DICETAK DI ATAS KERTAS DAUR ULANG
ISSN-1411-0520
1
LAPORAN
UTAMA
ANCAMAN PUNAHNYA MAMALIA BESAR WAWANCARA
VOLUME III - NO: 10/JULI 2000
Mochtar Lubis:
WAJAH INDONESIA BOPENG BOPENG SELINGAN
PERJALANAN PANJANG SEEKOR BEO DARI BUKIT TIGAPULUH
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
2
Susunan Redaksi
Penanggung Jawab Rudi Syaf & Yuyu Arlan Editor Erdi Taufik & Purwo Susanto Pelaksana Tim WARSI & Tim WWF Alih Bahasa: Moh. Nur Anam Artistik Aulia Erlangga Distribusi Aswandi Argusyandra M.S.
Foto Cover: Aulia Erlangga Alam Sumatera & Pembangunan adalah Buletin Intern yang dikelola oleh WARSI (Warung Informasi Konservasi) & WWF (World Wide Fund for Nature), Indonesia Project, ID 0117. Taman Nasional Bukit Tigapuluh STT: 2566/SK/DITJEN PPG/ STT/1999, Pertama kali terbit: Oktober 1998 Terbit triwulan. Alamat redaksi : Jl. Teuku Umar No.24 RT.09/RW03 P.O.BOX 28/BKO 37312, Jambi Telp : (0746) 21508 Fax : (0746) 322178 E-mail :
[email protected] Website: http:\\www.warsi.or.id Jl. Raya Belilas Pematang Reba 29351 P.O.Box 34 Rengat 29300, Riau Telp : (0769) 341234 - 341123 Fax : (0769) 341132 E-mail :
[email protected]
Dari Redaksi idang pembaca, perubahan dalam memilih topik liputan dan juga perwajahan, sebagaimana dilakukan redaksi AS&P sejak nomor lalu —dan juga sebelumnya, memang bukan sekadar memberi warna pada buletin ini. Perubahan yang dilakukan bisa juga menjadi sebuah alternatif, agar kehadirannya lebih punya arti di hadapan Anda.
S
Itulah, antara lain, yang menjadi harapan kami dari dapur redaksi. Kami memang perlu melakukan. Kami sadar, cakupan liputan yang warna “lokal”nya begitu kental, tentu kurang memenuhi misi majalah ini, yang sejak awal memilih “Alam Sumatera dan Pembangunan” sebagai “merek dagang”. Refleksi terhadap Sumatera, yang ditulis Tony Whitten, ahli ekologi terkenal yang bekerja untuk Bank Dunia pada edisi lalu, merupakan upaya awal kami untuk melakukan perubahan. Lalu, pada edisi ini, kami mengundang Kathy Mackinnon, ahli bidang konservasi yang juga terkenal secara internasional dan bekerja untuk Bank Dunia untuk menulis soal pelestarian harimau, mamalia besar yang kini sudah mulai langka, seperti juga dialami gajah dan badak, masing-masing disajikan dalam tulisan terpisah. Topik soal satwa kami pilih, karena perdagangannya saat ini begitu gencar berlangsung, bersama tulisan tentang monitoring perdagangan satwa seperti badak dan gajah, adalah untuk menggambarkan ancaman terhadap mamalia besar yang dilindungi itu, sekaligus melihat prospek keamanan dan kelangsungan hidupnya di masa depan. Tentu bukan sekadar mengundang sejumlah penulis dari luar jajaran redaksi –yang memang sudah ahli di bidangnya— perubahan itu kami maksudkan. Kami sadar, di samping topik yang bersifat lokal yang memang menarik diangkat, isu-isu “regional” di Sumatera juga layak kami sajikan tampil, sesuai dengan “merek dagang” yang kami “jual”. Itu semua, tidak lain, sebagai upaya memenuhi keinginan Anda, sidang pembaca, meskipun masih jauh dari yang diharapkan. Akhir kata, kritik, saran dan sumbangan pikiran tetap kami tunggu demi tampilan yang lebih baik.
Salamlestari
KONSEP 3
“Spesies Bendera” & “Spesies Payung” agi orang awam dan bahkan sebagian besar pengambil kebijakan, keragaman hayati merupakan hal abstrak yang sulit dipahami, apalagi menilai. Ini disebabkan terbatasnya pendidikan tentang biologi. Disamping itu, kenyataannya hanya sedikit saja spesies binatang dan tumbuhan yang mudah dilihat, dikenal atau didatangi.
B
Bentuk kehidupan jasad renik memang ada di manamana tetapi tidak nampak dengan mata telanjang, dan bermacam-macam serangga kecil yang mempunyai peranan penting dalam jaringan kehidupan biasanya belum banyak dikenal. Binatang besar yang bisa tampak dengan mudah kebanyakan jarang terlihat karena untuk mempertahankan hidup mereka harus bersembunyi atau aktif pada malam hari. Bahkan sebagian besar tumbuhan dan pohon sulit dibedakan dari spesies sejenisnya terkecuali lewat sistematika taksonomi atau pengetahuan tradisional masyarakat penghuni rimba. Keragaman spesies sungguh sangat sulit dikenal oleh orang awam, apalagi memahami sifat ekosistem yang sangat beragam dan rumit, yang juga merupakan bagian dari keragaman hayati. Sifat ekosistem hanya dapat dipahami melalui model yang dibuat secara canggih dan terlalu bersifat teknis dan abstrak untuk dipahami orang awam. Sifat keragaman hayati yang sulit dirasakan secara fisik dan ditangkap oleh akal merupakan hambatan penting bagi para pejuang lingkungan dalam rangka mendapatkan dukungan dari masyarakat umum dan pengambil kebijakan. Bagaimana bisa menghargai sesuatu yang tidak dapat dilihat dan dipahami. Oleh karenanya pelestarian keragaman hayati harus mudah dipahami dengan memberikan gambaran yang sederhana dan jelas. Ada banyak cara memperoleh tujuan ini, dan tentu saja strategi paling sederhana dan efektif adalah dengan memfokuskan pada spesies yang sesuai sebagai alat komunikasi. Spesies seperti itu dapat disebutkan sebagai “spesies bendera” (atau “spesies kapal bendera/kapal pemimpin kalau secara literal diterjemahkan dari istilah bahasa Inggeris: flagship species). Sebagai contoh yang paling terkenal adalah Panda yang menjadi lambang WWF, World Wide Fund for Nature.
Memfokuskan spesies bendera bukanlah hal yang tanpa resiko. Hal ini dapat menyebabkan spesies lain yang juga perlu perhatian terabaikan. Lebih-lebih dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa spesies binatang saja akan mengabaikan habitat dan ekosistem . Sedangkan keberadaan dan manfaatnya merupakan hal yang sangat penting bagi semua spesies. Salah satu cara mengatasi dilema ini adalah dengan memfokuskan pada spesies yang memerlukan kawasan luas atau bermacam habitat. Dengan demikian akan memenuhi kebutuhan bentuk kehidupan lain beserta ekosistemnya. Spesies ini biasa disebut sebagai” spesies payung”. Strategi yang paling baik adalah dengan memilih spesies payung dan menggunakannya sebagai spesies bendera dalam rangka mendapatkan dukungan bagi usaha konservasi.Berkaitan dengan hal ini, di Sumatera binatang-binatang yang merupakan spesies payung karena memerlukan habitat hutan luas dan juga merupakan spesies bendera karena ukurannya yang besar dan menjadi pusat perhatian diantaranya adalah harimau, badak dan gajah. Untuk mendukung populasi berkelanjutan, semua binatang ini memerlukan kawasan luas yang mencakup bermacam-macam ekosistem disamping hutan basah dataran rendah yang paling cocok bagi mereka. Jika berhasil melindungi binatang ini pada habitat alami maka akan menguntungkan banyak tumbuhan dan binatang lain beserta ekosistemnya. (O.S.)
INTRODUKSI
DOK.TNKS/TAMARJAYA
4
Satwa Dilindungi,
Bebas Diperdagangkan di Sumatera Oleh: Chairul Saleh* umatera merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki keanekaragaman fauna yang sangat tinggi. Untuk jenis mamalia saja, ditemukan 156 jenis, sehingga pulau ini menempati urutan pertama sebagai pemilik mamalia terbanyak di Indonesia. Disamping itu, tidak kurang dari 580 jenis burung ditemukan di Sumatera dan menempatkan pulau ini sebagai pemilik burung terbanyak kedua setelah Irian Jaya (Papua).. Sayangnya tingginya kekayaan fauna juga menjadikan Sumatera sebagai salah satu sumber terbesar perdagangan satwa di Indonesia. Siamang (Symphlangus syndactilus), Beruk (Macaca namestrina) dan Murai Batu (Copsychus malabaricus) adalah beberapa contoh satwa Sumatera yang sudah lama diperdagangkan dan masih banyak diperdagangkan hingga saat ini, termasuk di pasarpasar burung di Jakarta.
S
Dari sekian banyak jenis satwa, Badak Sumatera (Dicerorhyncus sumatranus), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Beruang Madu (Helarctus malayanus) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), merupakan jenis-jenis satwa yang sampai saat ini masih tetap menjadi incaran para pemburu liar untuk diperdagangkan. Bahkan Harimau Sumatera dan Beruang diperdagangkan juga dalam keadaan hidup. Tentu saja hal ini tidak dapat dibenarkan karena menurut UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 7 tahun 1999 satwa-satwa ini
merupakan satwa yang dilindungi dan dilarang keras untuk diperdagangkan dalam keadaan hidup atau mati, termasuk bagian-bagian tubuhnya. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat dianggap sebagai tindakan pidana yang kepada para pelakunya dapat dikenakan sanksi. Tetapi, tingginya harga cula badak, gading gajah, taring dan kulit harimau serta taring beruang merupakan rangsangan bagi para pemburu liar untuk terus memburu satwa-satwa tersebut tanpa mengindahkan peraturan yang ada. Bukti dari masih tingginya usaha perburuan perburuan liar tersebut adalah masih ditemukannya jeratjerat dalam jumlah cukup banyak di beberapa taman nasional di Sumatera. Kecuali untuk Badak Sumatera yang perdagangan gelapnya cenderung tertutup dan rapi, perdagangan bagian tubuh dari gajah, harimau dan beruang terlihat cenderung lebih terbuka. Ukiran yang terbuat dari gading gajah, taring serta kuku harimau dan beruang dapat dengan mudah dijumpai pada beberapa tempat penjualannya seperti toko cendera mata , toko emas dan toko batu permata di beberapa kota besar di Sumatera. Di Jakarta, benda-benda tersebut sesekali diperdagangkan di pusat perbelanjaan (mal) dan untuk ofsetan kulit harimau kadangkala ditawarkan melalui iklan di koran atauinternet.
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
Benda berkhasiat dan perhiasan Untuk sebagian orang bagian dari tubuh satwa, terutama dari harimau seperti taring, kuku, potongan kulit dari bagian tubuh tertentu serta bagian tulang tertentu dianggap memiliki kekuatan magis atau dapat dipergunakan sebagai wadah untuk kekuatan magis tertentu untuk kepentingan pemiliknya. Hal ini secara tidak langsung telah menyebabkan terus terciptanya pasar untuk benda-benda tersebut sehingga perburuan satwasatwa tersebut dari alam akan terus berlangsung. Di beberapa toko cendera mata di Medan (termasuk yang terdapat di Bandara Polonia) dan Bukit Tinggi benda seperti taring dan kuku (dari harimau dan beruang) dapat dengan mudah dijumpai. Harga taring harimau berkisar antara Rp. 150.000,- hingga Rp. 750.000,- tergantung ukuran dan kondisi taring, sementara untuk taring beruang berkisar antara Rp.30.000,- hingga Rp. 70.000,. Di Bukit Tinggi, menurut informasi beberapa pedagang cinderamata, wisatawan dari Singapore secara berkala datang untuk membeli taring harimau yang kemudian akan dijual kembali di negara asalnya dengan harga yang tentu saja jauh lebih tinggi. Wisatawan dari Amerika dan Eropa juga banyak meminati kuku harimau dan beruang untuk dijadikan hiasan kalung. Taring harimau, kuku harimau dan beruang juga dianggap sebagai benda perhiasan. Oleh karena itu benda-benda tersebut dapat dijumpai di beberapa toko emas misalnya di Pekanbaru dan Jambi. Di Jambi, beberapa toko emas bahkan menjual benda-benda tersebut dalam bentuk yang telah dilengkapi (“diikat”) dengan emas yang dapat dipergunakan untuk hiasan kalung. Di Jambi, ada juga toko emas yang menjual satu bagian dari harimau dalam bentuk “paket” yang terdiri dari kuku, potongan kulit dan kumis harimau. Penegakan hukum lemah Bebasnya perdagangan satwa yang dilindungi di Sumatera, diduga salah satu penyebabnya adalah masih lemahnya penegakan hukum oleh pemerintah untuk menghentikan pedagangan ilegal tersebut. Pada umumnya para penjual mengetahui bahwa mereka melakukan perbuatan ilegal dengan memperdagangkan satwa dilindungi (termasuk bagian tubuhnya), bahkab beberapa diantaranya tidak menempatkan benda-benda tersebut di tempat terbuka di tokonya. Tetapi, karena tidak ada konsekuensi apapun yang diterima dan adanya keuntungan cukup besar yang diperoleh meneybabkan mereka tetap memperdagangkannya. Disisi lain, sebagian masyarakat juga belum memahami betul bahwa dengan membeli satwa dilindungi, meskipun hanya bagian-bagian tubuhnya dianggap telah melakukan tindakan pidana sesuai dengan undang-undang yang ada dan dapat dikenakan sanksi. Kondisi ini juga didukung oleh sangat jarangnya terdapat contoh penegakan hukum yang dilakukan terhadap para pelaku perburuan dan
M
B
A
N
G
U
N
A
N
perdagangan satwa dilindungi yang dapat dijadikan sebagai suatu pelajaran bagi masyarakat secara luas. Perdagangan satwa dilindungi di Sumatera telah merupakan bisnis menguntungkan yang melibatkan banyak pelaku, mulai dari pemburu hingga penjual dan telah membentuk suatu rantai perdagangan tersendiri. Oleh karena itu, upaya penegakan hukum mutlak diperlukan yang salah satu caranya adalah dengan memutus satu bagian dari rantai tersebut (misalnya pada tingkat pasar). Harapannya dengan tidak ada lagi pasar, diasumsikan pasokan juga akan terhenti dan satwa-satwa terbebas dari kegiatan perburan ilegal. Kampanye publik Suatu program kampanye publik dengan menggunakan berbagai media yang dilakukan secara berkesinambungan tentang perlunya membantu melestarikan satwa dilindungi merupakan kegiatan yang harus dilakukan.. Perlu diinformasikan kepada masyarakat secara luas kerugian yang mungkin ditimbulkan baik secara ekologi maupun ekonomi apabila satwa, termasuk yang terdapat di Sumatera menjadi punah. Informasi terkini mengenai status keberadaan satwa yang terancam punah di Sumatera serta bentuk-bentuk ancamannya perlu juga disampaikan. Sebagai contoh, apabila perburuan harimau yang saat ini berlangsung tidak dikendalikan dan dihentikan, maka diduga dalam satu atau dua dekade mendatang Harimau Sumatera akan menjadi punah. Ini berarti Indonesia akan kehilangan seluruh jenis harimau yang pernah dimiliki (termasuk Harimau Bali dan Harimau Jawa). Kampanye publik diperlukan salah satu tujuannya adalah agar terbentuk opini publik, bahwa dengan alasan apapun memperdagangkan satwa dilindungi merupakan tindakan pidana. Diharapkan akan muncul kesadaran kolektif dari masyarakat luas akan pentingnya melestarikan satwa dan terekpresi dalam bentuk partisipasi nyata, misalnya dengan tidak membeli satwa dilindungi, termasuk membeli bagian-bagian tubuhnya. Berbagai satwa kharismatik yang terdapat di Sumatera mutlak harus dilestarikan untuk mempertahankan keutuhan ekosistim yang ada sehingga dapat memberkan peningkatan kesejahteraan kepada manusia. Menghentikan perdagangan satwa dilindungi di Sumatera harus diiringi pula dengan upaya yang sungguhsungguh dari pemerintah dengan dukungan masyarakat untuk menghentikan perusakan habitatnya yang belakangan ini memiliki kecenderungan meningkat. Semoga tingginya kekayaan fauna di Sumatera tidak lagi menjadikan pulau ini sebagai pemasok perdagangan satwa, tetapi betul-betul memberikan manfaat yang berkelanjutan dengan berlandaskan pada kelestraian satwanya. Semoga.
