BUKU PERATURAN ORGANISASI MAJELIS PENILAI NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( MPN PERABOI )
2006
I.
KATA PENGANTAR Majelis Penilai Nasional Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia PERABOI adalah salah satu badan khusus PERABOI. Sejak dibentuknya Majelis Penilai Nasional PERABOI tahun 1984, tata kerja majelis ini dilaksanakan berdasarkan hasil koordinasi dengan Ketua Pengurus Pusat PERABOI dan tidak diatur dengan aturan tertulis. Pada periode sekarang ini kami telah menyusun buku pedoman yang berisi tata cara kerja MPN dengan aturan-aturan tertentu yang menunjang pelaksanaan Katalog Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah PERABOI 1997 Revisi I dan disahkan pada rapat pleno MPN di Palembang pada tanggal 22 September 2005, sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja MPN.
MPN PERABOI PERIODE 2003-2006 Ketua,
Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB (K) Onk.
1
II.
DAFTAR ISI
I.
Kata Pengantar
II.
Daftar Isi
III.
MPN PERABOI
IV.
AD / ART PERABOI Tentang MPN
V.
Struktur Organisasi MPN PERABOI dan Tata Cara Pemilihan Ketua dan Aggota MPN PERABOI
VI.
Tata Kerja MPN PERABOI
VII. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah VIII. Petunjuk
Pelaksanaan
Penerimaan
Peserta
Didik
Subspesialis
Onkologi Bedah IX.
Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah
X.
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Uang Kas MPN
XI.
Petunjuk Pelaksanaan Ujian Board Nasional PERABOI
Lampiran 1 Format Penelitian Akhir Calon Subspesialis Onkologi Bedah Lampiran 2 Tata Cara Penilaian Ujian Board Nasional PERABOI
2
III. MPN PERABOI
MPN PERABOI adalah badan khusus PERABOI yang bersifat otonom, melaksanakan keputusan-keputusan muktamar PERABOI yang berhubungan dengan penyelenggaraan Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah di wilayah Republik Indonesia dan bertanggung jawab kepada Muktamar PERABOI (Anggaran Dasar Pasal V ayat 9, 4 c) Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah dimulai pada tahun 1984 setelah disepakati pada Konferensi Kerja IKABI (Ikatan Ahli Bedah Indonesia) di Bandungan Semarang pada tanggal 27 Januari 1980, dengan tempat Pendidikan di FKUI / RSCM Jakarta. Pada Muktamar PERABOI 1994 di Bandung diputuskan untuk menambah Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah yang baru yaitu di Bandung dan Makassar. Urutan Ketua MPN sejak dilaksanakan Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah sampai tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. Dr. dr. med Didid Tjindarbumi, SpB (K) Onk.
Periode 1984 - 1994
2. Prof. dr. John Pieter, SpB (K) Onk.
Periode 1994 - 2000
3. Prof. dr. H. Muchlis Ramli, SpB (K) Onk.
Periode 2000 - 2003
4. Prof. dr. Pisi Lukirto, SpB (K) Onk.
Periode 2003 - 2006
3
IV.
ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA PERABOI TENTANG MPN 1.
