KATA SAMBUTAN
PANDUAN Luas terumbu karang Indonesia BUKU mencapai1 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman RISET SOSIAL hayati tertinggi antara lainDAN 590 MONITORING spesies karang batuASPEK dan spesies ikan karang. Upaya TERUMBU KARANG DAN EKOSISTEM TERKAIT perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) Penulis: fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase DENY HIDAYATI III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan WIDAYATUN diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu DEWI HARFINA karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle AUGUSTINA SITUMORANG Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP FITRANITA - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan PUJI HARTANA sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Editor: Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem DENY HIDAYATI Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Jakarta Desember 2014 PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Dr. Ir. Zainal Arifin 2014
iiii
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
i
Lembaga Pengetahuan © ©2014 2014 CRITC COREMAPIlmu - CTI LIPI ©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan
Pusat Pusat Penelitian Penelitian Oseanografi Oseanografi
Indonesia Indonesia
Katalog dalam Terbitan
Katalog dalam Terbitan
Katalog dalam Buku 1 Panduan RisetTerbitan dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Buku 1 Panduan dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXXdan PressMonitoring Aspek Sosial Terumbu Buku 1 Panduan Riset Riset xiiEkosistem + 84 hlm; 21,5Terkait. x 29,5 cmJakarta: Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX XXXX Press Press ISBN x : +978-979-3378-87-9 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm
Karang Karang dan dan
x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm
1. Reset
1. 1.
Penulis
2. Monitoring
Reset 2. Reset 2. Monitoring Monitoring : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina,
Penulis
3. Terumbu Karang
3. 3. Terumbu Terumbu Karang Karang
Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana
: Deny Hidayati, Hidayati, Widayatun, Widayatun, Dewi Dewi Augustina Situmorang, Fitranita, Augustina Situmorang, Fitranita, Desain grafis : Qripik Design Editor : Deny Editor : Deny Hidayati Hidayati Diterbitkan oleh : Desain grafis : Qripik Design Desain grafisXXX Press, : Qripik Design anggota IKAPI Penulis Editor
: Deny : Deny Hidayati
Harfina, Harfina, Puji Puji Hartana Hartana
Diterbitkan Diterbitkan oleh oleh :: XXX XXX Press, Press, anggota anggota IKAPI IKAPI
ii
iiii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN
Luas Luas terumbu terumbu karang karang Indonesia Indonesia mencapai mencapai 39.583 39.583 km2 km2 atau atau sekitar sekitar 45,7 45,7 % % dari dari total total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati hayati tertinggi tertinggi antara antara lain lain 590 590 spesies spesies karang karang batu batu dan dan spesies spesies ikan ikan karang. karang. Upaya Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia Indonesia menjadi menjadi prioritas prioritas dalam dalam rangka rangka menjaga menjaga ekosistem ekosistem pesisir, pesisir, ketersediaan ketersediaan stok stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. ikan dan ketahanan pangan dari laut. Coral Coral Reef Reef Rehabilitation Rehabilitation and and Management Management Program Program (COREMAP) (COREMAP) adalah adalah program program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang karang di di wilayah wilayah segitiga segitiga terumbu terumbu karang karang dunia dunia yang yang dikenal dikenal dengan dengan Coral Coral Triangle Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP -- CTI. CTI. Tujuan Tujuan pengembangan pengembangan Program Program COREMAP COREMAP -- CTI CTI untuk untuk pengelolaan pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi bagi kesejahteraan kesejahteraan masyarakat masyarakat pesisir. pesisir. Buku Buku Panduan Panduan Riset Riset dan dan Monitoring Monitoring Aspek Aspek Sosial Sosial Terumbu Terumbu Karang Karang dan dan Ekosistem Ekosistem Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan dengan judul judul “Panduan “Panduan (Manual) (Manual) Riset Riset dan dan Monitoring Monitoring Aspek Aspek Sosial Sosial Terumbu Terumbu Karang Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pelestarian pelestarian dan dan penyelamatan penyelamatan sumber sumber daya daya pesisir pesisir dalam dalam memahami memahami langkah-langkah langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Jakarta Jakarta Desember Desember 2014 2014 Dr. Dr. Ir. Ir. Zainal Zainal Arifin Arifin
iii iii
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
iii
KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR
LuasRiset terumbu Indonesia 39.583(sosek) km2 ataumasyarakat sekitar 45,7 % dari total dan karang monitoring aspek mencapai sosial ekonomi sangat diperlukan, 86.503 km2 untuk luas terumbu di wilayah segitiga dengan puncak keanekaragaman terutama memahami kondisi sosialkarang ekonomi, permasalahan dan kebutuhan hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain itu, riset dan Upaya monitoring perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk juga penting untuk mengetahui potensi dan alternatif solusi, khususnya yang berkaitan Indonesia prioritasdan dalam rangka menjaga ketersediaan stok denganmenjadi pemanfaatan pelestarian terumbu ekosistem karang danpesisir, ekosistem terkait (padang ikanlamun dan ketahanan pangan dari laut. dan mangrove). CoralPemahaman Reef Rehabilitation and ekonomi Management Programsangat (COREMAP) aspek sosial masyarakat diperlukanadalah untuk program merancang, nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan ekosistem sumber terumbudaya melaksanakan, memantau dan mengevaluasi suatupengelolaan program pengelolaan karang secara COREMAP dirancangdilakukan dalam 3 pada (tga)pada pesisir dan berkelanjutan. laut. Untuk itu,Program riset dan monitoringtersebut sosial-ekonomi fase,awal Fase(baseline I Inisiasistudy/T0), (1998-2004), Akselerisasi (2005-2011), tengahFase (T1)II dan akhir program (T2/Tn). dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan denganiniprogram dan regional tentangpeneliti, pengelolaan terumbu Buku panduan disusun nasional untuk membantu mahasiswa, program manajer, karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle perencana di daerah atau stakeholders lainnya untuk melakukan riset dan monitoring Initiative Fase III selanjutnya COREMAP aspek(CTI), sosial sehingga ekonomi COREMAP sumber daya pesisir dan laut, disebut terutamadengan terumbu karang dan - CTI. Tujuan pengembangan CTI membantu untuk pengelolaan ekosistem terkait. Adanya buku Program panduan COREMAP ini diharapkan- dapat para peneliti sumberdaya terumbu karang,pelestarian ekosistemsumber terkait dan secara berkelanjutan dan manajer program dayabiodiversitas pesisir untuk memahami langkahbagilangkah kesejahteraan masyarakatriset pesisir. dalam melakukan dan monitoring aspek sosial dan memberikan panduan praktis bagaimana melaksanakan penelitian, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai Bukudengan Panduan Riset dan Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem pelaporan hasil Monitoring riset. Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. ini disusun untukoleh memahanmi kondisi permasalahan dan BukuBuku panduan ini disusun tim peneliti sosialsosial-ekonomi, dari Pusat Penelitian Kependudukan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisiryang dan telah pulau-pulau kecil. Kami berharap riset buku dan LPI (P2Kependudukan - LIPI) berpengalaman melakukan dengan judul “Panduan (Manual) dandiMonitoring Aspek Sosialpenyelamatan Terumbu Karang monitoring aspek sosial terumbuRiset karang lokasi-lokasi program terumbu dan karang Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program (COREMAP) Fase I dan Fase II. pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir.pihak, untuk itu Terlaksananya penyusunan buku panduan ini melibatkan berbagai kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Pada akhirnya, walaupun tim Jakarta Desember 2014yang penulis telah berusaha sebaik mungkin dengan mengerahkan segala kemampuan dimiliki, kami percaya masih banyak kekurangannya, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan buku panduan ini. Dr. Ir. Zainal Arifin Jakarta, Desember 2014 Tim Penulis
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
iv v
KATA SAMBUTAN
DAFTAR ISI
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya iii KATA SAMBUTAN ................................................................................................................................ perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk v KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. Indonesia prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok vii DAFTARmenjadi ISI ............................................................................................................................................. ikan dan ketahanan pangan dari laut. DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................... ix DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................................................... x Coral ReefFOTO Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program xi DAFTAR ......................................................................................................................................
nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) 1 I PEDAHULUAN ............................................................................................................................ 1.1. I Latar ............................................................................................................... fase, Fase InisiasiBelakang (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase 1 1.2. Tujuan ............................................................................................................................... III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan 7 1.3. Sasaran diselaraskan dengan ............................................................................................................................. program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu 9 Sistimatika Buku Panduan ......................................................................................... karang 1.4. di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle 10 Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP ................................................................................................................................... - II.CTI.PERSIAPAN Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan 11 2.1. terumbu Perencanaan ................................................................................................................... sumberdaya karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan 11 2.1.1. masyarakat Capaian danpesisir. Tujuan Riset ........................................................................... 12 bagi kesejahteraan 2.1.2. Pengembangan Materi Riset ..................................................................... 18 2.2. Metode Data ..................................................................................... Buku Panduan Riset Pengumpulan dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem 20 Pengembangan Instrumen Riset ............................................................................ Terkait 2.3. ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi 25 ............................................................................................ lainnya.2.4. BukuIdentifikasi ini disusunStakeholders untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan 27 2.5. Pengembangan Kriteria Pemilihan Lokasi, Subjek Riset dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku ................................................................................................................. dengan judul Pewawancara “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang 29 Pemilihan Lokasi ................................................................................................ dan Ekosistem2.5.1. Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program 29 2.5.2. Pemilihan Subjek Riset/Responden ........................................................... 30 pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah 2.5.3. Pemilihan Pewawancara ................................................................................. 32 dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. 2.6. Teknis Administrasi ...................................................................................................... 34 2.6.1. Penyusunan Tim Riset ..................................................................................... 34 Jakarta Desember 2014 2.6.2. Penyusunan Anggaran Riset ......................................................................... 35 2.7. Persiapan Lapangan .................................................................................................... 38
Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
vii
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia III. PELAKSANAAN ........................................................................................................................... PenelitianData Oseanografi 3.1. Pusat Pengumpulan ...................................................................................................... 3.1.1. Persiapan .......................................................................................................... 3.1.2. Terbitan Pengumpulan Data Dasar (T0) ................................................................. Katalog dalam Data Kuantitatif ...................................................................................... Buku 1 PanduanA.Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Data Kulitatif Ekosistem Terkait.B. Jakarta: XXXX ........................................................................................... Press C. Data Sekunder x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm ........................................................................................ 3.1.3. Pengumpulan Data Monitoring dan Evaluasi (T1, T2/Tn) ............... Data Kuantitatif ................................................................ 1. Reset »» Up-dating 2. Monitoring 3. Terumbu Karang »» Up-dating Data Kulitatif ...................................................................... 3.2. Manajemen Data .......................................................................................................... Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, 3.2.1. Data Kuantitatif .............................................................................................. Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana 3.2.2. Data Kualitatif Editor : Deny Hidayati................................................................................................. Desain grafis
IV.
viii
: Qripik Design
41 41 41 48 48 50 54 54 55 58 59 59 67
PENULISAN LAPORAN .............................................................................................................. 4.1. Laporan Data Dasar ..................................................................................................... 4.1.1. Pembuatan Kerangka Penulisan .............................................................. 4.1.2. Penulisan Draft Laporan ............................................................................. Diterbitkan oleh : 4.1.3. Diskusi Draft Laporan ................................................................................... XXX Press, anggota IKAPI 4.1.4. Editing Laporan .............................................................................................. 4.1.5. Finalisasi Laporan .......................................................................................... 4.2. Laporan Monitoring dan Evaluasi .......................................................................... 4.2.1. Up-Dating Pendahuluan ............................................................................. 4.2.2. Up-Dating Batang Tubuh ........................................................................... 4.2.3. Up-Dating Kesimpulan dan Rekomendasi ...........................................
69 70 70 75 75 75 76 76 76 78 78
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................................................... DAFTAR BACAAN ................................................................................................................................ INDEKS ....................................................................................................................................................
80 81 82
ii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
DAFTAR TABEL Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya Tabel 2.1. Capaian dan Tujuan Riset Data Dasar .............................................................. 14 perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Tabel 2.2. Capaian dan Tujuan Riset Monitoring ............................................................. 15 ikan dan ketahanan pangan dari laut. Tabel 2.3.
Capaian dan Tujuan Riset Evaluasi ....................................................................
17
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional upaya dan rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu19 Sub-Parameter Sosial Ekonomi Terumbu Karang ....................... Tabel 2.4.untukParameter karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase TabelFase 2.5. I Inisiasi Parameter, Sub Parameter, Sumber Data Dan Metode III Penguatan Pengumpulan Kelembagaan Data (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan23 ................................................................................................ diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu Jawaban karang dunia yang pada dikenalKuesioner dengan Coral Triangle Tabel 3.2.1. Contoh Pengkodean Responden Initiative (CTI),Dasar sehingga Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP61 Sosial COREMAP Ekonomi ............................................................................................ - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Jakarta Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
ix
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia DAFTAR SINGKATAN Pusat Penelitian Oseanografi ABK : Anak Buah Kapal Katalog dalam Terbitan ART : Anggota Rumah Tangga BukuATK 1 Panduan Riset dan :Monitoring Alat TulisAspek KantorSosial Terumbu Karang dan Ekosistem Press BME Terkait. Jakarta: XXXX : Benefit Monitoring Evaluation x +BBM 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm : Bahan Bakar Minyak COREMAP 1. CRITC Reset FGD Penulis KRT LSM Editor MD Desain MPAgrafis Obs RT SDP SDL SEA Sen SOSEK StatD Surv TPI T0 T1 T2 Tn UEP WT
x
: Coral Reef Rehabilitation and Management Program 2. :Monitoring 3. Terumbu Karang Center Coral Reef Information and Training : Focus Group Discussion : Deny Hidayati, Widayatun, Harfina, : Kepala Rumah Dewi Tangga Augustina : Situmorang, Fitranita,Masyarakat Puji Hartana Lembaga Swadaya : Deny Hidayati : Monografi Daerah : Qripik Design : Mata Pencaharian Alternatif : Observasi : Rukun Tetangga : Sumber Daya Pesisir Diterbitkan oleh : : Sumber daya Laut XXX Press, :anggota IKAPI Sustainable Enterprise Alliances : Sensus : Sosial Ekonomi : Statistik Daerah : Survei : Tempat Pemasaran Ikan : Tahun awal : Tahun kesatu : Tahun kedua : Tahun ke N : Usaha Ekonomi Produktif : Wawancara Terbuka
ii viii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
DAFTAR FOTO Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya Foto 1 Kegiatan nelayan melakukan penangkapan ikan sekitar perairan perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Batam .......................................................................................................................................... 2 Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Foto 2 Kondisi perumahan nelayan disalah satu desa di Batam ......................................... 3 ikan dan ketahanan pangan dari laut. Foto 3. Kondisi lingkungan perumahan nelayan di Desa Mola, Wakatobi ....................... 3 Foto 4.
Kegiatan ibu-ibu membuat anyaman topi di Kampung Arborek, Coral ReefRaja Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program 4 Ampat ................................................................................................................................ nasional upaya rehabilitasi, konservasi pengelolaan terumbu 4 Foto 5. untuk Hasil tangkapan ikan di kampung nelayandan di Kabupaten Sinjaiekosistem ........................... karang berkelanjutan. Program dirancang dalam 3 (tga) Foto 6. secara Kegiatan ibu-ibu menyortir ikanCOREMAP teri di Selat tersebut Nasik, Kabupaten fase, FaseBelitung I Inisiasi...................................................................................................................................... (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase 5 IIIFoto Penguatan Kelembagaan COREMAP Fase III disejalankan dan 7. Kegiatan monitoring(2014-2019). sosial-ekonomi di Kampung Arborek diselaraskanKabupaten dengan Raja program dan regional tentang pengelolaan terumbu 7 Ampatnasional ......................................................................................................... karang dunia yang dikenal dengan......................... Coral Triangle 8 Foto 8. di wilayah Kegiatansegitiga survei di terumbu Kampungkarang Yenbesser, Kabupaten Raja Ampat Initiative sehingga COREMAP Fase disebut dengan COREMAP Foto 9. (CTI), Kegiatan anak-anak memancing ikanIIIdi selanjutnya Kampung Mutus, - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan12 Raja Ampat ................................................................................................................................ Foto 10. Dermaga salahsatudesanelayan di Kabupaten Natuna ....................................... sumberdaya terumbudi karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan13 Fotokesejahteraan 11. Ikan hasil masyarakat tangkap nelayan Desa Sepempang, Kabupaten Natuna ...................... 16 bagi pesisir. Foto 12 Kondisi perumahan nelayan di Kampung Mutus, Kabupaten Raja AmpatRiset .......................................................................................................................................... Buku Panduan dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem16 Foto 13.ini Seorang pencari kepitingkeseragaman di Desa Limbung, Lingga ................... Terkait disusun ibu sebagai panduan bagiKabupaten tenaga monitoring dan paktisi18 Foto 14.Buku Kegiatan survei sosial-ekonomi di Kampung Kabupaten lainnya. ini disusun untuk memahanmi kondisi Yenbesser, sosial-ekonomi, permasalahan dan Raja Ampat ................................................................................................................................ kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku20 Foto 15.judul Pelaksanaan data dan kualitatif (FGD) diAspek salah satu desa dengan “Panduanpengumpulan (Manual) Riset Monitoring Sosial Terumbu Karang di Kabupaten Kebumen ........................................................................................................ dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program21 Foto 16. Pelaksanaan pengumpulan kualitatif di salahsatu desalangkah-langkah pelestarian dan penyelamatan sumberdata daya pesisir(FGD) dalam memahami nelayan di Buton 21 dalam melakukan riset dan..................................................................................................................... monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Foto 17. Pelaksanaan pengumpulan data kualitatif FGD di salah desa di Kabupaten Kebumen.............................................................................................................. 22
Jakarta Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
xi
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Foto 18. Kondisi perumahan nelayan di salah satu desa pesisir Kabupaten Biak .................
22
Pusat Penelitian Foto 19. Kegiatan nelayan diOseanografi salah satu pelabuhan pendaratan ikan di Belitung .................
24
Foto 20. Kegiatan ibu-ibu penambangkarang di Wakatobi ......................................................
24
Katalog dalam Terbitan Foto 21. Kegiatan nelayan di Desa Pulau Tiga, Kabupaten Natuna ....................................... Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Foto 22. Hasil tangkap nelayan di Kampung Mutus, Kabupaten Raja Ampat ................... Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press Foto 23. Pewawancara kegiatan survei di Kampung Yenbesser, Kabupaten x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm
27 28
Raja Ampat ................................................................................................................................
33
Foto Kabupaten Pesisir Selatan ..................................................... 1. 24. FGD Resetdi desa nelayan2.di Monitoring 3. Terumbu Karang
33
Foto 25. Pertemuan dengan stakeholders di salah satu lokasi riset
Penulis di Kabupaten : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Kebumen ........................................................................................................ Augustina Situmorang, Fitranita, Pujisosial-ekonomi Hartana Foto 26. Pelatihan pewawancara pada kegiatan monitoring Editor di Kampung : Deny Hidayati Mutus, Kabupaten Raja Ampat ................................................................. Desain grafis : Qripik Design Foto 27. Kegiatan uji coba kuesioner di salah satu lokasi monitoring sosial-
42
ekonomi di Kabupaten Buton ............................................................................................
47
46
Foto 28. Wawancara terbuka dengan ibu-ibu di salah satu desa nelayan di Kabupaten Bantul .............................................................................................................. Diterbitkan oleh :
50
Foto 29. Wawancara terbuka salah satu narasumber di salah satu XXX Press,dengan anggota IKAPI desa pesisir Kabupaten Pesisir Selatan ...........................................................................
51
Foto 30. Kegiatan pengamatan kondisi lingkungan perkampungan nelayan di Kabupaten Tapanuli Tengah ...........................................................................................
51
Foto 31. Kegiatan FGD di salah satu desa di Kabupaten Kebumen .......................................
53
Foto 32. Proses pelaksanaan manajemen data (memasukkan data) ....................................
59
Foto 33. Kegiatan memperbaiki data di salahsatu lokasi kegiatan
xii
monitoring sosial-ekonomi .................................................................................................
62
Foto 34. Contoh berbagai buku laporan monitoring sosial-ekonomi ..................................
74
ii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut.
BAB I PENDAHULUAN
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. 1.1. LATAR BELAKANG Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Indonesia dikenal sebagai negara bahari yang memiliki kekayaan sumber daya Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi pesisir dan laut dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Kawasan lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan terumbu karang, padang lamun dan mangrove tersebar di berbagai wilayah, kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku mulai dari Indonesia bagian barat, bagian tengah sampai dengan bagian timur. dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Ketiga ekosistem ini mempunyai fungsi ekologi yang penting untuk perlindungan dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program dan keseimbangan lingkungan, dan manfaat ekonomi yang sangat potensial bagi pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah kehidupan masyarakat. Sumber daya pesisir ini merupakan aset yang sangat dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. penting bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Jakarta Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
11
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Katalog dalam Terbitan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm 1.
Reset
Penulis Editor Desain grafis
2. Monitoring
3. Terumbu Karang
: Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana : Deny Hidayati : Qripik Design
Diterbitkan oleh : Pentingnya sumberXXX daya pesisir dan laut bagi masyarakat Indonesia diindikasikan Press, anggota IKAPI oleh sebagian besar penduduk (sekitar 60 persen) bertempat tinggal di wilayah pesisir. Penduduk di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil menyebar dari Sabang sampai Merauke. Kegiatan sosial ekonomi masyarakat pesisir kebanyakan tergantung pada sumber daya laut. Ketergantungan masyarakat pesisir pada laut ini telah berlangsung lama sejak nenek moyang, digambarkan dari semboyan yang sangat terkenal, yaitu ‘nenek moyangku orang pelaut’. Namum banyak referensi menginformasikan bahwa masyarakat pesisir dan pulaupulau kecil merupakan ‘masyarakat yang miskin’. Kemiskinan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil berakar dari rendahnya tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat umumnya bekerja sebagai nelayan dan petani. Kemiskinan masyarakat pesisir bukan hanya ‘steriotipe’ atau julukan saja, melainkan adalah fakta yang didukung oleh data BPS dan hasil riset sosek di sebagian lokasi COREMAP fase I dan fase II yang menyatakan lebih dari separuh penduduk di pesisir dan pulau-pulau kecil dalam kondisi miskin.
2
ii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Kondisi ‘kemiskinan’ masyarakat pesisir ini menggambarkan bahwa potensi terumbu - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan karang dan ekosistem terkait belum dapat dimanfaatkan secara optimal bagi sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan kesejahteraan masyarakat. Kebanyakan nelayan kurang mendapat ‘manfaat’ dari bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. kekayaan sumber daya laut yang dapat diakses oleh semua orang secara terbuka atau dikenal sebagai open access. Pekerjaan nelayan sangat dipengaruhi oleh Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem musim atau cuaca, sehingga berdampak pada kestabilan atau ketidak-stabilan Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi dan besarnya, naik atau turunnya, pendapatan sepanjang tahun. Kondisi ini lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan semakin terasa dengan adanya variabilitas iklim dan cuaca ekstrim yang semakin kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku sering terjadi. Selain itu, akses sebagian dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang besar masyarakat terhadap teknologi, modal, dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pasar dan informasi masih terbatas. Dalam pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah kondisi demikian, nelayan juga seringkali dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. harus berkompetisi dengan nelayan luar yang menggunakan armada tangkap modern Jakarta Desember 2014 dengan teknologi dan kemampuan yang jauh lebih besar. Di sebagian wilayah, kondisi ini Dr. Ir. Zainal Arifin (potensial) menyebabkan konflik kepentingan antara kelompok-kelompok nelayan tersebut.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
3 3
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Katalog dalam Terbitan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm 1.
Reset
Penulis Editor Desain grafis
2. Monitoring
3. Terumbu Karang
: Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana : Deny Hidayati : Qripik Design
Di beberapa wilayah pesisir, terutama pusat-pusat kegiatan ekonomi, sumber daya pesisir dan laut telah dieksploitasi secara berlebihan, sehingga menyebabkan Diterbitkan : bervariasi menurut daerah. Disamping faktor kerusakan dengan tingkatanolehyang XXX dan Press, anggota IKAPI disebabkan oleh faktor anthropogenik. alami, seperti badai tsunami, kerusakan Kerusakan terumbu karang, menurut berbagai referensi, berkaitan erat dengan kegiatan perikanan yang merusak (penggunaan alat yang tidak ramah lingkungan, misalnya bius dan bom), penambangan batu karang dan pasir, dan tangkap lebih, serta karena faktor lingkungan, seperti sedimentasi dan polusi air laut. Hal ini berkaitan erat dengan faktor ekonomi dengan tujuan utama adalah mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Selain itu, kerusakan terjadi karena faktor non-ekonomi, seperti kurangnya pengetahuan dan kepedulian akan pentingnya pelestarian terumbu karang dan ekosistem terkait.
4
ii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Di puncak sampingkeanekaragaman itu, ‘steriotipe’ 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan pesisir Upaya juga hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan masyarakat spesies ikan karang. masih perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayahmenggambarkan segitiga karang, termasuk rendahnya kualitas sumber Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok daya manusia dan ikan dan ketahanan pangan dari laut. keterampilan masyarakat yang tinggal di wilayah dan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah pesisir program pulau-pulau kecil. Kondisi nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbuini karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebutberkaitan dirancangdengan dalam terbatasnya 3 (tga) fasilitas pendidikan, fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan jauhnya Fase jarak tempuh sekolah ke kota III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan yang menyebabkan mahalnya diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu biaya dengan pendidikan dan di karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal Coral Triangle sebagian karena kurangnya motivasi orang tuadisebut untuk menyekolahkan anak. Initiative (CTI),daerah, sehingga COREMAP Fase III selanjutnya dengan COREMAP Kemiskinan tangga nelayan diasumsikan menjadi faktoruntuk pendorong tingginya - CTI. Tujuan rumah pengembangan Program COREMAP - CTI pengelolaan angka putus sekolah di ekosistem daerah pesisir kecil. sumberdaya terumbu karang, terkaitdandanpulau-pulau biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Riset dan monitoring sosial ekonomi (sosek) masyarakat sangat diperlukan, kondisiAspek sosek,Sosial permasalahan kebutuhan masyarakat Buku terutama Panduan untuk Risetmemahami dan Monitoring Terumbudan Karang dan Ekosistem pulau-pulau kecil. bagi Kondisi masyarakat pesisir Terkaitdi iniwilayah disusunpesisir sebagaidanpanduan keseragaman tenagasosek monitoring dan paktisi berkaitan dengan yangkondisi tergantung pada sumber daya laut dan yang lainnya. Buku inierat disusun untukpekerjaan memahanmi sosial-ekonomi, permasalahan dipengaruhi oleh di musim (iklim). tentangkecil. aspek juga buku sangat kebutuhan masyarakat wilayah pesisirPemahaman dan pulau-pulau Kamisosial berharap diperlukan dalam (Manual) kaitannya dengan antropogenik yang Terumbu ditengarai Karang sebagai dengan judul “Panduan Riset danfaktor Monitoring Aspek Sosial penyebab Terkait” utama kerusakan karang dan di sekitarnya. dan Ekosistem diharapkan terumbu dapat membantu para ekosistem peneliti danterkait manajer program Riset dan monitoring juga penting untuk mengetahui potensi dan alternatif solusi, pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah berkaitan dengan pemanfaatan dan daya pelestarian dalamkhususnya melakukan yang riset dan monitoring aspek sosial sumber pesisir. sumber daya pesisir dan laut dangkal, terutama ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Jakarta Desember 2014 Pemahaman aspek sosial ekonomi masyarakat sangat diperlukan untuk merancang, Dr. Ir. Zainal Arifin melaksanakan, memantau dan mengevaluasi suatu program pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Untuk tujuan ini, riset tidak dapat dilakukan hanya satu
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
5 5
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kali sebelum dilaksanakannya program, tetapi juga harus dilakukan monitoring dan Pusat Penelitian Oseanografi evaluasi dengan pentahapan sebagai berikut: Katalog dalam Terbitan 1. Riset kondisi sosial ekonomi untuk mengumpulkan data dasar (baseline Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan data) di lokasi program. Data dasar sosek ini diperlukan sebagai dasar Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press dan masukan-masukan dalam merancang suatu program. Baseline studi x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm sosial ekonomi masyarakat dilakukan sebelum program tersebut berjalan di lokasi program. Data dasar hasil baseline studi ini merupakan titik awal 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang (T0) yang menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sebelum adanya intervensi dari program yang akan dilakukan di lokasi program. Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana 2. Monitoring kondisi sosial ekonomi perlu dilakukan ketika program sedang Editor : Deny Hidayati berjalan, biasanya pada pertengahan program. Monitoring (Benefit monitoring Desain grafis : Qripik Design evaluation, disingkat BME) bertujuan untuk memantau pelaksanaan program, terutama proses perkembangan, termasuk tahapan-tahapan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh program tersebut, terutama yang berkaitan dengan indikator keberhasilan program. Monitoring ini Diterbitkan oleh : sangat penting tidak hanya untuk mengetahui proses pelaksanaan, tetapi XXX Press, anggota IKAPI juga memahami permasalahan yang timbul dan solusi untuk pemecahan masalah. Hasil monitoring merupakan data (T1) kondisi sosek yang dapat menggambarkan apakah program telah berjalan sesuai dengan rencana atau belum. Hasil T1 juga dapat mengindikasikan kecenderungan akan keberhasilan program di lokasi program. Karena itu, hasil monitoring juga harus memberikan masukan-masukan untuk memperbaiki pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan tujuan. 3. Pada akhir program dilakukan riset evaluasi kondisi sosial ekonomi masyarakat (T2 atau Tn). Tujuan utama adalah untuk mengetahui hasil pelaksanaan dan dampak program terhadap kesejahteraan masyarakat. Evaluasi sosial ekonomi terfokus pada parameter/indikator keberhasilan program dari aspek sosial-ekonomi yaitu, peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat akan pemanfaatan terumbu karang dan ekosistem terkait secara berkelanjutan yang menjadi tujuan dari program tersebut.
