BOTANI
UMMU KALSUM
UNIVERSITAS GUNADARMA 2016
Referensi
MORFOLOGI BUNGA
ALAT PERKEMBANGBIAKAN (organum reproductivum)
Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru alat perkembangbiakan
Alat perkembangbiakan dibagi menjadi:
Vegetative atau aseksual tidak didahului peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina)
Generative atau seksual didahului peristiwa perkawinan
Alat perkembangbiakan vegetative a. Alat vegetative alami terjadi menurut sifat pembawaan tumbuhan itu sendiri, misal: Umbi
batang kentang, ketela rambat
Umbi
lapis liliaceae, Allium cepa L,
bakung Rimpang
bunga tasbih dsb
Geragih
arbei, pegagan
Anakan
pisang, lili paris
b. Alat vegetative buatan hanya terjadi karena perbuatan sengaja oleh manusia, misal: Setek
atau turus suatu bagian alat hara
yang dipotong (dipisahkan dari induknya)
dan kemudian dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Setek dibedakan menjadi: Setek
batang: sepotong batang tua atau muda,
misal ubi kayu Setek
akar misal sukun dan cemara
Setek
daun misal cocor bebek
Cangkokan
seperti setek batang tetapi
mulanya dibuat luka melingkar dengan
mengelupas kulit batang, kemudian ditutup dengan tanah dan selalu dibasahi, hingga keluar akar dari bagian tersebut, baru batang itu dipotong dibawah tempat keluarnya akar
Perkembangbiakan vegetative diterapkan dengan tujuan: Karena
tumbuhan itu hanya mungkin
dikembangbiakkan dengan jalan vegetative saja (ex: pisang) Supaya Tidak
tumbuhan baru lekas berbuah
perlu menunggu terlalu lama, sudah dapat
memperbanyak tumbuhan (tidak perlu menunggu sampai tumbuhan berbuah biji) Untuk
mendapatkan tumbuhan yang mempunyai
sifat yang sama seperti induknya
ALAT PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF BUNGA (FLOS)
Pada bunga terjadi persarian (penyerbukan) dan pembuahan yang akhirnya menjadi buah dan terkandung biji tumbuhan baru
Berdasarkan letak dan susunannya, bagian bunga dibedakan:
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun menurut garis spiral (acyclis), misal bunga cempaka (Michelia champaka L.)
b.
Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (cyclis), misal bunga
terong, bunga bakung c.
Bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral (hemicyclis), misal bunga sirsak
Sifat-sifat yang menarik dari bunga: Bentuk
bunga seluruhnya atau bentuk
bagian-bagiannya Warnanya Bau/aromanya Ada
dan tidak adanya nectar ataupun
zat lainnya
Jumlah bunga dan tata letaknya pada suatu tumbuhan Tumbuhan
menghasilkan 1 bunga saja
(planta uniflora) tumbuhan berbunga tunggal Tumbuhan
berbunga banyak (planta
multiflora) > 1 bunga
Menurut tempat bunga pada tumbuhan:
Bunga pada ujung batang (flos terminalis) bunga kakao dan kembang merak
Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axilaris) kembang sepatu
Pada tumbuhan terkadang terdapat bunga yang dalam jumlah banyak, kemungkinan letaknya:
Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi) kembang sepatu
Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan beranekaragam disebut pula ‘bunga majemuk’
Bunga Majemuk (Anthotaxis, inflorescentia) Bagian-bagian bunga majemuk: A.
Bagian yang bersifat seperti batang atau cabang:
Ibu tangkai bunga (pedunculus atau rhachis) bagian yang merupakan terusan batang atau
cabang yang mendukung bunga majemuk tadi
Tangkai bunga (pedicellus) cabang ibu tangkai yang mendukung bunga
Dasar bunga (receptaculum) ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya
B.
Bagian yang bersifat seperti daun: Daun-daun
pelindung (bractea) bagian
serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya Daun
tangkai (bracteole) 1 atau 2 daun
kecil yang terdapat pada tangkai bunga Seludang
bunga (spatha) daun
pelindung yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk saat belum mekar
Daun-daun pembalut (bractea involuclaris, involucrum) sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: bunga matahari
Kelopak tambahan (epicalyx) bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: kembang sepatu
Daun-daun kelopak (sepale)
Daun-daun mahkota (petale)
Daun-daun tenda bunga (tepale), jika kelopak dan mahkota
sama bentuk dan warnanya
Benang sari (stamina) dan putik (pistil)
Sifat-sifat bunga majemuk:
Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa/centripala) kembang merak, mangga
Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa / centrifuge / definitia) ujung tangkai bunga selalu ditutup dengan suatu bunga, yakni:
monochasial ibu tangkai hanya mempunyai 1 cabang. Ex: monokotil dan kapas
dichasial ibu tangkai keluar 2 cabang yang berhadapan
pleiochasial ibu tangkai keluar > 2 cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada
ibu tangkai tadi. Ex: oleander
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) bunga majemuk yang memperlihatkan kombinasi sifat majemuk tak berbatas dan berbatas
Bunga majemuk tak berbatas
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya • Tandan (racemus atau
mendukung bunga yang
botrys) bunga
berkelamin tunggal dan
bertangkai nyata dan
runtuh seluruhnya, bunga
duduk pada ibu
yang betina menjadi buah.
