UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta
Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-5
Modul Fungsi Kardiovaskuler Semester 5/2 sks oleh 1.Martina Sinta K., S.Kep., Ns., M.N 2. Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns. 3. Anita Kustanti., S.Kep., Ns. 4. Sri Setiyarini., S.Kp., M.Kes.
Didanai dengan dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012
Mata Kuliah
: Cardiac and Respiratory System
Tingkat / Blok
: 5 / 3.1
Pertemuan Ke
:5
Waktu pertemuan
: 1 x 2 jam PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVASKULER
TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami pemeriksaan inspeksi pada sistim kardiovaskuler 1. Memahami pemeriksaan palpasi jantung, pemeriksaan iktus cordis, dan
Sistem Kardiovaskuler
pemeriksaan getaran / thrill. 2. Memahami pemeriksaan perkusi jantung dan menentukan batas-batas jantung
Jantung
Dua sistem vaskuler ( sirkulasi sistemik (sistem peredaran darah yang dimulai
3. Memahami pemeriksaan auskultasi
dari ventrikel kiri ke semua sistem
jantung dan menentukan bunyi jantung I dan II, serta bising jantung.
(organ) masuk lagi ke jantung) dan sirkulasi pulmonal (atau disebut juga
4. Dapat menentukan frekuensi, tegangan, irama, macam denyut, isi, perbedaan arteri kanan dan kiri, dan keadaan
sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paruparu).
pembuluh arteri. Fungsi dan Ukuran PEMERIKSAANFISIK
KARDIOVASKULER
terjadi aliran dalam pembuluh darah
Penting dilakukan karena melakukan
asuhan
Fungsi : sebagai pompa ganda agar
perawat sebelum
keperawatan
yang disebabkan adanya pergantian
harus
antara kontraksi ( sistolik ) dan
melakukan pengkajian, salah satunya melakukan pemeriksaan fisik
relaksasi ( diastolik )
Karena ketepatan dalam melakukan tahap ini akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya dalam melakukan asuhan keperawatan.
Ukuran : 250 – 350 gram ( kira-kira sebesar kepalan tangan )
Lokasi Jantung
Di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam rongga Thorak
Tepat di belakang tulang dada ( sternum )
bagian jantung yang letaknya paling posterior
Kurang lebih 2/3 bagian terletak di
dan tidak terlihat dari depan. Kecuali sebagian
sebelah kiri dari garis tengah
kecil saja yang terletak di belakang sendi
Anatomy of the Heart
kostosternalis kiri ke2.
Heart chambers :
Left & right atria
Left & right ventricles
Heart valves :
Atrioventricular valves : Right : Tricuspid Left : Bicuspid/Mitral
Semilunar valves Right : Pulmonary valve Left : Aortic valve
Proyeksi jantung pada permukaan dada :
Atrium kanan.
Bagian jantung yang terletak paling jauh di sisi kanan, yaitu kira-kira 2 cm di sebelah kanan tepi sternum
setinggi
sendi
kostosternalis
ke-3
sampai ke-6.
Ventrikel kanan.
Menempati sebagian besar proyeksi jantung pada dinding dada. Batas bawahnya adalah garis yang menghubungkan
sendi
kostosternalis
ke-6
dengan apeks jantung.
Ventrikel kiri.
Tidak begitu tampak jika dilihat dari depan. Pada proyeksi jantung pada dada, daerah tepi kiri – atas
Atrium kiri.
selebar
1,5
cm,
merupakan
wilayah
ventrikel kiri. Batas kiri jantung adalah garis yang menghubungkan apeks jantung dengan sendi kostosternalis ke-2 sebelah kiri.