* Senior Project Officer Yayasan WWF Indonesia
5
LAPORAN
UTAMA
Memadukan Pelestarian & Pembangunan di Sumatera oleh: Kathy MacKinnon*
DOK.TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
Menjamin Pelestarian Harimau Jangka Panjang:
arimau dulunya tersebar dalam suatu wilayah yang luas dengan batas di barat adalah Turki dan Lautan Kaspia sampai Cina dan Siberia, di selatan adalah benua India & Asia Tenggara termasuk kepulauan Indonesia yakni Sumatera, Jawa dan Bali. Harimau Kaspia telah punah sejak tahun 1970 an, sedangkan di Indonesia Harimau Jawa dan Harimau Bali juga telah sirna. Di seluruh areanya yang tersisa, harimau (Panthera tigris) merupakan spesies yang terancam. Alasannya sederhana saja, yaitu kegiatan manusia yang jumlahnya semakin bertambah dimana kucing besar ini tersebar. Penyebab utama turunnya jumlah harimau adalah hilangnya habitat, fragmentasi serta degradasi habitat dan perburuan harimau beserta mangsanya secara intensif.
H
Sebagian besar kawasan perlindungan di Asia ukurannya agak kecil. Sedangkan harimau sebagai predator besar di puncak tatanan mata rantai makanan memerlukan lintasan yang luas. Kawasan perlindungan inti memang mutlak dibutuhkan bagi kelangsungan hidup harimau. Tetapi sama penting perencanaan ruang pada tingkat lansekap sebagai dukungan bagi harimau dan mangsanya. Perencanaan ini perlu memastikan bahwa kawasan perlindungan menjadi cukup luas dan mencakup hutan dataran rendah, zona penyangga berhutan, dan koridor berhutan yang menghubungkan antara daerah-daerah hutan tersisa. Dua kebutuhan kunci bagi harimau adalah; kawasan luas dengan habitat alami dan populasi yang baik dari binatang ungulata sebagai mangsanya, termasuk babi hutan. Dalam tiga dasa warsa terakhir ini, penyusutan hutan di Sumatera telah terjadi dengan kecepatan yang menakutkan. Diperkirakan hutan dataran rendah di luar kawasan yang dilindungi akan habis pada tahun 2005 sebagai akibat penebangan yang diikuti dengan pembukaan lahan untuk pertanian. Kelangsungan hidup jangka panjang harimau di Sumatera akan tergantung pada keberhasilan mempertahankan kawasan hutan permanen, terutama kawasan hutan dataran rendah. Jaringan inti
*Senior Environmental Specialist, Bank Dunia
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
kawasan perlindungan terbesar mempunyai peranan kunci dalam pelestarian harimau. Nasib Harimau Sumatera tidak terlepas dari keberhasilan usaha menjaga Taman Nasional utama seperti Gunung Leuser, Kerinci Seblat, Berbak-Sembilang, Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas. Dalam situasi krisis ekonomi dan desentralisasi, tekanan terhadap hutan di Sumatera bertambah terus sehingga tantangan bagi para konservasionis menjadi lebih besar dari apa yang pernah dihadapi sebelumnya. Peran Khusus Taman Nasional Kerinci Seblat Proyek-proyek Konservasi dan Pembangunan yang Terpadu (ICDP = Integrated Conservation Development Project) di Asia berlangsung dengan memadukan antara pelestarian keragaman hayati di taman maupun cagar alam, termasuk spesies berkharisma seperti harimau, melalui pembangunan sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal. Proyek konservasi harimau di Asia memberikan kegiatan ekonomi alternatif bagi masyarakat lokal. Dengan demikian akan dapat mengurangi ancaman terhadap habitat alami dan margatsatwa dari usaha pembukaan lahan untuk pertanian maupun perburuan. Salah satu proyek ICDP yang sangat menentukan adalah di Kerinci Seblat, Sumatera. Kawasan ini dapat mendukung salah satu populasi harimau Sumatera yang terakhir dan dapat berkelanjutan. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) adalah salah satu kawasan konservasi terbesar dan terpenting di Asia Tenggara. Taman Nasional ini terbentang pada Bukit Barisan, meliputi wilayah di empat propinsi dan mencapai luas hampir 1 juta hektar, atau sama dengan l/3 luas negara Belgia. TNKS dan daerah sekelilingnya mencakup berbagai habitat termasuk hutan dataran rendah yang kaya akan spesies, hutan bukit, lahan basah dataran tinggi yang unik, hutan pegunungan, dan habitat sub Alpin di gunung Kerinci. Dengan ketinggian 3.805 m.dpl gunung ini adalah yang tertinggi di Sumatera. Taman Nasional ini luar biasa karena kekayaan spesiesnya. Tercatat lebih dari 4.000 jenis tumbuhan (1/60 dari total dunia), lebih dari 350 jenis burung (1/30 dari semua jenis burung) termasuk 14 dari 20 spesies endemik di dataran Sumatera dan 144 spesies mamalia (73% dari mamalia di Sumatera atau 1/30 total dunia). Banyak
M
B
A
N
G
U
N
A
N
Harimau (Phantera tigris)
H
arimauadalahhewanterbesardiantarakeluargakucing. TubuhnyalebihrampingdanlebihsempitdaritubuhSinga. Kerangkaharimaumemberidukunganterhadapotot-otottegas daritubuhbagianbelakanguntukmembantulompatannyadan juga memperhitungkan tungkai depannya yang kekar dalam menangkap dan menyeret mangsanya. Kulitbulunyaberfungsisebagaipenyamaranalamiahterhadap keseluruhancahayadanbayangandidalamlingkunganalamiah. Terlepasdariberbagairas,kulitbulunyabiasanyaberwarnadasar sama,coklatkekuning-kuningansemumerah,diselingigaris-garis vertikalgelap.Perutnyaputihdanparasnyaberbercakputih. Cakarnyaberbentukkaitdandalamkeadaanistirahatditarik masuk. Giginya digunakan untuk menggenggam mangsanya dan merobek-robekdagingnya. Harimaubergantibulumenurutmusimdantidaktahanterhadap panasterik.Ini menunjukkanbahwaharimauberasaldaridaerah beriklimdingin.Padaumurtigatahun,harimautelahdewasadan selama11tahunberikutnyaharimaubetinaakanberanaksetiap 2 - 5 tahun. Masa hamil 105 - 115 hari dan melahirkan anak sekaligus2-6ekor.Harimaubiasanyahidupsendiriwalaupun pergiberburuberdua.Mangsanyamulaidaricelengliarsampai kerbau.Padamasakekuranganmakanan,harimaujugamemakan kadal,katakbahkanbuaya.DiIndia,harimaumakandurian. Harimau dewasa liar membutuhkan 18 - 27 kg daging sekali makan. Jenis-jenisharimau: 1 . HarimauSiberia(Pantheratigrisaltaica)dilaporkanterdapat 200ekordialam 2 . HarimauCina(P.t.amoyensis),jenisyangsangatlangka danpernahhidupdiseluruhdataranCinaSelatan 3 . HarimauBenggala(P.t.tigris),hidupdiIndiamulaidari HimalayakearahSelatan 4 . HarimauKaspia(P.t.virgala),dijumpaidiKaspia,Kaulasus, KarakaldansebelahUtaraAfganistan 5 . HarimauSumatera(P.t.sumatrae),subspesiesyangterkenal dengantinggipundakhanya75cm.HarimaudiSumatera hanyaterdapatdiduatempat,diwilayahbergunungBarat DayadandibeberapabagiansebelahUtara. Penebangan hutanmengakibatkan semakin sempitnya habitat harimau untuk mencari makan. Maka tidak jarang satwa ini dijumpaimelintasjalandanbahkanmencarimakandisekitar kampung.Selainitubuluyangindahdanbanyaknyamitos-mitos yangtelahmelekatdengankeberadaansatwainimengakibatkan semakin hari semakin diburu orang, sehingga penurunan populasinyademikiandrastis.JangansampaiHarimauSumatera akanmengalaminasibsepertiHarimauBalidanJawa.(M.Yusuf)
LAPORAN 8
UTAMA
habitat dan spesies di TNKS serta daerah penyangganya kurang diwakili atau tidak terdapat pada kawasan konservasi lain di Sumatera dan Asia. Kawasan ini merupakan tempat populasi berkelanjutan yang terakhir dari mamalia langka dan terancam. Mamalia itu tidak hanya Harimau Sumatera saja, tetapi juga Kelinci Sumatera endemik, Badak Sumatera (spesies terkecil dari lima spesies badak), Harimau Dahan, Tapir Malaya dan Gajah Asia. Populasi harimau di Kerinci merupakan cadangan penting bagi subspesies yang terancam ini dan TNKS diakui sebagai prioritas utama tempat pelestarian harimau. Banyak binatang memamah biak dan predator besar, termasuk harimau dan spesies mangsanya, membutuhkan kawasan luas hutan dataran rendah dan habitat alami yang memberikan lahan makanan memadai serta akses tempat penjilatan mineral yang vital. Keutuhan taman dan nilai keragaman hayatinya sedang terancam oleh penyerobotan oleh peladang dan perkebunan kayu manis, pertambangan yang tumpang tindih dengan sebagian taman, serta penebangan hutan dataran rendah maupun perbukitan. Perburuan Harimau Sumatera dan Badak Sumatera telah menjadi masalah khusus belakangan ini. Masalah ini diperburuk dengan kurangnya staf dan peralatan untuk melakukan pengamanan secara efektif dalam melindungi taman.
Proyek konservasi dan pembangunan di TNKS yang di dukung oleh Bank Dunia dan GEF (Germany Environment Fund) bertujuan untuk melindungi keragaman hayati dan mencegah adanya usaha lanjut fragmentasi habitat. Untuk mencapai tujuan itu, proyek TNKS meningkatkan perlindungan dan pengelolaan kawasan dengan mengikut sertakan masyarakat lokal, menerapkan pengelolaan berkelanjutan dan usaha mempertahankan hutan permanen di kawasan konsesi daerah penyangga. Proyek ini akan mengembangkan suatu model untuk memadukan konservasi dan pembangunan pada tingkat regional dan kabupaten yang juga dapat diterapkan pada taman nasional lain di Asia. Pendekatan terpadu ini akan membantu menstabilkan masalah batas taman dan mengurangi tekanan terhadap flora dan fauna hutan. Untuk itu masyarakat yang berbatasan dengan taman diberikan mata pencaharian alternatif dan pembangunan pedesaan yang konsisten dengan tujan konservasi. Lebih dari 130 desa berbatasan dengan taman ditargetkan untuk menerima bantuan pembangunan melalui proyek terpadu ini.Tetapi sebaliknya desa-desa ini diwajibkan memenuhi perjanjian untuk mendukung konservasi dan memperhatikan batasbatas taman serta margasatwa. Disamping itu proyek membangun kemitraan antara instansi pemerintah,
Macan Dahan (Neofelis nebulosa)
H
ewanterbesardiantarakucingAsiayangmendekur,tidakmengaum-berbeda denganspecieskucingmengaumkarenatulanglidahnyabersambungan.Panjang hewaninitidaksampai1,90m,termasukpanjangekor1m,tinggipundak53cmdan berat20kg.Warnabulunyabervariasidaricoklattuaatauabu-abucokelatkekuningkuningan.Warnainiberansur-ansurberalihputihkeperutnya.
ENVIRONMENTAL INVESTIGATION AGENCY
Sisibawahnyabergambarbercak-bercakgelaplebardenganduabandenganban sempitdiantaranyayangmemanjang.Ekornyapanjang,kasardanbercincin.Kepala danparasnyabergaris-garisdanbercak-bercakgelapyangterutamajelaspadamuka dandahinya.Bagianbelakangtelinganyahitam,tetapisetiaptelinganyaberbercak cokelatkekuning-kuningan,kulitberbulupendek.Gigitaringdirahangataspanjang sekali. Saatiniuntukmenjumpaisatwainisudahsangatsusah.Penebanganhutandan konversilahan mengakibatkansemakinterbukanyahabitatsatwaini.Perlindungan danpenangananyangseriusterhadapTamanNasionalBukitTigapuluhdiharapkan dapatmenjadisuatulangkahdalammenghambatpenurunanpopulasisatwaliarini. (M.Yusuf)
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
9
Perhatian khusus diberikan untuk mencegah kerusakan habitat dan usaha fragmentasi taman lebih lanjut, terutama terhadap hutan dataran rendah yang kaya akan spesies. Rencana pembangunan jalan dari Muara Labuh ke Kambang di propinsi Sumatera Barat digagalkan karena jalan itu akan membelah taman dan memberikan akses bagi perluasan pertanian dan perburuan liar. Pemerintah telah menyetujui penundaan pembangunan jalan baru sebelum adanya rencana tata ruang daerah dan rencana pengelolaan taman yang merekomendasikan zonasi dan perlindungan kawasan yang mempunyai keragaman hayati tinggi. Meskipun tiga konsesi penambangan tumpang tindih dengan taman akan diberikan ijin untuk melanjutkan eksplorasinya, konsesi lain tidak akan diberikan sebelum adanya kesepakatan batas taman. Setiap usulan penambangan kandungan mineral akan dievaluasi secara kasus per kasus melalui proses AMDAL. Sebagai rekomendasi tambahan infrastruktur penambangan harus berada di luar batas taman. Memperluas lahan konservasi ke dalam hutan produksi Selain melindungi keragaman hayati di dalam taman, proyek TNKS berusaha untuk mengurangi hilangnya keragaman hayati di hutan produksi berbatasan dengan taman, yaitu sebagian hutan dataran rendah yang tersisa di Sumatera. Sebagaimana diusulkan pada tahun 1982, taman nasional itu luasnya 1,4 juta ha. Beberapa revisi kemudian mengurangi luas kawasan ini hingga menjadi 1 juta ha atau berkurangnya hutan dataran rendah dan hutan berbukit yang kaya akan spesies. Hutan-hutan ini kemudian diberikan kepada HPH meskipun diantaranya terdapat kawasan luas yang ditunjuk secara resmi sebagai hutan lindung untuk melindungi fungsi daerah aliran sungai. SebagaibagiandaristabilisasidanrasionalisasiHak Penguasaan Hutan, proyek akan membantu Departemen Kehutanan untuk meninjau dan merevisi batas antara taman dengan 17 Hak Penguasaan Hutan di sekeliling taman dengan kreteria yang didasarkan pada nilai-nilai keragaman hayati, penggunaan tanah dan biofisik maupun daerah aliran sungai. Proyek akan mendukun survei
ALAIN COMPOST
LSM lokal maupun nasional dan universitas dalam rangka memberikan pelayanan untuk konservasi dan pembangunan.