tangkainya. Ex: kembang
Ex: sirih
merak • Bulir (spica) seperti
• Tongkol (spandix) seperti bulir, tetapi ibu
tandan tetapi bunga tidak
tangkai besar, tebal dan
bertangkai
sering berdaging. Ex:
• Untai seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya
bunga betina pada jagung
Bunga payung (umbrella)
Bunga cawan (corymbus atau anthodium) Bunga
pita bunga mandul terdapat sepanjang
tepi cawan Bunga
tabung bunga yang terdapat diatas
cawannya sendiri Bunga
bongkol (capitulum) lamtoro, petai, putri malu
Bunga
periuk (hypanthodium) Ujung ibu tangkai
menebal, berdaging, seluruh bagian menebal sehingga tercapai bentuk bulat dan silinder. Ex: nangka
Ibu
tangkai bercabang-cabang dan
cabangnya bercabang lagi Malai
(panicula)
Malai
rata cabang ibu tangkai terlihat seperti
bidang datar atau agak melengkung. Ex: bunga
soka Bunga
payung majemuk bunga payung
bersusun. Ex: wortel Bunga Bulir
tongkol majemuk kelapa dan palma
majemuk jagung
Bunga majemuk berbatas
Anak payung menggarpu (dichasium) ujung ibu tangkai terdapat 1 bunga, dibawahnya terdapat 2 cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung 1 bunga di ujungnya. Ex: bunga melati (Jasminum sambac Ait)
Bunga tangga atau bercabang seling (cincinnus) suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi tetapi
setiap kali bercabang hanya terbentuk 1 cabang saja yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Ex: suku Euphorbiaceae
Bunga sekerup (bostryx) ibu tangkai bercabang, setiap bercabang hanya terbentuk ke kiri dan ke kanan dan cabang yang 1 berturut-turut membentuk sudut 90˚. Ex:
bunga kenari
Bunga sabit (drepanium) seperto bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada 1 bidang, sehingga
bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit
Bunga kipas (rhipidium) seperti bunga bercabang seling, semua percabangan terletak pada 1 bidang dan cabang
tidak sama panjang, sehingga semua bunga tersebut terdapat pada tempat yang sama tinggi
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) bunga soka (malai rata tetapi bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari (susunan seperti malai tetapi ujungnya berupa sekerup) Tipe lain bunga majemuk
Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster) seperti ibu tangkainya berbuku-buku dan buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi), sesungguhnya pada tempat ibu tangkai yang sama tinggi ada beberapa cabang yang merupakan suatu anak payung. Ex: suku Labiatae
Lembing (anthela) cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah
bawah jauh lebih panjang daripada ibu tangkai
Tukal (glomerulus) bunga majemuk berbatas
yang terdiri atas kelompokan bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat pada cabangcabang bunga majemuknya
Berkas (fasciculus) bunga majemuk berbatas dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besar daripada bunga tukal, mempunyai tangkai yang tidak sama panjang
Bagian-bagian bunga
Tangkai
bunga (pedicellus) bagian bunga
yang masih bersifat seperti batang, seringkali terdapat daun peralihan Dasar
bunga (receptaculum) ujung tangkai
yang sering melebar dengan ruas amat pendek
sehingga daun mengalami metamorphosis yang posisinya rapat satu sama lain terkadang dalam 1 lingkaran
Hiasan bunga (perianthium) jelmaan daun yang masih berbentuk lembaran, umumnya
tersusun dalam 2 lingkaran:
Kelopak (kalyx) hiasan bunga yang berada pada lingkaran luar, biasanya warna hijau dan
menyelubungi kuncup bunga. Kelopak daun terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala)
Mahkota (corolla) hiasan bunga yang terdapat
di lingkaran dalam, umumnya tdak berwarna hijau, terdiri atas daun mahkota (petala)
Bunga yang tidak ada hiasan bunga bunga telanjang (flos nudus). Ex: Euphorbia Bunga yang kelopak dan mahkotanya sama tenda bunga
(perigonum), terdiri atas daun tenda bunga (tepala). Ex: kembang sungsang dan lili
Alat kelamin jantan (androecium) metamorphosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen)
Alat kelamin betina (gynaecium) metamorphosis daun daun buah (carpella). Alat kelamin betina disebut putik (pistillum)
Berdasarkan kelengkapannya, bunga dibedakan menjadi:
Bunga lengkap atau sempurna (flos completes) terdiri atas 1
lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benangsari dan 1 lingkaran putik. Jika terdiri dari 4 lingkaran disebut bunga tetrasiklik, dst
Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos incompletus) salah satu bagian bunga atau alat kelaminnya tidak ada.
