Budaya Visual Sumber : John A. Walker & Sarah Chaplin. 1997. Visual Culture. Manchester University Press. New York. Jenks, Chris. 1995. Visual Culture, Routledge , NewYork
Budaya Visual • Bidang Seni Rupa – Desain adalah bagian dari keseluruhan budaya visual (visual culture ) • Mencakup pencitraan dalam segala jenis media, melibatkan asosiasi imaji • Budaya Visual juga sinonim dengan budaya material, yaitu semua produk fisik dari kebudayaan • Cakupan budaya visual adalah segala yang dapat dipersepsi secara visual, diindra dengan mata, dengan kata lain: NAMPAK atau DAPAT DILIHAT. • Visual Pleasure, Visual World, Visual Literacy, Visual Representation, Visual Language.
Visual Pleasure • Budaya visual menyediakan kesenangan visual dan kenikmatan lainnya (pleasure) • Kesenangan di sini punya cakupan yang luas • Kesenangan dan nilai sangat erat…. Ragam kesenangan • Banyak benda seni yang membawa kesenangan yang beragam/berbeda-beda • Melankolik, ceria, ajaib dan menakjubkan, menarik, keharuan, ketakutan, amarah, bahkan seksual • Karya seni seperti film bisa melibatkan emosi dan sekaligus intelektual penonton
Visual Pleasure • Kesenangan adalah bagian penting dalam mengalami budaya visual, tetapi BUKAN tujuan utamanya, melainkan sebatas sarana saja. • Tujuan budaya visual adalah mengkomunikasikan gagasan, nilai-nilai, pesan moral dan cerita. • Kesenangan adalah sarana yang digunakan budaya visual utk mempersuasi kita utk mau melihat, sementara gagasan bisa tersampaikan.
Visual World Beberapa hal terkait soal dunia visual: ‘seeing is believing’ VS ‘appearances are deceptive’
• 80% informasi dunia ditangkap melalui indra penglihatan • Kita HIDUP DI DUNIA VISUAL
Kita, Mata, dan Dunia Visual • ……… pada saat bayi, pandangan masih serba kabur…… kemampuan visual kita baru benar2 ‘obyektif’ saat menjelang remaja • Mesti dibedakan antara ‘pandangan’ (vision) dan ‘visualitas’: • Pandangan merujuk pada proses fisiologis, yaitu saat cahaya masuk ke mata • Visualitas merujuk pada proses sosial Visualitas adalah pandangan yg tersosialkan
Melihat dan mengenali • Melihat terjadi sebelum kata-kata. Kanak-kanak melihat dan mengenali sebelum dapat berbicara. • Hubungan antara apa yang kita lihat dan apa yang kita ketahui tidak pernah tetap, selalu berubah-ubah.
Gambar • Gambar adalah visualisasi dari bentuk dan pikiran orang • Pepatah Tiongkok: "A Picture is Worth A Thousand Word“ • Sebuah gambar mengandung makna tersirat. Tiap orang mempunyai pemahaman terhadap gambar tergantung dari latarbelakang pendidikan, pengalaman dalam melihat gambar bahkan peminatan akan visual. • Ada orang-orang yang tidak tertarik dengan gambar, tetapi ada orang lain yang peka akan gambar.
• Seni, sebagai representasi visual, berbeda dengan yang nampak alamiah. • Seni bersifat sengaja, adanya komunikasi tersandi (dengan aturan/terkode), dan merepresentasikan sesuatu yang lain, yang tidak ada/imajinatif, atau yang akan dibuat ‘Seni tidaklah menghasilkan yang nampak, tapi membuatnya lebih kelihatan’
‘art perfects nature’
Representasi visual • …Seni…… salah satu tujuannya adalah meraih kemiripan sepersis mungkin (imitasi/peniruan), • Kemampuan meniru secara riil/realistis memperlihatkan keahlian/kehandalan (skill/prowess) • Obyek seni yang diwujudkan mengikuti prinsip ini disebut dengan penggambaran visioplastis (sesuai dengan apa yang nampak atau ditangkap mata), sangat logis-rasional • Ada juga penggambaran ideoplastis (sesuai dengan gagasan atau apa yang diketahui), biasa terdapat pada gambar primitif, tradisional dan anak-anak
Melek visual (visual literacy) Paul Messaris 1. Melek visual umumnya dianggap prasyarat untuk memahami media visual. Sebaliknya, melek visual bisa didapat melalui banyaknya keterpaparan terhadap berbagai media visual 2. Melek visual meningkatkan kemampuan kognitif umum anak2, sehingga bisa membantu mereka menyelesaikan tugas2 intelektual lain. 3. Melek visual meningkatkan pemahaman siswa akan mekanisme bagaimana media visual memanipulasi mental dan emosi, sehingga mampu membuat mereka lebih tahan akan daya persuasif dari propaganda politik maupun iklan komersial. 4. Melek visual memperdalam apresiasi estetik. Meskipun pengetahuan tentang pembuatan efek visual tertentu bisa membongkar pesona misteriusnya, tetapi melek visual dapat menilai kemampuan artistik yang terlibat
Bahasa Visual Barat
•
Sistem Bahasa Visual Barat yg visioplastis, disebut juga NPM – Naturalis (menggambar apa yang dilihat, sealamiah & senyata mungkin) – Perspektif (ilusi kedalaman/dimensi) – Moment opname (terjadi sesaat/ ‘cklik’) :
•
Sistem bahasa rupa Barat ini sudah terbudayakan sejak Renaissance, menjadi terbiasa atau ‘lumrah’, dan menjadi kiblat dunia hingga masakini, dianggap mencerminkan intelektualitas dan rasional
Bahasa Visual Nusantara
Relief kisah Lalitavistara di Candi Borobudur
Terkait dengan masalah persaingan global, budaya Nusantara memiliki tradisi bahasa rupa tersendiri yang unik. Contoh visual Nusantara bisa kita jumpai pada wayang beber, relief candi, ilustrasi lontar. Banyak kesamaannya dengan lukisan prasejarah maupun gambar anak2 Bahasa rupa Nusantara ini merupakan potensi atau modal kita untuk bersaing dalam percaturan budaya global karena keunikan tersebut. Lalu, apakah keunikan tersebut?
Membaca Visual • Berbagai cara “membaca” fenomena visual • Yang terpenting dari semua ini adalah melek visual dan sadar visual.