Buku Pedoman Pemandu
Bulan Keluarga Masa Adven 2012
Kembali ke Nazareth
Disusun oleh: Tim Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta
Romo Alexander Erwin Santoso, MSF Paulus Ario Birowo Esti Birowo Bernadette Purwaningsih Albertus Tshai Stephanus Waskita Anni Sopannata V. Henry Judianto V. Nanik Moeliana Pia Noor Bambang Intony Yuswanto Lucy Kusman Benedictus Eka Fernandez Komisi Kerasulan Kitab Suci – KAJ
UNTUK KALANGAN SENDIRI
KEMBALI KE NAZARETH LATAR BELAKANG Bulan keluarga adalah sebuah ide baru untuk memberikan suatu pelayanan kreatif atau alternatif bagi kerasulan keluarga di Keuskupan Agung Jakarta ini. Kenyataan adanya beberapa masalah dan perlunya pendampingan juga pada keluarga-keluarga yang tidak berada dalam kesulitan besar mendorong kita untuk mulai memikirkan suatu pelayanan yang menjadi gerak bersama di seluruh keuskupan kita. “Kembali ke Nazareth” adalah tema yang dipilih untuk mengajak segenap umat di Keuskupan Agung Jakarta untuk selama masa advent ini kembali merenungkan perjalanan hidup keluarganya. Kita semua diajak untuk kembali “pulang” ke keluarga kita dan mengolah kehidupan bersama agar saling memberkati seperti Keluarga Kudus di Nazareth. Gerak bersama ini diharapkan terjadi di masing-masing paroki dalam berbagai bentuk yang hasilnya langsung bisa dirasakan oleh segenap umat. Metode permenungan bersama masih dipertahankan, meskipun bentuknya dipikirkan sebagai aktivitas bersama. Kelompok yang saat ini mendapat perhatian adalah keluarga secara menyeluruh. Kami berharap adanya keterlibatan dan partisipasi umat dalam mengikuti acara rohani di lingkungan atau paroki. Keterlibatan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk memperoleh buah-buah rohani dari setiap permenungan yang diselenggarakan. Oleh sebab itu, melalui beberapa program yang kami tawarkan, diharapkan umat dapat ikut berpartisipasi dan melihat beberapa alternatif pemikiran maupun tindakan yang dapat mengarahkan keluarga pada hidup bersama yang sejahtera, beriman, dan mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan tangguh. Berkaitan dengan itu, Komisi Kerasulan Keluarga telah berusaha menciptakan beberapa kegiatan yang akan memenuhi seluruh rangkaian masa adven di Keuskupan Agung Jakarta ini setiap tahun. Semua ini diharapkan dapat menambah keterlibatan seluruh umat dalam membangun keluarga yang makin beriman dan sejahtera di Keuskupan kita dan sekaligus menampilkan suatu semangat baru melalui alternatif kebersamaan yang bermacam-macam.
KEGIATAN Berkaitan dengan program Bulan Keluarga itulah, kami, Komisi Kerasulan Keluarga, mengadakan beberapa kegiatan yang akan diadakan seluruhnya
selama masa adven 2012 sampai dengan menjelang perayaan Natal tahun ini. Beberapa kegiatan yang telah kami rencanakan adalah sebagai berikut.
1. Bulan Konseling Keluarga (lingkungan/wilayah/stasi/paroki) 2. Rekoleksi/Pertemuan Keluarga 3. Hari Keluarga Selanjutnya kami akan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai 3 (tiga) kegiatan tersebut di atas.
secara
detil
Bulan Konseling Keluarga Pendahuluan Gereja Keuskupan Agung Jakarta, berdasarkan Arah Dasar Pastoral 2011-2015 bercita-cita menjadi umat Allah yang ingin sekaligus memperdalam iman akan Yesus Kristus, membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih. Kerinduan melaksanakan hal itu tentu hanya akan terwujud baik jika pokok dari nilai-nilai baik dapat diperoleh di dalam lingkup Gereja yang paling kecil, yaitu keluarga. Pada kenyataannya, transfer nilai dan pendidikan iman tidak selalu dapat terlaksana dengan baik, karena permasalahan yang terjadi di dalam lingkup keluarga itu. Ada beberapa masalah yang sulit terpecahkan yang akhirnya dapat membelit keluarga dalam kemelut yang melemahkan hidup bersama dan bahkan sampai hidup berimannya. Dalam kondisi seperti itu, mereka amat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Budaya di Indonesia, khususnya dalam kebanyakan Gereja Keuskupan kita, belum mengoptimalkan pemanfaatan pertolongan konseling dari para konselor awam (masih romo sentris). Pertolongan ini amat penting, mengingat bahwa permasalahan, baik kecil maupun besar, bisa mempengaruhi relasi dalam keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan masing-masing anggotanya dan melemahkan banyak penanaman dasar nilai baik yang seharusnya diperoleh. Konseling amat diperlukan dalam membantu menyelesaikan masalah keluarga. Di samping itu, di Keuskupan Agung Jakarta ini, telah diadakan sebanyak 9 angkatan Pelatihan Teknik Dasar Konseling, 4 angkatan Kursus Pastoral
Keluarga, dan ada 15 angkatan dari Kursus Konseling Pastoral Katolik yang diadakan oleh Pusat Pelayanan Konseling dan Konsultasi Psikologi Shekinah (PPKKPS) yang dapat digerakkan untuk berkarya di masing masing paroki mereka.