Anggaran Dasar Pasal
V Ayat 9 Poin 4.C
tentang organisasi
PERABOI, tercantum bahwa sebagai badan khusus dalam PERABOI adalah MPN PERABOI dan Majelis Etik PERABOI. Pada AD PERABOI Pasal V ayat 9 tercantum sebagai berikut: ORGANISASI Ayat 9 1. PERABOI adalah organisasi profesi kedokteran yang bergerak dalam penanggulangan penyakit tumor/kanker 2. PERABOI berbentuk badan hukum 3. PERABOI mengakui Ikatan Ahli Bedah Indonesia ( IKABI ) sebagai induk organisasi dan PERABOI merupakan anak organisasi 4. Susunan organisasi terdiri atas : a. Badan Legislatif & Yudikatif yaitu : Muktamar PERABOI Musyawarah Kerja PERABOI b. Badan Eksekutif yaitu : Pengurus Pusat PERABOI Pengurus cabang PERABOI c. Badan Khusus : Majelis Penilai Nasional PERABOI Majelis Etik PERABOI 2. Anggaran Rumah Tangga Pasal II Ayat 12 Tentang MPN meliputi status, Kekuasaan dan wewenang MPN. Pada ART Pasal II ayat 12 tercantum sebagai berikut:
4
Ayat 12 MAJELIS PENILAI NASIONAL a. Status: 1. Majelis Penilai Nasional ( MPN ) PERABOI adalah Badan Khusus dari PERABOI yang bersifat otonom, melaksanakan keputusan-keputusan Muktamar
PERABOI
yang
berhubungan dengan pengelolaan
Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah di wilayah Republik Indonesia. 2. Masa jabatan Majelis Penilai Nasional sama dengan masa jabatan Pengurus Pusat PERABOI yaitu 3 tahun 3. Anggota MPN harus memenuhi kriteria sebagai berikut: • Anggota biasa PERABOI • Minimal telah 10 tahun bekerja sebagai dokter Subspesialis Onkologi Bedah dalam pendidikan Spesialisasi Bedah • Diusulkan, diangkat dan ditetapkan oleh Muktamar 4. MPN dikoordinir oleh Ketua dan Wakil Ketua yang dipilih oleh anggota dan disahkan/ditetapkan oleh Muktamar PERABOI
b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. MPN berkewajiban untuk melakukan visitasi dan penilaian terhadap calon Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 2. Mengajukan calon Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah yang memenuhi persyaratan kepada Muktamar PERABOI untuk disahkan/ditetapkan oleh Muktamar PERABOI menjadi Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 3. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 4. Melakukan penilaian terhadap calon peserta didik Subspesialisasi Onkologi Bedah yang diminta oleh Pusat Pendidikan untuk kemudian merekomendasikannya
kembali
bersangkutan
5
ke
Pusat
Pendidikan
yang
5. Melaksanakan
ujian/evaluasi
nasional
terhadap
peserta
didik
Subspesialisasi Onkologi Bedah yang diminta oleh Pusat Pendidikan 6. Melaporkan seluruh kegiatan pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah di wilayah Republik Indonesia kepada Muktamar PERABOI dan melantik Subspesialis Onkologi Bedah Indonesia yang baru lulus pada Muktamar PERABOI tersebut. 7. Menilai Dokter spesialis bedah yang mengikuti program Onkologi Bedah diluar negeri yang akan menjadi anggota PERABOI 8. MPN berhak menghentikan kegiatan pendidikan pada Pusat Pendidikan
Subspesialisasi
Onkologi
Bedah
jika
dalam
evaluasi dinilai tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan untuk
pelaksanaan
pendidikan,
dan
mempertanggungjawabkannya kepada Muktamar PERABOI 9. Menghentikan pendidikan peserta didik atas dasar permintaan Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah yang bersangkutan dan mempertanggungjawabkannya kepada Muktamar PERABOI
6
V.
