oleh syariah adalah jual beli dua akad dalam satu akad (bai’atani fil bai’ah/ shofqatain fi shafaqah). Terdapat beberapa pengertian jual beli dua akad dalam satu akad, yaitu Seseorang menjual suatu barang dengan harga kontan Rp. 100.000,- dan harga kredit Rp. 125.000,-. Kemudian transaksi berjalan tanpa ada kejelasan dengan yang mana transaksi tersebut digunakan. Seseorang menjual sebuah rumah kepada orang lain dengan harga Rp. 100 juta, dengan syarat orang tersebut harus menjual mobilnya kepadanya dengan harga Rp. 100 juta juga. Seseorang menjual salah satu dari dua barang yang berbeda (misalnya TV dan AC) dengan harga @Rp. 1 Juta. Kemudian terjadilah transaksi sedang pembeli tidak mengetahui barang mana yang dibelinya.
9. Melakukan Dua Akad Dalam Satu Akad Dalam kondisi penawaran dua barang, kemudian ditentukan barang mana yang akan diperjual belikan, baru kemudian akad terjadi maka diperbolehkan. Atau dari dua harga, cash dan kredit yang berbeda, kemudian ditentukan dengan salah satunya lalu terjadi akad, maka dalam kondisi seperti ini diperbolehkan. Dalam sebuah hadits digambarkan : ِ ُ ﺎل ﻧَـﻬﻰ رﺳ ( َﻢ َﻋ ْﻦ ﺑَـ ْﻴـ َﻌﺘَـ ْﻴ ِﻦ ﻓِﻲ ﺑَـ ْﻴـ َﻌ ٍﺔ )رواﻩ اﻟﺘﺮﻣﺬي واﻟﻨﺴﺎﺋﻲﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﻰ اﻟﻠﺻﻠ َ ﻪﻮل اﻟﻠ ُ َ َ َ ََﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﻳْـ َﺮةَ ﻗ Dari Abu Hurairah ra berkata bahwasanya Rasulullah SAW melarang dua jual beli dalam satu transaksi. (HR. Turmudzi & Nasa’i)
Usaha--Usaha Yang Tidak Diperbolehkan Usaha 1. Usaha yang menggunakan sistem ribawi. 2. Prostitusi, pornografi dan pornoaksi. 3. Usaha yang mengandung perjudian. 4. Peramalan nasib. 5. Pengangkutan Barang Haram 6. Penimbunan Dan Monopoli (Ihtikar) 7. Persaingan yang tidak sehat 8. Usaha yang mengandung unsur syubhat. 9. Risywah.
PORNOG RAFI
SISTEM RIBAWI
RISYWAH
PERJUDIA N
USAHA YANG TIDAK DIPERBOLEHK AN
SYUBHAT
PERDUKU NAN
KARGO HARAM PERSAINGAN TDK SEHAT
MONOPO LI
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi Muamalah secara ribawi merupakan bentuk muamalah yang paling dimurkai oleh Allah SWT. Dan tidak pernah Allah SWT mengharamkan sesuatu sedahsyat Allah SWT mengharamkan riba. Usaha-usaha yang terkait dengan riba macam dan jenisnya banyak sekali, seperti kredit bank konvensional, leasing kendaraan, kartu kredit, MLM konvensional, gadai tidak syariah, pinjaman berbunga, dsb. Asuransi Syariah harus menjauhi segala bentuk transaksi yang terkait secara langsung dengan riba. Karena jika tidak, maka berarti Asuransi Syariah mensupport sisitem ribawi. Dan jika demikian, maka haram adanya.
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi Dalam beberapa literatur klasik (baca; kitab turats) digambarkan mengenai praktek riba pada masa jahiliyah, yang pada akhirnya dikenal dengan istilah riba jahiliyah. Diantara bentuknya adalah, si A hutang kepada B dengan janji akan dilunasi pada waktu tertentu. Namun ternyata si A tidak dapat melunasinya pada waktu yang telah diperjanjikan. Maka si B memberikan tenggang waktu, namun dengan konpensasi si A harus menambahkan jumlah uang yang harus dikembalikannya. ﻓﻴﺆﺧﺮ ﻋﻨﻪ، ﻓﻴﻘﻮل ﻟﻪ ﻟﻚ ﻛﺬا وﺗﺆﺧﺮ ﻋﻨﻲ، ﻛﺎﻧﻮا ﻓﻲ اﻟﺤﺎﻫﻠﻴﺔ ﻳﻜﻮن ﻟﻠﺮﺟﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ اﻟﺪﻳﻦ: ﻗﺎل ﻣﺠﺎﻫﺪ Mujahid mengatakan, bahwa pada masa jahiliyah jika seseorang berhutang pada orang lain, kemudian batas waktunya tiba, ia berkata, ‘saya tambahkan untuk kamu sekian, namun tambahkan waktu untuk saya melunasinya.
