BUKU DIKTAT
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Disusun Oleh: TIM DOSEN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA 2010
1
A. LATAR BELAKANG:
Saat ini Indonesia termasuk negara berkembang yang sedang mengalami masa transisi atau perubahan, yaitu dari negara agraris/pertanian menuju negara Industri. Ciriciri negara agraris antara lain perekonomian masih didominasi sektor pertanian, peternakan, dan perindustrian umumnya masih skala kecil dengan teknologi yang sederhana/tradisional. Seiring dengan kemajuan jaman, peran sektor pertanian semakin berkurang, dan sebaliknya semakin banyak bermunculan berbagai macam industri dengan teknologi dan mesin-mesin modern/canggih. Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kota-kota besar, saat ini semakin banyak kita jumpai
perusahaan/industri yang menggunakan mesin dan peralatan modern,
misalnya bidang otomotif, permesinan, pengelasan dll,
dimana untuk dapat
mengoperasikannya dituntut persyaratan tertentu sehingga pekerja dapat terhindar dari terjadinya kecelakaan kerja. Apabila sampai terjadi kecelakaan kerja, dapat berakibat fatal. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian, bukan hanya materi (mesin rusak, tabung meledak, gedung terbakar, dll), tetapi juga non materi, misalnya cacat tubuh dan bahkan meninggal dunia. Oleh karena itu, penting bagi para calon tenaga kerja maupun pekerja untuk menyadari arti penting keselamatan dan kesehatan kerja, mengetahui sebab-sebab serta bagaimana menghindari kecelakaan kerja. B. SEBAB-SEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA Sebelum membicarakan tentang sebab-sebab terjadinya kecelakaan kerja, perlu disepakati dulu tentang pengertian kecelakaan kerja. Yang dimaksud kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan (Silalahi, 1995:22). Dengan demikian, secara garis besar, kecelakaan dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu: 1) Perbuatan manusia yang tidak membawa keselamatan, dan 2) Kondisi atau keadaan yang tidak aman atau tidak selamat. Perbuatan manusia/pekerja yang tidak selamat dapat disebabkan oleh tiga faktor yaitu: a) faktor pengetahuan, b) fator keterampilan, c) faktor sikap/kebiasaan.
2
Sedangkan faktor kondisi dapat diuraikan menjadi tiga faktor pula, yaitu: a) kondisi manusia/pekerja, b) kondisi mesin/alat, dan c) kondisi lingkungan. Uraian di atas dapat dibuat bagan seperti di bawah ini:
KERUGIAN MATERI
KERUGIAN TNG KERJA
KECELAKAAN
• PERBUATAN TIDAK SELAMAT • KONDISI TIDAK SELAMAT
PENGARUH FAKTOR: 1. PENGETAHUAN 2. KETERAMPILAN 3. SIKAP
PENGARUH FAKTOR: 1. PEKERJA 2. MESIN/ALAT 3. LINGKUNGAN
SOLUSI: 1. SEHAT JASMANI & ROHANI 2. MESIN SESUAI STANDAR 3. LINGKUNGAN MENDUKUNG
SOLUSI: 1. BELAJAR (TEORI) 2. BERLATIH (PRAKTIK) 3. DISIPLIN/TAATI PERATURAN
KEBIJAKAN PIMPINAN/MANAJEMEN
BAGAN: SEBAB-SEBAB DAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
3
C. FAKTOR PERBUATAN 1. Pengetahuan (Aspek Teori) Perbuatan tidak selamat dapat diakibatkan oleh faktor pengetahuan. Misalnya pekerja tidak tahu tentang fungsi suatu komponen mesin atau cara mengoperasikan suatu mesin, tetapi dia nekat mengoperasikan mesin tersebut, maka dapat berakibat kecelakaan. Dalam pekerjaan las asetilen misalnya, paling tidak pekerja harus mengetahui kode warna tabung gas dan selang gas (biru/hitam untuk tabung oksigen, putih/merah untuk asetilen) serta jenis ulir regulator (ulir kanan untuk tabung oksigen, ulir kiri untuk tabung asetilen). Kalau tidak tahu, misalnya tertukar, maka dapat berakibat kecelakaan. Untuk mengatasi pengetahuan yang kurang (aspek teori), caranya adalah dengan belajar. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya belajar secara mandiri lewat buku-buku, bertanya kepada yang ahli/lebih tahu, ikut pendidikan/pelatihan, dll.
