BUDIDAYA IKAN LELE TUGAS E-BISNIS ( Electronic Business )
disusun oleh
Nama : Andy Nugrahanto NIM
: 08.11.2021
Ruang : 05.03.05/ 04 Dosen : Prof. Dr. M. Suyanto, MM Kelas : S1-TI-6C
JURUSAN TEKNIK INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
Abstrak Kosumsi ikan lele pada beberapa tahun terakhir ini semakain meningkat. Kalau dahulu ikan lele dipandang sebagai iakan murahan dan pada umumnya hanya dikonsumsi oleh keluarga petani saja, sekarang ternyata konsumennya makin meluas. Rasa dagingnya yang khas dan cara memasaknya dan menghidangkannya yang secara tradisional itu ternyata sekarang menjadi kegemaran masyarakat luas. Bahkan banyak pula restoran besar yang menghidangkannya. Oleh karena itu harga lele meningkat. Hal itu telah menjadi perangsang bagi petani ikan untuk membudidayakan ikan lele secara intensif. Semula pemeliharaan ikan lele hanyalah sebagai kegiatan sambilan saja, dipelihara di dalam kolam-kolam pekarangan yang menampung air limbah rumah tangga. Ikan lele memang sifatnya tahan hidup di dalam lingkungan yang kotor dan kekurangan oksigen akibat proses pembusukan yang terjadi. Dalam kolam pekarangan itu, ikan lele diberi makanan sisa-sisa dapur saja. Dalam keadaan demikian, pertumbuhan ikan lele lambat. Setelah dipelihara setahun-dua tahaun, baru mencapai ukuran 100gram, sebagai ikan konsumsi. Sekarang berhubung para petani terdorong untuk memproduksi lele lebih banyak, maka teknik pemeliharaannya pun ditingkatkan. Kolam yang dipergunakan lebih luas, walaupun masih berupa kolam pekarangan. Airnya diusahakan dari air irigasi yang memungkinkan adanya pergantian air, sehingga kondisinya lebih segar. Dalam suasana air segar, pertumbuhan ikan lele menjadi lebih cepat, walaupun tidak sepesat ikan kasper.
Apabila hendak mengembangkan pemeliharaan ikan lele, tentu diperlukan banyak benih. Terasalah bahwa benih ikan lele yang selama ini diperoleh dari hasil pengumpulan dari alam saja tidak mencukupi. Petani ikan pun berupaya untuk menciptakan teknik tertentu agar dapat diproduksi benih berkembang biak di kolam dan agar dapat diproduksi benih sebanyak mungkin. Beberapa petani yang tekun dapat menghasilkan benih lele agak banyak. Tekniknya lalu ditiru oleh rekan-rekannya sesama petani. Berhubungan pengembangan yang intensif bagi pemeliharaan ikan lele ini baru dalam tingkat permulaan, maka produksi benih maupun ikan konsumsi masih rendah. Untuk itu perbaikan-perbaikan teknis terus-menerus perlu dilakukan baik para petani sendiri maupun oleh lembaga-lembaga pemerintahan. Perbaikan teknis itu akan meliputi segala aspek budidaya seperti konstruksis kolam, mutu air, makanan tambahan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, bahkan telah mulai diteliti cara pemijahan dengan rangsang hormone. Hasil penelitianpenelitian tersebut diharapkan sekali untuk dapat dipraktekkan. Di dalam karya ilmiah ini, penulis berusaha untuk memberikan bahanbahan sebagai dasar pengetahuan teknik memelihara ikan lele yang sudah diterapkan oleh para petani. Di masa depan buku ini tentu dapat disempurnakan, sesuai dengan penemuan-penemuan teknik baru. Klasifikasi dan ciri-ciri Ikan lele menurut klasifikasi berdasar taksonomi yang dikemukakan oleh Weber de Beaufort ( 1965 ) digolongkan sebagai berikut :
Filum
: Chordata, ialah binatang bertulang belakang.
Kelas
: Pisces, ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk bernapas.
Subkelas
: Teleostei, ialah ikan yang bertulang keras.
Ordo
: Ostariophysi, ialah ikan yang di dalam rongga perutnya sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan, yang disebut tulang weber ( Weberian oscicle ).
Subordo
: Siluroidae, ialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang berkulit licin (tak bersisik ).
Famili
: Claridae, ialah suatu kelompok ikan (dari beberapa genus )
yang
selain
mempunyai
cirri-ciri
tersebut,
juga
mempunyai cirri yang lebih khas lagi, yakini : bentuk kepalanya pipih dengan lempeng tulang keras ebagai batok kepala. Bersungut (kumis) 4 pasang. Sirip dada ada patil. Mempunyai alat pernapasan tambahan yang terletak di bagian depan rongga insang, yang memungkinkan ikan lele mengambil oksigen dari udara. Genus
: Clarias.
