BUKU KENANGAN 30 TAHUN IMAMAT ANTONIUS GUNARDI PRAYITNA, MSF
KEGEMBIRAAN dan
PENGHARAPAN
GEREJA SANTO YAKOBUS PAROKI KELAPA GADING JAKARTA 2012
PENGANTAR Buku mungil ini disiapkan sebagai ungkapan syukur dalam perayaan 30 tahun tahbisan Imamat Pastor Antonius Gunardi Prayitna MSF, Pastor Kelapa Paroki kami tercinta. Buku ini terlalu kecil untuk menampung ungkapan sukacita yang dialami tidak hanya oleh Romo Anton tetapi juga semua rekan sekomunitas, sahabat, rekan sepelayanan, umat, karyawan dan semua orang di sekeliling Romo Anton. Namun demikian, kami berharap apa yang terwujud ini setidaknya dapat mewakili dan menggambarkan sosok Romo Anton dimata orang-orang yang mengenalnya. Terima kasih kepada Romo Anton yang telah mengijinkan buku ini dibuat. Terima kasih kepada Romo Antonius Suyadi, Pr dan Romo Romanus Heri Santoso, Pr yang menginspirasikan dibuatnya buku ini. Terima kasih kepada Romo Sutopanitro, Pr yang menyempatkan membuat tulisan untuk Romo Anton dan selalu mendukung kami. Buku ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa kemurahan hati Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka MSF, Mgr. Harjosusanto MSF, Romo Yohanes Subagyo Pr, Romo A.G. Purnama MSF, Romo Hubert Hady Setiawan Pr dan rekan sepelayanan Romo Anton baik di Pembaharuan Karismatik Katolik maupun di Paroki Kelapa Gading, karyawan Gereja St. Yakobus serta seluruh umat yang rela meluangkan waktunya menuliskan kesan dan pesan serta harapannya untuk Romo Anton. Terima kasih Bapak Uskup, para Romo dan Bapak Ibu yang sudah mendukung pembuatan buku ini.
1
Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam persiapan sampai dengan terwujudnya buku ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Dan yang utama, syukur kepada-Mu ya Allah atas perkenan-Mu lah buku ini dapat terwujud. Engkau yang membuat yang seakan mustahil menjadi nyata. Terima kasih Tuhan atas rahmat Mu yang sungguh luar biasa. Semoga buku ini bermanfaat. Jakarta, 6 Januari 2012
Wiwiek D. Santoso
2
DARI PESTA PERAK ke PESTA 30 TAHUN IMAMAT KU 6 Januari 2007 - 6 Januari 2012 Mimpi yang menjadi kenyataan. “I have a dream”, nyanyian Westlife itu menggema ketika aku menulis buku kenangan pesta perak imamat ku. Syukurlah pada masa kecilku, aku berani bermimpi menjadi imam dan ternyata mimpi itu menjadi kenyataan. Pada tanggal 6 Januari 1982, Mgr. Wilhelmus Demarteau MSF, bersama imam-imam yang hadir ketika itu, di Gereja Keluarga Kudus-Banteng-Yogyakarta, menumpangkan tangan tanda tahbisan imam bagiku bersama dengan keempat konfrater yang lain (Mgr. Harjosusanto – Uskup Tanjung Selor, Rm. Niko Antosaputra – Pastor Kepala Paroki St.Petrus Purwosari-Solo, Rm. T. Dwija Iswara – Pastor Rekan Paroki Keluarga Kudus, Semarang dan Rm. PMY Sunarkowiharjo – Pastor Rekan Paroki St.Paulus, Kleco-Solo). Ketika kami ditahbiskan Mazmur 116:12-13: “Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama Tuhan” menjadi ayat pendukung tahbisan kami. Sepanjang perjalanan imamat, aku sempat mengikuti penyegaran imamat pada Juni 2004. Kemudian merayakan Pesta Perak Imamat pada 6 Januari 2007 di Paroki Ratu Rosario Jagakarsa Jakarta Selatan. Pada waktu pesta perak imamat ku ini, aku memilih ayat pendukung dari 1 Korintus 15:10a : “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepada ku tidak sia-sia."
3
Bahkan dalam renungan menjelang retret MSF 2011, kutipan tersebut aku lanjutkan sebagai bahan permenungan pada ayat 10b, kalau St. Paulus menyadari kasih karunia Allah begitu dahsyat apakah aku akan seperti St. Paulus juga yang bekerja lebih keras dan semakin menyadari kasih karunia-Nya menyertai aku? Dalam refleksi ini saya renungkan kembali doa programa hidup ketika aku mengikuti penyegaran imamat di Biara Betlehem pada tahun 2004 sebagai berikut: "Bapa surgawi, sukacita dan syukur ku haturkan pada-Mu Meluap dari kedalaman hatiku Karena Engkau telah memilihku menjadi imam-Mu (bdk Mz 10:4) Berkat Roh Kudus-Mu Bagaimana seharusnya keberadaanku Sudah kau beritahu Kuupayakan dengan segenap hati dan tenagaku Budi serta ingatanku, pengendalian diriku Dalam penghayatan hidupku Supaya tidak mengecewakan hati-Mu Maka kutingkatkan kewaspadaan pada diriku (bdk 1 Petr 5:8-9) Supaya aku tak jauh dari tonggak-tonggak-Mu ] Dan di bawah kepak sayap-Mu Kulintasi dan kuarungi hidupku (bdk Mz 103:5) Kujaga senantiasa tetap nyala api interiorku Untuk menjadi berkat bagi sesama-ku Sampai masa tuaku Di kedalaman hati kupegang teguh janji-Mu Engkau tak akan membuang aku (bdk Mz 71:9) Karena Engkau setia selalu (bdk Yesaya 46:4; 2 Tim 2:13) Memelihara aku seperti Engkau memelihara biji mata-Mu (bdk Mz 17:8) 4
Kuusahakan semakin murnilah hati dan motivasiku (bdk Mz 92:15) Karena bagaimana akan kubalas kepada-Mu segala kebajikan-Mu kepadaku? Aku akan mengangkat piala dan menyerukan nama-Mu selalu (bdk Mz 116:12-13) Tetapi karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia (bdk 1 Kor 15:10a) Engkau yang telah memulai karya dalam diriku Akan menyelesaikan karya-Mu itu (bdk Fil 1:16) Amin."
PERUTUSAN YANG MENANTANG Sehabis merayakan pesta perak imamatku, di tahun yang sama aku mendapat perutusan baru. Perutusan yang cukup seru, mengandung kejutan haru. Bp. Kardinal, Uskup Agung Jakarta waktu itu, memberikan SK pemberhentian sebagai Pastor Kepala Paroki Ratu Rosari Jagakarsa dan mengangkat aku menjadi pastor rekan di tempat baru Paroki Kelapa Gading, Gereja Santo Yakobus, dengan persekolahan yang bagus. Pada 4 September 2007 aku memasuki babak baru, tantangan baru. Di tempat tugas yang baru itu medan karya memang seru. Dengan umat yang menggebu-gebu. Jumlah umatnya pun sampai duapuluh satu ribu. Sering ada rasa ragu, 5
mampukah aku membantu? Wow.. ternyata para imam dan Dewan Paroki kompak bersatu, menjalankan tugas pelayanan terpadu. Belum sempat habis termangu, tugas baru menunggu. Menjadi pastor kepala yang baru. Wow.. sekali lagi semakin kompak bersatu. Para imam dan Dewan Paroki melaju, merajut strategi jitu. R evitalisasi umat basis sasaran kita. Dengan pastor berlima yang kemudian tinggal 4 saja, aneka macam kendala memang sungguh ada. Gedang pastoral yang gagah sudah ada, memfasilitasi kiprah umat Allah kita. Gedung Gereja baru pun melengkapinya dengan aneka macam sarananya. Sarana fisik membantu kita untuk terus maju bersama dalam cinta Itulah sepotong uraian kata ketika Paroki merayakan pesta peraknya. Arah Dasar KAJ pedoman kita mengawal terus perjalanan langkah kita, dengan keyakinan semua akan indah pada waktunya. Paroki terus melangkah maju Dirgahayu parokiku ! Selama 5 tahun di Paroki Kelapa Gading inilah, imamat ku semakin teguh. Aneka macam kesulitan mewarnai perjalananku menghayati imamat suci. Aku bersyukur berjumpa dengan kerabat pelayanan yang hebat. Dewan Paroki Harian, sebagai saudara dekat : 5 imam (kemudian menjadi 4 saja), 5 orang bapak yang setia dan 5 orang ibu yang bijaksana sungguh mengagumkan. 6
Para Ketua Seksi dan para Ketua Lingkungan saudara sepelayanan. Melalui lembar refleksi ini, secara khusus dalam rangka menandai 30 tahun imamatku, aku mau bersyukur seraya berusaha untuk terus hidup sebagai imam, lurus di jalan panggilan, kudus di dalam penghayatan dan tulus dalam pelayanan. Tetap berfokus pada Yesus Kristus. Terima kasih juta laksa untuk seluruh umat Paroki Kelapa Gading, dengan bantuan St. Yakobus yang selalu berdoa untuk kita. Semoga kita semua, khususnya aku boleh menjadi imam yang teruji! Terima kasih untuk segenap konfrater MSF yang selalu mendukung, teristimewa saudara seimamat komunitas Kelapa Gading yang menjadi bagian hidupku dari hari ke hari. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahanku. Tidak terlupakan untuk kerabat khusus yang menyusun buku ini dalam waktu yang sangat singkat dan bahkan menyelenggarakan pesta yang sangat hebat. 7