2. Keterampilan (Aspek Praktik) Walaupun seseorang sudah tahu dan paham tentang fungsi dan cara kerja suatu mesin, belum menjamin terhindar dari kecelakaan kerja. Misalnya seseorang sudah tahu betul bagaimana cara mengendarai motor atau mobil, tetapi kurang terampil dalam mengendarai, maka dapat mengakibatkan kecelakaan. Seseorang sudah tahu bagaimana
cara
mengelas,
tetapi
kurang
terampil
dalam
mengelas,
dapat
mengakibatkan kecelakaan. Cara yang baik untuk meningkatkan keterampilan (aspek praktik) adalah dengan banyak berlatih. Semakin banyak berlatih atau semakin lama bekerja, maka keterampilannya semakin terasah dan semakin mahir dan berpengalaman.
3. Sikap/Kebiasaan Seseorang yang sudah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan apakah menjamin terhindar dari kecelakaan kerja? Jawabnya adalah belum. Walaupun sudah tahu secara teori maupun praktiknya, tetapi ceroboh, tidak disiplin, kurang hati-hati, sembrono, dsb, dapat berakibat kecelakaan. Banyak contoh kasus kecelakaan terjadi karena faktor kebiasaan pekerja yang buruk, baik yang disengaja atau tidak. Misalnya pekerja menaruh
puntung rokok di dekat bensin atau
gas asetilen, dapat
menyebabkan kebakaran. Pengemudi motor/mobil sudah mahir, tetapi menerabas rambu-rambu lalu-lintas juga dapat mengakibatkan kecelakaan. 4
Untuk mengubah sikap dan kebiasaan yang kurang baik ini, pekerja harus dilatih untuk disiplin serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku. Untuk mengubah kebiasaan ini memang tidak mudah, oleh karena itu sebelum terlanjur menjadi kebiasaan, kita harus mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik ini, sedikit demi sedikit mulai dari sekarang.
D. FAKTOR KONDISI 1. Kondisi Manusia/Pekerja Walaupun seseorang sudah berpengetahuan, terampil, dan disiplin, juga belum menjamin terhindar dari kecelakaan. Hal ini dapat terjadi karenaa faktor kondisi pekerja, baik kondisi fisik maupun mental/psikisnya.. Misalnya saat bekerja kondisi badan sedang sakit, ngantuk, stres, dsb., semua ini dapat berpengaruh pada pekerjaan. Oleh karena itu pekerja harus menyadari akan hal ini, dengan cara menjaga stamina badan serta menghindari problem-problem psikis dahulu sebelum bekerja, terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi.
2. Kondisi Mesin/Alat Empat faktor yang disebutkan sebelumnya sudah dimiliki pekerja (pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kondisi pekerja), namun belum menjamin terhindar dari kecelakaan kerja. Hal ini dapat terjadi apabila kondisi mesin atau alat yang tidak layak kerja atau tidak memenuhi syarat. Misalnya usia mesin atau alat yang sudah terlalu tua, sehingga banyak komponen yang tidak berfungsi dengan baik atau tidak presisi lagi, maka hal ini juga harus disadari sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja. Untuk mengatasi hal ini, maka sebelum bekerja harus diperiksa betul kondisi mesin, apakah masih layak untuk dapat dioperasikan atau memerlukan perbaikan dahulu, penggantian suku cadang, atau bahkan perlu menggantinya dengan mesin/alat baru.