Di Indonesia ada beberapa jenis (spesies)iakan lele, yaitu Clarias batrachus, jenis yang palaing banyak dijumpai dan umumnya dibudidayakan, di samping terdapat di alam 1.1
Budidaya Ikan Lele Dalam bududaya ikan lele, seperti halnya pada buadidaya ikan lain, ada
dua jenis usaha menurut tahapan ataupun hasilnya, yakini: 1.1.1
Usaha Pembenihan
Dalam jenis usaha ini kegiatan yang dilakukan ialah: -memijahkan induk-induk ikan, yang menghasilkan telur. -menetaskan telur, memelihara burayak menjadi ikan siap tebar. Benih
iakan
yang
siap
tenar
ialah
benih
ikan
ukuran
“gelondongn”untuk ditebarkan atau dipelihara lebih lanjut di kolam pembesaran sehingga menjadi ikan santapn. Ukuran benih gelondongan dibedakan menjadi dua bagian, yakni: gelondongan kecil, yang berukuran 3-5 cm, dan gelondongan besar, yang berukuran 5-10 cm. 1.1.2
Usaha Pembesaran Dalam jenis usaha ini kegiatan yang dilakukan ialah memelihara
benih ikan dari ukuran gelondongan kecil maupun besar menjadi ikan konsumsi. Untuk berbagai jenis ikan, ukuran konsumsi yang dikehendaki oleh masyarakat, berbeda- beda. Untuk ikan tawes, misalnya iakn
konsumsi berukuran 100-200gram; sedangkan ikan mas menghendaki ukuran 500gram sampai 1kg sebagai ikan konsumsi. Untuk ikan lele ukuran konsumsi yang dikehendaki oleh masyarakat ialah 100gram sampai 200gram seekor. Namun demikian kerap kali ikan lele berukuran 50gram pun sudah dijual sebagai ikan konsumsi. Kedua majam jenis usaha itu sebenarnya tidak bisa dipisahkan dalam penyelenggaraanya. Sebaiknya seorang petani melakukan kedua usaha tersebut dalam suatu rangkaian kegiatan, yang sudah barang tertentu hasilnya lebih menguntungkan. 1.1.3
Teknik Pembesaran Ukuran ikan lele untuk dikonsumsi umumnya 200-3000gram.
Ukuran itu dapat dicapai dalam waktu 4-6 bulan apabila persyaratan hidup dipenuhi, yaitu makan bermutu baik dan cukup jumlahnya, kondisi air jernih dan tidak ada ganggungan hama dan penyakit. 2.1
Produksi Kolam pembesaran lele Dari 100m2 kolam yang ditebari ikan lele sebanyak 1000 ekor, lama
pemeliharaan setahun, dihasilkan 80% x 1000 = 800 ekor yang beratnya 150 gram/ekor. Sehingga hasilnya :120 kg/ 100m2 (are). Produksi per satuan areal itu cukup luas, sehingga sulit atau tidak cocok jika diperhitungkan dalam areal hektaran.
Suatu kolam yang luasnnya 20x20 m2 dan kedalamannya 2.5 m digunakan untuk memelihara ikan lele dengan kepadatan 40 – 50 ekor/m2. Benih ikan ditebarkan mula mula sebanyak 48000 ekor benih gelondongan ukuran 6cm (80 ekor/ gram). Jadi kolam 400 m2 tersebut ditebari benih sebanyak 600 kg. setelah masa pemeliharaan 5bulan, dapat dipanen berupa ikan konsumsi yang besarnya 200 gram per ekor, panjangnya 25 cm. hasil yang diperoleh sebanyak 4300kg. dengan demikian ada satu kemungkinan bahwa ikan lele dapat mencapai produksi 107500 kg/ha/musim (5bulan). Jika dapat memelihara 2x musim pertahun, maka dapat diperhitungkan jumlah produksi 215000 kg/ha/tahun. 1.3 Penutup Usaha ikan lele sangatlah bagus untuk di kembangkan di Indonesia karena masih tinggi tingkat konsumsi masyarakat. Dan dalam pembenihan banyak yang sudah menemukan pengembangan dan makan makan ikan lele sendiri masih mudah di cari. Dan untuk hama dan penyakit sudah ditemukan warian obat – obatnya.
Sumber data Google.co.id Buku Budi Daya Ikan Lele