Bismillahirrahmaanirrahiim Nama : Desi Wulandari NIM
:11390104
Kelas : KUI C Assalamu’aikum Wr. Wb 1. Berikan contoh transaksi yang mungkin terjadi dimasyarakat,akan tetapi masuk kedalam katergori tadlis dalam kategori harga,kualitas,dan waktu penyerahan. Jawaban: a) Contohnya Tadlis ialah,misalnya bisnis On Line Baju Bola. Penjual memberikan harga Rp 200.000 untuk baju bola yang Original, dan harga
Rp
100.000
untukyang
bukan
original.
Padahal
pada
kenyataannya baju yang original memiliki kualitas dan kuantitas yang tidak jauh dari harga baju bola yang bukan original. Saat pemesanan, penjual memberikan promosi waktu antar yang relative singkat. Tetapi, setelah pembeli memesan dengan jangka waktu 2 hari setelah pemesanan ternyata barang sampai setelah 5 hari dari waktu pemesanan. sebagian
Alasan penjual melakukan hal tersebut hanyalah
dari
strategi
pemasarannya
agar
lebih
diminati
konsumennya. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan riba dan berilah 3 contoh bisnis yang ada dimasyrakat yang beroperasi dalam konsep riba. Jawaban: Riba adalah suatu tambahan atau bunga dalam suatu pokok utang. Menurut Bahasa1: Tambahan atau pertumbuhan, menurut Terminologi: Tambahan khusus yang dimiliki salah satu dari dua pihak yang terlibat tanpa ada imbalan. (Tambahan yang dimaksud secara definitif ialah tambahan kuantitas dalam penjualan asset yang tidak boleh dilakukan dengan perbedaan
1
Ash-Shawi, Shalah, Abdullah al-Mushlih (2004). Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq. Halaman 344
kuantitas, yakni penjualan barang-barang riba Fadhal (Emas, perak, gandum, kurma, jewawut, dan garam))2 a) Rentenir. Ialah orang yang memberikan pinjaman/utang kepada orang yang membutuhkan
uang
tunai.
Dalam
praktik,
biasanya
rentenir
menetapkan bunga perbulan yang sangat tinggi sebagai bagian dari tambahan pokok utang. Misalnya, pinjam 100.000 dengan tambahan 25% setiap bulan. Rentenir mencari uang dengan menggunakan bunga (uang). Dalam islam mencari uang untuk mendapatkan barang bukan uang itu sendiri. b) Asuransi konvensional Ialah suatu pertanggungan. Bank sebagai penanggung menerima premi dari
tertanggung
dengan
menggunakan
akad
jual
beli
yang
mengandung riba. Dana yang diinvestasikan oleh bank berdasarkan bunga. Bunga inilah yang dikatakan sebagai riba. c) Pembiayaan pembangunan oleh Bank Konvensional Ialah ketika seseorang melakukan perjanjian untuk membangun rumah
melalui
pembiayaan
bank.
Jadi,
bank
membayarkan
pembangunan rumahnya. Kemudian orang tersebut membayar kredit setiap bulannya dengan bank. Tiap bulan bank memberikan bunga sebagai tambahan utang pokok yang dibayarkan. Selain itu, jika saat jatuh tempo pembayaran utang orang tersebut tidak membayarkan utang beserta bunganya, maka pihak bank akan memberikan denda. Jika pada saat jatuh tempo denda orang tersebut juga tidak mampu membayar, maka akan dilakukan penyitaan terhadap rumah orang tersebut. Sementara hal itu berlangsung, bunga tetap berjalan. Ini sangat jelas menunjukkan bunga berbunga atau tambahan yang disebut dengan riba. Perbankan konvensional memberlakukan bunga sebagai sumber keuntungannya.
