6. DAFTAR PUSTAKA Andarwulan, Nuri Dina Rahayuning, Sutrisno Koswara. (2004).Formulasi Flakes Triple Mixed Ubi Jalar-Kecambah Kedelai-Wheat Germ Sebagai Produk Sarapan Fungsional untuk Anak-Anak. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Apriyantono, A., D. Fardias., N. L. Puspitasari., Sedarnawati dan S. Budianto.(1989). Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB. Bogor. Arimbi, N.W. (1998). Pengembangan Tanaman Garut (Marantha arundinacea L .) dan Industri Kecil Olahannya Bertumpu pada Prakarsa Petani. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Wangsa Manggala Yogyakarta. Astuti, M., Meliala, Andreanyta., Fabien, Dalais., Wahlq, Mark. (2000). Tempe, a nutritious and healthy food from Indonesia. Asia Pacific Journals Clin Nutr 9(4): 322–325. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2007). Acuan Label Gizi Produk Pangan. www.pom.go.id. [9 Desember 2014]. Barton, B.A., Eldridge, A.L., Thompson, D., Affenito, S.G., Striegel-Moore, R.H., Franko, D.L., Albertson, A.M., & Crockett, S.J. (2005). The Relationship of Breakfast and Cereal Consumption to Nutrient Intake and Body Mass Index: The National Heart, Lung, and Blood Institute Growth and Health Study. American Dietetic Association. 105 (9) June. Bastian, F., Ishak, E., Tawali, A.B., & Bilang, M. (2013). Daya Terima dan Kandungan Gizi Formula Tepung Tempe dengan Penambahan Semi Refined Carragenan (SRC) dan Bubuk Kakao. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(1): 5-8. Bourne, Mc. 2002. Food Texture and Viscosity Concept and Measurement. Academic Press, New York, London. Cahyadi, W. (2006). Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Bandung Direktorat Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. (2002). Pengenalan Budidaya Talas, Garut, Ganyong, Gembili, Ubi Kelapa, Iles-Iles, Suweg/Acung. Jurnal Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan. Jakarta. 85 hlm. Djaafar, T.F. dan S. Rahayu. (2006). Teknologi Pemanfaatan Umbi Garut, Pangan Sumber Karbohidrat. Jurnal Badan Ketahanan Pangan bekerja sama dengan Pusat Kajian Makanan Tradisional Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Djaafar, Titiek F., Sarjiman, dan Arlyna B. Pustika. (2010). Pengembangan Budi Daya Tanaman Garut dan Teknologi Pengolahannya untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Jurnal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Yogyakarta.
45
46
Djarkasi S., Sumual M., Lalujan L., Kapahang K., (2010). Kajian Penggunaan Tepung Pisang Goroho (Musa paradisiacal forma typical) Sebagai Bahan Subtitusi Dalam Pembuatan Roti Tawar. Jurnal Teknologi Pertanian. 5 (2) :1-7 Dyah, Anindya Rachmadani, Teti Estiasih. (2008). Beras Analog Berbasis Umbi Garut (Maranta arundinaceae L) dan Alginat Sebagai Pangan Berkhasiat Obat yang Diujikan pada Tikus Hiperglikemik. Jurnal Universitas Brawijaya, Malang. Sukasih, E., Setyadjit. (2012). Formulasi Pembuatan Flake Berbasis Talas untuk Makanan Sarapan (Breakfast Meal) energi Tinggi dengan Metode Oven. Jurnal Pasca Panen 9(2) 2021 : 70-76. Fennema.(1985). Food Chemistry 2nd edition. New York: Marcel Dekker Inc. Frazier, W.B., and Dennis C. Westhoff. (1998). Food Microbiology. 4th edition. McGraw-Hill, Inc. New York. Gaman, P.M. & K. B. Sherrington. (1994). The Science of Food and Introduction to Food Science, Nutrition and Microbiology 2nd Edition (Terjemahan: Pengantar Ilmu pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi, Edisi kedua, diterjemahkan Murdijati Gardjito, Sri Naruki, Agnes Murdiati dan Sardjono). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hardinsyah, dan M. Aries. (2012). Jenis Pangan Sarapan dan Perannya dalam Asupan Gizi Harian Anak Usia 6-12 Tahun di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2012, 7(2): 89-96. Hendry, G.A.F dan J.D. Houghton. (1996). Natural Food Colorant 2nd Edition. London: Blackie Academic and Professional. Indriyani, Ari (2007). Cookies Tepung Garut (Maranta arundinacea L) dengan Pengkayaan Serat Pangan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Skripsi. InfoPOM: Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2014). Mengenal Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi Bangsa Indonesia. Badan POM RI. InfoPOM-vol. 15, No. 4 Juli – Agustus 2014. Institute of Medicine. (2002). Dietary Reference Intake for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids. A Report of the Panel on Macronutrients, Subcommittees on Upper Reference Levels of Nutrients and Interpretation and Uses of Dietary Reference Intakes, and the Standing Committee on he Scientific Evaluation of Dietary Reference Intakes. National Academies Press, Washington, DC. Irawan B. (2002). Elastisitas Konsumsi Kalori dan Protein di Tingkat Rumah Tangga. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 20 No. 1 Hal 25-47.
