PENGARUII CAMPURAN LIMBAII TANAMAI{ KACANG TAIIAH DAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI MEDIA TANAM GANOilCTMA IUCililUM ASAL BA|IYUMAS (84)
NUNIEK INA RATNANINGTYASI)' KHUSNUL2), NURAENI EKOWATII) tDosen program Studi 52 Ilmu Biologi, Proglam Pascasarjan4 Universitas Jenderal Soedirma4
PURWOKERTO. 2Alumni Program Studi 52Ilmu Biologi, Program Pascasaxjan4 Universitas Jenderal SoedirmarU
PURWOKERTO. Jl. Dr. Suparno Kampus Karangwangkal PO Box 130 Purwokerfo S3l23lndonesia
Email :
[email protected]
ABSTRAK Jamur lingzhi (Ganoderma luci&tm) merupakan salah satu jenis jamur kayu berkhasiat sebagai obat (medicinat). Jamiy inisalah satunya telah dibudidayakan di daerah Banyumas (84). Budidaya jamur lingzhi pada medium tanam iC.lucidui, umumnya menggunakan medium tanam berupa serbuk gergaji kayu. Unsur N jamur lingihi aapat aitamUafrtan dengan pemberian biomasa dari limbatr pertanian seperti tanaman kacang tanah. penelitiai ini bertujuan untuk l) mengetahui perbandingan medium campuran serbuk gergaji.kayu dan limbalt tanaman kacang tanah terbaik untuk menghasilkan produksi G. lucidum B4 yang tertinggi, 2) mengetahui perbandingan ir"aiu* campuran serbuk gergaji kayu dan limbah tanaman kacang tanah terbaik untuk organik terbanyak. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menghasilian kandungan germanium -Lengkap (RAL). Parameter yang diukur meliputi parameter utama yaitu laju Acak dengin Rancangan pertirmbuhan miselium G. lucidum 84 pada medium tanam, serta bobot basah produksi G' lucidum 84. Parameter pendukungnya adalah rasio CA.I, bobot kering jamur 84 dari medium tanam, pH medium, serta konversi bobot Lasan Aan Obbot kering jamur B4. Hasil analisis menurfukkan bahwa pertumbuhan tubuh buah menunjukkan produksi rata-rata tubuh buah Ganoderma lucidum asal Banyumas 84 tertinggi pada medium tanam dengan komposisi serbuk kayu sengon 70o/o dan limbah tanaman kacang tanah 30o/o dengan bobot sebesar 62,113 g dan 49,34 % lebih besar dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Kandungan germanium organik tidak terdeteksi pada komposisi medium tanam terbaik'
Kata kunci : Ganoderma luci&nn, medium tanam, limbah kacang tanah'
PENDAHULUAI\ Penyediaan sumber nutrisi dalam substrat tanam adalah faklor yang sangat penting dalam pertumbuhan jamur. Budidaya G. lucidum pada medium buatan (synthetic /og) perlu memperhatikan beberapa faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan pertumbuhannya. Penyediaan
unsur hara makro (C, H, N, O, P, K, Ca,
fu
lutg) dan unsur hara mikro (Fe, Cu, Zn" dan Mn) sebagai
sumber mineral tambahan pada medium tanamnya sangat penting untuk dilakukan. Sumber karbon
bio.unsoed.ac.id
yang baik bagi jamur G. lucidwn adalah senyawa pekti& hemiselulosa dan selulosa. Vitamin terutama
thiamin (81) juga dibutuhkan oleh jamur, kebutuhan akan vitamin ini biasanya terpenuhi dengan penambahan bebijian atau dedak. Mineral umumnya sudah terkandung di dalam air dan bahan dasar substrat (Leatham dan Leonard, 1989). Suprapti (1937) menyatakan bahwa dalam pertumbuhannya,
jamur membutuhkan bahan pokok seperti selulos4 lignin serta unsur-unsur lain. Zat hasil perombakan lignin dan selulosa akan dimanfaatkan oleh jamur untuk pertumbuhannya, di samping itu juga berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan miselium jamur. Jumlah kandungan selulosa yang tinggi pada medium tanam akan membantu pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Serbuk kayu yang digunakan adalah sebagai sumber karbon. Menurut Chang dan Miles (1989)