Terpujilah nama Yesus, Bunda Maria dan Bapak Yusuf, sekarang dan selama-lamanya. Antonius Gunardi MSF
8
Sambutan Vikaris Jendral Keuskupan Agung Jakarta untuk 30 tahun imamat Rm. Anton Gunardi, MSF
MENJADI TERANG SUKACITA Seorang yang sedang menggalang dana di Paroki St. Yakobus suatu saat menceritakan kesan spontannya pada saya. Bukan banyaknya dana yang didapatkan panitia yang ia sampaikan. Bukan gerejanya yang megah yang ia kisahkan. Yang ia ceritakan adalah Rm. Anton Gunardi, MSF, pastor kepalanya. Katanya: “Setelah misa saya melihat, Rm. Anton selalu siap menyapa dan menyalami umat.” Saya bertanya: “Lho, memang di paroki Anda romo tidak demikian?” Jawabannya amat diplomatis. Tanpa kata. Hanya senyuman disertai suku kata tanpa makna: “He he, he he ....” Yang dilakukan Rm. Anton adalah ungkapan pastoral yang amat sederhana. Sekedar berdiri menyambut umat setelah misa. Sekedar bertegursapa. Sekedar beramahtamah. Tapi hal sederhana ini rupanya memberikan kesan spontan yang baik mengenai seorang “romo”, seorang yang menjadi bapak bagi seluruh umat paroki, dari pelbagai rentang usia, dari macam-macam tingkatan sosial, dari beragam kelompok etnis. Menjadi gembala bagi umat yang jumlahnya dua puluhan ribu tentu tidak mudah. Bagi umat, bisa berjumpa dan menyapa romo juga tidak selalu bisa. Maka, menyediakan waktu di sekitar gereja setelah misa adalah suatu keputusan pastoral yang patut dipuji.Saya yakin, kecuali bertegursapa setelah misa adalah salah satu dari banyak hal yang bisa dilihat dari pelbagai keutamaan pastoral Rm. Anton. Saya 9
menyebutnya, karena hal sederhana ini bisa menjadi terang yang dijadikan teladan bagi rekan-rekan imam yang berkarya di paroki. 6 Januari 2012 kita bersyukur bersama Rm. Anton untuk perjalanan 30 tahun imamatnya. Selama tiga dasawarsa ia mempersembahkan hidupnya untuk melayani Tuhan dan Gereja. Cukup lama dari kurun waktu itu dijalaninya di Jakarta. Sejauh saya ingat, Rm. Anton pernah menjalani perutusan di Rawamangun, di Jagakarsa dan terakhir di Kelapa Gading. Dan semuanya dilaksanakan dengan baik dan penuh cinta pada umatnya. Cinta pada umat inilah yang mempersatukannya dengan rekan-rekan sekomunitas, yang saat ini semuanya imam praja. Seluruh komunitas bersatu dalam semangat untuk melayani Kristus yang sama dan umat yang sama. Perasaan bahwa ia kikuk atau bahwa ia berbeda dari yang lain, dikalahkan oleh hasrat untuk melayani umatnya dengan penuh cinta. Sekali lagi, inilah terang yang menjadi teladan. Seorang yang merayakan syukur ulangtahun imamat sesungguhnya bagaikan dian yang memberi terang. Sebab, di belakang perayaan itu ada perjuangan untuk tetap setia pada Tuhan yang memanggil menjadi imam, untuk tetap berbahagia dalam pilihan hidup, untuk melayani dengan penampilan yang penuh sukacita batin. Saya selalu berbahagia, saat hadir dalam peristiwa seperti ini karena merasa diteguhkan oleh teman seperjuangan dalam pelayanan umat.
10
Selamat berbahagia, Rm. Anton. Selamat terus membagikan terang sukacita imamat pada umat yang Romo layani, pada kami semua yang berziarah dalam imamat bersama Rm. Anton. Yohanes Subagyo, Pr Vikaris Jendral KAJ
11
30 TAHUN PERJALANAN IMAMAT YANG PENUH KEGEMBIRAAN DAN PENGHARAPAN Ketika umat berhamburan keluar dari Gereja, di halaman terlihat sosok berjubah dengan senyum yang tidak asing dan tangan yang selalu terulur siap menyalami setiap umat yang melintas dan mengelus kepala anak-anak yang dengan gembira menghampirinya. Sosok yang ramah itulah Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF Kepala Paroki St. Yakobus Kelapa Gading. Keberadaannya di tengahtengah umat sebelum dan sesudah misa meneguhkan sosok gembala yang selalu ada di tengah domba-dombanya dengan senyumnya yang tulus dan menyejukkan, memberi kesegaran kepada umat. Dilahirkan di Semarang 57 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 Mei 1954, dalam sebuah keluarga Katolik yang taat. Hal ini juga sangat disyukuri oleh Romo Anton, demikian beliau biasa disapa, karena teladan Papi Yohanes Tan Swie Hong dan Mami Veronica Lie Soen Nio serta Oma tercinta mengantar Romo Anton kecil menapaki hari-harinya menuju impian menjadi imam. Pada hari ulang tahunnya yang ke 7, sang Oma menghadiahkan sebuah jubah imam yang khusus dibuat untuk cucu tercintanya. Impian Oma tercinta agar cucunya menjadi imam ternyata mampu menyemaikan mimpi yang sama pada cucunya. 12
Mimpi ini terus dipupuk dengan hadirnya para Pastor MSF yang sering bertandang ke rumah Romo Anton di dekat Gereja St. Familia Atmodirono, Semarang. Namun demikian, ketika kepala sekolah dasarnya menanyakan apakah Romo Anton ingin masuk seminari, jawabannya sangat cepat dan tegas: tidaaaaakkk. Rasa malu untuk menjawab “ya” membawa langkahnya masuk ke SMP Domenico Savio. Duduk di kelas dua, Romo Anton pindah ke SMP Pangudi Luhur II Yogyakarta karena diminta menemani opa omanya dari pihak ibu. Pengalaman pahit dipisahkan dari keluarga ini dimaknai sebagai persiapan yang Tuhan sediakan untuk menjadi imam misionaris. Ketika duduk di kelas 2 SMA de Britto, Pastor G. Koelman, SJ mampu memunculkan kembali mimpi Romo Anton yang sempat tersimpan sekian lama dalam sebuah retret. Retret pertama yang sangat berarti. Perjalanan bersepeda dari Ngupasan ke de Britto setiap hari bukan hanya menjadi rutinitas pergi dan pulang sekolah tetapi menjadi perjalanan iman karena sepanjang jalan kenangan itulah Romo Anton yang ketika itu masih menikmati masa remajanya, merenungkan dan merajut kembali mimpinya yang sempat terbenam. Lulus SMA, tekad untuk mewujudkan mimpi semakin menguat dan pilihan sudah ditetapkan, Seminari Berthinianum MSF. Ternyata hari test sudah lewat ditambah pula orang tua menjadi tidak suka anaknya masuk seminari karena pada saat yang sama dua imam di parokinya menanggalkan jubah. Namun rencana 13
Tuhan selalu indah. Setelah menghadap Romo F. Prajasuta, MSF dan Rm. Wim vd. Weiden di Wisma Nazareth, Romo Anton boleh masuk seminari bersama 2 orang lainnya. Babak demi babak kehidupan seminari dilalui dengan baik termasuk ketika diterima di Novisiat MSF Salatiga (sekarang Wisma Kana) dan bergabung dengan 21 orang novis lain karena bergabung dengan angkatan sebelumnya (angkatan Mgr. Sutrisnaatmaka, MSF sekarang Uskup Palangkaraya, Kalimantan Tengah). Kaul pertama diikrarkan di Gereja Keluarga Kudus, Wisma Nazareth Yogyakarta pada tanggal 31 Januari 1975. Tahun Orientasi Pastoral di Banjarmasin bersama rekan seangkatan merupakan kenangan yang indah dan penuh tantangan meskipun awalnya cukup menggentarkan. Kembali ke Wisma Nazareth untuk melanjutkan studi, peran dan dedikasi para dosen MSF (Romo Jaq. Veuger dan Romo Wim vd Weiden) serta para Romo Rektor (Romo Y. Byaktasoewarta dan Romo F. Suryaprawata penggantinya) sangat dirasakan oleh Romo Anton. Sehingga pada tanggal 31 Januari 1981 bersama dengan teman sekelasnya yang hanya tinggal berlima, mengikrarkan kaul kekal. Dalam buku kenangan 25 tahun tahbisan imamatnya, Romo Anton mensyukuri keberaniannya untuk bermimpi menjadi imam dan pada tanggal 6 Januari 1982, mimpi itu menjadi kenyataan melalui Uskup Wilhelmus Demarteau, MSF. Mazmur 14