Program Konseling Pelayanan konseling dibutuhkan di semua paroki. Setiap keluarga mempunyai kebutuhan mendapatkan pelayanan konseling, untuk bertanya dan menyelesaikan masalah keluarganya bersama seorang konselor yang mau membantu dan memberi bimbingan untuk menangani, dan menyelesaikan masalahnya dengan damai dan dapat ditanggung tanpa risiko berat bagi kehidupan bersama. Program konseling yang akan dilakukan adalah suatu “shelter” atau tempat bagi pertolongan pertama di paroki. Selama ini sebenarnya terdapat konselorkonselor di beberapa paroki di KAJ, hanya perannya yang belum dioptimalkan bagi pelayanan umat, khususnya berkaitan dengan iman Katolik dan kesatuan hidup bersama dalam keluarga. Kami bermaksud mengadakan Bulan Konseling untuk mengaktifkan kembali keberadaan konseling di masing-masing paroki dan memanfaatkannya demi pelayanan pastoral juga. Gereja yang mau memberi pelayanan yang murah hati kepada umat berusaha untuk memperpanjang jangkauan pelayanannya melalui pemberdayaan para konselor, baik profesional maupun awam untuk memberikan pelayanan konsultasi, sharing, sampai konseling profesional yang memberi terapi terstruktur dan terencana. Bulan konseling diadakan di seluruh paroki di Keuskupan Agung Jakarta sebagai satu gerak bersama. Konseling akan dikonsentrasikan di tiap paroki. Kami mengusulkan agar di tiap paroki dapat disediakan konselor atau orang yang siap membantu mendengarkan dan memberi perhatian pada keluarga, baik perorangan maupun pasangan. Ada baiknya budaya memanfaatkan bantuan konseling atau konsultasi disosialisasikan oleh paroki setempat selama Bulan Keluarga ini. Melalui pengumuman Gereja sebelum masa adven berlangsung, dan melalui pengumuman-pengumuman dalam pertemuan Dewan Paroki Harian maupun pleno, Bulan Konseling diperkenalkan dan diharapkan dimanfaatkan oleh umat di paroki.
Siapa Konselor yang dimaksud? Konselor yang dimaksud adalah: 1. Para konselor profesional yang terdapat dalam setiap paroki dan bersedia bekerja sama dalam pelayanan kepada umat. 2. Mereka yang telah mendapatkan persiapan untuk menjadi konselor awam melalui kursus yang selama ini telah diterima oleh 9 angkatan Kursus Teknik Dasar Konseling yang bekerjasama dengan Universitas Atmajaya, 4 angkatan Kursus Pastoral Keluarga - KAJ, konselor yang pernah menerima kursus dari tempat lain, seperti Shekinah atau kursus-kursus lainnya.
Rekoleksi/Pertemuan Keluarga Rekoleksi/pertemuan keluarga ini dilaksanakan dalam 4 (empat) kali pertemuan dengan tema berbeda. Komisi Kerasulan Keluarga menyiapkan bahan rekoleksi/pertemuan ini bekerja sama dengan Komisi Kerasulan Kitab Suci yang berkaitan dengan kebutuhan materi. Sebagai variasi dalam pelaksanaannya, rekoleksi/pertemuan dapat dilakukan di lingkungan/wilayah/paroki/stasi, baik di dalam ruangan atau luar ruangan. Kami memberikan keleluasaan berkreasi kepada masing-masing paroki dalam pelaksanaannya. Idealnya, peserta adalah orangtua–anak. Namun demikian, dengan mempertimbangkan situasi lingkungan pada umumnya di Keuskupan Agung Jakarta, barangkali pertemuan hanya dihadiri oleh beberapa orang saja, tanpa keluarganya. Jika demikian, pembagian kelompok di dalamnya disesuaikan dengan peserta saat pertemuan. Paroki dapat melengkapi bahan pertemuan dengan lagu, film atau gambar yang sesuai tema. Formulir-formulir pertanyaan (kuesioner) yang dibutuhkan pada tiap pertemuan telah disediakan.