6
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Kegiatan karang riset dan monitoring kondisi 39.583 sosial ekonomi masyarakat akan %menghasilkan Luas terumbu Indonesia mencapai km2 atau sekitar 45,7 dari total data yang akurat, analisis dan kesimpulan yang benar, serta rekomendasi yang 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman apabilalainkegiatan ini dilakukan memenuhi kaidah-kaidah hayatidiperlukan tertinggi antara 590 spesies karang secara batu danbaik, spesies ikan karang. Upaya riset dan monitoring yang baku dengan standar yang jelas dan terukur. Kaidah perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk dan menjadi standar prioritas riset dandalam monitoring ini akan ekosistem dijelaskan pesisir, secaraketersediaan rinci dalam stok buku Indonesia rangka menjaga panduan ini. pangan dari laut. ikan dan ketahanan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. TUJUAN Buku 1.2. Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan Tujuan Umumdi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku kebutuhan masyarakat ini secara(Manual) umum bertujuan untuk membantu peneliti, program denganPanduan judul “Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosialmahasiswa, Terumbu Karang 1 stakeholderspara lainnya untuk riset dan manajer, perencana di daerahdapat atau membantu dan Ekosistem Terkait” diharapkan peneliti danmelakukan manajer program monitoring aspek sosial sumber ekonomidaya terumbu ekosistemlangkah-langkah terkait (padang pelestarian dan penyelamatan pesisirkarang dalamdan memahami dan mangrove). Buku ini memberikan praktispesisir. mengenai langkahdalamlamun melakukan riset dan monitoring aspek sosial panduan sumber daya langkah dan cara melaksanakan riset, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai penulisan laporan. Jakarta Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
Stakeholders adalah para pihak (pemangku kepentingan) yang mempunyai pengaruh besar (positif dan negatif) terhadap pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait. 1
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
7 7
©2014 Lembaga Tujuan Khusus Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang riset dan monitoring aspek sosial ekonomi terumbu karang dan ekosistem terkait (padang lamun dan Katalog dalampanduan Terbitanini secara spesifik bertujuan untuk memahami: mangrove), Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXXmonitoring Press 1. Persiapan riset dan x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Kegiatan persiapan mencakup kegiatan perencanaan dan penyiapan rancangan riset (research design) yang mencakup kegiatan sebagai Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang berikut: - Perencanaan tentang capaian dan tujuan riset dan monitoring Penulis Deny penyiapan: Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, - Rancangan : dan a) pengembangan materi (ruang lingkup Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana riset), metode pengumpulan data, pengembangan instrumen, identifikasi Editorstakeholders,: Deny Hidayati dan pengembangan kriteria pemilihan lokasi, subjek/responden Desaindangrafis : Qripik Design pewawancara, b) teknis administrasi (penyusunan tim dan anggaran), dan persiapan lapangan (surat izin, surat tugas untuk peneliti, sertifikat untuk pewawancara), korespondensi/komunikasi, dan c) lainnya, seperti: penggandaan instrumen, logistik riset, penyusunan agenda perjalanan dan Diterbitkan oleh : riset. XXX Press, anggota IKAPI 1.
2. Pelaksanaan riset dan monitoring Pelaksanaan riset dan monitoring mencakup kegiatan persiapan teknis dan administrasi, pengumpulan data dan manajemen data. Kegiatan pelaksanaan terdiri dari: - Persiapan: ijin, pertemuan dengan pimpinan formal dan informal di kabupaten dan lokasi, penentuan lokasi survei, penentuan subjek/responden, rekruitmen/penunjukan pewawancara, pelatihan pewawancara, ujicoba pengisian kuesioner, pembagian tugas pewawancara.
8
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503- km2 luas terumbu wilayahdari: segitiga dengan keanekaragaman Pengumpulan data,di terdiri datakarang kuantitatif, datapuncak kualitatif, data sekunder, hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya dan pengecekan data. perlindungan dan pengelolaan wilayah segitiga karang, termasuk - Manajemen data, terdiriberkelanjutan dari: a) datadi kuantitatif: mengkode data, memperbaiki Indonesia data, menjadimembuat prioritas dalam rangkaentry, menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok form data memasukkan data, membersihkan data, ikan dan mengolah ketahanan dan pangan daridata laut., dan b) data kualitatif: mengolah dan menganalisis analisis data. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional 3.untuk upaya rehabilitasi, konservasi Penulisan laporan, terdiri dari:dan pengelolaan ekosistem terumbu karang -secara berkelanjutan. Program penulisan COREMAP tersebut dirancang dalam Pembuatan kerangka (pendahuluan, batang3 (tga) tubuh fase, Faselaporan, I Inisiasi kesimpulan (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), Fase dan rekomendasi, pendukung laporan, dandanpembagian III Penguatan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan tugas Kelembagaan dalam penulisan) diselaraskan dengandraft program - Penulisan laporannasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang -di Diskusi wilayah draft segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle laporan Initiative- (CTI), COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Editing sehingga draft - CTI.- Finalisasi Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan laporan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Buku1.3. Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem SASARAN Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Bukudari ini disusun kondisiaspek sosial-ekonomi, permasalahan Sasaran panduanuntuk risetmemahanmi dan monitoring sosial ekonomi terumbu dan karang kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau berharap bukudan dan ekosistem terkait ini adalah tersedianya informasi kecil. tentangKami langkah-langkah dengan “Panduan dan (Manual) Riset hasil dan riset. Monitoring Sosialini Terumbu Karang cara judul melaksanakan menyajikan DalamAspek panduan juga diinformasikan danlangkah Ekosistem diharapkan riset dapatuntuk membantu para penelitipemantauan dan manajerdan program danTerkait” cara melakukan pengembangan, evaluasi pelestarian dan penyelamatan memahami langkah-langkah suatu program pengelolaansumber sumberdaya dayapesisir pesisirdalam dan laut. dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Buku panduan ini memberikan panduan praktis bagaimana melakukan riset dari Jakarta persiapan sampai dengan pelaporan. Dengan panduan ini Desember diharapkan 2014 peneliti, mahasiswa, program manajer, perencana dan stakeholders lain mampu: Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
9 9
- Merencanakan dan menyiapkan kegiatan riset dan monitoring - Melaksanakan kegiatan pengumpulan data di lapangan dan mangelola data ©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (mengolah dan menganalisis) hasil riset dan monitoring Pusat Penelitian Oseanografi - Menulis laporan, termasuk menyampaikan hasil riset dan monitoring, membuat kesimpulan dan menyusun rekomendasi kepada stakeholders Katalog dalam Terbitan yang relevan. Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press 1.4. SISTIMATIKA BUKU PANDUAN x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Buku panduan ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang yang menjelaskan latar belakang pentingnya melakukan riset dan monitoring kondisi sosial ekonomi terumbu karang dan ekosistem terkait. Bab dua sampai dengan Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, bab empat, merupakan rangkaian proses (langkah dan cara) melakukan riset dan Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana monitoring (baseline dan BME) kondisi sosial ekonomi, dimulai dari perencanaan Editor : Deny Hidayati dan persiapan lapangan pada bab 2; pelaksanaan riset dan monitoring di lapangan Desain grafis : Qripik Design dan manajemen data pada bab 3, sampai penulisan laporan pada bab 4. Sistimatika proses pelaksanaan riset dan monitoring sosial-ekonomi dapat dilihat pada bagan 1 di bawah ini. 1 Perencanaan dan Persiapan Riset
- Perencanaan riset - Metode pengumpulan data - Pengembangan instrumen - Identifikasi stakeholders - Pengembangan kriteria lokasi, subyek riset dan pewawancara - Perencanaan teknis administrasi: o Penyusunan tim peneliti o Penyusunan anggaran - Persiapan lapangan
10
Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI 2. Pelaksanaan Pelaksanaan Riset di Lapangan
- Persiapan - Perijinan - Pertemuan dengan pemimpin formal dan informal - Penentuan lokasi - Penentuan subyek - Rekruitmen pewawancara - Pelatihan pewawancara - Uji coba kuesioner - Pembagian tugas - Pengumpulan data o Kuantitatif: survei o Kualitatif: wawancara
Manajemen Data
- Mengkode data (data coding) - Memperbaiki data - Membuat form data entry - Memasukkan data - Membersihkan data - Mengolah data kuantitatif o Nilai maksimum, minimum, median dan rata-rata o Tabel frekuensi o Tabulasi silang o Pengolahan dan analisis data kualitatif
3 Penulisan Laporan
- Pembuatan kerangka penulisan o Pendahuluan o Batang Tubuh o Kesimpulan dan Rekomendasi - Penulisan draft laporan - Diskusi draft laporan - Editing laporan - Finalisasi laporan
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut.
BAB II PERSIAPAN
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Langkah pertama dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial-ekonomi Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP terumbu karang dan eksositem terkait (padang lamun dan mangrove) adalah - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan perencanaan dan persiapan riset. Tahap ini sangat penting untuk menentukan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan tujuan riset dan capaian yang akan dihasilkan serta mengembangkan riset desain, bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. baik dari aspek substantif maupun aspek teknis. Pengembangan riset desain mencakup materi riset, terutama pemilihan parameter dan penjabarannya ke dalam Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem sub-parameter, pemilihan metode pengumpulan data, identifikasi stakeholders Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi (pemangku kepentingan) dan pengembangan kriteria untuk pemilihan lokasi, lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan subjek/responden riset dan pewawancara. Sedangkan teknis riset meliputi kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku penyusunan tim peneliti dan biaya operasional riset. dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. 2.1. PERENCANAAN Jakarta Desember 2014 Perencanaan menggambarkan desain dari riset dan monitoring aspek sosial ekonomi terumbu karang dan ekosistem terkait (mangrove dan padang lamun). Dr. Ir. Zainal Arifin Kegiatan ini terdiri dari: menentukan capaian yang diharapkan dan tujuan riset serta materi riset, metode pengumpulan data, mengembangkan instrumen, mengidentifikasi stakeholders, menyusun kriteria, teknis administrasi, dan persiapan lapangan.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
11 11
©2014 Lembaga IlmuTujuan Pengetahuan 2.1.1 Capaian dan Riset Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Sebelum riset dilakukan, terlebih dahulu harus disepakati apa yang ingin dicapai Katalogdari dalam (goals) risetTerbitan dan montoring yang akan dilakukan. Dalam beberapa kasus, Buku 1 Panduan danditentukan Monitoringoleh Aspek Sosial pemberi Terumbudana, Karang dandapat capaian riset biasanyaRiset sudah lembaga namun Jakarta: XXXX jugaEkosistem ditentukanTerkait. atau dimodifikasi oleh Press tim peneliti. Pemilihan capaian riset sebaiknya x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm disesuaikan dengan keperluan stakeholders terkait dan pengguna hasil riset. Capaian risetakan membantu dalam menentukan bagaimana suatu riset akan dilakukan. Resettipe capaian2. riset Monitoring 3. Terumbu Ada1. beberapa sosial ekonomi terumbu Karang karang yang umum digunakan.Bunce dkk (2000:19) menginformasikan lima hal, yaitu: Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita,untuk Pujimempelajari Hartana dampak sosial 1. Pengelolaan (Manajement): riset dirancang Editor ekonomi yang : Deny Hidayati potensial terhadap strategi pengelolaan terumbu karang yang Desainbertujuan grafis untuk : Qripik Design perlindungan dan konservasi. 2. Riset (Research): riset dirancang untuk meningkatkan pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi stakeholders terumbu karang dan untuk memperlihatkan bagaimana kondisi terumbu karang berhubungan secara langsung dengan Diterbitkan oleh : kegiatan manusia. XXX (Development): Press, anggota IKAPI 3. Pengembangan riset di rancang untuk mengindentifikasi isu-isu sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi stakeholders yang berkaitan dengan terumbu karang. 4. Pemantauan (Monitoring): riset dirancang untuk membuat data dasar (baseline) yang digunakan untuk mengkaji perubahan sosial ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan terumbu karang dalam jangka waktu tertentu. 5. Kebijakan (Policy): riset dirancang untuk menyediakan informasi sosial ekonomi dan membuat rekomendasi yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh pembuat keputusan dan pembuat kebijakan.
12
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Berdasarkan capaian45,7 riset% dari yangtotal telah Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar disepakati kemudian disusun 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang denganbarulah puncak keanekaragaman tujuandanriset yangikandibedakan menjadi hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu spesies karang. Upaya tujuantermasuk khusus. perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan ditujuan wilayahumum segitigadankarang, umum menggambarkan tujuan Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjagaTujuan ekosistem pesisir, ketersediaan stok besar riset, sedangkan tujuan khusus ikan dan ketahanan pangan dari laut. menggambarkan tujuan yang lebih rinci, disesuaikan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP)dengan adalah kepentingan program stakeholders dan pengguna hasil riset nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) Riset apabila ditujukan untukdan memonitor fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), Fase dan atau mengevaluasi keberhasilan suatu program pengelolaan terumbu karang III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dandan eksosistemdengan terkait,program maka nasional riset akandan dilaksanakan beberapa kali. Risetterumbu biasanya diselaraskan regional tentang pengelolaan dilakukan sebelum atauterumbu pada awal program, dikenaldikenal dengan riset Coral data dasar atau karang di wilayah segitiga karang dunia yang dengan Triangle baseline (T0), pada COREMAP pertengahanFase program atau sepanjang program, Initiative (CTI), sehingga III selanjutnya disebut pelaksanaan dengan COREMAP dikenalTujuan denganpengembangan monitoring (T1, T2 .. COREMAP dst), dan riset padauntuk akhir pengelolaan program atau - CTI. Program - CTI evaluasi terumbu program karang, (Tn). ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan sumberdaya umum riset pada masing-masing periode (T0, T1 dan Tn) tetap sama, bagiTujuan kesejahteraan masyarakat pesisir. namun tujuan khusus pada masing-masing periode riset bervariasi. Tujuan khusus masing-masing risetAspek harus Sosial disesuaikan dengan tujuan yang Bukupada Panduan Riset dan periode Monitoring Terumbu Karang dan spesifik Ekosistem akaninidicapai periode riset tersebut. Terkait disusunmasing-masing sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan • Tujuan Riset Data Dasar (T0)dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir Tujuan data dasar adalahRiset mengumpulkan semua yangTerumbu diperlukan untuk dengan judulriset “Panduan (Manual) dan Monitoring Aspekdata Sosial Karang suatudiharapkan program, dapat terutama yang berkaitan dengan sosial ekonomi dan pengembangan Ekosistem Terkait” membantu para peneliti danaspek manajer program masyarakat, termasuk kondisi daya dalam manusia, pendapatan, pengeluaran pelestarian dan penyelamatan sumbersumber daya pesisir memahami langkah-langkah danmelakukan aset produksi masyarakat. risetsumber ini juga menggambarkan tentang dalam riset dan monitoringSelain aspekitu, sosial daya pesisir. pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap terumbu karang dan ekosistem terkait, dan faktor-faktor yang berpengaruh. Tabel 2.1 adalah capaian riset, Jakartacontoh Desember 2014 tujuan umum dan tujuan khusus untuk riset data dasar. Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
13 13
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Tabel 2.1. Capaian Dan Tujuan Riset Data Dasar Katalog dalam Terbitan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Capaian riset (goal) Tujuan umum TujuanKarang khusus dan (T0) Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press • Memberikan gambaran Tersedianya data dan informasi Mengumpulkan data kondisi x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm umum tentang lokasi tentang kondisi sosial ekonomi sosial ekonomi masyarakat dan kepedulian masyarakat 1. terumbu Resetkarang dan terhadap ekosistem terkait, dan faktorfaktor yang berpengaruh. Penulis : Deny
dan kepeduliannya terhadap
program yang meliputi:
2.kelestarian Monitoring 3. Terumbu Karang terumbu karang kondisi geografi, sarana dan ekosistem terkait sertafaktor-faktor yang Dewi Hidayati, Widayatun, berpengaruh.
Augustina Situmorang, Fitranita,
Data dan informasi ini dapat Editorsebagai indikator : Deny Hidayati dipakai Desain grafisdampak : Qripik Design untuk memantau suatu program terhadap kesejahteraan masyarakat dan kelestarian terumbu karang dan ekosistem terkait.
Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI
dan prasarana, potensi dan pemanfaatan terumbu Harfina, karang dan ekosistem Puji Hartana terkait. • Menggambarkan kondisi sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraanya. • Mendeskripsikan tingkat pendapatan dan pengeluaran masyarakat dan faktor-faktor yang berpengaruh. • Mendeskripsikan pengetahuan, persepsi dan kepedulian masyarakat terhadap terumbu karang dan ekosistem terkait.
• Tujuan Monitoring (T1) Riset monitoring (T1, T2 .. dst) merupakan riset yang dilakukan untuk memonitor program yang sedang dilaksanakan. Tujuan khusus dari riset ini harus menggambarkan pelaksanaan program dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sebagai contoh, tujuan khusus riset T1 harus dapat menginformasikan kegiatankegiatan yang dilakukan, perkembangan kondisi sosial ekonomi (pendapatan) masyarakat dan faktor-faktor yang berpengaruh, permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan alternatif-alternatif solusi untuk perbaikan pelaksanaan program. Tabel 2.2 adalah contoh capaian riset yang kemudian dijabarkan kedalam tujuan umum dan tujuan khusus untuk riset monitoring (T1).
14
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapaiTabel 39.583 2.2. km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu diCapaian wilayahDan segitiga dengan puncak keanekaragaman Tujuankarang Riset Monitoring hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, Capaiandan risetpengelolaan (goal) Tujuan umum Tujuan khusustermasuk (T1) Indonesia menjadi prioritas dalamMengumpulkan rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok data kondisi Tersedianya data • Mendeskripsikan ikandaninformasitentangkondisi dan ketahanan pangan dari sosial laut. ekonomi masyarakat kegiatan-kegiatan dan kepedulian terhadap sosial ekonomi dan kepedulian usahaekonomiproduktifuntuk kelestarian terumbu karang masyarakatterhadap terumbu masyarakat dan faktorCoral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program karangdanekosistemterkait, dan ekosistem terkait, faktor yang berpengaruh nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu danfaktor-faktor yang serta faktor-faktor yang • Mendeskripsikan tingkat karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) berpengaruh. pendapatan masyarakat berpengaruh. fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), danfaktor-faktor dan yang Fase Data dan informasi ini dapat (2014-2019). COREMAP Fase III Penguatan Kelembagaan III disejalankan dan berpengaruh digunakan sebagai indikator • Membandingkan tingkat diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu untuk memantau dampak pendapatan masyarakat karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle suatu program terhadap pada awal program (T0) Initiative (CTI),masyarakat sehinggadan COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP kesejahteraan dan setelah pelaksanaan - kelestarian CTI. Tujuan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan terumbupengembangan karang dan program ( T1) ekosistem terkait sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan • Mendeskripsikan kegiatan sosialisasi peningkatan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. pengetahuan dan kepedulian masyarakat Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu terhadap Karang terumbu dan Ekosistem karangd Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenagaanekosistemterkaitsertafakt monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan or-faktor yang berpengaruh • Mendeskripsikan kegiatan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku pengawasan masyarakat dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang terhadap terumbu dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para penelitikarangdaneksosistemterkait dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah • Mendeskripsikan dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. permasalahanpermasalahan penting dalam pelaksanaan Jakarta Desember 2014 program, faktor-faktor yang berpengaruh dan alternatif Dr. Ir. Zainal Arifin penyelesaian masalah
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
15 15
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Katalog dalam Terbitan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm 1.
Reset
2. Monitoring
3. Terumbu Karang
Penulis
: Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana • Tujuan Riset Evaluasi (T2/Tn) Editor : Deny Hidayati Riset pada akhir program (T2/Tn) ditujukan untuk mengevaluasi dampak program Desain grafis : Qripik pengelolaan terumbu karangDesign dan ekosistem terkait terhadap kondisi sosial ekonomi (kesejahteraan) dan kepedulian masyarakat terhadap sumber daya alam tersebut. Tujuan khusus dari riset T2/Tn ini harus dapat menggambarkan dampak program, misalnya perubahan pendapatan masyarakat. Dampak program dievaluasi melalui oleh : masyarakat hasil risetTn dengan data pendapatan perbandingan antaraDiterbitkan data pendapatan XXX Press, IKAPI masyarakat dari baseline T0 dananggota data pendapatan dari riset T1. Agar hasil riset T0, T1 dan T2/Tn dapat diperbandingkan, data dan informasi (misalnya pendapatan) yang dikumpulkan dalam riset sosial-ekonomi harus menggunakan pendekatan dan metode yang sama dengan data yang dikumpulkan pada baseline studi. Tabel 2.3 adalah contoh capaian riset yang kemudian dijabarkan kedalam tujuan umum dan tujuan khusus untuk riset evaluasi (Tn).
16
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
2.3. km2 atau sekitar 45,7 % dari total Luas terumbu karang Indonesia mencapai Tabel 39.583 Tujuankarang Riset Evaluasi 86.503 km2 luas terumbu di Capaian wilayah Dan segitiga dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya Capaian riset (goal) Tujuan umum Tujuan khusus (T0) perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi dalam rangka menjaga pesisir, ketersediaan stok Tersedianya dataprioritas dan informasi Mengumpulkan dataekosistem kondisi • Menggambarkan kondisi sosial ekonomi sosial ekonomi masyarakat perkembangan kondisi ikan tentang dan ketahanan pangan dari laut.