116:12.13 dipilih sebagai ayat pendukung, “Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan dan akan menyerukan nama Tuhan.” Bersama Romo Anton, ditahbiskan pula dengan 4 imam lainnya, yaitu Romo Nico Antosaputra MSF, Romo Y. Dwija Iswara MSF, Romo Y. Hardjosusanto MSF (sekarang Uskup Tanjung Selor) dan Romo PMY Sunarko Wihardja MSF. Perjalanan sebagai imampun dimulai. Penugasan pertama sebagai Pastor Pembantu di Paroki St. Yoseph, Pati dilakoni sampai Desember 1982. Masa hampir empat tahun berikutnya dilalui sebagai Pastor Pembantu Paroki Keluarga Kudus, Banteng Yogyakarta merangkap sebagai Ekonom Wisma Nazareth. Agustus 1986 kembali Romo Anton harus mengangkat kopernya ke Paroki St. Petrus & Paulus, Temanggung sebagai Pastor Kepala. Agustus 1990 – Agustus 1992 dilalui di Paroki St. Yohanes Evangelista Kudus – Stella Maris, Jepara dan setelah itu Romo Anton mendapat penugasan yang berbeda karena sepanjang kurun waktu sampai Maret 1998, mendapat tugas sebagai Tim Keuangan Provinsi MSF Jawa, Asisten III Depimprop, Prokurator Misi I dan Asisten III Depimprop MSF Jawa. Dan setelah itu berbagai penugasan dijalani dengan penuh sukacita dan semangat, sebagai Pastor Kepala Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, Jakarta (1998-2003), Pastor Kepala Paroki Ratu Rosari Jagakarsa, Jakarta (2003-2007) disamping tugas lainnya sebagai Prokurator Misi IV dan kiprahnya di Pembaharuan Karismatik Katolik. Sungguh suatu kesibukan yang luar biasa namun tetap dijalani dengan tulus dan penuh syukur. Dan pada tanggal 4 September 2007 umat Paroki St. Yakobus Kelapa Gading boleh 15
menyambut kedatangannya sebagai salah satu gembala dan akhirnya diangkat sebagai Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading St. Yakobus pada tanggal 1 September 2008. Seluruh umat Paroki Kelapa Gading ikut bersyukur bersama Romo Anton yang tahun ini merayakan 30 tahun tahbisan imamatnya. Perjalanan selama 30 tahun tentu bukanlah suatu rentang masa yang pendek, namun seperti ayat yang dipilih untuk merayakan ulang tahun imamatnya ke 30 ini: “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Aku akan bekerja lebih keras dari pada kamu semua.” (1 Korintus 15:10). Ayat yang sama (1 Korintus 15:10a) juga dipilih oleh Romo Anton ketika merayakan ulang tahun imamatnya ke 25. Tentu ketika ayat ini dipilih kembali dan bahkan dilengkapi dengan kalimat terakhir pada perayaan ulang tahun imamat ke 30 ini bukan tanpa alasan. Tekad untuk tetap mewujudkan mimpi, tekad untuk terus melayani dan mewartakan Kabar Gembira, tekad untuk terus menyalakan semangat, bekerja keras dan cerdas tergambar jelas dalam pilihan ayat ini. Sebagaimana diungkapkan pada perayaan ulang tahun imamatnya yang ke 25, ” I Have a Dream.....” Tentu selama 30 tahun terakhir ini mimpi Romo Anton sudah berbeda dengan mimpinya ketika memakai jubah imam hadiah Omanya dulu.....mimpinya selalu jauh menembus batasan waktu dan dengan penuh semangat dan sangat persisten Romo Anton selalu berusaha agar mimpi yang terajut itu dapat terwujud. Tetap dengan semangat dan sukacita, tulus dan penuh syukur Romo Anton membagi mimpinya .
16
Semangatnya ini selalu dengan mudah menular dan menggerakkan orang-orang disekitarnya. Peziarahan selama 30 tahun ini tentu tidak semuanya menyenangkan, pasti ada hari-hari yang melelahkan, ada kejenuhan yang menyerang, ada kegalauan, namun dengan pertolongan Tuhan dan keteguhan hati serta imannya mengantar Romo Anton melewati masa 30 tahun ini dengan penuh syukur dan bahkan mencanangkan untuk bekerja lebih keras lagi. Seperti diungkapkannya dalam homili misa syukur merayakan 30 tahun imamatnya tanggal 6 Januari 2011 di Gereja St. Yakobus Kelapa Gading, “Jangan rendahkan dirimu ketika meminta sesuatu tetapi rendahkanlah hatimu ketika engkau memberikan sesuatu.” Sebuah ungkapan yang sungguh dalam untuk menyatakan ketulusan dalam melayani, tiga puluh tahun yang dijalani dengan penuh kegembiraan dan harapan. Marilah dengan penuh syukur kita dukung Romo Anton dengan doa dan semangat kerja keras yang sama dalam pelayanan sehingga Romo Anton dapat menapaki hari-hari peziarahannya ke depan dengan penuh sukacita dan rasa syukur karena mimpi masa kecilnya itu sekarang telah menjadi nyata selama 30 tahun. Dan semoga mimpi-mimpi Romo Anton kini dapat menjadi kenyataan. Biarlah setiap mimpinya akan terus dirajut dan diwujudkan sehingga kasih karunia yang dianugerahkan Allah kepada Romo Anton selalu membawa kegembiraan dan pengharapan.
17
PASTOR KEPALA PAROKI YANG MURAH SENYUM Selasa malam itu ada yang berbeda ketika Dewan Paroki Harian St. Yakobus Kelapa Gading mengadakan rapat rutinnya. Karena malam itu mereka menyambut anggota yang baru, Romo Antonius Gunardi Prayitna, MSF. Penanggalan menunjukkan 4 September 2007. Senyum seakan tidak pernah lepas dari raut wajahnya yang selalu ceria, acapkali menyapa umat dengan menyebutkan namanya sehingga umat merasa akrab, dikenal secara pribadi oleh gembalanya. Itulah Romo Anton, yang sejak tanggal 1 September 2008 diangkat oleh Uskup Agung Jakarta sebagai Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading. Dalam menyampaikan homilinya, Romo Anton mampu memukau umat karena homili disampaikan dengan bahasa seharihari yang sederhana, pesan yang ingin disampaikan diramu dan sering juga dibungkus dengan singkatan-singkatan yang mudah diingat sehingga terasa menyegarkan. Kadang-kadang juga sempat mengintip blackberry nya untuk membacakan catatancatatan yang telah dipersiapkan dan disimpan disana.
18
Ketika tidak sedang mempersembahkan misa, Romo Anton terlihat asyik di depan komputer atau menerima tamu di ruangannya. Pada hari-hari tertentu Romo Anton juga berkantor di Sekolah St. Yakobus. Kegembiraannya menyambut anak-anak yang berebut menyalaminya terlihat nyata. Disana terbersit juga sebuah asa, agar diantara mereka ada yang mempunyai mimpi yang sama dengan Romo Anton kecil dulu....menjadi imam. Kegalauannya akan minimnya panggilan mendorong Romo Anton untuk selalu menaruh harap pada anak-anak itu. Berusaha untuk menemukan mimpi itu dimata mereka, memupuknya sama seperti ketika dulu para Romo MSF mendukungnya ketika hadir bertandang ke rumah. Menjalankan setiap tugas pelayanannya dengan penuh integritas dan tulus dan ceria merupakan ciri khas Romo Anton yang ditangkap banyak orang di sekelilingnya. Kerjasama dalam tim selalu menjadi rahasia keberhasilannya, berusaha membimbing, membina dan mengayomi. Perhatiannya tidak pernah lepas dari umat dan orang-orang di sekitarnya. Karyawan Gereja, karyawan Pastoran, semua mendapat perhatian dan kasih yang nyata. Tidak hanya dengan umatnya tetapi dengan berbagai kalangan, hubungannya terjalin akrab. Dengan para 19
tetangga, dengan pemuka agama lainnya, dengan pejabat pemerintahan. Tidak mengherankan kalau sahabatnya dari berbagai kalangan dan ada dimana-mana. Dalam rangka mensyukuri 30 tahun imamat Romo Anton, para sahabat, kakak kelas, umat dan rekan sepelayanan membagikan kesan dan pesannya untuk Romo Anton. Keterbatasan waktulah yang membuat tidak seluruh sahabat dan umat dapat menuliskan kesan dan pesannya. Namun apa yang sempat dikumpulkan dapat mewakili betapa Romo Anton dikelilingi oleh orang-orang yang mengasihi dan selalu mendukungnya dalam doa-doa mereka. Selamat merayakan 30 tahun imamat, Romo Anton. Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberkati Romo.