PerburuanHarimauSumateradanBadakSumateratelahmenjadi masalahkhususbelakanganini:Kulitharimauyangdikeringkan untuk dijual kepada para kolektor.
penilaian ekologis secara tepat untuk menentukan area yang mempunyai keragaman hayati tinggi dan penting bagi margasatwa dalam kawasan HPH. Kawasan-kawasan yang diidentifikasi penting bagi keragaman hayati dan pelestarian daerah aliran sungai akan dikembalikan kepada taman atau dipertahankan sebagai hutan lindung dalam HPH. Proyek juga akan memberikan bantuan teknis, pelatihan, monitoring dan audit yang independen terhadap pengelolaan hutan dan proyek pelestarian dalam rangka membantu para pemegang HPH menerapkan pengelolaan. secara berkelanjutan. Perhatian utama adalah bagaimana menjamin agar hutan yang telah ditebang secara ringan kemudian tidak dibuka untuk perkebunan sebagaimana yang telah terjadi di banyak dataran rendah Sumatera. Personil proyek juga akan bekerjasama dengan instansi kehutanan dan masyarakat lokal untuk memperbaiki penggunaan lahan. Diantara penggunaan lahan ini termasuk hutan kemasyarakatan yang konsisten dengan konservasi keragaman hayati dan perlindungan terhadap tutupan hutan permanen. Pengelolaan kehutanan dilakukan dengan memadukan nilai-nilai konservasi ke dalam kegiatan kehutanan serta dengan mempertahankan tutupan hutan permanen di daerah penyangga TNKS. Hal ini secara efektif akan menambah luas kawasan konservasi melalui perlindungan habitat alami di luar taman. Disamping itu akan dapat menghasilkan suatu model pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan di daerah lain di Indonesia.
LAPORAN 10
UTAMA Banyak spesies ungulata atau binatang berkuku lain lebih menyukai vegetasi di hutan skunder. Tingkat populasi mereka lebih tinggi di kawasan yang telah ditebang. Oleh karenanya, diharapkan harimau Kerinci akan diuntungkan dengan perlindungan habitat hutan secara luas di sekeliling taman. Harimau juga akan diuntungkan jumlah mangsa yang bertambah di kawasan yeng telah ditebang, asalkan otoritas pengelolaan (PKA = Perlindungan dan Konservasi Alam) dapat menegakkan hukum dan mendorong kegiatan anti perburuan liar. Peran pembangunan sebagai alat konservasi Akan tidak realistis dengan pembangunan dan mata pencarian alternatif saja diharapkan bisa mengurangi dampak masyarakat lokal terhadap taman. Pengalaman ICDP di banyak negara telah menunjukkan bahwa strategi itu dapat berhasil hanya kalau diikuti dengan penegakan hukum dan tindakan perlindungan. Banyak pembukaan lahan pertanian di Kerinci yang tidak sekedar demi pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi petani miskin atau penduduk asli, melainkan pembukaan lahan oleh para spekulator untuk menanam tanaman bernilai seperti kayu manis (Cinamomum burmanni).
Mungkin benar bahwa pendekatan kebijakan tradisional sendiri tidak akan melindungi Kerinci dan margasatwanya dari penyerobotan dan perburuan. Namun demikian, pada kenyataannya pendekatan itu belum pernah dicobakan. Sejak 1982 hingga sekarang, taman itu dikelola sebagai suatu kegiatan proyek dengan sedikit dana dan sumber daya manusia. Proyek yang sedang berjalan baru pertama kalinya menyediakan sumber daya dan komitmen pemerintah untuk menegakkan peraturan taman. Perlindungan taman, rasionalisasi batas dan langkah-langkah untuk melindungi keragaman hayati dan spesies kunci di dalam kawasan hutan dataran rendah, baik yang berada di dalam maupun di luar taman, merupakan kegiatan penting dari proyek Meskipun proyek TNKS bukan dirancang secara spesifik untuk konservasi harimau, perlindungan dan pengelolaan yang lebih baik terhadap taman dan hutan disekelilingnya sebagai kawasan hutan permanen akan menguntungkan harimau dan banyak spesies flora dan fauna lainnya yang menjadi bagian dari ekosistem ini. Pengembangan taman nasional dan cagar alam secara efektif tidak hanya sekedar untuk melindungi kawasan-kawasan habitat alami. Tetapi juga penting untuk mngurangi penangkapan harimau dan mangsanya. Di seluruh dunia, perburuan secara berlebihan merupakan sebab punahnya banyak spesies mamalia besar. Bahkan di hutan-hutan tropis perburuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-haripun akan tidak berkelanjutan dan akan menghabiskan semua mamalia dan burung kecuali yang kecil-kecil. Populasi harimau sehat membutuhkan populasi mangsa yang sehat pula. Harimau berkembang biak secara cepat. Jika harimau dan mangsanya terlindungi secara baik akan dapat berkembang kembali dari tingkat populasi yang rendah. Dengan menangkap babi hutan dan kijang sebagai mangsanya, dimana keduanya merupakan hama terhadap ladang pertanian, harimau dapat menjadi teman petani karena mengendalikan binatang hama. Di Indonesia harimau berada pada ujung penyebarannya. Mereka tidak pernah sampai Kalimantan dan sekarang telah menghilang dari Bali (mengalami kepunahan pada 1940 an) dan Jawa (menjelang 1970 an). Sekarang hanya populasi harimau Sumatera yang tersisa. Harimau ini adalah yang tercantik dari semua jenis kucing besar juga menjadi bagian tak terpisahkan dari ceritera rakyat Indonesia serta menjadi
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
bagian ekosistem hutan Sumatera. Kerinci Seblat dan Taman Nasional besar lainnya memberikan kesempatan terakhir bagi pelestarian binatang cantik ini. Selain untuk perlindungan terhadap keragaman hayati, taman-taman nasional memberikan pelayanan ekosistem yang penting seperti misalnya perlindungan daerah aliran sungai, konservasi tanah, perbaikan iklim, rumah bagi penyerbuk alami, penabur benih dan pemakan
Jaringan Perdagangan Satwa eberadaan satwa seperti gajah, badak dan harimau dilindungi UU No. 5/1990 tentang KonservasiSumberdayaAlam. Perlindunganinidikaitkandengan populasinyasudahlangka. Bahkandiantaranyahanyahidupdi daerah-daerahtertentu,sehinggajikatidakdilindungi,satwa itu akanpunah.
K
Kelangkaandansekaliguskepunahansatwa itujugaterjadikarena maraknyaperburuansatwa,denganmotivasiberagam:karena alasanhobi,statussosialhinggakekuatanunsurmagisyangdimiliki beberapaorgantertentutubuhsatwaitu. Adayangmemanfaatkan fisiknyasecarautuh,atauhanyabeberapaorgantubuhtertentu. Namun,perdaganganorgantubuhini,sesuaipeminatnya,masih padatingkatlokal. Meskisudahadaaturannya,parakolektormampumenyiasati. Caranya,membentukjaringanperdagangan,dengansimpulsampai kelokasidimanasatwaituberada. Yangmenarik,disetiapsimpul ada saja pihak tertentu yang membekingi-biasanya aparat keamanan. Makinkeatassimpulnya,makintinggipulapangkat yangmembekingi.
FOTO-FOTO:CHAERUL SALEH/WWF INDONESIA
Simpulituberawaldariperburuandanadayanghanyabertujuan mengamankan diri dari serangan satwa yang sudah terganggu habitatnya,karenahutandikonversi. Merekabermukimdipinggir dandidalamkawasanhutan. Tapidisinilahbencanaitubermula. Parapemburuyangmengandalkansumberekonominyadariproduk pertanian,tergiurdenganhasilburuan,yangsecaraekonomijauh lebihtinggidibandingprodukpertanian.
M
B
A
N
G
U
N
A
N
serangga yang membantu mengendalikan hama serangga pada ladang petani. Selain itu, taman nasional memberikan kesempatan penting kepada para mahasiswa dan orang yang tinggal berdekatan dengan taman untuk melakukan kegiatan rekreasi, pendidikan dan penelitian. Memadukan konservasi dengan pembangunan regional merupakan kesempatan baik untuk melestarikan kucing besar cantik ini dan margasatwa lainnya di Sumatera.
Para pemburu ini, dengan iming-iming harga cukup tinggi, mengumpulkansatwadenganberbagaicara.Harimaudanbadak, misalnya,ditangkapdenganmenggunakanjebakanberupajerat, ataumenggunakanlobang. Hasiljebakanitudibunuhdantubuhnya dikuliti. Kulitinikemudiandikemasdalamlarutanspritussebagai bahanpengawet.Sedangorgantubuhberupatulang-belulangdan beberapaorgankecilsepertitulangcostae,taringdankumisjuga dijual,karenaadakolektordanparanormalyangmengaitkan keampuhanorganitudenganunsurmagis. Hasilnyadikirimkesimpulberikutnya,yaknipenampung(middleman),yangbermukimdiibukotakecamatanataukotakabupaten. Darisinilah,beking-bekingitumulaiberperan: setiapadarazia merekayangkemudianmenyelamatkandarioperasi.Darisinipula simpulitumulaimenyebar. Adayangmengirimkemiddle-man tingkatpropinsi,adapulayanglangsungkeJakarta,sebelum sampaiketanganpenggunaakhir. Biasanya,penggunaakhir, yangmengakukolektor,adalahparajenderalatauorangberduit. Kulitharimauyangsudahdiberibahanpengawetbarukemudian di-offset.Kadang middle-man langsungmelakukanpengopsetan sehinggahargajualnyalebihtinggi. Begitulahmatarantaidansimpulperdagangansatwa,yangmampu menggerayangisatwalangkahinggaketengahhutansekalipun. Tinggallagikejelianaparatuntukmemutussimpuldemisimpul, sehinggasatwayanglangkaitutidakpunah,hanyakarenahobi ataukepentinganekonomisemata.(BZetra)
Organtubuhberupatulang-belulangdanbeberapaorgankecilsepertitulangcostae,taringdankumisjuga dijual:Cakar&taringharimau
11
“Dewa Rimau Sebagai Pengingah Harimau Liar”
S
ebagianmasyarakatMelayusepanjangSungaiCinaku percaya tentangDewaRimauyangdianggapsebagaipemeliharakampung, menjagakampungdarigangguanataupenyakit.Menurutpengingah (pemelihara)DukunRimau, harimauadalahpeliharaanDewaRimau. Perburuanharimaudanpenghancuranhutandianggap melemahkan danmerusaknilai-nilaikepercayaandanadatmereka.Kami berusaha mewawancaraiPakNahar,selakuDukunRimau,tetapitidakberhasil karenasedang sakitkeras.Namun,PakToha,pendudukDusunSungai Santan,DesaAnakTalang,PWKAurCina,KabupatenIndragiriHulu, Riau,selakupengingah,berhasildiwawancarai.Berikutpenuturan beliaukepadaMangaraSilalahi.
Bapak dijuluki masyarakat sebagai Pengingah Dukun Rimau, apa maknanya? PengingahDukunRimauadalahorangyangmengetahuiDukunRimau, alat-alatyangdigunakan,pelaksanadanyangbertanggungjawab ataskejayean (mendirikan)DukunRimau. Apa makna Dukun Rimau? Dan apa kriteria menjadi Dukun Rimau? DukunRimauadalahorang yangketuju(dituju)olehDewaRimau (moyang)danbisamenjelmamenjadiharimauyangdipercayakan menjagadanmemeliharakampung.Orangyangketujuitubiasanya orangyangtenang,lurus,jujurdanberdasarkanketurunan. Bagaimana bapak bisa menjadi Pengingah Dukun Rimau? Selainberdasarkanketurunan,sayajugaditunjukolehpamanNahar sebagai Dukun Rimau untuk menjadi pengingah karena saya merupakananakbetina(anakketurunanperempuan)daridukun. Menurut bapak bagaimana Pak Nahar menjadi Dukun Rimau dan apa fungsinya? Kalauprosesgaibnyasayakurangtahu,tetapiawalnyapamanNahar sakit,kemudiansepertioranggilaseringpergikehutansendiripada malamhari.Kemudiansayamengusulkanagardilakukanupacara penyemahan dan menjayean Dukun Rimau berdasarkan tandadan aturan orang tua dahulu. Fungsi Dukun Rimau adalah untuk mengetahui,memeliharadanjalanbagiDewaRimaujikaadasuatu bahayayangakandatangakibatmasyarakat(termasukorangluar) melanggaradat. Bagaimana asal usul Dewa Rimau serta harimau liar itusendiri? DewaRimauadalahdewapemeliharadanpenjagakampung(bentuk gaib)baikitudariseranganpenyakit,harimauliardandewa-dewa jahat.Ceritaasal-usulnya,NenekMoyangkamiberasaldariSungai TunudiDesaDurianCacar,iatujuhberadik-kakak.Ketikaberpindahpindah,keenamkakaknyahabisdimakanmacan(harimau).Lalusi bungsupanashatiiaterusmemburuharimaudanterusberkelanadi hutan-hutansebagaipembalasantetapitidakpernahberjumpa.Suatu ketikasibungsubertemudengankeenamkakaknya(bentukgaib), kemudian ia diantar pulang ke rumah isterinya tetapi ke enam kakaknyadansibungsuitutelahmenjelmamenjadiharimau.Pendek cerita,jikaadamusuhdanadayangmengganggusibungsuiamenjadi harimau.MoyangkamiitulahDewaRimaudanyangmenurunkepada kamihinggasekarang.Sedangkanharimauliaradalahpeliharaan DewaRimaudalambentuknyata,sehinggakalaukamiberjumpadi
hutankamisebutdatuk. Buktinya kami disini belum pernah kedengaran dimakan harimau, kalauorangluarsudahbanyak karenasemberono. Apakah bapak pernah mengalami kejadian atau pengalaman tentang Dewa Rimau ? Sekitar tahun 1972 PT. IFA. mengambilkayutanpapermisi kepada dukun rimau dan masyarakatdisini.Lebihdari5 orangkaryawannyamatidimakanharimau.PimpinanPT.IFA.akhirnya memanggil Dukun Nahar dan melakukan upacara penyemahan. Namun PT IFAtidakdiperbolehkanmengambilkayudihutanSungaiPatimahyang luasnya4 km² (1600 ha). Kemudiansekitartahun 1994 ada 12 orang timsurveypenambangantimahmasukdariPeranaptanpapermisi,seorang diantaranyawanita.Padaharipertamaadayanghilang,kemudiandisusul temannya.Kiranyasudahmatidimakanharimau.Yangselamathanyadua orangyaituwanitadanpria. Menurut bapak bantuan apa yang bisa diberikan Dewa Rimau kepada masyarakat? Memberitahu kepadamasyarakatatau dukunkalau ada gangguanatau bahayadaridewaatauroh-rohlaindenganmemperdengarkansuaranya atau memperlihatkan dirinya, menjaga hewan piaran dari gangguan harimauliardanmengobatipenyakit. Kalau harimau mengamuk atau memakan manusia, ada apa kiranya? Harimau mengamuk akibat masyarakat melanggar adat, ada kesalahan ataumelanggarketentuansyarak(agama).Misalnya,melambas(membuka hutan rimba) tanpa permisi, berburu harimau, berbuat zina atau pelanggaranketentuanlainnya. Kami sering mendengar istilah Cinaku, kiranya apa itu dan bagaimana keberadaannya sekarang? Cinakuyangdisebut-sebutorangituadalahDewaRimauyangterkadang menjelmamenjadimanusia,biasanyakarenaadakesalahanpendatang atauorangyangdiganggu.Sekarangjarangmemper-lihatkandirikarena masyarakatsebagianbesarsudahtidakpercayalagi. Bagaimana pandangan bapak tentang perburuan harimau, penghancuran hutan dan dampaknya terhadap masyarakat? Denganadanyapenghancuranhutandanperburuanharimausepertinya melemahkandanmerusaknilai-nilaikepercayaandanadat.Kalauperburuan harimaudidesakamibelumada,kalauadaakankamilarang.Dampaknya terhadapmasyarakat, harimauakanmengamukdanmemakanorangyang bersalahatauakanmerusakkitadanpenyakitdatang Bagaimana cara melestarikan harimau dan Dewa Rimau? TetapmengajakseluruhmasyarakatAnakTalangmendirikanDukunRimau, melarang berburu harimau, mempertahankan hutan Sungai Patimah sebagaitempatberdiamnyaDewaRimau.Setiaptahunnya “menyanggar” (memberisesajenpadaDewaRimau). Apa harapan bapak tentang kehidupan harimau liar dan kepercayaan terhadap Dewa Rimau? Harimaujangandiganggu,hutantempathidupharimaudandewatetap dipertahankan,melestarikandanmenjunjungnilaikepercayaanterhadap DewaRimaukarenahalitukamianggapsebagaisejarah. Karenayang namanyamanusiaharuspunyasejarah.