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi Secara bahasa, riba ( ) اberarti ziyadah ( ) ا دةyaitu ‘tambahan’ Dan dilihat dari sudut pandang tehnis, riba adalah pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Sedangkan dari segi istilah, menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi riba adalah ‘Setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan adanya tambahan tertentu.’ Sedangkan menurut ulama Hambali, riba adalah ‘kelebihan suatu harta tanpa penggantian di dalam suatu kontrak pertukaran harta dengan harta. Sebagai tambahan, Syekh Muhammad Abduh mendefiniskan riba dengan; ‘penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu telah ditentukan.’
1. Usaha Yang Menggunakan Sistem Ribawi Secara garis besar riba terbagi dua : 1. Riba Nasi’ah Nasi’ah berasal dari kata nasa’a yang berarti menunda, menangguhkan atau menunggu dan merujuk pada waktu yang diberikan kepada peminjam untuk membayar kembali pinjamannya dengan imbalan ‘tambahan’ atau premium. Jadi Riba Nasi’ah sama dengan bunga yang dikenakan atas pinjaman 2. Riba Fadhl Dari segi bahasa, fadhl adalah ‘lebihan’. Sedangkan dari istilah riba fadhl adalah, lebihan atau penambahan kuantitas dalam transaksi pertukaran atau jual beli barang yang jenisnya sama, seperti emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum dsb, yang jumlahnya tidak sama.
2. Prostitusi, Pornoaksi & Pornografi Segala jenis usaha yang mengandung unsur prostitusi, pornoaksi dan pornografi adalah tidak diperbolehkan dan haram adanya. Allah SWT berfirman ً6 ِ َ َو َ َءNً Fَ ;ِ َ َر ُوا ا ز َ> إِ> ُ َ َن0ْ َ َ*َو Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra’/ 17 : 32) Dalam hadits : ِ ان اﻟْ َﻜ ِ ِ ﻲ وﺣﻠْﻮ ْﺐ وﻣ ْﻬ ِﺮ اﻟْﺒ ِﻐ ِ (ﺎﻫ ِﻦ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ َ ن َر ُﺳ ْﻮ َل اﷲ َأ َ ُ َ َ َ َ ِ َﻢ ﻧَـ َﻬﻰ َﻋ ْﻦ ﺛَ َﻤ ِﻦ اﻟْ َﻜﻠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ “Bahwasanya Rasulullah SAW melarang harga (jual beli) anjing, hasil pelacuran dan upah tukang tennung.” (Muttafaqun Alaih)
3. Usaha Yang Mengandung Perjudian (Maisir) Segala jenis usaha yang mengandung unsur perjudian/ maisir adalah haram adanya dan berdampak pada tidak sahnya transaksi tersebut. Allah SWT berfirman (QS. Al-Maidah : 90) ِ ِ ِ َﺸ ْﻴﻄ ﺲ ِﻣ ْﻦ َﻋ َﻤ ِﻞ اﻟ ُﻜ ْﻢ ﺗُـ ْﻔﻠِ ُﺤﻮ َنﺎﺟﺘَﻨِﺒُﻮﻩُ ﻟَ َﻌﻠ ْ َﺎن ﻓ َ ْ َﻤﺎ اﻟْ َﺨ ْﻤ ُﺮ َواﻟ َْﻤ ْﻴﺴ ُﺮ َواْﻷَﻧﻳﻦ َء َاﻣﻨُﻮا إِﻧ ُ ﺼ َ ـ َﻬﺎ اﻟﺬﻳَﺎأَﻳ ٌ ﺎب َواْﻷَ ْزﻻَ ُم ِر ْﺟ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Dari segi bahasa, maisir diterjemahkan dengan judi. Dan istilah ini merupakan istilah pada bentuk permainan untung-untungan yang dilakukan oleh masyarakat jahiliyah. Dalam bahasa Arab sendiri, maisir memiliki beberapa padanan kata yang memiliki kemiripan makna, yaitu muqamarah/ qimar ( ة ا/ ) ا رdan rihan/ murahanah ( ا اھ/) ا ھ ن.