kandungan karbon yang tinggi pada medium tanarn diperlukan jamur untuk pertumbuhan miselium (fase vegetatif). Selain dari kandungan karbon, G. lucidumjuga membutuhkan medium yang memiliki
kandungan nitrogen. Chang dan Miles (1989) menyebutkan nitrogen merupakan salah satu unsur hara
yang sangat penting. Unsur nitrogen yang tinggi dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh buah (fase generatif). Menurut Leatham dan Leonard (1989) sumber nitrogen yang baik adalah dalam bentuk asam amino, amonia dan urea- Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan unsur
N dapat diperoleh dari biomasa tanaman yaitu limbah tanaman kacang tanah. Menurut
Sutejo dan Kartasapoeta (1988) limbah tanaman yang termasuk familia Leguminoceae seperti kacang tanah telah umum digunakan sebagai pupuk karena banyak mengandung unsur N.
BAHAN DAF{ METODE
A.
BAHAN
April 2014 sampai Juli 2014, di Agro Jamur, Kelurahan Pabuwaran, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas untuk Penelitian
ini
dilaksanakan dari bulan
pengoptimuman medium tanam (F2) dan untuk analisis kandungan germanium di Laboratorium
Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman. Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah isolat G. lucidum (B4), dedak, kapur
(CaCO:), kapaso kertas label, spiritrs, alkohol 70%o, gas, air, bahan, kantong plastik polipropilen ukuran 25
x l5x 0,05 cm, cincin paralorq karet gelang, masker dan kemikalia, bahan
analisis germanium organik adalah etanol, kloroform, HCL 5
N
untuk
dan air destilata" serta bahan lain
untuk pengukuran rasio CA.{.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa autoklaf cawan petri, rumah jamur atau kumbung ukuran panjang 4 m lebar 3 m tinggi 3 m, termometer, soil pH-higrometer, higrometer
ruangan, lampu
TL 40 watt, timbangan, ember, labu Kjeldhal, biuret, beaker glass, labu
eflenmeyer, saringan 0,5 mm, almari asam, neraca analitik, rotavapor, overL tanur dan X-Ray Fluorescen (Rigaku).
bio.unsoed.ac.id
B. METODE a.
Cara kerja Serbuk gergaji kayu sengon, bekatul, g/psum, kapur ditimbang sesuai kebutuhan Medium
tanam jamur
84 mengacu pada komposisi
dasar menurut Suriawiria (2000), komposisi medium
tanam jamur lingzhi atau kuping adalah sebagai berikut:
Serbuk gergagi Bekatul
kayu : bangunan
Kapur
:
Gypswn
10.000 g 1.000 g 50 g 150 g
Berdasarkan perlakuan yang
diuji dan menyesuaikan jumlah baglog yang dibuat, maka
komposisi medium tanam (Tabel 1) sebagai berikut
Tabel
1 Komposisi bahanmediumtanam
:
jamur G.lucidumB4 Komposisi medium tanam (g)
Perlakuan
kacang tanah
S1
7500
S2
Bekatul
Kapur
Gypsum
0
750
37,5
112,5
6750
750
750
37,5
112,5
S3
6000
r500
7s0
37,5
112,5
S4
5250
2250
750
37,5
r12,5
S5
4500
3000
750
37,5
112,5
S6
3750
3750
750
37,5
112,5
Keterangan: G. lucidum 84 S2 G. lucidum 84 G. lucidum B4 s3 G. lucidum B4 S4 s5 G. lucidum 84 s6 G. lucidum 84 S1
Limbah
Serbuk kayu Sengon
pada pada pada pada pada pada
medium serbuk kayu sengon 1007o. medium serbuk kayu sengon medium serbuk kayu sengon medium serbuk kayu sengon medium serbuk kayu sengon medium serbuk kayu sengon
90o/a dan limbah tanaman kacang tanah 10%.