MANGARA SILALAHI/AS&P
12
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
13
Badak Sumatera
Terunik di Dunia Namun Paling Terancam oleh: Nazir Foead* Satwa Purba amili Rhinocerotidae adalah satu dari tiga keluarga satwa berkuku ganjil (Perissodactyla). Kedua famili lainnya adalah Equidae (kuda)danTapiridae (tapir).Ketigafamiliinibukan keluarga besar, Equidae hanya memiliki 7 species kuda, Tapiridae empat species dan Rhinocerotidae lima species, dua di antaranya hidup di Indonesia, yaitu Badak Sumatera dan Badak Jawa.
F
Famili Perissodactylae tercatat telah hidup di bumi sejak 58 juta tahun yang lalu. Badak purba muncul sekitar 54 juta yang lalu, dan ini menjadikannya salah satu satwa mammalia tertua yang masih hidup. Sekitar 40 juta hingga 7 juta tahun yang lalu, badak tersebar luas di bumi, memiliki banyak species dan berjumlah besar. Kini, empat dari lima species badak terancam kepunahan. Sayangnya, badak kita di Indonesia yang paling “sengsara.”
tubuhnya ditutupi bulu tebal, yang kemudian semakin jarang seiring dengan pertumbuhannya. Badak Sumatera bercula dua, seperti badak-badak Afrika. Memang, menurut para ahli, kekerabatkan Badak Sumatera ke saudara Afrikanya lebih dekat daripada ke Badak Jawa (Badak Jawa bercula satu). Cula badak sebetulnya bukan tanduk seperti pada kerbau atau rusa. Cula badak adalah kulit yang mengeras. Layaknya Badak Jawa, Badak Sumatera hidup di hutan (Badak Afrika dan Badak India hidup suka hidup di savana). Mereka mampu hidup hingga di hutan-hutan pegunungan, walau lebih sering dijumpai dekat daerah berair. Jam aktifnya lebih sering pada malam hari. Di siang hari, Badak Sumatera umumnya berkubang dan istirahat. Lumpur kubangan di kulit badak berfungsi untuk mempertahankan kelembaban kulitnya sekaligus sebagai lapisan pelindung dari gigitan serangga hutan. Makanannya mencakup dedaunan, ranting muda, kulit kayu dan buah-buahan seperti mangga hutan atau buah pohon beringin. Tanaman di kebun juga terkadang dimakannya. Dan layaknya banyak satwa herbivora, Badak Sumatera memerlukan garam yang memang kurang terdapat di dalam kandungan makanannya.
Badak Mungil
Kekhasan Badak Sumatera adalah bulunya. Dari semua species badak, bisa dikatakan Badak Sumateralah yang paling gondrong. Sewaktu bayi,
* Project Executant WWF Indonesia Taman Nasional Ujung Kulon - Jawa Barat
DOK. WWF INDONESIA
Badak Sumatera adalah badak yang paling kecil (beratnya sering tidak mencapai 1000 kg, sementara Badak Jawa dapat seberat 1,5-2 ton). Walaupun berperawakan kecil, Badak Sumatera ternyata merupakan jenis badak tertua. Dibanding dengan fosil badak dari 40 juta tahun yang lalu, tidak dijumpai banyak perbedaan.
LAPORAN
UTAMA
ALAIN COMPOST
14
Anak Badak Sumatera sering lahir pada musim hujan (antara Oktober dan April). Lama kandungan sekitar 400 hari. Anak yang baru lahir dapat mencapai berat 35 kg, dan akan disapih induknya hingga 17 bulan. Badak betina melahirkan anak pertama pada usia sekitar 7-8 tahun, dan memerlukan sekitar empat tahun jedah untuk kelahiran kedua.
Siamang (Hylobates syndactilus)
Tolonglah Badak erdapat8jenisSiamang.DiPaparanSunda,adaHylobatessyndactilus, H.agilis,H.lar.DiSumatera,H.klosiiyangendemikdiPulauMentawai danH.mollochdijumpaidiPulauJawa,sertaH.agilisdanH.muelleridijumpai diPulauKalimantan.
T
Jika dulu Badak Sumatera hidup di hampir seluruh hutan Sumatera, dan bahkan hingga ke India bagian timur dan kaki gunung Himalaya di Bhutan. Kini satwa ini hanya bisa dijumpai di Sumatera, Kalimantan dan mungkin di sebagian Indochina (lihat peta). Jumlahnya kini tidak lebih dari 360 ekor, dimana setengahnya berada di taman-taman nasional di Sumatera. Pada dasawarsa 1980 dan 90an, jumlah Badak Sumatera berkurang hingga setengah dalam waktu hanya 10 tahun. Ancaman paling nyata terhadap kelangsungan hidup satwa ini adalah perburuan dan degradasi habitat.
SiamangmerupakanjenisPrimatayangtidakberekordanmempunyaiukuran tubuhterbesardibandingjenisHylobateslainnya.Individujantandewasa memilikiberatbadan10-12kg,betinasedikitlebihkecil.Siamangmempunyai panjangbadanmencapai90cmdanwarnabuluhitampolossepertilutung, tetapitidakberjambuldikepalanya.Siamangmempunyaikantongsuaradi tenggorokanyangberukuransebesarkepalanyasendiri.Kantongsuaraini sangatbergunamembantumemperkerassuaranya.
HabitatutamaSiamangadalahhutan-hutantropikadanhutanpegunungan di bawah 2000 di atas permukaan laut. Tetapi umumnya siamang hidup padahutandataranrendah.Siamangtermasukomnivoradengankomposisi makanan 43% daun (38 % daun muda dan 5 % daun tua), 36 % buah ( 22 %Ficussp.,14%lainnya),6%bunga,15%seranggadanbinatangkecil lainnya.SiamangyangterdapatdiSumateramenghuni hutan-hutandi sepanjangBukitBarisandanSumaterabagianTimur. Siamangtermasukkedalamprimataarboreal,sebagianbesarhidupnya tergantungpadatajukyangtinggidansalingbersambungan.Berbedadengan jenisberukdanmonyetekorpanjangyangdapatbergerakditajukbawahdan bahkanseringdijumpaidilantaihutan. TajukpohonyangsalingbersatumembantuSiamanguntukberpindahdalam mencarimakanandansebagaitempatberlindungdaripemangsa.Penebangan hutan, konversi hutan yang belakangan ini semakin tak terkendali menyebabkansemakinmenyempitnyahabitatsatwaini.Kawasanberlindung bagisatwainiberupakawasankonservasijugatelahdirambah.Melihatkondisi sepertiini,jikatidakadausahauntukmenjagahabitatprimatayanglangka inimakatidakakanlamajenisprimatainiakansulitdijumpaidanbahkan akanpunah.TamanNasionalBukitTigapuluhyangmerupakansatu-satunya perwakilanhutanhujandataranrendahyangmasihdalamkondisicukupbaik merupakansurgabagikelangsunganhidupjenissatwaini.(M.Yusuf)
ALAIN COMPOST
Siamangmempunyaitanganyangpanjangdibandingkaki.Jari-jarinyajuga panjang.Tangannyadigunakanuntukberpeganganpadawaktuberayundi dahanatauberpindahdaridahankedahan.Kakinyadipakaiuntukmemegang rantingdanmakanansambilberayun.CirikhaslaindariSiamangialahjarijaritangankeduadanketigadipertautkanolehselaputseolah-olahkeduanya bersatu.
Kini,harapankelangsunganhidupsatwainiberadapadaempat tamannasionaldiSumatera:Leuser,KerinciSeblat,BukitBarisan Selatan dan Way Kambas:Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon
Badak Sumatera diburu untuk diambil culanya. Cula badak sebetulnya tidak memiliki khasiat istimewa. Bagi kalangan masyarakat Cina, cula badak memang dikenal dapat menurunkan demam. Namun dengan begitu banyak obat demam pada jaman sekarang, yang tentunya jauh lebih murah, penggunaan cula badak sebagai obat demam sangat tidak dapat dibenarkan.
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
15
Perusakan hutan secara permanen di Sumatera juga turut mengurangi jumlah populasi satwa ini. Badak Suamtera hanya bisa hidup di hutan. Dengan ditebangnya hutan, untuk dikemudian dikonversikan menjadi lahan pertanian atau pemukiman, tamat jugalah riwayat badak yang hidup di hutan tersebut. Kini, harapan kelangsungan hidup satwa ini berada pada empat taman nasional di Sumatera: Leuser, Kerinci Seblat, Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas. Inilah benteng pertahanan terakhir populasi Badak Sumatera. Keempat kawasan yang luastotalnyalebihdari3jutahektarinijikadikelola dengan baik dapat menampung 3000 ekor badak. Jelas di sini, kebijakan pemerintah menetapkan empat kawasan taman nasional di atas sudah sangat tepat. Permasalahannya juga bukan pada kesulitan sang badak sendiri dalam berkembang biak, namun pada tindakan destruktif manusia terhadap mereka. Dua syarat utama populasi badak dapat berkembang dari 150 ekor hingga 3000 ekor ini: stop perburuan dan pembabatan hutan taman nasional. Ada banyak harapan ditumpukan kepada pemerintahan kini yang relatif sudah demokratis, dalam hal penegakan hukum dan pemberdayaan kehidupan masyarakat pedesaan sekitar kawasan konservasi. WWF sadari adalah tidak adil jika hanya melarang masyarakat saja untuk tidak merusak kawasan konservasi tanpa memberikan alternatif jalan keluar. Kedua hal ini harus berbarengan diupayakan. Untuk itu, WWF, IRF (International Rhino Foundation) dan YMR (Yayasan Mitra Rhino) beserta Ditjen Pelestarian dan Konservasi Alam mendukung aktivitas patroli yang dilakukan oleh RPU (Rhino Protection Unit) di Taman Nasional Kerinci Seblat, Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas. RPU bekerja keras untuk membersihkan hutan taman nasional dari jerat-jerat badak. Tentunya tidak badak saja yang diperhatian oleh aktivitas ini, namun satwa lainnya seperti harimau yang sering juga dijerat di hutan taman nasional dapat hidup lebih aman.
Peta penyebaran badak (dahulu & saat ini)
Untuk membantu kehidupan masyarakat sekitar taman nasional, WWF juga melakukan permberdayaan kehidupan ekonomi seperti telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir di Taman Nasional Kerinci Seblat. Dalam waktu dekat, WWF juga akan melakukan upaya serupa bersama masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Diharapkan, dengan peningkatan kesejahteraan tentunya kegiatan perburuan badak dan perusakan habitat badak dapat dihentikan. Dengan demikian, baik manusia dan Badak Sumatera dapat hidup berdampingan. Kuncinya, kita manusia inilah yang harus menyayangi sang badak dan tempat tinggalnya. Kitalah yang memiliki akal untuk menciptakan kondisi hidup yang nyaman baik untuk kita maupun untuk badak.
LAPORAN
UTAMA
AULIA ERLANGGA/AS&P
16
Pelestarian Gajah Sumatera, Antara Harapan dengan Kenyataan oleh: Waldemar H. Sinaga* ajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu jenis mamalia besar yang terdapat di Pulau Sumatera. Hampir seluruh Pulau Sumatera mulai dari Lampung sampai Aceh merupakan habitat gajah. Gajah Sumatera dapat ditemukan di berbagai tipe ekosistem. Mulai dari pantai sampai ketinggian di atas 1.750 meter seperti di Gunung Kerinci. Habitat gajah dapat berupa hutan primer, hutan sekunder bahkan di daerah pertanian. Habitat yang paling disenangi adalah hutan dataran rendah.
G
Tahun 1993 populasi gajah sumatera tinggal 44 kelompok atau diperkirakan antara 2.800 – 4.800 ekor. Terbesar ada di Propinsi Lampung sebanyak 13 kelompok. Sumatera Selatan, 8 kelompok. Jambi, 5 kelompok. Bengkulu, 2 kelompok. Riau, 11 kelompok. Sumatera Barat 1 kelompok dan Aceh 4 kelompok (Departemen Kehutanan, 1993). Dari jumlah tersebut, 14 kelompok berada di dalam kawasan konservasi dengan jumlah perkiraan 1.030 ekor dan sisanya di luar kawasan konservasi. Sebelum tahun 70an, populasi gajah di alam lebih besar dari sekarang, akan tetapi masalah yang timbul akibat gangguan satwa liar gajah terhadap masyarakat sumatera belum begitu tampak. Kondisi ini menunjukkan habitat gajah di Bumi Swarna Dwipa tersebut masih dalam keadaan seimbang. Dengan kata lain, ekosistem Pulau Sumatera belum terlalu terganggu. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meluasnya lahan pertanian serta meningkatnya pembangunan di segala sektor, maka sejak tahun 1980-an sering muncul masalah gangguan satwa liar gajah terhadap pemukiman, perkebunan dan perladangan masyarakat sumatera. Gangguan tersebut terjadi akibat dari perencanaan dan penggunaan tata ruang wilayah yang belum atau kurang memperhatikan satwa liar gajah sebagai faktor pertimbangan dalam penetapan tata ruang wilayah. Perilaku Gajah Sumatera Sumber pakan gajah berasal dari hutan primer, hutan skunder bahkan jenis-jenis tanaman pertanian seperti daun pohon karet dan kelapa sawit. Dari kelompok rumput-rumputan, jenis tebu liar (Saccharum spontanium) adalah yang paling digemari. Umumnya gajah meraih makanannya dengan cara browser atau dengan merusak tumbuhannya. Batang kayu (cambium) juga dimakan untuk memenuhi kebutuhan mineral terutama kalsium sebagai memperkuat tulang, gigi dan gading yang terus tumbuh. Gajah juga membutuhkan sodium untuk menjaga kesehatan tubuhnya sehingga keberadaan salt lick sangat diperlukan. Gajah Sumatera umumnya hidup dalam kelompok berbasis matrikal, dipimpin oleh betina tua monopause (umur 50 tahun) merangkap jabatan sebagai ketua perawat anak-anak. Jumlah anggota kelompok bervariasi antara 2 – 8 ekor dan 9 – 45 ekor. Ini tergantung kualitas dan kuantitas makanan, tata ruang dan pengembangan wilayah serta predatornya (harimau). Gajah tua jantan menganut paham poligami dengan sex ratio 1 : 5. Gajah jantan hidup soliter dan masuk dalam kelompok pada waktu musim kawin.
* Kepala Unit Pengawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Riau - Jambi. Riau
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
Waktu aktif gajah sekitar 16-18 jam sehari. Sebagaian besar waktunya untuk makan (70-90%). Setiap ekor gajah dewasa dapat menyantap makanan hingga 300 kg bahan basah. Berdasarkan pengamatan di Way Kambas, musim kawin gajah terjadi pada bulan Oktober – Januari dengan masa mengandung selama 19 bulan dan musim melahirkan pada bulan Juni – September. Gajah menyusui anaknya selama 20 bulan. Berdasarkan perhitungan populasi minimum yang viable, gajah akan dapat bertahan sampai 100 tahun lebih bila dalam satu populasi gajah dapat mencapai 500 ekor. Setiap keluarga gajah memiliki wilayah jelajah (home range) yang dipertahankan minimum seluas 165 km2 pada hutan primer dan 60 km2 di hutan skunder. Sumber air merupakan faktor penentu dalam penyebaran gajah. Karena itu, home range gajah overlap dengan Daerah Aliran Sungai. Tempat istirahat gajah umumnya sama dengan lokasi tempat gajah mencari makan.