STRUKTUR ORGANISASI
MPN PERABOI DAN TATA CARA
PEMILIHAN KETUA DAN AGGOTA MPN PERABOI MPN PERABOI dikoordinir oleh seorang ketua MPN yang ditunjuk langsung oleh Muktamar. Ketua MPN dibantu oleh seorang wakil ketua MPN yang dipilih dari anggota MPN dan disetujui oleh anggota MPN. Anggota MPN dapat berjumlah 11 orang atau 13 orang atau 15 orang yang ditunjuk pada Muktamar PERABOI. Susunan anggota MPN yang ditetapkan oleh Muktamar ke VI PERABOI adalah: KETUA MPN
: Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB (K) Onk
ANGGOTA MPN
:
1. Prof. dr. Adrie Mannopo, SpB (K) Onk 2. dr. Burmansjah, SpB (K) Onk 3. Dr. dr. med. Didid Tjindarbumi, SpB (K) Onk 4. dr. Didik S., SpB (K) Onk 5. dr. Djoko Handojo, SpB (K) Onk 6. Dr. dr. Humala Hutagalung, SpB (K) Onk 7. dr. Idral Darwis, SpB (K) Onk 8. dr. IB. Tjakra W. Manuaba, SpB (K) Onk 9. Prof. dr. John Pieter, SpB (K) Onk 10. Prof. dr. Muchlis Ramli, SpB (K) Onk. 11. Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB (K) Onk. 12. Prof. dr. Sunarto Reksoprawiro, SpB (K) Onk. 13. dr. Zafiral Azdi Albar, SpB (K) Onk. Sesuai ART pasal II ayat 12 dan hasil angket, diperlukan seorang Wakil Ketua MPN yang akan: a. mewakili Ketua MPN bila berhalangan. b. karena pertimbangan praktis / efisiensi, Ketua dapat meminta Wakil Ketua mewakilinya dalam acara-acara tertentu. Untuk masa bakti 2003-2006 ini telah dimintakan kepada Prof. dr. Soenarto Reksoprawiro, SpB (K) Onk. untuk menduduki jabatan tersebut.
7
VI.
TATA KERJA MPN PERABOI 1. Rapat Pleno MPN diadakan bersamaan dengan PIT dan MUNAS PERABOI di tempat yang sama. Bila diperlukan dapat diadakan rapat khusus di suatu tempat pada hari Sabtu atau Sabtu dan Minggu. 2. Rapat Pleno sebaiknya dihadiri oleh Ketua PP (ex officio), apabila ketua PP bukan anggota MPN dan dalam hal ini ia tidak mempunyai hak suara , tapi mempunyai hak bicara (memberikan pendapat) 3. Masalah yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut sebaiknya disusun terlebih dahulu dan diberikan kepada para anggota agar dapat dipelajari sebelumnya. Bila masalahnya tidak terlalu urgen, maka pembicaraan masalah tersebut dapat ditunda sampai rapat di PIT PERABOI atau permasalahan tersebut diajukan tertulis kepada para anggota untuk dimintakan pendapatnya. 4. Ketua dapat meminta seorang anggota PERABOI yang bertempat tinggal satu kota dengan Ketua untuk membantu mengepalai sekretariat, tetapi tanpa wewenang sebagai anggota MPN. 5. Jika diperlukan dapat dibentuk: a. Komisi Akreditasi / Penilai Pusat Pendidikan b. Komisi Penilai Dokter Subspesialis Onkologi Bedah lulusan luar negeri c. Komisi Kurikulum d. Komisi-komisi lain yang diperlukan.
8
6. MPN mempunyai wewenang untuk menghentikan sementara kegiatankegiatan Pusat Pendidikan, setelah dibicarakan dan diputuskan dalam sidang pleno disertai bukti-bukti kesalahan / kekurangan Pusat Pendidikan yang bersangkutan atas dasar visitasi Komisi Penilai yang ditugaskan untuk itu (ART ayat 12 point b 8). Wewenang menghentikan sementara kegiatan peserta didik adalah pada Pusat Pendidikan yang bersangkutan dan harus diketahui oleh Ketua MPN (ART ayat 12 point b 9). Kedua penghentian tersebut diatas perlu dilaporkan dalam MUNAS berikutnya. 7. Job Description Ketua, Wakil ketua dan anggota MPN PERABOI Belum ditetapkan dalam rapat pleno.