80% dan limbah tanaman kacang tanah20%o. 70o/o dan limbah tanaman kacang tanah 30%. 600/o dan limbah tanaman kacang tanfu 40%. 50% dan limbah tanaman kacang tanah 50%.
Pencampuran semua bahan medium tanam tersebut dilakukan secara homogen. Bahan yang sudah homogen lalu diberi air sedikit demi sedikit sampai mencapai kadar air kurang lebih
75%. Medium kemudian dikemas dalam kantong plastik polipropilen berukuran panjang 30 cm,
lebar 15 cm, dan tebal 0,05 cm. Baglog yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam drum sterilisasi dengan volume 200 liter yang telah diberi sarangan. Sterilisasi dilakukan secara panas
bio.unsoed.ac.id
lembap tanpa tekanan selama 10 (sepuluh) jam. Kemudian dibiarkan mendingin selama 2 hfiL.
Baglog yang sudah disterilisasi dimasukkan ke dalam ruang inokulasi yang sudah disemprot dengan alkohol 70Yo. Baglog dilubangi dengan kedalaman %tinggS baglog menggunakan penusuk
steril, kemudian pada lubang tersebut dimasukkan bibit jamur B,4. Baglog yang sudah diinokulasi
kemudian diinkubasi dalam rumah jamur. Baglog ditata mendatar di atas rak tanpa tumpukan. Pemeliharaan selama masa inkubasi meliputi penyingkiran baglog terkontaminasi, pemeliharaan numgan dan lingkungan rumah jamm, serta mer{aga agar kondisi suhu dan kelembapan dalam ruang pada kondisi optimal bagi pertumbuhan jamur 84. Suhu dan kelembapan harian ruangan diukur. Selama masa produksi yang diamati, dilakukan pengukuran REH untuk mengetahui efisiensi pengguniurn medium tanam oleh jamur B4 dalam pertumbuhannya. pengukuran
REH
dilakukan dengan formula menurut Madan et al., (19g7) sebagai berikut:
REH
=
Bobot jamur segar
x 100% Bobot kering baglog
Analisis germanium organik dilakukan dengan teknik X-rar Fluorescen (XRF). Tubuh buah jamur 84 dirajang dikeringkan pada suhu 600 C selama 3 hari kemudian dihaluskan. Sebanyak 5 g tubuh buah yang telah dihaluskan diabukan dalam tanur pada suhu 6000 C selama 3 jam. Selanjutnya sampel dianalisis menggunakan X-ray Fluorescen
b.
RancanganPercobaan Pengujian
ini dilakukan
dengan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penanaman bibit jamur
84
pada medium campuran
serbuk gergaji kayu sengon pada limbah tanaman kacang tanah dengan perlakuan sebagai berikut: Sl G. lueidrm 84 pada medium serbuk kayu sengon 100%.
:
s2
G' lucidum 84
pada medium serbuk kayu sengon 90% dan limbah tanaman kacang tanah
l0o/o. S3
G' lucidum B4 pada medium serbuk kayu sengon 80% dan limbah tanaman kacang
tanah
20%. S4
G' Ircidum 84 pada medium serbuk kayu sengon 7a%
dan limbah tanaman kacang tanah
30%. S5
G' lucidum 84 pada medium serbuk kayu sengon 60% dan limbah tanaman kacang tanah 40o/o.