Orang-utan (Pongo pygmaeus) rang-utan(Pongopygmaeus)adalahsalahsatudariprimatabesar diduniayangsekeluargadenganmanusia,sekalipunsudahterpisah selama10jutatahun.Dizamanprasejarahbinatanginiterdistribusidi sebagianwilayahAsiatermasukSundalandsampaikeJava.Sekarang wilayahdistribusiutamanyaadalahpulauKalimantandanbagianutara pulau Sumatera, tepatnya sekitar ekosistem Leuser. Faktor yang melenyapkannyadariJavadansebagianbesarSumaterabelumdiketahui, apakahhabitatyangkurangmendukung,kompetisidariprimatalain,atau perburuandarimanusia
O
Apapunancamanbagiorang-utandizamanpurba,dalambeberapadekade belakanganinihabitatnyasudahsangatmerosotdanberkurangkarena penebangan kayu dan pembukaan lahan hutan untuk pertanian. Terbakarnyahutanpadakemaraupanjangyangsemakinterjadibelakangan inimenambahancamanbaruAdanyaperkiraanbahwapopulasiorangutandiekosistemLeusermenurunhampir50%antaratahun1993dan 1999dari12.000menjadi6.500.Dantambahgawat,populasitersisa inidikuatirkanbisaturunlebihdrastislagimenjadihanya1.500dalam satudekademendatangkalaupenghancuranhabitatterusberlanjut. Penangkapandanpenjinakanbinatangyangdinilailucuinijugamerupakan faktorpenurunanpopulasinyadialam.Perkiraanjumlahindividuyang diperdagangkansecarailegalberkisarantara200dan400.Berartifaktor inikecildibandingkanfaktorkehilangnanhabitat. Namunpopulasiorangutanyangjinakinimenimbulkandilemabagipemerintahapabilabinatang diamankanpetugas,termasukyangdiluarnegerikalaudipulangkanke Indonesia: harusdiapakanmerekaini?
M
B
A
N
G
U
N
A
N
Permasalahan Menurunnya kualitas dan berkurangnya luas habitat gajah oleh karena rusaknya daerah aliran sungai, vegetasi hutan khususnya pohon-pohon peneduh dan sumber pakan menyebabkan daya dukung habitat menjadi kecil. Terpecahnya populasi gajah menjadi sub-sub populasi kecil-kecil yang satu sama lain tidak terjadi komunikasi, menyebabkan viabel populasi minimum gajah tidak dapat dipenuhi sehingga kelestarian satwa gajah pada masa yang panjang tidak dapat dijamin. Habitat gajah sumatera yang dahulu berupa satu kesatuan ekosistem luas, telah terfragmentasi menjadi habitat-habitat kecil dan sempit. Satu sama lain tidak berhubungan. Daerah jelajah (home range) gajah menjadi sempit, akhirnya kecenderungan gajah untuk keluar dari habitat alaminya. Konflik dengan ENVIRONMENTAL INVESTIGATION AGENCY
A
Salahsatusolusiadalahuntukdipulangkannyakealam,namunhal initidakmudakarenaumumnyaorang-utanpeliharaantidakpandai mencarimakanansendirimaupunamankandiridarimusuh.Sehingga terpaksa di buat semacam sekolah untuk mengajar mereka cara bertahanhidupdialamdanmenjadiliarkembali.Pusatrehabilitasi sepertiinitelahdibuatdiBohorok,SumateraUtara,namunterpaksa ditutupkarenaorangutantambahjinakdanbergantungpadamanusia berhubungan dengan kunjungan wisata yang semakin besar jumlahnya. Masihadabiologyangyakinbahwarehabilitasidanreintroduksiorang-utankealamadalahhalyangmasihmungkindanpentingbagi pelestarianhewanini.Namunhalinijugadibantaholehahlibiologi lainnyayangmelihatupayainisebagaidistraksidaripermasalahan yangsebenarnya,iaitupengamananhabitatyangsemakinsempit. Soalnyajumlahindividuyangpotensialuntukdireintroduksikealam relatifkecil.Danrisikokegagalantetapbesaruntukorang-utanyang sudahjinak.Padahalbiayayangdibutuhkanuntukperkerjaanini adalahbesar,bahkansangatbesarsekali(ribuandolarUS)kalau dihitungperindividuorang-utanyangdapatdiamankan.Binatang lainjarangyangbisamendapatperlakuankhusussepertiini.Yang membedakanbarangkali,orang-utanbagaimanapunmasihkeluarga dekat.(O.S.)
17
LAPORAN
18
UTAMA
LAPORAN
UTAMA
konservasiin-situdankonservasiex-situ.Selainupaya konservasi jenis, juga diupayakan penanggulangan konflik antara gajah dengan manusia melalui tiga kegiatan pokok.
AULIA ERLANGGA/AS&P
Pertama, Tata Liman Liman, adalah kegiatan menata kembali populasi gajah yang terpecah sebagai akibat kegiatan pembangunan dengan jalan mentranslokasikannya dari areal sekitar kegiatan pembangunan ke arah kawasan yang disediakan untuk gajah. Kedua, Bina Liman Liman, adalah kegiatan meningkatkan harkat hidup gajah sehingga tidak hanya sebagai satwa perusak saja melainkan dapat diterima sebagai satwa yang berguna dan dapat dicintai oleh manusia. Kegiatan ini dilakukan melalui pelatihan gajah dan introduksi keberadaan gajah kepada manusia melalui pusat-pusat latihan gajah. Ketiga, Guna Liman Liman, adalah kegiatan untuk memanfaatkan gajah sebagai tenaga kerja dan atraksi untuk berbagai kepentingan. Secara ideal bertujuan untuk mewujudkan keadaan dimana manusia dan gajah dapat hidup berdampingan.
pengguna lahan lain tidak terelakkan. Persaingan yang tinggi diantara anggota kelompok gajah dalam penggunaan ruang dan makanan, mempercepat penurunan populasi gajah. Kawasan konservasi yang ada belum dapat menampung seluruh gajah yang tersebar dalam kelompok-kelompok kecil di Pulau Sumatera, merupakan permasalahan lain yang dihadapi. Banyak kelompok gajah terjebak dalam habitat kecil, dikelilingi oleh areal pengembangan budidaya dan pemukiman. Habitat gajah di luar kawasan konservasi memiliki potensi dan pengelolaan yang bertentangan dengan kondisi yang diinginkan gajah, seperti eksploitasi hutan, perkebunan, dan pemukinan. Perburuan liar oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan sesaat karena harga jual yang tinggi juga menjadi masalah penting saat ini. Alternatif Pemecahan Masalah Upaya perlindungan gajah telah dilakukan sejak 1931 melalui penetapan status gajah sebagai satwa liar dilindungi terbatas dalam Ordanansi Perlindungan Binatang Liar. Sejak tahun 1980 Dephut telah melakukan pendekatan konservasi jenis yang secara garis besar dilaksanakan melalui
Permasalahan dalam upaya pelestarian gajah adalah menurunnya kualitas dan berkurangnya luas habitat. Pertimbangan terpenting adalah untuk memperbaiki kondisi ekologi gajah. Dalam pengelolaan populasi dan habitat gajah perlu dilakukan pendekatan Ekosistem Pulau Sumatera secara menyeluruh atau lebih dikenal dengan pendekatan bioregional. Dalam pendekatan ini, Pulau Sumatera dipandang sebagai Satu Kesatuan Unit Management Pengelolaan Ekosistem. Gajah yang memiliki penyebaran dan daerah jelajah luas, dalam pengelolaan keanekaragaman hayati dipandang sebagai flagship species, untuk itu perlu dilakukan inventarisasi dan identifikasi terhadap habitat-habitat utama gajah di Pulau Sumatera. Menata dan memfungsikan kembali habitat utama gajah yang telah rusak atau berubah fungsi dan peruntukannya serta membangun koridor yang menghubungkan habitat yang tersebar sehingga antar sub populasi gajah dapat terjalin komunikasi. Tidak kalah pentingnya, penetapan daerah di luar batas kawasan konservasi (daerah penyangga) hanya diperuntukkan sebagai kawasan lindung atau hutan kemasyarakatan yang dikelola secara tradisional. Dalam rangka penangulangan konflik gajah dan masyarakat di Sumatera, maka upaya Tata Liman, Bina Liman dan Guna Liman perlu terus
L
A
M
S
U
M
A
T
E
Nangoi, Babi Berjanggut
R
A
&
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
ALAIN COMPOST
A
S
umatera mempunyai dua spesies babihutan. Yangpertamaadalah BabiHutanBiasa(Sus scrofa) ialahimmigrandaribenuaEropa-Asia dimanadulunyaSumateramerupakanbagiandari benuaitu.Karenamenjadihamapertanian,binatang iniditakutidandibenciolehparapetanikecuali bagi suku seperti Orang Rimba diJambi danSumatera Selatan.Bagimerekababihutanmenjadisumberdaging yangpentingdanlebihmudahditangkapketikamenyerang ladang mereka. Yang kedua adalah babi hutan yang terkenaldengansebutanNangoiatauBabiberjanggut (Susbarbatus),merupakanbinatangendemikSumatera atauAsiaTenggara.Babihutanbiasalebihmenyukaihutan sekunderdanmakanandariladangpetani,sedangkanBabi Berjanggutlebihsesuaihidupdihutanprimerdankurang merupakan hama. Yangsangatmenarikperhatiandaribinatanginiadalah masapembiakandanmigrasinyasecarabesar-besaran ketikamusimbuah-buahantiba.Padaabadataudasawarsa yangtelahsilammigrasiinimerupakanperistiwatahunan. BagipemburusepertiOrangRimba,migrasiNangoiadalah kesempatan luar biasa untuk mendapatkan daging. Binatanginidapatdenganmudahditombakpadatempat merekamendaratketikamenyeberangi.Ternyatadalam kepercayaanOrangRimba,Nangoimempunyaidewakhusus terkenal dengan sebutan Orang di Nangoi yang dapat dihubungiolehdukunpadaawalmusimituuntukmengirim banyakbinatangkehutanmereka. OrangAkitdanOrangUtandiRiaudulubiasahidupsebagai pemburunangoiyangsangatpiawai.Padaabadyanglalu terkembangnyajumlahpendudukCinadiSingapuradan beberapapemukimandipantaitimurSumaterajugapulaupulaudisekitarnyamenciptakanpasaranbesarbagidaging danlemakbabi.Banyakbinatangditangkaphidup-hidup dengancaramengapungkantikarkajangpadapermukaan sungaiatauselatdiantarapulau-pulauitu.Dikiranyatikar
itupantai,babiakanberusahamendaratsiatasnyadan terperangkapketikakakinyatembus. Penangkapan dan pembunuhan secara besar-besaran terhadapnangoiyangbermigrasitidakditemuilagipada saat sekarang karena adanya kerusakan hebat dan fragmentasilingkunganhutan.Namundemikian,hutan rawa pesisir antara sungai Siak dan Kampar tetap merupakan pusat penting bagi populasi nangoi. Sebagianpenduduk Orang Utan di kawasan Sg. Rawa hinggasekarangtelahmenggantungkanhidupnyadengan berburunangoi,terutamadengancaramemasangjerat dihutan.Agartidakmembusuk,babihasiltangkapandijual dalamkeadaanhidup. Pemanfaatanbabiuntuktujuankomersialtelahadasejak dulu kala. Pada abad ke 18 seorang kapten laut berkebangsaan Inggris menuliskan sebuah ceritera tentangpelayarandisebelahtimur.Dalamceriteraitu digambarkantentangbatuguligadaribabiyangbanyak didapatkandiMalakadandipercayaisangatberkhasiat sebagaiobat.BatuyangmerekasebutsebagaiBatuSiak ituberasaldaridaerahdekatpesisirtimurSumateradan mungkintelahdihasilkanolehOrangAkitdanOrangUtan. Tidak banyak diketahui sekarang tentang status pelestarianBabiBerjanggutdiSumatera.Kapasitas reproduksimerekasangattinggisehinggabisadengan cepatberkembangbiakkembaliasalkanbanyakmakanan tersedia.Meskipundemikianyangmenjadimasalahutama dalampelestarianbinatanginiadalahkerusakandan fragmentasihabitatyangterussajaberlangsung.(O.S.)
19
LAPORAN
UTAMA
20
BUKU DUNIA BINATANG
Trenggiling
H
ewanmenyusuibersisikpemakansemutdanrayap. Tubuhnya tertutup sisik yang tersusun seperti gentengatap,sebagiansalingmenutupi.Bagianperut, sebelahdalamanggotatubuh,tenggorokandanbagianbagiankepalatidaktertutupsisiktetapiditutupibulubulu.Sisikberupatonjolankulityangkeluardariepidermis.Kepalaberbentukkerucut,matakecil,begitupula telingaluar. Olehkarenahewaninitidakmempunyaigigimakalidah digunakanuntukmakan.Lidahpanjangberbentukcacing, kakinyakuatdanpendeklengkapdengancakar.Cakar jari-jaribenar-benarcakarpenggali. Trenggilingyanghidupditanahmempunyaiekorberotot kuat.Panjangnyakira-kirasamadengantubuhnyadan seluruhnyabersisik.Trenggilingyanghidupdipohon mempunyaiekoryanglebihpanjangdaritubuhnya.Pada ujung ekor itu terdapat bagian yang gundul. Ekor digunakan sebagai lengan untuk berpegang waktu memanjatpohon. Ada tujuhjenisTrenggilingyangmasihhidupyaitu TrenggilingIndia(Maniscrassicaudata)terdapatdiIndia danSrilangka,TrenggilingCina(M.pentadactyla)terdapat di Taiwan dan RRC Selatan, Trenggiling Pohon (M. tricuspis),TrenggilingBerekorPanjang(M.tetradactyla), Trenggiling Raksasa (M.gigantea) dan Trenggiling Temmick(M.Temmicki)terdapatdiAfrikasertayang terakhiradalahTrenggilingJawa(M.javanica)terdapat diSemenanjungMalaysia,Birma,Indocina(Vietnam,Laos, Kamboja) dan pulau-pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Trenggiling Jawa yang terdapat di Pulau Sumatera mempunyaipanjangkepala50-60cm,panjangekor50 -80cm,denganwarnasisikkuningsawosampaicoklat M. kehitam-hitamandankulitberwarnaagakputih.(M Yusuf)
ditingkatkan pengelolaan dan implementasinya. Melakukan inventarisasi secara menyeluruh terhadap seluruh populasi gajah di Pulau Sumatera sehingga diketahui jumlah dan struktur populasinya untuk memudahkan pengelolaan populasi gajah. Pemanfaatan gajah yang telah dilatih sebagai gajah pekerja dan atraksi perlu dilakukan secara nyata dan bertahap. Dimulai dari kawasan pembangunan yang berbatasan langsung dengan kawasan konservasi. Meningkatkan dan mengembangkan Pusat Latihan Gajah yang telah ada sebagai tempat pengembang biakan satwa liar gajah secara semi alami dan dilengkapi dengan klinik kesehatan gajah yang melayani gajah pekerja atau atraksi. Bagaimanapun juga, sebagai landasan hukum dalam menjalin keterpaduan dalam pengelolaan populasi dan habitat gajah memerlukan Peraturan Pemerintah. Ini diikuti dengan penyuluhan kepada masyarakat untuk turut serta dalam melestarikan gajah Sumatera serta menjadikan gajah latih sebagai pendamping dalam usaha meningkatkan kesejahteraan. Kalau tidak segera dilakukan upaya pelestarian, maka gajah sumatera bisa hanya tinggal sebuah dongeng sebagaimana cerita tentang dinosaurus yang mengisi lembar-lembar dongeng di majalah anak-anak.
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
B
A
N
G
U
N
A
N
21
Rangkong(hornbill) urungRangkong,tidaksemuaorangpernahmelihatsecaralangsung baikdialammaupundikebunbintang.Jenisburunginisangatunik danmemilikikeindahanyangtidakdapatdijelaskandenganhanyamelihat gambar.BurungRangkongtermasukhewanyangdilindungiberdasarkan Peraturan Perlindungan Binatang Liar No.226tahun 1931, UUNo.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan EkosistemnyayangdipertegasdenganSKMenteriKehutananNo.301/ Kpts-II/1991tentangInventarisasiSatwayangdilindungiUUdanNo. 882/Kpts-II/1992tentangPenetapanTambahanBeberapaJenisSatwa yangdilindungiUU.
