BAB
METODE
A.
III
PENELITIAN
Metode Penelitian yang Digunakan Masalah
'dinamika
itu
menjadi
pelaksanaan
Perkebunan untuk
yang
kelapa
pembinaan PIR-BUN
yang
program
sebagai
memberdayakan penelitian
fokus
penelitian
Perusahaan
salah
masyarakat
ini
lebih
satu
adalah
Inti
Rakyat
upaya
pedesaan'.
dalam
petani
dengan
antar
petani
sendiri,
masyarakat
pedesaan
aparat
proses
pelaksanaan
program
non
interaksi
penyelenggara,
maupun
karena
pada
pada masyarakat pedesaan. Bagaimana
antar
pembinaan
Oleh
memusatkan
berlangsung
ini
interaksi
PIR-BUN.
interaksi
petani
Untuk
dengan
mengetahui
penghayatan mereka terhadap peran mereka sebagai petani PIR-BUN
tersebut,
pandangan Pendapat, nilai
(inner
maka
perspective)
pandangan
yang
dalam
dikuantifisir,
perlu
petani
itu
dari
tersebut
maknanya
untuk
diketahui
maka
digunakan pendekatan kualitatif.
petani
pendapat,
tersebut.
menyangkut
nilai-
sehingga
tidak
dalam
penelitian
Hal
ini
sesuai
dapat ini
dengan
uraian yang dikemukakan oleh Noeng Muhadjir (1990 : 49),
Bogdan
dan
(1990:19) dan
Biklen
(1982:27-2 9)
bahwa penelitian
menelaah
proses
dan
kualitatif
yang
105
Sanapiah
Faisal
lebih menekankan
terjadi,
mengutamakan
106
perspektifemic artinya mementingkan pandangan responden,
yaitu cara ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya.
Pengambilan data dilakukan di lokasi dengan latar
yang
wajar/alamiah
(natural
setting),
baik
di
rumah
petani sendiri, atau di kebun kelapa, di pabrik kelapa, atau
tempat
pendekatan mengamati
pengopraan,
kualitatif individu
mereka berinteraksi,
dan
ini
dalam
Balai
Bina
pada
hakikatnya
lingkungan
Tani.
Adapun
adalah
hidupnya,
cara
dan dengan pendekatan ini peneliti
berusaha memahami permasalahan penelitian dengan bahasa dan
tafsiran
mereka
sendiri,
dalam
(Nasution, 1988 : 5. dan Lexy J.
Maksud
dan
menggambarkan
tujuan
dinamika
komponen dalam
dari
atau
hal
ini
Moleong,
1989 : 30).
penelitian
proses
petani
ini
dari
adalah
komponen-
sistem penyelenggaraan pembinaan
dalam
program PIR-BUN yang dilihat sebagai sistem pengembangan
masyarakat. mentah),
Antara
apa
lain
motivasi
petani
(masukan
saja yang mereka pelajari serta bagaimana
pembinaan atau proses pembelajaran yang terjadi (masukan sarana dan proses), hasil dari keterlibatan petani dalam PIR-BUN dan pengaruh program PIR-BUN terhadap lingkungan
masyarakat analisa
setempat
mengenai
faktor-faktor
(impact).
faktor-faktor
penghambat
dalam
Selain yang
itu
ingin
menunjang
pelaksanaan
di
maupun PIR-BUN
107
tersebut,
khususnya
dilihat
bangan masyarakat.
dari
Sedemikian
sudut
banyak
sistem
dan
pengem
kompleksnya
masalah yang akan diteliti, maka agar maksud dan tujuan
penelitian secara
ini tercapai,
induktif
Faisal,
akhir
1990:
data dilakukan
kualitatif/konseptualitatif
30,90,
penelitian
mengenai hal-hal
pola,
maka analisa
157).
akan
Sehingga
diperoleh
(Sanapiah
diharapkan
suatu
pada
kesimpulan
yang penting secara dinamis seperti
kecenderungan,
arah
dan lainnya;
dan merupakan
suatu proses yang berkembang yang dapat digunakan untuk membuat
perkiraan-perkiraan perkembangan
di masa
yang
akan datang.
B.
