TUGAS AKHIR KULIAH PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012
BOM BUNUH DIRI AMALAN JIHAD ataukah JAHAT? SHOLEH ataukah SALAH?
STIMK AMIKOM YOGYAKARTA
NAMA
: AFIT IQWANUDIN
NIM
: 11.02.8177
KELOMPOK
:A
JURUSAN
: D3-MI
DOSEN
: M Khalis Purwanto, Drs, MM
BOM BUNUH DIRI AMALAN JIHAD ataukah JAHAT? SHOLEH ataukah SALAH? ABSTRAK Banyak orang yang salah kaprah dalam memaknai arti jihad yang sesungguhnya. Mereka meyakini bahwa jihad adalah membunuh orang non muslim (kafir) tidak peduli apakah dia jahat ataukah tidak, yang terpenting baginya bahwa orang tersebut bukan orang islam, maka mereka dengan semangat yang sangat ingin meraih sesuatu yang bernama “syahid” akan tetapi cara yang mereka lakukan adalah cara yang salah. Bahkan mereka tidak mengindahkan walaupun banyak orang-orang islam sendiri
yang meninggal dikarenakan perbuatan mereka. Padahal kalau
seandainya kita lihat dalam tatanan Negara kita tidak diperbolehkan merampas hak orang lain tanpa alasan yang jelas sebagaimana yang terdapat didalam pancasila pada sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, yang mana salah satu makna dari pasal kedua tersebut ialah tidak diperbolehkan mengambil hak orang lain tanpa alasan yang jelas, salah satu dari hak-hak tersebut adalah hak seseorang untuk hidup, bahkan tidak boleh seseorang untuk menghilangkan nyawanya sendiri, karena yang berhak untuk mengambil nyawa seseorang hanyalah Allah Tuhan Yang Maha Esa. LATAR BELAKANG MASALAH Setan memiliki dua pintu masuk untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Jika seseorang banyak melanggar dan berbuat maksiat, setan akan menghiasi maksiat dan nafsu syahwat untuk orang tersebut agar tetap jauh dari ketaatan. Sebaliknya jika seorang hamba taat dan rajin ibadah, setan akan membuatnya berlebihan dalam ketaatan, sehingga merusak agamanya dari sisi ini. Para ulama menyebut godaan jenis pertama sebagai syahwat, dan yang kedua sebagai syubhat (pemahaman yang salah). Meski berbeda, keduanya saling berkaitan. Syahwat biasanya dilandasi oleh syubhat, dan syubhat bisa tersemai dengan subur di ladang syahwat. Masing-masing dari dua penyakit ini membutuhkan cara penanganan khusus. Ibnul Qayyim mengatakan: “Godaan syubhat ditangkis dengan keyakinan (baca: ilmu), dan godaan syahwat ditangkis dengan kesabaran.”Untuk menekan penyakit syahwat seperti zina, mabuk, pencurian, dan perampokan, agama Islam mensyariatkan hudud, berupa hukuman-hukuman fisik semacam cambuk, rajam dan potong tangan. Islam tidak mensyariatkan hudud untuk penyakit syubhat seperti berbagai bid‟ah dan pemikiran menyimpang, karena syubhat tidak mudah
disembuhkan dengan hudud, tapi lebih bisa diselesaikan dengan penjelasan dan ilmu. Meski demikian, kadang -kadang juga diperlukan hukuman fisik untuk menyembuhkan penyakit syubhat. Akan tetapi bagaimanakah islam memandang hal tersebut?Apakah ajaran agama islam sesuai dengan apa yang mereka yakini ataukah pemahaman mereka (teroris) terhadap ayat Allah dan hadits Rasululloh yang salah?mari kita berfikir atas apa yang telah mereka lakukan, mereka yang menghancurkan gedung-gedung dengan bom bertujuan agar umat islam ini jaya. Akan tetapi yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak benar sehingga bukan kejayaan yang didapatkan oleh umat muslim, melainkan pandangan miring serta tekanan-tekanan dari orangorang non muslim yang sebenarnya mereka belum tahu ajaran islam akan tetapi sudah melihat perilaku sebagian kaum muslimin yang meneror orang-orang non-muslim dengan bom sehingga mereka beranggapan bahwasanya agama islam adalah agama teroris. Padahal agama islam ini adalah agama rohmatan lil‟alamin, bukan agama yang kejam, tapi inilah kenyataannya keindahan ajaran agama islam ini tertutupi oleh kaum muslimin itu sendiri. Bahkan ada seorang muallaf (orang yang baru masuk islam ) mengatakan : “Alhamdulillah saya telah masuk islam sebelum mengetahui akhlak kaum muslimin”. Ini menandakan bahwasanya apabila dia sebelum masuk islam telah mengetahui akhlak sebagian kaum muslimin yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam mungkin saja dia tidak akan masuk islam karena dia akan berpikiran bahwa agama islam adalah agama yang kejam. Adapun menurut pandangan kenegaraan, maka Negara kita ini adalah Negara yang pancasilais yang salah satu poin dari sila kedua ialah bahwasanya setiap manusia mempunyai hak untuk hidup sehingga dilarang bagi seseorang untuk mengambil hak hidup orang lain ataupun dirinya sendiri tanpa alasan yang tepat. Begitu juga setiap dari kita mempunyai hak untuk mendapatkan ketenangan, sedangkan yang mereka (teroris) lakukan membuat masyarakat menjadi ketakutan dan merasa tidak tenang. Sikap dan perilaku positif menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan sehubungan dengan pancasila sebagai ideologi terbuka dapat ditunjukkan antara lain : 1. Memperlakukan manusia/orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan tuhan yang Maha Esa. 2.
Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain. 4. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti menolong orang lain, memberi bantuan kepada yang membutuhkan, menolong korban banjir, dan lain-lain. RUMUSAN MASALAH Apa itu terorisme? Sejak kapan terorisme ada di Indonesia? Mengapa mereka melakukan hal tersebut? Bagaimana hukumnya? Apa saja syarat – syarat seseorang boleh melaksanakan jihad? Apakah bom bunuh diri bisa disebut jihad? PENDEKATAN Terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta, diikuti dengan empat serangan besar lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali 2002. Berikut adalah beberapa kejadian terorisme yang telah terjadi di Indonesia.
2000 Bom Kedubes Filipina, 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka2001
2002 Bom Tahun Baru, 1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
2003 Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003, Bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
2004 Bom Palopo, 10 Januari 2004. Menewaskan empat orang. (BBC)
2005 Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005
2009 Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB.
2010 Penembakan warga sipil di Aceh Januari 2010 Perampokan bank CIMB Niaga September 2010
2011 Bom Cirebon, 15 April 2011. Ledakan bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon saat Salat Jumat yang menewaskan pelaku dan melukai 25 orang lainnya.
PEMBAHASAN Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil, salah satunya yang kita kenal dengan nama bom bunuh diri. Tentang masalah bom bunuh diri ini telah banyak para ulama yang memfatwakan tentang haramnya bom bunuh diri, diantaranya adalah fatwa para ulama yang keluar sekitar 6 tahun yang lalu berkaitan dengan kejadian aksi bom bunuh diri yang terjadi pada waktu itu di Riyadh dan kejadiannya mirip dengan aksi pengeboman akhir-akhir ini,salah satunya ialah fatwa Haiah Kibar Ulama (Majelis Ulama Senior Arab Saudi ) beberapa isi dari fatwa tersebut ialah :
Sudah diketahui bahwa Syari‟at Islam telah datang untuk melindungi lima hal penting dan melarang untuk melanggar lima hal itu, lima hal itu adalah : Agama, Kehidupan, Harta benda,Kehormatan, dan Akal budi Muslimin dilarang untuk melanggar hal tersebut di atas terhadap orang-orang yang berhak dilindungi. Orang-orang tersebut mempunyai hak-hak yang dilindungi berdasar pada syari‟ah Islam yakni : Kaum muslimin, Allah Ta‟ala berfirman : “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannnya ialah jahannam, Kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS An Nisa 93) Orang-orang yang hidup yang dilindungi selain Muslim yaitu: 1. Mereka (non muslim) yang mengadakan perjanjian, 2. Dzimmi (orang non muslim yang bersedia membayar pajak), 3. Mereka (non muslim) yang mencari perlindungan dari kaum muslimin. Dari „Abdullah bin „Amr bin Al „Ash radhiyallahu „anhuma, dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Barangsiapa yang membunuh seseorang yang telah mempunyai perjanjian dengan kaum muslimin, maka dia tidak akan mencium bau surga, walaupun baunya itu tercium dari jarak 40 tahun” (Riwayat Al Bukhari) Dan terhadap siapa saja yang Waliyul „Amr telah membolehkannya masuk ke wilayahnya dengan perjanjian dan menjanjikan jaminan keamanan baginya, maka hidupnya dan hartanya adalah dilindungi, tidak dibolehkan untuk mengganggunya, dan barangsiapa membunuhnya maka dia adalah sesuai dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, “Dia tidak akan mencium bau surga”. Dan hal ini adalah merupakan peringatan keras terhadap siapa saja yang melawan mereka yang telah mengadakan perjanjian.