3. Usaha Yang Mengandung Perjudian (Maisir) Qimar lebih pada permainan (taruhan) antara sesama pemain. Misalkan pada balapan sepeda motor, dua orang saling bertaruhan satu juta – satu juta. Yang menang mendapatkan satu juta dari lawannya dan yang kalah mengeluarkan satu juta untuk lawannya. Sedangkan rihan merupakan taruhan yang dilakukan oleh para penontonnya yang saling menjagokan “jagonya” masing-masing, tanpa harus mereka ikut bermain. Jika taruhannya menang, ia mendapatkan uang. Namun jika “jago”nya kalah ia mengeluarkan uang. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa qimar lebih luas dibandingkan dengan maisir. Karena maisir lebih pada permainan judi yang dilakukan oleh ahli jahiliyah. Sedangkan qimar/ muqamarah mencakup segala bentuk dan jenis perjudian atau aktivitas untung-untungan.
4. Peramalan Nasib Segala jenis usaha yang terkait dengan perdukunan, peramalan nasib, pertenungan merupakan perbuatan yang jelas keharamannya. Walaupun di zaman modern ini, hal-hal tersebut di kemas secara modern pula, melalui SMS, internet dan bahkan komputer sistem di mall-mall dan pusat perbelanjaan modern lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
ٍ ﺻﻼَةُ أ َْرﺑَ ِﻌ ْﻴ َﻦ ﻳَـ ْﻮ ٍ◌ ًﻣﺎ ﻪ ﻟ ﻞ ﺒ ﻘ ـ ﺗ ﻢ ﻟ ﻪ ﻗ ﺪ ﺼ ﻓ ء َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ ﺴﺄَﻟَﻪُ َﻋ ْﻦ َﺷ ْﻲ َ َﺮﻓًﺎ ﻓ َﻣ ْﻦ أَﺗَﻰ َﻋ ()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
“Barang siapa yang datang kepada tukang tenung (ahli nujum) lalu dia bertanya kepadanya dan mempercayainya, maka tidak diteima shalatnya selama empat puluh hari. (HR. Muslim)
5. Pengangkutan Barang Haram Apabila sesuatu diharamkan dalam syariat Islam, maka diharamkan pula segala tindakan yang menuju padanya. Seperti sesuatu yang haram dimakan atau diminum, maka diharamkan pula pengangkutannya. Mengangkut dengan sengaja barang-barang yang haram pemakaiannya untuk dipakai di suatu tempat, berarti ikut memperlancar penggunaannya. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu bertolong-tolongan dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan hendaklah kalian takut kepada Allah, karena sesungguhnya Allah itu sangat keras siksaannya.
6. Penimbunan dan Monopoli Diantara usaha yang diharamkan adalah usaha menimbun suatu barang-barang tertentu agar harganya naik, kemudian setelah harganya naik barang tersebut dijual dengan harga yang tinggi. Usaha semacam ini diistilahkan dalam fiqh sebagai IHTKAR. Syekh Yusuf Qardhawi mengemukakan bahwa diharamkan ihtikar pada dua hal ; Dilakukan di suatu negara dimana penduduk negara itu akan menderita karena penimbunan tersebut, seperti penimbunan sembako. Dengan maksud untuk menaikkan harga sehingga orangorang merasa payah, dan dia mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari hal tersebut.