lucidun 84 pada medium serbuk kayu sengon 50%;o dan limbah tanaman !, kacang tanah 50%. Masing-masing perlakuan dilakukan 5 kali ulangan sehingga diperoleh jumlah seluruhnya 30 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (uji F) dan
bio.unsoed.ac.id
dengan
{di BedaNyata Terkecil pada tingkat kesala}ran 5% dn l%
dilanjutkan
(Steel dan Torrie, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan miselium
G. Iucidum 84
pada
medium tanam menunjukkan perlakuan 54 mampu tumbuh paling baik dengan rerata laju pertumbuhan
miselium 0,511 cm/minggu. Hal tersebtrt menur{ukkan bahwa G. lucidurn 84 yang diujikan mampu tumbuh dengan baik pada medium tanam dengan komposisi kayu sengon 7A% dan limbah tanaman kacang tanah30Yo, sedangkan pertumbuhan miselium G. lucidum terendah terdapat pada perlakuan 56,
yaitu dengan komposisi serbuk kayu karet 50Yo dan limbah tanaman kacang tanah 50% yaitu sebesar 0,381 cm/minggu. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan Analisis Ragam. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap laju pertumbuhan miselium G. luci&nn 84. Hal ini menunjukkan bahwa jenis medium tanarn yang digunakan memengaruhi rerata laju pertumbuhan miselium G. Iucidun. Pengaruh tersebut terjadi karena adanya perbedaan kandungan nutrisi dari komposisi mediun tanam yang digunakan. Pengaruh antara perlakuan terhadap rerata pertumbuhan miselium G. luci&on pada medium tanam diketahui dengan
Uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan hasil (Gambar 1). Hasil
uji BNT menunjukkan bahwa laju pertumbuhan miselium dari G. lrcidum 84 paling tinggi terjadi pada perlakuan 54. Perlakuan 53,
Sl
dan 52 tidak berbeda nyata. Laju pertumbuhan miselium paling rendah
terjadi pada perlakuan 55 dan 56. Hasil tersebut menunjukkan bahwa medium tanam dengan komposisi kayu sengon 70Yo dan limbah tanaman kacang tanah 30Vo sesuai untuk pertumbuhan miselium G. lucidum daripada medium tanam dari komposisi bahan lainnya. Perbedaan laju pertumbuhan miselium tersebut dipengaruhi oleh kandungan nuffisi di dalam mediumny4 salah satunya kandungan selulosa yang terdapat pada serbuk kayu sengon yang digunakan.
c
0.600
Gl^ .E3 tvALUEl Qy -E $o.soo
a
E.=
E ()oI
.1!'o.roo
:=
t
E o.zoo F.E q)E
/
ryALUE la
o.+oo
0.100
TT-IT 52
S3
54
55
I S6
Jenis perlakuan pada medium tanam
Gambar 1. Histogam hasil uji BedaNyata Terkecil terhadap rerata laju pertumbuhan miselium G. lucidum 84 pada medium tanam. Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda padatingkat kesalahan 5%
bio.unsoed.ac.id
SI
52 33 54
: : :
G. lucidum 84 pada medium G' lucidum 84 pada medium G' lucidum 84 pada medium G. lucidumB$ pada medium
serbuk kayu serbuk kayu serbuk kayu serbuk kayu
sengon 100%. sengon 90o/o danlimbah tanaman kacang tanah l0%. sengon 80% dan limbah tanaman kacang tanah 20%. sengon 70o/o danlimbah tanaman kacang tanah30%.
G. lucidunB4 pada medium serbuk kayu sengon 600/odan limbah tanaman kacang tanah40o/o. G. lucidumB4 pada medium serbuk kayu sengon 50% dan limbah tanaman kacang tanah 50%.
perlakuan 54 selain dari kemampuan perhmbuhan miseliumnya yang paling cepat, juga menghasilkan tubuh buah tertinggi dibandingkan perlakuan yang lainnya. Tubuh buah yang terbentuk
diawali dengan pembentukan bakal buah (stadium pinhead) yang berupa tonjolan berwama putih' Tonjolan berwarna putih ini berubah menjadi kuning kecoklatan (browning) dan terus berkembang hingga tubuh buah mencapai ukuran maksimal. Hal
ini
sesuai dengan pendapat Suriawiria (2001)
bahwa tubuh buah G.hrcidum awalnya berwama kekuningarU kemudian berubah menjadi merah atau coklat tua. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap produksi tubuh buatU menuqiukkan bahwa G. lucifutrn asal Banyumas @a) dari semua perlakuan dapat menghasilkan tubuh buah. Rerata bobot tubuh buah G.