Hari Keluarga
Hari Keluarga yang dimaksud adalah hari di mana paroki mengkhususkan perhatiannya bagi keluarga. Banyak kegiatan dapat diadakan pada Hari Keluarga ini. Kreativitas pada paroki masing-masing sangat dimungkinkan. Misalnya saja: -
diadakan semacam bazaar, dengan stand-stand yang berkaitan dengan pelayanan keluarga, contoh: KB-A; gerakan pro-life (penyayang kehidupan), kategorial (ME, CFC, Choice) dan lain-lain bersepeda bersama/fun bike lomba membuat hiasan natal, goa natal serta lomba-lomba lain dengan peserta “keluarga” (bukan individu)
Berikut ini adalah alamat, nomor telepon, alamat email yang dapat membantu penyelenggaraan Hari Keluarga: 1. Komisi Kesehatan KAJ – Jl. Katedral 7a, Jakarta Pusat Telp. 0213519193; 0811-104205 (Dr. Angela Abidin) 2. Forum Komunikasi Penyayang Kehidupan – Jl. Kramat VI/7 Jakarta Pusat 021-3909245, 021-3140455 (Ibu Ella Sutiyono) 3. Marriage Encounter – Wisma ME, Jl. Suryopranoto Blok C No. 11, Delta Building, Jakarta Pusat Telp. 021-3504994 4. Couple for Christ 5. Pusat Pelayanan Konseling & Konsultasi Psikologi Shekinah 6. Dan lain-lain
Bahan Rekoleksi/Pertemuan Keluarga
Pertemuan 1
Mengenal Keluargaku Maksud dan tujuan (disampaikan oleh Pemandu) Maksud dan tujuan aktivitas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana aku mengenal anggota-anggota keluargaku, karena dengan lebih mengenal masingmasing anggota keluarga, kita bisa mengenal kebutuhan, harapan, kerinduan, potensi, kelemahan, dan barangkali menghindari terjadinya perselisihan dalam keluarga, sehingga relasi menjadi lebih akrab satu dengan yang lain. Doa Pembukaan Allah Bapa Yang Mahabaik, kami mengucap syukur pada masa adven ini, Engkau mempersiapkan kami untuk merenung sebagai satu keluarga. Berkatilah pertemuan kami, agar kami boleh semakin mengenal keluarga kami dan menikmati kehidupan berkeluarga yang hangat dan mempersatukan. Doa ini kami hunjukkan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin Kuesioner Peserta diminta untuk berkelompok dengan keluarganya masing-masing. Kemudian, Pembawa Acara membagikan lembar pertanyaan untuk orangtua dan lembar pertanyaan untuk anak. Pertanyaan dijawab sendiri oleh peserta (dijawab/diberi tanda silang) dan tidak didiskusikan dengan yang lain sampai pada waktu diskusi keluarga. Lembar Pertanyaan untuk Orangtua (dijawab masing-masing oleh Ayah dan Ibu) No. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Makanan kesukaan? Warna Favorit Ukuran sepatu? Hobby? Yang paling rajin berdoa (religius)? Yang suka becanda? Yang paling banyak bicara?
Lembar Pertanyaan untuk Anak (dijawab oleh masing-masing Anak)
Pasanganku Anak 1
Anak 2
Anak 3
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pertanyaan Makanan kesukaan? Warna Favorit Ukuran sepatu? Bakat/potensi Yang paling rajin berdoa (religius)? Yang suka becanda? Yang paling banyak bicara? Hobby?
Ayah
Ibu
Kakak Adik
Diskusi Keluarga Setelah masing-masing selesai menjawab pertanyaan, masing-masing anggota keluarga membacakan jawabannya dalam kelompok. Pada saat anggota keluarga membacakan jawabannya, yang lain mendengarkan, lalu memberikan tanggapan atas jawaban tersebut. Sharing Dari tanggapan jawaban anggota keluarga, dapat diketahui apakah kita memang sudah benar-benar mengenal masing-masing anggota keluarga. Keluarga yang bersedia, dipersilahkan untuk men-sharing-kan: Seberapa jauh kita telah mengenal anggota-anggota keluarga. Upaya apa yang akan dilakukan (misalkan: pergi bersama keluarga, nonton TV bersama, ngobrol bersama setelah makan malam, dsb.) agar kita dapat mengenal lebih dekat (atau upaya apa yang telah dilakukan sehingga saat ini kita sudah saling mengenal dengan baik). Hambatan-hambatan dalam mengenal anggota keluarga secara dekat.
Kesimpulan Setelah melaksanakan aktivitas ini, kita menemukan beberapa kesimpulan yang akan memperkaya hidup bersama kita: -
Kita tidak selalu mengenal anggota keluarga kita secara mendalam. Kita merasa sudah mengenal, padahal kenyataannya masih membutuhkan usaha pendekatan. Pengenalan dan pendekatan kita itu akan mempererat relasi dalam keluarga kita. Mereka akan merasa diperhatikan, dihargai, dan diterima, karena kita mengenal keluarga kita lebih dalam.
Sekarang marilah kita resapkan sabda Tuhan yang mengatakan pengenalan dalam keluarga berikut ini:
Referensi Kitab Suci Lukas 2: 41-52 41Tiap-tiap
tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. 42Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. 43Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. 44Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. 45Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. 46Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. 48Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: ''Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau.'' 49Jawab-Nya kepada mereka: ''Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?'' 50Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. 51Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. 52Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Renungkanlah secara pribadi, dari bacaan Kitab Suci di atas, ayat manakah yang paling menyentuh dengan situasi keluarga kita?
Doa Umat Masing masing anggota keluarga menyampaikan doa spontan.
untuk keluarga secara
Mengenal keluargaku Rasanya hatiku kembali hangat Ketika aku mengenali lagi setiap sudut dirimu Tawamu, airmatamu, kecewamu, harapanmu, kesukaanmu, ketakutanmu, bahagiamu, dukamu Kusadari betapa jauh sudah kita berlabuh, bersama dalam bahtera keluarga ini
Doa Penutup – Doa Keluarga
Pertemuan 2
Makna Keluarga Bagiku
TUJUAN (disampaikan oleh Pemandu) Penghargaan pada keluarga akan membuat kita memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menjaga keutuhannya, menjamin kesatuannya, dan berjuang dalam permasalahan yang mengganggu kehidupan bersama. Kalau kita menghargai keluarga dengan nilai tinggi, kita akan memperjuangkan kebahagiaan dan persatuan sampai akhir. Peserta diajak untuk menelusuri kembali betapa keluarga yang telah mereka bangun adalah keluarga yang sangat berharga, sangat penting, melengkapi dan menyempurnakan hidup. Keluarga adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai. Dalam kebersamaan, setiap anggota keluarga diajak untuk makin berperan serta membuat keluarga semakin bermakna dan membahagiakan. Doa Pembukaan Allah Bapa yang Mahabaik, betapa luhur belas kasih-Mu kepada kami. Engkau memberi kami keluarga yang baik. Engkau mempersatukan kami sebagai keluarga yang Kau cintai. Ajaklah kami menghargai keluarga kami ini, supaya kami menikmati sukacita dan kebersamaan yang memperkembangkan hidup kami. Rasa syukur ini kami panjatkan dalam Nama Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin ICE BREAKING Peserta diminta untuk berdiri kemudian membuat empat kelompok yang diberi nomor masing-masing: Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
nomor nomor nomor nomor
satu menirukan suara kucing dua menirukan suara kambing tiga menirukan suara kokok ayam empat menirukan suara harimau
Pemimpin pertemuan menyebut nomor secara acak untuk melakukan perannya bersamaan dalam kelompoknya, apabila terjadi kesalahan dari salah satu anggota kelompok tertentu, maka seluruh kelompok yang bersangkutan dinyatakan gugur, demikian sampai seluruh kelompok gugur, permainan selesai.