6. Penimbunan dan Monopoli Larangan penimbunan terdapat dalam hadits-hadits nabi Muhammad SAW, diantaranya adalah : HR. Ahmad, Al-Hakim & Abi Syaibah:
(ئ اﷲُ ِﻣ ْﻨﻪُ )رواﻩ أﺣﻤﺪ واﻟﺤﺎﻛﻢ َ َﻌ َﺎم أ َْرﺑَ ِﻌ ْﻴ َﻦ ﻟَْﻴـﻠَﺔً ﻓَـ َﻘ ْﺪ ﺑَ ِﺮاﺣﺘَ َﻜ َﺮ اﻟﻄ ْ َﻣ ِﻦ
“Barang siapa menimbun bahan makanan selama empat puluh malam, maka Allah berlepas diri daripadanya.” (HR. Ahmad dan Hakim) HR. Muslim
ِ َﺧﻻَ ﻳﺤﺘ ِﻜﺮ إِﻻ (ﺎﻃ ٍﺊ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ ُ َْ َ
“Tidak akan menimbun suatu barang, kecuali orang yang berdosa.” (HR. Muslim)
7. Persaingan Tidak Sehat Islam sangat menganjurkan adanya pesaingan yang baik dalam berbisnis. Karena dengan adanya persaingan, suatu bisnis akan semakin cepat berkembang dan maju, selama persaingan dilakukan dengan sehat. Akan tetapi ketika persaingan tersebut tidak sehat, seperti saling memfitnah, “mengambil alih” client orang lain, saling menjatuhkan, banting-bantingan harga dsb, maka akan merusak iklim bisnis yang ada. Dan akibatnya semua usaha yang bergerak pada bidang yang sama, dalam jangka panjang akan hancur. Riwayat-riwayat hadits yang melarang hal ini cukup banyak, diantaranya sabda Rasulullah SAW, “Dan janganlah salah seoran dari kalian menjual barang yang telah “dijual” pada orang lain.
8. Usaha Yang Mengandung Unsur Syubhat Secara sederhana syubhat adalah sesuatu yang samar kehalalannya dan samar pula keharamannya. Atau dapat juga berupa bercampurnya anatara sesuatu yang halal dengan yang haram, dimana sulit dipilahkan antara keduanya. Sesuatu yang syubhat sebaiknya dihindari. Karena dalam hadits Rasulullah SAW menggambarkan bahwa sesuatu yang halal adalah jelas dan yang haram adalah jelas, sementara diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Kemudian Rasulullah SAW mengemukakan, bahwa barang siapa yang terjerumus pada yang syubhat maka hakekatnya ia terjerumus pada area yang haram.
8. Usaha Yang Mengandung Unsur Syubhat Dalam sebuah hadits digambarkan :
ِ ﻪُ َﻋﻠَﻴﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﺻﻠﻮل اﻟﻠ ٌﻦ َوﺑَـ ْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎْﺤ َﺮ ُام ﺑَـﻴ ﻟ ا و ﻦ ﻴ ـ ﺑ ل ﻼ ْﺤ ﻟ ا ﻮل ﻘ ـ ﻳ ﻢ ﻠ ﺳ و ﻪ ُ ُ ُ ﺎل َر ُﺳ َ َﻗ ُ َ َ َ ٌَ َ َ ََ ََ ْ ِ ﺎت ﻻَ ﻳـﻌﻠَﻤﻬﺎ َﻛﺜِﻴﺮ ِ ﺸﺒـ َﻬ ِ ِ اﺳﺘَْﺒـ َﺮأَ ﻟِ ِﺪﻳﻨِ ِﻪ ﺎت اﻟ ﻰ ﻘ ـ ﺗ ا ﻦ ﻤ ﻓ ﺎس ﻨ اﻟ ﻦ ﻣ ﻬ َ َ ٌ َ ُﻣ ْﺸﺘَﺒ ْ ُ َْ ْ ٌ َُ َْ ِ ﺎت وﻗَﻊ ِﺿ ِﻪ وﻣﻦ وﻗَﻊ ﻓ ِ ﺸﺒـ َﻬ ِ و ِﻋﺮ ( )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ.... ْﺤ َﺮ ِام ﻟ ا ﻲ ﻓ اﻟ ﻲ َ ُ َ َ َ َ ْ ََ ْ َ
Sesuatu yang halal adalah jelas dan yang haram juga jelas. Namun diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa yang menghindari syubhat maka ia telah menjaga/ menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus pada yang syubhat, maka sesungguhnya ia terjerumus pada sesuatu yang haram....
JIWA INSAN Membersih kan Jiwa Proses Pembersihan Jiwa Jujur & Amanah
Mengotori Jiwa PILIHAN
Proses Mengotori Jiwa Dusta & Khianat
Beruntung
Merugi
SURGA
NERAKA
و
? < أ( <.وأ(.م وا ; د Vرب ا ?
واب ن