Pengambilan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
ini
dilakukan
terhadap
individu-
individu yang terlibat dalam kegiatan program PIR-BUN di
Kabupaten
Lebak,
pemerintah setempat
pembina
yaitu
petani
peserta,
maupun aparat dari
masyarakat
petani,
aparat
aparat
PTP
selaku
dari
Dinas
Perkebunan setempat dan juga masyarakat setempat non
petani PIR-BUN.
Wilayah penelitian mencakup
kelapa hibrida dan kelapa sawit. dari Untuk
beberapa PIR-BUN
lokasi
PIR-BUN
kelapa
Responden
se-Kabupaten
hibrida
di
PIR-BUN
diambil Lebak.
Kecamatan
108
Rangkasbitung,
lokasi
penelitian
Cimangeunteung yang dekat
adalah
Desa
dengan pabrik pengolahan
minyak kelapa dan pusat pembinaan petani,
dan Desa
Sangyangtanjung yang letaknya jauh dari pabrik. Hal ini
dilakukan berdasarkan
lokasi
mempunyai
penelitian. tentukan
Pabrik
pengaruh
terhadap
bahwa
hasil
jarak
temuan
Sedangkan untuk PIR-BUN kelapa sawit, di
Kecamatan
dan
pertimbangan
Banjarsari
Kecamatan
yang
Panggarangan
dekat
yang
dengan
jauh
dari
pabrik.
Mereka yang terpilih sebagai responden, petani,
aparat
ataupun
beberapa
anggota
petani,
adalah
orang-orang
yang
masyarakat
terlibat
non
langsung
dengan kegiatan dan kehidupan PIR-BUN, dipilih secara "purposive"
dan bukan secara acak
1990;48 dan Nasution 1988:33). mulai
dari
seorang
gatekeeper
informants
atau
yang
informan
disebut
berfungsi
(Noeng Muhadjir,
Pengambilan data dikunci
yang
merupakan
sebagai
knowledgeable
"membuka
pintu"
untuk
mengenali keseluruhan "medan" secara luas, yang dari padanya
akan
salju.
Bola salju ini akan 'bergulir-menggelinding"
sedemikian
"bergulir-menggelinding"
rupa
sehingga
variasi,
seperti
kedalaman
bola
dan
keterincian data/informasi diperoleh secara maksimal, dan baru berhenti setelah tidak ada lagi informasi
109
baru
yang
diperoleh
mengenai
permasalahan
dalam
pelaksanaan program PIR-BUN sebagai upaya pengembang an masyarakat (Sanapiah Faisal,
1990 : 44-45).
Adapun penentuan informan kunci dilakukan dengan mengikuti persyaratan yang dikemukakan oleh Spradley (Sanapiah Faisal, 1990 : 44) sebagai berikut :
1) mereka yang menguasai atau memahami sesuatu hal
ini
sehingga
PIR-BUN)
sesuatu
melalui
itu
proses
(masalah
(dalam
enkulturisasi
PIR-BUN)
bukan
sekedar diketahui tetapi juga dihayatinya;
2) mereka
yang
tergolong
masih
sedang
berkecimpung
atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti;
3) mereka yang mempunyai kesempatan/waktu yang memadai untuk dimintai informasi;
4) mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil "kemasannya" sendiri; dan
5) mereka yang
pada
akan peneliti,
mulanya
tergolong
"cukup
asing"
sehingga lebih menggairahkan untuk
dijadikan semacam "guru" atau narasumber.
Berdasarkan persyaratan di atas, maka ditetapkan informan kunci untuk
PIR-BUN kelapa hibrida di
Sanghyangtanjung, adalah seorang Jurlis Desa yang tetapi
mengalihkan
(Juru Tulis)
sebelumnya adalah seorang petani
setelah diangkat menjadi haknya
pada
Juru
saudaranya.
Desa
Tulis
PIR-BUN, Desa ia
Untuk
Desa
110
Cimangeunteung, juga PIR-BUN kelapa hibrida, Informan kuncinya
adalah
seorang
tokoh
masyarakat
yang
mengikuti perkembangan PIR-BUN di desanya sejak awal
pelaksanaan PIR-BUN sampai saat penelitian dilakkukan (dari tahun 1982 sampai 1993).
PIR-BUN
kelapa
sawit
di
seorang Penilik Dikmas, tokoh masyarakat.
Informan kunci untuk
Desa
Banjarsari
adalah
yang juga dianggap sebagai
Sedangkan untuk desa Panggarangan,
juga seorang Penilik Dikmas.