3. Kondisi Lingkungan Faktor lain yang berperanan terjadinya kecelakaan kerja adalah lingkungan, baik lingkungan fisik/alam maupun lingkungan sosial. Banyak contoh kasus kecelakaan yang disebabkan oleh faktor ini, misalnya terjadinya kebakaran akibat musim kemarau/panas, kecelakaan lalu lintas karena jalan yang buruk, dll. 5
Dari semua faktor-faktor yang dapat menyebakan kecelakaan kerja, 80% kecelakaan disebabkan oleh faktor perbuatan manusia. Bahkan, baik langsung atau tidak langsung, semua kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia. Artinya, kita tidak dapat menyalahkan faktor alam misalnya, karena manusialah yang dapat mengatur dan menciptakan kondisi sesuai yang diinginkannya. Dengan kata lain akar permasalahan dari suatu kecelakaan adalah KEBIJAKAN MANAJEMEN (Lihat Bagan).
E. AKIBAT KECELAKAAN KERJA Dengan menyadari kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja, diharapkan pekerja dapat lebih berhati-hati dalam bekerja. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan dua kerugin, yaitu kerugian materi dan kerugian non materi atau tenaga kerja. Kerugian materi dapat dihitung dengan uang, misalnya mesin rusak/terbakar, tabung meledak, gedung terbakar, dll. Dengan adanya mesin yang rusak, maka proses pekerjaan terganggu atau bahkan berhenti, produksi tidak dapat mencapai target, keuntungan menurun, bahkan perusahaan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Kerugian yang bersifat non materi lebih berat lagi, dan ini tidak dapat dinilai dengan uang. Apabila sampai menimbulkan kecelakaan yang meninpa pekerja, pekerja dapat mengalami luka, sakit, cacat, dan bahkan meninggal dunia. Apabila sakit, membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit, Apabila sampai pekerja cacat, maka pekerja dapat kehilangan pekerjaan dan sumber nafkah bagi keluarganya, serta keluarga ikut direpotkan olehnya. Selain itu, dia harus menanggung beban mental/psikologis akibat cacat yang disandangnya.
F. UPAYA LAIN PENCEGAHAN KECELAKAAN Sebab-sebab kecelakaan dan bagaimana solusinya sudah diuraikan di depan. Dalam bagian ini akan ditambahkan upaya-upaya pencegahan kecelakaan dari sisi lain, serta upaya mengurangi dampak akibat terjadinya kecelakaan. Upaya lain pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan antara melalui:
6
1. Penerapan peraturan-peraturan atau perundangan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain: a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja b. Kep. Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 13/Men/1984 Tentang Pola Kampanye Nasional Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Pemakaian alat pelindung, yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Secara umum, berbagai alat pelindung meliputi: a. Alat pelindung kepala (berbagai macam topi, helm) b. Alat pelindung muka dan mata (berbagai jenis kaca mata) c. Alat pelindung telinga (berbagai macam tutup telinga) d. Alat pelindung hidung (berbagai macam masker) e. Alat pelindung kaki (berbagai macam sepatu) f. Alat pelindung tangan (berbagai macam sarung tangan) g. Alat pelindung badan (apron, wearpack, baju kerja)
3. Pengaturan ruangan, tata letak mesin dan alat, pengaturan suhu dan sirkulasi udara (dengan AC, kipas angin, ventilasi yang baik), pengurangan kebisingan (dengan peredam suara), penerangan yang baik, dll 4. Tersedianya tabung pemadam kebakaran, kotak PPPK, dll sarana pencegahan dan pengobatan. 5. Pencegahan dan perlindungan terhadap bahaya zat-zat kimia beracun serta berbagai macam penyakit akibat kerja.
7
ERGONOMI •
Yaitu ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kemampuan esensial manusia untuk memperoleh keluaran (output) yang optimum.