Dan telah diketahui bahwa pelindung kaum muslimin adalah satu kesatuan, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,”Darah kaum mukminin adalah satu, dan ada beberapa orang dari mereka yang melindungi keamanan mereka”. Ketika Ummu Hani‟ memberikan perlindungan pada seorang musyrikin pada tahun penaklukan (Fathu Makkah), maka Ali bin Abi Tahlib ingin membunuhnya, lalu Ummu Hani‟ pergi ke Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dan memberitahukan tentang hal tersebut, maka Beliau shallallahu „alaihi wa sallam berkata, “Kami memberikan perlindungan terhadap siapa saja yang kau memberikan perlindungan padanya, wahai Ummu Hani‟” (Riwayat Al Bukhari dan Muslim) Maksudnya disini adalah bahwa seseorang yang masuk ke suatu daerah (muslim) dengan berdasarkan pada perjanjian untuk mendapatkan jaminan keamanannya, atau seseorang yang telah diberikan janji oleh seseorang yang memegang kekuasaan berdasarkan pada adanya maslahah yang dia (pemegang kuasa) lihat dari orang itu, maka tidak diperbolehkan untuk melanggar dan tidak boleh untuk mengganggu hidup dan hartanya. Dan setelah menjelaskan tentang hal ini dengan sejelas-jelasnya, maka apa yang terjadi yaitu peristiwa pemboman (bom bunuh diri) di kota Riyadh adalah sesuatu yang dilarang, yang dinul Islam tidak menyetujui hal tersebut, dan hal ini adalah haram berdasarkan pada beberapa hal : 1. Kegiatan ini merupakan pelanggaran terhadap sucinya wilayah muslimin dan hal ini dapat menakut-nakuti siapa saja yang dilindungi dan keamanan didalamnya 2. Kegiatan ini mengandung sifat membunuh orang-orang yang hidup, yang syari‟ah Islam melindunginya 3. Kegiatan ini mengakibatkan kerusakan di bumi 4. Kegiatan ini mengandung unsur perusakan harta benda dan apa-apa yang dimiliki, sementara hal itu dilindungi Dan Hai‟ah Kibarul Ulama menjelaskan hal ini dalam rangka memberi peringatan kepada kaum muslimin supaya tidak melakukan penghancuran terhadap hal-hal yang dilarang untuk dihancurkan, dan dalam rangka memberi peringatan kepada kaum muslimin dari usaha-usaha syaithan, yang dia tidak akan pernah berhenti untuk mengganggu hamba Allah sampai dia masuk kepada hal-hal yang merusak, dengan melalui cara-cara yang ekstrim, melampaui batas dalam
beramgama, atau tidak senang pada agama, dan menentang aturan agama dan sebaik-baik untuk meminta perindungan adalah Allah. Dan Syaithan tidak akan memperdulikan pada cara apapun selama dia dia (syaithan) dapat menang terhadap hamba Allah, sebab dengan jalan-jalan itu, yaitu ekstrem dan tidak senang pada agama adalah merupakan jalannya syaithan yang dapat membuat seseorang jatuh ke dalam murka dan hukuman dari Ar Rahman (Allah). Dan apa-apa yang telah dilakukan oleh mereka yang melakukan perbuatan (bom bunuh diri) ini, adalah merupakan usaha membunuh diri-diri mereka sendiri dengan meledakkan diri mereka sendiri, yang perbuatannya itu akan menyebabkan dia secara umum masuk pada sabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa salllam, “Barangsiapa membunuh dirinya sendiri di dunia dengan cara apapun, maka Allah akan menghukum dia dengan hal yang sama (yang dia lakukan yang menyebabkan dia terbunuh) di hari kiamat” (Diriwayatkan oleh Abu „Awanah dalam Mustakhraj-nya, dari Tsabit bin Ad Dhahak radhiyallahu „anhu) Dikarenakan mereka (para pelaku bom bunuh diri) beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah jihad di jalan Allah, maka marilah kita melihat kembali tentang syarat – syarat yang membolehkan dilaksanakannya amalan jihad. Syarat-Syarat Jihad di Jalan Allah Jihad dilaksanakan dengan ikhlas karena Allah semata Peperangan hanya boleh dilakukan setelah agama islam disampaikan kepada kaum kafir dan mengajak mereka kepada