prcidum basah beragam, rerata bobot G.
lrcidun
basah tertinggi terjadi pada perlakuan 54, yaitu
dengan komposisi kayu sengon 70%o dan limbah tanaman kacang tarrah 30% sebanyak 62,113
g
sedangkan rerata bobot tubuh buah G. luci&nn basah terendah terdapat pada perlakuan 51, yaitu dengan komposisi serbuk kayu karet 100% dan limbah tanaman kacang tanah 0% sebanyak 30,647 g
(Gambar 2)
Hasil Analisis Ragam menunjukkan bahwa penggunaan serbuk kayu karet dan limbah tanaman kacang tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap produksi
G. Iucidum.
Pengaruh
tersebut terjadi karena komposisi serbuk kayu karet dan limbah tanaman kacang tanah yang berbeda. Perbedaan komposisi pada medium tanam menyebabkan kandungan C dan
N masing-masing medium
berbeda.
Uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap rerata produksi G. lucidum pada medium campuran
serbuk kayu karet dan limbah tanaman kacang tanah disajikan pada Gambar 2. Hasil uji BNT terhadap
produksi G. lucidum menu4iukkan bahwa perlakuan 55 tidak berbeda nyata dengan 56 dengan rerata jumlah bobot basah masing-masing sebesar 48,527 g dan 42,035 g. Perlakuan 53, 52 dan Sl hasilnya
tidak berbedu nyata dengan menghasilkan rerata jumlah bobot basah terkecil yaitu secara berurutan sebanyak 39,4;31,955 dan60,647. Produksi G.Ircidum tertinggi terjadi pada perlakuan perlakuan 54
(Komposisi serbuk kayu karet 70% dan limbah tanaman kacang tanah l0%) menghasilkan rerata jumlah bobot basah 62,113 g.
bio.unsoed.ac.id
80.000 d'-'
.oE -bD
l-a i?
€t FS or{
ALUE]
70.000 60.000 s0.000
II
ALTJEI
ALUE
TVALUEI
40.000 tvALUEI 30.000 20.000
^lVAI.IlEla- r
I
10.000
0.000
I I I s6
s5 S4 s3 pada tanam medium Jenis perlakuan
s2
s1
Gambar 2. Histogram rerata bobot tubuh buah G. lucidum B4 basah pada medium tanam. Keterangan: G. lucidum 84 s1 G. lucidum 84 S2 G. lucidum B4 s3 G. lucidum 84 s4 G. lucidum 84 S5 G. lucidum 84 S6
pada medium pada medium pada medium pada medium pada medium pada medium
serbuk kayu sengon 100%. serbuk kayu sengon 90o/o danlimbah tanaman serbuk kayu sengon 80% dan limbah tanaman serbuk kayu sengon 70o/o dan limbah tanaman serbuk kayu sengon 60% danlimbah tanaman serbuk kayu sengon 50o/o dan limbah tanaman
kacang tanah l0%.
kacang tanah2Oo/o. kacang tanah 30%. kacang tan*t 40o/o, kacang tanah 50%.
Selain dari laju pertumbuhan miseliumnya yang paling cepat (0,511) dan produksi tubuh buahnya yang tinggi (62,113
g), perlakuan 54 juga memiliki waktu terbentuknya tubuh
buah
(primordia) tercepat, yaitu dengan rerata pada saat 45 hari setelah inokulasi. Beberapa hal yang menyebabkan hasil tersebut yaitu karena kandungan unsur C dan
N yang terdapat
sesuai untuk pertumbuhan G. lucidum. Perlakuan 54 memiliki kandungan unsur dan kandungan unsur
pada perlakuan 54
C sebesar 4|,50lo
N sebesar 1,480yo, sedangkan pada perlakuan 51 dan 52 dengan produksi tubuh
buahnya terkecil kemungkinan dikarenakan memiliki kandungan unsur
N yang kecil masing-masing
sebesar 0,346o/a dan0,64lVo (Tabel 2).