•
Dengan kata lain, penerapan prinsip ergonomi merupakan penciptaan suatu kombinasi yang paling serasi antara dua sub sistem, yaitu: 1. Tekno-struktural 2. Sosio-prosesual
•
Jika proporsi atau kombinasi antara kedua faktor tsb tidak tepat, maka ada dua kemungkinan: 1. Hasil yang direncanakan tidak tercapai (produktivitas di bawah target) 2. Ekses/dampak negatif (kecelakaan atau penyakit akibat kerja)
TeknoStr
Kerumitan
Bantuan
SosioPrs
Grafik Hubungan Teknostruktural dan Sosioprosesual
Penjelasan:
Semakin
canggih
atau
rumit
suatu
manusia/pekerja yang semakin pandai dan terampil pula.
8
teknologi
maka
dibutuhkan
MESIN DAN PERALATAN • Langkah penting dalam perencanaan adalah memilih mesin dan peralatan kerja yang efektif (tepat guna). • Pemilihan mesin/peralatan dengan memperhatikan pertimbangan: 1. Mesin/alat harus mudah dipasang, dirawat, dan diperbaiki 2. Mesin/alat dilengkapi dengan sarana keselamatan kerja • Contoh sarana keselamaan kerja pada mesin: 1. Alat pemutus arus listrik jika mesin tsb. Panas 2. Katup otomatis yang menghentikan arus bahan baker 3. Alat penutup bagian2 yang menonjol, bergerak, dan berputar 4. Pengendali/ tombol start-stop shg memungkinkan berhenti cepat 5. Desain mesin harus nyaman bagi operator • Kecelakaan dalam industri dapat dikelompokkan dan dicatat menurut macamnya
guna
mempermudah
mempelajari
terulangnya kecelakaan. • Kecelakaan di industri dapat dikelompokkan sbb: 1. jatuh dari ketinggian 2. kejatuhan benda 3. terantuk/tersandung, tergelincir 4. terjepit di antara dua benda 5. tertumbuk/tertabrak, tergilas benda 6. terpotong 7. terkilir 8. terbakar karena suhu panas 9
dan
mencegah
9. terbakar karena arus listrik 10.terbakar karena reaksi kimia 11.lain-lain: runtuhnya bangunan, peledakan, petir, dll. • Kita harus mengenal sumber2 bahaya dalam industri atau lingkungan kerja sehingga kita dapat mendeteksi lebih dini kemungkinan2 kondisi tidak wajar (berbahaya) yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. • Kondisi lingkungan yang tsb. antara lain: 1. suhu dan kelembaban udara 2. kebersihan udara 3. penerangan dan kuat cahaya 4. kekuatan bunyi 5. cara dan proses kerja 6. udara dan gas bertekanan 7. kondisi mesin, alat, bahan, dan perlengkapan kerja 8. Dll. • Kita tidak menyadari bahaya karena : 1. tidak mengetahui bahayanya 2. terbiasa dengan kondisi tsb. • Warna dan lampu/penerangan ikut berpengaruh terhadap efisiensi dan produktivitas.
10
• Lampu noen (fluorescent) mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: 1. efisiensi tinggi 2. kesilauan rendah 3. tidak banyak bayangan 4. suhu rendah 5. terdapat dalam berbagai warna • Warna cat tembok dan langit-langit harus tidak membosankan: buatlah warna kontras dan tidak menyilaukan. • Saran: 1. plafond (langit2)/ bagian atas dicat warna muda pastel 2. bagian bawah tembok dan tempat2 peralatan dg warna yang lebih tua 3. lingkungan mesin dengan warna kontras 4. bagian yang menghalangi dicat garis2 kuning dan hitam 5. pemadam kebakaran dan pintu darurat dicat merah 6. kotak PPPK dicat hijau • Pengendalian kebisingan dan Getaran: Kebisingan di atas batas normal (85 db) harus dihindari guna mencegah gangguan syaraf, keletihan mental, dan untuk meningkatkan semangat kerja. • Cara Pengendalian: 1. Bagian2 yang bergerak dari seluruh mesin/peralaan diberi minyak pelumas/gemuk. 2. Cegah penggunaan mesin yang menimbulkan suara bising di atas normal 11
3. Pergunakan peredam getaran, misalnya tegel akustik, karet, dan peredam lain untuk dinding, langit2, lantai. 4. Sumber getaran diisolasi, misalnya generator listrik diletakkan di dalam tanah. 5. Gunakan alat pelindung telinga. • Suhu udara berpengaruh terhadap produktivitas dan kesehatan karyawan. • Pengendalian suhu: hindari suhu yang terlalu dingin (<50º F atau terlalu panas > 80º F), pemakaian AC, kipas angin, exhaust fan. •
Sarana: berpengaruh terhadap kenyamanan karyawan, kelancaran produksi,
dan
akhirnya
terhadap
produktivitas.