dan kepedulian masyarakat dan kepedulian terhadap lokasi,terumbu karang terhadap terumbu karang dan kelestarian terumbu karang dan ekosistem terkait, Coralekosistem Reef Rehabilitation and Management adalah program terkait,serta faktordan ekosistemProgram terkait, (COREMAP) serta faktor-faktor yang nasional upaya rehabilitasi,serta konservasi ekosistem terumbu faktor untuk yang berpengaruh. faktor-faktordan yangpengelolaanberpengaruh. berpengaruh. • Menggambarkan karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) perkembangan dan kondisi informasi (1998-2004), ini dapat fase, Data FasedanI Inisiasi Fase II Akselerisasi (2005-2011), Fase dipakai sebagai indikator (sumber daya) III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase masyarakat III disejalankan dan untuk memantau dampak dan faktordiselaraskan dengan program nasional dan regional tentang faktor pengelolaan terumbu yang berpengaruh. suatu program terhadap karang di wilayahmasyarakat segitiga dan terumbu karang dunia yang dikenal• dengan Coral Triangle Mendeskripsikan kesejahteraan tingkat kelestarian karangCOREMAP dan Initiative (CTI),terumbu sehingga Fase III selanjutnya disebutperkembangan dengan COREMAP dan ekosistem terkait.pengembangan Program COREMAP - CTIpendapatan - CTI. Tujuan untuk pengelolaan pengeluaran masyarakat sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas pada secara berkelanjutan T0, T1 dan T2/Tn bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. • Mendeskripsikan dampak program terhadap kesejahteraan masyarakat Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem dan faktor-faktor Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan yang paktisi berpengaruh lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan • Mendeskripsikan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. perkembangan Kami berharap buku kepedulian dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang masyarakat terhadap karang program dan dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti terumbu dan manajer eksosistem terkait (T0 pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dan T2/Tn) dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. • Mendeskripsikan dampak program terhadap Jakarta Desember 2014 kepedulian masyarakat terhadap kelestarian karangArifin dan Dr.terumbu Ir. Zainal ekosistem terkait dan faktor-faktor yang berpengaruh.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
17 17
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Materi Oseanografi 2.1.2 Pengembangan Riset Katalog Terbitan aspek sosial terumbu karang dan ekosistem terkait terfokus Materi risetdalam dan monitoring Bukuparameter 1 Panduankondisi Riset sosial dan Monitoring Sosial yang Terumbu Karang erat dandengan pada ekonomi Aspek masyarakat berkaitan Ekosistemsosial Terkait. Jakarta:penduduk XXXX Press karakteristik demografi dan ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm terumbu karang dan ekosistem terkait. Namun untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, maka pada riset kondisi sosial juga ditambahkan materi pendukung 1. kepedulian Reset masyarakat 2. Monitoring 3. Terumbu yaitu terhadap terumbu karang, padang Karang lamun dan mangrove. Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, ■Pemilihan parameter AugustinadanSitumorang, Puji menentukan Hartana Setelah ditentukan capaian tujuan riset,Fitranita, tim peneliti parameter dan Editor : Deny Hidayati sub-parameter sosial ekonomi dan budaya yang ingin dikaji sesuai dengan sasaran Desain grafis Qripik Design dan tujuan riset. :Pemilihan parameter ini dapat dikonsultasikan dengan stakeholders terkait termasuk pemberi dana, pembuat kebijakan maupun pengguna hasil riset. Tabel 2.4 adalah contoh beberapa parameter dan sub parameter dalam riset aspek sosial ekonomi terumbu karang dan ekosistem terkait. Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI
18
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga dengan puncak keanekaragaman Tabel karang 2.4. hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang dan spesies ikan karang. Upaya Parameter Dan Sub-Parameter Sosibatu al Ekonomi Terumbu Karang perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan wilayah segitiga karang, termasuk dan EkosistemdiTerkai t Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Parameter Sub-parameter/variable ikan dan ketahanan pangan dari laut. Gambaran umum lokasi riset
- Kondisi geografis Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) program - Kondisi terumbu karang dan ekosistem adalah terkait, serta potensi dan permasalahan dalam pengelolaannya nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu - Sarana dan prasarana sosial ekonomi yang karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalamtersedia 3 (tga) sosio-demografi - Jumlah, dan distribusi penduduk fase,Karakteristik Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase IIkomposisi Akselerisasi (2005-2011), dan Fase penduduk Kualitas penduduk (pendidikan dan kesehatan) III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan - Pekerjaan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu - Mobilitas penduduk terutama terkait dengan pemanfaatan karang di wilayah segitiga terumbu karang dikenal dengan terumbudunia karangyang dan ekosistem terkait Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Pendapatan - Pendapatan penduduk (pendapatan rata-rata rumah - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan tangga dan pendapatan per-kapita) sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait biodiversitas secara berkelanjutan - Faktor yang dan mempengaruhi pendapatan bagiPengeluaran kesejahteraan masyarakat pesisir. - Pengeluaran penduduk dalam satu bulan terakhir - Faktor-faktor yang berpengaruh
BukuKondisi Panduan Riset dan Monitoring Aspek dan Ekosistem sosial-ekonomi - Aset rumahSosial tanggaTerumbu (produksi Karang dan non-produksi) Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagidantenaga - Kondisi perumahan sanitasi monitoring lingkungan dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan Kepedulian penduduk terhadap - Pengetahuan penduduk tentang terumbu karang, padang kebutuhan wilayah pesisir kecil. Kami berharap buku terumbu masyarakat karang, padangdi lamun, lamundan dan pulau-pulau mangrove dengan judul dan “Panduan (Manual) -Riset dan Monitoring Aspekkondisi Sosialterumbu Terumbu Karang mangrove wilayah pesisir Persepsi penduduk tentang karang, padang lamun danpara mangrove dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu peneliti dan manajer program Kegiatan penduduk yang berkaitan dengan pemanfaatan pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah lamun dan mangrove dalam melakukan riset dan monitoringterumbu aspekkarag, sosialpadang sumber daya pesisir. - Kearifan lokal masyarakat dalam pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pesisir dan laut
Dampak program pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait atau wilayah pesisir
Jakarta Desember 2014
- Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait Dr. Ir. Zainal Arifin - Dampak program terhadap kesejahteraanmasyarakat
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
19 19
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Sub-parameter kemudian dikembangkanIndonesia lebih rinci lagi kedalam bentuk pertanyaan Pusat Penelitian Oseanografi sesuai dengan jenis data yang ingin diperoleh. Lampiran 1 adalah contoh rincian sub-parameter dan informasi lanjutan riset aspek sosial ekonomi terumbu karang dan Katalog dalam ekosistem terkait. Terbitan Kemudian berdasarkan sub-parameter dan informasi lanjutan yang Buku 1 Panduan Risetmetode dan Monitoring Aspek telah ditentukan, dipilih pengumpulan dataSosial yang Terumbu sesuai. Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm 2.2. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan2.kegiatan yang sangat3.penting dalam riset dan monitoring. 1. Reset Monitoring Terumbu Karang Data menurut sumbernya terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah :data diperoleh peneliti dari wawancara dan pengamatan Penulis Denyyang Hidayati, Widayatun, Dewihasil Harfina, langsung di lapangan.Augustina Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil riset/ Situmorang, Fitranita, Puji Hartana laporan Editor orang/kelompok : Denylain. Hidayati Desain grafis : Qripik Design Data Primer Dalam riset sosial, pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode/pendekatan, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode ini saling melengkapi satu denganoleh lainnya. Diterbitkan : XXX Press, anggota IKAPI ■Metode Kuantitatif Metode kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif yang bertujuan untuk : - Mendapatkan informasi yang bersifat kuantitatif terhadap spesifik isu/topik - Mendapatkan data yang secara statistik dapat digunakan sebagai representatif mewakili kelompok stakeholder atau masyarakat yang lebih luas sesuai dengan besarnya sampel. - Untuk melihat distribusi variabel (misalnya tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan) di dalam dan antar kelompok stakeholder dan masyarakat umum. - Untuk membantu melihat perbandingan di dalam dan antara kelompok stakeholder dan masyarakat umum dan mengkaji korelasi antara parameter yang digunakan. Data kuantitatif diperoleh dengan cara melakukan wawancara menggunakan instrumen kuesioner (angket) terhadap semua populasi (sensus)
20
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
atauterumbu sebagian dari Indonesia populasi (survei) dipilihkm2 secara Luas karang mencapaiyang 39.583 atau acak sekitar(lihat 45,7bagian % dari2.5.2). total Pertanyaan dalam kuesioner tidak dapat dirubah pada waktu wawancara berlangsung, 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman oleh tertinggi karena itu wawancara dengan menggunakan disebut dengan istilah hayati antara lain 590 spesies karang batukuesioner dan spesies ikanjuga karang. Upaya wawancara dan tertutup. perlindungan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Datalaut.kuantitatif dikumpulkan dari dua sumber, yaitu ikan dan ketahanan pangan dari rumah tangga dan individu. Data rumah tangga berisi data kondisi Program sosial ekonomi rumah adalah tangga,program termasuk Coral Reef Rehabilitation andtentang Management (COREMAP) profil konservasi anggota rumah tangga, pendapatan, nasional untuk upaya rehabilitasi, dan pengelolaan ekosistem pengeluaran terumbu dan aset rumah tangga. Sedangkan data individu (yang karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) diwawancarai) pengetahuan, persepsi dandan kepedulian fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase IIberisi Akselerisasi (2005-2011), Fase tentang terumbu karang dan ekosistem terkait. III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu ■ Metode Kualitatif karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Metode kualitatif digunakan untuk dengan mendapatkan data Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut COREMAP kualitatif yang bertujuan - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAPuntuk: - CTI untuk pengelolaan Mendapatkan informasi yang secara mendalam tentang isu sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas berkelanjutan spesifik. bagi kesejahteraan masyarakatyang pesisir. Mengidentifikasi bahasa dan istilah lokal yang dapat digunakan informasi yangdan diperoleh dalam Buku Panduan Risetuntuk dan membantu Monitoring menginterpretasikan Aspek Sosial Terumbu Karang Ekosistem lapangan. Terkait ini riset disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi Memberikan pertukaran antara permasalahan pewawancaradandan lainnya. Buku ini disusunkesempatan untuk memahanmi kondisiinformasi sosial-ekonomi, kebutuhan narasumber/informan. masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang pengumpulan data kualitatif dilakukan para dengan danMetode Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu peneliti dan manajer program mewawancarai beberapa narasumber atau informan pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah kuncimelakukan yang dipilih dengan sengaja dalam riset dan monitoring aspek(purposive). sosial sumber daya pesisir. Pemilihan narasumber/informan dilakukan berdasarkan ‘kualitas’nya yaitu mereka dianggap dapat memberikan Jakarta Desember 2014 informasi yang mendalam tentang topik yang berkaitan dengan riset. Dr. Ir. Zainal Arifin Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui tiga cara yaitu: wawancara mendalam/terbuka, diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion/FGD) dan pengamatan
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
21 21
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (observasi). Wawancara mendalam atau sering juga disebut sebagai wawancara Pusat Penelitian Oseanografi terbuka, dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang dapat berkembang pada waktu wawancara sesuai dengan informasi yang diberikan oleh narasumber atau Katalogkunci. dalam Terbitan informan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Diskusi Jakarta: XXXX Pressterfokus (Fokus Group Discussion/FGD) kelompok x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm adalah pengumpulan informasi yang didapat dengan melakukan diskusi dengan sekelompok masyarakat (biasanya terdiri dari Monitoring Terumbu Karang tertentu yang 8-15 2.orang), mengenai 3.isu/permasalahan berkaitan dengan riset. Informasi yang digali biasanya berkaitan Penulis : Deny Widayatun, Dewiterhadap Harfina, isu/permasalahan yang denganHidayati, pandangan kelompok Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana didiskusikan. Oleh karena itu partisipan dalam diskusi kelompok Editor : Deny Hidayati harus se-homogen mungkin atau mereka yang mempunyai Desain grafis : Qripik Design yang relatif sama. Misalnya, kelompok pertama latar belakang adalah diskusi dengan kelompok nelayan yang menggunakan alat tangkap tradisional/ sederhana; kelompok kedua, diskusi dengan kelompok nelayan yang menggunakan alat tangkap dengan teknologi relatif tinggi; kelompok ketiga, diskusi dengan kelompok : dengan pengelompokan masyarakat di lokasi wanita/ibu-ibu dan Diterbitkan seterusnya,oleh sesuai XXX Press, anggota IKAPI riset. 1.
Reset
Pengamatan (observasi) adalah pengumpulan informasi/data yang diperoleh berdasarkan pengamatan peneliti terhadap lingkungan di lokasi riset maupun aktifitas yang dilakukan oleh subjek riset dan stakeholder lainnya. Misalnya mengamati aktivitas nelayan pada waktu pulang melaut, kondisi pasar atau hasil laut yang dijual dipasar, kegiatan ibu-ibu ketika suami sedang melaut dan lain sebagainya. Data ini dapat digunakan untuk melengkapi informasi yang diberikan oleh responden/ narasumber melalui wawancara (baik tertutup maupun terbuka) dan diskusi kelompok terfokus.
22
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
Pemilihan metode pengumpulan data primer disesuaikan dengan bentuk dan jenis KATA SAMBUTAN informasi yang ingin diperoleh. Tabel 2.5 adalah contoh Parameter, sub-parameter, data dan Indonesia metode pengumpulan data. km2 atau sekitar 45,7 % dari total Luassumber terumbu karang mencapai 39.583 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang Tabel 2.5.batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan dan Parameter, pengelolaan berkelanjutan di Dan wilayah segitiga Data karang, termasuk Sub Parameter, Sumber Data Metode Pengumpulan Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Sumber data Parameter
Sub-parameter/ variabel
Primer
Coral Reef Rehabilitation and Management Program adalah program Kuantitatif Kualitatif nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu Gambaran - Kondisi geografis MD, StatD. Obs. karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) umum lokasi - Kondisi sumber daya pesisir dan MD, StatD. WT, Obs. fase, Fase I Inisiasilaut(1998-2004), II Akselerisasi dan Fase riset serta potensi dan Fase permasalahan MD, (2005-2011), StatD. WT, Obs III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan pengelolaannya - Sarana dan prasarana tersedia diselaraskan dengan program nasionalyangdan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah- segitiga terumbu dan karang dunia yang MD, dikenal Karakteristik Jumlah, komposisi distribusi StatD.dengan Coral Triangle WT, Obs Sen/Surv sosiopenduduk WT, FGD Initiative (CTI), -sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Sen/Surv demografi Kualitas penduduk (pendidikan dan WT, FGD penduduk kesehatan) - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan - Pekerjaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem dan biodiversitas secara berkelanjutan - Mobilitas penduduk terkait terkait pemanfaatan daya pesisir dan laut bagi kesejahteraan sumber masyarakat pesisir. Pendapatan
- Pendapatan
Sekunder (COREMAP)
Sen/Surv
WT, FGD
- Faktor mempengaruhi pendapatan WT, FGD Buku Panduan Riset danyang Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Pengeluaran - Pengeluaran Sen/Surv WT, FGD Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi - Faktor-faktor yang berpengaruh lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan Kondisi sosial-masyarakat - Aset diRumah Tangga (produksi WT, FGD kebutuhan wilayah pesisir dan dan pulau-pulau kecil. KamiSen/Surv berharap buku ekonomi non-produksi) Obs dengan judul “Panduan - Kondisi(Manual) PerumahanRiset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapatdan membantu para peneliti dan Sen/Surv manajer program - Pengetahuan, persepsi WT, FGD Kepedulian kepedulian penduduk penduduk pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah - Kearifan lokal terkait sumber daya Obs terhadap dalam melakukan riset aspek sosial sumber daya pesisir. pesisirdan danmonitoring laut terumbu karang dan ekosistem terkait Dampak program
Jakarta Desember 2014 - Partisipasi dalam kegiatan - Dampak ekonomi program
Sen/Surv
WT, FGD
Dr. Ir. Sen/Surv Zainal ArifinWT, FGD
Catatan: MD= Monografi Daerah; StatD= Statistik Daerah; Obs= Observasi ; WT= (wawancara terbuka) ; FGD=Fokus Group Discusion; Sen= Sensus; Surv= Survei
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
23 23
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Data Sekunder Pusatberasal Penelitian Oseanografi Data sekunder dari berbagai sumber, antara lain sumber sekunder dan hasil riset. Sumber sekunder dapat diperoleh dari buku, laporan tahunan/laporan teknis Katalog dalam instansi terkait, dataTerbitan statistik, monografi atau peta. Data sekunder juga dapat diperoleh Buku 1 Panduan Sosialyang Terumbu dan Hasil dari hasil-hasil riset Riset yang dan telahMonitoring dipublikasiAspek maupun belumKarang dipublikasi. Terkait. Jakarta: Press instansi pemerintah, universitas, maupun ini Ekosistem dikumpulkan dengan cara XXXX mengunjungi x + 120 hlm; Masyarakat 21,5 x 29,5 cm yang terkait dengan isu riset. Lembaga Swadaya (LSM) 1. Reset Monitoring 3. Terumbu Karang Pengumpulan data sekunder 2. dapat dilakukan sepanjang waktu riset. Data ini sedapat mungkin mulai dikumpulkan sebelum pengumpulan data di lapangan. Dengan Penulis Deny Hidayati, Dewi Harfina, demikian,data telah : dapat digunakanWidayatun, untuk membantu peneliti dalam menentukan Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana parameter dan sub-parameter serta pedoman wawancara/kuesioner yang akan Editor : Deny Hidayati dikembangkan. Selain itu, data sekunder dapat memberikan gambaran awal tentang Desain : Qripik Design lokasi atau grafis masyarakat dimana riset akan dilaksanakan.
Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI
24
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
2.3.terumbu PENGEMBANGAN INSTRUMEN Luas karang Indonesia mencapai 39.583 RISET km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman Dalam mengembangkan instrumen riset, baik batu daftardan pertanyaan atau karang. kuesioner (data hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang spesies ikan Upaya kuantitatif) atau wawancara (data dikualitatif), beberapa hal umum yang perlindungan dan pedoman pengelolaan berkelanjutan wilayah ada segitiga karang, termasuk perlu diperhatikan, antaradalam lain: rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Indonesia menjadi prioritas • ketahanan Pertanyaan harus mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang sederhana ikan dan pangan dari laut. dan tidak terlalu panjang. pertanyaan and diusahakan mengalir secara berkesinambungan dari satu Coral • Reef Alur Rehabilitation Management Program (COREMAP) adalah program pertanyaan pertanyaan konservasi lainnya. dan pengelolaan ekosistem terumbu nasional untuk upaya kerehabilitasi, Pertanyaan sebaiknya memperhatikan kondisi budaya dan politik setempat. karang• secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) • P ertanyaan harus jelas untuk mendapatkan jawaban yang sesuai dengan arah fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase pertanyaan. III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan • W awancara sebaiknya tidak terlalu lama agar responden tidak terlalu capai diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu atau jenuh (sebaiknya 45 menitmenit). karang di wilayah segitiga terumbuberkisar karang antara dunia yang dikenal60dengan Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Kuantitatif - Instrumen CTI. TujuanPengumpulan pengembangan Data Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan Instrumen pengumpulan data kuantitatif adalah daftar pertanyaansecara atau kuesioner. Agar sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas berkelanjutan dapat mengisi kuesioner dengan benar maka kuesioner dilengkapi dengan panduan. bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Secara khusus ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kuesioner untuk mendapatkan data kuantitatif (sensus/survei): Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem • S edapat mungkin gunakan pertanyaan tertutup yang hanya memerlukan jawaban Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi ‘ya’,ini‘tidak’, ‘benar’,‘salah’ atau sosial-ekonomi, menyediakan pilihan jawaban.dan lainnya. Buku disusunjawaban untuk memahanmi kondisi permasalahan • Gmasyarakat unakan bahasa sederhana dan tidak bersifat ambigius. kebutuhan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku • H indari pertanyaan yang bersifat mengarahkan (leading questions). dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang • Pertanyaan disusun secara logik sesuai dengan topik atau tema riset. dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program • A lur pertanyaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga pertanyaan pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah berikutnya dengan aspek jawabansosial pertanyaan dalam melakukan risetberkaitan dan monitoring sumber sebelumnya. daya pesisir. • Tempatkan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif pada pertanyaan terakhir. • Gunakan bahasa atau terminologi lokal sebanyak mungkin. Jakarta Desember 2014 • Pertanyaan harus realistis, sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman responden. Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
25 25
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Sebelum kuesioner digunakan di lapangan, sebaiknya diadakan uji-coba terlebih dahulu. Uji coba kuesioner tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah pertanyaan Katalog dalam Terbitan pertanyaan yang telah disusun dapat dimengerti oleh reponden sesuai dengan maksud Buku 1 Panduan Riset Sosialterhadap Terumbumasyarakat/kelompok Karang dan pertanyaan. Untuk itu uji dan cobaMonitoring sebaiknyaAspek dilakukan Ekosistem Terkait. XXXX Press yang mempunyai latarJakarta: belakang yang mirip dengan responden yang akan diteliti. x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Misalnya bila responden utama adalah nelayan, maka uji coba sebaiknya dilakukan pada masyarakat nelayan. 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang Lampiran 2 dan 3 adalah contoh kuesioner rumah tangga dan kuesioner individu, Penulis lampiran: Deny Hidayati, Widayatun, Harfina,kuesioner rumah tangga sedangkan 4 dan 5 adalah contoh Dewi pedoman Augustina Situmorang, Fitranita, Puji riset Hartana dan individu untuk mengumpulkan data kuantitatif dalam aspek sosial-ekonomi Editor : Deny Hidayati terumbu karang dan ekosistem terkait. Desain grafis : Qripik Design Instrumen Pengumpulan Data Kualitatif Berbeda dengan penyusunan kuesioner, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh : dalam menyusun Diterbitkan pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh data XXX Press, anggota IKAPI kualitatif, antara lain: • Hindari pertanyaan yang bersifat tertutup. • Gunakan bahasa sederhana dan tidak bersifat ambigius • Hindari pertanyaan yang bersifat mengarahkan (leading questions) • Gunakan pertanyaan yang tidak langsung untuk mendapatkan informasi yang dianggap sensitif. • Gunakan pertanyaan ‘apa’, ‘siapa’, ‘kapan’, ‘dimana’, ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ sebanyak mungkin. • Gunakan pertanyaan yang mendorong informan untuk membandingkan hubungan antara satu kelompok dengan yang lainnya. Lampiran 7 dan 9 adalah contoh pedoman wawancara dalam melakukan wawancara terbuka dan lampiran 8 dan 10adalah pedoman FGD dalam riset aspek sosialekonomi terumbu karang.
26
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
2.4.terumbu IDENTIFIKASI STAKEHOLDERS Luas karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman Hal lain yang antara juga perlu diperhatikan materi riset,Upaya adalah hayati tertinggi lain 590 spesies dalam karangtahap batu pengembangan dan spesies ikan karang. mengindentifikasi stakeholder dan peranannyadidalam pengelolaan perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan wilayah segitiga terumbu karang, karang termasukdan ekosistemmenjadi terkait prioritas dan Sumber (SDL)ekosistem lainnya. pesisir, Denganketersediaan mengetahui stok siapa Indonesia dalam Daya rangkaLaut menjaga sajadanstakeholder terkait ikan ketahananyang pangan dari dan laut.peranannya, akan membantu peneliti pada waktu mengumpulkan data di lapangan. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program Dilihatdandaripengelolaan peranannya terhadapterumbu kondisi nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi ekosistem terumbu tersebut karang,padang lamun, karang secara berkelanjutan. Program COREMAP dirancang dalam 3 (tga)dan dalam dan riset Fase data fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fasemangrove,stakeholders II Akselerisasi (2005-2011), dasarCOREMAP sosial ekonomi dapat dibedakan III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). Fase III disejalankan dan menjadi stakeholder utama dan stakeholder diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu utamaCoral yaituTriangle individu/ karang di wilayah segitiga terumbu karang sekunder. dunia yangStakeholders dikenal dengan yang disebut berinteraksi secara langsung Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fasekelompok III selanjutnya dengan COREMAP terumbu karang ekosistem - CTI. Tujuan pengembangan Program dengan COREMAP - CTI untukdan pengelolaan terkait, kelompok nelayan, petambak sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait danseperti biodiversitas secara berkelanjutan dan penyelam. Sedangkan stakeholder bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. sekunder adalah mereka yang tidak secara langsung dengan terumbu Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspekberinteraksi Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem karang dan terkait, namun dapat Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi ekosistem tenaga monitoring dan paktisi pengelolaan sumber dayadanlaut lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmimempengaruhi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan (SDL) tersebut, pedagang/pengusaha komoditas kebutuhan masyarakatseperti di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.SDL, Kami instansi berharappembuat buku kebijakan pengelolaan SDL, penegak hukum dan lembaga swadaya masyarakat yang dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang bergerak dalam bidangdiharapkan pengelolaan terumbu karang ekosistem terkait dan SDL. dan Ekosistem Terkait” dapat membantu paradan peneliti dan manajer program Nelayan yang merupakan stakeholder yangmemahami paling banyak berinteraksi pelestarian dan penyelamatan sumber dayautama pesisirdan dalam langkah-langkah secaramelakukan langsung riset dengan karang dapat dibedakan beberapa kelompok dalam danterumbu monitoring aspek sosial sumber kedalam daya pesisir. berdasarkan: • Teknologi alat tangkap: dibedakan menjadi nelayan tradisional dan nelayan Jakarta Desember 2014 modern. Nelayan tradisional yaitu nelayan yang menggunakan alat tangkap dan armada tangkap yang sederhana seperti pancing Dr. Ir. dan Zainalsampan, Arifin dan menyelam dengan tidak menggunakan alat bantu. Nelayan modern yaitu nelayan yang memiliki/mengoperasikan alat tangkap dengan teknologi yang relative tinggi dan armada tangkap yang cukup besar seperti kapal pukat, menyelam dengan menggunakan tabung oksigen atau kompresor.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
27 27
©2014 Lembaga Ilmualat Pengetahuan Indonesia • Alat tangkap: tangkap yang merusak dan alat tangkap yang tidak Pusat Penelitian Oseanografi merusak. • Hasil tangkap: nelayan ikan karang, nelayan ikan permukaan, nelayan sotong Katalogdandalam Terbitan lain-lain. Buku 1saha melaut: nelayan yang berusaha sendiri/keluarga, nelayan yang berusaha Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan • U Ekosistem Terkait. Jakarta: Pressdan nelayan yang bekerja pada orang lain bersama-sama secaraXXXX kelompok x + 120 x 29,5 cm (anakhlm; buah21,5 kapal/ABK). 1. Reset 3. Terumbu Karangterhadap kondisi Kelompok-kelompok nelayan 2. ini Monitoring memberikan pengaruh yang berbeda terumbu karang dan ekosistem terkait. Misalnya pengaruh aktivitas nelayan ikan karang Penulismenggunakan : Deny Hidayati, Dewi merusak Harfina, akan berbeda dengan dengan teknologi alatWidayatun, tangkap yang Augustina Situmorang, Fitranita, Puji tradisional Hartana terhadap kondisi nelayan ikan permukaan yang menggunakan alat tangkap Editor karang. : Deny Hidayati terumbu Desain grafis : Qripik Design Pedagang atau pengusaha merupakan salah satu stakeholder sekunder yang memiliki peranan Diterbitkan oleh : penting dalam menentukan jumlah XXX ditangkap Press, anggota IKAPI dan jenis SDL yang oleh nelayan melalui permintaan dan harga yang ditawarkan. Bila permintaan dan harga yang ditawarkan terhadap salah satu jenis ikan sangat tinggi, maka sudah dapat dipastikan semua nelayan akan berusaha menangkap ikan tersebut sebanyak-banyaknya. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan ekspolitasi yang berlebihan (over fishing). Pedagang dapat dibedakan menjadi pedagang perantara atau pedagang pengumpul dan pedagang besar/tauke atau pedagang lepas. Pedagang pengumpul biasanya mendapatkan bantuan modal dari seorang pedagang besar, dan sebagai konsekuensinya dia harus menjual semua hasil yang dikumpulkan ke pedagang tersebut.
28
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Stakeholder sekunderIndonesia lainnya mencapai yang juga 39.583 mempunyai yang45,7 tidak %kalah Luas terumbu karang km2peranan atau sekitar dari penting total dalam pengelolaan SDL adalah pembuat kebijakan dan penegak hukum. Pembuat 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman kebijakan danantara penegak dari tingkat kewenangannya; hayati tertinggi lainhukum 590 dapat spesiesdibedakan karang batu dan spesies ikan karang.dimulai Upayadari tingkat pusat, kabupaten, kecamatandi sampai tingkatkarang, desa. Stakeholder perlindungan danpropinsi, pengelolaan berkelanjutan wilayahpada segitiga termasuk pembuatmenjadi kebijakan meliputi: pusat/pemerintah daerah,ketersediaan Bapenas/Bapeda, Indonesia prioritas dalamPemerintah rangka menjaga ekosistem pesisir, stok Departemen/Dinas Kelautan ikan dan ketahanan pangan daridan laut. Perikanan, Departemen/Dinas perdagangan dan perindustrian, kantor bea-cukai dan karantina. Stakeholder penegak hukum meliputi: kepolisian, khususnya polisi Angkatan laut, (COREMAP) Kesatuan Pengamanan Laut dan Coral Reef Rehabilitation and air/airud, Management Program adalah program Pantai (KPLP), Syahbandar, jaksakonservasi dan hakim. nasional untuk upaya rehabilitasi, dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase PENGEMBANGAN KRITERIA PEMILIHAN LOKASI, SUBJEK III 2.5. Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan RISET DAN PEWAWANCARA diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle 2.5.1.(CTI), Pemilihan Lokasi Initiative sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Pemilihan lokasi riset disesuaikan dengan COREMAP capaian dan -tujuan lokasi - CTI. Tujuan pengembangan Program CTI riset. untuk Pemilihan pengelolaan riset dapatterumbu dilakukan dengan metodeterkait purposive (dipilih secara dengan sumberdaya karang, ekosistem dan biodiversitas secara sengaja berkelanjutan menggunakan kriteria yang ditentukan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. sesuai dengan tujuan riset). Beberapa kriteria pemilihan lokasi yang umum digunakan antara lain adalah: Kondisi dan potensi terumbu karang dan ekosistem terkait: sebaiknya dipilih Buku • Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem daerah memiliki sebaran terumbu karang, padangmonitoring lamun, mangrove atau Terkait ini disusunyang sebagai panduan keseragaman bagi tenaga dan paktisi SDLinilainnya luas dengan rusak ataupermasalahan kurang baik. dan lainnya. Buku disusunyang untukcukup memahanmi kondisikondisi sosial-ekonomi, • Kmasyarakat etergantungan masyarakat dan ekosistem terkait: kebutuhan di wilayah pesisirterhadapterumbu dan pulau-pulaukarang kecil. Kami berharap buku lokasi riset sebaiknya dipilih daerah dimana sebagian besarTerumbu mata pencaharian dengan judul “Panduan (Manual) Risetdi dan Monitoring Aspek Sosial Karang utama masyarakatnya tergantung pada terumbu karang dan ekosistem terkait dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program SDL lainnya. sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah pelestarian dan dan penyelamatan Keterwakilan wilayah (daerah pesisir dan pulau-pulau kecil): ditengarai ada dalam• melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. perbedaan sosial ekonomi yang signifikan antara masyarakat pesisir dan masyarakat yang hidup di pulau-pulau kecil. Oleh karena itu, lokasi Jakarta Desember 2014riset sebaiknya dilakukan di daerah-daerah yang dapat mewakili kondisi masyarakat di kedua daerah tersebut. Dr. Ir. Zainal Arifin • Keterwakilan sosial-ekonomi masyarakat (sejahtera dan kurang sejahtera): tekanan terhadap terumbu karang, padang lamun, mangrove, sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mengelolanya. Oleh karena itu
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
29 29
©2014populasi Lembaga Pengetahuan Indonesia risetIlmu sebaiknya mewakili kondisi masyarakat dari kelompok sejahtera Pusat Penelitian Oseanografi dan kurang sejahtera. • Keterjangkauan: sebaiknya dipilih daerah yang relatif terjangkau, sehingga Katalogmemudahkan dalam Terbitan dalam pelaksanaan riset dan monitoring. Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait.Subjek Jakarta: Riset/Responden XXXX Press 2.5.2.Pemilihan x + ditetapkan 120 hlm; 21,5 29,5maka cm tahap selanjutnya adalah memilih subjek riset/ Setelah lokasi xriset, responden/narasumber, baik untuk pengumpulan data kuantitatif maupun data kualitatif. 1. risetReset 2. Monitoring Terumbu Karang Subjek untuk data kuantitatif akanmewakili 3. rumah tangga, namun dapat juga mewakili diri sendiri (individu), tergantung dari informasi yang ingin digali. Responden Penulis : Deny Hidayati,yang Widayatun, Harfina, rumah tangga adalah responden mewakiliDewi rumah tangga untuk mendapatkan Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana informasi mengenai kondisi rumah tangga, seperti pendapatan dan pengeluaran rumah Editor : Deny Hidayati tangga. Namun bila informasi yang digali adalah mengenai pengetahuan dan persepsi Desain grafis mengenai : Qripik Design nelayan/petambak kondisi terumbu karang, padang lamun dan mangrove, maka responden mewakili dirinya sendiri (individu). Sensus Diterbitkan oleh : data kuantitatif dimana semua rumah tangga Sensus adalah metode pengumpulan IKAPI subjek riset. Metode ini sangat baik, atau individu yang XXX ada diPress, lokasianggota riset dijadikan namun memerlukan dana, waktu dan tenaga yang besar, terutama apabila penduduk di lokasi riset sangat besar jumlahnya.Apabila lokasi riset yang dipilih memiliki populasi yang besar, sensus hampir tidak mungkin dilakukan. Sensus dapat dilakukan apabila di lokasi riset populasi atau jumlah penduduknya sedikit. Survei Survei adalah metode pengumpulan data kuantitatif yang dilakukan secara sampling (contoh yang mewakili) dengan jumlah terbatas. Subjek riset atau responden yang akan di wawancarai jumlahnya dibatasi, sehingga wawancara dilakukan hanya pada sebagian rumah tangga di lokasi riset. Jumlah sampel tergantung pada kondisi, ketersediaan dana, waktu dan tenaga, sekitar 100 – 300 responden per lokasi, atau paling tidak harus memenuhi standar minimal statistik. Untuk tidak menimbulkan bias, maka cara pemilihan sampel sebaiknya dilakukan dengan metode acak (random sampling).