2
Ash-Shawi, Shalah, Abdullah al-Mushlih (2004). Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.. Halaman 345
3. Jelaskan perbedaan antara ba’i najasy dengan ba’i ikhtiar dan berikan masing-masing contoh yang mungkin ada di masyarakat. Jawaban: a) Bai’ najasy adalah tindakan menciptakan permintaan palsu, seolah – olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual
produknya akan naik.
Contoh Bai’ najasy: Misal pada saat demonstrasi produk di Ambarukmo Plaza, dalam promosi mereka mengatakan kebaikan-kebaikan dari
produk
mereka. Untuk mengecoh konsumen, beberapa orang dari pendukung mereka datang untuk membeli produk mereka dengan harga Mahal didepan konsumen yang sedang melihat-lihat produk mereka. Status pendukung tersebut tidak diketahui oleh konsumen. Dan pembelian yang dilakukan oleh mereka adalah pura-pura. Hal ini merupakan tindakan yang dilarang dalam jual beli. b) Bai’ Ikhtikar adalah mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan
cara menimbun
Contoh Bai’ Ikhtikar Misal, pada saat sekarang ini BBM diperkirakan akan segera mengalami kenaikan dari Rp 4500 menjadi (berkisar) tidak lebih dari Rp 6500. Hal ini tentu memicu para pedagang bensin untuk membeli BBM sebanyak-banyaknya, dan kemudian pada saat harga telah nyata naik menjadi Rp 6500 para pedagang lalu menjual kembali BBM tersebut dengan harga sekarang. Tindakan pedagang tersebut dapat dikatakan sebagai tindakan Bai’ Ikhtikar. Dan hal ini dilarang, karena tidak sesuai syariah.
4. Jelaskan perbedaan antara riba fadh dengan riba ansi’ah! Jawaban: RIBA JUAL BELI Riba Fadhal
Riba Nasi’ah
Kelebihan pada salah satu dari dua komoditi yang ditukar dalam penjualan komoditi Riba fadhal. Contohnya: Barter, emas dengan emas, tetapi tidak sma beratnya atau salah satu minta tambah.
Penerimaan salah satu dari barang yang dibarter atau dijual tertunda dalam jual beli komoditi riba fadhal.
Contohnya: barter yang ditanguhkan, emas ditukar dengan perak tetapi salah satu barang dikredit atau ditunda penyerahannya atau tidak diberikan kontan
5. Jelaskan yang dimaksud dengan ta’alluq dan beri contoh? Jawaban: Ta’alluq secara bahasa berarti hubungan, kalau dikatakan Allah menciptakan alam dari tiada kepada ada, maka itu artinya antara qudrah Allah dan alam ada ta’alluq (hubungan), yaitu hubungan penciptaan : Allah dengan sifat qudrahnya sebagai pencipta dan alam sebagai ciptaan.3 Ta’alluq terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan, di mana berlakunya akad 1 tergantung pada akad 2.
Contoh Ta’alluq Misal, Bu diyah sangat membutuhkan laptop untuk anaknya. Tapi Bu Diyah tidak memiliki cukup uang untuk membelinya secara tunai. Untuk itu ia membeli yang bekas dengan cara cicilan sebesar Rp 2.000.000
kepada
sesorang
yang
bernama
Wulan.
Wulan
menyetujuinya dengan syarat setelah 6 bulan kemudian Bu Diyah harus menjual laptop itu kembali kepada bu Wulan dengan harga Rp 1.000.000. tindakan yang dilakukan bu Wulan merupakan salah satu bentuk dari Ta’alluq. 3
http://kitab-kuneng.blogspot.com/2013/03/pengertian-taalluq-shuluhi-qadim.html
DAFTAR PUSTAKA Referensi buku: Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam (Jarakta, 2008). Ash-Shawi, Shalah, Abdullah al-Mushlih (2004). Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.
Refensi Internet: http://kitab-kuneng.blogspot.com/2013/03/pengertian-taalluq-shuluhiqadim.html. 17/05/2013. 19:25 WIB