adanya kelainan-kelainan dari organ jantung dan pembuluh darah yang meliputi :
Inspeksi tidak beda jauh
Palpasi
Perkusi
Auskultas sistematis
dg sistim lain
kepala – kaki Harus sistematis dan berurutan, (review: kecuali pada pemeriksaan abdomen, yang pertama kali dilakukan adalah auskultasi) contohnya pada pasien infark miokard akut, kira2 yang ditemukan saat pemeriksaan fisik: *
otot
jantung
rusak,
menyebabkan
ngangguan dalam fungsi pemompaan darah, Sistem siskulasi
sehingga
jika terjadi kematian pada sebagian
besar otot jantung maka akan mengganggu sirkulasi, akibatnya saat pemerikasaan fisik ditemukan kondisi : akral dingin, Denyut jantung meningkat, Tensi turunใ
Pemeriksaan fisik kardiovaskuler Pemeriksaan tubuh untuk menentukan PEMERIKSAAN FISIK Pertimbangan umum : sebelumnya, yang paling penting adalah KOMUNIKASI
Pasien tidur berbaring (kecuali bila pasien datang dalam kondisi sesak nafas dan gelisah)
Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.
Pencahayaan terang
Tetap selalu menjaga privacy pasien
Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.
INSPEKSI
Raut muka
Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan
Mata :
konjungtiva :
pucat anemia petekhieendokarditis bakterial sklera
:
ikterik
gagal jantung kanan, karena apa? Karena pada pasien gagal jantung adanya
bendungan pada hepar menyebabkan gangguan pada fungsi hepar ikterik Kornea : arkus senilis hiperkolesterol / PJK (disekeliling kornea ada lingkaran putih) Fundus mata : untuk melihat pembuluh darah retina pasien hipertensi
Bibir /kulit : sianosis penyakit jantung bawaan , curah jantung rendah
TEKANAN VENA JUGULARIS (JVP) *akan menggambarkan fungsi pemompaan jantung. Perhatikan pengembangan Vena Jugularis Interna. Pada orang normal tidak nampak, tetapi khas pada individu dengan yang mengalami gangguan jantung, yaitu tanpa diraba sudah tampak. Mencerminkan fungsi jantung bagian kanan Cara mengukur JVP:
pasien berbaring setengah duduk ( 45°)
perhatikan pengembangan vena jugularis
Bila > 3 cm di atas sudut sternum / sudut louis ( pertemuan klavikula kanan dan kiri) berarti JVP meningkat / abnormal
JVP meningkat : gagal jantung kongesti, tamponade cardis
*Kenapa meningkat? Karena gg jantung/ hambatan di tamponade cordis jadi fungsi pemompaan tidak optimal/ mungkin juga terdapat stenosis di vena. Sehingga aliran darah balik terhambat, kerja jantung menurun akhirnya terjadi penumpukan darah di vena. voussure Cardiaque Merupakan
penonjolan
setempat
yg
lebar
di
daerah
precordium,
di
antara
sternum dan apeks codis, kadang memperlihatkan pulsasi jantung Menunjukkan: - adanyakelainan jantung organis - kelainan jantung yang berlangsung sudah lama - hipertrofi atau dilatasi ventrikel Ictus cordis
Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali terlihat dengan mudah pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.
Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung.
Diameter pulsasi kira-kira 2cm, dengan punctum maksimum di tengah-tengah
Pulsasi timbul pada waktu sistolis ventrikel.
Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri.
PALPASI
Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelas
Letakkan telapak tangan diatas prekordium dan lakukan perabaan diatas iktus kordis , punctum maksimum teraba atau tidak, apakah kuat ? Frekuensi?,kualitas dari pulsasi yang teraba?
Bila teraba, normal diameter + 2 cm.
Bila kuat dan bergeser ke kiri LVH. Bila naik turun pada linea sternalis kiri RVH. Hitung Heart Rate (HR) Amati keteraturan iramanya. Bandingkan HR dengan nadi, bila ada perbedaan Atrial Fibrilasi (AF). Periksa adanya Thrill (getaran iktus kordis murmur PERKUSI JANTUNG
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung 1. Batas kiri jantung 2. Batas kanan jantung
Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannya
Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta
Batas kanan jantung
Perkusi dilakukan dari arah lateral ke medial.
Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak
Normal :
Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan
Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan
Abnormal
Pada RVH, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas
Batas kiri jantung •
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
•
Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri
•
Normal
Atas
: SIC II kiri di linea parastrenalis kiri
(pinggang jantung)
Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4
iktus)
Abnormal : Dilatasi ventrikel kiri /LVH menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah. Auskultasi Jantung
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua sisi yang dapat dipakai bergantian ( bel & diafragma)
untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks) sisi bel
Bunyi dengan nada rendah sisi diafragma
Askultasi meliputi: Bunyi jantung, Bising jantung
Bunyi jantung Perhatikan : 1. lokalisasi dan asal bunyi jantung 2. menentukan bunyi jantung I dan II 3. intensitas bunyi dan kualitasnya 4. ada tidaknya unyi jantung III dan bunyi jantung IV 5. irama dan frekuensi bunyi jantung 6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung
BUNYI JANTUNG Bunyi jantung I dan II BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis (baik katup trikuspidalis maupun katup mitral), yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole. BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I BJ I
“ LUB”
BJ II "DUB” Jarak BJ I -BJ II 1 detik
BUNYI JANTUNG I
Daerah auskultasi untuk BJ I :
Pada ruang interkosta II kiri : tempat mendengarka katup pulmonal
Ruang interkosta II kanan pada tepi sternum: tempat katub aorta
Pada ruang interkostal IV kiri pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini
Pada ruang interkosta V medioklafikula kiri ( tempat iktus kordis): untuk mendengarkan katub mitral
Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:
stenosis mitral
interval PR (pada EKG) yang begitu pendek
pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.
Intensitas BJ I melemah pada apeks
BJ II) : AS,MI
pada :
Bising diastolik fase diastolik (antara BJ II –
shock hebat
BJ I ): MS, AI
interval PR yang memanjang
decompensasi cordis
LOKASI AUSKULTASI PEMERIKSAAN
PEMBULUH
DARAH
PERIFER
Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa dilakukan adalah palpasi
BISING JANTUNG Penyebab :
nadi.
Pada pemeriksaan yang rutin yang
aliran darah bertambah cepat
dilakukan adalah palpasi nadi dari a.
penyempitan di daerah katup atau
radialis.
pembuluh darah
Perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini :
getaran dalam aliran darah oleh pembuluh
•
Frekuensi nadi
yang tidak rata
•
Tegangan nadi
aliran darah dari ruangan yang sempit ke
•
Irama nadi
ruangan yang besar
•
Macam denyut nadi
aliran darah dari ruangan yang besar ke
•
Isi nadi
ruangan yang sempit.
•
Bandingkan nadi a. radialis ka & ki
•
Keadaan dinding arteri
Jenis : Bising sistolik pd fase sistolik ( antara BJ I –
SIRKULASI DARAH
KAPILARI REFIL CLUBING FINGER
EDEMA
MATERI PENGAYAAN http://www.youtube.com/watch?v=hXU24g95wJU http://www.youtube.com/watch?v=SFfRhP8nu8w&playnext=1&list=PLBA49BDC7506 3EEBF&feature=results_main
MATERI UNTUK LATIHAN 1. Bagaimanakah pemeriksaan jantung? 2. Bagaimanakah menentukan batas-batas jantung? 3. Apa yang dimaksud dengan bunyi jantung I dan II serta bising jantung?
JAWABAN 1. Pertimbangan umum : sebelumnya, yang paling penting adalah KOMUNIKASI
Pasien tidur berbaring (kecuali bila pasien datang dalam kondisi sesak nafas dan gelisah)
Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.
Pencahayaan terang
Tetap selalu menjaga privacy pasien
Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.