9
VII. PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PUSAT PENDIDIKAN SUB SPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1. Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah yang baru maupun yang sudah ada (yang lama) dinilai dengan norma-norma yang sama. 2. Yang dinilai adalah A. Tenaga Pengajar: Penilai, Pendidik dan Pembimbing a. Jumlahnya masing-masing
sesuai
Katalog Pendidikan
Subspesialisasi Onkologi Bedah 1997 Bab II Point 2.4 b. Tingkat pendidikan, masa kerja, pengalaman dalam riset dan mengajar a.
SDM dan fasilitas pada bagian-bagian lain yang menerima stase peserta didik (radiologi, PA dsb.).
B. Tenaga Bantu a. Tenaga Tata Usaha b. Tenaga Perawat di Poliklinik, OK dan Ruangan. C. Fasilitas a. Berapa jumlah tempat tidur yang tersedia di ruang onkologi bedah b. Berapa jumlah kamar operasi untuk operasi onkologi c. Berapa jumlah han poliktinik onkologi per minggu d. Berapa jumlah pasien di ruangan, jumlah pasien poliklinik pada satu hari poliklinik dan berapa operasi per minggu serta jenis operasinya. e. Jumlah tersebut diatas harus dibagi jumlah peserta didik, sehingga kuosien (hasil bagi) tersebut mencapai angka patokan tertentu f.
Adakah Bagian-bagian yang dapat menerima stase peserta didik (Radiologi, Patologi dsb.), dengan fasilitas dan SDM yang memadai.
10
g. Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Bagian Ilmu Bedah dengan textbook dan journal yang memadai. D. Kegiatan a. Kegiatan sehari-hari peserta didik yang terjadwal b. Berapa Karya Ilmiah yang dipublikasikan oleh peserta didik/pengajar dalam 1 tahun c. Berapa penelitian yang dilakukan oleh peserta didik/pengajar dalam 1 tahun d. Adakah kunjungan ke pusat-pusat lain, ke seminar, kongres dsb. oleh peserta didik/pengajar dalam 1 tahun VIII. PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK SUB SPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1. Yang bersangkutan harus memenuhi kriteria yang tercantum pada KATALOG PENDIDIKAN SUBSPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1997 BAB III point 1 tentang syarat calon peserta. 2. Yang bersangkutan harus membuat Surat Lamaran ke Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah yang dituju dengan memberi tembusan kepada Ketua MPN PERABOI. 3. Apabila syarat penerimaan calon peserta didik terpenuhi, maka diadakan seleksi dalam bentuk wawancara oleh Pusat Pendidikan Onkologi Bedah untuk menilai minat, watak dan etika yang bersangkutan,
dilanjutkan
dengan
seleksi
tertulis
mengenai
pengetahuan Onkologi untuk Dokter Spesialis Bedah Umum. 4. Semua hasil seleksi harus dimusyawarahkan dalam rapat staf, untuk kemudian diputuskan apakah calon peserta didik dapat diterima atau tidak. 5. Hasil rapat staf dilaporkan kepada Ketua MPN PERABOI
11
IX.