Untuk
keperluan
trianggulasi,
dilakukan
•pengecekan' kebenaran data/informasi responden ter
hadap petani,
aparat, ataupun masyarakat di sekitar
tempat tinggal responden ataupun di bidang lain yang
mengetahui juga permasalahan PIR-BUN setempat. Adapun proses -triangulasi ini berpedoman pada anjuran Patton
(1987) yang diterjemahkan Lexy J. Moleong (1988:151) sebagai berikut :
1) membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
data
hasil wawancara,
2) membandingkan
apa yang dikatakan
orang
di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan
tentang
apa
situasi
yang
dikatakan
penelitian
dikatakannya sepanjang waktu,
dengan
orang-orang
apa
yang
111
4) membandingkan
keadaan
dan
perpsektif
seseorang
dengan berbagai pendapat orang lain, dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berkaitan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) Observasi
Dalam
penelitian
partisipatif (Sanapiah
ini
dilakukan
dan
observasi
Faisal,
1990:79).
tak
observasi
berstruktur
Adapun
observasi
partisipatif yang dilakukan cenderung pasif, yaitu
dimana peneliti
tetap terlihat
sebagai peneliti/
pengamat di lingkungan masyarakat dan
hanya
yang
kadang-kadang
memungkinkan,
'pengopraan' lokasi
saja,
yaitu
misalnya
pada
(pembuatan kopra)
PIR-BUN
Hibrida
petani
di
pada
saat
kelapa
Desa
PIR-BUN, kondisi
kegiatan
hibrida
di
Cimangeunteung.
Selain itu observasi yang dilakukan cenderung tidak berstruktur,
yaitu
observasi
panduan yang dipersiapkan fokus
observasi
dilakukan
tanpa
terlebih dahulu,
karena
berkembang
sewaktu
kegiatan
penelitian berlangsung (Sanapiah Faisal, 1990: 79) . Adapun adalah:
Hal-hal
kondisi
pekarangan, kebun/desa,
yang
lokasi
lahan
diobservasi
kebun
pangan,
antara
tanaman pokok,
kondisi
jalan angkutan hasil,
jalan
lain lahan
antar
perumahan petani
112
dan penduduk setempat,
kondisi perlengkapan petani
sesuai dengan kegiatan mereka sehari-hari, dan
perilaku
masyarakat
verbal
dan
sehari-hari
pengelolaan
kebun
nonverbal
berkaitan
sampai
hasil
kegiatan
petani
dengan
kebun.
dan
kegiatan
Kesemuanya
ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga elemen utama dalam
observasi
Sanapiah
sebagaimana
Faisal (1990 : 77)
(1) Lokasi/fisik berlangsung
tempat
dikemukakan
yaitu:
suatu
(Kabupaten
oleh
situasi
Lebak
sosial
itu
umum,
dan
secara
Desa-Desa Lokasi Penelitian)
(2) Manusia-manusia
pelaku
atau
actors
yang
menduduki status/posisi tertentu dan memainkan peranan-peranan
tertentu
non
aparat
petani
dan
(petani,
yang
masyarakat
berkaitan
dengan
kegiatan PIR-BUN Kelapa)
(3) Kegiatan
atau
lokasi/tempat sosial
aktifitas
para
berlangsungnya
pelaku
suatu
di
situasi
(Kegiatan PIR-BUN Kelapa).
2) Wawancara
Wawancara
yang
mendalam
terhadap
responden
penelitian ini dapat dikategorikan menurut kategori yang dibuat oleh Bruce L. Berg (1989:15-19) atau
guided
sebagai
semistandardized
interview
semistruc-
tured interview,
meskipun kebanyakan wawancara di-
113
lakukan secara informal atau dikategorikan sebagai unstandardized interview.