20
IMAM KOMUNITAS KELAPA GADING
21
KETERBUKAAN DAN KEBERSAMAAN Selama di Paroki St. Yakobus Kelapa Gading ini, yaitu 25 tahun, saya sudah mengalami enam Pastor Kepala dan dengan tulisan ini saya tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan antara imam yang satu dengan lainnya. Pada waktu Paroki ini mau dimekarkan menjadi dua paroki, saya memang pernah menyampaikan kepada Bapak Uskup -- waktu itu Bapak Kardinal – apakah tidak lebih baik tidak dimekarkan, tetapi diberi Imam yang cukup untuk melayani sekitar 20.000 umat. Karena wilayahnya tidak terlalu luas, tetapi penduduknya sangat padat dan alasan lain yang saya sampaikan ialah para imam ini juga perlu belajar bekerja sebagai team. Apakah karena usul saya itu pemekaran paroki ini juga sudah siap, lalu dibatalkan? Saya tidak tahu. Tampaknya hanya kebetulan. Dan apa yang saya harapkan itu tampaknya benar-benar terlaksana sejak Romo Antonius Gunardi Prayitna, MSF menjadi Pastor Kepala Paroki. Romo Anton, dari kacamata saya, meskipun mata kiri saya sudah rusak retinanya, terkesan terbuka. Untuk pertama kali saya mengalami adanya rapat Komunitas yang diadakan secara rutin untuk membicarakan berbagai macam hal, terutama bila perlu diambil keputusan. Persoalan kecil, yang menurut saya dapat diputuskan oleh Pastor Kepala, ternyata juga dibicarakan dan diputuskan bersama. Demikian pula dalam hal keuangan, selalu diusahakan untuk dibicarakan bersama seperti mengenai bantuan kepada karyawan dalam hal-hal tertentu bahkan
22
juga dalam menentukan stipendium bagi imam yang membantu misa di Paroki St. Yakobus ini pada hari Minggu dan Hari Raya. Dalam pelayanan saya merasakan diberi kepercayaan dan dukungan sehingga ketika mengalami kesulitan dapat dibicarakan bersama juga dapat selalu saling mengisi dengan mudah ketika ada yang mendapat halangan. Kiranya kita mengakui, bahwa pelayanan di Kelapa Gading ini sungguh melelahkan, karena umatnya pun banyak yang sangat aktif dan begitu banyak kelompok Kategorial. Maka sebagai Pastor rekan yang merasa memperoleh dorongan moral, semangat yang timbul bukan dalam pelayanan, tetapi semangat dalam kebersamaan. Seperti kebiasaan memperhatikan hari ulang tahun dan merayakan bersama dengan umat meskipun sangat sederhana tetapi hal itu sangat berarti. Semoga hal-hal seperti itu dapat terus dilaksanakan, mengingat tantangan dari berbagai segi di Jakarta, Khususnya di Kelapa Gading ini sungguh besar. Kami, para Pastor rekan mengucapkan Selamat Ulang Tahun Imamat yang ke 30 dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Romo Antonius Gunardi, MSF. Semoga Tuhan tetap menyertai Romo Anton sebagai Imam-Nya. Amin. St. Sutopanitro, Pr
23
SOSOK YANG MENCINTAI IMAM-IMAM MUDA Kami bersyukur mempunyai Bapak yang baik, pengertian, perhatian, tegas nan lugas dalam kepemimpinan dan pelayanannya. Dialah Rm. Antonius Gunardi Prayitna MSF. Rm. Anton mempunyai bahasa tutur yang dalam. Banyak umat Paroki Kelapa Gading– sejauh saya mendengarkan – yang tersentuh dan senang dengan khotbahnya. Saya pun juga demikian. Kerap kali banyak menemukan inspirasi permenungan dari kesaksian hidup beliau. Rm. Anton selalu perhatian dan mendampingi bagi kami yang masih diusia belia dalam imamat. Beliau selalu memberikan banyak teladan baik. Selalu setia untuk makan di rumah, selalu menyapa kami dengan ucapan selamat dan doa ketika kami berulang tahun, setia untuk duduk di ruang kerjanya berjam-jam, pelayanan ruang tamu yang ramah dan bijak. Rm. Anton juga pribadi yang HAPPY dalam hidup panggilannya. Paling gampang untuk mendeteksi keberadaan Rm. Anton. Jika di pastoran ada suara orang bersiul-siul sambil berjalan, bisa dipastikan itu adalah Rm. Anton....hehehe. Masih nyata di benak saya, ketika pertama kali datang di pastoran Kelapa Gading untuk menjalani tahun imamat pertama saya. Beliaulah yang menyambut saya dengan ramah. Mengantar saya ke ruang makan. Menyiapkan minum . Dan mengajak perkenalan singkat. Sangat ramah. Mengantar saya untuk orientasi tempat. Semua dia berikan dengan ketulusan hati. Kesan pertama inilah yang membuat saya yakin bahwa dia Bapak dan sekaligus teman yang baik. Dan memang benar, dalam perjalanan kami menjalani rahmat imamat di Kelapa 24
Gading, ketulusan, keramahan, perhatian dan kegembiraan yang dipancarkan dalam hidup beliau tak sirna. Tak ada kepalsuan didalamnya. Dia memberikan perhatian dan gaya kepemimpinannya dengan HAPPY, TULUS dan IKHLAS. Inilah kekuatan yang kami temukan dalam pribadi Rm. Anton. Selamat mensyukuri rahmat Imamat ke-30 ya Romo. Banyak teladan yang baik yang engkau berikan kepada kami imam-imam muda. Kami masih harus banyak belajar dari Romo, dalam hal kesetiaan, kepemimpinan dan peyanan yang tegas dan murah hati yang kau miliki. Semoga Romo selalu menjadi inspirasi kami untuk semakin dekat dengan Yesus dalam pelayanan dan cinta akan rahmat imamat ini. Tuhan menemani.....
Romanus H. Santoso, Pr & Antonius Suyadi, Pr
25
SAHABAT SE TAREKAT DAN DARI MASA SEKOLAH
26
SOSOK IMAM YANG RAMAH, LUWES NAMUN TETAP KRITIS: Beberapa Kesan terhadap Rm. Anton Gunardi P, MSF Dalam Rangka Hari Ulang Tahun ke 30 Imamatnya. Dalam rangka ulang tahun ke 30 imamat Romo Anton Gunardi MSF, Panitia meminta saya untuk memberi kesan mengenai beliau. Bisa jadi, salah satu alasannya adalah karena saya dianggap mengenal dengan baik Romo Anton. Rupanya tidak salah, karena sejak masa Novisiat dan seterusnya sepanjang masa pendidikan, kami selalu bersama karena Rm. Anton adalah teman seangkatan. Tulisan pendek ini tidak bermaksud mau menyampaikan kesan secara menyeluruh mengenai pribadi Rm. Anton, melainkan hanya beberapa yang saya pandang cukup mencolok dan berguna untuk saya bagikan. Terbatasnya tulisan ini, selain disebabkan oleh waktu yang amat pendek yang diberikan oleh Panitia, juga terbatasnya pengenalan saya selama sekitar 10 tahun terakhir ini. Sejak saya di Tanjung Selor, kami tinggal di tempat yang berjauhan satu sama lain, sehingga jarang berjumpa. Ramah, Murah Hati dan Luwes Sejauh saya mengenal Rm. Anton, sikap ramah tamahnya amat kental. Sapaan-sapaannya menunjukkan sikap itu. Mendahului menyapa merupakan salah satu ciri keramah tamahan. Sapaan bukanlah basa-basi tetapi keluar dari hati. Sering kali terdengar tawarannya untuk membantu dan bukan menanti diminta. Tawaran 27
itu disertai kesan dengan gembira dan sikap ringan tangan. Bantuan itu diberikan bukan memberi kesan bahwa menambah beban tugasnya. Ketulusan dan kemurahan hati lebih nampak daripada beban tambahan sebagai konsekuensi tawarannya. Karenanya, bantuan itu diberikan dengan gembira. Pihak yang menerima tawaranpun tidak ragu-ragu untuk menerima; tidak menimbulkan pertanyaan apakah tawaran itu sungguh-sungguh atau basa-basi. Sikap mau membantu sesama dengan memberi apa yang ada menjadi salah satu ciri pada di Romo Anton. Bantuan itu dalam aneka macam bentuk. Sering kali hasil renungannya dibagikan kepada sesama, atau renungan yang dipandang baik diteruskan forum yang luas sehingga bisa dimanfaatkan oleh semakin banyak orang. Rupanya berbagi itu muncul dari cakrawala pandang yang luas sehingga terbuka untuk melihat keperluan kebutuhan sesama dalam pelbagai bentuk dan bukan hanya yang ada di sekitar, melainkan juga yang jauh. Sikap luwes dalam pergaulan rupanya menjadi salah satu ciri Romo Anton. Kemampuan menyesuaikan diri dalam pergaulan menjadi sarana yang menguntungkan untuk membangun jembatan relasi dengan pelbagai pihak. Bahan pembicaraan bisa nyambung, sehingga lawan bicara tidak merasa terasingkan, melainkan merasa krasan untuk meneruskan pembicaraan. Kemampuan menyesuaikan diri dengan kelompok-kelompok yang bebeda-beda menurut usia atau kategori lainnya merupakan kekuatan untuk menjadi dekat dengan pelbagai kelompok itu.
28
Terus terang dan Kritis demi Perkembangan Keluwesan dalam pergaulan dengan pelbagai kelompok itu tidak menghilangkan sikap kritis. Terhadap yang salah Romo Anton tidak segan-segan memberi catatan bahkan teguran. Jika semangat atau perjalanan kelompok atau orang per orang kurang sesuai dengan yang semestinya, tidak jarang teguran akan disampaikan. Ia tahu persis mana yang kurang sesuai dan mesti kembali ke “jalan yang benar”. Pada permulaan ketika cara itu belum dikenali dengan baik, kesan pertama yang akan muncul adalah “menyakitkan”. Teguran yang disampaikan secara terus terang dan spontan bisa membuat orang tertentu “sakit hati”, karena merasa bahwa apa yang dilakukannya selama ini dipandangnya kurang pas. Namun jika dicermati dengan baik, akan ditemukan bahwa catatan atau bahkan teguran yang disampaikan bukan bermaksud menyakiti, melainkan untuk memperkembangkan. Pasti Romo Anton juga banyak belajar dalam hal menyampaikan catatan kristis dan teguran itu, karena selain mendapatkan masukan, juga telah banyak belajar darim pengalamannya sendiri. Catatan Akhir Perjalanan hidup bukan sebuah perjalanan linear, atau satu garis dari waktu ke waktu secara kronologis, melainkan sebuah perjalanan yang sangat kompleks dan sekaligus kaya. Oleh karena itu, perlulah setiap kali melihatnya kembali untuk mencermati perjalanan yang amat kaya itu. Begitu banyak peristiwa dialami, masalah yang telah diatasi, perkembangan hidup yang terjadi, kekuatan yang ditambahkan, rahmat yang diterima. Syukurlah ada 29
simpul-simpul waktu tertentu dipakai untuk melihat itu semua, seperti halnya usia ke 30 tahun imamat. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan Selamat Ulang Tahun ke 30 Imamat untuk Romo Anton Gunardi P. MSF. Proficiat! Semoga makin banyaknya rahmat yang diterima selama ini 30 tahun, semakin banyak orang yang menerima berkat Tuhan melalui kehadiran, karya, pelayanan dan hidup sebagai imam. Tetap mantap untuk jadi berkat.