Penjelasan dari Pemandu
Maksud dari Ice Breaking ini adalah membangun kebersamaan dari para peserta rekoleksi/pertemuan. Setiap kelompok diandaikan sebagai satu keluarga yang saling bekerjasama, menyemangati dan mempersatukan. Pemandu pertemuan mengajak peserta untuk melakukan permenungan kemudian membacakan bahan permenungan untuk masing-masing peserta.
Keluarga Sebuah keluarga pada umumnya terdiri dari ibu, ayah, anak-anak (keluarga inti). Selain keluarga inti, kita juga mengenal keluarga besar di mana di dalamnya ada kakek-nenek; paman-bibi; beserta keluarga mereka dan seterusnya. Mereka semua ini memberi makna dalam kehidupan kita. Pemandu bertanya kepada peserta, apa makna keluarga bagiku? (Jawabannya dapat berisi antara lain) -
pemersatu penghangat/afeksi penguat penyemangat/motivator memberi rasa aman ………………………….
Sharing kelompok Setelah masing-masing menemukan makna keluarga, peserta masuk dalam kelompok (per keluarga), saling berbagi. Sharing pleno Peserta diberi kesempatan untuk ber-sharing dalam pleno tentang penemuan makna keluarga baginya. Peserta boleh mensharingkan hasil dari kelompoknya, tetapi dapat juga sharing pribadi. Referensi dari Kitab Suci Matius 7: 24-27 24''Setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.''
Renungkanlah secara pribadi, dari bacaan Kitab Suci di atas, ayat manakah yang paling menyentuh dengan situasi keluarga kita? Kesimpulan dari pemandu Makna keluarga bagi masing-masing pribadi berbeda-beda sesuai dengan apa yang dialami Dunia menuntut kita untuk sukses, itu hal yang baik. Akan tetapi, keluargalah yang sebenarnya memberi makna dan membentuk kita menjadi pribadi yang baik. Siapa yang akan mengurus diriku? Dunia: Aku harus mengurus diriku sendiri, aku tak dapat mengharapkan orang lain membantuku. Keluarga: Dalam keluarga, semua anggota saling memperhatikan dan siap mengulurkan tangan bilamana dibutuhkan. Kebebasan Dunia: Kebebasan adalah suatu hal yang baik. Keluarga: Pandangan keluarga menghendaki saling ketergantungan, menghendaki pengorbanan dari sebagian kebebasanku, agar aku bisa menjadi bagian dari keluargaku. Mengetahui bahwa aku dapat mengharapkan bantuan dari keluargaku, mengetahui bahwa aku tidak sendirian di dunia ini. Loyalitas dan Kesetiaan. Dunia: Saya mempunyai loyalitas dan kesetiaan hanya pada diriku sendiri. Keluarga: Menurut pandangan keluarga, setiap orang dalam keluarga harus mempunyai loyalitas dan kesetiaan kepada keluarga. Dapatkah kita memberi contoh kesetiaan kepada keluarga? Sikap memuji Dunia: Jika aku memuji orang lain, mungkin harga diriku menjadi turun. Keluarga: Dalam suatu keluarga, pujian merupakan hal yang mengembangkan kepribadian orang yang kita kasihi.
dapat
Membangun niat Pemandu mengajak peserta rekoleksi/pertemuan membangun niat untuk mewujudkan makna keluarga dengan cara masing-masing sesuai dengan situasi keluarganya. - Bagaimana caraku membuat keluarga menjadi lebih bermakna?
Doa Umat Masing masing anggota keluarga menyampaikan doa spontan.