B
ENVIRONMENTAL INVESTIGATION AGENCY
A
Bagiorangyangtidakpernahmelihatnya,burunginidicirikanolehukurantubuhyangbesar,kuranglebihduakaliayam kampungdanmemilikiparuhyangsangatbesarmenyerupaitanduksehinggadinamakan hornbill,yangberarti‘paruh tanduk’.Darikejauhan,burunginidapatdikenalimelaluisuarayangparaulantang.Burungdenganukurantubuhyangsangat besar,dengansuarayangkerassertabeberapajenismemilikiwarnatubuhyangmencolok,merupakanburungyangsangat jarangdijuampai.KelompokburungRangkong(Bucerotidae)mempunyaiparuhbesardankokohtetapiringansertabersifat arboreal.Umumnyaburungjantanmemilikiukurantubuhlebihbesardariburungbetina.JeniskelaminRangkongyangtelah dewasadapatdiketahuiberdasarkanperbedaanwarnabalungataucula,warnasayap,paruhdanmata. KelompokburungRangkongmempunyaiukuranpanjangtotalantara381-1600mm.Buluberwarnacoklat,hitam,putih, atauhitamdanputih.Paruhberwarnamerahataukuning,sangatbesardanmelengkungdansebagianbesarburungini mempunyaicula.Kulitdanbuludisekitartenggorokanberwarnaterang.Sayapkuat,ekorpanjang,kakipendek,jari-jarikaki besardanSindaktil(DepartemenKehutanan,1993). Tentunyaakanmenjadipertanyaanbagikita,apaperananburunginibagiekosistem?Hasilpenelitianmenunjukkansatwaini merupakan pemakan buah dan sangat menggemari buah Ara (Ficus sp.) dimana buah ini merupakan pohon kunci bagi kelestariansatwaliar.KelompokburungRangkong(Bucerotidae)yangtergolongsatwapemakanbuah,berperandalam penyebaranbijidihutan.Biji-bijitersebarmelaluikotorannyakarenasistempencernaanRangkongtidakmerusakbijibuah. Selainitu,pergerakanRangkongkeluardaripohonpenghasilbuahmembantumenyebarkanbijidanmeregenerasihutan secaraalamiah.(M.Yusuf) No
Nama Ilmiah
Nama Inggris
Nama Indonesia
Daerah Penyebaran
Rhinoplaxvigil= HemetedHornbill EnggangRaja S,K Bucerosvigil AsianPietHornbill KengkarengPerutPutih J,S, 2 . Anthracocerosalbirostris KnobbedHornbill JulangSulawesi Sul 3 . Rhyticeroscassidix WreathedHornbill JulangJambulCoklat J,K,S 4 . Rhyticerosundulatus WrinkledHornbill JulangJambulHitam S,K 5 . Rhyticeroscorrugatus SumbaHornbill JulangSumba NT(Sumba) 6 . R.everitii BlythisHornbill JulangIrian Maluku,Irian 7 . R.plicatus Bush-createdHornbill KengkarengEkorAbu S,K 8 . Annorhinusgaleritus SulawesiHornbill JulangKecilSulawesi Sul 9 . Penelopidesexharalus White-croownedHornbill EnggangJambulPutih S,K 10. Berericorniscomatus PlainpouchedHornbill Enggang Sumatera S 11. R.subruficollis BlackHornbill KengkarengHitam S,K 12. Anthrococerosmalayanus RhinocerosHornbill RangkongBadak J,S,K 13. Bucerosrhinoceros GreatHornbill Rangkong Papan S 14. B.bicornis Keterangan: I:Spesiesmendekatikepunahan,pemanfaatanspesiesperluperlakuan internasionalyangketat II:Spesieslangka,pemanfaatanspesiesperlupengawasaninternasional S(Sumatera),J(Jawa),K(Kalimanta),
Status
1 .
I II II II II II II II II I II II I
AULIA ERLANGGA/AS&P
22
WAWANCARA
Mochtar Lubis:
“Wajah Indonesia Sudah Bopengbopeng.” ochtar Lubis merupakan tokoh yang “gentayangan” di mana-mana. Selain sastrawan, budayawan dan juga wartawan, pria kelahiran Padang 79 tahun yang lalu itu, juga dikenal sebagai tokoh LSM: memimpin Yayasan Obor Indonesia, yang menerbitkan buku-buku tentang hutan dan lingkungan hidup, dan anggota dewan penyantun Yayasan LBH Indonesia (mundur tahun 1996). Sebagai sastrawan, ia kerap mendapat penghargaan. Novelnya “Harimau, Harimau” mendapat hadiah sastra dari Yayasan Buku Utama, disamping penghargaan yang diterima untuk karyanya yang lain –di antaranya Piagam Maqsaysay dari Filipina tahun 1958 dan dikembalikan tahun 1995, sebagai protes atas terpilihnya sastrawan Pramudya Ananta Toer sebagai penerima penghargaan serupa.
M
Melalui “Harimau,Harimau”, ia mengungkap berbagai sisi gelap atau kelemahan dasar bagi manusia: berhubungan dengan nafsu, yang pantang diakui dan disembunyikan di bawah permukaan kehidupan sosial. Juga tentang bagaimana kemungkinan manusia bisa mengatasi kelemahan-
kelemahannya. Sebagai “alat” untuk memperlihatkan ini, Mochtar Lubis memanfaatkan alam Sumatera sebagai arena dan satwa harimau serta mitos dewa harimau sebagai alat pembongkar kebenaran. Untuk mengetahui lebih jauh pikiranpikirannya soal harimau, dalam kaitan dengan hutan yang menjadi setting novelnya, redaksi AS&P mewawancarai Mochtar Lubis di kediamannya, awal bulan ini. Petikannya: Dari mana Anda mendapat inspirasi untuk menjadikan harimau sebagai salah satu tokoh dalam novel itu? Inspirasi itu saya dapatkan ketika masih sekolah di Sekolah Ekonomi di Kayu Tanam, Sumatera Barat. Kami diajak mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada di dalam hutan. Kami masuk dan menginap hingga empat sampai lima malam. Tidak ada tenda atau peralatan lain, seperti kemah anakanak muda sekarang. Kami harus belajar hidup dalam hutan. Kami dididik, dilatih supaya tidak takut masuk hutan yang kaya dengan keindahan. Waktu pertama kali memang kesal juga. Tapi setelah masuk beberapa kali, kami menjadi tertarik dan selalu minta ada kegiatan masuk hutan lagi.
Anda sempat bertemu harimau? Kebetulan kami tidak bertemu. Waktu itu kami semua sangat takut dengan harimau. Jadi kalau sempat ketemu, saya ngeri juga. Sebab di Minangkabau, harimau tabu dibicarakan. Di Minangkabau, harimau juga disebut cindaku: harimau jadi-jadian yang suka mengganggu manusia Ha, ha, ha.... Waktu kecil saya memang sering ditakut-takuti dengan cindaku. Tapi saya tidak tahu mengapa ada istilah cindaku untuk harimau pengganggu itu. Dalam novel Anda, harimau disimbolkan sebagai satwa pengganggu manusia. Bagaimana ceritanya? Sebagai salah satu penghuni hutan, harimau bagaikana raja rimba raya. Tapi bukan simbolisasi jahat yang saya tonjolkan terhadap harimau. Hewan ini juga bukan simbol kesatriaan. Ini sebetulnya tergantung dari tindak-tanduk dan tingkah laku manusia. Jika habitatnya diganggu, ia marah dan menerkam manusia. Rasa takut terhadap harimau dan dewanya, mencerminkan bahaya nyata jika manusia hidup bertetangga dengannya. Ini dilema bagi konservasionis?
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
A
N
G
U
N
A
N
Mengapa keberatan dengan konsep kebun binatang? Karena satwa-satwa itu dikurung. Terus terang, dalam kurungan tidak ada kebebasan. Hewan seperti burung tidak bebas mengepakkan sayapnya. Harimau, monyet, orangutan dan sebagainya, tidak leluasa menikmati hidup. Untuk apa mereka hidup jika sudah tidak ada kebebasan. Coba kalau dibalik, Anda dimasukkan ke dalam kerangkeng dan ditonton oleh hewan-hewan.
Saya pikir, perlu ada penyadaran pada masyarakat bahwa satwa yang ada dalam hutan perlu diselamatkan dari kepunahan. Sebab kebanggaan kita tinggal lagi pada harimau. Bagaimana caranya, kita bersama-sama mempertahankan habitatnya, yakni hutan yang masih tersisa.
Kelompok anti konservasi sering mengkritik, mengapa harimau, badak, gajah dan mamalia lainnya dibela mati-matian, padahal mereka mengganggu kehidupan manusia? Kembali pada penyadaran tadi. Ajak mereka untuk tidak bersikap dan bertindak yang bertujuan memusnahkan kehidupan makhluk hidup selain manusia. Kita harus menghormati kehidupan harimau, monyet, beruang dan lain-lain. Kehidupan satwa itu punya arti bagi kehidupan manusia. Kalau manusia sudah tidak menghargai makhluk lain, berarti ia sudah merusak kehidupannya sendiri.
Mungkin, dengan kebun binatang, satwa yang langka bisa diselamatkan. Bisa juga anak-anak bisa dikenalkan sejak dini tentang makhluk lain selain manusia? Bukan begitu caranya. Bukan dengan membuatkan penjara. Kalau untuk bahan pelajaran, bisa melalui gambar atau foto-foto. Ini lebih manusiawi daripada ditangkap lalu dipertontonkan. Keberadaan kebun binatang tidak mendidik anak-anak menghargai kehidupan yang sebenarnya.
Konsekuensi dari kepunahan sejumlah satwa yang dilindungi (karena diburu dan diperdagangkan), Indonesia dikecam karena melanggar konvensi perdagangan satwa (CITES). Apa akibatnya bagi Indonesia? Bukan hanya dikecam, tapi juga dikucilkan. Sebab kita sudah sepakat untuk melindungi dengan menandatangani konvensi itu. Nama baik kita makin rusak di dunia internasional. Mereka pasti melakukan boikot.
Dari mana awal penolakan kebun binatang ini? Para pecinta binatang sudah lama menolak kebun binatang yang tidak membiarkan satwa itu hidup bebas. Kenyataannya, para penyayang binatang lebih banyak memelihara piaraannya dalam kandang yang disiapkan? Menyayangi tidak harus mengandangkan. Kalau ingin mengoleksi, siapkan habitatnya. Biarkan satwa itu menikmati hidupnya di alam bebas. Habitatnya bukan sebatas dan seluas kandang yang disiapkan.
AULIA ERLANGGA/AS&P
Perdagangan satwa dikecam, perdagangan kayu dikritik, seperti apa wajah negeri ini di luar negeri? Bopeng-bopeng, ha,ha,ha.... Ya, ‘kan. Wajah Indonesia sudah bopeng-bopeng di luar negeri, karena kita seenaknya melanggar perjanjian yang sudah disepakati . Mengapa kita memburu harimau, gajah, badak, beruang, monyet dan lain-lain itu? Mengapa orang leluasa menangkap burung lalu memenjarakan dalam sangkar? Bagaimana kalau kita yang justru dikandangkan dalam kerangkeng. Mau nggak kita? Cerita soal penjara, Mochtar Lubis memang sudah kenyang mengalami. Di era Soerkarno berkuasa, ia sempat dikurung (1957-1966) gara-gara kritis terhadap kebijakan pemerintah. Begitupun di era Soeharto, ia sempat meringkuk 2,5 bulan. Kedua-duanya tanpa proses pengadilan. Karena itu ia juga tidak setuju jika hewan ikut di penjara. “Saya tidak setuju dengan konsep kebun binatang, yang mencampakkan berbagai jenis hewan habitatnya. Konsep itu tidak benar,” kata Mochtar Lubis dengan nada bicara agak meninggi.
B
23
WAWANCARA Berarti seperti yang dikembangkan di taman safari? Saya rasa harus seperti itu. Luasan areal yang menjadi habitat satwa-satwa itu mencukupi dan tidak dikandangkan. Mereka bebas bermain di alam . Kalau kita ingin menikmati, bukan dengan memenjarakannya.
Faktor ini punya peran . Tapi pengertian pemeliharaan hutan dan sumber-sumber air di masa datang adalah satu hal yang sangat penting. Sudahkah kita menyadari akan hal itu?
Kerusakan hutan tidak hanya berakibat pada sumber kehidupan manusia, tapi juga kelangsungan hidup satwa? Iya. Ini harus ada pengawasan yang ketat dari pemerintah. Sebab persoalannya bukan saja karena habitatnya terganggu. Juga karena orang leluasa memburu satwa itu dengan berbagai cara. Adakah kemauan kita semua, termasuk pemerintah, menyelamatkannya dari kepunahan?
Mochtar Lubis memang seorang tokoh yang konsisten dengan sikapnya. Ia punya pengalaman luas dan kapasitas intelektual yang tinggi, visioner, tapi rendah hati. Komitmen kebangsaannya tidak perlu diragukan. Upaya memperjuangkan demokrasi tidak pernah berhenti ia lakukan. Kebebasan berbicara dan berpendapat, melalui kebebasan pers, adalah sesuatu yang mutlak. Ia rela suratkabar Indonesia Raya — yang dipimpinnya— diberangus, daripada memilih jalan kompromi. “Sejak kecil kami sekeluarga diajari untuk berbicara jujur. Kalau ketahuan berbohong, mulut kami dilumuri cabe,” tutur Mochtar tentang sikap hidupnya yang sudah terbentuk sejak dini. Sekolah di Kayu Tanam merupakan masa-masa indah yang dinikmatinya, karena sudah mengenal alam sebagai salah satu karunia Tuhan, sejak dini.
Pendekatan law enforcement tidak cukup. Apalagi yang bisa menghentikan itu semua? Harus ada penyadaran melalui penanaman nilainilai. Kita akui, pelestarian sumberdaya alam dan kehidupan yang ada di dalamnya perlu diselamatkan. Kita sebetulnya kaya dengan keragaman hayati dan plasma nutfah. Ini adalah aset yang perlu diselamatkan. Cukup besar ya, kerugiannya? Ya, betul. Kita harus bisa memelihara dan melestarikan. Serahkan kepada pemerintah. Kita ini ‘kan hanya sekadar megingatkan. Pemerintah yang harus mengawasi sehingga kelestarian alam dan hutan berlangsung terus menerus. Pemerintah harus aktif turun ke lapangan, mengawasi sumberdaya yang ada di dalamnya.
Masa kecil Anda bisa membuat iri generasi sekarang, yang tidak menikmati lagi kekayaan alam Indonesia? Ha, ha, ha (Mochtar tercenung sebentar)... Memang, proses kerusakan hutan terjadi begitu cepat dan pemerintah ternyata tidak mampu menahan dan mengantisipasi. Saya tidak tahu mengapa kerusakan itu dibiarkan. ‘Kan sudah ada peraturan yang melindungi? Pengusaha yang mendapat izin konsesi, tidak ada yang peduli. Dengan mendapat konsesi mereka seolah-olah boleh menebang kayu seenaknya. Sekarang harus direm, kalau kita tidak mau kehilangan semua. Itu pun tergantung masyarakat. Kalau desakan untuk mempertahankan hutan cukup kuat, masih ada harapan untuk menahannya. Sebetulnya di mana letak persoalannya? Itu ada dalam diri kita masing-masing. Mungkin sebagian dari kita belum menyadari apa artinya hutan rimba kalau sudah hancur. Padahal kalau hutan hancur, maka sumber air dan sumber kehidupan manusia juga ikut hancur. Kesalahan itu, konon, berasal dari pemerintah, yang terlalu mengandalkan pertumbuhan Kayu menjadi primadona sehingga dieksploitasi besarbesaran?