+ Mgr.Yustinus Harjosusanto MSF Uskup Tanjung Selor
30
SEUNTAI KATA TENTANG ROMO ANTONIUS GUNARDI PRAYITNA MSF Dalam Rangka Tiga Puluh Tahun Imamat Tanggal 6 Januari 1982 telah menjadi hari yang penuh rahmat bagi Rm. Anton. Bersamaan dengan keempat frater diakon MSF yang lain, Rm. Anton menerima rahmat tahbisan imamat melalui penumpangan tangan alm. Uskup Wilhelmus Demarteau, MSF. Untuk menapaki hari tersebut Rm. Anton melewati jalan pendidikan persiapan imamat yang panjang, selepas SMA membutuhkan waktu sembilan tahun. Tahun pertama ia menempuh persiapan di Seminari Berthinianum MSF. Mereka waktu itu bertiga, dan hanya Rm. Antonlah yang sampai jenjang pelayanan imamat. Tahun pembinaan rohani, tahun novisiat ia jalani di Salatiga bersama para frater novis yang berasal dari Seminari Menengah Mertoyudan dan para frater novis angkatan di atasnya. Berhubung ada perubahan sistem pendidikan persiapan calon imam MSF, angkatan putra Semarang itu harus bergabung dengan (IFT) angkatan di bawahnya, untuk sama-sama memulai kuliah di Institut Filsafat Teologi Kentungan/Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kami waktu itu berdua-puluh, terdiri dari dua angkatan. Mengapa subjeknya berubah menjadi kami, karena memang saya yang dari angkatan adik kelas Rm. Anton langsung masuk IFT bersamanya, baru tahun berikutnya ke Novisiat. Sejak itulah, tahun 1975 saya kenal Frater Anton yang jauh lebih langsing dari sekarang ini. Kesan pertama saya terhadap penampilannya adalah semangat, murah senyum dan cekatan, kalau perlu sambil lari-lari kecil. Ciri-ciri itu yang sampai sekarang 31
masih ia pertahankan, tidak luntur oleh usianya yang ke 57 tahun. Dia hobby badminton. Hebatnya meski cara pegang raket salah dan “wagu” (canggung), bola lawan bisa ia kembalikan. Karena cekatan, bahasa Jawanya “prigel” (trampil), maka ia mendapat kepercayaan dalam komunitas kami untuk mengurus koperasi kecil bagi para frater. Barang berharga apa saja yang ia dijual? Berharga dalam arti bila satu hari tidak ada barang itu akan repot. Tentu saja yang hobby merokok kalau tidak merokok satu hari sudah kecut, bagi yang biasa mandi sehari dua kali bila tidak ada sabun mandi dan odol ya repot. Dia rajin dalam mencatat keuangan koperasi, mungkin dia punya bakat terpendam untuk berdagang. Tetapi itu semua ia tinggalkan demi menggapai panggilan imamat. Tahun 1978 selama satu tahun Rm. Anton menjalankan tahun orientasi pastoral (TOP) di tiga paroki kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kebetulan tahun berikutnya saya menggantikannya untuk berTOP di Banjarmasin. Dengan semangatnya pada hari-hari pertama saya dan frater yang lain tiba di Banjarmasin, ia antar keliling-keliling untuk mengenal medan laga pastoral. Mungkin pikiran dia, supaya frater baru ini untuk seterusnya bisa berpraktik dengan baik. Makasih Romo. Dari kebersamaan dengan Frater Anton waktu itu/Rm. Anton sekarang ini saya mencatat dua hal positif yang sebaiknya kita dalami. Pertama ketika dia menunaikan tugas atau dipercaya untuk melaksanakan tugas pastoral tertentu, ia akan menjalankan dengan sepenuh hati. Seakan semua perhatian dan kemampuan ia curahkan untuk pelayanan tersebut. Ia jalankan tugas dengan gembira hati dan penuh perhatian, baik ketika bertugas di Keuskupan Agung Semarang maupun di Keuskupan Agung Jakarta.
32
Maka umat dengan senang hati bekerjasama dengannya. Sapaan pribadi kepada mereka yang ia layani pantas untuk diacungi jempol. Umat tergerak hatinya untuk semakin bersama-sama mendalami iman dan karya bersama, juga melalui kotbahkotbahnya yang inspiratif. Kedua, karya yang ia lakukan dengan sepenuh hati tersebut ia usahakan bukan untuk kepentingan dirinya, melainkan demi pelayanan pada Tuhan dan sesama. Hal itu kelihatan ketika alih tugas ke frater atau romo berikutnya yang melanjutkan ataupun menggantikan tugasnya. Ia persiapkan rekannya itu untuk dapat meneruskan pelayanan dengan baik. Ini merupakan wujud ketidaklekatan membiara. Ia siap sedia untuk menerima tugas baru atau tugas tambahan yang dipercayakan kepadanya. Itulah yang membuat wajah Rm. Anton kelihatan ringan berseri. Kepada segenap umat beserta semua Romo di Paroki Kelapa Gading, mewakili para konfrater MSF Propinsi Jawa, saya ucapkan limpah terimakasih atas penerimaan dan kerjasamanya. Sehingga Romo kami ini merasa at home dan berkarya dengan lepas bebas bersama anda semua. Terimakasih atas kesediaan anda semua dalam memestakan tiga puluh tahun imamat Rm. Anton Gunardi. Untuk Bapak Uskup/Keuskupan Agung Jakarta, kami haturkan banyak terimakasih atas penugasan dan penerimaan Rm. Anton di KAJ. Tentu dalam pelayanannya ada kekurangan di sana-sini. Semoga ini bisa menjadi cambuk untuk saling meningkatkan dalam pelayanan umat umumnya.
33
Untuk Rm. Anton, kami semua konfrater MSF Propinsi Jawa dalam doa dan karya menghaturkan Selamat Pesta Imamat yang ke tiga puluh. Tuhan memberkati dan semoga Tuhan sendiri yang telah mengutus Romo juga melengkapi rahmat dan kemampuan secukupnya.
Semarang, 5 Januari 2012. Dalam Yesus, Maria, dan Yosef Rm. Ag. Purnama MSF Propinsial MSF Jawa
34
Romo Anton Yang Dinamis, Kreatif Dan Murah Senyum. Pada tahun 1973 saya bertemu untuk pertama kali dengan Anton Gunardi di Wisma Nazareth, Yogyakarta. Saya baru selesai pendidikan dari Seminari Mertoyudan dan calon Rm. Anton baru masuk di Seminari Berthinianum. Saya mulai kuliah di Fakultas Teologi Wedabhakti dari IKIP Sanata Dharma (kemudian jadi Universitas). Beliau mulai menjadi siswa Seminari Berthinianum. Kesan yang muncul pertama kali adalah beliau murah senyum, suka mesam-mesem. Setahun kemudian, 1974 kami bersama-sama masuk Novisiat di Salatiga. Kami berjumlah 22 dan hidup di Novisiat menjadikan kami makin akrab dan mengenal satu sama lain. Hidup bersama dengan acara yang dipusatkan untuk mengolah hidup pada umumnya dan segi rohani pada khususnya dengan doa, meditasi dan bacaan rohani membuat kami semakin mengenal satu sama lain. Bagi saya menjadi semakin jelas bahwa pribadi Fr. Anton adalah dinamis dan kreatif. Banyak akal untuk menghadapi persoalan, termasuk untuk menghidupkan suasana komunitas. Kalau ada acara-acara bersama, beliau tampil memberikan sumbangannya. Juga kelihatan bahwa beliau tak ingin diam dan komunitas menjadi statis, sebaliknya beliau menunjukkan pelbagai inisiatif untuk memajukan dan menghidupkan hidup bersama.