untuk keluarga secara
Makna Keluarga bagiku Jadikanlah kami laksana lentera ya Bapa Saling menerangi dalam keremangan Jadikan kami laksana embun pagi ya Bapa Saling memantulkan cahaya lembut kasih, di tiap lembar kehidupan kami
Doa Penutup – Doa Keluarga
Pertemuan 3
Komunikasi berdasarkan cinta kasih dan iman dalam keluarga Pembukaan Doa Pembukaan Allah Bapa yang Mahabaik, rencana-Mu adalah baik, ketika mempersatukan kami sebagai keluarga-keluarga Kristiani. Engkau membekali kami dengan perlengkapan rohani yang mempersatukan cinta kasih di antara kami. Ajaklah kami belajar untuk berkomunikasi satu sama lain, supaya kebersamaan ini semakin menggembirakan dan meneguhkan. Buatlah kami mendengarkan dan menerima, agar di dalam keluarga kami, Engkau benar benar hadir dan tampak nyata. Doa ini kami panjatkan dalam Nama Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara Kami. Amin Maksud and tujuan (disampaikan oleh Pemandu) Agar anggota keluarga dapat mengerti pentingnya komunikasi berdasarkan cinta kasih dan iman sebagai sarana mencapai kebahagiaan dalam kehidupan keluarga Kristiani. Komunikasi dalam keluarga harus berlandaskan cinta kasih dan selalu melibatkan komunikasi dengan Tuhan sebagai pusat keluarga. Keluarga diharapkan dapat mengerti jenis-jenis komunikasi sehingga dapat menerapkannya di dalam keluarga. Jenis komunikasi dalam keluarga bisa dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal. Ternyata efektifitas suatu komunikasi adalah 7 % verbal (words) , 38% intonasi suara, dan 55% bahasa tubuh (gerak tubuh dan ekspresi wajah). Ice Breaking Ice breaking yang dilakukan tidak hanya untuk mencairkan suasana, tetapi juga anggota keluarga diharapkan dapat belajar memahami pentingnya komunikasi non verbal dari orang-orang yang dikasihinya supaya komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung lebih efektif. Aktifitas ini dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari satu keluarga. Jika anggota keluarga datang sendiri, maka akan digabungkan menjadi satu kelompok (maksimal 5 orang). Setiap kelompok diberi 6 lembar kertas tertutup yang masing masing sudah dituliskan satu jenis emosi: 1. 2. 3. 4.
Marah Kecewa Sedih Bahagia
5. Terkejut 6. Bingung Cara melakukan aktifitas: -
-
Pemandu pertemuan membagikan 1 atau 2 lembar kertas sebagaimana dijelaskan di atas, kepada tiap anggota kelompok, tanpa diketahui oleh anggota kelompok lainnya Masing masing harus mengekspresikan emosi yang ada di kertas tersebut tanpa kata-kata, dengan ekspresi dan gerakan saja Anggota keluarga lainnya menebak apa emosi tersebut.
Pengenalan jenis jenis Komunikasi Satu keluarga diminta menjadi contoh dalam memperagakan jenis-jenis komunikasi. Para peserta diminta untuk mengamati reaksi anak/orang tua (keluarga contoh) terhadap komunikasi orang tua/anaknya di setiap jenis pertanyaan. Komunikasi perintah satu arah dari orang tua kepada anaknya 1. Bapak/ Ibu diminta untuk memerintahkan anak anaknya untuk makan sekarang dengan nada perintah yang keras 2. Perintah yang sama diucapkan dari Bapak/ Ibu kepada anaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang 3. Perintah yang sama diucapkan dengan lembut dan penuh kasih sayang sambil memeluk/menyentuh dengan lembut pada anak anak Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak Orang tua menanyakan kepada anaknya “Bagaimana persiapan menjelang ulangan umum besok? Jawaban anak: 1. “Sudah beres” (dengan tanpa ekspresi dan kesal) 2. “Gitu deh...” 3. “Baik, Bu..!/Baik, Pak..!, saya sudah belajar dengan baik, hanya ada beberapa soal yang belum mengerti. Apakah Bapak/Ibu bisa membantu...? Mohon doa agar besok saya bisa mengerjakan ujian dengan sebaik baiknya”. Sharing Keluarga Diharapkan dengan sharing dari keluarga, para peserta pertemuan dapat lebih terbuka kepada anggota keluarganya, dapat memetik pengalaman dan menerapkannya dalam kehidupan keluarga sehari hari. Setelah pengenalan jenis komunikasi di atas dilakukan, setiap keluarga (kelompok) mendiskusikan apa yang mereka lihat dan rasakan lalu membandingkannya dengan keluarga masing masing.
Apakah komunikasi yang dilakukan dalam keluargaku sudah berdasarkan kasih sayang dan iman? Sharing bagaimana komunikasi dari Orangtua kepada anak anak (dibawakan oleh orang tua) Sharing-kan apa tantangan dalam berkomunikasi dengan anak Bagaimana perasaan orang tua selama ini terhadap cara komunikasi anak kepada mereka Sharing-kan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut Sharing bagaimana komunikasi dari anak-anak mengenai orangtua (dibawakan oleh anak) Sharingkan apa tantangan dalam berkomunikasi dengan orang tua Bagaimana perasaan anak-anak selama ini terhadap cara komunikasi orangtua kepada mereka Sharingkan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut Sharing bagaimana komunikasi dari suami kepada istri (dibawakan oleh suami) Sharingkan apa tantangan dalam berkomunikasi dengan istri Bagaimana perasaan suami selama ini terhadap cara komunikasi istri kepadanya Sharingkan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut Sharing bagaimana komunikasi dari istri kepada suami (dibawakan oleh istri) Sharingkan apa tantangan dalam berkomunikasi dengan suami Bagaimana perasaan istri selama ini terhadap cara komunikasi suami kepadanya Sharingkan bagaimana mengatasi kesulitan tersebut Membangun niat Setiap anggota keluarga menuliskan niat untuk memperbaiki komunikasi dalam keluarga. Contoh: - Mulai sekarang aku sebagai orang tua akan mendengarkan pendapat anak anak, komunikasiku tidak hanya satu arah saja - Mulai sekarang aku sebagai anak akan berkomunikasi dengan lebih sopan kepada orang tuaku - Mulai sekarang aku sebagai istri/suami akan lebih memperhatikan komunikasi non verbal dari suamiku/ istriku Referensi Kitab Suci Yohanes 2: 1-11
1Pada
hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; 2Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 3Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: ''Mereka kehabisan anggur.'' 4Kata Yesus kepadanya: ''Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.'' 5Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: ''Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!'' 6Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk
pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. 7Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: ''Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.'' Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. 8Lalu kata Yesus kepada mereka: ''Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.'' Lalu mereka pun membawanya. 9Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, 10dan berkata kepadanya: ''Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.'' 11Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Renungkanlah secara pribadi, dari bacaan Kitab Suci di atas, ayat manakah yang paling menyentuh dengan situasi keluarga kita? Doa Umat Masing masing anggota keluarga menyampaikan doa spontan.