INSPEKSI
Raut muka Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan
Mata :
konjungtiva :
pucat anemia petekhieendokarditis bakterial sklera : ikterik gagal jantung kanan, karena apa? Karena pada pasien gagal jantung adanya bendungan pada hepar menyebabkan gangguan pada fungsi hepar ikterik Kornea : arkus senilis hiperkolesterol / PJK (disekeliling kornea ada lingkaran putih) Fundus mata : untuk melihat pembuluh darah retina pasien hipertensi
Bibir /kulit : sianosis penyakit jantung bawaan , curah jantung rendah
TEKANAN VENA JUGULARIS (JVP) *akan menggambarkan fungsi pemompaan jantung. Perhatikan pengembangan Vena Jugularis Interna. Pada orang normal tidak nampak, tetapi khas pada individu dengan yang mengalami gangguan jantung, yaitu tanpa diraba sudah tampak. Mencerminkan fungsi jantung bagian kanan Cara mengukur JVP:
pasien berbaring setengah duduk ( 45°)
perhatikan pengembangan vena jugularis
Bila > 3 cm di atas sudut sternum / sudut louis ( pertemuan klavikula kanan dan kiri) berarti JVP meningkat / abnormal
JVP meningkat : gagal jantung kongesti, tamponade cardis
*Kenapa meningkat? Karena gg jantung/ hambatan di tamponade cordis jadi fungsi pemompaan tidak optimal/ mungkin juga terdapat stenosis di vena. Sehingga aliran darah balik terhambat, kerja jantung menurun akhirnya terjadi penumpukan darah di vena. voussure Cardiaque Merupakan
penonjolan setempat yg lebar di daerah precordium, di antara
sternum dan apeks codis, kadang memperlihatkan pulsasi jantung Menunjukkan: - adanya kelainan jantung organis - kelainan jantung yang berlangsung sudah lama - hipertrofi atau dilatasi ventrikel Ictus cordis
Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali terlihat dengan mudah pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.
Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung.
Diameter pulsasi kira-kira 2cm, dengan punctum maksimum di tengah-tengah
Pulsasi timbul pada waktu sistolis ventrikel.
Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri.
PALPASI
Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelas
Letakkan telapak tangan diatas prekordium dan lakukan perabaan diatas iktus kordis , punctum maksimum teraba atau tidak, apakah kuat ? Frekuensi?,kualitas dari pulsasi yang teraba?
Bila teraba, normal diameter + 2 cm.
Bila kuat dan bergeser ke kiri LVH. Bila naik turun pada linea sternalis kiri RVH. Hitung Heart Rate (HR) Amati keteraturan iramanya. Bandingkan HR dengan nadi, bila ada perbedaan Atrial Fibrilasi (AF). Periksa adanya Thrill (getaran iktus kordis murmur PERKUSI JANTUNG
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung 1. Batas kiri jantung 2. Batas kanan jantung
Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannya
Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta
Auskultasi Jantung
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua sisi yang dapat dipakai bergantian ( bel & diafragma)
untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks) sisi bel
Bunyi dengan nada rendah sisi diafragma
Askultasi meliputi: Bunyi jantung, Bising jantung
Bunyi jantung Perhatikan :
1. lokalisasi dan asal bunyi jantung 2. menentukan bunyi jantung I dan II 3. intensitas bunyi dan kualitasnya 4. ada tidaknya unyi jantung III dan bunyi jantung IV 5. irama dan frekuensi bunyi jantung 6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung
2. Batas kanan jantung
Perkusi dilakukan dari arah lateral ke medial.
Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak
Normal :
Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan
Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan
Abnormal
Pada RVH, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas
Batas kiri jantung •
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
•
Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri
• Atas
Normal : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( tempat iktus) 3. BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis (baik katup trikuspidalis maupun katup mitral), yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole BJ II : Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks.
Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole. BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I
REFERENSI Craven R F., Hirnle C.J., 2009, Fundamental of Nursing: Human Health and Function, 6th ed., Lipincott William & Willkins, Philadelphia. Smeltzer Suzanne, C., Bare Brenda, G., Hinkle Janice, L., 2007. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. Volume 2. 11th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. New York