35
Setahun setelah kami ditempa bersama-sama di Novisiat, pada tahun 1975 kami mengikrarkan kaul pertama. Selanjutnya kami melanjutkan kuliah. Saya masuk di tingkat II dan Fr. Anton mulai Tk. I. Selama di skoastikat, tempat para Frater studi, Fr. Anton menunjukkan pribadinya yang khas. Senyum menghiasi wajahnya dan ringan tangan, perhatian dan suka membantu sesama Frater. Selain itu, sifat dinamis ditunjukkan dengan menyelesaikan tugastugas secepat-cepatnya. Fr. Anton juga kerap tampil dalam acaraacara bersama dalam komunitas. Karena kreativitasnya, beliau kerap dipercaya untuk memimpin pelbagai acara dan tugas-tugas bersama. Itulah kesan kuat yang masih saya ingat sampai sekarang. Kami berpisah ketika saya ditahbiskan 6 Januari 1981 dan bertugas di Balikpapan. Setahun kemudian 6 Januari 1982 Fr. Anton ditahbiskan bersama-sama teman seangkatannya. Saya tugas belajar di Roma sementara beliau mulai melayani di paroki di Jawa Tengah sebagai pastor muda. Praktis selama lebih dari 5 tahun kami berpisah. Baru akhir tahun 1987, ketika saya sudah kembali dari studi, saya bertemu lagi dengan Rm. Anton. Pada Natal 1987 saya mendapat kesempatan untuk asistensi di Paroki Temanggung tempat beliau bertugas. Yang paling mengesan saat itu adalah: ketika saya belum bisa stir mobil dan ingin agar sebelum kuliah mulai (awal Februari 1988), saya berharap sudah punya SIM A, langsung beliau menawarkan untuk latihan stir hari itu juga. Jadilah pada siang tgl. 24 Desember itu saya diajak latihan stir di suatu lapangan. Luar biasa, respons yang begitu cepat, tanpa menunda, dinamis, terus bertindak untuk apa yang dianggapnya perlu tanpa
36
menunda-nunda. Maka di tangan beliau ada banyak pekerjaan dan rencana bisa terlaksana dengan cepat. Pengalaman-pengalaman selanjutnya menunjukkan bagaiamana responsifnya beliau terhadap banyak hal yang dihadapinya. Di paroki-paroki tempat beliau berkarya, saya mendengar cukup banyak kesan yang menyangkut tiga kata kunci yang ada dalam judul: murah senyum, dinamis dan kreatif. Banyak umat terbantu perkembangan imannya melalui pelayanan pastoral pada umumnya dan kelompok kategorial pada khususnya seperti kelompok karismatik Katolik. Ketika beliau menjadi ekonom, perhatian dan kemurahan hati nampak pada bidang pelayanan yang khusus itu. Bakat, talenta dan ketrampilan pribadinya pastilah sangat membantu mengembangkan karya pastoralnya di mana pun ditugaskan. Apa yang menjadi kesan sepintas ini pastilah tidak memadai untuk melukiskan dan menunjukkan kepribadian beliau yang jauh lebih kaya dan kompleks. Mudah-mudahan kesan sekilas ini dapat membantu memahami sebagian dari segi-segi kepribadian beliau dalam pelayanan pastoral di paroki. Selamat merayakan HUT Tahbisan Imamat ke-30. Semoga semakin dapat memberikan pelayanan imamat sepenuhnya kepada seluruh umat yang dipercayakan kepada Rm. Anton. Tuhan memberkati.
+ Mgr. A. M. Sutrisnaatmaka MSF (Uskup Palangka Raya, Kal-Teng) 37
IMAMAT YANG TETAP MEMBARA Saya mengenal Romo Anton ketika menjadi teman sekelasnya dulu di Fakultas Teologi. Pertama tama sebagai teman saya ingin mengucapkan selamat merayakan 30 tahun imamat Romo Anton Gunardi MSF. Tak terasa waktu yang telah berlalu karena berkat Tuhan yang dicurahkan dalam imamat Romo Anton tetap membara, dipelihara dengan hidup doa yang kontinyu; berkarya sekuat mungkin atas dasar Roh yang memberi warna imamatnya. Ketulusan dan kelugasan dalam menyelesaikan karya dan doa yang dibingkai dalam kasih Kristus telah berbuah. Hal ini dilakukan seperti Santo Yohanes Pembaptis yang mempunyai motto: biarlah Yesus semakin besar dan saya semakin kecil. Romo Anton telah mentahtakan Yesus di atas segala galanya. Sehingga apapun halangan yang menghambat tugas yang diberikan Yesus dilewati bahkan dihajarnya demi kesetiaannya kepada Yesus. Maka pada saat perayaan 30 tahun imamat Romo Anton ini, kita bersyukur kepada Tuhan yang sudah memilihnya menjadi imam yang abadi. Selamat. Salam, Romo Hubert Hady Setiawan Pr Pastor Kepala Paroki Kuta Bali Fransiscus Xaverius 38
REKAN SEPELAYANAN
39
“TERUS , LURUS , KUDUS” Waktu berlalu demikian cepat itulah kesan saya ketika mengingat perkenalan saya dengan Romo Antonius Gunardi, MSF. Pertama kali saya membaca nama Romo Antonius Gunardi MSF pada buku acara Konvensi Nasional Pembaruan Karismatik Katolik ke IV tahun 1988 di Bandung. Namun saya baru berkesempatan mengenal beliau saat mengikuti retret persiapan Panitia Konvensi Nasional Pembaruan Karismatik Katolik ke IX tahun 2003 di Bandung. Pesan beliau diakhir retret kepada peserta yang merupakan anggota Panitia Penyelenggara adalah: “TERUS, LURUS, KUDUS.” Seperti sebuah semboyan, kata kata Terus Lurus Kudus ini sangat membangkitkan semangat bagi para anggota Panitia dan selalu mengiang di telinga saya sampai saat ini. Romo Antonius Gunardi, MSF dalam berbicara lugas, tegas, tetapi penuh kasih. Berani memberikan nasihat-nasihat yang kadang keras, kawan diskusi yang mengasyikkan juga pandai memberikan usulan jalan keluar sebuah problem. Sebagai Co Moderator Badan Pelayanan Nasional Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia kadang Romo Antonius Gunardi, MSF merasa sudah cukup lama mendampingi dan ingin mengkader Imam muda untuk mendampingi BPN PKKI , tetapi kami masih sangat membutuhkan beliau sebagai Co Moderator. Romo Anton, saya kagum dengan apa yang telah Romo lakukan untuk Pembaruan Karismatik Katolik, sebagai Pastor Paroki, juga peran Romo di Ordo MSF. Ini semua merupakan salah satu jawaban atas panggilan Imamat Romo. 40
Selamat untuk Pesta Imamat ke 30 tahun, Tuhan memberikan berkat kesehatan, kebahagiaan, kekuatan dan Tuhan juga melindungi panggilan Imamat Romo hingga setia sampai akhir hayat Atas nama umat Pembaruan Karismatik Katolik Indonesia sekali lagi saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Imamat ke 30.
Bandung , 6 Januari 2012
George Wangsanegara Koordinator BPN PKKI.
41
ROMO YANG PENUH PERHATIAN Bagi saya Romo Anton itu adalah seorang Pastor yang cerdas, khotbah-khotbahnya selalu menyegarkan dan sangat mengena dalam kehidupan umat. Apalagi beliau pandai dalam merangkai kata-kata sehingga sangat menarik, belum lagi ilustrasiilustrasi simpanan beliau juga membuat khotbahnya tidak membosankan. Dalam kebersamaan di Badan Pelayanan Nasional Pembaharuan Karismatik Katolik, pribadi Romo Anton sangat dibutuhkan, kalau beliau berhalangan hadir dalam rapat rasanya rapat menjadi kurang bergairah. Karena dari beliau sering muncul gagasan-gagasan maupun kritikan-kritikan yang membangun, sehingga sebagai rekan dalam melakukan discernment untuk menentukan arah pelayanan BPN, beliau sangat dibutuhkan. Beliau juga sangat kooperatif, meskipun terkadang kurang setuju atas apa yang telah diputuskan dalam rapat, tetapi kalau hal tersebut sudah menjadi keputusan maka beliau akan tunduk pada keputusan rapat. Sebagai pribadi Romo Anton juga adalah orang yang penuh perhatian, beliau dapat mengingat orang-orang pernah dijumpainya. Pernah beliau mengatakan kepada saya: “kemarin saya berjumpa dengan ibu kamu”, padahal beliau baru beberapa kali berjumpa dengan ibu saya. Beliau juga adalah pribadi yang berani menegur sesuatu yang tidak benar, kalau ada sesuatu yang dirasakannya tidak benar pasti akan dikemukakannya tanpa tedeng aling-aling.
42
Selamat HUT Imamat ke-30 kepada Romo Antonius Gunardi MSF, Tuhan terus menyertai dan memberkati kehidupan Romo, menganugerahi kesehatan yang baik, memberi hikmat dan kebijaksanaan sehingga menjadi Gembala yang terurapi.
Doa kami, Andreas Endie Rahardja dan Keluarga.