30
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Ada beberapa macam metode acak, namun yang paling sederhana adalah metode acak sistematis (systematic random sampling), yaitu dengan memilih rumah tangga Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total (sampel) dengan nomor urutan tertentu berdasarkan kelipatan yang telah ditentukan. 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman Misalnya riset dilakukan di desa A yang terdiri dari 750 rumah tangga yang tersebar hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya di 4 dusun. Karena keterbatasan waktu, sumber daya manusia dan dana, maka perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk diputuskan untuk mewawancarai 100 rumah tangga. Agar rumah tangga yang terpilih Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok tidak terlalu menyebar, maka riset dapat difokuskan di salah satu atau dua dusun yang ikan dan mewakili ketahanan pangan dariekonomi laut. dan budaya masyarakat di desa terpilih. Kalau dapat kondisi sosial masyarakat di desa tersebut sangat homogen dalam arti memiliki mata pencaharian Coral Rehabilitation and Management (COREMAP) dan Reef adat istiadat yang relatif sama, maka Program untuk memudahkan risetadalah dapat program difokuskan nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu di satu dusun. Selanjutnya untuk memilih rumah tangga yang akan diwawancarai karang secara berkelanjutan. Program COREMAP dilakukan dengan metode acak sistematis dengantersebut cara: dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase • CIatat semua rumah tangga yang ada di desa/dusun terpilih secara berurutan III Penguatan Kelembagaan III disejalankan dan (misalnya ada 300(2014-2019). rumah tangga, COREMAP urutkan dari Fase 1 sampai 300) diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu • Tentukan kelipatan/interval rumah tangga yang akan diwawancarai dengan karang di wilayah karang dunia yangdengan dikenaljumlah denganrumah Coraltangga Triangle membagisegitiga jumlah terumbu keseluruhan rumah tangga yang Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP akan diwawancarai (300 rumah tangga:100=3) - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan • Tentukan nomor urut rumah tangga pertama yang akan dipilih dengan cara sumberdayaundian terumbu karang, ekosistem terkait biodiversitas (mengambil secara acak satudan gulungan kertas secara berisi noberkelanjutan 1, no 2 dan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. no 3 sesuai dengan kelipatan), lalu pilih rumah tangga berikutnya dengan kelipatan 3. Bila nomor yang diambil adalah no 2, maka sampel dimulai Buku Panduan Riset dan tangga Monitoring Sosial Terumbu Karangnodan8 Ekosistem dengan rumah no Aspek 2, kemudian no 5 (2+3), (5+3) dst, Terkait ini sampai disusun terpilih sebagai100 panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi rumah tangga. lainnya. ini disusun memahanmi sosial-ekonomi, • Buku Sampel dapat untuk diganti bila tidak kondisi ada anggota rumah permasalahan tangga yang dan dapat kebutuhan diwawancarai masyarakat dimisalnya wilayah karena pesisir bepergian dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dalam waktu yang lama, atau sudah dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Karang dikunjungi selama tiga hari berturut-turut tidak adaSosial orangTerumbu di rumah, rumah dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program tangga yang hanya terdiri dari satu orang yang sudah sangat tua atau pelestarian responden dan penyelamatan daya pesisir meskipun dalam memahami langkah-langkah menolak sumber untuk diwawancarai telah dilakukan pendekatan. dalam• melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Pemilihan sampel pengganti diurutkan dari nomor rumah tangga terakhir yang dipilih dengan menggunakan kelipatan yang telah ditentukan. Misalnya Jakartayang Desember ada 2 sampel yang harus diganti, sedangkan sampel terakhir2014 adalah no 298, maka sampel pengganti pertama adalah rumah tangga no. 298 + Dr. Ir.tersebut Zainal Arifin 3=301, namun karena jumlah rumah tangga di dusun hanya ada 300, maka sampel penggati pertama adalah kembali ke rumah tangga no 1, sedangkan sampel pengganti kedua adalah rumah tangga no 4 (1+3) demikian seterusnya.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
31 31
Untuk informasi mengenai kondisi rumah tangga, wawancara dapat dilakukan dengan ©2014 Ilmu Pengetahuan Indonesia salah satu Lembaga anggota rumah tangga (kepala rumah tangga, istri/suami atau anak yang Pusat yang Penelitian Oseanografi telah dewasa) dianggap mengetahui kondisi sosial ekonomi rumah tangga terpilih. Dalam menjawab pertanyaan, responden dapat dibantu oleh anggota rumah Katalog dalamkarena Terbitan tangga lainnya, informasi yang ingin diperoleh adalah kondisi rumah tangga. Bukusubjek 1 Panduan Riset dan Monitoring Sosial dapat Terumbu Karang dengan dan cara Untuk riset perorangan (individu),Aspek pemilihan dilakukan Ekosistem XXXX undian, yaitu Terkait. dengan Jakarta: mengambil salahPress satu gulungan kertas yang berisi nomor/nama x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm anggota rumah tangga yang dianggap cukup dewasa, biasanya yang berusia 15 tahun ke atas. Cara ini dilakukan agar individu yang diwawancarai sedapat mungkin 1. mewakili Resetkarakteristik penduduk 2. Monitoring Terumburumah Karang dapat di lokasi riset3.(kepala tangga, ibu rumah tangga, anak laki-laki, perempuan dsb). Tujuan wawancara perorangan adalah untuk Penulis gambaran: Deny Hidayati, Widayatun, persepsi Dewi Harfina, mendapat mengenai pengetahuan, dan pengalaman responden Augustina Fitranita, Puji Hartana mengenai terumbu karang dan Situmorang, ekosistem terkait. Responden oleh karena itu dalam Editor : Deny Hidayati menjawab pertanyaan, tidak boleh dibantu oleh anggota keluarga/orang lain. Desain grafis : Qripik Design Data Kualitatif Subjek riset untuk pengumpulan data kualitatif dipilih secara ‘purposive’ dengan menggunakan kriteria tertentu sesuai dengan parameter riset dan peranannya dalam oleh ekosistem : pengelolaan terumbuDiterbitkan karang dan terkait (padang lamun dan mangrove). XXX Press, anggota Misalnya untuk mendapatkan informasiIKAPI mengenai perubahan alat tangkap yang digunakan nelayan pada masa lalu dengan sekarang, maka narasumber utama adalah nelayan lokal yang relatif sudah berumur, sedangkan untuk mendapatkan informasi mengenai peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pengelolaan terumbu karang dan SDL, maka narasumber utama adalah pemuka adat dan aparat pemerintah/desa. Pemilihan narasumber untuk memperoleh data kualitatif dapat disesuaikan dengan stakeholder terkait. 2.5.3. Pemilihan Pewawancara Keberhasilan pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh orang yang melakukan wawancara. Untuk data kuantitatif, wawancara dapat dilakukan oleh orang lain yang telah dilatih terlebih dahulu. Hal ini dimungkinkan, karena wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan kuesioner terstruktur dan disusun dengan menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin.Pewawancara dapat direkrut dari penduduk lokal pada waktu riset lapangan.
32
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Dalam km2 memilih pewawancara ada segitiga beberapakarang dengan puncak keanekaragaman 86.503 luas terumbu di wilayah hal yang perluantara diperhatikan, hayati tertinggi lain 590antara spesieslain: karang batu dan spesies ikan karang. Upaya • Warga yang memiliki latar belakang perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk pendidikan yang dalam memadai Indonesia menjadi prioritas rangkasehingga menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok dapat dengan ikan dan ketahanan pangan mudah dari laut.memahami maksud dan tujuan pertanyaan bahasa lokal dengan Coral • ReefMemahami Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program baik. Hal ini perlu karena adakalanya nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu responden terpilih kurang karang secara berkelanjutan. Programmemahami COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) bahasa Indonesia dengan fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase baik, II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase sehingga wawancara harus dilakukan dengan menggunakan bahasa lokal III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan • Penduduk lokal yang mengetahui dengan baik lokasi pemukiman dan kondisi diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu penduduksegitiga setempat karang di wilayah terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle • Warga yang netral dan dapat diterima oleh semua masyarakat, khususnya di Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP daerah-daerah yang masyarakatnya memiliki pengelompokan tinggi. Hal - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk yang pengelolaan perlu untuk menghindari si pewawancara sehingga sumberdayaini terumbu karang, ekosistemresponden terkait danmencurigai biodiversitas secara berkelanjutan menolak masyarakat untuk diwawancarai bagi kesejahteraan pesisir. atau memberikan jawaban yang tidak sesuai fakta. Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Wawancara data sebagai kualitatifpanduan biasanyakeseragaman dilakukan langsung oleh monitoring tim penelitidanatau pihak Terkait ini disusun bagi tenaga paktisi yang kompetenpermasalahan (mampu) dengan lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisilainsosial-ekonomi, dan tuntunan pedoman wawancara. kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku Kompetensi pentingTerumbu dalam wawancara dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Karang karena pertanyaan yang diajukan dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program informan langkah-langkah atau narasumber pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir pada dalam memahami bersifat dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosialbiasanya sumber daya pesisir.terbuka, dan karenanyapembicaraan dapat berkembang sesuaiDesember dengan informasi Jakarta 2014 yang didapat. Oleh karena itu, dalam melakukan Dr.wawancara diperlukan Ir. Zainal Arifin pemahaman yang dalam mengenai tujuan dan parameter riset serta penguasaan teknik wawancara yang memadai.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
33 33
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia PusatADMINISTRASI Penelitian Oseanografi 2.6. TEKNIS Katalog dalam Terbitan Persiapan lapangan yang berkaitan dengan masalah teknis administrasi meliputi Buku 1 Panduan Riset dan perencanaan Monitoring Aspek Sosialriset. Terumbu Karang tim dan peneliti penyusunan tim peneliti dan anggaran Penyusunan Ekosistemdilakukan Terkait. Jakarta: Press perencanaan anggaran riset agar dapat sebaiknya sebelum XXXX penyusunan x + 120 hlm;peneliti 21,5 dan x 29,5 diketahui jumlah staf cm pendukung yang dialokasikan dalam masing-masing mata anggaran, seperti honor dan perjalanan. 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang 2.6.1. Penyusunan Tim Riset Deny Hidayati, Widayatun, Harfina, TimPenulis riset terdiri dari: koordinator riset dan beberapaDewi anggota peneliti dan staf penunjang Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana lain, seperti programmer komputer yang bertanggung jawab dalam pengolahan data dan : Deny Hidayati stafEditor yang bertanggung jawab dalam masalah administrasi dan keuangan. Koordinator Desainmelakukan grafis : koordinasi Qripik Design bertugas dalam melakukan kegiatan-kegiatan riset sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disepakati dan dituangkan dalam agenda riset/rencana kerja. Selain itu, koordinator dengan dibantu anggota tim peneliti secara substansi bertanggung jawab terhadap terpenuhinya tujuan riset. Diterbitkan oleh : XXXmengkaji Press, anggota Riset sosial-ekonomi berbagai IKAPI macam isu dari berbagai disiplin ilmu dan pendekatan termasuk diantaranya sosial, ekonomi, budaya dan ekologi manusia. Oleh karena itu, tim peneliti riset sosial-ekonomi terdiri dari para peneliti bidang sosial yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, seperti ekonomi, sosiologi, antropologi dan human ekologi. Walaupun riset sosial-ekonomi fokusnya pada deskripsi kondisi sosial-ekonomi masyarakat, idealnya terdapat anggota yang mempunyai keahlian di bidang lingkungan sosial (human ekologi), kebumian, dan kelautan. Selain itu, akan lebih baik jika selain berasal dari disiplin ilmu sosial dan ilmu pengetahuan alam (natural scientist) para peneliti juga mempunyai keahlian lain, seperti pemerhati masalah pemberdayaan masyarakat pesisir, pembangunan pedesaan dan perencanaan.
34
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 2.6.2.km2 Penyusunan Riset karang dengan puncak keanekaragaman 86.503 luas terumbuAnggaran di wilayah segitiga hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya Biaya operasional riset terdiri berkelanjutan dari beberapadi komponen yang dapat disusun sesuai perlindungan dan pengelolaan wilayah segitiga karang, termasuk proses dan langkah-langkah Beberapa biayastokriset Indonesia menjadi prioritas dalamdalam rangkamelakukan menjaga riset. ekosistem pesisir,komponen ketersediaan diantaranya adalah:pangan dari laut. ikan dan ketahanan lapangan: Coral 1.ReefPersiapan Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program Komponen pembiayaan meliputi biaya-biaya akan nasional untuk upaya rehabilitasi, persiapan konservasilapangan dan pengelolaan ekosistem yang terumbu dikeluarkan untuk kegiatan rapat,tersebut diskusi dirancang pembuatandalam rancangan riset, karang secara berkelanjutan. Program seperti COREMAP 3 (tga) surat-menyurat/telekomunikasi, ATK, survei fase, Fasefotocopy/penggandaan, I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan kit Fasedan perlengkapan lapangan. PerlengkapanCOREMAP lapangan Fase yang IIIdigunakan diantaranya III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). disejalankan dan adalah tape/recorder, senter, battery, payung, jas hujan, dan pelampung. diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu lapangan sifatnya optional, melihat dengan kondisi Coral lokasi Triangle riset, jika karang di Perlengkapan wilayah segitiga terumbuinikarang dunia yang dikenal kondisi sehingga lapanganCOREMAP tidak memerlukan perlengkapandisebut tersebut, makaCOREMAP tidak perlu Initiative (CTI), Fase III selanjutnya dengan dipersiapkan. - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan 2. Gaji/Upah: bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Komponen gaji upah adalah anggaran yang disediakan untuk membayar gaji tim peneliti, yaituMonitoring koordinatorAspek riset, Sosial anggota tim peneliti pendukung Buku Panduan Riset dan Terumbu KarangdandanstafEkosistem dan bagi komputer. gajidandisesuaikan Terkait ini lainnya disusun seperti: sebagai bagian panduankeuangan keseragaman tenaga Jumlah monitoring paktisi dengan lama riset akan dilakukan, misalnya 6 bulan atau 3 bulan. lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan
kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku 3. Riset Lapangan: dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang BiayaTerkait” riset lapangan meliputi anggaran, diantaranya: dan Ekosistem diharapkan dapatbeberapa membantukomponen para peneliti dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah • Perjalanan dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Komponen perjalanan adalah uang akomodasi dan uang harian/perdiem/lumpsum yang dialokasikan untuk peneliti dan staf pendukung yang akan melakukan Jakarta Desember 2014 pengumpulan data di lapangan. Rencana anggaran disusun berdasarkan jumlah peneliti dan staf pendukung yang akan melakukan perjalanan dan Arifin waktu yang Dr. Ir. Zainal direncanakan untuk bekerja di lapangan.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
35 35
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi • Transportasi Komponen transportasi ini terdiri dari biaya perjalanan dari Kota dimana Katalog dalampelaksana Terbitan riset berkedudukan ke lokasi riset (dari kabupaten ke institusi Buku lokasi) 1 Panduan Risettransport. dan Monitoring Aspek Sosial Karang dan dan lokal Lokal transport adalahTerumbu biaya yang akan dikeluarkan Ekosistem Jakarta: XXXX untuk Terkait. transportasi selama di Press lokasi, misalnya sewa perahu, motor atau mobil x + (tergantung 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm kondisi di lapangan). Rencana anggaran transport lokal ini disusun 1.
berdasarkan informasi biaya dan kondisi jenis moda transportasi yang ada di Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang lokasi.
Penulis• Pengumpulan : DenyData: Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana Survei Editor Anggaran : survei Deny ada Hidayati tiga, yaitu biaya untuk pengisian kuesioner, kit untuk Desain responden grafis : dan Qripikbiaya Design untuk pelatihan pewawancara. Biaya kuesioner adalah biaya yang dianggarkan untuk melakukan survei (kuantitatif) atau pengisian kuesioner, biasanya dihitung berdasarkan jumlah responden yang akan disurvei dikalikan dengan biaya per kuesioner. Biaya kit responden adalah biaya Diterbitkan oleh :atau kenang-kenangan atau penghargaan terhadap untuk pemberian souvenir IKAPI waktunya untuk menjawab pertanyaan respondenXXX yangPress, telahanggota meluangkan yang tercantum pada kuesioner. Besarnya biaya tergantung pada jumlah responden dan harga kit/souvenir per responden. Sedangkan biaya untuk melakukan training/pelatihan pewawancara meliputi: transport pewawancara dan biaya makan/ minum selama pelatihan. Data Kualitatif
Kegiatan pengumpulan data kualitatif yang memerlukan anggaran diantaranya adalah untuk diskusi kelompok (FGD) dan honor untuk pemandu lokal. Kegiatan diskusi kelompok memerlukan biaya untuk makanan dan minuman serta uang transport untuk para peserta diskusi. Sementara itu honor pemandu lokal dihitung berdasarkan satuan hari kerja.
36
• Biaya Fotocopy Data Sekunder
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Pengolahan Data (pemasukan dan analisis). Luas 4. terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Biaya pengolahan data meliputi biaya dikeluarkan untuk pemasukan 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karangyang dengan puncak keanekaragaman (entry) datalaindan590 dihitung berdasarkan kuesioner. analisis data hayati tertinggi antara spesies karang batujumlah dan spesies ikanBiaya karang. Upaya dihitung perlindungan dan berdasarkan pengelolaan paket. berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok 5. Biaya Rapat, Diskusi dan Workshop. ikan dan ketahanan pangan dari laut. Biaya rapat, diskusi dan workshop dianggarkan berdasarkan jumlah rapat, yang direncanakan dikalikan dengan biaya satuan setiap Coral Reefdiskusi/workshop Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program penyelenggaraan diskusi/workshop. Biayapengelolaan satuan setiap penyelenggaraan nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan ekosistem terumbu dapat diperkirakan dengan menghitung jumlah peserta dikalikan dengan biaya karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) orang dan biaya ruangan serta ATK yang dibutuhkan. fase, Fasekonsumsi I Inisiasi per (1998-2004), Fasesewa II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase
III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan 6. Biaya Pelaporan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu Biaya meliputi: karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle karang di wilayahpelaporan segitiga terumbu • Penulisan Laporan (penulis, editor) Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Honor penulisan laporan pada harga - CTI. Tujuan untuk pengembangan Programdianggarkan COREMAPdengan - CTIberpedoman untuk pengelolaan buku laporan. penulisnya terdiri beberapa orang, pembagian sumberdayasatu terumbu karang, Jika ekosistem terkait dandari biodiversitas secara maka berkelanjutan antar penulis disesuaikan dengan partisipasi/kontribusi masing-masing penulis. bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Honor penulisan buku laporan ini dapat juga tidak dianggarkan jika para penelitiRiset sudah honor Sosial yang memadai. Honor editor diperkirakan Buku Panduan danmendapatkan Monitoring Aspek Terumbu Karang dan Ekosistem kelayakan honor yang biasabagi diperoleh editor. dan paktisi Terkait ini berdasarkan disusun sebagai panduan keseragaman tenagaoleh monitoring lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan Lay Out kebutuhan •masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku Diperlukan anggaran Riset untukbiaya lay-outerAspek yang Sosial biasanya menggunakan dengan judul “Panduan (Manual) dan Monitoring Terumbu Karang standar untuk pembuatan lay-out buku. dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah • Produksi/Pencetakan dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Biaya produksi dihitung berdasarkan harga produksi satu buku/laporan dikalikan dengan jumlah eksemplar laporan riset Jakarta yang akan diproduksi. Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
37 37
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2.7. PERSIAPAN LAPANGAN Penelitian Oseanografi Persiapan Pusat lapangan meliputi penyiapan/pengurusan dokumen/surat-surat yang diperlukan dan berbagai kegiatan lainnya, seperti penggandaan instrumen, penyiapan Katalog Terbitan logistik risetdalam dan penyusunan agenda riset. Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistemyang Terkait. XXXX sebelum Press tim peneliti melakukan pengumpulan data Surat-surat perluJakarta: dipersiapkan x + 120diantaranya hlm; 21,5 adalah: x 29,5 cm di lapangan 1.1. Surat Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang Ijin Riset Surat ijin riset diperlukan dalam riset sosial, dikarenakan para peneliti akan Penulis : Deny Widayatun, Dewidari Harfina, mengumpulkan dataHidayati, dari berbagai sumber: instansi pemerintah, swasta Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartanadengan masyarakat. maupun LSM dan data dari survei atau wawancara terbuka EditorMasing-masing : Deny Hidayati daerah kabupaten/kota mempunyai lembaga yang pemerintah Desainberkompeten grafis : Qripik Design surat ijin riset, seperti Kantor Sosial Politik atau mengeluarkan Bappeda. Untuk mendapatkan surat ijin riset diperlukan copy proposal riset yang berisi tujuan, metode, waktu, lokasi riset dan daftar anggota tim peneliti. Waktu untuk mengurus ijin riset pada umumnya 1 sampai 2 hari, tergantung : pada kondisiDiterbitkan pemerintaholehkabupaten/kota. XXX Press, anggota IKAPI 2.
Surat Tugas
Surat tugas untuk peneliti dan pewawancara dikeluarkan oleh instansi/lembaga yang bertanggung jawab melakukan riset.Surat tugas berfungsi sebagai identitas resmi bagi peneliti dan pewawancara dalam menjalankan tugas mengumpulkan data di lapangan. 3.
Sertifikat
Sertipikat merupakan tanda penghargaan yang diberikan kepada pewawancara atas partisipasinya membantu melakukan pengumpulan data.Sertipikat dikeluarkan oleh instansi/lembaga yang melaksanakan riset.
38
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Selain surat Indonesia ijin dan surat tugas,39.583 beberapakm2 persiapan riset yang Luas terumbu karang mencapai atau sekitar 45,7 perlu % daridilakukan total antara lain adalah: 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman • Korespondensi/Komunikasi hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya Korespondensi/komunikasi pemangku kepentingan/stakeholders perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan dengan di wilayah segitiga karang, termasuk yang adadalam di lokasi maupun kabupaten diperlukan untuk mendapatkan Indonesia menjadi prioritas rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok awal laut. tentang, kondisi daerah riset (iklim, kondisi fisik, ikan dan ketahananinformasi pangan dari sarana dan prasarana) karakteristik umum penduduk (suku, bahasa, pendidikan, danProgram adat-istiadat masyarakatadalah di lokasi riset) Coral Reef Rehabilitation and pekerjaan Management (COREMAP) program dan teknis perjalanan ke lokasi Informasi ekosistem awal yangterumbu diperoleh nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan riset. pengelolaan dari pemangku kepentingan membantu peneliti karang secara berkelanjutan. Program COREMAPtersebut tersebut akan dirancang dalam tim 3 (tga) mengembangkan riset (pembuatan fase, Fase I Inisiasidalam (1998-2004), Faserancangan/desain II Akselerisasi (2005-2011), daninstrumen Fase riset), menyusun strategi dan agenda riset. III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu Penyiapan Logistik Riset karang di wilayah• segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Logistik riset antaraFase lain:IIIkitselanjutnya risetdan perlengkapan Initiative (CTI), sehingga COREMAP disebut denganpenunjang COREMAPriset lainnya. Satu set kit risetCOREMAP terdiri dari - block catatan), - CTI. Tujuan pengembangan Program CTI note untuk(buku pengelolaan pensil, pena, rautan, terkait penghapus dan stop secara map. Jumlah set kit sumberdaya terumbu karang, ekosistem dan biodiversitas berkelanjutan disesuaikan bagi kesejahteraan riset masyarakat pesisir.dengan jumlah anggota tim peneliti dan jumlah pewawancara yang akan direkrut untuk membantu melakukan pencacahan (survei). penunjang riset Ekosistem diantaranya Buku Panduan Riset dan Monitoring AspekPerlengkapan Sosial Terumbu Karang dan obat-obatan dan kebutuhan lainnya yang Terkait ini disusun adalah: sebagai senter, panduanpayung, keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi disesuikan kondisikondisi lokasisosial-ekonomi, yang akan dijadikan sampel dan studi. lainnya. Buku ini disusun untukdengan memahanmi permasalahan Misalnya di lokasi yangdantidak memungkinkan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir pulau-pulau kecil. mendapatkan Kami berharapsembako, buku tim peneliti perlu mempersiapkan logistik sembako yang akan dibawa dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang ke lokasi riset. dapat membantu para peneliti dan manajer program dan Ekosistem Terkait” diharapkan pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah Penggandaan Instrumen Riset dalam melakukan• riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Sebelum pelaksanaan pengumpulan data di lokasi, perlu dilakukan penggandaan istrumen riset (lihat lampiran Jakartainstrumen Desember riset).Hal 2014 tersebut dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan sarana fotocopy yang kemungkinan tidak tersedia di lokasi.Untuk keperluan Dr. Ir. Zainal Arifin survei, kuesioner perlu digandakan/difotocopy dengan jumlah eksemplar disesuaikan dengan sampel riset (jumlah responden) yang sudah dirancang ditambah dengan sekitar 20 eksemplar untuk pelatihan dan cadangan pengganti jika ada kuesioner yang rusak.Misalnya:
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
39 39
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia jumlah responden ditetapkan 100, maka kuesioner perlu digandakan Pusat Penelitian Oseanografi sekitar 120 eksemplar. Tambahan 20 eksemplar untuk pelatihan dan cadangan jika ada kuesioner yang rusak. Untuk instrumen lainnya Katalog dalam Terbitan seperti panduan wawancara terbuka digandakan sesuai dengan jumlah Buku 1 Panduan dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan anggotaRiset tim peneliti. Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press x + 120 hlm; 21,5 x Agenda 29,5 cmPerjalanan dan Agenda Riset • Penyusunan 1.
Penyusunan agenda perjalanan dan agenda riset diperlukan agar riset Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang dapat berjalan lancar sesuai waktu yang direncanakan.
Penulis • Penyusunan : Deny agenda Hidayati,perjalanan: Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Puji Hartana tim peneliti melakukan identifikasiFitranita, dan menyusun rute perjalanan, moda Editor : Deny Hidayati angkutan yang akan digunakan dan biayanya. Informasi mengenai rute Desain grafis : Qripik Design perjalanan, jenis moda angkutan dan biaya untuk menuju ke lokasi dapat diperoleh dengan melakukan komunikasi dengan nara sumber yang ada di lokasi. Diterbitkan oleh riset: : • Penyusunan agenda
XXX Press, anggota IKAPI tim peneliti menyusun agenda riset yang merupakan deskripsi jenisjenis kegiatan yang akan dilakukan dan waktu pelaksanaannya. Jenis-jenis kegiatan ini dimulai dari kegiatan diskusi penyusunan instrumen riset, pelaksanan riset lapangan, pengolahan dan analisa data dan penulisan laporan. Pada masing-masing jenis kegiatan dapat dirinci menjadi kegiatan-kegiatan yang detil, misalnya kegiatan pengumpulan data di lapangan lebih dirinci lagi dengan jadwal survei, jadwal wawancara terbuka, jadwal diskusi kelompok dan siapa nara sumber yang akan dihubungi/dikunjungi. Agenda ini sifatnya tidak kaku, tetapi dapat disesuaikan dengan kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya riset, misalnya cuaca di laut yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan laut, sehingga pengumpulan data ditunda dari rencana semula.