AULIA ERLANGGA/AS&P
24
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
Caranya? Kita bisa meyakinkan pemerintah agar menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan rakyat, menyelamatkan satwa, hutan rimba yang sangat penting artinya bagi anak cucu kita. Kalau hutan rimba sudah seperti padang pasir, pasti anak cucu kita akan menyesali nenek moyang mereka yang membiarkan begitu saja kehancuran itu.
A
N
G
U
N
A
N
kawasan yang kaya flora dan fauna.
Mungkin perlu kiat khusus untuk menyajikan sehingga tulisannya diminati? Tidak begitu sulit asal sungguh-sungguh. Sebelum melakukan investigasi, Anda perlu pelajari dan pahami akar masalahnya lebih dulu. Bicara dengan ahli-ahlinya. Dengan bahan dan pengetahuan yang ada baru lakukan investigasi, sehingga persoalan yang akan ditelusuri begitu mudah terlihat. Ketika sudah menyaksikan langsung fakta kerusakan, penyajian dalam bentuk tulisan akan lebih mudah dan orang makin memahami akan risiko kerusakan yang sudah terjadi.
Anda sangat berharap tapi pemerintah kurang peduli? Kalau faktanya sudah hancur dan pemerintah belum bertindak, ini merupakan gejala menarik. Tapi, jangan menyerah. Lakukan investigasi dan lengkapi dengan fakta-fakta yang terjadi, lalu laporkan pada pemerintah. Apa dengan laporan lengkap itu pemerintah belum tergugah? (Mochtar berhenti sejenak)... Memang pemerintah belum memberi perhatian serius terhadap kehancuran yang terjadi.
Soal menyajikan fakta ke dalam berita, Mochtar Lubis memang jagonya. Melalui Indonesia Raya, ia melakukan investigasi tentang kasus korupsi di Pertamina. Data-data yang diperolehnya berkarungkarung, tanpa sempat diungkap karena tekanan politik waktu itu. Dan juga, Indonesia Raya keburu diberangus tahun 1974. Tapi ia tidak pernah patah arang. Semuanya, ia yakini sebagai “harga” untuk menegakkan demokrasi. Kini di usianya yang hampir kepala delapan, Mochtar bangga menyaksikan kehadiran ratusan media cetak yang beredar di masyarakat. Hanya, “Tidak banyak yang mampu mengungkapkan fakta dengan lengkap, jujur dan memihak rakyat kecil,” ungkapnya dengan nada sedikit kecewa, mengakhiri perbincangan yang cukup akrab di rumahnya yang asri, Jalan Bonang, Jakarta Pusat. (ET)
Perhatian seperti apa yang akan diharapkan lagi, setelah kehancuran terjadi di mana-mana? Sewaktu mengeluarkan izin konsesi kepada pengusaha, mestinya ada peraturan yang mengharuskan mereka bertanggung-jawab terhadap kawasan yang dikelola serta kawasan hutan yang ada di sekitar areal konsesi. Jika izin konsesi habis, lahan yang ditinggal tetap jadi hutan. Kayu-kayu yang semula ditebangi sudah mulai tumbuh. Kalau tidak, tuntut mereka, sesuai kesepakatan. Kalau dibiarkan, kawasan itu hanya akan jadi padang pasir.
AULIA ERLANGGA/AS&P
Peraturannya sudah seperti itu. Tapi faktanya, pengusaha meninggalkan bengkalai hutan yang sudah rusak? Kalau begitu faktanya, pers harus lakukan investigasi. Sajikan dengan akurat akal-akalan para pengusaha, biar diketahui pemerintah. Kalau masih tidak peduli, kasihan juga ya, pemerintahan kita sekarang. Tapi bukan berarti kita menyerah dan mendiamkannya. Kita perlu memberikan informasi yang lengkapnya dan seakurat mungkin. Sayang hanya sedikit media yang menyoroti masalah kerusakan hutan dan sumberdayanya. Apa karena kalah bersaing dengan isu politik dan ekonomi yang menghangat belakangan ini? Kalau tulisannya disajikan secara lengkap dan mudah dipahami, orang akan membacanya. Ia bisa menjadi berita menarik, sepanjang wartawannya menguasai persoalan. Banyak rakyat kita yang sadar dan menginginkan kawasan hutan beserta sumberdayanya tidak hancur dan yang tersisa dipertahankan. Orang-orang di kota membutuhkan
B
25
PROFIL 26
Pak Iskandar, Berjuang Sambil Belajar adirnya perusahaan perkebunan sering menimbulkan dua masalah besar pada masyarakat adat: masalah lingkungan dan penyerobotan hak ulayat. Selama puluhan tahun pemerintah berpihak pada kepentingan segelintir orang, tapi mengorbankan jutaan lainnya. Inilah yang terjadi pada masyarakat desa sepanjang Sungai Cinaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, yang merupakan daerah penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Sampai sekarang, kondisi itu belum menunjukkan perubahan berarti. Ketika hak ulayat Masyarakat Adat tidak diakui, ribuan pohon karet dan tanaman lain milik masyarakat Pejangki, diluluh-lantakkan mesin-mesin penghancur pihak perusahaan. Padahal, tanaman itu adalah sumber kehidupan mereka. Tempat berladang itulah yang tersisa, setelah ribuan hektar diambil paksa untuk pemukiman transmigrasi. Kini semuanya tinggal puing-puing kehancuran. Selama ini, pemerintah tidak mengindahkan hak-hak masyarakat adat atas sumberdaya mereka. Ini terkait dengan peraturan perundangan mengenai pengelolaan sumber daya, yang tidak memihak kepentingan masyarakat. Secara sistematik ada upaya mengaburkan atau meniadakan peta wilayah hukum adat dan hak-hak masyarakat adat atas tanah. Kongres Masyarakat Adat Nusantara bagai mengilhami Iskandar, 54 tahun. Penduduk Desa Pejangki yang tidak tamat SD ini, berjuang menuntut haknya, bersama masyarakat di sekitarnya. Sadar apa yang telah menimpa selama ini, mereka menentang ketidakadilan dan kesewenangan. Tantangan dan ancaman mereka hadapi, sampai kegiatan perusahaan dibekukan. Keberhasilan ini bukan selamanya dan perjuangan Iskandar masih panjang
DOK.WWF TNBT
H
Bermodal ijin pencadangan lahan tahun 1966 dari mantan Gubernur Riau (Soeripto), PT. SML dan PT. AS mulai membangun perkebunan kelapa sawit di wilayah desa-desa sepanjang Sungai Cinaku. Bukan hanya hutan negara yang diserobot. Kebun karet masyarakat punn diambil paksa. Akibatnya lebih 500 hektar kebun karet dan lahan garapan, ditanam kelapa sawit. Sumber ekonomi mereka diserobot paksa. Juga hutan di wilayah desa di mana masyarakat menggantungkan hidupnya. Rotan, aneka jenis serta buahbuahan habis. Tanpa rasa bersalah, perusahaan terus menekan dan mengancam masyarakat agar semua lahan mereka diserahkan. Imbalannya adalah ganti rugi yang tidak layak, tapi dengan tekanan dan intimidasi. Soeripto, mantan Gubernur Riau, dan pejabat yang terkait tentu harus bertanggungjawab. Ijin dengan merekomendasi dua perusahaan itu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi memarjinalkan mereka. Berjuang dan Belajar
Awal konflik Adalah PT. Arvena Sepakat (AS) dan PT. Sumatera Makmur Lestari (SML) yang beroperasi di sisi utara penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Kehadirannya mengancam perekonomian masyarakat tradisionil dan menghancurkan hutan alam di kawasan penyangga. Hingga kini mereka terus berjuang mempertahankan lahan dan mengurangi kehancuran hutan di sekitarnya. Iskandar, bersama kelompoknya, siap menghalangi perusahaan pembabat hutan. Slogan tentang kehadiran perusahaan untuk meningkatkan devisa negara dan demi kesejahteraan masyarakat sekitarnya tanpa bukti. “Lihat sendiri ke desa kami, semuanya hancur dan tidak ada lagi yang tersisa untuk kami maupun anak cucu kelak” papar Iskandar.
Perjuangan Iskandar bermula ketika mempertahankan kebun karet Sarifuddin, seluas 4,8 hektar. Kebun karet warga Desa Pejangkiinisatu-satunyayangmasihtersisadariratusanhektar kebun yang telah digusur paksa. Tawaran ganti rugi ditolak, karena nilainya sangat rendah. Di bawah ancaman dan tekanan, Sarifuddin nyaris menyerah. Namun Iskandar berupaya agar Sarifuddin bertahan. Kalau sampai menyerah akan berdampak luas pada yang lain. Secara bergantian, kebun Sarifuddin dijaga siang malam. “Kalau perusahaan hadir untuk meningkatkan devisa negara, apakah kebun Sarifuddin mengurangi devisa negara. Atau kami ini bukan bagian dari negara?” tanya Pak Is pada suatu pertemuan dengan pihak perusahaan, aparat kepolisian serta
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
M
pemerintah kecamatan dan desa. Akhirnya perusahaan mengeluarkan surat pernyataan (15 Juni 1997) agar tidak mengolah lahan Sarifuddin. Kini kebun karetnya berada di tengah hamparan hijau kelapa sawit milik perusahaan. Berhasil mempertahankan kebun karet Sarifuddin, bukan berarti perjuangan mereka berakhir. Keberhasilan ini membuat masyarakat lain bersatu. “Perjuangan kita bukan hanya mempertahankan kebun karet dan lahan garapan masing-masing. Yang penting kehadiran perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan sumber ekonomi” tandasnya.
B
A
N
G
U
N
A
N
Iskandar pernah didatangi oknum kepolisian pada suatu malam. Ia diminta menemui Kapolres malam itu juga. Ia menolak, dengan alasan tidak ada surat panggilan dan tidak ada surat tugas untuk membawanya malam itu juga. Setelah berjuang melalui lobi hingga melakukan aksi beberapa kali, baik di lapangan maupun di tingkat pengambil kebijakan, Pemda Kabupaten Indragiri Hulu bersama pihak perusahaan dan masyarakat, akhirnya membuat kesepakatan 1 7 Februari 2000. Isinya antara lain; pihak perusahaan dilarang melanjutkan penambahan lahan sebelum adanya penyelesaian dengan masyarakat. Dilakukan inventarisasi oleh tim yang ditunjuk Bupati terhadap aktivitas perusahaan menyangkut kepemilikan, status hukum, asal-usul lahan dan lahan yang digunakan perusahaan di luar ketentuan hukum.
Ia menyadari kekuatan masyarakat sangat menentukan dalam perjuangan. Secara rutin Iskandar menyadarkan masyarakat, baik di desanya maupun desa lain yang terkena dampak perusahaan. Setelah mengikuti Kongres Masyarakat Adat Nusantara di Jakarta, Maret 1999, Iskandar bersama tokoh masyarakat sepanjang Sungai Cinaku, menggagas lahirnya kembali pemerintahan adat Masyarakat Cinaku, yang dikenal dengan “Batin nan Sembilan, Sepuluh dengan Anak Talang”. Perjuangan tidak lagi terbatas pada satu desa, tapi semua desa sepanjang Cinaku.
Bupati Indragiri Hulu mengeluarkan SK No. 17/KPTS/II/ 2000, tanggal 24 Februari 2000 ditandatangani R. Thamsir Rahman. Apakah SK Bupati yang nota bene putra daerah ini dapat membantu usaha-usaha perjuangan Iskandar bersama masyarakat lainnya akan terwujud? Kenyataannya hingga Juni 2000 belum ada upaya-upaya konkrit menindak lanjuti SK itu. Apakah menunggu masyarakat lain membuat tim tandingan untuk mengkapling lahan perkebunan tersebut? Bagaimanapun kuatnya tekanan terhadap masyarakat, bila kepentingan masyarakat diabaikan pasti akan lahir Iskandar-Iskandar baru di tengah (Nursamsu & Alhamran.A) masyarakat.(Nursamsu
Untuk menambah pengetahuan soalhak dan kewajiban masyarakat dan perusahaan, Pak Is melakukan kontak dan belajar dengan LSM: WALHI, ICEL, JKPP, LATIN, dan Forum LSM di Pekanbaru. Ia mengikuti beberapa seminar dan pertemuan di tingkat lokal dan nasional. Pengetahuan dan pengalaman yang didapat menjadi modal memperkokoh perjuangan, menuntut perusahaan yang menghancurkan tata nilai dan kehidupan mereka. Juni 1999, Iskandar bersama warga, melakukan aksi lapangan. Mereka menuntut pemerintah meninjau ulang ijin yang diberikan pada kedua perusahaan itu. Aksi serupa terjadi lagi Januari 2000. Pak Is bersama kelompoknya mengkapling lahan 613 hektar dari 1.200 hektar wilayah desa Pejangki yang ditanami kelapa sawit. Selain aksi lapangan, mereka menyampaikan secara langsung masalah dua perusahaan itu ke Dephutbun Jakarta, Kanwil Dephutbun, Kepala PBN dan Dinas Perkebunan Riau, serta juga tingkat kabupaten. Dukungan dan Ancaman
Yang menjadi benturan perjuangan kelompok Iskandar, menyangkut legalitas. Mantan Bupati Inhu, Rukhyat Saefuddin, menilai perjuangan kelompok Iskandar sebagai hal sia-sia, karena perusahaan punya ijin. Ia tidak mengakui kebun karet masyarakat. ”Mana ada masyarakat punya surat tanah dan siapa yang menyuruh mereka membuka lahan jauh sampai ke hutan” tuturnya saat menjadi bupati. Bahkan
AULIA ERLANGGA/AS&P
Semula perjuangan Iskandar didukung 29 KK dari Pejangki dan beberapa KK dari desa tetangga. Kini masyarakat dari desa lain bergabung, setelah sadar arti perjuangan Iskandar. Mereka yakin dan mulai membaca niat perusahaan yang tidak melihat kepentingan masyarakat lokal. “Kami melihat sendiri bagaimana Iskandar berjuang mati-matian untuk mempertahankan hak-hak mereka” kata Adi Purwoko, koordinator Forum LSM di Pekanbaru tentang dukunganya.
Secara rutin Pa’ Iskandar (tengah) menyadarkan masyarakat, baik di desanya maupun desa lain yang terkena dampak perusahaan
27
SELINGAN 28
“Tapi aku senang kog dengan mereka, biar mereka melihat kita, mereka toh tidak mengganggu” sambung Obe, rekan kami satu kelompok “Betul, tidak seperti orang kota yang di ujung hutan sana, kelihatannya saja mereka orang baik-baik tapi mereka menebangi pohon, membakar hutan dan menangkapi rekan-rekan kita sesama burung” kata Ebo
AULIA ERLANGGA/AS&P
Manusia menciptakan untuk diri mereka sendiri hukum yang mengikat. Tetapi, manusia juga membangun sebuah penjara yang sempit dan menyakitkan dimana mereka memisahkan antara kasih sayang dengan keinginan. Dia menggali lubang yang dalam untuk mengubur hati dan perasaan.
Perjalanan Panjang Seekor Burung Beo Dari Bukit Tigapuluh Ini suatu kisah tentang burung beo dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Seolah beo bercerita tentang dirinya. Walaupun merupakan sebuah fiksi, namun kisah itu pernah terjadi. Namanama dan tempat kejadian dalam kisah ini merupakan imajinasi pengarang sehingga bila ada kesamaan hanya suatu kebetulan belaka.
ku seekor burung beo, menetas dan hidup di Bukit Tigapuluh. Beo namaku, nama yang diberikan orang yang menangkapku. Orang menyebut tempat lahirku itu Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Aku dan temantemanku sesama beo kerasan tinggal di Bukit Tigapuluh. Kata manusia, tempat hidup kami ini merupakan kawasan konservasi hutan tropis dataran rendah yang masih tersisa di Sumatera. Apapun istilahnya, kami kelompok burung beo, merasa aman tinggal di tempat ini. Suasananya sejuk, rindang dan nyaman. Kami makan, tidur, bercanda dan berkembang biak dengan aman dan tenteram.