Tabel 2. Kandungan C organik, kandungan N total dan nisbah CA{ pada campuran serbuk gergaji kayu sengon dan limbah tanaman kacang tanah dengan komposisi yang berbeda ca{ (%) N Total (%) Perlakuan C Oreanik (%) No. 128,95 a346 44,618 1. SI 67,58 0,641 43,3r7 s2 2. 93,30 0,443 41,332 S3 J. 4. 5.
S4 S5
6.
s6
Keterangan: G. lucidum G. lucidum S2 G. lucidum s3 G. lucidum S4 G. lucidum S5 G. lucidum S6
sl
84 84 84 84
pada pada pada pada B4 pada 84 pada
41,501
42,619
42,224
medium medium medium medium medium medium
28,04
1,480 1.303 1,010
serbuk kayu sengon 1007o. serbuk kayu sengon 90Vo dan serbuk kayu sengon 80% dan serbuk kayu sengon 7Ao/a dan serbuk kayu sengon 600/o dan serbuk kayu sengon 50% dan
32,71
41,81
bio.unsoed.ac.id limbah limbah limbah limbah limbah
tanaman kacang tanah l0%. tanaman kacang tanah?Ao/o. tanaman kacang tanah30o/o. tanaman kacang tanah 40%. tanaman kacang tanah 50Yo.
Subowo et at. (2004), menyatakan bahwa medium tanam yang mendukung pertumbuhan miselium dengan baik juga dapat menghasilkan pertumbuhan reproduktif (pembentukan tubuh buah)
jamur yang baik pula. Pertumbuhan miselium dipengaruhi oleh senyawa organik yang tersedia dalam medium tanam. Kondisi awal medium yang sesuai akan mempereepat pertumbuhan miselium. Menurut TJokrokusumo et al. (2004), unsur C sebagian besar digunakan sebagai sumber energi
sekaligus pertumbuhan, sedangkan niffogen diperlukan untuk pertumbuhan melalui proses sintesis
proteiq purin dan pirimidin. Menurut Chang dan Miles (1989), kandungan C yang tinggi pada medium tanam diperlukan jamur untuk pertumbuhan miselium (somatik), sedangkan N yang tinggi dibutuhkan
untuk perkembangan tubuh buah (reproduktif). Menurut Leatham dan Leonard (1989), kandungan nitrogen yang berlebihan juga dapat menghambat pertumbuhan jamur. Fakior dasar yang menjadi masalah utama dalam penanalnan dan pemeliharaan jamur antara
lain adalah bahan baku sebagai bahan mediurn tanam (Moerdiati et aI., 1999). Bahan baku yang digunakan menentukan kadar nisbah CA{, kandungan mineral dan vitamin yang sangat besar pengaruhnya sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan jamur. Nisbah CA{ merupakan nisbah antara kandungan
C dan N pada medium. Nisbah CA{ umumnya dinyatakan sebagai faktor kimia pentrng
yang menentukan laju dekomposisi dan pemineralan N bahan organik (Handayanto, 1996).
Nilai Rasio Efisiensi Hayati (REH) menjadi salah satu parameter pendukung dalam penelitian ini. Bobot basah jamur merupakan komponen penting dalam menentukan nilai REH G. lucidum.Nilan REH menunjukkan kemampuan medium tanam dalam mencukupi nutrisi selama pertumbuhan dan perkembangan G. lrcidum dengan berat substrat medium tanam jamur (Suriawiria, 2000). Djarwanto er al. (2009 menambahkan bahwa setelah medium diinokulasi bibit jamur, sedikit demi sedikit medium akan mengalami dekomposisi dan kemudian akan dikonversi menjadi tubuh buah jamur yang dinyatakan dengan nilai REH (Tabel3).