40
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
BAB III PELAKSANAAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) melalui tahapan perencanaan dan persiapan lapangan, tahap berikutnya fase, FaseSetelah I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase adalahKelembagaan pelaksanaan (2014-2019). kegiatan riset. COREMAP Kegiatan iniFase terdiriIII dari dua bagian, III Penguatan disejalankan dan yaitu pengumpulan data dannasional manajemen Pelaksanaan pengumpulanterumbu data dibagi diselaraskan dengan program dan data. regional tentang pengelolaan dalamsegitiga tiga tahap, yaitu karang tahap persiapan lapangan, pengumpulan data dasar karang di kewilayah terumbu dunia yangdi dikenal dengan Coral Triangle (T0) dan pengumpulan dataFase monitoring dan evaluasi Tn).COREMAP Sementara itu, Initiative (CTI), sehingga COREMAP III selanjutnya disebut(T1, dengan data penting dilakukan dapat menyimpan dan menggunakan - CTI. menejemen Tujuan pengembangan Program untuk COREMAP - CTI untuk pengelolaan data dengan mudah, tepatekosistem dan efisien. data terdiri dariberkelanjutan dua bagian, yaitu sumberdaya terumbu karang, terkaitMenejemen dan biodiversitas secara pengolahanmasyarakat data dan pesisir. analisa data. bagi kesejahteraan 3.1. PENGUMPULAN Buku Panduan Riset dan Monitoring DATA Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data, monitoring baik data dan primer maupun Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga paktisi sekunder. Agar pengumpulan data kondisi dapat berjalan lancar sesuai rencana, dan maka tim lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi sosial-ekonomi, permasalahan perlu di mempersiapkan yang berkaitan denganberharap teknis administrasi kebutuhanpeneliti masyarakat wilayah pesisirkeperluan dan pulau-pulau kecil. Kami buku riset. dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program Persiapan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah pelestarian3.1.1. dan penyelamatan Sebelum riset pengumpulan data dilakukan, tim sumber peneliti perlu keperluan dalam melakukan dan monitoring aspek sosial daya mempersiapkan pesisir. riset, terutama yang berkaitan dengan teknis administrasi, seperti: pertemuan dengan pemimpin formal di tingkat kabupaten, Jakarta perijinan,Desember menjalin 2014 komunikasi dengan pimpinan formal dan non-formal di tingkat lokasi riset (desa/kelurahan), menentukan pewawancara dan melakukan pelatihan bagi pewawancara. Dr. Ir.para Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
41 41
■ Pertemuan dengan Pimpinan Formal di Tingkat Kabupaten
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sebelum tim peneliti menuju Pusat Penelitian Oseanografi lokasi penelitan, perlu mengadakan pertemuan di Katalog dalam Terbitan tingkat pemerintah kabupaten/ Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan kota, yaitu dengan Bupati/ Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press Sekda/Bappeda dan Kepala x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Dinas Kelautan. Tujuan pertemuan untuk: 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang o Menginformasikan tujuan kegiatan dan Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, luarannya. Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana o Mengurus ijin riset Editor : Deny Hidayati o Menggali informasi yang diperlukan untuk lebih memahami isu-isu yang Desain grafis : Qripik Design berkaitan dengan topik riset o Menggali informasi berkaitan dengan kondisi lokasi riset/desa (akses transportasi dan akomodasi). Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI Perijinan merupakan prosedur awal yang harus dilakukan tim peneliti ketika melakukan riset lapangan. Tim peneliti menyerahkan surat ijin riset yang sudah dipersiapkan di tingkat kabupaten/kota kepada pihak yang berwenang di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan yang menjadi lokasi riset. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan ijin dari pihak kecamatan dan desa untuk melakukan riset di daerah tersebut. Pada waktu pengurusan ijin, peneliti juga menerangkan maksud dan tujuan serta luaran yang diharapkan dari riset.
■ Perijinan
■ Penentuan Lokasi riset
Mengingat banyaknya desa/kelurahan yang menjadi lokasi program, maka lokasi riset dilakukan pada sebagian lokasi saja. Penentuan lokasi riset dilakukan oleh tim peneliti bersama-sama dengan stakeholders/pemangku kepentingan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (lihat penjelasan pada bab 2.5.1). Penentuan dilakukan di berbagai tingkatan administrasi, mulai dari kabupaten/ kota sampai desa/kelurahan.
42
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total - km2 Di tingkat kabupaten/kota: tim peneliti pengelola 86.503 luas terumbu di wilayah segitiga karangbersama-sama dengan puncakdengan keanekaragaman program/kegiatan menentukan kecamatan-kecamatan menjadi Upaya lokasi hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesiesyang ikan karang. riset dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk perlindungan - Dimenjadi tingkatprioritas kecamatan: peneliti bersama-sama pihak kecamatan Indonesia dalamtim rangka menjaga ekosistem dengan pesisir, ketersediaan stok berwenang dan menyepakati desa-desa/kelurahanikan dan yang ketahanan pangan mendiskusikan dari laut. kelurahan yang menjadi lokasi riset Di Rehabilitation tingkat desa/kelurahan: tim peneliti Coral -Reef and Management Programbersama-sama (COREMAP)dengan adalah pimpinan program formal dan non-formal mendiskusikan dan menyepakati dusun/RW/RT yang nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu menjadiberkelanjutan. lokasi pencacahan/survei. karang secara Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan■ judul “Panduan (Manual) Riset Formal dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Pertemuan dengan Pemimpin dan Informal di Tingkat Desa: Kepala dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu peneliti dan 7) manajer program Desa, Sekertaris Desa atau Kepala Urusanpara (lihat lampiran pelestarian dan Pertemuan: penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah Tujuan dalam melakukan riset dan monitoring sumber ijin dayauntuk pesisir. 1. Memperkenalkan anggota timaspek riset sosial dan meminta melakukan riset 2. Menerangkan maksud dan tujuan serta luaran yang diharapkan dari riset: Desember 2014 o Gambaran umum/garis besar kegiatan risetJakarta (Tujuan dan sasaran) o Teknis pelaksanaan kegiatan: Dr. Ir. Zainal Arifin desa, » Penjelasan bahwa kegiatan ini akan melibatkan masyarakat baik sebagai pewawancara maupun sebagai responden » Penjelasan tentang waktu dan lama riset o Mendapatkan informasi tentang warga desa yang dapat membantu
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
43 43
©2014 Lembaga kegiatan Ilmu riset Pengetahuan Indonesia Penelitian Oseanografi »Pusat Sebagai pewawancara » Sebagai pemandu lokal Katalog »dalam Terbitan Tokoh masyarakat/agama yang perlu diwawancarai (informan kunci) Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Terumbu dan untuk mendapatkan informasiAspek terkaitSosial dengan kondisi Karang sosial-ekonomi Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press dan budaya masyarakat di lokasi penelitan. x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm 3. Mengumpulkan informasi dan data awal yang diperlukan untuk riset. o Data penduduk: jumlah dan penyebaran penduduk berdasarkan 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang pekerjaan, pola pemukiman. o Potensi sumber daya laut SDL dan permasalahannya Penuliso Program: Deny Hidayati, Widayatun, pemberdayaan masyarakat Dewi terkaitHarfina, dengan pemanfaatan dan Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana pelestarian SDL yang pernah ada di desa, dari: pemerintah, LSM Editor ataupun: swasta. Deny Hidayati Desain grafisdan :menyepakati Qripik Design 4. Membuat jadwal kegiatan riset, seperti: o Pelatihan pewawancara: waktu dan tempat o Diskusi kelompok terfokus: waktu, tempat, peserta 5. Meminta dan mengumpulkan daftar penduduk desa dari perangkat desa oleh : responden (sampling) sebagai bahanDiterbitkan untuk penentuan XXX Press, anggota IKAPI ■ Penentuan Subjek/Responden riset
Setelah menentukan Dusun/RW/RT yang menjadi lokasi pencacahan/survei, tim peneliti menentukan subjek/responden riset. Kegiatan ini memerlukan bantuan aparat desa/dusun/RW/RT, terutama yang berkaitan dengan data rumah tangga. Penentuan responden dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: - Mengumpulkan data penduduk di lokasi pencacahan/survei. Data diperoleh dari dokumen yang dimiliki desa/dusun, tetapi jika data tersebut tidak tersedia, tim peneliti harus membuat daftar rumah tangga berdasarkan informasi dari aparat desa/dusun/RW/RT setempat - Mempelajari dengan cepat data penduduk, seperti: jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, penyebaran, pekerjaan, daftar nama dan alamat - Menetapkan rumah tangga-rumah tangga yang terpilih menjadi subjek/ responden riset berdasarkan daftar rumah tangga tersebut. Penetapan ini
44
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karangdengan Indonesia mencapai 39.583 atau sekitar 45,7sampling % dari total dilakukan menggunakan metodekm2 sistimatic random (lihat 86.503 km2 luas terumbu di wilayah penjelasan pada bab 2.5.2.)segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati -tertinggi antaradaftar lain 590 karangrumah batu dan spesies ikantangga karang.yang Upaya Membuat nama spesies dan alamat tangga-rumah telah perlindungan danmenjadi pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk terpilih responden riset Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Rekruitmen/Penunjukan ikan ■dan ketahanan pangan dariPewawancara laut. Untuk membantu tim peneliti melaksanakan survei, maka diperlukan pewawancara yang berasal dari lokasi Penunjukan pewawancara dilakukanadalah melaluiprogram tahapan: Coral Reef Rehabilitation and riset. Management Program (COREMAP) Menjelaskan pewawancara pimpinan formal nasional- untuk upaya kriteria rehabilitasi, konservasiyang dandibutuhkan pengelolaankepada ekosistem terumbu (desa/dusun/RW/RT) dan non-formal lokasi dirancang riset (lihatdalam penjelasan pada karang secara berkelanjutan. Program COREMAP ditersebut 3 (tga) 2.5.3)(1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase fase, Fasebab I Inisiasi - Mendaftar nama-nama pewawancaraCOREMAP yang potensial III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). Fase IIIberdasarkan disejalankaninformasi dan pimpinan dan nasional non-formal dan tersebut diselaraskan denganformal program regional tentang pengelolaan terumbu seleksiterumbu pewawancara berdasarkan kesediaan karang -di Melakukan wilayah segitiga karang dunia yang dikenal dengandan Coralketersediaan Triangle waktu calon pewawancara Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Menetapkan nama-nama pewawancara - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan Catatan: sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan Jumlah pewawancara bagi kesejahteraan masyarakatdisesuaikan pesisir. dengan jumlah responden, waktu riset dan kondisi di lokasi riset. Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem ■ Melakukan Focus Group Discussion 1 pra-survei) Terkait ini disusun Kegiatan sebagai panduan keseragaman bagi(FGD tenaga monitoring(lihat dan lampiran paktisi 8) lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan Tujuan FGD: di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku kebutuhan masyarakat Memahami pembagian pancaroba, kuat (waktu dengan-judul “Panduan (Manual)musim Riset gelombang:tenang, dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karangdan lamanya) dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program Memahami konteks lokal terkait riset dalam (terminologi/bahasa lokal untuk jenis pelestarian dan penyelamatan sumber dayaisupesisir memahami langkah-langkah sumber daya laut/biota tertentu dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. - Wilayah Tangkap, sistim bagi hasil nelayan - Hasil produksi SDL dan SDA yang dominan Jakarta Desember 2014 - Satuan/ukuran yang digunakan dalam mengukur hasil sumber daya laut dan sumber daya darat (pertanian, perkebunan). Dr. Ir. Zainal Arifin - Harga sembako dan hasil SDL dan SDA menurut jenis
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
45 45
Ilmusecara Pengetahuan -©2014 Upah Lembaga tenaga kerja umum Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi ■ Pelatihan Pewawancara
Terbitan perekrutan pewawancara, tahap berikutnya mengadakan -Katalog Setelahdalam melakukan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring AspekiniSosial Karangmemberikan dan pelatihan bagi para pewawancara. Pelatihan sangatTerumbu penting untuk Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press pembekalan kepada pewawancara mengenai: x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm - Pemahaman tentang riset, termasuk: maksud, tujuan dan manfaat yang diharapkan dari riset serta ruang lingkup riset 1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang survei yang - Pemahaman tentang kegiatan menjadi tugas pokok pewawancara, Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, meliputi: Augustina Situmorang, Puji Hartana o TataFitranita, cara dalam melakukan wawancara, Editor : Deny Hidayati seperti: memperkenalkan diri, memperlihatkan Desain grafis : Qripik Design surat tugas bila diperlukan dan menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan riset kepada responden yang diwawancarai o Jenis data yang dikumpulkan (penjelasan Diterbitkan oleh : dilakukan sesuai dengan daftar pertanyaan/ XXX Press, anggotakuesioner IKAPI dan panduan wawancara yang telah disiapkan pada lampiran) o Teknik pengumpulan data berupa pemahaman bagaimana cara mengumpulkan data (penjelasan detail dapat dilihat pada pedoman wawancara) - Pemberian informasi yang berkaitan dengan: o Hak pewawancara, seperti: uang jasa/honor yang besarnya disesuaikan dengan kontribusi pewawancara (banyaknya responden yang diwawancarai) dan kondisi setempat, seperangkat peralatan wawancara, surat tugas dan sertifikat (lihat penjelasan pada bab 2.7.) o Kewajiban pewawancara, meliputi: » Mewawancarai responden yang terpilih » Mengisi dan melengkapi data yang tercantum pada daftar pertanyaan/ kuesioner » Mengoreksi kuesioner sebelum diserahkan pada tim peneliti
46
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
» Menyerahkan kuesioner 39.583 yang telah peneliti, Luas terumbu karang Indonesia mencapai km2diisi ataukepada sekitar tim 45,7 % dari dan total » Mengkonfirmasi dan/atau mengoreksi data yang meragukan atau 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman kurang data karang yang dikumpulkan meragukan/kurang maka hayati tertinggi antara lain jelas. 590 Jika spesies batu dan spesies ikan karang.jelas Upaya harus memperbaiki kuesioner sesuai dengantermasuk informasi perlindungan dan pewawancara pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, responden dan/atau kembali ekosistem pesisir, ketersediaan stok Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ikan dan ketahananmenemui pangan responden dari laut. untuk melengkapi data yang kurang. and Management Program (COREMAP) adalah program Coral Reef Rehabilitation nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) Uji Coba Pengisian Kuesioner fase, ■Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase Sebelum melaksanakan tugas, COREMAP Fase III disejalankan dan III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). setiap dengan pewawancara melakukandan regional tentang pengelolaan terumbu diselaraskan program nasional coba segitiga pengisian karang uji di wilayah terumbukuesioner. karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Kegiatan ini sangat penting Initiative (CTI), sehingga COREMAP untuk Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP melatih dan memberikan kesempatan - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan pewawancara melakukan wawancara sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan dan mengisi kuesioner dengan bimbingan tim peneliti. bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Dari uji coba diketahui tingkat pewawancara terhadap daftar Buku Panduan Riset dapat dan Monitoring Aspek pemahaman Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem cara pengisian, permasalahan bagi dantenaga kesulitan yang dan dialami oleh Terkait pertanyaan, ini disusun sebagai panduan keseragaman monitoring paktisi Sebagai contoh, wawancara yang tidak sesuai dengan dan teknik lainnya.pewawancara. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan yangmasyarakat telah diberikan, pengisian tidak sesuai ketentuanbuku dan/ kebutuhan di wilayah pesisirdata danyang pulau-pulau kecil. dengan Kami berharap lengkap.Tim wajibMonitoring memberikan dan bimbingan denganatau judul tidak “Panduan (Manual)peneliti Riset dan Aspekpenjelasan Sosial Terumbu Karang sampai pewawancara dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan panduan dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer programdan ketentuan yang berlaku.sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah pelestarian dan penyelamatan dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. ■ Pembagian Tugas Pewawancara
Tahap akhir dari persiapan untuk mengumpulkan Jakarta data Desember adalah pembagian 2014 tugas para pewawancara.Pembagian tugas ini perlu dilakukan untuk mengatur dan memperlancar tugas pewawancara serta mempermudah koordinasi Dr. Ir. Zainal Arifin antar pewawancara dan antara pewawancara dengan tim peneliti. Pembagian tugas ini meliputi:
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
47 47
Ilmuuntuk Pengetahuan Indonesia disesuaikan dengan kemampuan -©2014 JumlahLembaga responden setiap pewawancara, Pusat masing-masing Penelitian Oseanografi dan kondisi pewawancara - Tempat/alamat responden, misalnya: Katalogo dalam Terbitan A : Dusun 1 RT 1 sampai dengan RT 4 Pewawancara Buku o1 Panduan Riset Bdan: Dusun Monitoring Sosial dengan TerumbuRTKarang dan Pewawancara 1 RTAspek 5 sampai 8 Ekosistem Terkait. Jakarta: o Pewawancara C : XXXX Dusun Press 2 RT 1 sampai dengan RT 5 x + o120dan hlm;seterusnya. 21,5 x 29,5 cm - Penjadwalan kegiatan survei, termasuk waktu pengumpulan data, jadwal 1. penyerahan Reset kuesioner, waktu 2. Monitoring 3. Terumbu Karang untuk berkoordinasi dengan tim peneliti. Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Catatan: Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana - Untuk memperlancar tugas pewawancara, maka sebaiknya pembagian responden Editor : Deny Hidayati diatur sedemikian rupa, seperti: tempat tinggal pewawancara berdekatan dengan Desain grafis pewawancara : Qripik Design responden, mengenal lokasi pencacahan, tempat dan alamat responden - Untuk mempermudah koordinasi antara pewawancara dengan tim peneliti dan antar pewawancara, maka sebaiknya ditentukan koordinator pewawancara. Diterbitkan oleh : XXX Press, IKAPI 3.1.2. Pengumpulan Data anggota Dasar (T0) Pengumpulan data merupakan kegiatan inti dari riset lapangan. Sesuai dengan metode riset yang digunakan, data yang dikumpulkan terdiri dari data kuantitatif (survei), kualitatif (wawancara terbuka dan Focus Group Discussion) dan data sekunder (lihat penjelasan pada bab 2.3.). A.Data Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui kegiatan survei dengan menggunakan instrumen riset daftar pertanyaan/kuesioner (lihat penjelasan pada bab 2.3). Pengumpulan data ini dilaksanakan oleh pewawancara dengan bimbingan tim peneliti.
48
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Tugas Pewawancara:
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583atau km2tempat atau sekitar 45,7telah % dari total - Mendatangi rumah-rumah responden lain yang disepakati 86.503 km2 luas responden terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman dengan hayati tertinggi antara lain 590 spesies pewawancara karang batu dan spesies ikan karang. Upaya - Memperkenalkan diri sebagai jika diperlukan memperlihatkan perlindungan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk suratdan tugas Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ketersediaan stok - Menerangkan secara singkat maksud dan ekosistem tujuan sertapesisir, manfaat dari pengumpulan data ikan dan ketahanan pangan dari laut. - Mewawancarai responden dan mengisi kuesioner sesuai dengan panduan Coral Reefwawancara Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program Mengecek dan konservasi kelengkapandan datapengelolaan pada kuesioner yang telah diisi nasional untuk upayakebenaran rehabilitasi, ekosistem terumbu Menyerahkan kuesioner yang COREMAP telah diisi kepada peneliti dalam 3 (tga) karang -secara berkelanjutan. Program tersebut tim dirancang - Memperbaiki dan melengkapiFase dataII apabila terdapat data yang kurang jelas, fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Akselerisasi (2005-2011), dan Fase salahKelembagaan hitung dan/ (2014-2019). atau tidak lengkap berdasarkan responden.danJika III Penguatan COREMAP Fasejawaban III disejalankan pewawancara ragu terhadap atau tentang belum menanyakan yang diselaraskan dengan program nasional jawaban dan regional pengelolaan data terumbu responden, maka yang pewawancara wajib untuk karang di kurang wilayah tersebut segitiga pada terumbu karang dunia dikenal dengan Coral mendatangi Triangle dan menanyakannya pada responden yang bersangkutan Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Menyerahkan kembali kuesioner yang telah diperbaiki peneliti. - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTIkepada untuk timpengelolaan Catatan:terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan sumberdaya mempermudah dan memperlancar wawancara, pewawancara sebaiknya bertanya bagi Untuk kesejahteraan masyarakat pesisir. dalam bahasa daerah yang mudah dimengerti responden. Tetapi, pewawancara tidak untuk arti Aspek dan makna seperti yang tertulis pada Bukudiperbolehkan Panduan Riset danmerubah Monitoring Sosialpertanyaan Terumbu Karang dan Ekosistem kuesioner. Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan Contoh masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku Perhitungan Pendapatan Nelayan Tongkol dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Jumlah nelayan : 2 orang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program per melaut : Rp. 75.000 pelestarianBiaya dan operasional penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah BBM : 30 liter dalam melakukan riset aspek sosial sumber daya pesisir. Hargadan BBMmonitoring : Rp. 2.500 per liter Produksi : 60 kg per melaut Harga jual ikan : Rp. 3.500 per kg
Jakarta Desember 2014
Pendapatan kotor : Poduksi x harga = Rp. 210.000 Pendapatan bersih : Pendapatan kotor – Biaya operasional = Dr. Rp. Ir. 135.000 Zainal
Arifin
Pendapatan satu orang tenaga kerja = 1/3 x Pendapatan bersih = Rp. 45.000. Apabila nelayan tersebut juga sebagai pemilik pompong maka pendapatan yang diterima = Rp. 90.000. Sumber: Wawancara mendalam dengan nelayan tongkol di Kepulauan Tiga, Kabupaten Natuna.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
49 49
©2014 Tugas Tim Lembaga Peneliti
Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian - Memberikan bimbingan Oseanografi kepada pewawancara - Mengoreksi atau mengecek kuesioner yang telah diisi pewawancara, termasuk Katalog dalamjawaban, Terbitan perhitungan dan kelengkapan data konsistensi 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspekpewawancara Sosial Terumbu Karang dan -Buku Mendatangi beberapa responden ketika sedang mewawancarai Ekosistem Terkait. Jakarta:setelah XXXX Press responden dan/atau wawancara berlangsung, untuk memastikan x pewawancara + 120 hlm; melakukan 21,5 x 29,5 cm tugasnya sesuai dengan panduan dan ketentuan yang berlaku 1. Resetpewawancara 2.untuk Monitoring Terumbumelengkapi Karang - Meminta memperbaiki 3. dan/atau data, jika terdapat kesalahan atau kekurang lengkapan data Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, - Membuat nomor kuesioner Augustina Situmorang, Hartana jumlah tersebut - Menghitung jumlah kuesioner yang telahFitranita, diisi danPujimemastikan Editor : Deny jumlah Hidayatiresponden telah sesuai dengan grafis kuesioner : Qripik Design -Desain Memasukkan pada tempat yang aman - Memastikan kuesioner siap untuk di masukkan dan diolah dalam program komputer
Diterbitkan oleh : Press, anggota IKAPI Untuk mendapatkanXXX pemahaman yang mendalam, maka pengumpulan data juga dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu: wawancara terbuka dan diskusi kelompok (lihat penjelasan pada bab 2.3). Pengumpulan data ini dilakukan oleh tim peneliti berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan (lampiran). B. Data Kualitatif
■ Wawancara Terbuka
Tim peneliti mewawancarai stakeholders/pemangku kepentingan yang terdiri dari: pimpinan formal dan non-formal serta informan kunci yang telah diidentifikasi sebelumnya.
50
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Tim Peneliti: Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583Tugas km2 atau sekitar 45,7 % dari total Mendatangi atau 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncaktempat-tempat keanekaragaman narasumber hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang baturumah-rumah dan spesies ikan karang. Upayadan informansegitiga kunci, karang, seperti:termasuk pimpinan perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah formal, non-formal, ketua/pengurus Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok kelompok nelayan dan informan kunci ikan dan ketahanan pangan dari laut. lainnya. - Memperkenalkan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalahdiriprogramdan ringkas maksud nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi danmenerangkan pengelolaan secara ekosistem terumbu tujuan serta dalam manfaat riset karang secara berkelanjutan. Program COREMAP dan tersebut dirancang 3 (tga) (khususnya bagi narasumber fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fasedan informan Fase kunci IIIyang baru dan dan belum III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP disejalankan mengetahui kegiatan riset). terumbu diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan informan berdasarkan panduan terbuka (lihat karang- diMewawancarai wilayah segitiga terumbukunci karang dunia yang dikenal wawancara dengan Coral Triangle penjelasan pada bab 2.3. danFase lampiran 9a, 9b, disebut 9c dan dengan 9d). COREMAP Initiative (CTI), sehingga COREMAP III selanjutnya - Menggali informasi dengan cara COREMAP mengembangkan berdasarkan - CTI. Tujuan pengembangan Program - CTIpertanyaan untuk pengelolaan jawaban narasumber atau informan dengansecara permasalahan, situasi sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkaitkunci dansesuai biodiversitas berkelanjutan dan kondisimasyarakat dilapangan.pesisir. Penggalian data ini sangat penting untuk mendapatkan bagi kesejahteraan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif/lengkap dari topik/ permasalahan yangMonitoring menjadi topik Buku Panduan Riset dan Aspek riset. Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Melakukan cek dan ricek terhadap data bagi dan tenaga informasi yang diperoleh Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman monitoring dan paktisidari berbagai narasumber informan kondisi kunci sampai tim penelitipermasalahan mendapatkandan data lainnya. Buku ini disusun untukdan memahanmi sosial-ekonomi, lengkap didanwilayah solid/utuh dari kesamaan jawaban kebutuhanyang masyarakat pesisiryang dan diindikasikan pulau-pulau kecil. Kami berharap bukudan konsistensi data.(Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dengan judul “Panduan - Melakukan pengamatan lapangan, dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program seperti: kesejahteraan masyarakat pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah diamati dari kondisi perumahan, dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. kepemilikan armada dan alat tangkap serta aset produksi lainnya; Jakarta Desember 2014 kehidupan sosial masyarakat diamati dari ketersediaan dan Dr. Ir. Zainal Arifin akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan, hubungan sosial masyarakat sehari-hari.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
51 51
Lembaga Indonesiadan pengamatan dalam buku catatan -©2014 Mencatat semuaIlmu hasilPengetahuan wawancara terbuka Pusat Penelitian Oseanografi lapangan - Sebaiknya peneliti merekam wawancara terbuka agar semua informasi tidak Katalog dalamhilang Terbitan ada yang dan wawancara dapat berlangsung dengan lancar dan nyaman Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek pembicaraan. Sosial Terumbu Karang dan karena peneliti tidak perlu mencatat semua Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Contoh
1. 2. Senempak, MonitoringKepulauan Riau 3. Terumbu Karang Cuplikan Reset Wawancara Terbuka di Penulis Deny Widayatun, Harfina,disini? T : Pak, jenis :ikan apa Hidayati, aja yang biasa ditangkap Dewi oleh nelayan Situmorang, Fitranita, PujiAda Hartana J : Banyak sekali Augustina – ikan sengara, pari, ikan merah, kerapu. juga ikan pinang - ikan hiu dan kemejan juga ada Editor ini paling :banyak. Deny Ikan Hidayati Desain : Qripik Design T : grafis Ikan-ikan hasil tangkapan ini diapakan saja pak? J : Di jual, tapi ada juga untuk makan T : Di jual kemana pak? J : Orang sini biasanya ke penampung - pembelilah, dari penampung dibawa ke bos Pancur. Katanya, dari oleh bos itu: sebagian dijual ke Tanjung Pinang dan sebagian lagi Diterbitkan di ekspor ke Singapura pakai kapal dari Senayang
XXX Press, anggota IKAPI
T : Ikan yang diekspor ke Singapura, ikan apa pak? J : Ikan kerapu - yang baguslah – di Pancur disortir dulu sama bos, yang bagus langsung ke Singapura, yang tak bagus baru ke Tanjung Pinang.