Berdasar alat kelamin:
Bunga banci atau berkelamin 2 (hermaphroditus) terong
Bunga berkelamin tunggal (unisexual)
Bunga mandul atau tidak berkelamin bunga matahari
Berdasarkan letak/tempat alat kelamin: Berumah
1 (monoecus) mempunyai bunga
jantan dan betina pada 1 individu. Ex: jagung, mentimun, jarak Berumah
2 (dioceus) bunga jantan dan
bunga betina terpisah tempatnya (beda individu). Ex: salak Poligami
(polygamous) 1 tumbuhan terdapat
bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama. Ex: pepaya
Keadaan bagian bunga: Pelipatan
(vernation) daun-daun kelopak dan
mahkota Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya (aestivatio) Susunannya: Terbuka (aperta) kelopak dan mahkota tidak bersentuhan Berkatup (valvata) tepi kelopak atau mahkota saling bertemu tapi tidak berlekatan Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa) Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa) Menyirap tepi saling menutupi seperti susunan genting/sirap (imbricata)
Bentuk dasar bunga
Rata semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar bunga. Ex: bunga manggis
Menyerupai kerucut putik yang berada ditengah-tengah duduknya paling tinggi
Seperti cawan daun-daun kelopak dan mahkota bunga duduknya seakan-akan seperti cawan, putik yang dibagian tengah lebih rendah daripada kelopak dan mahkota
Bentuk mangkok kelopak dan mahkota bunga letaknya lebih tinggi daripada putik, bakal buah terletak di bagian dasar dan sebagian berlekatan dengan pinggir dasar bunga
Sifat letak hiasan bunga dibanding duduknya bakal buah:
Hipogin hiasan bunga lebih rendah dari tempat duduknya putik.
Perigin hiasan bunga sama tinggi atau lebih tinggi sedikit daripada putik (bunga yang seperti cawan). Ex: bungur
Epigin dasar bunga berbentuk mangkok atau
piala dengan bakal buah tenggelam, seakan-akan hiasan bunga diatas bakal buah tadi. Ex: pegagan
Hipogin (hypogynus) bunga johar
Perigin (perigynus) bungur
Epigin (epigynus) kaki kuda / pegagan
Break time
Just … Thinking about your favourite flower
Ranunculus
And explain it …
Kelopak (calyx)
Berada pada lingkaran bunga, biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan
bunga yang sebelah dalam.
Kegunaan: pelindung bunga, terutama bunga masih kuncup. Jika bunga sedang mengalami pembuahan,
kelopak akan runtuh sampai terbentuk buah (jarang sekali bertahan). Yang bertahan ciplukan dan terong
Kelompok Malvaceae mempunyai daun yang menyerupai kelopak kelopak tambahan (epicalyx). Ex: kapas, kembang sepatu
Epicalyx
Walaupun kebanyakan kelopak berwarna hijau, namun terdapat kelopak yang berwarna seperti bunga rosela
Sifat daun-daun kelopak (sepala), yakni:
Berlekatan (gamosepalus) biasanya hanya bagian bawahnya saja yang berlekatan, seperti:
Berbagi (partitus) jika hanya bagian kecil saja yang berlekatan
Bercangap (fissus) jika bagian yang berlekatan ± separoh panjangnya kelopak
Berlekuk (lobatus) jika bagian yang berlekatan > ½
panjang kelopak
Lepas atau bebas jika daun kelopak yang satu dengan lainnya benar-benar terpisah, seperti:
Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus)
jika kelopak dengan beberapa cara dapat dibagi menjadi 2 bagian yang setangkup (simetris), umumnya kelopak tersebut berbentuk bintang, tabung, terompet, mangkok, piala, corong, lonceng, dsb.