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENDIDIKAN
SUBSPESIALIS
ONKOLOGI BEDAH 1. Pendidikan dilaksanakan minimal 4 semester dengan 46 SKS. 2. Pelaksanaan pendidikan berdasarkan Katalog Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah 1997 Revisi I. 3. Pada semester pertama peserta didik harus mengikuti tutorial / kuliah Ilmu Dasar Onkologi meliputi sejarah onkologi, epidemiologi, biologi molekuler, patologi penyakit kanker, imunologi, registrasi kanker dan metodologi penelitian. Disamping itu harus pula mempelajari cara menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus tumor payudara, tiroid, melanoma dan non melanoma. Pada semester ini peserta didik harus sudah merancang proposal penelitian dan harus mempublikasikan minimal satu karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional. 4. Pada semester dua peserta didik harus mengikuti tutorial, kuliah onkologi klinik meliputi dasar-dasar onkologi bedah, dasar-dasar onkologi medik, peran pemeriksaan penunjang dalam bidang onkologi, kedokteran nuklir diagnostik dan terapi, perawatan paliatif dan penanganan nyeri kanker serta rehabilitasi dalam bidang onkologi. Disamping itu harus mempelajari, menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaaan kasus-kasus tumor jaringan lunak, tumor kelenjar ludah, tumor rongga mulut dan tumor sistim linife. Pada semester ini peserta didik harus stase di bagian Patologi Anatomi, Radiologi dan Kedokteran Nuklir serta Onkologi Medik masing-masing selama 4 minggu. Peserta didik harus melaksanakan penelitian di bawah bimbingan staf pengajar dan mempublikasikan minimal 1 (satu) karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional. 5. Pada
semester
mempresentasikan
ketiga
peserta
kasus-kasus
12
didik onkologi
harus
mempelajari
subbagian
lain,
dan
dengan
melibatkan konsulen sub bagian yang bersangkutan sebagai narasumber yang meliputi: • Sub Bagian Bedah Digestif • Bagian Bedah Orthopaedi • Sub Bagian Bedah Urologi • Sub Bagian Bedah Anak • Sub Bagian Bedah Thoraks • Sub Bagian Bedah Vaskuler • Bagian Bedah Saraf Disamping itu peserta didik juga harus mempelajari tentang tehnik rekonstruksi dan mempelajari lebih lanjut pengetahuan teori mengenai bedah onkologi serta melaksanakan penelitian di bawah bimbingan staf pengajar dan mempublikasikan minimal 1 (satu) karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional. 6. Pada semester keempat peserta didik harus melakukan pemantapan terhadap pengetahuan teori mengenai onkologi secara keseluruhan dan pemantapan keterampilan melakukan diagnostik, merencanakan terapi, persiapan operasi, melakukan tindakan operasi dan perawatan pasca operasi untuk semua kasus bedah onkologi. Pemantapan kemampuan dalam memberikan khemoterapi, terapi hormonal dan terapi imunologik Pada akhir semester keempat, peserta didik harus mempresentasikan hasil penelitiannya didepan para staf dan diharapkan penelitian yang dibuat harus setara dengan penelitian untuk pendidikan S III (format penelitian seperti dalam lampiran) dan disesuaikan dengan format yang berlaku pada Universitas yang bersangkutan. Disamping itu peserta didik harus mempublikasikan minimal 1 (satu) karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional atau internasional.
13
X.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN UANG KAS MPN 1. MPN mempunyai kas tersendiri terlepas dari Pengurus Pusat PERABOI. 2. Uang pendapatan berasal dari iuran Pusat Pendidikan atas dasar perhitungan 5% dari setiap uang iuran peserta didik, yaitu 5% dari 2 juta per semester per peserta didik. 3. Pembayaran tersebut dimulai per 1 Januari 2004. 4. Pengeluaran uang kas ini dipergunakan antara lain untuk: a. Biaya cetak mencetak kertas surat dsb. b. Photocopy surat-surat dsb. c. Perangko / Ongkos kirim d. Honor tenaga administrasi (pegawai pinjaman dari sub bagian Bedah Onkologi) e. Ongkos pulsa telepon untuk menghubungi para anggota 5. Harus dibuat laporan keuangan dan dilaporkan pada Musyawarah Nasional berikutnya.
XI.