keimanan. Jika mereka tetap bergeming, tidak ma menerima ajaran islam, barulah mereka diperangi agar mereka menyadari atas dasar apakah mereka diperangi. Antara umat islam dan kaum kafir tidak sedang dalam perjanjian damai. Sebab Allah dan Rasul-nya memerintahkan agar perjanjian dengan siapapun harus disempurnakan sampai batas waktu yang telah disepakati. Akan tetapi, kalau mereka membatalkan atau melanggar perjanjian tersebut mereka boleh diperangi. Peperangan itu dilakukan karena mengharap kemenangan, kekuatan, dan kejayaan islam dan umat islam berdasarkan ijtihad sang pemipin atau orang-orang yang berkompeten, kaum cerdik pandai dabn arif bijaksana. Namun kalau peperangan itu tidak akan dimenangkan orang islam maka peperangan itu tidak boleh
dilakukan. Sebab hal itu sama saja dengan bunuh diri dan menjerumuskan diri dalam kehancuran. Kalau memungkingkan , meminta izin kepada pemimpin atau kholifah, sebab dialah yang lebih mengetahui dan lebih memahami kondisi musuh, kekuatan, kedudukan dan strategi mereka, sebagaiman dia juga yang lebih mengetahui situasi dan kondisi umat islam, kekuatan, potensi, realitas, dan sarana serta prasarananya. Perhitungannya tentang apakah pasukan menang atau kalah dalam peperangan lebih mendekati kebenaran. Karena dialah yang memliki pengalaman luas dalam medan peperangan. Mendapatkan izin dari orang tua kalau seorang anak hendak ikut berjihad dijalan Allah. Jika yang hendak ikut adalah seorang hamba, maka harus mendapatkan izin dari majikannya. Bagi orang yang mempunyai utang, harus mendapat izin dari yang memberikan utang kepadanya. Ini dalam kondisi dimana jihad termasuk dalam hukum fardhu kifayah. Sedangkan jika jihad menjadi fardhu „ain, maka hal itu tidak disyariatkan. Adapun syarat-syarat orang mengikuti jihad di jalan Allah adalah sebagai berikut :Islam, sudah baligh, berakal, merdeka, laki-laki , sehat jasmani, memiliki bekal cukup baik bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggal sehingga tidak menjadi beban
bagi
orang
lain
dalam
masyarakat,
mampu
memanggul
dan
mempergunakan senjata, memperoleh izin dari kedua orang tua, izin dari orang yang memberikan utang kepada yang berhutang, izin dari majikan bagi hambasahaya atau budak. KESIMPULAN DAN SARAN Para pelaku bom bunuh diri melakukan aksi mereka dikarenakan pemahaman mereka yang salah tenta ajaran agama islam. Sebenarnya mereka sangat semangat ingin mengamalkan ajaran islam serta ingin mendapatkan mati syahid di jalan Allah, akan tetapi mereka didoktrin oleh sebagian orang dengan ajaran – ajaran yang tidak sesuai dengan syariat islam. Oleh sebab itu, niat mereka baik akan tetapi cara yang mereka lakukan adalah cara yang salah serta tidak sesuai dengan apa yang rasulullah ajarkan. Adapun salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut ialah sebagaimana yang telah dilakukan oleh Negara Arab Saudi kepada para pelaku terror yang berada disana yaitu dengan melakukan dialog dengan mereka. Teknik yang mereka gunakan ini terbukti sangat berhasil meskipun kadang ada yang gagal. Banyak kesamaan antara Indonesia dan Arab Saudi. Keduanya adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim, dan
pemerintahnya sama-sama divonis kafir oleh para pengusung paham terorime. Sehingga teknik tersebut bias untuk diterapkan di Indonesia. . REFERENSI Al qur‟an dan Terjemahnya,Jakarta, Penerbit CV Darus Sunnah Budiyanto, “Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII Jilid 3”,Jakarta, Penerbit Erlangga, 2007 Abdul Baqi Ramdhun, “Jihad Jalan Kami” , Solo, Penerbit Era Intermedia, 2002 Amru Kholid, “Semulia Akhlak Nabi” , Solo, Penerbit Aqwam, 2006 www.wikipedia.com www.muslim.or.id http://ittibausalafpress.blogspot.com