untuk keluarga secara
Kesimpulan oleh Pemandu pertemuan -
-
-
Komunikasi keluarga yang efektif adalah komunikasi dua arah yang didasari cinta kasih. Di zaman modern dengan era keterbukaan media dan budaya dunia, penting sekali melibatkan iman dalam komunikasi keluarga. Kita perlu melakukan doa keluarga bersama, berkomunikasi secara tulus, terbuka dan berdasarkan cinta kasih serta iman Kristiani di hadapan Tuhan dalam keluarga. Doa keluarga yang dilakukan setiap hari akan memberikan ruang untuk membangun keakraban dan keterbukaan antar anggota keluarga sambil berkomunikasi dengan Tuhan Komunikasi dalam keluarga harus selalu melibatkan komunikasi dengan Tuhan setiap hari.
Komunikasi berdasarkan cinta kasih dan iman dalam keluarga Sampaikanlah dengan lagu kesantunan Suarakanlah dengan untaian kata penuh penghormatan Sentuhlah dengan jari jemari berbalutkan kasih Dalam mimpi dan pemikiran, hadirkanlah Tuhan Lakukanlah semua dalam kerangka iman
Berjalanlah bersama, bergenggaman tangan di hadapan Tuhan
Doa Penutup – Doa Keluarga
Pertemuan 4
Perjuangan Membangun Relasi yang Baik dalam Keluarga Pembukaan Doa Pembukaan Allah Bapa Yang Mahabaik, kami mengucap syukur atas perjalanan pertemuanpertemuan kami sampai hari ini. Bersama keluarga kami telah belajar mengenal, menghayati maknanya, dan belajar berkomunikasi dengan lebih baik. Saat ini, kami ingin membangun semangat rekonsiliasi di antara kami, agar kami dapat menemukan kebahagiaan yang semakin sempurna bersama orang-orang yang kami kasihi. Doa ini kami panjatkan dalam Nama Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Maksud dan tujuan (disampaikan oleh pemandu) Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, demikian juga kita masingmasing. Kita yang telah dipersatukan Allah dalam keluarga, menyadari kelemahan kita sebagai manusia. Ini berarti menyadari juga perjuangan kita untuk mengkomunikasikan diri dengan cara yang baik. Kita harus selalu berjuang untuk menyampaikan kebaikan melalui bahasa yang berbeda tetapi menunjukkan ketulusan, kasih dan kebenaran. Ketika masalah komunikasi menjadi buruk, saat pengertian dan penerimaan menjadi sulit, kita tahu ada satu yang kita butuhkan, yaitu rekonsiliasi atau pengampunan satu sama lain. Mendahulukan kepentingan diri sendiri adalah sifat yang paling menghambat komunikasi dalam keluarga kita. Bersikap terbuka dan mendengarkan adalah sikap terbaik yang memungkinkan pembaharuan dan penyelesaian masalah tercapai. Dinamika kelompok/ice breaking “Gelas Motivasi Keluarga” -
Disiapkan 1 gelas yang telah diisi dengan beberapa pertanyaan dalam kertas yang telah disiapkan oleh pemandu. Pertanyaan berisi hal-hal positif (hanya positif)untuk membangun/memuji anggota keluarga itu Pertanyaan yang telah disiapkan pemandu dalam sebuah gelas adalah: “apa saja yang dapat kubanggakan dari ayah-ku?” “apa yang paling kurindukan dari ibu-ku?” “sifat dari si sulung yang paling kukagumi?”
-
-
“sifat dari anak kedua yang paling menyenangkan” “apa yang paling menyenangkan dari hidup keluargaku?” Permainan dimulai dengan menyanyikan lagu “Balonku”; sementara lagu dinyanyikan bersama, gelas yang berisi pertanyaan dikelilingkan di antara peserta. Pemandu bisa menghentikan lagu itu sewaktu-waktu dan orang yang memegang gelas tersebut akan menjawab pertanyaan yang diambilnya dari gelas. Setelah 1 pertanyaan, dilanjutkan dengan menyanyi lagi dst. Pertanyaan bisa diulang, jika yang hadir banyak, kira-kira 15 menit berlangsung.
Penjelasan tema Kembalilah pada keberadaan kita semua yang tidak sempurna. Sadarilah bahwa dunia membutuhkan rekonsiliasi dan pengampunan. Dengan ini kita ingin bergerak maju ke arah kesempurnaan rohani, dengan saling mengampuni dan menerima kembali. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita saling melukai, saling menyakiti sesama anggota keluarga. Entah disengaja atau tidak, perlakuan itu mempengaruhi suasana, mempengaruhi hati, mempengaruhi persepsi kita terhadap anggota keluarga. Maka, marilah Bapak/Ibu/Saudara dan adik-adik pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jujur.
terkasih,
menjawab
Renungan (dibacakan oleh pemandu dan direnungkan oleh peserta) 1. Apakah yang telah kulakukan dan menyakiti hati pasanganku? 2. Apakah yang telah kulakukan pada orangtua yang menyakitkan hati mereka? 3. Apakah yang telah kulakukan pada anak-anak yang menyakitkan hati mereka? 4. Sebagai orang tua, hal-hal apa yang belum kulakukan dengan baik dan bertanggungjawab? 5. Sebagai anak, hal-hal apa yang belum kulakukan dengan baik dan bertanggungjawab? Setelah itu, pemandu memberikan waktu pada peserta untuk membagikan (sharing) apa yang telah ditemukan. Sharing ini akan menginspirasi para peserta satu sama lain akan hal-hal yang barangkali menyakitkan hati orang yang kita kasihi. Pemandu tidak memberikan komentar atau kesimpulan atas sharing peserta. Catatan: pemandu menyampaikan kode etik untuk menjamin kerahasiaan satu sama lain.