PETUNJUK
PELAKSANAAN
UJIAN
BOARD
NASIONAL
PERABOI Ujian dilaksanakan di Pusat Pendidikan yang pada saat ini berada di Jakarta, Bandung dan Makassar. 1. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh Pusat Pendidikan yang bersangkutan setelah attitude, psikomotor dan kognitif dari calon dievaluasi dan dinilai cukup baik untuk maju mengikuti ujian nasional dan telah memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Buku Katalog Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah 1997 (Edisi Revisi). Evaluasi tersebut dapat dilakukan melalui Ujian Lokal. 2. Ketua Pusat Pendidikan mengajukan usul tertulis, dapat didahului dengan pembicaraan per telepon, kepada Ketua MPN tentang waktu pelaksanaan ujian dan syarat-syarat ujian. Ketua MPN akan memilih seorang atau lebih
14
anggota MPN berdasarkan urutan dalam daftar alfabet yang telah disusun. Seorang penguji untuk tiap satu orang peserta ujian. Bila yang diminta tidak bersedia atau berhalangan, maka diminta anggota urutan berikutnya dan pada ujian berikutnya anggota yang dilewati itu dimintakan kembali untuk menjadi penguji pada ujian berikutnya. Untuk tiap calon peserta ujian ditunjuk seorang penguji dari anggota MPN dan dua orang penguji lokal dimana salah seorang diantaranya adalah pembimbing karya ilmiah akhir. Ketua MPN sebaiknya hadir pada setiap ujian tersebut untuk menilai situasi ujian. Jika Ketua berhalangan hadir dapat diwakilkan kepada Wakil Ketua. 3. Biaya transport dan akomodasi penguji maupun Ketua / Wakil Ketua MPN ditanggung oleh Pusat Pendidikan yang mengadakan ujian tersebut. 4. Anggota PERABOI yang pada saat sekarang belum memenuhi syarat untuk menjadi penguji dapat ikut hadir pada ujian tersebut sebagai peninjau untuk mempersiapkan diri menjadi penguji. Segala biaya transport / akomodasi dll. ditanggung oleh yang bersangkutan sendiri. Untuk dapat hadir pada ujian tersebut anggota PERABOI tersebut harus mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua MPN, kecuali anggota PERABOI yang berada di Pusat Pendidikan yang mengadakan ujian tersebut. 5. Pada setiap ujian dibuatkan proses verbal (berita acara) yang seragam dan harus ditandatangani oleh para penguji dan diketahui oleh Ketua / Wakil Ketua MPN yang menghadiri ujian tersebut. 6. Materi ujian adalah: a. Karya Ilmiah Akhir berupa penelitian yang bermutu sesuai dengan tingkat Pendidikan Subspesialis (diusahakan setara dengan S III). b. Ujian kasus yang telah dikerjakan sendiri oleh peserta ujian mulai dari pemeriksaan pasien untuk menegakkan diagnosis, persiapan. operasi, tindakan operasi sampai pengelolaan pasca operasi dan "follow up" selanjutnya. c. Simulasi kasus Onkologi Bedah yang diajukan oleh penguji. d. Pertanyaan teori tentang semua masalah.
15
7. Agar ujian-ujian tersebut mutunya sama bagi tiap peserta ujian, maka akan dibuatkan daftar petunjuk pertanyaan standar sehingga tercapai hasil penilaian yang sama. 8. Pada ujian juga ditanyakan tentang organisasi dan kode etik PERABOI untuk merangsang peserta didik mencintai perhimpunannya tetapi untuk pertanyaan ini tidak diberi nilai. 9. Penilaian: a. Nilai yang diberikan berkisar dari A sampai C yang berasal dari datadata nilai materi a sampai dengan d b. Nilai lulus adalah: A dan B c. Nilai akhir C tidak lulus d. Bila nilai masing-masing materi mendapat satu nilai C dan ada satu nilai A sebagai pengimbang maka dapat dipertimbangkan untuk lulus. 10. Predikat Kelulusan a. Predikat Summa Cum Laude hanya diberikan kepada Peserta Ujian yang mendapat nilai A untuk semua materi (a s/d d) dan semua Penguji berpendapat
bahwa Peserta Ujian tersebut
seharusnya memperoleh nilai yang lebih tinggi dari nilai A dan lama pendidikan dapat diselesaikan maksimal 4 semester. b. Cum Laude apabila mendapat nilai lulus A dan lama Pendidikan maksimal 5 semester c. Sangat Memuaskan apabila mendapat nilai lulus A dan B lama pendidikan maksimal 5 semester . d. Memuaskan apabila mendapat nilai lulus B dan lama pendidikan lebih dari 5 semester 11. Setiap peserta didik yang lulus harus diinformasikan oleh Ketua MPN kepada seluruh anggota MPN dan kepada Ketua Pengurus Pusat PERABOI. 12. Peserta Didik yang lulus diberi surat Tanda Lulus oleh Ketua MPN dan akan ditukar dengan Sertifikat yang ditandatangani oleh Ketua MPN, Ketua PP PERABOI pada pelantikan anggota baru yang dilakukan pada
16
Muktamar PERABOI. 13. Gelar yang berhak disandang adalah SpB. (K) Onk. (Spesialis Bedah Konsultan Onkologi).