52
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Diskusi Kelompok Terfokus (Focus 39.583 Group Discussion - FGD)45,7 % dari total Luas■ terumbu karang Indonesia mencapai km2 atau sekitar Di km2 samping wawancara terbuka, pengumpulan data puncak kualitatif juga dilakukan 86.503 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan keanekaragaman Tujuan dari diskusi untuk ikan memahami hayati melalui tertinggidiskusi antara kelompok. lain 590 spesies karang batu adalah dan spesies karang.kehidupan Upaya sosial ekonomi masyarakat, perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk terutamaketersediaan yang berkaitan Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, stok dengan pegelolaan dan ikan dan ketahanan pangan dari laut. pemanfaatan dan perusakan mangrove, padang lamun, Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program terumbu karang dan nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu Sumber Daya Laut (SDL) karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) (lihat penjelasan pada fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase bab 2.2.). Kegiatan ini III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan dilakukan oleh tim peneliti diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu melibatkan kelompokkarang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle kelompok masyarakat, Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP seperti: kelompok nelayan, kelompok ibu-ibu, dan pemuda yang ada di lokasi riset - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan (lihat lampiran 10a dan 10b). sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Tugas Tim Peneliti
- Menerangkan maksud dan tujuan serta manfaat riset Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem - Memfasilitasi jalannya diskusi secara sistimatis dan terarah untuk mendapatkan Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi informasi yang berkaitan dengan pengelolaan terumbu karang dan ekosistem lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan terkait di lokasi riset (lihat panduan diskusi pada lampiran) kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku - Mencatat dan mendokumentasikan informasi-informasi penting dari diskusi dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang - Menyimpulkan hasil diskusi dengan cara meringkas poin-poin penting yang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program dihasilkan dari diskusi. pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Catatan:
- Agar diskusi dapat berjalan lancar dan efektif, maka peserta diskusi sebaiknya Jakarta Desember 2014 dibatasi sekitar 8 – 15 peserta - Hasil sampingan dari diskusi: identifikasi peserta-peserta yang potensial Dr. Ir. Zainal Arifin (mempunyai pengetahuan dan pengalaman) untuk dijadikan informan kunci dalam wawancara terbuka. - Tindak lanjut dari diskusi: tim peneliti perlu menggali informasi lebih lengkap dan mendalam berdasarkan poin-poin penting dari hasil diskusi melalui wawancara terbuka dengan informan kunci yang lain.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
53 53
Lembaga C. ©2014 Data Sekunder
Ilmu Pengetahuan Indonesia Penelitian Selain dataPusat kuantitatif danOseanografi kualitatif, untuk melengkapi data tim peneliti juga mengumpulkan data sekunder. Data ini diperoleh dari berbagai sumber disemua Katalogadministrasi, dalam Terbitan tingkatan yaitu: Buku 1 Panduan Riset dan seperti Monitoring dan - Tingkat Kabupaten/Kota, dari Aspek Pemda,Sosial KantorTerumbu Statistik,Karang Dinas Perikanan Ekosistem Terkait. Perpustakaan, Jakarta: XXXXLSM Pressdan sumber lainnya yang relevan (lihat dan Kelautan, x lampiran + 120 hlm; 11a).21,5 x 29,5 cm - Tingkat Kecamatan, seperti dari Kantor Kecamatan, petugas PPL, petugas 1. statistikReset Monitoring 3. Terumbu Karang (lihat lampiran 2. 11b) - Tingkat Desa/Kelurahan, seperti dari Kantor Desa/Kelurahan dan Tempat Penulis Widayatun, Dewi Harfina, Pelelangan Ikan: Deny (TPI)Hidayati, (lihat lampiran 11b) Augustina Situmorang, Data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari Fitranita, berbagai Puji jenis,Hartana seperti: data penduduk Editor : Deny Hidayati (jumlah penduduk, jumlah KK/kepala keluarga, sebaran, mata pencaharian, Desain grafis : Qripik Designarmada dan alat tangkap. Jenis data secara detail pendidikan), produksi perikanan, dapat dilihat pada panduan wawancara (lampiran). Pengecekan Data
olehdata : adalah pengecekan data yang terdiri dari dua Tahap terakhir dari Diterbitkan pengumpulan XXX Press, anggota IKAPI bagian, yaitu: - Kelengkapan data kuantitatif, kualitatif dan data sekunder sesuai dengan instrumen riset (kuesioner dan panduan wawancara) - Konsistensi dan perhitungan data untuk data kuantitatif - Konsistensi data dan kedalaman informasi untuk data kualitatif. 3.1.3. Pengumpulan Data Monitoring dan Evaluasi (T1, Tn) Monitoring kondisi sosial ekonomi (T1) dilakukan ketika program sedang berjalan, biasanya pada pertengahan program. Tujuan monitoring untuk memantau pelaksanaan program, terutama proses perkembangan, termasuk tahapan-tahapan dan kegiatankegiatan yang dilakukan oleh program tersebut, terutama yang berkaitan dengan indikator keberhasilan program. Pada akhir program dilakukan riset evaluasi kondisi sosialekonomi masyarakat (T2 atau Tn) yang bertujuan untuk mengetahui hasil pelaksanaan dan dampak program terhadap kesejahteraan masyarakat. Evaluasi difokuskan pada parameter/indikator keberhasilan program dari aspek sosial-ekonomi yaitu, peningkatan kesejahteraandan
54
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
masyarakat akan pemanfaatan karang ekosistem terkait Luaskepedulian terumbu karang Indonesia mencapai 39.583terumbu km2 atau sekitardan 45,7 % dari total (padang dan mangrove) secara karang berkelanjutan yang menjadi tujuan dari 86.503 km2 lamun luas terumbu di wilayah segitiga dengan puncak keanekaragaman program tersebut bab 2.1). mencapai kedua tujuan dan riset hayati tertinggi antara(lihat lain 590 spesiesUntuk karang batu dan spesies ikanmonitoring karang. Upaya evaluasi tersebut diperlukan up-dating datadikuantitatif kualitatif. perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan wilayah dan segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok Up-dating Data Kuantitatif ikan■dan ketahanan pangan dari laut. Untuk keperluan pengumpulan data kuantatif T1 dan T2/Tn diperlukan penyesuaian ‘up-dating’ sampel survei instrumenProgram yang digunakan pada adalah saat pengambilan Coral Reef Rehabilitation and dan Management (COREMAP) program data dasar (T0). nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu
Sampel Survei karang- secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) Pengumpulan data kuantitatif Fase T1 dan T2/Tn dilakukan melalui survei dengan fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase menggunakan sampel(2014-2019). survei yang samaCOREMAP dengan survei baseline (T0). Up-dating III Penguatan Kelembagaan Fase III disejalankan dan sampel survei diperlukan apabila jumlah rumah tangga terpilih pada pengambilan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu yang segitiga terlibat atau mendapatkan manfaat kegiatan/program (misalnya karang diT0, wilayah terumbu karang dunia yang dari dikenal dengan Coral Triangle Mata Pendaharian Alternatif/MPA) jumlahnya masih relatif COREMAP kecil (kurang Initiative kegiatan (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan 30 pengembangan rumah tangga).Kekurangan ini dikarenakan saatpengelolaan pengambilan - CTI. dari Tujuan Program COREMAP - CTIpada untuk data terumbu dasar (T0), program belumsecara berjalan sepenuhnya sumberdaya karang,berbagai ekosistem terkait dan dan kegiatan biodiversitas berkelanjutan (sebagian masyarakat baru mulai pesisir. dilaksanakan) sehingga belum bisa teridentifikasi rumah bagi kesejahteraan tangga yang terlibat program/kegiatan. Penambahan jumlah sampel rumah tangga Riset dilakukan sampling dengan Buku Panduan dan dengan Monitoringmenggunakan Aspek Sosialteknik Terumbu Karangyang dansama Ekosistem saat sebagai melakukan sampling rumah tangga terpilih monitoring pada saat dan pengambilan Terkait inipada disusun panduan keseragaman bagi tenaga paktisi data T0, yaitu teknik systematicrandom sampling. Penambahan sampel perlu lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahaninidan karakteristik rumah tangga dan kebutuhanmempertimbangkan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.persebarannya. Kami berharap Caranya buku sebagai berikut: dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang o Terkait” Mempelajari dengan cepat data para rumahpeneliti tangga atau dan Ekosistem diharapkan dapat membantu dan yang manajerterlibat program dari pesisir program/kegiatan: daftar langkah-langkah nama dan alamat pelestarian dan mendapatkan penyelamatan manfaat sumber daya dalam memahami dalam melakukanserta risetpenyebarannya. dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. o Menetapkan tambahan rumah tangga-rumah tangga yang terpilih menjadi subjek/responden riset berdasarkan daftar rumah yang2014 terlibat Jakarta tangga Desember atau mendapatkan manfaat tersebut. Penetapan ini dilakukan dengan menggunakan metode sistimatic random sampling penjelasan Dr. (lihat Ir. Zainal Arifin pada bab 2.5.2.) o Membuat daftar nama dan alamat rumah tangga-rumah tangga tambahan yang telah terpilih menjadi responden.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
55 55
Lembaga -©2014 Instrumen
Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusatyang Penelitian Oseanografi Instrumen dipergunakan untuk pengambilan data kuantitatif T1 dan T2/ Tn sama dengan instrumen T0, yang terdiri dari kuesioner rumah tangga (RT) Katalog dalam Terbitan dan kuesioner individu dengan beberapa penyesuian (up-dating). Data tentang Buku 1 Panduan Riset dantetap Monitoring Aspek Sosial Terumbu pendapatan masyarakat konsisten dikumpulkan pada Karang T0 dan dan T1, T2/ Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press Tn. Data perkembangan pendapatan T0, T1 dan T2/Tn ini diperlukan untuk xmelihat + 120 perkembangan hlm; 21,5 x 29,5 cm pendapatan masyarakat dan dampak program terhadap kesejahteraan masyarakat yang merupakan indikator keberhasilan program. 1. Tambahan Reset data diperlukan 2. Monitoring 3. Terumbu untuk menyesuaikan denganKarang tujuan khusus dari monitoring sosial ekonomi dan riset evaluasi kondisi sosial-ekonomi (lihat bab Penulis : Deny itu, Hidayati, Widayatun,up-dating Dewi Harfina, 2.1.1). Oleh karena perlu dilakukan instrumen (kuiesioner rumah Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana tangga dan individu). Editor : Deny Hidayati Desain grafis :data QripikT1Design Pengumpulan dilakukan pada pertengahan program (tahun ketiga jika program dirancang untuk 5 tahun), sehingga diharapkan beberapa jenis kegiatan (diantaranya MPA) sudah dilaksanakan di lokasi riset. Karena itu, untuk keperluan pengumpulan data monitoring (T1) dan evaluasi (T2/Tn), Diterbitkan oleh : rumah tangga untuk mendapatkan data tentang dilakukan up-dating kuesioner Press,jenis-jenis anggota IKAPI perkembangan XXX program, program/kegiatan yang sudah dilaksanakan dan partisipasi/keterlibatan rumah tangga dalam masing-masing jenis program/ kegiatan tersebut. Dengan demikian di dalam kuesioner rumah tangga perlu ditambahkan serangkaian pertanyaan untuk mengumpulkan data tentang jenis kegiatan, perkembangannya dan partisipasi rumah tangga (keterlibatan) dalam kegiatan tersebut.
Up-dating lainnya pada kuesioner rumah tangga adalah mengurangi pengumpulan jenis-jenis data tertentu yang dipertimbangkan belum mengalami perubahan yang signifikan selama selang waktu dua tahun.Jenis data tersebut diantaranya adalah data kepemilikan aset dan pengeluaran rumah tangga.Kepemilikan aset rumah tangga (produksi dan non-produksi) dalam dua tahun diperkirakan belum mengalami perubahan secara mencolok.Demikian pula dengan data pengeluaran rumah tangga jika dipertimbangkan belum mengalami perubahan yang signifikan, juga tidak perlu dilakukan pengumpulan datanya.
56
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total jugadi wilayah dilakukansegitiga pada karang pengumpulan tentang pengetahuan, 86.503Hal km2yang luas sama terumbu dengan data puncak keanekaragaman kepedulian danlain partisipasi masyarakat dan ekosistem hayati tertinggi antara 590 spesies karangterhadap batu danterumbu spesies karang ikan karang. Upaya terkait (mangrove, padang lamun). Data yang dikumpulkan melalui kuesioner perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Up-datingpesisir, kuesioner individu stok perlu individu ini prioritas akandilaksanakan padamenjaga T2/Tn.ekosistem Indonesia menjadi dalam rangka ketersediaan untuk mendapatkan ikan dandilakukan ketahanan pangan dari laut. data yang bisa menggambarkan pengetahuan masyarakat tentang tujuan program/kegiatan yang telah berjalan dan pendapat mereka tentang manfaat program/kegiatan bagi (COREMAP) kehidupan sehari-hari. Selain itu, Coral Reef Rehabilitation and Management Program adalah program untuk ditambahkan pada kuesioner individu dataekosistem tentang keterlibatan nasionalpenting untuk juga upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan terumbu masyarakat (khususnya perempuan) dalam setiap jenis program/kegiatan yang karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) sudah dilaksanakan tersebut. Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan Up-dating dengan menambahkan diselaraskan dengankuesioner program rumah nasionaltangga dan T2/Tn regionaldilakukan tentang pengelolaan terumbu kembali data tentang kepemilikan aset rumah tangga dan pengeluaran rumah karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle dianalisa perkembangannya dari T0disebut ke T2/Tn Initiativetangga (CTI),untuk sehingga COREMAP Fase III selanjutnya dengan(perkembangan COREMAP selama program berjalan) dikaitkan dengan dampak dari pelaksanaan program - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan yang terumbu sudah dilakukan.Tambahan data lainnya yang perlusecara dikumpulkan melalui sumberdaya karang, ekosistem terkait dan biodiversitas berkelanjutan kuisioner rumah tangga pesisir. adalah informasi tentang perkembangan jenis program/ bagi kesejahteraan masyarakat kegiatan yang dilaksanakan, pengelolaan program dan keterlibatan rumah tangga dalam program/kegiatan tersebut.Hal ini penting dua tahun Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbukarena Karangselama dan Ekosistem antara pengambilan T1 ke T2/Tn) dimungkinkan banyak Terkait (waktu ini disusun sebagai panduan data keseragaman bagi tenaga monitoring terjadi dan paktisi pelaksanaan program/kegiatan, seperti penambahan jenis kegiatan, lainnya.perkembangan Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan perbaikan pengelolaan dan peningkatan pelibatan masyarakat dll. kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Up-dating kuesioner individudapat yangmembantu perlu dilakukan pada pengumpulan data T2/ dan Ekosistem Terkait” diharapkan para peneliti dan manajer program Tn diantaranya data mengenai persepsi tentang langkah-langkah manfaat program/ pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisirmasyarakat dalam memahami kegiatan disesuaikan dengan perkembangan pelaksanaan jenis-jenis program/ dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. kegiatan di lapangan.Demikian juga data tentang keterlibatan masyarakat (khususnya perempuan) disesuaikan dengan perkembangan jenis program/ Jakarta Desember 2014 kegiatan yang sudah berjalan di lapangan. Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
57 57
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ■ ©2014 Up-dating Data Kualitatif Pusat Penelitian Data kualitatif penting untukOseanografi melengkapi dan memperkaya analisa hasil survei (data kuantitatif).Dengan menggunakan data kualitatif, beberapa temuan penting dari survei Katalog dalam dan Terbitan dapat dianalisa dijelaskan secara lebih rinci dan komprehensif.Karena data Buku 1 Panduan Riset Monitoringberbagai Aspek Sosial Terumbu Karang) maka dan data kuantitatif yang dikumpulkandan mengalami penyesuian (up-dating Ekosistem Jakarta: XXXX Press kualitatif yangTerkait. berperan mendukung analisa data kuantitatif juga perlu dilakukan x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm up-dating.Penyesuaian (up-dating) dilakukan mengikuti perkembangan pelaksanaan program/kegiatan di lokasi dan perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat kaitannya 1. pelaksanaan Reset Monitoring 3. Terumbu Karang dengan program2.tersebut. Up-dating pengumpulan data kualitatif meliputi penyesuaian terhadap informan dan narasumber yang perlu diwawancarai dan merevisi Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, panduannya. Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana : Deny Hidayati -Editor Informan dan Narasumber Desain grafis :data Qripik DesignT1 dan T2/Tn menggunakan teknik pengumpulan Pengumpulan kualitatif data yang sama dengan TO (yaitu wawancara terbuka, Focus Group Discussion (FGD) dan observasi). Tetapi, informan dan narasumber mengalami modifikasi (sumber/orang dan jumlahnya), sesuai kondisi dan perkembangan pelaksanaan Diterbitkan oleh : kondisi sosial-ekonomi masyarakat di lokasi. program/kegiatan, dan perubahan XXX Press, anggota IKAPI Tambahan informan dan narasumber diantaranya adalah pengelola program di tingkat kabupaten dan desa, pemangku kepentingan, seperti kelompok penerima manfaat program serta informan kunci lainnya yang penting untuk diwawancarai sesuai perkembangan isu-isu yang diperoleh selama pelaksanaan riset. - Panduan Panduan wawancara terbuka dan FGD juga disesuaikan dengan perkembangan pelaksanaan kegiatan/program, dan perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat di lokasi.Up-datingterutama diperlukan untuk menggali informasi dan memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan pendapatan/kesejahteraan masyarakat selama program/kegiatan dilaksanakan (data perubahan pendapatan masyarakat dari hasil survei T0 ke T1, T1 ke T2/Tn dan T0 ke T2/Tn). Pemahaman ini penting untuk menjelaskan secara lengkap dan komprehensif dampak program/kegiatan terhadap peningkatan pendapatan/kesejahteraan masyarakat.
58
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Up-dating adalah perlunya wawancara Luas terumbu lainnya karang Indonesia mencapaimengembangkan 39.583 km2 ataupanduan sekitar 45,7 % dari terbuka total dan FGD untuk menggali informasi terkait dengan pengelolaan kegiatan/program, 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman pelaksanaan dan monitoringnya; pengetahuan dan keterlibatan (khususnya hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesiesmasyarakat ikan karang. Upaya perempuan) dan persepsi masyarakat terhadap manfaatkegiatan/program tersebut. perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Selain itu, up-dating jugadalam diperlukan menggali informasi danketersediaan memahami stok faktorIndonesia menjadi prioritas rangkauntuk menjaga ekosistem pesisir, mempengaruhi keberhasilan atau ketidak-berhasilan pelaksanaan program ikanfaktor dan yang ketahanan pangan dari laut. di lapangan. Hal ini penting untuk merumuskan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan pelaksanaan and program/kegiatan pemberdayaan masyarakat yang Coral Reef Rehabilitation Management Program (COREMAP) adalahpesisir program bertujuan untukupaya melindungi dan melestarikan sumber daya lautekosistem (mangrove, padang nasional untuk rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan terumbu lamun,secara terumbu karang danProgram berbagi COREMAP jenis ikan/biota lainnya). karang berkelanjutan. tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase MANAJEMEN III 3.2. Penguatan KelembagaanDATA (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan Data merupakan bagian yang sangat dan regional tentang pengelolaan terumbu diselaraskan dengan program nasional penting dalam segitiga riset. Oleh karena karang di wilayah terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle itu untuk dapat menyimpan dan Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP dengan mudah, - menggunakan CTI. Tujuan data pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan tepat serta efisien, maka diperlukan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan suatu manajemenmasyarakat data. Manajemen bagi kesejahteraan pesisir. data merupakan bagian dari manajemen informasiAspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Buku Panduan sumber Riset dandaya Monitoring yang ini mencakup semuapanduan kegiatan Terkait disusun sebagai keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi yang memastikan bahwa sumber lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan daya informasi yang di akurat, mutakhir, kebutuhan masyarakat wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku aman dari gangguan dan tersedia bagidan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dengan judul “Panduan (Manual) Riset Pada bagiandiharapkan ini akan dijelaskan hal-hal para yang peneliti perlu dilakukan dan program dibutuhkan danpemakai. Ekosistem Terkait” dapat membantu dan manajer dalam manajemen data kuantitatif pelestarian dan penyelamatan sumberdan dayakualitatif. pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. 3.2.1. Data Kuantitatif Secara umum, manajemen data kuantitif dapat dibedakan menjadi enam 2014 tahapan. Jakarta Desember Tahapan-tahapan tersebut adalah (1) Mengkode data (data coding); (2) Memperbaiki data (data editing), (3) Membuat program struktur data Dr. (data structure) Ir. Zainal Arifinsebagai wadah untuk memasukan data (data file), (4) Memasukkan data (data entry), (5) Membersihkan data (data cleaning) dan (6) Mengolah data Kuantitatif.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
59 59
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Mengkode Data (Data Coding)
Indonesia
Penelitian Oseanografi Data codingPusat merupakan kegiatan untuk memberikan kode tertentu berupa angka pada jawaban responden sehingga jawaban yang sama dari responden yang berbeda akan Katalog dalam memperoleh kode Terbitan yang sama. Pengkodean data dapat dilakukan pada saat pembuatan Buku 1 Panduan Riset danatau Monitoring Aspek Sosial Terumbu instrumen riset (kuesioner) setelahnya.Kuesioner dengan Karang pertanyaandantertutup Ekosistem pilihan-pilihan Terkait. Jakarta: XXXXyang Presstelah ditentukan. Pilihan jawaban responden memberikan jawaban x + 120 21,5angka. x 29,5Contoh cm pengkodean pada pertanyaan tertutup adalah diberikan kodehlm; berupa jenis kelamin responden dengan dua pilihan jawaban yaitu laki-laki dengan kode 1, Resetdengan kode2.2.Monitoring 3. Terumbu dan1.perempuan Sedangkan, pertanyaan terbukaKarang yang memiliki variasi jawaban, pengkodean dapat dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai. Penulisresponden : dikelompokan Deny Hidayati, Widayatun, Dewikatagori Harfina,yang disesuaikan dengan Jawaban menjadi beberapa Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana tujuan riset. Berikut adalah contoh pengkodeaan pertanyaan terbuka. Editor : Deny Hidayati - Pertanyaan jenis pekerjaan utama dan tambahan merupakan pertanyaan terbuka, Desain : Qripikjawaban Design responden akan dikelompokkan menurut lapangan yang grafis masing-masing pekerjaan dan status pekerjaannya. - Misalkan jawaban responden untuk pertanyaan jenis pekerjaan utama adalah nelayan pukat bersama anggota keluarga, maka pengkodeaan yang dilakukan Diterbitkan(P408a) oleh : adalah 02, dan status pekerjaan (p408b) untuk jenis pekerjaan Press, anggota IKAPI tambahan (P409) adalah berdagang adalah 2. Dan XXX jika jawaban jenis pekerjaan sembako di rumah, maka pengkodeaan untuk jenis pekerjaan tambahan (409a) adalah 09 dan status pekerjaan tambahan (P409b) adalah 1. - Rincian pengkodean untuk lapangan pekerjaan utama dan tambahan (P408a dan P409a) dan status pekerjaan utama dan tambahan (P408b da P409b) dapat dilihat pada Lampiran 2 Kuesioner Rumah Tangga Bagian IV Keterangan Anggota Rumah Tangga. Kode-kode jawaban responden ditulis oleh peneliti atau supervisi (orang yang ditugaskan untuk melakukan pengkodean) pada kotak-kotak yang telah disediakan dalam kuesioner.Pada umumnya, kotak-kotak jawaban terletak di sebelah kanan dari masing-masing pertanyaan kuesioner.Selain itu, pengkodean juga dapat dilakukan di lembaran khusus yang telah disediakan pada bagian instrumen lainnya. Salah satu kegiatan penting lainnya dalam proses pengkodean adalah pemberian nomor kuesioner. Nomor kuesioner merupakan kode identitas responden.Setiap
60
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN kuesioner mempunyai nomor responden yang berbeda.Pemberian nomor kuesioner sebaiknya berdasarkan lokasi survei dan tanggal wawancara.Sebagai contoh apabila Luas terumbu karangdi Indonesia 39.583 km2 atau sekitar 45,7untuk % darimasingtotal survei dilakukan dua desamencapai maka penomoran kuesioner dilakukan 86.503 wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman masing km2 desaluasdanterumbu diurut diberdasarkan tanggal wawancara.Jika jumlah responden di hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya masing-masing desa berjumlah 100 maka nomor kuesioner untuk masing-masing perlindungan pengelolaan desa berkisardanantara 1-100. berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dariselesai, laut. maka tahapan berikutnya dari proses pengkodean Setelah tahapan pengkodeaan adalah pembuatan buku kode. Pembuatan buku kode ini diperlukan sebagai pedoman Coral Rehabilitation and pemasukan, Management pembersihan, Program (COREMAP) program dalamReef melakukan kegiatan pengolahan adalah dan pengolahan nasional untukpihak upaya konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu data. Bagi lain,rehabilitasi, buku ini dapat mempermudah peneliti lain untuk memahami karang secaratelah berkelanjutan. Program COREMAP tersebutdatanya. dirancangTabel dalam 3 (tga) data yang dikumpulkan jika ingin menggunakan 3.2.1 berikut fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase ini merupakan contoh buku kode yang telah dibuat sesuai dengan bentuk kuesioner III dan Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan kebutuhan data. diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Tabel 3.2.1. Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Contoh Pengkodeaan Jawaban Responden pada Kuesioner Dasar Sosial Ekonomi - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang,No.Pertanyaan ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan sesuai dgn no variabel Jenis data Kode Keterangan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Kues
1
No Urut Kuesioner
101
Numerik
-
No identitas RT.
91 94
Papua Barat Papua
Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem 2 Nonimal 12 Sumatera utara Terkait iniPropinsi disusun sebagai 102 panduan keseragaman bagi tenaga 13 monitoring Sumateradan Baratpaktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan 19 Bangka Belitung dan 21 kepulauan Riau buku kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap 52 Nusatenggara Barat dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Terumbu Karang 53 SosialNusatenggara Timur 73 Sulawesi Selatan dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program 74 Sulawesi Tenggara pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah 81 Maluku Maluku Utara dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber82daya pesisir. 9
No urut ART
401
Numerik
10
Nama ART
402
Nominal
11
Hub dgn ART
403
Ordinal
Jakarta Desember 2014
1 2 3 4 5
Dr. Ir. Zainal Arifin KRT Isteri/suami Anak/menantu Keluarga lain orang lain
61 iii
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
61
12 13
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jenis Kelamin 404 Nominal Pusat Penelitian Oseanografi pendidikan tertinggi 405
Ordinal
1 2
Laki-laki Perempuan
1
Belum/tidak sekolah
Katalog dalam Terbitan yang ditamatkan 2 Belum/tidak tamat SD 3 Tamat SD Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan 4 Tamat SMP Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press 5 Tamat SMA ke atas x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm 14 Kegiatan utama 407 Nominal 1 Bekerja 1.
Reset
2. Monitoring
3.
