1
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF LINTAS AGAMA DAN PENGUKUHAN PENGURUS FKUB KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 TANGGAL 8 MARET 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
2
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua. Ysh :
1. Forkompinda Kabupaten Semarang, 2. Para Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Semarang yang terkait, 3. Ketua MUI Kabupaten Semarang, 4. Pengurus, Anggota, dan Dewan Penasehat FKUB Kabupaten Semarang; 5. Para Tokoh Agama,
Ormas Keagamaan, Tokoh Masyarakat,
serta hadirin yang saya hormati.
3
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan-rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga sampai hari ini kita masih diberi kesempatan dan kesehatan, dapat hadir dalam rangka Dialog Interaktif Lintas Agama dan Pengukuhan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Semarang periode 2015-2020. Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Semarang menyampaikan
ucapan
selamat
atas
terbentuknya
Pengurus
FKUB
Kabupaten Semarang, yang telah ikut andil dalam upaya mencegah terjadinya masalah SARA dan menampung aspirasi organisasi masyarakat keagamaan.
4
Hadirin yang saya hormati, Bangsa
Indonesia
ini
merupakan
bangsa
majemuk
dengan
beragam agama. Karena itu kerukunan antar umat beragama harus dibina secara baik dan terus menerus, meskipun ada perbedaan, namun saya berharap agar perbedaan tersebut menjadi sebuah keindahan ibarat sebuah lukisan. "Jadikan perbedaan itu suatu keindahan," maka harus ada warna yang berbeda-beda. "Lukisan jadi indah bukan karena warna putih, tapi harus ada warna lain”. Oleh karena itu, toleransi dan kebersamaan menjadi nilai luhur dalam kebhinekaan. Kerukunan yang kita inginkan tidak bisa terwujud apabila kesejahteraan ekonomi, pendidikan, kesehatan masyarakat serta
5
lingkungan hidup yang sehat tidak mendukung. Semua aspek kehidupan tersebut saling menopang satu sama lain. Masyarakat di tingkat grassroot (akar rumput) merupakan real basis (basis nyata), maka tokoh agama perlu menciptakan kerukunan beragama secara terus menerus, mewujdkan dan mengembangkan kerukunan yang harmonis, dengan menyentuh berbagai aspek kehidupan, tidak hanya menyangkut pemahaman agama yang benar, tetapi juga pendidikan yang memadai, kesejahteraan ekonomi yang cukup. Aspek penguatan kerukunan itu adalah tanggungjawab kita semua, baik pemuka agama, pemerintah, organisasi keagamaan dan seluruh komponen masyarakat termasuk seluruh umat beragama untuk
6
selalu mendukungnya. Dengan demikian kita dalam hidup bermasyarakat akan merasa aman dan nyaman. Hadirin yang saya hormati. Program Presiden RI dengan Nawacitanya antara lain adalah Revolusi Mental. Revolusi Mental lebih ditekankan pada rencana aksi, karena gerakan revolusi mental tidak dilembagakan. Gerakan revolusi mental nasional harus dapat merubah mind site yang kearah budaya barat. Etika, sopan santun, dan ciri gotong royong sudah mulai memudar , maka gerakan revolusi mental nasional harus disengkuyung semua pihak termasuk FKUB lewat tokoh-tokoh agamanya.
7
Kita sadari bersama bahwa, wawasan kebangsaan yang ada saat ini sudah semakin luntur bahkan nyaris hilang terkikis perilaku yang mengancam kesatuan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari maraknya kasuskasus yang mengarah kepada perpecahan bangsa, kerusuhan antar suku, golongan, bahkan agama. Dengan adanya beberapa kasus tersebut, diharapkan semua bisa Tabayun, Pemerintah Pusat dan Daerah harus melakukan langkah-langkah, baik hukum maupun pertemuan dengan lintas agama, ini semua karena kurangnya Komukasi antar umat. Disamping itu minimnya pengetahuan tentang wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh sebagian masyarakat.
8
Hadirin yang saya hormati, Di era reformasi ini terbuka ruang untuk menyampaikan pendapat, uforia masyarakat menyambut kebebasan berpendapat di negeri ini, sehingga terkadang melupakan batasan-batasan yang seharusnya tetap terjaga yaitu bingkai NKRI. Perbedaan yang muncul sering kali disikapi dengan emosi oleh sekelompok suku, agama maupun golongan. Ada beberapa isu strategis yang berkembang akhir-akhir ini yang senantiasa dapat memicu konflik diantara umat beragama, dan hal itu harus diwaspadai dan direspon secara aktif. Isu-isu yang sering muncul antara lain: 1. Pendirian rumah/tempat ibadat yang belum memenuhi ketentuan,
9
2. Penyiaran agama yang ekstrim/fanatik, 3. Bantuan pihak asing, 4. Perkawinan beda agama dan sesama jenis, 5. Penodaan agama, 6. Perayaan hari raya agama, 7. Mobilitas penduduk, 8. Eksklusivesme etni. Dengan sering munculnya isu-isu seperti diatas perlu adanya pola pengembangan dalam membina dan memelihara kerukunan umat beragama, dan kita bangun dan tanamkan kembali pemahaman tentang wawasan kebangsaan khususnya kepada generasi muda kita penerus -
10
Bangsa, demi menumbuhkan rasa kebersamaan dan kecintaan terhadap Negara, dan menghindari hasutan maupun provokasi yang mengarah pada perpecahan serta gesekan-gesekan yang berbau SARA. Hadirin yang saya hormati, Dengan telah dikukuhkannya kepengurusan FKUB ini, kami berharap para tokoh agama, tokoh masyarakat dapat memahami atas semua kasus yang terjadi di negeri ini, sehingga wilayah kita tetap aman dan kondusif.
11
Demikian beberapa hal yang dapat Saya sampaikan, Semoga apa yang kita kerjakan mendapat ridlo dari Allah SWT, Sekian terimakasih. Wabillahitaufik walhidayah Wassalamu’alaikum Wr.Wb
BUPATI SEMARANG
H. MUNDJIRIN.