Unstandardized interviews
terutama dilakukan pada informan kunci atau respon
den
(terutama
pedalaman,
petani)
yang
bertempat
mereka yang bertempat
tinggal
tinggal
di
jauh dan
sarana transportasi amat terbatas dari jalan besar
ini,
sehingga
masyarakat
lain
cenderung
orang
mereka
jarang
dari
luar
tidak mudah
baru,
sehingga
daerahnya.
bersikap
untuk
'terbuka'
dilakukan
teknik wawancara
kan
dengan
pertanyaan-pertanyaan
kemudian digali
lebih jauh,
data
yang
sesuai
Wawancara
dan disesuai-
yang
sesuai
ini
terhadap
lebih
ini.
tak terstandardisir ini dikembangkan,
dengan
Mereka
mendapatkan
dibutuhkan pendekatan yang untuk menggunakan
berhubungan
umum
dengan
untuk
situasi
yang terjadi dan tetap mengacu pada tujuan peneli tian. Bruce L. Berg (1989:17) mengungkapkan bahwa: unstandardized when
interviews
researchers
respondents' ethnics
are
life
cultures
styles,
or
are
useful
unfamiliar
with
religious
customs,
and
or
similar
attributes.
Douglas chat',
untuk
atau
(1985)
'ngobrol-ngobrol'
menciptakan
peneliti
dengan
menggunakan
menyebutnya
"rapport'
informan
wawancara
jenis
yang
yang
atau
sebagai
'chit
dimaksudkan
baik
antara
responden.
Dengan
ini
peneliti
dapat
114
memperoleh
informasi
tambahan
mengenai
berbagai
gejala yang terobservasi dengan menanyakan langsung pada partisipan (Bruce L. Berg,
1989:117).
Selain itu juga dipergunakan semistandardized interview (Bruce L. Berg, 1989:117),
yaitu:
A type of interview involves the implementation of a number of predetermined questions and/or special topics. These questions are tipically asked to each interviewee in a systematic and
consistent
interviewers
order,
but
sufficient
allow
the
freedom
to
digress; that is, the interviewers are permitted (in fact expected) to probe far beyond the answers to their prepared and standardized questions.
Pertanyaan-pertanyaan
dalam
wawancara
ini,
dibuat dengan terlebih dahulu melakukan 'studi pendahuluan'
pertanyaan
ke
lokasi penelitian dengan maksud agar
yang
diajukan
relevan
dengan
masalah
yang memang ada di kalangan petani PIR-BUN sendiri, maupun permasalahan yang dirasakan oleh aparat dan masyarakat
setempat
mengenai
Pertanyaan dalam wawancara melakukan
perbandingan
permasalahan/pertanyaan
kegiatan
PIR-BUN.
ini memungkinkan
jawaban
yang
yang ditanyakan adalah mengenai:
responden
sama.
untuk
terhadap
Permasalahan
115
(1) Sikap petani terhadap pelaksanaan program PIRBUN
a. Hak
dan
tanggung
jawab
dalam
melaksanakan
PIR-BUN b. Pemeliharaan
tanaman
c. Pelaksanaan panen dan pemasaran
d. Penyuluhan e. Penyelesaian kredit (2) Dorongan
atau
motivasi
petani
menjadi
petani
PIR-BUN
Jawaban
responden
selain
beberapa responden dan
rupa
juga
ada
informan direkam dengan
menggunakan alat perekam, sedemikian
dicatat
dan hal ini dilakukan
sehingga
jalannya
wawancara
tidak terganggu. 3) Pengumpulan Data Menggunakan Sumber Non-Manusia Sumber
Pusat
data
Statistik
ini
Lebak
penelitian
terhadap
dilakukan
sebelumnya,
antara
lain
maupun
masalah
Jawa
PIR-BUN
dari
Biro
Barat,
hasil
yang
telah
dokumen-dokumen
lainnya
khusus mengenai kegiatan PIR-BUN dan juga data dari Organisasi dan Lembaga Pemerintahan setempat.
Data juga
sekunder
mempunyai
ini
kegunaan
melengkapi dalam
informasi
rangka
dan
triangulasi
dan "dapat memperkaya konteks permasalahan mengenai
116
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan' program PIRBUN ini sendiri (Sanapiah Faisal,
1990 : 82).
2. Responden Penelitian
Responden penelitian terdiri dari:
1) Petani
PIR-BUN
Bantarjaya
dan
kelapa
hibrida
di
wilayah
Petani
PIR-BUN
kelapa
Site
Sawit
di
hibrida
di
wilayah Site Kertaraharja.
2) Masyarakat
sekitar
PIR-BUN
kelapa
wilayah Site Bantarjaya dan PIR-BUN kelapa Sawit di wilayah Kertaraharja.
3) Aparat dari
lembaga-lembaga formal
dan
non formal
di sekitar PIR-BUN kelapa hibrida dan kelapa sawit di wilayah Site Bantarjaya dan Site Kertaraharja.