17
Lampiran 1 FORMAT PENELITIAN AKHIR CALON SUB SPESIALIS ONKOLOGI BEDAH No. 1.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
MATERI Jenis Penelitian a. Penelitian kohort b. Penelitian analisis Tipe: observasional, uji diagnostik, korelasional dengan pengambilan data prospektif c. Penelitian deskriptif Tipe: observasional, uji diagnostik, survey dengan pengambilan data prospektif tidak langsung d. Penelitian deskriptif Tipe: observasional survey dengan pengambilan data retrospektif Judul Penelitian merupakan: Prediksi jawaban terhadap identifikasi masalah Sistematika Dasar Penelitian Terdiri atas: a. Latar belakang a. Identifikasi masalah b. Maksud dan tujuan c. Kegunaan d. Kerangka pemikiran, premis dan hipotesis Sistematika Metodologi Penelitian Terdiri atas: a. Jenis penelitian b. Metoda penelitian c. Langkah penelitian d. Identifikasi variabel e. Definisi operasional f. Analisis data g. Tempat & waktu penelitian Sistematika Hasil Penelitian Terdiri atas: a. Tabel-tabel kelengkapan b. Pembahasan, dinilai sesuai atau tidak dengan ρ yang ditetapkan c. Ujian hipotensis, sesuai dengan hipotensis O atau hopotensis A Cara Mendapatkan Jumlah Sample Objek Penelitian - Dihitung dengan minus - Ditetapkan dengan waktu Menilai Kekuatan Penelitian a. Bias dihitung atau tidak b. Nilai kepercayaan yang digunakan - 99% → ρ 0,01 - 95 % → ρ 0,05 Perhitungan Statistik: Menggunakan 1 sistim atau 2 sistim atau menggunakan > 2 sistim + korelasi
18
Lampiran 2 TATA CARA PENILAIAN UJIAN BOARD NASIONAL PERABOI 1. Ujian Penelitian No.
Materi
Nilai
1.
Judul Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik maksud yang 80 - 100 terkandung pada judul penelitian b. Tidak dapat menjelaskan dengan baik 60 - 67 maksud yang terkandung pada judul penelitian
2.
Latar Belakang Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 latar belakang penelitian b. Dapat menjelaskan tentang latar belakang 68 - 79 penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik latar 60 - 67 belakang penelitian
3.
Identifikasi Masalah Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 identifikasi masalah penelitian b. Dapat menjelaskan tentang identifikasi 68 - 79 masalah penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik 60 - 67 identifikasi masalah penelitian
4.
Maksud dan Tujuan Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 maksud dan tujuan penelitian b. Dapat menjelaskan tentang maksud dan 68 - 79 tujuan penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik 60 - 67 maksud dan tujuan penelitian
5.
Kerangka Pemlkiran Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 kerangka pemikiran penelitian meliputi penyusunan premis dan pengambilan hipotesis b. Dapat menjelaskan tentang kerangka 60 - 67 pemikiran penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik kerangka pemikiran penelitian
19
Nilai Akhir
6
Metodologi Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 metodologi penelitian meliputi bentuk penelitian, penentuan jumlah sampel, variabel dan perhitungan statistik b. Dapat menjelaskan tentang metodologi 68 - 79 penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik 60 - 67 metodologi penelitian
7.