Perhatikan
fasilitas: air bersih, toilet/WC, kamar mandi, ruang ganti pakain, tempat ibadah, dll. • EMPAT ASPEK PEMELIHARAAN DIPERHATIKAN: 1. Lingkungan kerja: a. kebersihan, ketertiban, keteraturan b. tata ruang c. sirkulasi udara d. penerangan
2. Mesin dan peralatan: a. pelindung/pengaman b. kondisi mesin/alat c. kondisi bahan yang dipakai 12
YANG
PERLU
3. Karyawan: a. kondisi mental dan fisik b. kebiasaan kerja yang baik dan aman c. pemakaian alat-alat pelindung diri
4. Cara kerja: a. prosedur kerja yang aman b. prosedur tetap untuk kegiatan yang berulang c. kebiasaan kerja sesuai petunjuk/manual
13
PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN • Kebakaran dapat terjadi karena 3 (tiga) unsur yang ada secara bersamaan, yaitu: 1. Oksigen 2. Panas 3. Bahan yang dapat terbakar • Sumber2 bahaya kebakaran yang umum terjadi: 1. merokok 2. zat cair yang mudah terbakar 3. nyala api terbuka 4. sisem kelistrikan yang jelek 5. tata rumah tangga yang buruk 6. mesin2 yang tidak terawat 7. peralatan las. 8. dll • Peristiwa2 yang dapat mengakibatkan kebakaran: 1. nyala api dan bahan2 pijar 2. penyinaran terus menerus 3. peledakan (uap, gas, zat cair) 4. percikan api 5. reaksi kimia 6. terbakar sendiri 7. peristiwa lain
14
• Lima prinsip pencegahan kebakaran: 1. pencegahan kecelakaan 2. pembuatan bangunan yang tahan api 3. pengawasan yang teratur dan berkala 4. penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamannya 5. pengendalian kerusakan dan tindakan pemadamannya • Hal2 yang perlu diperhatikan dalam pencegahan kebakaran: 1. pengaturan dan perencanaan perusahaan 2. konstruksi bangunan dan pemilihan material 3. pengawasan thd. Kemungkinan kebakaran 4. sistem tanda kebakaran dalam perusahaan 5. pintu darurat 6. perlengkapan pemadam kebakaran 7. peraturan perundangan dalam pencegahan 8. Dinas Pemadam Kebakaran • Sistem Isyarat Bahaya Kebakaran
yaitu sistem yang mampu
menggantikan tenaga manusia untuk mengawasi bahaya kebakaran di suatu tempat (gedung, kantor, pabrik, gudang, dsb) terutama pada waktu di luar jam kerja. • Komponen Isyarat Bahaya Kebakaran terdiri dari: 1. panel pengawas dengan pembagian daerah yang diawasi 2. detektor: detektor panas (thermal detector), detektor kepul asap (smoke detector), dan manual break glass call points 3. Isyarat: bel alarm, horn 4. instalasi pengendali untuk menghubungi berbagai komponen yang menjadi satu sistem. 15
• Alat Pemadam Kebakaran, yaitu alat pencegah/pemadam apabila terjadi
kebakaran.