3. Teknik-Teknik
Memperoleh
Tingkat
Kepercayaan
Hasil
keterpercayaan/kebenaran
hasil
Penelitian
Untuk penelitian teknik
menjamin kualitatif
untuk
transferbilitas,
ini,
maka
mencapai
standar
dependabilitas
menurut Lincoln dan Guba,
digunakan
dan
beberapa
kredibilitas, konfirmabilitas
seperti yang diungkap oleh
Sanapiah Faisal (1990:31-34).
Untuk diperoleh
mempertahankan dalam
penelitian,
kebenaran maka
informasi
dilakukan
yang
beberapa
117
prosedur dalam tahap berikutnya sebagai berikut: a. Memperpanjang waktu penelitian,
114-118)
waktu ini
yang
satu
sedianya
bulan
dilakukan
akan
(S. Nasution,
1988:
dilaksanakan
dalam
setengah menjadi
dua
bulan.
karena peneliti mengalami
bahasa pada petani
Hal
kesulitan
PIR-BUN yang bertempat
tinggal
di "pedalaman", maka peneliti mengadakan pendekatan pada
penterjemah
setempat
peneliti mengambil
data,
untuk
dapat
membantu
oleh karena itu peneliti
memerlukan waktu dan responden lebih
banyak
untuk
peneliti
juga
meyakinkan hasil temuan. b. Selain
melakukan
melakukan suatu
triangulasi
informasi.
sesama
member
petani
check
untuk
meyakinkan
Triangulasi
PIR-BUN,
ini
kebenaran
dilakukan
maupun
dengan
antar
aparat
setempat. Aparat ini terdiri dari tokoh masyarakat, petugas
bina
tani
dan
Penilik
aparat dari Disbun dan TP3D,
Dikmas
setempat,
dan juga kepala desa
ataupun Camat.
c. Untuk memperoleh kredibiltas dan reliabilitas dari
penelitian ini diupayakan dengan audit trial,
yang
akan merupakan tahap dependabilitas dan konfirmabilitas
an
(Nasution,1988:119). Audit trial ini dilakuk
untuk
Peneliti
menjamin memeriksa
kebenaran kembali
hasil
secara
penelitian.
cermat
seluruh
118
proses penelitian, sejak pengumpulan data, analisis data,
berdasarkan rekaman hasil wawancara,
penulis
an hasil wawancara, yang dilanjutkan dengan analis
is hasil penelitian. Pemeriksaan ini juga dikonfirmasikan dengan teman sejawat dan dosen pembimbing.
4. Tahapan Kegiatan Penelitian
Penelitian siklus
yang
kualitatif dapat
tahapan
yang
Faisal,
1990:45).
ini
prosesnya
diidentifikasikan
berlangsung
dalam
'ulang-alik'
Adapun
berbentuk tiga
(Sanapiah
Langkah-langkah
dalam
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Advance Tahap I (9 Agustus 1993 - 14 Agustus 1993) Melakukan orientasi/eksplorasi secara meluas, dan
menyeluruh
permukaan.
yang
tingkatnya
masih
seperti
Informasi observation
dalam
tape
Penilik
yang
diperoleh
dan
Sanapiah
recorder
Dikmas
grand
Faisal,
dan
kelapa.
grand
questions
1990:157)
Informasi
Kepala
dari
tour
foto-foto
beberapa orang
dan
di
kondisi
transportasi dan perumahan PIR-BUN, kebun
bersifat
Hal ini dilakukan dengan mengobservasi
dan mewawancarai penduduk setempat,
aparat,
umum
lain
Desa. tour
(Spradley
rekam
sarana
dengan
jalan
maupun kondisi diperoleh
dari
dokumen-dokumen mengenai PIR-BUN. Hasil tahap I ini
119
digunakan untuk menyusun alat ukur berupa pedoman wawancara dan observasi.
b. Advance Tahap II (13 September 1993 - 16 September 1993)
Pada
tahap berikutnya,
dilakukan pengurusan
surat
ijin penelitian di kantor Sospol Kabupaten Daerah Tingkat II Lebak (Surat Ijin terlampir). Melakukan pendekatan (camat
lebih
dan
Ianjut
kepala
pada
desa)
tokoh maupun
di
lokasi
aparat
penelitian.