Setangkup tunggal atau zigomorf kelopak yang bersifat demikian biasanya pada kelopak yang:
Bertaji (calcaratus) seperti bunga pacar air
Berbibir (labiatus) kelopak yang bagian bawahnya berlekatan berbentuk tabung atau buluh, bagian atasnya berbelah 2 seperti bibir atas dan bawah. Ex: bunga salvia
Bertaji seperti taji kaki ayam
Berbibir
Tajuk atau mahkota bunga (corolla)
Merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, warna yang indah, menarik,
dengan susunan yang bagus dan terkadang beraroma harum atau sedap terkadang tidak beraroma
Hal menarik dari mahkota bunga adalah untuk menarik
binatang yang membantu penyerbukan. Setelah terjadi penyerbukan mahkota layu dan gugur beserta benangsari dan kelopak bunga
Selain sebagai alat yang mempunyai daya tarik, mahkota juga berfungsi melindungi alat persarian (benang sari dan putik)
Sifat petala (daun-daun mahkota):
Berlekatan pada keadaan demikian, bagian mahkota bunga dibedakan:
Tabung mahkota
Pinggiran mahkota
Leher mahkota
Lepas atau bebas dibedakan menjadi:
Kuku daun mahkota (unguis) bagian bawah daun mahkota yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya
Helaian daun mahkota (lamina) bagian yang lebar dan biasanya tipis
Petala
tidak ada atau sangat kecil sehingga
sama sekali tidak menarik perhatian. Bunga tanpa mahkota bunga (apetalus) seringkali dinamakan bunga telanjang (flos nudus)
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi:
Beraturan polisimetris
Mahkota yang beraturan, bentuk-bentuknya menjadi:
Bintang (rotatus / stellatus) bunga Lombok
Tabung (tubulosus) bunga matahari
Terompet (hypocrateriformis) papaya
Mangkok atau buyung (urceolatus)
Corong (infundibuliformis) bunga kecubung
Lonceng (campanulatus) ketela rambat
Setangkup tunggal
(zigomorphus)
Bertaji (calcaratus)
Berbibir (labiatus) kemangi
Seperti kupu-kupu (papilionaces) bagian yang sempit disebut lunas (carina), sedangkan yang
lebar disebut bendera (vexillum). Ex: kacang tanah, kedelai
Bertopeng atau berkedok (personatus) mahkota bunga mempunyai 2 bibir tetapi bibir bawah melengkung ke atas menutupi lubang mahkota
Berbentuk pita (ligulatus) bagian bawah tajuk ini berlekatan merupakan tabung kecil, bagian atasnya berbentuk pita. Ex: bunga matahari
Tenda bunga (Perigonum)
adalah bagian bunga yang mana kelopak dan mahkota bunga sulit dibedakan, biasanya bentuk dan warnanya sama. Daun-daun tenda bunga disebut tepala.
Menurut bentuk dan warna, tenda bunga:
Serupa kelopak (calycinus) jika warnanya hijau seperti daun kelopak. Ex: jenis palma
Serupa mahkota (corollinus) warna bermacam-macam.
Ex: anggrek (orchidaceae), liliaceae
Bagian-bagian Kuku
(unguis)
Helaiannya Alat Sifat
tenda bunga:
(lamina)
tambahan, seperti sisik atau rambut
bagian-bagian tenda bunga:
Berlekatan (gamophyllus)
Lepas atau bebas (pleiophyllus)
Berdasarkan
simetrisnya, tenda bunga sama
dengan tajuk/mahkota bunga
Benang sari (STAMEN) 3
bagian benang sari:
Tangkai sari (filamentum)
Kepala sari (anther) di dalamnya terdapat ruang sari (theca) yang mana di dalam theca terdapat ruang kecil (loculus atau loculumentum) Di dalam ruang sari terdapat serbuk/tepung sari pollen
Penghubung ruang sari (connectivum)
Duduknya benang sari: Benang
sari jelas duduk pada dasar bunga
(Thalamiflorae) beberapa jeruk Benang
sari tampak seperti duduk di atas
kelopak (Calyciflorae) mawar Benang
sari tampak duduk di atas tajuk
bunga (Corolliflorae), dsb
3 golongan mengenai jumlah benang sari:
Benang sari banyak misal jambu-jambuan (Myrtaceae)
Jumlah benang sari 2x lipat jumlah daun mahkota, dengan
kemungkinan:
Diplostemonus benang sari berada pada lingkaran luar duduk berseling dengan daun mahkota. Ex: kembang merak
Obdiplostemonus benang sari berada pada lingkaran dalam yang duduknya berseling dengan daun-daun mahkota
Benang sari sama banyak dengan daun mahkota atau kurang, umumnya duduk benang sari:
Episepal berhadapan dengan daun-daun kelopak, sehingga berseling dengan daun mahkota
Epipetal berhadapan dengan daun-daun mahkota, sehingga berseling dengan daun kelopak
Tangkai Sari (Filamentum) Berdasarkan jumlah berkas (perlekatan) benang sari:
Benang sari berberkas atau bertukal 1 (monodelphus) jika semua tangkai sari berlekatan menjadi 1 pada bagian pangkal tangkai. Ex: kembang sepatu
Benang sari berberkas atau bertukal 2 (diadelphus) benang sari terbagi menjadi 2 kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok. Ex: pada tanaman berbunga kupu-kupu
Benang sari berberkas atau bertukal banyak bunga mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas. Ex: bunga kapuk
Kepala sari (anthera)
Adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari, dengan bentuk bermacammacam (bulat, jorong, bulat telur dsb).