Tabel 3. Rasio Efisiensi Hayati (REII) dan konversi bobot basah - kering G. lucidum asal Banyumas 84 pada medium serbuk kayu sengon dan limbah tanaman kacang tanah dengan komposisi yang berbeda
Konversi
Perlakuan
REH (%)
S1
20,431
49,06
S2
21,303
53,93
S3
26,267
53,67
S4 S5
S6
bobot basah
bio.unsoed.ac.id 32,35t 41,409
28,023
-
kering (%)
69,41
62,11 60,33
Keterangan: Sl : G. lucidum 84 pada medium serbuk kayu sengon 100%. 52 : G. lucidum 84 pada medium serbuk kayu sengon 90% dan limbah tanaman kacang tarnhl0o/o.
s3 S4
s5 S6
G. G. G. G.
lueidum 84 pada medium lucidum 84 pada medium lucidum B4 pada medium lucidumB4 pada medium
Berdasarkan Tabel
serbuk kayu serbuk kayu serbuk kayu serbuk kayu
sengon sengon sengon sengon
80o/o dan
limbah tanaman kacang tanah20o/o.
70o/o dan limbah tanaman kacang tanah 30%. 600/o dan limbah tanaman kacang tanah 40o/o.
50% dan limbah tanaman kacang tanah 50%.
3 diketahui nilai REH berkisar
20,431,
-
41,409yo.
Nilai REH tertinggi
yaitu pada perlakuan 54 (komposisi serbuk kayu karet 70% dan limbah tanaman kacang tanah 30%) sebesar 41,409yo, begitu juga nilai konversi bobot basah
*
keringnya yaitu sebesar 69,41yo. Hal ini
terjadi karena perlakuan 54 memiliki rerata produksi tubuh buah yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Jika kondisi medium bagus dan komposisi bahan tambahan yang tepat, maka akan menunjang pertumbuhan jamur dengan baik (Subowo et a1.,2004).
Suriawiria (2000) menyatakan bahwa nilai rasio efisiensi hayati dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti komposisi medium tanam yang digtrnakan, kualitas bibit, dan faktor lingkungan selama pemeliharaan medium tanam. Komposisi medium tanam yang mempunyai nutrisi yang tinggi akan
menghasilkan efisiensi hayati yang tinggi pula- Semakin tinggi bobot tubuh buah
jamw
yang
dihasilkan, menunjukkan tingginya nilai efisiensi hayati. Pertumbuhan dan perkembangan G. lucidum selain dipengaruhi oleh kandungan nutrisi dalam
medium tanam juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti kelembapa4 suhu dan pH medium tanam. Selama penelitian berlangsung kelembapan ruang produksi atau kumbung adalah sekitar 44 84% dengan kisaran suhu 22 - 31o C, pH medium adalah sekitar 5,46
-
7,0. Menurut Suriawiria (2001),
G. lrcidum tumbuh dengan baik pada tempat dengan kelembapan tinggi yaitu berkisar antara 75 dan dengan kisaran suhu 18
-27"
*
90%
C, pH medium tanam yang ideal adalah antara 6,0 -7,0.
Beberapa hasil pengoptimuman G. lucidum pada medium tanam diatas menunjukkan bahwa dengan adanya perbedaan komposisi medium tanam berpengaruh terhadap laju pertumbuhan miselium
juga produksi tubuh buahnya. Hasil tersebut tidak dapat mendeteksi kandungan gennanium organik yang dihasilkan dari tubuh buahnya. Berdasarkan hasil analisis germanium organik dari perlakuan 54
(komposisi serbuk kayu karet 70% dan limbah tanaman kacang tanah 30%) sebagai perlakuan yang
terbaik untuk pertumbuhan miselium dan produksi tubuh buah, hasilnya germanium organik tidak terdeteksi oleh alat uji. Hasil tersebut kemungkinan disebabkan isolat G. lrcidum asal Banyumas 84
tidak mampu menghasilkan logam tersebut, selain itu kayu yang digunakan sebagai bahan utama medium tanam terlalu lunak. Menurut Tong et al. (1994), kandungan germanium pada G. lucidum selain dipengaruhi oleh sifat genetika dari isolatnyajuga ditentukan olehjenis kayu sebagai medium
bio.unsoed.ac.id
tumbuhnya. Chang (1986), G. lucidum yang tumbuh pada kayu keras mengandung germanium yang lebih tinggi dibanding yang tumbuh pada kayu lunak.