A
Sesekali, biasanya hari Minggu, kami sering melihat orangorang datang di sekitar tempat kami. Katanya mereka melakukan wisata alam, tapi aku juga sering melihat mereka mencatat di kertas, memfoto dan berkemah untuk mencari sesuatu di antara pohon. Mereka itu sepertinya anak-anak sekolah. Pemandu mereka, kami sering dengar bernama Mas Anam, mengaku sebagai staf WWF dan anak-anak itu sedang melakukan kegiatan pendidikan lingkungan. “Aneh juga mereka, jauh-jauh datang hanya melihat kita-kita ini” kata Ebo, teman main ku sesama beo.
“Bukan saja burung, si Kumbang, harimau yang biasa lewat di sini, khabarnya sudah mereka tangkap” lanjut Ebo.“Pantas saja sudah lama Kumbang tidak terlihat, kasihan ya si Kumbang, untuk apa ya?” tanyaku pada rekan-rekan sesama beo. “Untuk kesenangan manusia” kata Boe, teman kami yang pendiam mulai buka suara. “Kita juga jadi sasaran manusia hanya untuk kesenangan. Dasar manusia itu banyak yang jahat” Obe memberikan penjelasan seperti seorang pejabat pemerintah saja “Wahai manusia yang penuh dengki, kau mengaku sebagai makhluk beradat tapi licik. Yang telah memisahkan jiwa kebebasan dari makhluk lain. Yang telah menjadikan semua kehidupan menjadi bagian dari hidupmu sendiri yang gagal”. Sayup-sayup kami mendengar suara seekor beo memanggilmanggil. “Siapa ya! Siapa ya!” kami bertanya serentak. “Ayo kita lihat” ajakku kepada rekan-rekan sambil mengepakkan sayap siap menuju ke tempat asal suara. Aku memang beo yang bisa bergerak cepat. Kawan-kawan ku sesama beo mengakui itu. Aku lebih pintar dari mereka, cepat menghindar bila ada bahaya dan selalu memberikan peringatan kepada mereka. Pokoknya, rekan-rekanku sesama beo selalu yakin padaku. “Tolong, tolong aku tersangkut jerat” jeritku pada temanteman. Ebo, Boe dan Obe hanya bisa menjerit mengulang kata-kataku “Tolong, tolong, Beo terjerat” kata mereka sambil terbang di sekelilingku. Perlahan, aku ditarik ke bawah pohon. Ebo, Boe dan Obe hanya bisa melihatku dari kejauhan. “Matilah aku” pikirku ketika sepasang tangan dengan kasar menggaet kedua sayap ku. Aku tertangkap, langsung masuk ke dalam kerangkeng. Gelap dan pengap, kesan pertama kurasakan setelah memasuki dunia lain dari alam bebas yang selama ini kurasakan. Tidak tahu, berapa lama aku di tempat ini, tapi orang yang menangkapku berkata kepada temannya “Sudah, cukup untuk hari ini, besok kita ulangi lagi. Haripun sudah sore, mari kita pulang”. Terasa aku diangkut seseorang, berjalan menyusuri sungai. Dalam khayalanku, aku kembali terkejut dengan suara ributribut di tepi kampung, “Berapa harganya” kata seseorang setelah mengintip tubuhku dengan menyibakkan kain penutup kerangkeng.
A
L
A
M
S
U
M
A
T
E
R
A
&
P
E
Tidak tahu pasti, berapa harga yang harus dibayar untuk diriku, tapi sayup-sayup aku dengar kalimat terakhir menyebutkan seratus ribu rupiah. Hanya seratus ribu rupiah untuk hidup dan kebebasanku? Kini aku berpindah tangan ke orang lain. Dia masih muda dan terpelajar. Dia menenteng aku di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya membawa tas berisi kertas-kertas. Belakangan aku tahu, dia seorang peneliti. Melakukan pekerjaan untuk sebuah lembaga penelitian di Bogor. Meneliti tentang kehidupan masyarakat suku Talang mamak di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh. “Peneliti apa ini? membeli aku bukan untuk dilepaskan lagi, malah dibawanya pulang” pikirku dalam hati. Beberapa hari setelah disekap di rumah penduduk, dimana peneliti itu menginap, aku selanjutnya dibawa naik kenderaan. Kepada setiap orang yang berpapasan, ia katakan akan menuju Rengat, ke kantor WWF. “Syukurlah, semoga aku dilepaskan kembali” pikirku. Meskipun aku diberi makan cukup, namun aku merasa sangat sedih. Aku teringat teman-temanku, aku juga teringat rumahku. Sayangnya, sampai di kantor WWF orang-orang tidak ada. Mungkin hari itu sedang libur. Peneliti tadi berbicara pada penjaga kantor bahwa ia segera pulang ke Bogor, sampaikan salam pada orang-orang di kantor ini dan ia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Penjaga kantor itu malah bertanya “Kenapa membawa pulang burung?” dijawab enteng “Beli dari penduduk” Akupun terus dibawa. Kali ini aku dipindah ke dalam suatu bungkusan. Naik, turun, naik lagi dan turun lagi dari kenderaan. Sampailah aku di Bandar Udara Pekanbaru. Aku tidak tahu, mengapa bisa lolos hingga masuk ke dalam pesawat terbang. Akupun terbang dengan pesawat menuju ke Jakarta. “Apa itu?” tanya seseorang di sebelahku. “Ah, hanya oleh-oleh untuk dimakan di tempat kost” kata orang yang membawaku. “Mati aku, mau dimakan? Tamatlah riwayatku” pikirku. Tidak ingat lagi apa yang terjadi pada diriku, yang kurasakan tubuhku dingin dalam pesawat terbang. Sejak aku ditangkap, sepertinya aku sudah berganti banyak kenderaan. Turun dari ojek, naik mobil, turun lagi, naik mobil lagi, lalu naik pesawat terbang, naik mobil dan kemudian naik kereta api. Baru kemudian aku merasa ada yang menentengku berjalan kaki dan diletakkan di atas sebuah meja. “Sudah sampai dan tibalah ajalku. Leherku akan disembelih dan tidak berapa lama lagi tubuhku akan berada di atas piring, siap disantap manusia laknat ini” pikirku. Dugaanku meleset, ternyata aku dipindahkan ke dalam sarang lebih besar. Lebih cantik dari sebelumnya, namun tetap pengap dan sangat tidak mengenakkan. Teman-teman peneliti itu datang. Komentarnya bermacam-macam. “Bagus”, “Murah”, “Kalau ada lagi saya mau”. “Terkutuk! Bangsat kalian semua” kataku pada mereka sekuat tenaga. “Lihat, suaranya bagus. Sedikit dilatih akan berbicara lebih baik” kata salah seorang dari mereka menanggapi makianku. “Goblok kau, aku bukan bernyanyi tapi marah
M
B
A
N
G
U
N
A
N
tahu!” kataku pada mereka. Eh…. mereka malah tertawatawa bahkan salah seorang dari mereka mengacung-acungkan jempol tangannya. Sepanjang hidupku kulalui dengan penuh kebosanan. Meskipun makanan disediakan, tapi aku baru mau makan kalau sudah lapar sekali. Aku memberontak dengan menjeritjerit dan melompat. Aku ingin terbang bebas, itu tentu tidak mungkin dalam kerangkeng sekecil itu. Untuk mengepakkan sayap saja sudah tersangkut. “Dasar manusia jahanam”, umpatku terus menerus. Tidak terhitung, berapa lama aku ada di tempat itu, sampai suatu hari datang seorang membawa surat. Orang itu membentak-bentak pada peneliti yang membawaku. Tidak bisa ku tangkap apa saja yang mereka bicarakan. Tapi yang jelas, setelah orang itu pergi dan meninggalkan surat, si peneliti tadi kelihatannya bingung, kesal dan marah. “Mampus kau” kataku kuat-kuat. “Dasar burung sial” katanya mengumpat pada diriku. Aku kembali dibawa pergi oleh peneliti. Kali ini, tidak naik kereta api. Aku naik mobil, berganti beberapa kali. Rupanya aku dibawa kembali ke Rengat, ke kantor WWF dimana aku pernah singgah. Dua hari perjalanan lebih menyiksa diriku. Aku diletakkan dalam tempat sempit dan pengap di bawah tempat duduk dalam mobil yang dingin. Perjalan dua hari terasa dua tahun, sampai kemudian aku tiba di kantor WWF Rengat. Di kantor itu, orang-orang ramai menyambutku. Peneliti itu, sepertinya sangat malu dan langsung menyerahkan aku kepada pimpinan WWF sembari menunjukkan secarik kertas. Aku pikir, itu pasti surat perintah pengembalian diriku. Pimpinan WWF hanya memandangku sebentar, lalu berbicara lama dengan peneliti. Selanjutnya, aku dibawa kembali menuju ke Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Sampailah aku di desa berbatasan dengan taman. Kenderaan yang membawa ku langsung menuju ke rumah kepala desa. Membawa Kepala Desa ikut serta bersama kami. Di tepi hutan, secarik kertas mereka tanda tangani. Peneliti, seorang staf WWF dan kepala desa, semuanya membubuhkan tanda tangan di kertas itu. Kepala desa membaca surat. “Berita acara pelepasan” katanya berapi-api. Akupun dikeluarkan dari kandang, kemudian dilepaskan dengan iringan tepuk tangan. Inilah duniaku, dunia yang kudambakan, bukan di kota Bogor atau dalam kenderaan. Aku terbang menuju hutan. Menuju kepada kebebasan. Kehidupan bebas yang didambakan setiap bangsaku. Segala yang ada di atas bumi, hidup menurut hukum alam yang dari padanya lahir kejayaan, kesenangan dan kemerdekaan. Tapi mengapa manusia mengingkari anugerah ini? Kucari teman-temanku, rupanya mereka masih lengkap. Termanggu ditempat kami biasa bercanda ria. “Beo, kamu pulang?” tanya Ebo padaku. “Kami merindukanmu Beo” kata Obe dengan air mata berlinang. Akupun tidak sanggup menahan haru. “Beginilah perjalanan hidup, syukur aku bisa pulang sedang kawan-kawan kita lainnya pergi dan tak Purwo Susanto penah kembali” kataku pelan. (Purwo Susanto)
29
30
Sang KEMARE
Sebuah tim independen akan mengevaluasi PT. Arvena Sepakat di utara TNBT, tapi dananya berasal dari PT Arvena, begitu bunyi satu berita. Independensinya di mana? Masih menurut berita, razia kayu akan berlangsung besok di sepanjang Jalan Lintas Timur Sumatera. Lho, ini razia atau pemberitahuan kepada pengusaha kayu? Organ tubuh harimau diburu manusia karena ada unsur magis. Kalau organ tubuh manusia, bagaimana datuk?
KoridordiTNBT,Koridor(jalanangkutankayu)yangmembelah TNBTdariSimarantihan(Jambi)menujukeSimpang Menara(Riau), yangsebelumnya diputusatasperintahDirjenPKADephutbun, kembali difungsikan pengusaha untuk mengangkut kayu hasil tebangan ilegal. Caranya, dengan memperbaiki kembali, menggunakan alat berat perusahaan HPH. Menurut Kepala Unit TamanNasionalBukitTigapuluh,Ir.WaldemarHS,Msi,tindakanitu melanggarkebijakansebelumnya,danhinggakinitidakada perintah menggunakan kembali koridor itu. Dikhawatirkan, dengan berfungsinyakembalikoridor,berartimemberiaksespencuriankayu danjugasatwalangkadalamTNBT. Meskisudahadalaporanyang dilayangkankeKanwilDephutbunRiau,hinggaberitainidibuat, belumadatanda-tandauntukmenutupnyakembali.
Diskusi Bersama, Warsi bersama sejumlah wartawan yang bertugasdiJambi,Juni lalumengadakandiskusibersamasoal konservasi,kawasanhidupdanmasadepanOrangRimba. Disebut bersama, karena semua peserta –baik staf Warsi maupun para wartawan— terbuka menyampaikan pendapat dan ide berkaitan denganisuyangdibahas.Sejumlahmasukandanideyangdilontarkan parawartawan,mitraWarsiselamaini,makinmembuatoptimisbahwa perjuangan mempertahankan sisa hutan alam dan pemberdayaan OrangRimba,mendapatdukunganbanyakpihak. Sebab,melalui mitrakamiinilahantaralain,masalahinibisadiketahuikhalayak. Dukunganyangsama,jugadilakukandenganmitrakamiyanglain, kawan-kawan dari LSM yang tergabung dalam Forum Penyelamat HutanJambi(FPHJ). Tentusajadiskusi-diskusiitu,akanterus dilakukan,demimempertahankanhutanalamyangmakinmenyusut jumlahnya.
Usul (1) Penampilan AS&P selama dua edisi terakhir cukup menarik dan variatif. Redaksi juga melihat sisi lain dari alam Sumatera yang potensial, bukan sekadar penebangan ilegal. Tulisan tentang “Sejarah Singkat Sumatera” dan “Refleksi terhadap Sumatera” nomor lalu, makin membuka mata kita untuk memahami potensi dan permasalahan yang ada. Edisi mendatang AS&P seyogyanya lebih banyak menampilkan isu-isu aktual yang terjadi di Pulau Sumatera, bukan yang terjadi di Taman Nasional Bukit Tigapuluh atau Cagar Biosfer Bukit Duabelas. Memang betul isu seperti itu perlu, tapi sangat tidak imbang dibanding isu lain yang juga layak menjadi topik utama AS&P. Semoga redaksi mempertimbangkan. Salam, Media Aswandi, Pemerhati Lingkungan Padang Bulan, Medan Usul (2) Sebagai pembaca AS&P saya berharap agar redaksi punya tulisan tentang keragaman hayati, terutama fauna, pada setiap edisi. Masalah satwa, khususnya fauna, menjadi bagian dari strategi konservasi dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Apa jadinya jika kita tidak ada harimau yang kini diambang kepunahan. Ini berdampak pada mata rantai makanan dan mempengaruhi ekosisitem alam. Begitu juga dengan kelompok burung, yang memangsa hama tanaman, yang turut membantu para petani. Mari lestarikan keragaman hayati. Khusus pada redaksi AS&P, agar dapat membuka diri dan menerima artikel atau opini dariluar. Salam Lestari Billy Z.T., Pengamat Satwa Muaro Labuah - Solok Sumatera Barat
Adu Ayam Jago
Bertukar Pikiran dengan Tony Whitten Foto-foto: Marlon AS&P edisi 9/April 2000 sayaRiza membaca tulisan Tonny Whitten mengenai refleksiLokasi: terhadap Sumatera (1983-2000). Saya ingin Desa Siambul bertukar pengalaman dan pikiran dengan saudara Tony, karena saya ingin berkomunikasi dengan para pemerhati masalah lingkungan hutan. Salam hangat dari saya. Maria R Ruwiastuti Konsultan Masalah Tanah dan Orang Asli
[email protected] Jawaban Tony Terima kasih atas perhatian Anda terhadap artikel saya. Feedback –positif maupun negatif— selalu diterima. Saya usul Mbak Maria nanti kirim email ke saya akhir bulan Juni, dan saya bisa memberi informasi lebih lanjut terhadap kesempatan tukar pikiran, tidak hanya dengan saya saja tapi juga dengan “komunitas konservasi” yang lebih luas pula. Selamat berjuang! Tony Whitten
[email protected]
PHOTONEWS 31
Gajahku sayang, gajahku malang. Foto-foto: Aulia Erlangga Lokasi: Pusat Latihan Gajah Sebanga, Riau
32
FOTO: AULIA ERLANGGA/WWF GAJAH, PEKANBARU
Yangkejam bukanlahpelatih
bukanlahpelatih mamaliabesarini, tetapimerekayang memusnahkan hutan habitatgajah diSumatera. Alam Sumatera & Pembangunan