47
Jean, F. M.; B.G. Lyon; John A. C. & C.E. Lyon. (1997). Relationship Between Sensory and Instrumental Texture Profile Attributes. Journal of Sensory Studies 13, Food and Nutrition Press, Inc. Connecticut.
Koswara, S. (1995). Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Latifah, Titi S., Tri Rini E. (2008). Flake Labu Kuning dengan Kadar Vitamin A Tinggi. Jurnal Fakultas Teknologi Pangan UPNV. Rungkut Madya. Surabaya Lean, E. J. M. (2006). Ilmu Pangan. Gizi dan Kesehatan (Terjemahan Nata Nilamsari dan Astri Fajriyah). Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Lingga, Pinus, B. Sarwono, F. Rahardi, P.C. Rahardja, J.J. Afriastini, Rini Wudianto, Wieda Harry Apriadji. (1993). Bertanam Ubi-ubian. Jakarta: Penebar Swadaya. MacDougall, D. B. (2002). Colour in Food: Improving Quality. CRC Press, Inc. Florida. Marsono, Y., P.Wiyono, dan Zaki Utama.(2002). Indek Glikemik Produk Olahan Garut (Maranta arundinaceae L) dan Uji Sifat Fungsionalnya pada Model Hewan Coba. Laporan RUSNAS Diversifikasi Pangan Pokok Tahun 2005. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Mifthah, M. F. C. dan Lilik K. (2014). Formulation Flakes of Arrowroot Starch with Fortification of Iron [Fe] for Improvement Adolescent Girl iron Status. Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2014, 9(2): 89—96. ISSN 1978 – 1059. Muchtadi, T.R dan Sugiyono.(1989). Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor Murata,K., Ikehata, H. And Miyamoto,T.(1971). Studies on the Nutritional Value of Tempeh. Journal of Food Science, 32:580–586. Nurjanah, E. (2000). Analisis Karakteristik Konsumen dan Pola Komsumsi Sereal Sarapan. Skripsi. Fakultas, Institut Pertanian Bogor, bogor. Rampengan, V., J. Pontoh., D.T. Semebel., (1985). Dasar-Dasar Pengawasan Mutu Pangan. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Ujung Pandang. Roedjito.(1989).Kajian Penelitian Gizi. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Guy, R. (2001). Extrusion Cooking Technologies and Applications. Cambridge : Woodhead Publishing Limited.
48
Rosenthal, A. J. (1999). Food Texture Measurement & Perception. Aspen Publishers, Inc. Maryland. Rukmana. Rahmat. (2000). Garut: Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta. Sahin, Serpil., dan Sumnu, S. G., (2006). Physical Properties of Foods. Springer Science and Bussiness Media. New York. Sarwono,B. (2003). Membuat Tempe Dan Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta. Schroll, R.M. (2006). Positive Effect of Breakfast on Memory Retention of Student at the College Level. Saint Martin’s University Biology Journal, vol 1. Sentra IPTEK. (2007). Teknologi Tepat Guna Tanaman Penghasil Pati. Menteri Negara Riset dan Teknologi. http://www.iptek.net.id [29 Januari 2015]. Setyaningsih, D., Anton Apriyantono dan Maya Puspita Sari., (2010). Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor. Siagian, A. (2006) Gizi, Imunitas, dan Penyakit Infeksi. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM USU. Universitas Sumatera,Medan. Standar Nasional Indonesia.(1994). Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI-01-34511994. Tepung Tapioka. Dewan Standarisasi Indonesia. Jakarta. Sudarmadji, S.; B. Haryono dan Suhardi. (1996). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Suhardjito. (2006). Pastry Dalam Perhotelan. Andi Offset. Yogyakarta. Suprapti, L. (2005). Tepung Tapioka dan Pemanfaatannya. Djambatan, Yogyakarta. Titiek, F.D., Sarjiman, dan A.B. Pustika. (2010). Pengembangan Budidaya Tanaman Garut dan Teknologi Pengolahannya untuk Mendukung Ketahanan Pangan.J. Litbang Pertanian 29(1):25-33. Tribelhorn R.E. (1991). Breakfast cereals. Chapter 18. In : Handbook of Cereal Science and Technology 2nd Edition. K. J. Lorenz and K. Pulp (eds). 2000. New York : Marcel Dekker inc. New York. United States Department of Agriculture.( 2007). USDA National Nutrient Database for Standard Reference. http://www.ars.usda.gov/ba/bhnrc/ndl. [4 Februari 2015]. Walsh, G., (2002). Proteins Biochemistry and Biotecnology. John Wiley & Sons, West Sussex – England.
49
World Health Organization. (2007). Protein And Amino Acid Requirements In Human Nutrition Report Of A Joint WHO/FAO/UNU Expert Consultation .WHO. Geneva. Widowati, S., Suismono, Suarni, Sutrisno, dan O. Komalasari. (2002). Petunjuk Teknis Proses Pembuatan Aneka Tepung Dari Bahan Pangan Sumber Karbohidrat Lokal. Balai Penelitian Pasca Panen Pertanian, Badan Penelitian dan Penembangan Pertanian, Jakarta. Winarno. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta. Zayas JF. (1997). Functionality of proteins in Food. New York: Springer Link.