43
Akulah Pokok Anggur Dan Engkau Adalah Ranting-Rantingnya……………. Demikianlah sabda Tuhan dalam misa Minggu pagi di altar stasi. Meski tidak memiliki tradisi bertani anggur, kiasan itu tidak sulit untuk dipahami. Romo Anton menuntun nalar kami memahami alegori tentang korelasi kawulo lan Gusti ini. Korelasi ranscendental! Eksak dan bukan nisbi seperti kiasan tentang kacang dengan batang-batang lanjarannya. Yang pasti, Yesus adalah pokok anggur itu. Ia menyangga ranting-ranting ringkih, segenap umat yang percaya, mereka yang seakan tak mampu menjalani peziarahan tanpa panduan. Romo Anton benar, kini, jauh setelah Yesus wafat disalibkan, Romo dan para Imam diutus-Nya menjadi pokok anggur bagi kami. Kehadiran Romo dan para Imam, layaknya anak – anak Allah yang mengaktualisasikan kiasan itu untuk tetap utuh dalam maknanya yang purba. Dengan latar tradisi agraris, di dataran Bordeaux, dan di sana, di Champagne, pokok-pokok anggur mengakar di dindingdinding tebing pegunungan. Tumbuh kekar di cadasnya, di dataran yang bersaput kabut. Untaian butir butir anggur mengantung menjadi warna kontur perbukitan. Sementara itu di sini, di Paroki Kelapa Gading yang heterogen, lebih dari 20.000 umat menggantungkan keyakinannya pada Kristus. Di sini Romo menjadi Gembala. Menjadi akarParoki. Di wilayah dan lingkungan, di territorial dan kategorial, di permukiman rumah petak hingga apartemen menjulang. Di sini umat sungguh mendambakan 44
kehidupan damai sejahtera dalam panduan bahasa manusia, dalam tuntunan kaidah yang sederhana. Dalam khotbah yang menyuarakan percakapan batin senafas ayat-ayat Alkitab. Kami tahu, itu semua tidak mudah. Tapi Romo tetap setia menjalankan misi imamat untuk menghidupkan iman umat. Dalam kunjungan pastoral Romo membuka pikiran kami. Memberi makna atas segala fenomena kuasa Tuhan. Lebih dari itu, Romo Anton hadir dalam pendampingan. Runtun menjalani kehidupan dan tantangan yang menyergap setiap hari. Kami tahu Romo bukan birokrat dan bukan pula diplomat. Tapi, Romo sangat paham dengan kiat-kiat diplomasi, manajerial dan harmoni tatakelola berkehidupan. Romo memiliki visi dan misi yang bukan sekedar presentasi mimpi. Dan semua itu telah tergelar menjadi aksi yang sudah Romo jalani setiap hari. Romo…, sudah genap 30 tahun Romo menjalani perutusan. Tiga dasawarsa tentu bukan perjalanan yang sepi tantangan. Betapun dasyatnya askese itu, Romo tak melihat itu sebagai kepahitan, sebaliknya, Romo tetap tersenyum dalam mati raga. Romo tentu gembira melihat bayi-bayi yang dahulu Romo baptis di berbagai Gereja, kini sudah beranjak dewasa. Ada yang menjadi misdinar, anggota paduan suara dan aktivis OMK. Romo Anton tentu tersenyum ketika menuai anggur-anggur yang manis itu. Lihatlah Romo, ada yang menunggu tangan Romo mengucurkan sakramen pernikahan mereka. Romo Anton hadir di sana…. Romo Kharismatik dengan jubah putih dan kacamata jernih merk “JOY”. 45
Kami tahu, Romo Anton telah berbuat banyak. membentuk, mengembangkan dan menguatkan iman. Jargon pendidikan yang menyatakan: Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, bermakna sempurna pada diri Romo. Selamat Ulang Tahun Imamat yang ke-30 Romo. Doa kami, semoga Tuhan senantiasa memberkati, melindungi dan mengasihi Romo Antonius Gunardi Prayitna, MSF sekarang….dan selamanya. Amin. ©Henry Sulistiyo Budi.
46
ROMO ANTON YANG SAYA KENAL Ketika Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF mulai bertugas di Paroki Kelapa Gading sejak pada tanggal 4 September 2007, banyak pihak bertanya-tanya apakah kedatangan beliau akan menggantikan Rm. Yus Noron, Pr. sebagai pastor kepala? Pertanyaan itu baru terjawab beberapa bulan setelah Rm. Yus Noron dipindah ke Paroki Bintaro. Uskup Agung Jakarta mengangkat Rm. Anton sebagai Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading, menggantikan Rm. Yus Noron. Tentu saja setiap kehadiran Pastor Kepala yang baru selalu menimbulkan tanya di kalangan umat Paroki: akan ada perubahan apa? Memang, setelah Rm. Anton ditunjuk sebagai Pastor Kepala banyak perubahan terjadi, setidak-tidaknya ikut berperan dalam mempercepat terjadinya perubahan itu. Rm. Anton adalah seorang pribadi imam yang disiplin, tegas dan terbuka. Keputusan, kesepakatan yang sudah disetujui harus cepat dilaksanakan atau ditindak lanjuti, bahkan akan ditangani sendiri kalau orang lain yang ditugaskan terlambat bergerak. Tatacara dan kebiasaan baru mulai diperkenalkan. Banyak hal, baik dibidang Pewartaan maupun Liturgi yang mendapat perhatian dan sentuhan beliau. Beliau juga berusaha untuk terlibat dalam Pelayanan dan bahkan dalam kegiatan Persekutuan-lintas agama. Kehadiran beliau juga memberi warna dan semangat baru dalam komunitas Dewan Paroki. 47
Sekedar sebagai contoh: renovasi total gedung gereja. Setelah lama dipikirkan dan dipertimbangkan oleh Dewan Paroki sebelumnya maka akhirnya renovasi total gedung gereja menjadi kesepakatan. Ini merupakan suatu keputusan besar dan berani. Dalam kaitan pembangunan ini Rm. Anton tidak saja mendukung, menyemangati, tetapi juga ikut bertanggung jawab tentang masalah pembiayaannya. Selain mengupayakan bantuan melalui donatur atau sponsor, telinga umat mulai terbiasa mendengar suara Komentator : “Hari ini diadakan kolekte ke 2 untuk pelunasan hutang ........” Suatu kalimat yang sebelumnya tentu akan terdengar aneh bahkan mengagetkan umat yang mendengarnya. Tentu saja tanggapan umat akan beragam tentang Romo kita yang satu ini, yang juga suka mengeluarkan kritik secara langsung. Diatas semuanya itu Rm. Anton adalah pribadi yang hangat dan sangat peduli terhadap keluarga-keluarga-umat. Banyak keluarga yang merasa dekat karena mendapat perhatian dan dikenal. Khotbah dan pengajarannya selalu menarik. Menarik isinya dan juga cara menyampaikannya. Selalu ada hal-hal penting dan baru yang dapat diperoleh sebgai pelajaran. Gaya pewartaan yang demikian, sudah tentu akan memperkaya pengetahuan dan semakin menguatkan iman kita. Tahun ini Rm. Anton merayakan pesta imamatnya yang ke30 tahun. Kita bersyukur kepada Tuhan. Terima kasih Rm. Anton yang tetap setia dalam panggilan Romo. Terima kasih juga kepada keluarga yang telah melahirkan dan membesarkannya. SELAMAT. FX Suhardi. 48
HOMILI YANG MENYEGARKAN Saya mengenal Romo Anton lebih dekat sejak beliau mulai bertugas di Kelapa Gading. Beliau selalu mendapat sambutan hangat dari umat lewat homilinya, bahkan beliau dikenal sebagai Romo yang penuh kharisma dan sering menutup homilinya dengan bernyanyi. Buat kami yang aktif di karismatik, peranan beliau sangat besar. Mulai dari co-moderator BPK KAJ (Badan Pelayanan Karismatik, Keuskupan Agung Jakarta) dan Moderator BPN (Badan Pelayanan Nasional) Ketika Beliau menjadi Pastor Kepala dan saya ditunjuk membantu sebagai Seksi Liturgi, kami sering berkomunikasi dan beliau memberikan saran dan arahan. Beliau selalu memberikan waktunya, walau kita tahu waktunya sangat terbatas. Selama satu tahun lebih ini, beliau senantiasa mendampingi, membimbing, menginspirasi kami dalam melaksankan tugas kami. Kesan lain yang begitu kuat adalah beliau memegang prinsip yang kuat dalam mempertahankan imamatnya, beliau tegas ,cepat dan berani mengambil keputusan untuk kepentingan umat tercinta. Dibawah kepemimpinan beliau kita boleh melihat banyak karya Tuhan yang baik boleh kita alami sebagai umat. Kita patut bersyukur karena Tuhan mengutus Romo Anton di tengah-tengah kita. Semoga dalam kepemimpinan beliau umat Kelapa Gading semakin kudus di hadapan Tuhan.