Adapun Lokasi Pengambilan data adalah: (1) Kecamatan Rangkasbitung (Kelapa Hibrida) a.
Desa Cimangeunteung
b. Desa Sangjangtanjung
(2) Kecamatan Banjarsari
(Kelapa Sawit)
a. Desa Bojongjuruh b. Desa Leuwiipuh
(3) Kecamatan Panggarangan Desa
Sindangratu
(Kelapa Sawit)
dari
masing-masing
daerah
dilakukan.
a. Tahap
Persiapan Lapangan
(16
Agustus
1993
-
10
September 1993).
Selain kegiatan tersebut,
tenaga lapangan.
juga dilakukafi persiapan
Dari 20 orang peminat,
diseleksi
dengan melakukan wawancara mengenai latar belakang
120
pendidikan dan minat terhadap masalah sosial. Hasil seleksi diperoleh 16 orang tenaga lapangan. tenaga
lapangan
ini
diberikan
Ke 16
pelatihan
dengan
tujuan membekali mereka dalam hal : (1) Latar belakang dan tujuan penelitian
(2) Kemampuan melakukan wawancara dan observasi (3) Isi dan tujuan alat ukur (pedoman wawancara) (4) Gambaran kondisi lokasi pengambilan data
(5) Uji
coba pengambilan
alat
ukur
berupa
data dengan pedoman
menggunakan
wawancara
dan
observasi yang akan digunakan dalam penelitian. Pelatihan tenaga lapangan
ini
dilakukan
dalam
4
kali pertemuan.
b. Pelaksanaan Pengambilan Data.
Tahap
berikutnya
adalah
pelaksanaan
pengambilan
data yang berlangsung dalam 2 tahap yaitu selama bulan September dan bulan Oktober 1993. Pelaksanaan
pengambilan
data
itu
sendiri
dengan
melakukan
eksplorasi terfokus sesuai dengan tujuan peneliti an.
Observasi
dan
wawancara
dilakukan
terhadap
domain-domain yang menjadi fokus penelitian. Metoda
yang digunakan adalah observasi dan wawancara dalam kegiatan petani PIR-BUN dan masyarakat di sokitar-
nya. Hasil pengamatan dan wawancara langsung dianalisis guna menemukan pertanyaan-pertanyaan yang
121
akan
diajukan
responden
dalam pertemuan
lain.
Dari
berikutnya
informasi
yang
dengan
diperoleh
dibuat kesimpulan sementara dan hipotesis yang akan
dijadikan bahan rekomendasi hasil penelitian ini. Gambaran kronologis pengambilan data adalah sebagai berikut:
TABEL 1.3.
JUMLAH RESPONDEN YANG DIPEROLEH
Tanggal
17-9-93
18-9-93
Perolehan
Lokasi P
M
A
Desa Cimangeunteung Desa Sangjangtanjung
12
5
4
34
13
4
Desa Cimangeunteung
14
6
5
Desa Sangjangtanjung
36
14
6
96
38
19
Jumlah 19-9-93
PINDAH LOKASI
20-9-93
Desa Bojongjuruh Desa Leuwiipuh Desa Sindangratu
12 9
5
2
3
1
24
10
4
Desa Bojongjuruh Desa Leuwiipuh Desa Sindangratu
12
6
2
11
2
2
23
10
4
Desa Bojongjuruh Desa Leuwiipuh
13
5
2
11
3
Desa Sindangratu
22
8
1 2
137
52
20
21-9-93
22-9-93
Jumlah
Keterangain :
P
=
Petani
M A
= =
Masyaraka t Aparat
153
209 |
122
Secara umum tidak ada kesulitan yang menghambat
jalannya pengambilan data. Kesulitan yang dihadapi di desa
Cimangeunteung
dan
masyarakat
Sedangkan di
bertempat menggunakan Untuk
adalah
terhadap
ketidakterbukaan para
tenaga
petani
lapangan.
desa Sangiangtanjung, para petani yang
tinggal
di
lokasi
yang
terpencil
bahasa
Sunda
dengan
dialek
setempat.
mengatasi
ini
peneliti
meminta
bantuan
para
penduduk setempat sebagai penterjemah. Hal ini bisa dijadikan
salah
satu
indikator
karakteristik masyarakat setempat.
yang
mencerminkan