2 Sekolah 3 Terumbu Mengurus Karang rt 4 Lainnya
Penulis
: Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana Editor : Deny Hidayati Memperbaiki Data (Data Editing) Desain grafis : Qripik Design Tahap selanjutnya setalah mengkode data adalah memperbaiki data. Waktu perbaikan data yang paling tepat dilaksanakan di lokasi survei. Diterbitkan oleh : Tujuannya adalah untuk meminimalisasi XXX Press, anggota IKAPI kesalahan atau keraguan atas jawaban responden. Ketidak selarasan jawaban responden dapat segera diklarifikasi atau dipertanyakan kembali kepada responden atau pewawancara. Proses meperbaiki data dapat dilakukan oleh pemeriksa (supervisi/peneliti) ataupun pewaawancara. Salah satu contoh memperbaiki data yang sering dilakukan adalah memperjelas huruf atau angka jawaban yang dituls oleh pewawancara. Misalnya, memperjelas bentuk angka “2” yang terlihat seperti angka “1”, atau angka “7” seperti angka “1” dan lain-lain. Proses kegiatan perbaikan data juga meliputi pemeriksaan ulang penomoran kuesioner. Hal ini dilakukan karena tidak jarang terjadi kesalahan dalam penomoran kuesioner, akibat dari kelalaian atau faktor lain. Salah satu contoh kesalahan dalam pemberian nomor yaitu terdapatnya nomor kuesioner yang sama untuk dua kuesioner yang berbeda. Apabila hal tersebut terjadi, maka salah satu nomor kuesioner harus diganti
62
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
dengan nomor lain Indonesia yang belum digunakan. Selain datatotaljuga Luas terumbu karang mencapai 39.583 km2itu,ataukegiatan sekitar perbaikan 45,7 % dari bergunakm2 untuk kode segitiga jawabankarang yang dengan belum puncak terisi. keanekaragaman Apabila ditemukan 86.503 luas pemeriksaan terumbu di wilayah kode tertinggi yang tidak sesuai, makaspesies pemeriksa (supervisi/peneliti) menuliskan kode hayati antara lain 590 karang batu dan spesiesharus ikan karang. Upaya jawaban responden pada kotakberkelanjutan yang disediakan sesuai dengan dapat perlindungan dan pengelolaan di wilayah segitiga pilihan karang,jawaban termasuk dilihat pada Lampiran 2 dalam dan 3 rangka tentangmenjaga Kuesioner Rumah pesisir, Tanggaketersediaan dan Individu.stok Indonesia menjadi prioritas ekosistem ikan dan ketahanan pangan dari laut. Membuat File Data (Data File)
Pengembangan struktur dan data dapat Program dilakukan (COREMAP) sebelum, setelah atau program pada saat Coral Reef Rehabilitation and file Management adalah survei berlangsung.Namun, waktu konservasi yang palingdanefisien dalam pengembangan struktur nasional untuk upaya rehabilitasi, pengelolaan ekosistem terumbu dan file databerkelanjutan. adalah sebelum surveiCOREMAP dilakukan. tersebut Perencanaan struktur data3 file yang karang secara Program dirancang dalam (tga) tepatFase akanI Inisiasi memperlancar tahapan manajemen berikutnya.(2005-2011), dan Fase fase, (1998-2004), Fase II Akselerisasi struktur dan(2014-2019). file data disesuaikan dengan analisis akan digunakan III Pengembangan Penguatan Kelembagaan COREMAP Fase IIIyang disejalankan dan dan jenis perangkat lunak yang dipergunakan. Ada beberapa perangkat lunak (software) diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu yang dapat digunakan membuat file dunia data, antara lain : SPSS, Excel. karang di wilayah segitigauntuk terumbu karang yang dikenal denganDbase, Coral dan Triangle Untuk kegiatan Survei Sosial Ekonomi, lunak yang adalah SPSS Initiative (CTI), sehingga COREMAP Faseperangkat III selanjutnya disebutdigunakan dengan COREMAP ke atas. Pemilihan perangkat lunakCOREMAP ini didasarkan pada untuk kelengkapan program - Versi CTI. 16Tujuan pengembangan Program - CTI pengelolaan dan kemudahan penggunaannya. sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Pembuatan struktur data dilakukan untuk memudahkan proses pembuatan file data. Struktur data Riset memberikan informasiAspek tentangSosial pertanyaan, jenis data Buku Panduan dan Monitoring Terumbu nama Karangvariabel, dan Ekosistem dan jumlah angka/karakter. Berdasarkan bentukbagi Kuesioner Survei Sosial Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman tenaga monitoring dan Ekonomi, paktisi data yang dikumpulkan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: (1) Data Keterangan lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan Anggota masyarakat Rumah Tangga (Bagian IV), dan (2)pulau-pulau Data Ekonomi Tangga (Bagian kebutuhan di wilayah pesisir kecil.Rumah Kami berharap buku V, VI dan VII), dan (3) Data Individu (Kuesioner Individu Pengetahuan, Persepsi dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang danEkosistem Kepedulian terhadap terumbu dan para ekosistem (mangrove dan Terkait” diharapkan dapatkarang membantu peneliti terkait dan manajer programdan padang lamun). Dengan demikian, file yang dikembangkan dengan pelestarian dan penyelamatan sumberstruktur daya pesisir dalam memahami disesuaikan langkah-langkah pembagian di atas Struktur datadaya file pesisir. untuk masing-masing dalam melakukan riset dan dan kebutuhan monitoring analisa. aspek sosial sumber bagian dapat terlihat pada lampiran 12, 13 dan 14. Jakarta Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
63 63
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Memasukkan Data (Data Entry)
Indonesia Pusat Penelitian Kegiatan pemasukan data Oseanografi dilakukan setelah perbaikan dan pengkodean kuesioner selesai dilakukan (data kuesioner sudah siap untuk dimasukkan ke program komputer). Katalog dalam Terbitan oleh petugas pemasukan data (puncher) yang telah dilatih Pemasukan data dilakukan Buku untuk 1 Panduan Riset dan Aspekprogram Sosial yang Terumbu dan Jumlah khusus memasukkan dataMonitoring menggunakan telahKarang disediakan. Ekosistem Terkait. data Jakarta: XXXX Press petugas pemasukkan disesuaikan dengan jumlah kuesioner1. x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Proses pemasukkan data harus dilakukan dengan cermat, tepat dan teliti untuk 1. Resetproses penyiapan 2. Monitoring 3. Terumbu Karang mempermudah data selanjutnya. Data yang dimasukkan adalah data yang tertulis dalam kotak-kotak atau jawaban pertanyaan yang terdapat dalam Penulis Langkah–langkah : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, kuesioner. memasukan data dengan menggunakan Data Entry 4 Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartanapenggunaan program dapat dilihat pada lampiran 15a dan15b), sedangkan pengenalan EditorVersi 17 dapat : Deny Hidayati SPSS dilihat pada lampiran 16. Desain grafis : Qripik Design Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan dalam mengentry data adalah sebagai berikut : 1. Proses pemasukan data sebaiknya dimulai dari file keterangan anggota rumah oleh :yang terdapat pada file tersebut tersimpan secara tangga sampaiDiterbitkan semua variabel XXX data Press, anggota IKAPIdata dari satu anggota rumah tangga. digital. Satu baris menggambarkan - File data ekonomi rumah tangga yang berisi informasi rumah tangga tentang pendapatan, pengeluaran dan aset kepemilikan. Khusus untuk pendapatan rumah tangga data diperoleh dari masing-masing anggota rumah tangga yang bekerja, kecuali, pendapatan dari usaha perikanan budidaya, pertanian, industri rumah tangga, perdagangan dan penerima lainnya berdasarkan informasi rumah tangga. Dengan demikian, data ekonomi rumah tangga berisikan rata-rata pendapatan rumah tangga per tahun terakhir yang diperoleh dari berbagai sumber pendapatan, dan kepemilikan aset rumah tangga. Satu baris data menggambarkan data dari satu rumah tangga. - Proses pemasukan data terakhir adalah data individu/perorangan. File ini berisi tentang pengetahuan dan pendapat individu terpilih dari suatu rumah tangga terhadap kondisi dan upaya pelestarian terumbu karang dan ekosistem terkait. Satu baris data menggambarkan data dari satu individu terpilih.
1 Semakin banyak petugas pemasukkan data maka semakin cepat proses pengentrianselesaikan. Tetapi, perlu diingat, bahwa jumlah petugas yang semakin banyak maka akan memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan proses pemasukkan data.
64
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
Membersihkan DataIndonesia (Cleaningmencapai Data) 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Luas terumbu karang Walaupun data dandidata file telah dibuat sedemikian dengan menggunakan 86.503 km2struktur luas terumbu wilayah segitiga karang dengan rupa puncak keanekaragaman rambu-rambu tertentu,lainkesalahan dalamkarang pemasukan dataspesies masih ikan mungkin terjadi. Oleh hayati tertinggi antara 590 spesies batu dan karang. Upaya karena itu pembersihan data berkelanjutan tetap perlu dilakukan. satukarang, cara yang sering perlindungan dan pengelolaan di wilayahSalah segitiga termasuk dilakukanmenjadi adalah prioritas dengan dalam melihatrangka distribusi frekuensi dari variabel-variabel dan menilai Indonesia menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ke-logis-annya. Apabila frekuensi variabel tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka ikan dan ketahanan pangan dari laut. perlu dilakukan perbaikan data. Untuk data kontinyu (interval, rasio) kelogisan data dapat dilihat dari sebarannya, yaitu dengan melihat ada tidaknya pencilan (outliers). Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program Pencilan adalah data yang sangat berbeda dengan yang lainnya (terlalu besar atau nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu terlalu kecil). Contoh variabel yang menggunakan data kontinyu adalah variabel karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) pendapatan. Apabila pada hasil frekuensi variabel pendapatan terdapat hasil yang fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase sangat besar atau sangat kecil maka data tersebut perlu diperbaiki dengan cara melihat III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan jawaban responden yang sebenarnya pada kuesioner. Jika ternyata nilai pendapatan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu tersebut memang sama dengan data yang dientry, maka sebaiknya tidak diikutkan karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle dalam analisa data. Langkah-langkah untuk melakukan pembersihan data dapat dilihat Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP pada lampiran 17. - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan Mengolah Data Kuantitatif bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Pengolahan data dilakukan untuk menyajikan data yang diperoleh dari survei menjadi informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan riset. Dalam riset dan monitoring, Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem data disajikan dengan menggunakan ukuran statistik dasar seperti rata-rata (mean), Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi median, maksimum dan minimum, tabel frekuensi dan tabulasi silang. lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku a. Nilai maksimum, minimum, median dan rata-rata dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Statistik maksimum dan minimum berguna untuk mengetahui nilai terbesar dan nilai terendah dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program dari suatu data. Statistik rata-rata digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari suatu variabel. pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah Dalam perhitungan secara manual nilai rata-rata dapat dicari dengan menggunakan formula : dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir.
Desember 2014 x1 + x 2 + x3 .........xJakarta n Rata − rata( x) = n Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
65 65
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi Katalog dalam Terbitan Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring dan dimana = nilai Aspek ke 1 Sosial sampaiTerumbu nilai ke Karang n 1 n Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press n = banyak nilai x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm
x ., , , , , , , x
1. Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang Contoh: Dari survei diketahui bahwa besarnya pendapatan perbulan 15 orang nelayan selama Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, musim gelombang kuat adalah (dalam ribuan) Dewi 100, Harfina, 300, 200, 310, 290, 200, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana pendapatan nelayan 150, 80, 230, 115, 205, 302, 115, 160, 112. Nilai rata-rata : Deny Hidayati kuat adalah: perEditor bulan pada musim gelombang Desain grafis : Qripik Design 100 + 300 + 200 + 310 + 290 + 200 + 150 + 80 + 230 + 115 + 205 + 302 + 115 + 160 + 112
= 170,5
15
Diterbitkan oleh : anggota bahwa IKAPI nilai rata-rata pendapatan nelayan Hasil perhitungan diXXX atasPress, menunjukkan perbulan pada musim gelombang kuat adalah Rp. 170.500. Median adalah angka yang membagi serangkaian data menjadi dua kelompok yang sama besar setelah data diurutkan nilainya mulai dari data terkecil sampai data yang mempunyai nilai terbesar. Dengan menggunakan data pendapatan nelayan per bulan pada contoh sebelumnya, maka untuk mendapatkan nilai median secara manual data tersebut harus diurutkan terlebih dahulu. Hasil pengurutan data tersebut adalah seperti di bawah ini: 80, 100, 112, 115, 115, 150, 160, 200, 200, 205, 230, 290, 300, 302, 310 Dari data di atas dapat angka yang membagi dua data sehingga 50 persen data lebih rendah dan 50 persen mempunyai nilai lebih tinggi adalah angka 200. Dengan demikian angka 200 disebut sebagai nilai median pendapatan per bulan nelayan pada musim gelombang kuat.
66
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
b. Tabel Frekuensi Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Tabel frekuensi sebaran data. Langkah-langkah untuk 86.503 km2 luas berguna terumbu diuntuk wilayahmengetahui segitiga karang dengan puncak keanekaragaman membuat tabelantara frekuensi sebagian sudah dijelaskan bagian Pada hayati tertinggi lain 590 spesies karang batu danpada spesies ikansebelumnya. karang. Upaya bagian ini akan dijelaskan pembuatan tabel difrekuensi yang memerlukan perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan wilayah untuk segitigadatakarang, termasuk pengkategorian ulang. Sebagai contoh variabel umur akan dikelompokan Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan menjadi stok variabel baru dengan interval 5 tahunan yaitu 0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, ikan dan ketahanan pangan dari laut. 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65+.
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program c. Pendapatan Rumah Tangga per Bulan nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu Total pendapatan rumah tangga merupakan salah satu indikator yang paling penting karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) dalam survei sosial ekonomi. Total pendapatan rumah tangga per bulan diperoleh dari fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase penjumlahan pendapatan rumah tangga dari berbagai sumber seperti perikanan tangkap, III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan perikanan budidaya, pertanian tanaman pangan, perkebunan, perdagangan dan jasa, diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu dan lain-lain. Perhitungan total pendapatan rumah tangga dalam riset ini menggunakan karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle syntax program dan langkah menjalankan syntax tersebut dapat dilihat pada lampiran Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP 19. Adapun langkah-langkah untuk megolah data menggunakan program SPSS dapat - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan dilihat pada lampiran 18. sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. 3.2.2. Data Kualitatif Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi Berbeda dengan data kuantitatif yang proses analisanya dilakukan setelah pengumpulan lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan data lapangan, proses analisa datakualitatif sudah dimulai pada waktu pengumpulan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku data. Selama riset lapangan berlangsung, peneliti sebaiknya terus mempertajam fokus dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan tema riset sesuai dengan informasi yang dikumpulkan. Selama dilapangan : dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program - Perhatikan konsistensi dan ketidak-konsistensian antara para informan dan cari pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah tahu mengapa informan setuju atau tidak setuju terhadap isu yang dianggap dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. penting - Usahakan untuk mengecek kembali informasi yang diterima dengan informan lain Jakarta Desember 2014 yang dianggap relevan. - Terbuka terhadap fakta yang bersifat negatif meskipun tidak mendukung asumsi Dr. Ir. Zainal Arifin atau teori sebelumnya. - Meskipun sudah dapat menerangkan suatu isu/phenomena, berusaha untuk mencari penjelasan alternatif dari informan atau team peneliti lain.
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
67 67
©2014 Pengetahuan Indonesia Bentuk dataLembaga kualitatif Ilmu adalah berupa catatatan lapangan peneliti, rekaman wawancara, Pusat Penelitian Oseanografi peta/gambar dan photo yang diperoleh dari wawancara terbuka, FGD dan observasi lapangan. Katalog dalam Terbitan Buku data 1 Panduan dan Monitoring Aspektanpa Sosialmenggunakan Terumbu Karang Analisa kualitatif Riset umumnya dapat dilakukan softwaredankumputer Ekosistem Terkait. Jakarta: software XXXX Press khusus. Namun penggunaan yang akhir-akhir ini banyak ditemukan (seperti x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Nudist, Shoe Box, End-note dll.), tentunya sangat membatu proses analisa. Analisa data kualitatif yang paling sederhana adalah analisa tematik diskriptif (descriptive 1. Reset Analisa ini 2. bertujuan Monitoringuntuk mengindentifikasi 3. Terumbu Karang thematic analysis). dan menggambarkan tema-tema yang terdapat dalam transkipsi wawancara atau catatan lapangan peneliti. Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewiriset Harfina, Langkah-langkah pengolahan data kualitatif setelah lapangan secara umum dapat Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana dikelompokkan sebagai berikut: : Deny Hidayati -Editor Mengorganisir data: tahap pertama analisa data kualitatif adalah membuat transkripsi Desain grafis : Qripik Design wawancara/diskusi kelompok. Transkripsi adalah pemindahan informasi dari bentuk rekaman wawancara kedalam bentuk tulisan. Dalam membuat transkripsi semua hasil rekaman harus ditulis dalam bentuk aslinya, tanpa dikurangi atau ditambah. - Pembentukan data: dalam tahapan ini hasil transkripsi dan catatan lapangan Diterbitkansesuai oleh : dengan pola atau tema yang telah ditentukan. peneliti dikelompokkan IKAPItopik pembicaraan, isi pembicaraan dan PengelompokanXXX ini Press, dapat anggota berdasarkan konsep-konsep sesuai dengan parameter dan sub parameter riset. - Seleksi dan pemilahan: hasil wawancara yang telah dikelompokkan diseleksi dan dipilah-pilah sesuai dengan relevansinya terhadap parameter riset. - Membuat ringkasan: Tahap berikutnya adalah membuat ringkasan poin-poin (temuan-temuan) yang telah diseleksi. Dalam membuat ringkasan, hindari katakata yang kesannya kuantitatif, seperti “sebagian besar responden/peserta diskusi berpendapat…”, sebaiknya menggunakan kata-kata seperti “sebagian responden/ informan/peserta diskusi berpendapat…. sedangkan yang lain berpendapat….” - Menghubungkan poin-poin yang sudah diseleksi kedalam tema riset yang lebih luas.
68
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
KATA SAMBUTAN
BAB IV PENULISAN LAPORAN
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman hayati tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas dalam rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Tahap akhir dari proses riset adalah penulisan laporan yang menyajikan data/informasi/ temuan secara sistimatik logik. Laporan sangat Terumbu penting untuk hasil Buku Panduan Riset dan dan Monitoring Aspek Sosial Karangmenjelaskan dan Ekosistem riset pembuat kebijakan, manajer programatau stakeholders lainnya. Terkaitkepada ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan Laporan paktisi riset untuk pengembangan suatu program disesuaikan dengan bentuk riset lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan yang dan dilakukan. Laporan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi laporan data dasar kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku (T0) monitoring dan Riset evaluasi T2/Tn). Laporan dasarKarang (T0) dengandan judullaporan “Panduan (Manual) dan (T1, Monitoring Aspek Sosial data Terumbu menjadi dasar untuk mendesain program kegiatan-kegiatan dilaksanakan dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat dan membantu para penelitiyang dan akan manajer program olehprogram tersebut. Sedangkan laporan monitoring evaluasi langkah-langkah bertujuan untuk pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalamdan memahami memantau pelaksanaan dan monitoring mengevaluasi hasilsosial atausumber dampakdaya program. dalam melakukan riset dan aspek pesisir. Agar penulisan laporan dapat dilakukan secara baik dan lengkap, maka tim peneliti/ penulis perlu melakukan beberapa langkah, antara lain: membuat penulisan/ Jakartakerangka Desember 2014 outline, menulis draft laporan sesuai dengan pembabakan yang ditentukan dalam outline, mendiskusikan draft laporan untuk mendapatkan masukan menyelesaikan Dr. Ir.danZainal Arifin permasalahan dalam penulisan draft, mengedit draft sesuai dengan masukan, dan finalisasi laporan.
iii 70
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
69
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian 4.1. LAPORAN DATA Oseanografi DASAR KatalogPembuatan dalam Terbitan 4.1.1. Kerangka Penulisan/Outline Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek maka Sosial penulis Terumbu Karang dan kerangka Untuk memudahkan tim peneliti menulis laporan, perlu membuat Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press penulisan/outline. Pembuatan kerangka penulisan bertujuan untuk mengorganisasi data x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm dan informasi dengan urutan yang sesuai dengan tujuan dan berdasarkan pemikiran yang logik.Dari kerangka penulisan dapat diketahui: alur laporan, kontinuitas antar bagian Reset data dan informasi 2. Monitoring Karang pembaca dapat dan1. kelengkapan dalam laporan.3. Terumbu Dengan demikian, mengikuti alur dan memahami isi laporan dengan mudah. Penulis : Deny penulisan Hidayati, Widayatun, Dewike Harfina, Pada dasarnya kerangka dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) Augustina Situmorang, Fitranita, Puji pendahuluan, (2) isi/batang tubuh laporan, dan (3)Hartana kesimpulan/penutup dan Editor : Deny Hidayati rekomendasi berdasarkan hasil riset. Kemudian masing-masing bagian dijabarkan secara Desain : Qripik lebih rinci grafis dengan alur yangDesign jelas sesuai dengan kebutuhan. ■ Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian pertama yang ditulis dalam suatu laporan. Bagian ini olehgambaran : berisi uraian yang Diterbitkan memberikan ringkas mengenai laporan, meliputi: latar XXX Press, anggota IKAPI belakang, tujuan, metodologi cara pengumpulan data dan informasi, dan pembabakan penulisan. Penulisan bagian pendahuluan sebagian sudah dilakukan pada waktu menulis rencana riset, sehingga pada waktu penulisan laporan, tim peneliti/penulis hanya menambah data dan informasi yang masih kurang atau memodifikasi tulisan sesuai dengan perkembangan hasil riset di lapangan. Latar Belakang
Latar belakang berisi uraian yang menerangkan: apa permasalahan yang menjadi topik riset, alasan mengapa riset ini penting untuk dilakukan, siapa yang menjadi subjek riset, dimana dan kapan riset ini dilakukan. Latar belakang didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari tinjauan kepustakaan, data sekunder dan sumber primer. Umumnya latar belakang diletakkan pada bagian pertama laporan riset.
70
ii 71 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
Tujuan Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Bagian menerangkan dan maksud biasanya ditulis secara 86.503 ini km2 luas terumbutujuan di wilayah segitiga riset. karangTujuan denganriset puncak keanekaragaman umum tertinggi yang menerangkan garisspesies besar karang tujuan batu riset. dan Agarspesies pembaca hayati antara lain 590 ikan dapat karang.memahami Upaya maksud riset, tujuan ditulis secara lebih rinci atau spesifik sesuai dengan keperluan perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk (lihat penjelasan babdalam 2.1.1). Indonesia menjadi pada prioritas rangka menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok ikan dan ketahanan pangan dari laut. Metodologi
Bagian ini menguraikan apa dan bagaimana cara mengumpulkan data dan informasi (lihat Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program penjelasan pada bab 2.2.). Pada bagian ini di kemukakan metode pengumpulan data, nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu termasuk metode kuantitatif dengan cara survei, metode kualitatif dengan wawancara karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) dan diskusi kelompok. Selain itu juga dijelaskan parameter dan variabel data yang fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase dikumpulkan. III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu Penulisan bagian ini sudah dilakukan pada waktu membuat rencana riset (riset desain). karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Penulis menambahkan keterangan yang masih kurang atau memodifikasinya sesuai Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP dengan kondisi yang dialami di lapangan. - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan Pembabakan laporan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Pada bagian akhir Pendahuluan sebaiknya dikemukakan pembabakan laporan yang berisi rencana penulisan laporan. Pembabakan ini bertujuan untuk memberikan gambaran Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem ringkas mengenai isi laporan pada masing-masing bab sesuai dengan alur atau Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi sistimatikan pelaporan. lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku ■ Batang Tubuh Laporan dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Batang tubuh merupakan bagian pokok dari suatu laporan yang menjelaskan hasil riset. dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program Pada batang tubuh disajikan semua data dan informasi penting yang dikumpulkan dalam pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah riset dan monitoring. Penulisan data dan informasi diatur menurut alur dan pemikiran dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. yang logik, seperti: urutan kronologis dan hubungan sebab-akibat, lokasi, dan tematik. Agar data dan informasi mudah dimengerti pembaca, maka tim peneliti perlu memilih Jakarta Desember 2014 data dan informasi yang cocok dan relevan dengan tujuan, parameter dan variabel riset (lihat penjelasan pada bab 2.1.2). Dr. Ir. Zainal Arifin
iii 72
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
71
©2014 Indonesia Hasil riset Lembaga mencakupIlmu dataPengetahuan dan informasi yang dikumpulkan secara kuantitatif, kualitatif Pusat Penelitian Oseanografi dan data sekunder. Hasil riset dikelompokkan menjadi unit analisis tingkat rumah tangga dan unit analisis tingkat individu (perorangan), dan unit analisis tingkat masyarakat. KatalogTingkat dalam Rumah TerbitanTangga Analisis Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXXdari Press Analisis rumah tangga diperoleh hasil survei rumah tangga, utamanya untuk x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat (yang diwakili oleh rumah tangga responden) di lokasi riset. Analisis difokuskan pada tingkat/besarnya pendapatan dan 1. Reset 2. Monitoring 3. data Terumbu Karanghasil survei. pengeluaran masyarakat. Analisis ini bersumber dari kuantitatif Penulis Hidayati,kondisi Widayatun, Harfina, Untuk mendapatkan: Deny pemahaman sosial Dewi ekonomi yang lebih komprehensif dan Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana terintegrasi, maka analisis hasil survei perlu dilengkapi dengan penjelasan yang diperoleh Editor : Deny Hidayati dari hasil riset kualitatif (wawancara, FGD, observasi). Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desain grafis : Qripik faktor, Designtermasuk: dipengaruhi oleh berbagai - Faktor internal (berasal dari dalam diri penduduk sendiri, seperti: produksi, teknologi armada dan alat tangkap/produksi, wilayah tangkap/produksi, biaya operasional) - Faktor eksternal (berasal dari luar, seperti: harga dan pemasaran/TPI, permintaan Diterbitkan oleh musim, : akan hasil tangkap/produksi, dan infrastruktur pendukung/transportasi) XXX Press, anggota IKAPI - Faktor struktural, seperti: keberadaan dan implementasi program yang ada di lokasi (misalnya program yang berkaitan dengan pengelolaan pesisir dan laut, program pembangunan daerah/desa), peraturan dan penegakan hukum. Analisis Tingkat Masyarakat
Pemaparan hasil pokok ini masih belum memberikan gambaran yang lengkap, karena itu perlu dilengkapi dengan data dan informasi pendukung, seperti: profil penduduk dan setting lokasi riset yang datanya dapat berasal dari data sekunder dan data kualitatif. Profil penduduk memberikan gambaran jumlah dan komposisi penduduk, mata pencaharian yang dapat mengindikasikan tingkat kebergantungan masyarakat pada sumber daya pesisir dan laut, dan kondisi sosial penduduk yang mencerminkan tingkat pendidikan dan kesehatan serta hubungan sosial, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait (mangrove dan padang lamun), dan sumber daya pesisir lainnya.
72
ii 73 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
Analisis Tingkat Individu Luas terumbu karang Indonesia
mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Analisis individu bersumber dari hasil survei difokuskan pengetahuan, 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitigaindividu karangyang dengan puncak pada keanekaragaman persepsi dan antara kepedulian masyarakat (yang batu diwakili responden individu) hayati tertinggi lain 590 spesies karang dan oleh spesies ikan karang. Upaya di lokasi riset tentang manfaat danberkelanjutan kondisi terumbu karang dan ekosistem Untuk perlindungan dan pengelolaan di wilayah segitiga karang,terkait. termasuk mendapatkan pemahaman yang lebih maka analisis ini perlu dilengkapi Indonesia menjadi prioritas dalam rangkakomprehensif, menjaga ekosistem pesisir, ketersediaan stok dengan penjelasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data kualitatif (wawancara, ikan dan ketahanan pangan dari laut. FGD dan observasi). Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program Laporan yang didasarkan pada analisis rumah tangga dan masyarakat serta analisis nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu individu di lokasi riset memberikan gambaran yang lengkap, tidak hanya tentang kondisi karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) sosial ekonomi masyarakat melainkan juga tentang pengetahuan, persepsi dan kepedulian fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase terhadap terumbu karang dan ekosistem terkait. Data ini sangat diperlukan sebagai III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan dasar dalam mendesain program, baik yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu masyarakat maupun peningkatan awareness atau kesadaran dan kepedulian masyarakat karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle terhadap terumbu karang dan ekosistem terkait serta pentingnya pelestarian sumber daya Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP pesisir tersebut. - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan ■ Kesimpulan dan Rekomendasi bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Kesimpulan
Buku Panduan Riset danbagian Monitoring Sosial Terumbu Karang bagian dan Ekosistem Kesimpulan merupakan puncakAspek dari penulisan laporan.Pada ini penulis Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi merangkum semua hasil riset dan menuangkannya dalam bentuk poin-poin atau hasillainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan hasil pokok, sehingga pembaca dapat dengan cepat mengetahui hasil riset. Kesimpulan kebutuhan masyarakat ditujuan wilayah dan analisis pulau-pulau Kami berharap buku idealnya mencerminkan risetpesisir dan hasil dari kecil. data empirik yang ditemukan dengan judul yang “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang di lapangan, meliputi: dan- Ekosistem Terkait” diharapkan dapat di membantu para peneliti dan manajer program Kondisi sosial ekonomi masyarakat lokasi riset pelestarian penyelamatan sumberdan daya pesisir dalam memahami langkah-langkah - Kondisidan pengetahuan, persepsi kepedulian masyarakat terhadapterumbu karang dalamdan melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. ekosistem terkait - Permasalahan internal, eksternal dan struktural yang berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Desember 2014 perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat - Permasalahan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan kepedulian terhadap Dr. Ir. Zainal Arifin terumbu karang dan ekosistem terkait - Potensi dan kendala dalam pengembangan program yang akan dilaksanakan di lokasi riset.
iii 74
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
73
©2014 Lembaga Rekomendasi
Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi - Rekomendasi hasil riset didasarkan pada hasil atau temuan riset. Rekomendasi berisi masukan untuk: Katalog dalamprogram Terbitandan kegiatan untuk peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan - Mendesain Buku 1 Panduan Riset riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan masyarakat di lokasi Terkait. Jakarta: XXXX Press -Ekosistem Mendesain program dan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan x kepedulian + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm masyarakat akan pentingnya pelestarian terumbu karang dan ekosistem terkait 1. Reset program yang 2. Monitoring Terumbu Karang - Mendesain berkaitan dengan3. pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait secara berkelanjutan. Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana Editor : Deny Hidayati Desain grafis : Qripik Design
Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI
■ Bagian Pendukung Laporan Setelah mengemukakan bagian inti, laporan perlu dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran. Daftar pustaka memuat semua bahan dan materi yang disitir/digunakan penulis melalui sumber sekunder atau kepustakaan, seperti: buku, dokumen, monografi, prosiding dan artikel. Sedangkan lampiran mencantumkan bahan-bahan yang digunakan dalam riset tetapi tidak dapat atau kurang tepat untuk dimasukkan dalam isi laporan, seperti: instrumen riset (kuesioner, panduan wawancara dan diskusi kelompok).