49
Selamat Merayakan Pesta Imamat yang ke 30, semoga Romo senantiasa di berikan kesehatan yang baik, ditambah-tambahkan karunia di dalam melayani umat-Nya, tetap setia sampai akhir dalam mempertahankan imamatnya. Salam Kasih, Werner & Tim Liturgi
50
PERUBAHAN DAN PERHATIANNYA YANG LUAR BIASA Bagi Seksi Katekese yang paling terasa adalah waktu Romo Anton memutuskan untuk mengadakan penerimaan Sakramen Krisma setiap tahun. Suatu perubahan besar karena sebelumnya selalu diadakan dua tahun sekali. Hal lain yang juga terasa mengagetkan adalah perhatiannya pada Seksi Katekese. Hal ini tampak dari bimbingan dan pengarahannya baik dalam rapat-rapat Pleno, maupun pertemuanpertemuan khusus. Yang terakhir adalah ajang tatap muka para Katekese dengan para Imam yang berkarya di Paroki St. Yakobus. Ini merupakan bukti dari perhatian yang luar biasa tersebut. Pada kesempatan ini Seksi Katekese dan segenap Katekese, mengucapkan selamat atas 30 tahun Imamat. Semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya kepada Romo dalam berkarya. Salam dalam kasih-Nya, Paulus W. Boediharga
51
PRINSIP, DISIPLIN DAN KOMITMEN ITU... Lebih dari 4 tahun yang lalu, pertama kali bertemu dan berkenalan dengan seorang Romo yang datang ke Paroki dan akhirnya menjadi Romo Kepala Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Beliau berperawakan sedang, murah senyum dan cukup ganteng dengan usia +/- 53 tahun pada waktu itu, memperkenalkan diri dengan nama Romo Anton Gunardi, tapi aksen Jawanya masih cukup kuat karena memang asalnya saking Semawis………. Jawa Tengah. Beliau cukup senang dengan teknologi modern sehingga buku catatan tidak diperlukan lagi pada saat membawakan Homili, dan digantikan dengan BB….. bukan main !!! Khotbahnya sangat menarik, sejalan dengan bait-bait Injil dan alur kehidupan yang terjadi pada saat ini, sehingga banyak umat yang merasa puas dan mendapatkan sesuatu saat meninggalkan gedung gereja. Beliau mempunyai prinsip, disiplin dan komitmen yang sangat kuat dalam pekerjaannya, sehingga orang-orang yang berkerjasama tidak bisa setengah-setengah lagi. Beberapa hasil telah beliau tunjukkan, antara lain dengan pembangunan gedung Gereja St. Yakobus yang sangat indah, walaupun pada awalnya banyak umat yang kurang setuju. Aturan main yang ada di Paroki mulai ditegakkan sesuai dengan SOP nya, sehingga ada beberapa umat dan pengurus gereja yang merasa tidak nyaman tapi itulah “PERUBAHAN”. Rasa kemanusiaannya cukup tinggi, terutama yang menyangkut 52
kehidupan golongan bawah dimana hal ini seharusnya dapat kita ikuti dengan baik. Untuk Romo Anton, doa kami beserta Romo agar Romo tetap rendah hati dalam menjalankan karya Romo yang masih sangat dibutuhkan oleh banyak umat. Tingkatkan terus pelayanan Romo dan jangan pernah lupa membagikan “Kasih dan Kebahagiaan” kepada sesama, karena hal itu tidak akan berarti bila hanya disimpan sendiri. “ Selamat atas dicapainya 30 tahun perjalanan Imamatnya “. Jakarta, 06 Januari 2012. Salam, Joko Santoso W. Yayasan St. Yakobus
53
YOU ARE THE BEST..... Pertama kali saya mengenal nama Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF pada tahun 1999 di Paroki Keluarga Kudus, Rawamangun - Jakarta Timur, sebagai Pastor Kepala Paroki tersebut. Saat itu saya menjadi panita komuni pertama SD TARAKANITA V Rawamangun selama 2 tahun berturut turut (tahun 1999 dan 2000 ) dan hanya mengenal beliau begitu saja. Karena memang tidak ada lagi urusan dengan kepanitaan komuni, maka saya tidak pernah mendengar kabar beritanya sampai satu saat di tahun 2007, beliau di tugaskan di Paroki St. Yakobus. Sejak diangkat menjadi Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading, saya merasakan adanya dinamika dalam kepengurusan gereja yang saat itu memang sangat dibutuhkan. Mulai dari sinilah percepatan dalam segala bidang di Paroki ini terlihat semakin dinamis. Sebagai Pastor Kepala, Romo Anton cukup tanggap dan cepat membaca aspirasi dalam mengembangkan Paroki tercinta kita. Walau banyak rintangan tetapi beliau tetap tegar dan maju terus pantang mundur. Dan perjuangannya tidak sia sia, bersama dengan Depa yang solid akhirnya diputuskannya menambah kapasitas gereja yang hanya 1.500 menjadi 2.400 orang dengan merenovasi atau lebih tepatnya " MEMBANGUN KEMBALI" gereja itupun dilakukan dengan sistim angket terlebih dahulu. Sungguh sesuai dengan Arah Dasar Pastoral Keuskupan Agung Jakarta saat itu "MEMBERDAYAKAN UMAT BASIS " Saya sangat percaya tidak ada kata kebetulan tetapi semua memang sudah rencana Tuhan, memberikan Pastor Kepala yang terbaik untuk paroki kita. Dengan berhasilnya membangun gereja tepat waktu telah membuat umat kagum dan bersyukur 54
mempunyai Pastor yang sangat percaya diri dan selalu berpedoman "TUHAN TIDAK MAU BERHUTANG" dan memang terbukti LUNASnya biaya pembangunan Gereja hanya dalam waktu 2 tahun. Masih banyak hal hal besar yang digelar di Paroki kita yang diprakarsai beliau, contohnya MISA KONSELEBRASI bersama Bapak Uskup KAJ maupun Para Uskup dari daerah lain, kunjungan pastoral, ketua lingkungan diajak rekoleksi bersama pasangan. Yang paling berkesan dari Pastor Antonius Gunardi Prayitna, MSF adalah : tegas, mengayomi, humoris, ceplas ceplos, cepat tanggap, baik dan murah hati. Selamat ulang tahun Imamat yang ke-30 ya Romo. Tuhan memberkati dengan menganugerahkan suka cita, sehat sentosa, damai sejahtera, bahagia senantiasa, panjang usia, semakin kuat hikmatnya dan menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan hebat telah memakai Romo Anton untuk melayani umat-Nya. Roh kudus selalu mendampingi Romo Anton dalam perjalanan hidup dan misi Imamatnya. Tetap semangat ya Romo ...... Tuhan memberkati Kami semua mengasihimu. You're the best ....... Lidwina Carissa K. dan Keluarga
55
ROMO KEREN.... Saya mengenal Romo Antonius Gunardi Prayitna MSF saat beliau baru 1 atau 2 hari pindah ke Paroki Kelapa Gading pada tanggal 6 September 2007. Saat itu Romo Anton memimpin Pendalaman Iman (PI) di lingkungan. Dalam PI tersebut ada seorang umat berkata, “Wah keren bener Romonya!”, lalu dijawab santai oleh beliau, ”Emang Romo ngga boleh keren?” Romo Anton sosok yang menjaga penampilan diri, cepat mengenal umatnya, humoris, perfeksionis dan dalam bekerja mesti cepat, tidak boleh ada yang tertunda. Beliau termasuk Romo yang diperhatikan umatnya karena selalu banyak makanan di dalam ruang kerjanya. Salah satu hobby beliau adalah nonton terutama film action. Kalau diajak nonton film horor, 100% pasti ditolak, ternyata penakut juga Romo kita ini, sama seperti saya! Hobi nonton ini juga banyak memberikan inspirasi dalam menyiapkan kotbahnya. Setelah selesai nonton saya mesti siap-siap ditanya apa tema dari film tersebut. Romo Anton termasuk orang yang setia, kalau sudah cocok tidak akan pindah ke lainnya, seperti ke dokter gigi harus ke daerah Cawang walaupun jauh, tetap dilakoni. Semoga Romo Anton juga tetap setia dalam karya Imamatnya.
Dicky Djamil
56
Bagaimana sosok Romo Anton dimata orang-orang yang setiap hari berada di sekelilingnya membantu tugastugas penggembalaannya? “Pastor Anton adalah seorang Imam pilihan Tuhan yang menjalankan tugas penggembalaannya dengan setia dan dalam kesederhanaan hidup. Romo Anton seorang yang tegas, disiplin dan penuh perhatian kepada kami, peduli kepada sesama terutama yang berada di lingkungan kerjanya. Semoga Romo Anton tetap setai pada panggilan hidup sebagai Imam dan Tuhan tetap memberkati selamanya.” (Wenseslaus S) “Selama lebih 4 tahun Romo Anton berkarya di Paroki Kelapa Gading, saya dekat dengan beliau karena tugas saya sebagai koster Gereja St. Yakobus. Banyak pelajaran yang saya dapat dari Romo Anton baik dari sisi liturgi maupun peletakan barang-barang di Gereja. Beliau selalu memberi arahan dan mengingat letak barang-barang. Bila letaknya berubah, beliau selalu menegur. Romo Anton selalu perhatian dan mengingat ulang tahun karyawannya dan tak lupa memberi hadiah ulang tahun. Dan yang paling penting, kotbahnya selalu menarik baik saat misa maupun ibadat sabda. Nasihatnya gampang diingat dan dimengerti. Sekarang Romo Anton merayakan pesta 30 tahun Imamat. Proficiat Romo. Selamat dan sukses. Semoga Romo selalu sehat, bahagia dan setia pada panggilan Romo.” (Ign. Marda Hardja) “Selama hampir 5 tahun Romo Anton menjabat sebagai Pastor Kepala Paroki Kelapa Gading, kami merasakan ketenangan 57
dalam bekerja sebagai karyawan Gereja. Pastor Anton berperan penting dalam memimpin Paroki ini, banyak perubahan yang terjadi misalnya pembangunan fisik dan gerakan umat yang semakin baik. Pastor Anton memimpin Paroki ini pada saat harus membangun Gereja yang megah seperti saat ini dan pembelian tanah untuk perluasan nanti karena sarana peribadatan umat masih tetap dirasa kurang meskipun gereja sudah diperluas. Pada saat mendampingi karyawan Paroki, kami merasakan betapa Romo Anton sangat ngomong dengan rasa kebapakan. Pastor Anton menyempatkan diri berkunjung langsung ke rumahrumah karyawan satu per satu bahkan sampai larut malam karena kebanyakan karyawan tinggal di luar Jakarta. Pada saat karyawan berulang tahun, Pastor Anton selalu ingat dan sangat perhatian dengan memberikan hadiah, padahal kami lupa tanggal kelahiran dan Imamat Pastor Anton. Selamat ulang tahun Imamat Pastor, Tuhan memberkati selalu.” (Buyung) “Romo Anton, selamat Imamat yang ke 30. Semoga Tuhan selalu melindungi Romo Anton. Saya sangat terkesan pada Romo Anton, beliau adalah orang yang unik, kelihatannya galak dan suka ceplas- ceplos tapi dibalik itu semua beliau adalah orang yang baik hati dan penuh perhatian. Untuk dahar pun Romo Anton sangat sederhana, apapun masakan yang disediakan akan selalu dinikmati. Saya minta maaf Romo kalau dalam melayani Romo selama ini banyak kesalahan. Harapan saya semoga Romo Anton senantiasa diberi kesehatan yang baik dan diberkati selalu oleh Tuhan.” (Bu Ning)
58
59