Setelah menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, lihatlah bahwa sebenarnya perlakuan kita terhadap keluarga kita bukanlah perlakuan yang terbaik. Kita belum memberikan yang terbaik untuk mereka yang kita sayangi dan menyayangi kita. Bolehlah kita katakan, kita sedang membuat kesalahan bersama, karena kurang memberi perhatian dan bahkan secara sadar atau tidak menyakiti hati ayah, ibu, anak-anak, saudara/i, orangtua, dan membuat mereka mengalami kesulitan hidup bersama kita. Ajakan Rekonsiliasi bagi seluruh keluarga Pemimpin pertemuan mengajak seluruh keluarga untuk bersama-sama melakukan rekonsiliasi dalam keluarga. Berilah waktu untuk keluarga saling meminta maaf, menyampaikan penyesalan, kesan dan pesan kasih satu sama lain, menyampaikan niat-niat baik untuk kehidupan bersama selanjutnya, tanpa menyebutkan keluhan (tanpa menyebutkan kesalahan mereka), tanpa menyampaikan tuntutan, atau membuat alasan untuk membela diri. Hanya meminta maaf dan mengekspresikan kasih satu sama lain. Jika saat ini, Anda tidak bersama dengan keluarga, tangan dapat diletakkan di dada sambil membayangkan anggota keluarga Anda yang telah Anda sakiti atau perlakukan dengan kurang baik. (Pada saat ini musik boleh diputar, instrumental yang dapat mendukung suasana rekonsiliasi tanpa mengganggu suasana karena volume yang terlalu keras). (Jika memungkinkan, sangat baik rekonsiliasi ditutup dengan pembasuhan kaki secara bergantian suami-istri; istri-suami; ayah-anak; anak-ayah; ibu-anak; anak-ibu.)
Beberapa cara rekonsiliasi (pilih salah satu) -
Saling membasuh kaki sungkem saling bersalaman/berpelukan antar suami-isteri, orangtua-anak dengan mengucapkan permohonan maaf.
Ketika peserta melakukan rekonsiliasi, pemandu membacakan (perlahan dengan iringan instrumental): Yesus yang baik, sebagai pasangan, saya sering memperlakukan pasangan dengan tidak adil, kurang sabar, kurang memperhatikan, dan mengabaikan kebutuhannya. Tindakan saya sering membuat hubungan kami kurang baik dan membuat suasana menjadi kurang hangat. Sesudah ini, saya akan berusaha untuk lebih mencintai, mendahului menerima, mengerti, dan mengampuni. Saya akan menyerahkan hidup saya sepenuhnya untuk ia yang Kau anugerahkan kepada saya
Sebagai orangtua, saya sering melakukan hal-hal yang tidak baik. Saya sering tidak sabar, mudah marah. Saya sering berkata kasar, dengan kata-kata yang menyakitkan… Yesus, saya juga sering berlaku egois, berpikir dari diri sendiri, memaksakan kehendak… yang membuat anakanak saya kecewa…menangis…marah dan merasa kesepian. Ajarlah aku menyesal dan buatlah keluargaku mengalami berkat karena penyesalanku. Sebagai anak-anak, aku juga sering membuat orangtuaku kesal. Aku kurang hormat pada mereka, mengeluarkan kata-kata kasar, dan berpikir yang buruk atas mereka. Ya Tuhan Yesus, aku menyesal atas perbuatan dan kata-kataku. Biarlah orangtuaku mengalami berkat karena penyesalanku. Aku mau menjadi anak-anak yang baik, yang menghargai orangtuanya, menerima kelemahan mereka, seperti aku juga ingin diterima. ....
(boleh dilanjutkan dengan kreativitas pemandu masing-masing, tetapi tidak membuatnya terlalu panjang dan memakan waktu berlebihan. Bagian ini hanya mengisi kekosongan ketika keluarga-keluarga saling berekonsiliasi).
Referensi Kitab Suci Matius 18: 21-35 21Kemudian
datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ''Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?'' 22Yesus berkata kepadanya: ''Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 23Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 24Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 26Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 27Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 28Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 29Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 30Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 31Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 32Raja itu menyuruh memanggil orang itu
dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 33Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 34Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 35Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.'' Renungkanlah secara pribadi, dari bacaan Kitab Suci di atas, ayat manakah yang paling menyentuh dengan situasi keluarga kita? Doa umat Pemimpin pertemuan mengajak umat yang hadir untuk berdoa spontan yang berisi niat-niat yang akan dilakukan di masa yang akan datang, agar terjadi suasana yang lebih baik di dalam keluarga.