74
ii 75 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
■ Pembagian Tugas dalam Penulisan Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Pembagian tugas anggota tim dalam penulisan laporan bertujuan untuk menghindari 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman tumpangtertinggi tindihantara dalamlain penulisan, mengurangi pada Upaya anggota hayati 590 spesies karang batupenumpukan dan spesies tugas ikan karang. tertentu saja dan antardi anggota penulis. Pembagian tugas perlindungan dan memudahkan pengelolaan koordinasi berkelanjutan wilayah tim segitiga karang, termasuk disesuaikanmenjadi denganprioritas tanggung kemampuan daripesisir, masing-masing Indonesia dalamjawab rangkadan menjaga ekosistem ketersediaananggota, stok sehingga diharapkan laporan yang ditulis memenuhi standar kualitas dan jadwal yang ikan dan ketahanan pangan dari laut. telah ditentukan. Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program 4.1.2. Penulisan Draft Laporan nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu Berdasarkan out-line/kerangka penulisan yang sudah disepakati, tim peneliti melakukan karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) diskusi pembagian kerja penulisan laporan. Pembagian kerja penulisan laporan disesuaikan fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase dengan jumlah bab, jumlah peneliti yang terlibat dan keahlian masing-masing peneliti. III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan Setelah dilakukan pembagian kerja, tim peneliti dengan dipimpin oleh koordinator diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu membuat kesepakatan tentang batas waktu penyelesaian draft laporan. Selanjutnya karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle koordinator riset bertanggung jawab memantau perkembangan penulisan draft laporan Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP riset yang ditulis oleh masing-masing peneliti dan mengingatkan kepada tim penulis - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan tentang batas waktu penyelesaian draft laporan. Pada saat batas waktu penyelesaian sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan laporan, koordinator melakukan kompilasi seluruh draft laporan untuk dicetak/print. bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. 4.1.3. Diskusi Draft Laporan Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Koordinator riset merencanakan pertemuan atau diskusi dengan anggota tim peneliti Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi dan beberapa narasumber yang mempunyai kompentensi untuk memberikan masukan lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan pada draft laporan. Narasumber tersebut bisa berasal dari instansi/sektor terkait dengan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku pengelolaan sumber daya laut, LSM yang bergerak bidang lingkungan dan pemberdayaan dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang masyarakt desa, para akademisi yang berpengalaman melakukan riset tentang masalah dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program sosial-ekonomi masyarakat/pemberdayaan masyarakat.Dalam diskusi tersebut masingpelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah masing penulis memaparkan hasil tulisannya, sementara itu narasumber dan anggota dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. tim peneliti lainnya memberikan masukan, kritik dan saran. Masukan, kritik dan saran tersebut bisa berupa penambahan kelengkapan informasi/data dan/atau revisi substansi. Jakarta Desember 2014 4.1.4. Editing Laporan Dr. Ir. Zainal Arifin Tujuan editing laporan adalah untuk memadukan laporan dari awal (Bab Pendahuluan) sampai akhir (Bab Kesimpulan dan Rekomendasi). Dalam tahapan ini yang perlu
iii 76
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
75
©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia diperhatikan adalah kelengkapan data dan analisa, apakah penulisan setiap bab atau Pusat Penelitian Oseanografi sub-bab sudah sesuai dengan luaran dan tujuan riset. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah penulisan data antar bab yang satu dengan bab yang lain berkesinambungan Terbitan (redundancy). Hal lain yang tidak kalah penting adalah danKatalog tidak dalam ada pengulangan Buku 1 Panduan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang ‘penyamaan bahasa’ Riset untukdan menjaga konsistensi pemilihan kata atau istilahdanagar tidak Ekosistem Terkait. Jakarta: Presskhususnya bila laporan ditulis oleh lebih dari membingungkan pembaca. HalXXXX ini perlu, + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm satux orang. 1. Finalisasi Reset 2. Monitoring 3. Terumbu Karang 4.1.5. Laporan Finalisasi laporan pada dasarnya adalah tahap akhir dari proses editing draft laporan. Penulis Deny perlu Hidayati, Widayatun,adalah Dewi Harfina, Dalam tahapan ini: yang diperhatikan kesinambungan antara satu bab Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana dan rekomendasi. dengan bab lain, khususnya antara bab satu dengan bab kesimpulan : Deny Hidayati HalEditor ini penting, karena capaian dan tujuan riset yang ditulis di bab satu, harus tercermin Desain grafis : Qripik Design di dalam bab kesimpulan dan rekomendasi. Selain itu dalam tahap finalisasi ini perlu diperhatikan masalah teknis penulisan seperti konsistensi cara penulisan tabel, figure, peta, daftar isi, daftar pustaka, lampiran dan kemungkinan kesalahan ketik. oleh : DAN EVALUASI 4.2. LAPORAN Diterbitkan MONITORING XXX Press, anggota IKAPI (T2/Tn) pada dasarnya sama dengan Penulisan laporan monitoring (T1) dan evaluasi penulisan laporan data dasar (T0). Tahapan-tahapan yang dilakukan atau proses pelaksanaan penulisan sama dengan penulisan pada laporan T0, tetapi konten atau ‘isi dari masing-masing tahapan tersebut mengalami pembaharuan atau up-dating, disesuaikan dengan tujuan, hasil pelaksanaan dan capaian dari program yang diriset. Up-dating data yang sangat krusial dalam laporan monitoring dan evaluasi adalah updating pendahuluan, batang tubuh dan kesimpulan & rekomendasi. 4.2.1. Up-Dating Pendahuluan Pendahuluan memberikan gambaran ringkas tentang laporan. Pada bagian ini up-dating yang sangat diperlukan adalah latar belakang dan tujuan.
76
ii 77 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
■ Latar Belakang Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total Ruang lingkup belakang laporan dan T2/Tn sama dengan 86.503 km2 luas penulisan terumbu dilatar wilayah segitiga karangT1dengan puncakmasih keanekaragaman penulisan ‘konten’karang atau ‘isi’ ini harus sesuai hayati tertinggilaporan antara T0, lain tetapi, 590 spesies batubagian dan spesies ikandimodifikasi karang. Upaya dengan kondisi setelah dimulainya pelaksanaan program dengan waktu perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitigasampai karang, termasuk dilakukannya monitoring evaluasi. diperlukanpada Indonesia menjadiriset prioritas dalam dan rangka menjagaUp-dating ekosistemyang pesisir, ketersediaan bagian stok ini antara lain: ikan dan ketahanan pangan dari laut. - Alasan mengapa monitoring dan riset evaluasi perlu dilakukan - Permasalahan lebih spesifik pada permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) adalah program program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu - Subjek riset juga lebih difokuskan, sesuai dengan tujuan riset dan pelaksanaan karang secara berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalam 3 (tga) program fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase - Uraian pada bagian ini didasarkan dari hasil laporan data dasar III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu ■ Tujuan karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Tujuan umum dari monitoring (T1) dan riset evaluasi (T2/Tn) sama dengan Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP tujuan umum pada riset data dasar (T0), tetapi tujuan khususnya perlu dimodifikasi - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan sesuai dengan tujuan riset yang dikaitkan dengan tujuan dan pelaksanaan program. sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan Beberapa tujuan khusus, misalnya: bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. - Mengkaji kegiatan sosialisasi program Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem - Mengkaji kegiatan mata pencaharian alternatif (MPA) atau usaha ekonomi produktif Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi (UEP) atau Sustainable Enterprise Alliances (SEA) lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan - Mengkaji pendapatan masyarakat penerima MPA atau UEP atau SEA kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku - Mengkaji dampak program terhadap pendapatan masyarakat dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang - Mengkaji kepedulian masyarakat tentang pelestarian terumbu karang dan ekosistem dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program terkait pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah - Mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan program dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. - dll. ■ Metodologi
Jakarta Desember 2014
Penulisan metodologi pada dasarnya sama dengan metodologi pada riset data dasar, Dr. Ir. Zainal Arifin baik metode kuantitatif maupun kualitatif (lihat pada bagian 4.1.1). Hal ini penting agar hasil monitoring dan riset evaluasi dapat dibandingkan dengan hasil riset data dasar.
iii 78
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
77
©2014demikian, Lembagadapat Ilmudiperoleh Pengetahuan Indonesia Dengan gambaran perkembangan program, apakah sesuai atau Pusat Penelitian Oseanografi tidak sesuai dengan tujuan dan capaian program. Katalog dalam Terbitan 4.2.2. Up-Dating Batang Tubuh Buku 1 Panduan Riset dan Monitoring Aspeklaporan Sosial Terumbu dan Tahapan dan cara penulisan batang tubuh monitoringKarang dan evaluasi pada Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press dasarnya sama dengan penulisan laporan data dasar, namun ‘konten’nya memerlukan x + 120 hlm; 21,5seperti: x 29,5 cm beberapa penyesuaian, - Hasil riset difokuskan pada pelaksanaan program, kegiatan-kegiatan yang dilakukan 1. dan proses Reset pelaksanaannya 2. Monitoring 3. Terumbu Karang - Permasalahan dalam pelaksanaan, baik yang dialami oleh masyarakat penerima Penulis : Deny Hidayati, Widayatun, program maupun penyelenggara program Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana - Faktor-faktor yang berpengaruh (internal masyarakat, faktor eksternal maupun Editor : Deny Hidayati struktural) Desain grafis penyelesaian : Qripik Design - Alternatif masalah. Untuk monitoring, alternatif solusi ini sangat penting dan diperlukan untuk perbaikan pelaksanaan program - Membandingkan hasil monitoring dan riset evaluasi dengan hasil riset data dasar dengan demikian dapat diketahui dampak program terhadap pendapatan dan kesejahteraan Diterbitkan masyarakatoleh serta: kepedulian masyarakat terhadap pelestarian terumbu XXX Press, anggota IKAPI karang dan ekosistem terkait. 4.2.3. Up-Dating Kesimpulan dan Rekomendasi ■ Kesimpulan
Bagian ini berisi kesimpulan yang merangkum semua hasil riset dengan fokus pelaksanaan program, yaitu: kegiatan, capaian dan kendala yang dihadapi, baik masyarakat penerima maupun penyelenggara program. Kesimpulan menggambarkan hasil riset pelaksanaan program yang dikaitkan dengan tujuan program, seperti: - Untuk monitoring, hasil riset menggambarkan perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi riset - Untuk riset evaluasi, hasil riset menginformasikan tingkat pencapaian program dari aspek sosial ekonomi masyarakat yang digambarkan dari perkembangan kondisi
78
ii 79 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN
sosial ekonomi (khususnya pendapatan dan pengeluaran) masyarakat dan kepedulian terhadap terumbu karang39.583 dan ekosistem risetdari total Luas terumbu karang Indonesia mencapai km2 atauterkaitdi sekitar lokasi 45,7 % - Permasalahan yang berpengaruh signifikan terhadap kondisi sosial 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang denganperkembangan puncak keanekaragaman masyarakatdan dan ekosistem hayati ekonomi tertinggi antara lain 590 kepeduliannya spesies karangterhadap batu danterumbu spesies karang ikan karang. Upaya terkait didanlokasi riset perlindungan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk - Potensi dan prioritas permasalahan yang berpengaruh terhadappesisir, pelaksanaan program. Indonesia menjadi dalam rangka menjaga ekosistem ketersediaan stok ikan- dan ketahanan pangan dari laut. ■ Rekomendasi
Rekomendasi dalam monitoring berisi alternatif penyelesaian masalah adalah dalam pelaksanaan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) program program. Selain itu, rekomendasi menginformasikan upaya-upaya yang perlu dilakukan nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu untuksecara memperbaiki pelaksanaan program. Dengan demikian diharapkan pada karang berkelanjutan. Program COREMAP tersebut dirancang dalamkegiatan 3 (tga) sisaFase waktu pelaksanaan program sesuai rencana dan dapat mencapai tujuan fase, I Inisiasi (1998-2004), Fase IIdengan Akselerisasi (2005-2011), dan Fase III program Penguatantersebut. Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu Sedangkan rekomendasi dalam riset evaluasi upaya yang perlu dilakukan karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia berisi yang dikenal dengan Coral Triangleoleh program serupa dalamCOREMAP peningkatan dan COREMAP kepeduliannya Initiative (CTI), sehingga Fasekesejahteraan III selanjutnyamasyarakat disebut dengan terumbu karang dan ekosistem dan pentingnya kepedulian - terhadap CTI. Tujuan pengembangan Programterkait, COREMAP - CTI me’maintain’ untuk pengelolaan masyarakatterumbu dan pengelolaan sumber terkait daya pesisir secara berkelanjutan. sumberdaya karang, ekosistem dan biodiversitas secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kami berharap buku dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Jakarta Desember 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin
iii 80
Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
79
©2014 Lembaga UCAPAN Ilmu PengetahuanTERIMA Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi
KASIH
Katalog dalam Terbitan Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan Risetbantuan dan Monitoring Aspek pihak.Penghargaan Sosial Terumbu Karang dan ini dapat terwujud atas dari berbagai dan apresiasi yang Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press tinggi ditujukan pada Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI (P2O-LIPI) yang telah x + 120 dan hlm;membiayai 21,5 x 29,5 cm memfasilitasi pengembangan buku panduan.Ucapan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI (P2 Kependudukan-LIPI) yang memberikan 1. Reset 2. Monitoring untuk 3.berpartisipasi Terumbu Karang kesempatan pada peneliti kependudukan dalam pengembangan panduan.Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Direktur CRITC COREMAP CTI Penulis : Deny Widayatun, – LIPI yang memberi ruangHidayati, pada peneliti sosial Dewi untukHarfina, berkontribusi dalam penyusunan Augustina Situmorang, Fitranita, Puji HartanaApresiasi disampaikan panduan aspek sosial terumbu karang dan ekosistem terkait. Editor Deny Hidayati pada koordinator :Training, Sertifikasi dan Diseminasi CRITC atas kerja sama dan Desain grafis : Qripik Design bantuannya. Panduan riset dan monitoring aspek sosial terumbu karang dan ekosistem terkait ini sangat penting mengingat masyarakat, yang menjadi ‘domain’ dari aspek sosial, Diterbitkan merupakan stakeholder utama oleh dalam: pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait anggota tersebut. Selama iniXXX risetPress, sumber daya IKAPI pesisir lebih terfokus pada aspek biofisik dan kurang memperhatikan aspek sosial.Buku panduan aspek sosial ini melengkapi buku panduan riset dan monitoring untuk pengelolaan terumbu karang dan ekosistem terkait di Indonesia. Banyak peneliti dan teknisi yang terlibat dalam penulisan buku panduan ini. Dr. Deny Hidayati, Widayatun SH, MA, Dewi Harfina, Ssi, Msi, Dr. Augustina Situmorang, MPh, dan Fitranita, Ssi, Msi, telah meluangkan pikiran dan waktu untuk menulis dan mengembangkan instrumen riset sosial. Ngadi, SP, Msi, Zainal, SKM,dan Dra Mita Noveria, MA telah membantu dalam pengembangan instrumen. Puji Hartana, Ssos, atas kontribusinya dalam mendesain instrumen dan menulis pengolahan data menggunakan komputer.
81 80
ii 1 Panduan: RisetMonitoring dan Monitoring Sosial Terumbu dan Ekosistem Buku 1Buku Panduan: Riset dan Aspek Aspek Sosial Terumbu KarangKarang dan Ekosistem Terkait Terkait
DAFTAR BACAAN KATA SAMBUTAN Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total 86.503 km2 luas terumbu di wilayah segitiga karang dengan puncak keanekaragaman Asian Development Bank. 2005. Project Administration Memorandum For The hayati Coral tertinggi antara lain 590 spesies karang batu dan spesies ikan karang. Upaya Reef Rehabilitation and Managemant Project Phase II Indonesia. perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah segitiga karang, termasuk Indonesia menjadi prioritas R. dalam rangkaR.menjaga pesisir, ketersediaan stok for Manual Bunce, L, P. Townsley, Pomeroy, Pollnac.ekosistem 2000. Socio-Economic Coral Reef Manajement Australian of Marine Science. ikan dan ketahanan pangan dari. Townsville: laut. Chambers, Robert. 1981. ‘Rapid Rural Appraisal: Rationale and Repertoire’.
Coral Public Reef Rehabilitation and and Management Program (COREMAP) Administration Development.Vol. 1.95 -106. adalah program nasional untuk upaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan ekosistem terumbu De Vaus. 1992. Surveys inProgram Social Research. UCL Press London. karang secara berkelanjutan. COREMAP London tersebut : dirancang dalam 3 (tga) fase, Fase I Inisiasi (1998-2004), Fase II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2001. Metodologi Riset Sosial. III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP Fase III disejalankan dan Jakarta: Sinar Grafika. diselaraskan dengan program nasional dan regional tentang pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu dunia yang dengan Studies Coral Triangle ‘The Designkarang and Analysis of dikenal Focus Group in Social Knodel, John. 1993. Science Research: A Practical Approach’ . In David Morgan (ed), Successful Initiative (CTI), sehingga COREMAP Fase III selanjutnya disebut dengan COREMAP Focus Groups: Advancing the State ofCOREMAP the Art, New- Bury Publication. - CTI. Tujuan pengembangan Program CTIPark: untukSage pengelolaan sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan Maxwell, Joseph A. nd.‘Designing a Qualitative Study’. In Handbook of Applied bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Social Research Methods (Brickman, L. and Rog, D.B. eds). London: Sage Publication.
Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Moleong, Lexy sebagai J. 2002.panduan Metodologi Risetbagi Kualitatif. Bandungdan : PTpaktisi Remaja Terkait ini disusun keseragaman tenaga monitoring Rosdakara. lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir dan Ghalia pulau-pulau kecil. Kami berharap buku Nazir, Moh. 1988. Metode Riset. Jakarta: Indonesia. dengan judul “Panduan (Manual) Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang Riset Survei . Jakarta: Singarimbum, Masri diharapkan dan Sofiandapat Effendi (ed). 1989. dan Ekosistem Terkait” membantu para Metode peneliti dan manajer program LP3ES. pelestarian dan penyelamatan sumber daya pesisir dalam memahami langkah-langkah dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Wahana Komputer. 2004. Pengelolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Jakarta: Andi
Jakarta Desember 2014
World Bank. 2004. Project Appraisal Document. Jakarta: the World Bank.
Dr. Ir. Zainal Arifin
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
82 81
INDEKS ©2014 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi A
H Alat tangkap yang merusak 28 Hak pewawancara 46 Katalog dalam Terbitan Alat tangkap yang tidak merusak 28 Harga sembako dan hasil SDL dan SDA 45 Buku Tingkat 1 Panduan Aspek Terumbu Analisis IndividuRiset dan Monitoring 74 HasilSosial produksi SDL dan Karang SDA yang dan dominan 45 Analisis Tingkat Masyarakat 71 Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press73 Hasil riset Analisis Tingkat Rumah Tangga 73 Hasil tangkap 73 x Rumah + 120Tangga hlm; 21,5 x 29,5 cm Aset 57 I B Identifikasi Stakeholders 27 1. operasional Reset riset 2. Monitoring 35 Informan 3. Terumbu Karang Biaya dan Narasumber 58 Biaya pengolahan data 37 Instrumen 56 Biaya produksi 47 Penulis : Deny Hidayati, Widayatun,J Dewi Harfina, C Jenis dataPuji yangHartana dikumpulkan 46 Augustina Situmorang, Fitranita, Capaian dan Tujuan Riset 12, 14, 15 Jumlah responden, waktu riset dan kondisi di Editor : Deny Hidayati Cek dan ricek terhadap data dan informasi 50 lokasi riset 45, 46
Desain grafis
: Qripik Design
D K Dampak program terhadap Kegiatan persiapan 33 kesejahteraanmasyarakat 54 Kelengkapan data kuantitatif kualitatif dan Data Kualitatif 58, 59 data sekunder 54 Data Kuantitatif 59 Kesimpulan 74, 75 Data penduduk 51 Ketergantungan masyarakat terhadap sumber Diterbitkan oleh : Data Primer 20 daya pesisir dan laut 27 XXX Press, anggota IKAPI Data Sekunder 24 Keterjangkauan 26 Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Kewajiban pewawancara 46 Discussion - FGD) 22 Kondisi dan potensi terumbu karang dan ekosistem terkait 27 E Kondisi geografis 19 Editing draft 77 Kondisi pengetahuan, persepsi dan kepedulian Editing laporan 76 masyarakat 19 Kondisi Perumahan dan sanitasi F lingkungan 19 Faktor eksternal 73 Kondisi sosial ekonomi masyarakat 19 Faktor internal 73 Konsistensi dan perhitungan data untuk data Faktor struktural 73 kuantitatif 62 Finalisasi laporan 77 Konsistensi data dan kedalaman informasi untuk data kualitatif 62 G Korespondensi/komunikasi 39 Gaji/Upah 35 Gambaran umum riset 41
83 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
82
ii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
KATA SAMBUTAN Pendahuluan Luas terumbu karang Indonesia mencapai 39.583 km2 atau sekitar 45,7 % dari total71 L Pendapatan rumah tangga 23 86.503 km2 luas karang dengan puncak keanekaragaman23 Laporan Monitoring danterumbu Evaluasi, di wilayah segitiga 77 Pengeluaran rumah tangga Latar Belakang Pengembangan riset karang. Upaya18 hayati tertinggi antara lain 590 spesies71karang batu dan rancangan spesies ikan Penggandaan instrumen riset 39 perlindungan dan pengelolaan berkelanjutanPengolahan di wilayah segitiga karang, termasuk M dan analisis data 60, 65 Manajemen Pengumpulan data kualitatif Indonesia data menjadi prioritas dalam rangka10menjaga ekosistem pesisir, dan ketersediaan stok Memahami bahasa lokal dan konteks kuantitatif 20, 25 ikan lokaldan ketahanan pangan dari laut. 33 Pengumpulan data monitoring dan Evaluasi Musim gelombang (T1, Tn) 54 tenang, pancaroba, kuat 65 Penulisan draft laporan 76 Coral Reef Rehabilitation andinformasi Management Programlogistik (COREMAP) adalah program38 Mencatat dan mendokumentasikan 69 Penyiapan riset Mencatat wawancara terbuka dan Penyusunan agenda riset ekosistem terumbu38 nasionalsemua untukhasilupaya rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan pengamatan, 49 Penyusunan anggaran riset 38 karang secara tersebut dirancang dalam 3 (tga)34 Mendesain programberkelanjutan. dan kegiatan Program COREMAP 70 Penyusunan Tim Riset Menetapkan tangga-rumah tangga yangFase Perijinan fase, Faserumah I Inisiasi (1998-2004), II Akselerisasi (2005-2011), dan Fase38 terpilih 44 Persiapan riset dan monitoring, 14 III Penguatan Kelembagaan (2014-2019). COREMAP FaselautIIISDLdisejalankan dan Mengecek kebenaran dan kelengkapan data 50 Potensi sumber daya dan Mengkaji dampakdengan program program 708Mengkaji faktor- dan permasalahannya diselaraskan nasional regional tentang pengelolaan terumbu41 faktor yang berpengaruh 78 Potensi dan kendala dalam pengembangan karang di wilayah segitiga terumbu karang dunia yang dikenal dengan Coral Triangle Mengkaji kegiatan mata pencaharian alternatif program 54, 56 (MPA) (CTI), sehingga COREMAP Fase 78 Program pemberdayaan Initiative III selanjutnya disebutmasyarakat dengan COREMAP56 Mengkaji kegiatan sosialisasi program 78 - CTI. Tujuan pengembangan Program COREMAP - CTI untuk pengelolaan Mengkaji kepedulian masyarakat 78 R sumberdaya informasi terumbu dan karang, ekosistem78terkait dan biodiversitas secara berkelanjutan75 Mengumpulkan data awal Rekomendasi Mengurus ijin riset 38 Rekruitmen/penunjukan Pewawancara 45 bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. 8 Menulis laporan Merencanakan dan menyiapkan kegiatan riset dan monitoring 8 S Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Buku Panduan Riset dan Monitoring Aspek Metode Kualitatif 8 Sampel survei 30 TerkaitKuantitatif ini disusun sebagai panduan keseragaman bagi tenaga monitoring dan paktisi45 Metode 20 Satuan/ukuran yang digunakan Metode Pengumpulan Data 20 Sensus lainnya. Buku ini disusun untuk memahanmi kondisi sosial-ekonomi, permasalahan dan30 Metodologi 72 Sertifikat 38 kebutuhan masyarakat di wilayah pesisir danSistimatika pulau-pulau kecil. Kami berharap buku10 buku panduan Ndengan judul “Panduan (Manual) Riset danSurat ijin riset,Aspek surat tugas 38, 46 Monitoring Sosial Terumbu Karang Nelayan sebagai stakeholder utama 27 Survei 30
dan Ekosistem Terkait” diharapkan dapat membantu para peneliti dan manajer program Ppelestarian dan penyelamatan sumber daya Tpesisir dalam memahami langkah-langkah Pemilihan Lokasi riset 29 Teknik pengumpulan data 46 dalam melakukan riset dan monitoring aspek sosial sumber daya pesisir. Panduan 76 Teknis administrasi 34 Parameter, Sub Parameter, Sumber Data Partisipasi masyarakat Pelaksanaan riset dan monitoring Pemantauan (Monitoring) riset Pembabakan laporan Pembuatan kerangka penulisan
21 21 14 18 64 15
Teknis pelaksanaan kegiatan Tujuan FGD Jakarta Tujuan riset data dasar (T0) Desember Tujuan riset evaluasi (T2/Tn), Tujuan riset monitoring (T1)
43 45 201413 16 14
Dr. Ir. Zainal Arifin
84 Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
iii Buku 1 Panduan: Riset dan Monitoring Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait
83
©2014 Lembaga Ilmu PengetahuanUIndonesia Pusat Penelitian OseanografiUji Coba Pengisian Kuesioner Upah tenaga kerja Up-dating data kualitatif Up-dating data kuantitatif Usaha melaut Monitoring Aspek Sosial Terumbu
Katalog dalam Terbitan Buku 1 Panduan Riset dan Ekosistem Terkait. Jakarta: XXXX Press W x + 120 hlm; 21,5 x 29,5 cm Wawancara terbuka
Karang dan
Wilayah tangkap
1.
Reset
Penulis Editor Desain grafis
2. Monitoring
47 45 58 55 27 50 73
3. Terumbu Karang
: Deny Hidayati, Widayatun, Dewi Harfina, Augustina Situmorang, Fitranita, Puji Hartana : Deny Hidayati : Qripik Design
Diterbitkan oleh : XXX Press, anggota IKAPI
85 84
ii Buku 1Riset Panduan: Riset dan Aspek Monitoring Sosial Terumbu danTerkait Ekosistem Terkait Buku 1 Panduan: dan Monitoring Sosial Aspek Terumbu Karang dan Karang Ekosistem