1
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PELAKSANA HARIAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALIASASI 4 PILAR KEBANGSAAN BAGI HAMONG PROJO KABUPATEN SEMARANG
TANGGAL 28 PEBRUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua. Yth :
1. Bapak Drs. Akhmad Muqowam (anggota MPR RI) 2. Ketua Hamong Projo Kabupaten Semarang beserta anggota, dan tamu undangan yang saya hormati. Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita bersama-
sama memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, dan nikmat-Nya, sehingga sampai hari ini kita masih diberi kesempatan bisa bersama-sama hadir bersilaturakhim mwenumbuhkan jiwa patriotisme nasionalisme Kehidupan berbangsa dan bernegara.
3
Saya atas nama pribadi mengucapkan selamat datang kepada Bapak Drs. Akhmad Muqowan (anggota MPR RI) dan seluruh
anggota
Hamong Projo Kabupaten Semarang, serta tamu undangan yang hadir pada kesempatan ini, kami berharap kunjungan ini akan membawa manfaat bagi kita semua, khususnya bagi Hamong Projo Kabupaten Semarang, dan masyarakat Kabupaten Semarang. Hadirin yang saya hormati, Pelaksanaan
kegiatan
kepemerintahan
dan
keagamaan
di
Kabupaten Semarang, Alhamdulillah berjalan dengan baik dan kondusif, utamanya toleransi beragama masyarakat semakin meningkat, hal tersebut tercipta berkat adanya sikap saling pengertian dan menghargai sudah –
4
tertanam dan berjalan dengan baik, tanpa ada diskriminasi dalam hal apapun khususnya dalam hal beragama. Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu saya berharap kepada hamong Projo Kabupaten Semarang, dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat. Tidak saja pada pengamalan agama, tetapi juga perubahan pada tataran sosial dan ekonomi, meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan inter dan antar umat beragama. Mari, dengan kebersamaan dan kesamaan harapan dan dengan dilandasi iman yang kuat, dan amal yang ikhlas, kita bangun kehidupan
5
masyarakat Kabupaten Semarang kearah yang lebih baik, untuk menuju terwujudnya masyarakat yang semakin Mandiri, Tertib dan Sejahtera. Bapak, Ibu Hadirin yang saya hormati, Bangsa
Indonesia
ini
merupakan
bangsa
majemuk
dengan
beragam agama, karena itu kerukunan antar umat beragama harus dibina secara baik dan terus menerus, meskipun ada perbedaan, namun dengan adanya perbedaan, saya berharap agar perbedaan tersebut menjadi sebuah keindahan ibarat sebuah lukisan.
"Jadikan perbedaan itu suatu
keindahan," maka harus ada warna yang berbeda-beda. "Lukisan jadi indah bukan karena warna putih, tapi harus ada warna yang lain,"
6
Indonesia adalah negara yang multikultur, etnik juga agama. Oleh karena itu, sepatutnya toleransi dan kebersamaan menjadi nilai luhur dalam kebhinekaan. "Kerukunan yang kita inginkan tidak bisa terwujud bila kesejahteraan
ekonomi,
pendidikan,
kesehatan
masyarakat
serta
lingkungan hidup yang sehat tidak mendukung. Masyarakat di tingkat grassroot (akar rumput) merupakan real basis (basis nyata), kerukunan beragama perlu terus menerus mengembangkan kerukunan yang harmonis, dengan menyentuh berbagai aspek kehidupan, tidak hanya menyangkut pemahaman agama yang benar, tetapi juga pendidikan yang memadai, kesejahteraan ekonomi yang cukup.
7
Aspek penguatan kerukunan itu adalah tanggungjawab kita semua, baik pemuka agama, pemerintah, organisasi keagamaan dan seluruh komponen masyarakat termasuk seluruh umat beragama untuk selalu mendukungnya. Sehingga kita dalam hidup bermasyarakat akan merasa aman dan nyaman. Namun demikian kita tidak akan lepas dan melupakan wawasan kebangsaan, karena kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hadirin yang saya hormati. Wawasan kebangsaan saat ini ditengarai mulai luntur bahkan nyaris hilang terkikis perilaku yang mengancam kesatuan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kasus yang mengarah kepada perpecahan bangsa,
8
permasalahan pendirian rumah ibadat yang berujung pada tuntutan penghapusan. Juga dapat dilihat dari kasus-kasus kerusuhan antar suku, golongan bahkan agama yang terjadi di beberapa daerah. Semua itu karena minimnya wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh sebagian masyarakat. Berbagai fenomena di atas sebenarnyal hanya sebagian kecil dari kompleksnya permasalahan bangsa di tengah arus globalisasi dunia. Menjadi menarik untuk direnungkan kembali bagaimana seharusnya empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika dapat benar-benar fungsional dalam menopang kehidupan berbangsa dan bernegara.
9
Kita sebagai pelayan masyarakat juga memiliki peran sebagai agent of change / agen perubahan bagi masyarakat yang kita ayomi. Hal ini sejalan dengan sumpah janji kita yang telah kita ikrarkan, untuk senantiasa setia dan mengawal kehidupan bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, kami mengajak Saudara – saudara sekalian untuk bersama – sama merevitalisasi fungsi ke-empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD RI Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Memaknai kembali ke empat pilar berarti kita ingin menegaskan komitmen, bahwa nilai-nilai Pancasila adalah norma dasar dalam kita bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
10
Di era reformasi ini terbuka ruang untuk menyampaikan pendapat, euforia masyarakat menyambut kebebasan berpendapat di negeri ini, sehingga terkadang melupakan batasan-batasan yang seharusnya tetap terjaga yaitu bingkai NKRI. Perbedaan yang muncul sering kali disikapi dengan emosi oleh sekelompok suku, agama maupun golongan. Oleh sebab itu, semua perlu dibangun kembali pemahaman tentang wawasan kebangsaan demi menumbuhkan kecintaan terhadap Negara, dan menghindari perpecahan yang diakibatkan gesekan-gesekan yang berbau SARA. Peningkatan kerukunan Kehidupan Beragama adalah satu diantara indikator keberhasilan pembangunan kehidupan beragama di Indonesia,
11
sesuai dengan prinsip negara kebangsaan, negara memiliki jarak yg sama terhadap semua warga negara yg terdiri dari perbedaan budaya dan agama. Indonesia bukanlah negara agama, dimana pemimpin agama juga adalah pemimpin pemerintahan, Indonesia juga bukan negara sekuler yang membuang jauh-jauh paham keTuhanan. Indonesia adalah negara yang sangat unik, dimana agama dilayani oleh negara, akan tetapi negara tidak boleh mengakui agama tertentu. Negara hanya sebagai Fasilitator, regulator (pengatur), dan supervisi (mengawasi).
12
Demikian beberapa hal yang dapat Saya sampaikan, semoga kita semua menjadi umat yang selamat, bahagia, di dunia maupun di akhirat kelak, amin. Sekian terima kasih Wallahumuwafiq ila aqwamitthoriq, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Plh. BUPATI SEMARANG `
Ir. H. WARNADI, MM.