Pengampunan selaksa cahaya bulan Menerangi malam-malam yang temaram Pengampunan memantulkan cinta Merekatkan hati dan jiwa Dan membawa kelegaan dalam sanubari tercinta
Doa Penutup - DOA KELUARGA
Lagu-Lagu Santo Yusuf yang menjaga PS 644
Santo Yusuf yang menjaga keluarga Nazaret Kau menjaga bunda kudus, juga Yesus Penebus Sudilah doakan kami pada Yesus, anakmu Lindungilah selalu kami sekeluarga Di tengah mara bahaya beri kami harapan Kuatkanlah iman kami agar jangan tersesat Bapa Yusuf, antar kami ke hadirat Yesus-mu Agar kami berbahagia dalam hidup yang kekal
Keluarga Cemara Syair : Arswendo Atmowiloto
Harta yang paling berharga adalah keluarga Istana yang paling indah adalah keluarga Puisi yang paling bermakna adalah keluarga Mutiara tiada tara adalah keluarga Selamat pagi ayah, selamat pagi ibu Mentari ini berseri indah Terima kasih ayah, terima kasih ibu Penuh hati berkata dari kami putra putri yang siap berbakti
Kasih Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan, Kasih pasti murah hati, kasihMu, kasihMu, oh Tuhan. Kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan, Kasih pasti murah hati, kasihMu, kasihMu, Tuhan.
Ajarilah kami ini saling mengasihi, Ajarilah kami ini saling mengampuni, Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan, KasihMu kudus tiada batasnya. Ajarilah kami ini saling mengasihi, Ajarilah kami ini saling mengampuni, Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan, KasihMu kasihMu Tuhan. Kasih, kasihMu ya Tuhan, KasihMu kudus tiada batasnya
Bahasa Cinta Andaikan aku lakukan, yang luhur mulia Jika tanpa kasih cinta, hampa tak berguna Andaikan aku fahami, bahasa semua Hanyalah bahasa cinta, kunci tiap hati Cinta itu lemah lembut, sabar sederhana Cinta itu murah hati, rela menderita Andaikan aku dermakan, segala milikku Namun hati tiada cinta, tak mungkin bahagia Reff: Ajarilah kami bahasa cinta Mu agar kami dekat pada Mu ya, Tuhanku Ajarilah kami bahasa cinta Mu agar kami dekat pada Mu
Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara(3X) Sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersaudara Bergembira / bersuka-cita / bersatu / hidup kekal
Hari ini kurasa bahagia Hari ini kurasa bahagia Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus t’lah satukan kita Tanpa memandang di antara kita Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau sahabatku Kau saudaraku Tiada yang dapat memisahkan kita Kau sahabatku Kau saudaraku Tiada yang dapat memisahkan kita
Semua Baik Dari semula T’lah Kau tetapkan Hidupku dalam tanganMu Dalam rencanaMu Tuhan Rencana indah T’lah Kau siapkan Bagi masa depanku Yang penuh harapan Reff: S'mua baik, s’mua baik Apa yang t’lah Kau perbuat Di dalam hidupku S’mua baik, sungguh teramat baik Kau jadikan hidupku berarti.
Mengasihi, mengampuni, melayani Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Mengasihi, mengasihi lebih sungguh Tuhan lebih sungguh mengasihi kepadamu Mengasihi, mengasihi lebih sungguh
PELANGI KASIHNYA Apa yang kau alami kini Mungkin tak dapat engkau mengerti Satu hal tanamkan di hati Indah semua yang Tuhan bri Tuhanmu tak akan memberi Ular beracun pada yang minta roti Cobaan yang engkau alami Tak melebihi kekuatanmu Tangan Tuhan sedang merenda Suatu karya yang agung mulia Saatnya kan tiba nanti Kau lihat pelangi kasihNya
BAHAGIALAH TIAP RUMAHTANGGA PS 613
Bahagialah tiap rumah tangga, yang menerima Dikau ya Tuhan Engkau sahabat yang paling dicinta, tamu yang paling dimuliakan Setiap hati girang menyambut-Mu, mata memandang-Mu penuh seri Setiap bibir bertanya pada-Mu, “Mana perintah yang Engkau beri” Bahagialah tiap rumah tangga, jika sehati dalam kasih-Mu Suami-istri berjalan seiring, atas landasan iman yang teguh Tetap bersatu dalam untung malang, di dalam suka dan duka hidup-Nya Hanyalah satu yang di dambakannya, tinggal bersama-Mu selamanya
Mengampuni (Maria Shandy)
Ketika hatiku t’lah di sakiti Ajarku memberi hati mengampuni Ketika hidupku t’lah dihakimi Ajarku memberi hati mengasihi Reff: Ampuni bila kami
Tak mampu mengampuni Yang bersalah kepada kami Seperti hati Bapa Mengampuni mengasihi tiada pamrih Back to *, Reff Mengampuni tiada pamrih Mengampuni tiada pamrih Mengampuni tiada pamrih…
Evaluasi (diisi oleh Pemandu)
Pertemuan 1 Jumlah Peserta:
________
Jumlah Kelompok: ________ Evaluasi materi: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Pertemuan 2 Jumlah Peserta:
________
Jumlah Kelompok: ________ Evaluasi materi: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Pertemuan 3 Jumlah Peserta:
________
Jumlah Kelompok: ________ Evaluasi materi: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Pertemuan 4 Jumlah Peserta:
________
Jumlah Kelompok: ________ Evaluasi materi: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________
Biarkanlah kata kata menjadi pelangi Yang membias indah ke setiap sudut jiwa kita Biarlah kata kata menjadi tembang pengiring lembut, yang memagari setiap langkah kita Dalam menarikan tarian kehidupan keluarga kita