Macam duduknya kepala sari pada tangkainya:
Tegak (innatus atau basifixus) jelas antara tangkai sari dan sambungan kepala sari
Menempel (adnatus) ruang sari menempel di ujung tangkai
Bergoyang (versatilis) kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung tangkai sari sehingga kepala sari dapat digerakkan/bergoyang
Putik (Pistillum)
Merupakan …
Daun-daun penyusun putik disebut ‘daun buah (carpellum)’.
Bagian putik yang mengandung sel telur disebut bakal biji (ovulum) biji (semen)
Bagian putik yang didalamnya terdapat bakal buah (ovarium) buah (fructus)
Menurut banyaknya daun buah penyusun putik, maka:
Putik tunggal (simplex) hanya tersusun 1 helai daun buah saja. Ex: kacang-kacangan
Putik majemuk (compositus) kapas
Bagian putik:
Bakal buah (ovarium) bagian putik yang
kelihatan membesar dan duduk pada dasar bunga
Tangkai kepala putik (stylus) bagian putik
yang sempit dan terdapat diatas bakal buah, biasanya berbentuk benang
Kepala putik (stigma) bagian putik paling atas yang terletak pada ujung tangkai kepala putik
Bakal buah (ovarium) Menurut letaknya:
Bakal buah menumpang (superus) jika bakal buah duduk di atas dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak berlekatan dengan dasar bunga.
Bakal buah ½ tenggelam (hemi inferus) jika bakal buah duduk pada dasar bunga yang cekung, sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkok atau piala
Bakal buah tenggelam (inferus) seperti b, tetapi seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk seperti mangkuk atau piala tersebut
Tembuni (Placenta)
Merupakan bagian bakal buah yang menjadi pendukung atau tempat duduknya bakal biji.
Menurut letaknya, plasenta:
Marginal letaknya pada tepi daun buah
Laminal letaknya pada helaian daun buah
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas 1 ruang:
Parietal pada dinding bakal buah (dinding tepi daun atau dinding helaian daun)
Sentral (axilis) di pusat/poros tengah-tengah rongga bakal buah
Aksilar di sudut tengah terdapat dalam sudut pertemuan daun buah yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat bakal buah, bila bakal buah beruang > 2
Bakal biji (ovulum)
Kulit bakal biji (integumentum)
Badan bakal biji atau nuselus
Kandung lembaga (saccus embryonalis) sel dalam nuselus yang mengandung sel telur
Liang bakal biji (micropyle) jalan inti kelamin jantan yang nanti akan melebur dengan sel telur
Tali pusar (funiculus) pendukung bakal biji yang menghubungkan bakal biji dengan plasenta/tembuni
Tangkai kepala putik (Stylus)
Tangkai kepala putik berbentuk benang atau buluh berongga, mempunyai saluran (canalis stylinus) atau tidak
Kepala putik (stigma)
Merupakan bagian paling atas dari putik yang berfungsi menangkap serbuk sari.
Bentuk putik:
Seperti benang jagung
Seperti bulu ayam padi
Seperti bulu-bulu kecipir
Bulat bunga jeruk besar, dsb
Kelenjar Madu (Nectarium)
Madu di dalam bunga nectar
Nektar bunga dihasilkan oleh kelenjar madu, berdasarkan asalnya:
Kelenjar madu yang merupakan bagian khusus pada bunga
Kelenjar madu yang terjadi dari salah suatu bagian bunga yang telah bermetamorfosis
Kelenjar madu merupakan metamorphosis dari daun mahkota, benang sari dan bagian bunga lainnya
Terima kasih