KESIMPULAI\I
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
produksi rata-rata tubuh buah Ganoderma lucidum asal Banyumas 84 tertinggl pada perlakuan 54 yaitu dengan komposisi medium tanam serbuk kayu sengon
30% dengan bobot
sebes
ar 62,113 g. Bobot tersebut
70o/o dan limbah tanaman kacang tanah
49,34o/o
lebih besar jumlahnya apabila
kayu sengon dibandingkan dengan perlakuan 51 (kontrol) yaitu komposisi medium tanam serbuk 100% dan tanpa ditambahkan limbah tanaman kacang tanah'
Z.
perbandingan medium campuran serbuk gergaji kayu dan limbah tanaman kacang tanah terbaik
tidak mampu menghasilkan kandungan germanium.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucaPkan terima kasih kepada Agro Jamur, Kelurahan Pabuwaran' Kecamatan Purwokerto Utara" Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman atas fasilitas yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA Chang S. T., dan P. G. Miles. 1989. Edibte Mushroom and Their Cultivation. CRC Press Inc, Boca Raton Florida. Chang 1986. Improved Methods of Assay for Germanium in Crude Drugs. J Taiwan. Pharm Assac 3 : 333
-
338.
Gascho, G. J., and J. G. Davis. 1994. The Groundnut Crop. Ed. London.
By J. Smart. Chapman and Hall,
Handayanto, E. 1996. Dekomposisi dan Mineralisasi Bahan Organik. Habitat 7 (96):26-29 Leatham, G. F., dan T. J. Leonard. 1989. Biolory and Physiolory of Shiitake Mushroom Cultivation. The Proceedings of National Symposium mtd Trade Shaw, May 3-5 1989.
Moerdiati, 8., R. B. Ainurrasyid, dan S. Endah. 1999. Pengaruh berat media dan berat bibit terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (P. Florida). Habitat I 0 (105) : 44'47 . Steel, R.E.D.,
ffid J.H.Tonie.
1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biomefik.
bio.unsoed.ac.id
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lapupapua dan E. Susilo. 2004. Pengaruh Penyimpanan Isolat dan Penurunan Bibit (2) : terhadap plrtgrnUutran dan Hasil Panen Jamur tiram Putih (P. ostreatus\. Jurnal Biotilca 3
Subowo,
y.8.,
276-282.
10
Suprapti, S. 1987. Kemungkinan Pemasyarakatan Jamur Kayu Bulanan. Edisi Oktober 1987.
di
Indonesia. Duta Rimba. Majalah
Suriawiri4 U. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu : Shitake, Kuping tiram. Penebar Swaday4 Jakartz SuriawiriaU. 2001. Budidaya LingZtn dan Maitake Jamur Berkhasiat Obat. Penebar Swaday4 Jakarta Soetedjo, M. M., dan Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta.
Tjokrokusumo, D., H. I. Hendritomo., dan N. Widyastuti. 2004. Pengaruh penambahan dedak dan molase pada substrat pertumbuhan jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus). Jurnal Biotika3 (2) :8-t2.
Tong C. C, Khoong S. L, Lee C.
K.
1994. Growth Charasteristic and Germanium content Ganoderma lucidwn Growing in different Substrates. Biol Biotechnol2 :327 - 333.
of
bio.unsoed.ac.id
ll