Faktor2
yang
berpengaruh:
waktu/kecepatan
pemadaman, kualitas dan kapasitas alat pemadam.
• Jenis2 Kebakaran Menurut Peraturan Menteri tenaga Kerja No. Per. 04/Men/1980, kebakaran diklasifikasikan 4 kelas:
Jenis Kebakaran
Keterangan
Kelas A
Kebakaran bahan padat kecuali logam, dan meninggalkan arang dan abu (Kertas, kayu, kain dan sejenisnya)
Kelas B
Kebakaran jenis bahan cair dan gas (Bensin, minyak pelumas, zat kimia cair, dll)
Kelas C
Kebakaran pada peralatan listrik (instalasi listrik gedung, rumah, motor, dll)
Kelas D
Kebakaran pada bahan logam
• Jenis2 Alat Pemadam Kebakaran Bahan Pemadam
Penggunaan
Air
Kelas A
Busa (foam)
Kelas B
Dry Chemical
Kelas A, B, C, D
Gas [C02 dan
Kelas C
BCF(Bromochlorofluoromethane)] Kelas A, B, C, D
16
• Sistem pemadaman terdiri dari: 1. Sistem hydrant (kran) Menggunakan air sebagai alat pemadam api. Digunakan pada tempat yang tersedia air banyak dan mudah didapat/murah. Kompenen peralatan: pompa, saluran air, hydrant pillar (di luar), hydrant box (di dalam), selang, pipa kopel, dan pipa semprot (nozzle).
2. Sistem penyembur api (Sprinkler System) Merupakan kombinasi anatara sistem isyarat dan pemadam. Cocok untuk pabrik, gudang, kantor, hotel, super market, dll., dimana tidak selamanya mendapatkan pengawasan pekerja. Komponen terdiri dari sprinkler heads, sprinkler control valve, fire pumppset, dan saluran. Alat bekerja secara otomatis, yaitu apabila gelembung kaca pada sprinkler heads yang berisi cairan alkohol yang dirancang pada panas tertentu (57, 68, 93 C) pecah, air akan menyemprot secara otomatis.
3. Sistem pemadam dengan gas Sistem ini digunakan pada tempat2 dimana jika digunakan penyemprot air justru
akan
merusak
peralatan,
misalnya
pada
sistem
kontrol/kendali, ruang komputer, dll. Gas yang digunakan dapat berupa BCF atau CO2.
4. Sistem pemadam khusus Sistem ini digunakan untuk tempat2 khusus, seperti pabrik kimia, pengolahan minyak/gas,
tangki gas, di kapal, bandara, dll dimana
terdapat peralatan, petugas, dan prosedur khusus yang dirancang guna menanggulangi kebakaran.
17
SISTEM PENCEGAHAN BAHAYA LEDAKAN: • Ledakan adalah kejadian yang menyangkut suatu bejana/tabung dan tekanan udara atau gas. Misalnya jika tekanan udara/gas dalam tabung melebihi daya tahan tabung tsb, maka pada titik kritisnya tabung akan meledak. Akibat ledakan, dapat melukai dan membunuh manusia, serta menghancurkan gedung beserta isinya.
• Untuk menghindari ledakan tabung, perhatikan hal2 sbb: 1. Baca buku
petunjuk/manual
dalam pengoperasian/perawatan
alat/tabung gas. 2. Tabung (baja) tempat gas apa pun harus kuat thd tekanan2. 3. Tabung bahan bakar atau udara bertekanan harus dilengkapi safety valve (katup pengaman) 4. Tabung gas harus terhindar dari suhu tinggi atau sinar matahari langsung 5. Hindari penggunaan tabung bekas yang tidak sesuai dengan penggunaan bahan aslinya. 6. Setiap tabung berisi harus dilengkapi alat sehingga tabung tidak jatuh/berguling. 7. Pemindahan tabung dengan cara/alat khusus. 8. Beri tanda pada tabung shg mudah dilihat/dibaca oleh banyak orang.
18