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 hasil penelitian dan pembahasan 68 - 79 b. Dapat menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik hasil 60 - 67 penelitian dan pembahasan
8.
Kesimpulan Penelitian dan Saran a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 cara mengambil kesimpulan penelitian dan menyusun saran yang berhubungan dengan penelitian b. Dapat menjelaskan tentang kesimpulan 68 - 79 penelitian dan saran tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik 60 - 67 kesimpulan penelitian dan saran
Catatan: dalam buku penelitiannya itu harus tertera dengan jelas, masing-masing item tersebut diatas dan ia dapat menjelaskan apa yang telah ditulisnya. Dapat ditanyakan pula hal-hal yang diluar 8 item tersebut di atas dan pemberian nilai seperti di atas.
20
2. Ujian Kasus
No. 1.
2.
3.
4.
Materi
Nilai
Penegakkan Diagnosis a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap cara menegakkan diagnosis meliputi anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sebagai dasar diagnosis. b. Dapat menjelaskan cara menegakkan diagnosis tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan cara menegakkan diagnosis
Nilai Akhir
80 - 100
68 - 79 60 - 67
Rencana Terapi a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 rencana terapi b. Dapat menjelaskan tentang rencana terapi 68 - 79 tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik rencana 60 - 67 terapi Tindakan Operasi a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 tindakan operasi meliputi indikasi, tekhnik dan komplikasi b. Dapat menjelaskan tentang tindakan operasi 68 - 79 tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik tindakan 60 - 67 operasi Follow Up a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 rencana follow up b. Dapat menjelaskan tentang rencana follow up 68 - 79 tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik rencana 60 - 67 follow up
Catatan: -
Dalam case presentation tersebut harus tertulis dengan jelas masalah yang dipertanyakan dan peserta ujian harus dapat menjelaskan secara lisan dengan baik
-
Pertanyaan lain diluar standar di atas dapat diajukan dan pemberian nilai seperti di atas.
21
3. Ujian Teori Onkologi No.
Materi
Nilai
1.
Biologi Molekuler a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 tentang onkogen, gen suppressor, apoptosis dan onkogenesis b. Dapat menjelaskan tentang biologi molekuler 68 - 79 tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan tentang biologi 60 - 67 molekuler
2.
Onkologi Bedah a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 tentang prinsip-prinsip onkologi bedah 68 - 79 b. Dapat menjelaskan tentang onkologi bedah tetapi tidak lengkap c.Tidak dapat menjelaskan dengan baik tentang 60 - 67 onkologi bedah
3.
Kemoterapi a. Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap tentang kemoterapi meliputi siklus sel, 80 - 100 kemoterapi adjuvant, neo adjuvant, prinsipprinsip kemoterapi dan cara pemberian kemoterapi b. Dapat menjelaskan tentang kemoterapi tetapi 68 - 79 tidak lengkap c.Tidak dapat menjelaskan dengan baik tentang 60 - 67 kemoterapi
4.
Radioterapi a.Dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap 80 - 100 tentang radioterapi meliputi prinsip-prinsip radioterapi, alat radioterapi internal dan eksternal dan mekanisme kerjanya b.Dapat menjelaskan tentang radioterapi tetapi 68 - 79 tidak lengkap d.Tidak dapat menjelaskan dengan baik tentang 60 - 67 radioterapi
22
Nilai Akhir
4. Penilaian Akhir No.
Materi Ujian
1.
Ujian Penelitian
2.
Ujian Kasus
3.
Ujian Teori Onkologi
Nilai
Nilai rata-rata
5. Korelasi Angka dengan Huruf Mutu 80
-
100 =
A
68
-
79
=
B
60
-
67
=
C
23